PRESENTASI KASUS DIPERSIAPKAN DERMATITIS SEBOROIK Disusun oleh: Nabella Qisthina Laksita Dewi Prasojo Avita Marthacagani Ikrar Syahmar Oponen: Halida Umi Balkis M. Rizal Hidayatullah Muhammad Gema Ramadhan Muhammad Iqbal Maulana MODUL PRAKTIK KLINIK ILMU KESEHATANKULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA 2014 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA DERMATITIS SEBOROIK I.1 Definisi Dermatitis seboroik adalah dermatosis papuloskuamosa kronik yang mudah dikenali. Dermatitis seborik ini merupakan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan predileksi kelainannya adalah tempat-tempat seboroik, biasanya berasosiasi dengan peningkatan produksi sebum di kulit kepala dan area di wajah dan batang tubuh yang kaya dengan folikel sebasea.1 I.2. Epidemiologi Dermatitis seboroik memiliki dua puncak kejadian yakni pada bayi usia 3 bulan awal dan juga pada usia 40-70 tahun. Umumnya laki-laki lebih banyak terkena dibandingkan wanita dengan perbandingan 3:1. Dermatitis seboroik terjadi pada semua ras. Kelainan kulit ini lebih umum terjadi pada dewasa dibandingkan psoriasis. Selain itu 85% kasus infeksi HIV, pasiennya mengalami dermatitis seboroik. Dermatitis seboroik memiliki laju prevalensi 3-5%. Dermatitis seboroik tipe mild, berupa ketombe, merupakan bentuk yang paling sering ditemukan, yakni sebesar 15-20%.1,2 I.3. Etiopatogenesis Penyebab pasti belum diketahui.1 Seborrrhea o Kelainan ini berasosiasi dengan kulit yang berminyak, meskipun peningkatan produksi sebum, tidak selalu terdeteksi. o Predileksinya yakni di wajah, telinga, kulit kepala dan tubuh bagian atas, yang banyak folikel sebaseanya. o Kelenjar sebasea terlihat besar pada spesimen histologi potongan melintang. Efek mikrobial Obat o Beberapa obat dilaporkan memproduksi dermatitis seboroik seperti arsenik, metildopa, simetidin, neuroleptik. Abnormalitas neurotransmitter 2 o Dermatitis seboroik biasanya berasosiasi dengan berbagai abnormalitas neurologik, seperti postensefalik parkinsonism, epilepsi, supraorbital injury, paralisis wajah, poliomielitis, siringomielia, dan kuadriplegia. Stres emosional memperburuk kondisi kelainan ini. Faktor fisik o Aliran darah kutaneus dan suhu kulit bertanggung jawab atas distribusi dermatitis seboroik. o Suhu udara yang panas dan kelembaban yang rendah membuat kondisi semakin buruk. I.4. Histopatologi Gambaran histopatologi bervariasi tergantung tahap kelainannya apakah akut, subakut, atau kronik. Pada akut dan subakut tampak infiltrat superfisial perivaskular limfosit dan histiosit, spongiosis ringan, hiperplasia psoriasiform ringan, follicular plugging oleh ortokeratosis dan parakeratosis, dan krusta mengandung netrofil pada ujung follicular ostia. Pada tahap kronik tampak kapiler dan vena dilatasi di pleksus superfisia, dan psoriasiform yang sulit dibedakan dengan psoriasis. Namun yang membedakan adalah krusta yang mengandung netrofil pada ujung dilated horn-filled follicular infundibula.1 I.5.Gejala Klinis Pada semua pasien terdapat tahap seborik yang berkombinasi dengan perubahan warna abu-putih atau kuning-merah, prominent follicular openings, dan pityriasiform scales.1 Tabel 1. Pola Klinis Dermatitis Seboroik1 3 I.6. Dermatitis Seboroik pada Dewasa Gambaran klinis berbeda pada anak dan dewasa. Pada dewasa berasosiasi dengan seborea, scaling, kemerahan, pruritus pada kulit kepala, alis, lipat nasolabial, area retroaurikular, dan di atas sternum. Asymptomatic fluffy, ketombe halus pada kulit kepala disebut pitiarisis sika. Lesi kulit dikarakteristikan dengan warna kuning, eritema, infiltrat inflamasi dan berminyak, krusta dan skuama tebal. Bentuk yang berminyak ini disebut pitiarisis stetoides.1,2 Gambar 1. Dermatitis seboroik di wajah, kulit kepala, dan telinga I.7. Diagnosis Banding Pada kulit kepala: ketombe, psoriasis, dermatitis atopik, impetigo Liang telinga: psoriasis, dermatitis kontak/iritan/alergi, otomikosis, otitis eksterna Wajah: rosacea, dermatitis kontak, psoriasis, impetigo Dada dan punggung: pitiarisis versicolor, pitiarisis rosea Kelopak mata: dermatitis atopi, psoriasis, demodicosis Area intertriginosa: psoriasis, kandidiasis Pada psoriasis skuama-skuama lebih berlapis disertai dengan tanda tetesan lilin dan Auspitz. Pada kandidiasis terdapat eritema warna merah cerah batas tegas dengan satelit di 4 sekitarnya.Pada otomikosis tampak elemen jamur pada sediaan langsung. Otitis eksterna menyebabkan tanda radang.1,2 I.8. Tata Laksana Prinsip pengobatannya bertujuan untuk melepas skuama dan krusta, menghambat kolonisasi jamur, mengatasi infeksi sekunder, mengurangi eritema dan gatal. Penyakit ini dapat berulang. Oleh karena itu, edukasi dan penatalaksanaan non-medikamentosa maupun medikamentosa perlu dilakukan.2,3 Untuk terapi non-medikamentosa, pemberian edukasi mengenai penghindaran pada stres emosional dan kurang tidur. Dietnya diusahakan untuk menghindari lemak. Perlu juga memperhatikan musim, penyakit saraf, dan pemakaian obat-obatan tertentu seperti metildopa, preparat emas, simetidin, dan neuroleptik.2,3 Untuk pengobatan sistemiknya, dapat digunakan kortikosteroid berupa prednisone 2030 mg sehari. Isotretinoin juga dapat dipakai untuk mengurangi aktivitas kelenjar sebasea dengan dosis 0.1-0.3 mg/kgBB/hari selama 4 minggu. Sesudah itu, diberikan dosis 5-10 mg per hari selama beberapa tahun untuk mengontrol penyakitnya. Narrow band UVB 3x seminggu selama 8 minggu dapat menjadi alternatif. Ketokonazol 200 mg per hari juga dapat digunakan jika ditemukan adanya dermatitis seboroik akibat P.ovale.2 Untuk pengobatan topikalnya pada kasus Pitiriasis sika dan oleosa, seminggu 2-3x scalp dikeramasi selama 5-15 menit, misalnya dengan selenium sulfide (selsun). Krim urea 10%. Obat lain yang dapat digunakan adalah ter (likuor karbonas 2-5%), resorsin (1-3%), sulfur praesipitatum (4-20%), krim hidrokortison, dan krim ketokonazol 2%.2 I.7. Prognosis Secara umum, dermatitis seboroik tidak menyebabkan kematian dan jarang menimbulkan komplikasi sistemik maupun gejala berat lainnya. Ad Vitam : Bonam Ad Functionam : Bonam Ad Sanactionam : Dubia ad bonam 5 BAB II ILUSTRASI KASUS II.1. Identitas Nama : Ny.M Usia : 41 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SMA Status : Menikah Pekerjaan : Wiraswasta Suku : Ambon Alamat : Ambon II.2. Anamnesis Keluhan utama Pasien datang dengan keluhan gatal di kepala memberat sejak 2 minggu SMRS Riwayat penyakit sekarang Sejak 2 tahun yang lalu, pasien sudah mengeluh gatal di kepala. Keluhan gatal dirasakan sepanjang hari namun memberat terutama pada siang hari saat matahari sedang terik-teriknya dan saat sedang berkeringat. Dalam 2 minggu SMRS, gatal semakin memberat hingga pasien memotong habis rambutnya. Gatal pertama dirasakan di puncak kepala, lalu dirasa di bagian kepala belakang dan belakang telinga. Pasien mengaku sudah pernah berobat ke dokter kulit mendapatkan shampo dan salep. Pasien tidak ingat nama shampo dan salep yang digunakan. Saat obat habis.keluhan muncul kembali dan pasien tidak kembali kontrol ke dokter. Pasien mengaku shampoan setiap hari dan menggaruk untuk mengurangi rasa gatalnya. Dalam sehari, pasien dapat keramas lebih dari 2x, tergantung kegatalan dan keringat. Pasien memakai shampo yang dijual bebas di pasaran dan sering berganti merk jika shampo sudah habis. Pasien merasa rambutnya menjadi mudah rontok. Pasien menggunakan jilbab jika keluar rumah. Jilbab yang dipakai berbahan licin dan tidak menyerap keringat. Jilbab diganti 2 hari sekali. Setelah keramas pasien mengeringkan rambut dengan handuk, namun jika sedang terburu-buru pasien menggunakan jilbab tanpa menunggu rambutnya hingga kering. Pasien sedang tidak mengonsumsi obat6 obat tertentu. Sehari-hari pasien bekerja di kasir toko bahan bangunan yang agak sumpek dan berdebu. Kegiatan pasien sehari-hari lebih banyak duduk. Keluhan serupa tidak ditemukan di anggota tubuh lain. Pada anggota keluarga yang serumah tidak ada yang mengalami keluhan serupa. Riwayat penyakit dahulu Riwayat dermatitis atopik, rhinitis alergi dan asma disangkal oleh pasien.Hipertensi, diabetes melitus, dan kolesterol juga disangkal pasien. Riwayat penyakit keluarga Riwayat dermatitis atopik, rhinitis alergi dan asma disangkal oleh pasien. Riwayat sosial Pasien merupakan wiraswasta, yaitu mempunyai toko bangunan. II.3. Pemeriksaan fisik Status generalis Keadaan umum : compos mentis, tampak sakit ringan Tanda vital : Nadi : 88x/menit Nafas : 18x/menit Suhu : afebris Tekanan darah : 130/80 Status Dermatologikus 7 Regio kepala terdapat plak eritematosa bentuk bulat hingga ireguler, berukuran plakat, berbatas difus, diatasnya terdapat skuama kasar hingga halus berwarna putih yang berminyak. Regio kepala belakang terdapat plak eritematosa bentuk ireguler, berukuran plakat, berbatas difus, diatasnya terdapat skuama halus berwarna putih. 8 Regio retroaurikuler terdapat macula eritematosa berbentuk ireguler, berukuran plakat, berbatas difus, berjumlah soliter di atasnya terdapat skuama halus warna putih. II.4. Diagnosis Dermatitis Seboroik II. 5. Tata Laksana Medikamentosa - Anti-histamin oral: CTM 1x1 tablet - Oilum coccos Non-medikamentosa: - Anjuran untuk mencuci rambut setiap hari dengan shampo yang mild (tidak mengandung anti-ketombe). - Edukasi menghindari pencetus: cara membersihkan rambut, mengeringkan rambut, menghindari stres, makanan berlemak, menggunakan jilbab yang menyerap keringat. II.6. Prognosis Ad Vitam :Bonam Ad Functionam : Bonam Ad Sanactionam : Dubia ad bonam 9 BAB III DISKUSI Dari anamnesis diketahui bahwa pasien merasa gatal di kepala terutama pada saat berkeringat dan saat sedang di terik matahari. Kondisi ini diduga berhubungan dengan kondisi lelah yang dapat menimbulkan gatal pada pasien dermatitis seboroik. Hal ini bisa disebabkan oleh aktivitas kelenjar sebasea yang dipengaruhi oleh sistem neural. Selain itu terik matahari juga berpengaruh mengakibatkan suhu yang cukup tinggi sehingga memperparah kondisi pasiennya. Selain lelah, faktor lain yang dapat menimbulkan gatal diantaranya adalah stres emosional, infeksi, dan defisiensi imun. Etiologi dari dermatitis seboroik ini memang belum diketahui secara pasti, tetapi biasanya menyerang bayi dan pada usia 18-40 tahun di mana kelenjar sebasea cenderung aktif. Kasus ini merupakan kasus yang cukup jarang karena biasanya pada usia tua dermatitis seboroik lebih banyak menyerang pria dibandingkan wanita. Pasien merasakan gatal terutama di daerah kepala. Hal ini sesuai dengan daerah predileksi dermatitis seboroik yang timbul di tempat-tempat seboroik. Sejauh ini, diagnosis banding yang masih dipikirkan adalah psoriasis dan dermatitis atopik. Psoriasis masih belum dapat disingkirkan karena walaupun skuamanya berbeda, tempat predileksi dari psoriasis salah satunya adalah daerah scalp .Dari anamnesis riwayat penyakit sebelumnya, dermatitis atopik dapat disingkirkan karena pasien tidak pernah ada riwayat alergi apapun. Pasien sudah pernah berobat dengan shampo dan salep tetapi kembali gatal karena penyakit ini dapat timbul lagi, apalagi menimbang pekerjaan pasien yang merupakan seorang pengusaha toko bangunan yang kerap berkeringat. Dari pemeriksaan status dermatologikusnya didapatkan plak eritematosa, berbentuk bulat hingga ireguler, berukuran plakat, berbatas tegas, berjumlah multipel, tersebar diskret, diatasnya terdapat skuama halus hingga kasar yang berminyak pada daerah scalp, leher, dan belakang telinga. Minyak inilah yang membedakan antara lesi psoriasis dengan dermatitis seboroik apabila sama-sama ditemukan di daerah scalp. Perbedaan psoriasis yang lain adalah pada psoriasis dapat ditemukan tanda tetesan lilin dan auspitz. Diagnosis banding lain yang mungkin apabila menyerang daerah kepala adalah ketombe, tetapi ketombe tidak menyebabkan lesi di tempat lain dan juga efloresensinya tidak seperti pada pasien ini. Dalam penatalaksanaannya, pasien diedukasi untuk menghindari faktor-faktor pencetus atau faktor yang memperberat terjadinya dermatitis seboroik, diantaranya stres emosional dan kurang tidur. Selain itu, diet makanan juga perlu diperhatikan, pasien mesti 10 menghindari makanan yang berlemak/pedas. Pasien juga perlu diedukasi mengenai menjaga kebersihan rambut: frekuensi keramas, durasi keramas, cara keramas, menghindari lembab di daerah kepala, mengeringkan daerah rambut setelah keramas, penggunaan bahan jilbab yang menyerap keringat. Untuk terapi medikamentosa, pasien diberikan obat oral dan topikal. Obat oral yang diberikan adalah antihistamin untuk mengurangi rasa gatal sehingga pasien menjadi lebih nyaman. Antihistamin yang diberikan adalah CTM yang diminum sekali sehari sebanyak satu tablet. Oleh karena obat ini bersifat sedatif maka ada baiknya untuk diminum malam hari agar tidak mengganggu aktivitas. Pasien juga diberikan oilum coccos yang digunakan pada malam hari. Pemberian oilum coccos ini bertujuan untuk menghilangkan skuama-skuama yang ada. 11 DAFTAR PUSTAKA 1. Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI. Fitzpatrick's dermatology in general medicine. 6th ed.USA: McGraw-Hill; 2003. 2. Djuanda A, et al. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi 6. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2010. 3. Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas & synopsis of clinical dermatology. Edisi ke-6. Singapore: McGrawHill. 2009 12