IV. HasildanPembahasan A. Kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis Hasil penelitian tentang kelimpahan di stasiun satu berkisar 34-40 individu/m2. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan kelimpahan di stasiun dua yang berada pada kisaran 6-12 individu/m2 (Tabel 1). Dari data tentang jumlah individu di hitung pola sebaran (Id) diketahui bahwa nilai pola sebaran yang dihitung pada semua plot di kedua stasiun berada pada pola sebaran Indeks Morishita, merata, sesuai dengan Id< 1 seragam (uniform) karena hasil yang didapat adalah pola sebarannya lebih kecil dari 1.Pola sebaran merata ini menurut Odum (1993) terjadi karena adanya persaingan individu sehingga mendorong pembagian ruang secara merata. Tabel 1. Data kelimpahan dan pola kelimpahan kerang (Donax variabilis) Data Kelimpahan dan Pola Sebaran Donax variabilis PLOT STASIUN 1 JUMLAH TOTAL RATAAN 2 K Id RATAAN JUMLAH TOTAL RATAAN K Id Id 1 2 73 180 60,00 60,00 0,48 0,34 Id 5 18 6,00 6,00 0,07 37 0,11 7 0,30 70 0,44 6 0,18 45 146 48,67 48,67 0,27 0,32 Rataan 18 37 12,33 12,33 0,65 51 0,35 9 0,10 50 0,33 10 0,14 21 0,18 0,30 3 4 5 31 152 50,67 50,67 0,11 0,34 14 38 12,67 12,67 0,34 66 0,55 11 0,18 55 0,38 13 0,28 10 102 34,00 34,00 0,00 0,39 9 24 8,00 8,00 0,31 42 0,48 7 0,14 50 0,70 8 0,22 39 122 40,67 40,67 0,28 0,31 12 27 9,00 9,00 0,50 38 0,27 6 0,04 45 0,39 9 0,23 Keterangan : K : Kelimpahan Id : Polasebaran Pada penelitian ini terlihat bahwa kepadatan populasi kerang Donax variabilis di pantai pulau Jefman pada stasiun II pada plot 1 kelimpahan rataan paling rendah yaitu 6,00 individu/m2 dibandingkan dengan stasiun I pada plot 1 kelimpahan rataan yaitu 60,00 individu/m2. Pada stasiun II pantai ini tidak ditumbuhi oleh magrove, selain itu pada pantai ini juga terdapat aktifitas manusia, seperti pelabuhan perahuperahu yang bisa mencemari laut karena adanya tetesan minyak dari perahu dan juga pemukiman penduduk yang lumayan padat mempunyai sehingga sebaran menyebabkan nutrien dan perairan penetrasi tersebut cahaya akan berkurang . Tinggi rendahnya kepadatan populasi diduga disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah natalitas dan imigrasi, mortalitas, dan emigrasi sedangkan faktor eksternal yaitu faktor luar lingkungan yang 22 0,26 0,22 0,26 sangat mempengaruhi kepadatan berupa suhu dan salinitas (Yelisman et al., 2012). Tingginya populasi Donax variabilis pada stasiun I disebabkan kondisi stasiun ini cukup mendukung untuk kehidupan kerang Donax variabilis,dimana jenis sedimen distasiun I didominasi oleh pasir dan juga adanya mangrove tumbuh disekitar pantai. MenurutSugiarto (1995)dalam Ridho (2012) berpendapat bahwa hutan mangrove merupakan sumber nutrisi, tempat pelestarian ikan, udang, kepiting dan kerangkerangan. Kondisi substrat yang berpasir turut memberi pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap distribusi penyebaran dan kelimpahan kerang. Wood (1987) dalam Ridho (2012) melaporkan bahwa pada substrat berpasir, kandungan oksigen relatif lebih besar tetapi tidak banyak mengandung nutrien, dibandingkan substrat yang halus oksigennya terbatas, tetapi cukup tersedia nutrien.Brower (1990) menyatakan beberapa kerang menyukai substrat yang berbeda, hal ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhinya yaitu kebiasaan makan, ketersediaan nutrien dan jenis substrat. B. Aktifitas Antibakteri dari kerang Donax variabilis Adanya aktivitas antibakteri ditandai dengan terbentuknya zona hambat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, adanya zona bening disekitar daging kerang, ini menunjukkan bahwa ada senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Ukuran diameter zona hambat potongan kerang Donax varibilis 23 pada bakteri S. Aureus rata-rata mencapai 3,2 mm sedangkan E. Coli yaitu rata-rata 3 mm. C. Hasil Fitokimia dari kerang Donax variabilis Analisis senyawa kimia dari ekstrak Donax variabilis meliputi uji alkaloid, fenolik, quinon, saponin, triterpenoid, steroid, dan triterpenoid.Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis fitokimia terhadap ekstrak kerang Donax variabilis uji saponin menunjukkan hasil positif karena terbentuknya busa, uji flavanoid menunjukkan hasil negatif karena tidak terbentuk warna kuning sampai merah pada lapisan amilalkohol pada layer bagian atas, uji kuinon juga menunjukkan hasil negatif karena tidak terbentuknya warna kuning, sedangkan uji alkaloid menunjukkan hasil positif, karena adanya endapan coklat dan adanya perubahan warna merah menjadi jingga, uji tanin/senyawa fenolik larutan berubah tidak menunjukkan warna hasil menjadi negatif hijau, uji karena steroid menunjukkan hasil positif karena terbentuknya warna biru, dan uji triterpenoid menunjukkan hasil negatif karena tidak terbentuknya warna merah (Tabel 2). Tabel 2. Hasil analisis fitokimia dari kerang Donax variabilis. Jenis uji Warna fitokimia Warna/ perubahan Hasil yang seharusnya terjadi Saponin Terbentuk Terbentuk busa 24 Positif (+) busa Flavanoid Jingga Merah jingga Negatif (-) sampai merah ungu Kuinon Merah Merah Negatif (-) Alkaloid Merah Merah, jingga Positif (+) Hijau Negatif (-) Fenolik Steroid Merah Biru Positif (+) Triterpenoid Merah Merah Negatif (-) Keterangan : + - :Mengandung senyawa : Tidak mengandung senyawa Terbentuknya Zona hambat (zona bening) pada lapisan agar, karena senyawa antibakteri berdifusi ke dalam lapisan agar dan menghambat antibakteri berinteraksi pertumbuhan dengan bakteri. dinding sel Senyawa bakteri, mengakibatkan permeabilitas pada sel bakteri juga berdifusi ke dalam sel sehingga pertumbuhan bakteri terhambat bahkan mati (Enberg, 1983). Hasil analisis yang didapat kerang Donax variabilis dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri E. coli dan S. aureus. Senyawa aktif yang terkandung dalam kerang Donax variabilis (Bia res) memiliki potensi sebagai antibakteri antara lain : saponin, alkaloid, dan steroid.Menurut Hardiningtyas 25 (2009) senyawa steroid, saponin, alkaloid memiliki aktivitas sebagai antimikroba, antijamur, antibakteri, antikanker, dan sitoteksis. Hardiningtyas (2009) antitumor, menyatakan efek utama saponin terhadap bakteri adalah adanya pelepasan protein dan enzim dari dalam dilakukanolehYunus (1998) bahwa farmakologis, satunya salah sel. Penelitian alkaloid adalah memiliki memperlebar yang sifat saluran pernapasan pada penderita sesak nafas. Uji steroid terhadap ekstrak kerang Donax variabilis menunjukkan hasil positif yang ditunjukkan dengan terbentuknya larutan warna biru. Yunus (1998) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa steroid dapat digunakan sebagai obat antiintlamasi pada penderita asma, sebagai senyawa mampu memerangi kolesterol jahat dalam tubuh dan bermanfaat sebagai afrodisiaka (stamina tubuh). Fessenden dan Fessenden (1997) melaporkan bahwa steroid merupakan senyawa yang dapat dijumpai hampir pada semua mahluk hidup kecuali pada bakteri. Penelitian yang dilakukan Nurjanah et al, (2011) pada kerang pisau terdapat senyawa alkaloid, steroid, flavanoid sebagai salah satu penghasil senyawa antioksidan. Dalunigrum (2009) menyatakan ekstrak kerang darah terdapat senyawa alkaloid dan steroid sebagai senyawa antibakteri. Penelitian Pebrian et al (2010) pada kerang hijau termasuk senyawa antibakteri karena terdapat senyawa alkaloid dan steroid. Berdasarkan potensi tersebut maka kerang Donax variabilis memiliki fungsi sebagai anti bakteri, sehingga bisa dijadikan sebagai bahan obat alternatif untuk mengatasi atau dapat menyembuhkan penyakit kuning. 26