1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas dan banyak variabel yang mempengaruhinya. Sebagai salah satu proses psikologi, pendidikan tak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Dari perspektif mengajar,pelakunya adalah peserta didik/siswa yang melakukan aktivitas belajar. Dengan demikian , pendidikan adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik yang memiliki tujuan tertentu. Pendidikan sebagai proses pada dasarnya membimbing peserta didik menuju pada tahapan kedewasaan dengan melalui program pendidikan sekolah ataupun pendidikan luar sekolah, termasuk di dalamnya pendidikan dalam keluarga serta lingkungan. Dalam bingkai nasional, pembangunan pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Oleh sebab iu ke arah pecapaian tujuan pendidikan yang diharapkan, garapan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu sistem yang dlaksanakan secara semesta,menyeluruh dan terpadu dengan melibatkan berbagai pihak termasuk lingkungan keluarga,masyarakat,dan pemerintah baik secara sendiri – sendiri maupun secara bersama-sama ( Dinn Wahyudin. 2006:3.2) 2 Berbagai peran guru dalam pebelajaran, kemampuan ini perlu dimiliki oleh para guru,karena pembelajaran bukan semata-mata proses transformasi informasi atau keterampilan,tetapi suatu proses yang harus melibatkan secara aktif para siswa dalam pengembangan perilaku yang diharapkan, proses pembelajaran adalah proses yang konstitutional, artinya harus berbasis kepada kondisi objektif dan perkembangan siswa. Pekembangan sering dibedakan dari pertumbuhan. Pertumbuhan biasanya lebih merujuk kepada aspek fisik (biologis). Perkembangan adalah proses yang kompleks karena perkembangan merupakan hasil dari berbagai proses biologis,kognitif,social,moral. Dalam pandangan lama, para ahli membagi konsentrasi studi tentang perkembangan anak kedalam (1) pertumbuhan dan perkembangan fisik (2) perkembangan aspek kognitif (3) pekembangan psikososial Namun dalam pandangan mutakhir pembagian konsentrasi itu tidak tepat dan artificial (dibuat-buat) kerena bagaimanapun juga perkembangan dalam aspek yang satu akan mempengaruhi aspek lainnya.padangan mutakhir ini disebut pandangan holistis yang melihat manusia sebagai makhluk biologis,kognitif,social. Persepektif hoistis merupakan keterpaduan pandangan tentang proses perkembangan yang menekankan pentingnya interaksi antara perkembangan fisik,mental,social,emosi,dan moral. ( Djam’an Satori, 2008 : 3.3 ) 3 Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan ( Mulyani Sumantri, 2009 : 1.8) Perubahan pada perkembangan meupakan produk dari proses-proses biologis,kognitif,dan social.perubahan itu terjadi pada perkembangan manusia yang berlangsung pada keseluruhan siklus hidupnya. Diantara peran guru yang lain ialah dalam pengembangan rancangan pembelajaran. Proses pembelajran merupakan proses inkuiri dan reflektif,yang menekankan pentingnya pengalaman dan penghayatan guru terhadap proses itu sendiri.rancangan pembelajaran harus dikembangkan atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang berorientasi kepada perkembangan siswa,perkembangan adalah tujuan pembelajaran. Rancangan pembelajaran baik rancangan jangka pendek maupun jangka panjang mencakup komponen-komponen: a. Analisis kurikulum, yaiu kegiatan untuk merumuskan rencana dan bahan ajar yang lebih bermakna dan sesuai perkembangan peserta didik b. Tujuan pembelajaran, yang meliputi empat tipe tujuan pembelajaran yaitu tujuan perilaku c. tujuan pemecahan masalah,tujuan ekspresif dan tujuan afekif. d. Rencana kegiatan (kegiatan awal,kegiatan inti, kegiatan penutup) e. Rencana Evaluasi (evaluasi sumatif dan evaluasi formatif) 4 Sebagaimana kita ketahui , bahwa proses pembelajaran adalah membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perubahan prilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning ( 1975 ) mengemukakan. “ Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan – keadaan sesaat seseorang ( misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya )” (Ngalim Purwanto, MP, 1990 : 84) Beranjak dari definisi yang dikemukakan iu dijelaskan bahwa belajar itu suatu proses yang benar-benar bersifat internal ( a purely internal event ). Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat di lihat dengan nyata ; proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar menurtnya tersebut bukan tingkah laku yang Nampak, tetapi terutamaadalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam dii individu dalam usahanya memperoleh hubungan – hubungan baru ( New associaionns ) Skinner berpandagan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun ( Dimyati , 1994: 9 ) 5 Pikiran itu mengandung arti bahwa dampak itu terjadi karena ada proses interaksi antara guru dan peserta didik, antara peserta didik dengan peserta didik, antara peserta didik dengan iklim atau suasana belajar yang dikembangkan. Dengan demikian kehidupan manusia dalam pendidikan mempunyai 2 macam fungsi, yaitu berfungsi sebagai obyek dan sebagai subyek. H. Bonner berpendapat dalam bukunya Sosial Psyhology (1990 ) memberikan rumusan ineraksi sebagai berikut : “ Interaksi adalah suatu hubungan antara 2 individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya” ( Ahmadi, 1990 : 54 ) Setiap kegiatan pembelajaran bertolak dari dan terarah kepada pencapaian tujuan, Di sini, upaya sistematis yang berkaian dengan pengembangan lingkungan belajar diciptakan agar tujuan pembelajaran dapat dikatakan sebagai dampak dari proses pembelajaran. Dampak pembelajaran dapat dibedakan kedalam dampak langsung atau dampak instruksional dan dampak tak langsung atau dampak pengiring. Yang dimaksud dampak langsung ialah dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembelajaran yang telah di programkan semula, sedangkan dampak pengiring muncul sebagai pengaruh dari atau terjadi pengalaman dari lingkungan belajar. 6 Dampak pengiring bias berwujud dalam bentuk pemahaman, apresasi, sikap, moivasi, kesadaran, keterampilan social, dan perilaku sejenis lainnya.dampak pengring pada suatu proses pembelajaran bias menjadi dampak instruksional dari proses yamg lain. Oleh karena itu ,dalam wujud perilaku individu dampak instruksional dan dampak pengiring akan menjadi satu keterpaduan. kondisi ini merupakan gambaran perilaku efektif dari proses perkembangan peserta didik. Tampak jelas bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang tidak semata-mata memberikan dampak instruksional tetapi juga memberikan dampak pengiring positif. Proses pembelajaran akan selalu berlangsung dalam sau adegan,disekolah jelasnya adalah adegan kelas. adegan itu perlu diciptakan dan dikembangkan menjadi wahana bagi keberlagsungan proses pembelajaran yang efektif. Tampaknya tidak ada aspek yang dibicarakan sesering manajemen kelas,dan menjadi kepedulian guru, alasannya cukup sederhana, ialah bahwa manajemen kelas merupakan perangkat perilaku yang kompleks dimana guru menggunakannya untuk mengembangkan dan memelihara kodisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai ujuan pembelajaran secara efisien.dengan kata lain, manajemen kelas yang efektif menjadi prasyarat utama bagi pembelajaran yang efektif. Manajemen kelas dapat dipandang sebagi tugas guu yang ama fundamental. 7 Tidak ada satun pun yang dianggap sebagai pendekatan terbaik dalam manajemen kelas. Oleh karena itu, hasil kajian lieratur menunjukkan ada Sembilan definisi,yang sekaligus menggambarkan pendekatan tentang manajemen kelas,kesembilan pendekatan ini dibedakan karena memang setiap pendekatan menampilkan posisi filosofis dan wujud operasional dari manajemen kelas. Pendekatan pertama ialah pendekatan otoriter. Pendekatan ini memandang bahwa manajemen kelas adalah proses mengendalikan perilaku peserta didik, dalam posisi ini,peranan guru adalah mengembangkan dan memelihara aturan atau disiplin di dalam kelas. Pendekatan kedua ialah pendekatan intimidasi. Pendekatan ini juga memandang manajemen kelas sebagai proses mengendalikan perilaku peserta didik. Ketiga ialah pendekatan permisif . esensi pendekatan terletak pada peran guru memaksimalkan kebebasasn peserta didik. Keempat ialah pendekatan buku masak. Pendekatan ini tidak didasarkan atas konsep teoretis atau landasan psikologis tertentu. Kelima ialah pendekatan instruksional. Yaitu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik. Keenam ialah pendekatan modifikasi prilaku. Pendekaan ini memandang manajemen kelas sebagai proses modifikaasi perilaku peserta didik. 8 Pendekatan ketujuh memandang manajemen kelas sebagai proses menciptakan iklim sosio-emosional yang positif didalam kelas. Pendekatan yang kedelapan menempatkan kelas sebagai suatu system social dimana proses kelompok dalam system tersbut menjadi hal penting paling utama. Kedelapan posisi yang dikemukakan diatas menggambarkan perbedaan dari delapan pendekatan manajemen kelas. akan tetapi tidak ada satu pendekatan pun yang teruji paling baik ( Djam’an Satori. 2008 : 3.40 ) Tidak ada satu pendekatan pun yang dianggap sebagai pendekatan terbaik dalam manajemen kelas.oleh karena itu , seorang guru memang perlu memahami berbagai pendekatan. Untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang mendukung terjadinya pembelajaran yang efektif adalah pendekatan jamak atau pendekaan pluralistic (James M. Cooper,ed., 1990: 3.42) Brophy dan putnan ( Good dan Brophy,1990 ) menyebutnya sebagai pendekatan optimal, yaitu sebagai proses pengembangan lingkungan belajar yang dikehendaki dan menekankan sekecil mungkin pembatasan – pembatasan. ( Djam’an Satori., 2008 : 3.43 ) Dilihat dari kacamata tugas guru, pembelajaran akan menyangkut dua perangkat kegiatan yaitu : mengajar dan manajemen. Kegiatan mengajar dimaksudkan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Mendiagnosis kebutuhan peserta didik, perencanaan pengajaran, 9 penyajian informasi, mengajukan pertanyaan, dan menilai kemajuan peserta didik adalah berbagai contoh kegiatan mengajar. Sedangkan kegiatan manajerial dimaksudkan untuk menciptakan dan memelihara kondisi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien. Kedua hal tersebut , yaitu kegiatan mengajar dan manajerial, didalam praktek sering kali sulit ditarik garis pemisah yang tegas. Akan tetapi seorang guru perlu paham mana persoalan mengajar dan mana persoalan manajerial. Manajemen kelas adalah prasyarat dan sekaligus menjadi aspek penting bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Beberapa contoh dalam hal apa strategi manajemen kelas yang efektif untuk mengembangkan perilaku peserta didik ialah : (1) strategi otoriter efekrif untuk mengikuti perilaku yang keliru (2) strategi modifikasi perilaku efektif untuk meningkatkan perilaku yang tepat, (3) strategi iklim sosioemosional efektif unuk mempercepat hubungan antarpribadi yang positif, dan (4) startegi proses kelompok efektif untuk menumbuhkan norma kelompok ( James M. Cooper,ed., (1990 : 3.44) Selain dari beberapa strategi yang harus dikembangkan dalam manajemen kelas, keragaman dan perkembangan individual dan kelompok diantara peserta didik harus juga dipertimbangkan dalam manajeman kelas, karena sifat karakteristik perkembangan peserta didik,kelas-kelas di tingkat sekolah dasar,dapat digolongkan kedalm kelas awal/rendah(kelas 1-3) dan kelas tinggi (kelas4-6). 10 Brophy dan Evertson ( Good dan Brophy, 1990 : 3.45) membedakan kedalam kelas-kelas awal,tengah,dan tinggi. Penggolongan kelas seperti ini membawa implikasi terhadap peran guru dan teknik manajemen kelas. Untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang mendukung terjadinya pembelajaran yang efektif adalah pendekatan jamak atau pendekaan pluralistic (James M. Cooper,ed., 1990: 3.42) tedapat empat langkah yang mesti ditempuh guru untuk melaksanakan manajemen kelas ( James and Cooper,ed, 1990: 3.46) keempat lanhkah tersebut ialah (1) merumuskan kondisi kelas yang dikehendaki, (2) menganalisis kondisi kelas yang ada pada saat ini, (3) memilih dan menggunakan strategi manajerial ,serta (4) menilai efektifitas manajerial. Manajemen kelas yang baik terarah kepada upaya pencegahan munculnya perilaku bermasalah,dan penataan lingkungan fisik. Penataan kelas akan mempengaruhi keterlibatan dan partisipasi peserta didik,dan penataan fisik harus sejalan dengan tujuan pembelajaran. Ukuran kelas di Indonesia amat beragam, dikota-kota besar,ukuran kelas relative besar, antara 30-40 orang,namun di kota-kota kecil dan pedesaan cenderung berukuran kecil.seorang guru tentu tidak dapat langsung mendistribusikan perhatian kepada kelas secara menyeluruh. Oleh karena itu, salah satu alternatif atau cara yang dapat dilakukan, terutama dalam kelas besar, membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil. 11 Pengelompokan peserta didik ke dalam kelompok - kelompok kecil harus dilakukan dengan hati-hati. Apakah kelompok akan dibuat secara homogen atau heterogen. Kelompok homogen yang terdiri atas peserta didik dengan kemampuan dan kebutuhan yang relatif sama. Sedangkan kelompok heterogen adalah kelompok yang terdiri dari peserta didik dengan kemampuan dan kebutuhan yang beragam.Pengelompokan peserta didik seperti itu akan bergantung kepada tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa pengelompokan peserta didik seperi ini tidak mengubah tugas guru, dan mengalihkan tanggug jawab kepada peserta didik Dalam penelitian ini peneliti mengambil obyek penelitian di MI Miftahul Ulum Desa Kerang Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso. Berdasarkan Obsevasi awal yang dilaksanakan oleh peneliti, karena peran guru sangat mendasar dalam hal memakai dan menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, kemampuan ini perlu dimiliki para guru karena pembelajaran bukan semata-mata proses transformasi informasi atau keterampilan, tetapi suatu proses yang harus melibatkan secara aktif para siswa dalam mengembangkan perilaku yang diharapkan. Untuk meningkatkan peranan guru dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa, maka guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan mampu mengelola kelas. Karena kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisir. Lingkungan ini perlu diatur dan diawasi agar 12 kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik ialah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Pengelolaan kelas adalah semua upaya dan tindakan guru membina, memobilisasi, dan menggunakan sumber daya kelas secara optimal, selektif dan efektif untuk menciptakan kondisi atau menyelesaikan problema kelas agar proses belajar mengajar dapat berlangsung wajar. Dilihat dari permasalahan diatas peneliti ingin mengetahui bagaimana peran guru dalam mengelola kelas di MI Miftahul Ulum Desa Kerang dan bagaimana peran guru dalam penataan lingkungan fisik kelas serta bagaimana peran guru dalam pengaturan fasilitas kelas. B. Alasan Pemilihan Judul Alasan pemilihan judul dalam penulisan Ilmiah ini merupakan hal yang sangat penting untuk memperkuat judul, karena dalam penelitian judul diperlukan adanya pertimbangan dan pemikiran yang tepat untuk memperoleh tujuan yang dimaksud. Adapun yang menjadi alasan pemilihan judul ini adalah : 1. Alasan Obyektif a. Judul tersebut sangat menarik untuk diteliti, karena Manajemen kelas / pengelolaan kelas harus diciptakan oleh guru untuk memelihara kondisi kelas yang memungkinkan pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien. 13 2. Alasan Subyektif a. Judul tersebut sangat relevan dan tidak menyimpang dari disiplin ilmu yang peneliti tekuni. b. Tersedianya literatur sekaligus waktu, tempat dan dana yang digunakan dalam menunjag keberhasilan penelitian ini. c. Bersedianya Dosen pembimbing dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penelii. C. Penegasan Judul Untuk mempermudah pemahaman dan menghindari kerancuan pengertian, maka perlu adanya penegasan judul dalam penulisan skripsi ini sesuai dengan fokus yang terkandung dalam tema pembahasan, antara lain sebagai berikut yaitu: a. Peran Peranan diartikan sebagai seperangkat tingkah laku atau tugas yang harus atau dapat dilakukan seseorang pada situasi tertentu sesuai dengan fungsi dan kedudukannya ( Din Wahyudin, Supriadi, Ishak Abdullah, 2006. 9.32 ) Secara umum banyak sekali peranan yang mesti dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, namun peranan guru yang paling pokok berhubungan erat dengan tugas dan jabatannya sebagai suatu profesi ialah mendidik, mengajar dan melatih. 14 b. Guru Guru adalah suatu jabatan profesional, yang memiliki peranan dan kompetensi profesional. ( Oemar hamalik. 2002 : 8 ) Menurut definisi Sikun Pribadi “ Profesi itu pada hahekatnya adalah suatu pernyataan atau janji terbuka, bahw seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu ( Sikun Pribadi, 1976 : 1 ) Dari pendapat diatas dapat diuraikan bahwa suatu profesi erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntut keahlian, pengetahuan, dan keterampilan tertentu pula. Dalam pengertian profesi telah tersirat adanya suatu keharusan kompetensi agar profesi itu berfungsi dengan sebaik – baiknya. c. Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan mencipta kan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Sedangkan unuk pengajaran adalah segala jenis kegiatan yang dengan sengaja kita lakukan dan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran. 15 Pengelolaan kelas ( classroom management ) berdasakan pendekatan menurut Weber di klasifikasikan ke dalam dua pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter dan pendekatan permisif. Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat (Djam’an Satori., 2008 : 3.40) Bagi sekolah atau guru yang menganut pendekatan otoriter, maka dalam mengelola kelas guru atau sekolah tersebut menciptakan iklim sekolah dengan berbagai aturan untuk ketentuan ketentuan yang harus di taati oleh warga sekolah/kelas. Walaupun menggunakan pendekatan otoriter, berbagai aturan yang dirumuskan tentu saja tidak hanya didasarkan pada kemauan sepihak dari pengelola sekolah/kelas saja, melainkan dengan memasukan aspirasi dari siswa. Hal ini penting mengingat aturan yang dibuat dipruntukan bagi kepentingan bersama, yaitu untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran yang efekti f dan efisien. Kedua, pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan untuk siswa melekukan berbagaia k t i v i t a s s e s u a i d e n g a n z a n g m e r e k a i n g i n k a n . P e n g e r t i a n k e d u a i n i t e n t u s a j a bertolak 16 belakang dengan pendapat pertama. Menurut pandangan permisif, fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukanaktivitas di dalam kelas, tanpa aharus merasa takut dan tertekan Kelas meliputi berbagai komponen, antara lain: ruangan, siswa, kegiatan pembelajaran, alat dan media pembelajaran (instrumental), serta segala hal yang berkenaan dengan suasana lingkungan (environmental). Manajemen kelas dipandang dari komponen-komponennya dapat dikelompokkan menjadi pengelolaan kelas yang menyangkut siswa dan penglolaan kelas yang menyangkut non siswa (alat peraga, ruangan, lingkungan kelas). Manajemen kelas merupakan tingkah laku kompleks yang digunakan oleh guru untuk memelihara suasana sehingga pembelajaran berjalan optimal mengembangkan potensi murid. Manajemen kelas (Djam’an Satori. 2008 : 3.44) adalah prasyarat yang dilakukan penanggungjawab kegiatan belajar mengajar agar dicapai kondisi optimal sehingga belajar mengajar berjalan seperti yang diharapkan. Pengelolaan tersebut meliputi penyelenggaraan, pengurusan, dan ketatalaksanaan dalam menyelenggarakan kelasnya. Dengan batasan tersebut, maka batasan lebih bersifat luwes. Kegiatan manajerial mencakup kegiatan penciptaan dan pemeliharaan kondisi yang mendukung seoptimal mungkin terselenggaranya pembelajaran sehingga secara efektif dan efisien mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. 17 D. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan hal yang sangat esensi dalam penelitian sebab masalah merupakan suatu bentuk pertanyaan yang membutuhkan jawaban.walaupun masalah merupakan titik tolak untuk melakukan penelitian, tidak semua masalah dapat dijadikan objek untuk di teliti, melainkan dapat diketahui dari karakteristik masalah itu sendiri. Dari uraian di atas masalah yang di angkat dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut : 1. Pokok Masalah - Bagaimana peran guru dalam pengelolaan kelas di MI Miftahul Ulum Desa Kerang Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso 2. Sub Pokok Masalah a. Bagaiman peran guru dalam penataan lingkungan fisik kelas di MI Miftahul Ulum Desa Kerang Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso b. Bagaimana peran guru dalam pengaturan fasilitas kelas di MI Miftahul Ulum Desa Kerang Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso E. Tujuan Penelitian Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa tujuan yang mendasar bagi penulis, antara lain : 18 1. Tujuan Umum - Ingin mendeskripsikan bagaimana peran guru dalam pengelolaan kelas di MI Miftahul Ulum Desa Kerang Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso 2. Tujuan Khusus a. Ingin mendeskripsikan bagaimana peran guru dalam penataan lingkungan fisik kelas di MI Miftahul Ulum Desa Kerang b. Ingin menseskripsikan bagaimana peran guru dalam pengaturan fasilitas kelas di MI Miftahul Ulum Desa Kerang F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Sebagai kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah. 2. Sebagai kesempatan awaliyah bagi peneliti dalam pemahaman karya ilmiah 3. Sebagai bahan kajian bagi dewan guru dalam meningkatan kinerja keguruan 4. Hasil penelitian ini untuk dapat dijadikan acuan bagi peneliti yang lain dalam mengembangkan keilmuannya. G. Keterbaasan Peneiti menyadari bahwa, dalam melaksanakan penelitian tentunya tidak lepas dari kendala – kendala atau hambatan – hambatan. 19 Diantara keterbatasan peneliti antara lain : a. Dalam penelitian ini, peneliti menyadari akan keterbatasan waktu,biaya dan tenaga. Sehingga apa yang dipaparkan dalam skripsi ini kemungkinan masih kurang maksimal. b. Keterbatasan pegetahuan dan pengalaman peneliti. Oleh karena itu, hasil penelitian ini merupakan peengalaman yang sangat berharga bagi peneliti. c. Keterbatasan koleksi kepustakaan yang digunakan sebagai refrensi dalam mendukung dan memperkuat data- data penelitian. H. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian yang mungkin tidak secara ekspilisit menyebutkan metode analisisnya karena memang tidak ada suatu prosedur yang baku seperti halnya pada penelitian kuantitatif. 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif, dimana peneliti biasanya tidak secara eksplisit menyebutkan metode analisisnya karena memang tidak ada suatu prosedur yang baku seperti halnya pada penelitian kuantitatif. Oleh karena itu peneliti dalam penelitian ini menggunakan beberapa langkah – langkah analisis data yang mencakup kegiatan – kegiatan berikut ini : 20 1. Analisis temuan yang terus – menerus di lapangan, khususnya dalam masalah yang di teliti dan juga dalam keseluruhan fenomena yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian, dengan tujuan untuk mendapatkan tema – tema besar dan untuk mengembangkan konsep – konsep. 2. Pengelompokan dan pengorganisasian data, sesegera mungkin setelah data diperoleh sehingga dapat membantu peneliti dalam memahami pola permasalahan dan atau tema fenomena yang di teliti. 3. Evaluasi kualitatif tentang validitas atau keterpercayaan data yang terus menerus. 2. Metode Pengumpulan Data Riset atau penelitian pada dasarnya merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh data dan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui suatu permasalahan, memecahkan persoalan, mengembangkan ilmu pengetahuan. Maka dari itu , dalam penelitian ini dipergunakan beberapa metode atau tekhnik pengumpulan data, antara lain : 21 a. Observasi Metode observasi merupakan cara yang digunakan tergantung pada karakteristik dalam melengkapi format pengamatan yang dilakukan (Toha Anggoro, dkk. 2007 : 5.19) Dapat disimpulkan bahwa observasi adalah suatu cara untuk memperoleh data, jika data yang diperoleh melalui wawancara nantinya kurang merefleksikan informasi yang di inginkan. Maka format observasi hendaknya menuntut sedikit mungkin pencatatan dari pengamat. b. Interview Interview dapat juga dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan memberikan tuntunan dalam mengkomunikasikan secara langsung pertanyaan – pertanyaan terhadap responden ( Toha Anggoro, dkk. 2007 : 5.17 ) Dalam hal ini peneliti ingin memperoleh data tentang sejauh mana peran guru dalam pengelolaan kelas. serta bagaimana peran guru dalam penataan lingkungan fisik kelas dan bagaimana peran guru dalam pengaturan kondisi kelas dan fasilitas kelas. 22 I. Sistematika Pembahasan Untuk lebih memudahkan penulisan ini, penulis membagi skripsi ini dalam empat bab, yaitu : Bab I merupakan pendahuluan yang menggambarkan masalah yang ada, yang dibahas pada bab – bab berikutnya, adapun yang dipaparkan adalah latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, metode penelitian,manfaat penelitian, batasan peneliian, defenisi operasional serta sistematika pembahasan. Bab II merupakan pembahasan tentang kajian teoretik terhadap peranan guru, kajian tentang pengelolaan kelas. Bab III Merupakan laporan hasil penelitian yang membahas tentang latar belakang obyek penelitian yang mencakup penjelasan tentang peran guru dalam meningkatkan pengelolaan kelas MI Miftahul Ulum Desa Kerang Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso. Bab IV merpuakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan dari semua isi atau hasil penelitian. Dalam bab ini juga dikemukakan beberapa saran yang bersifat konstruktif.