Uploaded by User28992

KPK Tahan Asisten Pribadi Menpora Miftahul Ulum

advertisement
Ahid Nur Hidayati
1910713030
KPK Tahan Asisten Pribadi Menpora
Miftahul Ulum
Sabir Laluhu, Raka Dwi Novianto
Rabu, 11 September 2019 - 23:09 WIB
loading...
KPK resmi menahan Miftahul Ulum, asisten pribadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)
Imam Nahrawi selama 20 hari ke depan. Foto/SINDOnews/Sabir Laluhu
JAKARTA - Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) resmi menahan Miftahul Ulum selama 20
hari ke depan. Ulum merupakan asisten pribadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam
Nahrawi.
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan, Ulum ditahan karena kasusnya sudah naik ke
penyidikan dengan ditetapkan sebagai tersangka.
"Yang bersangkutan (Ulum) ditahan 20 hari pertama di Rutan Cabang KPK di belakang Gedung
Merah. Tentu sudah penyidikan. Perkara lengkap akan kami umumkan melalui konferensi pers
secara resmi. Masih ada kegiatan penyidikan awal yang perlu dilakukan," ujarnya.
Miftahul Ulum merampungkan pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, sekitar pukul
20.31 WIB, Rabu malam (11/9/2019). Saat menuruni tangga lantai dua ruang pemeriksaan
menuju ruang steril KPK, kemeja lengan panjang berwarna gelap sudah berbalut rompi orange
bergaris hitam. Di lengan kiri, Ulum memanggul tas gemblok hitam.
Saat keluar, Ulum tersenyum. Dia mengangguk saat ditanya penahanannya karena statusn Ulum
telah menjadi tersangka sebagai tersangka kasus dugaan suap persetujuan dan pencairan bantuan
dana hibah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ke Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI) Pusat.
"Ini saya penanganannya sudah naik ke penyidikan," ujar Ulum sebelum memasuki mobil
tahanan KPK.
Sebelum penahanan ini, KPK belum mengumumkan status tersangka untuk Ulum. Namun, Febri
menyebut penahanan itu sudah melewati proses menyidikan dan akan segera disampaikan secara
lengkap pada konfrensi pers yang akan dilaksanakan pada waktu dekat.
"Tentu sudah penyidikan. Perkara lengkap akan kami umumkan melalui konferensi pers secara
resmi. Masih ada kegiatan penyidikan awal yang perlu dilakukan," jelas Febri.
Sebelumnya, dalam persidangan Jaksa KPK menyebut Miftahul Ulum menerima Rp11,5 miliar
dari Sekjen KONI Ending Fuad Hamidy. Penerimaan uang disebut jaksa atas sepengetahuan
Menpora Imam Nahrawi.
Hal itu disampaikan jaksa KPK saat membacakan surat tuntutan untuk Deputi IV Bidang
Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Mulyana. Tuntutan itu juga disampaikan kepada staf
Kemenpora Adhi Purnomo dan Eko Triyanta yang duduk sebagai terdakwa dalam sidang itu.
"Sebagian realisasi besaran commitment fee terdakwa (Hamidy) dengan Johnny secara bertahap
memberikan sejumlah uang seluruhnya berjumlah Rp11,5 miliar yang diberikan terdakwa dan
Johny kepada saksi Miftahul Ulum selaku aspri Menpora atau pun melalui Arif Susanto selaku
orang suruhan Miftahul Ulum," ujar jaksa saat membacakan surat tuntutan dalam persidangan di
Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (15/8/2019)
Ketiga terdakwa diyakini jaksa bersalah menerima suap dari Ending Fuad Hamidy. Jaksa
mengatakan dalam fakta persidangan terungkap peran Ulum agar dana hibah untuk KONI dapat
dicairkan dengan syarat ada imbalan uang yang telah disepakati antara Ulum dengan Hamidy,
yaitu 15-19% dari anggaran hibah KONI yang dicairkan.
Menurut anda apakah iman dapat menanggulangi korupsi dan kriminalitas ?
Jawaban : Kata Iman itu tidak jauh dengan keyakinan hati, perbuatan tingkah laku selalu
terdorong dari lubuk hati manusia. Bila seseorang melakukan korupsi atau tindak kriminal dia
sudah menghilangkan faktor-faktor keimanan. Bahwa sesungguhnya Allah SWT telah
menciptakan kita dengan akal yang cerdas dan sempurna, tapi bagaimana caranya kita untuk
mengasah dan berfikir agar otak kita tidak terdokrin hal-hal yang negative. Miftahul Ulum
melakukan tindakan korupsi karena dia terlalu memikirkan duniawi dan meninggalkan ajaran
Allah SWT. Kurangnya rasa takut tentang siksaan azab dan pengetahuan iman yang mulai
memudar dapat membuat hati seseorang jauh dari perilaku keimanan. Allah SWT
memerintahkan manusia untuk mencari rezeki dari perkerjaan yang halal bukan dari
pencurian,korupsi, dan lain-lain. Rezeki yang seseorang cari dan konsumsi itu akan mengalir
kedalam darah daging tubuh seseorang, bilamana ia melakukan korupsi untuk memenuhi
kebutuhannya maka darah dan jati diri seseorang tersebut sudah penuh dosa, dalam melakukan
kegiatan sehari-hari pun akan mudah terjerumus ke hal yang maksiat. Menurut saya bila
seseorang ingin bertaubat dari perilaku kriminal dan mulai menjaga keimanannya pasti itu akan
menanggulangi perilaku korupsi atau kriminal. Ia akan tau perilaku yang dilarang oleh Allah
SWT untuk di laksanakan. Ia akan tau konsekuensinya bila melakukan kegiatan yang sudah jelas
di larang oleh Allah SWT. Karena seorang yang beriman itu ia pasti akan bersikap optimis
bahwa masa depan dan rezeki itu akan diberikan oleh Allah SWT , dan Allah SWT senantiasa
memberikan jalan keluar dari himpitan masalah dan problematika.
Download