Penyakit Tropik Tugas 3 — Kelompok 01, Epid16

advertisement
TUGAS 3
MATA KULIAH PENYAKIT TROPIK
KELOMPOK 1:
LISANTI
25010113120034
NUR FITRIAH
25010113120037
JIHAN ANNISA
25010113130262
RUSLIANA APRILIASARI
25010113130307
ZIYAAN AZDZAHIY BEBE
25010113140277
DWI SARASWATI
25010113140329
NOVIA TRI ASTUTI
25010115183008
KELAS:
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK 2016
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016
A. Pengertian Pencegahan Penyakit
Pencegahan adalah mengambil suatu tindakan yang diambil terlebih dahulu sebelum
kejadian, dengan didasarkan pada data/keterangan yang bersumber dari hasil analisis
epidemiologi atau hasil pengamatan/penelitian epidemiologi (Nasry, 2006). Pencegahan
merupakan komponen yang paling penting dari berbagai aspek kebijakan publik (sebagai
contoh
pencegahan
kejahatan, pencegahan
penyalahgunaan
anak, keselamatan
berkendara), banyak juga yang berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung
untuk kesehatan. Konsep pencegahan adalah suatu bentuk upaya sosial untuk promosi,
melindungi, dan mempertahankan kesehatan pada suatu populasi tertentu (National
Public Health Partnership, 2006).
B. Tingkat Pencegahan Penyakit dan Contoh
Dalam epidemiologi dikenal ada empat tingkat utama pencegahan penyakit, yaitu :
1. Pencegahan tingkat dasar (Primordial)
Primordial prevention adalah usaha mencegah terjadinya resiko atau
mempertahankan keadaan resiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara
umum. Pencegahan ini meliputi usaha memelihara dan mempertahankan kebiasaan
hidup sehat yang dapat mencegah atau mengurangi tingkat resiko terhadap penyakit
tertentu atau terhadap berbagai penyakit secara umum. Umpamanya memelihara cara
makan masyarakat pedesaan yang kurang mengonsumsi lemak hewani dan banyak
mengonsumsi sayuran, kebiasaan berolah raga, dan kebiasaan lainnya dalam usaha
mempertahankan tingkat resiko yang rendah terhadap berbagai penyakit menular.
Bentuk lain dari pencegahan ini adalah usaha mencegah timbulnya kebiasaan
baru dalam masyarakat atau mencegah generasi yang sedang tumbuh untuk tidak
meniru atau melakukan kebiasaan hidup yang dapat menimbulkan risiko terhadap
berbagai penyakit seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, dan lain sebaginya.
Sasaran pencegahan tingkat dasar ini terutama kelompok masyarakat usia muda dan
remaja, tidak mengabaikan orang dewasa dan kelompok manula. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa pencegahan awal ini diarahkan kepada mempertahankan
kondisi dasar atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif yang dapat
mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau factor risiko dapat berkembang atau
memberikan efek patologis. Factor-faktor itu tampaknya banyak bersifat social atau
berhubungan dengan gaya hidup atau pola makan. Upaya awal terhadap tingkat
pencegahan primordial ini merupakan upaya mempertahankan kondisi kesehatan yang
positif yang dapat melindungi masyarakat dari gangguan kondisi kesehatan yang
sudah baik.
Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa usaha pencegahan primordial ini
sering kali disadari pentingnya apabila sudah terlambat. Oleh karena itu, epidemiologi
sangat penting dalam upaya pencegahan penyakit.
2. Pencegahan tingkat pertama (Primer)
pencegahan tingkat pertama (primary prevention) merupakan suatu usaha
pencegahan penyakit melalui usaha pencegahan penyakit melalui usaha mengatasi
atau mengontrol faktor-faktor risiko (risk factors) dengan sasaran utamanya orang
sehat melalui usaha peningkatan derajat kesehatan secara umum (promosi kesehatan)
serta usaha pencegahan khusus terhadap penyakit tertentu. Pencegahan tingkat
pertama didasarkan pada hubungan interaksi antara pejamu (host), penyebab
(agent/pemapar), lingkungan, dan proses kejadian penyakit. Usaha pencegahan
tingkat pertama secara garis besarnya dapat dibagi dalam usaha peningkatan khusus.
Usaha peningkatan derajat kesahatn (health promotion) atau pencegahan
umum yakni meningkatkan derajat kesehatan perorangan danmasyarakat secara
optimal, mengurangi peranan penyebab dan derajat risisko serta meningkatkan
lingkungan yang sehat secara optimal. Adapaun usaha pencegahan khusus (specific
protection) merupakan usaha yang terutama ditunjukan kepada pejamu dan / atau
pada penyebab untuk meningkatkan daya tahan maupun untuk mengurangi risiko
terhadap penyakit tertentu. Ada 2 macam strategi pokok dalam usaha pencegahan ini,
yakni :
1. Strategi dengan sasaran populasi secara keseluruhan dan
2. Strategi dengan sasaran hanya terbatas pada kelompok riisko tinggi (high risk
group) yang memiliki kekurangan dan kelebihannya.
Startegi pertama mempunyai sasaran lebih luas sehingga lebih bersifat radikal,
memiliki potensi yang besar pada populasi dan sangat sesuai untuk sasaran perilaku.
Namun secara individual kurang bermanfaat, dan rasio anatara manfaat dengan
tingkat risiko mungkin cukup rendah. Pada trategi kedua sangat mudah diterapkan
secara individual, motivasi subjek dan pelaksana cukup tinggi serta rasio antara
manfaat dengan tingkat risiko cukup baik, tetapi juga memiliki kelemahan, antara lain
sulit memilih kelompok dengan risiko tinggi efeknya sangat rendah dan hanya bersifat
temporer serta kurang sesuai untuk sasaran perilaku.
Bila sesaran ditunjukan pada unsur penyebab maka usaha diutamkan dalam
mengurangi atau menghilangkan sumber penyebab dan menghindari atau mengurangi
setiap faktor, terutama faktor perilaku yang dapat memperbesar tingkat risiko. Untuk
penyakit menular dengan sasaran khusus ditujukan pada penyebab kausal seperti
desinfekasi, sterelisasi, pasteurisasi, karantina dan lain-lain. sedangkan untuk penyakit
tidak menular (bukan infeksi) dengan jalan menghilangkan sumber aelergen, sumber
keracunan, dan sumber pencemaran kimiawi maupun radiasi.
Bila sasaran ditujukan pada lingkungan maka sasaran dapat ditujukan pada
lingkungan fisik seperti pengadaan air dan jamban. Juga sasaran dapat dilakukan
terhadap lingkungan biologis seperti pemberantasan serangga atau ditujukan pada
lingkungan sosial melalui perbaikan dan peningkatan derajat terhadapa sosial
masyarakat. Adapun sasaran pencegahan tingkat pertama ini dapat pula ditujukan
pada faktor penjamu seperti perbaikan gizi, pemberian imunisasi, peningkatan
kehidupan sosial dan psikologis individu dan masyarakat serta peningkatan ketahanan
fisik individu. Tindakan yang dilakukan untuk pencegahan primer meliputi
penyuluhan mengenai perlunya pengaturan gaya hidupsehat sedini mungkin dengan
cara memberikan pedoman:
 Mempertahankan perilaku makan seharihari yang sehat dan seimbang dengan
meningkatkan konsumsi sayuran dan buah, membatasi makanan tinggi lemak dan
karbohidrat sederhana.
 Mempertahankan berat badan normal sesuai dengan umur dan tinggi badan.
 Melakukan kegiatan jasmani yang cukup sesuai dengan umur dan kemampuan.
3. Pencegahan tingkat kedua (Sekunder)
Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam
akan menderita penyakit tertentu melalui diagnosis dini serta pemberian pengobatan
yang cepat dan tepat. Tujuan utama pencegahan tingkat kedua ini, antara lain untuk
mencegah meluasnya penyakit atau terjadinya wabah pada penyakit menular dan
untuk menghentikan proses penyakit lebih lanjut serta mencegah komplikasi.
Salah satu kegiatan pencegahan tingkat kedua adalah menemukan penerita secara
aktif pada tahap dini. Kegiatan ini meliputi:
1. Pemeriksaan berkala pada kelompok populasi tertentu seperti pegawai negeri,
buruh pekerja perusahaan tertentu, murid sekolah dan mahasiswa serta kelompok
tentera, termasuk pemeriksaan kesehatan bagi calon mahasiswa, calon pegawai,
calon tentara, serta bagi mereka yang membutuhkan surat keterangan kesehatan
untuk kepentingan tertentu;
2. Penyaringan (screening) yakni pencarian penderita secara dini untuk penyakit
yang secara klinis belum tampak pada penduduk secara umum atau pada
kelompok risiko tinggi;
3. Surveilans epidemiologi yakni melakukan pencatatan dan pelaporan secara
teratur-menerus untuk mendapatkan keterangan tentang proses penyakit yang ada
dalam masyarakat, termasuk keterangan tentang kelompok risiko tinggi.
Selain itu, pemberian pengobatan dini pada mereka yang dijumpai menderita atau
pemberian kemoprofilaksis bagi mereka y ang sedang dalam proses patogenesis
termasuk mereka dari kelompok risiko tinggi penyakit menular tertentu.
Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam
akan menderita penyakit tertentu melalui diagnosa dini serta pemberian
pengobatan yang cepat dan tepat.Salah satu kegiatan pencegahan tingkat kedua
adanya penemuan penderita secara aktif pada tahap dini. Kegiatan ini meliputi
pemeriksaan berkala, penyaringan (screening) yakni pencarian penderita dini
untuk penyakit yang secara klinis belum tampak pada penduduk secara umum
pada kelompok resiko tinggi dan pemeriksaan kesehatan atau keterangan sehat
(Noor, 2002).
4. Pencegahan tingkat ketiga (Teresier)
Merupakan pencegahan dengan sasaran utamanya adalah penderita penyakit
tertentu, dalam usaha mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah
terjadinya cacat serta program rehabilitas. Tujuan utamanya adalah mencegah proses
penyakit lebih lanjut, seperti pengobatan dan perawatan khusus penderita kencing
manis, tekanan darah tinggi, gangguan saraf dan lain-lain serta mencegah terjadinya
cacat maupun kematian karena penyebab tertentu, serta usaha rehabilitasi.
Rehabilitasi merupakan usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis dan sosial
seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis (seperti pemasangan
protese), rehabilitasi mental )psychorehabilitation) dan rehabilirasi sosial, sehingga
setiap individu dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berdaya guna.
Pencegahan tingkat pertama; kedua; dan ketiga tersebut, dalam pelaksanaannya saling
berhubungan erat satu dengan yang lain sehingga sering dijumpai keadaan yang
tumpang tindih.
DAFTAR PUSTAKA
Davidson, Winston G Mendes. The Public Health Development Theory Of Four Stages Of Prevention
(“The Four Stages Theory Of Prevention”) . School of Public Health and Health
Technology, University of Technology Jamaica West Indies.
Hasnah. 2009. Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2. Media Gizi Pangan, Vol. VII,
Edisi 1. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Prodi Keperawatan, UIN, Makassar
Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Rivai 2005. Ilmu Kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan. Jurnal mutiara
Kesehatan indonesia. Vo. 1, No, 1. Jakarta.
Ryadi, slamet & T. Wijayanti. 2010. Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta :Salemba Medika.
Wiryowidigdo Noor, N.N. 2002. Epidemiologi. Makassar: Lembaga Penelitian Universitas
Hasanuddin.
Download