Pengaruh Penggunaan Media Gambar PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADAMATERI TOKOH-TOKOH SEJARAH KELAS IV Fadina Renza Palupi PGSD FIP,Universitas Negeri Surabaya ( [email protected]) FX. Mas Subagio PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah., dan salah satu studi IPS yang diajarkan di SD adalah sejarah. Namun kenyataannya, siswa justru tidak terlalu menyukai mata pelajaran IPS karena identik dengan hapalan sehingga terasa membosankan dan malas untuk mempelajarinya. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, guru harus lebih inovatif yaitu salah satunya pembelajaran menggunakan media gambar.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media gambar terhadap hasil belajar siswa materi tokoh-tokoh sejarah siswa kelas IV SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya. Rancangan penelitian ini menggunakan rancanganquasi experimentalyang menggunakan desain penelitian one-group pretestposttest design.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes yang meliputipretest-posttest. Analisis data yang digunakan yaitu uji validitas, reliabilitas, normalitas dan uji t. Pada uji validitas ditemukan 11 butir soal valid dari 25 butir soal, pada uji reliabilitas harga r11=0,888 (reliable), Pada uji normalitas harga X2hitung= 9,2 (berdistribusi normal). Pada uji t diperoleh hasil bahwa thitung=7,92 dan ttabel=2,060, sehingga thitung> ttabel. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPS materi tokoh-tokoh sejarah. Kata Kunci: pengaruh,media gambar, hasil belajar. Abstract Social science is one of subjects name that taught in elementary school and secondary school. One of social science study that taught on elementary school is history. In reality, however, student dislike social science since identic with memorizing so that it felt bored and reluctant to learn it. To create qualified learning process, teacher must be more innovative namely by applying picture media in learning. This research aimed to found out the effect of picture media application to fourth grade learning result of SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya. This was a quasi-experiment research with one-group pretest-posttest design. Data collecting conducted by test technique which included pretest and posttest. Data analysis that performed was validity test, reliability test, normality and t-test. On validity test it found 11 valid test items from 25 test items, on reliability test r11 value = 0,888 (reliable), on normality test X 2count value = 9,2 (normal distribution). On t-test it was obtained that tcount = 7,92 and ttable = 2,060, so that tcount> ttable. Based on those results, it can be conclude that there was significant effect to social science learning result on history figures matter. Keywords:effect, picture media, learing result. Dalam pelajaran tematik khususnya mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Pendidikan IPS SD disajikan dalam bentuk synthetic science, karena basis dari disiplin ini terletak pada fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata. Sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia di masa lampau. Pembelajaran sejarah pada hakikatnya diberikan untuk membekali siswa agar tidak melupakan peristiwa sejarah yang pernah terjadi serta tokoh-tokoh yang berjasa di masa itu. Menurut Wijaya (dalam Gunawan, 2013: 191) sejarah menjadi mata pelajaran wajib bagi peserta didik dan PENDAHULUAN IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Salah satu studi IPS yang diajarkan di SD adalah sejarah, dimana pembelajaran sejarah pada hakikatnya diberikan untuk membekali siswa agar tidak melupakan peristiwa sejarah yang pernah terjadi serta tokoh-tokoh yang ikut berjuang di masa itu. Sejarah mempunyai peran yang unik dan amat penting dalam perkembangan sosial dan personel melalui tranmisi warisan kebudayaan masyarakat seperti mengadakan penyelidikan oleh anak-ank memilih, sikap dan nilai-nilai masyarakat pada masa lampau. 47 JPGSD Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, memberikan wawasan untuk lebih menghayati serta menghargai negeri dan bangsanya, menumbuhkan rasa hormat dan bangga akan kehebatan dan pencapaian yang berhasil diraih oleh bangsa Indonesia di masa lampau serta menunjukkan serangkaian perjuangan Indonesia dalam merebut kemerdekaannya dari penjajah. Namun kenyataannya, siswa justru kurang menyukai mata pelajaran sejarah karena identik dengan hapalan sehingga terasa membosankan dan malas untuk mempelajarinya. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Khususnya bagi guru ips dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih menunjukan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam memberikan gambaran fakta dari materi yang disampaikan, sehingga hal tersebut berakibat langsung kepada tidak meratanya dan rendah kualitas hasil belajar yang dicapai oleh para siswa. Kondisi semacam ini akan terjadi selama guru masih menggangap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan mengabaikan sumber – sumber belajar lainnya. Pendidikan yang baik didukung oleh sistem pembelajaran yang baik pula. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran sejarah, guru dapat membuat aktivtas belajar menjadi menyenangkan dengan membuat kombinasi rencana pembelajaran. Media yang menarik dan penjelasan dari guru yang baik dan tidak monoton maka anak akan lebih mudah dalam mengoptimalkan perkembangan kognitif anak. Ketika belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti cukup penting , karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan materi yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan materi dapat dikonkretkan dengan kehadiran media Berdasarkan Hasil observasi yang dilakukan pada kegiatan magang IV di kelas IV SDN Lidah KulonIV / 467 Surabaya sungguh sangat berbeda. Dalam proses pembelajaran ips di kelas dianggap kurang efektif, karena model pembelajaran yang hanya didominasi oleh guru, materi diberikan melalui ceramah dan diskusi kelompok yang hanya berpatokan pada buku, serta kurang penggunaan media yang menarik perhatian siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Sehingga siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan ketrampilan. Hal ini yang merupakan salah satu penyebab kurangnya minat siswa sehingga menurunkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran diperlukan media pembelajaran yang fakta dan realitas, sehingga menarik perhatian dari siswa untuk mempelajari dan memahami materi yag diajarkan. Harus diakui media memberikan kontribusi positif dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran menggunakan media yang tepat, akan memberikan hasil yang optimal bagi pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Berdasarkan masalah di atas, media gambar merupakan solusi untuk mengatasi masalah. Manfaat penggunaan media itu sendiri dalam kegiatan belajar mengajar, terutama untuk tingkat SD sangat penting. Sebab pada masa ini siswa masih berpikir konkret, belum mampu berpikir abstrak.. Dari kegunaan media pembelajaran yang telah diuraian diatas, maka diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk memecahkan masalah yang terjadi pada proses pembelajaran ips di kelas IV SDN Lidah KulonIV/467 Surabaya. Oleh karena itu untuk perlu memperkuat alasan penggunaan media gambar di atas dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, penelitian ini mengangkat judul : “Pengaruh Penggunaan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar SiswaPada MateriTokoh-Tokoh Sejarah Kelas IV SDN Lidah KulonIV/467 Surabaya” Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka, yang menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimana pengaruh penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa pada materi tokoh-tokoh sejarah kelas IV SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya?”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa pada materi tokoh-tokoh sejarah kelas IV SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Heinich (dalam Susilana dan Riyana, 2011: 6) menyatakan bahwa media merupakan alat saluran komunikasi. Sebuah organisasi yang bergerak dalam teknologi pendidikan dan komunikasi atau AECT (dalam Dwiyogo, 2013: 3) mengartikan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Adapun beberapa konsep atau defenisi media pendidikan atau media pembelajaran. Gagne’ dan Briggs (dalam Arsyad, 2011: 4) secara implisist mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lian buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), grafik, televisi, dan komputer. Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala alat atau sarana yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang dapat membangkitkan semangat, perhatian, serta 48 Pengaruh Penggunaan Media Gambar memudahkan guru menyampaikan isi materi pelajaran kepada peserta didik. Sudjana (dalam Djamarah dan Aswan, 2002: 152) merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam kategori, sebagai berikut : (a) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan sutuasi belajar mengajar yang efektif. (b) Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru. (c) Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan) media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran. (d) Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa. (e) Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. (f) Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan perkataan lain, menggunakan media, hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa, sehingga mempunyai nilai tinggi. Menurut Arsyad (2013: 28) menjelaskan secara umum media pembelajaran mempunyai manfaat sebagai berikut : (a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. (b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. (c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehinga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. (d) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lainlain. Penggunaan media dalam pembelajaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Menurut Sudjana dan Rivai (2013: 4) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajarn di antaranya yaitu : (a) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran : Artinya, media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran. (b) Dukungan terhadap isi bahan pengajaran : Artinya, bahan pengajaran yang sifatnya fakta, prinsip konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa. (c) Kemudahan memperoleh media : Artinya, media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana dan praktis penggunaannya. (d) Keterampilan guru dalam menggunakannya : Apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. (e) Tersedia waktu menggunakannya : Sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. (f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa : Memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.. Di antara media pendidikan, gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai. Keduanya merupakan bahasa yang paling umum, yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana. Melalui media gambar, pesan disalurkan dari sumber kepada penerima dengan mengandalkan indra penglihatan. Pesan dituangkan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi visual. Misalnya gambar, sketsa, diagram, bagan grafik, kartun, poster, dan peta. Secara khusus media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari, misalnya menyangkut manusia, peristiwa, benda, tempat, dan sebagainya. Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Hamdani. 2011: 262) media gambar adalah media yang mengombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Lebih lanjut, media gambar berfungsi memberikan variasi dan fakta yang memungkinkan akan dilupakan atau diabaikan. Media gambar merupakan media yang sederhana, mudah dalam pembuatannya, dn murah harganya. Media gambar atau media grafis terdiri atas gambar, bagan, diagram, poster, kartu, dan komik. Menurut Hamdani (2011: 250) terdapat beberapa fungsi media gambar di antaranya sebagai berikut : (a) Menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. (b) Menarik perhatian. (c) Memperjelas sajian ide yang ditampilkan. (d) Mengilustrasikan atau menghiasi fakta 49 JPGSD Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan apabila tidak digrafiskan. Menurut Hamdani (2011: 251) ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar atau foto yang baik sehingga dapat dijadikan media pendidikan, antara lain : (a) Autentik : Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi orang melihat benda sebenarnya. (b) Sederhana : Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar. (c) Ukuran relatif : Gambar atau foto dapat membesarkan atau memperkecil objek atau benda sebenarnya. (d) Gambar atau foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan : Gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam, tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu. (e) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran : Walaupun dari segi mutu kurang, gambar atau foto karya siswa sendiri sering kali lebih baik. (f) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus : Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Adapun kelebihan media gambar (dalam Hamdani, 2011: 250) diantaranya : (1) Sifatnya konkret : Gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. (2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu : tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan para siswa tidak selalu bisa dibawa ke objek atau peritiwa tersebut. Gambar atau foto dapat mengatasi hal tersebut. (3) Media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita : Sel atau penampang daun yang tidak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto. (4) Foto dapat memperjelas suatu masalah : Dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalahpahaman. (5) Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus. Sedangkan kelemahan media gambar (dalam Hamdani, 2011: 251) yaitu : (1) Gambar atau foto hanya menekankan persepsi indra mata. (2) Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. (3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Menurut Hamdani (2011: 263) dalam pengajaran dengan menggunakan media gambar terdapat beberapa prinsip yang harus dipenuhi, yaitu : (a) Gambar harus realistis dan digunakan dengan hati-hati. Gambar yang sangat terperinci dengan realisme yang sulit diproses dan dipelajari, sering mengganggu perhatian. (b) Gambar harus berfungsi untuk melukiskan perbedaan konsepkonsep. (c) Warna harus digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen. Belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. belajar juga merupakan kegiatan paling pokok dalam proses belajar-mengajar manusia, terutama dalam pencapaian tujuan institusional suatu lembaga pendidikan atau sekolah. Menurut Siahaan (dalam Hamiyah Nur dan Jauhar Mohammad, 2014: 1) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku yang baru berdasarkan pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, serta timbul dan berkembangnya sifatsifat sosial dan emosional. Menurut Darsono (dalam Hamdani, 2011: 22) terdapat beberapa ciri belajar, diantaranya yaitu : (a) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolak ukur keberhasilan belajar. (b) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Jadi, belajar bersifat individual. (c) Belajar merupakan proses interaksi antar individu dan lingkungan. Hal ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan pada lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai potensi untuk belajar. (d) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada idir orang yang belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang lainnya. Adapun prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran menurut Hamdani (2011: 22) diantaranya yaitu : (a) Kesiapan belajar. (b) Perhatian. (c) Motivasi. (d) Keaktifan siswa. (e) Mengalami sendiri. (f) Pengulangan. (g) Materi pelajaran yang menantang. (h) Balikan dan penguatan. (i) Perbedaan individual. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu ativitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Menurut Winkel (dalam Purwanto, 2014: 45) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Lebih jelas, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. Horward Kingsley (dalam Sudjana, 2012: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni : (a) Keterampilan dan kebiasaan. (b) Pengetahuan dan pengertian. (c) Sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis 50 Pengaruh Penggunaan Media Gambar hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne (dalam Sudjana, 2012: 22) membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) Informasi verbal. (b) Keterampilan intelektual. (c) Strategi kognitif. (d) Sikap. (e) Keterampilan motoris. Hasil belajar bergantung pada apa yang dipelajari, bagaimana bahan pelajaran itu dipelajari, dan faktorfaktor yang mempengaruhi proses belajar (termasuk kemampuan intelegensi dan bakat). Karena faktor-faktor mempengaruhi proses belajar tidak pernah sama, maka hasil belajar tiap-tiap orang akan selalu berbeda. Menurut Rusyan dkk (1989: 62) ada faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu : (a) Bahan atau hal yang harus dipelajari : Bahan yang harus dipelajari akan menentukan strategi belajar mengajarnya. Belajar dengan pengertian memerlukan modalitas belajar yang berupa pengertian bahasa, pengetahuan dan pengalaman belajar lau dan lain-lain. (b) Faktor-faktor lingkungan : Faktor lingkungan eksternl dapat berupa lingkungan alam atau lingkungan fisik dan lingkungan sosial. (c) Masukan instrumental (instrumental input) : Faktor instrumental merupakan masukan pada proses belajar. Wujudnya berupa perangkat keras (gedung, perlengkapan, dsb) dan perangkat lunak (kurikulum, program dan pedoman belajar). (d) Kondisi individual peserta didik : Dapat dibedakan atas kondisi fisiologis dan psikologis. Yang termasuk ke dalam kondisi fisiologis adalah keadaan pancaindera dan kondisi kesehatan. Yang termasuk ke dalam kondisi psikologis adalah keadaan dan fungsi psikologis seperti perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berpikir, intelegensi, bakat, dan motif. (Sugiono, 2010 :204) Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya dan SDN Lidah Wetan II/462 Surabaya. Pada penelitian ini yang menjadi sampel yaitu siswa kelas IV-B SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya dan siswa kelas IV-D SDN Lidah Wetan II/462 Surabaya. Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti dapat dikategorikan sebagai berikut : (1) Variabel bebas : penggunaan media gambar. (2) Variabel terikat : hasil belajar siswa. (3) Variabel kontrol : soal pre-test dan posttest memiliki tingkatan yang sama, dan guru yang mengajar tetap dan tidak boleh ganti guru yang berbeda selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Instrumen penelitian menggunakan instrumen lembar tes soal.Lembar tes berupa soal pre-test dan post-test. Soal yang diberikan harus sama dengan soal yang diberikan pada saat pre-test. Hasil pekerjaan peserta didik yang diselesaikan peserta didik setelah diberi perlakuan akan dibandingkan dengan hasil kerja pada saat sebelum diberi perlakuan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan tes hasil belajar. Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengukur penguasaan konsep atau hasil belajar siswa. Butir soal dikembangkan berbentuk soal pilihan ganda. Pertanyaan penguasaan hasil belajar ini berhubungan dengan level berpikir dari domain kognitif Bloom berupa C1, C2, C3, C4, C5, dan C6 yaitu dimulai dari menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Akan tetapi, pada pembuatan soal tes hasil belajar siswa pada penelitian ini hanya mencakup 4 level berpikir dari domain kognitif Bloom yaitu mengahafal (C1), memahami (C2), menganalisis (C4), dan mengevaluasi (C5). Indikator penguasaan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini : METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment).metode jenis ini diguanakn karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Metode penelitian jenis ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh atau hubungan sebab-akibat pada subjek penelitian. Adapun desain rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan OneGroup Pretest-Posttest Design..Desain One-Group Pretest-Posttestdapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen dari Variabel Variabel Penelitian Indikator Hasil belajar siswa Mengahafal Memahami Menganalisis Mengevaluasi Untuk menggunakan instrumen pengumpulan data, yaitu data tentang hasil belajar siswa tentang tokoh-tokoh sejarah, maka digunakan suatu teknik yang tepat agar seluruh instrumen dapat memberikan manfaat bagi peneliti dalam proses penelitian. Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan tes objektif hasil belajar siswa. O1 X O 2 Keterangan: O1 : sebelum diberikan perlakuan (pre-test) O2 : sesudah diberikan perlakuan (post-test) X : perlakuan dengan media gambar(treatment) 51 JPGSD Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik Sumber Jenis Data Pengumpulan Instrumen Data Data Siswa Hasil belajar Pre-test dan Butir soal siswa Post-test tentang sebelum dan tokohsesudah tokoh mendapat sejarah perlakuan rxy = − (∑X)2 } . {(N. ∑Y 2 ) − (∑Y)2 } Dengan keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = banyaknya siswa X = nilai hasil uji coba Y = skor total Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05 dan hasil dibandingkan dengan r-tabel. kriteria pengujiannya adalah (a) Jika r-hitung > r-tabel, maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). (b) Jika r-hitung < r-tabel, maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). Pengujian reliabilitas suatu instrumen adalah perlu untuk menghasilkan data yang dapat dipercaya. Untuk menghitung reliabilitas instrumen penelitian ini, menggunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut: Analisis data penelitian yaitu dengan menggunakan analisis korelasional. Dalam memperoleh data dibutuhkan instrumen sebagai alat mengumpulkan data yang berupa sejumlah daftar pertanyaan yang disampaikan peneliti terhadap responden. Instrumen yang dimaksudkan yaitu berupa soal tentang tokoh-tokoh sejarah. Sebelum instrumen dijadikan alat pengumpulan data diperlukan uji instrumen terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitas. Bukan hanya itu saja, dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan uji normalitas karena berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang akan diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian normalitas sampel, diantaranya yaitu : pengujian normalitas dengan kertas probabilitas normal dan dengan rumus Chi-Kuadrat. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan rumus Chi-Kuadrat. Peneliti menggunakan rumus tersebut karena dapat dilakukan oleh siapa saja dan tidak memerlukan sarana khusus seperti pengujian dengan kertas probabilitas normal.Uji normalitas dilakukan dengan cara menghitung skor pre-test,Rumus yang digunakan untuk menguji normalitas adalah sebagai berikut: X². = Ʃ N. ∑XY − ∑X . ∑Y √{(N. ∑X 2 ) r11 = 2 X r1/21/2 1 + r1/21/2 Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen r1/21/2= rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antar dua belah instrumen Berdasarkan desain yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan Nonequivalent Control Design, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus t-test sebagai berikut : Md t= Ʃ𝑥 2 𝑑 √ (𝑁−1) 𝑁 ( fo−fh )2 fh Keterangan: Md = mean dari deviasi (d) antara post test dan pre test Xd = perbedaan deviasi dengan mean deviasi N = banyaknya subjek (Winarsunu, 2012: 88) Keterangan : X2 = nilai Chi-Kuadrat fo = frekuensi yang diperoleh fh = frekuensi yang diharapkan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen yang belum berstandar, sehingga untuk menghindari dihasilkannya data yang tidak sahih maka terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen tersebut yaitu dengan melakukan uji validitas. Adapun langkah-langkah penentuan validitas yaitu dengan menghitung harga korelasi setiap butir dengan rumus Pearson Product Moment yaitu: Setelah diperoleh hasil dari penghitungan menggunakan rumus tersebut, kemudian dikonsultasikan dengan tabel nilai t. Perbedaan antara hasil pretest dan posttest dapat dikatakan signifikan jika thitung ≥ ttabel. 52 Pengaruh Penggunaan Media Gambar HASIL DAN PEMBAHASAN = Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan melakukan penelitian langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data terkait dengan penelitian. Hasil penelitian berdasarkan tahapan eksperimen secara berturut-turut : (1) Mengadakan studi pendahuluan. (2) Menentukan masalah belajar. (3) Melaksanakan tes uji validitas dan reliabilitas. (4) Perhitungan normalitas sampel. (5) Pelaksanaan uji coba. Pada studi pendahuluan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi penting tentang hasil belajar ips materi tokoh-tokoh sejarah siswa kelas IV SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya sebagai responden, serta menentukan subjek penelitian yang terdiri dari siswa kelas IV-B SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya. kegiatn studi pendahuluan berupa observasi kepada guru wali kelas Berdasarkan hasil observasi dan diskusi awal di SDN lidah Kulon IV/467 Surabaya dengan guru kelas IV-B, peneliti menemukan masalah bahwa siswa kelas IV-B mengalami kesulitan dalam memahami materi pada pelajaran IPS. Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap 23 siswa kelas IV-D SDN Lidah Wetan II/462 Surabaya untuk mendapatkan instrumen tes soal yang valid. Kegiatan ini dilakukan pada har Senin, 02 Maret 2015 pada pukul 09.30-10.30 WIB. Jumlah butir soal yang diujikan yaitu 25 butir soal yang berbentuk pilihan ganda dan peneliti bertindak sebagai pengawas. Untuk mengetahui validitas instrumen tes peneliti menggunakan data hasil tes yang dihitung dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Jika harga rxy> rtabel maka soal dikatakan valid dengan taraf signifikan 5%. Berikut ini adalah hasil perhitungan uji validitas soal no. 1 , dan hasilnya adalah sebagai berikut: = = 𝑟𝑥𝑦 No Siswa Skor Total Jawaban Benar (Y) X2 Y2 XY ∑ 9 1180 9 66480 528 √{(23. − (9)2 } . {(23.66480) − (1180)2 } 12144 − 10620 √{(207 − 81. )} . {(1529040) − (1392400)} 1524 √17216640 1524 = 4149,29 = 0,367 Dari hasil perhitungan validitas di atas maka dapat diketahui bahwa rhitung untuk soal no. 1 adalah 0,367 yang kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dengan subyek N = 22 dengan taraf signifikan 5% dengan batas penolakan 0,413 (tabel nilai rtabel). Dengan demikian jumlah perhitungan item soal no. 1 lebih kecil dari r tabel (0,367< 0,413), maka item soal nomer 1 dapat dinyatakan tidak signifikan atau tidak valid karena hasil yang diperoleh lebih kecil daripada nilai rtabel. Selanjutnya dengan cara yang sama untuk soal no. 2 – 30 terlampir. Untuk keseluruhan dari uji validitas instrumen tes diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Uji Validitas Tes No. Soal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. Tabel 3 Perhitungan Hasil Uji Validitas Instrumen Tes No. 1 Skor Perolehan Siswa (X) 23 . 528 − 9 . 1180 9. ) Keterangan: No. = Nomor siswa X = Skor perolehan siswa Y = Skor total jawaban benar N = Jumlah responden Setelah itu data tersebut dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut: N. ∑XY − ∑X . ∑Y rxy = 2 √{(N. ∑X ) − (∑X)2 } . {(N. ∑Y 2 ) − (∑Y)2 } 53 rhitung rtabel Keterangan 0,367 0,488 0,541 0,664 0,518 0,300 0,809 0,672 0,125 0,485 0,754 0,377 0,123 0,146 -0,400 0,346 0,231 0,333 0,491 0,321 0,488 0,285 0,467 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID TIDAK VALID TIDAK VALID TIDAK VALID TIDAK VALID TIDAK VALID TIDAK VALID TIDAK VALID VALID TIDAK VALID VALID TIDAK VALID VALID 24. 0,296 0,423 TIDAK VALID 25. -0,037 0,423 TIDAK VALID JPGSD Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen tes peneliti menggunakan data hasil tes yang dihitung dengan teknik Spearman-Brown. Jika harga r11> rtabel maka soal dikatakan reliabel dengan taraf signifikan 5%. Setelah data diketahui, lalu dihitung korelasinya dan dimasukkan ke rumus Spearman-Brown.Dari hasil penghitungan uji reliabilitas terlampir diketahui bahwa r11= 0,888 dan dapat dikonsultasikan dengan N = 22 maka harga rtabel untuk taraf signifikansi 5% adalah 0,423 (tabel nilai rtabel). Dengan demikian r11 lebih besar dari rtabel (0,888> 0,423). Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen pre test dan post test tersebut dinyatakan reliable. Uji normalitasbertujuan untuk mengetahui apakah vsampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.. Untuk mengetahui homogenitas sampel, data hasil pre-test yang dihitung dengan rumus Chi-Kuadrat. Hasil perhitungan uji kenormalan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Indonesia. Kegiatan ini dilakukan pada hari Selasa, 24 Maret 2015 pukul 09.00-09.30. sola post-test ini sama dengan soal pada saat pre-test yaitu 15 butir soal. Dari kegiatan ini peneliti akan memperoleh data hasil belajar siswa pada materi tokoh-tokoh sejarah setelah diberikan perlakuan atau pembelajaran dengan menggunakan media benda gambar. Dari hasil pemberian tes akhir (post-test) pada kelas IV-B SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya, maka diperoleh data yang signifikan. Setelah mengumpulkan data yang diperoleh melalui instrumen tes, maka kegiatan selanjutnya adalah menyajikan data. Data hasil pre-test dan post-test siswa dengan menggunakan media gambar terhadap hasil belajar siswa seperti pada tabel dibawah ini: No Nilai ratarata (x) 63 Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Simpangan baku X2hitung (s) 18 9,2 Tabel 6 Hasil Pre-test dan Post-test Jumlah Jumlah Jumlah nilai nilai Ʃd siswa pre-test post-test 1 X 26 1646,58 1866,59 313,31 Ʃd2 5283,54 2 tabel Dari data di atas kemudian dianalisis seperti berikut : Ʃ𝑑 𝑀𝑑 = 𝑁 313,31 = 26 = 12,05 37,7 Sampel dikatakan berdistribusi normal jika X2hitung < X tabel (1-α) (k-1).Dari hasil penghitungan uji normalitas sampel terlampir diperoleh harga chi-kuadrat hitung sebesar 9,2, sedangkan harga chi-kuadrat tabel pada α = 5% dengan dk = 26-1 = 25 yaitu sebesar 37,7. Dengan demikian X2hitung< X2tabel yaitu 9,2 < 37,7. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pada tahap pelaksanaan uji coba, peneliti melaksanakan tes awal (pre-test) yang diberikan kepada siswa sebelum perlakuan, dan kemudian melaksanakan tes akhir (post-test). peneliti melakukan tes awal (pre-test) dengan butir soal yang diberikan yaitu 15 butir soal. Kegiatan ini dilakukan di kelas IV-B pada hari Rabu, 18 Maret 2015 pukul 07.00-07.30. Dari data yang diperoleh bahwa hasil belajar siswa pada materi tokoh-tokoh sejarah kelas IV-B rata-rata masih rendah. Proses pemberian perlakuan ini berlangsung dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Rabu, 18 Maret 2015 dan Selasa 24 Maret 2015. Peneliti memberikan perlakuan setelah melakukan uji pre-test. Perlakuan yang diberikan dengan menggunakan media gambar. Pada proses pemberian perlakuan, peneliti mengajarkan materi tokoh-tokoh sejarah menggunakan media pembelajaran berupa beberapa gambar tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu, Buddha, dan Islam di 2 ( Ʃ𝑑 )2 𝑁 ( 313,31 )2 = 5283,54 − 26 98163,15 = 5283,54 − 26 = 5283,54 − 3775,50 = 1508,04 Ʃ𝑋𝑑 2 = Ʃ𝑑 2 − Kemudian dimasukkan ke dalam rumus t-test sebagai berikut : 𝑀𝑑 𝑡= Ʃ𝑋𝑑 2 √ (𝑁−1) 𝑁 12,05 = 1508,40 √26 (26−1) = 12,05 1508,40 √ 26 (25) = 12,05 √ 54 1508,40 650 Pengaruh Penggunaan Media Gambar = harga chi-kuadrat tabel pada α = 5% dengan dk = 26 – 1 = 25 yaitu sebesar 37,7. Dengan demikian X2hitung < X2tabel yaitu 9,2 < 37,7, hasil ini dapat disimpulkan bahwa skor hasil belajar berasal dari populasi atau kelas yang berdistribusi normal. Setelah pengumpulan dan pengambilan data yang diperoleh, selanjutnya yaitu melakukan penelitian di sekolah yang telah ditentukan yaitu SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya. Dalam tahap penelitian ini mengambil data dengan menggunakan teknik pre-test dan post-test. Hasil pre-test dan post-test dari satu kelas tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus (uji t). Hasil penelitian di kelas IV-B SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest siswa lebih tinggi dari pada nilai pre-test. Hal ini terbukti dengan nilai pre-test berjumlah 1659,91 dengan rata-rata kelas sebesar 63,84 dan nilai post-test berjumlah 1853,26 dengan rata-rata kelas sebesar 71,27. Kemudian dari hasil di atas selanjutnya dilakukan proses analisis data. Dari hasil perhitungan di atas dapat dikonsultasikan dengan tabel nilai t untuk db = N – 1 adalah N = 26 – 1 = 25 diketahui harga ttabel untuk taraf signifikasi 5% adalah 2,060 dan diketahui harga thitung adalah 7,92. Dari hasil tersebut diketahui bahwa harga thitung lebih besar daripada ttabel (7,92 > 2,060 ). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji beda (uji t) dengan menggunakan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa materi tokoh-tokoh sejarah. Dari hasil penelitian di SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya tersebut terdapat pengaruh yang signifikan melalui penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa. Penggunaan media gambar ini juga dapat membantu guru dalam menciptakan inovasi dalam mengajar serta membantu untuk meningkatkan pemahaman siswa.. 12,05 √2,3200 12,05 = 1,52 = 7,92 Dari hasil perhitungan di atas dapat dikonsultasikan dengan tabel nilai t untuk db = N – 1 adalah N = 26 - 1 = 25 diketahui harga ttabel untuk taraf signifikasi 5% adalah 2,060 dan diketahui harga thitung adalah 7,92. Dari hasil tersebut diketahui bahwa harga thitung lebih besar daripada ttabel (7,92 > 2,060). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada pembelajaran dengan menggunakan media gambar terhadap hasil belajar siswa materi tokoh-tokoh sejarah kelas IV-B SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya. Pembahasan Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan satu kelas saja. Hal ini dikarenakan peneliti menggunakan metode quasi experiment design dengan desain One-Group Pretest-Posttest Design. Jadi siswa diberi pre-test terlebih dahulu sebelum diberi pelakuan. Setelah diberi perlakuan kemudian diberikan post-test untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa materi tokoh-tokoh sejarah. Sebelum melakukan penelitian terdapat beberapa tahap, salah satunya yaitu dengan melakukan uji validitas. Uji validitas sendiri menggunakan rumus product moment. Uji validitas ini dilakukan di SDN Lidah Wetan II/462 Surabaya. Dari 25 butir soal terdapat 11 butir soal yang valid. Karena soal yang akan digunakan sebagai instrumen pre-test dan post-test sebanyak 15 butir soal, maka dari 4 soal yang tidak valid diperbaiki dan digunakan untuk soal pre-test dan post-test. Tahap selanjutnya yang dilakukan yaitu perhitungan reliabilitas instrumen. Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen tes , menggunakan data hasil tes yang dihitung dengan rumus Spearman-Brown dengan cara belah dua ganjil-genap. Dari hasil penghitungan uji reliabilitas yang bisa dilihat pada lampiran diketahui bahwa r11 = 0,888 dan dapat dikonsultasikan dengan N = 22 maka harga rtabel untuk taraf signifikansi 5% adalah 0,423 (tabel nilai rtabel). Dengan demikian r11 lebih besar dari rtabel (0,888 > 0,423). Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen pre test dan post test tersebut dinyatakan reliable. Tahap selanjutnya yang dilakukan yaitu perhitungan normalitas sampel untuk mengetahui sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas sendiri dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat. Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh harga chi-kuadrat hitung sebesar 9,2, sedangkan PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar siswamateri tokoh-tokoh sejarah kelas IV SDN Lidah Kulon IV/467Surabaya, ditunjukkan dari hasil perhitungan uji tpada taraf signifikansi 5% (tingkat kepercayaan 95%) yang diperoleh nilai thitung = 7,92> ttabel = 2,060. Hasil rata-rata kelas nilai pre-test -test yang diperoleh siswa kelas IV-B SDN Lidah Kulon IV/467 Surabaya adalah 63,84 dan rata-rata nilai post-test siswa adalah 71,27. Dari hasil uji beda (uji t) diketahui bahwa harga thitung lebih besar dari pada harga ttabel yaitu 7,92 > 2,060. Dengan adanya penggunaan media gambar ini siswa mendapatkan metode pengajaran yang baru, sehingga 55 JPGSD Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu dengan penggunaan media gambar ini juga dapat menarik perhatian siswa dalam memahami materi, sehingga memudahkan siswa dalam menjawab soal yang berkaitan dengan tokoh-tokoh sejarah. Sugono, Dendy. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Susilana, Rudi dan Riyana Cepi. 2011. Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti memberikan beberapa saran untuk berbagai pihak, yaitu bagi guru, bagi lembaga, dan bagi peneliti lain. Bagi guru, sebaiknya guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran ips agar dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Bagi lembaga, hendaknya penggunaan media gambar digunakan dalam pembalajaran karena penggunaan media gambar ini memudahkan siswa memahami materi pembelajaran, terutama dalam pembelajaran ips materi pokok tokoh-tokoh sejarah. Bagi peneliti lain, sebagai bahan rujukan untuk dapat melakukan penelitian tentang pembelajaran ips dengan menggunakan metode yang berbeda sehingga siswa dapat menemukan pengalaman baru dan pengetahuan baru dalam pembelajaran ips materi tokoh-tokoh sejarah. Winarsunu, Tulus. 2009. Statistik Dalam Penelitian Psikologi & Pendidikan. Malang: UMM Press DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dwiyogo, W.D. 2013. Media Pembelajaran. Malang: Wineka Media. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hamiyah, Nur dan Muhamad Jauhar. 2014. Strategi Belajar Mengajar Di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Murniati. 2008. Kesiapan belajar matematika di Sekolah Dasar. Surabaya: Surabaya Intelectual Club. Nasution. 2006. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Sadiman, A.S. dkk. 2010. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sanaky, Hujair AH. 2010. Media Pembelajaran ( Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen ). Yogyakarta: Kaukaba Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenamedia Group. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2013. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 56