p-ISSN : 2303-307X, e-ISSN 2541-5468 43 MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA GURU DENGAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SDN TAJUNGAN Drs. Heru Susanto 1 , Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan ABSTRACT The process of learning has meaning wider than the meaning of teaching. Communication must be done by students, because by communication interaction between was establish. Learning Interaction will get feedback, learning process and new behaviors, learning to express f eelings, mutual attention and providing an opportunity to learn social skills and communication skills. This Research intends to know the increase teacher's ability to teach and increase learning achievement with their interpersonal communication between students and teachers after following the guidance and counseling group at SDN Tajungan academic year 2014/2015. This research is a type of action research Schools. From the results of research on increasing the skills o f interpersonal communication through group counseling can be concluded that there are dif ferences skills of interpersonal communication for students after being treated with prior treatmen for the experimental group, Thust, the group counseling has been proven effective to improve the skills of interpersonal communication for students who experience barriers to communication skills. Implementation of group counseling can be done in the school or outside the school and that the group counseling is a miniature full social dynamics of teenage life. Keywords: Interpersonal Communication, Learning and Teaching ABSTRAK Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar. Berkomunikasi merupakan keharusan bagi siswa, sebab melalui komunikasi terjalin interaksi antara keduanya. Interaksi dalam pembelajaran akan memperoleh umpan balik, proses belajar dan berlatih perilaku baru, belajar mengekspresikan perasaan, saling memberikan perhatian serta memberikan kesempatan mempelajari ketrampilan sosial dan ketrampilan berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam mengajar dan peningkatan prestasi belajar dengan adanya komunikasi interpersonal antara siswa dengan guru setelah mengikuti bimbingan dan konseling secara kelompok di SDN Tajungan Semester Genap tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan Sekolah. Dari hasil penelitian mengenai peningkatan ketrampilan komunikasi interpersonal melalui konseling kelompok dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan ketrampilan komunikasi interpersonal bagi siswa setelah diberi perlakuan dengan sebelum diberi perlakuan bagi kelompok eksperimen, sehingga dapat dikatakan bahwa konseling kelompok telah terbukti efektif untuk meningkatkan ketrampilan komunikasi interpersonal bagi siswa yang mengalami hambatan dalam ketrampilan berkomunikasi. Penyelenggaraan konseling kelompok dapat dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dan bahwa konseling kelompok merupakan sebuah miniatur sosial yang penuh dengan dinamika kehidupan remaja. Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Belajar Mengajar 1 Korespondensi : Drs. Heru Susanto, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan. Email : [email protected] 44 Widyagogik, Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2016 PENDAHULUAN yang Proses belajar mengajar dimaksud dalam mendengarkan merupakan suatu proses yang mengandung Beberapa serangkaian perbuatan guru dan siswa atas seleksi dasar komunikasi hubungan timbal balik yang persepsi faktor kita mencapai tujuan tertentu. keinginan-keinginan, hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan berlangsungnya syarat proses utama selektif menanggapi. mempengaruhi menanggapi suatu harapan-harapan, dambaan-dambaan, pendapat, sikap dan keyakinan kita. bagi belajar mengajar. yang adalah kebutuhan-kebutuhan, Interaksi atau dan dalam berlangsung dalam situasi edukatif untuk yang Seorang Kepala Sekolah selaku pemantau operasional di sekolah binaannya Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar wajib mempunyai arti yang lebih luas, tidak ‘jembatan’ sekaligus media bagi lancarnya hubungan antara guru dengan kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagai sekedar siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Berkomunikasi keharusan bagi bentuk merupakan implementasi sebagai kinerja Kepala Sekolah maka Program layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah dan senantiasa berusaha satu upaya memberikan pelayanan bantuan membuka serta menjalin komunikasi atau kepada remaja atau siswa dalam situasi hubungan dengan teman sebayanya. Selain demikian itu ada sejumlah kebutuhan dalam diri konseling mencakup empat bidang, yaitu; siswa yang hanya dapat dipuaskan lewat a) bidang pribadi, b) bidang sosial, c) komunikasi bidang belajar, dan d) bidang karir. dengan sebab solusi siswa membutuhkan siswa, memberikan sesamanya. Dalam komunikasi kita bisa memilih sebagaian itu. Layanan bimbingan Ketrampilan berkomunikasi pesan yang terkandung dalam pernyataan merupakan lawan komunikasi kita untuk kita tanggapi yang dan mengabarkan pesan-pesan atau bagian- kesempatan, bagian pesan lainnya. khusus dari seorang pembimbing (Johnson Hampir semua bentuk komunikasi sesungguhnya memang kompleks anda suatu dan menuntut proses perkembangan pengalaman, latihan-latihan Johson,1981). Upaya waktu, ketrampilan peningkatan atau ketrampilan berkomunikasi dapat dilakukan rumit, sehingga sadar atau tidak sadar kita dengan proses belajar dan berlatih (Henry cenderung memilih apa atau mana yang Guntur Tarigan,1981). kita persepsikan dan kita tanggapi. Inilah Heru santoso : M engembangkan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Siswa Guna M eningkatkan Efektifitas Kegiatan Belajar M engajar di SDN Tajungan Pemberian layanan bimbingan dan untuk 45 saling menerima dan memberikan konseling dapat dilakukan dengan prosedur ide, perasaan, dukungan maupun bantuan individual atau bagi kelompok kelompok. atau Pendekatan klasikal pada dasarnya anggota lain. berkembang Kepercayaan melalui interaksi individu bukan untuk kelompok atau kelas tersebut, dengan melainkan untuk kepentingan siswa yang psikologis dan sosiologis yang kondusif berada di dalam kelompok atau kelas akan tersebut kepercayaan agar memahami, bersikap dan lingkungannya. diri menumbuhkan diri Lingkungan dan meningkatkan seseorang. Lingkungan bertindak positif di dalam dan terhadap psikologis dan sosiologis yang kondusif sekolah, adalah lingkungan dan masyarakat (Mungin Eddy Wibowo, 2002). dalam pendidikan di keseluruhan sekolah dengan suasana demokratis, yaitu adanya suasana penuh Secara umum tujuan bimbingan dan konseling lingkungan penerimaan, kepercayaan, rasa aman dan program kesempatan untuk mengekspresikan ide-ide untuk dan perasaan. Asumsi yang dipakai dalam adalah membantu para siswanya agar mencapai penelitian tahap perkembangan yang optimal, baik konseling kelompok akan terjadi proses fisik, interaksi antar psikologis maupun sosial. Secara ini adalah remaja. bahwa dalam Dalam interaksi akademik pelayanan bertujuan agar setiap tersebut akan memperoleh umpan balik, siswa antara prosesq belajar dan berlatih perilaku baru, studi belajar mengekspresikan perasaan, saling prestasi memberikan perhatian dan bantuan serta memperoleh kemampuan yang dan dipilihnya kesesuaian jurusan/program dan mencapai belajar secara optimal. Untuk memberikan melaksanakan program bimbingan itu, digunakan berbagai teknik, ketrampilan dengan kebutuhan. dan ketrampilan Penelitian ini bertujuan untuk satu mengetahui ada atau tidaknya peningkatan prosedur yang digunakan adalah prosedur kemampuan guru dalam mengajar dan kelompok peningkatan dengan Salah sosial mempelajari berkomunikasi. prosedur dan pendekatan yang beragam sesuai kesempatan memperhatikan pendekatan-pendekatan yang sesuai. Konseling lingkungan yang kelompok belajar dengan adanya komunikasi interpersonal antara merupakan kondusif prestasi yang memberikan kesempatan bagi anggotanya siswa dengan bimbingan guru setelah dan konseling mengikuti secara 46 Widyagogik, Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2016 kelompok di SDN Tajungan Semester Genap tahun Pelajaran 2014/2015. terjadi maka terjadilah suatu komunikasi antara pihak yang satu dengan pihak yang lain. Dalam hal itu pihak yang satu Pemahaman Supervisi mengirimkan suatu berita atau informasi 1 Pengertian supervisi sedang yang lain menerima informasi itu, Supervisi berencana adalah program yang untuk pembelajaran. memperbaiki sehingga terjadilah interaksi antara kedua belah pihak. Menurut Boardman et al, (2000:17) mengemukakan supervisi Secara luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik sebagai suatu usaha untuk menstimulasi, verbal mengkoordinasi dan membimbing secara ditanggapi oleh orang lain. Komunikasi kontinu pertumbuhan di mencakup pengertian yang lebih luas dari sekolah individual secara sekedar wawancara. Setiap bentuk tingkah guru-guru maupun maupun kolektif, agar lebih mengerti dan lebih laku efektif sehingga dalam seluruh fungsi pembelajaran. mengungkapkan pendidikan sebagai sempit (A. verbal yang pesan tertentu, merupakan bentuk Supratiknya). Secara juga komunikasi Supervisi non komunikasi diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh supervisor pesan yang dikirim sesorang kepada satu dalam atau lebih penerima dengan maksud sadar hal memperbaiki ini kepala situasi sekolah belajar untuk mengajar untuk mempengaruhi tingkah laku kepada guru-guru baik secara individual penerima. atau kelompok mulai dari perencanaan komunikasi setidaknya dua orang saling proses mengirimkan pembelajaran sampai dengan evaluasi proses pembelajaran. Dalam memiliki setiap si bentuk lambang-lambang makna tertentu. yang Lambang- lambang tersebut bisa verbal berupa kataKetrampilan Komunikasi kata, 1. Pengertian Komunikasi ekspresi atau ungkapan tertentu dan gerak Untuk menyatakan pendapat, perasaan, kemauan dan keinginan agar orang lain dapat memahaminya diperlukan suatu alat, yang dapat dipahami dan digunakan semua orang. Dan bila itu atau bersifat nonverbal berupa tubuh (Johnson and Johson, 1981). 2. Masalah Risiko Psikologis dalam Kelompok. Kegiatan kegiatan dalam kelompok, termasuk penyuluhan kelompok Heru santoso : M engembangkan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Siswa Guna M eningkatkan Efektifitas Kegiatan Belajar M engajar di SDN Tajungan 47 merupakan (c) individu kegiatan mempunyai sejumlah dengan keterampilan khusus, kepentingan, kemampuan yang berkenaan kepribadian, kebiasaan dan minat yang pengalaman praktek. Ketiga berbeda-beda. kemampuan tersebut oleh ASGW dirinci pada yang dari Meskipun permulaan sebelum dan kelompok kelompok dalam bentuk butir-butir standar dalam aturan professional Standards for Training of permainan dalam kegiatan kelompok itu, Group Counselor (ASGW, 1983) dan biasanya, dapat disarikan sebagai berikut. telah penyuluhan dengan dijelaskan berbagai apabila kelompok telah berkembang, maka muncul hal-hal yang tidak diinginkan yang merupakan risiko psikologis itu adalah wajar, mengingat bahwa dalam penyuluhan Dalam hal ini penulis memaparkan bahawa penelitian ini merupakan tersebut secara sengaja dipancing emosi- penelitian tindakan (action research), emsoi yang terpendam pada diri setiap karena peserta. tekanan memecahkan tertentu, kelas. Gejala-gejala kelompok terhadap kelompok METODE PENELITIAN seperti peserta penelitian dilakukan masalah Penelitian ini untuk pembelajaran juga di termasuk kekerasan dan konfrontasi yang merusak, penelitian pelanggaran gangguan menggambarkan bagaimana suatu teknik terhadap keleluasaan pribadi , tindakan pembelajaran diterapkan dan bagaimana mengkambinghitamkan, hasil yang diinginkan dapat dicapai. bahaya dalam kerahasiaan, emosional proses luka sering kelompok fisik kali yang dan Menurut Oja dan Sumarjan (dalam telah Titik Sugiarti, 1997:8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, Kompetensi Pimpinan Kelompok Association for Specialits in Group Work (ASGW) kemampuan sebab terjadi berkembang jauh. 3. Masalah deskriptif, mengelompokkan khusus menjadi tiga (a) guru sebagai penelitia; (b) penelitian tindakan simultan terintegratif; kolaboratif; (d) (c) administrasi sosial eksperimental. Pelaksanaan menggunakan penelitian tindakan ini bentuk sebagai jawab penuh kelompok besar, yaitu (a) kemampuan peneliti, yang pengetahuan penelitian ini adalah guru. Tujuan utama khusus, (b) kemampuan yang berkaitan dari penelitian tindakan ini adalah untuk berkaitan dengan penanggung guru 48 Widyagogik, Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2016 meningkatkan hasil pembelajaran di kelas diperoleh dimana guru secara penuh terlibat dalam mengetahui Kinerja Guru yang dicapai penelitian mulai siswa juga tindakan, pengamatan, refleksi. siswa terhadap Sementara penulis selaku observer yang serta aktivitas memantau perkembangan yang terjadi di pembelajaran. kelas, dari di samping perencanaan, dan dengan untuk tujuan memperoleh respon kegiatan siswa pembelajaran selama proses itu memang tugas penulis sekaligus sebagai Kepala Sekolah PAPARAN DATA DAN di SD tersebut. PEMBAHASAN Penelitian ini bertempat di SDN Tajungan Semester Genap tahun Pelajaran 2014/2015. untuk Siklus I a. Tahap Perencanaan Penelitian ini dilaksanakan Pada tahap ini pada bulan Februari sampai Maret pada mempersiapkan semester Genap dengan subjek penelitian yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS adalah guru dan siswa di SDN Tajungan 1, Semester pengajaran yang mendukung. Selain itu Genap tahun Pelajaran 2014/2015. penelitian soal tes formatif 1 juga Instrumen yang ini digunakan terdiri dari: dalam Silabus, perangkat peneliti dipersiapkan pengolahan dengan dan dan alat-alat lembar hubungan guru, pembelajaran observasi antara lembar siswa observasi Rencana Pelajaran (RP), Lembar Kegiatan aktivitas guru dan siswa. Siswa, dan Tes formatif. Data-data yang b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi hubungan antara siswa Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada dengan guru, observasi aktivitas siswa tanggal 5 Februari 2015 di Kelas dan dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal guru, mengetahui dalam dan tes keefektivan kegiatan formatif. Untuk suatu metode pembelajaran perlu ini peneliti pada menggunakan dipersiapkan. analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu diadakan analisa data. Pada penelitian ini teknik bertindak VI rencana pelajaran Pengamatan telah (observasi) yang bersifat menggambarkan kenyataan dilaksanakan atau pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir fakta sesuai dengan data yang bersamaan yang dengan Heru santoso : M engembangkan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Siswa Guna M eningkatkan Efektifitas Kegiatan Belajar M engajar di SDN Tajungan 49 proses belajar mengajar siswa diberi tes dalam proses belajar mengajar yang telah formatif untuk dilakukan. Adapun data hasil penelitian siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: I mengetahui dengan tingkat tujuan keberhasilan Penilaian No Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar B. Kegiatan inti 1. Mempresentasikan langkah-langkah bimbingan dan konseling 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan Belajar yang baik 3. Melatih keterampilan berbicara 4. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan berbicara (diskusi) I Ratarata Aspek yang diamati P1 P2 1,2 2 2 2 2,7 2 2 2 2,3 2 2 2 2,1 2,3 2 2,2 3 2,5 1 3 1 3 1, 3 3 3 3 3 3 3 C. Penutup 1. 2. Membimbing siswa membuat gambaran cita-cita Memberikan evaluasi terhadap hubungan interpersonal Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek antara guru dan siswa. kedua aspek yang yang mendapatkan kriteria kurang baik mendapat adalah memotivasi siswa dalam berbicara merupakan suatu kelemahan yang terjadi (diskusi), tujuan pada siklus I dan akan dijadikan bahan serta siswa kajian untuk refleksi dan revisi yang akan menyampaikan bimbingan dan konseling, antusias dalam kegiatan interpersonal nilai kurang baik di atas, dilakukan pada siklus II. Tabel 2. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I No Uraian 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar Dari tabel di atas Hasil S iklus I 45,04 10 59,67 dapat 45,04 dan ketuntasan belajar mencapai dijelaskan bahwa dengan menerapkan 12 siswa sudah tuntas belajar. Hasil diperoleh nilai rata-rata siswa adalah tersebut menunjukkan bahwa pada siklus 50 Widyagogik, Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2016 pertama secara klasikal siswa belum pada tanggal 17 Februari di Kelas tuntas dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal belajar, karena siswa yang VI memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar ini 66,67% Adapun proses belajar mengajar mengacu lebih ketuntasan kecil yang dari persentase dikehendaki yaitu peneliti pada bertindak rencana sebagai pelajaran memperhatikan siswa masih merasa baru dan belum sehingga kesalahan atau kekurangan pada mengerti apa yang dimaksudkan dan siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. kegiatan guru dengan bimbingan menerapkan dan konseling sebagai media interpersonal . Pada perangkat peneliti pembelajaran LKS, 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu dipersiapkan pengelolaan keterlaksanaan dilaksanakan pelaksanaan bersamaan belajar mengajar. lembar observasi mengetahui tingkat keberhasilan dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut: observasi guru dan siswa. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan mengajar untuk No kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah bimbinga belajar dan lembar Pelaksanaan I, diberi tes formatif II dengan tujuan untuk ini yang terdiri dari rencana pelajaran 2, juga pembelajaran siklus Pada akhir proses belajar mengajar siswa tahap mempersiapkan Pengamatan dengan Siklus II a. Tahap perencanaan pada dengan sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena digunakan revisi guru. belajar siklus II dilaksanakan Tabel 3 Pengelolaan interpersonal dalam BK Pada Siklus II Penilaian Aspek yang diamati P1 P2 Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Menghubungkan dengan pelajaran 2,4 2,6 sebelumnya 2,5 2,5 2. Memotivasi siswa 2,5 2,5 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2,5 2,5 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar B. Kegiatan inti 1. Mempresentasikan langkah-langkah 4,1 4,4 bimbingan dan konseling Rerata 2,5 2,5 2,5 2,5 4,3 Heru santoso : M engembangkan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Siswa Guna M eningkatkan Efektifitas Kegiatan Belajar M engajar di SDN Tajungan 2. 3. 4. Membimbing siswa melakukan kegiatan Belajar yang baik Melatih keterampilan berbicara Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan berbicara (diskusi) 4,2 3 5 4 4,5 3,5 4 5 4,2 3 3 3 3 3 3 Namun demikian C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat gambaran cita-cita 2. Memberikan evaluasi terhadap hubungan interpersonal 51 Dari tabel di atas, tanpak aspek- kurang. aspek yang diamati pada kegiatan belajar tesebut mengajar II) yang dilaksanakn optimal, untuk itu ada beberapa aspek oleh guru dengan menerapkan Bimbingan yang perlu mendapatkan perhatian untuk belajar secara intensionalitas tinggi dalam penyempurnaan interpersonal selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah (siklus yang lebih akrab belum mendapatkan penilaian yang cukup baik memotivasi dari pengamat / penulis selaku Kepala merumuskan Sekolah di SDN Tajungan. Maksudnya konsep, merupakan penerapan siswa, hasil yang pembelajaran membimbing kesimpulan/ dan penilaian siswa menemukan pengelolaan waktu. dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai Tabel 4 Pengelolaan Interpersonal Dalam BK Pada Siklus II No 1 2 3 4 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aktivitas Guru yang diamati Menyampaikan tujuan BK Memotivasi siswa dalam KBM Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan cita2 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan bimbingan dan konseling Presentase 6,5 7,1 5,3 Aktivitas siswa yang diamati Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru Membaca buku Panduan konseling Bekerja dengan sesama anggota kelompok Diskusi antar siswa dan antara siswa dengan guru Menyajikan hasil evaluasi test kemampuan diri Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide Menulis yang relevan dengan KBM Merangkum materi kegiatan Mengerjakan tes evaluasi Presentase 15,5 17,5 18,7 19,4 4,9 6,2 8,1 8,3 9,0 Berdasarkan tabel I di atas, tampak bahwa aktifitas guru yang paling dominan pada siklus II adalah Meminta siswa menyajikan dan 8,7 mendiskusikan hasil kegiatan bimbingan dan konseling yaitu 8,7%. Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan. 52 Widyagogik, Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2016 Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata pengelolaan siswa adalah 80,3 dan ketuntasan belajar belajar melalaui interpersonal secara intens mencapai 59,69% serta lembar observasi aktivitas guru dan belajar. yang sudah tuntas Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami bimbingan dan konseling siswa. b. Tahap kegiatan dan pengamatan peningkatan Pelaksanaan kegiatan belajar sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada peningkatan Kinerja Guru siswa ini karena tanggal 5 Maret di Kelas VI SDN Tajungan setelah bahwa Semester Genap tahun Pelajaran 2014/2015 setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini tes sehingga pada pertemuan berikutnya peneliti bertindak siswa lebih proses belajar Selain itu guru mengerti menginformasikan termotivasi utnuk siswa apa diinginkan juga yang guru belajar. sudah dimaksudkan dengan mulai rencana sebagai guru. mengajar pelajaran dengan Adapun mengacu pada memperhatikan dan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau menerapkan kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi bimbingan dan konseling belajar . pada siklus III. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar SIKLUS III mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar a. Tahap Perencanaan siswa diberi tes formatif III dengan tujuan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa pembelajaran yang terdiri dari dalam proses belajar mengajar yang telah rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. tes formatif III. Adapun data hasil penelitian Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pada siklus III adalah sebagai berikut: No Tabel 5 Pengelolaan interpersonal dalam BK Pada Siklus III Penilaian Aspek yang diamati P1 P2 Pengamatan KBM A. Pendahuluan 7 7,7 5. Menghubungkan dengan pelajaran 7 7,8 sebelumnya 7 7,8 6. Memotivasi siswa 7 7,9 7. Menyampaikan tujuan pembelajaran 8. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar B. Kegiatan inti 5. Mempresentasikan langkah-langkah 5,6 7,3 bimbingan dan konseling Rerata 7,3 7,3 7,3 7,4 6,9 Heru santoso : M engembangkan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Siswa Guna M eningkatkan Efektifitas Kegiatan Belajar M engajar di SDN Tajungan 6. 7. 8. Membimbing siswa melakukan kegiatan Belajar yang baik Melatih keterampilan berbicara Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan berbicara (diskusi) 5,7 7 6,6 8,1 6,1 7,8 9 9,2 9,1 9 9 9,4 9,8 9,3 9,5 C.Penutup 3. M embimbing siswa membuat gambaran citacita 4. M emberikan evaluasi terhadap hubungan interpersonal Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek- pengamat aspek yang diamati pada kegiatan belajar membimbing siswa mengajar (siklus III) yang dilaksanakan kesimpulan oleh pengelolaan waktu. guru dengan menerapkan adalah 53 memotivasi siswa, merumuskan /menemukan konsep, dan mendapatkan penilaian cukup baik dari Tabel 6 Pengelolaan Interpersonal Dalam BK Pada Siklus III No 1 2 3 4 Aktivitas Guru yang diamati Menyampaikan tujuan BK Memotivasi siswa dalam KBM Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan cita2 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan bimbingan dan konseling Presentase 7,5 8,1 8,0 7,9 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aktivitas siswa yang diamati Presentase Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 29,5 Membaca buku Panduan konseling 30,5 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 41,7 Diskusi antar siswa dan antara siswa dengan guru 67,4 Menyajikan hasil evaluasi test kemampuan diri 77,9 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 64,2 Menulis yang relevan dengan KBM 11,1 Merangkum materi kegiatan 19,3 Mengerjakan tes evaluasi 29,0 mengajar yaitu 81 %. Aktivitas lain yang Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa mengalami peningkatan adalah membimbing dan aktivitas guru yang paling dominan pada siklus III mengamati siswa menemukan cita-citanya. adalah memotivasi siswa dalam kegiatan belajar Tabel 7 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III No 1 2 3 Uraian Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar Berdasarkan diperoleh nilai tabel rata-rata di tes Hasil Siklus III 89,3 90,3 60,67 atas sebesar 89,3% formatif belajar. Hasil mencapai pada ketuntasan siklus III ini 54 Widyagogik, Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2016 mengalami peningkatan lebih baik dari sosial siklus II. Adanya peningkatan Kinerja kehidupan remaja. Guru pada siklus III ini dipengaruhi oleh Saran adanya Bagi Peneliti Selanjutnya peningkatan dalam kemampuan guru bimbingan dan menerapkan yang penuh Penelitian dengan ini mengungkap konseling belajar secara intens melalui variabel interpersonal yang efektif sehingga siswa komunikasi menjadi bimbingan dan konseling lebih terbiasa dengan yaitu dinamika variabel dua ketrampilan interpersonal dan variabel belajar . Pada pembelajaran yang akrab sehingga siswa peneliti selanjutnya akan sangat baik bila lebih dalam memahami materi memperhatikan mudah yang telah diberikan. mengikuti peran konseling meneliti sejauh janis dalam kelompok, mana ketrampilan PENUTUP komunikasi ini dapat bertahan, dan Simpulan pengamatan Dari hasil peningkatan penelitian ketrampilan mengenai komunikasi perubahan dan individu ada untuk mencobakan dalam kehidupan yang nyata. Saran Bagi Guru Pembimbing interpersonal melalui konseling kelompok Konseling kelompok merupakan dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam wujud penelitian ini ada perbedaan ketrampilan peserta komunikasi dinamika sosial, pembimbing seharusnya interpersonal bagi siswa pelayanan nyata didik setelah diberi perlakuan dengan sebelum mempraktekkan diberi sekolah perlakuan eksperimen, bagi kelompok sehingga dapat dikatakan meningkatkan ketrampilan yang dalam sehingga menggunakan programnya manfaatnya di akan semakin dirasakan oleh peserta didik. bahwa konseling kelompok telah terbukti efektif untuk terhadap Konseling kelompok proses interaksi antar individu mengandung mengalami hambatan dalam ketrampilan kemungkinan besar konseling kelompok berkomunikasi. dapat juga konseling terapi yang komunikasi interpersonal bagi siswa yang Pelaksanaan fungsi merupakan maka efektif untuk memberikan kelompok dapat dilakukan di sekolah atau intervensi-intervensi di luar sekolah dan bahwa konseling remaja lainnya misalnya : kecenderungan miniatur agresivitas, kreativitas remaja dan lain- kelompok merupakan sebuah lainnya. masalah-masalah Heru santoso : M engembangkan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Siswa Guna M eningkatkan Efektifitas Kegiatan Belajar M engajar di SDN Tajungan Berdasarkan pengalaman peneliti, diperlukan karena konseling kelompok memerlukan memberikan jumlah pertemaun beberapa kali serta mengikuti waktu yang relatif lama, akhir maka perlu mencari waktu yang tidak mengganggu beberapa reward untuk siswa agar kelompok hingga motivasi konseling sesuai 55 dengan kontrak yang dilakukan. agenda kegiatan siswa seperti belajar, dan DAFTAR PUSTAKA Ali Muhammad. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Tarsito. A. Musyafiqul, Drs. 2004. Penelitian Pendidikan Pengantar Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan KTI . Kediri : IKIP PGRI Kediri. Asmawi Zainul. S. Hamid Hasan. 2003. Evaluasi Hasil Belajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Arikunto, Suharsimi. 1984. Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktis. Jakarta Cipta. ________________. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi III. Jakarta : Bina Aksara. Dipdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Dasar 2002. Petunjuk Pengajaran di Sekolah Dasar. Depdagri RI Direktorat Jenderal Pemerintah Umum. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar. Hadi Sutrisno, Prof, Drs. 2003. Komunikasi Dua Arah . Jilid 1 – 4. Yogyakarta : Psikologi UGM. 1 Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015