Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Telp (0271)717417, 719483 Fax. (0271)715448 Surakarta Surakarta 57102 UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN 2013/2014 SEKOLAH PASCA SARJANA UMS ====================================== MATA KULIAH DOSEN : KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN : Dr. DARSINAH MOHON DI TULIS DENGAN KALIMAT SENDIRI Kerjakan semua soal dibawah ini! BIAR TIDAK SAMA 1 DENGAN YANG LAIN 1. Ada berapa aspek kepemimpinan dalam pengajaran yang perlu diperhatikan, salah BEGITU LHA YAUUUU satunya adalah perencanaan. a. Jelaskan fase-fase perencanaa dan pengambilan keputusan oleh guru!. TERIMA b. Deskripsikan tugas-tugas yang KASIH harus dilakukan guru dalam aspek perencanaan tersebut!. c. Pembelajaran disekolah dilakukan dengan tema. Jelaskan keterkaitan tema dengan sub tema, dan keterkaitannya dalam pembuatan perencanaan pembelajaran harian!. 2. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan pendekatan Scrientific. a. Jelaskan keterkaitan pendekatan Scientific dengan Teori Constructivis!. b. Berikan contoh pelaksanaan pendekatan Scientific. Fakta yang ditampilkan bebas.! 3. Kinerja guru perlu dilakukan evaluasi! a. Tunjukkan posisi evaluasi kinerja guru dalam manajemen pendidikan! b. Jelaskan rasional dan dasar evaluasi kinerja guru bagi kepentingan manajemen! c. Evaluasi kinerja guru dapat meliputi beberapa domain kinerja yang proposinya tidak sama. Tentukan domain yang paling dominan, serta alasannya! d. Dalam Goal and Role Evaluation Model, jika dicermati proses evaluasi ada dua tahap utama. Tentukan tahap tersebut beserta luas cakupannya! 4. Supervisi akademik merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan disekolah. a. Jelaskan rasional perlunya supervisi akademik! b. Terdapat beberapa pendekatan supervisi akademik. Meskipun setiap pendekatan memiliki tekanan yang berbeda-beda, namun ada benang merah yang sama pada setiap pendekatan tersebut. Tunjukkan persamaan dan perbedaan hal tersebut! c. Buatlah satu contoh program pembinaan guru/kepala sekolah! ***Selamat Bekerja*** Jawaban Nomor 1. fase fase perencanaan : 1. Persiapan Terhadap Situasi Mencakup tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan pemahaman situasi umum harus dimiliki sebelum guru mengajar di dalam kelas, sehingga dengan pengetahuan tersebut guru dapat membuat ancang- ancang terhadap variabel faktor masalah dan menghadapi situasi kelas. 2. Persiapan Terhadap Siswa yang di Hadapi Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui keadaan siswa tersebut, atau dengan kata lain guru harus membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan siswa yang akan dihadapi. Selain dari faktor internal siswa tersebut, seorang guru juga harus mengetahui taraf kematangan serta pengetahuan umum dan khusus yang dimiliki siswa. 3. Persipan dalam Tujuan Umum Pembelajaran Menyangkut tujuan instruksional apa yang akan dicapai oleh para siswa, dan yang harus dimiliki seorang guru, antara lain : pengetahuan, kecakapan, keterampilan atau sikap tertentu yang konkret, yang bisa di ukur dengan alat- alat evaluasi. 4. Persiapan Terhadap Bahan Pelajaran yang digunakan Dengan adanya pengetahuan yang akan dihadapkan kepada siswa, guru memiliki persiapan yang akan disampaikan kepada siswa dengan memperhatikan batas-batas, luas dan urutan-urutan pengajaran yang diperlukan. 5. Persiapan tentang Metode Belajar yang digunakan metode ceramahmetode tanya jawab atau diskusi 6. Persiapan dalam Penggunaan Alat Praga Misalkan kapur dan papan tulis, penghapus, dan sebagainya. Alat peraga dapat menjadi media komunikasi yang baik pada saat proses belajar berlangs. 7. Persiapan dalam Teknik Evaluasoi Tujuan evaluasi adalah sampai sejauh mana daya serap siswa terhadap produk bahasan yang guru terapkan. Evaluasi menggunakan teknik yaitu Teknik nontes & tulis. Fase pengambilan keputusan : 1. Mempertimbangkan apakah keputusan harus dibuat atau tidak 2. Menjelaskan tujuan keputusan, prioritas dan jangka waktu 3. Mengumpulkan informasi yang relevan, alternatif solusi dan konsekuensinya 4. Memilih solusi yang paling sesuai dengan karakter permasalahan 5. Mengkomunikasikan keputusan yang telah ditetapkan 6. Evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan Tugas tugas yang harus dilakukan (1). Guru sebagai konservator (pemelihara) (2). Guru sebagai tramitor (penerus) (3). Guru sebagai transformator (penerjemah) (4). Guru sebagai perencana (planner) (5). Guru sebagai manajer proses pembelajaran (6). Guru Sebagai Pemandu (direktur). (7). Guru sebagai organisator (penyelenggara) (8). Guru sebagai komunikator (9). Guru sebagai fasilitator (10). Guru sebagai motivator (11). Sebagai penilai (evaluator)perencana (planner) (5). Guru sebagai manajer proses pembelajaran (6). Guru Sebagai Pemandu (direktur). (7). Guru sebagai organisator (penyelenggara) (8). Guru sebagai komunikator (9). Guru sebagai fasilitator (10). Guru sebagai motivator (11). Sebagai penilai (evaluator) Keterkaitan tema dengan sub tema Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyaukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa peserta didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. 1. Memilih dan mengembangkan tema. Tema untuk pembelajaran terpadu / tematik dapat bersumber dari minat anak, peristiwa-peristiwa khusus, kejadian yang tidak terduga, guru, dan orang tua, serta misi lembaga ( Soderman dan Whiren, 1999). 2. Langkah yang kedua ialah penjabaran Tema. Tema yang dipilih harus dijabarkan ke dalam sub-sub tema dan konsep-konsep yang di dalamnya terkandung istilah, fakta, dan prinsip, kemudian jabarkan ke dalam bidang – bidang pengembangan dan kegiatan belajar yang lebih operasional. 3. Setelah kita melakukan penjabaran maka kita membuat perencanaan. Perencannaan ini harus dibuat secara tertulis sehinga memudahkan guru untuk mengetahui langkahlangkah apa saja yang harus ditempuh. Nomor 2. pendekatan scientific a. Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Hal ini sejalan dengan teori konstruktivis yaitu belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri pebelajar dengan faktor ekstern atau lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku b. Misal; siswa diminta membayangkan kegiatan petani di sawah, kemudian diminta menjelaskan atau bercerita tentang kegiatan petani berikutnya sampai dengan hasil beras menjadi nasi dihubungkan dengan tema manusia sebagai makhluk sosial. Satu persatu siswa menyebutkan hasil pengamatannya seperti; 1. ada 6 orang di sawah sedang bekerja menanam padi, 2. orang-orang bekerja di sawah membetulkan saluran irigasi, 3. orang-orang sedang bekerja melakukan panen padi. Dari hasil pengamatan obyek tersebut dapat disimpulkan tentang mahkluk sosial; Makhluk sosial adalah makhluk berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri. Makhluk sosial adalah makhluk yang memiliki kecenderungan menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya sebagai kebutuhan dasar yang disebut kebutuhan sosial (social needs). Hasil pengamatan obyek secara sederhana tersebut jika dilanjutkan dapat berupa analisis dan menghasilkan kajian yang saling kait mengkait. Kegiatan petani dalam menggarap sawahnya untuk menanam padi sampai dengan panen adalah; 1. memerlukan pedagang benih, 2. setelah itu petani memerlukan pekerja untuk menanam padi, 3. setelah masa tanam, petani memerlukan pupuk dan pekerja, 4. pekerja untuk penyiangan gulma, 5. pekerja untuk penyemprotan hama, 6. buruh panen 7. Setelah itu agar padi tersebut dapat diuangkan, petani perlu pembeli. Nomor 4. a. Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar (essential function) dalam keseluruhan program sekolah. Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembanganprofesionalisme guru. Yang bertujuan(1) membantu guru mengembangkan ompetensinya, (2).mengembangkan kurikulum,dan (3) mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK). b. persamaan nya adalah proses pemberian bantuan kepada guru/ staf sekolah untuk memperbaiki atau mengembangkan situasi belajar mengajar kearah yang lebih baik, dengan kata lain supervisi pendidikan adalah suatu proses pemberian layanan, bimbingan dan bantuan kepada guru-guru baik secara individual maupun kelompok dalam rangka memperbaiki pengajaran guru di kelas yang mencakup segala aspek tugas pengajaran yang dilakukan guru. Sedangkan perbedaan nya Dalam pelaksanaan supervisi, karakteristik guru yang dihadapi oleh supervisor pasti berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari sisi usia dan kematangan, pengalaman kerja, motivasi maupun kemampuan guru. Karena itu, supervisor harus menerapkan pendekatan yang sesuai dengan karakteritik guru yang dihadapinya. Apabila pendekatan yang digunakan tidak sesuai, maka kegiatan supervisi kemungkinan tidak akan berjalan dengan efektif. c. jawaban nomor 4 c di lampiran nomor 3. a. Posisi evaluasi kinerja guru adalah diketahuinya keunggulan dan kelemahan dari guru yang bersangkutan untuk dijadikan sebagai dasar perencanaan pengembangan kinerja berikutnya dalam proses pembelajaran. b. Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, PK GURU adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam keterampilan, penguasaan sebagai kompetensi pengetahuan, yang penerapan dibutuhkan sesuai pengetahuan amanat dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Gurumencakup: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional. Sebagai desainer masa depan anak, kepadanya terletak tanggung jawab untuk memberdayakan dan membudayakan seluruh peserta didiknya.. Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta keterampilan guru, sangat menentukan tercapainya kualitas proses pembelajaran atau pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi guru dengan tugas tambahan tersebut. Sistem PK GURU adalah sistem penilaian yang dirancang untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan dalam unjuk kerjanya. c. (empat) domain kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sesuai dengan Peraturan Domain yang paling dominan adalah domain pedagogik dengan kompetensi 7 (tujuh) dan dengan indikator 45 (empat puluh lima). 1. Mengenalkarakteristikanakdidik. 2. Menguasaiteoribelajardanprinsip-prinsippembelajaran yang mendidik. 3. Pengembangankurikulum. 4. Kegiatanpembelajaran yang mendidik. 5. Memahamidanmengembangkanpotensi. 6. Komunikasidenganpesertadidik. 7. Penilaiandanevaluasi. 8. Bertindaksesuaidengannorma agama, hukum, sosial, dankebudayaannasional Indonesia. Aspek teoritis pedagogis,mengandung arti upaya pengendalian dilakukan melalui pengujian dan pengukuran .Profesi guru akan bermutu jika terus-menerus dilakukan pengujian dan pengukuran terhadap kompetensi guru melalui uji kompetensi.Ukuran kinerja dapat dilihat dari kualitas hasil kerja, ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan ,prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan ,kemampuan menyelesaikan pekerjaan dan kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain d. Dua tahap goal and role evaluation model Evaluasi formatif Menurut Scriven (1991) dalam diktat teori dan praktek evaluasi program bimbingan dan konseling (Aip Badrujaman, 2009), evaluasi formatif adalah suatu evaluasi yang biasanya dilakukan ketika suatu produk atau program tertentu sedang dikembangkan dan biasanya dilakukan lebih dari sekali dengan tujuan untuk melakukan perbaikan. Sedangkan Weston, McAlpine dan Bordonaro (1995) dalam diktat teori dan praktek evaluasi program bimbingan dan konseling (Aip Badrujaman, 2009) menjelaskan bahwa tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk melakukan perbaikan suatu produk atau program. Hal ini senada dengan Worthen dan Sanders (1997) dalam diktat teori dan praktek evaluasi program bimbingan dan konseling (Aip Badrujaman, 2009) yang menyatakan bahwa evaluasi formatif dilakukan untuk memberikan informasi evaluatif yang bermanfaat untuk memperbaiki suatu program. Baker mengatakan ada dua faktor yang mempengaruhi kegunaan evaluasi formatif, yaitu kontrol dan waktu. Bila saran perbaikan akan dijalankan, maka evaluasi formatif diperlukan sebagai kontrol. Informasi yang diberikan menjadi jaminan apakah kelemahan dapat diperbaiki. Apabila informasi mengenai kelemahan tersebut terlambat sampai kepada pengambilan keputusan, maka evaluasi bersifat sia-sia. Evaluasi sumatif Berbeda dengan evaluasi formatif, evaluasi summatif lebih diarahkan untuk menguji efek dari komponen-komponen pendidikan/pembelajaran terhadap murid-murid, atau dapat juga dikatakan bahwa evaluasi summatif dirancang untuk mengetahui seberapa jauh kurikulum yang telah disusun sebelumnya memberikan hasil pada siswa antara lain mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal itu dapat dilihat pada hasil pre test dan post test, antara kelompok eksperimen dan control. Walaupun Scriven tidak mengarahkan model ini pada evaluasi dalam proses belajar mengajar, namun pelaksanaan kurikulum tidaklah dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan. Contoh: Dalam sebuah kurikulum kimia di SMA , untuk menilai kurikulum kimia itu, maka setiap unit atau satuan pelajaran harus dicobakan/dilaksanakan. Pada akhir pelaksanaan setiap kegiatan belajar mengajar, atau pada pertengahan dan akhir semester evaluasi hasil belajar dapat dan perlu dilakukan baik untuk menentukan tingkatan atau angka yang dicapai siswa dalam bidang tersebut maupun proses pendidikan berikutnya. Evaluasi sumatif juga dilakukan setelah program berakhir. Tujuan dari evaluasi sumatif adalah untuk mengukur pencapaian program. Fungsi evaluasi sumatif dalam evaluasi program pembelajaran dimaksudkan sebagai sarana untuk mengetahui posisi atau kedudukan individu di dalam kelompoknya. Mengingat bahwa obyek sasaran dan waktu pelaksanaan berbeda antara evaluasi formatif dan sumatif maka lingkup sasaran yang dievaluasi juga berbeda.