PENGEMBANGAN PENILAIAN Disusun untuk memenuhi tugas

advertisement
PENGEMBANGAN PENILAIAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah perencanaan pembelajaran semester V
Oleh :
ANISA RATNA PERTIWI
ARIF NOFA SUGIYANTO
ASRI WIDIYARNO
DIYAH WULAN P
FENI TRISNAWATI
FIRST HERDYAN WP
HUDZAIFAH NOOR
ISKA SULISTYAWATI
S 1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAH MARET
SURAKARTA
2009
PENGEMBANGAN PENILAIAN
A. PENGERTIAN
Penilaian adalah kegiatan pengumpulan dan penggunaan informasi tentang proses
dan hasil belajar untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi
yang telah diajarkan. Penilaian kelas dilakukan secara bertahap dengan lingkup
kompetensi atau indicator tertentu melalui berbagai teknik penilaian
Penilaian dilakukan dengan tujuan untuk menilai proses dan hasil belajar siswa di
sekolah, mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan menentukan kenaikan kelas.
Fungsi penilaian adalah untuk memberikan umpan balik proses belajar mengajar
meningkatkan motivasi belajar siswa dan memberikan laporan kemajuan belajar
siswa kepada orang tua.
B. JENIS PENILAIAN KELAS
Berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur penilaian kelas dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu ulangan harian dan ulangan umum. Ulangan harian dilakukan
untukmenilai pencapaian satu atau lebih kompetensi. Frekuensi ulangan harian
diserahkan kepada guru. Ulangan umum dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi dalam satu semester atau satu tahun. Proporsi kompetensi yang diujikan
dalam ulangan umum ditentukan sendiri oleh guru.
Berdasarkan sasarannya penilaian dibedakan menjadi dua . pertama penilaian
individual yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi secara peroranga.
Kedua, penilaian keompok yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi
atau hasil belajar secar aberkelompok.
Berdasarkan tujuan, maka penilaian kelas terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Penilaian Formatif (formative assessment)
Penilaian formatif merupakan penilaian yang menyediakan informasi kepada siswa
dan guru untuk digunakan dalam memperbaiki kegiatan belajar dan mengajar. Hal ini
sering dilaksanakan secara informal dan berkelanjutan, meski mereka tidak
menyadarinya. Data-data dari penilaian-penilaian sumatif dapat digunakan dalam
langkah formatif (Atkin, Black, & Coffey, 2000).
Penilaian formatif yang dirancang secara terencana, terarah dan terstruktur sebagai
bagian dari pembelajaran, maka dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan
efisien. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Atkin, Black, & Coffey, (2000)
memberikan ciri-ciri penilaian formatif dalam bentuk pertanyaan berikut:
- Kemana tujuan anda?
- Dimana anda sekarang?
- Apa yang anda lakukan untuk mencapai tujuan tersebut?
Setelah menyikapi pertanyaan-pertanyaan tersebut, sebagai suatu panduan, penting
untuk dicatat bahwa tidak satupun blueprint atau model terbaik untuk menggunakan
penilaian sebagai alat, terutama sekali untuk mendukung dan memudahkan pelajaran
siswa. Pertanyaan-pertanyaan kritis tersebut disediakan sebagai suatu kerangka untuk
meraih penilaian yang manjur.
Stiggins (2001), menyarankan kepada para guru untuk memperhatikan hal-hal
berikut dalam merencanakan penilaian kelas, dimana kelima hal tersebut merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan. Kelima hal tersebut yaitu:
a. Penguasaan isi pengetahuan, termasuk mengetahui dan mengerti.
b. Penggunaan pengetahuan untuk memberi alasan dan memecahkan permasalahan.
c. Pengembangan keterampilan
d. Pengembangan kemampuan untuk menciptakan produk-produk tertentu yang
memenuhi standar.
e. Pengembangan tentang pentingnya pengaturan atau penempatan.
Para guru dapat menggunakan data penilaian untuk membuat keputusan-keputusan
yang menyangkut:
- Kelayakan pengembangan dari isi
- Ketertarikan siswa akan isi pelajaran
- Efektivitas dari kegiatan pelajaran dalam menghasilkan hasil belajar yang
diharapkan
- Efektivitas dari pemberian contoh-contoh
- Pemahaman dan kemampuan siswa harus dipergunakan sejak memilih kegiatan dan
contoh-contoh.
2. Penilaian Sumatif (assessment of learning)
Anderson (2003), menyatakan bahwa penilaian adalah proses dari pengukuran
informasi guna membuat keputusan. Kemudian Popham (1995:3) mempertegas
bahwa “educational assesment is a formal attempt to determine students’ status with
respect to educational variables of interest”. Penilaian juga memiliki terminologi
khusus guna mendeskripsikan sekalian aktivitas yang dikerjakan oleh pengajar untuk
mendapatkan informasi tentang pengetahuan, ketrampilan dan sikap dari para
pembelajar. Pengumpulan data dari penilaian formal (tes obyektif) dan data informal
(observasi atau daftar isian) termasuk aktivitas penilaian ini (Marsh, 1996).
Uba dan Freed (2000) mendefinisikan penilaian sebagai proses dari pengumpulan
dan pengujian informasi untuk meningkatkan kejelasan pengertian tentang apa yang
sudah dipelajari oleh pembelajar dari pengalaman-pengalamannya.
Popham (1995) memberikan alasan perlunya melakukan penilaian, yaitu penilaian
berfungsi untuk:
1. Mendiagnosa kekuatan dan kelemahan pembelajar.
2. Memantau kemajuan belajar.
3. Memberi atribut pemberian nilai.
4. Menentukan efektivitas pengajaran
Herman, Aschbacher, dan Winters (1992) menyatakan dua tujuan yang paling dasar
dalam melakukan penilaian yaitu:
1. Menentukan sejauh mana pembelajar telah menguasai pengetahuan khusus atau
ketrampilan-ketrampilan (content goal).
2. Mendiagnosa kelemahan dan kelebihan pembelajar dan merancang pembelajaran
yang sesuai (process goals).
Penilaian sumatif (assessment of learning) merupakan jenis penilaian yang
orientasinya adalah pengumpulan informasi tentang pembelajaran pada rentang
waktu tertentu atau pada akhir suatu unit pelajaran. Penilaian sumatif dilakukan pada
akhir semester atau unit instruksional untuk menilai kualitas dan kuantitas akhir
pencapaian belajar siswa atau kesuksesan dari program instruksional (Weeben,
Winter, dan Beroadfood: 2002).
Sehubungan dengan defenisi di atas, penilaian sumatif lebih menekankan pada hasil
dan dilaksanakan satu kali untuk satu semester atau setiap akhir dari suatu program
instruksional. Peranan guru dan tes eksternal yang terstandarisasi menjadi sangat
penting, sehingga validitas dan reliabilitas instrument penilaian harus terpenuhi.
Hasil penilaian sumatif ini berfungsi untuk grading clacement, promotion, dan
accountability. Penilaian jenis ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Dalam hal motivasi, penilaian jenis ini sangat menguntungkan bagi siswa yang
memperoleh prestasi yang tinggi. Sebaliknya, bagi siswa yang memperoleh prestasi
yang rendah akan memiliki motivasi yang rendah yaitu rasa pesimis.
3. Penilaian Untuk Belajar (assessment for learning)
Penilaian untuk belajar pada dasarnya adalah penilaian formatif yang dilaksanakan
sesuai dengan fungsi dan tujuan penilaian formatif secara benar. Penilaian untuk
belajar muncul sebagai akibat kegagalan pelaksanaan penilaian formatif.
Penilaian untuk belajar merupakan model penilaian yang lebih memihak pada
membantu siswa untuk lebih memahami dan menguasai materi pelajaran yang
diberikan, dengan memberi kesempatan pada siswa untuk lebih bertanggung jawab
terhadap belajar mereka sendiri.
Penilaian untuk belajar merupakan penilaian yang terintegrasi secara terus menerus
selama proses belajar mengajar berlangsung. Aktivitas siswa akan dipantau dan
diamati, guru menjadi pengajar sekaligus pendidik. Guru harus dapat menjadikan
penilaian sebagai sarana untuk memotivasi dan membantu siswa dalam upaya
memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar mereka sendiri.
C. TEKNIK PENILAIAN
Ada beberapa teknik penilaian yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Teknik penilaian tertulis dan lisan umunnya telah dikenal dan dipakai guru dalam
pembelajaran sehari-hari. Teknik yang lani meskipun tidak sama sekali baru namun
relative jarang digunakan antara lain:
1. Tes perbuatan
Tes perbuatan menuntut siswa untuk menampilkan hasil belajarnya. Tes ini dapat
dibedakan menjadi tes penilaian terhadap penampilan kinerja siswa dan penilaian
terhadap produk siswa
2. Pengamatan
Pengamatan dapat dilakukan guru atau oleh siswa dengan objek perilaku amatan
siswa, misalnya ketelitian menghitung, dsb.
3. Skala sikap
Pengukuran ini berupa sejumlah pernyataan sikap tentang suatu objek yang
dinyatakan secara berskala. Misalnya skala sikap terhadap kebersihan.
4. Angket
Berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tertentu, misalnya
kebiasaan siswa di rumah.
5. Portofolio
Untuk dapat menilai, guru perlu mengumpulkan berbagai doumen dan hasil karyanya
kemudian membuat catatan perkembangan belajar siswa yang disusun secara
sistematis per mata pelajaran.
6. Tugas
Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur diluar kelas,
misalnya membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis cerita dan mengamati
objek.
7. Proyek
Penilaian dalam proyek meliputi kemampuan perencanaa, pelaksanaan dan pelaporan
kegiatan.
D. PENGEMBANGAN PENILAIAN DALAM SISKO 2006
1. Pemilihan teknik penilaian
Langkah pertama dalam pengembangan penilaian ialah memilih teknik penilaian.
Untuk memudahkan pemilihan teknik penilaian kit a dapat kembali mengacu pada
kolom analisis kompetensi. Semua indicator yang termasuk pada klom pengetahuan
(indicator kognitif) cocok dinilai dengan teknik penilaian tertulis atau lisan. Kita
tingal menentukan teknik penilaian yang lebih spesifik.
Semua indicator yang berasal dari kolom perbuatan (indicator psikomotorik) cocok
dinilai dengan teknik tes perbuatan. Sementara indicator afektif cocok diukur dengan
alat penilaian nontes yaitu: pengamatan, skala sikap, daftar periksa atau angket.
Teknik penilaian yang telah dipilih selanjutnya diisikan pada sialbus pada kolom
teknik penilaian. Pada silabus RPP selain menuiskan teknik penilaian yang dipakai
kita masih harus mengembangkan soal/ perintah dan kunci / pedoman penilaiannya.
2. Pengembangan alat penilaian kognitif
Untuk menghasilkan alat penilaian kognitif yang valid secara konstruk kita harus
mengacu pada deskripsi materi kognitif yang telah dibuat pada langkah sebelumnya.
Soal soal yang isinya tidak selaras dengan deskripsi materi dengan sendirinya tidak
valid.
Dalam
penyusunan
soal-soal
evaluasi
disarankan
agar
sekaligus
guru
mengembangkan soal dalam jumlah yang banyak. Sebagian soal dapat dikeluarkan
dalam ulangan harian sedangkan yanglain dapat disimpan dalam bank soal untuk
dijadikan soal ulangan umum. Soal yang dipilih untuk dikeluarkan dalam ulangan
umum tinggal dilengkapi kisi kisi soal.
3. Pengembangan alat penilaian Psikomotorik
Ada beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar psikomotor. Ryan
(1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui (1)
pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses
pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan
jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak
dalam lingkungan kerjanya. Sementara itu Leighbody (1968) berpendapat bahwa
penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: (1) kemampuan menggunakan alat dan
sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan
pengerjaan, (3) kecepatan mengerjakan tugas, (4) kemampuan membaca gambar dan
atau simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang
telah ditentukan.
Untuk menghasilkan alat penilaian kognitif yang valid secara konstruk kita harus
mengacu pada deskripsi materi kognitif yang telah dibuat pada langkah terdahulu.
Soal yang isinya tidak selaras dengan deskripsi materi dengan sendirinya tidak valid.
4. Pengembangan alat penilaian afektif
Pada penilaian ini kita dapat membuat daftar matan. Waktu pengambilan nilai afektif
tidak terbatas pada saat pembelajaran usai dilaksanakan tetapi dapat menggunakan
rentang waktu yang lebih panjan, misalnya satu atau dua bulan kemuadian, sampai
guru meyakini konsistensi sikap siswa yang bersangkutan.
Teknik pengamatan juga dapat digunakan utuk melakukan penilaian pembiasaan.
Untuk itu guru harus mengembangkan terlebih dahulu aspek aspek penilaian yang
merupakan jabaran indicator perilaku dari setiap aspek pembiasaan.
Referensi
Merancang pembelajaran aktif dan kontekstual berdasarkan sisko 2006 oleh Nasar.
http://smadawates.sch.id/berkas/Pengembangan%20Perangkat%20Penilaian%20Psik
omotor.rtf
http://sarkomkar.blogspot.com/2009/12/penilaian-kelas.html
download this at http://arifnofa.blog.uns.ac.id
typed by arifnofa all right reserved
Download