BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya wanita mengatakan bahwa menjadi hamil adalah suatu
pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang
luar biasa untuk wanita, dengan hadirnya anak seorang wanita akan merasa
lebih sempurna. Menjelang kelahiran sang buah hati, ada beberapa metode
yang bisa dipilih oleh seorang ibu di dalam melahirkan sang buah hati.
Metode di dalam melahirkan seorang bayi antara lain dengan cara melalui
proses melahirkan secara normal maupun operasi Caesar (Irhamsyah, 2012).
Fenomena yang terjadi belakangan ini memperlihatkan kepada kita
bahwa banyak Ibu yang memilih untuk melahirkan secara caesar dengan
alasan karena ingin anaknya lahir di tanggal yang bagus, atau pun tidak ingin
mengalami rasa sakit seperti melahirkan secara normal meskipun kondisi
mereka memungkinkan untuk melahirkan normal (Irhamsyah, 2012).
Ditengah maraknya permintaan operasi caesar yang dipilih ibu hamil untuk
melahirkan sang bayi, ternyata masih banyak pula ibu-ibu hamil yang
menginginkan persalinan normal atau alami untuk melahirkan sang bayi.
Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun1997 dan tahun 2002-2003, tercatat bahwa jumlah persalinan melalui
bedah caesar secara nasional hanya berjumlah kurang lebih 4% dan jumlah
persalinan secara normal sebesar 96 % (Irhamsyah, 2012). Ibu-ibu yang
memilih melahirkan secara normal memiliki beberapa alasan. Dari hasil
wawancara yang penulis lakukan pada beberapa narasumber (ibu Zahirah dan
ibu Kanita di Klinik AIE, 10 Maret 2013 ) peneliti mendapatkan keterangan
persalinan normal dipilih karena operasi membutuhkan banyak biaya dan
adanya keinginan untuk merasakan secara nyata perjuangan seorang ibu demi
melahirkan buah hatinya. Sedangkan alasan lain adalah ketakutan terhadap
operasi karena masa penyembuhannya yang membutuhkan waktu lama,
sedangkan jika melahirkan alami atau normal setelah proses melahirkan, 6
jam kemudian ibu dapat berjalan seperti biasa.
Menghadapi persalinan normal bukanlah hal yang mudah, karena
kesuksesan proses persalinan akan tergantung dari kesehatan ibu dan bayi.
Kondisi ibu yang sehat antara lain tidak ada penyakit yang menjadi penyulit
selama kehamilan atau komplikasi penyakit seperti preeklampsia berat,
penyakit jantung dan sebagainya, selain itu kondisi bayi pun harus dalam
keadaan baik, bayi tidak terlalu besar, posisi bayi tidak melintang, posisi bayi
sungsang, dan bayi tidak menderita denyut jantung lemah. Ibu dan bayi yang
sehat dapat dipastikan mampu menjalani proses persalinan secara normal
atau alami. (Prawirohardjo, 2006).
Mengingat pentingnya kesehatan ibu dan bayi dalam menghadapi
persalinan normal, maka banyak kekhawatiran yang dirasakan ibu dalam
menghadapi persalinan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada
5 ibu hamil di Klinik AIE, pada tanggal 4 Mei 2013 didapatkan hasil bahwa
dari 5 orang ibu hamil terdapat 3 ibu mengatakan khawatir menghadapi
persalinannya nanti. Dalam wawancara yang dilakukan ada ibu yang
mengatakan cemas jika ditengah-tengah proses persalinan normalnya
menghadapi beberapa kendala dan
diharuskan untuk operasi Caesar.
Peristiwa tersebut dapat terjadi dikarenakan kondisi ibu yang dimana mulas
yang dirasakan ibu tidak adekuat, tidak adanya penurunan kepala bayi, atau
keadaan bayi yang mengalami denyut jantung yang lemah ditengah-tengah
proses persalinan normal (Prawirohardjo, 2006).
Selain itu, ada pula ibu hamil yang mengatakan bahwa ibu merasa
cemas akan rasa sakit yang dihadapi pada saat melahirkan secara normal.
Sebagian besar wanita akan mengalami nyeri yang sangat hebat saat
menghadapi proses melahirkan normal, bahkan terkadang melebihi dugaan
mereka sebelumnya, itu dikarenakan proses persalinan diawali kontraksi atau
tegangnya seluruh otot rahim. Kontraksi pada otot rahim membuat bayi akan
terdorong keluar dari dalam rahim (uterus) secara bertahap, sedikit demi
sedikit. Akibat daya dorong dari kontraksi ini, maka mulut rahim (cervix)
secara bertahap akan mulai terbuka, meregang sedikit demi sedikit, untuk
memberikan jalan bagi keluarnya bayi. Pembukaan pintu rahim bertambah
sekira 1-2 cm tiap jam, namun ada juga yang lebih lambat atau lebih cepat
(Prawirohardjo, 2006).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Jannatun (2010), menunjukkan
ada hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan pada ibu dalam
menghadapi
persalinan.
ketidakberdayaan
Kecemasan
menyelesaikan
dapat
ancaman,
terjadi
karena
kehilangan
perasaan
kemampuan
mengendalikan keadaan, perasaan kehilangan fungsi, gagal membentuk
pertahanan diri dari ancaman, takut kematian, rasa tidak berdaya (Hudak &
Gallo, 1995; Kozier B, Glenorae, 1993).
Dalam menghadapi persalinan terdapat perasaan yang bercampur
antara bahagia maupun ketakutan ataupun kecemasan tentang apa yang nanti
akan dialami oleh calon ibu. Kecemasan merupakan reaksi emosional yang
tidak menyenangkan terhadap bahaya nyata yang disertai dengan perubahan
sistem syaraf otonom dan pengalaman subjektif sebagai “tekanan“,
“ketakutan“ dan “kegelisahan“ (Spielberger, 1972). Menurut Spielberger
kecemasan dibagi 2, yaitu State anxiety (kecemasan sesaat) dan Trait anxiety
(kecemasan dasar).
Kecemasan sesaat akan meningkat apabila individu merasa dirinya
dalam keadaan terancam dan akan menurun kembali jika individu sudah
merasa aman. Individu menghayati kecemasan sesaat ini secara subjektif,
mengalami perasaan ketakutan, khawatir dan gelisah. Sedangkan kecemasan
dasar mengacu pada perbedaan kepribadian dalam kecenderungan mengalami
kecemasan. Kecemasan tidak terlihat langsung dalam perilaku, melainkan
dilihat dari intensitas dan frekuensi kecemasan sesaat yang dialami oleh
masing-masing individu (Spielberger, 1972).
Sebagian besar ibu yang akan menghadapi proses melahirkan akan
mengalami kecemasan sesaat, karena ibu merasa dirinya dalam keadaan
terancam, akan tetapi jika ibu memang merupakan seorang yang pencemas, ia
akan tetap merasakan cemas, baik dalam menghadapi proses persalinan
maupun tidak.
Menurut Kartono (dalam Yulianti, 2004), bahwa pada setiap wanita
apabila dirinya akan melahirkan pasti akan dihinggapi campuran perasaan
yaitu perasaan takut mati, perasaan ini dikarenakan proses persalinan adalah
perjuangan seorang ibu yang mempertaruhkan hidup dan mati dalam
melahirkan seorang bayi, trauma kelahiran juga menjadi penyebab lainnya
karena ibu yang sudah mempunyai pengalaman dalam melahirkan akan lebih
mengetahui rasa sakit yang akan dirasakan sehingga menyebabkan
kecemasan. Menurut Mackonochie (dalam Ambarwati & Sintowati, 2004)
perasaan cemas ibu dalam memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi
yang akan dilahirkan tidak hanya berlangsung pada kehamilan pertamanya,
tetapi juga pada kehamilan-kehamilan berikutnya. Walaupun mereka telah
mempunyai pengalaman dalam menghadapi masa melahirkan tetapi rasa
cemas tetap akan selalu ada.
Menurut Zaenal (dalam Nur, 2010) kecemasan menimbulkan
ketegangan, menghalangi relaksasi tubuh, menyebabkan keletihan bahkan
mempengaruhi kondisi janin dalam kandungannya. Menjelang persalinan, ibu
hamil membutuhkan ketenangan agar proses persalinan menjadi lancar tanpa
hambatan. Semakin ibu tenang menghadapi persalinan maka persalinan akan
berjalan semakin lancar dan proses persalinan tidak menjadi sulit. Selain itu
dukungan dari suami maupun keluarga terdekat juga dibutuhkan agar ibu
merasa tenang, nyaman dan tidak merasakan kekhawatiran yang berlebih
dalam menghadapi proses persalinan.
Dukungan
sosial
menurut
Sarafino
(2006)
adalah
perasaan
kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diterima dari orang
atau kelompok lain. Sarafino menambahkan bahwa orang-orang yang
menerima dukungan sosial memiliki keyakinan bahwa mereka dicintai,
bernilai, dan merupakan bagian dari kelompok yang dapat menolong mereka
ketika membutuhkan bantuan, yang sering terjadi adalah banyaknya dukungan
sosial yang telah diberikan oleh suami, orangtua maupun keluarga terdekat
lainnya tetapi ibu hamil tersebut tidak merasa mendapatkan dukungan sosial
apapun. Sedikit atau banyaknya dukungan sosial yang diterima akan
tergantung dari persepsi ibu hamil itu sendiri atas dukungan sosial tersebut.
Dukungan sosial yang diterima oleh ibu pada saat menghadapi
persalinannya dapat berupa dorongan semangat, perhatian dan kasih sayang
membuat ibu memiliki pandangan positif tentang persalinannya. Dengan
adanya pandangan positif tersebut maka ibu akan lebih siap untuk
menghadapi proses persalinannya. Jika ibu sudah merasa didukung oleh
lingkungannya, segala sesuatu dapat menjadi lebih mudah pada saat ibu
mengalami saat-saat menegangkan seperti pada saat akan menghadapi proses
persalinan.
Persepsi
dukungan
sosial
adalah
cara
individu
menafsirkan
ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan
peristiwa stres (Zimet dalam Louw & Viviers, 2010). Persepsi atas adanya
dukungan sosial dapat membantu ibu mengatasi cemas saat akan menghadapi
persalinan normal. Menurut Suryaningsih (2007) sudah selayaknya pasangan
memberikan semangat dan perhatian kepada istri. Dengan begitu, sang istri
bisa kuat secara mental untuk menghadapi segala hal di saat menghadapi
proses persalinan nanti, sebisa mungkin suami harus dapat menciptakan
suasana yang mendukung perasaan istrinya, dengan cara memberikan
semangat jika saat melahirkan tiba, memberitahukan pada istri jika ia akan
selalu mendampingi disampingnya saat melahirkan nanti, dukungan keluarga
yang diberikan pada calon ibu akan menunjukkan perasaan tenang dan siap
saat menghadapi melahirkan sang buah hati.
Penelitian yang dilakukan Rahayu (2011) menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif antara dukungan sosial dan kecemasan pada calon
ibu yang akan menghadapi persalinan. Secara lebih jauh peneliti ingin
mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pada ibu dalam
mempersiapkan kelahiran secara normal. Selain itu, peneliti juga ingin
mengetahui bagaimanakah bentuk kecemasan tersebut, apakah lebih kearah
state atau trait.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti kemukakan pada latar belakang
masalah, maka masalah utama yang menjadi kajian dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Apakah ada hubungan persepsi dukungan sosial terhadap kecemasan trait dan
state pada ibu untuk melahirkan secara normal?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
persepsi dukungan sosial terhadap kecemasan trait dan state pada ibu untuk
melahirkan secara normal.
Download