BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman, dan kekhawatiran
yang timbul karena dirasakan akan terjadinya suatu yang tidak
menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui
(Maramis, 2005). Menurut Kandouw (2007) cemas tidak mungkin bisa
dihindari karena dalam menghadapi masalah sehari-hari pasti merasa
cemas. Dalam kehidupan sekarang ini sering dikatakan “age of anxiety”
abad kecemasan. Individu-individu tergolong normal kadang-kadang
mengalami kecemasan yang menumpuk, sehingga dapat disaksikan pada
penampilan yang berupa gejala-gejala fisik maupun mental. Gejala
tersebut lebih jelas pada individu yang mengalami gangguan mental, lebih
jelas lagi bagi individu yang mengidap penyakit mental parah (Sundari,
2005).
Gravida
adalah
seorang
ibu
hamil
(Prawirohardjo,
2002).
Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
sedangkan multigravida adalah seorang wanita yang sudah hamil dua kali
atau lebih (Bobak, 2005). Pada ibu primigravida dan multigravida terdapat
perbedaan-perbedaan secara fisiologis. Tidak hanya tanda-tanda fisik,
psikologis seorang ibu yang hamil pertama kali maupun yang sudah
pernah hamil tampak berbeda. Biasanya ibu multigravida tampak lebih
1
2
tenang dan lebih siap dalam menjalani kehamilannya terutama saat-saat
persalinan (Morgan dan Carole, 2009).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina keluar. Persalinan merupakan titik
tertinggi dari seluruh persiapan yang telah dipersiapkan. Setiap kehamilan
dan persalinan mempunyai risiko, tetapi yang dimaksud dengan kehamilan
risiko tinggi adalah kehamilan yang risikonya meningkat. Risiko dalam
kehamilan adalah suatu ukuran statistik epidemiologik dari kemungkinan
terjadinya suatu keadaan gawat-darurat-obstetrik yang tidak diinginkan
pada masa mendatang yaitu prakiraan/prediksi akan terjadinya komplikasi
dalam persalinan dengan dampak kematian/kesakitan pada ibu/bayi
(Prawirohardjo, 2002). Sekitar 20-30% dari kehamilan dan persalinan
mempunyai risiko yang meningkat dan risiko ini dapat mempengaruhi
kesehatan dan jiwa (Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
UNPAD, 1981).
Beberapa wanita akan menyambut persalinan dengan gembira. Di lain
pihak, ada yang menyambutnya dengan kecemasan, ketakutan dan
kesedihan (Huliana, 2007). Kecemasan bukan hanya dirasakan oleh istri,
selama masa kehamilan dan dalam persalinan, banyak suami yang
merasakan cemas. Konsekuensi kecemasan dan perilaku koping yang
kurang efektif dalam proses persalinan dapat menimbulkan efek psikologis
yang buruk (Dagun, 2002).
3
Walaupun fokus penekanan dalam persalinan adalah wanita, perlu
diingat bahwa kecemasan juga dialami oleh pasangannya (Henderson,
2006). Ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan seorang suami
saat menghadapi kehamilan dan proses persalinan istri, yaitu dari faktor
kesiapan fisik, kesiapan mental psikologis dan dari faktor kesiapan sosial
ekonomi (Sumapraja, 1993). Lahirnya anak juga memerlukan persiapanpersiapan yaitu persiapan fisik, persiapan mental dan persiapan materi
yang cukup, agar kelahiran anak dapat berjalan dengan lancar dan
menghasilkan ibu dan anak yang sehat (Partasari, 2004). Tekanan jiwa
yang dialami suami dalam menunggu istri bersalin dapat berasal dari sikap
negatif terhadap kelahiran atau anak yang akan dilahirkan. Bisa juga
berasal dari prasangka yang negatif atau juga dari situasi lingkungan yang
tidak sesuai. Sesudah anaknya lahir mungkin si ibu dan ayah mengalami
tekanan jiwa karena kecewa, kecewa karena anaknya ternyata tidak sesuai
keinginan (Alisjahbana dkk, 1997)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Robert Mccall yang
dimuat dalam majalah Better Parenting 1994, sekitar 11-65% calon ayah
mengalami gejala-gejala yang mirip seperti yang dialami oleh ibu hamil.
Misalnya kram pada kaki, mual-mual, dan mengidam atau disebut juga
sebagai couvade. Sebenarnya semua gejala itu bersumber dari perasaan
cemas dan kadang kala juga perasaan takut yang dialami calon ayah
(Musbikin, 2006).
4
Oleh karena itu studi ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan
tingkat kecemasan suami terhadap persalinan istri risiko tinggi
primigravida dengan multigravida pada trimester ketiga.
B. Rumusan Masalah
Adakah perbedaan tingkat kecemasan suami terhadap istri sedang
hamil dengan risiko tinggi pada primigravida dengan multigravida pada
trimester ketiga di RSUD Dr. Moewardi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan studi ini untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat
kecemasan suami terhadap persalinan istri dengan risiko tinggi
primigravida dengan multigravida pada trimester tiga di RSUD Dr.
Moewardi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Studi ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai
perbedaan tingkat kecemasan suami terhadap istri sedang hamil dengan
risiko tinggi pada primigravida dengan multigravida pada trimester
ketiga di RSUD Dr. Moewardi.
2. Manfaat aplikatif
a.
Bagi studi sejenis selanjutnya yaitu memberikan gambaran
mengenai perbedaan tingkat kecemasan suami pasien primigravida
dan multigravida dengan risiko tinggi dalam persalinan. Dan untuk
5
menemukan faktor kecemasan lain selain dari faktor yang sudah
dibahas.
b.
Memberikan pengetahuan kepada suami tentang kecemasan yang
dihadapi saat istri sedang hamil dengan risiko tinggi pada pasien
primigravida dan multigravida pada trimester tiga.
Download