kehamilan-dengan-penyakit-jantung-2

advertisement
PENYAKI T JANTUNG PADA
KEHAMILAN
Dr. Ripto Tobing-Kupang
Bagian Obgyn RS Paru - Batu
PENDAHULUAN

Penyakit jantung merupakan salah satu
penyebab kesakitan & kematian yg tinggi pd
kehamilan/persalinan. Di Indonesia, angka
kematian ibu akibat peny. jantung no.4 setelah
infeksi, hipertensi ok kehamilan & perdarahan .

Beban fisiologis yg berat saat kehamilan &
persalinan yg tidak dapat ditoleransi lagi oleh
jantung yg paling sering menyebabkan
mortalitas ibu dan janin




Jantung adalah organ yg paling berat kerjanya
dalam tubuh manusia .
Rata-rata 80x/mnt atau ± 115.000x/24 jam .
Bahkan dalam istirahatpun organ ini terus
bekerja .
Selama kehamilan perubahan yg terjadi pd
pembuluh darah & jantung menambah berat
beban jantung .
Normal Hemodynamic Changes During Pregnancy
Hemodinamic
Parameter
Change During Normal Change During Labor
Pregnancy
& Delivery
Change During Post
Partum
Blood volume
↑ 40-50%
↑
↓
Heart rate
↑ 10-15 beats per
minute
↑
↓
Cardiac output
↑ 30-50% above
baseline
↑ additional 50%
↑ initially with ↑ in
preload, then ↓ with
diuresis
Blood pressure
↓ 10 mm Hg
↑
Returns to baseline
Stroke volume
↑ 1st and 2nd
trimester; slight ↓ 3rd
trimester
↑ (300-500 cc per
contraction)
↓
Systemic vascular
resistance
↓
↑
Returns to baseline
Copyright 2003 The Cleveland Clinic Foundation


Perubahan-perubahan ini normal selama
kehamilan untuk menjamin janin juga cukup
mendapat oksigen & nutrisi .
Sebaiknya setiap wanita perlu mengetahui
kondisi jantungnya sebelum/selama kehamilan
karena derajat penyakit jantung dapat
meningkatkan risiko mortlitas pada bumil .



Penyakit
jantung
pada
kehamilan
memperlihatkan suatu kondisi dimana seorang
bumil mengalami komplikasi yg diakibatkan
oleh kerusakan fungsi jantungnya .
Angka kejadiannya makin meningkat dimana
saat ini 1-4 % dari seluruh kehamilan dg 1-2
mengalami mortalitas .
Kadang-kadang penyakit jantung diketahui
sebelum kehamilan (preexistent) atau akibat
dari kehamilannya (induced) .
Gejala-gejala penyakit jantung







Sesak nafas, terutama pd malam hari / saat tidak
beraktivitas ;
Tidak mampu melakukan aktivitas yg normal ;
Light-headedness or fainting ;
Palpitasi (irregular heartbeat) ;
Murmur jantung or click ;
Pembesaran jantung ( > pembesaran jantung karena
kehamilan ) ;
Cyanosis (kebiruan ok kadar oxigen yg rendah di
dalam darah ) .
NEW YORK HEART ASSOCIATION (NYHA)
HEART FUNCTIONAL CLASSIFICATION
Class I
aktivitas tidak terganggu (tidak usah membatasi kegiatan fisik).
Class II
aktivitas fisik terbatas, namun tak ada gejala saat istirahat (bila melakukan
aktifitas fisik maka terasa capai, jantung berdebar-debar, sesak nafas atau terjadi
angina pektoris).
Class III
aktivitas ringan sehari-hari terbatas (kalau bekerja sedikit saja merasa capai,
sesak nafas dll).
Class IV
waktu istirahat sudah menimbulkan keluhan (memperlihatkan gejala-gejala
dekompensasio walaupun dalam istirahat).
Diagnosis


Sering ada kesulitan karena beberapa gejala
kehamilan sama dengan gejala-gejala penyakit
jantung ;
Perlu ada pemeriksaa tambahan untuk melengkapi
hasil anamnesa & pemeriksaa fisik dalam
menegakan diagnosis penyakit jantung :
* Electrocardiogphy (ECG ) ;
* Echocardiography ;
* Foto thoraks .
Penilaian risiko

Setiap wanita yang mengalami (preexisting)
penyakit jantung perlu mendapatkan konseling
yang meliputi :




kontrasepsi ;
risiko pada ibu & janin selama kehamilan ;
potensial terjadinya maternal morbiditas dan
mortalitas jangka panjang .
The New York Heart Association, sering
menggunakan prediktor luaran dimana wanita
dengan NYHA class III dan IV angka
mortalitas meningkat sampai 7% & angka
morbiditas > 30%
Risiko maternal akibat penyaki jantung
selama kehamilan
Low Risk (90 %) , NYHA class I & II
Intermediate Risk , NYHA class III
High Risk , NYHA class IV
Penatalsaknaan Risiko Rendah





Biasanya kehamilan masih dapat mentoleransi ;
Tidak dihubungkan dengan memperberat risiko penyakit
jantung ;
Menghindari terjadinya infeksi sebelum & setelah
persalinan ;
Wanita dengan mitral regurgitasi yang berat & aortic
regurgitasi yang berat disarankan dilakukan operasi
perbaikan katub jantung sebelum hamil ;
Peny. Gagal jantung ok mitral / aortic regurgitation dapat
diobati dg digoxin, diuretics & vasodilators spt:
hydralazine
Penatalaksanaan Risiko Sedang



Antibiotik prophylaxis sebelum persalinan ;
Dilakukan koreksi & intervensi atas kelainan
jantungnya (Cardioversion or catheterisation)
Perlu bantuan terapi oleh seorang cardiologist .
Penatalaksanaan Risiko Tinggi




Kondisinya sering berhubungan dengan
peningkatan mortalitas ibu & janin ;
Tidak disarankan wanita ini hamil ;
Jika terjadi kehamilan maka disarankan
dilakukan abortus medisinalis ;
Pasien ini sebaiknya ditangani bersama dengan
seorang cardiologist .
INGAT
Saat paling berbahaya :
 Uk 28 – 32 minggu
 Kala II
 Postpartum

Minggu 13 – 32


Pembesaran uterus
Bertambahnya volume cairan
1. Estrogen -> Renin -> Angiotensin II -> Aldosteron ->
retensi Na dan air-> cairan ekstravaskuler
2. HCG & Prolaktin -> Eritropoisis

Kala I

Kontraksi uterus -> peningkatan 20% curah
jantung dibanding saat istirahat

Kala II

Peningkatan curah jantung menjadi 50% pada
setiap kontraksi uterus
Darah dipompa lebih kuat dari uteroplasenter bed dan
menyebabkan venous return meningkat  tekanan vena
sentral meningkat  tekanan darah meningkat.

Post partum

Pengosongan uteropasenter bed dan hilangnya
penekanan vena cava inferior akibat uterus
mengecil  Venous return meningkat minimal
sampai 4 hari post partum .
Prinsip penanganan





Tim ( Obgyn, Jantung, Anak, penunjang lainnya )
KIE pasien & keluarga ;
Pembatasan aktifitas ;
Diet rendah garam, batasi cairan ;
Medikamentosa .
Kelas I – II
:
- Cukup istirahat
(10 jam istirahat malam dan ½ jam setiap
kali habis makan )
- MRS 2 minggu sebelum taksiran persalinan
Kelas III
:
- MRS selama kehamilannya
Antepartum





Pendekatan multidisiplin
Pemeriksaan fetal echocardiografi dilakukan pada usia
kehamilan 20-34 minggu khususnya ibu dengan penyakit
jantung kongenital;
Pemeriksaan kondisi janin dilakukan untuk menilai
pertumbuhan janin baik dengan fetal biometry, Doppler
velocimetry maupun NST
Deteksi dini kelainan yang menyertai misalnya PE,
anemia, hipertiroid maupun infeksi
Perencanaan kapan terminasi kehamilan dan cara
persalinan
Persalinan

KIE

Pilihan pervaginam



Kelas I-II
: spontan, VE/FE.
Kelas III-IV : VE/FE.
Perabdominal ( SC ) berdasarkan


indikasi obstetrik spt : CPD, dll
indikasi cardiologi spt: Koartasio aorta
Rekomendasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Induksi persalinan elektif atas indikasi ;
Profilaksis antibiotik pada kasus tertentu ;
Hindari stres fisik dan mental
Persalinan dengan posisi miring kiri atau ½ duduk
Monitor EKG ;
Berikan O2 pada kasus tertentu ;
Fasilitas resusitasi yang lengkap ( ICCU, NICU )
Monitoring denyut jantung janin
Percepat kala II pada kondisi tertentu
Hindari ergometrin pada kala III
Penanganan Persalinan
Kala I :








Bila perlu pendampingan ahli jantung
Edukasi
Posisi ½ duduk miring kiri
Oksigen 5 lt
Buat daftar pengawasan ketat (tanda-tanda vital)
Diuretik & digitalis diberikan bila Rr > 28, nadi > 115
Nyeri persalinan : sedasi/analgesik morfin
Bila perlu oksitosin drip .
Kala II :


Sedapat mungkin tidak mengejan ;
Akhiri dengan VE atau Forceps dan episotomi .
Kala III :


Manajemen Kala III aktif ;
Uterotonika (kecuali methergin), karena
Methergin  kontraksi tonik  Venous return meningkat

Pengawasan setelah kala III :



Pemasangan torniquet ;
Pemberian diuretik ;
Harus dimonitor tanda tanda terjadinya gagal jantung .
Pengawasan Nifas

Pengawasan di RS minimal sampai 14 hari;

Laktasi : Kelas III-IV tidak boleh ;
Monitoring ketat terutama balans cairan ;
Bila ada ancaman edema paru dapat diberikan diuretik ;
Komplikasi yang dapat timbul:
anemia, pendarahan, infeksi, tromboemboli & edema paru
Pemberian antibiotik adekuat ;
Bila disertai anemi tranfusi tidak boleh diberikan 12 jam
postpartum,kecuali terjadi pendarahan
 Bahaya peningkatan volume darah akibat autotranfusi
saat kontraksi pada uterus saat kala III.
KIE kontrasepsi






Kontrasepsi






Untuk wanita penyakit jantung tidak ada kontrasepsi yang
benar-benar ideal, karena sering terjadinya komplikasi
seperti: trombosis dan infeksi ;
Kondom: kurang ideal karena angka kegagalan tinggi ;
Pil oral kombinasi: angka keberhasilan tinggi tapi risiko
tromboemboli (hindari pada MS, riwayat tromboemboli,
atrial fibrilasi, katup jant prostetik dan kardiomiopati )
Kontarespsi bebas estrogen: efektifitas rendah tapi terbukti
aman untuk wanita dengan penyakit jantung ;
IUD: risiko infeksi, risiko pendarahan pada ibu yang
memakai antikoagulan
Steril: dianjurkan bila tidak ingin anak lagi
TERIMA KASIH
PENYAKIT KARDIOVASKULER
Perubahan selama kehamilan :
Hidramia ( hipervolemia ), dimulai uk 10 mg & mencapai puncak saat 32 – 36 mg.
Pembesaran uterus mendorong diafragma shg pemb. Darah banyak ke jantung
mengalami tekanan, putaran & lekukan shg prekordium bergeser ke kiri dan
terjadi bising sistolik di apeks & katup pulmonal.
Anemia delusional
Inhibisi cairan ekstravaskuler ke pemb. darah pasca persalinan & setelah 12 –
24 jam terjadi diuresis sehingga terjadi hemokonsentrasi
Saat berbahaya :
1. Hipervalemia saat 32 – 36 mgg ;
2. Partus Kala II ;
3. Masa nifas karena anastomosis art. – vena menghilang dan darah
intervillus masuk ke sirkulasi besar .
Download