KEDARURATAN OBSTETRIK Oleh : ady yusuf Kedaruratan Obstetrik adalah suatu keadaan klinik yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat kesakitan yang berat bahkan kematian ibu dan janinnya. Secara umum terdapat 4 penyebab utama kematian ibu, janin dan bayi baru lahir,yaitu : 1. perdarahan 2. infeksi, sepsis 3. hipertensi, preeklampsia, eklampsia 4. persalinan macet (distosia). Jenis-jenis kedaruratan obstetri yang dibahas yakni 1. Pendarahan Pasca Salin (PPS) 2. Ruptur uteri 3. Distosia Bahu 4. Hipertensi Dalam Kehamilan Perdarahan pasca persalinan Penyebab PPS adalah satu atau lebih dari 4 faktor yakni tonus, tissue, trauma, dan trombin. Atonia Uteri Penatalaksanaan PPS disingkat dengan istilah HAEMOSTASIS. H – ask for Help A – Assess (vital parameters, blood loss) and resuscitate E – Establish the cause, ensure availability of blood M – Massage uterus O – Oxytocin infusion S – Shift to theatre/anti-shock garment – bimanual compression T – Tamponade test A – Apply compression sutures S – Systematic pelvic devascularisation I – Interventional radiologist – if appropriate, uterine artery embolisation S – Subtotal/total abdominal hysterectomy 2) Ruptura Uteri Ruptura uteri terjadi jika terdapat robekan dinding uterus saat kehamilan atau persalinan. Kasus ini merupakan keadaan emergensi obstetri yang mengancam nyawa ibu dan janin. Faktor risiko: 1) Riwayat Ruptura Uteri Sebelumnya 2) Riwayat SC 3) Histertektomi 4) Riwayat Reseksi Kornu pada Kehamilan Ektopik 5) Riwayat Perforasi Uterus 6) Kuretase 7) Overdistensi Uterus 8) Kehamilan Multifetus 9) Polihidramnion 10)Persalinan dengan Forceps atau Vakum 11)Plasenta Akreta 12)Partus Macet. Tanda dari ruptur uteri berupa kematian janin syok hipovolemik perdarahan pervaginam. 3) Distosia Bahu Distosia bahu adalah suatu keadaan gawat darurat yang tidak dapat diprediksi dimana kepala janin sudah lahir tetapi bahu terjepit dan tidak dapat dilahirkan. Diagnosa : 1) Kepala janin lahir tetapi bahu tetap terjepit kuat didalam vulva 2) Dagu mengalami retraksi dan menekan perineum 3) Traksi pada kepala gagal untuk melahirkan bahu yang terjepit dibelakang symphisis pubis. 4) Hipertensi dalam Kehamilan Hipertensi dalam kehamilan adalah komplikasi kehamilan setelah kehamilan 20 minggu yang ditandai dengan timbulnya hipertensi, disertai salah satu dari : edema, proteinuria, atau keduanya. Yang merupakan kegawatdarutan adalah preeklampsia dan eklampsia. Komplikasi preeklampsia berat yang umumnya dapat dijumpai pada kehamilan lebih dari 20 minggu yaitu bila dijumpai : 1. Tekanan darah sistolik > 160 mmhg, diastolik > 110 mmHg 2. Proteinuri lebih dari 5 gram /24 jam 3. Gangguan cerebral atau visual 4. Edema 5. Nyeri epigastrik atau kwadran atas kanan 6. Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas 7. Trombositopeni 8. Pertumbuhan janin terhambat 9. Peningkatan serum kreatinin PENGELOLAAN UMUM PADA PREEKLAMPSI 1)Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan diastolik antara 90100 mmHg 2)Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar no.16 atau lebih 3)Pemeriksaan laboratorium darah lengkap, enzim hati, dan profil metabolik 4)Pemberian magnesium sulfat (MgSO4) dosis initial 4 gr diberikan dalam 20 menit, dilanjutkan dosis maintenance 6 gr dalam cairan Ringer Laktat 500 ml. 5)Kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan proteinuria 6)Infus cairan dipertahankan 1.5 – 2 liter/24 jam 7)Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin LANJUTAN ... 8) Observasi tanda vital, refleks dan denyut jantung janin setiap 1 jam 9)Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Adanya krepitasi merupakan tanda adanya edema paru. Jika ada edema paru, hentikan pemberian cairan dan berikan diuretik (mis. Furosemide 40 mg IV) 10)Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan. Jika pembekuan tidak terjadi setelah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati Pasien yang diberi cairan perlu dievaluasi input dan outpus. ASUHAN KEPERAWATAN OBSTETRIK PENGKAJIAN - Identitas pasien Nama , alamat dan usia pasien dan suami pasien. Pendidikan dan pekerjaan pasien dan suami pasien. Agama, suku bangsa pasien dan suami pasien. - Anamnesa obstetri Kehamilan yang ke ….. Hari pertama haid terakhir-HPHT Riwayat obstetri: Usia kehamilan : ( abortus, preterm, aterm, postterm ). Proses persalinan ( spontan, tindakan, penolong persalinan ). Keadaan pasca persalinan, masa nifas dan laktasi. Keadaan bayi ( jenis kelamin, berat badan lahir, usia anak saat ini ). Pada primigravida : Lama kawin, pernikahan yang ke …. Perkawinan terakhir ini sudah berlangsung …. Tahun. Riwayat kesehatan sekarang Biasanya klien mengeluh nyeri atau tidak nyaman dari berbagai sumber misalnya trauma bedah/ insisi, nyeri distensi kantung kemih meliputi keluhan atau berhubungan dengan gangguan atau penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi. Riwayat kesehatan dahulu Didapatkan data klien pernah riwayat sc sebelumnya, tekanan darah tinggi, panggul ibu sempit, serta letak bayi sungsang. Meliputi penyakit yang lain dapat mempengaruhi penyakit sekarang, apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga ada yang mengalami riwayat SC dengan indikasi letak sungsang, panggul sempit, dan sudah riwayat SC sebelumnya atau penyakit yang lain. Riwayat menstruasi Kaji menarche, siklus haid, lama haid, ganti duk, masalah dalam menstruasi Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang Pada saat dikaji klien melahirkan pada kehamilan ke berapa, lama masa kehamilan, dan kelainan selama hamil, kaji tanggal persalinan, jenis persalinan, penyulit persalinan, keadaan anak, apgar score dan lain-lain Riwayat nifas • Dikaji Tinggi Fundus Uteri (TFU) • Lochea • Lochea rubra terdiri dari sebagian besar darah, dan robekan tropoblastik • Lochea serosa terdiri dari darah yang sudah tua ( coklat ), banyak serum.Jaringan sampai kuning cair 3 sampai 10hari. • Lochea alba terus ada hingga kira-kira 2-6 minggu setelahpersalinan. Kekuningan berisi selaput lendir leucocye dan kuman yang telah mati. Jumlah lochea digambarkan seperti sangat sedikit, moderat dan berat. ( jacobson, 1985 ). Pemeriksaan Diagnostik PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik umum • Pemeriksaan Kesan umum (nampak sakit berat, laboratorium rutin (Hb sedang), anemia konjungtiva, dan urinalisis serta ikterus, kesadaran, komunikasi protein urine). personal. • Pemeriksaan Tinggi dan berat badan. laboratorium khusus. Tekanan darah, nadi, frekuensi • Pemeriksaan pernafasan, suhu tubuh. Pemeriksaan fisik lain yang ultrasonografi. dipandang perlu. • Pemantauan janin Keadaan umum, tingkat kesadaran, dengan kardiotokografi. tanda-tanda vital. • Amniosentesis dan Kariotiping. Pre Operatif • Cemas berhubungan dengan situasi krisis (tindakan pembedahan) Intra Operatif • Resiko perdarahan b.d proses pembedahan • Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan trauma pembedahan post op SC. • Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/ luka postop Post operatif • Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan. INTERVENSI KEPERAWATAN •Pre Operatif 1. DX 1 : Cemas berhubungan dengan situasi krisis (tindakan 1. pembedahan) Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 1. 1×24 jam pasien tampak lebih tenang dan tidak menunjukkan kegundahan. Kriteria hasil: klien menunjukkan ekspresi wajah tidak cemas dan 1. secara verbal menyatakan tidak cemas INTERVENSI RASIONAL Kaji penyebab cemas 1. Untuk mengetahui faktor penyebab cemas Monitor tanda-tanda 1. Untuk memantau tanda- vital tanda cemas Berikan teknik relaksasi 1. Untuk mengurangi cemas agar klien merasa aman dan nyaman Jelaskan operasi prosedur 1. Untuk mengurangi rasa cemas •Intra Operatif Dx 2 : Resiko perdarahan b.d proses pembedahan Tujuan : Resiko perdarahan dapat teratasi Kriteria Hasil : Tidak terjadi perdarahan, tidak ada peningkatan output cairan. INTERVENSI RASIONAL 1. Monitor 1.Mengetahui jumlah perdarahan perdarahan pada yang muncul. daerah pembedahan setelah dilakukan insisi 1. Monitor vital sign 2. melalui bedsite Mengetahui perkembangan kondisi pasien. monitor 1. Monitor status 3. Mempertahankan cairan parenteral hemodinamik untuk support proses pembedahan. intake cairan selama operasi tubuh status karena INTERVENSI Tentukan Dx 3 : Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan trauma pembedahan post op SC. Tujuan : melaporkan nyeri hilang Kriteria Hasil : A.Klien tampak rileks B.Klien tampak mampuistirahat karakteristik RASIONAL dan lokasi Klien mungkin tidak secara verbal melaporkan nyeri ketidaknyamanan. Perhatikan isyarat verbal dan dan ketidaknyamanan non verbal seperti meringis, kaku dan gerakan Membedakan melindungi atauterbatas. membantu membedakan nyeri pasca operasi daari karakteristik secara khusus langsung. dari nyeri terjadinya komplikasi. Berikan informasi mengenai penyebab danpetunjukantisipasi Meningkatkan pemecahan masalah, membantu ketidaknyamanan dan mengurangi nyeri berkenaan dengan ansietasdan intervensi yang tepat ketakutan ketakutan karena ketidaktahuan dan memberikan rasa kontrol Evaluasi tekanan darah (TD) dan nadi:perhatikan perubahan perilaku kegelisahan karena Pada banyak klien, nyeri dapat menyebabkan (bedakan antara gelisah serta TD dan nadi meningkat. Analgesic kehilangan darah dapat menurunkan TekananDarah berlebihan dan arena nyeri) Perhatikan nyeri tekan uterus dan adanya/ Selama 12 jam pertama pascapartum, kontrafksi karakteristik nyeri penyerta: perhatikan infuse uterus kuat dn teratur, dan ini berlanjut selama 2-3 oksitosin pascaoperasi. hari berikutnya, meskipun intensitasnya dikurangi. frekuensi dan INTERVENSI •Dx 4 : Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/ luka postop Tujuan : tidak terjadinya infeksi Kriteria hasil: bebas dari infeksi 1. Kaji tanda tanda vital RASIONAL ( 1. Menetapkan data dasar klien, tekanan darah, nadi, suhu, terjadinya dan pernafasan ) diketahui peradangan dari dapat penyimpangan tanda – tandavital terutama peningkatan suhu tubuh 2. Kaji adanya tanda-tanda infeksi 2. Diteksi awal dalam menentukan ( rubor, calor,dubor, tumor, tindakan lanjutan yang tepat dari kerusakan tanda - tanda infeksi fungsi jaringan) 3. Dorong masukan cairan oral dan 3. Mencegah dehidrasi diet tinggi protein, vitamin c, dan memaksimalkan volume sirkulasi besi dan aliran vitamin c pembentukan urin. Protein diperlukan kolagen dan untuk : diperlukan untuk sintesis Hb besi INTERVENSI Post operatif Dx 5 : Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan. Tujuan: Tidak terjadi shock (tidak terjadi penurunan kesadaran dan tanda-tanda dalam batas normal) RASIONAL Anjurkan pasien untuk banyak Peningkatan intake cairan dapat minum meningkatkan volume intravascular sehingga dapat meningkatkan intravascular volume yang dapat meningkatkan perfusi jaringan. Observasi tanda-tanda vital Perubahan tanda-tanda vital dapat tiap 4 jam merupakan indikator terjadinya dehidrasi secara dini Observasi terhadap tanda-tanda Observasi terhadap tanda-tanda dehidrasi. dehidrasi. Implementasi / Tindakan Keperawatan Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut di terapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang di tetapkan Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi keperawatan. Di sertai dengan waktu pelaksanaan intervensi. Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan adalah kegiatan akhir dari proses keperawatan, dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri dan menilai sejauh mana masalah keperawan dapat diatasi.