PENDAHULUAN Teori Berpikir kritis R. Matindes (1996) “ Berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan umumnya evaluasi berakhir dengan keputusan untuk menerima, menyangkal atau meragukan kebenaran yang bersangkutan.” Kemampuan berpikir kritis membuat kita dapat melihat masalah dengan sudut pandang berbeda. Dengan berpikir kritis kita dapat menganalisa sebuah fenomena yang terjadi dengan melihat kekuatan dan kelemahan dari keadaan yang ada. Kemampuan berpikir kritis menuntut kita untuk terus belajar dari setiap hal yang terjadi dan mencari solusi dari permasalahan yang terjadi. Untuk melatih kemampuan berpikir kritis saya mencoba menganalisa sebuah fenomena yang selama ini terjadi dimasyarakat tentang pilihan persalinan dengan Seksio yang meningkat dengan pesat walaupun tanpa indikasi medis yang tepat. Benarkah Persalinan dengan Seksio Cesaria lebih baik dari Persalinan Normal? Belakangan ini sering berkembang trend pada ibu – ibu yang meminta melahirkan secara Caesar. Banyak alasan yang dikemukakan para wanita yang memilih melahirkan dengan operasi Caesar. Ada yang beralasan untuk menjaga bentuk tubuhnya, ada yang untuk menjaga kualitas hubungan suami dan istri, bahkan ada pula yang hanya mengikuti trend, maupun hanya untuk menjaga gengsi. Padahal bedah Caesar oleh dokter diperbolehkan jika memang ada indikasi medis yang tepat. Ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat tentang bedah Caesar diantaranya adalah : 1. Vagina rusak akibat persalinan Penelitian telah membuktikan bahwa mitos itu sama sekali tidak benar. Penyembuhan luka didaerah vagina dan perineum nyaris sempurna. 2. Bayi yang dilahirkan dengan Caesar menjadi lebih pandai karena kepala tidak terjepit di jalan lahir Mitos ini tidak beralasan sama sekali justru proses kelahiran melalui vagina sangat diperlukan untuk lahitan menghadapi dunia luar rahim, atau disebut juga dengan proses transisi antara dunia dalam rahim dan luar rahim. 3. Sekali Caesar tetap Caesar Hal ini tergantung kondisi kehamilan dan janin. Maka ssetelah menjalani Caesar pada kelahiran pertama seorang ibu bisa saja melahirkan normal pada kelahiran berikutnya sepanjang kondisinya memungkinkan. Seksio Caesaria Definisi Sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat. (Harnawatiaj, 2008) Alasan Medis Dilakukannya Operasi 1. Kepala bayi terlalu besar dibanding kapasitas yang dapat dilalui pada tulang pinggul. Faktor ini mempunyai persentase kurang lebih 30 persen dari alasan dilakukannya operasi caesar. 2. Pasien yang pernah menjalani operasi cesar, mungkin akan mengalami hal yang serupa pada kelahiran bayi selanjutnya. Faktor ini juga mempunyai 30 persen angka dari alasan dilakukan operasi caesar. Kenyataanya, 60 sampai 80 persen pasien yang pernah menjalani operasi caesar tanpa hambatan apapun, dapat melahirkan secara normal pada kelahiran bayi berikutnya. Jika pada kondisi seperti ini, anda dan dokter dapat bekerja sama untuk menentukan keputusan terbaik bagi kelahiran buah hati anda. 3. Jika letak bayi sungsang (posisi kaki terlebih dahulu), biasanya operasi caesar dibutuhkan. Lazimnya, operasi caesar karena letak bayi sungsang, dilakukan sebelum kehamilan mencapai usia lahir. 4. Operasi caesar dibutuhkan untuk menghindari bahaya yang diterima bayi dari kekurangan aliran oksigen yang disebabkan faktor penyakit yang diderita ibu, pemampatan saraf tulang belakang, proses kelahiran terlalu lama dan berlarut-larut, atau infeksi. 5. Jika plasenta (ari-ari) terpisah secara dini, operasi cesar merupakan cara teraman untuk melindungi ibu maupun bayi. Keuntungan Persalinan Melalui Operasi 1. Ibu yang melalui proses melahirkan yang panjang bisa menggunakan obat penghilang rasa sakit. Obat ini bisa membantu ibu beristirahat sebelum waktu mendorong. 2. Jika ibu semakin tegang selama kontraksi, obat penghilang rasa sakit bisa membantunya agar lebih rileks. 3. Jika ibu sangat takut dengan proses melahirkan atau trauma karena pengalaman sbelumnya maka penggunaan obat bisa membantu menghilangkan kecemasannya. 4. Pada kondisi kesehatan tertentu, operasi cesar penting dilakukan untuk menjaga keselamatan ibu dan bayi Kerugian Persalinan Melalui Operasi 1. Risiko terhadap bayi adalah melahirkan prematur dan memiliki sindrom gangguan pernafasan. Gangguan pernafasan ini berhubungan dengan beberapa komplikasi, yang kemungkinan memerlukan perawatan intensif bagi bayi tersebut. Selain itu, berisiko bayi mengalami cedera saat dilakukan pembedahan. 2. Risiko yang mungkin dihadapi oleh sang ibu adalah komplikasi anestesi, biasanya bius lokal yang dilakukan membuat perasaan sedikit tidak nyaman dan pada beberapa kasus menimbulkan reaksi alergi. Infeksi pada organ sekitar rahim atau tulang panggul. Berisiko kehilangan darah lebih banyak dibandingkan dengan cara normal. 3. Penurunan fungsi usus yang kadang jadi melambat selama beberapa hari setelah operasi, kembung dan rasa tidak nyaman. Risiko akibat operasi itu sendiri, membutuhkan waktu yang lebih lama berada di rumah sakit dan masa penyembuhan setelah operasi tersebut serta angka kematian ibu dua sampai empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan secara normal. 4. Kehamilan berikutnya akan lebih besar risikonya. Sebab, ada luka bekas operasi yang punya potensi untuk robek ketika melahirkan. Karena itu, agar lebih aman, maka kehamilan berikutnya setidaknya enam bulan setelah operasi caesar dilakukan. Semakin lama kehamilan berikutnya, akan semakin baik bagi ibu. Persalinan normal Persalinan adalah saat-saat paling mendebarkan bagi para ibu. Saat paling dinantikan dan sekaligus membuat cemas bagi kebanyakan kita. Definisi Persalinan normal adalah persalinan yang : 1. Terjadi pada kehamilan aterm ( bukan premature atau postmatur ) 2. Mempunyai onset yang spontan ( tidak diinduksi ) 3. Selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya ( bukan partus presipitatus atau partus lama ) 4. Mempunyai janin ( tunggal ) dengan presentasi verteks ( puncak kepala ) dan oksiput pada bagian anterior pelvis 5. Terlaksana tanpa bantuan artificial ( seperti forseps ) 6. Tidak mencakup komplikasi ( seperti perdarahan hebat ) 7. Mencakup pelahiran plasenta yang normal Keuntungan Persalinan Dengan Cara Normal 1. Dengan melakukan persalinan normal, ibu bisa bebas bergerak, baik ke kamar kecil, berjalan atau mengubah posisi saat melahirkan. Berdasarkan temuan beberapa studi, penggunaan obatobatan akan menyulitkan ibu mengubah posisi bahkan setelah melahirkan. 2. Dalam persalinan normal, ibu bisa merasakan refleks tubuh. Dengan begitu, ibu bisa mendorong dengan lebih baik dan biasanya lebih cepat. Pada faktanya, studi-studi telah menunjukkan bahwa penggunaan anestesi akan memperpanjang waktu mendorong. 3. Rasa sakit selama proses persalinan akan memandu ibu untuk menemukan posisi tertentu yang lebih tepat. Misalnya, jika punggungnya sakit, maka secara alamiah ibu akan mengangkat punggung. Ini justru akan membantu memutar posisi bayi. Mengalami sakit pinggang merupakan satu pertanda kalau posisi bayi posterior dan perlu dirotasi. 4. Berdasarkan pengakuan para ibu yang melakukan persalinan alami, proses pemulihan mereka biasanya lebih cepat. Mereka bisa langsung berdiri dan berjalan serta mandi. Biasanya mereka juga langsung bisa makan dengan selera normal. 5. Pada persalinan normal terjadi sekresi endorphin yang ditemukan pada plasenta dan ari-ari. Hal ini berfungsi membantu bayi menyesuaikan diri di dunia luar serta membuat proses keluar lebih menyenangkan bagi bayi. 6. Penelitian telah menunjukkan, bayi yang lahir melalui persalinan normal lebih peka dan lebih tertarik melakukan tindakan pra menyusui seperti menghisap dan memijat payudara ibu. 7. Bayi yang dilahirkan dari persalinan normal biasanya lebih sehat. Dengan terlahir secara alami sebagaimana mestinya, mereka telah melalui masa yang diperlukan selama kehamilan. 8. Bayi-bayi yang dilahirkan melalui vagina mempunyai paru-paru yang lebih kuat berkaitan dengan proses pengangkutan oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. 9. Membersihkan mulut dan jalan napas sesaat setelah ekspulsi kepala. 10. Menghisap lendir secara benar. 11. Segera mengeringkan dan menghangatkan tubuh bayi.