PARADIGMA KRITIS DALAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KRITIK DASAR DARI PARADIGMA KRITIS Teori kritis adalah produk dari neo-Marxis Jerman yang tidak puas terhadap teori marxian, khususnya kecenderungan teori ini yang mengarah pada determinisme ekonomi. Organisasi yang diasosiasikan dengan teori kritis, Institut fur sozialforschung (Institut Penelitian Sosial) dibentuk oleh Max Horkheimer, Theodore Adorno, Herbert Marcuse, Felix Well, Pollock, Carl Grunberg, Karl Wittfogel, Walter Benjamin, Henryc Grossmann, di Frankfurt pada 23 Februari 1923. Kemudian tokoh-tokoh tersebut dikenal dengan mahzab frankfurt. Generasi kedua : Jurgen Habermas. Kemunculan Nazi ditahun 1930-an, banyak akedemisi Frankfurt beremigrasi ke Amerika dan membangun institusi penelitian nasional di Universitas Kolombia. Setelah disana, mereka memfokuskan pada kajian komunikasi massa dan media sebagai struktur penekan pada masyarakat kapitalis. Dalam pandangan kellner, Mazhab Frankfurt meretas studi komunikasi kritis pada 1930-an, antar lain dengan mengkombinasikan ekonomi politik media, analisis budaya atas teks, dan studi resepsi khalayak atas efek sosial dan ideologis komunkasi dan media massa. Beberapa contoh penerapan Teori Kritis kemudian cukup memberikan pengaruh bagi pendekatan kritis dalam studi ilmu komunikasi. Sebut saja, misalnya analisis Theodor Adorno atas musik pop, studi Leo Lowenthal atas majalah populer dan sastra populer, studi Herzog atas opera sabun radio, serta perspektif dan budaya massa yang dikembangkan dalam studi Horkheimer dan Adorno yang terkenal tentang industri budaya. Pendekatan kritis dalam ilmu sosial, termasuk dlm ilmu komunikasi sangat dipengaruhi ide-ide dan teori marxis tentang masyarakat. Asal usul teori kritis terdapat dalam pemikiran marxis dan telah dirumuskan di Eropa, dimana terdapat perasaan yang sama kuat tentang kelas sosial. Kemudian muncul berbagai varian neo-Marxis yang lantas melakukan kritik dan adaptasi atas pemikiran marxisme ortodox. Marxis Italia Antoni Gramsci, memainkan peran kunci dalam transisi determinisme ekonomi menuju posisi Marxian yang lebih modern. Konsep sentral Gramsci adl konsep historisfilosofis “hegemoni”. Hegemoni didefinisikan oleh Gramsci, adl kepemimpinan budaya yang dijalankan oleh kelas berkuasa. Teori hegemoni ini memperlihatkan perubahan rupa determinisme dari ekonomi ke kepemimpinan budaya. Melalui teori hegemoninya, Gramsci memaparkan lebih rinci soal kelas penguasa yang dimaksud, bentuk gagasan yang dimaksud, dan target kelas yang bakal dikuasai. Karl Marx Mazhab Frankfurt Kritik atas teori marxian Kritik atas positivisme Kritik Atas Kapitalisme Teori Kritis Kritik atas sosiologi Kritik atas masyarakat modern Kritik atas kebudayaan Kritik atas industri pengetahun Determinisme Ekonomi Hegemoni Model Teori Kritis GAGASAN UTAMA DARI TRADISI KRITIK, TIGA KEISTIMEWAAN POKOK : 1. Tradisi kritis mencoba memakai sitem yang sudah dianggap benar, struktur kekuatan dan keyakinan atau ideologi - yang mendominasi masyarakat dengan pandangan tertentu. Pertanyaan yang biasanya dilontarkan ; Siapa yang boleh atau tidak boleh bicara Apa yang boleh dan tidak boleh dikatakan Siapa yang mengambil keuntungan dari sistem tertentu 2. Mencoba membuka kondisi-kondisi sosial yang menindas dan rangkaian kekuatan untuk mempromosikan emansipasi / masyarakat yang lebih bebas dan lebih berkecukupan. Memahami penindasan dalam menghapus ilusi-ilusi ideologi dan bertindak mengatasi kekuatan-kekuatan yang menindas. 3.Menciptakan kesadaran untuk menggabungkan teori dan tindakan. Teori – teori kritis seringkali menggabungkan diri dengan minat – minat dari kelompok yang terpinggirkan. Para ahli teori kritis umumnya tertarik dengan bagaimana pesan memperkuat dalam masyarakat. ASUMSI FILOSOFIS Epistemologis Tidak mencari bentuk kebenaran, tapi pemahaman dan refleksi yang membantu penyadaran bagi masyarakat. Capaian akhir paradigma kritis adalah sebuah perubahan. Ontologis Historical realism: Realitas yang teramati merupakan realitas “semu” yang telah terbentuk oleh proses sejarah dan kekuatankekuatan sosial, budaya, dan ekonomi politik. Aksiologis • Peneliti menempatkan diri sebagai transformative intellectual, advokat, dan aktivis. • Tujuan penelitian: kritik sosial, transformasi, emansipasi, dan social empowerment. • Tujuan dari emansipasi selalu erat dengan bagaimana komunikasi mampu menjadi jembatan dan alat dialog yang membebaskan. Metodologis • Parcitipative: mengutamakan analisis komprehensif, kontekstual, dan multilevel analysis yang bisa dilakukan melalui penempatan diri sbg aktivis/partisipan dlm proses transaksi sosial. • Lebih menitikberatkan pada kualitas proses daripada hasil. JÜRGEN HABERMAS • Seorang filsuf dan sosiolog dari Jerman. Ia adalah generasi kedua dari Mazhab Frankfurt. Jurgen Habermas adalah penerus dari Teori Kritis yang ditawarkan oleh para pendahulunya. • Lahir : 18 Juni 1929 (86 tahun), Düsseldorf, Jerman. • Pendidikan: Goethe University of Frankfurt, Universitas Bonn, dll. • Penghargaan: Hadiah Erasmus, Peace Prize of the German Book Trade. • Pengaruh: Immanuel Kant, Theodor Adorno, Karl Marx, dll. PEMIKIRAN DALAM TRADISI KRITIS Jurgen Habermas berpendirian kritik hanya dapat maju dengan rasio komunikatif yang dimengerti sebagai praksis komunikatif atau tindakan komunikatif. Masyarakat komunikatif bukanlah masyarakat yang melakukan kritik melalui revolusi atau kekersan, tetapi melalui argumentasi. Kemudian Habermas membedakan dua macam argumentasi, yaitu: perbincangan atau diskursus dan kritik. KESIMPULAN Paradigma kritis mencoba membuka kondisi – kondisi sosial yang menindas dan rangkaian kekuatan untuk mempromosikan emansipasi / masyarakat yang leih bebas dan lebih berkecukupan dan menciptakan keasadaran untuk menggabungkan teori tindakan (mendorong praksis menuju perubahan sosial yang humanis dan mencerdaskan). Dalam hal ini ilmu komunikasi dituntut untuk mampu membebaskan dan membangkitkan kesadaran kritis, baik bagi yamg mendominasi maupun yang terdominasi. Selain itu ilmu komunikasi harus mampu mengadakan perubahan menuju terciptanya suatu hubungan (struktur) dan sistem sosial yang secara mendasar lebih baik, yakni suatu sistem masyarakat tanpa eksploitasi, tanpa penindasan, tanpa diskriminasi dan tanpa kekerasan. Disusun oleh : Delta Sukma Ningrum Fitriana Lely Amborowati DAFTAR PUSTAKA Hardt, Hanno (terj.). Critical Communication Studies, Sebuah Pengantar Komprehensif Sejarah Perjumpaan Tradisi Kritis Eropa dan Tradisi Pragmatis Amerika. 2007. Jalasutra. Yogyakarta. Littlejohn (terj.). Teori Komunikasi edisi 9. 2011. Salemba Humanika. Jakarta