HEGEMONI PATRIARKI DI MEDIA MASSA ABSTRAK Media massa berperon dalam menanamkan false consciousness atau kesadaran palsu yang oleh Gramsci disebut hegemoni, di mana terjadi pertarungan ideologi. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis yang dikemukakan oleh Van Dijk dengan menggunakan teks sebagai objek penelitian untuk mengetahui pencitraan perenipuan di media massa. Hasil analisis teks penelitian ini menunjukkan adanya usaha untuk menanamkan hegemoni patriarki pada rubrik Ko/npas Female dengan menyajikan headline berita "Agar Liburan Tak Merusak Diet,pada menu Bugar & Sehat dan "Cara Bijak Mendengarkan Anak". Nuke Farida , nuke _ [email protected] Kata kunci: media baru hegemoni, gender , yaitu level ideologi yang umumnya kepercayaan dalam mempersepsikan hasil berkaitan dengan struktur kekuasaan, penelitian tentang perlakuan pers Perkembangan teknologi komunikasi intenet membuka peluang bagi organisasi dalam arti sejauh mana kekuasaan melalui berbagai aturan yang ditetapkan mampu Indonesia pada perempuan, yang bisa positif (menganggapnya sebagai satu fakta) media mainstream di Indonesia untuk mempengaruhi proses pengambilan atau negatif (menganggap hal ini tidak memperluas jangkauan tanpa batasan ruang dan waktu. Organisasi mainstream keputusan rekonstruksi berita atau peristiwa dalam ruang pemberitaan media teijadi). Hal ini sangat manusiawi karena pekerja media itu hidup dalam sistem seperti Kompas pun mengadopsi internet massa (Shoemaker, 1996: 67-75). sosial yang memiliki sistem makna agar mampu bersaing dengan media lain dalam menjangkau penonton yang lebih Ada tiga faktor yang menentukan konten media massa, yaitu (1) tersendiri. Mereka merekonstruksikan luas dan beragam dengan menyediakan characteristic, personal backgrounds, and ke dalam sistem sosial masyarakat di mana rubrik Kompas Female yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan audiens experiences: yang meliputi etnis, pendidikan, gender, dan orientasi seksual. mereka hidup. Pandangan etis ini tentu sangat wanita. (2) personal attitudes, values, and beliefs signifikan terkait dengan tujuan juraalisme Majalah dan koran (di samping ilm, novel, lukisan, pendidikan, organisasi, dari media yang bersangkutan yang terwujud dalam kebijakan redaksional. restoran, saluran TV, dan lainnya) merupakan situs hegemoni yang oleh dari pekerja media massa terhadap fenomena yang dikemas dalam produk media massa. Ini meliputi misalnya sikap politik, orientasi keagamaan, nilai-nilai, dan kepercayaan yang dianut yang berkait Gramsci disebut sebagai tempat teijadinya dengan individualism, modernism, ideologi kapitalisme (ditentukan oleh pertamngan ideologi (Sugiono, 1999:60). Di dalam sebuah majalah (dan situs-situs altruistic democracy, leadership, ethnocentrism. (3) professionalism roles konsep pemasaran) seperti segmentasi pasar, kontribusi iklan, dan keinginan hegemoni lain) tarik-menarik kekuatan and ethics. pembaca. Kaum pria yang diuntungkan berbagai ideologi dalam melakukan pengukuhan hegemoniknya ataupun Kode etik profesional yang mengatur sumber daya manusia berkaitan dengan oleh ideologi patriarkat dimanfaatkan oleh kapitalisme untuk melestarikan struktur sebagai sarana resistensi tengah tanggung jawab, etika, objektivitas, akurasi, hubungan gender yang timpang yang tidak berlangsung. Majalah dan koran tidak hanya sekedar mencerminkan ideologi serta mutual trust dun fair play. Jelaslah bahvva isi dan kemasan media massa hanya menyebabkan perempuan tersubordinasi, tetapi juga subordinasi para pembacanya tetapi juga merupakan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal- perempuan oleh perempuan. Hal ini sarana untuk menanamkan suatu internal serta individual-institusional. pandangan dunia terhadap para Salah satu faktor yang dominan adalah tampak dari tempat perempuan dalam iklan: di satu sisi perempuan merupakan f PENDAHULUAN hobi, tempat ibadah, jenis minuman, nilai-nilai kesetaraan dan keadilan gender Upaya untuk mendiseminasikan nilai kesetaraan dan keadilan gender dalam kebijakan redaksional dikalahkan oleh pembacanya. Majalah juga dapat latar belakang gender individu yang alat persuasi untuk menegaskan citra melakukan konstruksi sosial para pembacanya (Williams, 1988:243-246). Banyak pakar percaya balivva teks-teks dalam media tidak berdiri di alam hampa tapi merupakan cara dalam memandang memengaruhi kebijakan yang melahirkan isi dan kemasan yang bias gender yang juga akan memengaruhi pembaca. Dengan kata lain, media massa berperan dalam memperkuat dan melanggengkan sebuah produk, tapi di sisi lain merupakan konsumen produk kapitalisme. realitas.Teks-teks tersebut membantu ketidakadilan gender di masyarakat. menguntungkan. Meningkatnya jumlah mendefinisikan realitas dan memberi perempuan yang terjun di industri media tidak menghilangkan fakta adanya Dalam organisasi media juga sering teijadi ketimpangan gender karena nilainilai kapitalis dan patriarkat yang saling model yang sesuai pada sikap dan tingkah Pengelola media massa selalu menyajikan isi yang sesuai dengan laku masyarakat. keinginan audiens padahal tidak selalu isi kecenderungan Budaya media menunjuk pada suatu keadaan di mana tampilan audio dan visual media massa seperti yang dibutuhkan oleh audiensi, karena peran komunikator diskriminatif, bahkan dominasi pria atas perempuan dalam struktur organisasi kerja atau tontotan-tontonan telah membantu (pengelola dan pekerja media massa) dalam mengemas dan memilih informasi media. Oleh karena itu, perlu dilihat merangkai kehidupan sehari -hari, mendominasi proyek-proyek hiburan, membentuk opini politik dan perilaku sosial, bahkan memberikan suplai materi untuk membentuk identitas seseorang sangat besar. Oleh karena itu, isi media massa sebenarnya sangat ditentukan oleh pengelola dan pekerja media massa. Informasi yang disajikan di media juga sikap stereotip, dinamika hubungan nilai patriarkat dan kapitalis dalam menganalisis kehidupan nstitusi media. Konstruksi sosial, domestifikasi dan beautifikasi, menempatkan perempuan mencitrakan relasi antara laki-laki dan dalam tatanan kerja patriarkis yang internet dan bentuk-bentuk akhir teknologi perempuan yang menunjukkan pemahaman dan perspektif gender menjadikan mereka sebagai ibu dan berkarir serta mampu mengeksplorasi media lainnya telah menyediakan definisi komunikator pembuat produk media. individualitas dan tampil menarik. untuk menjadi laki-laki atau perempuan, membedakan status seseorang Pemahaman gender para pekerja media massa pada dasarnya dipengaruhi oleh Perempuan di masyarakat pascakolonial mengusung beban ganda karena berdasarkan kelas, ras, maupun seks. kondisi sosio-kultural. Mereka tidak tersubordinasi oleh kolonialisme sekaligus Schoemaker mengemukakan lima faktor di luar organisasi media massa yang bisa pemah memilih kondisi sosio-kultural itu, tetapi tumbuh dan berkembang levvat kaum pria pribuminya. Meskipun demikian, ada kemungkinan untuk mempengaruhi isi media massa, yaitu (a) pengalaman lalu memberikan arti menggoyang stabilitas representasi tubuh sumber berita, (b) iklan dan pelanggan, pengalaman tersebut dalam keseharian hidup mereka. yang terkelaminkan ini, seperti kasus (c) kontrol pemerintah, (d) pasar, dan (0 teknologi. Tahap ke lima, ideological level, Insan media dipengaruhi oleh mengkonstruksi posisi subjek, bukan (Kellner, 1996). Media cetak, radio, televisi, film, 28 Madonna, karena vvalaupun teks UG Jurnal Vol. 7 No. 08 Tahun 2013