PUBLIC RELATIONS SEBAGAI ILMU DAN PROFESI Oleh : Melly Maulin P.,S.Sos.,M.Si Public Relations Sebagai Ilmu Sebagai kajian ilmu, PR melahirkan berbagai teori, paragdigma dan konsepsi ilmu PR. Sedangkan sebagai profesi, PR adalah alat atau fungsi untuk kegiatan yang bersifat praktis. PR sebagai ilmu tentunya banyak berbicara tentang berbagai penelitian PR, yang dapat menguji teori (verifikatif), pemecahan masalah atau menemukan PR. Termasuk peran penelitian PR dalam membuat programprogram yang tepat PR sebagai profesi, menjadi seniyang dapat digunakan praktis. PR praktis ini melahirkan profesi PR seperti halnya profesi lainnya. PR adalah sebuah payung yang mencakup berbagai area dan fungsi : Communication(komunikasi ), Community Relations (Hubungan Komunitas), Custumer relations (Hubungan pelanggan), Consumer affairs (Hubungan konsumen), Employee relations (hubungan karyawan), Industrial relations (hubungan industrial) Teori Perspektif PR • Agenda Setting Theory Agenda Setting Theory mengambarkan perhatian terhadap hubungan antara media berita dan praktik PR teori ini tentang konstruksi sosial berita yang memberikan pemahaman tentang peranan dan kekuatan media dalam masyarakat • General System Theory Teori ini berawal pada tahun 1930-an, menjelaskan bahwa organisasi dapat digambarkan sebagai operasi dalam salah satu sistem tertutup atau sistem terbuka. Sistem tertutup menunjukan bahwa organisasi tertutup dari faktor – faktor pengaruh ekternal jika tidak disebut vakum sementara sistem terbuka ada ketergantungan pada yang lain 1. Teori sistem terbuka mengemukakan bahwa kita dapat melihat sebuah gambaran komunikasi yang dapat membantu memetakan PR dan proses – proses informasi lain sebuah organisasi 2. Teori sistem tertutup menunjukan komunikasi hanya berputar di dalam departemen yang berbeda sebuah perusahaan • Semiotics Teori semiotika ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana pemikiran kita dapat dimanipulasi melalui penggunaan simbol – simbol penting contoh jika sebuah produk diwarnai dengan emas atau kata emas digunakan dalam penataan atau penggambaran ini, akan memunculkan pemikiran bahwa produk ini mewah, tingkatan yang top, kualitas tinggi dan sebagainya • Habermas, Critical Theory and Notion Of Public Relations Teori kritis ini mulai berkembang dari kajian – kajian sosiologi dan budaya, dengan mengkritisi bagaimana para warga negara dipengaruhi oleh pemikiran yang di kepung budaya kapitalis Habermas adalah seorang tokoh penting dalam school of thought ( lebih dikenal dengan istilah Frankfurt School atau Mazhab Frankfurt) ia mengemukakan bahwa kualitas masyarakat sipil terpelihara jika dibebaskan untuk membentuk pikiran mereka sendiri tentang sesuatu secara rasional. Grunig’s Model and the’ symmetrical Debate’ Teori PR ini sangat dikenal dengan istilah pendekatan ‘Four model’ yang di kaji oleh Grunig dan Hunt . Mereka menjelaskan bahwa perkembangan PR sejak akhir abad ke 19 dan mulai abad ke 20 dipraktikan sampai sekarang. Grunig dan Hunt mengemukakan 4 model tentang PR : 1. Press agentry 2. Public Information 3. Two way asymmetric 4. Two way symetric model Heath and ‘Rethorical Theory’ Retorika seperti halnya PR, kini memiliki konotasi negatif bagi banyak orang walaupun teminologi asalnya sangat netral atau diterima sebagai cara melakukan komunikasi persuasif, yang kemunculannya diikuti secara relatif bersamaan dengan lahirnya demokrasi pada masyarakat sipil. Heat menyebutkan bahwa retorika adalah simentrik karena setiap ide ditempatkan dalam market place (tempat berbelanja) atau kebijakan public stand (arena) yang baik. The ‘Relationship Management’ Approach Teori PR penting lainnya berasala dari Ledingham dan Bunning pada buku yang mereka sunting berjudul on relationship management. Tujuan pendekatan hubungan manajemen adalah mendorong para akademisi dan praktisi untuk menguraikan relationship (hubungan) PR terhadap bagian bagian komponen dan untuk menemukan sejumlah cara pengukuran setiap aspek. Sebagai contoh, mereka secara reguler memprotes pertemuan organisasi dunia ini di Seattle Amarika serikat (1999), di Melbourne Australia (2000), di Sydney Australia (2002), dan di Davos Swiss Penentangan Korporat ini mengunakan internet untuk mengomunikasikan pesan mereka. Para aktivis mikro dan kelompok penekan membuktikan penyampaian pesan melalui internet lebih cepat dan lebih sensitif. Situational Theory Teori ini mengemukakan bahwa apakah orang – orang mempengaruhinya atau tidak, mereka akan memprotes atau mencoba mempengaruhi opini yang mereka dengar. Teori ini dapat digunakan untuk organisasi mengklasifikasikan publiknya : 1. Publik yang aktif pada semua isu yang menjadi perhatian publiknya 2. Publik yang apatis pada semua isu 3. Publik yang aktif hanya pada isu – isu yang melibatkan kedekatan seseorang dan populasi tertentu seperti mengendarai mobil sambil mabuk. 4. Publik dengan isu tanggal seperti para aktivis lingkungan tempat tinggalnya atau protes Opinion, Attitude, and Belief Teori menyebutkan bahwa orang – orang membuat pilihan opini ketika mereka berhadapan dengan isu spesifik Kemudian, opini – opini itu dilawan dengan argumentasi yang meyakinkan. Akan tetapi, sekalipun pemikiran sikap adalah perasaan mereka sering bergantung pada belief ( keyakinan – keyakinan). Audiences And Media Effect Sejumlah teori ini digunakan untuk mengkaji bagaimana proses dan penyampaian pesan – pesan media massa kepada khalayak – khalayak mereka : 1. Magic bullet theory (teori peluru) yaitu pengiriman pesan – pesan satu arah dan single point origin ( sumber pelaku tunggal terhadap target khalayak yang mereka inginkan 2. Two step flow theory ( teori komunikasi dua tahap) yaitu mengunakan pemuka pendapat dalam komunikasi pesan – pesan media 3. Use and gratifications (teori kegunaan dan kepuasan) yaitu penggunaan media yang berbeda bagi orang – orang untuk tujuan – tujuan yang berbeda pula. Edward Bernays menyebutkan tiga unsur efek media yang diaplikasikan dalam PR : 1. Para praktisi PR harus mau mempelajari media secara seksama untuk mengetahui orang –orang mengembangkan gambaran pemikiran dunia mereka 2. Para praktisi PR harus memiliki pengetahuan tentang sosiologi dan antropologi untuk mengetahui bagaimana sikap – sikap bagaimana dibentuk melalui struktur – struktur budaya dan sosial 3. Para praktisi PR harus memiliki pengetahuan proses – proses individu secara psikologis Social Learning Theory Teori ini mengemukakan bahwa orang – orang memodifikasi sikap dan perilaku untuk berusaha melebihi atau mengimbangi sikap dan tindakan yang ditunjukkan oleh orang lain. Teori ini menjelaskan bagaimana orang – orang bersikap, berperilaku serta bereaksi yang dipengaruhi oleh orang lain. Social Exchange Theory Teori ini cerminan kehidupan sosial sebagai sebuah pertukaran – pertukaran secara serial. Kita memberi dan menerima pengaruh, penghormatan, pekerjaan, barang dan jasa untuk memperoleh ganjaran (balasan) dan kita mengeluarkan uang untuk membeli barang dan jasa itu. Hasilnya interaksi adalah kombinasi dan mencakup biaya dalam interaksi : orang – orang berupaya meminimalkan biaya dan memaksimalkan ganjaran secara ekonomi Public Relations Sebagai Profesi Public Relations (PR) as profession or art (PR sebagai profesi atau seni) adalah sebuah profesi bidang PR, seperti halnya dokter, pengacara, akuntan publik, insinyur, arsitektur dan lain sebagainya. Sebagai pakar PR dari Inggris, Frank Jefkins , dalam sejumlah bukunya menulis persyaratan atau kualifikasi dasar untuk menjalan profesi PR dalam suatu perusahaan/lembaga atau sebagai konsultan PR yakni : 1. Kemampuan berkomunikasi (ability to communicate) 2. Kemampuan Manajerial ( ability to organize) 3. Kemampuan memperluas jaringan ( ability get on with people) 4. Integritas personal ( personality integrity) 5. Banyak ide dan kreatif ( imagination) Etika Profesi Public Relations Lvy Ledbetter Lee telah memikirkan dan mempraktikan PR secara konsepsional, ia berhasil mengembangkan PR yang oleh para cendikiawan PR kemudian dijadikan landasan untuk di kembangkan dan dijadikan obyek studi ilmiah. Kegiatannya di bidang PR dimulai pada tahun 1906, pada waktu industri batu bara dinegara “Paman Sam” itu mengalami kesulitan akibat pemogokan buruh. Ketika itu Lee sebagai seorang wartawan surat kabar. Timbulnya pemogokan para pekerja yang mengancam kelumpuan industri batubata menyebabkan munculnya gagasan Lee menengahi bagi keuntungan kedua belah pihak yakni para industriawan dan para pekerja Gagasan lvy lee itu ditawarkan kepada pimpinan industri batu bara dengan persyaratan sebagai berikut : 1. Ia diberi kedudukan dalam manajemen puncak 2. Ia diberi wewenang penuh untuk menyebarkan semua informasi faktual yang patut diketahui rakyat Jenis – jenis Etika Etika yaitu tindakan etis sesuai dengan pedoman dalam berperilaku atau bertindak sebagi profesional dalam mengambil keputusan, dan prosedur apa yang dilakukannya secara objektif serta dapat dipertanggungjawabkan. Disamping harus memiliki keahlian dan kemampuan atau keterampilan tinggi, yang bersangkutan dituntut berperilaku baik, mempunyai budi luhur atau akhlaqul karimah ( perilaku mulia) (Ruslan, 2001 : 47) Lebih jauh Ruslan (2001) mengatakan pada praktiknya dikenal 2 jenis profesi : 1. Profesi khusus ialah para profesional yang melaksanakan profesi secara khusus untuk mendapatkan nafkah atau penghasilan tertentu sebagai tujuan pokoknya. Misalnya profesi dibidang ekonomi,politik,hukum, kedokteran, pendidikan , teknik humas ( PR) dan sebagai jasa konsultan 2. Profesi luhur ialah para profesional yang melaksanakan profesinya tidak lagi untuk mendapatkan nafkah sebagai tujuan utamanya, tetapi sudah merupakan dedikasi atau sebagai jiwa pengabdiannya semata misalnya profesi dibidang keagamaan, pendidikan,sosial,budaya dan seni Untuk menjadi seorang profesional, harus memiliki ciri – ciri khusus yang melekat pada profesi yang ditekenuninya . Khususnya profesianal PR secara umum memiliki ciri – ciri sebagai berikut : 1. Memiliki kemapuan, pengetahuan tinggi yang tidak di miliki oleh orang pada umumnya 2. Mempunyai kode etik 3. Memiliki tanggung jawab profesi dan integritas pribadi yang tinggi 4. Memiliki jiwa pengabdian kepada publik atau masyarakat 5. Otonominasi organisasi profesional 6. Menjadi anggota salah satu organisasi profesi sebagai wadah untuk menjaga eksistensinya Terima Kasih