Uploaded by User38191

TEORI AKSI JURGEN HABERMAN

advertisement
TEORI AKSI JURGEN HABERMAN
Tomas Riangga & Simson Riangga
TEO.19.417 & TEO.19.429
SIAPA JURGEN HABERMAN ???
• Jürgen Habermas dilahirkan pada tahun 1929 di Dusseldorf Jerman.
• Ia mempelajari filsafat di Universitas Got tingen dan Bonn dan mulai
bergabung ke dalam Institute Fur Sozialforschung pada tahun 1956,
• Jurgen Habermas adalah salah seorang tokoh dari Filsafat Kritis.
• Ciri khas dari filsafat kritisnya adalah, bahwa ia selalu berkaitan erat
dengan kritik terhadap hubungan-hubungan sosial yang nyata.
• Jugern Habermas adalah pewaris dan pembaharu Teori Kritis. Meskipun
ia sendiri tidak lagi dapat dikatakan termasuk Mazhab Frankfurt, arah
penelitian Habermas justru membuat subur gaya pemikiran “Frankfurt”
itu bagi filsafat dan ilmu-ilmu sosial pada umumnya.
Perkembangan Pemikiran Jurgen Habermas
• Titik tolak pemikiran J. Habermas adalah pada faham Horkheimer
dan Adrono di atas.
• Dalam pemikiran Habermas, Teori Kritiss dirumuskan sebagai
sebuah “filsafat empiris sejarah dengan maksud praktis”.
• Empiris dan ilmiah, tetapi tidak dikembalikan kepada ilmu-ilmu
empiris-analitis; filsafat di sini berarti refleksi kritis bukan dalam
arti menetapkan prinsip-prinsip dasar; historis tanpa jatuh ke
dalam historisistik; kemudian praktis, dalam arti terarah pada
tindakan politis emansipatoris”.
Ilmu dan Kebebasan Nilai
• Menurut Habermas setiap penelitian ilmiah diarahkan oleh
kapentingan-kepentingan vital umat manusia (baik dalam ilmuilmu alam dan ilmu-ilmu sosial). Oleh karena itu postulat tentang
kebebasan nilai merupakan „ilusi‟ tidak hanya bagi ilmu-ilmu
sosial, melainkan juga bagi ilmu-ilmu alam. Melepaskan nilai-nilai
dari fakta-fakta sama artinya dengan mempertentangan Sein (Ada)
yang murni dengan Sollen (seharusnya) yang abstrak
Masyarakat, Sejarah dan Paradigma
Komunikasi
• Habermas dalam eseinya, Labor and Interaction: Remarks on
Hegel’s Jena ‘Philosophy of Mind‟, mengatakan bahwa Hegel
memahami praksis bukan hanya sebagai „kerja‟, melainkan juga
„komunikasi”. Karena praksis dilandasi kesadaran rasional, rasio
tidak hanya tampak dalam kegiatan menaklukan alam dengan
kerja, melainkan juga dalam „interaksi intersubjektif’ dengan
bahasa sehari-hari.
Alternatif Habermas: Rasio Komunikatif dan
Pencerahan.
• Habermas berpendapat bahwa kritik hanya akan maju dengan
landasan „rasio komunmikatif‟ yang dimengerti sebagai „praksis
komunikasi atau tindakan komunikatif’. Ditegaskan olehnya,
bahwa masyarakat pada hakekatnya komunikatif dan yang
menentukan perubahan sosial bukanlah semata-mata
perkembangan kekuatan-kekuatan produksi atau teknologi,
melainkan „proses belajar‟ dalam dimensi praktis-etis‟..
Karya-Karya Pemikiran Jurgen Habermas
• Das Absolut und die Geschichte (Yang Absolut dan Seiarah), 1954.
Disertasi program doktoratnya dalam bidang filsafat di Universitas
Bonn.
• Student und Politik (Mahasiswa dan Politik), 1961. Ditulis bersama
L.v. Friedeberg, Ch. Öhler, dan F. Weltz.
• Strukturwandel der Offentlichkeit (Perubahan dalam Struktur
Pendapat Umum), 1961.
• Habilitationsschrift untuk Institut Penelitian Sosial Frankfurt am
Main, dilaksanakan di Mainz tahun 1961.
• Theorie und Praxis (Teori dan Praksis), 1962.
Teori Kritis
• Menurut Jurgen Habermas, teori kritis bukanlah teori ilmiah, yang
biasa dikenal dikalangan publik akademis dalam masyarakat kita.
• Jurgen Habermas menggambarkan Teori kritis sebagai suatu
metodologi yang berdiri di dalam ketegangan dialektis antara
filsafat dan ilmu pengetahuan (sosiologi).
• Teori Kritis tidak hanya berhenti pada fakta-fakta objektif, yang
umumnya dianut oleh aliran positivistik.
• Teori kritis berusaha menembus realitas sosial sebagai fakta
sosiologis, untuk menemukan kondisi yang bersifat trasendental
yang melampaui data empiris.
Teori Komunikasi
• Teori komunikasi yang dikembangkan Habermas mengacu pada gagasan
George Herbert Mead dan lainnya bahwa identitas pribadi - pengalaman
kita tentang diri kita sebagai diri - dibangun secara intersubjektif
melalui interaksi simbolik, yaitu komunikasi.
• Karena komunikasi semacam itu merupakan diri kita sendiri, anggapananggapan yang diperlukannya tidak boleh dilihat sebagai norma,
meskipun mereka memiliki kekuatan normatif (Habermas, 1979: 88).
• Mereka tidak mewakili nilai tertentu, untuk atau melawan yang kita
dapat berpihak '(Habermas, 1982: 226).
• Sebaliknya, praduga komunikasi yang diperlukan adalah sumber identitas
kita, serta posisi apa pun yang mungkin kita ambil dan norma apa pun
yang akan kita akui.
Kritik Bagi Teori Jurgen Habermas
• Mendasari banyak dari ini telah skeptis terhadap gagasan normal. Tidak mungkin
bahwa konsep apa yang normal ± bahkan yang terikat pada proses daripada
substansi, dan bahkan yang berhubungan dengan fenomena universal seperti ±
komunikasi dapat melarikan diri dari tuduhan etnosentrisme.
• Seperti yang ditunjukkan Thomas McCarthy (1985), Anda sebenarnya tidak perlu
mengambil posisi untuk memahami. Demikian pula, Jeffrey Alexander (1991: 64)
menyebut identifikasi pemahaman dengan perjanjian konsensual rasional dalam
hal klaim validitas, 'persamaan angan-angan'. Komunikasi dan pemahaman,
karena kata-kata itu biasanya digunakan, tidak perlu perjanjian konsensual
bebas dari semua kekuatan non-rasional.
• Oleh karena itu, keluh Alexander, Habermas hanya memasukkan aspirasi
utopisnya ke dalam pendahuluannya. Baik tindakan komunikatif penting untuk
integrasi sosial. Bahkan, norma-norma tradisional yang tidak diragukan lagi dan
sentimen non-rasional mengintegrasikan masyarakat jauh lebih efektif daripada
klaim validitas, bahkan di masyarakat kapitalis maju
Penutup
• Meskipun banyak kritikan yang datangnya kemudian terhadap pemikiran
Habermas ini, diantaranya adalah tentang konsensus rasional yang mana
menurut para kritikusnya tindakan komunikatif mengandung asumsi
filosofis terutama dalam bentuk wacana post metafisikanya yang pada
akhirnya menyebabkan Habermas terperosok dalam kecenderungan yang
disebut Fondasionalisme, yaitu pandangan bahwa pengetahuan manusia
memiliki fondasi terakhir yang bersifat objektif, yang kemudian
mengandaikan adanya perbedaan mendasar antara penampakan dan
hakikat, ilusi dan kenyataan, kesadaran palsu dan pengetahuan sejati.
Sosok intelektual Jurgen Habermas dengan teori kritisnya masih tetap
dikenal sebagai sosok pembaharu dalam tradisi intelektual Jerman
mutakhir yang dirintis bersama Max Horkheimer cs. dengan Madzhab
Frankfurt-nya.
Terima kasih
Download