BAB I PENDAHULUAN I.1. Alasan Pemilihan Judul Setiap perusahaan pasti ingin meraih keberhasilan dalam memasarkan produk-produknya. Keberhasilan tersebut merupakan jaminan kelangsungan hidup bagi perusahaan dan banyak bergantung dari strategi pemasaran yang digunakan secara tepat dan cermat. Dalam memasarkan produknya, perusahaan seringkali mengalami jatuh bangun. Kondisi politik dan ekonomi nasional maupun global yang tidak kondusif, harga kebutuhan bahan pokok yang terus melambung tinggi, serta masalah-masalah lain yang terjadi dapat membawa dampak yang cukup besar bagi perusahaan. Salah satu dampak yang bisa kita lihat saat ini adalah berkurangnya daya beli masyarakat. Perusahaan harus mampu untuk menilai situasi, merumuskan sasaran dan kebijakan, mengkaji kebijakan itu lebih lanjut dan pada tahap berikutnya adalah melaksanakan kebijakan tersebut. Salah satu kebijakan yang harus menjadi perhatian adalah kebijakan bauran pemasaran (marketing mix). Pada dasarnya konsep pemasaran adalah memusatkan semua kegiatan organisasi dalam memuaskan kebutuhan pelanggan dan dalam memadukan kegiatan pemasaran. Dalam konteks bauran pemasaran terdapat 4 komponen yaitu kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan promosi, dan kebijakan saluran distribusi. Keempat komponen tersebut satu sama lain saling mendukung untuk tercapainya keberhasilan rencana kegiatan perusahaan yang salah satunya adalah mencapai target penjualan. PT. Modern Plasindo Mutiara sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi plastik sangat membutuhkan keempat komponen bauran pemasaran. Hal ini dikarenakan PT. Modern Plasindo Mutiara berupaya untuk tetap mencapai target penjualannya dalam upaya tercapainya tujuan perusahaan. Kebijakan bauran pemasaran yang baik akan sangat menguntungkan bagi perusahaan, khususnya PT. Modern Plasindo Mutiara. Berdasarkan dari uraian diatas, dilakukan penelitian ilmiah berupa tulisan skripsi yang berjudul : “Analisis Bauran Pemasaran pada PT. Modern Plasindo Mutiara”. I.2. Perumusan masalah Menurut Sumadi Suryabrata : “ Masalah atau permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das sollen dan das sein; ada perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan, dan yang sejenis dengan itu”. 1 Masalah bukan merupakan hal yang baru dalam pemasaran suatu produk. Masalah yang dihadapi oleh setiap perusahaan tidaklah sama satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan perusahaan dimana penulis melakukan penelitian, penulis juga menemukan berbagai macam masalah yang berhubungan dengan bauran pemasaran, antara lain: 1. Harga Yaitu bagaimana harga yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap produk-produknya. 2. Produk 1 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, edisi kedua, cetakan keenambelas:Raja Grafindo Persada, 2006, hal 12. Yaitu produk yang direncanakan pada saat ini dan hal-hal yang lain berhubungan dengan proses pembuatan produk, sehingga produk yang dihasilkan oleh perusahaan benar-benar berhasil dan berdaya guna. 3. Promosi Yaitu bagaimana cara perusahaan berkomunikasi kepada konsumen dalam memperkenalkan produknya untuk mendorong dan meningkatkan jumlah permintaan atas produk. 4. Saluran Distribusi Yaitu bagaimana cara perusahaan menyalurkan produk yang dihasilkannya sehingga produk tersebut dapat dengan mudah dijangkau oleh konsumen. Berdasarkan pengamatan pendahuluan maka dirumuskan permasalahaan. Adapun masalah PT. Modern Plasindo Mutiara yang menjadi objek permasalahaan pada skripsi ini adalah “Penurunan volume penjualan produk pada periode 2008-2009”. I.3. Hipotesa Menurut Mudrajad Kuncoro:Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.2 Dari rumusan masalah diatas, diajukan hipotesa berikut : “Penerapan kebijakan bauran pemasaran yang belum tepat”. I.4. Luas dan Tujuan Penelitian 2 Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, edisi ketiga, Erlangga,2009, hal 59. Sehubungan dengan terbatasnya waktu dan pengetahuan peneliti maka penelitian ini dibatasi hanya pada bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT. Modern Plasindo Mutiara. Bauran pemasaran yang hendak dianalisa meliputi kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan promosi, dan kebijakan saluran pemasaran. Adapun tujuan penelitian dalam penyusunan skripsi ini, sebagai berikut : 1. Membahas dan menganalisa hal-hal yang menyangkut bauran pemasaran yang dilakukan PT. Modern Plasindo Mutiara. 2. Lebih mendalami dan mengembangkan pengetahuan baik secara teoritis maupun praktis dalam manajemen dan terapannya dalam bidang pemasaran. 3. Membandingkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan aktualisasinya dilapangan, khususnya disiplin ilmu manajemen pemasaran. I.5. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data Untuk membahas suatu masalah yang objektif, diperlukan data yang riil yang diperoleh dari hasil penelitian karena dari data yang telah disusun dan dianalisa tersebut dapat diperoleh gambaran yang jelas. Dalam penulisan skripsi ini ada dua metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, yaitu : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan adalah metode penelitian yang dilakukan berdasarkan studi kepustakaan dengan cara mengumpulkan berbagai literatur-literatur, membaca buku-buku dan bahan-bahan yang tersedia di perpustakaan, brosur-brosur, majalah, tulisan-tulisan yang lain dari internet yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi ini. Data dan keterangan diperoleh dari sumber diatas dan dipergunakan untuk pembahasan yang bersifat teoritis dan sekaligus merupakan data material dalam membantu pengolahan data yang penulis himpun dari lapangan. 2. Penelitian Lapangan Penelitian lapangan adalah metode penelitian yang dilakukan penulis secaran langsung ke lapangan. Adapun data yang dibutuhkan sehubungan dangan penulisan ini adalah sebagai berikut : Sejarah singkat perusahaan. Struktur organisasi. Kebijakan-kebijakan bauran pemasaran yang dilakukan perusahaan. Rencana dan realisasi perusahaan. Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan, antara lain: a. Observasi, yaitu pengumpulan data atau informasi dengan cara mengamati langsung terhadap objek penelitian yakni PT.Modern Plasindo Mutiara. b. Wawancara (interview), yaitu suatu cara untuk menghimpun data dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan kepada pihak manajerial PT.Modern Plasindo Mutiara untuk dijawab secara lisan. I.6. Metode Analisa Dalam menganalisa persoalan-persoalan atau masalah-masalah sebelumnya telah diuraikan pada sub-sub bab sebelumnya, maka untuk memecahkan masalah-masalah tersebutpenulis menggunakan dua jenis metode analisa, antara lain: 1. Metode analisa yang bersifat deskriptif Yaitu merumuskan dan menafsirkan data serta keterangan-keterangan yang diperoleh, dengan kata lain memecahkan masalah dengan jalan mengumpulkan, menyusun, mengklarifikasi data dan mengadakan interpretasi sehingga memberikan suatu gambaran atas permasalahan yang dianalisa. 2. Metode Analisa yang bersifat deduktif Yaitu metode penganalisaan dengan jalan menarik kesimpulan khusus berdasarkan teoriteori yang telah diuraikan terlebih dahulu dan telah diterima umum mengenai kebenarannnya. Dari analisa akan ditarik kesimpulan dan sekaligus akan diberi saran-saran yang diharapkan bermanfaat bagi perusahaan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dimasa yang akan datang. BAB II URAIAN TEORITIS II. 1. Pengertian Pamasaran dan Arti Pentingnya Pemasaran A. Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran dewasa ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha, khususnya dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan. Kegiatan pemasaran pada prinsipnya ingin menarik perhatian orang lain, dan untuk itu harus melakukan tidakan yang kreatif dan inovatif agar orang lain tersebut tertarik dengan yang dipasarankan. Pengertian pemasaran telah cukup banyak dan luas dikemukan oleh para ahli yang dapat dilihat dalam berbagai buku-buku dan literatur-literatur ilmiah. Untuk melengkapi dan membandingkan definisi pemasaran, ada beberapa pendapat para ahli tentang pemasaran dan diantaranya adalah sebagai berikut: Kotler dan Armstrong menyatakan bahwa : Pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.3 Menurut Stanton dalam buku Pengantar Bisnis M. Fuad menyatakan bahwa: Pemasaran meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan kegiatan untuk merencanakan dan menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial.4 Menurut Sofjan Assauri menyatakan bahwa: Pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.5 Menurut American Marketing Association (www.ama.org) dalam buku Ricky W. Griffin et.al mendefinisikan pemasaran (marketing) sebagai “proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, serta distribusi atas gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memenuhi sasaran perseorangan dan organisasi.”6 Dari pengertian-pengertaian diatas dapat kita simpulkan bahwa pemasaran merupakan proses interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran atau perpindahan barang dan/jasa dari produsen ke konsumen, atau semua kegiatan yang berhubungan dengan arus barang dan/jasa dari produsen ke konsumen. Dari tersebut, pemasar dalam melakukan proses pemasaran 3 Philip Kotler dan Gery Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Edisi Kesembilan, Jilid 1, Jakarta: Indeks,2004, hal 7. 4 M. Fuad.,et.al, Pengantar Bisnis, Cetakan keempat, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, hal.120. 5 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaaran: Dasar, Konsep & Strategi, Cetakan Kesepuluh, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010, hal 5. 6 Ricky W. Griffin.,et.al, Bisnis, Edisi Kedelapan, Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2007, hal 276. harus dimulai dari memahami tentang keinginan dan kebutuhan konsumen, agar dapat memberikan nilai dan kepuasan yang terbaik. B. Arti Pentingnya Pemasaran Tidak ada suatu perusahaan yang mampu bertahan bilamana perusahaan tersebut tidak mampu memasarkan atau menjual produk yang dihasilkannya. Oleh karena itu kegiatan pemasaran sangat besar artinya bagi kelangsungan perusahaan. Sebaliknya bilamana perusahaan mampu meningkat penjualan, maka perusahaan mempunyai kemungkinan untuk memperbesar atau meningkatkan jumlah keuntungan. Selain itu, dengan naiknya penjualan maka perusahaan dapat meningkatkan efisiensinya dalam proses produksi. Sebab dengan naiknya penjualan akan membuat peningkatan produksi dan akan menurunkan biaya per unit produk. Jika kegiatan pemasaran dari suatu perusahaan berjalan lancar maka perusahaan itu dapat mempertahankan karyawannya sehingga biaya penggantian (turnover) dapat ditekan. Perusahaan juga akan lebih mudah mempertahankan karyawan apabila perusahaan tersebut mempunyai fundasi yang kuat berupa penjualan yang stabil yang berasal dari konsumen yang loyal. Karyawan yang bekerja lebih lama pada suatu perusahaan akan lebih meningkatkan kualitas kerja atau pelayanannya kepada konsumen sehingga penjualan dapat ditingkatkan. Hal itu tentu saja akan menambah laba bagi perusahaan. II. 2. Pengertian dan Komponen Bauran Pemasaran A. Pengertian Bauran Pemasaran Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup, berkembang, dan mampu bersaing. Oleh sebab itu, setiap perusahaan harus mempunyai strategi yang berbeda-beda sesuia dengan tujuan dan pasar sasarannya. Perusahaan harus selalu menetapkan dan menerapkan strategi atau cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Menurut Philip Kotler dan Gery Armstrong mendefinisikan: bauran pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.7 Sofjan Assauri mengemukakan bahwa: Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.8 Defenisi diatas menerangkan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) merupakan suatu strategi atau alat dalam menentukan keberhasilan pemasaran bagi perusahaan. Hal itu dikarenakan di dalam bauran pemasaran terdapat strategi yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran yang mempengaruhi pencapaian sasaran pasar yang dituju sekaligus pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan. B. Komponen Bauran Pemasaran Perusahaan sering tidak melibatkan unsur-unsur bauran pemasaran (marketing mix) secara bersama-sama dalam bersaing dengan para pesaingnya. Padahal bauran pemasaran merupakan bagian yang terpenting untuk diketahui dalam melakukan akitvitas pemasaran maupun dalam menyusun strategi pemasaran dalam perusahaan. 7 8 Philip Kotler.,et.al, Op. Cit., hal 78. Sofjan Assauri, Op. Cit., hal 198. Perusahaan harus benar-benar memperhatikan variabel-variabel dari bauran pemasaran karena secara langsung atau tidak langsung hal itu akan mempengaruhi posisi perusahaan di pasar. Adapun variabel dalam bauran pemasaran ada empat, yaitu: 1. Produk ( Product ) 2. Harga ( Price ) 3. Promosi ( Promotion ) 4. Saluran Distribusi ( Place/Channel Distribution ) 1. Produk ( Product ) Variabel produk merupakan unsur yang paling penting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan atau dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, penentuan harga dan cara penyalurannya. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller: Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.9 Sedangkan menurut Jeff Mandura: Produk (product) dapat didefinisikan secara kebih luas menjadi, baik itu barang-barang berwujud maupun jasa, yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.10 Menurut Fandy Tjiptono: Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.11 9 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid Kedua, Edisi Keduabelas, Jakarta : PT. Indeks, 2007, hal 4. 10 Jeff Mandura, Pengantar Bisnis, Buku 2, Edisi Keempat, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2007, hal 144 Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai pasar sasaran yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan. Strategi produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang bauran produk (product mix), merek dagang (brand), cara pembungkusan/kemasaran (product packaging), tingkat mutu atau kualitas dari produk, dan pelayanan (service) yang diberikan. 2. Harga ( Price ) Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller: Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya.12 M. Fuad menyatakan bahwa: Harga adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang, kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa.13 Sofjan Assauri menyatakan bahwa: Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja.14 Selain untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan, peran harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan dipasar. Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang langsung maupun yang tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah dan faktor lainnya. Sedangkan yang tidak langsung namun erat hubungannya dalam penetapan harga adalah harga produk sejenis 11 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi Ketiga, Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2008, hal 95. Philip Kotler.,et.al, Op. Cit., hal 77. 13 M. Fuad.,et.al, Op. Cit.,hal 129. 14 Sofjan Assauri, Op. Cit., hal 223. 12 yang dijual oleh para pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk substitusi dan produk komplementer, serta potongan harga untuk para penyalur dan konsumen. 3. Promosi ( Promotion ) Promosi merupakan alat komunikasi perusahaan kepada konsumennya. Oleh sebab itu, perusahaan harus mengetahui bagaimana cara mengkomunikasikan produknya kepada konsumen agar konsumen mengenal dan mengerti produk tersebut dan membelinya. Menurut M. Fuad: Promosi merupakan kegiatan-kegiatan yang aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk yang di-tawarkan.15 Ricky W. Griffin.et.al menyatakan bahwa : Promosi merupakan tehnik yang dirancang untuk menjual produk. Promosi merupakan dari bauran komunikasi: seluruh pesan yang disampaikan oleh perusahaan ke konsumen mengenai produknya.16 Fandy Tjiptono menyatakan bahwa : Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.17 4. Saluran Distribusi ( Place/Channel Distribution ) Dalam memasarkan produknya, perusahaan harus memperhatikan saluran distribusinya agar produk yang dihasilkan dapat dengan mudah sampai ketangan konsumen. Menurut Sofjan Assauri bahwa: Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga yang memasarkan produk berupa barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen.18 15 M. Fuad.,et.al, Op. Cit, hal 130. Ricky W., Griffin, et.al, Op. Cit, hal 364. 17 Fandy Tjiptono, Op Cit, hal 219. 18 Sofjan Assauri, Op Cit, hal 234 16 Philip Kotler dan Gery Armstrong mendefinisikan: Saluran distibusi ---sekumpulan organisasi yang saling bergantung yang terlihat dalam proses yang membuat produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.19 Dengan memperhatikan saluran distribusi (saluran pemasaran) maka perusahaan akan dapat memastikan produknya senantiasa tersedia untuk pembeli atau konsumen ditempat yang tepat dan pada wkatu yang tepat. Oleh karena itu, saluran pemasaran benar-benar memiliki fungsi yang penting bagi perusahaan, antara lain: 1. Mengumpulkan informasi mengenai calon pelanggan dan pelangggan sekarang, pesaing, dan pelaku serta kekuatan lainnya dalam lingkungan pemasaran tersebut. 2. Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif untuk merangsang pembelian. 3. Mencapai kesepakatan mengenai harga dan ketentuan-ketentuan lain sehingga peralihan kepemilikan dapat terlaksana. 4. Melakukan pemesanan terhadap produsen. 5. Memperoleh dana untuk membiayai persediaan pada tingkat yang berbeda dalam saluran pemasaran. 6. Menanggung resiko yang berhubungan pelaksanaan fungsi saluran. 7. Mengatur kesinambungan penyimpanan dan perpindahan produk-produk fisik. 8. Mengatur pelunasan tagihan kepada pembeli. 9. Mengawasi peralihan kepemilikanaktual dari suatu organisasi atau orang kepada oganisasi atau orang lainnya. II.3 Kebijakan Produk 19 Philip Kotler dan Gery Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Edisi Kesembilan, Jilid 2 Jakarta: Indeks,2004, hal 508. Kesuksesan pemasaran bermula dari produk yang ditawarkan. Produk yang dijual harus mempunyai kemampuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen. Perusahaan dapat memproduksi produk dengan kwalitas tinggi, tetapi jika konsumen tidak membutuhkan produk tersebut maka produk itu hanya akan memperbesar jumlah barang yang tidak dapat dijual. Artinya produklah yang harus menyesuaikan diri terhadap pembeli, bukan pembeli yang menyesuaikan diri terhadap produk Pemilihan yang tepat akan produk yang akan diproduksi merupakan bagian yang penting. Saat ini perusahaan tidak hanya bersaing dengan jenis produk yang dihasilkan, melainkan lebih kepada aspek tambahan yang ada didalam produk tersebut seperti fitur, pembungkus, dan faktorfaktor lain yang dapat menguntungkan konsumen. Berikut ini adalah tingkatan-tingkatan produk dimana tiap tingkatan ada nilai tambahnya, yaitu: 1. Manfaat inti (core benefit), yaitu manfaat yang mendasar dari suatu produk yang dibeli oleh konsumen. 2. Manfaat dasar tambahan (generic product), yaitu manfaat tambahan yang diperoleh konsumen jika pemasar mengubah manfaat inti menjadi produk dasar. 3. Produk yang diharapkan (expected product), yaitu serangkaian kondisi yang diharapkan dan disenangi oleh konsumen yang terdapat dalam atribut produk tersebut. 4. Produk yang ditingkatkan (augmented product), yaitu salah satu manfaat dan pelayanan yang dapat membedakan produk tersebut dengan produk para pesaingnya. 5. Masa depan potensi produk (potential product), yaitu harapan masa depan produk tersebut apabila terjadi perubahan dan perkembangan tehnologi serta selera konsumen. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan serta penentuan harga dan cara penyalurannya. Oleh karena itu perusahaan harus dapat memutuskan strategi mengenai produk. Keputusan-keputusan penting tentang strategi produk mencakup tentang keputusan bauran produk, lini produk, merek, pengemasan, dan pelabelan serta bauran jasa. Keputusan mengenai bauran produk mencakup lebar bauran produk (mengacu pada berapa banyak lini produk yang berbeda dimiliki perusahaan tersebut), penjang bauran produk (mengacu pada jumlah seluruh barang dalam bauran tersebut), kedalaman bauran pruduk (mengacu pada berapa banyak jenis barang yang ditawarkan masing-masing produk dalam lini tersebut), dan konsistensi bauran produk (mengacu pada seberapa erat hubungan berbagai lini produk dalam penggunaan akhir, ketentuan produk, saluran distribusi, atau hal-hal lainnya). Keputusan mengenai lini produk mencakup keputusan-keputusan tentang panjangnya lini produk, modernisasi lini, penentuan ciri lini dan pemangkasan lini. Sementara itu, keputusan mengenai merek meliputi keputusan sponsor merek (produk tersebut dapat diluncurkan sebagai merek produsen, merek distributor nama merek lisensi), keputusan nama merek (nama masingmasing, nama kelompok bersama, nama kelompok terpisah untik semua produk atau nama perusahaan yang digabungkan dengan nama masing-masing produk), keputusan strategi merek (perluasan lini, perluasan merek, merek baru, dan merek bersama). Keputusan mengenai pengemasan dan pelabelan menyangkut konsep kemasan dan pengujian secara fungsional dan psikologis seperti uji teknis, uji visual, uji penyaluran, uji konsumen, dan sesuai dengan kebijakan pemerintah dan ramah lingkungan. Kemudian, keputusan mengenai bauran jasa meliputi jasa pra penjualan (jasa yang mempermudah dan meningkatkan nilai), dan jasa pascapenjualan (departemen layanan pelanggan, layanan perbaikan dan pemeliharaan). II.4 Kebijakan Harga Sebelum menjual produk, perusahaan harus terlebih dahulu menetapkan harga atas produk tersebut. Harga merupakan salah satu unsur yang paling penting dan turut mengambil bagian dalam mempengaruhi keputusan pembeli. Harga yang tepat dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, serta dapat juga memberikan kepuasan bagi konsumen. Perusahaan harus mampu dalam memadukan unsur harga dengan unsur pemasaran lainya dalam mempertimbangkan kemampuan pembeli atau konsumen. Penetapan suatu harga suatu produk sering dihubungkan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai perusahaan, seperti mendapatkan laba yang maksimum, volume penjualan, penguasaan pasar, peningkatan pelanggan. Kebijakan harga (price policies) ialah keputusan mengenai harga-harga yang akan diikuti untuk suatu jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, menetapkan harga merupakan suatu proses yang kompleks dan panjang. Kebijakan harga (price policies) dapat ditinjau dari 3 sudut yaitu produsen, pedagang besar (wholesaler) dan pedagang kecil (retailer). 1. Produsen Produsen yang memperhatikan harga yang ditawarkan oleh retailer sebelum menetapkan harga jualnya disebut Inverted price. Produsen yang memproduksi barang baru mempunyai 2 pilihan dalam proses penetapan kebijakan harganya, yaitu: a. Skimming price, yaitu memasang harga setinggi mungkin. b. Penetration price, yaitu memasang harga yang rendah pada permulaan pemasaran, kemudian dinaikkan bertahap. Kebijakan harga lain adalah: a. Competitors price policies, yaitu penetapan harga yang mengikuti pesaing. b. Cost of goods, yaitu harga pokok menjadi pedoman dalam penetapan harga. 2. Pedagang besar (Wholesaler) Para produsen dapat juga menggunakan beberapa macam kebijakan harga yang dipakai oleh wholesaler, seperti: a. Geographical Price Quatation, yaitu menetapkan harga yang berbeda sesuai dengan besarnya ongkos angkut karena perbedaan geografis. b. Price Adjusted to Buyer Position, maksudnya untuk masing-masing golongan pembelian diberi harga yang berbeda. c. Price Based on Quantity Purchased, yaitu menetapkan harga sesuia dengan besarnya jumlah pembelian. Semakin besar jumlah pembelian, harga bisa lebih rendah karena mendapat potongan harga khusus. d. Dumping, yaitu menjual dengan harga yang lebih murah ke luar negeri daripada di dalam negeri. e. Discount Methods of Quoting Prices, yaitu menetapkan harga yang sama, tetapi berbeda dalam pemberian diskon atau korting. 3. Pedagang kecil (Retailer) Ada beberapa macam kebijakan harga yang dilakukan oleh retailer, yaitu: a) Margin Pricing, yaitu penetuan harga penjualan yang dikehendaki tergantung kepada biayabiaya yang telah dikeluarkan, lambat atau cepatnya peredaran barang, tingkat bunga yang berlaku, resiko kerusakan dan perkembangan harga. b) Price Lining, yaitu penggolongan barang-barang ke dalam kelompok yang berbeda harganya. c) Competitors Prices, harga ini bertujuan untuk mrmperoleh reputasi sebagai toko yang murah untuk barang-barang yang dikenal oleh umum. d) Discount House¸ yaitu toko eceran yang menjual barang-barang dari merek yang terkenal, dengan suatu potongan harga yang menarik sehingga harga sesungguhnya lebih rendah dari harga umum. e) Judgement Pricing, yaitu dasar penetapan harga berdasarkan atas perkiraan saja. f) Costomary Prices, yaitu harga sesuatu barang itu tetap stabil dalam jangka panjang. g) Old Prices¸ yaitu harga yang dipasang lebih rendah dari harga yang sebenarnya sehingga konsumen merasa memperoleh untung. h) Combinations Offers¸ yaitu harga yang ditetapkan untuk melariskan barang lain yang keadaan pasarnya sepi. Ada sembilan Strategi Harga-Mutu, yaitu seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.1: Tabel 2.1 Strategi Harga-Mutu Harga Tinggi Sedang Rendah Tinggi 1. Strategi Harga Tinggi 2. Strategi Nilai Tinggi 3. Strategi Nilai Super Sedang 4. Strategi Harga Terlalu tinggi 5. Strategi Nilai Sedang 6. Strategi Nilai Baik 7. Strategi Merampas 8. Strategi Hemat Keliru 9. Strategi Hemat Mutu Produk Rendah 1. Strategi harga tinggi : strategi yang terjadi apabila produk yang ditawarkan perusahaan bermutu tinggi dengan harga yang tinggi. 2. Strategi nilai tinggi : strategi yang terjadi apabila produk yang ditawarkan perusahaan bermutu sedang dengan harga yang rendah. 3. Strategi nilai super : strategi yang terjadi apabila produk yang ditawarkan perusahaan bermutu tinggi dengan harga yang rendah. 4. Strategi harga terlalu tinggi: strategi yang terjadi apabila produk yang ditawarkan perusahaan bermutu sedang dengan harga yang tinggi. 5. Strategi nilai sedang : strategi yang terjadi apabila produk yang ditawarkan bermutu sedang dengan harga yang sedang. 6. Strategi nilai baik : strategi yang terjadi apabila produk yang ditawarkan perusahaan bermutu sedang dengan harga yang rendah. 7. Strategi merampas : strategi yang terjadi apabila produk yang ditawarkan perusahaan bermutu rendah dengan harga yang tinggi. 8. Strategi hemat keliru : strategi yang terjadi apabila produk yang ditawarka perusahaan bermutu rendah dengan harga yang sedang. 9. Strategi hemat : strategi yang terjadi apabila produk yang ditawarkan perusahan bermutu rendah dengan harga yang rendah. Dari kesembilan strategi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: a. Kotak 1, 5, 9 : Harga memberikan kepuasan pada konsumen, tidak mengecewakan konsumen, tapi tidak dapat menahan konsumen. b. Kotak 2, 3, 6 : Strategi yang pasti dan paling memuaskan konsumen. c. Kotak 4, 7, 8 : Harga yang merugikan dan membuat pelanggan kecewa. Pada umumnya perusahaan dalam menetapkan harga disesuaikan dengan strategi pemasaran perusahaan secara keseluruhan dalam menghadapi persaingan, situasi dan kondisi yang selalu berubah-ubah dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta sasaran yang ditetapkan untuk tahun dan waktu tertentu. II.5 Kebijakan Promosi Kebijakan promosi sangat penting bagi perusahaan dalam memperkenalkan dan memberikan informasi mengenai produk kepada konsumen. Selain itu maksud dari kebijakan promosi adalah adalah untuk memperluas pasar dan sekaligus meningkatkan volume penjualan yang serta pada akhirnya meningkatkan laba perusahaan. Keputusan dalam promosi penjualan mencakup menetapkan tujuan, memilih alat promosi, mengembangkan program, menguju program tersebut mengimplementasikan dan mengendalikannya serta mengevaluasi hasilnya. terlebih dahulu, Ada beberapa kebijakan promosi yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yaitu: 1. Periklanan (Advertising), yaitu segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa tertentu yang harus dibayar. 2. Promosi penjualan (Sales Promotion), yaitu berbagai kumpulan alat-alat insentif, yang sebahagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. 3. Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relation), yaitu meliputi berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masingmasing produk. 4. Penjualan pribadi (Personal Selling), yaitu komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. 5. Pemasaran langsung (Direct Marketing) sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memamfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur atau transaksi disembarang lokasi. Dalam membuat kebijakan promosi, perusahaan juga harus juga memutuskan hal-hal apa saja yang harus dilakukan. Kebijakan-kebijakan menyangkut kelima bauran promosi di atas. Dalam pengembangan program iklan ada terdapat lima (5) keputusan utama, yaitu: menentukan tujuan iklan, memutuskan anggaran iklan, mengembangkan kampanye iklan, menentukan media iklan, dan mengevaluasi pengaruh iklan terhadap komunikasi dan penjualan. Kebijakan dalam promosi penjualan mencakup penetapan tujuan, pemilihan alat promosi komsumen, pemilihan alat promosi perdagangan (memilih alat promosi bisnis dan promosi tenaga penjual), mengembangkan program, pengujian program, mengimplementasikannya, pengendalian, serta mengevaluasinya. Demikian halnya dengan hubungan masyarakat, kebijakannya mencakup penetapan tujuan pemasaran, memilih pesan dan sarana, melaksanakan rencana dan mengevaluasi hasilnya. Dalam melakukan penjualan langsung ada terdapat beberapa prinsip atau langkah yang mencakup mencari pelanggan dan melakukan kualifikasi, pendekatan pendahuluan, presentasi dan peragaan, mengatasi keberatan, penutup penjualan, dan tindak lanjut serta pemeliharaan. Demikian halnya dalam kebijakan pemasran langsung II.6. Kebijakan Saluran Distribusi Pada prinsipnya saluran distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Dengan demikian kebijakan ini menjadi penting khususnya bagi perusahaan yang memiliki pasar atau konsumen yang terpencar dan jauh dari lokasi produsen. Ada tiga strategi distibusi yang dapat digunakan oleh perusahaan, antara lain: 1. Distribusi Eksklusif, yaitu produsen hanya menunjuk satu orang perantara khusus untuk menyalurkan barangnya di daerah atau wilayah tertentu, dengan syarat perantara itu tidak boleh menjual produk produsen lain. Strategi ini membutuhkan adanya kemitraan yang kuat antara produsen dan perantara. Produk yang cocok untuk strategi ini adalah specialty product, shopping product, dan capital goods. 2. Distribusi Intensif, yaitu produsen berusaha menyediakan produknya di semua retail outlet yang mungkin memasarkannya. Convenience product dan industrial supplies umumnya didistribusikan secara intensif. 3. Distribusi Selektif, yaitu strategi menempatkan produk perusahaan dibeberapa retail outlet sajadalam suatu daerah tertentu. Hal ini dimungkinkan bila volume penjualan yang tinggi bisa diperoleh dari beberapa retail outlet tersebut, perantara yang digunakan memberikan kontribusi yang besar terhadap tujuan distribusi yang ditetapkan produsen. Produk yang didistribusikan dengan strategi ini adalah shopping good atau bisa pula material products. Dalam menyalurkan barang atau jasa dari produsen atau perusahaan ke konsumen, ada beberapa tingkatan saluran pemasaran yang dapat digunakan seperti gambar berikut: 0-tingkat 1-tingkat 2-tingkat 3-tingkat Produsen Produsen Produsen Produsen Pedagang Besar Pedagang Besar Penyalur Pelanggan Pengecer Pengecer Pengecer Pelanggan Pelanggan Pelanggan Gambar 2.1. Saluran Pemasaran Konsumen 0-tingkat 1-tingkat 2-tingkat 3-tingkat Produsen Produsen Produsen Produsen Perwakilan Produsen Cabang Penjualan Produsen Pelanggan Industri Pelanggan Industri Perwakilan Produsen Pelanggan Industri Pelanggan Industri Gambar 2.2. Saluran Pemasaran Industri