UNDERSTANDING THE IMMUNOLOGIC ASPECTS

advertisement
UNDERSTANDING THE IMMUNOLOGIC ASPECTS
IN CI,INICAL INTERNAL MEDICINE
Karnen Baratawidjaja
Bagian Ilmu Penyakit Dalam, FK-UI, Jakafia
PENDAHULUAN
Tubuh manusia memerlukan sistem
keutuhannya terhadap
atas
imun
untuk
mempertahankan
bahaya yang ada dalam lingkungan hidup. Sistem ini terdiri
sistem imun alamiah atau nonspesifik (ratural/innarc/natiNe) dan didapat atau
speslfrk (adaptive/acq&ired). Antan ke dua sistem terscbut terjalin kerja sama yang
erat. Antigen sepe
i
mikroba, pada umumnya masuk tubuh melalui kulit, epitel
saluran cerna dan napas. Antigen ditangkap oleh sel denddtik/Art igen Ptesenting Cell
(APC) lalu dibawa mendju kelenjar getah bening untuk dipresentasikan ke sel T dan
diproses lebih lanjut.
PE\,TBAIIASAN
Inflamasi
Inflamasi merupakan mekanisme proteksi tubuh terhadap ftauma atau in!asi
mikroba namun reaksinya dapat juga merusak jaringan. Berbagai faktor seperti
imunoglobulin, komplemen, sitokin, molekul adhesi, sel-sel leukosit, limfosit dan sel
endotel diaktifkan dan berinteraksi satu dengan lainnya. Sitokin adalah protein yang
diproduksi dan dilepas banyak jenis sel, bekeda seperti hormon melalui reseptor pada
permukaan sel sasaran. Sitokin berperan baik pada imunitas nonspesifik maupun
spesifik, henatopoiesis, inflamasi dan merupakan protein pembawa pesan kimiawi
atau perantara dalam komunikasi antarsel yang sangat poten. Proses inflamasi
be{alan sampai antigen dapat disingtirkan. Pada umumnya hal tersebut te{adi cepat,
berlangsung akut dalam beberapa
jam sampai hari. Inflamasi kronik tedadi bila
antigen tidak dapat disingkirkan
yang
berupa pcngerahan monosit, makrofaS,
eosinofil, limfosit dan sel plasma yang memberikan gambaran patologik dari
inflamasi kr-onik.
'75
Reaksi hip€rsensitiYitas
Reaksi hipersensitivitas oleh Gell dan Coombs dibagi menjadi 4
tipe
yaitu
Tipe I, II, III dan IV. Tipe I atau reaksi alergi tedadi melalui IgE. Tipe II ditimbulkan
antibodi yang bereaksi dengan antigen yang merupakan bagian sel pejamu. Tipe
ditimbulkan kompleks imun antigen antibodi dan antigen dapat berasal
da
III
luar atau
jaringan sendiri. Tipe TV adalah reaksi yang tidak melalui antibodi tetapi merupakan
reaksi selular/melalui sel
T
yang dibagi menjadi Delayed Type Hypersensitivity
(DTH) dan C'fL (Cytototic T L))nphoq)telcTL
CD4+Th1 melepas
Pada reaksi
IFN-I
ata]u T
q)tolysislTc). Pada DTH, sel
yang mengaktifkan makrofag dan menginduksi inflamasi.
CTL/Tc, sel CD8* /CTL/TC langsung membunuh sel sasaran.
Autoimunitas
Autoimunitas adalah respons imun terhadap antigen jaringan sendiri yang
disebabkan oleh hilangnya toleransi yang dapat organ spesifik dan nonorgan
ipesifik/.i5lemrk. Venurul mekanismenya penyakit auloimun dafrat Ledadi melalui:
.
antibodi (anemia hemolitik autoimun, miastenia gravis, tirotoksikosis, anemia
pernisiosa)
.
kompleks imun (Lupus Eritematosus Sistemik,
art tis reumatoid, kompleks
sika,
sindrom Goodpasture, demam reuma, sindrom pasca pedkardiotomi dan sindrom
pasca intark miokard, skleroderma, trombositopenia
idiopatik, penyakit bulosa)
reaksi selular (sklerosis multipel, ensefalomielitis diseminasi akut/EMDA,
sindrom Gullian-Barre /polineuritis idiopatik akut, goiter)
reaksi selular dan humoral (diabetes melitus Tipe
I
/Insulin Dependent Diabetes
Melinrs / IDDM, juvenile DM, tiroiditis Hashimoto, polimiositis-dermatomiositis)
.
komplemen; defisiensi komplemen diduga menghambat eliminasi kompleks imun
yang tedadi dalam tubuh se'bingga memacu terjadinya penyakit autoimun seperti
luprrr erirematorus sisternik
Imunitas terhadap inleksi
Bakteri yang masuk tubuh dari luar
(ekstraselular) akan segera diserang
sistem imun nonspesifik seperti fagosit, komplemen, antibodi dan komplemen yang
'76
Fc' ll' Fc' -R
oPsonin karcna fagosit ncmilikj masiog-masing
sebagai
bcrpelan
.juga
cepat
ekspresi reseptor-reseltor tersebul dengan
dan C-R. IFN-1 dapat meningkatkan
L'
(dalam monosit nakrofag) sepcrti mikobakteri'
Beberapa bakteri intraselular
dlprt menghrndcri pcng-rwir'rn \i'lem ilnrln
monosilogenc\. S lllidrn \pc'ies hru'clu
mengaktilkan sisten imun selular/ respons
sepelti antibodj. Dalam hal ini tubuh akan
CMI (CD4*, CD8* dan sel NK).
biak di dalam scl yang
virus merupakan obligat intraselular yang belkembang
nukleat dao protehl pejamu Virus
sering menggunakan mesin sintesis asam
latcn dan DNA virus menetap dalam sel
nonsitopatik dapat nenimbulkan inleksi
sel Birik
dapat atau tidak mcigganggu {ungsi
pejamu dan rnernproduksi protein y^ng
vitus'
berpenn dalam pertahanan terhadan
imunitas nonspesifik maupun spesifik
jamuldanparasit.Cacingdaneksfakcacingd^patmelangsangproduksilgE
daPat cliikat mukosa salunn cerna'
nonspcsifik yang mcnccgah cacing untuk
lmunologidarah
sel darah merah yang menimbulkan
Penyakit-peryakil imun dapat meigenai
anemiahemo]itikautoimun(antibodipanasatauantibodidingin)'hemoglobinuria
diikat
Obat dapat bedungsi sebagai hirptel'
dingin paroksimat dan rcaksi transfusi
produksi antjbodi dan kerusakan
pada permLlkaan scl darah clan menimbulkan
dan purpura
sjtotoksik, anemia, neutloperia, tlombositopeni
Inrunisasi
lmunisasiatauvtksinasiada]ahcaraunlukmemperolehslatLlsimunterhadap
berupa pasif alamiah (maternal melaluj
berbagai agen penyakit lmunisasi dapat
yang diprocluksi harus efektil terutama
plasenta dan kolostrum) dan aktif Antjbodi
terhadapmikrobaekstlaselulardanploduknya(loksin)'Indltksiimunitasse]ular
adalahesensialnluknreocegahdaneradikasibaktel'i'plotozoa'virusdanjamul
dialahkan untuk menginduksi baik sislem
intraselular' Oleh karei]a ilu imunisasi harus
arau Th2 yeng scsuui
maupun selular, C!J4n atau CD8n' respons'thl
imun ltumoral
clen
gan kcperluan tubuh'
11
Imunoterapi
Imunoterapi, desensitisasi atau hiposensitasi adalah pemberian eksktrak
alergen kepada penderita alergi yang jumlahnya secara perlahan ditingkatkan dengan
tujuan menghilangkan gejala. Untuk kcberhasilan imunotenpi, harus digunakan varian
alergen yang dapat dikenal oleh reseptornya pada sel T. Imunoterapi dapat diberikan
melalui sulltikan subkutan, nasal, olal dan sublingual.
Defisiensi imun
Defisiensi komponen sistem imun, nonspesifik dan spesifik, humoral dan
selular dapat menimbulkan berbagai penyakit. Defisiensi imun dapat juga terjadi
secara fisiologik (kehamilan, usia tahun pertama dan lanjut), didapat atau sekunder
(malnutrisi, infeksi, obat, trauma, tindakan kateterisasi dan bedah, penyinaran,
penyakit berat, kehilangan imunoglobulin/ lenkosit). Acquired Immune Deficiency
Syndrone (AIDS) disebabkan oleh virus yang dtsebllt Human ImmunodeJiciency Virus
(HIV)
yang terdiri atas
HIV I
dan
HIV-2
dan sudah banyak menimbulkan korban di
seluruh dDnia-
Imunologi kanker
Berbagai antigen kanker telah diketahui seperti Tumor Associated
A
igen,
antigen onkofetal, tissue-specitic differentiation antigen, meknoma differentiating
antigen gp 100, Ptostate Specilic Antigen (PSA), Carcinoembryonic Antigen dan
Alpha-fetoprotein (AFP). Baik sistem imun humoral maupun selular (CTL, sel NK,
makrofag) beraeran pada imunitas terhadap kanker. Berbagai usaha imun telah banyak
diusahakan dalam perigobatan kanker seperti imunoterapi, antibodi monoklonal
(mAb), imunotoksin,
Lytttphokine ActiNated
Killer
cells, tumor infiltrating
lymphoclte d^r Macft)pha.ge activated killer Cells,
Imunologi transplantasi
lJnluk keberhasrlan lransplantasi. perlu diperhatikan berbagai respons imun
mengenai histokomrpatibilitas, antigen transplantasi dan golongan
passenger. Perlu plLla diketahui dasar-dasar imun
darah,
sel
pada penolakan pefiama, kedua,
hiperakut, akut darr kronik, reatsi allograft, penyakrt Grdft rersus Host (GvH) dan
Host wrsus
graf
(HvG), uji antigen histokompatibel, tissue t!pin{, ctoss matchitlg
78
danMrrelLcu(ocyeRea(:li(,tCaracaramcmpcrpanjangmasahidupallogralt
rcspons imun (anti-inflamasi' antidilakukan dengan pcmbcrian obat yang menekan
mehbolit, imunosupresatl) d:4n enlmncemenl olch antibodi'
Imunologi vaskular
ateloskler'osis dan infark
Tnflamasi vaskular bcrperan dalam proscs vaskulitis'
enlara sel imrn dar
miokx.d. Kelainan patologik vaskular 'liscbabkan oleh interaksi
dibagi sesuai dcngan
dirding vaskular. Mekanisme jmunopatogenesis vaskLllitis dapat
pcnyakit Tipe I adalah vaskulitis urtikarial (VU) dan
Gcll dan Coonrbs Contoh
dengai atopi Contoh Tipe lI
Sindrotn Churg Strauss (SCS) yang berhubungan
dan sindrorn Goodpastcur'
adalah vaskulitis yallg belhubungan dengan ANCA
inflamasl nekrosis
Auto{nlibodi ANCA berpenn clalam vaskulitis yang menimbulkan
Henoch- Contoh
vaskuiar. Contoh pelyakit Tipe III adalah purpura Schonlein
yang serin!
penyakit [ipc IV adalah giant ccll al1eitis dan artedtis Takayasu
digambarkan sebagai vaskulitis granuloma
yJnP trhroprolifcratif
Atcrosklerosis dianggap sebagoi rtspons inllarnrsi
intima' pembentukan plak ke dalam
tcrhadap kerustkar dinding vaskular' melibatkan
otot polos'
lunen vaskular yang terdiri atas lipid, lipopfotcin' nlatliks eksraselular'
dalarn plak Prolease yarg
scl inflanr^si. Makrolag' CDzt* dall CD8* ditcmukan
diproduksi makrolag berperan dalam pecahnya plak
(oxlDl/autoarltiger)'
Berbagai antiSei kandidat seperti LDL yrrlg dioksiclasi
mikroba sepelti Klamidia
hcirt strokc protein (HsP60/autoantigcn) dttn komponen
rcspons imun Beberapa di
pneurnooi dan CMV diduga berperan clalam menginduksi
struktur molekul endogen Bcrbagai
antaranya metupakan molekul yang mirip dengtn
antara vaskulitis sitoklastik yang
obat claplt menimbulkan vaskulitis yang bervarirsi
yang l'atal' Pctandi inflamasi
lokal sanrpai vaskuliris dcngan neirosis sistemik kronis
plak aktif dan sindrom koroner akut'
scperti CRP dapat digunakan dalarn diagnosis
Psiko-neuro-endokrino-iDtunologi
diproduksi SusLrnrn Slrrf
Neurotransmilor. neuropePtida dan sitokin yang
imun scblliknya medixtor d^tl
Pusat dirpal mcningkatkan atdu mengharnbat reslons
sistcm sarai Kcleniar
sitokin yang diproduksi sistem imu juga clapat mempcngaruhi
19
endokrin ikut bcrperan dalam regulasi sistem imun. Limfosit dan makrofag memiliki
reseptor untuk ACTH, kortikosteroid, insulin, growth hormone, prolactin, estradiol
dan testosteron. Limfosit juga melepas ACTH. Stres dapat mempengaruhi penglepasan
ACTH dari hipofisa yang memacu penglepasan glukokortikoid yang imunosupresif.
Juga limfosit memproduksi steroid sebagai respons terhadap Corticotrophin
Reledsing Fdctor, medula adrenal melepas katekolamin
yaig dapat mengubah
gambaran migrasi leukosit dan respons limfosit.
RANGKUMAN
Respons imun diperlukan dalam pertahanan tubuh terhadap berbagai bahaya
yarrg mengancam tubuh. Namun respons imun dapat berlanjut, menimbulkan
kerusakan jaringan dan berbagai penyakit. Antara sistem imun, samf, endokin dan
psike terjalin hubungan dan kerja sama yang diperlukan tubuh untuk mempe ahankan
keseimbangannya. Berbagai penyakit imun belum dapat ditangani dengan baik. Untuk
meningkatkan penallganannya, perlu diketahui imunopatogenesis penyakit agar dapat
dikembangkan strategi-strategi untuk menghentikan lantai respons imun yang tedadi.
DAFTAR PUSTAKA
Karnen Baratawidjaja, Imunologi Dasar, Balai Penerbit FKUI 2004.
80
Download