4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tanaman 1. Sistematika

advertisement
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
1. Sistematika tumbuhan
Berdasarkan pustaka, berikut klasifikasi secara umum dari
tumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocephala) :
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Fabales
Family
: Fabaceae
Genus
: Leucaena
Spesies
: Leucaena leucocephala (Lamk.) de Wit.
2. Nama lain
Lamtoro (Leucaena glauca, Benth, Leucaena leucocephda) memiliki
nama daerah diantaranya: pete cina (Sumatra), kemlandingan, lamtoro,
petet (Jawa), Pelanding, peuteuy selong (Sunda), kalandingan (Madura),
peteh selang, peteh cina (Jawa) (Arisandi, 2006).
3. Kegunaan bagi masyarakat
Secara empiris lamtoro digunakan untuk
mengobati penyakit
antara lain diabetes militus, cacingan, gairah seks, luka baru dan bengkak,
tlusuben (kasura) (Arisandi, 2006).
4. Kandungan kimia
Petai cina mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, tanin,
mimosin, leukanin, protein, asam lemak dan serat (Skerman cit, Sartinah
2010). Biji lamtoro yang sudah tua setiap 100 g mempunyai nilai
kandungan kimia berupa zat kalori sebesar 148 kalori, protein 10,6 g,
lemak 0,5 g, hidrat arang 26,2 g, kalsium 155 mg, besi 2,2 mg, vitamin A,
Vitamin BI 0,23 mg, vitamin C 20 mg (Arisandi, 2006).
Pengaruh Pemberian Ekstrak..., Binta Isnaeni Salma, Fakultas Farmasi UMP, 2015
5
B. Sistem Imun
Sitem imun dalam tubuh adalah semua mekanisme pertahanan yang
digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh dari bahaya yang
menyerang tubuh, mekanisme yang memperantarainya terbagi atas sistem
imun bawaan dan sistem imun didapat. Mekanisme adaptif terbentuk setelah
mekanisme bawaan dimana melakukan banyak fungsi dengan interaksi dan
mekanisme (Playfire, 2009). Respon imun merupakan tanggapan sistem imun
terhadap konfigurasi asing, dimana telah terjadi proses pengenalan oleh sel–
sel pengenal (limfosit). Proses ini akan melibatkan interaksi antar sel dan
substansi berupa sitokin, reseptor, molekul ko-reseptor, dan molekul penyaji
(molekul MHC). Sistem imunologik dapat diaktifkan oleh benda asing yang
timbul dari lingkungan eksternal, tetapi juga oleh benda asing yang ada dalam
lingkungan internal (Bellanti, 1993).
Sel yang terlibat dalam imunitas berasal dari prekusor disum-sum
tulang dan bersikulasi dalam darah atau ke jaringan. Sel-sel darah yang
berpengaruh pada sistem imun yaitu: Leukosit (sel darah putih) merupakan
komponen darah yang berkaitan dengan sistem imun. Leukosit terdiri dari
granulosit
dan
agranulosit
yang
berperan
melawan
antigen
dan
mikroorganisme. Leukosit berperan dalam sistem imun spesifik baik humoral
maupun seluler dan non spesifik (Neutrofil, Makrofag, sel dendrit, sel NK).
Neutrofil merupakan salah satu dari jenis sel granulosit yang paling umum
dalam darah manusia, sel fagosit dengan masa hidup singkat dengan granul
yang mengandung substansi pembunuh bakteri (bakterisidal). Sel-sel limfoid
meliputi sel plasma dan limfosit. Sel-sel ini sekali tersensitisasi menjadi siap
dan dinamakan imunosit yang dapat bereaksi dengan antigen dan
menghasilkan antibodi (Limfosit B) imunitas humoral atau menghasilkan
peristiwa seluler (Limfosit T). Setelah distimulasi baik limfosit B dan limfosit
T, jalur diferensiasi yang berganti-ganti menghasilkan suatu sub populasi sel
memori. Pada perkenalan selanjutnya dengan imunogen spesifik, sel-sel ini
mempunyai kemampuan untuk berproliferasi dan berdiferensiasi untuk
Pengaruh Pemberian Ekstrak..., Binta Isnaeni Salma, Fakultas Farmasi UMP, 2015
6
melakukan upaya perlindungan terhadap tubuh baik pada imunitas humoral
maupun seluler (Playfire, 2009; Bellanti, 1993).
Makrofag merupakan sel fagosit di dalam sistem imun, baik berperan
fungsional dalam fagositosis maupun perannya sebagai antigen presenting
cells (APC). Sel makrofag yang belum berkembang masuk ke peredaran
darah berbentuk monosit, apabila sel ini keluar dari sirkulasi dan sampai
jaringan
maka akan menetap sebagai makrofag (Abbas et al, 2004).
Makrofag bertempat di jaringan dan rongga serosa seperti pleura dan
peritoneum (Playfire, 2009). Makrofag merupakan mononuklear sel fagosit
yang berasal dari monosit dalam darah yang dihasilkan dari sel-sel induk
dalam sum-sum tulang. Sel-sel ini memiliki peran tidak spesifik, peran dalam
pertahanan kekebalan tubuh. Sel ini mengandung lisosom dan mengerahkan
aksi mikrobisida terhadap mikroba, dapat juga memiliki aktivitas tumorisidal
yang efektif ( Cruse dan Robert, 1937).
Fagositosis adalah salah satu jenis endositosis, istilah umum untuk
penyerapan oleh sel bahan dari lingkungannya, membran plasma sel
mengembang sekitar bahan partikel, yang dapat mencakup seluruh patogen
mikroorganisme, untuk membentuk vesikel besar yang disebut phagosom.
Kebanyakan fagositosis dilakukan dengan sel khusus, seperti monosit darah,
neutrofil, dan makrofag. Kebanyakan jenis sel ini mampu bentuk lain dari
endositosis, seperti endositosis reseptor-mediated, di mana molekul
ekstraseluler diinternalisasikan setelah mengikat oleh reseptor seluler
spesifik, dan pinositosis, dimana sel-sel mengambil cairan dari sekitarnya
media bersama dengan molekul yang terkandung di dalamnya (Goldsby,
2002).
Pada
manusia,
fagositosis
dilakukan
terutama
oleh
fagosit
mononuklear, neutrofil, dan dalam jumlah sedikit dilakukan oleh eosinofil.
Sel-sel tersebut biasanya dinamakan sebagai sel-sel fagositik (Bellanti, 1993).
Pengaruh Pemberian Ekstrak..., Binta Isnaeni Salma, Fakultas Farmasi UMP, 2015
7
C. Imunomodulator
Imunomodulator
merupakan
subtansi
atau
obat
yang
dapat
memodulasi fungsi dan aktivitas sistem imun. Imunomodulator dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu imunostimulator, imunoregulator, dan
imunosupresor. Kebanyakan imunomodulator yang berasal dari tumbuhan
telah banyak diteliti dan imunostimulator dimaksudkan untuk menekan atau
mengurangi infeksi bakteri ataupun virus, mengatasi imunodefisiensi dan
menstimulus sistem imun disebut biological respone modifiers (BRM).
Imunomodulator yang dikenal ada dua golongan yaitu imunomodulator
biologis dan sintetik (Wiedosari,2007). Contoh dari imunomodulator biologi
adalah sitokin, antibodi monoklonal, jamur, hewan dan tanaman obat.
Imunomodulator sintetik yaitu levamisol, isoprinosin dan muranil peptidase
(Prasetyo,2012).
Cara kerja imunomodulator meliputi : 1) mengembalikan fungsi
sistem imun yang terganggu (imunrestorasi), 2) memperbaiki fungsi sitem
imun (imunostimulasi) dan 3) menekan respons imun (imunosupresi).
Imunomodulator digunakan terutama pada penyakit imunodefisiensi, infeksi
kronis dan kanker. Pemberian imunostimulan atau imunomodulator sangat
diperlukan untuk mencegah penghancuran sel penolong CD4+ pada pasien
AIDS dan kanker (Katzung, 1995). Mekanisme imun bawaan umumnya
bekerja dengan cara melawan respon yang diberikan. Namun ada saatnya
imun tersebut tampak berhasil dan mengubah keseimbangan dengan
imunostimulasi nonspesifik ( aktivitas makrofag, sitokin dll) (Playfire, 2009).
Penekanan terhadap respon imun biasanya terjadi dalam penanganan
transplantasi organ, hipersensitifitas berat dan autoimun. Dan sebagian besar
metode yang tersedia saat ini kurang atau bersifat nonspesifik juga efek
samping yang berbahaya maka penggunaannya dibatasi (Playfire, 2009).
D. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus (SA) merupakan bakteri gram positif anggota
famili Micrococcaceae berbentuk bulat, bergerombol seperti susunan buah
Pengaruh Pemberian Ekstrak..., Binta Isnaeni Salma, Fakultas Farmasi UMP, 2015
8
anggur koloni berwarna abu-abu hingga kuning tua, koagulase positif (Jawets
et al, 1996) dan sifatnya sebagai bakteri komensal dalam tubuh manusia yang
jumlahnya berimbang dengan flora normal lain. S.aureus pada manusia
diantaranya ditemukan pada hidung dan tenggorokan (50%), kulit (20%), dan
tangan (5-30%) (Jawets et al, 1996).
Staphylococcus aureus dianggap sebagai patogen dari genusnya yang
secara asimtomatik sering ditemukan, dan organisme ini ditemukan pada 40%
orang sehat pada bagian hidung, kulit, ketiak, atau perineum. Reseptor SA
yang terdapat dipermukaan sel pejamu dan protein matriks yang membantu
organism ini untuk melekat. Dan memproduksi enzim litik ekstraseluler
(misalnya lipase) yang memecah jaringan pejamu dan membantu saat invasi
(Gillespie dan Kathleen, 2007). Hal ini dikarenakan S.aureus mempunyai
bagian-bagian dan produk yang mendukungnya sebagai salah satu bakteri
patogen diantaranya adalah dinding sel Staphylococcus sp sebagian besar
terdiri dari peptidoglikan yang mempunyai aktifitas seperti endotoksin,
menstimulasi
aktifasi
keluarnya sitokin dari
makrofag yaitu interleukin-1 dan
komplemen dan mencegah fagositosis PMN, adanya
toxin dan
enzim yang dihasilkan untuk merusak sel inang (Jawets et al, 1996; lowy,
1998).
Pengaruh Pemberian Ekstrak..., Binta Isnaeni Salma, Fakultas Farmasi UMP, 2015
Download