MODUL PERKULIAHAN DASAR-DASAR JURNALISTIK TV Pengantar dan pengenalan secara makro mata kuliah dasar-dasar jurnalistik Fakultas Program Studi Komunikasi Program Studi Broadcasting Tatap Muka 01 Kode MK Disusun Oleh MK10230 Drs.H.Syafei.Sikumbang,M.IKom Abstract Kompetensi Pokok bahasan tentang perkembangan Setelah mengikuti pokok bahasan jurnalistik di Indonesia, membahas tentang ini setidaknya Mahasiswa perkembangan jurnalistik di Indonesia mengetahui perkembangan jurnalistik di yang mencakup masa TVRI, masa TV Indonesia yang mencakup masa TVRI, Swasta, masa reformasi televisI. masa TV Swasta, masa reformasi televisI. PERKEMBANGAN JURNALISTIK TELEVISI DI INDONESIA MASA TVRI Perkembangan jurnalistik televisI bermula dengan adanya siaran televisI yang disiarkan TVRI yang merupakan siaran televise pertama yang dimiliki pemerintah sehingga disebut jurnalistk masa TVRI. Sejak tahun 1990 dengan adanya kebijakan Pemerintah untuk melakukan deregulasi tentang pertelevisian di Indonesia maka kemudian bermunculan televisi yang dikelola pihak swasta seperti stasiun televisi RCTI, SCTV, ANTEVE. TPI dan Indosiar. Seperti yang kita ketahui televisi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap khalayak, karena televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Televisi berasal dari kata Tele dan Vision yang memiliki arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision), jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Media Televisi merupakan sarana yang sangat efektif untuk mentransfer nilai dan pesan yang dapat mempengaruhi khalayak yang sangat luas.1 Dengan Adanya Perkembangan Teknologi komunikasi membuat media penyiaran terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Sejarah perkembangan pertelevisian Indonesia mulai dipelopori oleh TVRI. Stasiun Televisi TVRI merupakan stasiun televisi pertama di Indonesia. TVRI berdiri pada tanggal 24 Agustus 1962 di Jakarta, pada saat itu TVRI menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggal 17 agustus 1962, siaran tersebut waktu itu bersifat masa percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games Ke-4 dari stadium utama Gelora Bung Karno.2 Sejak pemerintah Indonesia membuka TVRI, sejak itu pula dimulai jurnalistik TV dimulai di Indonesia. Jurnalistik menurut Adinegoro adalah kepandaian mengarang untuk memberi pekabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya 1 2 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1996, hal.189 Mila Day, Buku pintar Televisi, Penerbit Trilogos Library, Jakarta, Hal 16 ‘13 2 DASAR-DASAR JURNALISTIK TV Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id agar tersiar seluas-luasnya. Sementara jurnalistik menurut ilmu komunikasi adalah suatu bentuk komunikasi yang menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari-hari yang yang umum dan aktual dengan secepat-cepatnya. Semua definisi jurnalistik memasukkan unsur media massa, penulisan berita dan waktu yang tertentu (aktualitas). Jurnalistik adalah tindakan diseminasi informasi, opini hiburan untuk orang ramai (publik) yang sistematik dan dapat dipercaya kebenarannya melalui media massa modren. (Baksin 2006 : 47-48). selama 27 Tahun penonton televisi Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi, hal ini berarti selama itu pula penonton televisi menikmati hasil dari jurnalistik TV yakni program informasi dan berita TVRI, Tanpa ada satu stasiun telvisi yang mendampingi TVRI. Walaupun sebenarnya tahun 1971, 1986, dan tahun 1987 telihat adanya pembaharuan setidaknya dari sisi peraturan. Sejak saat itulah jurnalistik TV dimulai TVRI, namun seiring berjalannya waktu dan pertumbuhan TV swasta makin pesat , profesi sebagai jurnalist semakin diminati oleh masyarakat. Hal ini dapat diketahui bahwa makin banyak yang menyenangi berita sehingga rating berita tidak jauh tertinggal dari program hiburan. Di Stasiun Televisi program berita merupakan program yang cukup penting dan merupakan program andalan yang bisa dibanggakan. Perkembangan berikutnya ditandai dengan dikeluarkannya kebijaksanaan Menteri Penerangan Republik Indonesia melalui keputusan Menteri Penerangan nomor:167/B/MENPEN/1986 tentang penyelenggaraan Siaran Televisi di Indonesia tanggal 20 Agustus 1986. Dengan dikeluarkannya aturan baru ini, maka aturan sebelumnya tidak berlaku lagi. Barulah pada tahun 1989, pemerintah Indonesia memberikan izin kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI, ini merupakan televisi swasta pertama di Indonesia. Setelah RCTI, kemudian disusul oleh stasiun SCTV, INDOSIAR, ANTV,Dan TPI.3 Berdasarkan aturan yang baru ini, disadari bahwa setidaknya ada 3 alasan utama melakukan perubahan terhadap pengaturan yang selama ini dilaksanakan. Pertama diyakini bahwa pesatnya kemajuan teknolgi informasi dan teknologi waktu itu telah membawa perkembangan baru dibidang penyelenggaraan siaran televisi khusus jurnalistik di Indonesia.Kedua disadari bahwa perkembangan perkembangan 3 Morisson, Media Penyiaran, Ramdina Prakasa,Jakarta,2005, Hal 8 ‘13 3 DASAR-DASAR JURNALISTIK TV Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pertelevisian Indonesia haruslah benar-benar terintegrasi didalam menunjang pembangunan nasional disegala bidang serta dapat menghindari timbulnya dampak langsung ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya pertahanan dan keamanan juga gangguan gelombang ditetapkannya elektromagnetik Undang-Undang ketentuan-ketentuan mengenai yang Siaran, merugikan. dipandang wewenang dan perlu Ketiga, sebelum menyempurnakan kebijaksanaan tentang penyelenggaraan siaran televisi diseluruh wilayah Indonesia. Setelah terjadinya era reformasi pada tahun 1998, pergantian rezim orde baru menjadi rezim reformasi yang menuntut perubahan berbagai aspek seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya. Diantaranya mengangkat beberapa tuntutan yaitu Demokratisasi dan kebebasan pers, seiring dengan gejolak reformasi, muncul beberapa Televisi nasional dan lokal. Mememasuki tahun 2000 secara serentak lima televisi swasta mengudara, seperti Metro TV, GLOBAL, Trans TV, TV 7 (sekarang Trans 7) sekarang bergabung pada Trans TV dan diubah namanya menjadi Trans 7. Televisi lokalpun bermunculan seperti O Channel, Jak TV, SPACE TOON, CTV Banten. Banyaknya televisi nasional dan lokal yang muncul, membuat kebutuhan informasi dan hiburan menjadi lebih banyak pilihan sesuai dengan keinginan dan selera penonton. Bila melihat kembali sejarah dimulainya siaran televisi di Indonesia, awalnya melalui Keputusan Presiden Nomor 215 tahun 1963 tidak ada pengaturan tentang materi dan bagian dari penyiaran pertelevisian. Ternyata, dalam perkembangannya beberapa pertelevisian harus dirumuskan terlebih dahulu. Dalam keputusan Menteri Penerangan tahun 1986 ini diperkenalkan sekaligus menghasilkan lima hal baru yang merupakan bagian dari penyiaran pertelevisian di Indonesia yakni, Siaran Televisi, Stasiun Relay, Antena parabola, sisytem distribusi dan closed circuit system. Era ini ditandai dengan keluarnya aturan main tentang siaran saluran terbatas TVRI yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Penerangan RI nomor 190 A/KEP/MENPEN/1987 tanggal 20 oktober 1987. Berdasarkan konsideran Keputusan Menteri ini, ada tiga hal yang menjadi dasar pembaharuan tahap tiga. Pertama, disadari perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi sangat pesat, disisi lain terdapat keterbatasan dana dalam pembangunan. Karena itu perlu segera melakukan peninjauan kembali terhadap program-program televisi yang disajikan selama ini. ‘13 4 DASAR-DASAR JURNALISTIK TV Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kedua, disadari pentingnya sikap tegas dan kontinyu mendorong suksesnya pembangunan serta sejalan dengan harapan masyarakat untuk, segera mengambil langkah-langkah mengembangkan siaran televisi sesuai dengan tingkat kemampuan dan penelitian bahwa tahapan yang memungkinkan saat ini untuk melaksanakan sebagai upaya pengembangan siaran televisi ialah dengan menambah program siaran melalui siaran saluran terbatas. Selanjutnya pembaharuan dibidang televisi yang melatar belakangi lahirnya SCTV, TPI, dan Indosiar seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Era ini dimulai dengan lahirnya keputusan Menteri Penerangan Nomor. 111/KEP/MENTERI/1990 tentang penyiaran Televisi di Indonesia tanggal 24 juli 1990 (Baksin, 2006 : 26). Peraturan baru ini semakin membuka peluang kemungkinan pihak swasta untuk melaksanakan penyiaran televisi di Indonesia. PT Surya Citra Televisi(SCTV) di Surabaya dan sekitarnya tanggal 1 agustus 1990 diizinkan menyelenggarakan siaran tanpa dekoder dan berdasarkan izin prinsip Departemen Penerangan cq Dirjen RTF Nomor. 206/RTF/K/1993 tanggal 30 Januari 1993 tentang izin siaran nasional, dengan ketentuan bahwa siaran nasional SCTV berkedudukan di Jakarta. Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) mendapat izin prinsip dari Departemen Penerangan cq Dirjen RTF Nomor 1271B/RTF/K/VIII/1990 tanggal 1 agustus 1990. Pengoperasian siaran TPI diresmikan Presiden Soeharto pada hari rabu, 23 januari 1991 distudio XII TVRI Pusat Jakarta. Tanggal 30 Januari 1993 lahir Televisi Swasta ANTV berdasarkan izin prinsip Departemen Penerangan cq Dirjen RTF Nomor 207/RTF/K/I/1993 tentang izin siaran nasional bagi PT. Cakrawala Andalas Televisi, yang berkedudukan di Jakarta. PT Indo Visual Mandiri (Indosiar) merupakan Televisi Swasta yang lahir tanggal 18 juni 1992 berdasarkan izin Prinsip Departemen Penerangan cq. Dirjen RTF Nomor. 29/08/RTF/ K /I/ 1993. Masa Televisi Swasta Setelah pemerintah menerapkan (open sky policy) kebijakan langit terbuka, daerahdaerah terpencil yang mampu mengadakan sendiri antenna parabola dapat dengan mudah menangkap siaran televisi seperti TVRI maupun Televisi Swasta. Hal ini ‘13 5 DASAR-DASAR JURNALISTIK TV Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sangat menolong bagi daerah–daerah pelosok luar jawa seperti kawasan transmigrasi dan daerah terpencil lainnya yang secara ekonomis mampu bergotong royong membangun antena parabola televisi. Surat keputusan Menteri Penerangan nomor 111 tahun 1990, yang mengatur tata cara penyiaran televisi di Indonesia, pada dasarnya mengubah system monopoli televisi di Indonesia yang pada waktu itu dipegang TVRI. Ketentuan ini merupakan deregulasi dibidang pertelevisian karena pemerintah sekaligus mengizinkan lima saluran Televisi Swasta, RCTI, SCTV, TPI, ANTV dan Indosiar Mandiri beroperasi secara nasional. Deregulasi ini membuat landasan yang sangat kuat bagi perkembangan televisi di Indonesia, untuk menjadikan siaran televisi tuan rumahnya sendiri ditengah-tengah begitu banyak televisi transnasional yang bisa ditangkap waktu itu.(Ishadi SK, 1999 20-21) Stasiun Televisi tersebut diizinkan menyiarkan iklan 20 persen dari seluruh waktu siaran. Banyak pembatasan dilakukan berdasarkan SK Menpen nomor 111 tahun 1991 yang mengatur deregulasi televisi ini, antara lain membatasi jangkauan siarannya, tidak diizinkan memproduksi berita dan sejenisnya sendiri, serta diwajibkan memperbanyak secara bertahap program lokal. Televisi swasta tidak diperkenankan untuk mengundang investor asing dan diwajibkan menyerahkan kepada TVRI 15% dari perolehan stasiun swasta yang bersangkutan setiap tahun. Izin TV Swasta untuk menyelenggarakan berita sendiri merupakan titik penting bagi sejarah perkembangan televisi di Indonesia. Berita merupakan perangkat andalan yang tidak hanya berarti bagi penambahan informasi didalam negeri, namun juga amat besar peranannya untuk mengimbangi arus berita dari luar, khususnya melalui berita transnasional yang sudah menggunakan Palapa seperti ABC Australia, CNN, TF1 Prancis, TVNZ Selandia Baru dan Asia WallStreet Journal. Kita melihat hati lapang, RCTI, TPI, ANTEVE telah mengembangkan sumber daya manusia dibidang jurnalistik televisi dengan baik. Televisi Swasta telah mengembangkan journalistic work mereka dengan sangat cepat dan professional. Secara perlahan berita televisi swasta mengubah format dan esensi berita televisi yang berlaku sebelumnya (Baksin, 2006 : 32-33) Masa Reformasi Televisi ‘13 6 DASAR-DASAR JURNALISTIK TV Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada masa Reformasi Televisi, jurnalistik televisi mulai berubah dengan adanya live dari tempat kejadian yang pada masa TVRI live hanya dilakukan untuk siaran seremonial atau kegiatan kenegaraan, atau event yang besar yang perlu diketahui masyarakat. Namun masa Reformasi Televisi semua kegiatan jurnalistik diperlukan kecepatan yang prima, sehingga siapa atau stasiun televisi yang cepat menyiarkan secara langsung berita dari tempat suatu kejadian berlangsung, maka stasiun tersebutlah yang memberitakan kejadian yang aktual atau terbaru. Teknologi Satelit dengan menggunakan perangkat uplink dan downlinknya semakinsederhana dan kecil dan mudah dibawa kemana-mana. Situasi ini membawa kemajuan baru dibidang jurnalistik televisi, yakni menayangkan siaran berita dengan menggunakan atau memanfaatkan teknologi satelit untuk memperoleh kecepatan maksimal dalam menyiarkan berita. Siaran berita dengan menggunakan teknologi ini disebut Satelit News Gathering. Sehingga semua stasiun televisi yang ada di Indonesia berlomba-lomba menyiarkan suatu peristiwa secara live (langsung) atau real time agar stasiun tersebut menjadi dambaan pemirsa yang berakibat menjadi tempat para pemasang iklan memasarkan produknya. Pada siaran berita, penyiar disiarkan langsung, tetapi materi beritanya yang berbentuk materi siap siar diputar ulang dari ruang VCR/VTR jika materinya video, dan diputar ulang dari telecine jika materinya film. Materinya dapat juga diambil langsung dari lapangan (lokasi kejadian) apabila live dengan OB-Van (siaran luar) atau Satellite News Gathering. Jika dilakukan wawancara jarak jauh untuk sebuah acara informasi, gambar narasumber dari studio dapat digabungkan atau didampingkan dengan gambar narasumber yang berada diluar studio, sehingga di layar televisi tampak dua orang saling berhadap-hadapan. Ini termasuk salah satu kelebihan media televisi. Salah satu keunggulan teknologi modern penyiaran berita televisi dan informasi maupun program acara hiburan lainnya adalah automatic programme control (APC) untuk memprogram mata acara siaran sehingga siaran dapat berjalan secara otomatis. Adapun untuk lebih jelasnya sinyal suara dan sinyal gambar yang berasal dari mata acara atau rangkaian mata acara, dapat; 1. Langsung dipancarkan untuk khalayak sasaran yang bersifat lokal, ‘13 7 DASAR-DASAR JURNALISTIK TV Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Dikirim ke stasiun penyiaran di kota lain dengan bantuan jaringan terresterial (pancaran didaratan) atau kabel/serat optik. 3. Dikirim ke stasiun penyiaran atau pemancar lain dengan bantuan satelit komunikasi. Dalam hal ini, baik stasiun penyiaran maupun pemancar lain itu, harus dilengkapi dengan TVRO untuk menerima pancaran downlink dari satelit. 4. Dikirim langsung kepada khalayak dengan bantuan sistem satelit siaran langsung/SSSL (direct broadcast satellite system/DBS-system) 5. Dikirim langsung kepada khalayak dengan bantuan gabungan dari berbagai sistem tersebut. Dengan demikian, penyiaran televisi baik berita dan informasi maupun program lain memiliki sifat point to audience. Akan tetapi, untuk mencapai khalayak, dapat disiarkan dengan cara langsung, yaitu pada siaran yang bersifat lokal, maupun dengan cara tidak langsung, yaitu pada siaran regional dan internasional dengan menggunakan cara point to point, untuk mengantarkan sinyal audiovisual yang bermuatan mata acara atau rangkaian mata acara ke stasiun penyiaran atau pemancar lain yang dituju. Beberapa peralatan untuk mengirim gelombang elektromagnetik dalam penyiaran adalah; 1. Microwave dapat berfungsi sebagai pengirim sinyal (transmitter) dan dapat pula sebagai penerima sinyal (receiver). Bila program berita digunakan SNG (Satelit News Gathering) 2. Stasiun transmisi (relay stasiun) dapat juga difungsikan sebagai pemancar/TX. (fungsi ganda) 3. Pancaran dengan daya pancar 20 kW akan melemah pada jarak pancaran 60 km sehingga perlu diperkuat. Jika daya pancar pemancar lebih kuat lagi maka akan dapat mencapai jarak yang lebih jauh. 4. Fungsi microwave sama dengan fungsi Field Pick Up (FPU), hanya saja FPU untuk jarak dekat, misalnya dari OB-Van ke studio yang berada diluar stasiun penyiaran. Baik siaran tunda maupun siaran langsung dapat menggunakan jasa jaringan kabel/serat optik, terresterial, satelit komunikasi, sistem DBS dan sistem gabungan. Setelah diliput dengan kamera elektronik sinyal audio dan video yang terbentuk dari peristiwa atau pendapat yang mengandung nilai berita, masalah hangat dan masalah unik, dapat; ‘13 8 DASAR-DASAR JURNALISTIK TV Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a. Langsung disiarkan (live broadcasting); - Langsung dikirim ke TX untuk dipancarkan. - Langsung dikirm ke TX melalui jasa FPU untuk dipancarkan. - Langsung dikirim ke TX studio lain di kota lain melalui jasa microwave (stasiun relay) Langsung dikirim ke TX studio lain di kota lain melalui jasa uplink untuk - dikirim ke satelit komunikasi, kemudian oleh transponder di satelit, sinyal itu dipancarkan ke bumi yang diterima oleh stasiun bumi, dan selanjutnya dikirim ke TX stasiun yang dituju untuk dipancarkan kembali. Langsung dikirim ke DBS melalui jasa uplink, untuk selanjutnya sinyal ini - dipancarluaskan ke bumi dan dapat diterima langsung oleh pemilik pesawat penerima televisi dirumah-rumah. b. Siaran tunda (delay broadcast/recording) Direkam atau bisa juga di shooting dahulu, kemudian baru disiarkan. ‘13 9 DASAR-DASAR JURNALISTIK TV Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Bungin Burhan 2009, Sosiologi komunikasi, Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta Kencana Prenada Media Group Morissan, 2008, Manajemen Media Penyiaran, Strategi mengelola Radio dan Televisi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta ------------, 2005, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakarsa, Tanggerang Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1996, Mila Day, Buku pintar Televisi, Penerbit Trilogos Library, Jakarta, Ishadi SK, 1999, Dunia Penyiaran, Prospek dan Tantangannya, P.T Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Baksin Askurifai, 2006, Jurnalistk Televisi, Teori dan Praktek, Simbiosa Rekatama Media, Bandung ‘13 10 DASAR-DASAR JURNALISTIK TV Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id