BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi dilakukan oleh manusia hampir 90% dari kehidupannya dan dilakukan semenjak dia dilahirkan, disadari ataupun tidak kita telah melakukan proses komunikasi tetapi apakah yang dimaksud dengan komunikasi itu, menurut Wilbur Schram dalam Effendy pada buku Teori Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi menyebutkan bahwa: Istilah komunikasi berasal dari perkataan bahasa Inggris “Communication” yang menurut Wilbur Schramm bersumber pada istilah latin “Communis” yang dalam bahasa Indonesia berarti “sama” dan menurut Sir Gerald Barry yaitu “Communicare” yang berarti “bercakapcakap”. Jika kita berkomunikasi, berarti kita mengadakan “kesamaan”, dalam hal ini kesamaan pengertian atau makna. (1993:30) Jika kita berkomunikasi berarti kita mengadakan kesamaan dalam pengertian atau makna. Informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain harus sama-sama dimengerti oleh kedua belah pihak. Jika tidak, proses komunikasi tidak akan terjadi. Proses komunikasi biasanya dilakukan dengan pengoperan lambang-lambang verbal yaitu dengan lisan atau tulisan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, tetapi bukan hanya lambang-lambang verbal saja yang dapat dilakukan dalam komunikasi, lambang-lambang non verbal seperti gerak tubuh, warna, gambar dan 15 16 sebagainya dapat juga digunakan untuk menyampaikan pesan dalam proses komunikasi. Ruang lingkup komunikasi sebagai ilmu cukup luas, ada beberapa ahli komunikasi yang membagi komunikasi ke dalam beberapa jenis, lingkup komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Bentuk spesialisasi I L M U K O M U N I K A S I Lingkupan (Scope) Ilmu Komunikasi a. Komunikasi persona 1.komunikasi antar persona (personal comm.) (interpersonal comm.) 2.komunikasi dengan sendiri (intrapersonal comm) 3.komunikasi dengan isyarat (gestural comm.) 4.komunikasi transedental (transedental comm.) b. Komunikasi kelompok (group comm.) 1.kuliah 4.ceramah 2.briefing 5.coaching 3.indoktrinasi 6.pertemuan c. Komunikasi massa (mass comm.) 1.jurnalistik 6.advertising 2.public relation 7.p.speaking 3.penerangan 8.publicity 4.propaganda 9.pameran 5.agitasi 10.int. comm. a.Media umum 1.surat 2.telepon 3.telegraf 4.telex,dsb b.Media massa 1.pers 2.radio 3.televisi 4.film Media a.Personal opinion Efek b.Publik opinion c.Majority opinion d.General opinion Sumber : MO. Palapah & Atang Syamsudin, Studi Komunikasi, 1983 : 15 17 Komunikasi adalah ilmu yang dipengaruhi oleh berbagai cabang ilmu yang lainnya, karena kajian komunikasi pada awalnya dilakukan oleh orang-orang yang berlatar belakang psikologi, sosiologi, politik dan lain-lain contohnya adalah Wilbur Schram, Harold Lasswel, Carl I Houvland dan Kurt Lewin, mereka disebut pendiri ilmu komunikasi karena mereka yang pertama mengkaji komunikasi secara keilmuan, oleh karena itu setiap teori-teori komunikasi akan dipengaruhi oleh psikologi, sosiologi maupun disiplin ilmu yang lainnya. Ini membuktikan bahwa pengaruh komunikasi ada pada disiplin ilmu-ilmu tersebut dan saling berkaitan satu dan yang lainya, walaupun sekarang komunikasi memisahkan diri dari cabang ilmu yang lain tetapi tetap saja ada keterkaitan yang tidak dapat dipungkiri, karena ilmu komunikasi tidak dapat berdiri sendiri. Perkembangan komunikasi dipengaruhi juga oleh perkembangan kebudayaan masyarakat, ketika interaksi antar pribadi dan media menjadi suatu kebutuhan berkomunikasi tidak hanya terbatas kepada satu atau sekelompok orang tetapi sudah dapat dilakukan komunikasi dengan ribuan bahkan jutaan orang yang mungkin berbeda lokasi, pengetahuan, gender dan lain-lain dengan menggunakan media massa, maka dari itu komunikasi menjadi kompleks. Dengan semakin peliknya komunikasi maka dirasakan pentingnya studi tentang komunikasi, agar ketika kita melakukan komunikasi dapat dihindari salah komunikasi (miscommunication) yang akan menjadikan salah persepsi (misinterpertation) dan akhirnya akan menjadi salah pengertian (misunderstanding) dan jika hal yang kadang kita anggap sepele ini dilakukan dengan media massa, maka akibatnya bisa menjadi sesuatu yang fatal. 18 2.1.1 Unsur-Unsur Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampain pesan atau makna, maka dalam proses komunikasi ada beberapa unsur-unsur yang membentuk suatu proses komunikasi menurut Laswell dalam Effendy pada buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi unsur-unsur komunikasi terdiri dari : a) b) c) d) e) Komunikator Pesan Media Komunikan Efek (1993:27) Jadi Laswell berpendapat bahwa komunikasi bukan hanya menyampaikan pesan atau informasi agar orang lain mengerti, tetapi harus ada efeknya. Komunikasi terjadi karena didasarkan atas hubungan yang terdapat antara dua orang atau antara seseorang dengan sejumlah orang. Komunikasi tersebut tidak harus bertatap muka. Komunikasi dapat berlangsung dalam jarak jauh melalui media massa. Media tersebut adalah alat yang ditempatkan dalam proses komunikasi untuk melipatgandakan tulisan (koran) atau menterjemahkannya kedalam pemandangan atau pendengaran (televisi dan film) atau pendengaran saja (radio). Model komunikasi Lasswel sering diterapkan dalam komunikasi massa, dengan menjawab “Who say what in which channel to whom with what effect”, unsur sumber (who) merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan, sedangkan unsur pesan (say what) merupakan bahan untuk analisis isi,. Saluran komunikasi (in which channel) dikaji dalam analisis media. Unsur penerima (to whom) dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what 19 effect) jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan dari suatu efek komunikasi. 2.1.2 Proses Komunikasi Berdasarkan definisi komunikasi yang telah dibahas sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian lambang-lambang yang mengandung makna yang sama oleh seseorang kepada orang lain, baik dengan maksud agar mengerti maupun merubah tingkah lakunya. Lambang yang dipergunakan dapat berbentuk : a. Verbal yaitu menggunakan lambang berupa bahasa lisan maupun tulisan. b. Non-verbal yaitu komunikasi yang menggunakan lambang seperti isyarat dengan gambar, alat, anggota tubuh dan sebagainya. Bahasa adalah lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi karena dapat mengungkapkan kenyataan-kenyataan yang kongkrit dan obyektif di sekeliling kita, juga dapat menyatakan hal-hal yang abstrak, serta dapat menerangkan hal-hal yang sudah terjadi atau akan dilakukan. Maka komunikasi, bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk memudahkan kita berkomunikasi. Bahasa hanya sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Bahasa yang dipergunakan bisa saja sama-sama dimengerti, tetapi isi pesan tersebut belum tentu dimengerti. Untuk itu, proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Menyandi (encode) yaitu komunikator menyandi atau memformulasikan pesannya sehingga dapat disampaikan kepada komunikan. 20 b. Meng-awasandi (decode) yaitu komunikan menafsirkan pesan tersebut kedalam konteks pengertiannya sendiri : Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni pengalamanpengalaman dan pengertian-pengertian (collection of experience and meanings) yang pernah diperoleh komunikan. c. Dalam proses komunikasi antar personal (interpersonal communication) dua orang terlibat dalam situasi interaksi antara komunikator dengan komunikan kemudian memberikan tanggapannya. Hal ini dinamakan arus balik atau umpan balik (feedback). Feedback bersifat positif dan negatif. Dikatakan positif apabila tanggapan komunikan menyenangkan sehingga kita ingin terus berkomunikasi. Sebaliknya feedback negatif adalah tanggapan yang tidak menyenangkan. Ada dua macam feedback yaitu : a) External Feedback yaitu arus balik yang datang dari luar, seperti dalam bentuk perkataan (verbal) ya, tidak atau menggelengkan kepala pertanda tidak dan sebagainya. b) Internal Feedback yaitu arus balik yang datang dari diri kita sendiri, seperti ketika kita berpidato di depan audience kita melakukan kesalahan dan segera memperbaikinya. Dalam komunikasi antarpersona tanggapan komunikan dapat secara langsung diketahui. Maka hal tersebut disebut arus balik seketika (immedietly feedback). Penyiar menyampaikan pesan atau informasi kepada orang banyak/pendengar 21 tanpa mengetahui tanggapan pendengarnya. Kalaupun ada, hanya beberapa saja, itupun disampaikannya lama setelah pesan disampaikan oleh penyiar. Karena itu, arusbalik dalam komunikasi massa, seperti radio, disebut arus balik tertunda (delayed feedback). 2.2 Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lahir dengan dimulainya alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi, sejak ditemukanya mesin cetak oleh Johanes Guttenberg maka komunikasi massa memulai perkembanganya dengan pesat dimulainya percetakan surat kabar, buku, majalah, brosur dan materi cetakan lainnya. Memasuki abad 20 berkembang lagi teknologi film, televisi dan radio yang mulai digunakan secara luas oleh masyarakat dan kini telah memasuki zaman komunikasi global dengan adanya satelit ruang angkasa dan jaringan komputer yang dapat menghubungkan siapa saja dibelahan bumi. Sebagian besar peralatan mekanik itu dikenal sebagai alat komunikasi massa atau lebih dikenal dengan nama media massa, yang meliputi semua alat-alat (saluran), ketika narasumber (komunikator) dapat menjangkau penerima (komunikan) secara luas, cepat serta serentak. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris yaitu mass communication kependekan dari media mass communication (komunikasi media massa) artinya adalah komunikasi yang menggunakan media massa. Lasswel dalam Bungin pada buku Sosiologi Komunikasi mengatakan bahwa cara 22 sederhana untuk memahami komunikasi massa adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut, a) b) c) d) e) who say what in which channel to whom with what effect (2006:289) Ungkapan dalam bentuk pertanyaan yang dikenal sebagai Formula Lasswell ini, meskipun sangat sederhana atau terlalu menyederhanakan suatu fenomena komunikasi massa, telah membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur pada kajian terhadap komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen-komponen dalam proses komunikasi massa, Lasswell sendiri menggunakan formula ini untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. Menurut para ahli komunikasi secara umum, Komunikasi Massa dikatakan sebagai komunikasi yang dilakukan melalui media massa, dan ditujukan kepada sejumlah orang yang tersebarluas dan tidak mengenal satu dengan yang lainya. Komunikasi Massapun mempunyai unsur-unsur seperti disebutkan Bungin dalam Sosiologi Komunikasi antara lain : a) b) c) d) e) f) Komunikator Media Massa Informasi (pesan) Gatekeeper Khalayak (publik) Umpan balik (2006 :71) Komunikator disini adalah pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi telematika modern sehingga dapat menyebarkan suatu informasi dan informasi tersebut dapat ditangkap dengan cepat oleh publik, komunikator juga 23 berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi tersebut. Media Massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal juga. Informasi massa adalah informasi yang ditujukan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang boleh hanya dikonsumsi secara pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah informasi milik publik, bukan ditujukan kepada invidu masing-masing. Gatekeeper adalah penyeleksi informasi, sebagai mana diketahui bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan atau tidak disiarkan. Khalayak adalah massa yang menerima informasi yang disebarkan oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik pendengar, pemirsa ataupun pembaca suatu media massa. Sedangkan umpanbalik dalam media massa berbeda dengan komunikasi antarpribadi, umpanbalik dalam media massa biasanya tertunda (delayed) tetapi umpanbalik dalam komunikasi antarpersonal biasanya bersifat langsung. Salah satu pakar komunikasi Rakhmat dalam Sunarjo pada buku Himpunan Istilah Komunikasi mengatakan mengartikan komunikasi massa sebagai berikut ; jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. (2003 :188). 24 Selain itu Bittner dalam Rakhmat mengemukakan bahwa Komunikasi Massa adalah ; pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. (2003 :188). Maka dari definisi ini dapat kita ketahui bahwa komunikasi massa haruslah menggunakan media massa baik itu media cetak ataupun media elektronik. 2.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa Dari definisi yang dikemukakan di atas, tampak bahwa penggunaan media komunikasi yang bersifat massal menjadi ciri utama komunikasi massa. Untuk memperoleh kejelasan mengenai pengertian komunikasi massa Komala, Karlinah dan Ardianto menerangkan karakteristik komunikasi massa sebagai berikut ; 1. Komunikator Melembaga. Komunikator yang melancarkan komunikasi massa yakni komunikasi melalui media massa yang merupakan lembaga yaitu institusi atau organisasi. Ketika sebuah pesan akan disebarkan kepada khalayak maka pesan tersebut melalui proses dalam suatu lembaga media massa, mulai dari mencari, mengolah dan menyebarkan akan melibatkan orang, peralatan dan dana yang tidak sedikit maka ciri khas dari komunikasi massa adalah komunikator terlembagakan. 2. Pesan bersifat umum. Pesan yang dikomunikasikan komunikator kepada komunikan bersifat umum (publik), karena ditujukan kepada khalayak umum bukan khusus dan mengenai kepentingan umum. Jika pesan tersebut hanya dianggap penting bagi sebagian orang saja maka pesan atau peristiwa itu dianggap tidak layak siar. 3. Media menimbulkan keserempakan. Media massa menimbulkan suatu situasi di mana khalayak secara serempak (simultaneus) dan serentak (instantaneous) bersama-sama pada saat yang sama memperhatikan pesan yang dikomunikasikan. Jumlah 25 sasaran dan khalayaknya relatif banyak dan tidak terbatas. 4. Komunikan bersifat heterogen Komunikan pada komunikasi massa, yakni khalayak sasaran media massa bersifat heterogen yang berarti antara komunikan yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, pendidikan, kebudayaan, ideologi, hobi, pengalaman, pandangan hidup, cita-cita, dan lain sebagainya. 5. Proses berlangsung satu arah Proses komunikasi massa bersifat satu arah (one way traffic communication) secara linear. Ini berarti prosesnya tidak menimbulkan umpan balik (feedback). Kalaupun terjadi, berlangsungnya secara terbuka (delayed feedback), dan hal itu jarang sekali terjadi. 6. Stimulasi alat indra terbatas Ciri komunikasi massa yang dianggap salah satu kelemahanya adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Pada komunikasi antarpersona yang bersifat tatap muka, maka seluruh indra dari pelaku komunikasi dan komunikan dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. 7. Umpan balik tertunda (delayed) Umpan balik yang lebih populer disebut dengan feedback, merupakan faktor yang penting dalam komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan komunikannya. Tetapi dalam komunikasi massa feedback yang diterima dari komunikan tidak dapat langsung diketahui, feedback tersebut biasanya ada dalam surat pembaca, e-mail, telephone dan sebagainya. (2007 : 66) Dari ciri-ciri diatas kita dapat membedakan komunikasi massa dengan jenisjenis komunikasi lainnya tetapi yang paling menonjol adalah jenis komunikasi ini haruslah menggunakan media massa sebagai media penyampaian pesan. 26 2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah salah satu aktivitas sosial yang berfungsi di masyarakat. Robert K. Merton mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial mempunyai dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi yang diinginkan dan fungsi tidak nyata atau tersembungi (latent function) yaitu fungsi yang tidak diinginkan, sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional. Media massa mempunyai fungsi dan tanggung jawab kepada masyarakat atau khalayak yang dituju oleh media tersebut. Menurut Dominic pada Ardianto dalam buku Komunikasi Massa setidaknya memiliki lima fungsi yaitu: 1. Menyampaikan informasi (to inform) Komunikasi massa mengandalkan media massa untuk proses penyampaian pesan atau informasi kepada masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari istitusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informatif tercapai dengan waktu cepat dan singkat. 2. Mendidik (to educate) Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat di mana komunikasi massa itu ber-langsung. Komunikasi massa dimaksudkan agar proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien dan menyebar secara bersamaan di masyarakat secara luas. Fungsi komunikasi massa ini merupakan sebuah andil yang dilakukan untuk menutupi kelemahan fungsi-fungsi paedagogi yang dilaksanakan melalui komunikasi tatap muka, di mana karena sifatnya, maka fungsi paedagogi hanya dapat berlangsung secara eksklusif antara individu tertentu saja. 27 3. Transformasi Budaya Fungsi informatif adalah fungsi-fungsi yang bersifat statis, namun fungsi-fungsi lain yang lebih dinamis adalah fungsi transformasi budaya. Komunikasi massa sebagaimana sifat-sifat budaya massa, maka yang terpenting adalah komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa. Fungsi transformasi budaya ini menjadi sangat penting dan terkait dengan fungsi-fungsi lainnya terutama fungsi social learning, akan tetapi fungsi transformasi budaya lebih kepada tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya global. Sebagaimana diketahui bahwa perubahan-perubahan budaya yang disebabkan karena perkembangan telematika menjadi perhatian utama semua masyarakat di dunia, karena selain dapat dimanfaatkan untuk pendidikan juga dapat dipergunakan untuk fungsi-fungsi lainnya, seperti politik, perdagangan, agama, hukum, militer, dan sebagainya. Jadi, tidak dapat dihindari bahwa komunikasi massa memainkan peran penting dalam proses ini di mana hampir semua perkembangan telematika mengikutsertakan proses-proses komunikasi massa terutama dalam proses transformasi budaya. 4. Menghibur (to entertaint) Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, bahwa seirama dengan fungsi-fungsi lain, komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa. Transformasi budaya yang dilakukan oleh komunikasi massa mengikutsertakan fungsi hiburan ini sebagai bagian penting dalam fungsi komunikasi massa. Hiburan tidak terlepas dari fungsi media massa itu sendiri dan juga tidak terlepas dari tujuan tranformasi budaya. Dengan demikian, maka fungsi hiburan dari komunikasi massa saling mendukung fungsi-fungsi lainnya dalam proses komunikasi massa 5. Fungsi Pengawasan Media massa merupakan sebuah medium di mana dapat digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa 28 berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti, pemberitaan bahaya narkoba bagi kehidupan manusia yang dilakukan melalui media massa dan ditujukan kepada masyarakat, maka fungsinya untuk kegiatan preventif agar masyarakat tidak terjerumus dalam Pengaruh narkoba. Sedangkan fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya. Media massa dapat memberikan reward kepada masyarakat yang bermanfaat dan fungsional bagi anggota masyarakat lainnya, namun sebagainya akan memberika punishment apabila aktivitasnya tidak bermanfaat bahkan merugikan fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat. ( 2007 : 14 ) Yang paling mendasar adalah kebutuhan akan informasi, karena dengan informasi manusia dapat mengetahui apa yang terjadi disekitarnya dan menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik, selain itu juga media massa mempunyai fungsi mendidik dalam artian memberikan pencerahan terhadap masyarakat agar menjadi masyarakat yang dapat melek media. 2.2.4 Efek Komunikasi Massa Pesan yang disebarkan melalui komunikator melalui media massa akan menimbulkan efek pada diri komunikan. Membahas mengenai efek komunikasi, Chaffee dalam Rakhmat pada buku Psikologi Komunikasi mengatakan bahwa ada tiga macam efek komunikasi massa jika dilihat dari jenis perubahan pada diri khalayak, yaitu : 29 1. Efek Kognitif Efek Kognitif berkaitan dengan penerimaan informasi oleh komunikan, artinya komunikan mengenai suatu hal yang belum mereka ketahui sebelumnya. 2. Efek Afektif Efek Afektif merupakan perubahan perasaan atau sikap yang dirasakan oleh komunikan setelah mengetahui sesuatu informasi perasaan itu bisa berupa senang, benci, dan lain sebagainya. 3. Efek Behavioral Efek Behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku tindakan atau kegiatan. Ketiga efek komunikasi ini sangat diharapkan oleh komunikator, disini media massa berperan sebagai komunikator pesan atau informasi, tetapi tidak setiap pesan atau informasi yang disampaikan oleh media massa mempunyai efek yang sama kepada semua komunikannya, yang paling sulit dipengaruhi adalah efek behavioral, contohnya iklan di media massa tidak selalu menjadikan efek behavioral yang selalu diharapkan yaitu menjadikan komunikanya menjadi pembeli produk yang di iklankan. Ada beberapa teori yang para pakar komunikasi kemukakan tentang komunikasi massa, antara lain bullet theory, teori pengharapan nilai (the expectacy-value theory), teori ketergantungan (dependency theory), teori agenda setting, teori uses and gratifications (kegunaan dan kepuasan) dan lain-lain. (2000 : 223-241) Seperti halnya jenis-jenis komunikasi yang lain komunikasi massapun mempunyai efek yang kurang lebih sama dengan komunikasi personal dan komunikasi kelompok, hanya bentuknya saja yang berbeda. Komunikasi massa lebih menjangkau orang banyak dengan menggunakan media massa. 30 2.3 Pengertian Jurnalistik Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata journ. Dalam bahasa Perancis, journ berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Dengan demikian, jurnalistik bukanlah pers, bukan pula media massa. Jurnalistik adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan diakui eksistensinya dengan baik. Pada buku Jurnalistik Indonesia, Sumadiria mengatakan jurnalistik sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis untuk surat kabar, majalah, atau berkala lainnya (2008:2). Menurut Suhandang pada Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia mengatakan bahwa jurnalistik adalah; Bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari (pada hakikatnya dalam bentuk penerangan, penafsiran, dan pengkajian) secara berkala, dengan meng-gunakan saranasarana penerbitan yang ada (2008:2). Dengan demikian Jurnalistik adalah nama suatu kegiatan yang berhubungan dengan pelaporan berita atau produk jurnalistik lainnya untuk disebarkan pada media massa. 2.3.1 Definisi Jurnalistik Banyak dari ahli memberikan definisi tentang jurnalistik baik itu dari dalam negeri maupun luar negeri, contohnya Wolseley dalam Sumadiria pada buku Jurnalistik Indonesia mengatakan bahwa; 31 Jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematik dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran (2008:5). Salah seorang pakar Komunikasi di Indonesia Effendy dalam Sumadira pada buku Jurnalistik Indonesia mengatakan ; Secara sederhana jurnalistik dapat didefisinikan sebagai teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada masyarakat (2008:3). Tentu saja pendapat-pendapat para pakarpun mempunyai kelebihan dan kekurangannya tetapi secara garis besar para ahli menekankan bahwa jurnalistik adalah suatu proses mencari, mengolah dan menyebarkan suatu informasi atau karya jurnalistik yang dapat berbentuk text, gambar, suara dan juga gambar serta suara (audio visual). 2.4 Pengertian Radio Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak. Secara psikologis suara adalah sensasi yang terpersepsikan ke dalam kemasan auditif. Menurut Stanley R. Alten, suara adalah efek gesekan dari sejumlah molekul yang ditransmisikan melalui medium elastis dalam suatu interaksi dinamis antara molekul itu dan lingkungannya. Suara dalam sebuah radio adalah suatu kombinasi tekanan emosional, perseptual, dan fisikal yang timbul dan berasal dari suatu suara yang termediasi oleh teknologi yang kemudian menimbulkan formasi imajinasi visual tertentu di benak pendengar. Setiap suara memiliki komponen 32 visual yang mampu menciptakan gambaran. Percampuran antara kata, musik, dan efek suara lainnya akan mempengaruhi emosi pendengar serta mengajak mereka berada di lokasi kejadian yang dikomunikasikan. Semuanya tersimpul dalam konsep yang dikenal sebagai the theatre of mind. Sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa, radio siaran mempunyai ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya. Jelas berbeda dengan surat kabar yang merupakan media cetak, juga dengan film yang bersifat mekanik optik. Dengan televisi, kalaupun ada persamaannya dalam sifatnya yang elektronik, terdapat perbedaan, yakni radio sifatnya audial, televisi audiovisual. Dalam radio siaran perlu diperhatikan sifat-sifat radio seperti dibawah ini; 1. Auditif Sifat radio siaran adalah auditori, untuk didengarkan, karena untuk didengarkan, maka isi siaran yang sampai ditelinga pendengar hanya selintas lalu saja. Berbeda dengan surat kabar, majalah atau media dengan bentuk tulisannya yang dapat dibaca, diperiksa dan ditelah berulang kali. 2. Mengandung Gangguan Dua faktor gangguan yang selalu mengganggu komunikasi dengan menggunakan saluran bahasa yang bersifat massal yaitu "Semantic Noise Factor" dan "Channel Noise Factor". Gangguan radio ditimbulkan oleh pancaran pemancar radio mendapat pengaruh dari sinar matahari. Akibatnya siaran tidak dapat dipancarkan oleh gelombang yang mendukungnya secara leluasa. Gangguan 33 teknis dapat berupa "interferensi" yakni dua atau lebih gelombang yang berdempetan, sehingga membuat isi siaran sukar dimengerti. 3. Akrab Radio siaran sifatnya akrab dan intim. Seorang penyiar radio seolah-olah berada di kamar pendengar yang dengan penuh hormat dan cekatan menghidangkan acara-acara yang menggembirakan kepada penghuni rumah. Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan, walaupun ada lambang-lambang non-verbal, yang digunakan jumlahnya sangat minim, umpamanya tanda waktu pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi salah satu alat musik. Radio siaran mempunyai keuntungan bagi khalayak, yaitu dengan sifatnya yang santai, orang bisa menikmati acara siaran radio sambil makan, sambil tidur-tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil mengemudi mobii. Sifat lain dari radio adalah auditori, untuk didengarkan, lebih mudah orang menyampaikan pesan dalam bentuk acara yang menarik. Penyajian hal yang menarik dalam rangka penyampaian suatu pesan adalah penting, karena publik mempunyai sifat yang selektif. Begitu banyak pilihan diantara banyak media komunikasi, dan begitu banyak pula pilihan acara dari sekian banyak acara dari setiap media Radio dapat julukan sebagai kekuasaan kelima atau "The Fifth Estate" artinya, karena mempunyai pengaruh yang besar di bidang politik dan kehidupan negara. Setelah pers (surat kabar) yang dianggap sebagai kekuasaan keempat atau "The Fourth Estate". Maka tidak seperti yang diperkirakan sebelumnya, radio tetap 34 bertahan sebagai media massa yang digemari oleh khalayak. Walaupun teknologi telah berkembang pesat dengan berbagai jenis media massa baru, khalayak tetap tidak bisa meninggalkan media yang satu ini yaitu media audio/suara. Ini disebabkan oleh karakteristik yang menjadi keunggulan media radio yang tidak bisa didapatkan dari media massa lain. Radio saluran adalah saluran bagi kebebasan informasi, pertukaran, gagasan, pertukaran opini, hiburan. pendidikan dan periklanan bagi masyarakat Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi mengatakan ada tiga faktor mengapa Radio menjadi kekuasaan kelima yaitu; 1. Radio Siaran Bersifat Langsung Untuk mencapai sasaranya yakni pendengar, suatu hal atau program yang akan disampaikan tidaklah mengalami proses yang kompleks. Bandingkan dengan penyebaran propaganda dengan menggunakan pamphlet, penyebaran berita melalui surat kabar dan media cetak lainnya. 2. Radio Siaran menembus jarak dan rintangan Faktor lain yang menyebabkan radio dianggap memiliki kekuasan adalah bahwa radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan. Selain waktu, ruangpun bagi radio siaran tidak merupakan masalah. Bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju, dengan radio dapat dicapai. 3. Radio Siaran Mengandung daya tarik Faktor ketiga yang menyebabkan radio siaran mempunyai kekuasan adalah daya tarik yang kuat yang dimilikinya. Daya tarik ini disebabkan dengan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya yaitu; 1) Musik 2) Kata-kata 3) Efek suara (2003:139-143) Dengan demikian radio membawa pendengarnya membuat imajinasi dari apa yang didengamya sering disebut juga oleh para ahli adalah Theater Of Mind. 35 Maka perpaduan dari musik, kata-kata, serta efek suara haruslah dipadukan dengan baik agar para pendengar dapat mengerti maksud serta tujuan dari apa yang disampaikan pada media radio tersebut. 2.4.1 Sifat Pendengar Radio Pendengar merupakan hal terpenting dalam berdirinya suatu stasiun radio, dimana jumlah pendengar adalah penentu maju atau mundurnya suatu stasiun radio karena semakin banyak suatu radio mempunyai pendengar maka semakin banyak juga pengiklan yang ingin mengiklankan produknya di stasiun radio tersebut. Dengan demikian agar komunikasi yang terjalin antara pendengar dan penyiar berjalan dengan efektif, penyiar harus mengetahui apa saja yang menjadi sifat-sifat pendengar seperti yang diungkapkan oleh Effendy dalam bukunya Kamus Ilmu Komunikasi sebagai berikut; a. Heterogen pendengar radio adalah massa, sejumlah orang yang sangat banyak yang sifatnya heterogen terpencar-pencar diberbagai tempat, terdapat perbedaan antar pendengar satu dengan pendengar lainya yaitu berbeda dalam jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan taraf kebudayaan. b. Pribadi, karena pendengar berada dalam keadaan heterogen, terpencar-pencar di berbagai tempat umumnya di rumah-rumah, maka suatu isi pesan akan dapat dimengerti kalau sifatnya pribadi (personal) sesuai dengan situasi dimana pendengar itu berada. c. Selektif, pendengar radio siaran sifatnya selektif maksudnya mereka akan memilih program siaran yang disukainya. (1983:90-92) 36 Dari pengertian diatas kita dapat mengetahui bahwa pendengar radio bersifat heterogen yang berarti terdiri dari berbagai kalangan usia, pekerjaan, status ekonomi, tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Selain itu radio juga bersifat pribadi maka pesan yang disampaikan hendaknya dibuat dengan format pribadi dan situasional agar lebih dapat dimengerti dan diterima oleh pendengar. Selain itu pendengar juga selektif dalam mendengarkan radio siaran, acara yang menurut mereka baik akan selalu didengarkan dan dinantikan tetapi juga acara tersebut kurang menarik dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya maka pendengar akan mencari program acara yang lainnya. 2.4.2 Pengertian Siaran/Penyiaran Kata ‘siaran’ merupakan padanan dari kata “broadcast’ dalam bahasa Inggris. Undang-undang Penyiaran memberikan pengertian siaran sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar, atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Sementara penyiaran yang merupakan padanan kata ‘broadcasting’ memiliki pengertian sebagai : kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum, frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat, dengan perangkat penerima siaran. Dengan pengertian tadi, maka penyiaran radio bisa 37 disimpulkan sebagai kegiatan pemancarluasan serangkaian pesan dalam bentuk suara, baik yang bersifat interaktif maupun yang tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran secara serentak. Dengan definisi itu, maka ada lima syarat untuk dapat terjadinya penyiaran, yaitu : 1. Ketersediaan spektrum frekuensi radio 2. Ketersediaan sarana pemancar atau transmisi 3. Adanya program atau acara 4. Ketersediaan perangkat penerima 5. Harus dapat diterima secara serentak/bersamaan Spektrum frekuensi dapat diartikan sebagai jalur atau jalan tempat merambatnya sinyal yang membawa suara atau gambar dan sebagainya. Jalur ini tersebar di udara dan tidak terlihat atau terasa oleh indra manusia, tidak semua orang dapat menggunakan spektrum frekuensi radio, karena jumlahnya terbatas. Oleh karena itu penggunaannya harus diatur dan diawasi. Menurut Undang-undang Penyiaran, spektrum frekuensi radio adalah kumpulan pita frekuensi radio, yang berbentuk gelombang elektromagnetik, serta memiliki lebar tertentu. Spektrum frekuensi radio terdiri atas kanal frekuensi radio yang ditetapkan untuk suatu stasiun radio. 2.4.3 Radio Sebagai Media Informasi Informasi yang disampaikan dalam sebuah radio sangat penting nilainya, terutama informasi yang diberikan oleh sebuah stasiun radio tersebut sangat nyata dan fakta. Setelah mengalami proses perkembangan terdapat beberapa fungsi- 38 fungsi tertentu yang dimiliki radio sebagai media komunikasi dalam penyampaian informasi. Seperti dikemukakan oleh Masduki dalam buku Jurnalistik Radio, ada beberapa tingkatan fungsi siaran radio, yaitu: 1. Radio sebagai media penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain. 2. Radio sebagai sarana mobilitas pendapat publik untuk mempengaruhi kebijakan. 3. Radio sebagai sarana untuk mempertemukan dua pendapat berbeda/diskusi untuk mencari solusi bersama yang saling menguntungkan. 4. Radio sebagai sarana untuk mengikat kebersamaan dalam semangat kemanusiaan dan kejujuran.(2001:3) Kutipan di atas dapat diartikan bahwa radio sangat penting bagi pendengar yang membutuhkan informasi dan hiburan. Radio siaran dirasakan begitu bermanfaat oleh masyarakat, hal ini disebabkan fungsi radio dalam memberikan informasi, hiburan serta pendidikan bagi masyarakat ataupun individu. Mulanya fungsi radio hanya tiga, yaitu memberikan hiburan (entertainment), mendidik (educated), dan memberikan penerangan kepada khalayak (give a plain). Tetapi selain itu fungsi radio juga sebagai sarana-sarana yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti yang dikemukakan di atas. Informasi yang disampaikan melalui media massa harus menyangkut kepentingan masyarakat umum, dan karena radio sifatnya auditif, maka informasi yang disampaikan harus jelas. Untuk itu radio memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam memberikan informasi kepada pendengar, karena lazimnya pendengar menaruh kepercayaan yang tinggi kepada radio sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya. Maka penting bagi pihak radio untuk memelihara 39 kepercayaan yang disampaikan kepada pendengar, yaitu dengan menyajikan acara-acara yang baik dan berkualitas. 2.4.4 Keunggulan dan Kelemahan Radio Siaran Selain memiliki keunggulan, radio juga memiliki kelemahan yang sifatnya satu arah (one way traffic communication). Komunikasi hanya dari komunikator kepada komunikan. Kelemahan ini bagi radio ditambah lagi dengan sifatnya yang lain, yakni “sekilas dengar“. Pesan yang sampai kepada khalayak hanya sekilas saja, begitu terdengar begitu hilang dan arus balik (feedback) tidak mungkin pada saat itu, sehingga khalayak mengalami kesulitan dalam memahami makna informasi yang disiarkan. Berkaitan dengan komunikasi melalui radio, peranan daya pikat untuk melancarkan pesan kepada komunikan sangat penting. Pemilihan dan pelaksanaan format yang tepat pada media radio sangat berpengaruh untuk melancarkan pesan yang akan disampaikan. Pengelola siaran dapat menyusun suatu program siaran radio yang lebih baik, lebih sesuai, dengan dukungan bahan-bahan informasi yang akurat. artinya, dapat mengemas pesan-pesan yang akan menjadi materi program siaran radio yang lebih mengena dikaitkan dengan khalayak sasaran dan juga dengan melihat kelemahan radio. 40 2.5 Pengertian Kontribusi Secara sederhana pengertian kontribusi dalam http://www.thefreedictionary.com/contribution adalah; Peranan yang dimainkan oleh seseorang atau sesuatu dalam membawa akibat atau sumbangan. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa kontribusi merupakan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang atau suatu hal yang akan mempengaruhi sesuatu menjadi lebih baik. 2.6 Pengertian Program Siaran Program diartikan sebagai susunan acara yang disajikan dalam bentuk siaran, pagelaran dan sebagainya (www.kamusbahasaindonesia.org). Sedangkan pengertian lain dari acara atau programme adalah A performance or series of performances, often presented at a scheduled time, esp on radio or television. (http://www.thefreedictionary.com/programme). Sebuah program yang baik mempunyai kualitas yang membuatnya berbeda dari program lainnya. Perbedaan itu mungkin terdapat dalam keaslian tema atau perlakuan. Bisa pula akibat dari penyelenggaraan penyiaran di sekitar suatu personalitas atau suatu gambaran yang tidak biasa atau hal baru. Sebuah program yang baik mempunyai sesuatu yang membuatnya berbeda. Untuk membuat pendengar tetap tune in (mendengar gelombang tertentu), unsur keragaman perlu pula mendapat perhatian dalam membuat program, misalnya dengan membuat suatu program unggulan dan haruslah program tersebut menjadi program yang 41 interaktif dengan pendengarnya melalui saluran informasi yang ada seperti telephone dan SMS. Program interaktif seperti yang disampaikan, Brandt, Sasono dan Gunawan dalam buku Jurnalistik Radio Sebuah Panduan Praktis menjelaskan bahwa: Program interaktif adalah program yang melibatkan interaksi antara pembawa acara atau presenter (dengan atau tanpa dilengkapi kehadiran pembicara yang diundang dari luar) di studio, dengan pendengar di luar studio (dalam beberapa kejadian, pendengar bisa juga diundang hadir di studio). (2001:139) Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa ketika kita melibatkan pendengar untuk berinteraksi dengan penyiar maka acara akan menjadi lebih hidup dan lebih menarik untuk didengarkan, berbeda dengan siaran yang hanya monolog dari penyiar saja. 2.7 Pengertian Kebutuhan Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan defmisi kepada kata kebutuhan yaitu; Sesuatu atau hal yang ingin dimiliki dan dianggap penting (1990). Dengan definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa kebutuhan adalah suatu hal yang dianggap penting oleh manusia, kebutuhan manusia selalu berubah-rubah dan bertingkat. Pada masyarakat modern sekarang kebutuhan akan informasi menjadi suatu kebutuhan yang pokok, karena dengan informasi seseorang dapat melihat apa yang terjadi disekitarnya dan membantu memutuskan apa yang akan dilakukan jika suatu hal terjadi. 42 2.8 Pengertian Informasi Definisi Informasi yang sederhana dikemunkan oleh Terry dalam Office Management and Control menyatakan Bahwa informasi adalah data penting yang memberikan pengetahuan yang berguna.(1962:71). Dalam www.thefreedictionary.com informasi dikatakan sebagai; Knowledge of specific events or situations that has been gathered or received by communication; intelligence or news. Dengan demikian informasi adalah data yang dianggap penting karena dapat memberikan pengetahuan yang berguna bagi penerima informasi tersebut. Pengertian lain tentang informasi dikemukan oleh Brandt, Sasono dan Gunawan dalam bukunya Jurnalisme Sebuah Panduan Praktis, bahwa "Informasi atau berita adalah hal barn tentang suatu peristiwa yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar".(2001:68). Selain penting suatu informasi haruslah sesuatu yang menarik minat khalayak. 2.9 Model Agenda Setting Dan Hubungannya Dengan Kontribusi Program Acara Persib Nu Aing Di Radio Cosmo 101.9FM Dalam Meningkatkan Kebutuhan Informasi Olahraga Pendengar Di SMP Muhamadiyah 6. Teori Agenda Setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan oleh media pada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khlayak pada persoalan itu. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting juga oleh khalayak dan apa yang dilupakan media maka akan luput juga dari perhatian masyarakat. Teori ini menitikberatkan pada variabel media massa, variabel antara, variabel efek, dan variabel efek lanjutan. Kontribusi program acara Persib Nu 43 Aing dalam meningkatkan kebutuhan informasi olahraga pendengar radio cosmo 101.9 FM di SMP Muhammadiyah 6 Bandung, digambarkan oleh Rakhmat dalam Metode Peneilitian Komunikasi sebagai berikut ; Variabel Media Massa Variabel Antara Variabel Efek Variabel Efek Lanjutan -panjang -penonjolan -konflik -sifat stimulus -sifat khlayak -pengenalan -salience -proritas -persepsi -aksi Gambar 2.2 (2009 : 69) Agenda masyarakat dapat diteliti dari segi apa yang dipikirkan orang (intrapersonal), apa yang dibicarakan orang itu dengan orang lain (interpersonal), dan apa yang mereka anggap sedang menjadi pembicaraan orang ramai (community salience). Efek terdiri dari efek langsung dan efek lanjutan (subsequent effects). Efek langsung berkaitan dengan issues: Apakah issues itu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak (pengenalan); dari semua issues, mana yang dianggap paling penting menurut khalayak (salience); bagaimana issues itu diranking oleh responden dan apakah rankingnya itu sesuai dengan ranking media (prioritas). Efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan tentang peristiwa tertentu) atau tindakan. Radio Cosmo sebagai salah satu media massa disadari atau tidak mempunyai agenda setting dalam penyiarannya, peneliti ingin mengetahui kesesuaian antara 44 teori dan praktek serta hambatan dan apa upaya radio cosmo dalam meningkatkan kebutuhan informasi olahraga pada acara Persib Nu Aing.