PENGERTIAN FILSAFAT Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Ciri-ciri berfikir filosofi : 1.Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi. 2.Berfikir secara sistematis. 3.Menyusun suatu skema konsepsi, dan 4.Menyeluruh. Tiga persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah : 1.Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika 2.Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi. 3.Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat. Empat ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah: Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakikat yang asli dan abadi. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan manusia. Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah : 1. Sebagai dasar dalam bertindak. 2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan. 3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik. 4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah. Kaidah atau norma adalah pedoman atau ukuran berperilaku atau bersikap dalam kehidupan bermasyarakat. Ada kaidah kepercayaan/agama, kaidah kesusilaan, kaidah kesopanan/adat dan kaidah hukum. Kaidah kepercayaan/agama menyangkut hubungan antara manusia dengan tuhannya, yang didasarkan pada ajaran agama berupa perintah dan larangan serta bertujuan untuk menyempurnakan hidup di dunia. Kaidah kesusilaan berhubungan dengan manusia sebagai makhluk individu, berasal dari manusia juga dan bertujuan untuk mejaga akhlak pribadi. Kadiah kesopanan ukurannya kebiasaan, kepatutan atau kepantasan dan mempunyai tujuan untuk pencapaian ketertiban masyarakat. Kaidah adalah aturan, jadi kaidah agama sumbernya agama, kaidah kesusilaan sumbernya kepantasan dan kepatutan demikian juga dengan kesopanan sumbernya norma-norma yang hidup dalam masyarakat sedangkan kaidah hukum bersumber pada hukum yang berlaku. Sedangkan hukum bersumber dari kaidah agama, kaidah kesusilaan dan kesopanan, dia berubah menjadi kaidah hukum kalau sudah dimuat dalam peraturan dan perundangundangan. Kaidah Agama mengatur hubungan antara manusia dengan tuhan yang menjadi kepercayaannya,bisa berupa larangan dan anjuran bagi pemeluknya. Kaidah Kesusialaan bersumber dari hati mengatur hubungan manusia dalam hidup sosial agar manusia itu bersusila sesuai dengan tingkah laku yang diinginkan masyarakat. Kaidah Kesopanan mengatur hubungan manusia dengan manusia agar tingkah laku manusia itu teratur dalam hubungan sosial di masyarakat Kaidah Hukum berasal dari Hukum Positif yg ada di suatu negara. Hukum Ini bersifat memaksa bagi semua Individu yang tercakup dalam negara,dan hukum dikenalkan pada umum melalui sosialisasi terhadap hukum itu. TEORI: Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam gejala sosial maupun natura yang dijadikan pencermatan. Teori merupakan abstraksi dari pengertian atau hubungan dari proposisi atau dalil. Menurut Kerlinger, Teori dinyatakan sebagai sebuah set dari proposisi yang mengandung suatu pandangan sistematis dari fenomena. Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mencermati lebih jauh mengenai teori, yakni : 1.Teori adalah sebuah set proposisi yang terdiri dari konstrak [construct] yang sudah didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur-unsur dalam set tersebut secara jelas. 2.Teori menjelaskan hubungan antar variable atau antar konstrak sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena fenomena yang diterangkan oleh variable dengan jelas kelihatan 3.Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasi variable satu berhubungan dengan variable yang lain. Teori sebagai alat ilmu Teori dinyatakan pula sebagai alat dari ilmu [tool of science], sedangkan perannya meliputi : Mendifinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara memberikan definisi terrhadap jenis-jenis data yang akan dibuat . 1.Teori memberikan rencana konseptual, dengan rencana fenomena-fenomena yang relevan disitematisasi, diklasifikasi dan dihubung-hubungkan. 2.Teori memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empiris dan system generalisasi 3.Teori memberikan prediksi terhadap fakta. 4.Teori memperjelas celah-celah dalam pengetahuan kita Fakta adalah pengamatan yang telah diverifikasi secara empiris. Fakta dalam prosesnya kadangkala dapat menjadi sebuah ilmu namun juga sebaliknya. Fakta tidak akan dapat menjadi sebuah ilmu manakala dihasilkan secara random saja. Namun bila dikumpulkan secara sistematis dengan beberapa system serta dilakukan secara sekuensial, maka fakta tersebut mampu melahirkan sebuah ilmu. Sebagai kunci bahwa fakta tidak akan memiliki arti apa-apa tanpa sebuah teori. HUBUNGAN FAKTA & TEORI Hubungan fakta dan teori dapat divisualisasikan sebagai berikut : Teori memprediksi fakta : Penyingkatan fakta-fakta yang dilakukan oleh teori akan menghasilkan uniformitas dari pengamatan-pengamatan. Dengan adanya uniformitas maka dapat dibuat prediksi [ramalan] terhadap fakta-fakta yang akan datang dengan kata lain bahwa sebuah fakta baru akan lahir berdasarkan pengamatan fenomena-fenomena sekarang/saat ini. Teori memperkecil jangkauan: Fungsi utama dari teori adalah memberikan batasan terhadap ilmu dengan cara memperkecil jangkauan [range] dari fakta yang sedang dipelajari. Dalam dunia empiris banyak fenomena yang dapat dijadikan bahan pencermatan namun untuk pendalaman dan penajaman tertentu diperlukan batasan, sehingga teori berperan membatasi dalam lingkup [aspek] tertentu. Teori meringkas fakta : Teori melakukan perannya meringkas hasil penelitian . Melalui sebuah teori generalisasi terhadap hasil penelitian mudah dilakukan. Teori dengan mudah memberikan kemampuannya dalam memandu generalisasi-generalaisasi, bahkan teori mampu meringkas hubungan antar generalisasi. Teori memperjelas celah kosong: Dengan kemampuannya meringkas fakta – fakta saat ini dan melakukan prediksi, maka teori dapat memberikan petunjuk dan memperjelas kawasan mana yang belum dijangkau ilmu pengetahuan. Fakta memprakarsai teori : Terdapat berbagai fakta yang kita dijumpai secara empiri yang mampu melahirkan sebuah teori baru, karena secara tidak langsung fakta sebagai muara terciptanya sebuah teori. Fakta memformulasikan kembali teori yang ada. Tidak semua fakta mampu dijadikan teori, tetapi fakta dari hasil pengamatan dapat membuat teori lama menjadi teori baru /dikembangkan menjadi teori baru. Teori harus disesuaikan dengan fakta dengan demikian fakta dapat mengadakan reformulasi terhadap teori. Fakta dapat menolak teori : Jika banyak diperoleh fakta yang menunjukkan sebuah teori tidak dapat diformulasikan maka fakta berhak menolak teori tersebut. Fakta memberi jalan mengubah teori : Fakta mampu memperjelas teori dan mengajak seseorang untuk mengubah orientasi teori . Dengan hadirnya orientasi baru dari teori akan bersekuensi logis pada penemuan fakta-fakta baru. KESIMPULAN Teori meningkatkaan keberhasilan penelitian karena teori dapat menghubungkan penemuan penemuan yang nampaknya berbeda-beda ke dalam suatu keseluruhan serta memperjelas proses-proses yang terjadi didalamnya. Teori dapat memberikan penjelasan terhadap hubungan – hubungan yang diamati dalam suatu penelitian.