PENGANTAR ILMU HUKUM

advertisement
PENGANTAR ILMU
HUKUM
FAK HUKUM
UNSIKA
2010
PENGERTIAN ILMU HUKUM
• Menurut Satjipto Rahardjo Ilmu hukum
adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
menelaah hukum. Ilmu hukum mencakup
dan membicarakan segala hal yang
berhubungan dengan hukum.
• objeknya hukum itu sendiri.
• Demikian luasnya masalah yang dicakup
oleh ilmu ini, sehingga “batas-batasnya
tidak bisa ditentukan”.
Pengertian ilmu hukum
• J.B. Daliyo: Ilmu hukum adalah ilmu
pengetahuan yang objeknya hukum.
• Dengan demikian maka ilmu hukum akan
mempelajari semua seluk beluk mengenai
hukum, misalnya mengenai asal mula,
wujud, asas-asas, sistem, macam
pembagian, sumber-sumber,
perkembangan, fungsi dan kedudukan
hukum di dalam masyarakat.
Pengertian Pengantar ilmu hukum
• Pengantar Ilmu Hukum (PIH) kerapkali oleh
dunia studi hukum dinamakan “Encyclopaedia
Hukum”, yaitu mata kuliah dasar yang
merupakan pengantar (introduction atau
inleiding) dalam mempelajari ilmu hukum. Dapat
pula dikatakan bahwa PIH merupakan dasar
untuk pelajaran lebih lanjut dalam studi hukum
yang mempelajari pengertian-pengertian dasar,
gambaran dasar tentang sendi-sendi utama ilmu
hukum.
B. Tujuan dan Kegunaan Pengantar Ilmu Hukum
• Tujuan Pengantar Imu Hukum adalah
menjelaskan tentang keadaan, inti dan
maksud tujuan dari bagian-bagian penting
dari hukum, serta pertalian antara
berbagai bagian tersebut dengan ilmu
pengetahuan hukum.
• Adapun kegunaannya adalah untuk dapat
memahami bagian-bagian atau jenis-jenis
ilmu hukum lainnya.
C. Kedudukan dan Fungsi
Pengantar Ilmu Hukum
• Kedudukan Pengantar Ilmu Hukum merupakan dasar
bagi pelajaran lanjutan tentang ilmu pengetahuan dari
berbagai bidang hukum.
• Sedangkan kedudukan dalam kurikulum fakultas hukum
adalah sebagai mata kuliah keahlian dan keilmuan. Oleh
karena itu pengantar ilmu hukum berfungsi memberikan
pengertian-pengertian dasar baik secara garis besar
maupun secara mendalam mengenai segala sesuatu
yang berkaitan dengan hukum.
• Selain itu juga pengantar ilmu hukum juga berfungsi
pedagogis yakni menumbuhkan sikap adil dan
membangkitkan minat untuk dengan penuh
kesungguhan mempelajari hukum.
D. Ilmu Bantu Pengantar Ilmu Hukum
•
• Sejarah hukum, yaitu suatu disiplin hukum yang mempelajari asal usul
terbentuknya dan perkembangan suatu sistem hukum dalam suatu
masyarakat tertentu dan memperbanding antara hukum yang berbeda
karena dibatasi oleh perbedaan waktu
• Sosiologi hukum, yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara
empiris dan analitis mempelajari hubungan timbal balik antara hukum
sebagai gejala sosial dengan gejala sosial lain (Soerjono Soekanto)
• Antropologi hukum, yakni suatu cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari pola-pola sengketa dan penyelesaiannya pada masyarakat
sederhana, maupun masyarakat yang sedang mengalami proses
perkembangan dan pembangunan/proses modernisasi (Charles Winick).
• Perbandingan hukum, yakni suatu metode studi hukum yang mempelajari
perbedaan sistem hukum antara negara yang satu dengan yang lain. Atau
membanding-bandingkan sistem hukum positif dari bangsa yang satu
dengan bangsa yang lain
• Psikologi hukum, yakni suatu cabang pengetahuan yang mempelajari
hukum sebagai suatu perwujudan perkembangan jiwa manusia (Purnadi
Purbacaraka).
Metode Pendekatan Mempelajari
Hukum (1)
• Metode Idealis ;
bertitik tolak dari pandangan bahwa
hukum sebagai perwujudan dari nilai-nilai
tertentu dalam masyarakat
Metode Pendekatan Mempelajari
Hukum (2)
• Metode Normatif Analitis ; metode yg melihat hukum
sebagai aturan yg abstrak. Metode ini melihat hukum
sebagai lembaga otonom dan dapat dibicarakan sebagai
subjek tersendiri terlepas dari hal2 lain yang berkaitan
dengan peraturan2. Bersifat abstrak artinya kata-kata
yang digunakan di dalam setiap kalimat tidak mudah
dipahami dan untuk dapat mengetahuinya perlu
peraturan-peraturan hukum itu diwujudkan. Perwujudan
ini dapat berupa perbuatan-perbuatan atau tulisan.
Apabila ditulis, maka sangat penting adalah pilihan dan
susunan kata-kata.
Metode Pendekatan Mempelajari
Hukum (3)
• Metode Sosiologis; metode yang bertitik
tolak dari pandangan bahwa hukum
sebagai alat untuk mengatur masyarakat.
Metode Pendekatan Mempelajari
Hukum (4)
Metode Historis ;
metode yang mempelajari hukum
dengan melihat sejarah hukumnya.
Metode Pendekatan Mempelajari
Hukum (5)
• Metode sistematis;
metode yang melihat hukum sebagai
suatu sistem
Metode Pendekatan Mempelajari
Hukum (6)
• Metode Komparatif; metode yang
mempelajari hukum dengan
membandingkan tata hukum dalam
berbagai sistem hukum dan perbandingan
hukum di berbagai negara.
BAB II
MANUSIA, MASYARAKAT DAN KAIDAH
SOSIAL
Hubungan antara manusia,
masyarakat dan kaidah sosial
• Manusia sebagai makhluk monodualistik :
Artinya adalah manusia selain sbg makhluk
individu (perseorangan) mempunyai kehidupan
jiwa yg menyendiri namun manusia juga sebagai
makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat. Manusia lahir, hidup dan
berkembang dan meninggal dunia di dalam
masyarakat.
Hubungan antara manusia,
masyarakat dan kaidah sosial
• Menurut Aristoteles (Yunani, 384-322 SM),
bahwa manusia itu adalah ZOON
POLITICON artinya bahwa manusia itu
sbg makhluk pada dasarnya selalu ingin
bergaul dan berkumpul dengan sesama
manusia lainnya, jadi makhluk yg suka
bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya
suka bergaul satu sama lain, maka
manusia disebut makhluk sosial.
Hubungan antara manusia,
masyarakat dan kaidah sosial
• • Terjadilah hubungan satu sama lain yang didasari
adanya kepentingan, dimana kepentingan tsb satu sama
lain saling berhadapan atau berlawanan dan ini tidak
menutup kemungkinan timbul kericuhan. Kepentingan
adalah suatu tuntutan perorangan atau kelompok yang
diharapkan untuk dipenuhi. Disinilah peran hukum
mengatur kepetingan2 tersebut agar kepentingan
masing-masing terlindungi, sehingga masing-masing
mengetahui hak dan kewajiban. Pada akhirnya dengan
adanya hukum masyarakat akan hidup aman, tentram,
damai, adil dan makmur.
Hubungan antara manusia,
masyarakat dan kaidah sosial
• Kesimpulan : dimana ada masyarakat
disitu ada hukum (ubi societes ibi ius).
Hukum ada sejak masyarakat ada. Dapat
dipahami disini bahwa hukum itu
sesungguhnya adalah produk otentik dari
masyarakat itu sendiri yang merupakan
kristalisasi dari naluri, perasaan,
kesadaran, sikap, perilaku, kebiasaan,
adat, nilai, atau budaya yang hidup di
masyarakat.
• Suatu masyarakat menetapkan tata
hukumnya bagi masyarakat itu sendiri
dalam berlakunya tata hukum itu artinya
tunduk pada tata hukum hukum.
Masyarakat seperti itu disebut masyrakat
hukum.
Mengapa masyarakat mentaati hukum karena
bermacam-macam sebab (Menurut Utrecht)
• Karena orang merasakan bahwa peraturan2 itu
dirasakan sebagai hukum. Mereka benar-benar
berkepentingan akan berlakunya peraturan
tersebut
• Karena ia harus menerimanya supaya ada
rasa ketentraman. Ia menganggap peraturan
hukum secara rasional (rationeele aanvaarding).
Penerimaan rasional ini sebagai akibat adanya
sanksi hukum. Agar tidak mendapatkan
kesukaran2 orang memilih untuk taat saja pada
peraturan hukum karena melanggar hukum
mendapat sanksi hukum.
B. Masyarakat dan Lembaga
Kemasyarakatan (Kaidah Sosial)
• 1. Definisi masyarakat :
Menurut Ralph Linton, masyarakat
merupakan setiap kelompok manusia
yang hidup dan bekerja bersama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur
diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai suatu kesatuan sosial dengan
batas-batas yang dirumuskan dengan
jelas.
Definisi masyarakat :
• Menurut Selo Soemarjan, masyarakat
adalah orang yang hidup bersama, yang
menghasilkan kebudayaan.
Definisi masyarakat :
• Menurut CST. Kansil, SH, masyarakat
adalah persatuan manusia yang timbul
dari kodrat yang sama. Jadi masyarakat
itu terbentuk apabila ada dua orang atau
lebih hidup bersama sehingga dalam
pergaulan hidup timbul berbagai
hubungan yang mengakibatkan seorang
dan orang lain saling kenal mengenal dan
pengaruh mempengaruhi.
• Unsur masyarakat :
- manusia yang hidup bersama
- berkumpul dan bekerja sama untuk
waktu lama
- merupakan satu kesatuan
- merupakan suatu sistem hidup bersama.
• 2. Kaidah/norma Sosial :
Adalah patokan-patokan atau pedomanpedoman perihal tingkah laku dan perikelakuan
yang diharapkan.
Kaidah berasal dari bahasa Arab atau Norma
berasal dari bahasa Latin
Kaidah/Norma berisi :
Perintah, yang merupakan keharusan bagi
seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena
akibat2nya dipandang baik.
• Guna kaidah/norma tersebut adalah untuk
memberi petunjuk kepada manusia
bagaimana seorang harus bertindak
dalam masyarakat serta perbuatanperbuatan mana yang harus dijalankan
dan perbuatan-perbuatan mana pula yang
harus dihindari.
Kaidah sosial dibedakan menjadi :
• 1. Kaidah yang mengatur kehidupan pribadi manusia yang dibagi
lebih lanjut menjadi :
a. Kaidah kepercayaan/agama, yang bertujuan untuk mencapai suatu
kehidupan yang beriman (Purnadi Purbacaraka 1974 : 4). Kaidah ini
ditujukan terhadap kewajiban manusia kepada Tuhan. Sumbernya
adalah ajaran-ajaran kepercayaan/agama yang oleh pengikutpengikutnya dianggap sebagai perintah Tuhan, misalnya :
- Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah
suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk (Al Isra’ : 32).
- Hormatilah orang tuamu agar supaya engkau selamat (Kitab Injil
Perjanjian Lama : Hukum yang ke V).
• b.Kaidah kesusilaan, yang bertujuan agar manusia hidup
berakhlak atau mempunyai hati nurani. Kaidah ini
merupakan peraturan hidup yang dianggap sebagai
suara hati nurani manusia (insan kamil). Sumber kaidah
ini adalah dari manusia sendiri, jadi bersifat otonom dan
tidak ditujukan kepada sikap lahir tetapi ditujukan
kepada sikap batin manusia juga, misalnya :
- Hendaklah engkau berlaku jujur.
- Hendaklah engkau berbuat baik terhadap sesama
manusia.
• Dalam kaidah kesusilaan tedapat juga
peraturan-peraturan hidup seperti yang
terdapat dalam norma agama misalnya :
- Hormatilah orangtuamu agar engkau
selamat diakhirat
- Jangan engkau membunuh sesamamu
• 2. Kaidah yang mengatur kehidupan antara manusia
atau pribadi yang dibagi lebih lanjut menjadi :
a.Kaidah kesopanan, bertujuan agar pergaulan hidup
berlangsung dengan menyenangkan. Kaidah ini
merupakan peraturan hidup yang timbul dari pergaulan
segolongan manusia, misalnya :
- Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua
- Janganlah meludah dilantai atau disembarang tempat.
- Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam
kereta api, bis dll (terutama wanita tua, hamil atau
membawa bayi)
• b. Kaidah hukum, bertujuan untuk
mencapai kedamaian dalam pergaulan
hidup antar manusia. Kaidah ini adalah
peraturan-peraturan yang timbul dari
norma hukum, dibuat oleh penguasa
negara. Isinya mengikat setiap orang dan
pelaksanaannya dapat dipertahankan
dengan segala paksaan oleh alat-alat
negara misalnya “Dilarang mengambil
milik orang lain tanpa seizin yang punya”.
• Perbedaan antara kaidah hukum dengan kaidah sosial
lainnya :
1. Perbedaan antara kaidah dengan kaidah agama dan
kesusilaan dapat ditinjau dari berbagai segi sbb :
• Ditinjau dari tujuannya, kaidah hukum bertujuan untuk
menciptakan tata tertib masyarakat dan melindungi
manusia beserta kepentingannya. Sedangkan kaidah
agama dan kesusilaan bertujuan untuk memperbaiki
pribadi agar menjadi manusia ideal.
• Ditinjau dari sumber sanksinya, kaidah
hukum dan kaidah agama sumber
sanksinya berasal dari luar dan
dipaksakan oleh kekuasaan dari luar diri
manusia (heteronom), sedangkan kaidah
kesusilaan sanksinya berasal dan
dipaksakan oleh suara hati masing2
pelanggarnya (otonom).
• • Ditinjau dari kekuatan mengikatnya,
pelaksanaan kaidah hukum dipaksakan secara
nyata oleh kekuasaan dari luar, sedangkan
pelaksanaan kaidah agama dan kesusilaan
pada asasnya tergantng pada yang
bersangkutan.
• Ditinjau dari isinya kaidah hukum memberikan
hak dan kewajiban (atribut dan normatif) sedang
kaidah agama dan kaidah kesusilaan hanya
memberikan kewajiban saja (normatif).
• 2. Perbedaan antara kaidah hukum
dengan kaidah kesopanan
- Kaidah hukum memberi hak dan
kewajiban, kaidah kesopanan hanya
memberikan kewajiban saja.
- Sanksi kaidah hukum dipaksakan dari
masyarakat secara resmi (negara), sanksi
kaidah kesopanan dipaksakan oleh
masyarakat secara tidak resmi.
• 3. Perbedaan antara kaidah kesopanan dengan kaidah
agama dan kaidah kesusilaan
- Asal kaidah kesopanan dasri luar diri manusia, kaidah
agama dan kaidah kesusilaan berasal dari pribadi
manusia
- Kaidah kesopanan berisi aturan yang ditujukan kepada
sikap lahir manusia, kaidah agama dan kaidah
kesusilaan berisi aturan yang ditujukan kepada sikap
batin manusia
- Tujuan kaidah kesopanan menertibkan masyarakat
agar tidak ada korban, kaidah agama dan kaidah
kesusilaan bertujuan menyempurnakan manusia agar
tidak menjadi manusia jahat.
• Ciri-ciri kaidah hukum yang membedakan
dengan kaidah lainnya :
- Hukum bertujuan untuk menciptakan
keseimbangan antara kepentingan
- Hukum mengatur perbuatan manusia yang
bersifat lahiriah
- Hukum dijalankan oleh badan-badan yang
diakui oleh masyarakat
- Hukum mempunyai berbagai jenis sanksi yang
tegas dan bertingkat
- Hukum bertujuan untuk mencapai kedamaian
(ketertiban dan ketentraman)
Mengapa kaidah hukum masih diperlukan, sementara dalam
kehidupan masyarakat sudah ada kaidah yang mengatur tingkah
laku manusia dalam pergaulan hidupnya ?
• Hal ini karena :
- Masih banyak kepentingan-kepentingan lain dari
manusia dalam pergaulan hidup yang memerlukan
perlindungan karena belum mendapat perlindungan
yang sepenuhnya dari kaidah agama, kesusilaan dan
kaidah sopan santun, kebiasaan maupun adat.
- Kepentingan-kepentingan manusia yang telah
mendapat perlindungan dari kaidah-kaidah tersebut
diatas, dirasa belum cukup terlindungi karena apabila
terjadi pelanggaran terhadap kaidah tersebut akibat atau
ancamannya dipandang belum cukup kuat.
BAB III
PENGERTIAN, UNSUR DAN
SIFAT-SIFAT HUKUM
A. Aneka arti hukum
• 1. Hukum dalam arti ketentuan penguasa
Disini hukum adalah perangkat-peraturan
peraturan tertulis yang dibuat oleh
pemerintah melalui badan-badan yang
berwenang
A. Aneka arti hukum
• 2. Hukum dalam arti para petugas
Disini hukum adalah dibayangkan dalam wujud
petugas yang berseragam.
• seperti petugas Polisi patroli, Jaksa dan hakim
dengan toganya.
• Disini hukum dilihat dalam arti wujud fisik yg
ditampilkan dalam gambaran orang2 yang
bertugas menegakkan hukum.
A. Aneka arti hukum
• 3. Hukum dalam arti sikap tindak
Yaitu hukum sebagai perilaku yang ajeg atau
sikap tindak yang teratur.
• Hukum ini tidak nampak seperti dalam arti
petugas yang patroli, yang memeriksa orang
yang mencuri atau hakim yang mengadili,
melainkan menghidup bersama secara terbiasa
dan senantiasa terasa wajar serta rasional.
• Dalam hal ini sering disebut hukum sebagai
suatu kebiasaan (hukum kebiasaan).
A. Aneka arti hukum
• 4. Hukum dalam arti sistem kaidah
adalah :
a. Suatu tata kaidah hukum yang merupakan sistem kaidah-kaidah
secara hirarkis
• b. Susunan kaidah-kaidah hukum yang sangat disederhanakan dari
tingkat bawah ke atas meliputi :
- Kaidah-kaidah individual dari badan2 pelaksana hukum terutama
pengadilan
- Kaidah-kaidah umum didalam UU hukum atau hukum kebiasaan
- Kaidah-kaidah konstitusi
• c. Sahnya kaidah2 hukum dari golongan tingkat yang lebih rendah
tergantung atau ditentukan oleh kaidah2 yang termasuk golongan
tingkat yang lebih tinggi.
A. Aneka arti hukum
• 5. Hukum dalam arti jalinan nilai
Hukum dalam artian ini bertujuan mewujudkan
keserasian dan kesinambungan antar faktor nilai
obyektif dan subyektif dari hukum demi terwujudnya
nilai-nilai keadilan dalam hubungan antara individu di
tengah pergaulan hidupnya.
•
Nilai objektif tsb misalnya ttg baik buruk, patut dan
tidak patut (umum), sedangkan nilai subjektif
memberikan keputusan bagi keadilan sesuai
keadaan pada suatu tempat , waktu dan budaya
masyarakat (khusus). Inilah yg perlu diserasikan antara
kepentingan publik, kepentingan privat dan dengan
kepentingan individu.
A. Aneka arti hukum
• 6. Hukum dalam arti tata hukum
Hukum disini adalah tata hukum atau kerapkali
disebut sebagai hukum positif yaitu hukum yang
berlaku disuatu tempat, pada saat tertentu
(sekarang misalnya di Indonesia). Hukum positif
tsb misalnya hukum publik (HTN, HAN, Pidana,
internasional publik), hukum privat (perdata,
dagang, dll)
A. Aneka arti hukum
• 7. Hukum dalam ilmu hukum
Disini hukum berarti ilmu tentang kaidah atau
normwissenschaft atau sollenwissenschaft yaitu ilmu
yang menelaah hukum sebagai kaidah atau sistem
kaidah-kaidah, dengan dogmatik hukum dan sistematik
hukum.
• Dalam arti ini hukum dilihatnya sebagai ilmu
pengetahuan atau science yang merupakan karya
manusia yang berusaha mencari kebenaran tentang
sesuatu yang memiliki ciri-ciri, sistimatis, logis, empiris,
metodis, umum dan akumulatif.
• Normwissenschaft adalah ilmu pengetahuan tentang
kaidah/norma
• Sollenwissenschaft adalah ilmu pengetahuan tentang
seharusnya.
A. Aneka arti hukum
• 8. Hukum dalam arti disiplin hukum atau gejala sosial
Dalam hal ini hukum sebagai gejala dan kenyataan yang
ada ditengah masyarakat.
•
Secara umum disiplin hukum menyangkut ilmu hukum
((ilmu pengertian, ilmu kaidah dan ilmu kenyataan),
politik hukum dan filsafat hukum (ketiganya akan
dibicarakan dimuka).
Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
menelaah hukum. Ilmu hukum mencakup dan
membicarakan segala hal yang berhubungan dengan
hukum. Ilmu hukum objeknya hukum itu sendiri.
A. Aneka arti hukum
• Politik hukum adalah mencakup kegiatan2
mencari dan memilih nilai2 dan menerapkan
nilai2 tersebut bagi hukum dalam mencapai
tujuannya.
• Filsafat hukum adalah perenungan dan
perumusan nilai2, juga mencakup penyesuaian
nilai2, misalnya penyerasian antara ketertiban
dengan ketentraman, antara kebendaan dengan
keakhlakan dan antara kelanggengan dan
pembaharuan.
A. Aneka arti hukum
• Ilmu tentang pengertian hukum
(begriffeissenschaft) yg dibahas adalah :
1. Masyarakat hukum
2. Subyek hukum
3. Objek hukum
4. Hubungan hukum (peristiwa hukum)
5. Hak dan kewajiban
A. Aneka arti hukum
• Ilmu tentang kaidah (Normwiseenschaft) yg dibahas
adalah
1. Perumusan norma/kaidah hukum
2. Apa yg dimaksud kaidah abstrak dan konkret
3. Isi dan sifat kaidah hukum
4. Esensialia kaidah hukum
5. Tugas dan kegunaan kaidah hukum
6. Pernyataan dan tanda pernyataan kaidah hukum
7. Penyimpangan terhadap kaidah hukum
8. Berlakunya kaidah hukum
• Nilai2 dasar hukum (Radbruch) :
1. Keadilan
2. Kemanfaatan/kegunaan
3. Kepastian hukum
B. Berbagai Definisi Hukum :
• definisi hukum sangat berguna dalam hal
berikut :
• Berguna sebagai pegangan awal bagi
orang yang ingin mempelajari hukum,
khususnya bagi kalangan pemula.
• Berguna bagi kalangan yang ingin lebih
jauh memperdalam teori hukum, ilmu
hukum, filsafat hukum dan sebagainya.
B. Berbagai Definisi Hukum :
• Berikut beberapa definisi hukum yang dikemukakan para
ahli hukum (juris) berdasarkan aliran atau paham yang
dianutnya :
• 1. Van Apeldoorn, hukum itu banyak seginya dan
demikian luasnya sehingga tidak mungkin
menyatakanya dalam (satu) rumusan yang memuaskan.
• 2. I Kisch, oleh karena hukum itu tidak dapat ditangkap
oleh panca indera maka sukarlah untuk membuat
definisi tentang hukum yang memuaskan.
• 3. Lemaire, hukum yang banyak seginya dan meliputi
segala macam hal itu menyebabkan tak mungkin orang
membuat suatu definisi apapun hukum itu sebenarnya.
B. Berbagai Definisi Hukum :
• 4. Grotius, hukum adalah aturan-aturan
tingkah laku yang dibuat menjadi
kewajiban melalui sanksi-sanksi yang
djatuhkan terhadap setiap pelanggaran
dan kejahatan melalui suatu otoritas
pengendalian.
• Schapera, hukum adalah setiap aturan
tingkah laku yang mungkin
diselenggarakan oleh pengadilan.
B. Berbagai Definisi Hukum :
• 6. Paul Bohannan, hukum adalah merupakan
himpunan kewajiban yang telah dilembagakan
kembali dalam pranata hukum.
• 7. Pospisil, hukum adalah aturan-aturan tingkah
laku yang dibuat menjadi kewajiban melalui
sanksi-sanksi yang dijatuhkan terhadap setiap
pelanggaran dan kejahatan melalui suatuotoritas
pengendalian.
B. Berbagai Definisi Hukum :
• 8. John Austin, melihat hukum sebagai perangkat perintah, baik
langsung maupun tidak langsung dari pihak yang berkuasa kepada
warga rakyatnya yang merupakan masyarakat politik yang
independen, dimana otoritasnya (pihak yang berkuasa) meruipakan
otoritas tertinggi.
• Kelemahan pandangan John Austin sebagai berikut :
• 1. Hukum dilihat semata-mata sebagai kaidah bersanksi yang dibuat
dan diberlakukan oleh negara, padahal di dalam kenyataannya
kaidah tersebut belum tentu berlaku.
• 2. Undang-undang yang dibuat oleh negara, hanya salah satu
sumber-sumber hukum
• 3. Hanya warga masyarakat yang dilihat sebagai subjek hukum,
padahal dalam kenyataannya dikenal pula adanya hukum tata
negara, hukum administrasi negara, dsb.
B. Berbagai Definisi Hukum :
• 9. Hans Kelsen, hukum adalah suatu
perintah terhadap tingkah laku manusia.
Hukum adalah kaidah primer yang
menetapkan sanksi-sanksi.
• 10. Scholten, hukum adalah suatu
petunjuk tentang apa yang layak dilakukan
dan apa yang tidak layak untuk dilakukan
yang bersifat perintah.
B. Berbagai Definisi Hukum :
• 11. Roscoe Pound, hukum itu dibedakan dalam arti :
• 1. Hukum dalam arti sebagai tata hukum, mempunyai
pokok bahasan :
• - hubungan antara manusia denagan individu lainnya
• - tingkah laku para individu yang mempengaruhi individu
lainnya.
• 2. Hukum dalam arti kumpulan dasar-dasar kewenangan
dari putusan-putusan pengadilan dan tindakan
administrasi. Pandangan Roscoe Pound tergolong
dalam aliran sosiologis dan realis.
B. Berbagai Definisi Hukum :
• 12. E. Utrecht, Hukum adalah himpunan
peraturan-peraturan (perintah-perintah
dan larangan-larangan) yang mengurus
tata tertib suatu masyarakat dan karena itu
harus ditaati oleh masyarakat itu.
B. Berbagai Definisi Hukum :
• 13. Van Vollenhoven (Het adatrecht van
Nederlandsche Indie), Hukum adalah
suatu gejala dalam pergaulan hidup yang
bergejolak terus menerus dalam keadaan
bentur membentur tanpa henti-hentinya
dengan gejala lainnya.
C. Isi kaidah hukum :
• Ditinjau dari segi isinya kaidah hukum
dapat dibagi menjadi tiga :
1. Berisi tentang perintah, artinya kaidah
hukum tersebut mau tidak mau harus
dijalankan atau ditaati, misalnya ketentuan
syarat sahnya suatu perkawinan,
ketentuan wajib pajak dsb.
C. Isi kaidah hukum :
• 2. Berisi larangan, yaitu ketentuan yang
menghendaki suatu perbuatan tidak boleh
dilakukan misalnya dilarang mengambil
barang milik orang lain, dilarang
bersetubuh dengan wanita yang belum
dinikahi secara sah dsb.
C. Isi kaidah hukum :
• 3. Berisi perkenan, yaitu ketentuan yang tidak
mengandung perintah dan larangan melainkan
suatu pilihan boleh digunakan atau tidak
• bila digunakan akan mengikat bagi yang
menggunakannya,
• misalnya mengenai perjanjian perkawinan, pada
waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan
kedua belah pihak atas persetujuan bersama
dapat mengadakan perjanjian tertulis yang
disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan.
Unsur-unsur kaidah hukum :
Dari beberapa perumusan tentang hukum yang
diberikan para sarjana hukum Indonesia diatas,
dapatlah disimpulkan bahwa kaidah hukum itu
meliputi beberapa unsur yaitu :
a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia
dalam pergaulan masyarakat
b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan
resmi yang berwajib
c. Peraturan itu bersifat memaksa
d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan
tersebut adalah tegas
• BAB IV
• TUJUAN, FUNGSI DAN SUMBERSUMBER HUKUM
• A. Tujuan hukum menurut teori
A. Tujuan hukum menurut teori
• 1. Teori etis (etische theorie)
• Teori ini mengajarkan bahwa hukum
bertujuan semata-mata untuk mencapai
keadilan.
A. Tujuan hukum menurut teori
• 1. Teori etis (etische theorie)
Aristoteles filsuf Yunani dalam bukunya
Ethica Nicomachea dan Rhetorica yang
menyatakan ”hukum mempunyai tugas
yang suci yaitu memberi kepada setiap
orang yang berhak menerimanya”.
A. Tujuan hukum menurut teori
• Aristoteles membagi keadilan dalam 2 jenis, yaitu :
• Keadilan distributif, yaitu keadilan yang memberikan
kepada setiap orang jatah menurut jasanya. Artinya,
keadilan ini tidak menuntut supaya setiap orang
mendapat bagian yang sama banyaknya atau bukan
persamaannya, melainkan kesebandingan berdasarkan
prestasi dan jasa seseorang.
• Keadilan komutatif, yaitu keadilan yang memberikan
kepada setiap orang jatah yang sama banyaknya tanpa
mengingat jasa masing-masing. Artinya hukum menuntut
adanya suatu persamaan dalam memperoleh prestasi
atau sesuatu hal tanpa memperhitungkan jasa masingmasing.
A.
Tujuan hukum menurut teori
2. Teori utilitas (utiliteis theorie)
tujuan hukum ialah menjamin adanya
kemanfaatan atau kebahagiaan sebanyakbanyaknya pada orang2.
Jeremy Betham
A. Tujuan hukum menurut teori
2. Teori utilitas (utiliteis theorie)
• Kelemahan teori ini
• bahwa apa yang berfaedah itu belum tentu
memenuhi nilai keadilan
A. Tujuan hukum menurut teori
3. Teori campuran
• Muckhtar Kusmaatmadja bahwa tujuan
pokok dan pertama dari hukum adalah
ketertiban. Di samping itu tujuan lain dari
hukum adalah tercapainya keadilan yang
berbeda-beda isi dan ukurannya menurut
masyarakat dan zamannya.
Tujuan hukum menurut teori
4.Teori normatif-dogmatif,
• tujuan hukum adalah semata-mata untuk
menciptakan kepastian hukum (John
Austin dan van Kan). Arti kepastian hukum
disini adalah adanya melegalkan
kepastian hak dan kewajiban.
Tujuan hukum menurut teori
5. Teori Peace (damai sejahtera)
• Hukum harus dapat menciptakan damai
dan sejahtera bukan sekedar ketertiban.
Kesimpulan Tujuan hukum 1
•
1. Menghendaki adanya keseimbangan
kepentingan, ketertiban, keadilan,
ketentraman, kebahagiaan,damai
sejahtera setiap manusia.
Kesimpulan Tujuan hukum 2
2. agar kepentingan setiap orang baik
secara individual maupun kelompok tidak
diganggu oleh orang lain
kelompok lain yang selalu menonjolkan
kepentingan pribadinya atau kepentingan
kelompoknya.
Kesimpulan Tujuan hukum 3
• 3. Inti tujuan hukum adalah agar
tercipta kebenaran dan keadilan
C. Fungsi Hukum
• 1. Hukum berfungsi sebagai alat
ketertiban dan keteraturan masyarakat.
Hukum sbg petunjuk bertingkah laku untuk itu masyarakat harus menyadari adanya
perintah dan larangan dalam hukum sehingga fungsi hukum sebagai alat ketertiban
masyarakat dapat direalisir.
C. Fungsi Hukum –a.
• 2. Hukum sebagai sarana untuk
mewujudkan keadilan sosial lahir batin.
• Hukum yg bersifat mengikat, memaksa dan dipaksakan
oleh alat negara yang berwenang membuat orang takut
untuk melakukan pelanggaran karena ada ancaman
hukumanya (penjara, dll) dan dapat diterapkan kepada
siapa saja. Dengan demikian keadilan akan tercapai.
C. Fungsi Hukum –b.
• 3. Hukum berfungsi sebagai alat
penggerak pembangunan.
karena ia mempunyai daya mengikat dan
memaksa dapat dimamfaatkan sebagai alat
otoritas untuk mengarahkan masyarakat ke arah
yg maju.
C. Fungsi Hukum –d.
• 4. Hukum berfungsi sebagai alat kritik. Fungsi ini
berarti bahwa hukum tidak hanya mengawasi
masyarakat semata-mata tetapi berperan juga
untuk mengawasi pejabat pemerintah, para
penegak hukum, maupun aparatur pengawasan
sendiri.
•
Dengan demikian semuanya harus bertingkah laku menurut
ketentuan yg berlaku dan masyarakt pun akan merasakan keadilan.
C. Fungsi Hukum –e.
• 5. Hukum berfungsi sebagai sarana untuk
menyelesaikan pertikaian.
D. Sumber-sumber hukum :
• 1.Pengertian sumber hukum
Sumber hukum adalah segala apa saja
(sesuatu) yang menimbulkan aturanaturan yg mempunyai kekuatan mengikat
dan bersifat memaksa, yakni aturanaturan yang kalau dilanggar
mengakibatkan sanksi yang tegas dan
nyata bagi pelanggarnya.
Kansil
sumber hukum adalah segala apa saja
yang menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat
memaksa yakni aturan2 yang kalau
dilanggar mengakibatkan sanksi yang
tegas dan nyata.
SUMBER HUKUM
• “mengapa hukum itu mengikat ?”
Pertanyaan ini bisa juga dirumuskan “apa
sumber (kekuatan) hukum hingga
mengikat atau dipatuhi manusia”.
Pengertian sumber dalam arti ini
dinamakan sumbe hukum dalam arti
materiil.
SUMBER HUKUM
• “dimanakah kita dapatkan atau temukakan
aturan-aturan hukum yanmg mengatur
kehidupan kita itu ?” Sumber dalam arti
kata ini dinamakan sumber hukum dalam
arti formal”
Macam-macam sumber hukum
ada 2 sumber hukum yatu sumber hukum
dalam arti materil dan formil.
a. Sumber hukum materiil
• Sumber hukum materiil adalah faktor yg turut
serta menentukan isi hukum. Dapat ditinjau dari
berbagai sudut misalnya sudut ekonomi,
sejarah, sosiologi, filsafat, agama, dll.
• dalam kata lain sumber hukum materil adalah
faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi
pembentukan hukum (pengaruh terhadap
pembuat UU, pengaruh terhadap keputusan
hakim, dsb).
Sumber hukum materil
• Sumber hukum materil ini merupakan
faktor yang membantu pembentukan
hukum.
Faktor tersebut adalah faktor idiil dan
faktor kemasyarakatan.
• Faktor idiil adalah patokan-patokan yang tetap mengenai
keadilan yang harus ditaati oleh para pembentuk UU
ataupun para pembentuk hukum yang lain dalam
melaksanakan tugasnya.
• Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar
hidup dalam masyarakat dan tunduk pada aturan-aturan
yang berlaku sebagai petunjuk hidup masyarakat yang
bersangkutan. Contohnya struktur ekonomi, kebiasaan,
adat istiadat, dll
• sumber hukum materil itu terdiri dari tiga
jenis yaitu (van Apeldoorn) :
1) sumber hukum historis (rechtsbron in
historischezin)
• 2) sumber hukum sosiologis (rechtsbron in
sociologischezin)
• 3) sumber hukum filosofis (rechtsbron in
filosofischezin)
• 1) sumber hukum historis (rechtsbron in
historischezin) yaitu tempat kita dapat
menemukan hukumnya dalam sejarah atau dari
segi historis. Sumber hukum ini dibagi menjadi :
a) Sumber hukum yg merupakan tempat dapat
ditemukan atau dikenal hukum secara historis :
dokumen-dokumen kuno, lontar, dll.
b) Sumber hukum yg merupakan tempat
pembentuk UU mengambil hukumnya.
• 2) sumber hukum sosiologis (rechtsbron in
sociologischezin) yaitu Sumber hukum
dalam arti sosiologis yaitu merupakan
faktor-faktor yang menentukan isi hukum
positif, seperti misalnya keadaan agama,
pandangan agama, kebudayaan dsb.
• 3) sumber hukum filosofis (rechtsbron in filosofischezin)
sumber hukum ini dibagi lebih lanjut menjadi dua :
a) Sumber isi hukum; disini dinyatakan isi hukum
asalnya darimana.
Ada tiga pandangan yang mencoba menjawab
pertanyaan ini yaitu :
- pandangan theocratis, menurut pandangan ini hukum
berasal dari Tuhan
- pandangan hukum kodrat; menurut pandangan ini isi
hukum berasal dari akal manusia
- pandangan mazhab hostoris; menurut pandangan isi
hukum berasal dari kesadaran hukum.
b). Sumber kekuatan mengikat dari hukum yaitu
mengapa hukum mempuyai kekuatan mengikat,
mengapa kita tunduk pada hukum
b. Sumber hukum formal
• Sumber hukum formal adalah sumber
hukum dengan bentuk tertentu yang
merupakan dasar berlakunya hukum
secara formal. Jadi sumber hukum formal
merupakan dasar kekuatan mengikatnya
peraturan-peraturan agar ditaati oleh
masyarakat maupun oleh penegak hukum.
Macam-macam sumber hukum
formal :
•
•
•
•
•
•
A. Undang-undang,
B. Kebiasaan (custom)
C. Jurisprudensi (keputusan2 hakim)
D.Traktat (treaty)
E. Perjanjian (overeenkomst)
F. Pendapat sarjana hukum (doktrin)
A. Undang-undang,
yaitu suatu peraturan negara yang
mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat diadakan dan dipelihara oleh
penguasa negara
• Menurut Buys, Undang-Undang itu mempunyai
2 arti :
• Dalam arti formil, yaitu setiap keputusan
pemerintah yang merupakan UU karena cara
pembuatannya (misalnya, dibuat oleh
pemerintah bersama-sama dengan parlemen)
• Dalam arti material, yaitu setiap keputusan
pemerintah yang menurut isinya mengikat setiap
penduduk.
UU No. 10 tahun 2004
yang dimaksud dengan UU adalah
peraturan perundang-undangan yang
dibentuk oleh DPR dengan persetujuan
bersama Presiden (pasal 1 angka 3)
• Syarat berlakunya ialah diundangkannya
dalam lembaran negara (LN = staatsblad)
dulu oleh Menteri/Sekretaris negara.
Sekarang oleh Menkuhham (UU No. 10
tahun 2004). Tujuannya agar setiap orang
dapat mengetahui UU tersebut
(fictie=setiap orang dianggap tahu akan
UU = iedereen wordt geacht de wet te
kennen, nemo ius ignorare consetur= in
dubio proreo, latin).
• Berakhirnya/tidak berlaku lagi jika :
a. Jangka waktu berlakunya telah ditentukan UU
itu sudah lampau
b. Keadaan atau hal untuk mana UU itu
diadakan sudah tidak ada lagi .
c. UU itu dengan tegas dicabut oleh instansi
yang membuat atau instansi yang lebih tinggi.
d. Telah ada UU yang baru yang isinya
bertentangan atau berlainan dgn UU yg dulu
berlaku.
• Lembaran negara (LN) dan berita negara :
LN adalah suatu lembaran (kertas) tempat
mengundangkan (mengumumkan) semua
peraturan negara dan pemerintah agar
sah berlaku. Penjelasan daripada suatu
UU dimuat dlm tambahan LN, yg
mempunyai nomor urut.
• Kekuatan berlakunya undang-undang :
• UU mengikat sejak diundangkan berarti sejak
saat itu orang wajib mengakui eksistensinya UU.
• Sedangkan kekuatan berlakunya UU berarti
sudah menyangkut berlakunya UU secara
operasional.
• Agar UU mempunyai kekuatan berlaku ahrus
memenuhi persyaratan yaitu 1). Kekuatan
berlaku yuridis, 2). Kekuatan berlaku sosiologis
dan, 3) kekuatan berlaku fiolosofis.
• Jenis dan hierarki Peraturan Perundangundangan adalah sebagai berikut (Pasal 7 UU
No. 10/2004) :
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang;
3. Peraturan Pemerintah;
4. Peraturan Presiden;
5. Peraturan Daerah (propinsi, kabupaten, desa)
Kebiasaan (custom)
• perbuatan manusia yang tetap dilakukan
berulang-ulang dalam hal yang sama.
Untuk timbulnya hukum kebiasaan
diperlukan beberapa syarat :
1. Adanya perbuatan tertentu yg dilakukan berulang2 di
dalam masyarakat tertentu (syarat materiil)
2. Adanya keyakinan hukum dari masyarakat yang
bersangkutan (opinio necessitatis = bahwa perbuatan
tsb merupakan kewajiban hukum atau demikianlah
seharusnya) = syarat intelektual
3. Adanya akibat hukum apabila kebiasaan itu dilanggar.
Selanjutnya kebiasaan akan menjadi hukum kebiasaan
karena kebiasaan tersebut dirumuskan hakim dalam
putusannya. Selanjutnya berarti kebiasaan adalah
sumber hukum.
• Kebiasaan adalah bukan hukum apabila
UU tidak menunjuknya (pasal 15 AB =
(Algemene Bepalingen van Wetgeving
voor Indonesia = ketentuan2 umum
tentang peraturan per UU an untuk
Indonesia
• Disamping kebiasaan ada juga peraturan yang
mengatur tata pergaulan masyarakat yaitu adat
istiadat. Adat istiadat adalah himpunan kaidah
sosial yang sudah sejak lama ada dan
merupakan tradisi serta lebih banyak berbau
sakral, mengatur tata kehidupan masyarakat
tertentu. Adat istiadat hidup dan berkembang di
masyarakat tertentu dan dapat menjadi hukum
adat jika mendapat dukungan sanksi hukum.
• Kebiasaan untuk hal itu ditempat atau
wilayah hukum adat tertentu tidak sama
dengan yang berlaku di masyarakat
hukum adat yang lain. Kebiasaan dan adat
istiadat itu kekuatan berlakunya terbatas
pada masyarakat tertentu.
C. Jurisprudensi
(keputusan2 hakim)
Adalah keputusan hakim yang terdahulu
yag dijadikan dasar pada keputusan hakim
lain sehingga kemudian keputusan ini
menjelma menjadi keputusan hakim yang
tetap terhadap persoalan/peristiwa hukum
tertentu.
Ada 2 jenis yurisprudensi :
Yurisprudensi tetap keputusan hakim yg
terjadi karena rangkaian keputusan yang
serupa dan dijadikan dasar atau
patokanuntuk memutuskan suatu perkara
(standart arresten)
• Yurisprudensi tidak tetap, ialah keputusan
hakim terdahulu yang bukan standart
arresten.
D.Traktat (treaty)
• Traktat adalah perjanjian yang diadakan
oleh 2 negara atau lebih yang mengikat
tidak saja kepada masing-masing negara
itu melainkan mengikat pula warga
negara-negara dari negara-negara yang
berkepentingan.
E. Perjanjian (overeenkomst)
• adalah suatu peristiwa dimana dua orang
atau lebih saling berjanji untuk melakukan
atau tidak melakukan perbuatan tertentu.
Download