MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Islam di Indonesia Kedatangan Islam di Indonesia Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia Islam Modern dan Kontemporer di Indonesia Peradaban Islam di Indonesia Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 04 Kode MK 90002 Abstract Islam di Indonesia sebenarnya sudah berkembang pada Periode pertengahan sejarah Islam. Walaupun begitu, periodisasi sejarah Islam di Indonesia belum begitu jelas. Hal ini terutama karya-karya sejarah Islam di Indonesia yang memaparkan secara lengkap masih sangat langka. Pada pembahasan ini, akan dibahas Islam di Indonesia dari awal kedatangan, terbentuknya kerajaan-kerajaan Islam, Islam modern dan kontemporer, serta peradaban Islam di Indonesia Disusun Oleh Dian Febrianingsih, M.S.I Kompetensi Mampu memahami dan menjelaskan sejarah periodisasi Islam di Indonesia yang mencakup proses kedatangan Islam di Indonesia, kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, Islam modern di Indonesia serta peradaban Islam di Indonesia Kedatangan Islam di Indonesia Teori Masuknya Islam di Indonesia Ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah mengenai masuknya Islam ke Indonesia : a. Menurut Zainal Arifin Abbas, Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M (684 M). Pada tahun tersebut datang seorang pemimpin Arab ke Tiongkok dan sudah mempunyai pengikut dari Sumatera Utara. Jadi, agama Islam masuk pertama kali ke Indonesia di Sumatera Utara. b. Menurut Hamka, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 674 M. Berdasarkan catatan Tiongkok , saat itu datang seorang utusan raja Arab Ta Cheh (kemungkinan Muawiyah bin Abu Sufyan) ke Kerajaan Ho Ling (Kaling/Kalingga) untuk membuktikan keadilan, kemakmuran dan keamanan pemerintah Ratu Shima di Jawa. c. Menurut Juneid Parinduri, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 670 M karena di Barus Tapanuli, didapatkan sebuah makam yang berangka Haa-Miim yang berarti tahun 670 M. d. Menurut hasil seminar tentang masuknya Islam ke Indonesia di Medan tanggal 17-20 Maret 1963, mengambil kesimpulan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad I H/abad 7 M langsung dari Arab. Daerah pertama yang didatangi ialah pasisir Sumatera. Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur Suryangera, terdapat tiga teori tentang waktu masuknya Islam ke Indonesia, yaitu: 1. Teori Gujarat Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India; dengan dasar: a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia. b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia Cambay/Campa-Timur Tengah-Eropa. c. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat. 2015 2 Pendidikan Agama Islam Dian Febrianingsih, M.S.I PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Teori Makkah Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir), dengan dasar teori yaitu: a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina. b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi. c. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir. 3. Teori Persia Teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti: a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro. b. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al Hallaj. c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi Harakat. d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik. e. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leran adalah nama sebuah perkampungan dekat Gresik Saluran dan Cara-cara Islamisasi di Indonesia Kedatangan Islam dan penyebarannya kepada golongan bangsawan dan rakyat umumnya, dilakukan secara damai. Apabila situasi politik suatu kerajaan mengalami kekacauan dan kelemahan disebabkan perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana, maka Islam dijadikan sebagai alat politik bagi golonngan bangsawan atau pihak-pihak yang menghendaki kekuasaan itu. Menurut Uka Tjandrasasmita dalam Badri Yatim, menyatakan saluran-saluran islamisasi yang berkembang ada 6 enam yaitu: 2015 3 Pendidikan Agama Islam Dian Febrianingsih, M.S.I PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Saluran perdagangan 2. Saluran perkawinan 3. Saluran tasawuf 4. Saluran pendidikan 5. Saluran kesenian 6. Saluran politik Selain ke enam saluran tersebut di atas, ada beberapa cara yang lain yaitu: 1. Akulturasi budaya yang meliputi: a. Arsitektur b. Seni wayang c. Seni tulis/ aksara 2. Sistem kalender 3. Sistem pemerintahan Faktor-faktor Perkembangan Islam di Indonesia Agama Islam yang masuk ke Indonesia dengan mudah dapat diterima rakyat, hal ini disebabkan karena faktor-faktor berikut ini: 1. Faktor internal yang mencakup: a. Islam bersifat terbuka sehingga penyebaran agama Islam dapat dilakukan oleh siapa saja asalkan dia muslim b. Penyebaran Islam dilakukan dengan jalan relatif damai (tanpa melalui kekerasan) disesuaikan dengan keadaan c. Islam tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat, Islam tidak mengenal kasta sehingga setiap orang mempunyai kedudukan yang sama sebagai hamba Allah swt d. Upacara-upacara dalam agama Islam dilakukan dengan lebih sederhana dibanding upacara keagamaan masa Hindu e. Syarat untuk masuk Islam sangatlah mudah yaitu dengan mengucapkan kalimat syahadat f. Ajaran Islam berupaya untuk menciptakan kesejahteraan kehidupan masyarakat, dengan adanya kewajiban zakat bagi yang mampu 2. Faktor eksternal, yang mencakup: a. Agama Islam dapat dijalankan dimanapun sebab disetiap daerah terdapat tempat ibadah, sehingga tidak seperti ketika mereka memeluk agama Hindu dan Budha mereka hanya bisa melakukan kegiatan keagamaan di kampung mereka. 2015 4 Pendidikan Agama Islam Dian Febrianingsih, M.S.I PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Para pedagang Muslim yang datang ke Indonesia tampak seperti orang kaya sehingga memunculkan adanya anggapan bahwa perdagangan penduduk pribumi akan berhasil jika mereka menganut agama para saudagar muslim tersebut. c. Orang Indonesia melihat bahwa Islam merupakan kekuatan spiritual dan militer mereka. Para pedagang Islam yang datang ke Indonesia biasanya membawa berbagai senjata sebagai alat untuk menjaga keamanan mereka selama diperjalanan. Orang Indonesia melihat itu sebagai sesuatu yang sangat hebat dan berarti kekuatan orang Islam itu tinggi. d. Adanya konflik politik internal di kerajaan-kerajaan Hindu-Budha, hal ini menyebabkan kontrol yang kurang baik antara pusat dan daerah di sekitar pesisir. Sehingga ketika para pedagang muslim datang ke dan mendukung mereka maka mereka berusaha melepaskan diri dari keadaan yang tidak menyenangkan tersebut bahkan melepaskan diri dari kerajaan tersebut. e. Bangsa Indonesia memiliki sifat yang terbuka, ramah, kekeluargaan, shingga mudah menerima budaya asing yang masuk, termasuk masuknya Islam di Indonesia f. Adanya perkawinan yang dilakukan oleh pedagang Islam dengan wanita pribumi memberi pengaruh yang besar dalam penyebaran Islam. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia 1. Kerajaan Islam di Sumatera a. Kerajaan Peurlak, Aceh Timur. Tahun 840 - 1292 b. Kerajaan Samudera Pasai, Lhokseumawe, Aceh Timur. 1267 - 1521 c. Kerajaan Aceh Darussalam, Banda Aceh. 1360 hingga abad ke 14 2. Kerajaan Islam di Jawa a. Kerajaan Demak, Jawa Tengah. 1478 - 1568 b. Kerajaan Pajang, Kartasura, 1546 – 1618 c. Kerajaan Mataram Islam, pada abad ke 17 d. Kesultanan Cirebon, pada abad ke 15 dan 16 Masehi e. Kesultanan Banten, awal abad ke 16 3. Kerajaan Islam di Kalimantan a. Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan b. Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur 2015 5 Pendidikan Agama Islam Dian Febrianingsih, M.S.I PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Kerajaan Islam di Maluku a. Kesultanan Ternate b. Kesultanan Tidore 5. Kerajaan Islam di Sulawesi a. Kerajaan Gowa-Tallo b. Kerajaan Bone c. Kerajaan Wajo d. Kerajaan Soppeng e. Kerajaan Luwu 6. Islam di Pulau Bali Di Bali, tidak ada keterangan pasti kapan Islam sampai di Bali. Akan tetapi, ada beberapa petunjuk yang dapat dijadikan dasar Islam sampai ke pulau Bali, yaitu: a. Dalam sejarah Sulawesi diterangkan bahwa Islam saat itu dijadikan agama resmi Kerajaan Gowa sehingga daerah-daerah yang di kuasainya, termasuk Bali pasti disampaikan tentang Islam. b. Sejak Makassar berselisih dengan kompeni Belanda, pertempuran terjadi pada tahun 1653-1655 M. ini mengakibatkan banyak banyak nelayan Bugis pindah ke Bali, pasukan Gowa juga banyak yang singgah ke Bali. c. Pada tahun 1690 M terjadi pertempuran antara penguasa ban Bukit di Singaraja yang bernama I Gusti Ngura Panji Sakti melawan pasukan Jembrana di bawah pimpinan Aryo Pancoran. Dalam pertempuran itu Aryo Pancoran menggunakan meriam Bugis. d. Pada tahun 1715 M, I Gusti Agung Alit Tekung yang menjadi penguasa di Jembrana banyak bekerjasama dengan umat Islam Bugis seperti Daeng Ma’rema dan daeng Kudadempet, keduanya adalah ahli silat yang dianggap sakti dan menjadi guru silat di Jembrana. Hubungan Politik dan Keagamaan antara Kerajaan-kerajaan Islam Hubungan antara satu kerajaan Islam dengan kerajaan Islam lainnya pertama-tama memang terjalin karena persamaan agama. Hubungan itu pada mulanya, mengambil bentuk kegiatan dakwah, kemudian berlanjut setelah kerajaankerajaan Islam berdiri. Dalam bidang politik, agama pada mulanya dipergunakan untuk memperkuat diri dalam menghadapi pihak-pihak atau kerajaan-kerajaan yang bukan Islam, terutama yang mengancam kehidupan politik maupun ekonomi. Meskipun demikian, kalau kepentingan politik dan ekonomi antarkerajaan-kerajaan Islam itu sendiri terancam, persamaan agama tidak menjamin bahwa permusuhan tidak ada. 2015 6 Pendidikan Agama Islam Dian Febrianingsih, M.S.I PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hubungan antarkerajaan-kerajaan Islam lebih banyak terletak dalam bidang budaya dan keagamaan. Kerajaan Samudera Pasai yang dikenal dengan Serambi Makkah menjadi pusat pendidikan dan pengajaran Islam. Demikian pula halnya dengan Giri di Jawa Timur terhadap daerah-daerah di Indonesia bagian timur. Kerajaan Islam telah merintis terwujudnya idiom kultural yang sama yaitu Islam. Hal ini yang menjadi pendorong terjadinya interaksi budaya yang makin erat. Tiga Pola “Pembentukan Budaya” dalam Proses Pembentukan Negara Dalam rentang waktu sejak akhir abad ke-13 ketika Samudera Pasai berdiri, sampai abad ke 17, di saat istana Gowa-Tallo resmi menganut Islam. Menurut Taufik Abdullah, setidaknya tiga pola “pembentukan budaya” yang memperlihatkan bentuknya dalam proses pembentukan negara telah terjadi. Ketiga pola itu adalah: 1. Pola Samudera Pasai Lahirnya kerajaan Samudera Pasai berlangsung melalui perubahan dari negara yang segmenter ke negara yang terpusat. Sejak awal perkembangannya, Samudera Pasai menunjukkan banyak pertanda dari pembentukan suatu negara baru. Dalam proses perkembangannya menjadi negara terpusat, Samudera Pasai juga menjadi pusat pengajaran agama. Reputasinya sebagai pusat agama terus berlanjut walaupun kemudian kedudukan ekonomi dan politiknya menyusut. Dengan pola tersebut, Samudera Pasai memiliki “kebebasan budaya” untuk memformulasikan struktur dan sistem kekuasaan, yang mencerminkan gambaran tentang dirinya. Pola yang sama dapat pula disaksikan pada proses terbentuknya kerajaan Aceh Darusalam. 2. Pola Sulawesi Selatan Pola ini adalah pola islamisasi melalui konversi keraton atau pusat kekuasaan. Dalam sejarah Islam di Asia Tenggara, pola ini didahului oleh berdirinya kerajaan Islam di Malaka. Proses Islamisasi berlangsung dalam suatu struktur negara yang telah memiliki basis legitimasi geneologis. Konversi agama menunjukkan kemampuan raja. Pola islamisasi melalui konversi keraton atau pusat kekuasaan terjadi di banyak daerah. Konversi agama dijalankan, tetapi pusat kekuasaan telah ada lebih dahulu. 2015 7 Pendidikan Agama Islam Dian Febrianingsih, M.S.I PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Pola Jawa Di Jawa, Islam mendapatkan suatu sistem politik dan struktur kekuasaan yang telah lama mapan, berpusat di keraton pusat Majapahit. Di Jawa, Islam tampil sebagai penantang, untuk kemudian mengambil alih kekuasaan yang ada. Jadi, yang tampil adalah suatu dilema kultural dari orang baru di dalam bangunan politik yang lama. Islam Modern dan Kontemporer di Indonesia Pengaruh Pemikiran Tokoh Modernis terhadap Perkembangan Islam di Indonesia Pembaharuan di negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruhpengaruh dari pembaharuan tersebut antara lain: a. Gema pembaruan yang dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab, Jamaludin Al Afgani. b. Pada tahun 1903 M murid-murid dari Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawy, seorang ulama besar bangsa Indonesia di makkah yang mendapat kedudukan mulia di kalangan masyarakat dan pemerintahan Arab, kembali dari tanah suci. c. Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia pada awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi. Gerakan pembaharuan yang menyebabkan lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut dirasakan mendapat pengaruh yang siginifikan dari pemikir-pemikir para pembaharu Islam, baik internasional. 2015 8 Pendidikan Agama Islam Dian Febrianingsih, M.S.I PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id di tingkat nasional maupun Perkembangan Organisasi Islam Modern di Indonesia Organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik, agama dan ekonomi. Organisasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Al Jamiatul Khairiyah. Didirikan di Jakarta, pada 17 Juli 1905, beranggotakan mayoritas kalangan Arab b. Al Irsyad. Didirikan di Jakarta, pada 6 September 1914, oleh Ahmad Syurkati c. Muhammadiyah. Didirikan di Yogyakarta, pada 10 November 1912 oleh KH Ahmad Dahlan d. Nahdlatul Ulama. Didirikan di Surabaya pada 13 Januari 1926, yang dipelopori oleh KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah e. Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia). Lahir pada 7 Agustus 1945. Didirikan oleh KH Wahid Hasyim, M. Natsir, Kartosoewiryo dengan niat dapat menghadirkan semangat Islam dalam perang kemerdekaan. Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia Islam adalah ajaran yang menyeluruh. Ia mengatur segala aspek kehidupan manusia, baik dalam urusan-urusan keduniaan maupun yang menyangkut hal-hal keakhiratan. Pendidikan hal yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam, ia merupakan bagian terpadu dari ajaran Islam. Kegiatan pendidikan Islam di Indonesia lahir dan tumbuh serta berkembang bersamaan dengan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Kegiatan pendidikan Islam merupakan pengalaman dan pengetahuan yang penting bagi kelangsungan perkembangan Islam dan umat Islam. Dalam catatan sejarah, pondok pesantren di kenal di Indonesia sejak zaman walisongo, yaitu Sunan Ampel yang mendirikan sebuah padepokan di Ampel Surabaya dan menjadikannya pusat pendidikan di Jawa. Pesantrean Ampel merupakan cikal bakal berdirinya pesantren-pesantren di tanah air. 2015 9 Pendidikan Agama Islam Dian Febrianingsih, M.S.I PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tokoh-tokoh Berprestasi dalam Perkembangan Islam di Indonesia 1. Walisongo a. Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik b. Sunan Ampel c. Sunan Bonang, dikenal dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim, putera dari Sunan Ampel d. Sunan Drajat, putera dari Sunan Ampel e. Sunan Giri f. Sunan Kudus g. Sunan Kalijaga h. Sunan Muria i. Sunan Gunung Jati 2. Sultan Agung 3. Syekh Khatib Minangkabawi 4. KH Ahmad Dahlan 5. Hasyim Asy’ari 6. Hamka 7. Nurcholis Madjid 8. Abdurrahman Wahid Meneladani Tokok-tokoh Berprestasi dalam Perkembangan Islam di Indonesia Dari toko-tokoh yang berpengaruh terhadap perkembangan Islam di Indonesia, dapat diambil nilai-nilai keteladanan yaitu: 1. Kemauan keras dan keteguhan mengembangkan ajaran Islam 2. Semangat rela berkorban dan menghormati harkat kemanusiaan 3. Kemauan untuk menambah wawasn keilmuan 4. Melakukan dakwah dengan strategi toleran 5. Memajukan budaya bangsa yang bernilai Islam 6. Mencerahkan kehidupan masyarakat melalui pendidikan 2015 10 Pendidikan Agama Islam Dian Febrianingsih, M.S.I PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Peradaban Islam di Indonesia Peradaban Islam di Indonesia dapat di bagi kedalam dua fase yaitu: 1. Sebelum kemerdekaan, yang meliputi: a. Birokrasi keagamaan Menjelang akhir abad ke-17, pengaruh Islam sudah hampir merata di berbagai wilayah penting di Nusantara. Disamping merupakan pusat-pusat politik dan perdagangan, ibukota kerajaan juga merupakan tempat berkumpul para ulama dan muballigh Islam. Kedudukan ulama sebagai penasehat raja, terutama dalam bidang keagamaan. Di samping sebagai penasehat raja, para ulama juga duduk dalam jabatan-jabatan keagamaan yang tinngkat dab namanya berbeda-beda, antara satu daerah dengan daerah lainnya. Tetapi penerapan hukum Islam di satu kerajaan lebih jelas dibandingkan kerajaan lainnya. b. Ulama dan ilmu-ilmu keagamaan Penyebaran dan pertumbuhan kebudayaan Islam di Indonesia terutama terletak di pundak para ulama yang melakan minimal dengan dua cara yaitu: 1) Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai muballigh ke daerah-daerah yang lebih luas 2) Melalui karya-karya yang tersebar dan dibaca di berbagai tempat. c. Arsitek bangunan Arsitektur bangunan-bangunan Islam di Indonesia berbeda dengan apa yang terdapat di dunia Islam lainnya. Masjid-masjid di kerajaan-kerajaan Islam menunjukkan keistimewaan yaitu seni-seni bangunan tradisional yang telah dikenal di Indonesia sebelum kedatangan Islam. Di Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera terdapat beberapa nisan kubur yang lebih menunjukkan unsur seni Indonesia pra-Hindu dan pra-Islam. 2. Setelah kemerdekaan, yang meliputi: a. Sejak awal kebangkitan nasional, posisi agama sudah mulai dibicarakan dalam kaitannya dengan politik atau negara. Terdapat dua pendapat yang didukung oleh dua golongan yang bertentangan tentang hal tersebut. Yaitu: 1) Negara Indonesia merdeka hendaknya merupakan sebuah negara “sekuler”, negara yang dengan jelas memisahkan persoalan agama dan politik. 2) Negara Indonesia merdeka adalah “ negara Islam”. 2015 11 Pendidikan Agama Islam Dian Febrianingsih, M.S.I PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kedua pendapat tersebut tersebut merupakan persoalan yang belum selesai dipecahkan, tampaknya para pemimpin bangsa Indonesia sudah bergerak jauh ke depan, memikirkan alternatif “jalan tengah” dari dua pendapat tersebut. Mereka menganjurkan suatu negara yang mempunyai dasar keagamaan secara umum dan pemerintah menngakui nilai keagamaan yang positif, karena itu akan memajukan kegiatan keagamaan. Dalam kerangka itulah, Departemen Agama didirikan. b. Pendidikan Salah satu tugas penting yang dilakukan Departemen Agama adalah menyelenggarakan, membimbing dan mengawasi pendidikan agama. Lembaga-lembaga pendidikan Islam sudah berkembang dalam beberapa bentuk sejak zaman penjajahan Belanda. Salah satu bentuk pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah pesantren yang tersebar di berbagai pelosok. Dengan berkembangnya pemikiran pembaharuan dalam Islam di awal abad ke-20, persoalan administrasi dan organisasi pendidikan mulai mendapat perhatian beberapa kalangan atau organisasi. Kurikulum mulai jelas. c. Hukum Islam Salah satu lembaga Islam yang sangat penting yang juga ditangani oleh Departemen Agama adalah hukum atau syariat. Pengadilan Islam di Indonesia membatasi dirinya pada soal-soal hukum muamalat yang bersifat pribadi. Hukum muamalat pun terbatas pada masalah nikah, cerai, dan rujuk; hukum waris (faraidh), wakaf, hibah, dan baitul mal. Keberadaan lembaga peradilan agama di masa Indonesia merdeka adalah kelanjutan dari masa kolonial Belanda. d. Haji Indonesia termasuk negeri yang banyak mengirim jamaah haji. Pada tahun 1970 pemerintah memegang monopoli perjalanan haji dengan beberapa alasan sebagai berikut: 1) Pemerintah merasa bertanggung jawab atas penyelenggaraan perjalanan haji agar masyarakat merasa tenteram dan terjamin 2) Kemungkinan faktor laba juga menjadi perhatian pemerintah. Dengan ini, pemerintah dapat menumbuhkan keperayaan di kalangan masyarakat Islam kepada dirinya. 2015 12 Pendidikan Agama Islam Dian Febrianingsih, M.S.I PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id e. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Salah satu alternatif lain pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan administrasi Islam adalah mendirikan Majelis Ulama Indonesia. Suatu program pemerintah, apalagi yang berkenaan dengan agama, hanya bisa berhasil dengan baik bila mendapatkan sokongan dari para ulama. Karena itu, kerja sama antara pemerintah dan ulama perlu terjalin dengan baik. Dalam Pedoman Dasar Majelis Ulama Indonesia yang diadakan pada tahun 1975 menyebutkan bahwa fungsi dari MUI adalah: 1) Memberi fatwa dan nasehat mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada pemerintah dan umat Islam umumnya sebagaiamar ma’ruf nahi munkar, dalam usaha meningkatkan ketahanan nasional 2) Mempererat ukhuwah islamiyah dan memelihara serta meningkatkan suasana kerukunan antarumat beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. 3) Mewakili umat Islam dalam konsultasi antarumat beragama 4) Penghubung antara ulama dan umara (pemerintah) serta menjadi penerjemah timbal balik antara pemerintah dan umat guna mensukseskan pembangunan nasional. Hikmah dari Peristiwa Perkembangan Islam di Indonesia Dari uraian sejarah perkembangan Islam di Indonesia, beberapa hikmah yang dapat diambil adalah: 1. Secara umum dapat disebutkan bahwa para pedagang dan Muballigh dari Arab, Persia dan India. 2. Membangkitkan semangat umat Islam agar berkembang dan maju di semua bidang kehidupan dengan meranvang kembali strategi dan metodologi sehingga peran serta umat islam dapat dirasakan oleh seluruh bangsa. 3. Menciptakan solidaritas dan persatuan umat Islam terhadap kolonialisme 4. Umat islam mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap upaya menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mandiri dan merdeka. 5. Ajaran Islam telah memainkan peran strategis dalam upaya mencerdaskan kehidupan berkebangsaan. 6. Ajaran islam telah memberi inspirasi dan kontribusi terhadap perubahan kebudayaan bangsa Indonesia. 2015 13 Pendidikan Agama Islam Dian Febrianingsih, M.S.I PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Buchori, Didin Saefuddin. 2009. Sejarah Politik Islam. Jakarta: Pustaka Intermasa Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2015 14 Pendidikan Agama Islam Dian Febrianingsih, M.S.I PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id