Pengukuran Efek pengukuran efek 1 Pengukuran efek Validitas studi epidemiologi Pengukuran paparan pengukuran efek 2 Efek: respons umum suatu organisme thd paparan penyakit : salah satu respons Terjadi akibat: terabsorbsi berinteraksi dgn host keadaan tidak normal pada host taraf keparahan tgt taraf paparan yang diterima Kuantifikasi efek/penyakit yg dinyatakan dalam frekuensi menunjukkan derajat kesehatan masayarakat pengukuran efek 3 Ada tidaknya efek perlu ditentukan berdasarkan kriteria: Robert Koch, Hill dan Evans Postulata Robert Koch: 1. Penyebab harus dapat ditemukan pada setiap kasus penderita 2. Penyebab tersebut tidak didapatkan pada penyakit lain 3. Penyebab hrs dapat diisolasi dari penderita, dibiak secara murni, dan menyebabkan penyakit yg sama pd hewan uji 4. Penyebab dapat di-isolasi kembali dari hewan uji yg sakit diatas pengukuran efek 4 Jika penyebab dan efek belum pernah diketahui Kriteria Hill 1. Asosiasi statistik yang kuat antara efek ↔ agent potensial 2. Asosiasi konsisten (orang, tempat dan situasi berbeda) 3. Asosiasi spesifik 4. Hubungan temporal antara penyebab dengan penyakit/efek atau reaksi 5. Hubungan dosis dan respons secara biologis 6. Asosiasi dapat diterima secara ilmiah 7. Ada koherensi dengan hasil penelitian lain 8. Ada bukti experimental 9. Ada asosiasi analog pengukuran efek 5 Kriteria Evans Pencemar berbagai gejala penyakit yang belum diketahui berbagai penyebab gejala sama Kriteria: 1. Pada tubuh org sehat ada faktor preventif 2. Faktor harus dapat diisolasi secara murni 3. Faktor bertambah kesehatan ↑ secara paralel 4. Eksperimen pada populasi dgn faktor preventif harus meningkatkan kesehatan dibanding populasi kontrol 5. Pengurangan faktor preventif meningkatkan penderita 6. Efek faktor diukur dengan penurunan morbiditas, mortalitas, peningkatan usia hidup dan biaya pengobatan pengukuran efek 6 Kasus harus diklasifikasi: • Kelompok dengan gejala khusus • Kelompok mungkin sekali penderita • Kelompok secara definitif merupakan kasus → memenuhi semua kriteria pengukuran efek 7 Contoh: Sakit kepala, demam tinggi dan menggigil gejala malaria Terapi malaria membaik Mungkin sekali penderita malaria Darah mengandung parasit malaria + definitif malaria pengukuran efek 8 Efek secara klinis dibedakan: •Efek Akut •Efek kronis pengukuran efek 9 Efek Akut: paparan dosis tinggi dalam jangka pendek atau dosis rendah dalam jangka panjang Contoh: kejang epileptik (terpapar dieldrin jangka panjang) Infark jantung (terpapar Pb jangka panjang) Kolik/mules (terpapar CS2 jangka panjang) Penyakit kulit mendadak (terpapar sensitizers jangka panjang) Tidak menimbulkan efek nyata, hanya dpt diketahui jika ada pemeriksaan spesimen biologis pengukuran efek 10 Efek kronis: paparan dosis rendah dalam jangka panjang penyakit nyata secara klinis, perubahan fungsi atau perubahan biokimia yang kadang belum terasa atau blm terukur pengukuran efek 11 Efek: Dapat berupa penyakit yg nyata Perubahan fungsi at perubahan biokimia Respons bervariasi, tergantung dari: •Kepekaan/sensitivitas/vulnerabilitas: kead. yg langsung terpengaruh agent •Hiper-reaktivitas: kualitas respons sesuai harapan, ttp kuantitas berlebih •Hipersensitivitas: respons berlebih pengukuran efek 12 Pengukuran Efek: Sebaiknya dilakukan secara standard uji fisik/klinis, uji fisik, biokimiawi dan menggunakan angka frekuensi, morbiditas dan atau mortalitas. Alat Ukur: Dapat memberi hasil konsisten dan komparabel Kriteria: dapat direplikasi, akurasi, presisi, reliabilitas, mudah diterima populasi, sederhana, kuat, portabel, validitas sensitivitas: alat sensitif : semua yg sakit dpt terdeteksi (tdk ada false –) spesifitas: dpt menent. apakah seseorang tidak sakit (tdk ada false +) pengukuran efek 13 Masalah yang terkait dengan pengukuran: 1. Variasi inter, intra-instrumen, jika peralatan terpengaruh oleh temp., kelembaban, keberadaan listrik; jika kuesioner terpengaruh oleh kondisi sosial yang berbeda pengukuran standar, dikoreksi dan disesuaikan 2. Perbedaan inter-intra laboratorium, verifikasi lab. periodik dgn lab. referensi. Perbedaan terjadi krn kualitas analisis, kualitas bahan/materi, cara penyimpanan, dan sampling. Keadaan normal: kead. rata2 atau kead. standar 3. Variasi inter-intra pengamat, penilai atau pewancara yang berbeda dalam kinerja penyetaraan secara sistematik pengukuran efek 14 Efek yang diukur: Variabel langsung Variabel tidak langsung pengukuran efek 15 Variabel langsung: • Uji fisik di laboratorium • Uji biokimiawi • Menghitung mortalitas • Menghitung morbiditas • Hasil wawancara dengan penderita pengukuran efek 16 Variabel tidak langsung: Kegiatan dengan indikator Indikator: Ukuran yg dapat mewakili dan digunakan untuk menggambarkan suatu situasi atau/keadaan, tidak mengukur langsung faktor yang diinginkan pengukuran efek 17 Pengukuran Efek tidak langsung: Menggunakan indikator: •Menunjukkan kecenderungan atau perubahan selama kurun waktu tertentu •Dpt berguna dalam analisis situasi sesaat, perbandingan, pengukuran perubahan Indikator yang digunakan: •Indikator kualitas lingkungan •Indikator kesehatan masyarakat pengukuran efek 18 Indikator kependudukan: Digunakan dlm epidemiologi karena berpengaruh atau ikut menentukan taraf efek, mis: •menilai cepat, banyak dan jenis pelayanan kes. yg diperlukan •mengetahui distribusi penduduk, atas dasar usia, jenis kelamin, bangsa, dll •keperluan akan pendidikan kes. pengukuran efek 19 pengukuran efek 20 Indikator yang digunakan: • Laju pertumbuhan pend. (r) dinyatakan dalam %: r >> laju pertumb. laju pertumb. kel. muda ↑ peka terhadap penyakit • Kepadatan penduduk: menent. daerah urban atau rural, pend. padat penularan lebih cepat • Angka kelahiran dan angka kematian kasar menentukan pertumb. pend. secara alamiah, khusus: angka kematian atas dasar usia, warna kulit • Usia harapan hidup: angka kematian bayi, anak, kel. usia muda << usia harapan hidup ↑ masyarakat sejahtera penyakit lansia ↑. pengukuran efek 21 Indikator Status Sosial Ekonomi: Perlu diperhatikan dalam penelitian epidemiologi agar tidak menjadi bias Contoh: status pendidikan pendapatan/pengeluaran beban tanggungan angka buta huruf, dll Status ini sangat berpengaruh thd: status gizi, kebiasaan, kualitas lingkungan, pengetahuan, keberadaan sumber daya materi efek thd agent berbeda pengukuran efek 22 Indikator Lingkungan: a.l: •luas hunian/orang •prosentase rumah sehat •prosentase pend. dgn air bersih •prosentase pend. menggunakan fasilitas sanitasi dgn memadai •Index lalat •Index nyamuk •Index kualitas/mutu lingkungan hidup pengukuran efek 23 Indikator Kesehatan Masyarakat: •Morbiditas •Mortalitas •Status nutrisi •Index kesejahteraan pengukuran efek 24 Mortalitas : Angka kematian Lebih mudah dimengerti dan diidentifikasi Pencatatan lebih baik lebih pasti dalam perhitungan, ttp seringkali penyebab kematian tidak dicantumkan. Penelitian memerlukan angka kematian pengukuran efek tidak langsung pengukuran efek 25 Morbiditas: Lebih sulit dimengerti oleh awam, krn tidak dpt mendiagnosa penyakit Cenderung kurang akurat dibanding mortalitas Seringkali tidak dicatat atau dilaporkan: - diobati sendiri - pertolongan teman - umumnya penderita ingin pengobatan langsung sembuh para medis cenderung memberi pengobatan multipurpose pasien tdk kembali kasus tdk tercatat pengukuran efek 26 Pengukuran mortalitas dan morbiditas dilakukan secara standar, mengikuti konvensi sedunia dapat digunakan universal dan dibandingkan Seringkali terdpt perbedaan dlm hal : - akurasi pencatatan - diagnosis ada peny. yg dilaporkan berlebih ada yg tidak terlaporkan: Over/under reported pengukuran efek 27 Kegunaan morbiditas dan mortalitas sebagai ukuran efek: - evaluasi apakah suatu program kes. diperlukan atau penentuan prioritasnya - evaluasi keberhasilan suatu program - evaluasi apakah terjadi suatu wabah atau tidak - untuk kepentingan administratif dan penelitian pengukuran efek 28 pengukuran efek 29 Pengukuran morbiditas: Angka morbiditas: frekuensi/banyaknya penyakit yang ada di masyarakat merefleksikan masalah kesehatan yang ada di masyarakat, contoh: morbiditas penyakit kanker, cacat bawaan, penyakit kardiovaskuler,haemofilia, dll Hitungan morbiditas: - jumlah absolut atau - jumlah relatif penilaian kesehatan (masy. sbg. satu kesat.) pengukuran efek 30 Bagaimana sakitnya masyarakat: proporsi masyarakat sakit : mis per 1000 org Ukuran: proporsi, rates dan atau rasio Proporsi : a/(a+b) % atau permil tdk mempunyai dimensi, berkisar antara 0 -1 = frekuensi relatif at’ probabiliti/kemungkinan = P(A)= NA/N Contoh: proporsi perokok jml org merokok min. 1 pak perbln/seluruh pop. Rate (laju): lebih kompleks Perubahan persatuan unit yg menyebabkan perub. di unit yang lain berdimensi (biasanya persatuan waktu) Rasio: a/b. pengukuran efek 31 Pengukuran frekuensi: Rates(laju) : 2 pengukuran utama: Insidensi (Incidence Rate) Prevalensi (Prevalence Rate) pengukuran efek 32 Insidensi: Mengukur jumlah kasus baru suatu peristiwa/penyakit dalam satu periode waktu tertentu, biasanya dalam 1 tahun atau selama perioda penelitian Merupakan pengukuran frek. dasar dan merup. indikator terbaik apakah suatu kondisi menurun, meningkat atau statis evaluasi efektivitas prog. kesehatan, sistem surveilansi, analisa penggunaan pelayanan kes. oleh masyarakat. Contoh: jumlah kelahiran/kematian pada suatu daerah pertahun kasus tetanus neonatal terdiagnosa pertahun jumlah wanita mengunjungi klinik antenatal pengukuran efek 33 Kasus baru Insidensi x faktor Populasi penyandang resiko Faktor: 100, 1000, 10000 Contoh; Dalam suatu kecamatan, jumlah populasi pada pertengahan tahun adalah 200000 orang, pada tahun 1987 dilaporkan terjadi 40 kasus kala-azar Insidensi= (40/200000)x 1000 = 0,2 kasus per 1000 orang/tahun pengukuran efek 34 Prevalensi: Mengukur jumlah total kasus yg ada suatu peristiwa/penyakit dalam satu titik waktu tertentu, misalnya pertanggal tertentu Interpretasi data lbh kompleks karena tgt pada orang yg mendapat penyakit pada masa lalu sampai saat ini, berguna untuk penyakit kronis biasa digunakan dalam penelitian cross-sectional Contoh: jumlah penderita TBC pada awal bulan pengukuran efek 35 jumlah kasus pada waktu ter tentu Prevalensi x faktor jumlah populasi penyandang resiko Contoh: Pada tgl 1 Juli 1988 di suatu kecamatan B dengan jumlah penduduk 200000 org terdapat penderita DBD sebanyak 120 orang Prevalensi= (120/200000)x 100 = 0,06 kasus per 100 orang pada tgl 1 Juli 1988 pengukuran efek 36 Pada kondis stabil: Prevalensi = Insidensi x perioda waktu rata-rata penyakit Penyakit dengan perioda waktu panjang (mis: TBC) nilai insidensi pertahun < prevalensi Contoh: prevalensi TBC : 0,5 % - 1 % (5-10 per 1000 orang), dengan perioda sakit 4-5 tahun insidensi kasus baru : 0,1% - 0,2 % (1-2 kasus per 1000 org/th) Jika sistem pencatatan sudah baik dapat digunakan data insidensi, ttp jika tidak tercatat dengan baik informasi dapat diperoleh dari survey cross-sectional yang memberikan data prevalensi. pengukuran efek 37 Jumlah absolut: Data mentah yang tersedia monitoring terjadinya penyakit infeksi terutama pada saat terjadi kejadian luar biasa, populasi yang terlibat terbatas pada satu waktu dan satu daerah tertentu Prevalensi dan insidensi: melihat kecenderungan pada perioda waktu tertentu, membandingkan penyakit pada satu kelompok dengan kelompok lain, perhatikan: ukuran populasi, struktur umur dan jenis kelamin pengukuran efek 38 Populasi penyandang resiko: Disebut juga denominator/penyebut Kelompok/masyarakat yeng mempunyai potensi untuk mendapatkan penyakit dan dapat berkontribusi pada jumlah kasus total (numerator) Jumlah kasus: jumlah orang, jumlah peristiwa, jumlah kehadiran di fasilitas kesehatan pengukuran efek 39 Denominator: Untuk menghitung prevalensi suatu penyakit, denominator merupakan jumlah total individu beresiko. Jika melakukan survey sampel denominator adalah seluruh individu dlm sampel Contoh: • Prevalensi Plasmodium vivax dalam darah pada suatu survey denominator jumlah orang yang telah diambil darahnya • Laju untuk umur/ jenis kelamin tertentu pengukuran efek 40 Penentuan jumlah kasus: Jumlah orang? Jumlah peristiwa/kejadian? Jumlah kehadiran ? •Penyakit diare, malaria: Seseorang menderita beberapa kali (2 kali) dalam 1 tahun dan mendatangi klinik 2 – 3 kali setiap sakit 1 orang penderita, 2 peristiwa/thn dan kehadiran di fasilitas kesehatan (4-6) kali/thn •Penyakit TBC: 1 peristiwa terdaftar sebagai 1 kasus dengan beberapa kehadiran di fas. kes. pertahun pengukuran efek 41 Pengukuran mortalitas: Angka kematian bayi (AKB)= IMR Angka kematian kasar (AKK)=CDR Angka kematian kelompok usia spesifik = ASDR Angka Kematian Bayi (AKB)= IMR Bukan merupakan laju tetapi rasio antara jumlah anak yg meninggal pada usia 0-1 tahun dengan jumlah anak yg lahir hidup dalam satu periode waktu tertentu pengukuran efek 42 Angka kematian bayi: Indikator: kesehatan bayi lahir kemampuan merawat bayi kualitas pelayanan kesehatan kualitas lingkungan kemampuan sos-ek ukuran kesejahteraan masyarakat AKB negara berkembang 60-150 per 1000 bayi lahir/th pengukuran efek 43 Angka kematian kasar (CDR): Jumlah kematian dalam satu tahun CDR x faktor Jumlah populasi pd pertengaha n tahun Kematian kelompok usia spesifik (ASDR): Jumlah kematian kel. usia tertentu ASDR x faktor Jumlah penduduk kel. usia sama pengukuran efek 44 Angka Keparahan Penyakit (CFR): cek rumus) CFR jumlah penderita suatu penyakit x 100% jumlah penderita meninggal akibat penyakit t ersebut Keganasan penyakit dan kemampuan pengobatan penyakit pengukuran efek 45 Perbandingan penggunaan CDR dan ASDR Kel. Usia (th) Kota A Kota B Jumlah Penduduk Jumlah Kematian ASDR/1000 Jumlah Penduduk Jumlah Kematian ASDR/1000 0- 500 2 4 400 1 2,5 15- 2000 8 4 300 1 3,3 30- 2000 12 6 1000 5 5,0 45- 1000 10 10 2000 18 9,0 60- 500 20 40 2000 70 35,0 75+ 100 15 150 400 50 125,0 Total 6100 67145 109,8 6100 145 237,8 pengukuran efek 46 Proses adjustment: Tentukan populasi standar: dapat dari kota lain, populasi nasional atau populasi paling akurat perhitungannya, atau penjumlahan dua populasi yang dibandingkan. Tujuan: menetralisir perbedaan usia dengan menggunakan populasi ketiga (standard) pengukuran efek 47 Adjustment kelompok usia Kelompok Usia Populasi Standar Proporsi per Kelompok usia ASDR kota A ASDR kota B 0- 900 0,07 4 2,5 15- 2300 0,19 4 3,3 30- 3000 0,25 6 5 45- 3000 0,25 10 9 60- 2500 0,20 40 35 75+ 500 0,04 150 125 12200 - 109,8 237,8 Total Angka kematian adjusted usia kota A: (4x0,07)+(14x0,19)+…+(150x0,04) = 19,04 Angka kematian adjusted usia kota B: (2,5x0,07)+(3,3x0,19)+…+(125x0,04) = 16,30 pengukuran efek 48 Pengukuran efek berdasarkan penyakit tertentu: Penyakit tertentu mempunyai pencatatan khusus dapat diukur Kanker: menghitung insidensi morbiditas dan mortalitas Disebabkan faktor lingkungan: yang terbukti secara ilmiah masih sedikit: merokok, paparan asbestos, radiasi pengion, Cr, Ni, UV, As Kardiovaskuler dan Pernapasan: Bronkhitis dengan lingkungan, didapat lebih banyak di daerah urban dp rural, baik pada kembar monozigotik atau dizogotik pengaruh SO2 dalam pencemaran udara. Pengukuran dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. pengukuran efek 49 Pengukuran Efek Pencemaran Udara Pengukuran FEV (Forced Expiratory Volume) pengukuran efek 50 Pengukuran paparan pencemar udara pada anak-anak pengukuran efek 51 100 100 100 77 75 56 51 49 44 50 29 23 25 Lokasi Sekerat . Sepaso . Sekurau Bawah . Segading . Kampung Tator, Singa Gembara . 0 Town Hall, Swarga Bara . % frekuensi relatif 71 Normal Restrictive No. Lokasi Titik Monitoring Kualitas Udara Jumlah Sampel Rentang hasil (mg/m3) 1 Town Hall SB2/AQ5/SB1 22 0-0,510 2 Kampung Tator AQ4 18 0-0,683 3 Segading AQ10 4 0-0,455 4 Sekurau Bawah AQ14 6 0-1,347 5 Sepaso AQ9 11 0-1,026 6 Sekerat AQ12 6 0-0,170 Penyakit sistem syaraf dan pancaindera: Telah terbukti: metil-Hg, Mg mengganggu sistem syaraf Kebisingan telinga Pencemaran udara (SO2, debu, Br, H2S) mata (iritasi selaput lendir mata) Efek terhadap perilaku: Kerusakan sistem syaraf akibat CO, CS2 Pengukuran: dengan kuesioner atau uji psikologi Efek pada kulit: Zat kimia/fisis dalam kosmetika Radiasi UV Pengukuran : uji klinis pengukuran efek 53 Efek terhadap reproduksi: Efek langsung thd alat-alat reproduksi Efek tidak langsung thd fungsi alat reproduksi Agent: radiasi pengion, radiasi elektromagnetik, vibrasi, temperatur, logam berat, pelarut organik. Pencemar yg bersifat toksik terhadap janin Pengukuran: kehamilan trismester pertama cacat bawaan Hepar/hati: pemeriksaan radioskopi, bilirubin dan urobilinogen dalam urin Pankreas: pemeriksaan serum amilase dan lipase pengukuran efek 54