KEBIJAKAN STABILISASI PERTEMUAN KE-12 Dr. Muh. Yunanto, MM. Bagi banyak ekonom, masalah kebijakan pemerintah yang aktif adalah jelas dan sederhana. Resesi adalah periode pengangguran tinggi, pendapatan rendah, dan tekanan ekonomi meningkat. Model permintaan agregat dan penawaran agregat menunjukkan bagaimana guncangan terhadap perekonomian dapat menyebabkan resesi. Model tersebut juga menunjukkan bagaimana kebijakan moneter dan fiskal dapat mencegah resesi dengan merespons guncangan ini. Para ekonom ini menganggap suatu pemborosan bila tidak menggunakan instrumen kebijakan ini untuk menstabilkan perekonomian. Ekonom lain bersikap kritis terhadap upaya pemerintah untuk menstabilkan perekonomian. Mereka berpendapat pemerintah seharusnya melakukan pendekatan lepas-tangan pada kebijakan makroekonomi. Pada awalnya, pandangan ini tampak mengejutkan. Jika model kita menunjukkan bagaimana mencegah atau mengurangi keparahan resesi, mengapa mereka ingin pemerintah tidak menggunakan kebijakan moneter dan fiskal untuk stabilisasi ekonomi ? Ekonom membedakan antara dua tipe kelambanan yang relevan untuk melakukan kebijakan stabilisasi:kelambanan dalam (inside lag) dan kelambanan luar (outside lag). Kelambanan dalam adalah waktu antara guncangan terhadap perekonomian dan tindakan kebijakan dalam menanggapinya. Kelambanan ini muncul karena para pembuat kebijakan butuh waktu untuk menyadari bahwa sebuah guncangan telah terjadi dan lalu mengeluarkan kebijakan untuk menanganinya. Kelambanan luar adalah waktu antara tindakan kebijakan dan pengaruhnya pada perekonomian. Kelambanan ini muncul karena kebijakan tidak segera mempengaruhi pengeluaran, pendapatan dan kesempatan kerja. Beberapa kebijakan, disebut stabilisator otomatis (automatic stabilizers) dirancang untuk mengurangi kelambanan yang terkait dengan kebijakan stabilisasi. Stabilisator otomatis adalah kebijakan yang mendorong atau menekan perekonomian ketika diperlukan tanpa perubahan kebijakan yang disengaja. Misalnya, sistem pajak pendapatan secara otomatis menurunkan pajak ketika perekonomian menuju resesi, tanpa perubahan hukum pajak, karena individu dan perusahaan membayar pajak lebih kecil ketika pendapatan turun. Demikian juga, sistem asuransi pengangguran dan kesejahteraan secara otomatis meningkatkan pembayaran transfer ketika perekonomian menuju resesi, karena lebih banyak orang yang meminta tunjangan. Stabilisator otomatis ini bisa dipandang sebagai sebagai jenis kebijakan fiskal tanpa kelambanan dalam. Sebagaimana telah kita pelajari, karena kebijakan hanya mempengaruhi perekonomian setelah kelambanan yang lama, stabilisasi yang sukses memerlukan kemampuan memprediksi kondisi ekonomi masa depan. Salah satu cara peramal melihat ke depan adalah dengan indikator utama (leading indicators). Indikator utama adalah serangkaian data yang berfluktuasi pada perekonomian. Penurunan besar dalam indikator utama mengisyaratkan bahwa resesi mungkin terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Cara lain peramal melihat ke depan adalah dengan model makroekonomi, yang telah dikembangkan baik oleh lembaga pemerintah dan perusahaan swasta. Mereka mencoba memprediksi variabel seperti pengangguran dan inflasi dan variabel endogen lain. Pemenang Nobel Robert Lucas menekankan bahwa orang membentuk ekspektasi masa depan. Ekspektasi memainkan peran krusial karena mempengaruhi semua perilaku ekonomi. Baik rumah tangga dan perusahaan memutuskan konsumsi dan investasi berdasarkan ekspektasi pendapatan masa depan. Ekspektasi ini bergantung pada banyak hal, termasuk kebijakan pemerintah. Ia berpendapat bahwa metode tradisional dari evaluasi kebijakan seperti yang bergantung pada model makroekonometrik standar—tidak asecara tepat memperhitungkan dampak kebijakan terhadap ekspektasi ini. Kritik evaluasi kebijakan kebijakan tradisional dikenal sebagai Kritik Lucas. Kebijakan dilakukan menurut aturan jika pembuat kebijakan mengumumkan sebelumnya bagaimana kebijakan akan merespons berbagai situasi dan berkomitmen untuk mengikutinya melalui pengumuman ini. Kebijakan dilakukan dengan kebijaksanaan jika pembuat kebijakan bebas menanggapi peristiwa ketika mereka muncul dan memilih apapun kebijakan yang pembuat kebijakan anggap perlu pada waktu itu. Perbedaan antara aturan vs kebijakan berbeda dari perdebatan antara kebijakan pasif vs aktif. Kebijakan dapat dilakukan menurut aturan dan bisa baik pasif atau aktif. Suatu aturan kebijakan aktif dapat menspesifikasi : Pertumbuhan uang = 3% + (Tingkat Pengangguran – 6%) Aturan ini mencoba menstabilkan perekonomian dengan meningkatkan pertumbuhan uang ketika perekonomian mengalami resesi. Oportunisme dalam kebijakan ekonomi muncul ketika tujuan pembuat kebijakan bertentangan dengan kesejahteraan masyarakat. Sebagaian ekonom khawatir bahwa politisi hanya peduli dengan kemenangan pemilu, dan karenanya memilih kebijakan yang meraih dukungan publik. Presiden bisa menyebabkan resesi tak lama setelah memerintah dengan menurunkan inflasi dan lalu mendorong perekonomian menjelang pemilu berikutnya untuk menurunkan pengangguran; ini memastikan bahwa baik inflasi dan pengangguran adalah rendah pada masa kampanye. Manipulasi ekonomi untuk kepentingan pemilu disebut siklus bisnis politik (political business cycle). Pembuat kebijakan oportunis mengambil keuntungan dari kurva Phillip yang dapat dieksploitasi dan menghadapi pemilih naif yang melupakan masa lalu, tidak sadar akan insentif pembuat kebijakan, dan tidak memahami bagaimana perekonomian bekerja. Biasanya, politisi tidak memperhitungkan tradeoff antara inflasi dan pengangguran ketika perolehan politis mereka dalam masalah. Pembuat kebijakan mengumumkan sebelumnya kebijakan yang mereka akan ikuti untuk mempengaruhi ekspektasi pembuat keputusan swasta. Namun, kemudian, setelah pembuat kebijakan swasta telah bertindak berdasarkan ekspektasi mereka, pembuat kebijakan ini bisa tergoda untuk melanggar pengumuman yang mereka buat. 1) Untuk mendorong investasi, pemerintah mengumumkan tidak akan Mengenakan pajak pendapatan pada modal. Tapi, setelah pabrik dibangun, pemerintah tergoda menaikkan pajak. 2) Untuk mendorong riset, pemerintah mengumumkan akan memberi monopoli sementara pada perusahaan yang menemukan obat baru. Tapi, setelah obat ditemukan, pemerintah tergoda untuk mencabut paten. 3) Untuk mendorong kerja keras, profesor Anda mengumumkan kuliah ini akan berakhir dengan ujian. Tapi, setelah Anda belajar semua bahan kuliah, profesor itu tergodan untuk membatalkan ujian sehingga ia tidak harus menilainya. Monetaris (monetarists) adalah ekonom yang menganjurkan Fed agar mempertahankan pertumbuhan jumlah uang beredar pada tingkat mapan. Monetaris percaya fluktuasi jumlah uang beredar bertanggung jawab atas kebanyakan fluktuasi besar dalam perekonomian. P LRAS Di sini kita dapat lihat perekonomian ini tumbuh (LRAS bergeser ke kanan) jadi peningkatan terus-menerus pada jumlah AD'' uang beredar (lewat +DAD) tidak berarti AD' ada kenaikan inflasi. AD P* Y Y' Y'' Y Aturan kebijakan kedua yang ekonom banyak anjurkan adalah menagetkan GDP nominal. Dalam aturan ini, Fed mengumumkan jalur terencana untuk GDP nominal. Jika GDP nominal naik di atas, Fed mengurangi pertumbuhan uang untuk menekan permintaan agregat. Jika GDP nominal turun di bawah target, Fed meningkatkan pertumbuhan uang untuk mendorong permintaan agregat. Karena target GDP nominal menungkinkan kebijakan moneter untuk menyesuaikan terhadap perubahan perputaran uang, sebagian besar ekonom percaya itu akan mengarah pada stabilitas yang lebih besar dalam output dan harga daripada aturan kebijakan moneter. Kita telah melihat apakah kebijakan sebaiknya berperan aktif atau pasif dalam merespons fluktuasi ekonomi, dan apakah kebijakan sebaiknya dilakukan dengan aturan atau kebijaksanaan. Meskipun ada perdebatan terus-menerus antara kedua sisi, ada satu kesimpulan jelas : tidak ada kasus yang sederhana dan memuaskan untuk tiap pandangan kebijakan makroekonomi tertentu yang telah dibuat. Pada akhirnya, kita harus mempertimbangkan berbagai pendapat politik dan ekonomi dan memutuskan peran apa yang pemerintah mainkan dalam menstabilkan perekonomian. Pada akhir 1980-an, banyak bank sentral di dunia mengadopsi sebentuk penargetan inflasi (inflation targeting). Kadang ini berbentuk bank sentral mengumumkan maksud kebijakannya. Federal Reserve tidak mengadopsi kebijakan penargetan inflasi eksplisit (meskipun beberapa komentator telah menyatakan bahwa Fed, secara implisit, menargetkan inflasi sekitar 2 persen). Ekonom, John Taylor menawarkan aturan sederhana untuk tingkat dana federal : Tingkat Dana Federal Nominal = Inflasi + 2,0 + 0,5 (Inflasi – 2,0) – 0,5 (senjang GDP) Senjang GDP adalh persentase penurunan GDP riil dari estimasi tingkat alamiahnya. Aturan Taylor (Taylor Rule) membuat tingkat dana federal riil—tingkat nominal dikurangi inflasi—merespons inflasi dan senjang GDP.