Pendidikan Kimia (KIM)

advertisement
Kumpulan Abstrak Tesis
Semester Genap 2008/2009
Pendidikan Kimia (KIM)
310 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2008/2009
Analisis Pemahaman Konseptual dan Algoritmik Materi Stoikiometri Gas Melalui Tes
Pilihan Ganda dan Tes Essay pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al Khairaat Tolitoli
Serta Upaya Perbaikannya Menggunakan Pendekatan Mikroskopis-Simbolik
Dyah Metianing
Abstrak
Konsep kimia tersaji dalam tiga kategori representasi, yaitu makroskopis, mikroskopis, dan
simbolik. Dari ketiga tingkatan tersebut, hanya tingkat makroskopis saja yang dapat diinderai. Sebagian besar
materi kimia yang diajarkan di sekolah tersaji dalam tingkatan simbolik. Siswa yang pemahamannya masih
bersandar pada pengalaman panca indera cenderung mengalami kesulitan dalam memahami konsep kimia
yang tersaji pada tingkatan mikroskopis dan simbolik, sehingga rawan terjadi kesalahan pemahaman.
Pemahaman tentang konsep kimia dibedakan atas pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik.
Pemahaman konseptual merupakan dasar bagi pemahaman algoritmik. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa pemahaman konseptual siswa cenderung tertinggal dibandingkan pemahaman algoritmiknya. Banyak
siswa dapat memecahkan masalah algoritmik tanpa memahami konsep dasarnya. Perbaikan pemahaman
konseptual siswa menggunakan pendekatan mikroskois-simbolik akan membuat pemahaman siswa pada
konsep kimia menjadi utuh, yaitu siswa mampu memahami konsep kimia secara konseptual maupun
algoritmik. Tingkat pemahaman konseptual dan algoritmik siswa dapat dianalisis melalui tes dengan berbagai
bentuk, diantaranya adalah bentuk pilihan ganda dan esai. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui
tingkat pemahaman konseptual dan algoritmik siswa pada materi stoikiometri gas; (2) mengetahui bentuk
kesalahan pemahaman yang dialami siswa pada materi stoikiometri gas; (3) mengetahui keefektifan
pendekatan mikroskopis-simbolik sebagai upaya memperbaiki pemahaman siswa pada materi stoikiometri
gas; dan (4) mengetahui keefektifan tes pilihan ganda dibandingkan dengan tes esai untuk menganalisis
pemahaman siswa pada materi stoikiometri gas.
Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dan rancangan eksperimental semu. Rancangan
deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman konseptual dan algoritmik siswa pada materi
stoikiometri gas, bentuk kesalahan pemahaman yang dialami siswa pada materi stoikiometri gas, dan
keefektifan tes pilihan ganda dibandingkan dengan tes esai dalam mengidentifikasi pemahaman siswa pada
materi stoikiometri gas. Rancangan eksperimental semu digunakan untuk mengetahui keefektifan pendekatan
mikroskopis-simbolik sebagai upaya memperbaiki pemahaman siswa pada materi stoikiometri gas. Subyek
penelitian adalah siswa kelas X Madrasah Aliyah Al Khairaat Tolitoli tahun ajaran 2006/2007 yang terdiri
dari dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen yang masing-masing terdiri dari 40 siswa. Pada kelas
eksperimen diberikan perbaikan pemahaman materi stoikiometri gas dengan menggunakan pendekatan
mikroskopis-simbolik, sedangkan pada kelas kontrol diberikan perbaikan pemahaman materi stoikiometri gas
dengan menggunakan pendekatan simbolik. Pemahaman siswa diukur dengan tes pilihan ganda yang terdiri
dari 24 item dan tes esai yang terdiri dari 16 item. Dari uji coba instrumen tes diketahui reliabilitas tes,
dihitung dengan model Alpha Cronbach SPSS 12.0 for Windows adalah 0.85 untuk tes pilihan ganda dan
0.85 untuk tes essay, serta validitas isi adalah 89.6% untuk tes pilihan ganda dan 96.9% untuk tes essay. Data
yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji statistik anakova.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pemahaman konseptual dan algoritmik siswa pada
materi stoikiometri gas tergolong sangat rendah. Pemahaman konseptual siswa cenderung tertinggal
dibandingkan pemahaman algoritmiknya; (2) Kesalahan pemahaman yang terjadi pada siswa pada materi
stoikiometri gas adalah: (a) siswa beranggapan bahwa penentuan volume, jumlah partikel, dan jumlah mol
gas sebelum dan sesudah reaksi adalah dengan cara menghitung banyaknya jenis gas sebelum dan sesudah
reaksi, tidak dengan perbandingan koefisien reaksi; (b) siswa beranggapan bahwa volume, jumlah partikel,
dan jumlah mol gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi selalu sama; (c) siswa beranggapan bahwa volume
dan jumlah partikel gas sebelum dan sesudah reaksi selalu tetap; (d) siswa beranggapan bahwa yang menjadi
pereaksi pembatas adalah zat yang mempunyai jumlah molekul lebih sedikit, tanpa memperhatikan koefisien
reaksi; (e) siswa beranggapan bahwa yang menjadi pereaksi pembatas adalah zat yang mempunyai koefisien
reaksi lebih kecil, tanpa memperhatikan jumlah mol awal pereaksi; (3) Pendekatan mikroskopis-simbolik
lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan simbolik dalam upaya memperbaiki pemahaman siswa pada
materi stoikiometri gas; (4) Tes essay lebih tepat digunakan untuk mengidentifikasi pemahaman siswa pada
materi stoikiometri gas dibandingkan tes pilihan ganda.
Kata kunci: pemahaman, konseptual, algoritmik, tes pilihan ganda, tes esai
309
Program Studi S2 KIM 311
Dampak Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together (LT)
Yang Dimodifikasi Dengan Berganti Peran dan Peran Tetap Terhadap Hasil Belajar Kimia
Anorganik 1
Jeckson Siahaan
Abstrak
Penelitian tentang dampak penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe learning together
(LT), yang dimodifikasi dengan berganti peran dan peran tetap terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata
kuliah Kimia Anorganik 1 telah dilakukan. Pendekatan pembelajaran ini merupakan suatu alternatif
pendekatan pengajaran yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan mahasiswa membangun pengetahuannya dan untuk memperoleh hasil belajar mahasiswa yang lebih baik dibanding pembelajaran verifikasi.
Pendekatan pembelajaran verifikasi merupakan pendekatan pembelajaran yang biasa dilakukan dalam
pengajaran mata kuliah Kimia Anorganik 1. Dalam pendekatan pembelajaran seperti ini, mahasiswa
cenderung menjadi kurang aktif membangun pengetahuannya sebab semua materi pengajaran dijelaskan oleh
dosen. Dalam pendekatan pembelajaran ini, aktifitas pengajaran biasanya diikuti dengan kerja laboratorium
(praktikum) untuk memverifikasi konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dijelaskan oleh dosen.
Rendahnya partisipasi mahasiswa dalam membangun pengetahuannya dalam pendekatan pembelajaran
verifikasi cenderung membatasi kemampuan mahasiswa memecahkan masalah yang ditemukan pada mata
kuliah Kimia Anorganik 1. Akibatnya, hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Kimia Anorganik 1
cenderung menjadi cukup rendah. Selain hasil belajar yang lebih baik, penerapan pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe learning together juga dapat memberikan persepsi positif mahasiswa tentang proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi: (1) perbedaan hasil belajar mahasiswa yang
diajar dengan pendekatan pembelajaran verifikasi dan yang diajar dengan pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe LT yang dimodifikasi dengan berganti peran; (2) perbedaan hasil belajar mahasiswa yang
diajar dengan pendekatan pembelajaran verifikasi dan yang diajar dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe LT yang dimodifikasi dengan peran tetap; (3) perbedaan hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe LT yang dimodifikasi dengan berganti peran dan yang dimodifikasi
dengan peran tetap; (4) persepsi mahasiswa tentang penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif.
Penelitian ini menerapkan rancangan eksperimen semu. Subjek penelitian adalah mahasiswa
Program Studi Kimia, FMIPA, dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA,
FKIP, Universitas Mataram tahun akademi 2007/2008. Subjek penelitian dibagi dalam tiga kelompok: satu
kelompok kontrol dan dua kelompok eksperimen. Kelompok kontrol terdiri dari 34 mahasiswa dan kelompok
eksperimen masing-masing terdiri dari 25 mahasiswa. Kelompok kontrol mendapat perlakuan dengan
pendekatan pembelajaran verifikasi. Kelompok eksperimen pertama mendapat perlakuan dengan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe LT yang dimodifikasi dengan berganti peran; kelompok eksperimen kedua
mendapat perlakuan dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe LT yang dimodifikasi dengan peran
tetap. Data penelitian terdiri dari hasil belajar mahasiswa dan persepsi mahasiswa tentang pendekatan
pembelajaran yang diterapkan. Hasil belajar mahasiswa diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar. Tes
ini merupakan tes essay yang terdiri dari delapan soal dengan validitas isi sebesar 97,8% dan koefisien
reliabilitas, diukur dengan metode paralel, sebesar 0,81. Persepsi mahasiswa tentang penerapan pendekatan
pembelajaran diperoleh dengan menggunakan angket kuosioner.
Hasil-hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar mahasiswa
yang diajar dengan pendekatan pembelajaran verifikasi dan hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe LT yang dimodifikasi dengan berganti peran. Pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe LT yang dimodifikasi dengan berganti peran memberikan hasil belajar yang
lebih baik; (2) terdapat perbedaan hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran
verifikasi dan hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe LT yang
dimodifikasi dengan peran tetap. Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe LT yang dimodifikasi dengan
peran tetap memberikan hasil belajar yang lebih baik; (3) terdapat perbedaan hasil belajar mahasiswa yang
diajar dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe LT yang dimodifikasi dengan berganti peran dan
yang dimodifikasi dengan peran tetap. Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe LT yang dimodifikasi
dengan berganti peran memberikan hasil belajar yang lebih baik; (4) persepsi mahasiswa tentang penerapan
pendekatan pembelajaran kooperatif adalah positif. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk menerapkan
pendekatan pembelajaran kooperatif khususnya yang dimodifikasi dengan berganti peran, dalam pembelajaran mata kuliah Kimia Anorganik 2 dan mata kuliah kimia lainnya.
Kata kunci: pembelajaran kooperatif, belajar bersama, berganti peran, peran tetap, hasil belajar, persepsi
312 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2008/2009
Efektivitas Pembelajaran Problem Posing Dalam Meningkatkan Proses Belajar, Motivasi
dan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kimia Dasar I FKIP Universitas Tadulako
Kasmudin Mustapa
Abstrak
Upaya peningkatan kualitas di bidang pendidikan memiliki peranan penting untuk pencapaian
kemajuan di segala bidang. Salah satu indikasi tingginya kualitas suatu pendidikan ditentukan oleh prestasi,
motivasi dan proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas. Agar tujuan proses tersebut dapat tercapai
maka diperlukan suatu paradigma baru dalam pembelajaran kimia, yakni paradigma konstruktivis yang
merupakan suatu pendekatan kegiatan belajar mengajar yang dapat melibatkan mahasiswa secara aktif dalam
pembelajaran, salah satunya dengan penerapan pembelajaran Problem Posing (merumuskan soal/masalah).
Penerapan pembelajaran Problem Posing merupakan strategi pembelajaran yang diadaptasikan
dengan kemampuan mahasiswa, dan dalam proses pembelajarannya membangun struktur kognitif mahasiswa
serta dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih berfikir kritis dan kreatif untuk merekonstruksikan pikiranpikirannya, dalam pengajuan masalah (merumuskan soal). Pendekatan problem posing itu dapat pula
memacu kreativitas belajar mahasiswa dan mereka termotivasi untuk meningkatkan proses dan hasil belajar
yang tinggi.
Masalah dalam penelitian ini mencakup: (1) Apakah pembelajaran Problem Posing dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Kimia Dasar I? (2) Apakah pembelajaran Problem
Posing dapat meningkatkan kualitas proses belajar mahasiswa pada mata kuliah Kimia Dasar I? (3)
Bagaimana motivasi mahasiswa terhadap penerapan pembelajaran Problem Posing pada mata kuliah Kimia
Dasar I? Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi experiment atau eksperimen semu dan dianalisis
secara statistik dan deskriptif. Sampel penelitian adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia,
Universitas Tadulako Tahun Akademik 2008/2009 Semester Satu (Ganjil).
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan rata-rata tes akhir kelompok eksperimen (61.3462) lebih
tinggi dari pada rata-rata tes akhir kelompok kontrol (52.1538). Data hasil observasi selama proses
pembelajaran berlangsung diambil dari jumlah total rata-rata pertemuan I sampai VI, dengan ketetapan butir
Skor maksimal : 5 x 32 = 160 dan Skor minimal : 1 x 32 = 32 dengan rata-rata berada pada kategori
berkualitas yaitu 120,3 ini sesuai dengan range/kategori setiap skala yang ditentukan pada setiap indikator
pengamatan. Sementara tingkat kemampuan Problem Posing mahasiswa adalah: pada tahapan pertama
sebesar 139 atau 53,5%, tahapan kedua sebesar 148 atau 57,0%, dan tahapan ketiga sebesar 160 atau 61,5%.
Sehingga dikatakan mengalami peningkatan dari segi kemampuan mahasiswa dalam merumuskan soal/
pertanyaan dan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pendekatan Problem
Posing. Hasil motivasi mahasiswa terhadap penerapan pembelajaran Problem Posing berada pada kategori
tinggi dengan kriteria positif yaitu 79,75% dengan persen rata-rata berada pada ≥ 60%. Tingkat keberhasilan
prestasi mahasiswa dapat pula dilihat dari semakin tinggi tingkat motivasi mahasiswa maka hasil belajarnya
akan semakin tinggi pula. Maka dapat disimpulkan bahwa, penerapan pembelajaran Problem Posing dapat
meningkatkan proses belajar, motivasi dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Kimia Dasar I.
Kata kunci: pembelajaran problem posing, proses belajar, hasil belajar, motivasi belajar
Keefektifan Penggunaan Metoda Pembelajaran Inkuiri Terbuka dan Inkuiri Terbimbing
dalam Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA
Laboratorium Malang Kelas X
Oktavia Sulistina
Abstrak
Penelitian ini mengkaji keefektifan metoda pembelajaran inkuiri terbuka, inkuiri terbimbing, dan
konvensional dalam usaha peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar kimia siswa SMA.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) mendeskripsikan kualitas proses pembelajaran antar
kelompok siswa; dan (2) menganalisis perbedaan keefektifan metoda pembelajaran dalam meningkatkan
hasil belajar kimia antar kelompok siswa
Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dan deskriptif. Rancangan eksperimen semu menggunakan desain pre-tes dan pos-tes dengan kelompok-kelompok yang diacak, bertujuan
Program Studi S2 KIM 313
untuk melihat perbedaan keefektifan masing-masing metoda pembelajaran yang digunakan. Rancangan
penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan proses pembelajaran yang berlangsung. Populasi dan
sampel penelitian adalah siswa kelas X SMA Laboratorium Malang. Kelompok eksperimen mendapat
pembelajaran dengan metoda inkuiri terbuka, inkuiri terbimbing, dan kelompok kontrol dengan metoda
konvensional (ceramah-praktikum). Instrumen penelitian yang digunakan berupa instrumen perlakuan dan
instrumen pengukuran. Sesuai tujuan penelitian, teknik analisa data yang digunakan adalah teknik anava satu
jalur dan teknik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kualitas proses pembelajaran menggunakan metoda
inkuiri terbuka dan metoda inkuiri terbimbing, telah memungkinkan terjadinya peningkatan konstruksi
pengetahuan dan keterampilan proses serta sikap sains siswa berlangsung dengan kategori baik; dan Kualitas
proses pembelajaran menggunakan metoda konvensional, dimana siswa memperoleh pengetahuan melalui
metoda ceramah-praktikum berlangsung dengan kategori baik; (2) Terdapat perbedaan keefektifan yang
signifikan antara kelompok yang dibelajarkan dengan metoda pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
kelompok konvensional, kelompok inkuiri terbuka dengan kelompok konvensional, dan kelompok inkuiri
terbimbing dengan kelompok inkuiri terbuka. Keefektifan metoda pembelajaran tersebut dapat dilihat dari
rerata hasil penilaian kognitif, psikomotor, dan afektif siswa. Metoda pembelajaran inkuiri terbimbing efektif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dapat dilihat dari rerata hasil penilaian kognitif, psikomotor, dan
afektif siswa yang tinggi yaitu berturut-turut 72,16; 79, 69; dan 80,58. Metoda inkuiri terbuka efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Rerata hasil penilaian kognitif, psikomotor, dan afektif siswa yang tinggi
yaitu berturut-turut 63,39; 80,25; dan 81,43. Berbeda dengan metoda konvensional yang kurang efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, di mana rerata pencapaian hasil penilaian kognitif, psikomotor, dan afektif
siswa berturut-turut 54,14; 70,42; dan 78,65.
Kata kunci: metoda inkuiri, hasil belajar, proses pembelajaran
Download