ENTREPRENEURSHIP

advertisement
I. DASAR dan TANTANGAN
ENTREPRENEURSHIP
I.1. Apakah Arti Seorang Usahawan (Entrepreneur)?.
Pengertian dasar
Banyak definisi Entrepreneur (usahawan) kita dapatkan diberbagai buku pelajaran (text
book). Berbagai pengertian (definisi) ditulis dibawah ini.

Entrepreneur adalah seseorang yang melihat suatu kesempatan usaha yang
diyakini menguntungkan dan kemudian menciptakan perusahaan guna mengejar
kesempatan tersebut.
Contoh, membuka usaha warung makan siang disekitar pabrik atau kantor,
dimana fasilitas tersebut tidak disediakan perusahaan.

Entrepreneur adalah seseorang yang menciptakan usaha (business) dan
kemudian membuat kesepakatan usaha.
Contoh, seorang pemasok alat perminyakan bekerja sama dengan ahli minyak
yang menguasai teknologinya untuk ber-sama2 memasarkan produk yang sarat
teknologi kepada perusahaan perminyakan.

Seseorang yang merubah sumber daya ekonomi dari suatu tempat yang
mempunyai potensi rendah menjadi potensi lebih tinggi dengan hasil yang lebih
besar.
Contoh, pengembang real estate membangun kompleks perumahan dan
pertokoan disuatu lahan yang sama sekali tadinya berharga rendah. Setelah ada
kegiatan ekonomi, lahan disekitarnya memperoleh pertambahan nilai.

Seseorang yang selalu melihat peluang untuk menghasilkan kekayaan dan ni lai
tambah, melalui penciptaan dan pelaksanaan ide baru, dengan menggunakan
suatu sumber daya.
Contohnya, seorang sarjana melihat kesempatan untuk menciptakan buku ilmu
eksakta (matematika, fisika, kimia, dsb) yang berisi contoh tipe berbagai soal
beserta pemecahannya. Bahkan buku semacam ini dapat diperluas ke ilmu
akutansi dsb.
Seorang Entrepreneur disisi ’hulu’ ( upstream) ’dipandu’ oleh Pemerintah dan Sumber
Dana. Disisi ’hilir’ (downstream) menghadapi pelanggan (customer). Situasi ’hulu’ akan
memberi pengaruh pada kinerja hilir. Peranan pemerintah adalah mem-’fasilitasi’
entrepreneur untuk bertahan. Hal ini misalnya dapat dilaksanakan melalui peraturan2
subsidi pajak, fasilitas eksport, dst. Bank dan institusi Venture Capital dapat membantu
dengan pinjaman lunak.
1
Untuk menghadapi pelanggan disisi ’hilir’, entrepreneur menjaga fungsi QCDS.
Q adalah fungsi Produk dan process design
C adalah fungsi efisiensi
D adalah fungsi jaringan (net working)
S adalah fungsi technical support.(jasa purna jual).
Sumber
dana
Pemerintah
Entrepreneur
Pelanggan
Gambar I.2
Entrepreneur selalu berada ditengah
Entrepreneurship (kewirausahaan) adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan
aktivitas seorang entrepreneur. Singkatnya, Entrepreneurship adalah kegiatan usaha.
Teori ekonomi menyangkut dua pertanyaan mendasar mengenai kesejahteraan
masarakat.
1. Bagaimana masarakat menciptakan kesejahteraan baru (wealth creation)?.
Tanpa kesejahteraan baru, dengan bertambahnya populasi pendapatan rata2 per
kapita masarakat akan menurun. Jadi bila masarakat ingin memperbaiki standard
hidupnya, maka perlu dicarikan jalan untuk menambah kesejahteraannya secara
menyeluruh.
2. Bagaimana masarakat mendistribusikan kesejahteraan (wealth distribution)
diantara anggotanya?. Bila sistem pembagian tidak berjalan adil dan merata,
maka golongan yang tidak beruntung akan merasa tidak puas dan didalam
masarakat demikian tidak akan tercapai kedamaian.
Menciptakan kesejahteraan baru dan mendistribusikannya adalah inti dasar
(fundamental) untuk mencapai masarakat sejahtera. Entrepreneurship adalah
mekanisme utama untuk menjamin terciptanya kesejahteraan baru dan me ndistribusikan.
2
I.1.2 Proses entrepreneurial
Berikut ini adalah tiga tipe aktifitas wira usaha.
1. Konsep baru/Usaha baru. Entrepreneur kategori ini menciptakan produk baru
atau gagasan baru dan mendirikan usaha baru berdasarkan konsep barunya.
Cara ini memerlukan kreatifitas tinggi. Konsep business ini mungkin baru dan
revolusionair sehingga menciptakan industri baru. Contohnya, Steve Jobs
perusahaan Apple computer dan Bill Gates pendiri Microsoft.
2.
Konsep lama/Usaha baru. Beberapa orang memulai usaha baru berdasarkan
konsep yang sudah ada. Misalnya bila seseorang mendirikan convenient food
store, gagasannya tidak baru dan pendirinya mungkin tidak bisa disebut
innovative, tetapi usahanya masih mengandung risiko keuangan. Pengusaha ini
akan bersaing dengan usaha sejenis lainnya sehingga harus secara kreatif
mengusahakan sesuatu yang berbeda. Pengusaha seperti ini dapat disebut
entrepreneur.
3. Konsep lama/Usaha yang sedang berjalan. Ini adalah pengusaha yang membeli
usaha yang sedang berjalan dan meneruskan usaha tanpa mengadakan
perubahan dalam menjalankan operasi perusahaan. Tidak diperlukan banyak
kreatifitas dan inovasi, tetapi pengusaha ini menempuh risiko usaha. Karenanya
pengusaha ini masih disebut entrepreneur.
I.1.2. Sifat yang harus dimiliki seorang Entrepreneur.

Mempunyai visi business kedepan; mampu merealisasikan gagasan/ide.
Seorang entrepreneur harus memiliki ’impian’ akan usaha apa yang kiranya
memungkinkan (feasible) dan dapat menghasilkan keuntungan. Tipe usahanya
harus yang dirasa cocok dan dapat dikendalikan. Apalagi bila usaha ini cocok
dengan hobinya. Contoh entrepreneur sukses yang menekuni hobinya adalah
pemusik Purwacaraka. Dia adalah sarjana Tek nik Industri lulusan ITB. Tetapi jalur
profesionalnya menekuni business sekolah musik yang jaringannya berada di kota2 besar di Indonesia.

Kreativitas (Creativity) adalah kemampuan daya cipta untuk mengembangkan
gagasan baru (new ideas) atau menemukan cara baru dalam melihat
permasalahan dan kesempatan.
Contoh, kemasan nasi bungkus masa kini sangat berbeda dibandingkan produk
sejenisnya 20 tahun yang lalu. Versi dulu sangat sederhana hanya terdiri dari nasi
dan lauk sederhana. Saat ini dikenal ’nasi kotak ’ yang berisi nasi, sambal,
3
minuman plastik, tissue dan ’desert’ sekaligus didalam kotak karton. Paket makan
seperti itu adalah hasil kreativitas.
Contoh lain, ditemukan sistim potret langsung jadi, Polaroid. Awalnya berasal dari
pertanyaan seorang anak umur 3 tahun kepada ayahnya yang ahli kamera foto.
Pada suatu piknik sianak bertanya kenapa klise harus menunggu dicuci dulu 1
minggu untuk melihat hasil foto. Kenapa nggak dibuat langsung jadi. Bapaknya
terdorong oleh pemikiran kreatif anaknya bekerja menc iptakan instant photo yang
dinamakan Polaroid.

Inovasi (Innovation) adalah kemampuan melaksanakan solusi secara kreatif
yang memiliki nilai tambah dari suatu permasalahan dan kesempatan.
Usaha kecil (small entrepreneurial firms) adalah inovator yang handal dalam
kaitannya dengan Ristek (R&D).
Contohnya IBM telah menghabiskan $9 milyard setahun tetapi tidak pernah
berhasil menjadi pimpinan dalam dunia teknologi kompute r. Sebaliknya
perusahaan komputer kecil ternyata lebih creative dan innovative sehingga
sanggup menciptakan software 2 sederhana yang lebih terpakai dan dibutuhkan
dalam kehidupan se-hari 2 .
Kreativitas itu memikirkan hal baru sedangkan inovasi mengerjakan hal baru.

Risk taker (pengambil risiko).
Contoh, setiap usaha akan selalu mengandung risiko. Risiko dapat datang dari
pesaing, mengambil lokasi yang salah, memilih usaha yang keliru, dll. Disini ada
sedikit unsur ’berjudi’ (gambling).

Etika (ethics) seorang entrepreneur.
1. Kejujuran
2. Integritas
Seorang yang konsistent dengan standard moral nya.
3. Menepati janji.
4. Loyal
5. Adil
6. Menghormati orang lain
7. Bertanggung jawab
8. Mengejar prestasi
Sifat 2 berikut ini harus dimiliki seorang entrepreneur untuk dapat bertahan pada
saat krisis ekonomi.

Membuat putusan cepat dan tidak menunda pekerjaan.
Bila dia menemukan idea dan memutuskan untuk menindak lanjuti, maka dia
harus cepat membuat putusan.
4

Segera menindak lanjuti rencana atau putusan yang telah dibuat.
Hal ini penting karena dia harus mengambil tindakan agar tidak kehilangan
momentum.

Tidak cepat menyerah bila menemui hambatan atau kesulitan. Menindak lanjuti
rencana dengan tekad (commitment) yang sepenuh hati.

Memiliki dedikasi penuh terhadap usaha yang ditekuni. Tanpa lelah, entrepreneur
lebih memprioritaskan usahanya dalam kegiatan se -hari2nya.

Entrepreneur mencintai apa yang mereka tekuni. Kondisi inilah yang
mempertahankan usahanya dari kegagalan bila situasi usaha menjadi tidak
mendukung (conduceive).

Dikatakan bahwa menguasai detail adalah kunci seorang entrepreneur dalam
mengawali usahanya. Entrepreneur harus selalu menguasai masalah se-kecil 2 nya
dari rencana usahanya (business plan).

Seseorang yang menjadi majikannya sendiri daripada menggantungkan kepada
orang lain.

Menjadi kaya bukan tujuan utama. Uang merupakan tolak ukur (measure) suatu
keberhasilan (success). Mereka menganggap bila usaha berhasil, rejeki ( reward)
akan datang dengan sendirinya.

Entrepreneur akan menyisihkan sebagian kepemilikan usahanya (share holding)
kepada pembantunya diposisi kunci yang memberikan kontribusi atas
keberhasilan usahanya.
I.1.3. Role models
Role model adalah tokoh panutan yang memberi inspirasi kepada calon entrepreneur.
Seorang calon entrepreneur melihat role model disekitar dimana dia berada atau disekitar
tempat kerjanya. Kemudian bila usaha yang berasal dari ide itu ditekuni dan kemudian
meraih sukses, maka akan banyak usahawan 2 kecil lain disekitarnya, mulai meniru
usahanya. Disitulah kita melihat contoh dikehidupan se -hari 2 usaha sejenis yang
menjamur disatu daerah tertentu. Contoh usaha yang bermula dari role model yang
kemudian ditiru masarakat sekelilingnya dapat dilihat dari beberapa contoh dibawah ini.

Industri rotan di Cirebon yang awalnya berasal dari purnawirawan ABRI yang
tugas akhirnya di Samarinda kemudian menjalani masa pensiun ditempat asalnya
diCirebon. Purnawirawan ABRI ini mempelajari proses pembuatan alat 2 rumah
tangga terbuat dari rotan pada saat tugasnya di Kalimantan Timur . Segera pada
saat menjalani pensiun, di Cirebon bapak ini mengawali usahanya hingga berhasil
dan kemudian ditiru masarakat sekitarnya.
5

Industri kerajinan kulit kelinci dan hidangan sate kelinci disepanjang jalan masuk
kota Lembang Bandung. Bermula dari seorang pensiunan yang membuat
kerajinan kulit kelinci untuk cucunya kemudian coba2 menjualnya dan berhasil.
Pesanan bahkan datang dari Australia.

Usaha warung ’Soto Kumis’ disepanjang jalan Kendal, Jakarta.
Phenomena ini berlaku universil di-mana 2 didunia.
Dalam Entrepreneurship, kunci utama adalah menemukan kesempatan usaha yang baik
dan kemudian memiliki keterampilan menindak lanjuti serta memproses kesempatan
tersebut menjadi usaha yang berhasil. Untuk mengerjakannya kita harus mempersiapkan
diri dengan baik. Jadi, dalam Entrepreneurship, sama seperti halnya dengan profesi lain,
keberuntungan terjadi bila persiapan dan kesempatan bertemu.
I.1.4. Kebutuhan pembeli (Customer need)
Seorang calon entrepreneur yang melontarkan gagasan usaha sering melupakan siapa
target pembeli potensialnya (potensial customer). Tidak akan ada pasar bila calon
pembeli tidak ada keperluannya dengan barang yang kita tawarkan. Singkatnya, calon
pembeli harus yakin bahwa business yang kita tawarkan (barang ataupun jasa) akan
memberikan nilai lebih baik dengan harga yang mereka keluarkan daripada membeli dari
pesaing kita.
Calon Entrepreneur yang tidak mempunyai idea siapa target pembelinya berarti dia tidak
siap memulai suatu usaha. Dia hanyalah menemukan idea (gagasan) tetapi belum tahu
kebutuhan pasar.
I.1.5. Timing.
Waktu, atau sering disebut momentum merupakan faktor krusial dalam banyak
kesempatan yang potensial. Banyak contoh dimana kesempatan suatu usaha yang baik
hanya terjadi dalam waktu singkat.
Contohnya business rumah makan. Pada saat ekonomi membaik, rumah makan
berkualitas tinggi yang harganya relatif mahal akan me ndapatkan pasarannya. Tetapi
pada saat ekonomi menurun, rumah makan jenis ini akan menderita dibandingkan rumah
makan yang lebih sederhana. Timing yang tepat untuk rumah makan jenis ini memulai
usahanya adalah saat ekonomi membaik.
Suatu saat sekitar tahun 1965 dikota Bandung ada gagasan membuka usaha roti bakar
pada malam hari. Usaha tersebut mendapat sambutan sangat baik dari para mahasiswa
yang memerlukan makanan kecil murah dimalam hari yang dingin pada saat mereka
belajar. Business roti bakar segera booming (menjamur) disekitar pemondokan
mahasiswa dibagian kota Bandung. Keadaan ini, yang lazim disebut window of
6
opportunity bagi calon entrepreneur, hanya berlangsung disekitar 2 tahun sebelum
business itu menurun karena jenuh dan makanan kecil (snacks) import mulai masuk
seiring dengan policy baru pemerintahan ’orde baru’ saat itu.
Ini adalah contoh dimana entrepreneur harus pandai meng evaluasi situasi business yang
tiba 2 booming, untuk tidak ter-buru 2 ikut terjun sebelum yakin bahwa business ini akan
bertahan lama. Contoh diatas memperlihatkan window of opportunity yang harus secara
hati 2 diresponse dan ditindak lanjuti oleh calon pengusaha .
I.1.6. Menentukan kebutuhan akan sarana (resources)
Entrepreneur (pengusaha) yang sukses sangat hemat dengan sumber yang langka.
Mereka menekan biaya rutin operasi (overhead) rendah, produktivitas tinggi dan
kepemilikan capital asset (modal asset) rendah. Contohnya, pada awal usaha mungkin
hanya 2 atau 3 karyawan yang diharapkan berdedikasi, bekerja keras dengan m otivasi
tinggi, mengurusi masalah2 operasional, keuangan, pemasaran dll. Pengeluaran biaya
(expenses) dan overhead dikontrol sangat ketat. Efisiensi perusahaan dipertahankan
tinggi untuk menciptakan daya saing.
Dalam menentukan jumlah modal (capital) yang dibutuhkan perusahaan untuk mengawali
usahanya, seorang entrepreneur harus menentukan modal minimum yang dibutuhkannya.
Yang pertama seorang entrepreneur kerjakan adalah mempelajari sarana apa yang
krusial untuk keberhasilan perusahaannya dipasaran. Apa yang harus dikerjakan untuk
menghasilkan kinerja yang lebih baik dari pesaingnya?.
Apabila perusahaannya dibidang retail, lokasi sangat penting dalam menentukan
keberhasilan usahanya.
Kebijakan outsourcing (menunjuk perusahaan jasa diluar) lazim dipakai d alam dunia
business masa kini. Dalam menentukan sarana harus diingat bahwa perusahaan tidak
harus mengerjakan seluruh pekerjaannya oleh karyawannya sendiri. Sering kali lebih
efektif dengan sub-contract (menunjuk kontraktor untuk mengerjakan salah satu
pekerjaan). Sering kali overhead (biaya rutin operasional) dapat ditekan dengan
menggunakan jasa diluar, misalnya untuk pekerjaan payroll, akuntan, periklanan, jasa
pesuruh kantor, transportasi dsb.
I.1.7. Modal awal (Startup Capital)
Bila seorang entrepreneur sampai pada titik dimana dia sudah men yusun rencana usaha,
mempelajari sarana apa yang dibutuhkan untuk membuka usaha dan menyusun strategi
rencana usaha (business plan), maka kemudian dia akan tahu berapa modal awal
(startup capital) yang dibutuhkannya agar usahanya dapat menghasilkan pemasukan
(positive cash flow).
7
Ada dua jenis startup capital: Debt (hutang) dan Equity (modal).
Dengan debt (hutang) kita tidak kehilangan kepemilikan asset, tetapi harus
mengembalikan pinjaman beserta bunganya. Sedan gkan dengan Equity kita akan
menyerahkan/kehilangan sebagian kepemilikan (asset) tetapi tidak ada hutang. Pasal ini
dibahas secara lebih lengkap pada bab IX.
I.1.8. Strategi menjalankan usaha baru
Setelah gagasan suatu rencana usaha dipastikan, rencana usaha (business plan)
disusun dan semua sarana yang dibutuhkan dihimpun, maka seorang entrepreneur siap
mengawali usaha barunya.
Faktor penting berikut ini untuk adalah pegangan bagi entrepreneur untuk menjalankan
usaha.
1. Gunakan teknologi baru untuk menciptakan produk baru
2. Gunakan teknologi yang ada untuk menciptakan produk baru
3. Gunakan teknologi yang ada untuk membuat produk lama dengan cara yang baru
4. Carilah sumber baru dari sumber yang ada ( new source of resources) yang
memungkinkan entrepreneur meproduksikannya lebih murah.
5. Kembangkan pasar baru untuk produk yang ada
6. Fokus pada niche market. Ini adalah usaha spesialis. Niche market akan
diterangkan pada bab selanjutnya.
7. Melihat kesempatan dan membuat putusan yang cepat.
Contohnya, sering terjadi pada arena pertandingan olah raga tennis, dijual
berbagai alat 2 olah raga tennis seperti sepatu, racket tennis, kaos olah raga, dsb.
8. Terbuka dan sangat tanggap pada perubahan.
9. Mereka adalah innovator yang tidak mengenal lelah.
Ada lima kesempatan dipasar yang entrepreneur dapat manfaatkan secara inovative
1. Masalah dipasaran yang perusahaan kita dapat pecahkan
2. Perubahan dalam peraturan, situasi atau trend
3. Penemuan baru dari suatu produk atau jasa
4. Persaingan. Bila kita dapat ditemukan jalan untuk bersaing d ari segi
harga, lokasi, kualitas, reputasi, kepercayaan pembeli, atau kecepatan,
kita dapat menciptakan sukses dari usaha yang sedang ditekuni
5. Kemajuan teknologi. Ilmuwan dapat menciptakan teknologi baru, tetapi
entrepreneur dapat menciptakan cara memasark annya
10.Organisasi entrepreneur hanya mempunyai lapisan tingkat direksi
yang minim.
8
11. Dengan mempertahankan overhead rendah dan produktivitas tinggi, perusahaan
entrepreneur mempertahankan tingkat biaya operasi yang rendah.
12. Perusahaan entrepreneur sangat ramah kepada pelanggannya, pemasok
barangnya dan pegawainya.
13. Selalu menjalin hubungan business secara menyenangkan dengan pelanggan.
I.2 Manfaat Kewirausahaan (Benefit of Entrepreneurship)
Survey menunjukkan bahwa pemilik usaha kecil percaya bahwa mereka yang
bekerja lebih keras, pantas mendapatkan rezeki lebih besar ( earn more money), dan
merasa lebih berbahagia daripada bekerja disebuah perusahaan besar.
Berikut ini daftar manfaat (benefit) usaha kecil.

Kesempatan luas untuk memegang kendali ar ah hidup kita (control over your own
destiny).

Kesempatan luas untuk tampil beda. Hal ini adalah dalam context membina usaha
yang memiliki daya saing (competitive advantage) terhadap perusahaan sejenis
lainnya.

Kesempatan luas untuk mencetak untung se -besar2nya.

Kesempatan untuk memberi kontribusi kepada masyarakat dan usaha kita dikenal
luas oleh masarakat umum.

Kesempatan untuk mengerjakan aktifitas yang sesuai dengan kesenangan kita.
I.3 Hal 2 yang Perlu Diwaspadai Dalam Kegiatan Wirausaha (Potential
Drawbacks of Entrepreneurship).
Meskipun usaha sendiri memiliki banyak manfaat dan kesempatan, seorang calon
usahawan harus menyadari kemungkinan 2 dibawah ini.

Pemasukan (income) yang tidak tetap.

Risiko akan kehilangan seluruh modal investasi.

Bekerja keras sepanjang hari.

Mengorbankan kualitas hidup hingga usahanya berjalan baik.

Perasaan ketegangan (stress) yang berkepanjangan.
9
KEUNTUNGAN
DIWASPADAI
Autonomy
Pengorbanan
pribadi
Tantangan
untuk mulai
berusaha
Beban
Tanggung
jawab
Entreprneurship
Kontrol
Keuangan
Toleransi
kesalahan
kecil
Gambar I.2
Keuntungan dan hal yang perlu
diwaspadai pada Entrepreneurship

Tanggung jawab penuh atas jalan usaha.
Sering kali pengusaha harus membuat keputusan atas masalah yang dia tidak
sepenuhnya kuasai.
I.4 Apakah yang Mendorong Terjadinya Semangat Wirausaha
(Entrepreneurship)?.
Dibawah ini adalah faktor 2 yang mendorong kearah trend kewirausahaan dimasarakat.

Entrepreneur sebagai idola masarakat.
Faktor yang intangible adalah sikap dan penerimaan masarakat terhadap
pengusaha yang berhasil. Mereka telah menjadi role model dan inspirasi bagi
peminat 2 usaha. Media banyak membuat artikel mengenai sejarah keberhasilan
pengusaha 2 tersebut yang pada umumnya mulai dari bawah. Mereka sering
diundang dalam seminar 2 .

Pendidikan dan sekolah 2 entrepreneur.
Saat ini banyak institusi pendidikan yang menawarkan pe ndidikan kewirausahaan.
Generasi mahasiswa sangat berminat menekuni disiplin ilmu ini karena mungkin
didorong oleh tingkat pengangguran tinggi dan role model pengusaha sukses
yang banyak dimuat artikelnya di-beberapa majalah.

Service economy
Banyak peminat baru yang beralih atau mengawali usaha jasa. Usaha ini
modalnya relatif rendah dan menjadi trend usaha terutama dikota besar. Usaha
jasa ini termasuk jasa travel, computer, recruiting, bimbingan test ujian masuk
perguruan tinggi, dsb.
10

Kemajuan teknologi
Dengan berkembangnya information technology, personal computer (PC) yang
berkekuatan besar, mesin fax, printer, answering machine, slides in focus dsb
dapat diperoleh dipasaran. Mesin 2 tersebut yang cukup portable telah berjasa
sebagai perangkat yang memberikan kontribusi penting bagi pengusaha
mengembangkan usahanya.

Independent life style
Trend generasi saat ini lebih menyukai hidup yang lebih relax daripada generasi
orang tuanya. Entrpreneurship merupakan trend pilihan mereka. Perangkat high
tech merupakan sarana untuk membantu usaha yang sesuai dengan life style
mereka.

Kesempatan internasional
Usaha kecil masa kini tidak lagi terbatas dengan pelanggan ( customers) didalam
negeri. Kemajuan teknologi telah membuat dunia usaha kecil memiliki
kemampuan untuk memperluas usahanya tanpa batas 2 negara. Contohnya,
pengusaha kerajinan kelinci disepanjang jalan Lembang Bandung mempunyai
pesanan 2 dari luar negeri. Banyak pengusaha kecil lainnya yang mempunyai
hubungan dagang dengan luar negeri.
I.5 Trend pada Entrepreneurship

Part time-entrepreneur
Berusaha secara part-time atau self employed merupakan cara yang disukai bagi
para pekerja yang ingin mencoba ber-business. Risiko usaha biasanya relatif kecil
karena waktu sangat terbatas. Bila usahanya berkembang, banyak usaha parttime beralih menjadi full-time business.

Usaha berbasis di rumah (home-based business)
Home-based business banyak dijumpai di-kota 2 kecil. Sebagai contoh adalah
usaha makanan, batik, sutera, dsb. Dengan kemajuan IT dan tersedianya lap -top
computer yang berkemampuan tinggi, mulai banyak usaha jasa yang berbasis
dirumah.

Usaha keluarga (Family business)
Usaha keluarga adalah usaha yang melibatkan dua atau lebih anggota keluarga
dalam pengawasan keuangan. Usaha keluarga bisa berkembang sangat kuat
karena nilai 2 keluarga (family values) dan tradisi kehormatan keluarga menjadi
pegangan perusahaan. Karena usaha keluarga ini biasanya dipimpin oleh seorang
kepala keluarga yang dihormati, umumnya suksesi pimpinan ( management
11
succession) menjadi masalah. Banyak contoh usaha keluarga yang sumber
masalahnya didalam bila terjadi penggantian pimpinan yang berhalangan tetap.

Usaha suami istri (Copreneurs)
Ini adalah usaha yang dijalankan bersama oleh pasangan suami istri yang
bertindak sebagai pemilik bersama.

Corporate dropouts
Perusahaan besar pada saat tertentu akan menjalankan penyusutan (downsizing)
organisasi. Hal seperti ini lazim disebut restructuring. Banyak tenaga 2 terlatih di
PHK. Mereka umumnya adalah berpendidikan sarjana, manager yang
berpengalaman dalam bidang management dan pengetahuan business. Karena
sudah saling mengenal mereka ini akan berhimpun dan sepakat untuk mendirikan
usaha.
I.6 Perusahaan Kecil dan Daya Saing (competitive advantage)
Dalam situasi apapun usaha kecil menenga h (UKM) memiliki faktor kelebihan yang
memungkinkan mereka berhasil.
Faktor pertama adalah kemampuan kecepatan tanggap terhadap trend perubahan
pasar yang diakibatkan dari hubungan dekat para UKM dengan konsumennya.
Perusahaan besar mengeluarkan biaya bes ar dan energi untuk mengetahui kebutuhan
konsumen dan memerlukan waktu untuk menanggapinya.
Faktor kedua yang membedakannya dari perusahaan besar adalah kemampuan berinovasi. Kebebasan atau fleksibilitas pengusaha UKM ( entrepreneur) memungkinkan
perusahaan untuk ber-reaksi cepat bila ada perubahan atau kesempatan baru muncul.
Perusahaan besar tidak dapat cepat mengadakan perubahan karena di ’hambat’ oleh
birokrasi dan berbagai prosedur perusahaan. Inovasi dalam lingkungan UKM dapat
berupa

Inovasi produk (versi baru, perbaikan model lama)

Inovasi proses (perbaikan proses pembuatan menjadi lebih efisien)

Inovasi jasa (memperkenalkan penawaran jasa yang baru)
Faktor ketiga adalah fleksibilitas. Perusahaan besar lebih banyak menggunakan mesin
yang sifatnya single purpose, inventory yang besar, alat produksi yang ’kaku’,
dibandingkan dengan situasi diperusahaan kecil. Jadi perusahaan kecil lebih fleksibel
untuk menjalankan perubahan.
I.7 Penyebab Kegagalan pada Usaha Kecil dan Usaha Mengatasinya
Biasanya dengan alasan dana terbatas, kurang memiliki pengalaman dan pengetahuan
managerial, kondisi keuangan yang tidak stabil, usaha kecil sangat rentan terhadap
12
kegagalan. Berikut ini uraian mengenai alasan kegagalan usaha dan cara
menghindarinya.
I.7.1 Alasan kegagalan usaha

Kurang pengetahuan managerial (management incompetence).
Umumnya dalam dunia usaha kecil ketidak mampuan dan kurang pengalaman
dalam bidang management adalah alasan utama usaha itu mengalami kegagalan.
Hal ini banyak diakibatkan oleh langkah 2 business yang tidak tepat (poor decision
making), kepemimpinan lemah dari pemilik usaha ( poor leadership). Kerap terjadi
usaha gagal bukan karena masalah keuangan tetapi management yang lemah.

Kurang pengalaman.
Pimpinan suatu usaha kecil harus menge nal dan berpengalaman dalam bidang
usaha yang digelutinya. Misalnya bila seorang ingin membuka usaha pakaian jadi,
ia sebaiknya pernah bekerja ditoko pakaian. Pengalaman demikian akan
mendukung pengetahuan mengenai sifat dari usaha ini.

Pengawasan keuangan yang lemah (poor financial control)
Management yang baik adalah kunci keberhasilan usaha. Effective manager
menyadari bahwa usaha yang berhasil memerlukan pengawasan keuangan yang
baik. Toleransi akan kesalahan dibidang keuangan sangat tipis.
Dua gejala keuangan yang dapat melemahkan usaha kecil yaitu, kekurangan dana
dan terjerat pada kredit macet ditangan pelanggan (customer credit).
Praktek perusahaan untuk mengizinkan pelanggan yang bonafide menunda
pembayaran (on credit) dapat dilaksanakan secara hati 2 .

Tidak membuat rencana strategis (strategic plan)
Tanpa rencana strategis yang jelas, suatu usaha tidak mempunyai dasar untuk
men-siasati jalannya perusahaan kedepan dalam usahanya membentuk dan
mempertahankan daya saing dipasar. Untuk mendapat gambaran dilapangan
secara realistis, jawaban pertanyaan2 dibawah harus diketahui untuk menyusun
siasat jalannya perusahaan.
1. Apakah produk ini sesuatu yang pelanggan ( customers) butuhkan dengan
tingkat harga yang terjangkau?.
2. Segment pelanggan yang bagaimana yang menjadi sasaran (target)?
3. Apa yang membuat usaha ini menarik perhatian dan bagaimana
mempertahankan pelanggan?.
4. Apa usaha perusahaan untuk memberikan kepada pelanggan pe layanan
yang lebih baik daripada pesaing kita?
13

Perkembangan yang tidak terkendali
Usaha yang berkembang adalah tujuan setiap pengusaha. Secara ideal ekspansi
dibiayai oleh penghasilan sendiri atau modal pribadi pengusaha, tetapi seringkali
modal tambahan diperoleh dari sumber luar.
Ekspansi membutuhkan perubahan besar pada struktur organisasi perusahaan,
prosedur inventory, pengawasan keuangan , penempatan tenaga ahli dan
lain2nya. Tetapi yang terpenting adalah perubahan tenaga ahli dalam jajaran
management. Sejalan dengan membesarnya perusahaan menjadi lebih kompleks
(complexity), manager harus siap menghadapi situasi baru ini. Kadang2
pengusaha mendorong berkembangnya perusahaan secara cepat yang kemudian
disadari bahwa besarnya telah melampaui kemampuan management
mengurusnya.

Lokasi yang tidak tepat
Sering kali lokasi usaha dipilih tanpa dipelajari, diperiksa dan dirancang dengan
baik. Terutama bagi usaha retail inti utamanya adalah sales. Lokasi menjadi suatu
pilihan kunci keberhasilan usaha. Lokasi mempunyai dua faktor konsiderasi
utama. Berapa biaya operasi dll dikeluarkan da n berapa volume penjualan yang
bisa dihasilkan.

Pengawasan stok barang lemah (improper inventory control)
Pengawasan inventory sering tidak diperhatikan. Ini berakibat persediaan bahan
baku habis dan penyerahan (delivery) terlambat, dsb. Kelemahan invento ry
control adalah stok barang yang berlebih atau stok dari tipe yang salah dalam
jumlah besar. Banyak contoh pengusaha kecil yang modalnya tertanam pada
jumlah stok barang yang terlalu banyak atau tidak terpakai, sehingga menciptakan
”dead money”.
I.7.2 Cara menghindari kegagalan

Kenalilah usaha anda secara mendalam
Pelajarilah lingkungan dunia usaha yang akan dijalankan. Lakukanlah kontak
dengan pemasok (supplier), calon pelanggan (customers), asosiasi dagang,
industri lain yang akan kita jalani, untuk mendapatkan informasi se-luas 2 nya.

Buatlah satu rencana kerja (business plan) yang matang.
Untuk seorang entrepreneur suatu business plan yang dipersiapkan dengan
matang merupakan langkah yang crucial untuk mempersiapkan keberhasilan
usaha. Tanpa rencana usaha, perusahaan akan berjalan kearah yang tidak pasti.
Business Plan dibahas secara lebih mendalam pada bab VIII
14

Mengatur sumber dana (manage financial resources)
Langkah pertama mengatur sumber dana adalah pengadaan dana awal (startup
capital) yang cukup. Suatu usaha harus mem iliki sumber cash yang cukup untuk
membayar tagihan dan kewajiban lainnya.

Mengerti membaca laporan keuangan
Setiap pemilik usaha akan tergantung dari catatan dan laporan keuangan untuk
mengetahui kondisi perusahaan. Bila betul 2 dianalisa dan dipelajari secara
cermat, laporan keuangan akan menjadi indikator yang benar untuk mengetahui
kesehatan perusahaan.

Belajar mengatur manusia dengan efektif.
Setiap usaha akan bergantung pada suatu sistem yang terdiri dari pegawai yang
terlatih dan memiliki motivasi yang tinggi. Pemilik akan menjalankan usaha
sebagaimana yang ia inginkan melalui pegawainya. Kepemimpinan sangat penting
untuk membentuk team yang bermotivasi tinggi bekerja menuju goals dan target
yang diharapkan oleh pemilik.
I.8 Teknopreneurship
Saat ini kita sering mendengar istilah Teknopreneur.
Seorang Teknopreneur dapat didefinisikan sebagai para pelaku usaha yang
mengembangkan peluang / gagasan bisnisnya dengan memanfaatkan kemampuan dan
ketersediaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bisnis yang dikembangkan Teknopreneur
dikenal sebagai bisnis teknologi. Teknopreneur dalam mengembangkan bisnisnya
mempergunakan kekuatan inovasi teknologi. Teknologi ini tidak harus selalu ’hi-tech’,
juga tidak selamanya harus technical.
Teknologi didefinisikan sebagai aplikasi dari pengetahuan kepada pekerjaan manusia.
Jadi, accounting, marketing, program mentoring yang terencana, dsb adalah juga
teknologi.
Teknopreneurship sebagian besarnya masih entrepreneurship. Hanya perbedaannya
Teknopreneurship terlibat pada kegiatan penjualan produk innovative (misalnya produk
’Intel’), atau memanfaatkan secara innovative teknik pen-distribusi-an produk ke
consumer seperti misalnya bisnis ’eBay’ atau ke-dua 2 kegiatan diatas misalnya yang
dilakukan perusahaan komputer ’Dell’.
I.9 Intrapreneurship
Intrapreneurship adalah praktek pendekatan dan kemahiran entrepreunial yang dilakukan
didalam kalangan perusahaan atau dirumah. Karyawan yang mungkin sedang ditugaskan
15
mengerjakan suatu proyek harus memiliki semangat entrepreneur meskipun perusahaan
mempunyai sumber (resources) dan kemampuan cukup yang tersedia dan siap
dimanfaatkan.
Menangkap sebagian kecil dari dinamika entrepreunial management (mengerjakan
sesuatu hingga berhasil, belajar dari kegagalan , penghematan,dll.) merupakan kegiatan
yang sangat berguna terutama bagi Perusahaan yang statis.
Seorang intrapreneur adalah orang yang fokus pada inovasi dan kreativitas yang
merubah gagasan dan ’mimpi’nya menjadi kegiatan yang mendatangkan untung didalam
lingkungan organisasinya (perusahaan atau rumah tangga, dll.). Intrapreneur sering juga
disebut ’Inside entrepreneur’
16
II. MERANCANG MODEL USAHA yang BERSAING dan
PERENCANAAN STRATEGI USAHA (Business
Strategic Plan) yang SOLID
Dialam persaingan usaha yang bersifat global dimasa kini, setiap usaha baik kecil
maupun besar yang berjalan tanpa satu strategi yang jelas, kedudukannya akan sangat
rawan (vulnerable). Perusahaan yang berjalan tanpa strategi mungkin saja akan berhasil
sesaat, tetapi begitu ancaman persaingan muncul tanpa diperkirakan sebelumnya,
perusahaan demikian akan sulit bertahan.
Faktor utama yang dihadapi pemilik usaha masa kini mengalami pergeseran dasar; dari
modal keuangan ke modal intelektual ( financial to intelectual base capital). Modal
intelektual masa kini menduduki faktor yang sangat penting, dan berfungsi sebagai
sumber dari daya saing dipasar (source of competitive advantage in the marketplace).
Intelectual Capital terdiri dari tiga komponen.
1. Modal SDM (Human capital), merupakan bakat, kreativitas, keahlian (skills), dan
kemampuan sumber daya manusianya untuk menciptakan strategi, rencana, dan
proses produksi yang innovative.
2. Modal struktural (structural capital), merupakan kumpulan pengetahuan,
pengalaman yang dimiliki perusahaan untuk dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan oleh SDM di perusahaan.
3. Modal pelanggan (customer capital) adalah modal dasar hubungan baik dengan
pelanggan, berupa reputasi baik, hubungan yang tidak terputus, kemauan baik
(good will) yang selama ini dibina.
Pengusaha makin sadar bahwa modal yang berada didalam ketiga faktor diatas
membentuk fondasi dari kemampuannya untuk bersaing secara efektif dan mereka harus
menggunakan modal yang bersifat intangible ini secara hati 2 .
Aturan main dari usaha yang bersaing (business’ competitive game) selalu berubah.
Untuk mempertahankan keberhasilan, pengusaha tidak dapat berjalan tanpa perubahan.
Senjata yang harus dipakai oleh seorang pengusaha untuk menghadapi situasi yang
selalu berubah dan mempertahankan keberhasilannya adalah proses strategic
management. Strategic management menyangkut pengembangan rencana strategi
yang menjadi pegangan perusahaan untuk mempertahankan arah perjalanan dalam
pencapaian visi, misi, goals, dan objectives. Gagasan ( ideas) strategic management ini
singkatnya adalah suatu lembaran cetak biru untuk ‘matching’ kekuatan dan
kelemahannya, terhadap kesempatan dan ancaman disekitar. ( matching strength and
weakness to the opportunities and threats in the environment ).
17
II.1 Menciptakan daya saing (Competitive advantage)
Tujuan jangka panjang (goal) dari suatu rencana strategis (strategic plan) adalah
terciptanya daya saing (competitive advantage).
Secara definisi pengertian competitive advantage adalah kumpulan faktor yang
membedakan usaha kecil dari pesaingnya dan memberikan nya posisi yang kuat terhadap
pesaingnya. Singkatnya, suatu usaha yang menawarkan kelebihan khas yang sulit ditiru
pesaingnya.
Untuk menjamin agar usaha kita berhasil, harus diusahakan adanya daya saing
perusahaan (competitive advantage). Umumnya competitive advantage dapat diawali
dengan pertanyaan ’apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh konsumen’.
Competitive advantage datang dari satu atau gabungan dari enam faktor berikut. Secara
rinci enam faktor berikut ini dibahas pada bab VII.5, menyusun Marketing Strategy.
1. Kualitas
2. Harga
3. Lokasi
4. Seleksi
5. Pelayanan (service)
6. Kecepatan
Setelah point 2 diatas kita sesuaikan dengan jenis usaha kita, maka kita melangkah
kepada competitive strategy.
Core competencies
Menciptakan daya saing saja tidak cukup; kunci sukses adalah menciptakan strategi
untuk mempertahankan daya saing tersebut secara terus menerus (building a sustainable
competitive advantage over time).
Usaha untuk mempertahankan daya saing yang sustainable adalah menciptakan
kemampuan dasarnya (core competencies) yang mampu melayani target pelanggan
(targeted customers) lebih baik dari pesaingnya. Core competencies adalah gabungan
kekuatan khusus yang dimiliki perusahaan yang dikembangkan untuk selalu mengalahkan
pesaingnya dalam usaha merebut dan mempertahankan target pelanggan tertentu
(targeted customers). Kekuatan khusus tersebut antara lain misalnya, kualitas tinggi,
pelayanan pelanggan (customer service), innovasi, kerja sama dalam team (team
building), fleksibilitas, kecepatan tanggap (responsiveness), dll.
Sebagaimana diperlihatkan pada gambar II.1, core competencies merupakan hasil dari
kombinasi kemampuan perusahaan untuk bersaing, yang didukung oleh ber -macam 2
keahlian yang dimiliki dan pembelaj aran dari berbagai pengalaman yang dialami dari
waktu kewaktu. Unsur 2 competence biasanya meliputi empat atau lima bidang saja. Agar
18
efektif secara strategis, unsur 2 competence ini harus sulit ditiru oleh pesaing, dan harus
memberikan kesan menguntungkan pelanggan.
Capabilities
Lessons
learned
Core
Competencies
ss
Sustainable
competitive advantage
Superior value
For customers
learned
learned
Skills
Gambar II.1
Membangun Sustainable
Competitive Advantage
Keunggulan core competence perusahaan kecil biasanya dikarenakan misalnya oleh
kegesitan, kecepatan, kedekatan dengan pelanggan, pelayanan yang efisien, atau
kemampuan berinovasi. Singkatnya, perusahaan kecil mempunyai banyak kemud ahan
yang memungkinkan mengerjakan dengan cepat hal 2 yang perusahaan besar tidak
mampu. Keunggulan perusahaan kecil analisa secara rinci pada bab I.6.
II.2 Strategic Management Process
Strategic planning bukanlah suatu rencana tunggal, tetapi suatu prose s berkelanjutan.
Pemikiran strategic tidak mengenal titik akhir sehingga merupakan perencanaan yang
kontinu.
Strategic management process terdiri dari sembilan langkah (steps).
Step 1 Tentukan visi yang jelas dan terjemahkan kepada statement misi
untuk mencapai visi tersebut.
Vision statement itu dasarnya nilai (value). Sesuatu yang baik yang dapat
dilakukan seorang Entrepreneur adalah menulis value tersebut dan berbagi rasa
(sharing) dengan pegawainya. Seorang entrepreneur sejati adalah seorang yang
senantiasa fokus pada tujuan utama usahanya daripada sekedar ’mencetak uang’.
Vision statement yang jelas akan membantu perusahaan dalam tiga hal.
1. Visi memberikan arah. Visi perusahaan mengarahkan perhatian setiap
orang kepada masa depan, dan memberikan c ara yang diambil
perusahaan untuk mencapainya.
19
2. Visi menentukan keputusan. Visi akan mempengaruhi pengambilan
seberapa besarpun keputusan perusahaan yang dilakukan pemilik usaha,
seorang manager, dan karyawan dalam kegiatan setiap harinya.
3. Visi memotivasi karyawan. Visi yang jelas akan merangsang dan
mendorong seseorang untuk berkarya. Seseorang akan termotivasi untuk
bekerja pada perusahaan yang memiliki target yang tinggi.
Yang terbaik untuk menterjemahkan nilai ( value) dengan tindakan nyata se-hari 2 adalah
menulis mission statement sebagai media untuk mensosialisasikan nilai 2 tersebut kepada
karyawan.
Elemen dari suatu Mission Statement. Misi perusahaan tidak perlu dibuat terlalu
panjang agar efektif. Tiga faktor kunci seorang pengusaha dan karyawann ya harus
perhatikan bila menyusun mission statement adalah sbb.

Tujuan perusahaan: Apa yang ingin kita capai dengan usaha yang dijalankan?

Usaha yang dijalankan: Bagaimana cara kita mencapai tujuan diatas?.

Nilai perusahaan: Prinsip dan keyakinan apakah yang membentuk fondasi cara
kita berusaha?.
Mission statement perusahaan mengutarakan karakter, identitas, dan scope operasional.
Agar efektif, mission statement harus menjadi bagian alami dari perusahaan, terefleksi
dalam pikiran, sikap, kebiasaan, dan pe ngambilan keputusan setiap harinya oleh
karyawan.
Step 2 Tentukan kekuatan utama perusahaan dan kelemahannya.
Kekuatan (strength) adalah faktor internal yang positif dimana perusahaan dapat
gunakan untuk mencapai misi, goals dan objectivenya. Termasuk dalam kategori
ini adalah memiliki keahlian tertentu, reputasi dan kesan baik masarakat, team
sales yang berpengalaman, terbentuknya basis pelanggan setia, dan banyak
faktor lainnya.
Weakness adalah faktor internal negatif yang mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk mencapai misi, goals, dan objectivenya. Contohnya,
keterbatasan modal, kekurangan tenaga ahli, kemampuan rendah terhadap
teknologi, dan lokasi yang tidak menguntungkan.
Pengenalan strength dan weakness membantu pemilik usaha untuk mengerti
keadaan usaha pada awal berdirinya. Biasanya dipakai balance sheet untuk
menganalisa strength dan weakness perusahaan. Bagian yang positif
mrefleksikan keahlian, pengetahuan, atau sumber 2 yang mendukung keberhasilan
perusahaan. Bagian yang negatif mencatat faktor 2 keterbatasan yang
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk bersaing. Balance sheet ini dapat
20
dipakai untuk menganalisa faktor kinerja perusahaan, antara lain, sdm, keuangan,
produksi, marketing, pengembangan produk, organisasi dsb.
Step 3 Telusuri dunia usaha disekitar untuk melihat kesempatan dan
ancaman yang dihadapi perusahaan.
Kesempatan (opportunities). Begitu pengusaha sudah membuat daftar internal
inventory dari strength dan weakness perusahaan, maka berikutnya adalah
mengumpulkan faktor 2 eksternal untuk melihat bila ada opportunity dan threats
yang dapat memberi dampak signifikan kepada kegiatan usaha.
Opportunities adalah pilihan positive external yang dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan untuk mencapai misi, goals, dan objective nya. Dalam melihat factor
opportunities seorang pengusaha harus memperhatikan potensi pasar ( new
market potential). Apakah competitor tidak melihat potensi suatu niche dimarket?.
Adakah jalan lebih baik untuk mencapai pelanggan?.
Threats. External forces negative yang mempengaruhi kemampuan perusahaan
untuk mencapai misinya, goals, dan objective, disebut Threats. Dalam dunia
usaha, threats dapat berupa pesaing masuk daerah operasi pasar kita, resesi
ekonomi, kenaikan suku bunga bank, kemajuan teknologi yang ber akibat produk
perusahaan menjadi obsolete, dsb.
Opportunities dan threats adalah produk interaksi dari kekuatan, trends, dan
kejadian diluar kontrol dunia usaha. Interaksi antara strength dan weakness serta
opportunities dan threats dapat dianalisa secara teliti dengan menggunakan
SWOT analysis sebagai bagian dari strategic plan.
Step 4 Temukan faktor 2 kunci yang dapat menunjang keberhasilan usaha.
Setiap operasional usaha (business) mempunyai ciri khas faktor yang sepenuhnya
mereka kuasai dan memberikan kontribusi utama pada keberhasilan ( key success
factor). Beberapa contoh misalnya, untuk usaha restoran:

Pengaturan biaya (cost control) yang ketat

Pengawasan ketat terhadap sisa makanan, menghindari pemborosan

Pilih lokasi yang tepat

Kualitas makanan yang baik

Consistency

Kebersihan

Pelayanan yang ramah dan bersahabat

Menawarkan paket kredit bagi pelanggan tetap
21
Dari contoh diatas competitive advantage yang dimiliki bersumber pada faktor
penekanan biaya. Beberapa lebih bersifat intangible tetapi penting, seperti
kualitas produk, pelayanan yang ramah, lokasi penjualan dan tersedianya kredit
untuk pelanggan.
Step 5 Pelajari persaingan yang ada.
Pengamatan terhadap pesaing kita dapat memberi informasi terbaru dengan
menjawab pertanyaan 2 berikut.

Siapakah pesaing utama kita?

Kompetensi apa yang istimewa dari mereka?

Bagaimana struktur biaya mereka dibandingkan kita?

Apa ada pesaing baru yang memasuki pasar kita?

Dapatkah kita mengetahui strategi kunci mereka?

Apakah kekuatan dan kelemahan mereka?

Datanglah ke pameran dagang dan kumpulkan brosur pesaing kita untuk
dianalisa.

Bila memungkinkan belilah produk pesaing kita untuk dianalisa.
Step 6 Tentukan target dan tujuan perusahaan.
Sebelum pengusaha merancang strategi yang lengkap ( comprehensive), ia harus
menetukan goals dan objectivenya, yang memberikan pegangan akan target yang
ingin dicapai dan memberikan dasar evaluasi keberhasilan.
Goals (target) adalah sesuatu yang luas dan jangka panjang yang ingin dicapai
oleh sebuah usaha (business). Sifatnya umum dan tidak spesifik bahkan abstract.
Goals merupakan jawaban dari pertanyaan berikut.
Apakah anda ingin masuk pasar yang baru atau menaikkan penjualan dikondisi
seperti sekarang?.
Return apa yang anda harapkan dari investasi sekarang?. Memba has issue yang
umum ini akan menolong kita fokus pada fase berikut yakni menentukan objective
yang realistik.
Objective (tujuan) merupakan target yang lebih spesifik. Objective termasuk
keuntungan, produktivitas, pertumbuhan ( growth), efficiency, pangsa pasar
(market share) dll. Karena beberapa objective bertentangan satu dengan lainnya,
manager harus menyusun prioritas, memilih objective yang terpenting.
22
Step 7 Pelajari opsi 2 strategi yang ada dan pilihlah strategi yang sesuai.
Strategi adalah peta (road map) dan master plan disusun oleh Entrepreneur
berisi petunjuk taktik dan pelaksanaan untuk mencapai misi, goals dan objective
perusahaan. Ada tiga strategi dasar yang harus dilaksanakan seorang
entrepreneur, seperti dijelaskan berikut ini.
Cost leadership strategy adalah strategi dimana perusahaan mengusahakan
ongkos produksi terendah untuk menyaingi pesaing (competitor).
Differentiation strategy, sebuah strategi dimana perusahaan mengusahakan
kesetiaan pelanggan dengan cara memposisikan pro duk atau jasa dengan cara
berbeda.
Focus strategy. Suatu strategi dimana perusahaan memilih satu atau lebih
segmen pasar, mencatat kebutuhan khusus pelanggan, dan memberikan
pelayanan se-baik2nya untuk memenuhi kebutuhan-khusus pelanggan.
Step 8 Terjemahkan rencana strategi (strategic plan) menjadi rencana kerja
(action plan)
Tidak ada rencana strategi yang lengkap sampai rencana tersebut diterjemahkan
kedalam rencana kerja.
Menindak lanjuti strategi (implement the strategy) agar mudah dilaksanakan,
pemilik usaha harus membagi kedalam proyek 2 , mencoba mengenal masing 2
secara spesifik dengan menjawab pertanyaan 2 berikut.

Maksud (Purpose).
Bagaimana proyek disusun agar dapat diselesaikan dengan sempurna ?.

Ruang lingkup (scope).
Bagian apa saja diperusahaan yang terlibat dalam proyek ?.

Kontribusi.
Bagaimana proyek secara khusus berhubungan dengan proyek lainnya
dan dengan keseluruhan strategic plan pada umumnya?.

Kebutuhan sumber (Resource requirement).
Seberapa besar sumber daya manusia dan keuangan yang diperlukan
untuk menyelesaikan proyek?

Waktu (timing).
Bagaimana schedule dan target deadline untuk selesainya proyek?.
Step 9 Rencanakan pengawasan yang baik.
Mengawasi proyek dan menjaga agar tidak keluar jadwal berarti pemilik harus
mengamati dan mengikuti indikator faktor kunci. Sumber dari indikator tersebut
23
terletak di catatan operasi aktivitas harian. Catatan ini membantu mengawasi
deviasi (penyimpangan) dari standard yang disusun. Catatan keuangan, produksi,
penjualan, inventory dan catatan operasional lainnya merupakan dokumen penting
yang berfungsi membantu pengawasan.
Proses perencanaan strategis tidak berhenti dengan sembilan step
sebagaimana diuraikan diatas. Prosedur ini terus berulang ( ongoing
procedures) sehingga manager dan karyawan bertambah pengalamannya
dan memudahkan proses selanjutnya.
Rencana strategis (Strategic planning) mengajarkan pelaku usaha untuk
memiliki semangat disiplin yang dibutuhkan untuk kelangsungan usaha.
Proses ini menolong setiap karyawan untuk leb ih mengerti akan usahanya,
Core competencies, pesaingnya, dan yang terpenting pelanggannya. Meskipun rencana
strategis tidak menjamin sukses, tetapi renstra ini menambah daya tahan usaha kecil
dialam usaha yang penuh dengan persaingan ketat.
24
III. STRATEGI AWAL USAHA (ENTRY
STRATEGIES) dan HARVESTING
III.1 Pendahuluan
Mendirikan suatu peluang usaha adalah pe kerjaan trial-and-error dan process yang
iterative sampai menemukan bentuk yang sempurna. Faktor pendorong utam a (primary
driving force) dibalik keberhasilan suatu usaha baru adalah koordinasi dari tiga elemen
berikut yakni,
Penggagas (the Founder),
Kesempatan (the Opportunity)
Modal (the Resources).
25
Kunci sukses yang mendukung lahirnya usaha baru ( new venture) adalah kesinambungan
(continual), hati 2 , penilaian yang realistik dari faktor diatas dan waktu yang tepat ( real
time) dimana aktivitas usaha ini berjalan.
Setiap kegiatan usaha (Entrepreunial event) terjadi pada periode waktu yang tepat ( real
time). Waktu dapat menjadi kawan, musuh atau keduanya. Jadi waktu sangat krusial
pada setiap situasi didunia usaha ( entrepreunial situation). Proses untuk mengenal dan
merebut kesempatan (opportunity) sering diibaratkan sebagai gelas pasir dimana bila
pasir dibagian atas gelas habis berpindah ke ruang dibawahnya identik dengan habisnya
dana (cash) dalam proses usaha.
Banyak gagasan (ideas) yang dimiliki oleh entrepreneur, innovator, penemu ( inventors)
dan mahasiswa. Harus diingat bahwa gagasan ( ideas) tidak selalu identik dengan
kesempatan (opportunity). Untuk mengerti hal ini harus dipahami bahwa entrepreneurship
adalah proses yang mengacu pada pasar ( market-driven process).
Kesempatan (opportunity) itu menarik, awet (durable), sesuai waktu (timely) dan
dikaitkan dengan produk atau jasa yang diciptakan untuk memberi nilai tambah untuk
pembeli.
Tantangannya kemudian adalah menangkap kesempatan dibalik ‘kekacauan’ situasi
pasar, informasi yang tidak konsisten, dsb. Dalam situasi demikian opportunity terbuka
lebar. Seseorang yang memiliki indera business akan cepat melihat kesempatan dalam
‘kekacauan’ situasi selagi mayoritas masarakat belum menyadari.
Opportunity itu diciptakan atas dasar gagasan ( ideas) dan kreativitas usaha
(entrepreneurial creativity). Dalam suatu system ekonomi bebas, opportunity itu timbul
pada situasi yang berubah, kekacauan, kebingungan, inkonsistensi, kesenjangan
informasi dan situasi ke’vacum’an lainnya dalam industri dan pasar. Perubahan dalam
dunia usaha dan antisipasi akan perubahan adalah hal yang kritis dalam dunia
entrepreneurship. Selalu waspada pada perubahan adalah kebiasaan yang
menguntungkan bagi seorang pengusaha. Karenanya seorang entrepreneur yang
credible, creative dan berkemauan keras (decisive) akan dapat merebut kesempatan
ketika sebagian masarakat masih mempelajari situasi.
Definisi usaha (Business definition)
Ada 4 tipe dasar usaha (business)
1. Manufacturing – membuat produk yang tangible
2. Wholesale – Memborong dalam jumlah besar ( bulk) dari manufacturer dan
menjual dalam beberapa jumlah lebih kecil kepada pengecer ( retailer)
3. Retail – Menjual eceran kepada konsumen
4. Service – Menjual produk yang bersifat intangible kepada konsumen
26
Definisi usaha mempunyai tiga elemen.
1. Penawaran produk/jasa (offer) – Apa yang kita jual kepada konsumen? Ini
termasuk produk dan jasa dan bagaimana harganya
2. Target pasar/konsumen – Segmen konsumen seperti apa yang kita tuju?. Ini
dinamakan target market. Menetapkan target pasar sedemikian hingga akan
membantu menentukan konsumen potensial a dalah faktor yang penting untuk
mencapai sukses.
3. Produksi dan kemampuan penyaluran kekonsumen – Bagaimana kita
menyalurkan produk kita kepada konsumen dengan memuaskan
III.2 Menciptakan Usaha (Business) dari Suatu Kesempatan (Opportunity)
Kadang 2 entrepreneur melihat kebutuhan customer sebelum customer itu sendiri
menyadarinya. Pada saat computer pertama diciptakan, bentuk fisiknya besar dan
kemampuannya tidak sebesar seperti sekarang. Harganya sangat mahal hanya dapat
dimiliki oleh perusahaan besar untuk keperluan operasinya. Masarakat awam tidak
pernah membayangkan untuk memiliki computer karena hal 2 diatas dan cara
pemakaiannya tidak mudah. Tetapi pencipta Apple computer Stephen Wozniak
membayangkan bahwa suatu waktu dipastikan setiap rumah tangga akan memerlukan
alat ini untuk keperluan se-hari 2 . Tantangannya adalah ukuran fisiknya kecil,
kemampuannya besar dan harganya terjangkau.
Pada tahun 1970 Stephen (the founder) bergabung dengan Steve Jobs melihat
kesempatan (the opportunity) dan memulai menciptakan design Apple personal
computer yang layak dipakai untuk umum. Lalu mereka mendapatkan investor ( the
resources) dan segera menyusun business plan.
Kemudian Apple computer ciptaan mereka mendapat sambutan besar dari masarakat
sehingga pada tahun 1984 tercatat penjualan sebesar $1.5 milyard, mengalahkan industri
besar IBM, Hewlett-Packard.
Suksesnya mereka adalah karena melihat kesempatan untuk membuat produk yang
memuaskan kebutuhan masarakat, dimana perusahaan raksasa diatas tidak melihatnya.
Mendirikan usaha baru akan berisiko berhadapan dengan pesaing usaha sejenis.
Hadirnya pesaing baru berarti bertambah cost diikuti dengan mengecilnya pangsa pasar,
berkurangnya profit margin karena penurunan harga jual, biaya extra iklan untuk
mengingatkan pelanggan bahwa pengusaha lama masih exist, dsb. Pengusaha baru akan
masuk pasar dengan penawaran menarik bagi calon pelanggan, setelah mempelajari
kelemahan pengusaha yang sudah berjalan.
Satu dari putusan pertama seorang entrepreneur lakukan adalah memilih be ntuk
kepemilikan (ownership) pada usaha yang baru. Merubah bentuk bila dirasa kurang
27
cocok dapat dilakukan tetapi akan sangat complex dan ber-belit 2 (complicated) dan
mahal. Karenanya sangat penting untuk memilih bentuk yang tepat sebelum melangkah
berusaha.
Setiap bentuk usaha mempunyai kelebihan dan kekurangannya yang khas. Kunci dari
memilih bentuk usaha yang tepat adalah mengenal karakteristik dari bentuk yang dipilih,
dan mengetahui dampaknya terhadap lingkungan usaha. Meskipun tidak ada be ntuk
kepemilikan yang ideal untuk setiap situasi, tetapi pasti ada bentuk yang cocok untuk
suatu situasi pengusaha (entrepreneur’s circumstances).
III.3 Bentuk Kepemilikan Usaha (Form of Ownership)
Dibawah ini adalah beberapa pertimbangan yang setiap pengusaha harus pelajari
sebelum mengambil pilihan bentuk kepemilikan (form of ownership).

Pertimbangan pajak.
Pengusaha harus menghitung jumlah pajak
tahunan untuk setiap pilihan bentuk usaha.

Liability exposure. Suatu bentuk tertentu dari kepemilikan usaha
menawarkan perlindungan terhadap personal
liability dari masalah keuangan, kerusakan
produk dan permasalahan 2 lainnya. Pengusaha
harus memutuskan seberapa jauh dia sanggup
menanggung personal liability untuk memenuhi
kewajiban perusahaan.

Keperluan modal awal. Pengadaan modal awal (startup capital
requirement) berbeda pada setiap bentuk
kepemilikan usaha.
Bergantung dari besar kebutuhan modal awal
dan dimana dibutuhkan, beberapa bentuk usaha
mempunyai keunggulan dari yang lainnya.

Pengawasan
Dengan memilih salah satu bentuk
kepemilikan, pengusaha akan
melepaskan sebagian pengawasannya terhadap
perusahaan. Pengusaha harus
mempertimbangkan seberapa banyak
pengawasan yang akan direlakan untuk dilepas
sebagai imbalan bantuan dari orang luar untuk
membina perusahaan.

Sasaran usaha.
Target besar usaha dan keuntungannya yang
28
(business goals)
direncanakan akan berdampak pada bentuk
kepemilikan yang sesuai dengan rencana.

Rencana penggantian Bila memilih bentuk kepemilikan
pengusaha

Pimpinan perusahaan harus melihat kedepan pada saat mereka
Management
akan meneruskan tongkat kendali
Succession plan
perusahaan kepada generasi penerus.
Beberapa bentuk kepemilikan usaha
memudahkan transisi seperti ini.
Bentuk kepemilikan usaha yang umum adalah kepemilikan tunggal ( sole proprietorship),
kemitraan (partnership) dan perusahaan/korporasi (corporations).
III.3.1 Kepemilikan tunggal (The Sole Proprietorship)
Kepemilikan tunggal (sole proprietorship) adalah usaha yang dimiliki dan dikelola
(managed) oleh seseorang. Bentuk usaha ini adalah yang paling diminati.
Keuntungan kePemilikan Tunggal.

Pembentukannya sangat sederhana.
Kenyataan yang menarik adalah betapa cepat dan sederhananya prosesnya
untuk segera memulai usaha.

Tidak terlampau mahal biaya prosesnya.

Insentif keuntungan (profit insentive).
Setelah dipotong biaya operasi dan pajak, seluruh keuntungan perusahaan
menjadi miliknya.

Pengambil keputusan tunggal.

Mudah untuk menghentikan usaha.
Kendala kePemilikan Tunggal.

Liabilitas pribadi yang tidak terbatas.
Kelihatannya inilah kekurangan/kerugian terbesar dari bentuk kepemilikan
tunggal. Semua hutang perusahaan menjadi hutang pri badi dari pemilik
perusahaan.

Kemampuan dan keahlian yang terbatas.
Dalam menjalankan usaha ada satu aspek kegiatan usaha yang tidak dimiliki
secara sempurna oleh pemilik usaha.
29

Perasaan terisolasi.
Menjalankan usaha milik sendiri mempunyai fleksibilit as yang luas tetapi ada
perasaan terpencil dimana bila ada masalah tidak ada seseorang yang dapat
diminta tolong atau nasihat (feedback advice).

Access terbatas pada kebutuhan modal.
Pemilik tunggal biasanya akan mendapat kesulitan untuk memperoleh modal bila
usahanya berkembang.
III.3.2 Kemitraan (partnership)
Kemitraan adalah gabungan antara dua atau lebih pribadi 2 yang bersepakat untuk
bergabung dan menjalankan usaha yang menguntungkan. Mitra (partner) berbagi (share)
asset, risiko (liabilities) dan keuntungan sesuai dengan perjanjian dan kesepakatan
(terms and conditions).
Kesepakatan kemitraan (partnership agreement) adalah dokumen berisi petunjuk
pelaksanaan operasi kemitraan untuk melindungi masing 2 anggota/mitra. Partnership
agreement adalah sarana (infra structure) yang dijadikan pegangan agar selalu berjalan
pada arah yang benar.
Biasanya Partnership Agreement berisi pasal 2 baku (standard) sebagai berikut.
1. Nama kemitraan
2. Maksud usaha. Apa alasan usaha ini diciptakan?.
3. Lokasi perusahaan. Dimana pusat usaha akan didirikan?
4. Periode (jangka waktu) kemitraan. Berapa lama rencana kemitraan ini
dilaksanakan?
5. Nama mitra (partners) dan alamat masing 2 .
6. Kontribusi masing 2 mitra kepada usaha. Ini termasuk pengaturan investasi
masing 2 mitra kepada usaha bersama. Beberapa mitra diminta bergabung karena
pengalamannya, jaringan pemasaran (net working).
7. Perjanjian yang mengatur pembagian laba dan rugi .
8. Perjanjian jumlah gaji atau pembagian keuntungan bagi masing 2 mitra.
9. Prosedur ekspansi melalui penambahan mitra.
Bila salah satu mitra mengundurkan diri bagaimana assets dibagi?.
10.Penjualan saham mitra. Perjanjian kemitraan harus memasukkan
pengaturan mitra bila ingin menjual bagiannya kefihak luar.
11.Berhalangan atau cacat dialami salah satu mitr a. Bila hal tersebut
terjadi untuk jangka waktu tertentu, apakah kemitraan akan
diteruskan
30
12. Modifikasi atau revisi surat perjanjian . Tidak ada dokumen yang ditulis berlaku
selamanya. Perjanjian kemitraan harus berisi pasal 2 yang mengatur modifikasi
atau revisi.
Keuntungan bentuk kemitraan
a. Mudah didirikan.
Seperti kepemilikan tunggal, kemitraan mudah dan murah
didirikan.
b. Keahlian yang saling mengisi (complementary skills).
Kemitraan akan memberi kesempatan untuk memilih mitra yang bisa salin g
mengisi.
c. Pengumpulan modal yang lebih besar .
d. Kemampuan untuk menarik mitra pasif (limited partner) .
Mitra pasif tidak ikut menjalankan operasional usaha tetapi hanya
membantu modal saja. Mitra seperti ini liabilitasnya terbatas pada
besarnya share yang dimiliki.
e. Fleksibilitas.
Kekurangan/kerugian bentuk usaha kemitraan

Kesulitan melepaskan bagian kepemilikan (share) tanpa membubarkan
kemitraannya.

Kesulitan kontinuitas (lack of continuity).
Bila satu anggota mitra meninggal, sering kali sulit mener uskan karena ahli
warisnya belum tentu mendapat hak menggantikannya.

Berpotensi terjadinya conflict antara anggotanya
III.3.3 Korporasi (Corporations)
Korporasi merupakan suatu bentuk usaha yang terpisah dari pemilik. Korporasi
menjalankan usaha, bayar pajak, hutang, membuat contract dsb.
Korporasi didefinisikan juga sebagai ‘suatu bentuk semu, tidak terlihat, intangible dan
exist hanya dalam lingkaran hukum’. Korporasi tunduk pada h ukum yang berlaku dimana
korporasi tersebut didirikan.
Keuntungan bentuk korporasi

Liability terbatas dari stockholders .
Korporasi membolehkan investor untuk membatasi liabilitynya sebatas besarnya
modal yang ditanam. Payung hukum (legal protection) terhadap asset pribadi
sangat penting bagi investor.

Kemampuan untuk menarik modal.
31
Dengan adanya perlindungan terhadap liability terbatas ( limited liability),
menjadikan korporasi bentuk yang effective untuk mengumpulkan sejumlah besar
modal. Korporasi dapat menjual sahamnya ( stock) kepada beberapa investor (a
private placement) dan kepada umum (a public offering).

Dapat selalu meneruskan operasional usaha.
Kelangsungan hidup korporasi tidak tergantung dari anggotanya ( share holders)
karena merupakan badan hukum terpisah ( separate legal entity).

Kepemilikan dapat dipindahkan (transferable ownership).
Kendala bentuk Korporasi

Proses pembentukannya menyangkut waktu dan biaya (cost).
Antara lain permasalahan dengan legal, dsb.

Berpotensi membayar pajak ganda (double taxation)
Pajak dikenakan terhadap keuntungan Korporasi da n pajak pada pemegang
saham terhadap dividend yang dibagikan.

Berpotensi menurunnya motivasi managers
Waktu perusahaan berkembang, kebutuhan manager professional timbul.
Manager 2 baru ini belum tentu mempunyai motivasi dan dedikasi seperti pemilik
dalam memajukan usaha. Cara menghindarinya, dipakai cara 2 profit-sharing untuk
manager, bahkan paket kepemilikan terbuka untuk karyawan dinamakan employee
stock ownership plan (ESOP).

Kebutuhan proses hukum dan birokrasi peraturan.
Korporasi dituntut memenuhi prosedur hukum dan keuangan yang ketat.
Entrepreneur (pemilik korporasi) harus menghindari pencampur adukan uang
pribadi dengan korporasi. Harus mengikuti peraturan ketat yang mengatur
pencatatan (recording) dan laporan transaksi business. Management haru s
mengadakan rapat tahunan dan konsultasi dengan dewan direksi ( board of
directors) mengenai putusan 2 penting. Management diwajibkan membuat laporan
keuangan tahunan (bagi perusahaan publik) kepada komisi Sekuritas ( Securities
and Exchange Commission).

Berpotensi kehilangan kontrol oleh pemilik (founder) .
Bila ’founder’/pemilik usaha menjual sebagian kepemilikannya untuk tambahan
modal bagi pengembangan usaha, maka kendali atas usahanya berkurang
tergantung dari besarnya saham yang dijual. Bila saham pemi lik tidak lagi
mayoritas, bahkan ada kemungkinan pemilik saham bergabung menjadi mayoritas
dan bersepakat untuk membeli saham dan kemudian mengeluarkan pemilik dari
perusahaan.
32
III.4 Waralaba (Franchising)
Waralaba adalah system distribusi dimana pemilik usaha semi independent disebut
franchisees membayar fees dan royalties kepada perusahaan induk atau parent company
disebut franchisor, sebagai imbalan dari hak franchisees menjual produk atau jasanya
dengan memakai pola business ( business-format) dan systemnya.
Business-format franchising adalah suatu kesepakatan dimana perusahaan induk
(franchisor) menawarkan jasa kepada perusahaan pembeli ( franchisee) dalam berbagai
bidang, antara lain, marketing, periklanan, strategic planning, petunjuk pelaksanaan
manual dan standard operasi produksi, dan petunjuk quality control.
Franchisees tidak membangun businessnya sendiri secara otonomi; tetapi mereka
membeli ‘success package’ dari franchisor, yang mengarahkan mereka bagaimana
menjalankannya.
Ada 3 type usaha waralaba (franchising).
1. Waralaba merek dagang (Tradename franchising)
Suatu sistim franchising dimana franchisee membeli hak memakai merek dagang
tanpa menjual barang spesifik buatan franchisor.
2. Waralaba keagenan produk (Product distribution franchising)
Suatu system franchising dimana franchisor memberi lisensi kepada franchisee
untuk menjual barang 2 nya dengan merek dan simbol dagang franchisor dalam
suatu jaringan distribusi yang selektif dan terbatas.
Contohnya business keagenan mobil dan produkn ya (Honda, Toyota), produk
bahan bakar (Pertamina, Shell, Petronas), soft drink (Coca -Cola, Pepsi-Cola).
3. Waralaba sempurna (Pure franchising)
Disebut juga comprehensive atau business format franchising.
Suatu system waralaba yang memberikan franchisee pola business yang lengkap
(complete business format) termasuk lisensi merek dagang, produk atau jasa
yang dijual, bentuk toko, metode operasi, strategi pemasaran, proses quality
control, dll. Bentuk ini merupakan integrasi penuh ( fully integrated business
operation). W aralaba tipe ini adalah yang paling berkembang saat ini dipakai pada
industri perhotelan, fast-food restaurant, institusi pendidikan, car rental, dll.
Franchisee mendapatkan kesempatan memiliki usaha kecil secara relative cepat. Karena
dia membawa brand name ternama, sering kali usahanya mencapai impas ( break even)
lebih cepat daripada usaha pribadi.
33
Franchisee juga mendapatkan keuntungan dari pengalaman business franchiser
(perusahaan induk). Banyak entrepreneur belum berpengalaman yang masuk business
sendirian membuat banyak kesalahan yang mahal. Franchisor yang sudah punya nama,
seperti McDonald’s, Kentucky Fried dsb. sudah melalui masa kritis dalam mengawali
usaha sebelum mereka berhasil.
Sebelum entrepreneur terjun kedalam business franch ising, dia harus menjawab
pertanyaan ”Apakah yang bisa saya dapatkan dari suatu usaha waralaba yang saya
sendiri tidak sanggup dapatkan?”
Berikut ini dapat dipelajari keuntungan dan kendala ( drawback) dari usaha waralaba.
Keuntungan membeli system waralaba (franchise)

Management training dan dukungan (support) .

Daya tarik merek. (brand appeal).
Menggunakan nama terkenal akan sangat membantu pemasaran

Kualitas yang terjamin dalam produk dan jasa .

Format usaha (business format) dan produk yang sudah ter uji.

Lebih banyak kesempatan untuk berhasil
Kendala membeli sistem waralaba

Franchise fee dan profit sharing
Semua franchiser mengenakan berbagai bentuk fee dan berbagai bagian dari
hasil penjualan (revenue) franchisee sebagai imbalan dari pemakaian nam a merk
dagang, produk dan jasa serta pola usaha ( business system).

Kewajiban ketat mengikuti standard operasi.

Kebebasan yang terbatas.

Kemungkinan pemberian program pelatihan yang tidak sempurna.

Pasar yang jenuh
III.5 Perusahaan Keluarga (Family Business)
Didalam usaha keluarga, bobot kepemilikan dan pengawasan berada ditangan beberapa
anggota keluarga, dan dimana beberapa anggota keluarga terlibat langsung didalam
operasi kegiatan usaha. Pemilik perusahaan keluarga akan meneruskan usahanya
kepada anggota keluarga lainnya.
Pemilik usaha harus memutuskan apakah semua anggouta keluarga dipekerjakan, diberi
gaji menurut pasaran yang berlaku atau lebih tinggi. Kebanyakan ahli mengatakan bahwa
anggouta keluarga hanya dipekerjakan bila yang bersangku tan memenuhi persyaratan
posisi kerja yang dibutuhkan dan digaji menurut standard pasar yang berlaku.
III.5.1 Kelebihan dan Kendala Usaha Keluarga
34
Usaha keluarga mempunyai kelebihan antara lain, stabilitas, kepercayaan, ketangguhan,
kecepatan, kesan positif dari masarakat, dan kemampuan pengorbanan untuk jangka
lama.
Tetapi usaha keluarga mempunyai kendala yakni bila masalah intern keluarga masuk
kedalam kegiatan usaha. Sebuah keluarga didasari oleh perasaan, perhatian, dan rasa
aman. Sedangkan urusan business berputar disekitar produktifitas, keberhasilan, dan
keuntungan.
III.5.2 Pasangan Wirausaha (Entrepreneurial Couples)
Banyak usaha yang dijalankan oleh sepasang suami isteri t anpa mempunyai pegawai.
Usaha suami isteri bisa menciptakan suasana ya ng conduceive bagi kemajuan usaha
maupun pada waktu yang sama mendatangkan suasana yang menegangkan.
Diawal usaha pada saat cash flow terbatas, kombinasi kegiatan usaha suami isteri
merupakan situasi yang ideal. Sering terjadi suami isteri bekerja keras s epanjang hari
untuk hasil yang terbatas, suatu dedikasi terhadap pekerjaan yang tidak mungkin dapat
ditoleransi oleh pegawai biasa. Sering terjadi pembagian kerja (shift) antara mereka.
Usaha suami isteri ini mempunyai kelemahan, yakni sensitifitas hubun gan mereka akan
mempengaruhi jalannya usaha, antara lain, decision making, dan sharing power. Bila
perusahaan berkembang menjadi besar, salah satu jalan keluar adalah membuat
perjanjian tertulis yang mengatur putusan 2 apa saja yang memerlukan persetujuan
bersama. Keahlian masing 2 mungkin berbeda tetapi harus compatible. Berbeda tetapi
saling mengisi (complementary). Suami isteri harus sepakat dengan visi dan misi usaha,
menuju goal yang sama 2 ingin dicapai.
III.5.3 Penyertaan anak kedalam kegiatan usaha
Banyak usaha keluarga yang pada perkembangannya mengikut sertakan tenaga anak.
Sering terjadi sejak dari umur mereka yang relatif muda, dimana usaha keluarga
merupakan bagian hidupnya. Situasi ini memberi kesan se-olah 2 transisi pengendalian
usaha dari orang tua keanak akan berjalan lancar , berjalan secara alami. Tetapi statistik
kenyataan yang terjadi tidaklah demikian.
Didunia barat hanya 30% usaha keluarga yang berhasil diteruskan oleh generasi kedua.
Kesulitan pengalihan kendali perusahaan kepada generasi kedua disebabkan beberapa
alasan berikut.
Alasan pertama, banyak anak yang tidak menginginkan pekerjaan yang me nyita jam
kerja yang panjang, dan tanggung jawab penting ( substantial commitment) dimana
anak 2 nya enggan mengambil alih. Anak 2 nya mungkin mempunyai pilihan profesi yang
berbeda dengan orang tuanya. Secara kejiwaan, banyak anak yang tidak ingin hidup
35
dibawah bayangan orang tuanya. Mereka ingin membentuk jati dirinya sendiri dan
membuktikan kemampuannya dengan memilih profesi yang berbeda.
Alasan kedua, kemungkinan persaingan antara anak 2 nya sendiri. Banyak terjadi rasa
persaingan yang begitu kuat diantara anak sehingga menyulitkan suksesi kepemimpinan
usaha keluarga. Disamping itu banyak orang tua yang tidak ingin gaya dan sistim
kepemimpinan usaha mengalami perubahan pada waktu diambil alih anak. Orang tua
yang sukses mendirikan usaha dari awal sangat sulit menerima idea baru.
Suksesi yang bermasalah juga dapat terjadi bila usaha yang sukses dari dua orang yang
bermitra (partnership) ingin dilimpahkan kepada masing 2 anak mereka. Kerjasama yang
erat antara bapak mereka tidak otomatis berlaku bagi generasi kedua bapak 2 nya.
III.5.4 Rencana suksesi (Succession Plan)
Suksesi (Succession) adalah proses pelimpahan kepemimpinan ( leadership) kepada
generasi berikutnya. Proses suksesi itu bukan hanya sekedar mengalihkan assets dan
operasi perusahaan. Agar terjadi proses suksesi yang sempurna pelimpahan
kepemimpinan (leadership) dan nilai (values) harus dipersiapkan jauh sebelumnya.
Waktu yang cukup harus dipersiapkan untuk mensosialisasikan r encana suksesi dan
’road map’ yang berisi strategi perusahaan kepada penerus.
III.6 Membeli/Mengakuisisi Suatu Perusahaan
Mengawali suatu usaha seperti digambarkan sebelum ini bukan satu 2 nya pilihan. Dengan
berkembangnya trend kewirausahaan (entrepreneurship) membeli suatu usaha kecil
banyak terjadi. Keputusan untuk membeli atau mengakuisisi perusahaan merupakan
proses yang lama karena melalui banyak pertimbangan dan penelitian.
Sebelum putusan diambil, pertanyaan dibawah ini harus terjawab

Apakah ini usaha (business) yang tepat untuk dikelola dalam situasi pasar pada
masa ini?.

Pengalaman apa yang kita miliki dalam jenis usaha ini dan dunia industri dimana
usaha ini tergolong?.

Sejauh mana pentingnya pengalaman dalam usaha ini guna menjamin
keberhasilan. Dimana sebaiknya usaha ini berlokasi?

Tingkat harga dan metoda pembayaran apa kiranya yang sesuai untuk kita dan
penjual/pemilik usaha?

Dalam situasi kita, apa benar kita harus membeli usaha orang lain dar ipada
membangun usaha itu sendiri dari awal?.

Potensi apa yang dimiliki perusahaan untuk menjamin keberhasilan?
36

Bila ada, perubahan 2 apa yang diperlukan pada perusahaan untuk menjalankan
potensi perusahaan tersebut secara maksimal?
Keuntungan membeli/akuisisi perusahaan

Usaha yang sudah baik akan terus baik
Management yang lama sudah membina pelanggan, hubungan dengan pemasok,
dan menyusun sistem kerja. Pemilik baru hanya harus membuat sistem yang
menarik pelanggan baru sambil mempertahankan yang suda h ada.

Usaha yang diambil alih mungkin sudah berada dilokasi yang cocok.
Adalah bijaksana bila keputusan membeli usaha yang sudah berada dilokasi yang
tepat.

Karyawan dan pemasok (suppliers) sudah terbentuk (established). Suatu usaha
yang sudah exist biasanya memiliki pegawai berpengalaman sehingga tidak ada
masalah dengan mengoperasikan perusahaan. Pegawai yang berpengalaman
dapat segera menjalankan perusahaan dan generate cash flow, sedangkan
pemilik yang baru masih harus mempelajari usaha atau businessnya yang baru.
Disamping itu usaha yang sudah berjalan biasanya mempunyai jaringan pemasok
dengan track record yang baik.

Alat produksi sudah terpasang dan kapasitas produksi sudah diketahui.
Sebelum membeli suatu perusahaan kita mempunyai waktu untuk mem pelajari
kondisi pabrik dan alat produksi serta kapasitas perusahaan sebelum mengambil
keputusan. Pemilik sebelumnya tentu sudah mencapai level operasi yang efisien
melalui trial and error. Dalam banyak hal, seorang pembeli biasanya akan
mendapatkan harga fasilitas dan alat produksi yang lebih rendah daripada harga
penggantian (replacement cost) mesin.

Pemilik baru dapat menarik pelajaran dari pengalaman pemilik lama .
Meskipun apabila pemilik lama tidak dapat dihubungi, pemilik baru mempunyai
akses terhadap catatan 2 usaha yang sudah lalu (business record) untuk
mempelajari pengalaman jalannya perusahaan.
Hal yang harus diwaspadai dalam mengakuisisi perusahaan

Teliti alasan perusahaan dijual.
Perusahaan dijual mungkin karena tidak pernah menguntungkan. Tel iti laporan
keuangannya. Sering laporan keuangan di’reka yasa’ sedemikian se -olah 2
menguntungkan.
Tetapi meskipun demikian membeli perusahaan yang merugi tidak
sepenuhnya ’taboo’. Bila potensi pemasaran baik tetapi karena jalannya
perusahaan tidak efisien, tentu ini merupakan konsiderasi yang harus
37
dipertimbangkan. Perusahaan seperti ini biasanya tidak mempunyai posisi tawar
(bagaining position) yang kuat.

Situasi perusahaan yang tidak mengu ntungkan.
Usaha mengesankan bagus dari luar, laporan keuangan b aik. Tetapi pemilik lama
tidak menjaga hubungan baik dengan pelanggan, kreditor dan pemasok juga
suasana diantara para pekerja tidak harmonis. Perusahaan seperti ini untuk
jangka yang lama akan mempengaruhi kinerjanya.

Karyawan mungkin tidak cocok menjala nkan usaha baru
Bila pemilik baru akan menjalankan usaha baru, mungkin karyawan yang ada
tidak siap merubah mind set terhadap usaha baru. Disamping itu pemilik lama
mungkin mempekerjakan karyawan yang kemampuannya di -bawah rata2 karena
mereka itu teman atau mereka termasuk golongan ’tua’ yang membangun
perusahaan ini. Akibatnya sering terjadi kehadiran pemilik baru tidak ’ welcome’
diperusahaan. Karyawan semacam ini yang tidak senang dengan keadaan baru
tidak akan bekerja produktif.

Lokasi perusahaan menjadi tidak tepat.
Apa yang semula lokasinya sangat ideal untuk menjalankan usaha menjadi tidak
menguntungkan karena munculnya pesaing besar didaerah tersebut, dan
kecenderungan (trend) perubahan demography. Calon pembeli perusahaan harus
waspada akan trend perubahan pemasaran (market trend).

Alat dan fasilitas produksi mungkin sudah ketinggalan jaman (obsolete).
Pembeli usaha baru sering melupakan faktor ini. Setelah operasi berjalan baru
diketahui peralatan 2 yang sudah obsolete, tidak efisien dan sulit diperoleh suku
cadangnya. Mengganti mesin 2 adalah anggaran yang sangat mahal.

Perubahan dan inovasi sangat sulit dilaksanakan.
Adalah selalu lebih mudah membuat r encana perubahan daripada
melaksanakannya. Kebijakan perusahaan yang sebelumnya sudah berjalan sul it
dirubah. Contohnya, bila policy lama memberi potongan harga 10% untuk
misalnya pemesanan 100 potong produk tertentu, maka hampir tidak mungkin
untuk menghapuskan kebijakan discount seperti ini tanpa kehilangan pelanggan.

Inventory mungkin sudah kadaluwarsa atau obsolete.
Inventory itu berguna hanya kalau barangnya masih bisa dijual atau dikerjakan
sehingga mempunyai nilai jual. Jangan percaya pada neraca perusahaan (firm’s
balance sheet) yang menyangkut inventory. Beberapa mungkin bertambah nilai
karena pengaruh inflasi, tetapi kenyataannya nila i ini sesungguhnya sudah
terdepresiasi. Membaca inventory pada neraca perusahaan harus selalu menilai
atas dasar market value bukan book value.
38
III.7 Langkah Dalam Pengambil Alihan Usaha (Acquiring a Business)
Membeli suatu perusahaan dapat berisiko bila tidak dilakukan secara hati 2 . Untuk
menghindari kesalahan yang berakibat mahal , seorang entrepreneur harus
memperhatikan langkah 2 berikut ini.

Pelajari keterampilan, kemampuan dan minat kita untuk menentukan u saha apa
yang paling tepat

Buatlah daftar calon usaha yang berpotensi

Teliti daftar usaha diatas dan pelajari usaha yang diperkirakan memenuhi kriteria
diatas

Pelajari pilihan 2 pengadaan dana (financing options)

Jagalah proses transisi yang lancar
III.8 Evaluasi Suatu Usaha yang Sedang Berjalan
Sebelum proses pembelian suatu usaha dilaksanakan, diperlukan team yang terdiri dari
spesialis, bertugas untuk membuat evaluasi dari suatu potensi usaha. Team tersebut
bertugas mempelajari lima pertanyaan penti ng berikut ini.
1. Mengapa pemilik usaha mau menjual usahanya?
Setiap calon pembeli harus memeriksa alasan sesungguhnya usaha ini dijual
2. Bagaimana kondisi fisik perusahaannya?
Calon pembeli harus meng evaluasi business assetnya untuk menentukan
nilainya. Apakah harga yang diminta pantas?. Apakah asset produksinya
ketinggalan jaman (obsolete) atau perlu diganti?. Apakah unit perusahaan
beroperasi dengan efisien? Kondisi fisik alat produksi dan gedung harus diperiksa
3. Potensi apa yang terlihat pada produk atau jasa perusahaan?
Suatu market analysis yang teliti dapat menuju kepada sales forecast yang akurat
dan realistik dari suatu perusahaan. Penelitian ini dapat memberi rekomendasi
kepada pembeli apakah perusahaan layak dibeli atau tidak. Analisa pasar (market
analysis) mencakup pendataan pembeli (customers) yang sedang berjalan
maupun potensi akan datang, analisa pesaing.
4. Aspek hukum apa yang sedang berjalan diperusahaan ini yang perlu
dipertimbangkan?
Contoh potensi jebakan hukum yang sering dihadapi adalah liens, contract
assignments, covenants not to compete, ongoing legal liabilities.
Liens adalah klaim kreditor terhadap suatu asset.
39
Contract assignment. Seorang pembeli harus meneliti hak dan kewajiban dari
perusahaan yang akan diambil alih terhadap suppliers, pegawai, pembeli
(customers), dsb.
Covenant not to compete adalah perjanjian antara pembeli dan penjual untuk
tidak bersaing dalam jangka waktu tertentu dan didaerah tertentu.
Ongoing legal liabilities mencakup 3 aspek.

Kondisi fisik. Ini menyangkut safety bagi karyawan, apakah bangunan
memakai asbestos yang dilarang dan apakah kondisi industri telah
memenuhi persyaratan keamanan yang diatur oleh pemerintah, dsb.

Product liability claims. Pembeli harus memeriksa apakah produk
mempunyai cacat yang berpotensi tuntutan hukum dikemudian hari, dsb.

Labor relations. Bagaimana hubungan antara direksi dengan karyawan?.
5. Apakah keuangan perusahaan ini sehat?
Calon pembeli harus mempelajari laporan keuangan untuk menentukan apakah
perusahaan ini sehat. Dalam menganalisa laporan keuangan, pembeli perusahaan
harus ingat bahwa investasi dalam suatu usaha harus mendatangkan return yang
memadai dari uang yang ditanam. Seorang pembeli harus tahu bahwa ia membeli
potensi keuntungan dari usaha yang ia beli. Untuk m empelajari potensi
keuntungan, pembeli harus mempelajari laporan keuangan terdahulu, operating
expenses, dan keuntungan dan assets yang dipakai untuk menghasilkan
keuntungan tersebut.
III.9 Cara Menentukan Nilai Perusahaan
Menetukan nilai perusahaan tidak dapat dilakukan dengan pasti. Hal ini adalah
perpaduan antara seni dan ilmu. Faktor yang mempengaruhi penentuan nilai perusahaan
mencakup : jenis usaha, posisinya didalam market atau industri, laporan keuangan
perusahaan, kemampuan usaha (earning capacity), intangible assets yang mungkin
dimiliki (patent, merk dagang, dsb) dan faktor 2 lainnya.
Alasan utama membeli perusahaan yang sudah berjalan adalah potensi mendatangkan
penghasilan dimasa depan. Alasan kedua yang umum adalah untuk mendapatkan basis
asset; karena lebih mudah membeli asset daripada membangunnya.
Ada tiga teknik dasar untuk menentukan nilai suatu usaha.
Teknik Balance Sheet
Ini adalah cara untuk menentukan nilai usaha didasarkan atas nilai dari net worth
perusahaan.
(Net worth = Total assets – Total liabilities).
40
Masalahnya dengan cara ini adalah tidak menggambarkan realitas. Banyak usaha kecil
mempunyai nilai pasar (market value) yang melebihi nilai yang diperlihatkan pada laporan
book value.
Untuk mendekati realita, dipakai tenik Adjusted Balance Sheet, dimana book value of net
worth disesuaikan agar memperlihatkan market value yang sesungguhnya. Selanjutnya
disebut adjusted balance sheet technique.
Earnings Approach
Earning approach adalah metoda yang menetukan nilai perusahaa n dengan pengertian
pembeli membeli potensi pemasukan dimasa datang (future income earning) dari suatu
business dengan anggapan bahwa nilai perusahaan bergantung dari kemampuan untuk
menciptakan penghasilan tetap sepanjang waktu . Dengan perkataan lain, earning
approach mengenal bahwa asset adalah refleksi nilai sebenarnya dari pendapatan
produksi dimasa datang.
Ada tiga cara untuk mendapatkan earning approach.
Cara 1: Excess Earning Method. Metoda ini menggabungkan nilai pasar (market value)
tangible asset dikurangi dengan liabilities ditambah dengan estimasi potensi pendapatan
dimasa mendatang (nilai intangible) menjadi total nilai jualnya (selling price).
Nilai pendapatan dimasa mendatang merupakan refleksi kinerja dan reputasi
perusahaan. Nilai itu dapat berkisar 7 kali (years of profit figure) extra earning power
bagi perusahaan yang mapan ( well established). Rata 2 yang wajar diindustri adalah
antara 3 dan 4. Untuk usaha yang sangat berisiko angkanya 1. Nilai pendapatan dimasa
mendatang masuk kategori nilai intangible.
Nilai jual = market value tangible asset – liabilities + nilai intangable
Cara 2: Capitalized Earning Approach
Suatu metoda yang menentukan nilai usaha dengan cara membagi estimasi pendapatan
(estimated earnings) dengan angka rate of return yang dapat diperoleh pembeli untuk
suatu investasi dengan risiko yang sama.
Nilai usaha =
(Capitalized
earnings)
Net earnings (setelah dikurangi gaji pemilik usaha)
--------------------------------------------------------------------Rate of Return
Untuk perusahaan mapan dengan risiko business kecil, ROR bisa 15 percent.
Perusahaan yang tingkat risikonya tinggi ROR bisa sampai 50 percent . Perusahaan
dengan risiko normal rata 2 ROR adalah 20 hingga 25 percent.
Cara 3: Discounted Future Earning approach
41
Suatu metoda menentukan menilai usaha dengan meramalkan pendapatan perusahaan
beberapa tahun mendatang (Future Value) dan kemudian di discount untuk dihitung nilai
sekarang (Present Value).
Market Approach
Ini adalah metoda penilaian usaha dengan menggunakan teknik price earnings (P/E) ratio
dari perusahaan 2 publik lainnya yang serupa. Pembeli harus menggunakan contoh
perusahaan yang sahamnya dijual secara umum untuk mendapatkan pembanding yang
berarti.
Nilai jual = P/E ratio rata 2 perusahaan pembanding X estimated Net Earnings
perusahaan kita
Price earning ratio adalah suatu angka ratio antara har ga pasar selembar saham dibagi
dengan jumlah total keuntungan perusahaan (profit earning) per lembar saham yang
diterbitkan. Makin tinggi P/E ratio makin baik karena mencerminkan kepercayaan publik
kepada perusahaan yang dinyatakan dengan harga per lembar saham dipasar.
III.10 Harvesting dan Exit Strategy
Harvesting adalah metoda untuk mendapatkan uang dari hasil usa ha dengan cara
menjual perusahaan, go public, atau bergabung dengan perusahaan yang lebih besar.
Franchising dan Licensing disebut strategi Replication karena ini adalah cara
mendapatkan modal dari usaha yang semula kita rintis melalui cara orang lain men irunya.
Harvesting berbeda dari replication karena entrepreneur tidak lagi terlibat begitu
usahanya di’harvest’.
Tidak semua usaha dapat di harvest bila perusahaan banyak hutang atau tidak
menghasilkan produk atau jasa yang bernilai. Entrpreneur hanya da pat meninggalkan
usaha semacam itu dengan cara likuidasi (liquidation).
Pilihan harvesting dapat dilaksanakan dengan lima cara:
1. Restrukturisasi Perusahaan, percepat free cash flow – Untuk 7 sampai 10
tahun pertama business kita ingin reinvest sebanyak mungkin keuntungan
kedalam kegiatan usaha (business) agar supaya berkembang. Pada contoh
berikut, kita siap untuk keluar (exit).
Misalkan kita mempunyai perusahaan dengan nilai pasar $15 juta. Kita
membentuk perusahaan baru dengan meminjam dana bank sebesar $ 12 juta dan
$3 juta dalam bentuk equity, yang terdiri dari $1.5 juta equity pemilik usaha dan
$1.5 juta equity investor yang minta kita tetap duduk dalam perusahaan. Jadi
perusahaan baru membeli perusahaan kita sebesar $15 juta. Jadi status kita
42
sekarang menjadi: Terima cash $13.5 juta ($15 juta dikurangi equity investment
$1.5 juta) dan masih mempunyai 50% kepemilikan.
Kita dapat mulai mengurangi investment dan mengambil cash out sebagai
dividends. Secara skematis lihat gambar III.1 dibawah ini.
Keuntungan

Kita dapat mempertahankan kepemilikan dengan strategi ini

Kita tidak perlu mencari pembeli
Kerugiannya

Diperlukan accountant yang baik untuk membantu menghindari pajak yang
tinggi (major taxes)

Diperlukan waktu lama cara exit strategy seperti ini
Perusahaan Sebelum
Restructuring
Restructuring
Equity Pemilik
$1.5 juta
Posisi baru
pemilik
Kepemilikan 50%
$1.5 juta
Equity Investor
$1.5 juta
Nilai pasar
$15 juta
Pinjaman bank
$12 juta
Cash out
$13.5 juta
Gambar III.1
Restrukturisasi Usaha untuk dijual
2. Management Buy-out (MBO) – Pada strategi ini entrepreneur menjual
usahanya kepada manager perusahaannya, yang memiliki uang pribadinya
melalui personal saving dan hutang.
Keuntungannya

Bila usahanya mempunyai nilai, manager akan tertarik membeli

Entrepreneur mempunyai kepuasan emosional karena menjual kepada
orang 2 yang dikenal dan dilatih
Kerugiannya

Bila manager membelinya melalui hutang pinjaman, ada kemungkinan
manager tidak sanggup melunasi pembayarannya.

Bila pembayaran terakhir kepada pemilik bergantung dari earning
perusahaan pada jangka akhir kuartal, manager d apat dengan sengaja
mengurangi laba perusahaan.
43
3. Employee Stock Ownership Plan (ESOP) – Strategi ini menawarkan rencana
paket pensiun pegawai dan menawarkan pengusaha dengan mitranya menjual
stock perusahaan dan keluar (exit) dari perusahaan. Perusahaan menawarkan
karyawan untuk membeli stock perusahaan sebagai bagian dari retirement plan.
Keuntungannya

Skema ESOP mempunyai keuntungan pajak. Dividend yang dibayarkan
untuk membeli stock pada ESOP dianggap sebagai tax-deductible
expense.
Kerugiannya

Ini bukan strategi yang baik bila pemilik tidak ingin karyawan mengontrol
perusahaan. Cara ESOP ini mengharuskan pemilik membuka buku
perusahaan kepada karyawan.
4. Merging atau Dibeli (Being Acquired) – menjual perusahaan kepada
perusahaan lain, lazim disebut dengan istilah straight business sale, merupakan
exit strategy yang menarik bagi seorang pemilik usaha yang ingin melihat
karyanya mendapat kesempatan untuk tumbuh dengan menggunakan dana
perusahaan lain. Dengan cara ini pemilik harus memilih apakah akan men jual
seluruh asset dari usahanya atau mentransfer kepemilikannya kepada pembeli
melalui penjualan stock perusahaan.
Keuntungannya
Strategi ini dapat menanggung biaya perkembangan ( growth) dimana perusahaan
tidak dapat melakukannya sendiri. Pemilik dapat segera exit atau ikut dengan
perusahaan baru dan melakukan exit dikemudian hari.
Kerugiannya
Dapat memeras emosi dengan perundingan yang cukup ketat. Proses penjualan
dapat memakan waktu lama.
5. Initial Public Offering (IPO) – ”Going public” berarti menjual stock
perusahaan dipasar modal. Diperlukan memilih investment banker untuk
memproses IPO, membuat presentasi sales kepada broker dan investors sampai
kepada menawarkan stock perusahaan kepada pasar.
Keuntungannya

Bila business kita bagus, hal ini dapat sangat menguntungkan untuk
harvesting. Pasar dapat memberikan premium tinggi pada nilai
perusahaan.
Kerugiannya
44

IPO sangat menarik, memerlukan kerja keras oleh pengusaha, tetapi
akhirnya pasar yang akan menentukan nilai sesungguhnya dari
perusahaan kita.
IV. Produk Baru dan Pengembangannya
Perusahaan kecil dan entrepreneur mempunyai kemudahan mengembangkan produk
baru karena mereka tidak terikat dengan segala aturan dan regulasi yang berlaku
diperusahaan besar. Keputusan dapat diambil lebih cepat dan seorang entrepreneur
sering lebih tahu kebutuhan konsumen.
Pada umumnya kesulitan yang dialami usaha kecil adalah tidak adanya dukungan
finansial. Perusahaan kecil tidak mempunyai toleransi untuk gagal karena keterbatasan
dana. Perusahaan besar selalu mempunyai sektor usaha lainnya yang dapat menutup
kerugian.
IV.1 Mengembangkan gagasan baru
Banyak cara untuk mengembangkan gagasan baru untuk produk atau jasa, tetapi lebih
sulit untuk menciptakan konsep baru.
Berikut ini diterangkan cara yang biasa ditempuh untuk mengembangkan gagasan baru

Kenalilah kebutuhannya. Banyak usaha kecil didirikan karena
entrepreneur melihat kebutuhan dipasar yang belum tersalurkan. Misalnya
karena bertambahnya arus pengunjung dari Jakarta menyusul
diselesaikannya hubungan langsung melalui jalur tol, perlu diadakan lebih
banyak fasilitas bagi memenuhi kebutuhan, misalnya, hotel, restaurant,
cafe, dsb.

Perbaiki produk atau jasa yang sudah ada. Akan mendatangkan
manfaat bila dapat menentukan produk atau jasa yang tidak mengalami
perbaikan dalam beberapa tahun ini, kemudian diusahakan perubahan
yang diperlukan. Misalnya, pada jasa bengkel mobil bila ternyata tendensi
konsumen bertambah, perlu diadakan sistim ticket agar giliran pelayanan
dapat teratur.
45

Penggabungan kegiatan ’industri’. Penggabungan ’industri’ untuk
menciptakan industri baru merupakan trend kegiatan usaha masa kini.
Proses ini disebut blurring boundaries. Contohnya, konsep mall
perbelanjaaan, selain tempat berbelanja juga menyediakan fasilitas tempat
hiburan (amusement park). Contoh lain, kaos kaki antimicrobial selain
dipakai sebagai kaos kaki juga mengandung anti bakteria.

Ketahuilah gejala (trend). Ambilah contoh trend demography. Akhir 2 ini
trend pendatang mahasiswa untuk kuliah banyak yang memiliki kendar aan
mobil dan berasal dari golongan yang sangat mampu. Bila dibangun
pemondokan dengan fasisitas parkir, kamar tidur dengan fasilitas kamar
mandi didalam dan fasilitas access computer, maka usaha demikian
mempunyai daya saing tinggi karena memiliki competitive edge
dibandingkan usaha sejenis yang ada.
IV.2 Faktor kunci menuju keberhasilan (success)
Banyaknya kegagalan dalam usaha memasarkan produk baru, termasuk yang
diperkenalkan oleh perusahaan besar, membuktikan bahwa usaha semacam ini tidak
mudah. Berikut ini adalah hasil studi yang menyebutkan berbagai faktor kunci untuk
dapat membantu kearah keberhasilan.

Laksanakan penelitian pasar (market research). Hal ini penting untuk
mengurangi risiko kegagalan eksperimen dengan produk baru. Ada
beberapa cara untuk menguji pasar, misalnya pameran produk barang
atau pameran dagang. Reaksi konsumen kemudian diukur. Contohnya
untuk mengukur response konsumen terhadap produk makanan baru dari
suatu restaurant, dilakukan dengan cara membuka kiosk makanan dilobi
suatu gedung pertunjukan, kiosk makanan ditempat perbelanjaan, dsb.

Penuhi kebutuhan. Satu persaratan penting adalah produk yang betul 2
dibutuhkan konsumen. Banyak perusahaan yang menciptakan produk baru
atas dasar perkembangan perusahaan atau keperluan p ersaingan dan
bukan atas dasar kebutuhan konsumen.

Gunakan sarana distribusi yang tepat. Keputusan penting dari pencipta
dan pembuat produk baru adalah menentukan saluran distribusi dimana
produk itu dijual. Banyak pilihan yang dapat diambil. Masalah ini akan
dibahas dibab mengenai Marketing (Bab VII).
46
47
V. Entrepreneur dan Pertumbuhan Usaha
Perusahaan yang berkembang cepat telah dipelajari sejak lama. Peneliti mencoba meng
identifikasi faktor yang mendorong perusahaan 2 yang tumbuh dengan cepat dibandingkan
dengan usaha yang lambat. Tetapi kebanyakan peneliti setuju bahwa pertumbuhan tidak
terjadi secara otomatis atau sekedar ’nasib baik’. Pertumbuhan adalah hasil dari ’kerja
keras pengusaha yang memiliki motivasi tingg i dalam menangani tujuan usahanya’.
Karakteristik pengusaha, antara lain, tingkat pendidikannya , pengetahuan bidang usaha
dan kemauan belajar akan mempengaruhi potensi pertumbuhan usahanya.
Pertumbuhan usaha akan dipengaruhi juga oleh faktor internal, yak ni sumber dana
(resources), dan external. Bila kondisi pasar lesu dan kebijakan pemerintah membatasi
pertumbuhan, usaha seorang entrepreneur akan menghadapi kendala.
V.1 Pertumbuhan Usaha dan Kemampuan Managerial
Bila usaha tumbuh karena kenaikan sales yang diikuti oleh besarnya organisasi
perusahaan, sering kali penyesuaian management organisasi perusahaan tidak selalu
berjalan mulus dalam usaha menyesuaikan kenaikan tersebut.
Proses pertumbuhan usaha mengalami 6 tingkatan.

Konsep

Awal usaha (survival)

Stabilisasi jalan usaha

Awal pertumbuhan

Pertumbuhan secara cepat

Kemapanan (maturity)
48
Pada setiap tingkat proses pertumbuhan, gaya kepemimpinan (leadership style) dan
kemampuan yang dibutuhkan (necessary skill) dipaksa harus disesuaikan menurut
kebutuhan masing 2 tingkat. Ini disebabkan karena masalah yang terjadi diawal proses
tidak serupa dengan masalah yang dihadapi pada tingkat dimana usaha sudah
berkembang. Pada tingkat dimana usaha sudah berkembang, bidang keahlian yang
dihadapi oleh pengusaha adalah management personalia/karyawan ( personnel
management), management keuangan (financial management), dan pemasaran
(marketing).
Personnel Management
Permasalahan management usaha kecil mengalami perberubahan seiring dengan
berkembangnya perusahaan. Penelitian menunjukkan bahwa pada awal kegiatan usaha,
permasalahan management seorang pengusaha terbatas pada pengaturan waktu ( time
management), penentuan target (goal setting), dan ukuran kinerja (performance
measurement). Dengan berkembangnya perusahaan, time management masih akan terus
menjadi perhatian, tetapi hal yang menyangkut mencari, mempertahankan, dan
memotivasi karyawan yang handal menjadi masalah utama.
Pengawasan (control) pada usaha kecil biasanya bersifat tidak formal ( informal).
Bila hanya ada beberapa tenaga karyawan, tugas pekerjaan (job description), petunjuk
dan aturan (rules and regulations) sering kali tidak tertulis karena pengusaha dan
pembantunya terlibat dengan semua aspek kegiatan usaha dan pengusaha masih dengan
mudah mengawasi segalanya. Bila usaha berkembang menjadi lebih luas, pengusaha
harus merubah dari supervisi langsung ( direct supervision) terhadap karyawan yang
masih berjumlah sedikit menjadi pengawasan tak langsung ( indirect management) bila
usaha memerlukan jumlah karyawan yang bertambah. Gambar V-1 menggambarkan tipe
perubahan peta organisasi sejalan dengan berkembangnya usaha.
Perusahaan kecil menugaskan pegawai untuk menangani berbagai tugas
pekerjaan. Tetapi begitu perusahaan berkembang, penambahan karyawan d iperlukan.
Situasi ini sering mendatangkan perasaan was was
Struktur organisasi sederhana
Pengusaha
Pegawai
Struktur organisasi berkembang terbatas
Pengusaha
49
Managers
Pegawai
Struktur organisasi terbagi atas beberapa departemen
Pengusaha
Marketing
Finance
Personnel
Production
GAMBAR V – 1
Peta organisasi sejalan dengan tumbuhnya perusahaan
bagi karyawan lama yang selama ini berjuang dari awal untuk berkembangnya
perusahaan. Mereka merasa orang baru mengerjakan se bagian dari ’porsi pekerjaan’
mereka sebelumnya. Dalam beberapa hal, karyawan lama tidak dapat menyesuaikan diri
dengan perkembangan usaha dan perubahan sebagai konsekuensi dari restrukturisasi
fungsi pekerjaan (restructuring job functions).
Perusahaan kecil pada suatu saat menyadari perlunya mem beri pelatihan kepada
pegawai. Sering kali dilakukan secara informal, be lajar dan berlatih sambil melakukan
pekerjaan. Bila usaha berkembang, pengusaha harus antisipasi kemampuan apa yang
dibutuhkan pekerja untuk melaksanakan tugasnya dan rencanakan progra m pelatihannya.
Bila pelatihan tidak pernah dilakukan, perusahaan akan berkembang melebihi kapasitas
kemampuan karyawannya.
Financial Management
Masalah keuangan sering timbul pada perusahaan yang berkembang cepat. Usaha untuk
mendorong penjualan (sales), perusahaan harus menampung kenaikan volume inventory,
penambahan biaya untuk karyawan, dan kemungkinan besar kenaikan biaya overhead.
Bila perusahaan mengalami biaya jangka pendek yang tidak dapat dipenuhi disaat
mengejar kenaikan, maka situasi ini disebut overtrading. Kekurangan modal kerja
menyebabkan margin keuntungan (profit) berkurang. Pengusaha harus selalu
memperhatikan cash flow, bila tidak bisa terjadi pertumbuhan tidak dapat dipertahankan.
Karena kebutuhan dana untuk menunjang pertumbuhan, p enambahan modal kerja
pada fase pertumbuhan menjadi prioritas utama. Sering dana yang tersedia berupa
equity karena perusahaan tidak mampu mendapatkan dana tunai yang diperlukan dalam
50
jumlah besar. Penyerahan equity dalam perusahaan menjadi masalah pribadi bagi
pengusaha, karena itu berarti penyerahan sebagian kepemilikan kepada investor.
Pengusaha akhirnya bertanggung jawab kepada grup dari investors dan/atau board of
directors.
Mengatur piutang (accounts receivable) adalah juga satu masalah. Bila
perusahaan masih kecil, pengusaha sering focus kepada volume penjualan, tanpa
pengawasan yang baik terhadap pengumpulan tagihan pada waktunya. Begitu
perusahaan berkembang lebih besar, pengusaha sering mendapatkan volume penjualan
baik tetapi pengumpulan piutang tidak sejalan dengan kenaikan penjualan.
Pada situasi ini lebih baik tidak melakukan penjualan ( sale) daripada melakukannya
tetapi tidak menghasilkan pemasukan.
Marketing
Pemasaran selalu menjadi perhatian utama pengusaha. Begitu lebih banyak perusahaan
masuk kedalam industri usaha, persaingan menjadi ketat. Kebutuhan produk menjadi
lambat, dan sales akan mencapai kejenuhan. Harus diusahakan menemukan produk baru
dan/atau pasaran baru bila tidak usaha akan tidak berkembang.
V.2 Matching tipe Pengusaha dengan jenis Perusahaannya
Seorang pengusaha memerlukan keahlian berbeda untuk fase berbeda dari tingkat
kehidupan perusahaan (Company life cycle). Pengusaha dapat mengembangkan semua
keahlian yang diperlukan (personnel management, financial management, dst), melatih
karyawan, atau mendatangkan manager professional. Tetapi ternyata banyak pengusaha
yang kepribadiannya tidak pernah merasa nyaman menyerahkan ( delegating) beberapa
tanggung jawabnya.
Berikut ini tipe pengusaha dengan kepribadian yang khas dan rekomendasi perusahaan
yang cocok untuk dikelolanya.

Pekerja barang kerajinan (craft person). Tipe pengusaha ini biasanya tidak
mudah percaya kepada orang lain. Jenis usaha yang tepat adalah usaha satu
orang (one-person business). Meskipun usaha jenis ini akan membatasi besarnya
usaha, tetapi ini adalah pilihan nya yang terbaik.

Koordinator. Outsourcing atau subcontracting berbagai fungsi usaha akan
membentuk usaha yang besar tanpa mempekerjakan banyak karyawan. Bila ada
pesanan kerja diterima, dicarikan ah li yang cocok untuk mengerjakan pekerjaan
tersebut.

Cara management yang kuno. Cara lain yang sering digunakan pengusaha
adalah mempekerjakan pegawai, tetapi memonitor dan mengawasinya secara
ketat. Cara ini dinamakan classic style, dapat dilaksanakan han ya bila
51
pengusaha memberi pengertian kepada karyawannya akan cara pengawasan
yang sangat ketat.

Team work. Tipe pengusaha ini merasa nyaman mendelegasikan tanggung
jawab penting kepada orang lain. Perusahaan akan berkembang dengan
mempekerjakan employee team (pekerja yang bekerja dalam satu team) dan
mendatangkan beberapa mitra usaha (business partners).
VI. Kegiatan Usaha International
(Global
Business)
Persaingan dari perusahaan 2 luar negri akhir 2 ini menunjukan gejala kenaikan dan akan
berlangsung terus. Dalam bab ini akan diterangkan mengapa perdagangan luar negri
penting untuk membantu perekonomian kita dan bagaimana seorang pengusaha dapat
52
lakukan untuk menghadapi persaingan dan memperhatikan peluang yang kita dapatkan
dari ekonomi global.
Pada masa 2 tahun 50an negara 2 besar mengadakan hambatan perdagangan ( trade
barriers) dengan cara mengenakan bea masuk import ( tariff) bagi produk dan jasa yang
masuk dari luar negri dengan maksud melindungi pekerjaan dalam negri. Tindakan ini
berhasil menghentikan barang import tetapi karena tindakan balasan, negara 2 tersebut
kehilangan pasar untuk barang 2 exportnya. Akhirnya negara 2 besar industri menyadari
pentingnya perdagangan bebas (free trade) antar negara. Langkah terpenting dari
tindakan kearah perdagangan bebas adalah penurunan tariff barang import. Pada tahun
50an besarnya tariff import yang dikenakan rata 2 adalah 15 hingga 25 percent sedangkan
sekarang tariff rata 2 yang dikenakan oleh negara 2 industri adalah dibawah 4 percent,
suatu target yang diusulkan WTO (World Trade Organization) pada awal tahun 1990.
Perdagangan dunia menjadi semakin lancar didukung oleh penurunan tariff import serta
kemajuan teknologi. Perkembangan pesat teknologi komunikasi dan sistem transportasi
yang lebih efisien telah membuat dunia semakin kecil dibeberapa hal. Masa kini tidak ada
lagi istilah ’daerah terisolasi’ yang tidak dapat dicapai dalam waktu relatif singkat.
Perusahaan sekecil apapun mempunyai kesempatan untuk dikenal dan berpartisipasi
kedalam dunia perdagangan internasional. Bagi usaha kecil menghadapi ’fenomena’
demikian adalah berusaha menjadi aktif, yang berarti selalu mencari kesempatan
menyalurkan usahanya melalui perdagangan eksport.
VI.1 Perdagangan eksport
Pada artikel ini kita membahas putusan pengusaha untuk menjalankan perdagangan luar
negri, menempatkan diri dipasar luar negri, prosedur penyaluran produk ketangan
konsumen diluar negri; dan proses dimana eksportir menerima bayaran.
Dibandingkan dengan negara lain, kita terlihat kurang efektif dalam bersaing dipasaran
eksport. Dipasaran dalam negri banyak ditemui produk makanan import yang seharusnya
dapat kita saingi.
Banyak pengusaha kecil enggan mempertimbangkan perdagangan keluar negri karena
berbagai alasan seperti, komplikasi yang berkaitan dengan rumitnya proses, mengadakan
evaluasi mengenai situasi pasar diluar negri bagi produknya, mendapatkan sarana untuk
mendistribusikan barangnya, dan akhirnya kekhawatiran akan kelancaran
pembayarannya. Singkatnya, banyak pengusaha kecil tidak tahu cara mengeksport
produknya.
VI.1.1 Pertimbangan untuk menjual produk keluar negri (export)
Yang paling utama untuk mencapai putusan meng -eksport produk adalah mengenali
potensi produknya. Bila produknya mengalami sukses dipasar dome stik, harapan akan
53
timbul untuk potensi meluaskan pemasaran keluar negri . Hal yang menjadi daya tarik
konsumen dalam negri dan kelebihan apa yang kiranya menjadi daya tarik dipasar luar
negri menjadi aspek yang relevan untuk dipertimbangkan.
Setelah perusahaan menentukan produk yang berpotensi untuk dieksport, mempunyai
alat yang cukup untuk mendukung produknya, rencana eksport ( export plan) harus
disiapkan. Tujuan dari export plan adalah untuk mengumpulkan semua fakta agar dapat
membuat suatu rencana kerja (action plan). Export plan adalah dokumen yang berisi
informasi pasar luar negri yang akan dimasuki, produk setempat yang akan disaingi, cara
masuk kedalam pasar luar negri dan target yang ingin dicapai.
Rencana eksport tersebut harus meliputi pertany aan dibawah ini.
1. Produk apa yang harus dikembangkan untuk eksport?
Adanya produk yang berpotensi sebagai produk eksport tidak berarti siap untuk segera
dieksport. Perlu dipelajari persaratan, standard khusus misalnya dibidang higienis,
mungkin ada sejenis sertifikasi, dsb yang dikenakan oleh negara tujuan terhadap produk
tersebut untuk dapat masuk pasar mereka. Untuk barang elektronik atau listrik,
perhatikan standard tegangan listrik dan bentuk stop kontak ( plug).
2. Negara apa saja yang dituju?
Anjurannya adalah pilih dulu satu negara dan mulailah dengan jumlah kecil dulu. Bila
belum ada pengalaman, kemungkinan membuat kesalahan besar. Biaya yang timbul dari
suatu kesalahan akan dibatasi bila jumlah barangnya kecil. Pengalaman berdagang
dengan satu negara akan memberi manfaat bila menambah pasar kenegara lainnya.
Pengeksport produk perlu mengetahui informasi mengenai cukai import negara tujuan,
prosedur masuk kepasar mereka, proses birokrasi, seberapa ketat standard teknis yang
dikenakan terhadap produk kita, antara lain quality assurance, dsb. Kestabilan iklim
politik dinegara tujuan merupakan pertimbangan penting. Informasi demikian dapat
diperoleh dari KADIN pusat di Jakarta.
3. Berapa sebaiknya harga yang ditawarkan?
Ini adalah salah satu faktor penting untuk disertakan dalam export plan. Pertimbangan
dalam penentuan harga adalah tujuan perusahaan untuk bersaing dipasar luar negri.
Beberapa perusahaan memasuki pasar luar negri dengan tujuan dapat berusaha untuk
jangka waktu yang lama. Maka perusahaan tersebut akan berkonsentrasi untuk
mendirikan usahanya yang menunjang tujuan jangka panjang. Tujuan awal adalah
memberikan citra penampilan yang baik ( good corporate image) terhadap konsumen
(customers), dan memakai citra yang baik itu untuk me luaskan pasar (market share)
54
serta kesetiaan pelanggan (customer loyalty). Pendekatan demikian memberi gambaran
bahwa pengusaha akan melakukan persaingan dengan menekan harga.
Menjual barang diluar negri akan memerlukan biaya tambahan sebagaimana diterangkan
berikut ini. Dibandingkan dengan pasar domestik, dipasar internasional s eringkali produk
memerlukan modifikasi termasuk packaging, labelling, proses pengisian dokumen yang
berlaku dinegara tujuan, menjaga hubungan baik memerlukan menjaga kontak jarak j auh
dengan jaringan (networks of contact) dinegara tujuan, dsb.
VI.1.2 Sarana dipasaran internasional
Perusahaan yang sudah memutuskan untuk menjalankan perdagangan internasional
harus merencanakan cara bagaimana produknya dapat sampai ditangan konsumen luar
negri.
Ada dua pendekatan dasar: tidak langsung ( indirect) yang melibatkan orang atau
perusahaan lain, dan langsung ( direct) dimana perusahaan mengerjakannya sendiri.
Indirect exporting. Eksportir pemula sering memutuskan menyerahkan penguru san
eksport kepada suatu badan atau perusahaan yang memberikan jasa perdagangan luar
negri. Perusahaan ini akan memberikan jasa marketing, penelitian pasar, mendirikan
jaringan distribusi, membuat kontak penting dengan pejabat pemerintah yang terkait, dan
membuat catatan aspek yang harus diwaspadai bila menjalankan usaha dinegara tujuan.
Banyak pengusaha yang menempuh cara ini merasakannya sebagai cara yang tepat
karena mendapatkan keuntungan waktu, usaha, dan sarana daripada bila
menjalankannya secara bebas (independently).
Direct exporting. Dalam hal direct exporting perusahaan itu sendiri menjalankan
marketing produknya dinegara tujuan. Dua cara yang lazim dipakai oleh eksportir macam
ini diterangkan berikut ini.
Sales representative (perwakilan dagang) dipakai banyak perusahaan karena cara ini
sederhana dan singkat. Sales representative adalah agen bebas yang mendapat imbalan
atas dasar komisi, suatu cara yang mengurangi risiko finansial perusahaan.
Distributors (penyalur) adalah pedagang yang membeli produk barang dari pembuat
untuk disalurkan/dijual kepada konsumen. Seorang distributor akan menyediakan sarana
untuk mengumpulkan dan menyimpan produk ( inventory) serta suku cadangnya (spare
parts), dan mempunyai kemampuan memberikan jasa untuk memenuh i kebutuhan
pelanggan.
VI.1.3 Pembayaran tagihan (getting paid)
Perdagangan eksport melibatkan pemasok barang disatu negara menjualnya kepada
pembeli dinegara lain. Perdagangan semacam ini melibatkan dua fihak yang berbeda
55
kebangsaan dan kultur, umumnya melakukannya tanpa pernah berhadapan muka.
Akibatnya sering timbul pertanyaan pada masing 2 fihak. Pembeli mempertanyakan
apakah kualitas barang dapat dipercaya, penjual khawatir bila pembeli meng-ada 2
mengenai kualitas barang yang mengakibatkan barang yan g dikirim ditolak. Pembeli
meragukan bila ada masalah dengan barangnya, apakah jasa perawatan dan perbaikan
(maintenance and repair) purna jual dapat dilakukan.
Pertanyaan terpenting adalah bagaimana transaksi pembayaran dilaksanakan?.
Apa yang dibutuhkan agar transaksi pembayaran antara pembeli dan penjual yang
masing 2 berdomisili dinegara yang berlainan bisa berlangsung adalah satu bentuk
(system) yang membuat penjual dan pembeli bersangkutan menghilangkan kekhawatiran
diatas. Sistem demikian sudah diciptakan dan sudah menjadi bagian resmi dan diakui
pada perdagangan internasional. Pada intinya adalah dilibatkannya penengah
(intermediary) atau fihak ketiga yang posisinya berdiri diantara penjual dan pembeli.
llustrasi proses perdagangan antar negara dap at dilihat pada contoh berikut ini.
Perusahaan PT. Saga di Jakarta Indonesia menjual 200 unit Centralizer (bagian dari alat
drilling minyak) atas pesanan perusahaan minyak EMDAD di Abu Dhabi, Arab Emirat
(UAE). Pembicaraan mengenai berbagai masalah spesi fikasi teknis, harga dan lokasinya
(F.O.B penjual, harga dikapal atau F.O.B. pelabuhan tujuan, dsb), tanggal pengiriman,
penunjukan perusahaan inspeksi yang memeriksa spesifikasi barang kiriman, penalti atas
kelambatan pengiriman dan hal 2 lainnya, dilakukan melalui korespondensi e-mail dan
sekali 2 pembicaraan melalui tilpon dan fax. Setelah kedua belah fihak menyetujui
persaratan perjanjian jual beli (terms and condition of sales), EMDAD menunjuk banknya
di Abu Dhabi untuk mengeluarkan surat perjanjian agar bank tersebut membayar PT.
Saga atas barang pesanan EMDAD, setelah melalui proses yang akan diterangkan
kemudian. Bank di Abu Dhabi kemudian menerbitkan surat perjanjian yang dinamakan
letter of credit sering disebut LC. Pada dasarnya bank di Abu Dhabi mau mengeluarkan
perjanjian seperti itu karena EMDAD adalah nasabahnya yang mereka percaya dan yakin
akan memenuhi kewajibannya. Copy LC difax atau dikirim lewat e-mail kepada PT.Saga
sebagai tanda bukti penerbitannya. Sebaliknya PT. Saga menunjuk langganannya
Citibank di Jakarta untuk menerima transfer pembayaran bank dari Abu Dhabi tsb. atas
pembayaran EMDAD sebagaimana yang sudah dijanjikan. Citibank di Jakarta berhak
menolak bank yang ditunjuk EMDAD di Abu Dhabi bila tidak dikenal. Sebaliknya Citibank
Jakarta dapat mengajukan usulan daftar bank di Abu Dhabi yang mereka dapat terima.
Peranan bank dalam hal ini sebagai fihak ketiga ( third party) dan inspektor yang
memeriksa kebenaran spesifikasi barang telah memberi ketenangan sementara kepada
eksportir (PT. Saga) maupun pembeli (EMDAD) akan hal 2 yang mereka khawatirkan
sebelumnya.
56
Masalah terakhir yang harus dilalui adalah penerbitan dokumen bill of lading oleh
perusahaan pelayaran. Dokumen ini menerangkan kepada importir (sebagai pembeli)
bahwa perusahaan pelayaran telah menerima barang pesanan ( merchandise) dan telah
membuat kontrak dengan pengirim untuk membawa kepelabuhan tujuan. D okumen
tersebut berisi jenis kargo yang dibawa (Centralizer), nama kapal, tanggal
keberangkatan, dan tujuan. Bersama dengan dokumen bill of lading adalah surat tagihan
yang diterbitkan oleh penjual (eksportir) yang disebut draft. Dokumen tersebut terdiri dari
commercial invoice yang berisi nilai harga dan deskripsi dari barang pesanan
(merchandise).
Harus diingat bahwa eksportir (PT. Saga) hanya akan mengirim barangnya bila dokumen
LC telah diterbitkan oleh bank di Abu Dhabi.
Bill of lading dan draft dikirim kepada bank yang ditunjuk EMDAD di Abu Dhabi. Setelah
dokumen dan barang (merchandise) diatas diterima dan dicheck oleh penerima secara
benar, bank di Abu Dhabi mentransfer pembayaran sebagaimana yang tertera pada draft
ke account PT. Saga di Citibank Jakarta. Selanjutnya EMDAD membayar sejumlah yang
sama kepada banknya di Abu Dhabi.
Contoh diatas adalah proses yang lazim dilakukan masa kini yang berkaitan dengan
perdagangan internasional.
57
VII. MEMBANGUN PERENCANAAN PASAR
yang KUAT (BUILDING a POWERFUL
MARKETING PLAN)
Pendahuluan.
Pasar (market) adalah sekumpulan orang (konsumen) yang berpotensi menaruh minat
untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu.
58
Pemasaran (Marketing) adalah proses kegiatan usaha untuk menemukan ciri 2 kumpulan
konsumen diatas, mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka. Terlampau sering
dijumpai rencana usaha (business plan) yang menerangkan secara rinci target apa yang
ingin dihasilkan tetapi sangat kurang, bila ada, perhatian kepada strategi untuk mencapai
target tersebut. Daripada perhatian focus kepada cash flow, net profits, dan equity
pemilik, bab Marketing Plan ini lebih menaruh perhatian pada sisi customer. Secara
singkat, sebuah Marketing Plan menunujukkan pelanggan (customer) yang menjadi target
perusahaan, dan menerangkan bagaimana produk dan jasanya akan menarik pelanggan
dan usaha untuk mempertahankannya. Focus utama adalah menciptakan dan
mempertahankan daya saing (competitive advantage) bagi suatu perusahaan skala kecil.
VII.1. Perusahaan 2 Market Driven dan Marketing Plan
Marketing adalah proses kegiatan usaha untuk menemuk an ciri 2 kumpulan konsumen
diatas, mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka. Marketing meliputi semua aktifitas
yang melibatkan usaha memenangkan dan mempertahankan pelanggan setia ( loyal
customers). ’Rahasia’ pemasaran yang sukses adalah mengerti apa kep erluan, tuntutan,
dan keinginan pelanggan yang dituju ( target customers) sebelum pesaing kita
menyadarinya. Usaha pemasaran lainnya agar pelanggan selalu kembali termasuk
pemenuhan keinginan, tuntutan, ketepatan waktu penyerahan barang dan jasa. Faktor
lain yang sangat membantu pemasaran adalah kenyamanan tempat dan keramahan
penjual. Singkatnya, marketing adalah memuaskan pelanggan/konsumen sambil
membuat keuntungan.
Pada saat dunia usaha raksasa mengglobal sebagai akibat dari kemajuan teknologi,
pemilik usaha kecil harus mengerti pentingnya mengembangkan strategi pemasaran yang
relevant. Meskipun usaha skala kecil bukan tandingan pengusaha raksasa global,
misalnya dalam hal anggaran pemasaran ( marketing budget), usaha kecil (entrepreunial
companies) tidaklah lemah bila menjalankan strategi pemasaran yang efektif. Dengan
menggunakan guerrilla marketing strategies, yang bercirikan non konvensional, biaya
rendah dan teknik yang kreatif, perusahaan kecil dapat ’mencuri’ dari jatah pasar mereka.
Misalnya, untuk menghadapi raksasa ’Carrefour’ yang sanggup mematok discount
besar2an pada beberapa produknya, beberapa perusahaan retail kecil, sambil
mempertahankan yang sudah ada, melaksanakan taktik strategi guerrilla marketing untuk
menarik pelanggan baru. Strategi baru ini mem focus perhatian kepada pelanggan baru
sambil menyadari bahwa memuasakan pelanggan adalah fondasi dari setiap usaha.
Seorang ahli marketing mengatakan bahwa tujuan utama usaha bukanlah mengejar
untung tetapi mendapatkan dan mempertahankan pelanggan. Selebihnya akan berjalan
sendiri.
59
Suatu rencana pemasaran (marketing plan) berisi 4 tujuan (objectives)

Harus menentukan kebutuhan ( needs) dan keinginan (wants) pelanggan
(customer) melalui penyelidikan pasar (market reasearch).

Harus menentukan target pasar yang spesifik dimana usaha kecil dapat peluang.

Harus membuat analisa daya saing perusahaan ( competitive advantage) dan
membentuk strategi pasar disekitarnya.

Harus membantu menciptakan pasar yang memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan.
VII.2 Menentukan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan ( Customer Needs
and Wants) melalui Market Research.
Perubahan alami dalam trend dimasarakat merupakan sumber awal yang merubah pola
usaha. Perubahan pola dimasarakat dalam umur, penghasilan, pendid ikan, dan
karakteristik populasi lainnya (disebut dalam istilah demography) akan mengakibatkan
dampak besar terhadap perusahaan, customers, dan pola ber’business’ dengan customer
tersebut. Dunia usaha (business) yang tidak memperhatikan trend demography da n tidak
menyesuaikan strateginya dengan trend yang baru, akan mengalami risiko menjadi
perusahaan yang tidak memiliki daya saing.
Perusahaan kecil yang melihat gejala perubahan demography secara dini, dan segera
menyesuaikan diri terhadap perubahan, perusahaan semacam itu akan memiliki daya
saing dipasar yang demographynya berubah. Sebuah perusahaan harus mempunyai visi
kedepan untuk selalu menyesuaikan diri dan melihat kearah mana dunia usaha akan
bergerak.
Nilai suatu riset pasar (The value of Market Research)
Market research adalah sarana untuk mengumpulkan informasi yang akan dijadikan
basis dari rencana pemasaran (marketing plan). Kegiatan ini menyangkut, secara
sistematis, mengumpulkan, menganalisa, dan menginterprestasi data yang ada
hubungannya dengan pemasaran usaha, pelanggan ( customers), dan pesaing.
Dengan melaksanakan riset pasar awal ( basic market research) pengusaha dapat segera
menangkap trend demography dan pasar.
VII.3 Bagaimana Menjalankan Suatu Market Research
Tujuan dari riset pasar adalah mengurangi risiko yang diakibatkan oleh putusan usaha
(business decision). Hasilnya dapat mengganti informasi keliru (misinformation) dan
asumsi dengan fakta. Opini dan kabar angin (hearsay) adalah fondasi yang lemah untuk
membangun suatu marketing strategy yang solid.
60
Secara umum market research adalah proses untuk mengetahui pertanyaan berikut ini.

Siapakah potensi pelanggan anda

Dimana mereka berada

Apa yang mereka inginkan dan perlukan
Implimentasi suatu riset pasar akan melalui proses empat langkah berikut ini.

Definisikan masalah (define the problem)

Kumpulkan data

Analisa dan interpretasikan data

Tarik kesimpulan
Step1: Definisikan masalah
Sering terjadi kebingungan antara gejala ( symptom) dengan masalah yang sebenarnya
(true problem). Contohnya, penjualan (sales) menurun bukanlah masalah utama
melainkan sekedar gejala. Mencari akar pemasalahan, pengusaha harus mengumpulkan
semua faktor yang memungkinkan hal itu terjadi. Banyak pertanyaan yang dapat
menolong untuk menemui akar masalah.

Apakah ada pesaing baru?

Apakah penjual produk kita tidak disukai pelanggan atau tidak menguasai produk
kita?

Apakah selera pelanggan berubah?.

Apakah pelanggan kesulitan menemukan produk kita?
Pengusaha dapat memakai riset pasar untuk mendapatkan kemun gkinan pemasaran
baru.
Step2: Kumpulkan data
Pendekatan pasar (marketing approach) pada masa ini sifatnya adalah individualized
marketing. Pendekatan pasar secara individualized marketing adalah suatu sistem yang
didasarkan pada pengumpulan data dan informasi dari pribadi 2 pelanggan (individual
customers) dan kemudian mengembangkan program pemasaran ( marketing program)
yang disiapkan untuk memenuhi selera dan kebutuhan mereka.
Step3: Analisa dan interpretasikan data
Hasil dari riset pasar saja tidak cukup memecahkan masalah. Pengusaha harus pandai
membuat analisa dan menarik kesimpulan dari data 2 yang diperoleh.

Apakah arti fakta 2 yang diperoleh.
61

Apakah data 2 memberi petunjuk perlu dibuat perubahan dalam mengelola usaha
(operate the business)?.

Apakah ada celah dimana pengusaha dapat mengambil kesempatan baru?.
Pengusaha harus menggunakan pertimbangan dan common sense untuk mengambil
kesimpulan arti dari data 2 lapangan.
Step4:Tarik kesimpulan dan kerjakan
Riset pasar belum selesai sampai pengusaha m enindak lanjuti sesuai dengan laporan
fakta lapangan yang diperoleh. Contohnya, bila dari survey pengusaha retail
mendapatkan bahwa kebanyakan pelanggan lebih m enyukai belanja pada sore hari
dibandingkan pagi, maka pengusaha segera merubah jadwal toko agar penjualan
meningkat.
VII.4 Membidik Target Pasar (Pinpoint the Target Market)
Target pasar adalah spesifik grup pelanggan ( customers) dimana perusahaan
menargetkan untuk menjual produk dan jasanya.
Satu tujuan utama dari riset pasar adalah membantu u saha kecil mencari dan
mendefinisikan target pasar. Kesalahan umum pada perusahaan kecil adalah tidak
adanya target market yang jelas untuk produknya. Kebanyakan perusahaan kecil
menganut ’shotgun approach’ pada kebijakan pemasarannya. Artinya menjual
produknya kepada siapa saja dengan harapan sebagian dapat terjual. Meskipun
pendekatan ini dapat membuat perusahaan hidup pada awalnya, tetapi dalam jangka
panjang akan menemui masalah yang serious bagi perusahaan yang berusaha tumbuh.
Usaha kecil pasti tidak dapat bersaing dengan usaha raksasa yang mempunyai kekuatan
keuangan tidak terbatas. Banyak usaha kecil membuat produk yang tidak laku karena
tidak mendefinisikan segment pasar yang bagaimana produk ini akan ditawarkan.
Disinilah perlunya ada target customer yang jelas.
Tetapi mengapa dalam kenyataannya shotgun approach ini begitu populer dilakukan
usaha kecil bila mengawali usaha. Alasannya adalah karena cara ini mudah, tidak perlu
melaksanakan riset pasar ataupun rencana pemasaran ( marketing plan). Shotgun
approach ini sifatnya adalah market driven dan bukan customer driven. Untuk menjadi
customer driven, suatu marketing program yang efektif harus disusun berdasarkan atas
definisi yang jelas mengenai target customers.
VII.5 Menyusun Marketing Strategy: Bagaimana Membangun Daya Saing
(Competitive Edge) Perusahaan.
62
Daya saing (competitive edge) sangat krusial untuk keberhasilan suatu usaha. Suatu
usaha kecil mempunyai daya saing bila pelanggan merasa bahwa produk atau jasanya
memiliki kelebihan bila dibandingkan pesaingnya.
Daya saing harus selalu diciptakan karena ini adalah alasan mengapa pelanggan akan
selalu datang daripada kepesaing kita.
Daya saing adalah sebagai berikut.

Kualitas. Bila kita dapat menawarkan produk atau jasa lebih baik daripada yang
ditawarkan sekarang, pelanggan akan membelinya meskipun lebih mahal. Banyak
usaha kecil yang berhasil dengan cara ini.

Harga (Price). Bila kita dapat menawarkan produk atau jasa lebih murah, usaha
kita akan didatangi konsumen yang kerjanya mengejar harga 2 yang sedang on
sale.

Lokasi. Banyak usaha kecil yang berhasil karena mereka berlokasi ditempat yang
tepat, ditengah komunitas yang terpencil dipinggir kota. Contohnya usaha bahan
keperluan se-hari 2 (convenience food store) seperti 7-eleven dsb. berhasil
menambah gerainya dari waktu kewaktu melayani masarakat yang tinggal jauh
dari pusat perbelanjaan.

Seleksi. Kumpulan produk yang cukup luas seleksinya sering berhasil menarik
banyak pelanggan. Contohnya adalah toko 2 seperti Carrefour, Alfa Mart dsb. Toko
jenis ini dapat melayani banyak grup masarakat yang keperluannya berbeda.

Pelayanan (Service). Usaha kecil lebih sanggup memberikan pelayanan khusus
kepada pelanggan daripada perusahaan besar.

Kecepatan pelayanan (speed/turnaround time) . Pelanggan mengharapkan
kecepatan pengiriman untuk produk atau jasa. Tuntutan kehidupan masa kini
berjalan sangat cepat. Standard yang kemarin dipakai sudah akan segera
kadaluwarsa. Kemajuan teknologi seperti, mesin fax, handphone, e -mail
mendukung proses kehidupan yang serba cepat.
Fokus pada Pelanggan.
Kebanyakan dunia usaha melupakan satu factor terpenting yang menjamin kelangsungan
usaha yaitu; pelanggan (the customers). Meskipun mendapatkan pelanggan baru
membantu perusahaan untuk berkembang, mempertahankan ya ng sudah ada adalah
kunci dari sukses. Ongkos menarik pelanggan baru dapat mencapai lima kali ongkos
mempertahankan pelanggan lama. Karena itu pengusaha kecil harus selalu bertanya
”bagaimana kita dapat memperbaiki mutu produk dan jasa untuk memicu pelangg an yang
63
sudah ada untuk lebih meningkatkan business dengan kita ” daripada bertanya
”bagaimana meningkatkan pangsa pasar (market share) 10 percent ”.
Perusahaan 2 yang baik memperhatikan hal 2 ’kecil’, misalnya pramugari perusahaan
penerbangan menyapa penumpang kelas business pada kabin pesawat terbang dengan
namanya, perusahaan bunga mencatat hari 2 penting pelanggannya untuk diingatkan
memesan bunga, dsb.
Perhatian pada Kualitas
Dalam dunia persaingan global masa ini, kualitas barang dan jasa menjadi p ersyaratan
mutlak untuk mencapai sukses dan bahkan bertahan untuk hidup (survival). Menurut ahli
pemasaran, situasi terburuk dunia usaha adalah membuat iklan besar 2 an mengenai
produk tetapi menyajikan produk yang jelek mutunya. Pelanggan akan selalu menunt ut
produk dan jasa berkualitas. Perusahaan yang memiliki competitive edge akan secara
konsisten mempertahankan kualitas yang dituntut pelanggan.
Sekarang istilah kualitas bukan lagi sekedar slogan. Perusahaan kelas dunia
memperhatikan kualitas sebagai tujuan strategis (strategic obejective) dan
menempatkannya menjadi bagian integral dari budaya perusahaan (company culture).
Strategi ini lazim disebut Total Quality Management (TQM).
TQM adalah suatu pemahaman (philosophy) tentang, bukan hanya mencakup kual itas
produk atau jasa saja, tetapi juga terhadap setiap aspek usaha dan kaitannya dengan
pelanggan dan peningkatan kualitas yang terus menerus pada saat penyerahan kepada
pelanggan.
Perusahaan yang berada diposisi strategis dalam penentuan kualitas, menge mbangkan
berbagai cara untuk mengukur kualitas. Industri pembuat produk adalah yang pertama
menerapkan tehnik TQM. Tetapi bisnis retail, grosir ( wholesale), dan organisasi jasa
mempunyai peluang luas untuk menjalankan berbagai tehnik TQM. Mereka misalnya,
menelusuri catatan keluhan pelanggan, menghubungi pelanggan yang meng’hilang’, dan
mencari cara baru untuk menghitung biaya kualitas ( cost of quality).
Kunci dari pengembangan TQM yang berhasil adalah melihat dunia kegiatan aspek usaha
dari sisi pelanggan. Kualitas harus merefleksi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Berdasarkan penelitian faktor 2 berikut adalah penilaian berdasarkan ranking dimata
pelanggan.

Produk yang bisa dipercaya atau reliability. (Rata 2 frekuensi kerusakan
barang).

Daya tahan produk atau durability. (Berapa lama daya tahan produk ini)

Kemudahan pemakaian atau ease of use.

Harga murah
64
Ternyata harga murah menempati peringkat akhir dari daftar kualitas produk yang
diharapkan pelanggan.
Pada usaha jasa pelanggan mengharapkan karakt eristik kualitas yang kurang lebih
serupa, antara lain sbb.

Tangibles (alat 2 , fasilitas dan manusia).

Kepercayaan atau reliability. (konsistensi apa yang dijanjikan dengan yang
dilaksanakan).

Tanggap atau responsiveness. (cepat melayani pelanggan).

Perhatian atau assurance and empathy. (menyatakan sikap perhatian).
Perhatian pada kenyamanan (Convenience)
Dalam suasana yang penuh kesibukan saat ini, dimana suami istri sama2 bekerja,
kenyamanan merupakan factor dominan dalam memilih kegiatan. Menurut penelitian,
ranking tertinggi criteria pembelian bagi pelanggan menunjukkan kemudahan akses
pembelian kepada barang kebutuhan dan jasa menduduki peringkat tertinggi.
Bagaimana pemilik usaha dapat menaikkan kenyamanan bagi pelanggan?. Pertanyaan
dibawah ini memberi petunjuk.

Apakah lokasi usaha anda berada dekat dengan pelanggan?. Apakah memberi
kemudahan akses?

Apakah waktu kegiatan sesuai dengan waktu pelanggan?. Apakah perlu dibuka
waktu kegiatan sore dan week-end untuk lebih menyesuaikan pelanggan?.

Apakah jasa menjemput dan menyerahkan pesanan ( pickup and delivery services)
akan banyak membantu?. Contoh, beberapa perusahaan catering mengirim
pesanan box makan siang kepada pegawai dikantor.

Apakah cara pembayaran dengan menggunakan kartu kredit akan membant u?.

Apakah pegawai anda dilatih untuk melakukan transaksi usaha dengan cepat,
efisien dan sopan?.

Apakah pegawai anda melayani panggilan melalui telpon denga efisien, cepat dan
sopan?.
Perhatian pada inovasi
Inovasi adalah kunci kepada sukses yang akan datang. Pasar berubah dengan cepat,
pesaing bergerak terlalu cepat untuk usaha kecil bila tidak berusaha dan tetap
mempunyai daya saing. Karena keterbatasan finansial, perusahaan kecil melihat dan
meniru inovasi yang dihasilkan perusahaan besar untuk berusaha kompetitif. Perusahaan
kecil mempunyai keuntungan untuk lebih lincah mengadakan perubahan daripada
perusahaan besar. Inovasi merupakan kekuatan utama dari seorang entrepreneur yang
65
diwujudkan dalam produk, teknik khusus, dan pendekatan pemasaran yang t idak
konvensional. Dalam dunia bisnis, terbukti perusahaan kecil merupakan leader dalam
inovasi. Sebagai contoh, produk2 notebook computer yang berkualitas, lebih murah
dengan dukungan after sales services yang baik banyak ditawarkan oleh perusahaan
baru yang muncul dibandingkan dengan perusahaan besar seperti IBM dsb.
Perhatian pada jasa dan kepuasan pelanggan
Pada trend ekonomi yang baru, perusahaan menemukan bahwa innovasi yang muncul,
pelayanan khusus dapat menjadi senjata strategis ( strategic weapon). Memberikan
pelayanan yang tidak ada tandingannya – tidak mutlak harus harga rendah – adalah satu
dari cara paling efektif untuk menarik dan mempertahankan basis pelanggan yang terus
berkembang (a growing customer base). Menurut penelitian, apa yang menj adi faktor
terpenting adalah pelayanan yang mengarah kepada cara produk dirancang ( designed)
dan kelancaran penyerahan, petunjuk jelas agar mudah dipasang, fasilitas perawatan
purna jual dan tersedia suku cadang untuk penggantian. Pelayanan pelanggan ( customer
service) yang baik barulah langkah antara untuk menuju kepada kepuasan pelanggan
(customer satisfaction).
Perhatian pada faktor kecepatan
Faktor kecepatan menjadi senjata yang penting bagi menciptakan daya saing.
Perusahaan dunia mengakui bahwa mengurangi waktu untuk memproses rencana
(design), manufaktur, dan proses distribusi suatu produk dapat mengurangi biaya,
menambah kualitas dan menambah pangsa pasar ( market share).
Falsafah kecepatan dinamakan Time Compression Management (TCM), meliputi tiga
aspects.

Mempercepat pengiriman produk baru kepasar

Memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk merespons pesanan pelanggan
pada proses manufaktur dan penyerahan

Memperpendek waktu administrative untuk mengisi prosedur pemesanan.
VII.6 Memilih Strategi Pemasaran
Ada beberapa strategi dasar pemasaran yang dapat dipakai oleh seorang entrepreneur
untuk mendapatkan daya saing (competitive edge).

Strategi penetrasi pasar (market penetration strategy)
Menaikkan penjualan dari produk pada pasar yang sedang berja lan melalui usaha
peningkatan penjualan dan iklan. Strategi ini biasa dipakai pada usaha kecil ,
tetapi juga usaha besar seperti contoh dibawah ini .
66
1. Strategi Telkom menurunkan tarif SLJJ ( long distance call
services)
malam hari agar konsumen sering mengg unakan jasa ini.
2. Misalnya bila perusahaan penerbangan Merpati Nusantara
mengeluarkan kebijakan ticketnya berlaku juga bagi penerbangan GA
dalam usaha BUMN ini menambah pangsa pasar dan menyaingi
perusahaan penerbangan swasta.
3. Membeli (mengakuisisi) perusahaan kecil oleh perusahaan yang lebih
besar.
4. Membesarkan pasar dengan mengajak bukan peserta menjadi peserta
aktif. Misalnya, menawarkan paket cicilan (leasing package) bagi
karyawan untuk membeli kendaraan.

Strategi pengembangan pasar (market development strategy)
Usaha menaikkan penjualan secara inovatif dengan memasarkan produk dan jasa
yang sedang berjalan dipasaran baru. Misalnya,
1. Perusahaan akuntan kecil membuka kantor cabang dikota lain.
2. Mendapatkan target pasar baru, majalah Reader’s Digest mener bitkan
edisinya dalam bahasa non Inggris, i.e. Indonesia, Cina, Jepang dsb.
3. Mendapatkan pemakaian baru dari suatu produk. Perusahaan tilpon
mengembangkan penemuan jasa video conferencing jarak jauh. Rapat
dengan direksi tidak perlu melakukan perjalanan ja rak jauh dengan
biaya mahal.

Strategi pengembangan produk (product development strategy)
Usaha menaikkan penjualan secara inovatif dengan memperkenalkan produk dan
jasa yang baru pada pasar yang sedang berjalan. Misalnya ,
1. Perusahaan cepat saji (fast-food restaurant) yang produk utamanya
hamburger mungkin akan lebih laku penjualannya bila ditambahkan
menu ikan atau ayam.
2. Meningkatkan produk, misalnya multiple CD disk player pada mobil.
3. Meningkatkan kualitas dengan menambah kecepatan, bisa dipercaya
(reliability) dan efisiensi. IBM, Compac computer selalu
memperbaharui versi produknya secara kontinu.
4. Memperkenalkan model baru. Pisau cukur Gillette sistim ”Sensor
Shaving” tahun 1994 yang bekerja lebih efisien merupakan
peningkatan (upgrading) twin blade versi 1989.

Segmentasi pasar (market segmentation)
Segmentasi pasar atau niche marketing adalah mengelompokkan konsumen
kedalam grup yang mempunyai kebutuhan serupa atau persamaan karakteristik.
67
Esensi dari pemasaran yang sukses adalah mempersempit focus target pasar.
Kita akan bertambah kuat bila dapat memperkecil scope dari operasi pasar.
Daripada berhadapan secara frontal dengan pesaing besar, banyak usaha kecil
yang sukses dengan menciptakan nichesnya secara hati2 dan
mempertahankannya dengan gigih.
Contohnya:

Usaha pelayanan membersihkan blind, suatu penutup kaca yang khusus.

Bengkel khusus reparasi dan service AC mobil

Jasa khusus ”salon mobil” bagi mereka yang tertarik mobilnya selalu terawat
bersih serta mengkilap.
Ada empat cara dasar untuk menganalisa segmen pasar
o
Geographic segmentation – membagi populasi berdasar lokasi tempat
tinggal atau tempat kerja
o
Demographic segmentation – Membagi populasi berdasarkan umur,
gender, penghasilan, atau pendidikan
o
Psychographic segmentation – Membagi populasi berdasarkan
perbedaan psikologis, seperti pendapat (konserfatif vs. Liberal) atau gaya
hidup
o
Behavioral segmentation – Membagi populasi berdasarkan perilaku
berbelanja, seperti kesetiaan dengan merek atau reaksi terhadap harga.
VII.7 Koordinasi Unsur 2 Pemasaran (Marketing Mix)
Empat elemen terpenting pada strategi pemasaran adalah
o
Produk (Product)
o
Lokasi (Place)
o
Harga (Price)
o
Promosi
Keempat elemen diatas adalah saling menguatkan, dan bila dikoordinasikan dengan
baik, akan menambah daya jual atau jasa. Pengusaha kecil harus pandai meng
integrasikan keempat elemen diatas untuk dapat me -maksimalkan daya jual atau
jasanya kepada konsumen.
VII.7.1 Produk
Produk adalah elemen yang terpenting dalam pemasaran. Produk adalah bentuk
barang ataupun jasa yang diciptakan untuk memuaskan konsumen.
Produk menjalani berbagai tingkat (life cycle) dalam pengembangannya, yaitu

Tingkat pengenalan (introductory stage)
68
Pemasar memperkenalkan produk kepada calon potensial konsumen dan bersaing
dengan produk lain yang sudah berada dipasar. Kegiatan iklan dan bentuk
promosi lain yang biayanya tinggi dapat membantu pemasaran. Perusahaan kecil
harus mengatasi ’penolakan’ konsumen pada produk baru. Pada tingkat ini dapat
diperkirakan untung, bila ada, sangat rendah d an mungkin juga negative.

Tingkat pengembangan dan pengakuan (growth and acceptance stage)
Pada tingkat ini konsumen mulai menyerap produk dalam jumlah besar untuk
pengenalan dan alternative dari produk lainnya. Pada tingkat ini juga pengusaha
mulai mengalami kenaikan produksi dan keuntungan. Tingkat ini tidak menjamin
produk dapat segera diterima konsumen. Tertarik akan sukses kita, pesaing mulai
masuk pasar. Jadi usaha pada tingkat ini, selalu di komunikasikan keunggulan
usaha (competitive advantage) kepada konsumen.

Tingkat kemapanan dan persaingan (maturity and competition stage)
Pada tingkat ini, penjualan bertambah tetapi keuntungan mencapai puncaknya
dan kemudian turun pada saat pesaing baru masuk kepasar. Konsumen mulai
mengenal produk saingan kita. Disini kegiatan iklan harus focus pada kampanye
‘brand loyalty’.

Tingkat kejenuhan pasar (market saturation stage)
Disini tingkat penjualan mengalami puncak, dan saatnya memperkenalkan
generasi selanjutnya dari produk.

Tingkat penurunan produksi (product decline stage)
Pada tingkat ini, penjualan mengalami penurunan. Keuntungan turun secara
menyolok. Meskipun demikian bila produksi mencapai tingkat ini, tidak selalu
berarti kegiatan usahanya akan berakhir. Produksi yang sudah mencapai tingkat
dikenal (popular product) dapat selalu diciptakan versi baru. Tidak satupun
perusahaan dapat mempertahankan posisi pangsa pasarnya tanpa inovasi dan
perubahan produknya.
VII.7.2 Lokasi (Place) dan Saluran Distribusi (Channel of Distribution)
VII.7.2.1 Pertimbangan pemilihan Lokasi (Place)
Lokasi dan distribusi berkembang menjadi faktor penting pada saat konsumen
mengharapkan peningkatan pelayanan dan kemudahan dari suatu usaha.
Apakah lokasi anda ideal?
69
Langkah pertama untuk menentukan lokasi yang tep at adalah mempertimbangkan dua
hal, kriteria yang diharuskan dan kriteria yang disenangi. Kriteria yang diharuskan adalah
hal 2 yang harus ada; bila tidak memenuhi syarat lokasi tidak akan dipilih. Kriteria yang
disenangi adalah hal 2 yang baik untuk dimanfaatkan tetapi bila tidak ada bukan sesuatu
yang menghambat keberhasilan usaha. Contohnya usaha fast food mungkin memenuhi
required criteria, dimana jumlah penduduk 30,000 dalam lingkungan radius 3 KM dan
jumlah kendaraan yang melewati sekitar 20,000 per har i. Kriteria yang disenangi
termasuk rambu lalu lintas yang jelas, pajak yang rendah, dan berada dekat dengan
tempat belanja yang besar.
Setiap usaha mempunyai faktor lokasi yang unik. Faktor yang penting untuk lokasi retail,
tidak relevant untuk usaha manufaktur.
Peraturan koridor (zoning law) diciptakan oleh masarakat untuk mengawasi tipe usaha
yang terbuka dan memastikan bahwa proses pengembangan masarakat direncanakan
secara sempurna.
Setiap lahan diperuntukan untuk berbagai keperluan, (zoning) sbb.

Hunian (Apartments, rumah, condominiums)

Komersial (perkantoran, retail, dsb)

Industri (manufacturing)

Pertanian/perkebunan
Apakah usaha anda dijalankan dari rumah? (home based)
Banyak tendensi pengusaha masa kini menjalankan usaha dari rumah.
Bila demikian harus diperhatikan mengenai zoning, yakni apakah peruntukan usaha tidak
melamnggar ketentuan yang berlaku.
VII.2.2 Pertimbangan pemilihan sistem saluran distribusi
Saluran distribusi (channel of distribution) adalah suatu system jaringan ( organized
network) terdiri dari agen dan badan 2 terkait (Marketing Intermediaries) dimana secara
terpadu menjalankan fungsi marketing yang menghubungkan produsen dan konsumen
secara timbal balik. Setiap organisasi didalam jaringan ini menjalankan fungsi pengadaan
barang pesanan atau jasa yang dibutuhkan konsumen.
Dengan kemajuan teknologi, fungsi penghubung ( intermediaries) menjadi tidak selalu
dibutuhkan. Saat ini konsep distribusi yang sedang berkembang adalah pemasaran tanpa
menggunakan toko (nonstore marketing). Konsumen berhubungan langsung melalui
telpon, internet, pos, door-to-door, dsb.
Berikut ini beberapa pertimbangan yang perlu dipelajari sebelum mengambil pilihan
sistem distribusi.
Apakah usaha anda Retail atau Service (jasa)?
70
Usaha retail dan usaha jasa (services) dimana sifat usahanya dikunjungi pelan ggan
seperti bengkel dan laundry, memiliki faktor yang sama bila mempertimbangkan lokasi
tempat usaha. Bagi usaha jenis diatas, pilihan lokasi yang tepat sangat membantu
keberhasilan usaha.
Berikut ini daftar pertanyaan yang penting untuk memulai usaha retail atau jasa.

Dimanakah Trading Area kita?.Trading area adalah daerah dimana target market
berada. Trading area dipengaruhi oleh beberapa fak tor, antara lain tipe usaha,
jumlah pesaing, dan jenis prasarana (mall, shopping center, dsb). Sebagai
contoh, trading area untuk toko barang 2 keperluan se-hari 2 (convenient store)
umumnya didalam radius satu setengah kilometer. Untuk toko baju mungkin
sekitar 15 Km atau lebih. Dalam menentukan trading area kita harus bertanya
‘Berapa jauh rata 2 pelanggan bersedia datang ketempat jualan kita?’

Apakah anda mempunyai informasi demographic?
Bila trading area sudah ditentukan, demographic dari populasi dilingkungan
trading area dicatat. Informasi demography yang berguna adalah jumlah
penduduk dilingkungan trading area, data umur, gender, pendapatan rata2, dan
pekerjaan dari penduduk.

Seberapa mudah lokasi dapat dicapai (accessibility)? Accessibility mengacu
kepada kemudahan pelanggan untuk dapat mencapai lokasi usaha kita.

Usaha apa yang berada disekitar lokasi kita? Usaha lain yang beroperasi
disebelah usaha kita akan memberi dampak pada profile penjualan dari retail
business. Bila usaha disebelah bersifat complementary maka ini menjadi positive
bagi usaha kita. Contohnya bila kita menjual baju untuk wanita muda dan toko
sebelah menjual sepatu wanita.

Apakah tanda usaha mudah dilihat? . Papan tanda usaha harus mudah terlihat
terutama untuk usaha retail dan jasa (service) yang baru berjalan. Papan nama
toko yang terhalang pemandangannya oleh pohon atau lainnya, lokasi toko yang
sulit dicapai karena berada dipersimpangan jalan sempit, akan sangat
mempengaruhi perkembangan usaha.

Apakah sudah difikirkan tempat parkir mobil? . Saat ini tempat parkir adalah
sesuatu yang harus direncanakan. Konsumen akan memilih tempat belanja yang
menyediakan tempat parkir cukup.
Apakah usaha anda tergolong pabrik (manufacturing firm)?
Analisa lokasi untuk usaha manufacturing adalah sama pentingnya sebagaimana usaha
retail, hanya kriterianya berbeda. Faktor berikut ini dipertimbangkan setelah analisa
lokasi untuk usaha manufacturing sudah final.
71

Bagaimana iklim perburuhan?. Usaha manufaktur biasanya membutuhkan tenaga
kerja yang besar, sehingga faktor yang berhubungan dengan ketenagakerjaa n
berikut ini sangat penting.
1. Tingkat aktifitas serikat pekerja (union activity). Tingkat aktifitas tinggi
tidak kondusif untuk kegiatan usaha.
2. Tingkat upah rata 2 .
3. Peri laku semangat kerja masarakat setempat. (Sifat pekerja yang rajin
menguntungkan dunia usaha).

Apakah perusahaan memerlukan posisi bahan baku (raw material) dan konsumen
yang dekat?. Beberapa perusahaan memerlukan lokasi bahan baku yang dekat
karena biaya transportnya mahal. Contohnya pabrik semen. Sebaliknya beberapa
perusahaan memerlukan kedekatan dengan konsumen untuk dapat melayaninya
dengan baik atau biaya transport produknya mahal. Untuk beberapa usaha
manufaktur lainnya, kedua faktor diatas tidak menjadikan masalah.

Perlu diinvestigasi ketersediaan prasarana (’utility’) dan biayanya. Perusahaan
manufaktur biasanya memerlukan prasarana (air, listrik, gas,dsb) yang tinggi. Bila
fasilitas diatas sulit didapat, dan harganya tinggi, viability usaha manufaktur
dilokasi tersebut harus dikaji lebih teliti.

Apakah sarana transportasi memenuhi?. Perusahaan manufaktur memerlukan
akses kepada sistem transportasi, misalnya lapangan terbang, kereta api,
kendaraan truk. Kebutuhan jenis transportasi tergantung dari jenis produknya.

Bagaimana peraturan lingkungan? Perusahaan manufaktur harus meneliti
peraturan lingkungan, karena ada peraturan yang melarang pemakaian material
tertentu atau mengatur buangan proses yang harus dipenuhi.
Apakah usaha merupakan jenis operasi ’wholesaling’?
Pedagang grosir (Wholesalers) memasok pedagang eceran (retailers). Beberapa factor
yang harus diperhatikan adalah sbb:

Apakah kemampuan keuangan masarakat disekitar stabil?. Karena pedagang
grosir memasok pedagang eceran (retailers), satu faktor yang menurunkan
aktifitas retailer berakibat mengurangi pendapatan (revenue) grosir. Pedagang
grosir harus memperhatikan masarakat yang pendapatannya stabil sebagai
konsiderasi memilih daerah operasinya.

Apakah kondisi keuangan toko eceran (retail store) cukup kuat?
Pedagang grosir harus selalu mempertimbangkan jumlah dan kese hatan
keuangan retail outlets. Faktor yang perlu diperhatikan adalah omset ( turnover)
dari bisnis retail, kurun waktu keberadaan diusaha yang dijalani, statistik kinerja
selama lima tahun terakhir.
72

Apakah ada pedagang grosir lainnya beroperasi didaerah y ang sama?. Pedagang
grosir biasanya memilih daerah dimana banyak didapatkan pedagang eceran
(retailers). Bila banyak saingan dari produk sejenis, maka sulit akan memasuki
pasar.

Apakah usaha sebaiknya ditengah kota atau dipinggiran? . Bila ongkos sewa
ditengah kota mahal, pedagang grosir akan mencoba kepinggiran kota.
Persaratannya adalah adanya sarana transportasi yang menunjang pengangkutan
barang ke retailers didalam kota.
Agent
Bila wholesaler dibutuhkan, pengusaha harus memikirkan cara bagaimana
mencapainya. Pengusaha secara pribadi akan mengalami kesulitan mengadakan
hubungan kontak langsung sendirian tanpa bantuan. Dalam banyak hal dipakai
representative (atau agent) untuk mengerjakan jasa penghubung dengan
wholesalers atau perusahaan retail dimana kemudian agent dibayar atas dasar
komisi dari volume barang yang berhasil dijual. Fungsi agent dapat sebagai
penawar jasa mencarikan pasar untuk suatu produk atau menolong pembeli
(buyers) menemukan sumber pemasok barang (source of supply).
Pada industri jasa umumnya, kebanyakan kontak dilaksanakan langsung antara
pemberi jasa dan konsumen. Agent sering dipakai pada jasa asuransi dan biro
perjalanan (travel).
Gambar VII.1 berikut ini memperlihatkan diagram channel distribution.
Manufacturers/producers
Agents/brokers
Wholesalers/distributors
Retailers
Retailers
Consumers and organizational end-users
Gambar VII.1
Alternative marketing channels
73
Inkubator
Bisnis inkubator adalah fasilitas tempat dan jasa yang disiapkan untuk mendukung usaha
pemula dengan harga murah. Inkubator adalah fasilitas besar kemudian di -bagi kedalam
ruang 2 yang lebih kecil untuk menampung berbagai usaha pemula yang berlainan.
Ongkos sewa biasanya dibawah harga pasar, dan jasa yang diberikan berupa bantuan
keuangan, pemakaian fasilitas bersama seperti, mesin fax, photocopy, ruang rapat, dan
mungkin juga jasa konsultasi manajemen. Bagi pengusaha pemula, bergabung kedalam
inkubator bertemu dengan berbagai usaha lainnya, akan memberikan keuntungan nasihat
(advice), dan pemikiran baru (ideas).
Inkubator tidaklah dimaksud untuk disewakan jangka panjang, tetapi untuk menolong
pengusaha dimasa sulit pada awal usahanya. Bila dianggap cukup, pengusaha akan
dilepas untuk menghadapi kehidupan bisnis yang nyata.
VII.7.3 Faktor yang mempengaruhi pemilihan channel distribution
Bila memilih channel of distribution pertanyaan berikut harus
dipertimbangkan.

Apakah produk akan dijual langsung ke konsumen atau pasar industri?
Kebanyakan produk industri dijual melalui direct sales; produk konsumen dapat
juga dijual melalui jalur yang sama meskipun sering melalui jasa retailer.

Apakah posisi geografis dan jumlah konsumen?
Bila konsumennya tersebar diseluruh negeri, direct sales dalam skala besar akan
lebih complex daripada bila konsumennya berada pada daerah geografis yang
terbatas. Meskipun direct sales dalam skala besar masih dimungkinkan tetapi
akan memakan waktu dan biaya untuk membentuk network.

Apakah karakteristik produk?
Produk yang mudah hancur harus bergerak cepat melalui channels. Sedangkan
produk yang bersifat complex dan hi-tech lebih sering dijual atas dasar person to
person.

Apakah sumber dana pengusaha?
Bila pengusaha memiliki kemampuan sumber dana untuk membentuk regu
pemasaran atau memasarkan produk langsung kepembeli, maka ini adalah satu
pilihan (alternative). Tetapi, karena sumber dana yang terbatas, umumnya
pengusaha kecil menggunakan penghubung (intermediaries) yang memiliki cukup
74
dana dan marketing network yang lebih efisien daripada yang dimiliki pengusaha
kecil.

Bagaimana pesaing menjual produknya?. Akankah marketing intermediaries
sanggup memasarkan produk kita?
Pengusaha harus mempertimbangkan bagaimana pesaing memasarkan
produknya dan apakah marketing intermediaries akan mendorong produk kita
dipasar sehingga berakibat menurunnya penjualan pesaing?. Bila intermediaries
tidak cukup mempromosikan produk kita, pengusaha harus segera memutuskan
pendekatan lain.
VII.7.4 Kendala mendapatkan Distribution Channels.
Meskipun jumlah jasa distribution channel cukup banyak, pengusaha
masih
mendapat kesulitan untuk menyalurkan produknya kepasar. Banyak intermediaries
yang tidak tertarik pada produk baru. Pengusaha harus menyadari bahwa
perusahaan retailers besar setiap hari ditawari produk baru. Mereka tidak ingin
menyimpan dan memajang produk yang tidak memiliki daya jual. Banyak retailer
yang meminta bukti (proof) adanya permintaan konsumen akan produk itu atau
market test yang berhasil sebelum menerima produknya. Disamping itu sering kali
sulit untuk meminta izin suatu toko untuk mendapatkan kesempatan menjalankan
market test.
Banyak pengusaha dengan idea produk baru menyadari bahwa direct marketing
channels, seperti katalog atau jasa home shopping, mepersaratkan minimum tingkat
inventory sebelum mereka bersedia memasarkan produk kita. Ada lagi persaratan
dari retailer dimana pengusaha harus membuat minimum periklan an sebelum
diterima untuk dipasarkan. Sering kali persaratan demikian membebani financial
pengusaha.
Akhirnya karena banyaknya produk baru masuk pasaran dan ruang
Yang terbatas dari retailer dan biaya untuk inventory produk baru,
banyak retailers yang memasang harga (fees) untuk memberi
kesempatan pemasaran produk baru, disebut slotting fees.
VII.7.5 Licensing
Ada kalanya pengusaha (entrepreneur) tidak punya dana dan waktu
untuk membuat dan mendistribusikan produk barunya. Jalan keluar
situasi ini antara lain adalah pemberian lisensi ( licensing). Entrepreneur
mengeluarkan lisensi kepada perusahaan lain untuk membuat dan
menjual produknya dengan pemberian imbalan (fee) yang disetujui
75
bersama.
VII.7.6 Perlindungan Hukum nuntuk Produk dan Jasa Baru
Patents
Bila seorang pengusaha berhasil mengembangkan produk baru,
dikhawatirkan orang lain akan menirunya.
Untuk memberikan perlindungan hukum, dikeluarkan peraturan tentang
hak Patent untuk suatu penemuan, yaitu pemberian hak milik (property
right) kepada penemu yang dikeluarkan oleh biro patent internasional. Hak
patent melarang orang lain untuk ’membuat, memakai, menjual’
penemuan yang berasal dari fihak yang diberi hak milik ( property right).
Copyrights
Sebuah copyright adalah perlindungan yang diberikan secara hukum
kepada pengarang untuk karya intelektual yang dibuat secara orisinil
termasuk antara lain, tulisan dibuku, musik, karya seni, pentas drama, dan
beberapa karya intelektual seperti software.
Trademarks
Trademark adalah kata, symbol, nama atau peralatan dimana dunia usaha
menggunakannya untuk memberi ciri/identitas suatu benda atau produk
tertentu dan membedakannya dari benda atau produk sejenis lainnya.
Trademark biasanya tertera pada nama produk dengan symbol (
”TM”
) berarti
nama dengan symbol tersebut mempunyai hak merek.
VII.7.7 Harga (Price)
Kita semua sependapat bahwa harga dari produk merupakan faktor kunci yang
menentukan keputusan untuk membeli. Harga mempengaruhi volume penjualan dan
keuntungan. Tanpa harga yang sesuai, penjualan dan keuntungan akan ’menderita’.
Harga yang cocok (the right price) dari suatu produk atau jasa bergantung pada tiga
faktor.
1. Struktur biaya produksi untuk suatu produk pada perusahaa n.
2. Penelitian kondisi pasar. Seberapa besarkah pasar dapat menghargai produk kita.
3. Kesan (image) yang kita harapkan dari konsumen dalam melihat produk dan
perusahaan kita.
76
Bagi perusahaan kecil, memperhatikan faktor non harga jual lebih efektif daripada
mencoba bertarung melawan perusahaan besar dalam bidang persaingan harga.
Persaingan non harga seperti misalnya,

Tawaran uji coba produk tanpa dikenakan biaya

Penyerahan tanpa biaya

Jangka waktu jaminan produk lebih lama

Jaminan uang kembali bila tidak puas
akan mengalihkan perhatian konsumen dari harga barang.
VII.7.8 Promosi
Promosi adalah bentuk komunikasi secara himbauan (persuasive communication),
dimaksudkan untuk menginformasikan konsumen mengenai produk barang atau jasa dan
mencoba untuk mempengaruhi mereka untuk membelinya. Promosi dapat ber-macam 2
cara sebagaimana tergambar berikut ini.

Direct marketing. Cara ini termasuk melalui media pos (direct mail); pesanan
melalui daftar katalog (mail-order catalog); penjualan langsung (direct selling);
telemarketing; siaran radio; internet.

Iklan. Cara ini adalah menyiarkan pesan ditujukan kepada chalayak ramai melalui
media seperti radio, surat kabar, dan TV.

Promosi penjualan (sales promotion). Cara ini meliputi aktifitas pemasaran yang
memberikan nilai tambah dan incentive kepada regu pemasaran (sales force), dan
distributor. Sales promotion ditujukan untuk mendongkrak penjualan.

Publisitas dan public relation. Publisitas adalah informasi perusahaan yang
disiarkan sebagai berita melalui radio, koran, dan televisi. Publisitas dimaksud
untuk memberikan informasi kepada masarakat konsumen mengenai perusahaan
dan produknya, dalam bentuk artikel disurat kabar, wawancara diacara radio
setempat, acara ditelevisi.
Public relation adalah aktifitas hubungan masarakat yang ditujukan untuk
memberi kesan baik masarakat mengenai perusahaan. Contoh dari kegiatan ini
adalah antara lain, mensponsori pertemuan olah raga, keanggotaan prkumpulan
Kamar Dagang, sumbangan kepada organisasi amal, dsb.
Gabungan direct marketing, periklanan, sales promotion, publisitas, dan public relations
disebut promotional mix.
VII.8 Pemasaran Bergerilya (Guerilla Marketing)
Pemasaran (marketing) adalah segalanya yang dikerjakan untuk mem promosi kan
usaha, dari proses produksi barang atau jasa hingga sampai ditangan konsumen dan
selanjutnya terjalin hubungan business secara tetap.
77
Guerilla marketing adalah cara yang bersifat inkonvensional men jalankan aktifitas
promosi barang atau jasa dengan biaya rendah. Cara promosi ini k adang 2 dibuat
sedemikian rupa hingga masarakat tidak menyadari bahwa mereka menjadi target
promosi. Pemasar harus kreatif menciptakan cara yang tidak biasa ( unconventional)
dalam memasarkan produk barang atau jasa.
Dalam kenyataan dilapangan, perusahaan kecil lebih mudah melaksanakan taktik guerilla
marketing daripada perusahaan besar karena kedekatannya dengan konsumen dan lebih
gesit.
Secara filosofis pada dasarnya Pemasaran (Marketing) bukanlah pertarungan produk dan
jasa; ia lebih mengesankan pertarungan persepsi.
Berikut ini merupakan fundasi praktek guerilla marketing dan perbandingannya dengan
cara traditional marketing.
1. Praktek traditional marketing memerlukan investasi dana pada proses marketing.
Teori guerilla marketing mengatakan investasi utama adalah waktu,
energi, dan
imajinasi.
2. Praktek traditional marketing ditujukan untuk usaha besar ( big business),
menganjurkan taktik yang berlaku untuk perusahaan besar dan biasanya
memerlukan anggaran yang besar.
Teori guerilla marketing ditujukan untuk usaha kecil dengan tekad tinggi dan
bukan dana besar.
3. Praktek traditional marketing mengukur keberhasilan dari hasil penjualan.
Guerilla marketing mendasarkan pada realita bahwa setiap orang dapat
menaikkan sales. Tetapi sales dan turnover tinggi, tidak berarti bila tidak
dihasilkan keuntungan yang konsist ent. Ukuran utama pada guerilla marketing
adalah profit.
4. Praktek traditional marketing mendasarkan pada pengalaman dan kemudian
membuat keputusan yang melibatkan pekerjaan ’ coba 2 ’ (guess work).
Perkiraan yang keliru sangat mahal bagi praktek guerilla marketing. Jadi
guerilla marketing menjalankan praktek ilmu psikologi, hukum perilaku manusia.
Ada beberapa kepastian (certainties) yang dapat kita pegang yang menyangkut
pola pembelian (purchase pattern). Guerilla marketing fokus pada pola yang
memberi kepastian tersebut.
5. Praktek traditional marketing menganjurkan untuk menaikkan angka produksi
dan kemudian membuat diversifikasi dengan menawarkan produksi dan jasa
sampingan dari produk utama.
Guerilla marketing menolak diversifikasi dan tetap memperhatikan dan fokus
kepada produk yang sudah ditekuni. Tugas kita adalah menciptakan standard
78
unggul dari produk yang sedang ditekuni. Diversifikasi akan mengganggu fokus
kita.
6. Praktek traditional marketing menganjurkan peluasan pasar secara linier dengan
menambah konsumen baru.
Guerilla marketing tidak memburu pelanggan baru, tetapi berusaha
membesarkan pasar secara geometris. Pelaku Guerilla marketing berusaha
menaikkan transaksi dengan pelanggan tetap dengan cara menindak lanjuti
setiap permintaan, keluhan serta memberikan pelayanan yang extra baik.
VIII. MENYUSUN RENCANA USAHA
(BUSINESS PLAN)
Rencana usaha (business plan) adalah suatu ringkasan tulisan dari seorang pengusaha
yang mempresentasikan usulan usaha ( business venture) yang meliputi rincian
operasional dan keuangan, strategi pemasaran, dan kemampuan pimpinan dan jajaran
direksinya. Rancangan ini merupakan pegangan pengusaha ( road map) menuju
terciptanya usaha yang berhasil. Business plan berisi antara lain, arah perusahaan,
target usaha, dan jalan kearah target tersebut.
Secara singkat, business plan adalah dokumen yang isinya secara meyakinkan
menggambarkan strategi dan kemampuan usaha untuk menjual produk atau jasa secara
lengkap serta analisa pemasarannya hingga menghasilkan keuntungan dan memberi
daya tarik kepada calon potensial penanam modal.
VIII.1 Mengapa Perlu Disusun Business Plan?
Business plan mempunyai dua fungsi penting.
Fungsi pertama dan yang terpenting adalah memberikan pemetaan bagi jalannya
perusahaan dan menciptakan strategi untuk diikuti. Business plan ini berisi misi
perusahaan, target yang ingin dicapai, tujuan jangka panjang perusahaan, anggaran
(budget), ramalan anggaran keuangan, target pemasaran, dan strategi perusahaan . Bagi
direksi perusahaan, business plan memberikan motivasi dan pengarahan agar focus
79
pada target usaha. Bagi karyawan, rancangan usaha akan memberi pegangan arah yang
dituju, target yang dicapai pada masing 2 seksi dan tolak ukur keberhasilan.
Fungsi kedua dari suatu business plan adalah untuk menarik minat creditor dan investor
agar mau menanamkan modal usaha. Suatu business plan yang dipersiapkan secara
rapih dan rinci, akan meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya. Isi dan
penyajian business plan mencerminkan refleksi pengusaha. Keputusan investor akan
sangat dipengaruhi oleh isi dari proposal suatu business plan. Seorang investor yang
serius tidak akan membuang waktu untuk bertemu dengan seorang pengusaha yang isi
business plan nya tidak menggambarkan kebutuhan yang serius akan investasi. Dalam
pandangan seorang investor yang serius, seorang pengusaha yang mempersiapkan
business plan nya secara ceroboh, maka ia cenderung akan mengelola usahanya dengan
kualitas serupa.
Business plan juga lazim digunakan untuk keperluan berikut.
1. Mendapatkan pinjaman bank (Bank financing).
2. Dana investasi (Investment fund).
Sudah lazimnya business plan digunakan untuk proses evaluasi guna
mendapatkan modal ventura (venture capital), pemodal swasta (private
investor).
3. Mengusahakan aliansi strategis (Strategic alliances)
Penggabungan dua usaha lazimnya antara perusahaan besar dan
kecil.
Perusahaan kecil biasanya membutuhkan bantuan dana dan perusahaan besar
membutuhkan inovasi. Untuk menuju merger seperti ini, biasanya perusahaan
besar mempelajari business plan dari perusahaan kecil calon mitranya.
4. Mendapatkan kontrak besar
Bila perusahaan kecil mencari kontrak untuk proyek besar atau ingin
memperpanjang kontrak yang sedang berjalan dengan perusahaan besar,
business plan akan membantu meyakinkan kepercayaan perusahaan besar untuk
menjadi mitranya.
5. Merekrut pejabat kunci (Attract key employee)
Satu kesulitan yang mungkin dihadapi perusahaan ke cil yang prospektif dan
berpotensi kuat untuk berkembang adalah mengajak professional yang memiliki
reputasi untuk ber-sama 2 menghadapi tantangan dan risiko kedepan untuk
mengembangkan usaha yang prospektif ini. Kebanyakan eksekutif professional
memilih bekerja pada perusahaan besar yang ber -reputasi. Disinilah peran suatu
business plan yang menggambarkan secara jelas prospek kedepan yang dihadapi
perusahaan dan berisi rencana dalam menghadapi situasi yang mungkin berubah
akan menjadi daya tarik bagi professional yang suka menghadapi tantangan.
80
6. Proses merger dan akuisisi
Bila kita akan menjual perusahaan kepada perusahaan yang lebih besar
business plan merupakan factor penting bagi calon pembeli. Business
plan akan menggambarkan kepada pembeli bahwa kita sudah
memikirkan jalannya perusahaan kedepan dan tahu arah perusahaan.
Business plan dapat meyakinkan calon investor bahwa perusahaan kita
dapat menjadi mitra yang handal. Pada dasarnya Business plan
berfungsi sebagai résumé perusahaan.
VIII.2. Unsur 2 Dalam Suatu Business Plan
Unsur 2 dalam suatu business plan adalah baku (standard) tetapi penyajiannya harus unik
dan disesuaikan dengan kondisi masing 2 bidang usaha.
Seorang pengusaha (entrepreneur) harus mempelajari unsur 2 berikut ini sebagai titik
awal dalam menyusun rencana dan menyesuaikan seperlunya untuk memberikan
gambaran yang tepat bagi tujuan usaha.
Ringkasan Eksekutif (The Executive Summary)
Untuk menyingkat presentasi kepada institusi keuangan yan g potensial atau investor,
pengusaha harus membuat executive summary. Ringkasan seperti itu harus padat –
maksimum sepanjang dua halaman – dan hanya berisi hal 2 yang relevan dari rancangan
usaha yang diajukan. Usulan ini harus menerangkan maksud dari penam bahan dan
jumlah dana yang dibutuhkan, apa rencana dana yang akan digunakan, serta bagaimana
dan bilamana dana akan dikembalikan.
Misi Perusahaan (Mission Statement)
Sebagaimana sudah diterangkan terdahulu, misi perusahaan mencerminkan visi
pengusaha mengenai apa yang ia lihat dari perusahaannya dan bagaimana ia ingin
melihat perusahaannya dimasa mendatang. Misi merupakan ekspresi dari tujuan usaha
dan menentukan arah jalan yang ditempuh perusahaan.
Riwayat perusahaan
Seorang manager perusahaan harus mempersiapkan riwayat pendek dari operasi
perusahaan, yang berisi antara lain, kejadian 2 financial dan operasional yang signifikan
dalam kurun waktu sepanjang perusahaan ini beroperasi. Dalam bagian ini harus berisi
bila dan mengapa perusahaan didirikan, bag aimana jalannya perusahaan selama ini dan
apa yang diharapkan pemilik pada waktu mendatang.
81
Iklim Usaha (Business Environment)
Iklim usaha terdiri dari tiga faktor – trend nasional, trend industri, dan trend lokal.
Trend nasional sering memberikan dampak berarti terhadap pola berbelanja. Perubahan
yang dapat memberi dampak signifikan terhadap dunia usaha adalah :
Perubahan demographic. Perubahan pada komposisi demography dapat memberi
dampak pola belanja dan lifestyle konsumen misalnya, perubahan pembagian komposisi
generasi tua dan muda dimasarakat. Kebutuhan produk dan jasa generasi muda dimana
istri ikut bekerja, sangat berbeda dengan generasi pensiunan.
Kecenderungan peraturan pemerintah (legislative trends). Pada saat formalin dilarang
untuk bahan pengawet makanan, pedagang yang biasa menggunakannya harus mencari
alternatif yang mungkin lebih mahal.
Bila suatu waktu pemerintah mewajibkan setiap bengkel mobil dilengkapi alat pengukur
emisi buangan, bengkel kecil akan mengalami dampaknya karena harga a lat itu cukup
mahal.
Trend industri perlu selalu diikuti. Contohnya, pada waktu teknologi telpon sellular
masuk, penjualan alat pager merosot tajam dan akhirnya ditutup. Pada waktu telpon
sellular memiliki teknologi PDA (Personal Digital Assistance), indu stri PDA menjadi
mubasir (obsolete). Trend kendaraan bermotor adalah pemakaian computer pada
beberapa bagiannya. Usaha bengkel kecil yang melayani mobil 2 tua bila tidak siap
dengan trend teknologi akan mengalami dampak usaha.
Trend lokal yang harus diwaspadai adalah faktor yang menyangkut tingkat ekonomi
masarakat dari lingkungan, sikap masarakat lingkungan terhadap usaha yang akan
berkembang didaerahnya, trend jumlah penduduk dilingkungan.
ang akan dilakukan perusahaan.
Strategi Usaha (Business Strategy)
Seksi ini berisi strategi pengusaha untuk masuk dan mengungguli persaingan usaha.
Pada seksi sebelum ini pengusaha menerangkan kemana usaha ini akan dibawa dengan
menyusun goals dan objectives nya. Seksi business strategy ini menerangkan bagaimana
caranya mencapai tujuan itu. Seksi ini harus menyusun rencana strategi pengusaha
untuk mencapai competitive edge dipasar.
Keterangan Produk Usaha atau Jasa
Pemilik usaha harus memberi keterangan yang lengkap mengenai segala jenis produknya
agar konsumen dapat mendapatkan gambaran bila memakai produk atau jasa yang
ditawarkan. Gambar, diagram, gambar mungkin diperlukan apabila produknya
berteknologi tinggi.
82
Titik berat seksi ini harus memberi keyakinan keuntungan dan nilai tambah apa yang
diperoleh konsumen dengan membeli produk ini. Harus diingat bahwa konsumen membeli
”manfaat’ (benefit) dan bukan sekedar membeli produk atau jasa.
Strategi Pemasaran (Marketing Strategy)
Aspek kekhawatiran yang sangat krusial dari seorang kreditor dan investor yang ak an
menanamkan dananya adalah menanyakan apakah ada pasar yang sungguh 2 untuk
produk barang atau jasa yang ditawarkan. Karena itu sipemilik usaha harus menerangkan
target pasar dan karakteristiknya.
Salah satu goal yang dituju dalam seksi ini adalah mendap atkan titik awal untuk
menyusun estimasi biaya yang akan kemudian muncul dalam business plan ini.
Bagian dalam business plan ini harus berisi topik berikut ini.

Periklanan. Begitu target market sudah direncanakan, pengusaha dapat segera
merencanakan kegiatan promosi dan periklanan yang ditujukan kepada
pelanggan yang dibidik secara efektif dan efisien.

Besarnya pasar dan trend. Berapa besar potensi pasar?. Apakah pelanggan
memerlukan perubahan?. Apakah penjualan bersifat musiman?

Lokasi. Untuk business pada umumnya memilih lokasi yang tepat adalah faktor
keberhasilan kunci (key success factor). Untuk retailer, wholesalers, dan usaha
jasa, lokasi yang tepat adalah tempat yang nyaman bagi pelanggan.

Harga (pricing). Berapa biaya produksi dan penyerahan untuk produknya?.
Apakah strategi pricing secara keseluruhan?.

Distribusi. Bagaimana produk atau jasa disalurkan kepada konsumen?.
Analisa Pesaing (Competitor Analysis)
Pengusaha harus membuat analisa persaingan. Tidak ada analisa seperti itu akan
memberi kesan bahwa pengusaha tidak siap membuat laporan lengkap, atau tidak jujur.
Seksi ini harus fokus kepada bagian 2 dari usaha yang mempunyai keunggulan kompetitif,
siapa saja pesaing, apa saja kekuatan dan kelemahannya, apa strategi mereka, kesan
apa yang mereka dapat dipasar, seberapa berhasilnya mereka, dan apa yang
membedakan produk kita dari pesaingnya . Seksi ini harus memberi kesan bahwa strategi
perusahaan berorientasi kepada pelanggan.
Résumé pemilik
Faktor terpenting dari keberhasilan business venture adalah managementnya. Keputusan
investor untuk memberikan bantuan modal banyak dipengaruhi oleh kompetensi dan
83
pengalaman manager dan direksinya. Business plan harus berisi riwayat profesional dari
pejabat kunci dan manager 2 perusahaan.
Sebuah résumé harus berisi pendidikan, riwayat kerja (menitik beratkan pengalaman
managerial dan tanggung jawabnya), dan pengalaman business lainnya. Kreditor dan
investor akan memperhatikan pengalaman, bakat, dan integritas pimpinannya.
Bagan organisasi (Organization Chart)
Untuk melengkapi laporan, pemilik usaha harus membuat bagan organisasi,
memperlihatkan posisi organisasi dan pejabat yang duduk diposisi tersebut.
Data keuangan (Financial Data)
Creditor dan investor memakai data keuangan lama untuk menimb ang kesehatan
keuangan perusahaan dan kemampuannya untuk mengembalikan hutang atau modal
yang ditanamkan serta menciptakan pendapatan perusahaan yang cukup ( generate
adequate returns). Pemilik perusahaan harus mempersiapkan laporan keuangan
(financial statement) selama 3 tahun terakhir. Idealnya laporan ini diaudit oleh akuntan
publik yang resmi karena hal ini dibutuhkan oleh institusi keuangan.
Pengusaha harus membuat proyeksi laporan keuangan bulanan untuk operasi
perusahaan dua atau tiga tahun mendatan g, dengan menggunakan data terdahulu seperti
data statistik. Kemudian dibuat juga ramalan laporan keuangan ( cash flow), balance
sheet, anggaran (cash budget), dan akhirnya schedule atas rencana anggaran pembelian
barang 2 modal (capital expenditures).
Potensial lenders ingin mengetahui bagaimana pengusaha menghitung cara membuat
ramalan penjualan (forecast for sales), biaya proses produksi (cost of goods sold), biaya
operasi (operating expenses), jumlah tagihan perusahaan ( accounts receivable),
penagihan, inventory, dsb.
Proposal Pinjaman (The Loan proposal)
Seksi Proposal Pinjaman harus menyatakan dengan jelas untuk maksud apa pinjaman itu
dipakai, jumlah yang dibutuhkan, dan rencana pengembalian. Bila menerangkan
mengenai maksud pinjaman, peminjam harus secara spesifik mempresentasikan rencana
pemakaian dana. Permintaan umum yang bersifat ‘ ngambang’ misalnya, untuk keperluan
“perluasan”, “modernisasi”, “modal kerja” dsb, pasti tidak akan meyakinkan investor.
Keterangan yang bernada misalnya, “Untuk keperluan memodernisasi alat produksi, agar
dibeli 5 mesin baru yang akan menaikkan produktivitas 12%”
atau “Menambah persediaan barang jualan pada awal bulan puasa untuk menyongsong
puncak penjualan menjelang hari lebaran”. Kalimat dengan nada seperti diatas akan lebih
84
meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya karena target yang ingin dicapai
jelas.
Elemen penting lainnya dari loan proposal atau investment proposal adalah jadwal
pengembalian (repayment schedule) dan exit strategy. Yang diharapkan oleh seorang
penghutang (lenders) adalah pengembalian hutang oleh peminjam. Sedangkan yang
diharapkan seorang investor adalah penghasilan ( earning) yang direpresentasikan oleh
angka Rate of Return yang besarnya bisa diterima. Proyeksi keuangan harus
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mengembalikan hutang. Tanpa keyakinan
seperti ini permintaan tambahan modal sangat tipis untuk disetujui.
VIII.3 Apa yang Dilihat Lenders dan Investor didalam menilai Business Plan
dan Aplikasi Pinjaman (Loan Application).
Segera setelah usaha menjadi operasional dan sudah mempunyai reputasi keuangan
(financial track record), maka secara tradisi bank menjadi sumber pendanaan. Untuk ini,
pengusaha kecil harus sadar akan kriteria yang dipakai bank untuk meng -evaluasi
kelaikan kredit (credit worthiness) dari calon peminjam. Kebanyakan bankers
menggunakan lima Cs untuk menilai debitor, yakni capital, capacity, collateral,
character, dan conditions.
Capital. Usaha kecil harus mempunyai basis modal yang stabil sebelum bank berminat
memberi pinjaman. Pada realitanya, alasan dari kebanyakan bank untuk menolak aplikasi
pinjaman kepada usaha kecil adalah adanya hutang yang berlebihan dari usaha kecil
tersebut.
Capacity. Sinonim capacity adalah cash flow. Lebih banyak terjadi usaha kecil yang
jatuh karena tidak mempunyai cukup dana (cash) daripada karena alasan rugi. Sangat
mungkin usaha berada pada posisi untung, tetapi mengalami kelangkaan persediaan
cash. Perusahaan demikian itu bangkrut secara teknis. Bank mempelajari secara ketat
posisi cash flow dari perusahaan kecil untuk menentukan apakah ia memenuhi capacity
yang dibutuhkan.
Collateral. Collateral meliputi asset yang dijanjikan pemilik untuk diagunkan sebagai
jaminan dan pembayaran kembali pinjaman. Bila perusahaan gagal membayar kembali
pinjamannya, bank berhak menyita atau menjual jaminan sampai hutangnya lunas.
Character. Sebelum bank menyerahkan pinjamannya kepada usaha kecil, bankir harus
yakin dulu dengan karakter pemilik usaha. Evaluasi karakter sering didasarkan atas
faktor 2 intangable, misalnya kejujuran, kompetensi, kesopanan, keyakinan, intelegensia,
dan kemampuan. Meskipun faktor diatas yang diuji bersifat abstrak, tetapi evaluasi
faktor 2 tersebut sering menentukan keputusan.
85
Conditions. Kondisi dunia usaha disekitar sering berpengaruh kepada kesempatan
pemilik usaha mendapatkan pinjaman dana. Bank memperhatikan faktor yang berkaitan
dengan operasi usaha, seperti potensi berkembang dipasar, persaingan, lokasi, bentuk
dari kepemilikan (form of ownership), dan tujuan peminjaman. Faktor lainnya yang
menjadi perhatian bank adalah, bentuk dari ekonomi secara keseluruhan, termasuk level
bunga (interest rate level), tingkat inflasi, dan kebutuhan uang ( demand for money).
Kesimpulan
Meskipun tidak ada jaminan keber hasilan bila mendirikan usaha, cara terbaik mencegah
kegagalan adalah membuat business plan. Rencana yang baik akan berfungsi sebagai
strategic compass yang mempertahankan arah jalannya business menuju masa depan
yang tidak menentu. Sebagai tambahan, suatu solid plan penting bagi yang
membutuhkan modal pada saat memulai usaha. Harus diperhatikan bahwa business plan
harus disusun berdasarkan fakta dan asumsi yang realistis.
IX. SUMBER DANA: EQUITY and DEBT
Pengadaan dana untuk meluncurkan usaha baru merupakan tantangan bagi pengusaha.
Pada masa kini pengusaha merasakan kesulitan menemukan modal yang dibutuhkan
untuk menghidupkan usaha mereka. Krisis keuangan yang melanda dunia usaha pada
masa 2 yang lalu membuat pencarian dana bagi para pengusah a merupakan pekerjaan
yang menantang. Bank telah mengketatkan kriteria dan syarat 2 peminjaman, venture
capitalist menjadi lebih konservatif, investor swasta ( private investor) lebih ber-hati 2 . Hal
ini membuat membuat permainan saham dibursa menjadi alternatif yang menarik untuk
mencari dana tambahan bagi pengusaha kecil yang berkembang pesat dengan track
86
record yang baik. Akibatnya situasi kelangkaan kredit melanda kebanyakan pengusaha
kecil. Persepsi kebanyakan peminjam uang ( money lenders) dan investor, adalah bahwa
usaha business kecil itu mengandung resiko tinggi.
IX.1 Rencana Untuk Pemodalan (Planning for Capital Needs)
Ada tiga cara untuk menaikkan modal.
1. Finance dengan Penghasilan (Earnings) – Bila perusahaan menguntungkan,
maka bagian keuntungann ya dapat digunakan untuk ekspansi usaha.
2. Finance dengan Equity – Perusahaan dapat menjual sahamnya dipasar modal
untuk ekspansi usaha.
3. Finance dengan Hutang – Suatu perusahaan dapat juga menjual surat hutang
(Bonds).
Untuk menjadi pengusaha yang berhasil diperlukan kepandaian pengadaan modal ( fund
raiser), suatu pekerjaan yang biasanya menyita waktu dan tenaga daripada yang
diperkirakan.
Modal (Capital) adalah segala bentuk ’kekayaan’ yang digunakan untuk menghasilkan
’kekayaan’ lebih besar lagi bagi perusahaan. Modal dapat dinyatakan dalam berbagai
bentuk, termasuk uang tunai (cash), inventory, bangunan pabrik (plant), dan alat 2
produksi (equipment).
Manager keuangan harus merencanakan ketiga macam capital berikut ini.
IX.1.1 Modal tetap (Fixed Capital)
Fixed capital dibutuhkan untuk membeli asset yang permanent atau fixed asset,
misalnya bangunan, tanah, computer, dan alat produksi. Uang yang ditanamkan untuk
fixed asset cenderung idle karena tidak dapat digunakan untuk keperluan lainnya.
Jumlahnya cenderung tinggi dan jangka kredit ( credit terms) umumnya bersifat jangka
panjang. Peminjam (lenders) untuk keperluan pembelian fixed asset mengharapkan asset
yang dibeli akan memperbaiki efisiensi, dan selanjutnya menghasilkan pendapatan
penghasilan (cash flow) yang menguntungkan untuk menjamin kelancaran pengembalian
hutang.
IX. 1.2 Modal Kerja (Working Capital)
Modal kerja merupakan dana yang bersifat jangka pendek atau sementara karena
digunakan untuk mendukung operasi jangka pendek. Modal kerja mencerminkan jumlah
dana operasional yang tersedia untuk keperluan harian. Juga lazim disebut modal
operasional (operating capital) didefinisikan sebagai
87
Working Capital = Current Assets - Current Liabilities.
Suatu perusahaan dapat saja mendapatkan asset dan keuntungan, tetapi akan
mengalami kekurangan likuiditas bila asset tersebut tidak dapat dijadikan uang.
Current assets dan current liabilities mencakup tiga account penting yang harus selalu
diwaspadai oleh manager keuangan.

account receivable (current asset) – piutang

inventory (current asset) dan

account payable (current liability) – hutang
Sebagai tambahan, hutang saat ini (account payable) adalah kritis, karena ini
mencerminkan tagihan jangka pendek terhadap asset perusahaan. Tipe hutang j angka
pendek pada umumnya adalah pinjaman bank ( bank loan), dan pinjaman kredit
perusahaan (line of credit).
Suatu perubahan positif pada working capital menunjukkan adanya kenaikan usaha pada
current assets (penerimaan cash, atau current assets lainnya) atau adanya penurunan
current liabilities (sudah terbayar hutang 2 jangka pendek perusahaan kepada kreditor).
IX.1.3 Dana pinjaman untuk perkembangan Perusahaan (Growth Capital)
Tidak seperti working capital, growth capital tidak terpengaruh oleh fluk tuasi usaha.
Kebutuhan akan growth capital muncul bila usaha yang sedang berjalan berkembang
atau berubah scope usaha.
Growth capital merupakan tipe financing yang fleksibel. Uang yang dipinjam dibawah
skema growth capital line of credit dapat dipakai untuk tujuan korporasi.
IX.2 Modal Ekuitas terhadap Modal Pinjaman
(Equity Capital versus Debt Capital)
Equity capital merepresentasikan investasi pribadi dari para pemilik usaha, dan
kadang 2 disebut dengan istilah risk capital, karena pemodal 2 ini menanggung risiko
utama kehilangan modal bila usahanya gagal. Tetapi bila usahanya berhasil, pemilik
usaha diatas akan menarik keuntungan.
Keuntungan dari equity capital adalah tidak ada pengembalian hutang seperti halnya
dengan pinjaman (loan). Investor equity berhak atas bagian (share) dari pendapatan
perusahaan.
Kerugian dari equity capital adalah pengusaha harus menyerahkan sebagian kepemilikan
usaha kepada orang luar bila pada satu saat ia memerlukan equity financing untuk
mengembangkan usahanya.
88
Debt capital adalah financing dimana pemilik usaha kecil meminjam dana untuk
mengembangkan usahanya dan mengembalikan dana tersebut dengan bunga. Debt
capital berbeda dari equity atau share capital karena peminjam uang tidak menjadi
(bagian) pemilik dari usaha, tetapi hanya berstatus sebagai creditor.
IX.3 Sumber dari Equity Capital
Tabungan pribadi (personal savings)
Pertama kali seorang entrepreneur mencari modal awal adalah yang ada pada dirinya.
Yang pada umumnya menjadi sumber dana untuk memulai suatu usaha kecil adalah
tabungan sendiri. Entrepreneur melihat keuntungannya bila memakai sumber dana
sendiri. Bila dipakai penyertaan modal dari luar, ini berarti entrepreneur mulai
‘menyerahkan’ sebagian kepemilikan usahanya kepada orang lain.
Teman atau Keluarga
Bila seluruh tabungannya habis dipakai untuk modal awal, maka kekurangan modal
biasanya diusahakan diperoleh dari saudara atau temannya. Banyak terjadi rusak
hubungan bila usaha mengalami kegagalan. Untuk menghindari kemungkinan hubungan
yang tidak baik dimasa mandatang, seorang entrepreneur harus secara jujur
mempresentasikan kesempatan investasinya ( investment opportunity) dan bentuk risiko
yang harus dihadapi sebelum membuat perjanjian pinjaman modal.
Private Investor atau Angles
Setelah dipakai modal tabungan sendiri dan kawan, banyak entrepreneur mendapatkan
dirinya masih kekurangan modal tambahan. Dalam situasi ini entrepreneur sering
berpaling kepada private investor atau biasa disebut angles. Investor seperti itu yang
bisa juga seorang entrepreneur, mungkin juga berminat untuk ikut berinvestasi dengan
imbalan mendapat bagian (equity stakes) didalam perusahaan yang baru tumbuh.
Angels adalah sumber yang baik bagi modal yang ’sabar menunggu’ ( patient money),
sering bersedia menunggu s ekitar 7 tahun atau lebih sebelum mencairkan modalnya.
Mereka pada umumnya mengharapkan pendapatannya diperoleh bukan dari dividen atau
bunga, tetapi dari kenaikan nilai perusahaan.
Sebagian besar investasi angels ditanam pada usaha yang berada pada tahap awal
pertumbuhan. Kesimpulannya, bila seorang entrepreneur membutuhkan modal yang tidak
besar untuk memulai suatu usaha, angel adalah sumber yang bisa diandalkan.
Partners
89
Dalam bab III.2.2, pengusaha dapat memilih mitra ( partner) untuk mengembangkan
usahanya.
Sebelum memasuki perjanjian kemitraan ( partnership), pemilik usaha harus
mempertimbangkan masak 2 dampak dari melepaskan sebagian pengawasan terhadap
operasi dan pembagian keuntungan (sharing profit) dengan seorang atau beberapa mitra.
Apabila pengusaha melepaskan equity dari usahanya (apapun mekanismenya), ia
menempuh risiko untuk kehilangan kontrol pengawasan.
Korporasi
Akhir 2 ini banyak perusahaan besar terjun kebidang business financing untuk membantu
perusahaan 2 kecil yang memerlukan modal tambahan.
Perusahaan 2 kecil adalah nasabah (customer) yang menerima jasa financing tersebut.
Perusahaan 2 Venture Capital
Perusahaan 2 ini adalah usaha swasta dengan tujuan mencari untung dengan membeli
equity dari perusahaan yang baru berkembang dengan potensi pertumbuhan dan
keuntungan yang tinggi.
Penjualan Saham Publik (Go Public)
Pada beberapa hal entrepreneur dapat memutuskan perusahaannya untuk “ go public”
dengan menjual saham pada perusahaannya kepada investor luar. Ini adalah cara yang
efektif untuk memperoleh modal tambahan yang besar, tetapi cara ini mahal serta melalui
suatu proses yang panjang dan peraturan 2 yang berbelit. Begitu perusahaan membuat
penawaran publik pertama (initial public offering), lazim disebut IPO, situasi menjadi t idak
sama lagi. Direksi dan pimpinan harus mempertimbangkan dampak dari putusan 2 nya,
bukan hanya terhadap perusahaan dan karyawannya saja, tetapi juga terhadap
pemegang saham (shareholders) dan nilai saham perusahaan.
Go public itu bukan untuk setiap usaha. Sebenarnya kebanyakan usaha kecil tidak
memenuhi criteria untuk membuat penawaran yang berhasil bagi saham 2 perusahaannya.
Sangat mustahil bagi perusahaan yang baru tumbuh yang tidak memiliki sejarah ( track
record) keberhasilan dalam menghimpun dana mel alui penawaran public.
Seorang investment banker yang bertindak sebagai underwriter untuk penawaran saham
public akan selalu melihat perusahaan yang sudah berjalan dengan mempertimbangkan
criteria berikut ini.
90
Pertumbuhan yang tinggi secara konsisten
Tercatat berpenghasilan tinggi
Catatan audit selama 3 sampai 5 tahun terakhir
Memiliki posisi kuat dalam perkembangan pasar yang cepat
Memiliki team management yang baik dan board of directors yang kuat.
Entrepreneur yang mempertimbangkan perusahaannya u ntuk go public harus secara
hati2 mempelajari keuntungan dan kerugian dari suatu IPO.
Keuntungan adalah sbb.
Kemampuan Menghimpun Tambahan Modal.
Memperbaiki Cara untuk Pembiayaan diKemudian Hari (Future financing).
Go public menaikkan nilai perusahaan, memperbaiki kekuatan financial
memudahkan perusahaan untuk menarik lebih banyak modal – hutang dan equity
– dan untuk berkembang.
Memperbaiki Penampilan (image) Perusahaan. Mendapat perhatian media
menjadikan perusahaan lebih dikenal. Menjadi perusahaan p ublik dibeberapa
industri memperbaiki prestise dan menambah posisi daya saingnya, satu dari
yang diakui umum sebagai keuntungan yang bersifat intangible dari keberadaan
go public.
Menggunakan Saham untuk meng-Akuisisi . Sebuah perusahaan yang
sahamnya dijual secara publik dapat membeli perusahaan lain dengan
menawarkan sahamnya sendiri.
Terdaftar di-Bursa Saham . Dengan terdaftarnya perusahaan dibursa saham yang
terkenal akan memperbaiki pasaran sahamnya dan memperbaiki penampilan.
Kerugiannya adalah sbb:

Kehilangan Kepemilikan . Apabila entrepreneur menjual saham kepada publik,
maka ia secara otomatis kehilangan sebagian kepemilikannya pada perusahaan.
Kebanyakan pemilik mempertahankan kepemilikan mayoritas dalam usahanya,
tetapi ia tetap mempunyai risiko pengambil alihan secara tidak bersahabat
beberapa tahun kemudian setelah menjual beberapa sahamnya.

Kehilangan Pengawasan . Apabila banyak saham terjual kepada publik, pemilik
berisiko untuk kehilangan pengawasan terhadap perusahaannya. Bila sebagian
besar saham terjual kepada pemegang saham yang agressive, mereka dapat
mengambil alih direksi yang sedang bekerja.

Kehilangan Privacy . Laporan yang tadinya bersifat pribadi ( private) harus
dapat di access untuk informasi publik.

Pertanggungan Jawab (Accountability) kepada Pemegang Saham .
Modal yang dikelola entrepreneur dengan segala risikonya tidak lagi mutlak
91
miliknya. Direksi suatu perusahaan publik bertanggung jawab kepada pemegang
saham. Keuntungan dan pengembalian modal menjadi perhatian utama dari
investor. Apabila suatu perusahaan publik yang baru nilai sahamnya tiba2
merosot tajam, tuntutan pemegang saham tidak dapat dihindari. Investor dapat
menuntut direksi perusahaan berbuat curang dan kelalaian melaporkan potensi
risiko yang mengancam investasi pem egang saham.
IX.4 Sifat dari Debt Financing
Debt financing menyangkut dana yang dipinjam oleh pemilik usaha kecil, dan harus
dikembalikan dengan bunga. Penghutang jumlahnya lebih banyak daripada investor.
Meskipun modal yang dipinjamkan masih memboleh kan pengusaha untuk
mempertahankan kepemilikan usaha, modal tersebut harus dimasukkan kedalam kategori
liability pada analisa neraca (balance sheet) juga pengembalian dengan bunga.
Selanjutnya karena usaha kecil dianggap lebih berisiko daripada usaha besar , maka
mereka harus membayar dengan bunga uang lebih tinggi karena pertukaran risk of
return. Bila lebih banyak risikonya, lebih besar tuntutan pengembaliannya.
IX.5 Sumber Modal Hutang (Sources of Debt Capital)
IX.5.1 Bank Commercial
Bank komersial adalah jantungnya pasar financial, menawarkan jumlah besar dan ber macam 2 bentuk pinjaman kepada usaha kecil. Suatu studi mendapatkan bahwa bank
komersial menyediakan separuhnya dari seluruh jumlah financing kepada usaha kecil.
Pemilik usaha menganggap bank sebagai peminjam dikesempatan pertama ( lenders of
first resort).
Bank mempunyai tendensi untuk bersikap konservatif (hati 2 ) pada praktek peminjaman
dan cenderung untuk memberikan pinjaman kepada usaha kecil yang sudah mapan
daripada mempertaruhkan risiko kepada usaha kecil yang baru tumbuh. Pejabat bank
ingin melihat track record yang meyakinkan sebelum mengambil putusan untuk
memeberikan pinjaman. Bank juga ingin melihat bukti dari stabilitas penjualan dan
pemasaran dan kemampuan produk atau jasa untuk menghasilkan cash flow untuk
mengamankan pengembalian pinjaman. Meskipun ada jaminan collateral yang cukup,
bank tidak menginginkan pengusaha pada suatu waktu berada pada posisi default.
Situasi seperti ini akan mengakibatkan penjualan jaminan secara obra l untuk
mengembalikan pinjaman.
IX.5.2 Pinjaman Jangka Pendek (short Term Loan)
92
Pinjaman jangka pendek, untuk masa kurang dari satu tahun, adalah cara yang lazim
digunakan oleh bank komersial terhadap perusahaan kecil. Dana ini lazim digunakan
untuk pendanaan menambah inventory, memperbesar output, mendukung credit sales
terhadap pembeli, dsb. Pengusaha akan mengembalikan pinjaman setelah merubah
inventory dan piutang perusahaan (receivable) menjadi cash.
Beberapa jenis pinjaman jangka pendek.
Pinjaman komersial
Bank komersial itu mempunyai ke khususan memberi pinjaman jangka pendek. Biasanya
dibayar kembali dalam bentuk lump sum dengan jangka waktu sekitar 3 hingga 6 bulan.
Pinjaman ini biasanya tanpa jaminan. Bank biasanya hanya memberi pinjaman j angka
pendek tanpa jaminan kalau pengusaha dapat membuktikan dan meyakinkan bank akan
kekuatan keuangannya.
Lines of Credit
Satu hal lainnya yang biasa dilakukan pengusaha adalah membuka line of credit, yang
berarti pinjaman bank jangka pendek dengan limit yang ditentukan dulu, yang
menyediakan modal kerja (working capital) untuk dipakai biaya operasi rutin se-hari 2 .
IX.5.3 Pinjaman Jangka Menengah dan Panjang.
Pada umumnya bank menyediakan pinjaman modal jangka pendek kepada pengusaha
kecil, meskipun ada kalanya bank menyediakan pinjaman jangka menengah dan jangka
panjang. Pinjaman jangka menengah dan panjang biasanya berjangka satu tahun atau
lebih dan lazimnya digunakan untuk menambah modal yang dibutuhkan untuk
perusahaan yang sedang berkembang. Bank komersial memberikan pinjaman jangka
menengah untuk keperluan memulai usaha, membangun suatu pabrik, dsb. Jenis yang
lazim untuk pinjaman jangka menengah adalah installment loans, dimana bank
memberikannya kepada perusahaan kecil untuk membeli peral atan produksi dan fixed
asset lainnya.
IX.5.4 Pinjaman berdasarkan Asset-Based
Pinjaman berdasarkan asset-based, memungkinkan usaha kecil meminjam uang dengan
menjaminkan idle assets seperti tagihan (account receivable), inventory atau order
pesanan (purchase order) sebagai jaminan (collateral).
93
VIII. MENGATUR ARUS KAS (MANAGING CASH
FLOW)
Cash merupakan asset berharga dimana banyak usaha kecil mengalami kebangkrutan
karena kekurangan asset ini. Banyak kegagalan dialami usaha kecil karena pemiliknya
tidak menghiraukan prinsip cash management. Menyusun suatu cash forecast sangat
penting bagi usaha baru karena tingkat keuntungan pada awal usaha biasanya belum
menghasilkan cash dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan jalannya
perusahaan. Umumnya penyebab kegagalan usaha adalah disebabkan pemilik usaha
tidak mempedulikan pentingnya membuat estimasi berapa cash dibutuhkan perusahaan
sampai masa dimana perusahaan mulai menghasilkan positive cash flow.
Mengawasi aspek keuangan suatu usaha den gan menggunakan analisa yang bersifat
tradisional dari basic financial statement adalah penting. Pengusaha cenderung untuk
focus pada income statement terutama penjualan dan keuntungan (sales and profit).
Income statement baru memperlihatkan sebagian dari gambaran keuangan perusahaan.
Sangatlah mungkin terjadi dimana perusahaan membukukan keuntungan tetapi
mengalami kebangkrutan karena kehabisan cash.
VIII.1 Cash Management
Perusahaan harus mempunyai cash yang cukup agar bisa memenuhi berbagai kewajiba n.
Kreditor, karyawan, dan pemberi hutang ingin dibayar pada waktunya. Beberapa
perusahaan menyimpan cash dalam jumlah sangat besar untuk mengantisipasi hal 2 tidak
terduga. Uang yang menganggur ini sebenarnya berpotensi untuk menciptakan kegiatan
yang dapat menghasilkan pemasukan bagi perusahaan. Hal ini bila dibiarkan akan
menghambat perkembangan perusahaan dan mengurangi tingkat keuntungannya
(profitability).
Suatu cash management yang dikelola baik memberi kesempatan kepada pemilik untuk
memenuhi kebutuhan bagi keperluan business, menghindari penyimpanan jumlah yang
terlalu besar, dan berpengaruh pada kemampuan menciptakan keuntungan bagi setiap
rupiah yang ada diperusahaan.
94
Managing cash flow merupakan problem yang akut pada perusahaan yang berkembang
pesat. Perusahaan yang berkembangnya sangat cepat mempunyai tendensi menurunnya
persediaan cash. Mereka tidak mempunyai cukup dana untuk memenuhi kebutuhan dari
suatu usaha yang berkembang pesat dan volume sales yang tinggi. Bila pesanan naik,
perusahaan membutuhkan penambahan karyawan, menambah kapasitas pabrik,
membangun inventory, dan semua itu menyebabkan berkurangnya dana perusahaan
(cash supply). Pada situasi perusahaan yang berkembang cepat, pengumpulan tagihan
biasanya ketinggalan sehingga menambah permasalahan. Banyak pemilik usaha kecil
yang belakangan menyadari bahwa harga dari suatu keberhasilan adalah terjadinya
kelangkaan cash ditangan. Banyak yang tidak mengerti bahwa bila mereka berhasil,
inventory dan piutang (receivable) akan bertambah lebih cepat daripada keuntungan
yang diperoleh dapat membiayai mereka. Krisis keuangan akan memaksa pemilik usaha
kehilangan pengawasan akan equity usahanya sehingga bila tiba pada situasi ekstrimnya
perusahaan dinyatakan bangkrut.
pesan
barang
1
terima bayar
barang tagihan
15
14
jual
40
25
penyerahan
produk
Produk
218
178
kirim
221
3
Pembeli
bayar
tagihan
230
9
280 hari
50
hari
Cash Flow Cycle = 240 hari
Gambar VIII.1 Cash Flow Cycle
Tabel VIII.1 menggambarkan 5 kunci peran aliran cash management yang harus diisi oleh
pengusaha.
Langkah pertama dalam mengatur cash management secara efektif adalah mengerti akan
cash flow cycle perusahaan, yaitu jangka waktu antara pembayaran bahan kepada
pemasok barang (supplier) dan penerimaan pembayaran atas produk yang diserahkan
95
kepada pemesan (Gambar VII.1). Makin panjang cash flow suatu perusahaan, makin
tinggi kemungkinannya pemilik usaha menghadapi krisis keuangan. Menyusun suatu
ramalan penerimaan dengan berpegang terhadap bagan cash flow cycle akan menolong
usaha menghindarkan krisis.
Langkah berikut dalam rangka effective cash management adalah memulai dengan
memotong panjang dari cash flow cycle. Mengurangi panjang cycle dari 240 hari
kemisalnya 150 hari akan membantu perusahaan membiayai pertumbuhannya.
VIII.2 Cash dan Keuntungan (Profit)
Dalam menganalisa aliran dana (cash flow), seorang pengusaha usaha kecil harus
menyadari bahwa cash dan profit itu tidak sama, karena cash flow itu bukan profit. Begitu
juga sebaliknya. Profit atau net income adalah selisih antara total revenue perusahaan
dengan total belanjanya (expenses). Angka profit mengindikasikan seberapa efisien
perusahaan dijalankan. Cash flow menunjukkan likuiditas perusahaan, kemampuannya
memenuhi tagihan dan kewajiban keuangan lainnya sesuai jadwal. Banyak pengusaha
kecil menyadari kemudian bahwa keuntungan tidak selamanya menjamin likuiditas yang
cukup. Usaha menjadi macet bukan karena mendapatkan keuntungan atau merugi, tetapi
penyebab utamanya adalah kehabisan cash.
VIII.3 Anggaran Kas (Cash Budget)
Seorang manager keuangan harus melacak aliran uang kedalam dan keluar badan
usahanya sehingga dia mempunyai pegangan (control) untuk meramalkan posisi cash
balance setiap waktu selama jangka satu tahun kedepan.
Berapa cash yang dibutuhkan tergantung dari ukuran perusahaan. Manager keuangan
perusahaan kecil harus selalu mempersiapkan anggaran k as (cash budget), yakni ”peta
cash” yang menggambarkan besar dan waktu dari penerimaan tagihan dan pengeluaran
dalam jangka waktu harian, mingguan, atau bulanan.
Laporan ini gunanya untuk memperkirakan kapan kira 2 diperoleh jumlah cash yang cukup
untuk dapat beroperasi tanpa gangguan keuangan sepanjang periode tertentu.
VIII.4 Tiga Faktor penting Cash Management.
Tiga prinsip dasar dari pengelolaan cash management adalah tagihan/piutang (accounts
receivable), kewajiban pembayaran/hutang (accounts payable), dan inventory.
Perusahaan harus selamanya berusaha mempercepat receivables dan memperpanjang
jangka kewajiban pembayaran hutang. Pengusaha harus juga selalu mengawasi
inventory untuk menghindari modal yang tersimpan tidak menjadi terlalu besar bila
besarnya inventory menjadi tidak terkendali.
96
Accounts Receivable
Banyak pelanggan (customers) mengharapkan dapat membeli produk barang dengan
cara kredit, sedangkan pengusaha melayaninya karena takut kehilangan pelanggan yang
berpindah kepesaingnya. Menjalankan kebijakan kredit itu sangat mahal bagi pengusaha.
Ini akan membutuhkan lebih banyak pekerjaan administrasi, menambah karyawan . Pada
dasarnya kebijakan kredit ini adalah serupa dengan meminjamkan uang dengan resiko
tinggi. Pengusaha yang menjual dengan system kredit akan menghadapi pelanggan yang
membayar lambat dan bahkan yang tidak membayar sama sekali. Receivable adalah
factor terpenting kedua pada balance sheet. Yang pertama adalah cash. Bila receivable
tidak segera dijadikan cash, usaha kita tidak akan lama bertahan.
Accounts Payable
Elemen kedua dari tiga besar cash management adalah accounts payable. Timing dari
payable adalah sama krusialnya dengan timing dari receivable, tetapi tujuannya bertolak
belakang. Seorang pengusaha harus berusaha untuk me’mulur’kan jangka waktu
payables selama mungkin, tetapi tanpa merusak credit rating perusahaan.
Seorang cash manager yang efisien akan menyusun jadwal pembayaran tiap bulan yang
akan memungkinkan pembayaran pada waktunya dan memakai kesempatan pem bayaran
dengan cash discount untuk pembayaran cepat.
Inventory
Inventory merupakan investasi penting untuk usaha kecil tetapi dapat menyebabkan
kesulitan yang serious pada cash flow. Meskipun inventory merupakan capital investment
yang terbesar untuk usaha pada umumnya, tidak banyak pengusaha menggunakan
metoda formal dalam mengelola inventory ini. Sebagai akibatnya, pengusaha kecil tiba2
dihadapkan pada inventory yang tidak terkendali dan bahkan banyak inventory yang
salah. Karena inventory ini sifatnya tidak cair (illiquid) maka hal ini dapat mengalihkan
persediaan cash perusahaan, akibat dari sejumlah uang yang tertanam pada inventory
yang tidak terkendali.
VIII.5. Menghindari kelangkaan cash
Kuncinya disini adalah mencari evaluasi secara obje ktif mengenai kebijakan keuangan
perusahaan, mencari inefisiensi pada cash flow nya. Dibawah ini beberapa strategi
menyelamatkan cash.
97
Bartering . Cara ini adalah penukaran produk dan jasa dengan hal yang serupa, bukan
dengan cash. Ini adalah cara efektif untuk melindungi persediaan cash.
Memangkas Biaya Overhead . Biaya operasi (overhead) tinggi sangat menyerap
persediaan cash. Pemangkasan dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Bila memungkinkan, lakukan dengan cara leasing daripada beli.
Dengan membeli capital items, computer, mobil, mesin, dsb. melalui cara leasing
pengusaha dapat menghemat persediaan cash.

Hindari pengeluaran yang bersifat mewah. Contohnya adalah jumlah perjalanan,
ticket perjalanan dikelas ekonomi, mobil perusahaan yang mewah, dsb.

Perhatikan pinjaman pegawai dan cash advance.

Bentuklah system keamanan internal dan system control.
VIII. THE TIME VALUE of MONEY
Pengetahuan mengenai the time value of money sangat penting untuk dapat memahami
beberapa aspek bidang keuangan (finance). Uang mempunyai hubungan kuat dengan
waktu yang dinyatakan dengan pendapatan tambahan berupa bunga (interest income),
misalnya uang yang dihasilkan kembali setelah disimpan beberapa waktu dibank. Jumlah
tambahan pendapatan ini bergantung pada bung a (interest rate) dan waktu (time period).
Ada dua konsep dasar dari the time value of money: Nilai dimasa mendatang (future
value) dan nilai sekarang (present value).
Future value adalah nilai uang kita dimasa mendatang dinyatakan dalam jumlah awal dari
uang kita ditambah dengan penambahan nilai ( additional return) untuk satu periode
tertentu. Cara perhitungan demikian lazim disebut juga sebagai metoda bunga berbunga
(compounding method). Dalam perhitungan ini, bukan hanya jumlah awal saja yang
diperhitungkan dengan bunga, tetapi juga termasuk penambahan nilai ( additional return)
sebelumnya. Dalam istilah bahasa Inggris disebut return on return.
98
Rumus dasar dari metoda compounding adalah:
Nilai sekarang (today’s value) x (1 + interest rate of return)
number of years
.
Dengan memakai rumus ini kita dapat memperhitungkan nilai uang kita dikemudian hari.
Komponen utama dari metoda ini adalah interest rate dan time period atau number of
years. Ini adalah faktor 2 kunci untuk dijadikan pertimbangan dalam mengelola tabungan
(saving) atau rencana investasi (investment plan).
Metoda lain adalah kebalikan dari perhitungan future value, yaitu present value, lazim
disebut discounting method. Metoda ini dipakai untuk menghitung nilai sekarang untuk
perolehan dimasa mendatang (today’s value of the future amount).
Rumus dasar untuk discounting method adalah:
Future value (1 + interest rate of return) number of years
Metoda perhitungan seperti ini biasanya dipakai bank dalam penjualan Sertifikat Deposito
Berjangka (CD) lazim juga disebut Certificate of Deposit. Misalnya kita mau investasi
satu tahun dengan bunga tertentu sebesar Rp.100 juta dengan membeli CD dari bank.
Pada saat kita membeli CD, kita akan membayar kurang dari Rp.100 juta. Tetapi pada
saat CD jatuh tempo, kita akan menerima Rp.100 juta. Bagitulah discounting method
bekerja.
The time value of money (TVM) adalah pengetahuan dasar yang penting untuk suatu
investasi. Apapun investasi atau saving plan yang kita jalani, kalkulasi TVM akan berlaku.
Perhitungan ini membuktikan bahwa waktu pada hakekatnya adalah uang. Nilai uang
sekarang tidak sama dengan nilai dimasa mendatang dan juga sebaliknya. Jadi
perhitungan ini penting agar kita dapat memberi penilaian sesungguhnya atas investasi
yang memberikan return pada masa yang berlainan.
VIII.1 Dasar Suatu Putusan Keuangan. (The Nature of Financial Decision)
Perkembangan (growth) adalah sumber utama dari nilai, dan analisa dari perhitungan
pendapatan diwaktu mendatang adalah basis dari perhitungan nil ai (value). Didalam bab
ini kita memberikan dasar untuk analisa dari perkembangan ( growth) dan nilai (value).
Sebagian besar putusan yang kita buat dalam kehidupan se -hari 2 , maupun dalam dunia
niaga, menyangkut perbandingan masa kini dengan mendatang ( comparison of the
present with the future). Ini berhubungan dengan membandingkan cash flow pada waktu
yang berbeda.
99
Misalnya, anggaplah suatu investasi Rp.1 juta hari ini yang dikembalikan sebesar Rp.1.1
juta diakhir tahun. Ini berarti return sebesar 10% dari investasi. Bila cost of fund nya
12%, ini bukanlah suatu investasi yang baik karena kita tidak memperoleh return sebesar
12%. Tetapi bila cost of fund itu sebesar 8%, maka kita memperoleh keuntungan ( net
gain).
Putusan keuangan pada umumnya memerlukan pertimbangan/perbandingan seperti ini
karena dana mempunyai kekuatan yang menghasilkan ( earning power). Rp.1 juta hari ini
tidak sama nilainya dengan Rp.1 juta yang diterima setahun kemudian. Karena itu, setiap
putusan keuangan (financial decision) menyangkut time value of money, putusan lintas
waktu (decision across time).
Nilai ditentukan oleh waktu dari future cash flow yang akan kita terima. Contohnya, dana
yang diterima tahun depan akan lebih tinggi nilainya daripada dana yang sama diterima 5
tahun atau 10 tahun mendatang.
Tehnik dasar dalam perhitungan yang menyangkut time value of money disebut
discounted cash flow analysis.
VIII.2
Nilai Akan Datang (Future Value)
Seseorang menanam modal $1000 dibank yang memberi 10% compounded interest
setiap tahun. Berapa dia akan menerima kembali modalnya dalam satu tahun?. Untuk
memecahkan persoalan secara sistematis, perhatika n dibawah ini.
P0
=
investasi awal (principal). Pada saat 0 adalah $1000
r
=
bunga (rate of return or interest rate) 10%
P0r
=
total pendapatan dengan bunga r
FV r,n
=
nilai kemudian pada akhir tahun ke n dan bunga r
Apabila n sama dengan 1, maka FV r,n dapat dihitung sbb.:
FV r,1 = P 0 + P 0 r = P 0 (1 + r) ................................ (8.1)
Persamaan (3.1) memperlihatkan bahwa hasil akhir FV r,1 sama dengan jumlah awal P 0 kali faktor
1 + r.
Pada contoh,
P 0 = $1000,
r = 10%
n = 1 tahun
Sehingga FV r,n dihitung sbb:
FV 10%,1yr = $1000(1.0 + 0.10) = $1000(1.10) = $1100
VIII.2.1
Perioda berganda (Multiple Periods)
100
Bila seseorang menanam deposit $1000 selama 5 tahun, berapa uangnya akan
berkembang pada akhir perioda 5 tahun atas dasar perhitungan bunga berbunga?.
Rumus (8.1) dapat dipakai untuk menyusun tabel 8.1 yang memperlihatkan jawabannya.
Sebagai contoh, bahwa FV r,2 , balance yang dihasilkan pada tahun kedua, adalah sebagai
berikut:
FV r,2 = FV r,1 (1 + r) = P 0 (1 + r)(1 + r)
=
P 0 (1 + r) 2
=
$1000(1.10) 2 = $1210.00
Hal yang serupa, FVr ,3 , balance setelah tahun ke 3 adalah sbb.:
= P 0 (1 + r) 3
FV r,3 = FV r,2 (1 + r)
= $1000(1.1) 3 = $1331.00
Secara umum, FVr,n, hasil bunga berbunga ( compound amount) pada akhir masa tahun ke n
adalah sbb.:
FV r,n = P 0 (1 + r) n ................................. (8.2)
Persamaan (8.2) adalah rumus dasar dari bunga berbunga ( compound interest). Rumus (8.1)
adalah khusus bila harga n = 1.
Misalnya untuk perhitungan compound interest untuk investasi $1000 selama 5 tahun, maka
kalkulasinya adalah sbb.:
FV 10%,5yr = P 0 (1 + r) n
= 1000(1 + 0.1) 5
= 1000 (1.1) 5
= 1000 (1.6105) = $1,610.5 atau $1,611
n
Bila kita sebut faktor (1 + r) sebagai future value interest factor (FVIF), maka rumusnya (8.2)
dapat ditulis sbb.:
FV r,n = P 0 FVIF (r, n) .
Dalam hal ini kita dapat memakai interest tabel untuk mendapatkan harga FVIF (r, n)
(interest factor) yang sesuai.
Misalnya, untuk mendapatkan interest factor yang benar untuk contoh diatas, kita pergi
ke halaman Tabel A.1 dibelakang. Telusuri kolom tahun ke 5, kemudian telusuri kekanan
hingga kolom 10%. Kita akan menemui angka interest factor 1.611.
Jadi, dengan interest factor sebesar 1.611, Future Value dari $1000 setelah 5 tahun
menjadi:
FV 10%,5yr = P 0 FVIF(10%,5yr) = $1000(1.611) = $1611.
Cara ini sama dengan metode kalkulasi terdahulu.
Persamaan untuk Future Value Interest Factor (FVIF) adalah:
FVIF r,n = (1 + r) n ………………………………………………… (8.3)
Persamaan ini dapat dibuat untuk menghitung hubungan antara interest factor dengan
interest rate dan waktu.
101
Hubungan compound interest itu berdasar pada rumus 72 (rule of 72), yakni bila 72
dibagi interest rate nya maka kita mendapatkan angka tahun yang dibutuhkan agar
investasinya menjadi dua kali (double). Contohnya, dari table A.1 (FVIF) didapat bila
Interest rate 6 % maka investasinya dua kali lipat pada 12 tahun (72/6). Dengan cara
yang sama didapatkan investasi double pada 9 percent interest dengan jangka investasi
8 tahun; 24 % dalam 3 tahun. Bila disebut harga saham akan dua kali lipat selama 12
tahun, berarti interest rate nya 6% (sedang). Bila harga saham me ningkat dua kali dalam
3 tahun, berarti rate of return nya 24% (baik sekali).
VIII.3 Nilai Sekarang (Present Value)
Kita sudah mempelajari kekuatan compound interest untuk menghitung nilai mendatang
(Future Value).
Konsep berikut adalah present-value concept. Present-Value concept membawa
langsung kepada prinsip dasar membuat keputusan investasi, yakni, suatu investasi
dapat diterima bila investasi tersebut dapat menghasilkan minimal sebesar market
interest rate atau opportunity cost of funds.
Sebagai contoh kita gambarkan hubungan antara Future Value, Present Value,
dan prinsip dasar membuat putusan investasi.
Kita mempunyai kesempatan menanam investasi $1000 hari ini yang dapat dijual setahun
kemudian dengan harga $1210. Bunga pasar yang berlaku (applicable market rate of
interest - roi) adalah 10% setahun. Kita memakai analisa untuk membuat keputusan
dengan menggunakan konsep future value, present value dan rate of return.
$1000
$1000
10% applicable market r.o.i
12% effective r.o.i
Yr.0
$1100
$1210
Yr.1
Gambar 8.1
Menurut future-value analysis, kita dapat menyimpan $1000 pada market interest rate 10
percent. Jadi pada akhir tahun kita akan mendapat
$1000(1 + 0.10) = $1100
Tetapi pada contoh diatas, investasi assetnya akan menghasilkan $1210 diakhir tahun,
lebih tinggi dari hasil dari market investment.
Dengan cara lain, kita dapat menggunakan konsep Present Value (discounting
sebagaimana lazim disebut) dengan cara yang terbalik dari compounding persamaan
(8.2). Persamaan tersebut dapat segera dirubah kepada rumus Present Value dengan
membagi dengan discount factor
(1 + r) n dan menyatakan P 0 sebagai PV r, n .
FV r,n = P 0 (1 + r) n …………………………………………… (8.2)
102
FV r,n
Present Value =
1
= FV r,n
(1 + r) n
(1 + r) n
PV r,n = FV r,n [(1 + r) -n ] = FV r,n PVIF(r, n) ................................... (8.4)
P 0 menunjukkan waktu sekarang (present). Present value lebih umum dinyatakan dengan
PV (Present Value).
Untuk memecahkan soal contoh diatas dengan metoda present Value adalah sbb.:
Market investment
P 0 = $1100/1.10 = $1000 = $1100(0.9091)
Asset Investment
P 0 = $1210/1.10 = $1100 = $1210(0.9091)
Kita dapat menghitung present value dengan membagi faktor 1 ditambah interest rate
diperlihatkan diatas dengan angka decimal atau dengan mengalikan Future Value dengan
faktor 1/(1 + r) = (1 + r) -1 .
Akhirnya kita melihat dari perhitungan bahwa market investment mempunyai rate of
return 10 percent, sedangkan asset investment mempunyai return sebesar 21 percent.
Untuk melihat secara singkat dibawah ini d ibuat tabelnya.
Asset
Investment
Future value
Present value at market rate
Rate of Return
$1100
$1210
$1000
21%
Market
Investment
$1100
10%
Dari ketiga metoda atau criteria diatas, asset investment lebih besar dibandingkan
investment pada market rate. Dari ketiga contoh pembanding diatas, kita telah
menerangkan konsep present value dan menggambarkan pemakaiannya. Secara umum
dapat diterangkan untuk menghitung present value kita bagi dengan factor
( 1 + r) n atau kalikan dengan faktor ( 1 + r) -n .
Tabel telah disusun untuk memperlihatkan faktor present-value interest rate
( 1 + r) -n untuk berbagai rate r dan interval waktu n. (Lihat Tabel A.2) .
Misalnya, untuk menentukan present value dari $1610.51 yang diterima 5 tahun yang
akan datang dengan discount factor 10 percent, lihatlah sepanjang kolom 10% kebawah
pada tabel A.2 sampai baris ke 5. Angka yang terlihat disana 0.6209, adalah presentvalue interest factor (PVIF) dipakai untuk menghitung present value $1610.51 yang
dibayarkan 5 tahun kemudian, discounted sebesar 10%.
PV r,n = P 0
=
=
=
FV 10%,5yr [PVIF(10%, 5 yr)]
$1610.51(0.6209)
$1000
Angka Present Value mengatakan kepada kita berapa nilai sekarang untuk uang yang
diterima dikemudian hari. Ini dapat dihitung dengan memotong ( discounting) nilai diterima
103
kemudian menjadi nilai hari ini. Present Value analysis itu memotong (discounting)
penerimaan dikemudian hari (future cash flow) kembali kemasa sekarang.
VIII.4 Annuities
Selama ini kita membahas konsep future value dan present value untuk pemasukkan
dan/atau pengeluaran tunggal (single outflow or inflow). Berikut ini kita akan membahas
pemasukan dan/atau pengeluaran berulang kali ( multiple outflows and/or inflows).
VIII.4.1 Future Value dari Annuity
Annuity didefinisikan sebagai satu rangkaian pembayaran atau penerimaan untuk suatu
perioda tertentu. Pembayaran atau penerimaan dapat terjadi pada awal atau akhir tahun.
Pada umumnya pembayaran terjadi diakhir tahun, disebut ordinary annuities.
Jumlah dari ’deretan’ geometris dapat diungkapkan sbb.:
Sn = a r n - 1 .................................................... (8.5)
r-1
Untuk menghitung Future Value dari suatu annuity pada bunga (interest rate) r dan
periode jangka waktu t, dinyatakan dalam FVA r,t . Bila perkembangan geometric adalah 1
+
r, maka kita dapatkan rumus sbb.:
FVA r,t = a ( 1 + r) n – 1
1+r-1
= a ( 1 + r) n – 1
…………………………….. (8.6)
r
Interest Factor pada persamaan (8.6) dapat juga ditulis dengan singkatan seperti terlihat
pada persamaan (8.6a).
FVA r,t = a FVIFA(r, t) ............................................. (8.6a)
FVIFA sudah dihitung untuk berbagai kombinasi r dan t. Untuk mendapatkan hal ini
lihatlah Tabel A.3. Telusuri kolom 10 percent kebawah sampai pada baris tahun ketiga
(3), dan kalikan faktor 3.3100 dengan $1000 sebagaimana terlihat berikut ini.
FVA r,t
= a FVIFA(r,t)
FVA 10%,3 yr = $1000(3.3100) = $3310
Secara grafis dapat diterangkan sbb.:
Future value
1000
X
(1.1) 2
1000
1,210
X
(1.1)
1,100
1000
1,000
104
yr.0
yr.1
yr.2
yr.3
FV Total 3,310
Perhatikanlah bahwa FVIFA untuk jumlah suatu annuity selalu lebih besar dari jumlah
tahun pada saat annuity itu dilakukan.
VIII.4.2 Present Value dari Annuity
Banyak pertimbangan dalam bidang keuangan (finance) diambil dengan menggunakan
konsep present value dari annuity. Formulasi dasarnya dipakai dalam membuat analisa
pertimbangan investasi, kalkulasi penilaian ( valuation), dan berbagai perhitungan 2
lainnya.
Contoh, perusahaan ’Karya Nusa’ mempertimbangkan pembelian mesin gergaji listrik
(power saw); gergaji ini harganya $2000 dan akan menghasilkan tambahan pendapatan
(additional cash flow) $1000 per tahun untuk selama 3 tahun. Pendapatan ini akan
diterima setiap akhir tahun (ordinary annuity). Discount rate yang berlaku adalah 10
percent. Pertanyaannya, apakah ‘Karya Nusa’ akan memperoleh keuntungan dari
investasi ini?.
Present Value dari annuity (PVA r,t ) dinyatakan dalam persamaan (8.7).
PVA r,t = a 1 – (1 + r) -n
.…………………………….. (8.7)
r
Rumus (8.7) dapat juga ditulis seperti dibawah ini.
PVA r,t = a PVIFA r,t ....................................................(8.7a)
Kita dapat menurunkan rumus (8.7) dari rumus Future-Value (8.6) sbb:
Dari rumus (8.2) kita dapatkan
PVA r,t = FVA r,t (1 + r) -n
(1 + r) n – 1
1 – (1 + r) -n
-n
= a
r
(1 + r) = a
r
Memakai PVIFA, present value dari annuity interest factor, kita dapat menulis
PVA r,t = a PVIFA r,t .
Dari contoh soal diatas, secara numerical dapat dihitung sbb.
1 – (1.10) -3
$1000
1 – 0.7513
= $1000
0.10
= $2486.85
0.10
Perhatikanlah PVIFA untuk present value dari suatu annuity selalu lebih rendah dari
angka jumlah tahun annuity yang berjalan, dimana FVIFA untuk jumlah annuity lebih
besar dari jumlah tahun annuity yang berjalan.
105
Analisa in adalah perbandingan antara present value dari future cash inflow
dengan initial investment cash outflow. Dari perhitungan diatas, present value dari future
cash inflow adalah $2486.85. Net present value (NPV) dari investment adalah present
value dari pemasukan (benefit) dikurangi dengan present value dari biaya (cost). Dari
contoh kita diatas,
NPV = $2486.85 - $2000 = $486.85
Kesimpulannya, investasi ini memberi nilai tambah kepada perusahaan. Jadi dianjurkan
untuk diteruskan. (Kita akan memakai konsep NPV sebagai basis dari penentuan nilai
dalam buku ini). Secara grafis dapat diterangkan berikut ini.
P 0 = 2,000
1,000
1,000
1,000
Present Value
909.1
.9091
826.4
.8264
751.3
Total PV = 2,486.8
P 0 = 2,000 NPV = 2,486.8 – 2,000 = 486.8
.7513
VIII.4.3 Pembayaran Tidak Merata (Unequal payment/cash inflow)
Konsep ini dapat dengan mudah diaplikasikan untuk pembayaran ( cash inflow) yang tidak
merata dengan menggunakan formula sederhana present-value. Contoh situasi ini
diperlihatkan pada tabel 8.1.
Tabel 8.1
Present Value of Annuity (PVA) untuk Unequal Inflow
Periode
1
2
3
4
5
6
7
Cash
Inflows
100
200
300
500
400
600
200
x
PVIF 10% , n
0.9091
0.8264
0.7513
0.6830
0.6209
0.5645
0.5132
=
PV of Each
Cash
Inflow
$
90.91
165.29
225.39
341.51
248.37
338.68
102.63
-----------Present value of unequal inflow = $1512.78
VIII.5 Perpetuities
Beberapa surat berharga tidak menyatakan tanggal kadaluwarsa. Itu d isebut perpetuity
yaitu suatu annuity yang berjalan selamanya. Nilai masa depan dari suatu perpetuity
adalah tidak berhingga karena jumlah pembayaran periodic tidak terhingga. Present
Value dari annuity dapat dihitung dari rumus sbb.
106
1 – (1 + r) -n
PVA r, t = a
...........................................
(8.8)
r
Perhatikan term (1 + r) -n = 1/(1 + r) n harganya selalu kurang dari 1 untuk bunga yang
positif (positive interest rate). Misalnya r = 10 percent, maka
(1 + r) -1 = 0.909, (1 + r )-2 = 0.826, (1 + r) -3 = 0.751,....., (1 + r) -100 = 0.000073
Bila angka tahun menjadi sangat tinggi (mis. tak terhingga), term (1 + r) -n menjadi nol.
Jadi bila annuity yang pembayarannya tetap itu perpetual, kita mendapatkan hasil akhir
sbb.
a
PVA r,∞ = ------ ................................................. (8.9)
r
Jadi present value dari perpetuity itu adalah periodic flow a, dibagi oleh discount factor.
VIII.5.1 Dampak dari Perubahan Discount Rate
Misalkan awalnya a = $120 dan r = 10 percent; maka PV sbb.
$120
PV = -------- = $1200
0.10
Bila r naik ke 12 percent, PV jatuh ke $1000. Bila r jatuh ke 8 percent, PV naik ke $1500.
Jadi PV sangat sensitif dengan perubahan besarnya discount rate. Ini adalah sama juga
dengan investasi.
VIII.5.2 Hubungan antara Istilah (interrelationships among the Terms)
Formula perpetuity memberikan pengertian pada beberapa hubungan. Untuk semua
formula yang berkaitan dengan interest (bunga) ada tiga term dasar sebagaimana
diperlihatkan pada persamaan (8.10) dibawah ini.
Nilai = (periodic flow) x (interest factor) ……………………. (8.10)
Dari contoh diatas, didapat
1
Nilai = $120 ------ = $120(10)
0.10
Bila kita tahu dua dari tiga terms, kita dapat menghitung term yang ketiga. Bila kita
mempunyai angka nilai (value) $1000 dan aliran (flow) $120, discount factor dapat
dihitung dan hasilnya 12 percent. Bila kita mempunyai value $1500 dan discount factor
10 percent, flownya adalah $150
VIII.6 Generalisasi Hubungan (Generalization of Interrelationships)
Kita membahas beberapa contoh praktis bagaimana caranya mendapatkan term ketiga
bila diketahui tiga factor: present atau future value, periodic flow, dan interest factor.
107
VIII.6.1 Menentukan interest rate
Dalam banyak hal, present value dan cash flow yang berhubungan dengan aliran
pembayaran diketahui, tetapi interest rate tidak.
Misalnya sebuah bank menawarkan peminjaman $1000 sekara ng bila kita setuju
mengembalikan pinjaman sebesar $1762.30 pada akhir tahun ke5. Berapa rate of interest
yang dikenakan?.
Untuk mendapatkan jawaban pakailah persamaan (8.2):
FV r,n = P 0 ( 1 + r) n = P 0 FVIF(r, n)
(3.2)
Kita hitung FVIF dan kemudian lihat harga ini pada Tabel A.1 sepanjang baris untuk
tahun ke5.
FV r, 5 yr
$1762.30
FVIF(r, n) = ---------- = ------------ = 1.7623
P 0 $1000
Telusuri baris horizontal ditahun ke 5, kita da patkan harga 1.7623 pada kolom 12
percent. Jadi jawaban soal ini interest rate yang dikenakan pada pinjaman adalah 12
percent.
Tepatnya pendekatan yang sama berlaku untuk menghi tung interest rate secara implicit
pada annuity.
Misalnya sebuah bank meminjamkan uang sebesar $2401.80 bila kita setuju
mengembalikan $1000 tiap akhir tahun selama 3 tahun. Berapa interest rate yang
dikenakan bank?. Untuk menjawab soal ini kita pakai rumus (8.7a) untuk menghitung
PVIFA dan kemudian lihat angka yang didapat pada Ta bel A.4:
PVA r, t = a PVIFA r, t
PVIFAr,t =
(8.7a)
PVr,3yr
$2401.80
--------- = ----------- = 2.4018
a
$1000
Pada tabel A.4 sepanjang baris tahun ke3, kita melihat faktor 2.4018 berada pada kolom
12 percent. Jadi bank meminjamkan dana tersebut dengan bunga ( interest rate) 12
percent.
Contoh ke 3 cara mencari interest rate menyangkut menentukan kadar pengembangan
usaha (growth rate). Satu cara adalah the endpoints method.
Data pendapatan perusahaan ABC dicatat pada table 8.2 dibawah.
Kita dapat
menghitung growth rate dengan memakai rumus future-value (8.2):
FV r,n = P 0 ( 1 + r) n
Untuk melihat aliran pemasukan (revenue stream), pendapatan kemudian setelah 5 tahun
berkembang dari 1991 hingga 1996 adalah $64.7 billion, dan nilai sekarang ( present
amount) pada 1991 adalah $50.7 billion.
108
Masukkan angka 2 tersebut pada rumus menghasilkan
$64.7 = $50.7(1 + r) 5
$64.7
1/ 5
------
-1 = r
$50.7
r = 5.00 %
Tabel 8.2
ABC Financial Data
Revenue ($ billions)
2001
2000
1996
1991
75.9
62.7
64.7
50.7
Soal yang sama untuk perioda 1996 – 2000, kita hitung sbb.
FV r,n = PV 0 ( 1 + r) n
62.7 = 64.7(1 + r) 4
1/ 4
62.7
------64.7
- 1 = r = - 0.78%
Untuk 2000 – 2001, penghasilan ABC berkembang pada compound annual rate 21.05
percent. Untuk keseluruhan perioda 10 tahun dari 1991 – 2001, penghasilan ABC
berkembang pada annual rate 4.12 percent.
Secara umum didapatkan rumus:
g =
Xn
----
1/ n
- 1 …………………………….. (8.11)
X0
Dimana g = compound (geometric average) growth rate selama perioda
tertentu
Xn = harga pada endpoint
X 0 = harga awal
n = lama perioda pada waktu berkembang
Contoh ini menggambarkan kelebihan dan kekurangan metoda endpoint. Kelebihannya
adalah mudah cara menghitungnya. Kekurangannya adalah tidak menggambarkan secara
tepat pola data untuk perioda antara endpoints. Untuk perioda 10 tahun antara 1991 dan
2001, penghasilan ABC berkembang sebesar compound annual rate 4.12 percent. Tetapi
pada perioda antara (subperiod), terjadi growth rate yang naik dan turun, bahkan sampai
negative.
VIII.7 Noninteger Values dari Interest Rate
109
Pada Tabel bunga (interest) dibagian akhir telah diperlihatkan interest factor values
seperti 8 atau 9 percent. Kadang2 terjadi fractional interest rate, misalnya 8 1 / 4 percent.
Pada penggunaan tabel diperlukan extrapolasi. Pada penggunaan scientific calculator
jawabannya dapat dicari langsung.
Contoh:
Misalkan kita membuat investasi $663,510. Selama kurun waktu investasi 10 tahun,
setiap tahunnya akan diperoleh hasil ( yield) $100,000. Berapakah Rate of Return dari
investasi tersebut?.
Kita pakai persamaan dibawah ini
PVA r,t = a PVIFA r,t ....................................................(8.7a)
a
= 100,000 jumlah yang diterima setiap tahun (annuity) untuk jangka 10 thn.
PVA
= 663,510 (jumlah investasi saat ini)
PVIFA = 663,510/100,000
= 6.6351
Dari tabel A-4 pada deretan 10 tahun, dengan extrapolasi angka PVIFA diatas jatuh pada
interest rate 8 1 / 4 percent.
VIII.8 Semiannual dan Compounding Periods lainnya
Pada contoh selama ini kita bekerja atas dasar return diterima setiap tahun. Angka
percent itu (misalnya 10%) jangkanya setahun. Sekarang apabila pendapatan ( earning
rate) itu 10 percent bunga berbunga (compounded) secara semi annual atau setiap 6
bulan. Apakah artinya?.
Perhatikan contoh berikut ini.
Kita menanam modal $1000 pada institusi bank menerima pendapatan 10 percent
compounded semiannually. Berapa yang kita terima pada akhir tahun?.
Semi annual compounding berarti bunga diterima setiap 6 bulan, dapat kita lihat pada
tabel 8.3 dibawah ini.
TABLE 8.3
Perhitungan Compound Interest dengan Semiannual Compounding
Nilai
Perioda
Perioda Awal
X
1+r
1
$ 1000.00 1.05
2
$ 1050.00 1.05
=
Nilai
Perioda akhir
(FV r , n )
$ 1050.00
$ 1102.50
Disini annual interest rate dibagi 2, tetapi jangka waktu bunga ( compounding period)
adalah 2 karena bunga dibayarkan 2 kali dalam setahun.
110
Dari tabel 8.3 diatas, uang yang diterima diakhir 6 bulan kedua adalah $1102.50.
Sedangkan kalau menggunakan annual compounding uang yang diterima adalah
$1100.00 (untuk bunga 10% setahun). Jadi semi annual compounding lebih menarik bagi
investor.
Contoh lain, bila annual rate tetap 12 percent, berapa rate of interest bila dilakukan cara
semi annual compound.
Misalkan investasi (P 0 ) = $1. Untuk sistim annual interest, r = 0.12
FV = P 0 (1+r)
= 1(1 + 0.12) = 1.12.
Bila dipakai sistim semi annual compound tetapi hasil setahun dipatok interest 12%,
berapa rate of interest setiap 6 bulan?. Rumus untuk semi annual compound adalah sbb.:
FV = 1(1 + r baru ) 2 = 1.12
1 + r baru = [1.12] 1/2
1 + r baru = 1.0583
r baru = 0.0583
= 5.83 percent.
Untuk mempertahankan annual rate of interest 12 percent, bunga (interest) semi
annualnya harus 5.83 percent.
Kita dapat mengembangkan contoh diatas dengan compounding yang lebih sering dalam
setahun. Misalnya kita akan menghitung total perolehan 1 tahun untuk berbagai multiple
compounding dimana interest rate nya 12 percent dan modal awal $1.
Table 8.4 menunjukkan masing 2 rumusnya.
TABLE 8.4
Effective Annual Yield dengan Multiple Compounding dalam Satu Tahun
Annual FV r,1 = P 0 (1 + r)
=
1.1200
(q = 1)
r
Semiannual
= P 0 (1 + -- ) 2
=
1.1236
(q = 2)
=
1.1255
(q = 4)
=
1.1268
(q = 12)
2
r
Quarterly
= P 0 (1 + -- ) 4
4
r
Monthly
= P 0 (1 + -- ) 12
12
r
Daily
= P 0 (1 + -- ) 365
=
1.1275
(q = 365)
365
Contoh pemakaian rumus diatas:
111
1. Untuk contoh perhitungan Future Value, bila modal ditanam $1000 dengan bunga
tahunan 10 percent yang diterima dengan sistem compounded semi annually.
Berapa total diperoleh pada tahun k e5.
Jawab:
Karena sistem semi annual, bunga dibagi 2 menjadi 10%/2 = 5%.
Jangka 5 tahun secara semi annual menjadi 5 * 2 = 10 perioda (”tahun”).
Pergi ke tabel A1 dihalaman belakang, telusuri kolom 5% bertemu
dengan garis periode 10, angka interest factor 1.629.
Maka jawabannya adalah $1000 * 1.629 = $1629.
2. Untuk contoh perhitungan Present Value dari Annuity.
Bila mirip dengan contoh diatas, yakni hitunglah Present Value untuk suatu
annuity sebesar $1000 setiap tahunnya untuk jangk a waktu 3 tahun,
discounted sebesar 10 percent. Hitunglah atas dasar compounded annually dan
compounded semi annually.
Jawab:
Secara compounded annually didapat dari Tabel A4, Interest factor untuk
10 percent dan 3 tahun sebesar 2.487. Jadi untuk annual compounded,
Present value dari annuity adalah 1000 * 2.487 = $2487.
Untuk semiannual compounding interest menjadi 10/2 = 5 percent
dan period menjadi 3 * 2 = 6. Dari Tabel A-4 didapat interest factor
sebesar 5.076. Jadi untuk Present Value annuity sebesar $1000/2 = $500 per
period,
Menjadi 500 * 5.076 = $2537.85.
Dengan cara semiannual compounding jumlah present value nya lebih besar
sedikit.
VIII.9 Ringkasan
Pengetahuan mengenai compound interest dan tehnik present-value sangat penting
untuk memahami aspect penting dalam dunia finance antara lain, economic analysis,
capital budgeting, dan topik 2 lainnya.
Empat persamaan dasar yang akan selalu dipakai berikut ini adalah
FV r.n = P 0 FVIF(r,n) ≡ P(1 + r) n ............................
(8.2)
PV r,n = FV r,n PVIF(r,n) ≡ FV r,n (1 + r) .................
(8.4)
FVA r,t = a FVIFA(r,t) ≡ a[(1 + r) – 1]/r .................
(8.6a)
PVA r,t = a PVIFA(r,t) ≡ a[1 – (1 + r) -n ]/r ................
(8.7a)
-n
n
112
113
IX. LAPORAN KEUANGAN dan ALIRAN DANA
(Financial Statements and Cash Flow)
Laporan keuangan menggambarkan track record kinerja perusahaan dan dapat dijadikan
sebagai basis untuk menilai pencapaian perusahaan. Disamping itu laporan ini dapat
dijadikan panduan untuk meramalkan masa depan perusahaan. Bagi perusahaan publik,
laporan keuangan diumumkan terbuka melalui laporan tahunan. Disamping itu beberapa
komponen kunci dari laporan keuangan, misalnya penjualan prod uk, biaya produk,
disiapkan secara harian untuk membantu direksi dalam pengelolaan perusahaan.
IX.1 Peran Laporan Keuangan
Suatu laporan lengkap keuangan yang diterbitkan tahunan terdiri dari 3 laporan dasar.
1. Income Statement memperlihatkan aktifitas keuangan perusahaan yang diukur
melalui penghasilan (revenue) atau penjualan (sales) dan pengeluaran biaya
operasional (expenses) perusahaan selama jangka periode waktu tertentu.
2. Neraca keuangan (balance sheet) gambaran sekilas mengenai apa yang dimiliki
dan kewajiban perusahaan selama jangka periode waktu tertentu.
3. Laporan arus kas (statement of cash flows). Laporan ini berisi sumber dan
pengeluaran dana perusahaan selama jangka periode waktu tertentu. Statement
of cash flow ini melaporkan transaksi yang menggambarkan perubahan cash atau
cash equivalent terhadap waktu.
TABLE 9.1
Timing dari Primary Financial Statement
December 31, 2006
December 31, 2007
Balance sheet
Balance sheet
2007
114
Income Statement
Cash Flow Statement
Tabel 9.1 sekilas menggambarkan saat periode dari primary financial statements .
Balance sheet dibuat antara dua saat sedangkan income statement dan cash flow
statement menggambarkan kinerja perusahaan sepanjang tahun 2007.
IX.2
Income Statement
Income statement adalah laporan yang paling mendapat perhatian diantara ketiga
laporan keuangan, sering disebut dengan istilah profit-and-loss (P&L) statement. Laporan
ini mencatat penghasilan (revenue) dan biaya (expenses) yang selisihnya merupakan
penghasilan (income) yang disusun secara periodik – bulanan, kuartal, atau tahunan:
Revenue – Expenses = Income ………………………… (9.1)
Definisi dari istilah diatas diterangkan berikut ini.
Revenue adalah penambahan modal (capital) yang dihasilkan dari penjualan barang
(retail business) atau jasa professional (dokter,dsb). Bila revenue dihasilkan hasilnya
adalah kenaikan cash atau tagihan (account receivable).
Expenses adalah penurunan capital yang disebabkan oleh pemakaian biaya yang
diperlukan untuk membuat produk yang menghasilkan ( generate) revenue. Besarnya
expense bisa sama dengan biaya (cost) pembuatan produk/barang yang dijual, nilai dari
biaya yang dibayarkan untuk jasa (upah dan gaji pegawai), atau biaya lain yang
diperlukan untuk menjalankan operasi perusahaan, misalnya ongkos sewa berbagai
keperluan selama periode tertentu.
Net income adalah jumlah dimana total revenue melebihi total expense selama jangka
waktu laporan. Keuntungan ( profit) yang diperoleh ditambahkan kepada jum lah modal
(capital) pemilik. Tetapi bila total expenses lebih besar daripada net income, maka timbul
kerugian yang mengakibatkan menurunnya nilai modal (capital).
Harap dimengerti bahwa revenue tidak selalu berarti penerimaan tunai ( cash) dan
expense tidak selalu berarti pembayaran dengan tunai ( cash payment).
Net income (penerimaan tunai dikurangi dengan pembayaran tunai) dan cash flow adalah
berbeda. Misalnya, mengambil pinjaman bank ( bank loan) akan menghasilkan cash tetapi
ini bukan revenue karena tidak terjadi penjualan barang (merchandise) ataupun tidak ada
penjualan jasa.
Berikut ini contoh menyusun Income Statement.
Faris adalah seorang wirausahawan engineer ( self employed engineer).
115
Untuk bulan Oktober 2007 ia mendapatkan penghasilan $10,000 dar i jasa yang dia
tawarkan. Biaya routine usahanya adalah sbb:. Tilpon $1,000, listrik $500, sewa kantor
$2,000, gaji sekretaris $300, dan alat kantor $400.
Income statement usaha Faris dapat disusun sbb.
TABLE 9.2
Faris Income Statement for month ended 31 October 2007
Faris
Income Statement
Untuk bulanan s/d 31 Oktober 2007
Revenue dari penjualan jasa
Dikurangi: biaya operasi sbb.
Tilpon
Listrik
Sewa kantor
Gaji sekretaris
Alat kantor
Total biaya operasi
$10,000
$1,000
$500
$2,000
$300
$400
-------
$4,200
-------Net Income
$ 5,800
======
Perhatikanlah bahwa revenue dan setiap expense mempunyai account tersendiri. Dengan
pengelompokan jenis expenses ini akan memudahkan pengawasan dan membuat
evaluasi sumber pengeluaran/biaya. Misalnya, ratio biaya tilpon dengan revenue
$1000/$10000 sama dengan 10%. Ratio ini dapat selalu dibandingkan dengan
pengeluaran bulan 2 sebelumnya untuk melihat apakah ada kejanggalan.
Income Statement diatas sifatnya sementara, dimana laporan closed out setiap akhir
bulan dan selisihnya dikreditkan kepada capital account. Pada contoh diatas, $5,800
ditransfer kepada capital account.
IX.3
Neraca (Balance Sheet)
116
Balance sheet menggambarkan posisi keuangan perusahaan dengan mencantumkan
neraca dari assets, liabilities, dan capital pada akhir dari perioda laporan (reporting
period).
Untuk contoh pada table 9.2, akhir dari perioda laporan adalah 31 Oktober 20 07. Balance
sheet dinyatakan dalam persamaan accounting dibawah ini.
Assets = Liabilities + Equity/Capital
Kemudian assets dan liabilities dikatagorikan sebagai current dan long term, tergantung
seberapa cepat mereka dapat dirubah menjadi cash (assets) atau terbayar (liabilities).
Secara umum assets dan liabilities yang jangkanya kurang setahun sampai menjadi cash
dan terbayar (dalam halnya dengan liabilities), dianggap sebagai current assets dan
current liabilities.
Balance sheet berguna untuk evaluasi dan planning bagi management karena
menggambarkan apa sumber (resources) yang dimiliki perusahaan dan bagaimana
situasi hutang 2 nya.
Balance sheet dapat dibuat secara report form atau account form.
Pada report form, assets, liabilities, dan capital disusun vertical. Sedangkan pada
account form, assets disusun dikiri sedangkan liabilities dan capital dikanan.
TABLE 9.3
Faris Balance sheet 31 October 2007 Report Form
Faris
Balance Sheet 31 October 2007
ASSETS
Cash
Accounts Receivable (piutang)
Office Supplies (Alat administrasi)
Office Equipment (Alat kantor)
$10,000
20,500
10,500
30,000
----------$71,000
=======
Total Assets
LIABILITIES DAN CAPITAL
Liabilities
Account Payable (hutang)
Capital
Balance, 1 Oktober 2007
Net Income October
Dikurangi: tagihan
Penambahan capital
$30,000
$35,000
$5,800
400
--------5,400
---------
Total capital
Total Liabilities dan Capital
41,000
-----------$71,000
========
117
Dari contoh diatas terlihat bahwa ada kaitan antara income statement dengan balance
sheet. Net income Faris $5,800 (angka pada table 9.2) ditambahkan pada capital pada
balance sheet nya dicontoh tabel 9.3. Dalam kenyataan, income statement berlaku
sebagai jembatan antara 2 laporan balance sheet yang berturutan.
Tabel 9.4 dihalaman berikut memperlihatkan balance sheet yang disusun secara account
form.
TABLE 9.4
Faris Balance sheet 31 October 2007 Account Form
Faris
Balance Sheet 31 October 2007
ASSETS
Cash
Piutang 20,500
Off.supply
Off.equipm.
LIABILITIES AND CAPITAL
$10,000 Liabilities
Acct.payable (hutang)
10,500 Capital
30,000 Balance, 1 Oct.2007
Net income Oct.2007
Dikurangi:Tagihan
$30,000
$35,600
$5,800
400
-------Tambahan Capital
5,400
------Total Assets
Total Capital
$71,000 Total Liabilities dan Capital
=====
41,000
---------$71,000
======
X. PERTIMBANGAN KEPUTUSAN INVESTASI
(CAPITAL INVESTMENT DECISION).
Membuat evaluasi dan kemudian membuat keputusan untuk menentukan Capital
Investment menggabungkan aspek accounting dan finance.
118
Seksi ini akan membahas secara detail kalkulasi dari setiap teknik evaluasi dan
membahas kelebihan maupun kekurangannya dari masing 2 teknik tersebut.
Untuk membahas teknik evaluasi proyek, berikut ini dibuat proyek rekayasa (hypothetical
project).
TABLE 10.1
Hypothetical Project
A
$
Projects
(400)
300
200
100
B
Cost (outflow year 0)
Cost inflow year 1
Cash inflow year 2
Cash inflow year 3
$
(400)
100
200
300
X.1 Net Present Value (NPV)
Net present value (NPV) adalah nilai sekarang dari proyeksi pemasukan modal dimasa
yang akan datang (projected future cash flow), yang didiscount menurut cost of capital
atau hurdle rate, dikurangi biaya (cost) investasi.
Tabel 10.2a secara grafis menggambarkan NPV dari project A. Perhitungan cash flow
proyek dimasa datang diproyeksikan kenilai sekarang ( year 0) dengan menggunakan
konsep Time Value of Money seperti diterangkan pada bab VIII dalam buku ini. Misalnya,
cash flow (CF) tahun pertama $300 didiscount untuk 1 tahun sebesar 10 percent. Maka
seterusnya,
PV = FV/(1 + r) N = $300/(1 + 0.10) 1 = $273 = PV(CF 1 )
= $200/(1 + 0.10) 2 = $165 = PV(CF 2 )
= $100/(1 + 0.10) 3 = $75 = PV(CF 3 )
TABLE 10.2a
Grafik Net Present Value dari Project A
Present value
Year 0
10% DISCOUNT
Year 1
$273
Future value
Year 2
Year 3
$300
$165
$200
$75
$100
-------$513
Total nilai project
119
-------$400
Investment (year 0)
-------$113
=====
Net present value
Proyek ini bernilai $513 (total dari present value), sedangkan modal awal $400. NPV dari
proyek ini adalah selisih nilai project ($513) dengan modal awal ($400) . Jadi NPV sama
dengan $113.
Secara umum, net present value dapat ditulis sbb:
CF 1
(1 + k) 1
+
CF 2
CF N
+ ……….. +
(1 + k) 2
-
I 0 = NPV
(1 + k) N
N
Σ
t=1
CFt
- I0
= NPV
(10.1)
(1 + k) t
Tabel 10.2b membandingkan NPV untuk kedua proyek A dan B.
Bila kedua proyek ini terpisah dan tidak ada kaitan, ambil kedua proyek karena keduanya
mempunyai NPV yang positif. Bila kedua proyek ini berada pada daftar pilihan proyek
yang akan dikerjakan, pilih proyek A pada urutan diatas proyek B karena mempunyai
NPV lebih tinggi.
NPV dari proyek adalah sama dengan kenaikan nilai saham, sehingga cara ini dipakai
untuk pertimbangan menyusun anggaran proyek perusahaan (capital budgeting).
Untuk analisa, pada contoh proyek A diperoleh NPV = $113. Misalkan ada 113 lembar
saham, maka nilai saham bertambah $1 setiap lembarnya ($113/113 lembar).
Pada contoh Tabel 10.2b berikut ini, bila cost of capital 20 percent, NPV kedua proyek
berkurang. Dalam situasi ini proyek B harus ditolak karena menghasilkan NPV negatif.
TABLE 10.2b
Net Present Value
Net Present Value, 10 Percent Discount Rate
A
$273
165
75
-----$513
400
-----$113
====
$ 47
Projects
Present value of year 1 cash flow
Present value of year 2 cash flow
Present value of year 3 cash flow
B
$ 91
165
225
------$481
400
-------
Total present-value cash flow
Dikurangi: Investment (year 0)
Net present value (10%)
$ 81
Net present value 20 percent discount rate
$ (4)
=====
=====
======
X.2 Internal Rate of Return
120
Internal rate of reurn (IRR) adalah besarnya bunga (interest rate) yang membuat jumlah
present value dari proyeksi future cash flow sama dengan investasi (investment
expenditures). Persamaan dibawah ini menunjukkan IRR adalah discount rate yang
membuat NPV (Net Present Value) = 0
CF 1
(1 +
CF 2
+
IRR) 1
(1 +
CF N
+ ……….. +
-
IRR) 2
I 0 = $0
(1 + IRR) N
CFt
N
Σ
- I 0 = $0
t=1
(10.2)
(1 + IRR) t
Kesimpulan diatas, persamaan IRR (10.2) adalah pada dasarnya persamaan NPV (10.1).
yang harga k dibuat sedemikian rupa hingga NPV = 0. Kedua metoda (NPV dan IRR)
memakai persamaan dasar yang sama hanya bedanya pada NPV, harga k adalah cost of
capital yang ditentukan pasar. Pada metoda IRR, NPV dibuat nol sehingga nilai IRR
diketahui. Perhatikan pada Tabel 10.3a proyek A mempunyai IRR = 28.9%, dimana NPV
nya sama dengan nol.
TABLE 10.3a
Grafik Internal Rate of Return
Year 0
($400)
Year 1
$300
Year 2
Year 3
$200
$100
IRR%
$400
IRR%
IRR%
$0
IRR = 28.9%
Kalkulasi diatas dapat dicari melalui financial calculator. Dengan kalkulator biasa IRR
dapat dicari melalui trial and error. Mula 2 ambilah IRR 10% kemudian dicari NPV. Bila
NPV tinggi, coba lagi dengan angka IRR sedemikian supaya didapat NPV dibawah 0.
Dengan cara pendekatan ini, IRR dapat dicari dengan extrapolasi. Tabel 10.3b
memperlihatkan contoh solusi ini.
Pada contoh Tabel 10.3c IRR untuk proyek A dan B diperlihatkan. IRR proyek B adalah
19.4 percent. Bila proyek 2 itu tidak ada hubungannya (independent), IRR harus diuji
resikonya untuk cost of capital yang berbeda. Bila IRR masih diatasnya berarti
proyeknya dapat diterima. Bila kedua proyek yang sama 2 diuji (mutually exclusive)
121
IRRnya sama 2 diatas cosy of capital, maka IRR yang lebih besar diambil. Dalam contoh
Tabel 10.3c, ambil proyek A.
TABLE 10.3b
Menghitung IRR, Project A
Discounted Cash Flow Value
Cash Flow
Project A
Trial1 Trial2
10.0% 20.0%
30.0%
Trial3
25.0%
Trial4
28.0%
Trial5
29.0%
Trial6
28.9%
Trial7
$300
$273 $250
139
118
58
46
------ ------
$231
128
51
------
$240
122
48
------
$234
120
47
------
$232
120
47
-------
$233
$513 $447
400
400
------ ------
$395
400
------
$419
400
------
$404
400
------
$399
400
-------
$400
400
--------
$ 19
$ 4
$ (1)
$ (0)
====
====
====
=====
Cash inflows
Year 1
Year 2
Year 3
200
100
165
75
Total present
value
Investment
Net present
value
$113
$ 47
$ (5)
===== =====
-------
======
IRR = 28.9%
TABLE 10.3c
Menghitung IRR, Project A dan B
A
28.9%
28.9%
$233
120
47
---------$400
400
---------$ 0
Projects
B
Internal Rate of Return
Net Present Value at Internal Rate of Return
IRR – discount rate
Present value of year 1 cash flow
Present value of year 2 cash flow
Present value of year 3 cash flow
Total present-value cash flow
Less: Investment (year 0)
net present value (IRR%)
19.4%
19.4%
$ 84
140
176
--------$400
400
---------$ 0
122
========
=======
X.3 Discounted Payback Period
Discounted payback period adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali
investasi yang ditanam pada awal proyek (break-even point). Dasar perhitungannya
adalah jumlah estimasi penghasilan tahun mendatang ( future cash flow) yang di
discounted ke present value nya pada cost of capital yang berlaku. Kebanyakan
perhitungan payback period untuk proyek tidak menggunakan konsep Time Value of
Money. Perhitungan akan lebih mendekati kenyataan bila memakai konsep tersebut.
Tabel 10.4 adalah contoh perhitunga discounted payback period.
TABLE 10.4
Discounted Payback Period
A
$(400)
300
200
100
Projects
Investment (year 0)
cash inflow year 1
cash inflow year 2
cash inflow year 3
B
$(400)
100
200
300
Cash flows discounted at 10%
$ 273
165
75
Present value of year 1 cash flow
Present value of year 2 cash flow
Present value of year 3 cash flow
$ 91
165
225
Accumulated discounted cash inflow
$273
438
513
1.77 years
1+(127/165)
year 1
year 2
year 3
Discounted Payback Period (10%)
$ 91
256
481
2.64 years
2+(144/225)
Kembali keproyek A dan B dan dipakai cost of capital sebesar 10 percent, menghasilkan
discounted cash flows sebagaimana terlihat pada Table 10.4.
123
Pada tahun pertama proyek A memperoleh discounted cash flow sebesar $273. Untuk
mencapai break even diperlukan tambahan pemasukan $127 untuk mencapai investment
$400. Sedangkan total perolehan (cash inflow) tahunan ditahun kedua adalah $165. Jadi
proyek A mencapai break even pada 1 + $127/$165 = 1 + 0.77 tahun = 1.77 tahun atau 1
tahun 9 .24 bulan. Dengan cara yang sama proyek B mencapai Payback period time pada
2.64 tahun. Jadi proyek A lebih menguntungkan daripada proyek B.
X.4 Profitability Index
Profitability Index (PI) adalah variasi NPV, yang dihitung sebagai PV dari estimasi future
cash flows discounted dengan capital of cost yang berlaku, dibagi dengan total
investment.
CFt
N
Σ
t=1
/ I 0 = PI
(10.3)
(1 + IRR) t
Profitability index (PI) menunjukkan bahwa untuk setiap dollar di invest diperoleh kembali
(return) sebesar PI.
Tabel 10.5 menunjukkan PI untuk proyek A dan B.
TABLE 10.5
Profitability Index
A
$273
165
75
$513
400
$113
==========
1.28
($513/$400)
Projects
B
Present value of year 1 cash flow
Present value of year 2 cash flow
Present value of year 3 cash flow
Total present-value cash flow
Less: investment (year 0)
$ 91
165
225
Net present value (10%)
$ 81
$481
400
=======
Profitability index (10%)
Present value / investment
1.20
($481/$400)
Perhitungan NPV tetap sebagaimana terlihat diTabel 10.2b - $113 untuk proyek A dan
$81 untuk proyek B. Dengan memakai PI, proyek A lebih baik. Setiap dollar dibelanjakan
di proyek A akan mendapatkan return sebesar $1.28, dibandingkan dengan proyek B
dimana return hanya sebesar $1.20.
124
GLOSSARY
A
Account : Suatu catatan menggambarkan kenaikan dan penurunan kas sehubungan
dengan aktivitas keuangan.
Accounting : Sistem laporan informasi yang berisi nilai financial proses transformasi
berawal dari sumber (resources) menjadi produk dan jasa dan kemudian proses
penjualan produk tersebut kepada pembeli ( consumers).
Accounts payable : Suatu daftar berisi hutang yang harus dibayar perusahaan kepada
suppliers, vendors, kontraktor dan lainnya yang telah menyerahkan barang atau jasa.
Accounts receivable (A/R) : Suatu daftar berisi piutang yang harus dibayar oleh
pelanggan (cutomers) untuk barang atau jasa yang sudah diserahkan oleh perusahaan.
AR adalah current asset pada balance sheet. Mereka tergolong pada liquid asset yang
dapat dicairkan dalam waktu yang tidak lama.
Accrual accounting : Metoda accounting dimana revenue dan biaya (expenses)
perusahaan dicatat pada saat terjadinya transaksi daripada pada saat penerimaan atau
pembayaran uang.
Accrual liabilities : Catatan pengeluaran pembayaran hutang (meskipun kenyataan
belum terjadi) yang dibuat pada saat perusahaan tutup buku untuk perioda tertentu pada
saat mempersiapkan laporan keuangan (financial statement).
Accrue : Kenaikan atau pertumbuhan karena bunga (interest) ditambahkan secara
berkala (periodic)
Acquisition : Suatu proses dimana sebuah perusahaan mengambil alih pengawasan
terhadap perusahaan lainnya, kemudian berjalan seterusnya dimana masing 2 tetap
statusnya sebagai badan hukum yan g berbeda.
125
Adjusted book value (of a company) : Nilai buku (book value) pada balance sheet
setelah assets dan liabilities disesuaikan dengan nilai pasar (market value)
Amortization : Suatu proses peng-alokasian jumlah uang yang akan dibelanjakan pada
perioda waktu tertentu.
Angel : Seseorang yang mempunyai modal untuk ditanamkan pada usaha/perusahaan
pribadi dengan modal kecil. Seorang Angel biasanya tidak mengharapkan rate of return
tinggi sebagaimana halnya dengan venture capitalist atau bank.
Arbitration : Suatu cara penyelesaian sengketa (conflict) dengan bantuan fihak ketiga
yang dipercaya oleh kedua belah fihak yang bersengketa, daripada melalui institusi
pengadilan.
Assets : Harta yang dimiliki perusahaan, seperti bangunan, inventory, alat perlengkapan,
kendaraan, hak cipta (copyrights), patents, alat perabotan, dan barang 2 lainnya untuk
menjalankan usaha.
Asset, turnover : Ratio dari penghasilan (revenue) perusahaan terhadap jumlah rata 2
assets sepanjang perioda fiscal. Angka ini mengukur hasil kinerja perusahaan
dibandingkan dengan jumlah investasinya semula.
Audit : Proses dimana akuntan publik yang resmi menyatakan bahwa laporan keuangan
perusahaan telah atau belum memenuhi standard prinsip akutansi.
B
Balance : 1. Selisih dari sisi kredit dan debit dalam suatu ledger; juga selisih antara
assets dan liabilities dari suatu laporan keuangan. 2. Untuk menghitung selisih tadi,
menyelesaikan account dengan menyelesaikan hutang; menyusun buku laporan dengan
benar sehingga debit dan credit dalam laporan memberikan angka yang sama.
Balance sheet : Laporan keuangan yang meringkaskan assets, liabilities, dan net worth
(atau equity pemilik) dari suatu business. Balance sheet memperlihatkan jumlah assets
sama dengan jumlah liabilities ditambah net worth (atau equity pemilik). Jadi balance
sheet itu mperlihatkan gambaran situasi assets, liabilities, dan equity pemegang saham
pada suatu saat tertentu.
126
Benefit : Keadaan membaik dari suatu kondisi; suatu keuntungan yang dinikmati atau
pengalaman berharga dengan mengerjakan atau menerima sesuatu.
Board of directors : Suatu kumpulan terdiri dari orang2 yang menjalankan dan
mengatur business. Board of directors dari suatu perusahaan dipilih oleh pemegang
saham.
Bonds : Adalah sertifikat surat pinjaman berharga (debt security) dimana penerbit resmi
berhutang kepada pemilik bond tersebut dan wajib membayar kembali principalnya
ditambah dengan bunga yang sudah dijanjikan pada tanggal jatuh tempo ( maturity date)
dan juga membayar nilai bond tersebut (face value) pada saat bond tersebut dijual.
Bonds, convertible : Bonds yang dapat diubah kepada saham milik penerbit bond
tersebut.
Book value (dari assets) : Nilai accounting dari suatu asset seperti terlihat pada
neraca perusahaan (balance sheet) adalah harga asset dikurangi dengan akumulasi
depresiasinya.
Book value (dari perusahaan) : Menggambarkan penilaian (valuation) suatu
perusahaan dimana assetnya dikurangi dengan liabilitiesnya.
Brand : Nama, kadang 2 disertai dengan symbol dan merk daga ng, yang membedakan
suatu usaha dari pesaingnya dan segera memberikan competitive advantage, yang
segera terlihat dan dikenal dengan baik oleh konsumen.
Break-even point : Jumlah volume penjualan ( sales) dimana net sales revenue
perusahaan sama dengan biaya produksi.
Bridging finance : Financing jangka pendek yang diharapkan dapat dibayar kembali
secara cepat.
Budget : Suatu rencana untuk menggunakan dana.
Burn rate : Cash ditangan dibagi dengan ongkos operasi bulanan. Ratio ini
memperlihatkan berapa bulan suatu usaha akan bertahan hanya dengan menutup
overhead tanpa memberikan profit (keuntungan).
Business : Pembelian dan penjualan barang ( goods) atau jasa (services) dalam usaha
untuk memperoleh keuntungan.
127
Business plan : Dokumen yang dipersiapkan oleh seorang entrepreneur, berisi kegiatan
perusahaan yang pada masa lalu, sekarang dan rencana kedepan. Berisi analisa teliti
menyangkut management, karyawan, produk, dan sumber keuangan perusahaan. Latar
belakang perusahaan, catatan penjualan, dan posis i pasar. Business plan juga berisi
laporan rinci keuntungan, balance sheet dan proyeksi cash flow untuk dua tahun kedepan
dan rencana umum tiga tahun selanjutnya. Business plan menerangkan strategi
perusahaan, menentukan objective, yang dipakai untuk memonitor kinerja perusahaan.
C
Capital : Modal (resources) yang ditanam oleh investor untuk suatu usaha ( business).
Capital expenditures : Uang yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli, menyewa
atau membangun fasilitas bangunan pabrik, dsb.
Capital gains : Jumlah dimana harga jual suatu asset (misalnya saham) melebihi harga
pada saat asset tersebut dibeli.
Capital market : Adalah pasar untuk menjual securities, dimana perusahaan dan
pemerintah dapat mencari tambahan modal jangka panjang. Capital market meliputi stock
market (pasar saham) dan bonds market (surat hutang berharga). Capital market terdiri
dari primary market dimana penjualan perdana berlangsung dan secondary market
dimana penjualan saham 2 lama berlangsung
Cash balance : Cash diterima dikurangi dengan cash dibayarkan (disbursement) pada
setiap akhir hari kerja.
Cash flow : Jumlah uang yang diterima (cash inflow) atau jumlah uang keluar yang
dibayarkan (cash outflow) untuk periode waktu tertentu. Cash flow diperlihatkan oleh
cash balance pada suatu jurnal akunting atau ledger.
Cash flow statement : Suatu laporan keuangan yang memperlihatkan cash diterima
dikurangi dengan cash dibayarkan (disbursement) dari suatu business pada jangka waktu
tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.
Charge account : Fasilitas kredit yang diberikan oleh sebuah toko kepada pelanggan
tertentu untuk melakukan pembelian sampai limit tertentu tanpa membayar secara cash
pada saat pembelian.
Collateral : Asset yang diagunkan sebagai jaminan dari suatu pinjaman.
128
Commission : Suatu presentase dari penjualan diberikan kepada penjual ( sales person)
atau pegawai (biasanya petugas bagian marketing); pengeluaran ini diperlakukan
sebagai variable operating cost.
Comparative advantage : Merupakan keunggulan yang dimiliki seb uah negara untuk
menghasilkan suatu produk atau jasa dengan cara yang sangat efisien dari produk
lainnya atau dibandingkan dengan negara lain. Produk atau jasa seperti itu merupakan
andalan suatu negara untuk dijadikan komoditi eksport.
Competitive advantage : Menciptakan produk atau jasa dengan keuntungan (benefit)
yang dapat dinikmati oleh customer yang sama dengan pesaing tetapi pada harga yang
lebih murah (cost advantage). Perusahaan dapat juga menciptakan produk atau jasa
dengan nilai tambah yang lebih baik dari pesaing tetapi dengan harga yang sama
(differentiation advantage)
Consumer : Seseorang yang membeli barang dan jasa untuk keperluannya, bukan untuk
dijual lagi.
Contract : Suatu perjanjian yang mengikat secara hukum untuk suatu pertukaran mod al
(resources) dan jasa
Core competency : Pengetahuan dasar, kemampuan, atau keahlian (expertise) pada
suatu bidang, yang sangat penting untuk keberhasilan ( critical to success) dari suatu
usaha. Ini adalah istilah lain dari competitive advantage.
Corporation : Badan hukum yang terpisah dari pemilik
Corporate governance : Suatu peraturan yang sifatnya melindungi perusahaan
ditujukan kepada direksi dan karyawan perusahaan agar mereka bersikap patuh hukum
dan menjunjung etika bekerja.
Cost : Suatu perbelanjaan; besarnya uang, waktu atau energi yang dibelanjakan untuk
sesuatu.
Cost/benefit analysis : Menggunakan perbandingan costs dan benefits untuk membuat
suatu keputusan.
Cost of capital : Rate of return yang ditentukan untuk berbagai jenis financing.
Cost of debt capital : Bunga (interest rate) yang ditetapkan oleh kreditor .
129
Cost of equity capital : Rate of return dari suatu investasi yang ditentukan oleh
pemegang saham perusahaan. Sering juga disebut ‘hurdle rate’.
Cost of goods sold : Biaya langsung dari setiap unit penjualan, yakni:

Biaya raw material untuk membuat produk atau yang memberi jasa

Biaya buruh yang terlibat pembuatan produk atau yang memberi jasa
Creditor : Seseorang atau organisasi yang meminjamkan dana ( resources) kepada
organisasi lainnya
Current assets : Semua milik perusahaan yang akan dipakai atau dapat diuangkan
dalam waktu 12 bulan.
Current liabilities : Pembayaran terhadap tagihan dan hutang perusahaan yang akan
dilaksanakan dalam jangka waktu 12 bulan.
Current ratio : Current assets/current liabilities. Perbandingan ini menunjukkan
kemampuan perusahaan menjamin liabilitiesnya dengan asset yang dimilikinya.
D
Data base : Koleksi data secara elektronik maupun fisik yang dapat dibuka dan
dikerjakan secara sistematis (retrieved and manipulated systematically ).
Debit : Didalam istilah bookkeeping, adalah catatan pengeluaran ( expense)
Debt financing : Bantuan hutang bila perusahaan memperoleh sumber keuangan dari
creditor
Debt service : Pembayaran dari prinsipal dan bunga nya yang diatur dalam suatu hutang
untuk periode tertentu.
Debt-to-equity ratio : Perbandingan yang mengungkapkan strategi financial dengan
memperlihatkan berapa besar keuangan perusahaan yang didukung oleh hutang (debt)
dan berapa oleh stockholder equity.
Deductable : Bagian dari asset yang diasuransikan yang tidak dilindungi oleh asuransi.
Makin tinggi deductable, makin rendah premium asuransinya.
Default : Kewajiban yang tidak dapat dipenuhi.
130
Deferred payment : Hutang yang akan dibayar pada waktu mend atang.
Demographics : Karakteristik populasi yang biasanya dipakai untuk keperluan
marketing. Data yang dicatat adalah antara lain, umur, kelompok ethnic, pendapatan
rata 2 , mobilitas, latar belakang pendidikan, dsb.
Depreciation : Adalah suatu istilah dalam dunia accounting dan finance yang
menyatakan bahwa asset yang umurnya terbatas akan mengalami penurunan nilai
terhadap waktu.
Depreciation, accelerated : Suatu metode accounting yang menyisihkan nilai asset
yang lebih besar untuk didepresiasikan pada umur yang lebih cepat.
Depreciation expense : Biaya yang kita yakini terpakai dari fixed asset untuk jangka
periode fiscal tertentu.
Derivative : Suatu kontrak keuangan (financial contract) dimana nilainya adalah hasil
kinerja assets, interest rates, nilai tukar mata uang (currency exchange rates), atau
index. Transaksi derivative termasuk berbagai financial contracts seperti, swaps, future,
options dsb.
Direct labor : Gaji dan upah pegawai yang langsung terlibat pada proses manufaktur
yang ditambahkan pada ongkos produksi
Discounted cash flow (DCF) : Suatu cara meng-evaluasi investasi dengan memakai
prinsip time value of money memproyeksikan future cash flow menjadi nilai sekarang.
Dividends : Distribusi asset, biasanya uang tunai , kepada pemegang saham yang
diambil dari sebagian keuntungan
Due diligence : Proses investigasi oleh investor terhadap team management, resources,
dan kinerja perdagangannya terhadap perusahaan yang berpotensi untuk diakuisisi.
E
Earnings : pengertian yang sama dengan pemasukan (Income) dan keuntungan (profit).
131
Earnings per share : Besarnya net income yang diperoleh perusahaan setiap lembar
saham (share) dari jumlah saham 2 yang beredar dipasar.
Employment Agreement : Suatu perjanjian dimana pimpinan ( managers) membuat
kontrak kerja dengan perusahaan yang menyatakan masa kerja karyawan tersebut dan
ketetapan 2 lainnya.
Entrepreneur : Adalah seseorang yang melihat suatu kesempatan usaha yang diyakini
menguntungkan dan kemudian menciptakan perusahaan guna mengejar kesem patan
tersebut.
Contoh, membuka usaha warung makan siang disekitar pabrik atau kantor, dimana
fasilitas tersebut tidak disediakan perusahaan.
Equity: Kepemilikan dalam perusahaan sebagai ganti dari modal yang ditanam. Dalam
istilah accounting, equity = assets - liabilities
Equity financing : Penerbitan saham ( stock) dengan tujuan untuk menambah modal
(capital) perusahaan
Ethics : Suatu system yang mengatur moral atau standard bersikap dan penilaian
Exit strategy : Bisa disebut exit plan, atau exit withdrawal adalah cara untuk
menghentikan kepemilikan suatu perusahaan
Expenses : Penurunan asset atau penambahan liabilities yang diakibatkan proses
produksi, pengiriman barang atau penyediaan jasa yang tergolong pada kegiatan utama
operasi perusahaan. Ada 4 katagori expenses: Operasi (operating), interest, depresiasi,
dan pajak.
F
Face value : Nilai yang tercetak pada surat hutang ( bond) yang tidak selamanya sama
dengan harga pasar (market value)
Financial leverage : penggunaan hutang untuk menambah kinerja pendapatan
perusahaan (company earning power).
Financial statements : Laporan perusahaan mengenai transaksi keuangan untuk suatu
periode, misalnya, bulanan, kwartal, dan tahunan. Tiga laporan keuangan utama adalah
balance sheet, income statement, dan statement of cash flow.
132
Fiscal year : Periode 12 bulan diantara catatan keuangan yang sudah ditutup ( settled)
Fixed costs : Pengeluaran (expenses) perusahaan yang harus dibayarkan, ada atau
tidak ada penjualan, misalnya gaji karyawan, iklan, asuransi, sewa dan depresiasi.
Forward contract: Suatu persetujuan antara dua fihak untuk membeli dan menjual
asset yang bersama disetujui pada tanggal tertentu dimasa mendatang. Tanggal
perdagangan (trade date) dan tanggal penyerahan terpisah. Cara ini dipakai untuk
meng’hedge’ risiko, misalnya komoditi harga (commodity prices) e.g. forward contracts
untuk crude oil.
Franchising : Sebuah perusahaan yang mengalami sukses pemasaran ( franchisor)
memberi hak kepada perusahaan lain (franchisee) untuk menjalankan usaha yang sama
dengan merek dagang yang sama dengan memakai cara dan format yang ditentukan oleh
perusahaan induknya (franchisor).
Free enterprise system : Sistem ekonomi dimana dunia usaha dimiliki oleh swasta dan
dijalankan secara relative bebas dari campur tangan pemerintah.
Future contracts: Adalah satu jenis perdagangan derivative dimana dilakukan
persetujuan mengikat untuk membeli atau menjual sekumpulan assets (underlying basket
of assets) pada tanggal dimasa yang akan datang dan harga y ang ditetapkan.
Future value : Nilai pada masa yang akan datang dari sejumlah investasi yang ditanam
pada saat sekarang
G
Goodwill : Intangible asset yang tercipta bila suatu perusahaan berbuat sesuatu yang
positif dan bernilai. Goodwill dapat berupa reputasi perusahaan, merek dagang yang
dikenal, dan hubungan baik dengan komunitas dan pelanggan.
Gross domestic product (GDP) : Harga pasar (market value) dari produk dan jasa
yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi suatu negara pada periode waktu tertentu.
Gross national product (GNP) : GNP adalah nilai USD dari seluruh produk barang dan jasa
yang dihasilkan oleh perekonomian disuatu negara, termasuk yang dihasilkan diluar negeri.
Gross profit : Hasil penjualan bersih (net sales revenue) dikurangi biaya langsung dari
produk yang dijual (cost of goods sold).
133
Guerilla marketing: Cara pemasaran yang sifatnya tidak konvensional, menjalankan
aktifitas promosi barang atau jasa dengan biaya rendah.
H
Hurdle rate : Minimum rate of return yang dapat diterima oleh investor.
Hedge: Suatu investasi yang secara spesifik disisihkan /dipakai untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko.
Hedge fund : Dana investasi bersifat pribadi (private investment fund) dalam jumlah
besar yang aktifitasnya dikelola tidak secara umum dan mengikuti strategi investasi yang
kompleks. Investasi ini sering dipakai untuk meng-‘hedge’ terhadap gerakan yang tidak
menguntungkan (adverse move) dari equity (stocks) dan pasar lain (other markets).
Tujuan hedge fund adalah untuk menghasilkan return secara inkonvensional, tidak terlalu
terlibat dengan pasar uang yang umum.
Hedging: Strategi yang ditujukan untuk menghindari risiko yang tidak perlu (minimize
exposure to an unwanted business risk ), sambil menikmati keuntungan dari usaha yang
sedang berjalan
I
Income statement : Suatu ringkasan laporan dari perusahaan yang menyangkut
aktifitas revenue, expenses, yang menggambarkan keuntungan atau kerugian (net profit
or loss) untuk periode waktu yang ditentukan. Income statement lazim juga disebut profit
and loss statement atau P&L.
Indirect labor : Biaya upah dan benefit yang dibayarkan untuk karyawan yang terlibat
pada kegiatan pemeliharaan (maintenance) dan pimpinan kelompok (supervisory), yang
secara tidak langsung berhubungan dengan proses prod uksi.
Inflation : Perambatan kenaikan yang kontinu dari tingkat umum harga 2 produk barang
dan jasa, yang diukur terhadap tingkat standard daya beli ( purchasing power) masarakat.
Umumnya disebabkan oleh meningkatnya jumlah uang beredar dalam suatu masarakat
ekonomi.
134
Initial public offering (IPO) : Kejadian dimana perusahaan menawarkan saham (stock)
untuk pertama kalinya kepada publik.
Insolvent : Hilang kesanggupan membayar tagihan dan kewajiban melunasi hutangnya.
Intangible assets : Semua yang dimiliki perusahaan yang tidak secara fisik. Misalnya
hak patent, hak cipta, merek dagang, dan niat baik.
Intellectual property : Modal yang bersifat intangible yang tercipta dengan
menggunakan daya intelektual, contohnya, penemuan, buku, lukisan atau musik.
Internal rate of return : Adalah angka discount rate yang mempersamakan jumlah
present value dari future net cash flow dengan jumlah investment dan project cash
outflow. Dengan kata lain, IRR itu angka menyatakan besarnya rate of return dari suatu
project atau investment.
Intrapreneur : Seorang intrapreneur adalah orang yang fokus pada inovasi dan
kreativitas yang merubah gagasan dan ’mimpi’nya menjadi kegiatan yang mendatangkan
untung, didalam lingkungan organisasinya (perusahaan atau rumah tangga, dll).
Intrapreneur sering juga disebut ‘Inside entrepreneur’.
Inventory : Produk barang yang sudah jadi, siap untuk dijual.
Investnent : Seseorang yang menanam modal, waktu dan energi dengan harapan
mendapatkan keuntungan dan kepuasan dikemudian hari.
Investment bank : Institusi keuangan yang memfasilitasi perusahaan dalam usahanya
memperoleh modal tambahan, dengan cara penerbitan surat berharga (securities)
dibursa saham utama (primary market), dan juga melayani jasa saran strategic ( strategic
advisory services) dalam usaha perusahaan untuk bergabu ng (merger) dan akuisisi.
Investors : Pemilik atau kreditor yang menyediakan modal untuk usaha dengan harapan
mendapatkan keuntungan.
J
Junk bonds : Bonds berbunga tinggi yang peringkat kreditnya dibawah tingkat inv estasi
aman, sebagaimana direkomendasikan oleh badan resmi peringkat kredit ( credit rating
agency). Bonds seperti ini sudah tentu berisiko tinggi, investor mengharapkan return
yang tinggi dengan membeli junk bond.
135
Journal : Suatu buku atau file computer yang berisi catatan transaksi.
K
Kaizen : Istilah bahasa Jepang yang berarti perbaikan yang kontinu; Suatu falsafah yang
selalu berusaha meningkatkan kualitas secara menerus akan menghasilkan peningkatan
keuntungan yang kontinu.
L
Lawsuit : Usaha untuk mendapatkan hak atau tuntutan melalui proses hokum.
Ledger : Suatu buku atau file computer yang meringkaskan account balances
Letter of agreement : Perjanjian tertulis antara dua fihak mengenai usaha bersama;
sifatnya tidak terlampau formil dan mendetail seperti kontrak dan biasanya dipakai untuk
perjanjian jangka pendek.
Leverage : Menggunakan dana pinjaman hutang untuk memperbesar return to equity
suatu perusahaan.
Leveraged buyout (LBO) : Suatu strategi yang dilakukan oleh grup investor untuk
mengakuisisi perusahaan dengan menggunakan dana pinjaman yang cukup besar ( bonds
atau loans) agar dapat membayar seluruh biaya akuisisi.
Liabilities : Hutang perusahaan kepada kreditor, misalnya pinjaman ( loans), surat
hutang (bonds), dan tagihan (bills) yang belum terbayar.
Liable : Bertanggung jawab terhadap tuntutan hukum yang mungkin timbul karena
kecelakaan, tunggakan hutang, atau masalah perusahaan lainnya.
License : Otorisasi secara hukum (legal authorization) untuk mengerjakan sesuatu;
misalnya memberikan hak untuk menggunakan nama sipemberi hak terhadap produk atau
jasa yang dijual
Line of credit (with a bank) : Suatu pengaturan antara bank dengan nasabah yang
mengalokasi besar pinjaman/hutang untuk jangka waktu tertentu.
Line of credit (with a vendor) : Suatu batasan yang ditentukan penjual kepada
pelanggannya untuk dapat berbelanja atas dasar kredit.
136
Liquidation value (of an asset) : Besarnya uang yang dihasilkan dari penjualan asset
yang terpisah dari organisasi induknya.
Liquidation value (of a company) : Nilai pasar dari asset dikurangi liabilities yang
harus dibayar oleh perusahaan yang menjalankan proses likuidasi.
Liquidity: Kemampuan suatu asset untuk dapat diuangkan secepatnya tanpa price
discount.
Loan agreement : Persaratan pinjaman yang bersifat pembatasan aktifitas economic
dikenakan terhadap perusahaan oleh kreditornya
Long term assets : Kepemilikan perusahaan yang akan dipakai lebih dari 12 bulan,
misalnya bangunan, tanah, dan peralatan.
Long term debt or liabilities : Kewajiban pembayaran yang harus dipenuhi
perusahaan lebih dari 12 bulan kedepan, misalnya jaminan untuk bangunan.
Listing : Diterimanya surat berharga (securities) dari suatu perusahaan untuk
diperdagangkan dibursa saham resmi. Contoh, saham (stock) yang diperdagangkan
dibursa saham Jakarta dikatakan to be listed on the JSX.
M
Majority interest : Posisi suatu perusahaan apabila ia memiliki lebih dari 50% saham
(stock) dari perusahaan lain.
Management : Seni merencana (planning) dan berorganisasi (organizing) suatu usaha
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Manufacture : Membuat atau menghasilkan suatu produk yang nyata ( tangible).
Market : Suatu kumpulan orang 2 yang berpotensi untuk tertarik membeli suatu produk
barang atau jasa; atau suatu tempat yang ditent ukan dimana proses jual beli terjadi.
Marketing : Pengembangan dan penggunaan strategi agar dapat mendorong produk
barang atau jasa mencapai pembeli/pelanggan dan memperoleh perhatian
Market capitalization : Total nilai suatu kumpulan saham (securities) dari suatu
perusahaan pada harga pasar yang berlaku, yang dihitung dengan meng kalikan total
jumlah lembar saham dengan harga pasar untuk perlembar saham yang berlaku.
137
Marketable securities : Surat berharga milik perusahaan yang mudah diuangkan,
misalnya stocks dan bonds.
Marketing mix : Kombinasi 4 faktor – product, price, place dan promotion yang
membentuk visi dari marketing
Market segment : Suatu kumpulan pelanggan yang memberi response serupa terhadap
suatu produk tertentu
Maturity: Tanggal dimana suatu surat berharga (bond) harus dibayar oleh perusahaan
yang menerbitkannya
Merger : Dua perusahaan yang sepakat untuk menggabungkan modal ( resources) dan
kegiatan operasinya menjadi satu badan hokum.
Mezzanine financing : Suatu kombinasi debt dan equity financing yang dipakai untuk
membiayai ekspansi suatu perusahaan. Mezzanine financing itu pada dasarnya adalah
debt capital yang menjamin hak kepada peminjam ( lender) untuk mengambil alih
kepemilikan atau equity interest pada perusahaan bila pinjamann ya tidak dilunasi
keseluruhannya secara tepat waktu.
Micro-loan : Suatu pinjaman berkisar antara $100 hingga $25,000 diberikan kepada
seorang entrepreneur tidak didasarkan atas credit history atau collateral, tetapi lebih
kepada karakter, kemampuan management, dan business plan. Pinjaman itu berlaku
untuk pembelian mesin2, alat kantor, membuka usaha baru., dsb. Tetapi tidak dibolehkan
untuk membeyar hutang
Mission statement : Suatu pesan pendek tertulis yang isinya memberi tahu pelanggan
dan karyawan apa sasaran perusahaan (business goals) dan menerangkan rencana
strategi dan cara untuk mencapainya.
Monopoly: Suatu pasar (market) dengan hanya satu pemasok yang mengatur harga,
distribusi produk atau jasa, pada suatu pasar sebagai akibat dari tidak adanya kompetisi.
Mortgage : Adalah suatu cara dengan menggunakan benda tidak bergerak ( property)
sebagai jaminan (security) pembayaran hutang. Pada umumnya mortgage ini lazim
dipakai pada jenis business real estate.
N
138
Net assets : Nilai yang dimiliki perusahaan setelah seluruh asset perusahaan dikurangi
dengan jumlah liabilitiesnya.
Net cash flow : Selisih antara pendapatan (cash inflow) dan pengeluaran (cash outflow)
dalam periode waktu tertentu
Net income (net earnings, net profit) : Penghasilan perusahaan setelah semua biaya
(expenses) dan pajak telah dikurangkan dari pendapatan ( revenue).
Net loss : Suatu hasil bila pengeluaran ( expenses) lebih besar dari pendapatan
(revenue)
Net present value : Nilai sekarang (present value) dari penghasilan kemudian (future
cash flow) suatu investasi dikurangi modal awal ( initial investment).
Network : Pertukaran informasi dan kontak
Niche market: Suatu strategi segmentasi pemasaran yang focus dimana produk atau
jasanya tidak secara khusus diperhatikan oleh perusahaan besar.
Noncash expenses : Suatu pengeluaran (expenses) dalam dunia usaha yang tidak
menggunakan cash, misalnya depresiasi
O
Operating cash flow : Biaya yang ditimbulkan oleh operasi perusahaan untuk
memproduksi dan menjual produk perusahaan.
Operating cost : Juga disebut Overhead, adalah biaya (cost) diperlukan untuk
menjalankan usaha. Operating cost selalu meliputi utilities, gaji, iklan, asuransi, sewa,
dan depresiasi
Operating expense : Semua biaya yang berhubungan dengan operasi perusahaan
tetapi tidak berhubungan langsung dengan penjualan produk. Tergolong jenis ini adalah
biaya routine seperti gaji karyawan, biaya operasi i.e. bensin kendaraan, spare part
mesin, dsb.
Operating leverage : Suatu ukaran daripada tingkat dimana suatu perusahaan atau
proyek menggunakan kombinasi dari fixed dan variable cost. Suatu perusahaan dengan
proporsi fixed cost yang tinggi dan variable cost yang rendah dikatakan menggunakan
banyak operating leverage.
139
Opportunity cost : Atau dapat disebut economic cost, adalah biaya yang berkaitan
dengan pengertian hilangnya suatu kesempatan ( an opportunity foregone) dan
keuntungan yang dapat diperoleh dari kesempatan yang hilang tersebut
Option : Kontrak dimana satu fihak (’pembeli’) setuju untuk membayar fee (’premium’)
kepada fihak lain (’writer’) untuk hak tetapi bukan kewajiban membeli atau menjual
sesuatu kepada ’writer’ pada harga yang disetujui (pre-agreed price) pada atau sebelum
tanggal yang ditetapkan kedua belah fihak.
Outsourcing: Penugasan perusahaan luar untuk menjalankan pekerjaan yang
sebenarnya dapat dikerjakan sendiri.
Overhead : Biaya yang terpakai untuk kelangsungan operasi perusahaan. Biaya yang
masuk kategori ini adalah biaya yang tidak secara langsung men generate profit,
misalnya sewa gedung, gaji karyawan, dsb.
P
Pareto principle: Sering disebut sebagai 80 – 20 rule, menyatakan bahwa dalam
banyak hal, rata 2 80% kejadian adalah akibat dari 20% penyebab. Contohnya,
pemasukan dari rata 2 80% hasil penjualan berasal dari 20% konsumen.
Partnership : Suatu badan usaha hukum dimana dua atau lebih anggouta sepakat untuk
bersama memiliki, menanggung bersama keuntungan dan kerugian.
Patent : Hak yang diberikan pemerintah untuk membuat, memakai dan menjual suatu
penemuan atau proses
Portfolio : Kumpulan berbagai investasi. Misalnya, portfolio dari dana modal ventura
yang terdiri dari berbagai investasi.
Present value (PV) : Nilai sekarang dari dana dimasa mendatang ( future cash flow)
Price: Suatu angka dimana pemilik usaha menetapkan harga jual.
(Lihat ‘Value’)
Price-to-earning ratio (P/E) : Adalah suatu ukuran yang membandingkan harga
selembar saham dipasar dibandingkan dengan jumlah keuntungan (net income)
perusahaan per lembar saham yang diterbitkan.
140
Primary market : Suatu pasar dimana penjualan perd ana dari saham dan surat
berharga lainnya dilaksanakan.
Principal : Jumlah hutang atau pinjaman sebelum bunga ( interest) ditambahkan
Private investor : (lihat Angel)
Product : Sesuatu yang berada secara alami atau yang dibuat oleh manusia. Sifatnya
tangible berarti dapat disentuh.
Product life cycle : Empat tingkat yang dilalui produk dan jasa sebelum mencapai
kemapanan di pasar (market), yakni, pengenalan, pertumbuhan, kemapanan ( maturity),
dan penurunan (decline)
Profit margin : Presentase dari setiap dollar keuntungan (profit), dihitung dengan profit
dibagi dengan pendapatan (revenue) dikalikan 100
Progressive tax : Pajak yang dikenakan lebih besar pada pendapatan tinggi daripada
pada pendapatan rendah
Project management : Adalah organizing dan managing resources (mis. manusia)
sedemikian rupa hingga projectnya selesai sesuai dengan scope yang direncanakan,
waktu, kualitas dan biaya.
Promisory note : Perjanjian tertulis untuk membayar sejumlah uang pada waktu
tertentu
Prospect : Seseorang yang terlihat tertarik dengan presentasi penjualan kita
Prototype : Suatu model atau pola yang dibuat sebagai contoh untuk memperlihatkan
bagaimana produk akan terlihat dan berfungsi bila sudah dibuat
Proxy : Dokumen yang memberi otorisasi kepada direksi perusahaa n mewakili pemegang
saham untuk ikut serta dalam pungutan suara dalam satu rapat pemegang saham.
Proxy statement : Informasi yang dibagikan kepada stockholders mengenai hal2 yang
akan dibicarakan dalam rapat tahunan pemegang saham
Q
Quota : Pembatasan yang dikenakan pemerintah suatu negara atas jumlah maksimum
barang/produk tertentu yang dapat diimport
141
R
Rate of return : Hasil tahunan dari suatu investasi, dinyatakan dalam percent. Misalnya
bila kita menyimpan $100 dibank, setahun kemudian kita memperol eh $108. Maka rate of
returnnya adalah 8%.
Real estate : Tanah atau bangunan yang mempunyai nilai dipasaran
Recession : Penurunan kegiatan ekonomi yang memperlihatkan penurunan lapangan
kerja dan aktifitas usaha
Reconcile : Membandingkan dua catatan keuangan, memastikan keduanya sudah
dicatat secara teliti. Contohnya, seseorang me -reconcile buku check (checkbook) dengan
membandingkan catatan pengeluaran dibukunya ( check register) dengan bank statement.
Redeem : Menukarkan Bond kepada penerbitnya pada tanggal jatuh tempo untuk
ditukarkan dengan uang
Return on investment : Keuntungan dari suatu investasi modal yang dinyatakan dalam
percent
Revenue : Penghasilan perusahaan atas penjualan produk atau jasanya.
Risk : Ketidak pastian mengenai hasil dan kembalinya modal. Dengan perkataan lain,
kemungkinan risiko rugi.
Royalty: Bagian hasil penjualan yang diberikan kepada seseorang yang memiliki hak
cipta (copyright) dari karya yang yang dijual. Arti lain, fee yang dibayarkan oleh agen
(franchisor) kepada pemberi lisensi dagang (licensor).
S
Sales tax : Pajak dikenakan terhadap barang yang dibeli oleh pelanggan ( customer).
Savings account : Simpanan uang di bank dimana bank memberi bunga kepada
nasabah
Secondary market : Suatu pasar (market) dimana para investor saling bertransaksi
satu dengan lainnya
Secured debt : uang yang dipinjam atas dasar agunan ( collateral), yang biasanya asset
berharga misalnya bangunan.
142
Securities : Kumpulan surat 2 berharga yaitu saham (Stocks) atau surat hutang (Bonds)
yang dijual dipasar uang resmi.
Sensitivity analysis : Metode untuk mempelajari hasil dari suatu rencana ( forecast)
usaha dengan berbagai asumsi utama yang ber -beda 2 .
Service : Jasa, yang merupakan pekerjaan yang bersifat intangable menggunakan
keterampilan (skills), waktu, atau keahlian (expertise) dengan imbalan uang.
Share : Adalah satu unit account daripada beberapa instrument keuangan termasuk jenis
saham i.e stocks, mutual fund. Penerimaan yang diterima dari share disebut dividend.
Shareholders’ equity : Nilai dari stocks yang dimiliki oleh pemilik saham perusahaan
(company shareholders)
Signatory: Seseorang yang menandatangani kontrak, sehingga secara hukum wajib
memenuhi isi kontrak tersebut.
Sole proprietorship : Usaha yang dimiliki oleh satu orang. P emilik menerima seluruh
keuntungan dan secara hukum bertanggung jawab terhadap semua hutang perusahaan
atau tuntutan hukum terhadap usahanya yang timbul.
Solvency : kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban tagihan dan hutangnya.
Stakeholders (atau Shareholder) : Adalah perorangan atau perusahaan yang secara
hukum memiliki satu atau beberapa saham dalam satu joint stock company.
Start-up cost : Dana awal yang dibutuhkan agar usaha berjalan. Dalam istilah lainnya
sering disebut “original investment”.
Statement of cash flow : Satu dari laporan kunci keuangan; laporan kinerja
perusahaan untuk jangka waktu tertentu, menitik beratkan pada laporan jalannya uang
(cash flow) dalam kegiatan usaha (business).
Statistics : Data 2 temuan yang dikumpulkan dalam bentuk angka.
Stock : Sertifikat bagian kepemilikan dalam suatu korporasi (corporate) yang didasarkan
kepada besarnya investasi.
Stock, common : Hak kepemilikan dari para investor dalam perusahaan.
143
Stock incentives : Sebagian saham (shares) dari kumpulan saham perusahaan
(company stock) yang ditawarkan kepada karyawan sebagai bagian dari insentive.
Stock option plan : Suatu tawaran pembelian saham perusahaan dibawah harga pasar
kepada karyawan atau direksi. Metoda ini sering dipakai oleh perusahaan seba gai bagian
dari paket gaji (remuneration package) direksi.
Stock warrants : Suatu hak yang diberikan pemilik saham untuk menambah lembar
saham pada waktu mendatang yang ditentukan dengan harga yang ditentukan
Strategy: Suatu rencana yang menggambarkan bagaimana usaha (business) akan
dijalankan untuk mencapai target usaha dan mengalahkan pesaing.
Strategic management : adalah suatu kombinasi ilmu dan seni dalam memformulasi,
menjalankan (implementing) dan mengkaji putusan yang bersifat cross-functional yang
memastikan suatu organisasi mencapai sasarannya ( objective)
Subsidiary: Suatu perusahaan (corporation) yang dikontrol oleh perusahaan lain,
biasanya yang kepemilikan sahamnya lebih dari 50%.
Sunk cost: Adalah biaya yang sudah dipakai ( incurred) dan tidak dapat dikembalikan
lagi (recovered)
Supply : Suatu jadwal (schedule) dari jumlah kuantitas pengadaan yang dipersiapkan
oleh suatu usaha untuk pelanggannya (customers).
Swap : Adalah derivative, yakni perjanjian antara dua fihak untuk saling menuk ar aliran
cash flow. Swap digunakan untuk melindungi ( hedge) resiko, misalnya risiko suku bunga
(interest rate risk)
Syndicate : Suatu grup investor yang ber-sama 2 menanam modal pada perusahaan.
T
Tactics : Suatu panduan yang berisi cara menjalankan usa ha sesuai dengan strategi
yang disusun.
Tangible asset : Asset yang berbentuk fisik, seperti uang, bangunan, inventory, atau
alat produksi.
144
Tariff : Pajak yang dikeluarkan oleh pemerintah terhadap suatu jenis barang import agar
barang tersebut jatuhnya lebih mahal dari produk serupa buatan lokal.
Tax-exempt : Suatu pengecualian usaha dari keharusan bayar pajak.
Teknopreneur : Seorang Teknopreneur dapat didefinisikan sebagai para pelaku usaha
yang mengembangkan peluang / gagasan bisnisnya dengan memanfaa tkan kemampuan
dan ketersediaan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Bisnis yang dikembangkan
Teknopreneur dikenal sebagai bisnis teknologi. Teknopreneur dalam mengembangkan
bisnisnya mempergunakan kekuatan inovasi teknologi.
Trade balance : Selisih nilai import dan eksport dari suatu negara.
Trademark : Suatu nama, simbol, atau alat yang digunakan oleh produsen atau
pedagang, untuk membedakan produknya.
Trade-off : Suatu pertukaran dimana kelebihan satu fihak ditukarkan kepada fihak kedua
dengan imbalan sesuatu yang menguntungkan bagi fihak pertama.
Trading securities : Saham dan surat berharga lainnya yang dibeli perusahaan
maksudnya untuk menyimpan assetnya dulu sementara perusahaan mempertimbangkan
strategi bagaimana menggunakan dananya untuk mengem bangkan usaha.
U
Underwrite : Suatu perjanjian dimana setiap investment bank masing 2 setuju untuk
membeli sejumlah saham dan surat berharga ( securities) yang baru terbit untuk tanggal
dan harga tertentu sehingga menjamin penerbit surat berharga segera m endapatkan full
financing.
Underwriter : Suatu institusi yang bergerak dalam kegiatan underwriting penerbitan
securities.
V
Value: Nilai suatu usaha yang ditentukan oleh pasar ( market); yakni tingkat harga
dimana pembeli dan penjual sepakat. (Lihat ’P rice’)
Value pricing : Strategi untuk menemukan keseimbangan antara harga dan kualitas
yang diharapkan akan menarik kebanyakan pembeli.
145
Variable costs : Biaya yang berubah jumlahnya karena diperlukan. Misalnya biaya
overtime pegawai, bahan baku karena ada aktifitas lebih pada pemasaran (sales)
Venture capitalist : Institusi keuangan yang menanam modal pada usaha awal ( start-up
business), biasanya kepada perusahaan yang track record nya terbatas tetapi berpotensi
berkembang cepat, meskipun ada unsur risiko.
W
Waiver : Izin diberikan oleh investor atau kreditor bagi peminjam (debitor) untuk
melepaskan diri (default) dari suatu ikatan surat perjanjian (covenant) yang sebelumnya
dibuat.
Warrant : Suatu tawaran untuk membeli saham pada harga khusus .
Wholesale : Membeli dalam partai besar (bulk) dari pabrik dan menjual sebagian 2
kepada pengecer (retailer)
Working capital : Current assets perusahaan dikurangi current liabilities; Angka ini
menggambarkan liquid assets perusahaan yang dimilikinya untuk membangun usahanya.
Y
Yield : Nilai rate of return dari suatu surat berharga (security).
146
Latar Belakang Penulis
Penulis menamatkan pendidikan di ITB jurusan Mesin tahun 1971.
Selanjutnya bekerja pada perusahaan minyak Caltex (Chevron international)
hingga tahun 1990. Diperusahaan ini penulis ditugaskan untuk menempuh
pendidikan Petroleum engineering di Tulsa, Oklahoma. Sejak itu penulis
menempuh karier professionalnya dibidang Petroleum engineering, Production,
dan Drilling pada industri minyak Chevron/Texaco di US dan Indonesia.
Pengalaman dibidang economics (finance dan accounting) diperoleh dikantor
Dallas yaitu mengerjakan analisa secara ekonomis (economic analysis) dari
project 2 drilling & production di Indonesia untuk mendapatkan approval dari
representative pemegang saham yang berkedudukan di San Fransisco dan New
York. Analisa keuangan yang berkaitan dengan the time value of money,
justification to purchase capital items, kelaikan proyek exploratory drilling dan
infill wells banyak dilakukan selama penugasan disini. Pengalaman itulah yang
membantu penulis menyusun buku ini.
Pada tahun 1991 penulis pindah bekerja pada perusahaan minyak ’Enim Oil’ yang
berkedudukan di Jakarta sebagai manager Production. Perusahaan ini , kemudian
diakuisisi oleh ’Energy Equity’ yang berkedudukan di Perth, west Australia.
Penulis ditugaskan sebagai Manager Engineering/Director. Pada perusahaan ini
penulis terlibat dengan aktifitas pemboran 5 sumur gas alam (natural gas) di
Sengkang, Sulawesi selatan. Setelah cadangan gas (gas reserve) mendapatkan
certificate resmi international, penulis ditugaskan untuk menjajagi kemungkinan
dibangunnya pembangkit listrik tenaga gas dan uap (Combined Cycle Gas Fired
Power Plant, PLTGU). Persetujuan penjualan gas dan pembangunan unit PLTGU
untuk menambah supply listrik di Sulawesi selatan dicapai dengan PLN. Penulis
ditugaskan mempersiapkan pembangunan sarana tersebut dilapangan, yang
meliputi pembebasan koridor pipa gas sepanjang 35 Km, liaison dengan pejabat
PLN, pemda, dll. Penulis berhenti setelah proyek selesai pada tahun 1999.
Pada tahun 2000 penulis bekerja sebagai direktur utama pada PT. Saga Trade
Murni (STM), perusahaan manufaktur peralatan drilling cementing, centralizer,
liner hanger, dan production packer. Perusahaan ini membuat alat 2 diatas untuk
digunakan pada operasi casing cementing sebagai bagian dari pemboran minyak.
Perusahaan ini memasarkan produknya didalam maupun diluar negri. Total omset
penjualan pada saat penulis berhenti ditahun 2006 adalah USD 6.2
juta.Diperusahaan ini penulis terlibat banyak dengan aspek economics dan seluk
beluk accounting selama 6 tahun.
Pada bulan Juni tahun 2006 penulis berhenti dari STM.
Pada bulan September 2006 penulis bertugas pada proyek pendidikan dan UKM
di Cirebon bersama kawan 2 lama pada saat menjadi mahasiswa di Bandung.
Selama karier professionalnya penulis menulis makalah berikut yang
dipresentasikan diforum internasional, antara lain pada Chevron engineers annual
conference diHouston dan diforum tahunan Indonesian Petroleum Association
(IPA).
147
PUBLICATION AND PRESENTATION:
1.
“Steam Stimulation - Duri Field” by Hendro W. Atmosudiro
presented at the 1977 IPA Convention.
This paper was also published in the “Oil and Gas Journal” US Petroleum
magazine dated August 1,1977.
2.
“A Review of Primary Cementing In The Duri Steam Flood –
Sumatra, Indonesia” by Hendro W. Atmosudiro and K’tut I.
Pindrang.
This paper was presented in the 1988 Chevron Drilling Conference, Houston, USA.
3.
“Practical Approach To Cement Evaluation In The Duri Field
Steam Flood” by Hendro W. Atmosudiro and James R. Stoy.
This paper was presented by Hendro W. Atmosudiro in 1989
Chevron Drilling Conference, May 4, 1989 in Houston, USA.
Hendro W. Atmosudiro
Bibliography
1. Bygrave W illiam D. (1994): ”The Portable MBA in Entrepreneurship”,
John W iley & Sons, Inc.
2 . Levinson, Jay Conrad (1998): “Guerrilla Marketing”, 3 rd ed. Boston,
Houghton Mifflin Company
3. Mariotti, Steve (2007): “entrepreneurship” Starting a nd Operating a Small
Business, New Jersey, Pearson Prentice Hall
4 . Purba, Darwis M . dan Taufik, Iman (2006): “BUMN Industri Strategis
Sebagai Model Analitis Meningkatkan Daya Saing Bangsa”, Yayasan
UNTAG, Cirebon
5. Shim, Jae K. and Siegel, Joel G. (1999): “Financial Accounting”, 2 nd ed.
Schaum’s Outline Series McGraw-Hill
6. W eaver, Samuel C. and W eston, J. F. (2001): “Finance and Accounting
For Nonfinancial Managers”, The McGraw-Hill Executive MBA Series
7. Zimmerer, Thomas W. and Scarborough Norman M. (1998):
“ Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management”, 2 nd
ed. Prentice Hall, NJ 07458
148
149
ARTICLES
Money
In the modern world we take money for granted. However, pause for a moment and
imagine what life would be like without money. Suppose that you want to consume a
particular good or service, such as a pair of shoes. If money didn't exist, you would need
to barter with the cobbler for the pair of shoes that you w ant. Barter is the process of
directly exchanging one good or service for another. In order to purchase the pair of
shoes, you would need to have something to trade for the shoes. If you specialized in
growing peaches, you would need to bring enough bushel s of peaches to the cobbler's
shop to purchase the pair of shoes. If the cobbler wanted your peaches and you wanted
his shoes, then a double coincidence of wants would exist and trade could take place.
But what if the cobbler didn't want your peaches? In t hat case you would have to find out
what he did want, for example, beef. Then you would have to trade your peaches for beef
and the beef for shoes. But what if the person selling beef had no desire for peaches, but
instead wants a computer? Then you would have to trade your peaches for a computer —
and it would take a lot of peaches to buy a computer. Then you would have to trade your
computer for beef and the beef for shoes. But what if…? At some point it would become
easier to make the shoes yourself or to just do without.
The Evolution of Money
150
Money evolved as a way of avoiding the complexities and difficulties of barter. Money is
any asset that is recognized by an economic community as having value. Historically,
such assets have included, among other thi ngs, shells, stone disks (which can be
somewhat difficult to carry around), gold, and bank notes.
The modern monetary system has its roots in the gold of medieval Europe. In the Middle
Ages, gold and gold coins were the common currency. However, the wealth y found that
carrying large quantities of gold around was difficult and made them the target of thieves.
To avoid carrying gold coins, people began depositing them for safekeeping with
goldsmiths, who often had heavily guarded vaults in which to store thei r valuable
inventories of gold. The goldsmiths charged a fee for their services and issued receipts,
or gold notes, in the amount of the deposits. Exchanging these receipts was much
simpler and safer than carrying around gold coins. In addition, the deposi tors could
retrieve their gold on demand.
Goldsmiths during this time became aware that few people actually wanted their gold
coins back when the gold notes were so easy to use for exchange. They therefore began
lending some of the gold on deposit to borro wers who paid a fee, called interest. These
goldsmiths were the precursors to our modern fractional reserve banking system.
Functions of Money
Regardless of what asset is recognized by an economic community as money, in general
it serves three functions:

Money is a medium of exchange.

Money is a measure of value.

Money is a store of value.
Money as a medium of exchange. Used as a medium of exchange, money means that
parties to a transaction no longer need to barter one good for another. Because money is
accepted as a medium of exchange, you can sell your peaches for money and purchase
the desired shoes with the proceeds of the sale. You no longer need to trade peaches —a
lot of them—for a computer and then the computer for beef and then the beef for the
shoes. As a medium of exchange, money tends to encourage specialization and division
of labor, promoting economic efficiency.
Money is a measure of value. As a measure of value, money makes transactions
significantly simpler. Instead of markets determining th e price of peaches relative to
151
computers and to beef and to shoes, as well as the price of computers relative to beef
and to shoes, as well as the price of beef relative to shoes (i.e., a total of six prices for
only four goods), the markets only need to d etermine the price of each of the four goods
in terms of money. If we were to add a fifth good to our simple economy, then we would
add four more prices to the number of good -for-good prices that the markets must
determine. As the number of goods in our ec onomy grew, the number of good-for-good
prices would grow rapidly. In an economy with ten goods, there would be forty -five goodfor-good prices but only ten money prices. In an economy with twenty goods there would
be one hundred and ninety good-for-good prices but only twenty money prices. Imagine
all of the good-for-good prices in a more realistic economy with thousands of goods and
services available.
Using money as a measure of value reduces the number of prices determined in markets
and vastly reduces the cost of collecting price information for market participants. Instead
of focusing on such information, market participants can focus their effort on producing
the good or service in which they specialize.
Money as a store of value. Money can also serve as a store of value, since it can
quickly be exchanged for desired goods and services. Many assets can be used as a
store of value, including stocks, bonds, and real estate. However, there are transaction
costs associated with converting these assets into money in order to purchase a desired
good or service. These transaction costs could include monetary fees as well as time
delays involved in the liquidation process.
In contrast, money is a poor store of value during periods of inflation, while the value of
real estate tends to appreciate during such periods. Thus, the benefits of holding money
must by balanced against the risks of holding money.
Summary
Money simplifies the exchange of goods and services and facilitates specialization and
division of labor. It does this by serving as a medium of exchange, as a measure of value,
and as a store of value.
152
Creativity, Innovation and the
Cultural Parade
By G. PASCAL ZACHARY
Published: April 15, 2007
STEREOTYPES about national origin are the dirty secret of technology
communities.
The riffs on nationalities go something like this: The Chinese do not
invent anything; they only copy. Italians design beautiful shoes, but
who ever heard of a Tuscan computer programmer? Russians dominate
chess, yet cannot seem to engineer a children's toy. Germans excel
when they control all variables — of a high-performance automobile.
The French routinely lead in technologies that require large
government subsidies. The Japanese so yearn for acceptance that
individuals won't promote a new idea without the approval of their
peers.
If I have offended anyone, I will not apologize. I am recycling crass
stereotypes about national traits in the service of a better
understanding of how innovation works.
Talk of national identity rarely comes up in public, but privately
many people — from academia to venture capital firms — take for
granted that the contours of a career in technology are often shaped
by the national origin of the technologist.
"Though the reasons can differ a fair amount, national origin does
correlate with the innovativeness of the people of a country," says
Joel Mokyr, an economic historian at Northwestern University.
When a train set a new land speed record this month by reaching an
153
astonishing 357 miles an hour, there was no mystery about where the
train's designers lived or the speed test took place.
France.
"The French government has always been very good at making things
where government support is critical," like trains, nuclear power
plants and airplanes, Mr. Mokyr says. "But the French are not
terribly good at creating Googles or Microsofts, where private action
is central."
The French engineering company, Alstom, after all, is the world
market leader in high-speed trains. But a well-informed person would
be hard-pressed to name a leading French information technology
company.
Indeed, many of France's best computer brains work in Silicon Valley.
These Franco-geeks, who number in the thousands, even have two
associations, SiliconFrench and DBF.
"The French business system is constraining for individuals while
supportive of scientists and engineers working on large, rigid
systems that actually benefit from top-down decisions and slow
change," says Jean-Louis Gassée, a former Apple executive who helped
organize DBF and is a partner at Allegis Capital in Palo Alto, Calif.
Comprehending innovation through the prism of national identity has
its risks. In the 1970s, many people dismissed the Japanese as mere
imitators and failed to see how the knowledge gained from copying
would lead to path-breaking technologies. The success of Toyota, Sony
and Japan's vibrant animation industry provide cautionary tales for
those who might dismiss entire nationalities as copycats or only a s
consumers of advanced innovations.
Nations can and do change, sometimes by smart planning, sometimes by
serendipity. Finland, home to the mobile phone powerhouse Nokia, was
an agricultural country 50 years ago. So was Ireland, now home to
thriving clusters in electronics and pharmaceuticals. Ireland's
154
investment recruitment agency is now crowing about the virtues
of "the Irish mind" in a series of print ads. The most popular ad,
using a drawing of the Irish rock star Bono, declares: "The Irish.
Creative. Imaginative. And flexible. Agile minds with a unique
capacity to innovate, without being directed."
Friends of Israel's top engineering school, Technion, are paying for
a similar series of ads, which appear periodically on the Op -Ed page
of this newspaper. "The brainpower of its people" is "Israel's only
natural resource," one ad declares.
Mr. Mokyr notes that "these ads pertain to highly trained people." He
adds: "It's not that the people of one country are inherently smarter
than those of others. But some nations invest more in education, or
are more efficient in producing skilled people."
Why this is so has been debated endlessly by economists since Adam
Smith, the 18th-century author of "The Wealth of Nations."
There is little debate, however, that small countries are freer these
days than large ones to boast about the supposed talents of their
people. That is partly because larger countries can inspire fear or
may have a history of invading others. Irish chauvinism seems benig n,
yet some people may regard praising the genius of "the German mind,"
for instance, as objectionable, given the history of German
aggression in W orld War II.
Some countries are too big and diverse for easy generalizations. Talk
of "the American mind" makes no sense because "the U.S. is so
multicultural, " says Andreas Bechtolsheim, a native of Germany and a
prominent computer designer in Silicon Valley.
While migration and the flow of knowledge across borders have led to
a flattening of the world, different technological strengths remain
associated with different nations. So nations bent on becoming more
innovative in other fields must confront their own collective
strengths — and weaknesses.
155
And that means taking stereotypes seriously, while not being
imprisoned by them.
Consider China, the fastest-growing economy. "Chinese technologists
are highly sensitive to their reputation as imitators, and they are
trying to find areas where they can break through," says Carlos
Genardini, an American who is chief executive of Hong Kong Science
and Technology Parks, an innovation incubator.
"Building the designs of others is a hard habit to break," Mr.
Genardini says. Sometimes success is the enemy. "The Chinese make a
good living from making the products of others," he adds. "Why
change?"
One reason is political pressure. This month, the United States said
it would ask the W orld Trade Organization to compel the Chinese
government to do more to reduce, if not eliminate, factories devoted
to churning out copies of American movies and other products.
Self-interest ultimately ought to persuade the Chinese that
creativity trumps copying. That is because profits and industrial
leadership, often go to the companies and countries that create
distinct technological systems. Think Intel's microprocessor family
and Microsoft's W indows operating system.
Or France's high-speed trains.
THINKING ahead, China's technologists talk openly about "a second
modernization" and the importance of creativity. Yet China's creative
potential is limited by the hegemony of an authoritarian Communist
Party, which recently showed its muscle by issuing new warnings
against Chinese use of the Internet for suspect social and political
purposes. Despite exhortations to be more original, Chinese
people "feel a widespread fear of stepping out of the box," says
Justin O'Connor, a professor of "cultural industries" at the
University of Leeds in Britain who is studying China's recent
156
experience.
China, of course, was the world's leading technological power — 500
years ago. The grand sweep of history engenders humility and hope.
National traits are fluid. Always shaped by unpredictable experience,
these traits are subject to design and redesign. Just as
technologists invent great products, countries invent, and reinvent,
people.
G. Pascal Zachary teaches journalism at Stanford and writes about
technology and economic development. E-mail: gzach@nytimes. com.
Debt Reckoning
| By Ben McClure, Contributor - Investopedia Advisor
In a post-Enron world, it's easy to forget that most of the companies that have been
driven into bankruptcy are suffering the consequences not of "creative" accounting, but of
taking on too much debt.
There is no quick and easy way for investors to get a handle on a company's debt
situation. But as a starting point, debt ratios offer a valuable method for assessing a
company's fundamental health. Looked at in context and over time, debt ratios can offer
valuable signals of deepening debt problems. Recognizing those situations can save
investors a lot of money. In this article we'll ex amine one specific debt ratio in detail: the
debt-to-equity ratio.
Importance of Looking at Debt
While debt ratios tell investors little about a company's growth prospects or earning
performance, these ratios are vital tools for gauging balance sheet durability. If, for
157
instance, a recession or downward cyclical phase is on the way, balance sheet strength
becomes more important for investors. It can determine whether a company has a strong
enough financial position to survive through a t ough period.
Financial markets tend to punish overextended firms at the start of a recession. The
reason is simple: debt-leveraged companies have the hard task of paying their interest
obligations out of a flat or declining level of income. Those firms that are unable to pay
for their debt go bankrupt. Those that struggle to pay lose credit worthiness and face
further financing troubles down the road. Shrinking profits make debts that are ot herwise
manageable look horribly burdensome.
Calculating Debt-to-Equity
The debt-to-equity ratio offers one of the best pictures of a company's leverage. The
formula is straightforward:
Total Liabilities / Total Shareholders' Equity*
*shareholder equity = common stock plus firm profits or losses
Quite simply, the higher the figure, the higher the leverage the company employs. Notice
that this ratio uses all liabilities (short -term and long-term), and all owner's equity (both
invested capital and retained earnings).
Interpreting the Ratio
Let's say a company has long-term debt of $10 million in the form of a bond outstanding
and equity of $10 million. The debt-to-equity ratio is 1 (10/10=1). If the same company
has the bond outstanding and only $1 million in equity, then the debt -to-equity ratio is 10
(10/1=10). This company is probably in big trouble. Alter natively, if the company has the
$10 million bond outstanding and $20 million in equity, giving a debt -to-equity ratio of 0.5,
investors can feel a little bit more comfortable. We can interpret a debt -equity ratio of 0.5
as saying that the company is using $0.50 of liabilities in addition to each $1 of
shareholders' equity in the business.
Granted, a company with no debt may be missing an opportunity to increase earnings by
financing projects that will give a better return than the cost of the debt. A litt le debt can
be good for a company's earnings. On the other hand, a high debt -to-equity ratio
translates into higher risk for shareholders since creditors are always first in line for
158
compensation should the company go bankrupt. Shareholders must wait at th e back of
the queue for dibs on assets.
In the big picture, the debt-equity ratio tells us that debt isn't bad as long as there is a
sufficient amount of equity. When an investor buys equity it reflects positively on the
company's outlook. On the other han d, it's a bad situation when a company can only raise
money by issuing debt.
Comparing Companies
After determining the extent of a company's debt, the investor should next assess
whether the company's debt-to-equity ratio is too high. As with any ratio, this depends on
a company's industry; however, it's generally accepted that industrials should maintain a
debt-to-equity ratio between 0.5 and 1.5.
Another way to gauge the strength of a company is to companies with similar credit
ratings - which the big credit rating agencies, Moody's and Standard & Poor's (S&P) provide for investors to look up. Investors can then get a better sense of whethe r a
company is highly leveraged compared with peers and possibly a candidate for a
downgrade.
A credit downgrade is no trivial matter since it raises borrowing costs. A company with
the lowest of the four investment grade ratings - Baa in Moody's rating system and a BBB
from S&P - can borrow at an average of 3.6 percent points over benchmark treasury.
Once companies slip into junk status, they are in dire straits. As default rates on junk rated debt is above nine percent, companies with junk status face an average interest
rate that is a whopping ten percent points above Treasuries --these days, that translates
into roughly 12 percent for a five-year loan.
Firms have been adding to their borrowings and thereby squeezing out greater returns for
their investors. On average, debt-to-equity ratios have been on the rise over the past two
decades. But shorter technology and product c ycles, persistent de-regulation and fiercer
global competition also keep adding risks to the business environment and to company
fundamentals. Investors need to think carefully about how much of the extra debt risk
they want to bear.
Here is one final warning: although the debt-to-equity ratio is a valuable number to
examine, investors cannot focus only on it without any other indicators. There are a
number of frequently used debt ratios that show how much a company relies on debt
159
financing. These include the debt ratio, the current ratio, interest coverage, etc. Together
they vividly show how the amount of debt leverage can vary between healthy firms with
low debt levels and plenty of cash to service it and troubled companies that are heavily
leveraged and cash-poor.
Marketing
Guerrillas in our midst
Oct 12th 2000 | NEW YORK
From The Economist print edition
As consumers lose interest in traditional advertising, “guerrilla” marketing, which relies on
eye-catching stunts, is becoming fashionable. Much of it misses the mark .
160
EVEN by New York standards, things have been odd on the
streets lately. Some 8,000 wallets were dropped on to
Manhattan’s pavements last Christmas, but not by careless shoppers. Instead of cash
inside, curious New Yorkers found a “get out of hell free” card and the address of a
website, CharityCounts.com, at which they could donate money. More recently, Ask
Jeeves, an Internet search engine, sent 35 actors in British butler’s livery to the US Open
tennis tournament to guide visitors to their seats and answer tennis trivia questions. And
in November, a convoy of 20 car wrecks with smoke pouring from their engines will crawl
through Manhattan and Los Angeles promoting Driver 2, a new car -chase video game.
Established old-economy firms are acting oddly, too: this summer, Pizza Hut helped to
bankroll Russia’s space agency by putting a ten -metre-high, $1.25m ad on a Proton
booster rocket. In America, marketers have even approached Coca -Cola with the idea of
projecting its logo on to the moon.
Marketing gimmicks are hardly new—back in the 1970s, Alfred Hitchcock floated a life sized dummy of himself down London’s Thames river to promote his film “Frenzy”. But
they are becoming more frequent, more extreme and more ubiquitous —earning a hip
label all of their own: guerrilla marketing.
Buzz matters more to brands now than ever before. One reason, argue some, is that
consumers are so overloaded with advertising that they have lost interest in the
traditional sort. In a recent book, “No Logo—Taking Aim at the Brand Bullies”, Naomi
Klein argues that advertisers are extending their tentacles as never before,
commercialising public spaces, branding celebrities and finding cute ways to appeal to
hard-to-reach groups such as gays and ethnic minorities. The result is a lot of advertising
in a lot of places. Industry experts calculate that each American now sees some 1,500
commercial messages a day. Jupiter Communications estimates that, by 2005, wired
consumers will be exposed to almost 1,000 online ads a day, twice last year’s level.
Brands are screaming ever louder to be noticed above the noise.
Media fragmentation is another reason why companies are trying harder to create a buzz.
Consumers are no longer sitting ducks for commercials —they have hundreds of cable
channels, thousands of magazine titles and millions of Internet pages to sift through. And
for the first time, they can avoid TV ads altogether with devices such as those from TiVo
and Replay, which let them record only the programmes they want to see.
The Internet is a fast and easy way to spread buzz —good and bad. Chat rooms, “sucks”
sites and the likes of ecomplaints.com (where consumers can publicly whinge about
161
companies), have exposed bad companies with bad products. But for those with
something really different to offer, word-of-e-mail marketing through the Internet can be a
cheap and powerful way to sell. Indeed, firms are starting to exploit networks of ordinary
folk who are regarded as opinion leaders on the Internet. Jim Thompson, a Canadian,
kick-started interest in medical applications for the PalmPilot through his “Jim’s Palm
Pages” site.
Buzz can be particularly important when marketing to teenagers, most advertisers’
priority. For the 60m Americans born between 1979 and 1994, “word of mouth is how they
shop,” says Emanuel Rosen, author of a forthcoming book on marketing, “The Anatomy of
Buzz”. Roper Starch Worldwide, a market-research firm, found that young women
attracted by an item of clothing recommended it to twice as many friends as older baby boomers who also liked it.
San Francisco-based Kibu.com uses “peer marketing” to promote its site to teenage girls.
Armies of schoolgirls are paid to go where fellow teens hang out, hand out free goodies
such as lip gloss and talk up the site. The idea is to create an illusion that the people
behind a brand could be your friends.
Another advantage of guerrilla marketing, claim its fans, is that it is cheaper than typical
TV or print advertising. This has particular appeal to Internet firms as they run out of
cash, having lavished money on traditional advertising (most famously this year’s Super
Bowl, where websites such as pets.com spent a cool $2m for a single 30-second TV
spot). Curtis Giesen, boss of DrDrew.com, a health-advice site, has cut its monthly
marketing budget by 95%, to $50,000, by reducing paid TV advertising. Instead he relies
on buzz from Dr Drew’s live appearances on TV and radio, and marketing stunts such as
free condoms. Andy Law, chairman of St Luke’s, a British ad agency, says guerrilla
marketing “is taking a sharp pin, stabbing it into the system and letting PR [public
relations] do the work.”
Silly stunts
Of course, guerrilla marketing’s appeal is often superficial. A quick search on google.com
throws out 12,000 references to the term, but most of the websites are surprisingly
mundane. Many stunts are neither memorable nor big enough to raise brand awareness
and boost sales. Anita Roddick, founder of Body Shop and no stranger to using
controversy to create a marketing stir, calls most guerrilla campaigns “the masturbatory
indulgences of ad men”.
162
Certainly, there are plenty of examples of stunts backfiring. Take CI Host, a web -hosting
site, which bought advertising space on Evander Holyfield’s trunks during a boxin g
prizefight against Lennox Lewis. The stunt generated plenty of excitement —but nobody
could remember the advertiser’s name. Or there is Nike, which at the New York marathon
dressed people in sheets with sandwich boards proclaiming “the end is nigh”. Fine,
except that most onlookers dismissed the board -wearers as cranks—hardly the kind of
image that Nike wanted to cultivate. When Mattel, the toy firm that makes Barbie, painted
an entire street pink to promote its doll, it raised local hackles.
The truth is that being noticed is no help if your marketing repels consumers. Ms Klein
claims that there is a consumer backlash against the invasiveness of advertising, citing
last year’s Seattle riots and protests against Coca -Cola’s sponsorship of schools.
While there is no doubt that extreme marketing can create buzz, raising false
expectations lays advertisers open to criticism, especially if the products they push end
up being nothing special. PalmPilot, Hotmail and Biore’s pore -cleansing strips were hits
because they were extraordinary and people talked about them. Good marketing —such
as Harry Potter midnight book parties —simply helps word-of-mouth to spread. If
advertisers are smart, guerrilla marketing could evolve into something that is as focused
as it is fun. If not, it will do little but add to the noise.
Soft Skill dan Attitude Improvement perlu
dikuasai oleh Entrepreneur untuk mencapai
target dilapangan pekerjaannya.
Kemampuan beradaptasi
Fleksibel dalam menghadapi berbagai situasi. Dapat tetap fokus meskipun dihadapkan pada
ketidak pastian, dan permintaan yang saling bersebrangan.
Kemampuan melayani klien
Mengerti kebutuhan dan bisnis klien ( baik klien internal maupun external), bisa melihat kebutuhan
dan tujuan klien dari kacamata mereka, bisa membangun hubungan baik dan mendukung sukses
mereka.
Komunikasi
163
Bicara dan menulis dengan jelas, lugas dan kredibel. Mampu mendengar dan mengerti pihak lain
dengan baik. Bisa menyesuaikan gaya berkomunikasi sesuai situasi dan lawan bicara.
Kemampuan Memecahkan masalah
Menerapkan cara yang logis dalam memecahkan masalah. Mengumpulkan fakta-fakta, melakukan
analisa, mengantisipasi potensi masalah, mempertimbangkan berbagai alternatif solusi kreatif dan
menentukan solusi yang terbaik.
Dorongan untuk berprestasi
Mencapai tujuan yang menantang, mencari cara untuk senantiasa memperbaiki hasil akhir, secara
konsiten mengatasi rintangan-rintangan dan membuahkan hasil yang berkualitas tinggi. Selalu
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.
Kemampuan untuk bekerja dalam tim dan berkolaborasi
Bekerja dan berkolaborasi secara efektif dengan team didalam dan diluar organisasi, menghargai
perbedaan dan mencapai solusi yang win-win.
Bisa dipercaya
Menunjukkan integritas dan profesionalisme dalam berhubungan dengan setiap orang.
Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas tugas-tugas dan keputusan yang diambilnya, terlepas hasilnya baik
maupun buruk.
164
Download