I. DASAR dan TANTANGAN ENTREPRENEURSHIP I.1. Apakah Arti Seorang Usahawan (Entrepreneur)?. Pengertian dasar Banyak definisi Entrepreneur (usahawan) kita dapatkan diberbagai buku pelajaran (text book). Berbagai pengertian (definisi) ditulis dibawah ini. Entrepreneur adalah seseorang yang melihat suatu kesempatan usaha yang diyakini menguntungkan dan kemudian menciptakan perusahaan guna mengejar kesempatan tersebut. Contoh, membuka usaha warung makan siang disekitar pabrik atau kantor, dimana fasilitas tersebut tidak disediakan perusahaan. Entrepreneur adalah seseorang yang menciptakan usaha (business) dan kemudian membuat kesepakatan usaha. Contoh, seorang pemasok alat perminyakan bekerja sama dengan ahli minyak yang menguasai teknologinya untuk ber-sama2 memasarkan produk yang sarat teknologi kepada perusahaan perminyakan. Seseorang yang merubah sumber daya ekonomi dari suatu tempat yang mempunyai potensi rendah menjadi potensi lebih tinggi dengan hasil yang lebih besar. Contoh, pengembang real estate membangun kompleks perumahan dan pertokoan disuatu lahan yang sama sekali tadinya berharga rendah. Setelah ada kegiatan ekonomi, lahan disekitarnya memperoleh pertambahan nilai. Seseorang yang selalu melihat peluang untuk menghasilkan kekayaan dan ni lai tambah, melalui penciptaan dan pelaksanaan ide baru, dengan menggunakan suatu sumber daya. Contohnya, seorang sarjana melihat kesempatan untuk menciptakan buku ilmu eksakta (matematika, fisika, kimia, dsb) yang berisi contoh tipe berbagai soal beserta pemecahannya. Bahkan buku semacam ini dapat diperluas ke ilmu akutansi dsb. Seorang Entrepreneur disisi ’hulu’ ( upstream) ’dipandu’ oleh Pemerintah dan Sumber Dana. Disisi ’hilir’ (downstream) menghadapi pelanggan (customer). Situasi ’hulu’ akan memberi pengaruh pada kinerja hilir. Peranan pemerintah adalah mem-’fasilitasi’ entrepreneur untuk bertahan. Hal ini misalnya dapat dilaksanakan melalui peraturan2 subsidi pajak, fasilitas eksport, dst. Bank dan institusi Venture Capital dapat membantu dengan pinjaman lunak. 1 Untuk menghadapi pelanggan disisi ’hilir’, entrepreneur menjaga fungsi QCDS. Q adalah fungsi Produk dan process design C adalah fungsi efisiensi D adalah fungsi jaringan (net working) S adalah fungsi technical support.(jasa purna jual). Sumber dana Pemerintah Entrepreneur Pelanggan Gambar I.2 Entrepreneur selalu berada ditengah Entrepreneurship (kewirausahaan) adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas seorang entrepreneur. Singkatnya, Entrepreneurship adalah kegiatan usaha. Teori ekonomi menyangkut dua pertanyaan mendasar mengenai kesejahteraan masarakat. 1. Bagaimana masarakat menciptakan kesejahteraan baru (wealth creation)?. Tanpa kesejahteraan baru, dengan bertambahnya populasi pendapatan rata2 per kapita masarakat akan menurun. Jadi bila masarakat ingin memperbaiki standard hidupnya, maka perlu dicarikan jalan untuk menambah kesejahteraannya secara menyeluruh. 2. Bagaimana masarakat mendistribusikan kesejahteraan (wealth distribution) diantara anggotanya?. Bila sistem pembagian tidak berjalan adil dan merata, maka golongan yang tidak beruntung akan merasa tidak puas dan didalam masarakat demikian tidak akan tercapai kedamaian. Menciptakan kesejahteraan baru dan mendistribusikannya adalah inti dasar (fundamental) untuk mencapai masarakat sejahtera. Entrepreneurship adalah mekanisme utama untuk menjamin terciptanya kesejahteraan baru dan me ndistribusikan. 2 I.1.2 Proses entrepreneurial Berikut ini adalah tiga tipe aktifitas wira usaha. 1. Konsep baru/Usaha baru. Entrepreneur kategori ini menciptakan produk baru atau gagasan baru dan mendirikan usaha baru berdasarkan konsep barunya. Cara ini memerlukan kreatifitas tinggi. Konsep business ini mungkin baru dan revolusionair sehingga menciptakan industri baru. Contohnya, Steve Jobs perusahaan Apple computer dan Bill Gates pendiri Microsoft. 2. Konsep lama/Usaha baru. Beberapa orang memulai usaha baru berdasarkan konsep yang sudah ada. Misalnya bila seseorang mendirikan convenient food store, gagasannya tidak baru dan pendirinya mungkin tidak bisa disebut innovative, tetapi usahanya masih mengandung risiko keuangan. Pengusaha ini akan bersaing dengan usaha sejenis lainnya sehingga harus secara kreatif mengusahakan sesuatu yang berbeda. Pengusaha seperti ini dapat disebut entrepreneur. 3. Konsep lama/Usaha yang sedang berjalan. Ini adalah pengusaha yang membeli usaha yang sedang berjalan dan meneruskan usaha tanpa mengadakan perubahan dalam menjalankan operasi perusahaan. Tidak diperlukan banyak kreatifitas dan inovasi, tetapi pengusaha ini menempuh risiko usaha. Karenanya pengusaha ini masih disebut entrepreneur. I.1.2. Sifat yang harus dimiliki seorang Entrepreneur. Mempunyai visi business kedepan; mampu merealisasikan gagasan/ide. Seorang entrepreneur harus memiliki ’impian’ akan usaha apa yang kiranya memungkinkan (feasible) dan dapat menghasilkan keuntungan. Tipe usahanya harus yang dirasa cocok dan dapat dikendalikan. Apalagi bila usaha ini cocok dengan hobinya. Contoh entrepreneur sukses yang menekuni hobinya adalah pemusik Purwacaraka. Dia adalah sarjana Tek nik Industri lulusan ITB. Tetapi jalur profesionalnya menekuni business sekolah musik yang jaringannya berada di kota2 besar di Indonesia. Kreativitas (Creativity) adalah kemampuan daya cipta untuk mengembangkan gagasan baru (new ideas) atau menemukan cara baru dalam melihat permasalahan dan kesempatan. Contoh, kemasan nasi bungkus masa kini sangat berbeda dibandingkan produk sejenisnya 20 tahun yang lalu. Versi dulu sangat sederhana hanya terdiri dari nasi dan lauk sederhana. Saat ini dikenal ’nasi kotak ’ yang berisi nasi, sambal, 3 minuman plastik, tissue dan ’desert’ sekaligus didalam kotak karton. Paket makan seperti itu adalah hasil kreativitas. Contoh lain, ditemukan sistim potret langsung jadi, Polaroid. Awalnya berasal dari pertanyaan seorang anak umur 3 tahun kepada ayahnya yang ahli kamera foto. Pada suatu piknik sianak bertanya kenapa klise harus menunggu dicuci dulu 1 minggu untuk melihat hasil foto. Kenapa nggak dibuat langsung jadi. Bapaknya terdorong oleh pemikiran kreatif anaknya bekerja menc iptakan instant photo yang dinamakan Polaroid. Inovasi (Innovation) adalah kemampuan melaksanakan solusi secara kreatif yang memiliki nilai tambah dari suatu permasalahan dan kesempatan. Usaha kecil (small entrepreneurial firms) adalah inovator yang handal dalam kaitannya dengan Ristek (R&D). Contohnya IBM telah menghabiskan $9 milyard setahun tetapi tidak pernah berhasil menjadi pimpinan dalam dunia teknologi kompute r. Sebaliknya perusahaan komputer kecil ternyata lebih creative dan innovative sehingga sanggup menciptakan software 2 sederhana yang lebih terpakai dan dibutuhkan dalam kehidupan se-hari 2 . Kreativitas itu memikirkan hal baru sedangkan inovasi mengerjakan hal baru. Risk taker (pengambil risiko). Contoh, setiap usaha akan selalu mengandung risiko. Risiko dapat datang dari pesaing, mengambil lokasi yang salah, memilih usaha yang keliru, dll. Disini ada sedikit unsur ’berjudi’ (gambling). Etika (ethics) seorang entrepreneur. 1. Kejujuran 2. Integritas Seorang yang konsistent dengan standard moral nya. 3. Menepati janji. 4. Loyal 5. Adil 6. Menghormati orang lain 7. Bertanggung jawab 8. Mengejar prestasi Sifat 2 berikut ini harus dimiliki seorang entrepreneur untuk dapat bertahan pada saat krisis ekonomi. Membuat putusan cepat dan tidak menunda pekerjaan. Bila dia menemukan idea dan memutuskan untuk menindak lanjuti, maka dia harus cepat membuat putusan. 4 Segera menindak lanjuti rencana atau putusan yang telah dibuat. Hal ini penting karena dia harus mengambil tindakan agar tidak kehilangan momentum. Tidak cepat menyerah bila menemui hambatan atau kesulitan. Menindak lanjuti rencana dengan tekad (commitment) yang sepenuh hati. Memiliki dedikasi penuh terhadap usaha yang ditekuni. Tanpa lelah, entrepreneur lebih memprioritaskan usahanya dalam kegiatan se -hari2nya. Entrepreneur mencintai apa yang mereka tekuni. Kondisi inilah yang mempertahankan usahanya dari kegagalan bila situasi usaha menjadi tidak mendukung (conduceive). Dikatakan bahwa menguasai detail adalah kunci seorang entrepreneur dalam mengawali usahanya. Entrepreneur harus selalu menguasai masalah se-kecil 2 nya dari rencana usahanya (business plan). Seseorang yang menjadi majikannya sendiri daripada menggantungkan kepada orang lain. Menjadi kaya bukan tujuan utama. Uang merupakan tolak ukur (measure) suatu keberhasilan (success). Mereka menganggap bila usaha berhasil, rejeki ( reward) akan datang dengan sendirinya. Entrepreneur akan menyisihkan sebagian kepemilikan usahanya (share holding) kepada pembantunya diposisi kunci yang memberikan kontribusi atas keberhasilan usahanya. I.1.3. Role models Role model adalah tokoh panutan yang memberi inspirasi kepada calon entrepreneur. Seorang calon entrepreneur melihat role model disekitar dimana dia berada atau disekitar tempat kerjanya. Kemudian bila usaha yang berasal dari ide itu ditekuni dan kemudian meraih sukses, maka akan banyak usahawan 2 kecil lain disekitarnya, mulai meniru usahanya. Disitulah kita melihat contoh dikehidupan se -hari 2 usaha sejenis yang menjamur disatu daerah tertentu. Contoh usaha yang bermula dari role model yang kemudian ditiru masarakat sekelilingnya dapat dilihat dari beberapa contoh dibawah ini. Industri rotan di Cirebon yang awalnya berasal dari purnawirawan ABRI yang tugas akhirnya di Samarinda kemudian menjalani masa pensiun ditempat asalnya diCirebon. Purnawirawan ABRI ini mempelajari proses pembuatan alat 2 rumah tangga terbuat dari rotan pada saat tugasnya di Kalimantan Timur . Segera pada saat menjalani pensiun, di Cirebon bapak ini mengawali usahanya hingga berhasil dan kemudian ditiru masarakat sekitarnya. 5 Industri kerajinan kulit kelinci dan hidangan sate kelinci disepanjang jalan masuk kota Lembang Bandung. Bermula dari seorang pensiunan yang membuat kerajinan kulit kelinci untuk cucunya kemudian coba2 menjualnya dan berhasil. Pesanan bahkan datang dari Australia. Usaha warung ’Soto Kumis’ disepanjang jalan Kendal, Jakarta. Phenomena ini berlaku universil di-mana 2 didunia. Dalam Entrepreneurship, kunci utama adalah menemukan kesempatan usaha yang baik dan kemudian memiliki keterampilan menindak lanjuti serta memproses kesempatan tersebut menjadi usaha yang berhasil. Untuk mengerjakannya kita harus mempersiapkan diri dengan baik. Jadi, dalam Entrepreneurship, sama seperti halnya dengan profesi lain, keberuntungan terjadi bila persiapan dan kesempatan bertemu. I.1.4. Kebutuhan pembeli (Customer need) Seorang calon entrepreneur yang melontarkan gagasan usaha sering melupakan siapa target pembeli potensialnya (potensial customer). Tidak akan ada pasar bila calon pembeli tidak ada keperluannya dengan barang yang kita tawarkan. Singkatnya, calon pembeli harus yakin bahwa business yang kita tawarkan (barang ataupun jasa) akan memberikan nilai lebih baik dengan harga yang mereka keluarkan daripada membeli dari pesaing kita. Calon Entrepreneur yang tidak mempunyai idea siapa target pembelinya berarti dia tidak siap memulai suatu usaha. Dia hanyalah menemukan idea (gagasan) tetapi belum tahu kebutuhan pasar. I.1.5. Timing. Waktu, atau sering disebut momentum merupakan faktor krusial dalam banyak kesempatan yang potensial. Banyak contoh dimana kesempatan suatu usaha yang baik hanya terjadi dalam waktu singkat. Contohnya business rumah makan. Pada saat ekonomi membaik, rumah makan berkualitas tinggi yang harganya relatif mahal akan me ndapatkan pasarannya. Tetapi pada saat ekonomi menurun, rumah makan jenis ini akan menderita dibandingkan rumah makan yang lebih sederhana. Timing yang tepat untuk rumah makan jenis ini memulai usahanya adalah saat ekonomi membaik. Suatu saat sekitar tahun 1965 dikota Bandung ada gagasan membuka usaha roti bakar pada malam hari. Usaha tersebut mendapat sambutan sangat baik dari para mahasiswa yang memerlukan makanan kecil murah dimalam hari yang dingin pada saat mereka belajar. Business roti bakar segera booming (menjamur) disekitar pemondokan mahasiswa dibagian kota Bandung. Keadaan ini, yang lazim disebut window of 6 opportunity bagi calon entrepreneur, hanya berlangsung disekitar 2 tahun sebelum business itu menurun karena jenuh dan makanan kecil (snacks) import mulai masuk seiring dengan policy baru pemerintahan ’orde baru’ saat itu. Ini adalah contoh dimana entrepreneur harus pandai meng evaluasi situasi business yang tiba 2 booming, untuk tidak ter-buru 2 ikut terjun sebelum yakin bahwa business ini akan bertahan lama. Contoh diatas memperlihatkan window of opportunity yang harus secara hati 2 diresponse dan ditindak lanjuti oleh calon pengusaha . I.1.6. Menentukan kebutuhan akan sarana (resources) Entrepreneur (pengusaha) yang sukses sangat hemat dengan sumber yang langka. Mereka menekan biaya rutin operasi (overhead) rendah, produktivitas tinggi dan kepemilikan capital asset (modal asset) rendah. Contohnya, pada awal usaha mungkin hanya 2 atau 3 karyawan yang diharapkan berdedikasi, bekerja keras dengan m otivasi tinggi, mengurusi masalah2 operasional, keuangan, pemasaran dll. Pengeluaran biaya (expenses) dan overhead dikontrol sangat ketat. Efisiensi perusahaan dipertahankan tinggi untuk menciptakan daya saing. Dalam menentukan jumlah modal (capital) yang dibutuhkan perusahaan untuk mengawali usahanya, seorang entrepreneur harus menentukan modal minimum yang dibutuhkannya. Yang pertama seorang entrepreneur kerjakan adalah mempelajari sarana apa yang krusial untuk keberhasilan perusahaannya dipasaran. Apa yang harus dikerjakan untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik dari pesaingnya?. Apabila perusahaannya dibidang retail, lokasi sangat penting dalam menentukan keberhasilan usahanya. Kebijakan outsourcing (menunjuk perusahaan jasa diluar) lazim dipakai d alam dunia business masa kini. Dalam menentukan sarana harus diingat bahwa perusahaan tidak harus mengerjakan seluruh pekerjaannya oleh karyawannya sendiri. Sering kali lebih efektif dengan sub-contract (menunjuk kontraktor untuk mengerjakan salah satu pekerjaan). Sering kali overhead (biaya rutin operasional) dapat ditekan dengan menggunakan jasa diluar, misalnya untuk pekerjaan payroll, akuntan, periklanan, jasa pesuruh kantor, transportasi dsb. I.1.7. Modal awal (Startup Capital) Bila seorang entrepreneur sampai pada titik dimana dia sudah men yusun rencana usaha, mempelajari sarana apa yang dibutuhkan untuk membuka usaha dan menyusun strategi rencana usaha (business plan), maka kemudian dia akan tahu berapa modal awal (startup capital) yang dibutuhkannya agar usahanya dapat menghasilkan pemasukan (positive cash flow). 7 Ada dua jenis startup capital: Debt (hutang) dan Equity (modal). Dengan debt (hutang) kita tidak kehilangan kepemilikan asset, tetapi harus mengembalikan pinjaman beserta bunganya. Sedan gkan dengan Equity kita akan menyerahkan/kehilangan sebagian kepemilikan (asset) tetapi tidak ada hutang. Pasal ini dibahas secara lebih lengkap pada bab IX. I.1.8. Strategi menjalankan usaha baru Setelah gagasan suatu rencana usaha dipastikan, rencana usaha (business plan) disusun dan semua sarana yang dibutuhkan dihimpun, maka seorang entrepreneur siap mengawali usaha barunya. Faktor penting berikut ini untuk adalah pegangan bagi entrepreneur untuk menjalankan usaha. 1. Gunakan teknologi baru untuk menciptakan produk baru 2. Gunakan teknologi yang ada untuk menciptakan produk baru 3. Gunakan teknologi yang ada untuk membuat produk lama dengan cara yang baru 4. Carilah sumber baru dari sumber yang ada ( new source of resources) yang memungkinkan entrepreneur meproduksikannya lebih murah. 5. Kembangkan pasar baru untuk produk yang ada 6. Fokus pada niche market. Ini adalah usaha spesialis. Niche market akan diterangkan pada bab selanjutnya. 7. Melihat kesempatan dan membuat putusan yang cepat. Contohnya, sering terjadi pada arena pertandingan olah raga tennis, dijual berbagai alat 2 olah raga tennis seperti sepatu, racket tennis, kaos olah raga, dsb. 8. Terbuka dan sangat tanggap pada perubahan. 9. Mereka adalah innovator yang tidak mengenal lelah. Ada lima kesempatan dipasar yang entrepreneur dapat manfaatkan secara inovative 1. Masalah dipasaran yang perusahaan kita dapat pecahkan 2. Perubahan dalam peraturan, situasi atau trend 3. Penemuan baru dari suatu produk atau jasa 4. Persaingan. Bila kita dapat ditemukan jalan untuk bersaing d ari segi harga, lokasi, kualitas, reputasi, kepercayaan pembeli, atau kecepatan, kita dapat menciptakan sukses dari usaha yang sedang ditekuni 5. Kemajuan teknologi. Ilmuwan dapat menciptakan teknologi baru, tetapi entrepreneur dapat menciptakan cara memasark annya 10.Organisasi entrepreneur hanya mempunyai lapisan tingkat direksi yang minim. 8 11. Dengan mempertahankan overhead rendah dan produktivitas tinggi, perusahaan entrepreneur mempertahankan tingkat biaya operasi yang rendah. 12. Perusahaan entrepreneur sangat ramah kepada pelanggannya, pemasok barangnya dan pegawainya. 13. Selalu menjalin hubungan business secara menyenangkan dengan pelanggan. I.2 Manfaat Kewirausahaan (Benefit of Entrepreneurship) Survey menunjukkan bahwa pemilik usaha kecil percaya bahwa mereka yang bekerja lebih keras, pantas mendapatkan rezeki lebih besar ( earn more money), dan merasa lebih berbahagia daripada bekerja disebuah perusahaan besar. Berikut ini daftar manfaat (benefit) usaha kecil. Kesempatan luas untuk memegang kendali ar ah hidup kita (control over your own destiny). Kesempatan luas untuk tampil beda. Hal ini adalah dalam context membina usaha yang memiliki daya saing (competitive advantage) terhadap perusahaan sejenis lainnya. Kesempatan luas untuk mencetak untung se -besar2nya. Kesempatan untuk memberi kontribusi kepada masyarakat dan usaha kita dikenal luas oleh masarakat umum. Kesempatan untuk mengerjakan aktifitas yang sesuai dengan kesenangan kita. I.3 Hal 2 yang Perlu Diwaspadai Dalam Kegiatan Wirausaha (Potential Drawbacks of Entrepreneurship). Meskipun usaha sendiri memiliki banyak manfaat dan kesempatan, seorang calon usahawan harus menyadari kemungkinan 2 dibawah ini. Pemasukan (income) yang tidak tetap. Risiko akan kehilangan seluruh modal investasi. Bekerja keras sepanjang hari. Mengorbankan kualitas hidup hingga usahanya berjalan baik. Perasaan ketegangan (stress) yang berkepanjangan. 9 KEUNTUNGAN DIWASPADAI Autonomy Pengorbanan pribadi Tantangan untuk mulai berusaha Beban Tanggung jawab Entreprneurship Kontrol Keuangan Toleransi kesalahan kecil Gambar I.2 Keuntungan dan hal yang perlu diwaspadai pada Entrepreneurship Tanggung jawab penuh atas jalan usaha. Sering kali pengusaha harus membuat keputusan atas masalah yang dia tidak sepenuhnya kuasai. I.4 Apakah yang Mendorong Terjadinya Semangat Wirausaha (Entrepreneurship)?. Dibawah ini adalah faktor 2 yang mendorong kearah trend kewirausahaan dimasarakat. Entrepreneur sebagai idola masarakat. Faktor yang intangible adalah sikap dan penerimaan masarakat terhadap pengusaha yang berhasil. Mereka telah menjadi role model dan inspirasi bagi peminat 2 usaha. Media banyak membuat artikel mengenai sejarah keberhasilan pengusaha 2 tersebut yang pada umumnya mulai dari bawah. Mereka sering diundang dalam seminar 2 . Pendidikan dan sekolah 2 entrepreneur. Saat ini banyak institusi pendidikan yang menawarkan pe ndidikan kewirausahaan. Generasi mahasiswa sangat berminat menekuni disiplin ilmu ini karena mungkin didorong oleh tingkat pengangguran tinggi dan role model pengusaha sukses yang banyak dimuat artikelnya di-beberapa majalah. Service economy Banyak peminat baru yang beralih atau mengawali usaha jasa. Usaha ini modalnya relatif rendah dan menjadi trend usaha terutama dikota besar. Usaha jasa ini termasuk jasa travel, computer, recruiting, bimbingan test ujian masuk perguruan tinggi, dsb. 10 Kemajuan teknologi Dengan berkembangnya information technology, personal computer (PC) yang berkekuatan besar, mesin fax, printer, answering machine, slides in focus dsb dapat diperoleh dipasaran. Mesin 2 tersebut yang cukup portable telah berjasa sebagai perangkat yang memberikan kontribusi penting bagi pengusaha mengembangkan usahanya. Independent life style Trend generasi saat ini lebih menyukai hidup yang lebih relax daripada generasi orang tuanya. Entrpreneurship merupakan trend pilihan mereka. Perangkat high tech merupakan sarana untuk membantu usaha yang sesuai dengan life style mereka. Kesempatan internasional Usaha kecil masa kini tidak lagi terbatas dengan pelanggan ( customers) didalam negeri. Kemajuan teknologi telah membuat dunia usaha kecil memiliki kemampuan untuk memperluas usahanya tanpa batas 2 negara. Contohnya, pengusaha kerajinan kelinci disepanjang jalan Lembang Bandung mempunyai pesanan 2 dari luar negeri. Banyak pengusaha kecil lainnya yang mempunyai hubungan dagang dengan luar negeri. I.5 Trend pada Entrepreneurship Part time-entrepreneur Berusaha secara part-time atau self employed merupakan cara yang disukai bagi para pekerja yang ingin mencoba ber-business. Risiko usaha biasanya relatif kecil karena waktu sangat terbatas. Bila usahanya berkembang, banyak usaha parttime beralih menjadi full-time business. Usaha berbasis di rumah (home-based business) Home-based business banyak dijumpai di-kota 2 kecil. Sebagai contoh adalah usaha makanan, batik, sutera, dsb. Dengan kemajuan IT dan tersedianya lap -top computer yang berkemampuan tinggi, mulai banyak usaha jasa yang berbasis dirumah. Usaha keluarga (Family business) Usaha keluarga adalah usaha yang melibatkan dua atau lebih anggota keluarga dalam pengawasan keuangan. Usaha keluarga bisa berkembang sangat kuat karena nilai 2 keluarga (family values) dan tradisi kehormatan keluarga menjadi pegangan perusahaan. Karena usaha keluarga ini biasanya dipimpin oleh seorang kepala keluarga yang dihormati, umumnya suksesi pimpinan ( management 11 succession) menjadi masalah. Banyak contoh usaha keluarga yang sumber masalahnya didalam bila terjadi penggantian pimpinan yang berhalangan tetap. Usaha suami istri (Copreneurs) Ini adalah usaha yang dijalankan bersama oleh pasangan suami istri yang bertindak sebagai pemilik bersama. Corporate dropouts Perusahaan besar pada saat tertentu akan menjalankan penyusutan (downsizing) organisasi. Hal seperti ini lazim disebut restructuring. Banyak tenaga 2 terlatih di PHK. Mereka umumnya adalah berpendidikan sarjana, manager yang berpengalaman dalam bidang management dan pengetahuan business. Karena sudah saling mengenal mereka ini akan berhimpun dan sepakat untuk mendirikan usaha. I.6 Perusahaan Kecil dan Daya Saing (competitive advantage) Dalam situasi apapun usaha kecil menenga h (UKM) memiliki faktor kelebihan yang memungkinkan mereka berhasil. Faktor pertama adalah kemampuan kecepatan tanggap terhadap trend perubahan pasar yang diakibatkan dari hubungan dekat para UKM dengan konsumennya. Perusahaan besar mengeluarkan biaya bes ar dan energi untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan memerlukan waktu untuk menanggapinya. Faktor kedua yang membedakannya dari perusahaan besar adalah kemampuan berinovasi. Kebebasan atau fleksibilitas pengusaha UKM ( entrepreneur) memungkinkan perusahaan untuk ber-reaksi cepat bila ada perubahan atau kesempatan baru muncul. Perusahaan besar tidak dapat cepat mengadakan perubahan karena di ’hambat’ oleh birokrasi dan berbagai prosedur perusahaan. Inovasi dalam lingkungan UKM dapat berupa Inovasi produk (versi baru, perbaikan model lama) Inovasi proses (perbaikan proses pembuatan menjadi lebih efisien) Inovasi jasa (memperkenalkan penawaran jasa yang baru) Faktor ketiga adalah fleksibilitas. Perusahaan besar lebih banyak menggunakan mesin yang sifatnya single purpose, inventory yang besar, alat produksi yang ’kaku’, dibandingkan dengan situasi diperusahaan kecil. Jadi perusahaan kecil lebih fleksibel untuk menjalankan perubahan. I.7 Penyebab Kegagalan pada Usaha Kecil dan Usaha Mengatasinya Biasanya dengan alasan dana terbatas, kurang memiliki pengalaman dan pengetahuan managerial, kondisi keuangan yang tidak stabil, usaha kecil sangat rentan terhadap 12 kegagalan. Berikut ini uraian mengenai alasan kegagalan usaha dan cara menghindarinya. I.7.1 Alasan kegagalan usaha Kurang pengetahuan managerial (management incompetence). Umumnya dalam dunia usaha kecil ketidak mampuan dan kurang pengalaman dalam bidang management adalah alasan utama usaha itu mengalami kegagalan. Hal ini banyak diakibatkan oleh langkah 2 business yang tidak tepat (poor decision making), kepemimpinan lemah dari pemilik usaha ( poor leadership). Kerap terjadi usaha gagal bukan karena masalah keuangan tetapi management yang lemah. Kurang pengalaman. Pimpinan suatu usaha kecil harus menge nal dan berpengalaman dalam bidang usaha yang digelutinya. Misalnya bila seorang ingin membuka usaha pakaian jadi, ia sebaiknya pernah bekerja ditoko pakaian. Pengalaman demikian akan mendukung pengetahuan mengenai sifat dari usaha ini. Pengawasan keuangan yang lemah (poor financial control) Management yang baik adalah kunci keberhasilan usaha. Effective manager menyadari bahwa usaha yang berhasil memerlukan pengawasan keuangan yang baik. Toleransi akan kesalahan dibidang keuangan sangat tipis. Dua gejala keuangan yang dapat melemahkan usaha kecil yaitu, kekurangan dana dan terjerat pada kredit macet ditangan pelanggan (customer credit). Praktek perusahaan untuk mengizinkan pelanggan yang bonafide menunda pembayaran (on credit) dapat dilaksanakan secara hati 2 . Tidak membuat rencana strategis (strategic plan) Tanpa rencana strategis yang jelas, suatu usaha tidak mempunyai dasar untuk men-siasati jalannya perusahaan kedepan dalam usahanya membentuk dan mempertahankan daya saing dipasar. Untuk mendapat gambaran dilapangan secara realistis, jawaban pertanyaan2 dibawah harus diketahui untuk menyusun siasat jalannya perusahaan. 1. Apakah produk ini sesuatu yang pelanggan ( customers) butuhkan dengan tingkat harga yang terjangkau?. 2. Segment pelanggan yang bagaimana yang menjadi sasaran (target)? 3. Apa yang membuat usaha ini menarik perhatian dan bagaimana mempertahankan pelanggan?. 4. Apa usaha perusahaan untuk memberikan kepada pelanggan pe layanan yang lebih baik daripada pesaing kita? 13 Perkembangan yang tidak terkendali Usaha yang berkembang adalah tujuan setiap pengusaha. Secara ideal ekspansi dibiayai oleh penghasilan sendiri atau modal pribadi pengusaha, tetapi seringkali modal tambahan diperoleh dari sumber luar. Ekspansi membutuhkan perubahan besar pada struktur organisasi perusahaan, prosedur inventory, pengawasan keuangan , penempatan tenaga ahli dan lain2nya. Tetapi yang terpenting adalah perubahan tenaga ahli dalam jajaran management. Sejalan dengan membesarnya perusahaan menjadi lebih kompleks (complexity), manager harus siap menghadapi situasi baru ini. Kadang2 pengusaha mendorong berkembangnya perusahaan secara cepat yang kemudian disadari bahwa besarnya telah melampaui kemampuan management mengurusnya. Lokasi yang tidak tepat Sering kali lokasi usaha dipilih tanpa dipelajari, diperiksa dan dirancang dengan baik. Terutama bagi usaha retail inti utamanya adalah sales. Lokasi menjadi suatu pilihan kunci keberhasilan usaha. Lokasi mempunyai dua faktor konsiderasi utama. Berapa biaya operasi dll dikeluarkan da n berapa volume penjualan yang bisa dihasilkan. Pengawasan stok barang lemah (improper inventory control) Pengawasan inventory sering tidak diperhatikan. Ini berakibat persediaan bahan baku habis dan penyerahan (delivery) terlambat, dsb. Kelemahan invento ry control adalah stok barang yang berlebih atau stok dari tipe yang salah dalam jumlah besar. Banyak contoh pengusaha kecil yang modalnya tertanam pada jumlah stok barang yang terlalu banyak atau tidak terpakai, sehingga menciptakan ”dead money”. I.7.2 Cara menghindari kegagalan Kenalilah usaha anda secara mendalam Pelajarilah lingkungan dunia usaha yang akan dijalankan. Lakukanlah kontak dengan pemasok (supplier), calon pelanggan (customers), asosiasi dagang, industri lain yang akan kita jalani, untuk mendapatkan informasi se-luas 2 nya. Buatlah satu rencana kerja (business plan) yang matang. Untuk seorang entrepreneur suatu business plan yang dipersiapkan dengan matang merupakan langkah yang crucial untuk mempersiapkan keberhasilan usaha. Tanpa rencana usaha, perusahaan akan berjalan kearah yang tidak pasti. Business Plan dibahas secara lebih mendalam pada bab VIII 14 Mengatur sumber dana (manage financial resources) Langkah pertama mengatur sumber dana adalah pengadaan dana awal (startup capital) yang cukup. Suatu usaha harus mem iliki sumber cash yang cukup untuk membayar tagihan dan kewajiban lainnya. Mengerti membaca laporan keuangan Setiap pemilik usaha akan tergantung dari catatan dan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi perusahaan. Bila betul 2 dianalisa dan dipelajari secara cermat, laporan keuangan akan menjadi indikator yang benar untuk mengetahui kesehatan perusahaan. Belajar mengatur manusia dengan efektif. Setiap usaha akan bergantung pada suatu sistem yang terdiri dari pegawai yang terlatih dan memiliki motivasi yang tinggi. Pemilik akan menjalankan usaha sebagaimana yang ia inginkan melalui pegawainya. Kepemimpinan sangat penting untuk membentuk team yang bermotivasi tinggi bekerja menuju goals dan target yang diharapkan oleh pemilik. I.8 Teknopreneurship Saat ini kita sering mendengar istilah Teknopreneur. Seorang Teknopreneur dapat didefinisikan sebagai para pelaku usaha yang mengembangkan peluang / gagasan bisnisnya dengan memanfaatkan kemampuan dan ketersediaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bisnis yang dikembangkan Teknopreneur dikenal sebagai bisnis teknologi. Teknopreneur dalam mengembangkan bisnisnya mempergunakan kekuatan inovasi teknologi. Teknologi ini tidak harus selalu ’hi-tech’, juga tidak selamanya harus technical. Teknologi didefinisikan sebagai aplikasi dari pengetahuan kepada pekerjaan manusia. Jadi, accounting, marketing, program mentoring yang terencana, dsb adalah juga teknologi. Teknopreneurship sebagian besarnya masih entrepreneurship. Hanya perbedaannya Teknopreneurship terlibat pada kegiatan penjualan produk innovative (misalnya produk ’Intel’), atau memanfaatkan secara innovative teknik pen-distribusi-an produk ke consumer seperti misalnya bisnis ’eBay’ atau ke-dua 2 kegiatan diatas misalnya yang dilakukan perusahaan komputer ’Dell’. I.9 Intrapreneurship Intrapreneurship adalah praktek pendekatan dan kemahiran entrepreunial yang dilakukan didalam kalangan perusahaan atau dirumah. Karyawan yang mungkin sedang ditugaskan 15 mengerjakan suatu proyek harus memiliki semangat entrepreneur meskipun perusahaan mempunyai sumber (resources) dan kemampuan cukup yang tersedia dan siap dimanfaatkan. Menangkap sebagian kecil dari dinamika entrepreunial management (mengerjakan sesuatu hingga berhasil, belajar dari kegagalan , penghematan,dll.) merupakan kegiatan yang sangat berguna terutama bagi Perusahaan yang statis. Seorang intrapreneur adalah orang yang fokus pada inovasi dan kreativitas yang merubah gagasan dan ’mimpi’nya menjadi kegiatan yang mendatangkan untung didalam lingkungan organisasinya (perusahaan atau rumah tangga, dll.). Intrapreneur sering juga disebut ’Inside entrepreneur’ 16 II. MERANCANG MODEL USAHA yang BERSAING dan PERENCANAAN STRATEGI USAHA (Business Strategic Plan) yang SOLID Dialam persaingan usaha yang bersifat global dimasa kini, setiap usaha baik kecil maupun besar yang berjalan tanpa satu strategi yang jelas, kedudukannya akan sangat rawan (vulnerable). Perusahaan yang berjalan tanpa strategi mungkin saja akan berhasil sesaat, tetapi begitu ancaman persaingan muncul tanpa diperkirakan sebelumnya, perusahaan demikian akan sulit bertahan. Faktor utama yang dihadapi pemilik usaha masa kini mengalami pergeseran dasar; dari modal keuangan ke modal intelektual ( financial to intelectual base capital). Modal intelektual masa kini menduduki faktor yang sangat penting, dan berfungsi sebagai sumber dari daya saing dipasar (source of competitive advantage in the marketplace). Intelectual Capital terdiri dari tiga komponen. 1. Modal SDM (Human capital), merupakan bakat, kreativitas, keahlian (skills), dan kemampuan sumber daya manusianya untuk menciptakan strategi, rencana, dan proses produksi yang innovative. 2. Modal struktural (structural capital), merupakan kumpulan pengetahuan, pengalaman yang dimiliki perusahaan untuk dapat dimanfaatkan dan dikembangkan oleh SDM di perusahaan. 3. Modal pelanggan (customer capital) adalah modal dasar hubungan baik dengan pelanggan, berupa reputasi baik, hubungan yang tidak terputus, kemauan baik (good will) yang selama ini dibina. Pengusaha makin sadar bahwa modal yang berada didalam ketiga faktor diatas membentuk fondasi dari kemampuannya untuk bersaing secara efektif dan mereka harus menggunakan modal yang bersifat intangible ini secara hati 2 . Aturan main dari usaha yang bersaing (business’ competitive game) selalu berubah. Untuk mempertahankan keberhasilan, pengusaha tidak dapat berjalan tanpa perubahan. Senjata yang harus dipakai oleh seorang pengusaha untuk menghadapi situasi yang selalu berubah dan mempertahankan keberhasilannya adalah proses strategic management. Strategic management menyangkut pengembangan rencana strategi yang menjadi pegangan perusahaan untuk mempertahankan arah perjalanan dalam pencapaian visi, misi, goals, dan objectives. Gagasan ( ideas) strategic management ini singkatnya adalah suatu lembaran cetak biru untuk ‘matching’ kekuatan dan kelemahannya, terhadap kesempatan dan ancaman disekitar. ( matching strength and weakness to the opportunities and threats in the environment ). 17 II.1 Menciptakan daya saing (Competitive advantage) Tujuan jangka panjang (goal) dari suatu rencana strategis (strategic plan) adalah terciptanya daya saing (competitive advantage). Secara definisi pengertian competitive advantage adalah kumpulan faktor yang membedakan usaha kecil dari pesaingnya dan memberikan nya posisi yang kuat terhadap pesaingnya. Singkatnya, suatu usaha yang menawarkan kelebihan khas yang sulit ditiru pesaingnya. Untuk menjamin agar usaha kita berhasil, harus diusahakan adanya daya saing perusahaan (competitive advantage). Umumnya competitive advantage dapat diawali dengan pertanyaan ’apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh konsumen’. Competitive advantage datang dari satu atau gabungan dari enam faktor berikut. Secara rinci enam faktor berikut ini dibahas pada bab VII.5, menyusun Marketing Strategy. 1. Kualitas 2. Harga 3. Lokasi 4. Seleksi 5. Pelayanan (service) 6. Kecepatan Setelah point 2 diatas kita sesuaikan dengan jenis usaha kita, maka kita melangkah kepada competitive strategy. Core competencies Menciptakan daya saing saja tidak cukup; kunci sukses adalah menciptakan strategi untuk mempertahankan daya saing tersebut secara terus menerus (building a sustainable competitive advantage over time). Usaha untuk mempertahankan daya saing yang sustainable adalah menciptakan kemampuan dasarnya (core competencies) yang mampu melayani target pelanggan (targeted customers) lebih baik dari pesaingnya. Core competencies adalah gabungan kekuatan khusus yang dimiliki perusahaan yang dikembangkan untuk selalu mengalahkan pesaingnya dalam usaha merebut dan mempertahankan target pelanggan tertentu (targeted customers). Kekuatan khusus tersebut antara lain misalnya, kualitas tinggi, pelayanan pelanggan (customer service), innovasi, kerja sama dalam team (team building), fleksibilitas, kecepatan tanggap (responsiveness), dll. Sebagaimana diperlihatkan pada gambar II.1, core competencies merupakan hasil dari kombinasi kemampuan perusahaan untuk bersaing, yang didukung oleh ber -macam 2 keahlian yang dimiliki dan pembelaj aran dari berbagai pengalaman yang dialami dari waktu kewaktu. Unsur 2 competence biasanya meliputi empat atau lima bidang saja. Agar 18 efektif secara strategis, unsur 2 competence ini harus sulit ditiru oleh pesaing, dan harus memberikan kesan menguntungkan pelanggan. Capabilities Lessons learned Core Competencies ss Sustainable competitive advantage Superior value For customers learned learned Skills Gambar II.1 Membangun Sustainable Competitive Advantage Keunggulan core competence perusahaan kecil biasanya dikarenakan misalnya oleh kegesitan, kecepatan, kedekatan dengan pelanggan, pelayanan yang efisien, atau kemampuan berinovasi. Singkatnya, perusahaan kecil mempunyai banyak kemud ahan yang memungkinkan mengerjakan dengan cepat hal 2 yang perusahaan besar tidak mampu. Keunggulan perusahaan kecil analisa secara rinci pada bab I.6. II.2 Strategic Management Process Strategic planning bukanlah suatu rencana tunggal, tetapi suatu prose s berkelanjutan. Pemikiran strategic tidak mengenal titik akhir sehingga merupakan perencanaan yang kontinu. Strategic management process terdiri dari sembilan langkah (steps). Step 1 Tentukan visi yang jelas dan terjemahkan kepada statement misi untuk mencapai visi tersebut. Vision statement itu dasarnya nilai (value). Sesuatu yang baik yang dapat dilakukan seorang Entrepreneur adalah menulis value tersebut dan berbagi rasa (sharing) dengan pegawainya. Seorang entrepreneur sejati adalah seorang yang senantiasa fokus pada tujuan utama usahanya daripada sekedar ’mencetak uang’. Vision statement yang jelas akan membantu perusahaan dalam tiga hal. 1. Visi memberikan arah. Visi perusahaan mengarahkan perhatian setiap orang kepada masa depan, dan memberikan c ara yang diambil perusahaan untuk mencapainya. 19 2. Visi menentukan keputusan. Visi akan mempengaruhi pengambilan seberapa besarpun keputusan perusahaan yang dilakukan pemilik usaha, seorang manager, dan karyawan dalam kegiatan setiap harinya. 3. Visi memotivasi karyawan. Visi yang jelas akan merangsang dan mendorong seseorang untuk berkarya. Seseorang akan termotivasi untuk bekerja pada perusahaan yang memiliki target yang tinggi. Yang terbaik untuk menterjemahkan nilai ( value) dengan tindakan nyata se-hari 2 adalah menulis mission statement sebagai media untuk mensosialisasikan nilai 2 tersebut kepada karyawan. Elemen dari suatu Mission Statement. Misi perusahaan tidak perlu dibuat terlalu panjang agar efektif. Tiga faktor kunci seorang pengusaha dan karyawann ya harus perhatikan bila menyusun mission statement adalah sbb. Tujuan perusahaan: Apa yang ingin kita capai dengan usaha yang dijalankan? Usaha yang dijalankan: Bagaimana cara kita mencapai tujuan diatas?. Nilai perusahaan: Prinsip dan keyakinan apakah yang membentuk fondasi cara kita berusaha?. Mission statement perusahaan mengutarakan karakter, identitas, dan scope operasional. Agar efektif, mission statement harus menjadi bagian alami dari perusahaan, terefleksi dalam pikiran, sikap, kebiasaan, dan pe ngambilan keputusan setiap harinya oleh karyawan. Step 2 Tentukan kekuatan utama perusahaan dan kelemahannya. Kekuatan (strength) adalah faktor internal yang positif dimana perusahaan dapat gunakan untuk mencapai misi, goals dan objectivenya. Termasuk dalam kategori ini adalah memiliki keahlian tertentu, reputasi dan kesan baik masarakat, team sales yang berpengalaman, terbentuknya basis pelanggan setia, dan banyak faktor lainnya. Weakness adalah faktor internal negatif yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, goals, dan objectivenya. Contohnya, keterbatasan modal, kekurangan tenaga ahli, kemampuan rendah terhadap teknologi, dan lokasi yang tidak menguntungkan. Pengenalan strength dan weakness membantu pemilik usaha untuk mengerti keadaan usaha pada awal berdirinya. Biasanya dipakai balance sheet untuk menganalisa strength dan weakness perusahaan. Bagian yang positif mrefleksikan keahlian, pengetahuan, atau sumber 2 yang mendukung keberhasilan perusahaan. Bagian yang negatif mencatat faktor 2 keterbatasan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk bersaing. Balance sheet ini dapat 20 dipakai untuk menganalisa faktor kinerja perusahaan, antara lain, sdm, keuangan, produksi, marketing, pengembangan produk, organisasi dsb. Step 3 Telusuri dunia usaha disekitar untuk melihat kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Kesempatan (opportunities). Begitu pengusaha sudah membuat daftar internal inventory dari strength dan weakness perusahaan, maka berikutnya adalah mengumpulkan faktor 2 eksternal untuk melihat bila ada opportunity dan threats yang dapat memberi dampak signifikan kepada kegiatan usaha. Opportunities adalah pilihan positive external yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mencapai misi, goals, dan objective nya. Dalam melihat factor opportunities seorang pengusaha harus memperhatikan potensi pasar ( new market potential). Apakah competitor tidak melihat potensi suatu niche dimarket?. Adakah jalan lebih baik untuk mencapai pelanggan?. Threats. External forces negative yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai misinya, goals, dan objective, disebut Threats. Dalam dunia usaha, threats dapat berupa pesaing masuk daerah operasi pasar kita, resesi ekonomi, kenaikan suku bunga bank, kemajuan teknologi yang ber akibat produk perusahaan menjadi obsolete, dsb. Opportunities dan threats adalah produk interaksi dari kekuatan, trends, dan kejadian diluar kontrol dunia usaha. Interaksi antara strength dan weakness serta opportunities dan threats dapat dianalisa secara teliti dengan menggunakan SWOT analysis sebagai bagian dari strategic plan. Step 4 Temukan faktor 2 kunci yang dapat menunjang keberhasilan usaha. Setiap operasional usaha (business) mempunyai ciri khas faktor yang sepenuhnya mereka kuasai dan memberikan kontribusi utama pada keberhasilan ( key success factor). Beberapa contoh misalnya, untuk usaha restoran: Pengaturan biaya (cost control) yang ketat Pengawasan ketat terhadap sisa makanan, menghindari pemborosan Pilih lokasi yang tepat Kualitas makanan yang baik Consistency Kebersihan Pelayanan yang ramah dan bersahabat Menawarkan paket kredit bagi pelanggan tetap 21 Dari contoh diatas competitive advantage yang dimiliki bersumber pada faktor penekanan biaya. Beberapa lebih bersifat intangible tetapi penting, seperti kualitas produk, pelayanan yang ramah, lokasi penjualan dan tersedianya kredit untuk pelanggan. Step 5 Pelajari persaingan yang ada. Pengamatan terhadap pesaing kita dapat memberi informasi terbaru dengan menjawab pertanyaan 2 berikut. Siapakah pesaing utama kita? Kompetensi apa yang istimewa dari mereka? Bagaimana struktur biaya mereka dibandingkan kita? Apa ada pesaing baru yang memasuki pasar kita? Dapatkah kita mengetahui strategi kunci mereka? Apakah kekuatan dan kelemahan mereka? Datanglah ke pameran dagang dan kumpulkan brosur pesaing kita untuk dianalisa. Bila memungkinkan belilah produk pesaing kita untuk dianalisa. Step 6 Tentukan target dan tujuan perusahaan. Sebelum pengusaha merancang strategi yang lengkap ( comprehensive), ia harus menetukan goals dan objectivenya, yang memberikan pegangan akan target yang ingin dicapai dan memberikan dasar evaluasi keberhasilan. Goals (target) adalah sesuatu yang luas dan jangka panjang yang ingin dicapai oleh sebuah usaha (business). Sifatnya umum dan tidak spesifik bahkan abstract. Goals merupakan jawaban dari pertanyaan berikut. Apakah anda ingin masuk pasar yang baru atau menaikkan penjualan dikondisi seperti sekarang?. Return apa yang anda harapkan dari investasi sekarang?. Memba has issue yang umum ini akan menolong kita fokus pada fase berikut yakni menentukan objective yang realistik. Objective (tujuan) merupakan target yang lebih spesifik. Objective termasuk keuntungan, produktivitas, pertumbuhan ( growth), efficiency, pangsa pasar (market share) dll. Karena beberapa objective bertentangan satu dengan lainnya, manager harus menyusun prioritas, memilih objective yang terpenting. 22 Step 7 Pelajari opsi 2 strategi yang ada dan pilihlah strategi yang sesuai. Strategi adalah peta (road map) dan master plan disusun oleh Entrepreneur berisi petunjuk taktik dan pelaksanaan untuk mencapai misi, goals dan objective perusahaan. Ada tiga strategi dasar yang harus dilaksanakan seorang entrepreneur, seperti dijelaskan berikut ini. Cost leadership strategy adalah strategi dimana perusahaan mengusahakan ongkos produksi terendah untuk menyaingi pesaing (competitor). Differentiation strategy, sebuah strategi dimana perusahaan mengusahakan kesetiaan pelanggan dengan cara memposisikan pro duk atau jasa dengan cara berbeda. Focus strategy. Suatu strategi dimana perusahaan memilih satu atau lebih segmen pasar, mencatat kebutuhan khusus pelanggan, dan memberikan pelayanan se-baik2nya untuk memenuhi kebutuhan-khusus pelanggan. Step 8 Terjemahkan rencana strategi (strategic plan) menjadi rencana kerja (action plan) Tidak ada rencana strategi yang lengkap sampai rencana tersebut diterjemahkan kedalam rencana kerja. Menindak lanjuti strategi (implement the strategy) agar mudah dilaksanakan, pemilik usaha harus membagi kedalam proyek 2 , mencoba mengenal masing 2 secara spesifik dengan menjawab pertanyaan 2 berikut. Maksud (Purpose). Bagaimana proyek disusun agar dapat diselesaikan dengan sempurna ?. Ruang lingkup (scope). Bagian apa saja diperusahaan yang terlibat dalam proyek ?. Kontribusi. Bagaimana proyek secara khusus berhubungan dengan proyek lainnya dan dengan keseluruhan strategic plan pada umumnya?. Kebutuhan sumber (Resource requirement). Seberapa besar sumber daya manusia dan keuangan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek? Waktu (timing). Bagaimana schedule dan target deadline untuk selesainya proyek?. Step 9 Rencanakan pengawasan yang baik. Mengawasi proyek dan menjaga agar tidak keluar jadwal berarti pemilik harus mengamati dan mengikuti indikator faktor kunci. Sumber dari indikator tersebut 23 terletak di catatan operasi aktivitas harian. Catatan ini membantu mengawasi deviasi (penyimpangan) dari standard yang disusun. Catatan keuangan, produksi, penjualan, inventory dan catatan operasional lainnya merupakan dokumen penting yang berfungsi membantu pengawasan. Proses perencanaan strategis tidak berhenti dengan sembilan step sebagaimana diuraikan diatas. Prosedur ini terus berulang ( ongoing procedures) sehingga manager dan karyawan bertambah pengalamannya dan memudahkan proses selanjutnya. Rencana strategis (Strategic planning) mengajarkan pelaku usaha untuk memiliki semangat disiplin yang dibutuhkan untuk kelangsungan usaha. Proses ini menolong setiap karyawan untuk leb ih mengerti akan usahanya, Core competencies, pesaingnya, dan yang terpenting pelanggannya. Meskipun rencana strategis tidak menjamin sukses, tetapi renstra ini menambah daya tahan usaha kecil dialam usaha yang penuh dengan persaingan ketat. 24 III. STRATEGI AWAL USAHA (ENTRY STRATEGIES) dan HARVESTING III.1 Pendahuluan Mendirikan suatu peluang usaha adalah pe kerjaan trial-and-error dan process yang iterative sampai menemukan bentuk yang sempurna. Faktor pendorong utam a (primary driving force) dibalik keberhasilan suatu usaha baru adalah koordinasi dari tiga elemen berikut yakni, Penggagas (the Founder), Kesempatan (the Opportunity) Modal (the Resources). 25 Kunci sukses yang mendukung lahirnya usaha baru ( new venture) adalah kesinambungan (continual), hati 2 , penilaian yang realistik dari faktor diatas dan waktu yang tepat ( real time) dimana aktivitas usaha ini berjalan. Setiap kegiatan usaha (Entrepreunial event) terjadi pada periode waktu yang tepat ( real time). Waktu dapat menjadi kawan, musuh atau keduanya. Jadi waktu sangat krusial pada setiap situasi didunia usaha ( entrepreunial situation). Proses untuk mengenal dan merebut kesempatan (opportunity) sering diibaratkan sebagai gelas pasir dimana bila pasir dibagian atas gelas habis berpindah ke ruang dibawahnya identik dengan habisnya dana (cash) dalam proses usaha. Banyak gagasan (ideas) yang dimiliki oleh entrepreneur, innovator, penemu ( inventors) dan mahasiswa. Harus diingat bahwa gagasan ( ideas) tidak selalu identik dengan kesempatan (opportunity). Untuk mengerti hal ini harus dipahami bahwa entrepreneurship adalah proses yang mengacu pada pasar ( market-driven process). Kesempatan (opportunity) itu menarik, awet (durable), sesuai waktu (timely) dan dikaitkan dengan produk atau jasa yang diciptakan untuk memberi nilai tambah untuk pembeli. Tantangannya kemudian adalah menangkap kesempatan dibalik ‘kekacauan’ situasi pasar, informasi yang tidak konsisten, dsb. Dalam situasi demikian opportunity terbuka lebar. Seseorang yang memiliki indera business akan cepat melihat kesempatan dalam ‘kekacauan’ situasi selagi mayoritas masarakat belum menyadari. Opportunity itu diciptakan atas dasar gagasan ( ideas) dan kreativitas usaha (entrepreneurial creativity). Dalam suatu system ekonomi bebas, opportunity itu timbul pada situasi yang berubah, kekacauan, kebingungan, inkonsistensi, kesenjangan informasi dan situasi ke’vacum’an lainnya dalam industri dan pasar. Perubahan dalam dunia usaha dan antisipasi akan perubahan adalah hal yang kritis dalam dunia entrepreneurship. Selalu waspada pada perubahan adalah kebiasaan yang menguntungkan bagi seorang pengusaha. Karenanya seorang entrepreneur yang credible, creative dan berkemauan keras (decisive) akan dapat merebut kesempatan ketika sebagian masarakat masih mempelajari situasi. Definisi usaha (Business definition) Ada 4 tipe dasar usaha (business) 1. Manufacturing – membuat produk yang tangible 2. Wholesale – Memborong dalam jumlah besar ( bulk) dari manufacturer dan menjual dalam beberapa jumlah lebih kecil kepada pengecer ( retailer) 3. Retail – Menjual eceran kepada konsumen 4. Service – Menjual produk yang bersifat intangible kepada konsumen 26 Definisi usaha mempunyai tiga elemen. 1. Penawaran produk/jasa (offer) – Apa yang kita jual kepada konsumen? Ini termasuk produk dan jasa dan bagaimana harganya 2. Target pasar/konsumen – Segmen konsumen seperti apa yang kita tuju?. Ini dinamakan target market. Menetapkan target pasar sedemikian hingga akan membantu menentukan konsumen potensial a dalah faktor yang penting untuk mencapai sukses. 3. Produksi dan kemampuan penyaluran kekonsumen – Bagaimana kita menyalurkan produk kita kepada konsumen dengan memuaskan III.2 Menciptakan Usaha (Business) dari Suatu Kesempatan (Opportunity) Kadang 2 entrepreneur melihat kebutuhan customer sebelum customer itu sendiri menyadarinya. Pada saat computer pertama diciptakan, bentuk fisiknya besar dan kemampuannya tidak sebesar seperti sekarang. Harganya sangat mahal hanya dapat dimiliki oleh perusahaan besar untuk keperluan operasinya. Masarakat awam tidak pernah membayangkan untuk memiliki computer karena hal 2 diatas dan cara pemakaiannya tidak mudah. Tetapi pencipta Apple computer Stephen Wozniak membayangkan bahwa suatu waktu dipastikan setiap rumah tangga akan memerlukan alat ini untuk keperluan se-hari 2 . Tantangannya adalah ukuran fisiknya kecil, kemampuannya besar dan harganya terjangkau. Pada tahun 1970 Stephen (the founder) bergabung dengan Steve Jobs melihat kesempatan (the opportunity) dan memulai menciptakan design Apple personal computer yang layak dipakai untuk umum. Lalu mereka mendapatkan investor ( the resources) dan segera menyusun business plan. Kemudian Apple computer ciptaan mereka mendapat sambutan besar dari masarakat sehingga pada tahun 1984 tercatat penjualan sebesar $1.5 milyard, mengalahkan industri besar IBM, Hewlett-Packard. Suksesnya mereka adalah karena melihat kesempatan untuk membuat produk yang memuaskan kebutuhan masarakat, dimana perusahaan raksasa diatas tidak melihatnya. Mendirikan usaha baru akan berisiko berhadapan dengan pesaing usaha sejenis. Hadirnya pesaing baru berarti bertambah cost diikuti dengan mengecilnya pangsa pasar, berkurangnya profit margin karena penurunan harga jual, biaya extra iklan untuk mengingatkan pelanggan bahwa pengusaha lama masih exist, dsb. Pengusaha baru akan masuk pasar dengan penawaran menarik bagi calon pelanggan, setelah mempelajari kelemahan pengusaha yang sudah berjalan. Satu dari putusan pertama seorang entrepreneur lakukan adalah memilih be ntuk kepemilikan (ownership) pada usaha yang baru. Merubah bentuk bila dirasa kurang 27 cocok dapat dilakukan tetapi akan sangat complex dan ber-belit 2 (complicated) dan mahal. Karenanya sangat penting untuk memilih bentuk yang tepat sebelum melangkah berusaha. Setiap bentuk usaha mempunyai kelebihan dan kekurangannya yang khas. Kunci dari memilih bentuk usaha yang tepat adalah mengenal karakteristik dari bentuk yang dipilih, dan mengetahui dampaknya terhadap lingkungan usaha. Meskipun tidak ada be ntuk kepemilikan yang ideal untuk setiap situasi, tetapi pasti ada bentuk yang cocok untuk suatu situasi pengusaha (entrepreneur’s circumstances). III.3 Bentuk Kepemilikan Usaha (Form of Ownership) Dibawah ini adalah beberapa pertimbangan yang setiap pengusaha harus pelajari sebelum mengambil pilihan bentuk kepemilikan (form of ownership). Pertimbangan pajak. Pengusaha harus menghitung jumlah pajak tahunan untuk setiap pilihan bentuk usaha. Liability exposure. Suatu bentuk tertentu dari kepemilikan usaha menawarkan perlindungan terhadap personal liability dari masalah keuangan, kerusakan produk dan permasalahan 2 lainnya. Pengusaha harus memutuskan seberapa jauh dia sanggup menanggung personal liability untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Keperluan modal awal. Pengadaan modal awal (startup capital requirement) berbeda pada setiap bentuk kepemilikan usaha. Bergantung dari besar kebutuhan modal awal dan dimana dibutuhkan, beberapa bentuk usaha mempunyai keunggulan dari yang lainnya. Pengawasan Dengan memilih salah satu bentuk kepemilikan, pengusaha akan melepaskan sebagian pengawasannya terhadap perusahaan. Pengusaha harus mempertimbangkan seberapa banyak pengawasan yang akan direlakan untuk dilepas sebagai imbalan bantuan dari orang luar untuk membina perusahaan. Sasaran usaha. Target besar usaha dan keuntungannya yang 28 (business goals) direncanakan akan berdampak pada bentuk kepemilikan yang sesuai dengan rencana. Rencana penggantian Bila memilih bentuk kepemilikan pengusaha Pimpinan perusahaan harus melihat kedepan pada saat mereka Management akan meneruskan tongkat kendali Succession plan perusahaan kepada generasi penerus. Beberapa bentuk kepemilikan usaha memudahkan transisi seperti ini. Bentuk kepemilikan usaha yang umum adalah kepemilikan tunggal ( sole proprietorship), kemitraan (partnership) dan perusahaan/korporasi (corporations). III.3.1 Kepemilikan tunggal (The Sole Proprietorship) Kepemilikan tunggal (sole proprietorship) adalah usaha yang dimiliki dan dikelola (managed) oleh seseorang. Bentuk usaha ini adalah yang paling diminati. Keuntungan kePemilikan Tunggal. Pembentukannya sangat sederhana. Kenyataan yang menarik adalah betapa cepat dan sederhananya prosesnya untuk segera memulai usaha. Tidak terlampau mahal biaya prosesnya. Insentif keuntungan (profit insentive). Setelah dipotong biaya operasi dan pajak, seluruh keuntungan perusahaan menjadi miliknya. Pengambil keputusan tunggal. Mudah untuk menghentikan usaha. Kendala kePemilikan Tunggal. Liabilitas pribadi yang tidak terbatas. Kelihatannya inilah kekurangan/kerugian terbesar dari bentuk kepemilikan tunggal. Semua hutang perusahaan menjadi hutang pri badi dari pemilik perusahaan. Kemampuan dan keahlian yang terbatas. Dalam menjalankan usaha ada satu aspek kegiatan usaha yang tidak dimiliki secara sempurna oleh pemilik usaha. 29 Perasaan terisolasi. Menjalankan usaha milik sendiri mempunyai fleksibilit as yang luas tetapi ada perasaan terpencil dimana bila ada masalah tidak ada seseorang yang dapat diminta tolong atau nasihat (feedback advice). Access terbatas pada kebutuhan modal. Pemilik tunggal biasanya akan mendapat kesulitan untuk memperoleh modal bila usahanya berkembang. III.3.2 Kemitraan (partnership) Kemitraan adalah gabungan antara dua atau lebih pribadi 2 yang bersepakat untuk bergabung dan menjalankan usaha yang menguntungkan. Mitra (partner) berbagi (share) asset, risiko (liabilities) dan keuntungan sesuai dengan perjanjian dan kesepakatan (terms and conditions). Kesepakatan kemitraan (partnership agreement) adalah dokumen berisi petunjuk pelaksanaan operasi kemitraan untuk melindungi masing 2 anggota/mitra. Partnership agreement adalah sarana (infra structure) yang dijadikan pegangan agar selalu berjalan pada arah yang benar. Biasanya Partnership Agreement berisi pasal 2 baku (standard) sebagai berikut. 1. Nama kemitraan 2. Maksud usaha. Apa alasan usaha ini diciptakan?. 3. Lokasi perusahaan. Dimana pusat usaha akan didirikan? 4. Periode (jangka waktu) kemitraan. Berapa lama rencana kemitraan ini dilaksanakan? 5. Nama mitra (partners) dan alamat masing 2 . 6. Kontribusi masing 2 mitra kepada usaha. Ini termasuk pengaturan investasi masing 2 mitra kepada usaha bersama. Beberapa mitra diminta bergabung karena pengalamannya, jaringan pemasaran (net working). 7. Perjanjian yang mengatur pembagian laba dan rugi . 8. Perjanjian jumlah gaji atau pembagian keuntungan bagi masing 2 mitra. 9. Prosedur ekspansi melalui penambahan mitra. Bila salah satu mitra mengundurkan diri bagaimana assets dibagi?. 10.Penjualan saham mitra. Perjanjian kemitraan harus memasukkan pengaturan mitra bila ingin menjual bagiannya kefihak luar. 11.Berhalangan atau cacat dialami salah satu mitr a. Bila hal tersebut terjadi untuk jangka waktu tertentu, apakah kemitraan akan diteruskan 30 12. Modifikasi atau revisi surat perjanjian . Tidak ada dokumen yang ditulis berlaku selamanya. Perjanjian kemitraan harus berisi pasal 2 yang mengatur modifikasi atau revisi. Keuntungan bentuk kemitraan a. Mudah didirikan. Seperti kepemilikan tunggal, kemitraan mudah dan murah didirikan. b. Keahlian yang saling mengisi (complementary skills). Kemitraan akan memberi kesempatan untuk memilih mitra yang bisa salin g mengisi. c. Pengumpulan modal yang lebih besar . d. Kemampuan untuk menarik mitra pasif (limited partner) . Mitra pasif tidak ikut menjalankan operasional usaha tetapi hanya membantu modal saja. Mitra seperti ini liabilitasnya terbatas pada besarnya share yang dimiliki. e. Fleksibilitas. Kekurangan/kerugian bentuk usaha kemitraan Kesulitan melepaskan bagian kepemilikan (share) tanpa membubarkan kemitraannya. Kesulitan kontinuitas (lack of continuity). Bila satu anggota mitra meninggal, sering kali sulit mener uskan karena ahli warisnya belum tentu mendapat hak menggantikannya. Berpotensi terjadinya conflict antara anggotanya III.3.3 Korporasi (Corporations) Korporasi merupakan suatu bentuk usaha yang terpisah dari pemilik. Korporasi menjalankan usaha, bayar pajak, hutang, membuat contract dsb. Korporasi didefinisikan juga sebagai ‘suatu bentuk semu, tidak terlihat, intangible dan exist hanya dalam lingkaran hukum’. Korporasi tunduk pada h ukum yang berlaku dimana korporasi tersebut didirikan. Keuntungan bentuk korporasi Liability terbatas dari stockholders . Korporasi membolehkan investor untuk membatasi liabilitynya sebatas besarnya modal yang ditanam. Payung hukum (legal protection) terhadap asset pribadi sangat penting bagi investor. Kemampuan untuk menarik modal. 31 Dengan adanya perlindungan terhadap liability terbatas ( limited liability), menjadikan korporasi bentuk yang effective untuk mengumpulkan sejumlah besar modal. Korporasi dapat menjual sahamnya ( stock) kepada beberapa investor (a private placement) dan kepada umum (a public offering). Dapat selalu meneruskan operasional usaha. Kelangsungan hidup korporasi tidak tergantung dari anggotanya ( share holders) karena merupakan badan hukum terpisah ( separate legal entity). Kepemilikan dapat dipindahkan (transferable ownership). Kendala bentuk Korporasi Proses pembentukannya menyangkut waktu dan biaya (cost). Antara lain permasalahan dengan legal, dsb. Berpotensi membayar pajak ganda (double taxation) Pajak dikenakan terhadap keuntungan Korporasi da n pajak pada pemegang saham terhadap dividend yang dibagikan. Berpotensi menurunnya motivasi managers Waktu perusahaan berkembang, kebutuhan manager professional timbul. Manager 2 baru ini belum tentu mempunyai motivasi dan dedikasi seperti pemilik dalam memajukan usaha. Cara menghindarinya, dipakai cara 2 profit-sharing untuk manager, bahkan paket kepemilikan terbuka untuk karyawan dinamakan employee stock ownership plan (ESOP). Kebutuhan proses hukum dan birokrasi peraturan. Korporasi dituntut memenuhi prosedur hukum dan keuangan yang ketat. Entrepreneur (pemilik korporasi) harus menghindari pencampur adukan uang pribadi dengan korporasi. Harus mengikuti peraturan ketat yang mengatur pencatatan (recording) dan laporan transaksi business. Management haru s mengadakan rapat tahunan dan konsultasi dengan dewan direksi ( board of directors) mengenai putusan 2 penting. Management diwajibkan membuat laporan keuangan tahunan (bagi perusahaan publik) kepada komisi Sekuritas ( Securities and Exchange Commission). Berpotensi kehilangan kontrol oleh pemilik (founder) . Bila ’founder’/pemilik usaha menjual sebagian kepemilikannya untuk tambahan modal bagi pengembangan usaha, maka kendali atas usahanya berkurang tergantung dari besarnya saham yang dijual. Bila saham pemi lik tidak lagi mayoritas, bahkan ada kemungkinan pemilik saham bergabung menjadi mayoritas dan bersepakat untuk membeli saham dan kemudian mengeluarkan pemilik dari perusahaan. 32 III.4 Waralaba (Franchising) Waralaba adalah system distribusi dimana pemilik usaha semi independent disebut franchisees membayar fees dan royalties kepada perusahaan induk atau parent company disebut franchisor, sebagai imbalan dari hak franchisees menjual produk atau jasanya dengan memakai pola business ( business-format) dan systemnya. Business-format franchising adalah suatu kesepakatan dimana perusahaan induk (franchisor) menawarkan jasa kepada perusahaan pembeli ( franchisee) dalam berbagai bidang, antara lain, marketing, periklanan, strategic planning, petunjuk pelaksanaan manual dan standard operasi produksi, dan petunjuk quality control. Franchisees tidak membangun businessnya sendiri secara otonomi; tetapi mereka membeli ‘success package’ dari franchisor, yang mengarahkan mereka bagaimana menjalankannya. Ada 3 type usaha waralaba (franchising). 1. Waralaba merek dagang (Tradename franchising) Suatu sistim franchising dimana franchisee membeli hak memakai merek dagang tanpa menjual barang spesifik buatan franchisor. 2. Waralaba keagenan produk (Product distribution franchising) Suatu system franchising dimana franchisor memberi lisensi kepada franchisee untuk menjual barang 2 nya dengan merek dan simbol dagang franchisor dalam suatu jaringan distribusi yang selektif dan terbatas. Contohnya business keagenan mobil dan produkn ya (Honda, Toyota), produk bahan bakar (Pertamina, Shell, Petronas), soft drink (Coca -Cola, Pepsi-Cola). 3. Waralaba sempurna (Pure franchising) Disebut juga comprehensive atau business format franchising. Suatu system waralaba yang memberikan franchisee pola business yang lengkap (complete business format) termasuk lisensi merek dagang, produk atau jasa yang dijual, bentuk toko, metode operasi, strategi pemasaran, proses quality control, dll. Bentuk ini merupakan integrasi penuh ( fully integrated business operation). W aralaba tipe ini adalah yang paling berkembang saat ini dipakai pada industri perhotelan, fast-food restaurant, institusi pendidikan, car rental, dll. Franchisee mendapatkan kesempatan memiliki usaha kecil secara relative cepat. Karena dia membawa brand name ternama, sering kali usahanya mencapai impas ( break even) lebih cepat daripada usaha pribadi. 33 Franchisee juga mendapatkan keuntungan dari pengalaman business franchiser (perusahaan induk). Banyak entrepreneur belum berpengalaman yang masuk business sendirian membuat banyak kesalahan yang mahal. Franchisor yang sudah punya nama, seperti McDonald’s, Kentucky Fried dsb. sudah melalui masa kritis dalam mengawali usaha sebelum mereka berhasil. Sebelum entrepreneur terjun kedalam business franch ising, dia harus menjawab pertanyaan ”Apakah yang bisa saya dapatkan dari suatu usaha waralaba yang saya sendiri tidak sanggup dapatkan?” Berikut ini dapat dipelajari keuntungan dan kendala ( drawback) dari usaha waralaba. Keuntungan membeli system waralaba (franchise) Management training dan dukungan (support) . Daya tarik merek. (brand appeal). Menggunakan nama terkenal akan sangat membantu pemasaran Kualitas yang terjamin dalam produk dan jasa . Format usaha (business format) dan produk yang sudah ter uji. Lebih banyak kesempatan untuk berhasil Kendala membeli sistem waralaba Franchise fee dan profit sharing Semua franchiser mengenakan berbagai bentuk fee dan berbagai bagian dari hasil penjualan (revenue) franchisee sebagai imbalan dari pemakaian nam a merk dagang, produk dan jasa serta pola usaha ( business system). Kewajiban ketat mengikuti standard operasi. Kebebasan yang terbatas. Kemungkinan pemberian program pelatihan yang tidak sempurna. Pasar yang jenuh III.5 Perusahaan Keluarga (Family Business) Didalam usaha keluarga, bobot kepemilikan dan pengawasan berada ditangan beberapa anggota keluarga, dan dimana beberapa anggota keluarga terlibat langsung didalam operasi kegiatan usaha. Pemilik perusahaan keluarga akan meneruskan usahanya kepada anggota keluarga lainnya. Pemilik usaha harus memutuskan apakah semua anggouta keluarga dipekerjakan, diberi gaji menurut pasaran yang berlaku atau lebih tinggi. Kebanyakan ahli mengatakan bahwa anggouta keluarga hanya dipekerjakan bila yang bersangku tan memenuhi persyaratan posisi kerja yang dibutuhkan dan digaji menurut standard pasar yang berlaku. III.5.1 Kelebihan dan Kendala Usaha Keluarga 34 Usaha keluarga mempunyai kelebihan antara lain, stabilitas, kepercayaan, ketangguhan, kecepatan, kesan positif dari masarakat, dan kemampuan pengorbanan untuk jangka lama. Tetapi usaha keluarga mempunyai kendala yakni bila masalah intern keluarga masuk kedalam kegiatan usaha. Sebuah keluarga didasari oleh perasaan, perhatian, dan rasa aman. Sedangkan urusan business berputar disekitar produktifitas, keberhasilan, dan keuntungan. III.5.2 Pasangan Wirausaha (Entrepreneurial Couples) Banyak usaha yang dijalankan oleh sepasang suami isteri t anpa mempunyai pegawai. Usaha suami isteri bisa menciptakan suasana ya ng conduceive bagi kemajuan usaha maupun pada waktu yang sama mendatangkan suasana yang menegangkan. Diawal usaha pada saat cash flow terbatas, kombinasi kegiatan usaha suami isteri merupakan situasi yang ideal. Sering terjadi suami isteri bekerja keras s epanjang hari untuk hasil yang terbatas, suatu dedikasi terhadap pekerjaan yang tidak mungkin dapat ditoleransi oleh pegawai biasa. Sering terjadi pembagian kerja (shift) antara mereka. Usaha suami isteri ini mempunyai kelemahan, yakni sensitifitas hubun gan mereka akan mempengaruhi jalannya usaha, antara lain, decision making, dan sharing power. Bila perusahaan berkembang menjadi besar, salah satu jalan keluar adalah membuat perjanjian tertulis yang mengatur putusan 2 apa saja yang memerlukan persetujuan bersama. Keahlian masing 2 mungkin berbeda tetapi harus compatible. Berbeda tetapi saling mengisi (complementary). Suami isteri harus sepakat dengan visi dan misi usaha, menuju goal yang sama 2 ingin dicapai. III.5.3 Penyertaan anak kedalam kegiatan usaha Banyak usaha keluarga yang pada perkembangannya mengikut sertakan tenaga anak. Sering terjadi sejak dari umur mereka yang relatif muda, dimana usaha keluarga merupakan bagian hidupnya. Situasi ini memberi kesan se-olah 2 transisi pengendalian usaha dari orang tua keanak akan berjalan lancar , berjalan secara alami. Tetapi statistik kenyataan yang terjadi tidaklah demikian. Didunia barat hanya 30% usaha keluarga yang berhasil diteruskan oleh generasi kedua. Kesulitan pengalihan kendali perusahaan kepada generasi kedua disebabkan beberapa alasan berikut. Alasan pertama, banyak anak yang tidak menginginkan pekerjaan yang me nyita jam kerja yang panjang, dan tanggung jawab penting ( substantial commitment) dimana anak 2 nya enggan mengambil alih. Anak 2 nya mungkin mempunyai pilihan profesi yang berbeda dengan orang tuanya. Secara kejiwaan, banyak anak yang tidak ingin hidup 35 dibawah bayangan orang tuanya. Mereka ingin membentuk jati dirinya sendiri dan membuktikan kemampuannya dengan memilih profesi yang berbeda. Alasan kedua, kemungkinan persaingan antara anak 2 nya sendiri. Banyak terjadi rasa persaingan yang begitu kuat diantara anak sehingga menyulitkan suksesi kepemimpinan usaha keluarga. Disamping itu banyak orang tua yang tidak ingin gaya dan sistim kepemimpinan usaha mengalami perubahan pada waktu diambil alih anak. Orang tua yang sukses mendirikan usaha dari awal sangat sulit menerima idea baru. Suksesi yang bermasalah juga dapat terjadi bila usaha yang sukses dari dua orang yang bermitra (partnership) ingin dilimpahkan kepada masing 2 anak mereka. Kerjasama yang erat antara bapak mereka tidak otomatis berlaku bagi generasi kedua bapak 2 nya. III.5.4 Rencana suksesi (Succession Plan) Suksesi (Succession) adalah proses pelimpahan kepemimpinan ( leadership) kepada generasi berikutnya. Proses suksesi itu bukan hanya sekedar mengalihkan assets dan operasi perusahaan. Agar terjadi proses suksesi yang sempurna pelimpahan kepemimpinan (leadership) dan nilai (values) harus dipersiapkan jauh sebelumnya. Waktu yang cukup harus dipersiapkan untuk mensosialisasikan r encana suksesi dan ’road map’ yang berisi strategi perusahaan kepada penerus. III.6 Membeli/Mengakuisisi Suatu Perusahaan Mengawali suatu usaha seperti digambarkan sebelum ini bukan satu 2 nya pilihan. Dengan berkembangnya trend kewirausahaan (entrepreneurship) membeli suatu usaha kecil banyak terjadi. Keputusan untuk membeli atau mengakuisisi perusahaan merupakan proses yang lama karena melalui banyak pertimbangan dan penelitian. Sebelum putusan diambil, pertanyaan dibawah ini harus terjawab Apakah ini usaha (business) yang tepat untuk dikelola dalam situasi pasar pada masa ini?. Pengalaman apa yang kita miliki dalam jenis usaha ini dan dunia industri dimana usaha ini tergolong?. Sejauh mana pentingnya pengalaman dalam usaha ini guna menjamin keberhasilan. Dimana sebaiknya usaha ini berlokasi? Tingkat harga dan metoda pembayaran apa kiranya yang sesuai untuk kita dan penjual/pemilik usaha? Dalam situasi kita, apa benar kita harus membeli usaha orang lain dar ipada membangun usaha itu sendiri dari awal?. Potensi apa yang dimiliki perusahaan untuk menjamin keberhasilan? 36 Bila ada, perubahan 2 apa yang diperlukan pada perusahaan untuk menjalankan potensi perusahaan tersebut secara maksimal? Keuntungan membeli/akuisisi perusahaan Usaha yang sudah baik akan terus baik Management yang lama sudah membina pelanggan, hubungan dengan pemasok, dan menyusun sistem kerja. Pemilik baru hanya harus membuat sistem yang menarik pelanggan baru sambil mempertahankan yang suda h ada. Usaha yang diambil alih mungkin sudah berada dilokasi yang cocok. Adalah bijaksana bila keputusan membeli usaha yang sudah berada dilokasi yang tepat. Karyawan dan pemasok (suppliers) sudah terbentuk (established). Suatu usaha yang sudah exist biasanya memiliki pegawai berpengalaman sehingga tidak ada masalah dengan mengoperasikan perusahaan. Pegawai yang berpengalaman dapat segera menjalankan perusahaan dan generate cash flow, sedangkan pemilik yang baru masih harus mempelajari usaha atau businessnya yang baru. Disamping itu usaha yang sudah berjalan biasanya mempunyai jaringan pemasok dengan track record yang baik. Alat produksi sudah terpasang dan kapasitas produksi sudah diketahui. Sebelum membeli suatu perusahaan kita mempunyai waktu untuk mem pelajari kondisi pabrik dan alat produksi serta kapasitas perusahaan sebelum mengambil keputusan. Pemilik sebelumnya tentu sudah mencapai level operasi yang efisien melalui trial and error. Dalam banyak hal, seorang pembeli biasanya akan mendapatkan harga fasilitas dan alat produksi yang lebih rendah daripada harga penggantian (replacement cost) mesin. Pemilik baru dapat menarik pelajaran dari pengalaman pemilik lama . Meskipun apabila pemilik lama tidak dapat dihubungi, pemilik baru mempunyai akses terhadap catatan 2 usaha yang sudah lalu (business record) untuk mempelajari pengalaman jalannya perusahaan. Hal yang harus diwaspadai dalam mengakuisisi perusahaan Teliti alasan perusahaan dijual. Perusahaan dijual mungkin karena tidak pernah menguntungkan. Tel iti laporan keuangannya. Sering laporan keuangan di’reka yasa’ sedemikian se -olah 2 menguntungkan. Tetapi meskipun demikian membeli perusahaan yang merugi tidak sepenuhnya ’taboo’. Bila potensi pemasaran baik tetapi karena jalannya perusahaan tidak efisien, tentu ini merupakan konsiderasi yang harus 37 dipertimbangkan. Perusahaan seperti ini biasanya tidak mempunyai posisi tawar (bagaining position) yang kuat. Situasi perusahaan yang tidak mengu ntungkan. Usaha mengesankan bagus dari luar, laporan keuangan b aik. Tetapi pemilik lama tidak menjaga hubungan baik dengan pelanggan, kreditor dan pemasok juga suasana diantara para pekerja tidak harmonis. Perusahaan seperti ini untuk jangka yang lama akan mempengaruhi kinerjanya. Karyawan mungkin tidak cocok menjala nkan usaha baru Bila pemilik baru akan menjalankan usaha baru, mungkin karyawan yang ada tidak siap merubah mind set terhadap usaha baru. Disamping itu pemilik lama mungkin mempekerjakan karyawan yang kemampuannya di -bawah rata2 karena mereka itu teman atau mereka termasuk golongan ’tua’ yang membangun perusahaan ini. Akibatnya sering terjadi kehadiran pemilik baru tidak ’ welcome’ diperusahaan. Karyawan semacam ini yang tidak senang dengan keadaan baru tidak akan bekerja produktif. Lokasi perusahaan menjadi tidak tepat. Apa yang semula lokasinya sangat ideal untuk menjalankan usaha menjadi tidak menguntungkan karena munculnya pesaing besar didaerah tersebut, dan kecenderungan (trend) perubahan demography. Calon pembeli perusahaan harus waspada akan trend perubahan pemasaran (market trend). Alat dan fasilitas produksi mungkin sudah ketinggalan jaman (obsolete). Pembeli usaha baru sering melupakan faktor ini. Setelah operasi berjalan baru diketahui peralatan 2 yang sudah obsolete, tidak efisien dan sulit diperoleh suku cadangnya. Mengganti mesin 2 adalah anggaran yang sangat mahal. Perubahan dan inovasi sangat sulit dilaksanakan. Adalah selalu lebih mudah membuat r encana perubahan daripada melaksanakannya. Kebijakan perusahaan yang sebelumnya sudah berjalan sul it dirubah. Contohnya, bila policy lama memberi potongan harga 10% untuk misalnya pemesanan 100 potong produk tertentu, maka hampir tidak mungkin untuk menghapuskan kebijakan discount seperti ini tanpa kehilangan pelanggan. Inventory mungkin sudah kadaluwarsa atau obsolete. Inventory itu berguna hanya kalau barangnya masih bisa dijual atau dikerjakan sehingga mempunyai nilai jual. Jangan percaya pada neraca perusahaan (firm’s balance sheet) yang menyangkut inventory. Beberapa mungkin bertambah nilai karena pengaruh inflasi, tetapi kenyataannya nila i ini sesungguhnya sudah terdepresiasi. Membaca inventory pada neraca perusahaan harus selalu menilai atas dasar market value bukan book value. 38 III.7 Langkah Dalam Pengambil Alihan Usaha (Acquiring a Business) Membeli suatu perusahaan dapat berisiko bila tidak dilakukan secara hati 2 . Untuk menghindari kesalahan yang berakibat mahal , seorang entrepreneur harus memperhatikan langkah 2 berikut ini. Pelajari keterampilan, kemampuan dan minat kita untuk menentukan u saha apa yang paling tepat Buatlah daftar calon usaha yang berpotensi Teliti daftar usaha diatas dan pelajari usaha yang diperkirakan memenuhi kriteria diatas Pelajari pilihan 2 pengadaan dana (financing options) Jagalah proses transisi yang lancar III.8 Evaluasi Suatu Usaha yang Sedang Berjalan Sebelum proses pembelian suatu usaha dilaksanakan, diperlukan team yang terdiri dari spesialis, bertugas untuk membuat evaluasi dari suatu potensi usaha. Team tersebut bertugas mempelajari lima pertanyaan penti ng berikut ini. 1. Mengapa pemilik usaha mau menjual usahanya? Setiap calon pembeli harus memeriksa alasan sesungguhnya usaha ini dijual 2. Bagaimana kondisi fisik perusahaannya? Calon pembeli harus meng evaluasi business assetnya untuk menentukan nilainya. Apakah harga yang diminta pantas?. Apakah asset produksinya ketinggalan jaman (obsolete) atau perlu diganti?. Apakah unit perusahaan beroperasi dengan efisien? Kondisi fisik alat produksi dan gedung harus diperiksa 3. Potensi apa yang terlihat pada produk atau jasa perusahaan? Suatu market analysis yang teliti dapat menuju kepada sales forecast yang akurat dan realistik dari suatu perusahaan. Penelitian ini dapat memberi rekomendasi kepada pembeli apakah perusahaan layak dibeli atau tidak. Analisa pasar (market analysis) mencakup pendataan pembeli (customers) yang sedang berjalan maupun potensi akan datang, analisa pesaing. 4. Aspek hukum apa yang sedang berjalan diperusahaan ini yang perlu dipertimbangkan? Contoh potensi jebakan hukum yang sering dihadapi adalah liens, contract assignments, covenants not to compete, ongoing legal liabilities. Liens adalah klaim kreditor terhadap suatu asset. 39 Contract assignment. Seorang pembeli harus meneliti hak dan kewajiban dari perusahaan yang akan diambil alih terhadap suppliers, pegawai, pembeli (customers), dsb. Covenant not to compete adalah perjanjian antara pembeli dan penjual untuk tidak bersaing dalam jangka waktu tertentu dan didaerah tertentu. Ongoing legal liabilities mencakup 3 aspek. Kondisi fisik. Ini menyangkut safety bagi karyawan, apakah bangunan memakai asbestos yang dilarang dan apakah kondisi industri telah memenuhi persyaratan keamanan yang diatur oleh pemerintah, dsb. Product liability claims. Pembeli harus memeriksa apakah produk mempunyai cacat yang berpotensi tuntutan hukum dikemudian hari, dsb. Labor relations. Bagaimana hubungan antara direksi dengan karyawan?. 5. Apakah keuangan perusahaan ini sehat? Calon pembeli harus mempelajari laporan keuangan untuk menentukan apakah perusahaan ini sehat. Dalam menganalisa laporan keuangan, pembeli perusahaan harus ingat bahwa investasi dalam suatu usaha harus mendatangkan return yang memadai dari uang yang ditanam. Seorang pembeli harus tahu bahwa ia membeli potensi keuntungan dari usaha yang ia beli. Untuk m empelajari potensi keuntungan, pembeli harus mempelajari laporan keuangan terdahulu, operating expenses, dan keuntungan dan assets yang dipakai untuk menghasilkan keuntungan tersebut. III.9 Cara Menentukan Nilai Perusahaan Menetukan nilai perusahaan tidak dapat dilakukan dengan pasti. Hal ini adalah perpaduan antara seni dan ilmu. Faktor yang mempengaruhi penentuan nilai perusahaan mencakup : jenis usaha, posisinya didalam market atau industri, laporan keuangan perusahaan, kemampuan usaha (earning capacity), intangible assets yang mungkin dimiliki (patent, merk dagang, dsb) dan faktor 2 lainnya. Alasan utama membeli perusahaan yang sudah berjalan adalah potensi mendatangkan penghasilan dimasa depan. Alasan kedua yang umum adalah untuk mendapatkan basis asset; karena lebih mudah membeli asset daripada membangunnya. Ada tiga teknik dasar untuk menentukan nilai suatu usaha. Teknik Balance Sheet Ini adalah cara untuk menentukan nilai usaha didasarkan atas nilai dari net worth perusahaan. (Net worth = Total assets – Total liabilities). 40 Masalahnya dengan cara ini adalah tidak menggambarkan realitas. Banyak usaha kecil mempunyai nilai pasar (market value) yang melebihi nilai yang diperlihatkan pada laporan book value. Untuk mendekati realita, dipakai tenik Adjusted Balance Sheet, dimana book value of net worth disesuaikan agar memperlihatkan market value yang sesungguhnya. Selanjutnya disebut adjusted balance sheet technique. Earnings Approach Earning approach adalah metoda yang menetukan nilai perusahaa n dengan pengertian pembeli membeli potensi pemasukan dimasa datang (future income earning) dari suatu business dengan anggapan bahwa nilai perusahaan bergantung dari kemampuan untuk menciptakan penghasilan tetap sepanjang waktu . Dengan perkataan lain, earning approach mengenal bahwa asset adalah refleksi nilai sebenarnya dari pendapatan produksi dimasa datang. Ada tiga cara untuk mendapatkan earning approach. Cara 1: Excess Earning Method. Metoda ini menggabungkan nilai pasar (market value) tangible asset dikurangi dengan liabilities ditambah dengan estimasi potensi pendapatan dimasa mendatang (nilai intangible) menjadi total nilai jualnya (selling price). Nilai pendapatan dimasa mendatang merupakan refleksi kinerja dan reputasi perusahaan. Nilai itu dapat berkisar 7 kali (years of profit figure) extra earning power bagi perusahaan yang mapan ( well established). Rata 2 yang wajar diindustri adalah antara 3 dan 4. Untuk usaha yang sangat berisiko angkanya 1. Nilai pendapatan dimasa mendatang masuk kategori nilai intangible. Nilai jual = market value tangible asset – liabilities + nilai intangable Cara 2: Capitalized Earning Approach Suatu metoda yang menentukan nilai usaha dengan cara membagi estimasi pendapatan (estimated earnings) dengan angka rate of return yang dapat diperoleh pembeli untuk suatu investasi dengan risiko yang sama. Nilai usaha = (Capitalized earnings) Net earnings (setelah dikurangi gaji pemilik usaha) --------------------------------------------------------------------Rate of Return Untuk perusahaan mapan dengan risiko business kecil, ROR bisa 15 percent. Perusahaan yang tingkat risikonya tinggi ROR bisa sampai 50 percent . Perusahaan dengan risiko normal rata 2 ROR adalah 20 hingga 25 percent. Cara 3: Discounted Future Earning approach 41 Suatu metoda menentukan menilai usaha dengan meramalkan pendapatan perusahaan beberapa tahun mendatang (Future Value) dan kemudian di discount untuk dihitung nilai sekarang (Present Value). Market Approach Ini adalah metoda penilaian usaha dengan menggunakan teknik price earnings (P/E) ratio dari perusahaan 2 publik lainnya yang serupa. Pembeli harus menggunakan contoh perusahaan yang sahamnya dijual secara umum untuk mendapatkan pembanding yang berarti. Nilai jual = P/E ratio rata 2 perusahaan pembanding X estimated Net Earnings perusahaan kita Price earning ratio adalah suatu angka ratio antara har ga pasar selembar saham dibagi dengan jumlah total keuntungan perusahaan (profit earning) per lembar saham yang diterbitkan. Makin tinggi P/E ratio makin baik karena mencerminkan kepercayaan publik kepada perusahaan yang dinyatakan dengan harga per lembar saham dipasar. III.10 Harvesting dan Exit Strategy Harvesting adalah metoda untuk mendapatkan uang dari hasil usa ha dengan cara menjual perusahaan, go public, atau bergabung dengan perusahaan yang lebih besar. Franchising dan Licensing disebut strategi Replication karena ini adalah cara mendapatkan modal dari usaha yang semula kita rintis melalui cara orang lain men irunya. Harvesting berbeda dari replication karena entrepreneur tidak lagi terlibat begitu usahanya di’harvest’. Tidak semua usaha dapat di harvest bila perusahaan banyak hutang atau tidak menghasilkan produk atau jasa yang bernilai. Entrpreneur hanya da pat meninggalkan usaha semacam itu dengan cara likuidasi (liquidation). Pilihan harvesting dapat dilaksanakan dengan lima cara: 1. Restrukturisasi Perusahaan, percepat free cash flow – Untuk 7 sampai 10 tahun pertama business kita ingin reinvest sebanyak mungkin keuntungan kedalam kegiatan usaha (business) agar supaya berkembang. Pada contoh berikut, kita siap untuk keluar (exit). Misalkan kita mempunyai perusahaan dengan nilai pasar $15 juta. Kita membentuk perusahaan baru dengan meminjam dana bank sebesar $ 12 juta dan $3 juta dalam bentuk equity, yang terdiri dari $1.5 juta equity pemilik usaha dan $1.5 juta equity investor yang minta kita tetap duduk dalam perusahaan. Jadi perusahaan baru membeli perusahaan kita sebesar $15 juta. Jadi status kita 42 sekarang menjadi: Terima cash $13.5 juta ($15 juta dikurangi equity investment $1.5 juta) dan masih mempunyai 50% kepemilikan. Kita dapat mulai mengurangi investment dan mengambil cash out sebagai dividends. Secara skematis lihat gambar III.1 dibawah ini. Keuntungan Kita dapat mempertahankan kepemilikan dengan strategi ini Kita tidak perlu mencari pembeli Kerugiannya Diperlukan accountant yang baik untuk membantu menghindari pajak yang tinggi (major taxes) Diperlukan waktu lama cara exit strategy seperti ini Perusahaan Sebelum Restructuring Restructuring Equity Pemilik $1.5 juta Posisi baru pemilik Kepemilikan 50% $1.5 juta Equity Investor $1.5 juta Nilai pasar $15 juta Pinjaman bank $12 juta Cash out $13.5 juta Gambar III.1 Restrukturisasi Usaha untuk dijual 2. Management Buy-out (MBO) – Pada strategi ini entrepreneur menjual usahanya kepada manager perusahaannya, yang memiliki uang pribadinya melalui personal saving dan hutang. Keuntungannya Bila usahanya mempunyai nilai, manager akan tertarik membeli Entrepreneur mempunyai kepuasan emosional karena menjual kepada orang 2 yang dikenal dan dilatih Kerugiannya Bila manager membelinya melalui hutang pinjaman, ada kemungkinan manager tidak sanggup melunasi pembayarannya. Bila pembayaran terakhir kepada pemilik bergantung dari earning perusahaan pada jangka akhir kuartal, manager d apat dengan sengaja mengurangi laba perusahaan. 43 3. Employee Stock Ownership Plan (ESOP) – Strategi ini menawarkan rencana paket pensiun pegawai dan menawarkan pengusaha dengan mitranya menjual stock perusahaan dan keluar (exit) dari perusahaan. Perusahaan menawarkan karyawan untuk membeli stock perusahaan sebagai bagian dari retirement plan. Keuntungannya Skema ESOP mempunyai keuntungan pajak. Dividend yang dibayarkan untuk membeli stock pada ESOP dianggap sebagai tax-deductible expense. Kerugiannya Ini bukan strategi yang baik bila pemilik tidak ingin karyawan mengontrol perusahaan. Cara ESOP ini mengharuskan pemilik membuka buku perusahaan kepada karyawan. 4. Merging atau Dibeli (Being Acquired) – menjual perusahaan kepada perusahaan lain, lazim disebut dengan istilah straight business sale, merupakan exit strategy yang menarik bagi seorang pemilik usaha yang ingin melihat karyanya mendapat kesempatan untuk tumbuh dengan menggunakan dana perusahaan lain. Dengan cara ini pemilik harus memilih apakah akan men jual seluruh asset dari usahanya atau mentransfer kepemilikannya kepada pembeli melalui penjualan stock perusahaan. Keuntungannya Strategi ini dapat menanggung biaya perkembangan ( growth) dimana perusahaan tidak dapat melakukannya sendiri. Pemilik dapat segera exit atau ikut dengan perusahaan baru dan melakukan exit dikemudian hari. Kerugiannya Dapat memeras emosi dengan perundingan yang cukup ketat. Proses penjualan dapat memakan waktu lama. 5. Initial Public Offering (IPO) – ”Going public” berarti menjual stock perusahaan dipasar modal. Diperlukan memilih investment banker untuk memproses IPO, membuat presentasi sales kepada broker dan investors sampai kepada menawarkan stock perusahaan kepada pasar. Keuntungannya Bila business kita bagus, hal ini dapat sangat menguntungkan untuk harvesting. Pasar dapat memberikan premium tinggi pada nilai perusahaan. Kerugiannya 44 IPO sangat menarik, memerlukan kerja keras oleh pengusaha, tetapi akhirnya pasar yang akan menentukan nilai sesungguhnya dari perusahaan kita. IV. Produk Baru dan Pengembangannya Perusahaan kecil dan entrepreneur mempunyai kemudahan mengembangkan produk baru karena mereka tidak terikat dengan segala aturan dan regulasi yang berlaku diperusahaan besar. Keputusan dapat diambil lebih cepat dan seorang entrepreneur sering lebih tahu kebutuhan konsumen. Pada umumnya kesulitan yang dialami usaha kecil adalah tidak adanya dukungan finansial. Perusahaan kecil tidak mempunyai toleransi untuk gagal karena keterbatasan dana. Perusahaan besar selalu mempunyai sektor usaha lainnya yang dapat menutup kerugian. IV.1 Mengembangkan gagasan baru Banyak cara untuk mengembangkan gagasan baru untuk produk atau jasa, tetapi lebih sulit untuk menciptakan konsep baru. Berikut ini diterangkan cara yang biasa ditempuh untuk mengembangkan gagasan baru Kenalilah kebutuhannya. Banyak usaha kecil didirikan karena entrepreneur melihat kebutuhan dipasar yang belum tersalurkan. Misalnya karena bertambahnya arus pengunjung dari Jakarta menyusul diselesaikannya hubungan langsung melalui jalur tol, perlu diadakan lebih banyak fasilitas bagi memenuhi kebutuhan, misalnya, hotel, restaurant, cafe, dsb. Perbaiki produk atau jasa yang sudah ada. Akan mendatangkan manfaat bila dapat menentukan produk atau jasa yang tidak mengalami perbaikan dalam beberapa tahun ini, kemudian diusahakan perubahan yang diperlukan. Misalnya, pada jasa bengkel mobil bila ternyata tendensi konsumen bertambah, perlu diadakan sistim ticket agar giliran pelayanan dapat teratur. 45 Penggabungan kegiatan ’industri’. Penggabungan ’industri’ untuk menciptakan industri baru merupakan trend kegiatan usaha masa kini. Proses ini disebut blurring boundaries. Contohnya, konsep mall perbelanjaaan, selain tempat berbelanja juga menyediakan fasilitas tempat hiburan (amusement park). Contoh lain, kaos kaki antimicrobial selain dipakai sebagai kaos kaki juga mengandung anti bakteria. Ketahuilah gejala (trend). Ambilah contoh trend demography. Akhir 2 ini trend pendatang mahasiswa untuk kuliah banyak yang memiliki kendar aan mobil dan berasal dari golongan yang sangat mampu. Bila dibangun pemondokan dengan fasisitas parkir, kamar tidur dengan fasilitas kamar mandi didalam dan fasilitas access computer, maka usaha demikian mempunyai daya saing tinggi karena memiliki competitive edge dibandingkan usaha sejenis yang ada. IV.2 Faktor kunci menuju keberhasilan (success) Banyaknya kegagalan dalam usaha memasarkan produk baru, termasuk yang diperkenalkan oleh perusahaan besar, membuktikan bahwa usaha semacam ini tidak mudah. Berikut ini adalah hasil studi yang menyebutkan berbagai faktor kunci untuk dapat membantu kearah keberhasilan. Laksanakan penelitian pasar (market research). Hal ini penting untuk mengurangi risiko kegagalan eksperimen dengan produk baru. Ada beberapa cara untuk menguji pasar, misalnya pameran produk barang atau pameran dagang. Reaksi konsumen kemudian diukur. Contohnya untuk mengukur response konsumen terhadap produk makanan baru dari suatu restaurant, dilakukan dengan cara membuka kiosk makanan dilobi suatu gedung pertunjukan, kiosk makanan ditempat perbelanjaan, dsb. Penuhi kebutuhan. Satu persaratan penting adalah produk yang betul 2 dibutuhkan konsumen. Banyak perusahaan yang menciptakan produk baru atas dasar perkembangan perusahaan atau keperluan p ersaingan dan bukan atas dasar kebutuhan konsumen. Gunakan sarana distribusi yang tepat. Keputusan penting dari pencipta dan pembuat produk baru adalah menentukan saluran distribusi dimana produk itu dijual. Banyak pilihan yang dapat diambil. Masalah ini akan dibahas dibab mengenai Marketing (Bab VII). 46 47 V. Entrepreneur dan Pertumbuhan Usaha Perusahaan yang berkembang cepat telah dipelajari sejak lama. Peneliti mencoba meng identifikasi faktor yang mendorong perusahaan 2 yang tumbuh dengan cepat dibandingkan dengan usaha yang lambat. Tetapi kebanyakan peneliti setuju bahwa pertumbuhan tidak terjadi secara otomatis atau sekedar ’nasib baik’. Pertumbuhan adalah hasil dari ’kerja keras pengusaha yang memiliki motivasi tingg i dalam menangani tujuan usahanya’. Karakteristik pengusaha, antara lain, tingkat pendidikannya , pengetahuan bidang usaha dan kemauan belajar akan mempengaruhi potensi pertumbuhan usahanya. Pertumbuhan usaha akan dipengaruhi juga oleh faktor internal, yak ni sumber dana (resources), dan external. Bila kondisi pasar lesu dan kebijakan pemerintah membatasi pertumbuhan, usaha seorang entrepreneur akan menghadapi kendala. V.1 Pertumbuhan Usaha dan Kemampuan Managerial Bila usaha tumbuh karena kenaikan sales yang diikuti oleh besarnya organisasi perusahaan, sering kali penyesuaian management organisasi perusahaan tidak selalu berjalan mulus dalam usaha menyesuaikan kenaikan tersebut. Proses pertumbuhan usaha mengalami 6 tingkatan. Konsep Awal usaha (survival) Stabilisasi jalan usaha Awal pertumbuhan Pertumbuhan secara cepat Kemapanan (maturity) 48 Pada setiap tingkat proses pertumbuhan, gaya kepemimpinan (leadership style) dan kemampuan yang dibutuhkan (necessary skill) dipaksa harus disesuaikan menurut kebutuhan masing 2 tingkat. Ini disebabkan karena masalah yang terjadi diawal proses tidak serupa dengan masalah yang dihadapi pada tingkat dimana usaha sudah berkembang. Pada tingkat dimana usaha sudah berkembang, bidang keahlian yang dihadapi oleh pengusaha adalah management personalia/karyawan ( personnel management), management keuangan (financial management), dan pemasaran (marketing). Personnel Management Permasalahan management usaha kecil mengalami perberubahan seiring dengan berkembangnya perusahaan. Penelitian menunjukkan bahwa pada awal kegiatan usaha, permasalahan management seorang pengusaha terbatas pada pengaturan waktu ( time management), penentuan target (goal setting), dan ukuran kinerja (performance measurement). Dengan berkembangnya perusahaan, time management masih akan terus menjadi perhatian, tetapi hal yang menyangkut mencari, mempertahankan, dan memotivasi karyawan yang handal menjadi masalah utama. Pengawasan (control) pada usaha kecil biasanya bersifat tidak formal ( informal). Bila hanya ada beberapa tenaga karyawan, tugas pekerjaan (job description), petunjuk dan aturan (rules and regulations) sering kali tidak tertulis karena pengusaha dan pembantunya terlibat dengan semua aspek kegiatan usaha dan pengusaha masih dengan mudah mengawasi segalanya. Bila usaha berkembang menjadi lebih luas, pengusaha harus merubah dari supervisi langsung ( direct supervision) terhadap karyawan yang masih berjumlah sedikit menjadi pengawasan tak langsung ( indirect management) bila usaha memerlukan jumlah karyawan yang bertambah. Gambar V-1 menggambarkan tipe perubahan peta organisasi sejalan dengan berkembangnya usaha. Perusahaan kecil menugaskan pegawai untuk menangani berbagai tugas pekerjaan. Tetapi begitu perusahaan berkembang, penambahan karyawan d iperlukan. Situasi ini sering mendatangkan perasaan was was Struktur organisasi sederhana Pengusaha Pegawai Struktur organisasi berkembang terbatas Pengusaha 49 Managers Pegawai Struktur organisasi terbagi atas beberapa departemen Pengusaha Marketing Finance Personnel Production GAMBAR V – 1 Peta organisasi sejalan dengan tumbuhnya perusahaan bagi karyawan lama yang selama ini berjuang dari awal untuk berkembangnya perusahaan. Mereka merasa orang baru mengerjakan se bagian dari ’porsi pekerjaan’ mereka sebelumnya. Dalam beberapa hal, karyawan lama tidak dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan usaha dan perubahan sebagai konsekuensi dari restrukturisasi fungsi pekerjaan (restructuring job functions). Perusahaan kecil pada suatu saat menyadari perlunya mem beri pelatihan kepada pegawai. Sering kali dilakukan secara informal, be lajar dan berlatih sambil melakukan pekerjaan. Bila usaha berkembang, pengusaha harus antisipasi kemampuan apa yang dibutuhkan pekerja untuk melaksanakan tugasnya dan rencanakan progra m pelatihannya. Bila pelatihan tidak pernah dilakukan, perusahaan akan berkembang melebihi kapasitas kemampuan karyawannya. Financial Management Masalah keuangan sering timbul pada perusahaan yang berkembang cepat. Usaha untuk mendorong penjualan (sales), perusahaan harus menampung kenaikan volume inventory, penambahan biaya untuk karyawan, dan kemungkinan besar kenaikan biaya overhead. Bila perusahaan mengalami biaya jangka pendek yang tidak dapat dipenuhi disaat mengejar kenaikan, maka situasi ini disebut overtrading. Kekurangan modal kerja menyebabkan margin keuntungan (profit) berkurang. Pengusaha harus selalu memperhatikan cash flow, bila tidak bisa terjadi pertumbuhan tidak dapat dipertahankan. Karena kebutuhan dana untuk menunjang pertumbuhan, p enambahan modal kerja pada fase pertumbuhan menjadi prioritas utama. Sering dana yang tersedia berupa equity karena perusahaan tidak mampu mendapatkan dana tunai yang diperlukan dalam 50 jumlah besar. Penyerahan equity dalam perusahaan menjadi masalah pribadi bagi pengusaha, karena itu berarti penyerahan sebagian kepemilikan kepada investor. Pengusaha akhirnya bertanggung jawab kepada grup dari investors dan/atau board of directors. Mengatur piutang (accounts receivable) adalah juga satu masalah. Bila perusahaan masih kecil, pengusaha sering focus kepada volume penjualan, tanpa pengawasan yang baik terhadap pengumpulan tagihan pada waktunya. Begitu perusahaan berkembang lebih besar, pengusaha sering mendapatkan volume penjualan baik tetapi pengumpulan piutang tidak sejalan dengan kenaikan penjualan. Pada situasi ini lebih baik tidak melakukan penjualan ( sale) daripada melakukannya tetapi tidak menghasilkan pemasukan. Marketing Pemasaran selalu menjadi perhatian utama pengusaha. Begitu lebih banyak perusahaan masuk kedalam industri usaha, persaingan menjadi ketat. Kebutuhan produk menjadi lambat, dan sales akan mencapai kejenuhan. Harus diusahakan menemukan produk baru dan/atau pasaran baru bila tidak usaha akan tidak berkembang. V.2 Matching tipe Pengusaha dengan jenis Perusahaannya Seorang pengusaha memerlukan keahlian berbeda untuk fase berbeda dari tingkat kehidupan perusahaan (Company life cycle). Pengusaha dapat mengembangkan semua keahlian yang diperlukan (personnel management, financial management, dst), melatih karyawan, atau mendatangkan manager professional. Tetapi ternyata banyak pengusaha yang kepribadiannya tidak pernah merasa nyaman menyerahkan ( delegating) beberapa tanggung jawabnya. Berikut ini tipe pengusaha dengan kepribadian yang khas dan rekomendasi perusahaan yang cocok untuk dikelolanya. Pekerja barang kerajinan (craft person). Tipe pengusaha ini biasanya tidak mudah percaya kepada orang lain. Jenis usaha yang tepat adalah usaha satu orang (one-person business). Meskipun usaha jenis ini akan membatasi besarnya usaha, tetapi ini adalah pilihan nya yang terbaik. Koordinator. Outsourcing atau subcontracting berbagai fungsi usaha akan membentuk usaha yang besar tanpa mempekerjakan banyak karyawan. Bila ada pesanan kerja diterima, dicarikan ah li yang cocok untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Cara management yang kuno. Cara lain yang sering digunakan pengusaha adalah mempekerjakan pegawai, tetapi memonitor dan mengawasinya secara ketat. Cara ini dinamakan classic style, dapat dilaksanakan han ya bila 51 pengusaha memberi pengertian kepada karyawannya akan cara pengawasan yang sangat ketat. Team work. Tipe pengusaha ini merasa nyaman mendelegasikan tanggung jawab penting kepada orang lain. Perusahaan akan berkembang dengan mempekerjakan employee team (pekerja yang bekerja dalam satu team) dan mendatangkan beberapa mitra usaha (business partners). VI. Kegiatan Usaha International (Global Business) Persaingan dari perusahaan 2 luar negri akhir 2 ini menunjukan gejala kenaikan dan akan berlangsung terus. Dalam bab ini akan diterangkan mengapa perdagangan luar negri penting untuk membantu perekonomian kita dan bagaimana seorang pengusaha dapat 52 lakukan untuk menghadapi persaingan dan memperhatikan peluang yang kita dapatkan dari ekonomi global. Pada masa 2 tahun 50an negara 2 besar mengadakan hambatan perdagangan ( trade barriers) dengan cara mengenakan bea masuk import ( tariff) bagi produk dan jasa yang masuk dari luar negri dengan maksud melindungi pekerjaan dalam negri. Tindakan ini berhasil menghentikan barang import tetapi karena tindakan balasan, negara 2 tersebut kehilangan pasar untuk barang 2 exportnya. Akhirnya negara 2 besar industri menyadari pentingnya perdagangan bebas (free trade) antar negara. Langkah terpenting dari tindakan kearah perdagangan bebas adalah penurunan tariff barang import. Pada tahun 50an besarnya tariff import yang dikenakan rata 2 adalah 15 hingga 25 percent sedangkan sekarang tariff rata 2 yang dikenakan oleh negara 2 industri adalah dibawah 4 percent, suatu target yang diusulkan WTO (World Trade Organization) pada awal tahun 1990. Perdagangan dunia menjadi semakin lancar didukung oleh penurunan tariff import serta kemajuan teknologi. Perkembangan pesat teknologi komunikasi dan sistem transportasi yang lebih efisien telah membuat dunia semakin kecil dibeberapa hal. Masa kini tidak ada lagi istilah ’daerah terisolasi’ yang tidak dapat dicapai dalam waktu relatif singkat. Perusahaan sekecil apapun mempunyai kesempatan untuk dikenal dan berpartisipasi kedalam dunia perdagangan internasional. Bagi usaha kecil menghadapi ’fenomena’ demikian adalah berusaha menjadi aktif, yang berarti selalu mencari kesempatan menyalurkan usahanya melalui perdagangan eksport. VI.1 Perdagangan eksport Pada artikel ini kita membahas putusan pengusaha untuk menjalankan perdagangan luar negri, menempatkan diri dipasar luar negri, prosedur penyaluran produk ketangan konsumen diluar negri; dan proses dimana eksportir menerima bayaran. Dibandingkan dengan negara lain, kita terlihat kurang efektif dalam bersaing dipasaran eksport. Dipasaran dalam negri banyak ditemui produk makanan import yang seharusnya dapat kita saingi. Banyak pengusaha kecil enggan mempertimbangkan perdagangan keluar negri karena berbagai alasan seperti, komplikasi yang berkaitan dengan rumitnya proses, mengadakan evaluasi mengenai situasi pasar diluar negri bagi produknya, mendapatkan sarana untuk mendistribusikan barangnya, dan akhirnya kekhawatiran akan kelancaran pembayarannya. Singkatnya, banyak pengusaha kecil tidak tahu cara mengeksport produknya. VI.1.1 Pertimbangan untuk menjual produk keluar negri (export) Yang paling utama untuk mencapai putusan meng -eksport produk adalah mengenali potensi produknya. Bila produknya mengalami sukses dipasar dome stik, harapan akan 53 timbul untuk potensi meluaskan pemasaran keluar negri . Hal yang menjadi daya tarik konsumen dalam negri dan kelebihan apa yang kiranya menjadi daya tarik dipasar luar negri menjadi aspek yang relevan untuk dipertimbangkan. Setelah perusahaan menentukan produk yang berpotensi untuk dieksport, mempunyai alat yang cukup untuk mendukung produknya, rencana eksport ( export plan) harus disiapkan. Tujuan dari export plan adalah untuk mengumpulkan semua fakta agar dapat membuat suatu rencana kerja (action plan). Export plan adalah dokumen yang berisi informasi pasar luar negri yang akan dimasuki, produk setempat yang akan disaingi, cara masuk kedalam pasar luar negri dan target yang ingin dicapai. Rencana eksport tersebut harus meliputi pertany aan dibawah ini. 1. Produk apa yang harus dikembangkan untuk eksport? Adanya produk yang berpotensi sebagai produk eksport tidak berarti siap untuk segera dieksport. Perlu dipelajari persaratan, standard khusus misalnya dibidang higienis, mungkin ada sejenis sertifikasi, dsb yang dikenakan oleh negara tujuan terhadap produk tersebut untuk dapat masuk pasar mereka. Untuk barang elektronik atau listrik, perhatikan standard tegangan listrik dan bentuk stop kontak ( plug). 2. Negara apa saja yang dituju? Anjurannya adalah pilih dulu satu negara dan mulailah dengan jumlah kecil dulu. Bila belum ada pengalaman, kemungkinan membuat kesalahan besar. Biaya yang timbul dari suatu kesalahan akan dibatasi bila jumlah barangnya kecil. Pengalaman berdagang dengan satu negara akan memberi manfaat bila menambah pasar kenegara lainnya. Pengeksport produk perlu mengetahui informasi mengenai cukai import negara tujuan, prosedur masuk kepasar mereka, proses birokrasi, seberapa ketat standard teknis yang dikenakan terhadap produk kita, antara lain quality assurance, dsb. Kestabilan iklim politik dinegara tujuan merupakan pertimbangan penting. Informasi demikian dapat diperoleh dari KADIN pusat di Jakarta. 3. Berapa sebaiknya harga yang ditawarkan? Ini adalah salah satu faktor penting untuk disertakan dalam export plan. Pertimbangan dalam penentuan harga adalah tujuan perusahaan untuk bersaing dipasar luar negri. Beberapa perusahaan memasuki pasar luar negri dengan tujuan dapat berusaha untuk jangka waktu yang lama. Maka perusahaan tersebut akan berkonsentrasi untuk mendirikan usahanya yang menunjang tujuan jangka panjang. Tujuan awal adalah memberikan citra penampilan yang baik ( good corporate image) terhadap konsumen (customers), dan memakai citra yang baik itu untuk me luaskan pasar (market share) 54 serta kesetiaan pelanggan (customer loyalty). Pendekatan demikian memberi gambaran bahwa pengusaha akan melakukan persaingan dengan menekan harga. Menjual barang diluar negri akan memerlukan biaya tambahan sebagaimana diterangkan berikut ini. Dibandingkan dengan pasar domestik, dipasar internasional s eringkali produk memerlukan modifikasi termasuk packaging, labelling, proses pengisian dokumen yang berlaku dinegara tujuan, menjaga hubungan baik memerlukan menjaga kontak jarak j auh dengan jaringan (networks of contact) dinegara tujuan, dsb. VI.1.2 Sarana dipasaran internasional Perusahaan yang sudah memutuskan untuk menjalankan perdagangan internasional harus merencanakan cara bagaimana produknya dapat sampai ditangan konsumen luar negri. Ada dua pendekatan dasar: tidak langsung ( indirect) yang melibatkan orang atau perusahaan lain, dan langsung ( direct) dimana perusahaan mengerjakannya sendiri. Indirect exporting. Eksportir pemula sering memutuskan menyerahkan penguru san eksport kepada suatu badan atau perusahaan yang memberikan jasa perdagangan luar negri. Perusahaan ini akan memberikan jasa marketing, penelitian pasar, mendirikan jaringan distribusi, membuat kontak penting dengan pejabat pemerintah yang terkait, dan membuat catatan aspek yang harus diwaspadai bila menjalankan usaha dinegara tujuan. Banyak pengusaha yang menempuh cara ini merasakannya sebagai cara yang tepat karena mendapatkan keuntungan waktu, usaha, dan sarana daripada bila menjalankannya secara bebas (independently). Direct exporting. Dalam hal direct exporting perusahaan itu sendiri menjalankan marketing produknya dinegara tujuan. Dua cara yang lazim dipakai oleh eksportir macam ini diterangkan berikut ini. Sales representative (perwakilan dagang) dipakai banyak perusahaan karena cara ini sederhana dan singkat. Sales representative adalah agen bebas yang mendapat imbalan atas dasar komisi, suatu cara yang mengurangi risiko finansial perusahaan. Distributors (penyalur) adalah pedagang yang membeli produk barang dari pembuat untuk disalurkan/dijual kepada konsumen. Seorang distributor akan menyediakan sarana untuk mengumpulkan dan menyimpan produk ( inventory) serta suku cadangnya (spare parts), dan mempunyai kemampuan memberikan jasa untuk memenuh i kebutuhan pelanggan. VI.1.3 Pembayaran tagihan (getting paid) Perdagangan eksport melibatkan pemasok barang disatu negara menjualnya kepada pembeli dinegara lain. Perdagangan semacam ini melibatkan dua fihak yang berbeda 55 kebangsaan dan kultur, umumnya melakukannya tanpa pernah berhadapan muka. Akibatnya sering timbul pertanyaan pada masing 2 fihak. Pembeli mempertanyakan apakah kualitas barang dapat dipercaya, penjual khawatir bila pembeli meng-ada 2 mengenai kualitas barang yang mengakibatkan barang yan g dikirim ditolak. Pembeli meragukan bila ada masalah dengan barangnya, apakah jasa perawatan dan perbaikan (maintenance and repair) purna jual dapat dilakukan. Pertanyaan terpenting adalah bagaimana transaksi pembayaran dilaksanakan?. Apa yang dibutuhkan agar transaksi pembayaran antara pembeli dan penjual yang masing 2 berdomisili dinegara yang berlainan bisa berlangsung adalah satu bentuk (system) yang membuat penjual dan pembeli bersangkutan menghilangkan kekhawatiran diatas. Sistem demikian sudah diciptakan dan sudah menjadi bagian resmi dan diakui pada perdagangan internasional. Pada intinya adalah dilibatkannya penengah (intermediary) atau fihak ketiga yang posisinya berdiri diantara penjual dan pembeli. llustrasi proses perdagangan antar negara dap at dilihat pada contoh berikut ini. Perusahaan PT. Saga di Jakarta Indonesia menjual 200 unit Centralizer (bagian dari alat drilling minyak) atas pesanan perusahaan minyak EMDAD di Abu Dhabi, Arab Emirat (UAE). Pembicaraan mengenai berbagai masalah spesi fikasi teknis, harga dan lokasinya (F.O.B penjual, harga dikapal atau F.O.B. pelabuhan tujuan, dsb), tanggal pengiriman, penunjukan perusahaan inspeksi yang memeriksa spesifikasi barang kiriman, penalti atas kelambatan pengiriman dan hal 2 lainnya, dilakukan melalui korespondensi e-mail dan sekali 2 pembicaraan melalui tilpon dan fax. Setelah kedua belah fihak menyetujui persaratan perjanjian jual beli (terms and condition of sales), EMDAD menunjuk banknya di Abu Dhabi untuk mengeluarkan surat perjanjian agar bank tersebut membayar PT. Saga atas barang pesanan EMDAD, setelah melalui proses yang akan diterangkan kemudian. Bank di Abu Dhabi kemudian menerbitkan surat perjanjian yang dinamakan letter of credit sering disebut LC. Pada dasarnya bank di Abu Dhabi mau mengeluarkan perjanjian seperti itu karena EMDAD adalah nasabahnya yang mereka percaya dan yakin akan memenuhi kewajibannya. Copy LC difax atau dikirim lewat e-mail kepada PT.Saga sebagai tanda bukti penerbitannya. Sebaliknya PT. Saga menunjuk langganannya Citibank di Jakarta untuk menerima transfer pembayaran bank dari Abu Dhabi tsb. atas pembayaran EMDAD sebagaimana yang sudah dijanjikan. Citibank di Jakarta berhak menolak bank yang ditunjuk EMDAD di Abu Dhabi bila tidak dikenal. Sebaliknya Citibank Jakarta dapat mengajukan usulan daftar bank di Abu Dhabi yang mereka dapat terima. Peranan bank dalam hal ini sebagai fihak ketiga ( third party) dan inspektor yang memeriksa kebenaran spesifikasi barang telah memberi ketenangan sementara kepada eksportir (PT. Saga) maupun pembeli (EMDAD) akan hal 2 yang mereka khawatirkan sebelumnya. 56 Masalah terakhir yang harus dilalui adalah penerbitan dokumen bill of lading oleh perusahaan pelayaran. Dokumen ini menerangkan kepada importir (sebagai pembeli) bahwa perusahaan pelayaran telah menerima barang pesanan ( merchandise) dan telah membuat kontrak dengan pengirim untuk membawa kepelabuhan tujuan. D okumen tersebut berisi jenis kargo yang dibawa (Centralizer), nama kapal, tanggal keberangkatan, dan tujuan. Bersama dengan dokumen bill of lading adalah surat tagihan yang diterbitkan oleh penjual (eksportir) yang disebut draft. Dokumen tersebut terdiri dari commercial invoice yang berisi nilai harga dan deskripsi dari barang pesanan (merchandise). Harus diingat bahwa eksportir (PT. Saga) hanya akan mengirim barangnya bila dokumen LC telah diterbitkan oleh bank di Abu Dhabi. Bill of lading dan draft dikirim kepada bank yang ditunjuk EMDAD di Abu Dhabi. Setelah dokumen dan barang (merchandise) diatas diterima dan dicheck oleh penerima secara benar, bank di Abu Dhabi mentransfer pembayaran sebagaimana yang tertera pada draft ke account PT. Saga di Citibank Jakarta. Selanjutnya EMDAD membayar sejumlah yang sama kepada banknya di Abu Dhabi. Contoh diatas adalah proses yang lazim dilakukan masa kini yang berkaitan dengan perdagangan internasional. 57 VII. MEMBANGUN PERENCANAAN PASAR yang KUAT (BUILDING a POWERFUL MARKETING PLAN) Pendahuluan. Pasar (market) adalah sekumpulan orang (konsumen) yang berpotensi menaruh minat untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu. 58 Pemasaran (Marketing) adalah proses kegiatan usaha untuk menemukan ciri 2 kumpulan konsumen diatas, mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka. Terlampau sering dijumpai rencana usaha (business plan) yang menerangkan secara rinci target apa yang ingin dihasilkan tetapi sangat kurang, bila ada, perhatian kepada strategi untuk mencapai target tersebut. Daripada perhatian focus kepada cash flow, net profits, dan equity pemilik, bab Marketing Plan ini lebih menaruh perhatian pada sisi customer. Secara singkat, sebuah Marketing Plan menunujukkan pelanggan (customer) yang menjadi target perusahaan, dan menerangkan bagaimana produk dan jasanya akan menarik pelanggan dan usaha untuk mempertahankannya. Focus utama adalah menciptakan dan mempertahankan daya saing (competitive advantage) bagi suatu perusahaan skala kecil. VII.1. Perusahaan 2 Market Driven dan Marketing Plan Marketing adalah proses kegiatan usaha untuk menemuk an ciri 2 kumpulan konsumen diatas, mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka. Marketing meliputi semua aktifitas yang melibatkan usaha memenangkan dan mempertahankan pelanggan setia ( loyal customers). ’Rahasia’ pemasaran yang sukses adalah mengerti apa kep erluan, tuntutan, dan keinginan pelanggan yang dituju ( target customers) sebelum pesaing kita menyadarinya. Usaha pemasaran lainnya agar pelanggan selalu kembali termasuk pemenuhan keinginan, tuntutan, ketepatan waktu penyerahan barang dan jasa. Faktor lain yang sangat membantu pemasaran adalah kenyamanan tempat dan keramahan penjual. Singkatnya, marketing adalah memuaskan pelanggan/konsumen sambil membuat keuntungan. Pada saat dunia usaha raksasa mengglobal sebagai akibat dari kemajuan teknologi, pemilik usaha kecil harus mengerti pentingnya mengembangkan strategi pemasaran yang relevant. Meskipun usaha skala kecil bukan tandingan pengusaha raksasa global, misalnya dalam hal anggaran pemasaran ( marketing budget), usaha kecil (entrepreunial companies) tidaklah lemah bila menjalankan strategi pemasaran yang efektif. Dengan menggunakan guerrilla marketing strategies, yang bercirikan non konvensional, biaya rendah dan teknik yang kreatif, perusahaan kecil dapat ’mencuri’ dari jatah pasar mereka. Misalnya, untuk menghadapi raksasa ’Carrefour’ yang sanggup mematok discount besar2an pada beberapa produknya, beberapa perusahaan retail kecil, sambil mempertahankan yang sudah ada, melaksanakan taktik strategi guerrilla marketing untuk menarik pelanggan baru. Strategi baru ini mem focus perhatian kepada pelanggan baru sambil menyadari bahwa memuasakan pelanggan adalah fondasi dari setiap usaha. Seorang ahli marketing mengatakan bahwa tujuan utama usaha bukanlah mengejar untung tetapi mendapatkan dan mempertahankan pelanggan. Selebihnya akan berjalan sendiri. 59 Suatu rencana pemasaran (marketing plan) berisi 4 tujuan (objectives) Harus menentukan kebutuhan ( needs) dan keinginan (wants) pelanggan (customer) melalui penyelidikan pasar (market reasearch). Harus menentukan target pasar yang spesifik dimana usaha kecil dapat peluang. Harus membuat analisa daya saing perusahaan ( competitive advantage) dan membentuk strategi pasar disekitarnya. Harus membantu menciptakan pasar yang memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. VII.2 Menentukan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan ( Customer Needs and Wants) melalui Market Research. Perubahan alami dalam trend dimasarakat merupakan sumber awal yang merubah pola usaha. Perubahan pola dimasarakat dalam umur, penghasilan, pendid ikan, dan karakteristik populasi lainnya (disebut dalam istilah demography) akan mengakibatkan dampak besar terhadap perusahaan, customers, dan pola ber’business’ dengan customer tersebut. Dunia usaha (business) yang tidak memperhatikan trend demography da n tidak menyesuaikan strateginya dengan trend yang baru, akan mengalami risiko menjadi perusahaan yang tidak memiliki daya saing. Perusahaan kecil yang melihat gejala perubahan demography secara dini, dan segera menyesuaikan diri terhadap perubahan, perusahaan semacam itu akan memiliki daya saing dipasar yang demographynya berubah. Sebuah perusahaan harus mempunyai visi kedepan untuk selalu menyesuaikan diri dan melihat kearah mana dunia usaha akan bergerak. Nilai suatu riset pasar (The value of Market Research) Market research adalah sarana untuk mengumpulkan informasi yang akan dijadikan basis dari rencana pemasaran (marketing plan). Kegiatan ini menyangkut, secara sistematis, mengumpulkan, menganalisa, dan menginterprestasi data yang ada hubungannya dengan pemasaran usaha, pelanggan ( customers), dan pesaing. Dengan melaksanakan riset pasar awal ( basic market research) pengusaha dapat segera menangkap trend demography dan pasar. VII.3 Bagaimana Menjalankan Suatu Market Research Tujuan dari riset pasar adalah mengurangi risiko yang diakibatkan oleh putusan usaha (business decision). Hasilnya dapat mengganti informasi keliru (misinformation) dan asumsi dengan fakta. Opini dan kabar angin (hearsay) adalah fondasi yang lemah untuk membangun suatu marketing strategy yang solid. 60 Secara umum market research adalah proses untuk mengetahui pertanyaan berikut ini. Siapakah potensi pelanggan anda Dimana mereka berada Apa yang mereka inginkan dan perlukan Implimentasi suatu riset pasar akan melalui proses empat langkah berikut ini. Definisikan masalah (define the problem) Kumpulkan data Analisa dan interpretasikan data Tarik kesimpulan Step1: Definisikan masalah Sering terjadi kebingungan antara gejala ( symptom) dengan masalah yang sebenarnya (true problem). Contohnya, penjualan (sales) menurun bukanlah masalah utama melainkan sekedar gejala. Mencari akar pemasalahan, pengusaha harus mengumpulkan semua faktor yang memungkinkan hal itu terjadi. Banyak pertanyaan yang dapat menolong untuk menemui akar masalah. Apakah ada pesaing baru? Apakah penjual produk kita tidak disukai pelanggan atau tidak menguasai produk kita? Apakah selera pelanggan berubah?. Apakah pelanggan kesulitan menemukan produk kita? Pengusaha dapat memakai riset pasar untuk mendapatkan kemun gkinan pemasaran baru. Step2: Kumpulkan data Pendekatan pasar (marketing approach) pada masa ini sifatnya adalah individualized marketing. Pendekatan pasar secara individualized marketing adalah suatu sistem yang didasarkan pada pengumpulan data dan informasi dari pribadi 2 pelanggan (individual customers) dan kemudian mengembangkan program pemasaran ( marketing program) yang disiapkan untuk memenuhi selera dan kebutuhan mereka. Step3: Analisa dan interpretasikan data Hasil dari riset pasar saja tidak cukup memecahkan masalah. Pengusaha harus pandai membuat analisa dan menarik kesimpulan dari data 2 yang diperoleh. Apakah arti fakta 2 yang diperoleh. 61 Apakah data 2 memberi petunjuk perlu dibuat perubahan dalam mengelola usaha (operate the business)?. Apakah ada celah dimana pengusaha dapat mengambil kesempatan baru?. Pengusaha harus menggunakan pertimbangan dan common sense untuk mengambil kesimpulan arti dari data 2 lapangan. Step4:Tarik kesimpulan dan kerjakan Riset pasar belum selesai sampai pengusaha m enindak lanjuti sesuai dengan laporan fakta lapangan yang diperoleh. Contohnya, bila dari survey pengusaha retail mendapatkan bahwa kebanyakan pelanggan lebih m enyukai belanja pada sore hari dibandingkan pagi, maka pengusaha segera merubah jadwal toko agar penjualan meningkat. VII.4 Membidik Target Pasar (Pinpoint the Target Market) Target pasar adalah spesifik grup pelanggan ( customers) dimana perusahaan menargetkan untuk menjual produk dan jasanya. Satu tujuan utama dari riset pasar adalah membantu u saha kecil mencari dan mendefinisikan target pasar. Kesalahan umum pada perusahaan kecil adalah tidak adanya target market yang jelas untuk produknya. Kebanyakan perusahaan kecil menganut ’shotgun approach’ pada kebijakan pemasarannya. Artinya menjual produknya kepada siapa saja dengan harapan sebagian dapat terjual. Meskipun pendekatan ini dapat membuat perusahaan hidup pada awalnya, tetapi dalam jangka panjang akan menemui masalah yang serious bagi perusahaan yang berusaha tumbuh. Usaha kecil pasti tidak dapat bersaing dengan usaha raksasa yang mempunyai kekuatan keuangan tidak terbatas. Banyak usaha kecil membuat produk yang tidak laku karena tidak mendefinisikan segment pasar yang bagaimana produk ini akan ditawarkan. Disinilah perlunya ada target customer yang jelas. Tetapi mengapa dalam kenyataannya shotgun approach ini begitu populer dilakukan usaha kecil bila mengawali usaha. Alasannya adalah karena cara ini mudah, tidak perlu melaksanakan riset pasar ataupun rencana pemasaran ( marketing plan). Shotgun approach ini sifatnya adalah market driven dan bukan customer driven. Untuk menjadi customer driven, suatu marketing program yang efektif harus disusun berdasarkan atas definisi yang jelas mengenai target customers. VII.5 Menyusun Marketing Strategy: Bagaimana Membangun Daya Saing (Competitive Edge) Perusahaan. 62 Daya saing (competitive edge) sangat krusial untuk keberhasilan suatu usaha. Suatu usaha kecil mempunyai daya saing bila pelanggan merasa bahwa produk atau jasanya memiliki kelebihan bila dibandingkan pesaingnya. Daya saing harus selalu diciptakan karena ini adalah alasan mengapa pelanggan akan selalu datang daripada kepesaing kita. Daya saing adalah sebagai berikut. Kualitas. Bila kita dapat menawarkan produk atau jasa lebih baik daripada yang ditawarkan sekarang, pelanggan akan membelinya meskipun lebih mahal. Banyak usaha kecil yang berhasil dengan cara ini. Harga (Price). Bila kita dapat menawarkan produk atau jasa lebih murah, usaha kita akan didatangi konsumen yang kerjanya mengejar harga 2 yang sedang on sale. Lokasi. Banyak usaha kecil yang berhasil karena mereka berlokasi ditempat yang tepat, ditengah komunitas yang terpencil dipinggir kota. Contohnya usaha bahan keperluan se-hari 2 (convenience food store) seperti 7-eleven dsb. berhasil menambah gerainya dari waktu kewaktu melayani masarakat yang tinggal jauh dari pusat perbelanjaan. Seleksi. Kumpulan produk yang cukup luas seleksinya sering berhasil menarik banyak pelanggan. Contohnya adalah toko 2 seperti Carrefour, Alfa Mart dsb. Toko jenis ini dapat melayani banyak grup masarakat yang keperluannya berbeda. Pelayanan (Service). Usaha kecil lebih sanggup memberikan pelayanan khusus kepada pelanggan daripada perusahaan besar. Kecepatan pelayanan (speed/turnaround time) . Pelanggan mengharapkan kecepatan pengiriman untuk produk atau jasa. Tuntutan kehidupan masa kini berjalan sangat cepat. Standard yang kemarin dipakai sudah akan segera kadaluwarsa. Kemajuan teknologi seperti, mesin fax, handphone, e -mail mendukung proses kehidupan yang serba cepat. Fokus pada Pelanggan. Kebanyakan dunia usaha melupakan satu factor terpenting yang menjamin kelangsungan usaha yaitu; pelanggan (the customers). Meskipun mendapatkan pelanggan baru membantu perusahaan untuk berkembang, mempertahankan ya ng sudah ada adalah kunci dari sukses. Ongkos menarik pelanggan baru dapat mencapai lima kali ongkos mempertahankan pelanggan lama. Karena itu pengusaha kecil harus selalu bertanya ”bagaimana kita dapat memperbaiki mutu produk dan jasa untuk memicu pelangg an yang 63 sudah ada untuk lebih meningkatkan business dengan kita ” daripada bertanya ”bagaimana meningkatkan pangsa pasar (market share) 10 percent ”. Perusahaan 2 yang baik memperhatikan hal 2 ’kecil’, misalnya pramugari perusahaan penerbangan menyapa penumpang kelas business pada kabin pesawat terbang dengan namanya, perusahaan bunga mencatat hari 2 penting pelanggannya untuk diingatkan memesan bunga, dsb. Perhatian pada Kualitas Dalam dunia persaingan global masa ini, kualitas barang dan jasa menjadi p ersyaratan mutlak untuk mencapai sukses dan bahkan bertahan untuk hidup (survival). Menurut ahli pemasaran, situasi terburuk dunia usaha adalah membuat iklan besar 2 an mengenai produk tetapi menyajikan produk yang jelek mutunya. Pelanggan akan selalu menunt ut produk dan jasa berkualitas. Perusahaan yang memiliki competitive edge akan secara konsisten mempertahankan kualitas yang dituntut pelanggan. Sekarang istilah kualitas bukan lagi sekedar slogan. Perusahaan kelas dunia memperhatikan kualitas sebagai tujuan strategis (strategic obejective) dan menempatkannya menjadi bagian integral dari budaya perusahaan (company culture). Strategi ini lazim disebut Total Quality Management (TQM). TQM adalah suatu pemahaman (philosophy) tentang, bukan hanya mencakup kual itas produk atau jasa saja, tetapi juga terhadap setiap aspek usaha dan kaitannya dengan pelanggan dan peningkatan kualitas yang terus menerus pada saat penyerahan kepada pelanggan. Perusahaan yang berada diposisi strategis dalam penentuan kualitas, menge mbangkan berbagai cara untuk mengukur kualitas. Industri pembuat produk adalah yang pertama menerapkan tehnik TQM. Tetapi bisnis retail, grosir ( wholesale), dan organisasi jasa mempunyai peluang luas untuk menjalankan berbagai tehnik TQM. Mereka misalnya, menelusuri catatan keluhan pelanggan, menghubungi pelanggan yang meng’hilang’, dan mencari cara baru untuk menghitung biaya kualitas ( cost of quality). Kunci dari pengembangan TQM yang berhasil adalah melihat dunia kegiatan aspek usaha dari sisi pelanggan. Kualitas harus merefleksi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Berdasarkan penelitian faktor 2 berikut adalah penilaian berdasarkan ranking dimata pelanggan. Produk yang bisa dipercaya atau reliability. (Rata 2 frekuensi kerusakan barang). Daya tahan produk atau durability. (Berapa lama daya tahan produk ini) Kemudahan pemakaian atau ease of use. Harga murah 64 Ternyata harga murah menempati peringkat akhir dari daftar kualitas produk yang diharapkan pelanggan. Pada usaha jasa pelanggan mengharapkan karakt eristik kualitas yang kurang lebih serupa, antara lain sbb. Tangibles (alat 2 , fasilitas dan manusia). Kepercayaan atau reliability. (konsistensi apa yang dijanjikan dengan yang dilaksanakan). Tanggap atau responsiveness. (cepat melayani pelanggan). Perhatian atau assurance and empathy. (menyatakan sikap perhatian). Perhatian pada kenyamanan (Convenience) Dalam suasana yang penuh kesibukan saat ini, dimana suami istri sama2 bekerja, kenyamanan merupakan factor dominan dalam memilih kegiatan. Menurut penelitian, ranking tertinggi criteria pembelian bagi pelanggan menunjukkan kemudahan akses pembelian kepada barang kebutuhan dan jasa menduduki peringkat tertinggi. Bagaimana pemilik usaha dapat menaikkan kenyamanan bagi pelanggan?. Pertanyaan dibawah ini memberi petunjuk. Apakah lokasi usaha anda berada dekat dengan pelanggan?. Apakah memberi kemudahan akses? Apakah waktu kegiatan sesuai dengan waktu pelanggan?. Apakah perlu dibuka waktu kegiatan sore dan week-end untuk lebih menyesuaikan pelanggan?. Apakah jasa menjemput dan menyerahkan pesanan ( pickup and delivery services) akan banyak membantu?. Contoh, beberapa perusahaan catering mengirim pesanan box makan siang kepada pegawai dikantor. Apakah cara pembayaran dengan menggunakan kartu kredit akan membant u?. Apakah pegawai anda dilatih untuk melakukan transaksi usaha dengan cepat, efisien dan sopan?. Apakah pegawai anda melayani panggilan melalui telpon denga efisien, cepat dan sopan?. Perhatian pada inovasi Inovasi adalah kunci kepada sukses yang akan datang. Pasar berubah dengan cepat, pesaing bergerak terlalu cepat untuk usaha kecil bila tidak berusaha dan tetap mempunyai daya saing. Karena keterbatasan finansial, perusahaan kecil melihat dan meniru inovasi yang dihasilkan perusahaan besar untuk berusaha kompetitif. Perusahaan kecil mempunyai keuntungan untuk lebih lincah mengadakan perubahan daripada perusahaan besar. Inovasi merupakan kekuatan utama dari seorang entrepreneur yang 65 diwujudkan dalam produk, teknik khusus, dan pendekatan pemasaran yang t idak konvensional. Dalam dunia bisnis, terbukti perusahaan kecil merupakan leader dalam inovasi. Sebagai contoh, produk2 notebook computer yang berkualitas, lebih murah dengan dukungan after sales services yang baik banyak ditawarkan oleh perusahaan baru yang muncul dibandingkan dengan perusahaan besar seperti IBM dsb. Perhatian pada jasa dan kepuasan pelanggan Pada trend ekonomi yang baru, perusahaan menemukan bahwa innovasi yang muncul, pelayanan khusus dapat menjadi senjata strategis ( strategic weapon). Memberikan pelayanan yang tidak ada tandingannya – tidak mutlak harus harga rendah – adalah satu dari cara paling efektif untuk menarik dan mempertahankan basis pelanggan yang terus berkembang (a growing customer base). Menurut penelitian, apa yang menj adi faktor terpenting adalah pelayanan yang mengarah kepada cara produk dirancang ( designed) dan kelancaran penyerahan, petunjuk jelas agar mudah dipasang, fasilitas perawatan purna jual dan tersedia suku cadang untuk penggantian. Pelayanan pelanggan ( customer service) yang baik barulah langkah antara untuk menuju kepada kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Perhatian pada faktor kecepatan Faktor kecepatan menjadi senjata yang penting bagi menciptakan daya saing. Perusahaan dunia mengakui bahwa mengurangi waktu untuk memproses rencana (design), manufaktur, dan proses distribusi suatu produk dapat mengurangi biaya, menambah kualitas dan menambah pangsa pasar ( market share). Falsafah kecepatan dinamakan Time Compression Management (TCM), meliputi tiga aspects. Mempercepat pengiriman produk baru kepasar Memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk merespons pesanan pelanggan pada proses manufaktur dan penyerahan Memperpendek waktu administrative untuk mengisi prosedur pemesanan. VII.6 Memilih Strategi Pemasaran Ada beberapa strategi dasar pemasaran yang dapat dipakai oleh seorang entrepreneur untuk mendapatkan daya saing (competitive edge). Strategi penetrasi pasar (market penetration strategy) Menaikkan penjualan dari produk pada pasar yang sedang berja lan melalui usaha peningkatan penjualan dan iklan. Strategi ini biasa dipakai pada usaha kecil , tetapi juga usaha besar seperti contoh dibawah ini . 66 1. Strategi Telkom menurunkan tarif SLJJ ( long distance call services) malam hari agar konsumen sering mengg unakan jasa ini. 2. Misalnya bila perusahaan penerbangan Merpati Nusantara mengeluarkan kebijakan ticketnya berlaku juga bagi penerbangan GA dalam usaha BUMN ini menambah pangsa pasar dan menyaingi perusahaan penerbangan swasta. 3. Membeli (mengakuisisi) perusahaan kecil oleh perusahaan yang lebih besar. 4. Membesarkan pasar dengan mengajak bukan peserta menjadi peserta aktif. Misalnya, menawarkan paket cicilan (leasing package) bagi karyawan untuk membeli kendaraan. Strategi pengembangan pasar (market development strategy) Usaha menaikkan penjualan secara inovatif dengan memasarkan produk dan jasa yang sedang berjalan dipasaran baru. Misalnya, 1. Perusahaan akuntan kecil membuka kantor cabang dikota lain. 2. Mendapatkan target pasar baru, majalah Reader’s Digest mener bitkan edisinya dalam bahasa non Inggris, i.e. Indonesia, Cina, Jepang dsb. 3. Mendapatkan pemakaian baru dari suatu produk. Perusahaan tilpon mengembangkan penemuan jasa video conferencing jarak jauh. Rapat dengan direksi tidak perlu melakukan perjalanan ja rak jauh dengan biaya mahal. Strategi pengembangan produk (product development strategy) Usaha menaikkan penjualan secara inovatif dengan memperkenalkan produk dan jasa yang baru pada pasar yang sedang berjalan. Misalnya , 1. Perusahaan cepat saji (fast-food restaurant) yang produk utamanya hamburger mungkin akan lebih laku penjualannya bila ditambahkan menu ikan atau ayam. 2. Meningkatkan produk, misalnya multiple CD disk player pada mobil. 3. Meningkatkan kualitas dengan menambah kecepatan, bisa dipercaya (reliability) dan efisiensi. IBM, Compac computer selalu memperbaharui versi produknya secara kontinu. 4. Memperkenalkan model baru. Pisau cukur Gillette sistim ”Sensor Shaving” tahun 1994 yang bekerja lebih efisien merupakan peningkatan (upgrading) twin blade versi 1989. Segmentasi pasar (market segmentation) Segmentasi pasar atau niche marketing adalah mengelompokkan konsumen kedalam grup yang mempunyai kebutuhan serupa atau persamaan karakteristik. 67 Esensi dari pemasaran yang sukses adalah mempersempit focus target pasar. Kita akan bertambah kuat bila dapat memperkecil scope dari operasi pasar. Daripada berhadapan secara frontal dengan pesaing besar, banyak usaha kecil yang sukses dengan menciptakan nichesnya secara hati2 dan mempertahankannya dengan gigih. Contohnya: Usaha pelayanan membersihkan blind, suatu penutup kaca yang khusus. Bengkel khusus reparasi dan service AC mobil Jasa khusus ”salon mobil” bagi mereka yang tertarik mobilnya selalu terawat bersih serta mengkilap. Ada empat cara dasar untuk menganalisa segmen pasar o Geographic segmentation – membagi populasi berdasar lokasi tempat tinggal atau tempat kerja o Demographic segmentation – Membagi populasi berdasarkan umur, gender, penghasilan, atau pendidikan o Psychographic segmentation – Membagi populasi berdasarkan perbedaan psikologis, seperti pendapat (konserfatif vs. Liberal) atau gaya hidup o Behavioral segmentation – Membagi populasi berdasarkan perilaku berbelanja, seperti kesetiaan dengan merek atau reaksi terhadap harga. VII.7 Koordinasi Unsur 2 Pemasaran (Marketing Mix) Empat elemen terpenting pada strategi pemasaran adalah o Produk (Product) o Lokasi (Place) o Harga (Price) o Promosi Keempat elemen diatas adalah saling menguatkan, dan bila dikoordinasikan dengan baik, akan menambah daya jual atau jasa. Pengusaha kecil harus pandai meng integrasikan keempat elemen diatas untuk dapat me -maksimalkan daya jual atau jasanya kepada konsumen. VII.7.1 Produk Produk adalah elemen yang terpenting dalam pemasaran. Produk adalah bentuk barang ataupun jasa yang diciptakan untuk memuaskan konsumen. Produk menjalani berbagai tingkat (life cycle) dalam pengembangannya, yaitu Tingkat pengenalan (introductory stage) 68 Pemasar memperkenalkan produk kepada calon potensial konsumen dan bersaing dengan produk lain yang sudah berada dipasar. Kegiatan iklan dan bentuk promosi lain yang biayanya tinggi dapat membantu pemasaran. Perusahaan kecil harus mengatasi ’penolakan’ konsumen pada produk baru. Pada tingkat ini dapat diperkirakan untung, bila ada, sangat rendah d an mungkin juga negative. Tingkat pengembangan dan pengakuan (growth and acceptance stage) Pada tingkat ini konsumen mulai menyerap produk dalam jumlah besar untuk pengenalan dan alternative dari produk lainnya. Pada tingkat ini juga pengusaha mulai mengalami kenaikan produksi dan keuntungan. Tingkat ini tidak menjamin produk dapat segera diterima konsumen. Tertarik akan sukses kita, pesaing mulai masuk pasar. Jadi usaha pada tingkat ini, selalu di komunikasikan keunggulan usaha (competitive advantage) kepada konsumen. Tingkat kemapanan dan persaingan (maturity and competition stage) Pada tingkat ini, penjualan bertambah tetapi keuntungan mencapai puncaknya dan kemudian turun pada saat pesaing baru masuk kepasar. Konsumen mulai mengenal produk saingan kita. Disini kegiatan iklan harus focus pada kampanye ‘brand loyalty’. Tingkat kejenuhan pasar (market saturation stage) Disini tingkat penjualan mengalami puncak, dan saatnya memperkenalkan generasi selanjutnya dari produk. Tingkat penurunan produksi (product decline stage) Pada tingkat ini, penjualan mengalami penurunan. Keuntungan turun secara menyolok. Meskipun demikian bila produksi mencapai tingkat ini, tidak selalu berarti kegiatan usahanya akan berakhir. Produksi yang sudah mencapai tingkat dikenal (popular product) dapat selalu diciptakan versi baru. Tidak satupun perusahaan dapat mempertahankan posisi pangsa pasarnya tanpa inovasi dan perubahan produknya. VII.7.2 Lokasi (Place) dan Saluran Distribusi (Channel of Distribution) VII.7.2.1 Pertimbangan pemilihan Lokasi (Place) Lokasi dan distribusi berkembang menjadi faktor penting pada saat konsumen mengharapkan peningkatan pelayanan dan kemudahan dari suatu usaha. Apakah lokasi anda ideal? 69 Langkah pertama untuk menentukan lokasi yang tep at adalah mempertimbangkan dua hal, kriteria yang diharuskan dan kriteria yang disenangi. Kriteria yang diharuskan adalah hal 2 yang harus ada; bila tidak memenuhi syarat lokasi tidak akan dipilih. Kriteria yang disenangi adalah hal 2 yang baik untuk dimanfaatkan tetapi bila tidak ada bukan sesuatu yang menghambat keberhasilan usaha. Contohnya usaha fast food mungkin memenuhi required criteria, dimana jumlah penduduk 30,000 dalam lingkungan radius 3 KM dan jumlah kendaraan yang melewati sekitar 20,000 per har i. Kriteria yang disenangi termasuk rambu lalu lintas yang jelas, pajak yang rendah, dan berada dekat dengan tempat belanja yang besar. Setiap usaha mempunyai faktor lokasi yang unik. Faktor yang penting untuk lokasi retail, tidak relevant untuk usaha manufaktur. Peraturan koridor (zoning law) diciptakan oleh masarakat untuk mengawasi tipe usaha yang terbuka dan memastikan bahwa proses pengembangan masarakat direncanakan secara sempurna. Setiap lahan diperuntukan untuk berbagai keperluan, (zoning) sbb. Hunian (Apartments, rumah, condominiums) Komersial (perkantoran, retail, dsb) Industri (manufacturing) Pertanian/perkebunan Apakah usaha anda dijalankan dari rumah? (home based) Banyak tendensi pengusaha masa kini menjalankan usaha dari rumah. Bila demikian harus diperhatikan mengenai zoning, yakni apakah peruntukan usaha tidak melamnggar ketentuan yang berlaku. VII.2.2 Pertimbangan pemilihan sistem saluran distribusi Saluran distribusi (channel of distribution) adalah suatu system jaringan ( organized network) terdiri dari agen dan badan 2 terkait (Marketing Intermediaries) dimana secara terpadu menjalankan fungsi marketing yang menghubungkan produsen dan konsumen secara timbal balik. Setiap organisasi didalam jaringan ini menjalankan fungsi pengadaan barang pesanan atau jasa yang dibutuhkan konsumen. Dengan kemajuan teknologi, fungsi penghubung ( intermediaries) menjadi tidak selalu dibutuhkan. Saat ini konsep distribusi yang sedang berkembang adalah pemasaran tanpa menggunakan toko (nonstore marketing). Konsumen berhubungan langsung melalui telpon, internet, pos, door-to-door, dsb. Berikut ini beberapa pertimbangan yang perlu dipelajari sebelum mengambil pilihan sistem distribusi. Apakah usaha anda Retail atau Service (jasa)? 70 Usaha retail dan usaha jasa (services) dimana sifat usahanya dikunjungi pelan ggan seperti bengkel dan laundry, memiliki faktor yang sama bila mempertimbangkan lokasi tempat usaha. Bagi usaha jenis diatas, pilihan lokasi yang tepat sangat membantu keberhasilan usaha. Berikut ini daftar pertanyaan yang penting untuk memulai usaha retail atau jasa. Dimanakah Trading Area kita?.Trading area adalah daerah dimana target market berada. Trading area dipengaruhi oleh beberapa fak tor, antara lain tipe usaha, jumlah pesaing, dan jenis prasarana (mall, shopping center, dsb). Sebagai contoh, trading area untuk toko barang 2 keperluan se-hari 2 (convenient store) umumnya didalam radius satu setengah kilometer. Untuk toko baju mungkin sekitar 15 Km atau lebih. Dalam menentukan trading area kita harus bertanya ‘Berapa jauh rata 2 pelanggan bersedia datang ketempat jualan kita?’ Apakah anda mempunyai informasi demographic? Bila trading area sudah ditentukan, demographic dari populasi dilingkungan trading area dicatat. Informasi demography yang berguna adalah jumlah penduduk dilingkungan trading area, data umur, gender, pendapatan rata2, dan pekerjaan dari penduduk. Seberapa mudah lokasi dapat dicapai (accessibility)? Accessibility mengacu kepada kemudahan pelanggan untuk dapat mencapai lokasi usaha kita. Usaha apa yang berada disekitar lokasi kita? Usaha lain yang beroperasi disebelah usaha kita akan memberi dampak pada profile penjualan dari retail business. Bila usaha disebelah bersifat complementary maka ini menjadi positive bagi usaha kita. Contohnya bila kita menjual baju untuk wanita muda dan toko sebelah menjual sepatu wanita. Apakah tanda usaha mudah dilihat? . Papan tanda usaha harus mudah terlihat terutama untuk usaha retail dan jasa (service) yang baru berjalan. Papan nama toko yang terhalang pemandangannya oleh pohon atau lainnya, lokasi toko yang sulit dicapai karena berada dipersimpangan jalan sempit, akan sangat mempengaruhi perkembangan usaha. Apakah sudah difikirkan tempat parkir mobil? . Saat ini tempat parkir adalah sesuatu yang harus direncanakan. Konsumen akan memilih tempat belanja yang menyediakan tempat parkir cukup. Apakah usaha anda tergolong pabrik (manufacturing firm)? Analisa lokasi untuk usaha manufacturing adalah sama pentingnya sebagaimana usaha retail, hanya kriterianya berbeda. Faktor berikut ini dipertimbangkan setelah analisa lokasi untuk usaha manufacturing sudah final. 71 Bagaimana iklim perburuhan?. Usaha manufaktur biasanya membutuhkan tenaga kerja yang besar, sehingga faktor yang berhubungan dengan ketenagakerjaa n berikut ini sangat penting. 1. Tingkat aktifitas serikat pekerja (union activity). Tingkat aktifitas tinggi tidak kondusif untuk kegiatan usaha. 2. Tingkat upah rata 2 . 3. Peri laku semangat kerja masarakat setempat. (Sifat pekerja yang rajin menguntungkan dunia usaha). Apakah perusahaan memerlukan posisi bahan baku (raw material) dan konsumen yang dekat?. Beberapa perusahaan memerlukan lokasi bahan baku yang dekat karena biaya transportnya mahal. Contohnya pabrik semen. Sebaliknya beberapa perusahaan memerlukan kedekatan dengan konsumen untuk dapat melayaninya dengan baik atau biaya transport produknya mahal. Untuk beberapa usaha manufaktur lainnya, kedua faktor diatas tidak menjadikan masalah. Perlu diinvestigasi ketersediaan prasarana (’utility’) dan biayanya. Perusahaan manufaktur biasanya memerlukan prasarana (air, listrik, gas,dsb) yang tinggi. Bila fasilitas diatas sulit didapat, dan harganya tinggi, viability usaha manufaktur dilokasi tersebut harus dikaji lebih teliti. Apakah sarana transportasi memenuhi?. Perusahaan manufaktur memerlukan akses kepada sistem transportasi, misalnya lapangan terbang, kereta api, kendaraan truk. Kebutuhan jenis transportasi tergantung dari jenis produknya. Bagaimana peraturan lingkungan? Perusahaan manufaktur harus meneliti peraturan lingkungan, karena ada peraturan yang melarang pemakaian material tertentu atau mengatur buangan proses yang harus dipenuhi. Apakah usaha merupakan jenis operasi ’wholesaling’? Pedagang grosir (Wholesalers) memasok pedagang eceran (retailers). Beberapa factor yang harus diperhatikan adalah sbb: Apakah kemampuan keuangan masarakat disekitar stabil?. Karena pedagang grosir memasok pedagang eceran (retailers), satu faktor yang menurunkan aktifitas retailer berakibat mengurangi pendapatan (revenue) grosir. Pedagang grosir harus memperhatikan masarakat yang pendapatannya stabil sebagai konsiderasi memilih daerah operasinya. Apakah kondisi keuangan toko eceran (retail store) cukup kuat? Pedagang grosir harus selalu mempertimbangkan jumlah dan kese hatan keuangan retail outlets. Faktor yang perlu diperhatikan adalah omset ( turnover) dari bisnis retail, kurun waktu keberadaan diusaha yang dijalani, statistik kinerja selama lima tahun terakhir. 72 Apakah ada pedagang grosir lainnya beroperasi didaerah y ang sama?. Pedagang grosir biasanya memilih daerah dimana banyak didapatkan pedagang eceran (retailers). Bila banyak saingan dari produk sejenis, maka sulit akan memasuki pasar. Apakah usaha sebaiknya ditengah kota atau dipinggiran? . Bila ongkos sewa ditengah kota mahal, pedagang grosir akan mencoba kepinggiran kota. Persaratannya adalah adanya sarana transportasi yang menunjang pengangkutan barang ke retailers didalam kota. Agent Bila wholesaler dibutuhkan, pengusaha harus memikirkan cara bagaimana mencapainya. Pengusaha secara pribadi akan mengalami kesulitan mengadakan hubungan kontak langsung sendirian tanpa bantuan. Dalam banyak hal dipakai representative (atau agent) untuk mengerjakan jasa penghubung dengan wholesalers atau perusahaan retail dimana kemudian agent dibayar atas dasar komisi dari volume barang yang berhasil dijual. Fungsi agent dapat sebagai penawar jasa mencarikan pasar untuk suatu produk atau menolong pembeli (buyers) menemukan sumber pemasok barang (source of supply). Pada industri jasa umumnya, kebanyakan kontak dilaksanakan langsung antara pemberi jasa dan konsumen. Agent sering dipakai pada jasa asuransi dan biro perjalanan (travel). Gambar VII.1 berikut ini memperlihatkan diagram channel distribution. Manufacturers/producers Agents/brokers Wholesalers/distributors Retailers Retailers Consumers and organizational end-users Gambar VII.1 Alternative marketing channels 73 Inkubator Bisnis inkubator adalah fasilitas tempat dan jasa yang disiapkan untuk mendukung usaha pemula dengan harga murah. Inkubator adalah fasilitas besar kemudian di -bagi kedalam ruang 2 yang lebih kecil untuk menampung berbagai usaha pemula yang berlainan. Ongkos sewa biasanya dibawah harga pasar, dan jasa yang diberikan berupa bantuan keuangan, pemakaian fasilitas bersama seperti, mesin fax, photocopy, ruang rapat, dan mungkin juga jasa konsultasi manajemen. Bagi pengusaha pemula, bergabung kedalam inkubator bertemu dengan berbagai usaha lainnya, akan memberikan keuntungan nasihat (advice), dan pemikiran baru (ideas). Inkubator tidaklah dimaksud untuk disewakan jangka panjang, tetapi untuk menolong pengusaha dimasa sulit pada awal usahanya. Bila dianggap cukup, pengusaha akan dilepas untuk menghadapi kehidupan bisnis yang nyata. VII.7.3 Faktor yang mempengaruhi pemilihan channel distribution Bila memilih channel of distribution pertanyaan berikut harus dipertimbangkan. Apakah produk akan dijual langsung ke konsumen atau pasar industri? Kebanyakan produk industri dijual melalui direct sales; produk konsumen dapat juga dijual melalui jalur yang sama meskipun sering melalui jasa retailer. Apakah posisi geografis dan jumlah konsumen? Bila konsumennya tersebar diseluruh negeri, direct sales dalam skala besar akan lebih complex daripada bila konsumennya berada pada daerah geografis yang terbatas. Meskipun direct sales dalam skala besar masih dimungkinkan tetapi akan memakan waktu dan biaya untuk membentuk network. Apakah karakteristik produk? Produk yang mudah hancur harus bergerak cepat melalui channels. Sedangkan produk yang bersifat complex dan hi-tech lebih sering dijual atas dasar person to person. Apakah sumber dana pengusaha? Bila pengusaha memiliki kemampuan sumber dana untuk membentuk regu pemasaran atau memasarkan produk langsung kepembeli, maka ini adalah satu pilihan (alternative). Tetapi, karena sumber dana yang terbatas, umumnya pengusaha kecil menggunakan penghubung (intermediaries) yang memiliki cukup 74 dana dan marketing network yang lebih efisien daripada yang dimiliki pengusaha kecil. Bagaimana pesaing menjual produknya?. Akankah marketing intermediaries sanggup memasarkan produk kita? Pengusaha harus mempertimbangkan bagaimana pesaing memasarkan produknya dan apakah marketing intermediaries akan mendorong produk kita dipasar sehingga berakibat menurunnya penjualan pesaing?. Bila intermediaries tidak cukup mempromosikan produk kita, pengusaha harus segera memutuskan pendekatan lain. VII.7.4 Kendala mendapatkan Distribution Channels. Meskipun jumlah jasa distribution channel cukup banyak, pengusaha masih mendapat kesulitan untuk menyalurkan produknya kepasar. Banyak intermediaries yang tidak tertarik pada produk baru. Pengusaha harus menyadari bahwa perusahaan retailers besar setiap hari ditawari produk baru. Mereka tidak ingin menyimpan dan memajang produk yang tidak memiliki daya jual. Banyak retailer yang meminta bukti (proof) adanya permintaan konsumen akan produk itu atau market test yang berhasil sebelum menerima produknya. Disamping itu sering kali sulit untuk meminta izin suatu toko untuk mendapatkan kesempatan menjalankan market test. Banyak pengusaha dengan idea produk baru menyadari bahwa direct marketing channels, seperti katalog atau jasa home shopping, mepersaratkan minimum tingkat inventory sebelum mereka bersedia memasarkan produk kita. Ada lagi persaratan dari retailer dimana pengusaha harus membuat minimum periklan an sebelum diterima untuk dipasarkan. Sering kali persaratan demikian membebani financial pengusaha. Akhirnya karena banyaknya produk baru masuk pasaran dan ruang Yang terbatas dari retailer dan biaya untuk inventory produk baru, banyak retailers yang memasang harga (fees) untuk memberi kesempatan pemasaran produk baru, disebut slotting fees. VII.7.5 Licensing Ada kalanya pengusaha (entrepreneur) tidak punya dana dan waktu untuk membuat dan mendistribusikan produk barunya. Jalan keluar situasi ini antara lain adalah pemberian lisensi ( licensing). Entrepreneur mengeluarkan lisensi kepada perusahaan lain untuk membuat dan menjual produknya dengan pemberian imbalan (fee) yang disetujui 75 bersama. VII.7.6 Perlindungan Hukum nuntuk Produk dan Jasa Baru Patents Bila seorang pengusaha berhasil mengembangkan produk baru, dikhawatirkan orang lain akan menirunya. Untuk memberikan perlindungan hukum, dikeluarkan peraturan tentang hak Patent untuk suatu penemuan, yaitu pemberian hak milik (property right) kepada penemu yang dikeluarkan oleh biro patent internasional. Hak patent melarang orang lain untuk ’membuat, memakai, menjual’ penemuan yang berasal dari fihak yang diberi hak milik ( property right). Copyrights Sebuah copyright adalah perlindungan yang diberikan secara hukum kepada pengarang untuk karya intelektual yang dibuat secara orisinil termasuk antara lain, tulisan dibuku, musik, karya seni, pentas drama, dan beberapa karya intelektual seperti software. Trademarks Trademark adalah kata, symbol, nama atau peralatan dimana dunia usaha menggunakannya untuk memberi ciri/identitas suatu benda atau produk tertentu dan membedakannya dari benda atau produk sejenis lainnya. Trademark biasanya tertera pada nama produk dengan symbol ( ”TM” ) berarti nama dengan symbol tersebut mempunyai hak merek. VII.7.7 Harga (Price) Kita semua sependapat bahwa harga dari produk merupakan faktor kunci yang menentukan keputusan untuk membeli. Harga mempengaruhi volume penjualan dan keuntungan. Tanpa harga yang sesuai, penjualan dan keuntungan akan ’menderita’. Harga yang cocok (the right price) dari suatu produk atau jasa bergantung pada tiga faktor. 1. Struktur biaya produksi untuk suatu produk pada perusahaa n. 2. Penelitian kondisi pasar. Seberapa besarkah pasar dapat menghargai produk kita. 3. Kesan (image) yang kita harapkan dari konsumen dalam melihat produk dan perusahaan kita. 76 Bagi perusahaan kecil, memperhatikan faktor non harga jual lebih efektif daripada mencoba bertarung melawan perusahaan besar dalam bidang persaingan harga. Persaingan non harga seperti misalnya, Tawaran uji coba produk tanpa dikenakan biaya Penyerahan tanpa biaya Jangka waktu jaminan produk lebih lama Jaminan uang kembali bila tidak puas akan mengalihkan perhatian konsumen dari harga barang. VII.7.8 Promosi Promosi adalah bentuk komunikasi secara himbauan (persuasive communication), dimaksudkan untuk menginformasikan konsumen mengenai produk barang atau jasa dan mencoba untuk mempengaruhi mereka untuk membelinya. Promosi dapat ber-macam 2 cara sebagaimana tergambar berikut ini. Direct marketing. Cara ini termasuk melalui media pos (direct mail); pesanan melalui daftar katalog (mail-order catalog); penjualan langsung (direct selling); telemarketing; siaran radio; internet. Iklan. Cara ini adalah menyiarkan pesan ditujukan kepada chalayak ramai melalui media seperti radio, surat kabar, dan TV. Promosi penjualan (sales promotion). Cara ini meliputi aktifitas pemasaran yang memberikan nilai tambah dan incentive kepada regu pemasaran (sales force), dan distributor. Sales promotion ditujukan untuk mendongkrak penjualan. Publisitas dan public relation. Publisitas adalah informasi perusahaan yang disiarkan sebagai berita melalui radio, koran, dan televisi. Publisitas dimaksud untuk memberikan informasi kepada masarakat konsumen mengenai perusahaan dan produknya, dalam bentuk artikel disurat kabar, wawancara diacara radio setempat, acara ditelevisi. Public relation adalah aktifitas hubungan masarakat yang ditujukan untuk memberi kesan baik masarakat mengenai perusahaan. Contoh dari kegiatan ini adalah antara lain, mensponsori pertemuan olah raga, keanggotaan prkumpulan Kamar Dagang, sumbangan kepada organisasi amal, dsb. Gabungan direct marketing, periklanan, sales promotion, publisitas, dan public relations disebut promotional mix. VII.8 Pemasaran Bergerilya (Guerilla Marketing) Pemasaran (marketing) adalah segalanya yang dikerjakan untuk mem promosi kan usaha, dari proses produksi barang atau jasa hingga sampai ditangan konsumen dan selanjutnya terjalin hubungan business secara tetap. 77 Guerilla marketing adalah cara yang bersifat inkonvensional men jalankan aktifitas promosi barang atau jasa dengan biaya rendah. Cara promosi ini k adang 2 dibuat sedemikian rupa hingga masarakat tidak menyadari bahwa mereka menjadi target promosi. Pemasar harus kreatif menciptakan cara yang tidak biasa ( unconventional) dalam memasarkan produk barang atau jasa. Dalam kenyataan dilapangan, perusahaan kecil lebih mudah melaksanakan taktik guerilla marketing daripada perusahaan besar karena kedekatannya dengan konsumen dan lebih gesit. Secara filosofis pada dasarnya Pemasaran (Marketing) bukanlah pertarungan produk dan jasa; ia lebih mengesankan pertarungan persepsi. Berikut ini merupakan fundasi praktek guerilla marketing dan perbandingannya dengan cara traditional marketing. 1. Praktek traditional marketing memerlukan investasi dana pada proses marketing. Teori guerilla marketing mengatakan investasi utama adalah waktu, energi, dan imajinasi. 2. Praktek traditional marketing ditujukan untuk usaha besar ( big business), menganjurkan taktik yang berlaku untuk perusahaan besar dan biasanya memerlukan anggaran yang besar. Teori guerilla marketing ditujukan untuk usaha kecil dengan tekad tinggi dan bukan dana besar. 3. Praktek traditional marketing mengukur keberhasilan dari hasil penjualan. Guerilla marketing mendasarkan pada realita bahwa setiap orang dapat menaikkan sales. Tetapi sales dan turnover tinggi, tidak berarti bila tidak dihasilkan keuntungan yang konsist ent. Ukuran utama pada guerilla marketing adalah profit. 4. Praktek traditional marketing mendasarkan pada pengalaman dan kemudian membuat keputusan yang melibatkan pekerjaan ’ coba 2 ’ (guess work). Perkiraan yang keliru sangat mahal bagi praktek guerilla marketing. Jadi guerilla marketing menjalankan praktek ilmu psikologi, hukum perilaku manusia. Ada beberapa kepastian (certainties) yang dapat kita pegang yang menyangkut pola pembelian (purchase pattern). Guerilla marketing fokus pada pola yang memberi kepastian tersebut. 5. Praktek traditional marketing menganjurkan untuk menaikkan angka produksi dan kemudian membuat diversifikasi dengan menawarkan produksi dan jasa sampingan dari produk utama. Guerilla marketing menolak diversifikasi dan tetap memperhatikan dan fokus kepada produk yang sudah ditekuni. Tugas kita adalah menciptakan standard 78 unggul dari produk yang sedang ditekuni. Diversifikasi akan mengganggu fokus kita. 6. Praktek traditional marketing menganjurkan peluasan pasar secara linier dengan menambah konsumen baru. Guerilla marketing tidak memburu pelanggan baru, tetapi berusaha membesarkan pasar secara geometris. Pelaku Guerilla marketing berusaha menaikkan transaksi dengan pelanggan tetap dengan cara menindak lanjuti setiap permintaan, keluhan serta memberikan pelayanan yang extra baik. VIII. MENYUSUN RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN) Rencana usaha (business plan) adalah suatu ringkasan tulisan dari seorang pengusaha yang mempresentasikan usulan usaha ( business venture) yang meliputi rincian operasional dan keuangan, strategi pemasaran, dan kemampuan pimpinan dan jajaran direksinya. Rancangan ini merupakan pegangan pengusaha ( road map) menuju terciptanya usaha yang berhasil. Business plan berisi antara lain, arah perusahaan, target usaha, dan jalan kearah target tersebut. Secara singkat, business plan adalah dokumen yang isinya secara meyakinkan menggambarkan strategi dan kemampuan usaha untuk menjual produk atau jasa secara lengkap serta analisa pemasarannya hingga menghasilkan keuntungan dan memberi daya tarik kepada calon potensial penanam modal. VIII.1 Mengapa Perlu Disusun Business Plan? Business plan mempunyai dua fungsi penting. Fungsi pertama dan yang terpenting adalah memberikan pemetaan bagi jalannya perusahaan dan menciptakan strategi untuk diikuti. Business plan ini berisi misi perusahaan, target yang ingin dicapai, tujuan jangka panjang perusahaan, anggaran (budget), ramalan anggaran keuangan, target pemasaran, dan strategi perusahaan . Bagi direksi perusahaan, business plan memberikan motivasi dan pengarahan agar focus 79 pada target usaha. Bagi karyawan, rancangan usaha akan memberi pegangan arah yang dituju, target yang dicapai pada masing 2 seksi dan tolak ukur keberhasilan. Fungsi kedua dari suatu business plan adalah untuk menarik minat creditor dan investor agar mau menanamkan modal usaha. Suatu business plan yang dipersiapkan secara rapih dan rinci, akan meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya. Isi dan penyajian business plan mencerminkan refleksi pengusaha. Keputusan investor akan sangat dipengaruhi oleh isi dari proposal suatu business plan. Seorang investor yang serius tidak akan membuang waktu untuk bertemu dengan seorang pengusaha yang isi business plan nya tidak menggambarkan kebutuhan yang serius akan investasi. Dalam pandangan seorang investor yang serius, seorang pengusaha yang mempersiapkan business plan nya secara ceroboh, maka ia cenderung akan mengelola usahanya dengan kualitas serupa. Business plan juga lazim digunakan untuk keperluan berikut. 1. Mendapatkan pinjaman bank (Bank financing). 2. Dana investasi (Investment fund). Sudah lazimnya business plan digunakan untuk proses evaluasi guna mendapatkan modal ventura (venture capital), pemodal swasta (private investor). 3. Mengusahakan aliansi strategis (Strategic alliances) Penggabungan dua usaha lazimnya antara perusahaan besar dan kecil. Perusahaan kecil biasanya membutuhkan bantuan dana dan perusahaan besar membutuhkan inovasi. Untuk menuju merger seperti ini, biasanya perusahaan besar mempelajari business plan dari perusahaan kecil calon mitranya. 4. Mendapatkan kontrak besar Bila perusahaan kecil mencari kontrak untuk proyek besar atau ingin memperpanjang kontrak yang sedang berjalan dengan perusahaan besar, business plan akan membantu meyakinkan kepercayaan perusahaan besar untuk menjadi mitranya. 5. Merekrut pejabat kunci (Attract key employee) Satu kesulitan yang mungkin dihadapi perusahaan ke cil yang prospektif dan berpotensi kuat untuk berkembang adalah mengajak professional yang memiliki reputasi untuk ber-sama 2 menghadapi tantangan dan risiko kedepan untuk mengembangkan usaha yang prospektif ini. Kebanyakan eksekutif professional memilih bekerja pada perusahaan besar yang ber -reputasi. Disinilah peran suatu business plan yang menggambarkan secara jelas prospek kedepan yang dihadapi perusahaan dan berisi rencana dalam menghadapi situasi yang mungkin berubah akan menjadi daya tarik bagi professional yang suka menghadapi tantangan. 80 6. Proses merger dan akuisisi Bila kita akan menjual perusahaan kepada perusahaan yang lebih besar business plan merupakan factor penting bagi calon pembeli. Business plan akan menggambarkan kepada pembeli bahwa kita sudah memikirkan jalannya perusahaan kedepan dan tahu arah perusahaan. Business plan dapat meyakinkan calon investor bahwa perusahaan kita dapat menjadi mitra yang handal. Pada dasarnya Business plan berfungsi sebagai résumé perusahaan. VIII.2. Unsur 2 Dalam Suatu Business Plan Unsur 2 dalam suatu business plan adalah baku (standard) tetapi penyajiannya harus unik dan disesuaikan dengan kondisi masing 2 bidang usaha. Seorang pengusaha (entrepreneur) harus mempelajari unsur 2 berikut ini sebagai titik awal dalam menyusun rencana dan menyesuaikan seperlunya untuk memberikan gambaran yang tepat bagi tujuan usaha. Ringkasan Eksekutif (The Executive Summary) Untuk menyingkat presentasi kepada institusi keuangan yan g potensial atau investor, pengusaha harus membuat executive summary. Ringkasan seperti itu harus padat – maksimum sepanjang dua halaman – dan hanya berisi hal 2 yang relevan dari rancangan usaha yang diajukan. Usulan ini harus menerangkan maksud dari penam bahan dan jumlah dana yang dibutuhkan, apa rencana dana yang akan digunakan, serta bagaimana dan bilamana dana akan dikembalikan. Misi Perusahaan (Mission Statement) Sebagaimana sudah diterangkan terdahulu, misi perusahaan mencerminkan visi pengusaha mengenai apa yang ia lihat dari perusahaannya dan bagaimana ia ingin melihat perusahaannya dimasa mendatang. Misi merupakan ekspresi dari tujuan usaha dan menentukan arah jalan yang ditempuh perusahaan. Riwayat perusahaan Seorang manager perusahaan harus mempersiapkan riwayat pendek dari operasi perusahaan, yang berisi antara lain, kejadian 2 financial dan operasional yang signifikan dalam kurun waktu sepanjang perusahaan ini beroperasi. Dalam bagian ini harus berisi bila dan mengapa perusahaan didirikan, bag aimana jalannya perusahaan selama ini dan apa yang diharapkan pemilik pada waktu mendatang. 81 Iklim Usaha (Business Environment) Iklim usaha terdiri dari tiga faktor – trend nasional, trend industri, dan trend lokal. Trend nasional sering memberikan dampak berarti terhadap pola berbelanja. Perubahan yang dapat memberi dampak signifikan terhadap dunia usaha adalah : Perubahan demographic. Perubahan pada komposisi demography dapat memberi dampak pola belanja dan lifestyle konsumen misalnya, perubahan pembagian komposisi generasi tua dan muda dimasarakat. Kebutuhan produk dan jasa generasi muda dimana istri ikut bekerja, sangat berbeda dengan generasi pensiunan. Kecenderungan peraturan pemerintah (legislative trends). Pada saat formalin dilarang untuk bahan pengawet makanan, pedagang yang biasa menggunakannya harus mencari alternatif yang mungkin lebih mahal. Bila suatu waktu pemerintah mewajibkan setiap bengkel mobil dilengkapi alat pengukur emisi buangan, bengkel kecil akan mengalami dampaknya karena harga a lat itu cukup mahal. Trend industri perlu selalu diikuti. Contohnya, pada waktu teknologi telpon sellular masuk, penjualan alat pager merosot tajam dan akhirnya ditutup. Pada waktu telpon sellular memiliki teknologi PDA (Personal Digital Assistance), indu stri PDA menjadi mubasir (obsolete). Trend kendaraan bermotor adalah pemakaian computer pada beberapa bagiannya. Usaha bengkel kecil yang melayani mobil 2 tua bila tidak siap dengan trend teknologi akan mengalami dampak usaha. Trend lokal yang harus diwaspadai adalah faktor yang menyangkut tingkat ekonomi masarakat dari lingkungan, sikap masarakat lingkungan terhadap usaha yang akan berkembang didaerahnya, trend jumlah penduduk dilingkungan. ang akan dilakukan perusahaan. Strategi Usaha (Business Strategy) Seksi ini berisi strategi pengusaha untuk masuk dan mengungguli persaingan usaha. Pada seksi sebelum ini pengusaha menerangkan kemana usaha ini akan dibawa dengan menyusun goals dan objectives nya. Seksi business strategy ini menerangkan bagaimana caranya mencapai tujuan itu. Seksi ini harus menyusun rencana strategi pengusaha untuk mencapai competitive edge dipasar. Keterangan Produk Usaha atau Jasa Pemilik usaha harus memberi keterangan yang lengkap mengenai segala jenis produknya agar konsumen dapat mendapatkan gambaran bila memakai produk atau jasa yang ditawarkan. Gambar, diagram, gambar mungkin diperlukan apabila produknya berteknologi tinggi. 82 Titik berat seksi ini harus memberi keyakinan keuntungan dan nilai tambah apa yang diperoleh konsumen dengan membeli produk ini. Harus diingat bahwa konsumen membeli ”manfaat’ (benefit) dan bukan sekedar membeli produk atau jasa. Strategi Pemasaran (Marketing Strategy) Aspek kekhawatiran yang sangat krusial dari seorang kreditor dan investor yang ak an menanamkan dananya adalah menanyakan apakah ada pasar yang sungguh 2 untuk produk barang atau jasa yang ditawarkan. Karena itu sipemilik usaha harus menerangkan target pasar dan karakteristiknya. Salah satu goal yang dituju dalam seksi ini adalah mendap atkan titik awal untuk menyusun estimasi biaya yang akan kemudian muncul dalam business plan ini. Bagian dalam business plan ini harus berisi topik berikut ini. Periklanan. Begitu target market sudah direncanakan, pengusaha dapat segera merencanakan kegiatan promosi dan periklanan yang ditujukan kepada pelanggan yang dibidik secara efektif dan efisien. Besarnya pasar dan trend. Berapa besar potensi pasar?. Apakah pelanggan memerlukan perubahan?. Apakah penjualan bersifat musiman? Lokasi. Untuk business pada umumnya memilih lokasi yang tepat adalah faktor keberhasilan kunci (key success factor). Untuk retailer, wholesalers, dan usaha jasa, lokasi yang tepat adalah tempat yang nyaman bagi pelanggan. Harga (pricing). Berapa biaya produksi dan penyerahan untuk produknya?. Apakah strategi pricing secara keseluruhan?. Distribusi. Bagaimana produk atau jasa disalurkan kepada konsumen?. Analisa Pesaing (Competitor Analysis) Pengusaha harus membuat analisa persaingan. Tidak ada analisa seperti itu akan memberi kesan bahwa pengusaha tidak siap membuat laporan lengkap, atau tidak jujur. Seksi ini harus fokus kepada bagian 2 dari usaha yang mempunyai keunggulan kompetitif, siapa saja pesaing, apa saja kekuatan dan kelemahannya, apa strategi mereka, kesan apa yang mereka dapat dipasar, seberapa berhasilnya mereka, dan apa yang membedakan produk kita dari pesaingnya . Seksi ini harus memberi kesan bahwa strategi perusahaan berorientasi kepada pelanggan. Résumé pemilik Faktor terpenting dari keberhasilan business venture adalah managementnya. Keputusan investor untuk memberikan bantuan modal banyak dipengaruhi oleh kompetensi dan 83 pengalaman manager dan direksinya. Business plan harus berisi riwayat profesional dari pejabat kunci dan manager 2 perusahaan. Sebuah résumé harus berisi pendidikan, riwayat kerja (menitik beratkan pengalaman managerial dan tanggung jawabnya), dan pengalaman business lainnya. Kreditor dan investor akan memperhatikan pengalaman, bakat, dan integritas pimpinannya. Bagan organisasi (Organization Chart) Untuk melengkapi laporan, pemilik usaha harus membuat bagan organisasi, memperlihatkan posisi organisasi dan pejabat yang duduk diposisi tersebut. Data keuangan (Financial Data) Creditor dan investor memakai data keuangan lama untuk menimb ang kesehatan keuangan perusahaan dan kemampuannya untuk mengembalikan hutang atau modal yang ditanamkan serta menciptakan pendapatan perusahaan yang cukup ( generate adequate returns). Pemilik perusahaan harus mempersiapkan laporan keuangan (financial statement) selama 3 tahun terakhir. Idealnya laporan ini diaudit oleh akuntan publik yang resmi karena hal ini dibutuhkan oleh institusi keuangan. Pengusaha harus membuat proyeksi laporan keuangan bulanan untuk operasi perusahaan dua atau tiga tahun mendatan g, dengan menggunakan data terdahulu seperti data statistik. Kemudian dibuat juga ramalan laporan keuangan ( cash flow), balance sheet, anggaran (cash budget), dan akhirnya schedule atas rencana anggaran pembelian barang 2 modal (capital expenditures). Potensial lenders ingin mengetahui bagaimana pengusaha menghitung cara membuat ramalan penjualan (forecast for sales), biaya proses produksi (cost of goods sold), biaya operasi (operating expenses), jumlah tagihan perusahaan ( accounts receivable), penagihan, inventory, dsb. Proposal Pinjaman (The Loan proposal) Seksi Proposal Pinjaman harus menyatakan dengan jelas untuk maksud apa pinjaman itu dipakai, jumlah yang dibutuhkan, dan rencana pengembalian. Bila menerangkan mengenai maksud pinjaman, peminjam harus secara spesifik mempresentasikan rencana pemakaian dana. Permintaan umum yang bersifat ‘ ngambang’ misalnya, untuk keperluan “perluasan”, “modernisasi”, “modal kerja” dsb, pasti tidak akan meyakinkan investor. Keterangan yang bernada misalnya, “Untuk keperluan memodernisasi alat produksi, agar dibeli 5 mesin baru yang akan menaikkan produktivitas 12%” atau “Menambah persediaan barang jualan pada awal bulan puasa untuk menyongsong puncak penjualan menjelang hari lebaran”. Kalimat dengan nada seperti diatas akan lebih 84 meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya karena target yang ingin dicapai jelas. Elemen penting lainnya dari loan proposal atau investment proposal adalah jadwal pengembalian (repayment schedule) dan exit strategy. Yang diharapkan oleh seorang penghutang (lenders) adalah pengembalian hutang oleh peminjam. Sedangkan yang diharapkan seorang investor adalah penghasilan ( earning) yang direpresentasikan oleh angka Rate of Return yang besarnya bisa diterima. Proyeksi keuangan harus mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mengembalikan hutang. Tanpa keyakinan seperti ini permintaan tambahan modal sangat tipis untuk disetujui. VIII.3 Apa yang Dilihat Lenders dan Investor didalam menilai Business Plan dan Aplikasi Pinjaman (Loan Application). Segera setelah usaha menjadi operasional dan sudah mempunyai reputasi keuangan (financial track record), maka secara tradisi bank menjadi sumber pendanaan. Untuk ini, pengusaha kecil harus sadar akan kriteria yang dipakai bank untuk meng -evaluasi kelaikan kredit (credit worthiness) dari calon peminjam. Kebanyakan bankers menggunakan lima Cs untuk menilai debitor, yakni capital, capacity, collateral, character, dan conditions. Capital. Usaha kecil harus mempunyai basis modal yang stabil sebelum bank berminat memberi pinjaman. Pada realitanya, alasan dari kebanyakan bank untuk menolak aplikasi pinjaman kepada usaha kecil adalah adanya hutang yang berlebihan dari usaha kecil tersebut. Capacity. Sinonim capacity adalah cash flow. Lebih banyak terjadi usaha kecil yang jatuh karena tidak mempunyai cukup dana (cash) daripada karena alasan rugi. Sangat mungkin usaha berada pada posisi untung, tetapi mengalami kelangkaan persediaan cash. Perusahaan demikian itu bangkrut secara teknis. Bank mempelajari secara ketat posisi cash flow dari perusahaan kecil untuk menentukan apakah ia memenuhi capacity yang dibutuhkan. Collateral. Collateral meliputi asset yang dijanjikan pemilik untuk diagunkan sebagai jaminan dan pembayaran kembali pinjaman. Bila perusahaan gagal membayar kembali pinjamannya, bank berhak menyita atau menjual jaminan sampai hutangnya lunas. Character. Sebelum bank menyerahkan pinjamannya kepada usaha kecil, bankir harus yakin dulu dengan karakter pemilik usaha. Evaluasi karakter sering didasarkan atas faktor 2 intangable, misalnya kejujuran, kompetensi, kesopanan, keyakinan, intelegensia, dan kemampuan. Meskipun faktor diatas yang diuji bersifat abstrak, tetapi evaluasi faktor 2 tersebut sering menentukan keputusan. 85 Conditions. Kondisi dunia usaha disekitar sering berpengaruh kepada kesempatan pemilik usaha mendapatkan pinjaman dana. Bank memperhatikan faktor yang berkaitan dengan operasi usaha, seperti potensi berkembang dipasar, persaingan, lokasi, bentuk dari kepemilikan (form of ownership), dan tujuan peminjaman. Faktor lainnya yang menjadi perhatian bank adalah, bentuk dari ekonomi secara keseluruhan, termasuk level bunga (interest rate level), tingkat inflasi, dan kebutuhan uang ( demand for money). Kesimpulan Meskipun tidak ada jaminan keber hasilan bila mendirikan usaha, cara terbaik mencegah kegagalan adalah membuat business plan. Rencana yang baik akan berfungsi sebagai strategic compass yang mempertahankan arah jalannya business menuju masa depan yang tidak menentu. Sebagai tambahan, suatu solid plan penting bagi yang membutuhkan modal pada saat memulai usaha. Harus diperhatikan bahwa business plan harus disusun berdasarkan fakta dan asumsi yang realistis. IX. SUMBER DANA: EQUITY and DEBT Pengadaan dana untuk meluncurkan usaha baru merupakan tantangan bagi pengusaha. Pada masa kini pengusaha merasakan kesulitan menemukan modal yang dibutuhkan untuk menghidupkan usaha mereka. Krisis keuangan yang melanda dunia usaha pada masa 2 yang lalu membuat pencarian dana bagi para pengusah a merupakan pekerjaan yang menantang. Bank telah mengketatkan kriteria dan syarat 2 peminjaman, venture capitalist menjadi lebih konservatif, investor swasta ( private investor) lebih ber-hati 2 . Hal ini membuat membuat permainan saham dibursa menjadi alternatif yang menarik untuk mencari dana tambahan bagi pengusaha kecil yang berkembang pesat dengan track 86 record yang baik. Akibatnya situasi kelangkaan kredit melanda kebanyakan pengusaha kecil. Persepsi kebanyakan peminjam uang ( money lenders) dan investor, adalah bahwa usaha business kecil itu mengandung resiko tinggi. IX.1 Rencana Untuk Pemodalan (Planning for Capital Needs) Ada tiga cara untuk menaikkan modal. 1. Finance dengan Penghasilan (Earnings) – Bila perusahaan menguntungkan, maka bagian keuntungann ya dapat digunakan untuk ekspansi usaha. 2. Finance dengan Equity – Perusahaan dapat menjual sahamnya dipasar modal untuk ekspansi usaha. 3. Finance dengan Hutang – Suatu perusahaan dapat juga menjual surat hutang (Bonds). Untuk menjadi pengusaha yang berhasil diperlukan kepandaian pengadaan modal ( fund raiser), suatu pekerjaan yang biasanya menyita waktu dan tenaga daripada yang diperkirakan. Modal (Capital) adalah segala bentuk ’kekayaan’ yang digunakan untuk menghasilkan ’kekayaan’ lebih besar lagi bagi perusahaan. Modal dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk, termasuk uang tunai (cash), inventory, bangunan pabrik (plant), dan alat 2 produksi (equipment). Manager keuangan harus merencanakan ketiga macam capital berikut ini. IX.1.1 Modal tetap (Fixed Capital) Fixed capital dibutuhkan untuk membeli asset yang permanent atau fixed asset, misalnya bangunan, tanah, computer, dan alat produksi. Uang yang ditanamkan untuk fixed asset cenderung idle karena tidak dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Jumlahnya cenderung tinggi dan jangka kredit ( credit terms) umumnya bersifat jangka panjang. Peminjam (lenders) untuk keperluan pembelian fixed asset mengharapkan asset yang dibeli akan memperbaiki efisiensi, dan selanjutnya menghasilkan pendapatan penghasilan (cash flow) yang menguntungkan untuk menjamin kelancaran pengembalian hutang. IX. 1.2 Modal Kerja (Working Capital) Modal kerja merupakan dana yang bersifat jangka pendek atau sementara karena digunakan untuk mendukung operasi jangka pendek. Modal kerja mencerminkan jumlah dana operasional yang tersedia untuk keperluan harian. Juga lazim disebut modal operasional (operating capital) didefinisikan sebagai 87 Working Capital = Current Assets - Current Liabilities. Suatu perusahaan dapat saja mendapatkan asset dan keuntungan, tetapi akan mengalami kekurangan likuiditas bila asset tersebut tidak dapat dijadikan uang. Current assets dan current liabilities mencakup tiga account penting yang harus selalu diwaspadai oleh manager keuangan. account receivable (current asset) – piutang inventory (current asset) dan account payable (current liability) – hutang Sebagai tambahan, hutang saat ini (account payable) adalah kritis, karena ini mencerminkan tagihan jangka pendek terhadap asset perusahaan. Tipe hutang j angka pendek pada umumnya adalah pinjaman bank ( bank loan), dan pinjaman kredit perusahaan (line of credit). Suatu perubahan positif pada working capital menunjukkan adanya kenaikan usaha pada current assets (penerimaan cash, atau current assets lainnya) atau adanya penurunan current liabilities (sudah terbayar hutang 2 jangka pendek perusahaan kepada kreditor). IX.1.3 Dana pinjaman untuk perkembangan Perusahaan (Growth Capital) Tidak seperti working capital, growth capital tidak terpengaruh oleh fluk tuasi usaha. Kebutuhan akan growth capital muncul bila usaha yang sedang berjalan berkembang atau berubah scope usaha. Growth capital merupakan tipe financing yang fleksibel. Uang yang dipinjam dibawah skema growth capital line of credit dapat dipakai untuk tujuan korporasi. IX.2 Modal Ekuitas terhadap Modal Pinjaman (Equity Capital versus Debt Capital) Equity capital merepresentasikan investasi pribadi dari para pemilik usaha, dan kadang 2 disebut dengan istilah risk capital, karena pemodal 2 ini menanggung risiko utama kehilangan modal bila usahanya gagal. Tetapi bila usahanya berhasil, pemilik usaha diatas akan menarik keuntungan. Keuntungan dari equity capital adalah tidak ada pengembalian hutang seperti halnya dengan pinjaman (loan). Investor equity berhak atas bagian (share) dari pendapatan perusahaan. Kerugian dari equity capital adalah pengusaha harus menyerahkan sebagian kepemilikan usaha kepada orang luar bila pada satu saat ia memerlukan equity financing untuk mengembangkan usahanya. 88 Debt capital adalah financing dimana pemilik usaha kecil meminjam dana untuk mengembangkan usahanya dan mengembalikan dana tersebut dengan bunga. Debt capital berbeda dari equity atau share capital karena peminjam uang tidak menjadi (bagian) pemilik dari usaha, tetapi hanya berstatus sebagai creditor. IX.3 Sumber dari Equity Capital Tabungan pribadi (personal savings) Pertama kali seorang entrepreneur mencari modal awal adalah yang ada pada dirinya. Yang pada umumnya menjadi sumber dana untuk memulai suatu usaha kecil adalah tabungan sendiri. Entrepreneur melihat keuntungannya bila memakai sumber dana sendiri. Bila dipakai penyertaan modal dari luar, ini berarti entrepreneur mulai ‘menyerahkan’ sebagian kepemilikan usahanya kepada orang lain. Teman atau Keluarga Bila seluruh tabungannya habis dipakai untuk modal awal, maka kekurangan modal biasanya diusahakan diperoleh dari saudara atau temannya. Banyak terjadi rusak hubungan bila usaha mengalami kegagalan. Untuk menghindari kemungkinan hubungan yang tidak baik dimasa mandatang, seorang entrepreneur harus secara jujur mempresentasikan kesempatan investasinya ( investment opportunity) dan bentuk risiko yang harus dihadapi sebelum membuat perjanjian pinjaman modal. Private Investor atau Angles Setelah dipakai modal tabungan sendiri dan kawan, banyak entrepreneur mendapatkan dirinya masih kekurangan modal tambahan. Dalam situasi ini entrepreneur sering berpaling kepada private investor atau biasa disebut angles. Investor seperti itu yang bisa juga seorang entrepreneur, mungkin juga berminat untuk ikut berinvestasi dengan imbalan mendapat bagian (equity stakes) didalam perusahaan yang baru tumbuh. Angels adalah sumber yang baik bagi modal yang ’sabar menunggu’ ( patient money), sering bersedia menunggu s ekitar 7 tahun atau lebih sebelum mencairkan modalnya. Mereka pada umumnya mengharapkan pendapatannya diperoleh bukan dari dividen atau bunga, tetapi dari kenaikan nilai perusahaan. Sebagian besar investasi angels ditanam pada usaha yang berada pada tahap awal pertumbuhan. Kesimpulannya, bila seorang entrepreneur membutuhkan modal yang tidak besar untuk memulai suatu usaha, angel adalah sumber yang bisa diandalkan. Partners 89 Dalam bab III.2.2, pengusaha dapat memilih mitra ( partner) untuk mengembangkan usahanya. Sebelum memasuki perjanjian kemitraan ( partnership), pemilik usaha harus mempertimbangkan masak 2 dampak dari melepaskan sebagian pengawasan terhadap operasi dan pembagian keuntungan (sharing profit) dengan seorang atau beberapa mitra. Apabila pengusaha melepaskan equity dari usahanya (apapun mekanismenya), ia menempuh risiko untuk kehilangan kontrol pengawasan. Korporasi Akhir 2 ini banyak perusahaan besar terjun kebidang business financing untuk membantu perusahaan 2 kecil yang memerlukan modal tambahan. Perusahaan 2 kecil adalah nasabah (customer) yang menerima jasa financing tersebut. Perusahaan 2 Venture Capital Perusahaan 2 ini adalah usaha swasta dengan tujuan mencari untung dengan membeli equity dari perusahaan yang baru berkembang dengan potensi pertumbuhan dan keuntungan yang tinggi. Penjualan Saham Publik (Go Public) Pada beberapa hal entrepreneur dapat memutuskan perusahaannya untuk “ go public” dengan menjual saham pada perusahaannya kepada investor luar. Ini adalah cara yang efektif untuk memperoleh modal tambahan yang besar, tetapi cara ini mahal serta melalui suatu proses yang panjang dan peraturan 2 yang berbelit. Begitu perusahaan membuat penawaran publik pertama (initial public offering), lazim disebut IPO, situasi menjadi t idak sama lagi. Direksi dan pimpinan harus mempertimbangkan dampak dari putusan 2 nya, bukan hanya terhadap perusahaan dan karyawannya saja, tetapi juga terhadap pemegang saham (shareholders) dan nilai saham perusahaan. Go public itu bukan untuk setiap usaha. Sebenarnya kebanyakan usaha kecil tidak memenuhi criteria untuk membuat penawaran yang berhasil bagi saham 2 perusahaannya. Sangat mustahil bagi perusahaan yang baru tumbuh yang tidak memiliki sejarah ( track record) keberhasilan dalam menghimpun dana mel alui penawaran public. Seorang investment banker yang bertindak sebagai underwriter untuk penawaran saham public akan selalu melihat perusahaan yang sudah berjalan dengan mempertimbangkan criteria berikut ini. 90 Pertumbuhan yang tinggi secara konsisten Tercatat berpenghasilan tinggi Catatan audit selama 3 sampai 5 tahun terakhir Memiliki posisi kuat dalam perkembangan pasar yang cepat Memiliki team management yang baik dan board of directors yang kuat. Entrepreneur yang mempertimbangkan perusahaannya u ntuk go public harus secara hati2 mempelajari keuntungan dan kerugian dari suatu IPO. Keuntungan adalah sbb. Kemampuan Menghimpun Tambahan Modal. Memperbaiki Cara untuk Pembiayaan diKemudian Hari (Future financing). Go public menaikkan nilai perusahaan, memperbaiki kekuatan financial memudahkan perusahaan untuk menarik lebih banyak modal – hutang dan equity – dan untuk berkembang. Memperbaiki Penampilan (image) Perusahaan. Mendapat perhatian media menjadikan perusahaan lebih dikenal. Menjadi perusahaan p ublik dibeberapa industri memperbaiki prestise dan menambah posisi daya saingnya, satu dari yang diakui umum sebagai keuntungan yang bersifat intangible dari keberadaan go public. Menggunakan Saham untuk meng-Akuisisi . Sebuah perusahaan yang sahamnya dijual secara publik dapat membeli perusahaan lain dengan menawarkan sahamnya sendiri. Terdaftar di-Bursa Saham . Dengan terdaftarnya perusahaan dibursa saham yang terkenal akan memperbaiki pasaran sahamnya dan memperbaiki penampilan. Kerugiannya adalah sbb: Kehilangan Kepemilikan . Apabila entrepreneur menjual saham kepada publik, maka ia secara otomatis kehilangan sebagian kepemilikannya pada perusahaan. Kebanyakan pemilik mempertahankan kepemilikan mayoritas dalam usahanya, tetapi ia tetap mempunyai risiko pengambil alihan secara tidak bersahabat beberapa tahun kemudian setelah menjual beberapa sahamnya. Kehilangan Pengawasan . Apabila banyak saham terjual kepada publik, pemilik berisiko untuk kehilangan pengawasan terhadap perusahaannya. Bila sebagian besar saham terjual kepada pemegang saham yang agressive, mereka dapat mengambil alih direksi yang sedang bekerja. Kehilangan Privacy . Laporan yang tadinya bersifat pribadi ( private) harus dapat di access untuk informasi publik. Pertanggungan Jawab (Accountability) kepada Pemegang Saham . Modal yang dikelola entrepreneur dengan segala risikonya tidak lagi mutlak 91 miliknya. Direksi suatu perusahaan publik bertanggung jawab kepada pemegang saham. Keuntungan dan pengembalian modal menjadi perhatian utama dari investor. Apabila suatu perusahaan publik yang baru nilai sahamnya tiba2 merosot tajam, tuntutan pemegang saham tidak dapat dihindari. Investor dapat menuntut direksi perusahaan berbuat curang dan kelalaian melaporkan potensi risiko yang mengancam investasi pem egang saham. IX.4 Sifat dari Debt Financing Debt financing menyangkut dana yang dipinjam oleh pemilik usaha kecil, dan harus dikembalikan dengan bunga. Penghutang jumlahnya lebih banyak daripada investor. Meskipun modal yang dipinjamkan masih memboleh kan pengusaha untuk mempertahankan kepemilikan usaha, modal tersebut harus dimasukkan kedalam kategori liability pada analisa neraca (balance sheet) juga pengembalian dengan bunga. Selanjutnya karena usaha kecil dianggap lebih berisiko daripada usaha besar , maka mereka harus membayar dengan bunga uang lebih tinggi karena pertukaran risk of return. Bila lebih banyak risikonya, lebih besar tuntutan pengembaliannya. IX.5 Sumber Modal Hutang (Sources of Debt Capital) IX.5.1 Bank Commercial Bank komersial adalah jantungnya pasar financial, menawarkan jumlah besar dan ber macam 2 bentuk pinjaman kepada usaha kecil. Suatu studi mendapatkan bahwa bank komersial menyediakan separuhnya dari seluruh jumlah financing kepada usaha kecil. Pemilik usaha menganggap bank sebagai peminjam dikesempatan pertama ( lenders of first resort). Bank mempunyai tendensi untuk bersikap konservatif (hati 2 ) pada praktek peminjaman dan cenderung untuk memberikan pinjaman kepada usaha kecil yang sudah mapan daripada mempertaruhkan risiko kepada usaha kecil yang baru tumbuh. Pejabat bank ingin melihat track record yang meyakinkan sebelum mengambil putusan untuk memeberikan pinjaman. Bank juga ingin melihat bukti dari stabilitas penjualan dan pemasaran dan kemampuan produk atau jasa untuk menghasilkan cash flow untuk mengamankan pengembalian pinjaman. Meskipun ada jaminan collateral yang cukup, bank tidak menginginkan pengusaha pada suatu waktu berada pada posisi default. Situasi seperti ini akan mengakibatkan penjualan jaminan secara obra l untuk mengembalikan pinjaman. IX.5.2 Pinjaman Jangka Pendek (short Term Loan) 92 Pinjaman jangka pendek, untuk masa kurang dari satu tahun, adalah cara yang lazim digunakan oleh bank komersial terhadap perusahaan kecil. Dana ini lazim digunakan untuk pendanaan menambah inventory, memperbesar output, mendukung credit sales terhadap pembeli, dsb. Pengusaha akan mengembalikan pinjaman setelah merubah inventory dan piutang perusahaan (receivable) menjadi cash. Beberapa jenis pinjaman jangka pendek. Pinjaman komersial Bank komersial itu mempunyai ke khususan memberi pinjaman jangka pendek. Biasanya dibayar kembali dalam bentuk lump sum dengan jangka waktu sekitar 3 hingga 6 bulan. Pinjaman ini biasanya tanpa jaminan. Bank biasanya hanya memberi pinjaman j angka pendek tanpa jaminan kalau pengusaha dapat membuktikan dan meyakinkan bank akan kekuatan keuangannya. Lines of Credit Satu hal lainnya yang biasa dilakukan pengusaha adalah membuka line of credit, yang berarti pinjaman bank jangka pendek dengan limit yang ditentukan dulu, yang menyediakan modal kerja (working capital) untuk dipakai biaya operasi rutin se-hari 2 . IX.5.3 Pinjaman Jangka Menengah dan Panjang. Pada umumnya bank menyediakan pinjaman modal jangka pendek kepada pengusaha kecil, meskipun ada kalanya bank menyediakan pinjaman jangka menengah dan jangka panjang. Pinjaman jangka menengah dan panjang biasanya berjangka satu tahun atau lebih dan lazimnya digunakan untuk menambah modal yang dibutuhkan untuk perusahaan yang sedang berkembang. Bank komersial memberikan pinjaman jangka menengah untuk keperluan memulai usaha, membangun suatu pabrik, dsb. Jenis yang lazim untuk pinjaman jangka menengah adalah installment loans, dimana bank memberikannya kepada perusahaan kecil untuk membeli peral atan produksi dan fixed asset lainnya. IX.5.4 Pinjaman berdasarkan Asset-Based Pinjaman berdasarkan asset-based, memungkinkan usaha kecil meminjam uang dengan menjaminkan idle assets seperti tagihan (account receivable), inventory atau order pesanan (purchase order) sebagai jaminan (collateral). 93 VIII. MENGATUR ARUS KAS (MANAGING CASH FLOW) Cash merupakan asset berharga dimana banyak usaha kecil mengalami kebangkrutan karena kekurangan asset ini. Banyak kegagalan dialami usaha kecil karena pemiliknya tidak menghiraukan prinsip cash management. Menyusun suatu cash forecast sangat penting bagi usaha baru karena tingkat keuntungan pada awal usaha biasanya belum menghasilkan cash dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan jalannya perusahaan. Umumnya penyebab kegagalan usaha adalah disebabkan pemilik usaha tidak mempedulikan pentingnya membuat estimasi berapa cash dibutuhkan perusahaan sampai masa dimana perusahaan mulai menghasilkan positive cash flow. Mengawasi aspek keuangan suatu usaha den gan menggunakan analisa yang bersifat tradisional dari basic financial statement adalah penting. Pengusaha cenderung untuk focus pada income statement terutama penjualan dan keuntungan (sales and profit). Income statement baru memperlihatkan sebagian dari gambaran keuangan perusahaan. Sangatlah mungkin terjadi dimana perusahaan membukukan keuntungan tetapi mengalami kebangkrutan karena kehabisan cash. VIII.1 Cash Management Perusahaan harus mempunyai cash yang cukup agar bisa memenuhi berbagai kewajiba n. Kreditor, karyawan, dan pemberi hutang ingin dibayar pada waktunya. Beberapa perusahaan menyimpan cash dalam jumlah sangat besar untuk mengantisipasi hal 2 tidak terduga. Uang yang menganggur ini sebenarnya berpotensi untuk menciptakan kegiatan yang dapat menghasilkan pemasukan bagi perusahaan. Hal ini bila dibiarkan akan menghambat perkembangan perusahaan dan mengurangi tingkat keuntungannya (profitability). Suatu cash management yang dikelola baik memberi kesempatan kepada pemilik untuk memenuhi kebutuhan bagi keperluan business, menghindari penyimpanan jumlah yang terlalu besar, dan berpengaruh pada kemampuan menciptakan keuntungan bagi setiap rupiah yang ada diperusahaan. 94 Managing cash flow merupakan problem yang akut pada perusahaan yang berkembang pesat. Perusahaan yang berkembangnya sangat cepat mempunyai tendensi menurunnya persediaan cash. Mereka tidak mempunyai cukup dana untuk memenuhi kebutuhan dari suatu usaha yang berkembang pesat dan volume sales yang tinggi. Bila pesanan naik, perusahaan membutuhkan penambahan karyawan, menambah kapasitas pabrik, membangun inventory, dan semua itu menyebabkan berkurangnya dana perusahaan (cash supply). Pada situasi perusahaan yang berkembang cepat, pengumpulan tagihan biasanya ketinggalan sehingga menambah permasalahan. Banyak pemilik usaha kecil yang belakangan menyadari bahwa harga dari suatu keberhasilan adalah terjadinya kelangkaan cash ditangan. Banyak yang tidak mengerti bahwa bila mereka berhasil, inventory dan piutang (receivable) akan bertambah lebih cepat daripada keuntungan yang diperoleh dapat membiayai mereka. Krisis keuangan akan memaksa pemilik usaha kehilangan pengawasan akan equity usahanya sehingga bila tiba pada situasi ekstrimnya perusahaan dinyatakan bangkrut. pesan barang 1 terima bayar barang tagihan 15 14 jual 40 25 penyerahan produk Produk 218 178 kirim 221 3 Pembeli bayar tagihan 230 9 280 hari 50 hari Cash Flow Cycle = 240 hari Gambar VIII.1 Cash Flow Cycle Tabel VIII.1 menggambarkan 5 kunci peran aliran cash management yang harus diisi oleh pengusaha. Langkah pertama dalam mengatur cash management secara efektif adalah mengerti akan cash flow cycle perusahaan, yaitu jangka waktu antara pembayaran bahan kepada pemasok barang (supplier) dan penerimaan pembayaran atas produk yang diserahkan 95 kepada pemesan (Gambar VII.1). Makin panjang cash flow suatu perusahaan, makin tinggi kemungkinannya pemilik usaha menghadapi krisis keuangan. Menyusun suatu ramalan penerimaan dengan berpegang terhadap bagan cash flow cycle akan menolong usaha menghindarkan krisis. Langkah berikut dalam rangka effective cash management adalah memulai dengan memotong panjang dari cash flow cycle. Mengurangi panjang cycle dari 240 hari kemisalnya 150 hari akan membantu perusahaan membiayai pertumbuhannya. VIII.2 Cash dan Keuntungan (Profit) Dalam menganalisa aliran dana (cash flow), seorang pengusaha usaha kecil harus menyadari bahwa cash dan profit itu tidak sama, karena cash flow itu bukan profit. Begitu juga sebaliknya. Profit atau net income adalah selisih antara total revenue perusahaan dengan total belanjanya (expenses). Angka profit mengindikasikan seberapa efisien perusahaan dijalankan. Cash flow menunjukkan likuiditas perusahaan, kemampuannya memenuhi tagihan dan kewajiban keuangan lainnya sesuai jadwal. Banyak pengusaha kecil menyadari kemudian bahwa keuntungan tidak selamanya menjamin likuiditas yang cukup. Usaha menjadi macet bukan karena mendapatkan keuntungan atau merugi, tetapi penyebab utamanya adalah kehabisan cash. VIII.3 Anggaran Kas (Cash Budget) Seorang manager keuangan harus melacak aliran uang kedalam dan keluar badan usahanya sehingga dia mempunyai pegangan (control) untuk meramalkan posisi cash balance setiap waktu selama jangka satu tahun kedepan. Berapa cash yang dibutuhkan tergantung dari ukuran perusahaan. Manager keuangan perusahaan kecil harus selalu mempersiapkan anggaran k as (cash budget), yakni ”peta cash” yang menggambarkan besar dan waktu dari penerimaan tagihan dan pengeluaran dalam jangka waktu harian, mingguan, atau bulanan. Laporan ini gunanya untuk memperkirakan kapan kira 2 diperoleh jumlah cash yang cukup untuk dapat beroperasi tanpa gangguan keuangan sepanjang periode tertentu. VIII.4 Tiga Faktor penting Cash Management. Tiga prinsip dasar dari pengelolaan cash management adalah tagihan/piutang (accounts receivable), kewajiban pembayaran/hutang (accounts payable), dan inventory. Perusahaan harus selamanya berusaha mempercepat receivables dan memperpanjang jangka kewajiban pembayaran hutang. Pengusaha harus juga selalu mengawasi inventory untuk menghindari modal yang tersimpan tidak menjadi terlalu besar bila besarnya inventory menjadi tidak terkendali. 96 Accounts Receivable Banyak pelanggan (customers) mengharapkan dapat membeli produk barang dengan cara kredit, sedangkan pengusaha melayaninya karena takut kehilangan pelanggan yang berpindah kepesaingnya. Menjalankan kebijakan kredit itu sangat mahal bagi pengusaha. Ini akan membutuhkan lebih banyak pekerjaan administrasi, menambah karyawan . Pada dasarnya kebijakan kredit ini adalah serupa dengan meminjamkan uang dengan resiko tinggi. Pengusaha yang menjual dengan system kredit akan menghadapi pelanggan yang membayar lambat dan bahkan yang tidak membayar sama sekali. Receivable adalah factor terpenting kedua pada balance sheet. Yang pertama adalah cash. Bila receivable tidak segera dijadikan cash, usaha kita tidak akan lama bertahan. Accounts Payable Elemen kedua dari tiga besar cash management adalah accounts payable. Timing dari payable adalah sama krusialnya dengan timing dari receivable, tetapi tujuannya bertolak belakang. Seorang pengusaha harus berusaha untuk me’mulur’kan jangka waktu payables selama mungkin, tetapi tanpa merusak credit rating perusahaan. Seorang cash manager yang efisien akan menyusun jadwal pembayaran tiap bulan yang akan memungkinkan pembayaran pada waktunya dan memakai kesempatan pem bayaran dengan cash discount untuk pembayaran cepat. Inventory Inventory merupakan investasi penting untuk usaha kecil tetapi dapat menyebabkan kesulitan yang serious pada cash flow. Meskipun inventory merupakan capital investment yang terbesar untuk usaha pada umumnya, tidak banyak pengusaha menggunakan metoda formal dalam mengelola inventory ini. Sebagai akibatnya, pengusaha kecil tiba2 dihadapkan pada inventory yang tidak terkendali dan bahkan banyak inventory yang salah. Karena inventory ini sifatnya tidak cair (illiquid) maka hal ini dapat mengalihkan persediaan cash perusahaan, akibat dari sejumlah uang yang tertanam pada inventory yang tidak terkendali. VIII.5. Menghindari kelangkaan cash Kuncinya disini adalah mencari evaluasi secara obje ktif mengenai kebijakan keuangan perusahaan, mencari inefisiensi pada cash flow nya. Dibawah ini beberapa strategi menyelamatkan cash. 97 Bartering . Cara ini adalah penukaran produk dan jasa dengan hal yang serupa, bukan dengan cash. Ini adalah cara efektif untuk melindungi persediaan cash. Memangkas Biaya Overhead . Biaya operasi (overhead) tinggi sangat menyerap persediaan cash. Pemangkasan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bila memungkinkan, lakukan dengan cara leasing daripada beli. Dengan membeli capital items, computer, mobil, mesin, dsb. melalui cara leasing pengusaha dapat menghemat persediaan cash. Hindari pengeluaran yang bersifat mewah. Contohnya adalah jumlah perjalanan, ticket perjalanan dikelas ekonomi, mobil perusahaan yang mewah, dsb. Perhatikan pinjaman pegawai dan cash advance. Bentuklah system keamanan internal dan system control. VIII. THE TIME VALUE of MONEY Pengetahuan mengenai the time value of money sangat penting untuk dapat memahami beberapa aspek bidang keuangan (finance). Uang mempunyai hubungan kuat dengan waktu yang dinyatakan dengan pendapatan tambahan berupa bunga (interest income), misalnya uang yang dihasilkan kembali setelah disimpan beberapa waktu dibank. Jumlah tambahan pendapatan ini bergantung pada bung a (interest rate) dan waktu (time period). Ada dua konsep dasar dari the time value of money: Nilai dimasa mendatang (future value) dan nilai sekarang (present value). Future value adalah nilai uang kita dimasa mendatang dinyatakan dalam jumlah awal dari uang kita ditambah dengan penambahan nilai ( additional return) untuk satu periode tertentu. Cara perhitungan demikian lazim disebut juga sebagai metoda bunga berbunga (compounding method). Dalam perhitungan ini, bukan hanya jumlah awal saja yang diperhitungkan dengan bunga, tetapi juga termasuk penambahan nilai ( additional return) sebelumnya. Dalam istilah bahasa Inggris disebut return on return. 98 Rumus dasar dari metoda compounding adalah: Nilai sekarang (today’s value) x (1 + interest rate of return) number of years . Dengan memakai rumus ini kita dapat memperhitungkan nilai uang kita dikemudian hari. Komponen utama dari metoda ini adalah interest rate dan time period atau number of years. Ini adalah faktor 2 kunci untuk dijadikan pertimbangan dalam mengelola tabungan (saving) atau rencana investasi (investment plan). Metoda lain adalah kebalikan dari perhitungan future value, yaitu present value, lazim disebut discounting method. Metoda ini dipakai untuk menghitung nilai sekarang untuk perolehan dimasa mendatang (today’s value of the future amount). Rumus dasar untuk discounting method adalah: Future value (1 + interest rate of return) number of years Metoda perhitungan seperti ini biasanya dipakai bank dalam penjualan Sertifikat Deposito Berjangka (CD) lazim juga disebut Certificate of Deposit. Misalnya kita mau investasi satu tahun dengan bunga tertentu sebesar Rp.100 juta dengan membeli CD dari bank. Pada saat kita membeli CD, kita akan membayar kurang dari Rp.100 juta. Tetapi pada saat CD jatuh tempo, kita akan menerima Rp.100 juta. Bagitulah discounting method bekerja. The time value of money (TVM) adalah pengetahuan dasar yang penting untuk suatu investasi. Apapun investasi atau saving plan yang kita jalani, kalkulasi TVM akan berlaku. Perhitungan ini membuktikan bahwa waktu pada hakekatnya adalah uang. Nilai uang sekarang tidak sama dengan nilai dimasa mendatang dan juga sebaliknya. Jadi perhitungan ini penting agar kita dapat memberi penilaian sesungguhnya atas investasi yang memberikan return pada masa yang berlainan. VIII.1 Dasar Suatu Putusan Keuangan. (The Nature of Financial Decision) Perkembangan (growth) adalah sumber utama dari nilai, dan analisa dari perhitungan pendapatan diwaktu mendatang adalah basis dari perhitungan nil ai (value). Didalam bab ini kita memberikan dasar untuk analisa dari perkembangan ( growth) dan nilai (value). Sebagian besar putusan yang kita buat dalam kehidupan se -hari 2 , maupun dalam dunia niaga, menyangkut perbandingan masa kini dengan mendatang ( comparison of the present with the future). Ini berhubungan dengan membandingkan cash flow pada waktu yang berbeda. 99 Misalnya, anggaplah suatu investasi Rp.1 juta hari ini yang dikembalikan sebesar Rp.1.1 juta diakhir tahun. Ini berarti return sebesar 10% dari investasi. Bila cost of fund nya 12%, ini bukanlah suatu investasi yang baik karena kita tidak memperoleh return sebesar 12%. Tetapi bila cost of fund itu sebesar 8%, maka kita memperoleh keuntungan ( net gain). Putusan keuangan pada umumnya memerlukan pertimbangan/perbandingan seperti ini karena dana mempunyai kekuatan yang menghasilkan ( earning power). Rp.1 juta hari ini tidak sama nilainya dengan Rp.1 juta yang diterima setahun kemudian. Karena itu, setiap putusan keuangan (financial decision) menyangkut time value of money, putusan lintas waktu (decision across time). Nilai ditentukan oleh waktu dari future cash flow yang akan kita terima. Contohnya, dana yang diterima tahun depan akan lebih tinggi nilainya daripada dana yang sama diterima 5 tahun atau 10 tahun mendatang. Tehnik dasar dalam perhitungan yang menyangkut time value of money disebut discounted cash flow analysis. VIII.2 Nilai Akan Datang (Future Value) Seseorang menanam modal $1000 dibank yang memberi 10% compounded interest setiap tahun. Berapa dia akan menerima kembali modalnya dalam satu tahun?. Untuk memecahkan persoalan secara sistematis, perhatika n dibawah ini. P0 = investasi awal (principal). Pada saat 0 adalah $1000 r = bunga (rate of return or interest rate) 10% P0r = total pendapatan dengan bunga r FV r,n = nilai kemudian pada akhir tahun ke n dan bunga r Apabila n sama dengan 1, maka FV r,n dapat dihitung sbb.: FV r,1 = P 0 + P 0 r = P 0 (1 + r) ................................ (8.1) Persamaan (3.1) memperlihatkan bahwa hasil akhir FV r,1 sama dengan jumlah awal P 0 kali faktor 1 + r. Pada contoh, P 0 = $1000, r = 10% n = 1 tahun Sehingga FV r,n dihitung sbb: FV 10%,1yr = $1000(1.0 + 0.10) = $1000(1.10) = $1100 VIII.2.1 Perioda berganda (Multiple Periods) 100 Bila seseorang menanam deposit $1000 selama 5 tahun, berapa uangnya akan berkembang pada akhir perioda 5 tahun atas dasar perhitungan bunga berbunga?. Rumus (8.1) dapat dipakai untuk menyusun tabel 8.1 yang memperlihatkan jawabannya. Sebagai contoh, bahwa FV r,2 , balance yang dihasilkan pada tahun kedua, adalah sebagai berikut: FV r,2 = FV r,1 (1 + r) = P 0 (1 + r)(1 + r) = P 0 (1 + r) 2 = $1000(1.10) 2 = $1210.00 Hal yang serupa, FVr ,3 , balance setelah tahun ke 3 adalah sbb.: = P 0 (1 + r) 3 FV r,3 = FV r,2 (1 + r) = $1000(1.1) 3 = $1331.00 Secara umum, FVr,n, hasil bunga berbunga ( compound amount) pada akhir masa tahun ke n adalah sbb.: FV r,n = P 0 (1 + r) n ................................. (8.2) Persamaan (8.2) adalah rumus dasar dari bunga berbunga ( compound interest). Rumus (8.1) adalah khusus bila harga n = 1. Misalnya untuk perhitungan compound interest untuk investasi $1000 selama 5 tahun, maka kalkulasinya adalah sbb.: FV 10%,5yr = P 0 (1 + r) n = 1000(1 + 0.1) 5 = 1000 (1.1) 5 = 1000 (1.6105) = $1,610.5 atau $1,611 n Bila kita sebut faktor (1 + r) sebagai future value interest factor (FVIF), maka rumusnya (8.2) dapat ditulis sbb.: FV r,n = P 0 FVIF (r, n) . Dalam hal ini kita dapat memakai interest tabel untuk mendapatkan harga FVIF (r, n) (interest factor) yang sesuai. Misalnya, untuk mendapatkan interest factor yang benar untuk contoh diatas, kita pergi ke halaman Tabel A.1 dibelakang. Telusuri kolom tahun ke 5, kemudian telusuri kekanan hingga kolom 10%. Kita akan menemui angka interest factor 1.611. Jadi, dengan interest factor sebesar 1.611, Future Value dari $1000 setelah 5 tahun menjadi: FV 10%,5yr = P 0 FVIF(10%,5yr) = $1000(1.611) = $1611. Cara ini sama dengan metode kalkulasi terdahulu. Persamaan untuk Future Value Interest Factor (FVIF) adalah: FVIF r,n = (1 + r) n ………………………………………………… (8.3) Persamaan ini dapat dibuat untuk menghitung hubungan antara interest factor dengan interest rate dan waktu. 101 Hubungan compound interest itu berdasar pada rumus 72 (rule of 72), yakni bila 72 dibagi interest rate nya maka kita mendapatkan angka tahun yang dibutuhkan agar investasinya menjadi dua kali (double). Contohnya, dari table A.1 (FVIF) didapat bila Interest rate 6 % maka investasinya dua kali lipat pada 12 tahun (72/6). Dengan cara yang sama didapatkan investasi double pada 9 percent interest dengan jangka investasi 8 tahun; 24 % dalam 3 tahun. Bila disebut harga saham akan dua kali lipat selama 12 tahun, berarti interest rate nya 6% (sedang). Bila harga saham me ningkat dua kali dalam 3 tahun, berarti rate of return nya 24% (baik sekali). VIII.3 Nilai Sekarang (Present Value) Kita sudah mempelajari kekuatan compound interest untuk menghitung nilai mendatang (Future Value). Konsep berikut adalah present-value concept. Present-Value concept membawa langsung kepada prinsip dasar membuat keputusan investasi, yakni, suatu investasi dapat diterima bila investasi tersebut dapat menghasilkan minimal sebesar market interest rate atau opportunity cost of funds. Sebagai contoh kita gambarkan hubungan antara Future Value, Present Value, dan prinsip dasar membuat putusan investasi. Kita mempunyai kesempatan menanam investasi $1000 hari ini yang dapat dijual setahun kemudian dengan harga $1210. Bunga pasar yang berlaku (applicable market rate of interest - roi) adalah 10% setahun. Kita memakai analisa untuk membuat keputusan dengan menggunakan konsep future value, present value dan rate of return. $1000 $1000 10% applicable market r.o.i 12% effective r.o.i Yr.0 $1100 $1210 Yr.1 Gambar 8.1 Menurut future-value analysis, kita dapat menyimpan $1000 pada market interest rate 10 percent. Jadi pada akhir tahun kita akan mendapat $1000(1 + 0.10) = $1100 Tetapi pada contoh diatas, investasi assetnya akan menghasilkan $1210 diakhir tahun, lebih tinggi dari hasil dari market investment. Dengan cara lain, kita dapat menggunakan konsep Present Value (discounting sebagaimana lazim disebut) dengan cara yang terbalik dari compounding persamaan (8.2). Persamaan tersebut dapat segera dirubah kepada rumus Present Value dengan membagi dengan discount factor (1 + r) n dan menyatakan P 0 sebagai PV r, n . FV r,n = P 0 (1 + r) n …………………………………………… (8.2) 102 FV r,n Present Value = 1 = FV r,n (1 + r) n (1 + r) n PV r,n = FV r,n [(1 + r) -n ] = FV r,n PVIF(r, n) ................................... (8.4) P 0 menunjukkan waktu sekarang (present). Present value lebih umum dinyatakan dengan PV (Present Value). Untuk memecahkan soal contoh diatas dengan metoda present Value adalah sbb.: Market investment P 0 = $1100/1.10 = $1000 = $1100(0.9091) Asset Investment P 0 = $1210/1.10 = $1100 = $1210(0.9091) Kita dapat menghitung present value dengan membagi faktor 1 ditambah interest rate diperlihatkan diatas dengan angka decimal atau dengan mengalikan Future Value dengan faktor 1/(1 + r) = (1 + r) -1 . Akhirnya kita melihat dari perhitungan bahwa market investment mempunyai rate of return 10 percent, sedangkan asset investment mempunyai return sebesar 21 percent. Untuk melihat secara singkat dibawah ini d ibuat tabelnya. Asset Investment Future value Present value at market rate Rate of Return $1100 $1210 $1000 21% Market Investment $1100 10% Dari ketiga metoda atau criteria diatas, asset investment lebih besar dibandingkan investment pada market rate. Dari ketiga contoh pembanding diatas, kita telah menerangkan konsep present value dan menggambarkan pemakaiannya. Secara umum dapat diterangkan untuk menghitung present value kita bagi dengan factor ( 1 + r) n atau kalikan dengan faktor ( 1 + r) -n . Tabel telah disusun untuk memperlihatkan faktor present-value interest rate ( 1 + r) -n untuk berbagai rate r dan interval waktu n. (Lihat Tabel A.2) . Misalnya, untuk menentukan present value dari $1610.51 yang diterima 5 tahun yang akan datang dengan discount factor 10 percent, lihatlah sepanjang kolom 10% kebawah pada tabel A.2 sampai baris ke 5. Angka yang terlihat disana 0.6209, adalah presentvalue interest factor (PVIF) dipakai untuk menghitung present value $1610.51 yang dibayarkan 5 tahun kemudian, discounted sebesar 10%. PV r,n = P 0 = = = FV 10%,5yr [PVIF(10%, 5 yr)] $1610.51(0.6209) $1000 Angka Present Value mengatakan kepada kita berapa nilai sekarang untuk uang yang diterima dikemudian hari. Ini dapat dihitung dengan memotong ( discounting) nilai diterima 103 kemudian menjadi nilai hari ini. Present Value analysis itu memotong (discounting) penerimaan dikemudian hari (future cash flow) kembali kemasa sekarang. VIII.4 Annuities Selama ini kita membahas konsep future value dan present value untuk pemasukkan dan/atau pengeluaran tunggal (single outflow or inflow). Berikut ini kita akan membahas pemasukan dan/atau pengeluaran berulang kali ( multiple outflows and/or inflows). VIII.4.1 Future Value dari Annuity Annuity didefinisikan sebagai satu rangkaian pembayaran atau penerimaan untuk suatu perioda tertentu. Pembayaran atau penerimaan dapat terjadi pada awal atau akhir tahun. Pada umumnya pembayaran terjadi diakhir tahun, disebut ordinary annuities. Jumlah dari ’deretan’ geometris dapat diungkapkan sbb.: Sn = a r n - 1 .................................................... (8.5) r-1 Untuk menghitung Future Value dari suatu annuity pada bunga (interest rate) r dan periode jangka waktu t, dinyatakan dalam FVA r,t . Bila perkembangan geometric adalah 1 + r, maka kita dapatkan rumus sbb.: FVA r,t = a ( 1 + r) n – 1 1+r-1 = a ( 1 + r) n – 1 …………………………….. (8.6) r Interest Factor pada persamaan (8.6) dapat juga ditulis dengan singkatan seperti terlihat pada persamaan (8.6a). FVA r,t = a FVIFA(r, t) ............................................. (8.6a) FVIFA sudah dihitung untuk berbagai kombinasi r dan t. Untuk mendapatkan hal ini lihatlah Tabel A.3. Telusuri kolom 10 percent kebawah sampai pada baris tahun ketiga (3), dan kalikan faktor 3.3100 dengan $1000 sebagaimana terlihat berikut ini. FVA r,t = a FVIFA(r,t) FVA 10%,3 yr = $1000(3.3100) = $3310 Secara grafis dapat diterangkan sbb.: Future value 1000 X (1.1) 2 1000 1,210 X (1.1) 1,100 1000 1,000 104 yr.0 yr.1 yr.2 yr.3 FV Total 3,310 Perhatikanlah bahwa FVIFA untuk jumlah suatu annuity selalu lebih besar dari jumlah tahun pada saat annuity itu dilakukan. VIII.4.2 Present Value dari Annuity Banyak pertimbangan dalam bidang keuangan (finance) diambil dengan menggunakan konsep present value dari annuity. Formulasi dasarnya dipakai dalam membuat analisa pertimbangan investasi, kalkulasi penilaian ( valuation), dan berbagai perhitungan 2 lainnya. Contoh, perusahaan ’Karya Nusa’ mempertimbangkan pembelian mesin gergaji listrik (power saw); gergaji ini harganya $2000 dan akan menghasilkan tambahan pendapatan (additional cash flow) $1000 per tahun untuk selama 3 tahun. Pendapatan ini akan diterima setiap akhir tahun (ordinary annuity). Discount rate yang berlaku adalah 10 percent. Pertanyaannya, apakah ‘Karya Nusa’ akan memperoleh keuntungan dari investasi ini?. Present Value dari annuity (PVA r,t ) dinyatakan dalam persamaan (8.7). PVA r,t = a 1 – (1 + r) -n .…………………………….. (8.7) r Rumus (8.7) dapat juga ditulis seperti dibawah ini. PVA r,t = a PVIFA r,t ....................................................(8.7a) Kita dapat menurunkan rumus (8.7) dari rumus Future-Value (8.6) sbb: Dari rumus (8.2) kita dapatkan PVA r,t = FVA r,t (1 + r) -n (1 + r) n – 1 1 – (1 + r) -n -n = a r (1 + r) = a r Memakai PVIFA, present value dari annuity interest factor, kita dapat menulis PVA r,t = a PVIFA r,t . Dari contoh soal diatas, secara numerical dapat dihitung sbb. 1 – (1.10) -3 $1000 1 – 0.7513 = $1000 0.10 = $2486.85 0.10 Perhatikanlah PVIFA untuk present value dari suatu annuity selalu lebih rendah dari angka jumlah tahun annuity yang berjalan, dimana FVIFA untuk jumlah annuity lebih besar dari jumlah tahun annuity yang berjalan. 105 Analisa in adalah perbandingan antara present value dari future cash inflow dengan initial investment cash outflow. Dari perhitungan diatas, present value dari future cash inflow adalah $2486.85. Net present value (NPV) dari investment adalah present value dari pemasukan (benefit) dikurangi dengan present value dari biaya (cost). Dari contoh kita diatas, NPV = $2486.85 - $2000 = $486.85 Kesimpulannya, investasi ini memberi nilai tambah kepada perusahaan. Jadi dianjurkan untuk diteruskan. (Kita akan memakai konsep NPV sebagai basis dari penentuan nilai dalam buku ini). Secara grafis dapat diterangkan berikut ini. P 0 = 2,000 1,000 1,000 1,000 Present Value 909.1 .9091 826.4 .8264 751.3 Total PV = 2,486.8 P 0 = 2,000 NPV = 2,486.8 – 2,000 = 486.8 .7513 VIII.4.3 Pembayaran Tidak Merata (Unequal payment/cash inflow) Konsep ini dapat dengan mudah diaplikasikan untuk pembayaran ( cash inflow) yang tidak merata dengan menggunakan formula sederhana present-value. Contoh situasi ini diperlihatkan pada tabel 8.1. Tabel 8.1 Present Value of Annuity (PVA) untuk Unequal Inflow Periode 1 2 3 4 5 6 7 Cash Inflows 100 200 300 500 400 600 200 x PVIF 10% , n 0.9091 0.8264 0.7513 0.6830 0.6209 0.5645 0.5132 = PV of Each Cash Inflow $ 90.91 165.29 225.39 341.51 248.37 338.68 102.63 -----------Present value of unequal inflow = $1512.78 VIII.5 Perpetuities Beberapa surat berharga tidak menyatakan tanggal kadaluwarsa. Itu d isebut perpetuity yaitu suatu annuity yang berjalan selamanya. Nilai masa depan dari suatu perpetuity adalah tidak berhingga karena jumlah pembayaran periodic tidak terhingga. Present Value dari annuity dapat dihitung dari rumus sbb. 106 1 – (1 + r) -n PVA r, t = a ........................................... (8.8) r Perhatikan term (1 + r) -n = 1/(1 + r) n harganya selalu kurang dari 1 untuk bunga yang positif (positive interest rate). Misalnya r = 10 percent, maka (1 + r) -1 = 0.909, (1 + r )-2 = 0.826, (1 + r) -3 = 0.751,....., (1 + r) -100 = 0.000073 Bila angka tahun menjadi sangat tinggi (mis. tak terhingga), term (1 + r) -n menjadi nol. Jadi bila annuity yang pembayarannya tetap itu perpetual, kita mendapatkan hasil akhir sbb. a PVA r,∞ = ------ ................................................. (8.9) r Jadi present value dari perpetuity itu adalah periodic flow a, dibagi oleh discount factor. VIII.5.1 Dampak dari Perubahan Discount Rate Misalkan awalnya a = $120 dan r = 10 percent; maka PV sbb. $120 PV = -------- = $1200 0.10 Bila r naik ke 12 percent, PV jatuh ke $1000. Bila r jatuh ke 8 percent, PV naik ke $1500. Jadi PV sangat sensitif dengan perubahan besarnya discount rate. Ini adalah sama juga dengan investasi. VIII.5.2 Hubungan antara Istilah (interrelationships among the Terms) Formula perpetuity memberikan pengertian pada beberapa hubungan. Untuk semua formula yang berkaitan dengan interest (bunga) ada tiga term dasar sebagaimana diperlihatkan pada persamaan (8.10) dibawah ini. Nilai = (periodic flow) x (interest factor) ……………………. (8.10) Dari contoh diatas, didapat 1 Nilai = $120 ------ = $120(10) 0.10 Bila kita tahu dua dari tiga terms, kita dapat menghitung term yang ketiga. Bila kita mempunyai angka nilai (value) $1000 dan aliran (flow) $120, discount factor dapat dihitung dan hasilnya 12 percent. Bila kita mempunyai value $1500 dan discount factor 10 percent, flownya adalah $150 VIII.6 Generalisasi Hubungan (Generalization of Interrelationships) Kita membahas beberapa contoh praktis bagaimana caranya mendapatkan term ketiga bila diketahui tiga factor: present atau future value, periodic flow, dan interest factor. 107 VIII.6.1 Menentukan interest rate Dalam banyak hal, present value dan cash flow yang berhubungan dengan aliran pembayaran diketahui, tetapi interest rate tidak. Misalnya sebuah bank menawarkan peminjaman $1000 sekara ng bila kita setuju mengembalikan pinjaman sebesar $1762.30 pada akhir tahun ke5. Berapa rate of interest yang dikenakan?. Untuk mendapatkan jawaban pakailah persamaan (8.2): FV r,n = P 0 ( 1 + r) n = P 0 FVIF(r, n) (3.2) Kita hitung FVIF dan kemudian lihat harga ini pada Tabel A.1 sepanjang baris untuk tahun ke5. FV r, 5 yr $1762.30 FVIF(r, n) = ---------- = ------------ = 1.7623 P 0 $1000 Telusuri baris horizontal ditahun ke 5, kita da patkan harga 1.7623 pada kolom 12 percent. Jadi jawaban soal ini interest rate yang dikenakan pada pinjaman adalah 12 percent. Tepatnya pendekatan yang sama berlaku untuk menghi tung interest rate secara implicit pada annuity. Misalnya sebuah bank meminjamkan uang sebesar $2401.80 bila kita setuju mengembalikan $1000 tiap akhir tahun selama 3 tahun. Berapa interest rate yang dikenakan bank?. Untuk menjawab soal ini kita pakai rumus (8.7a) untuk menghitung PVIFA dan kemudian lihat angka yang didapat pada Ta bel A.4: PVA r, t = a PVIFA r, t PVIFAr,t = (8.7a) PVr,3yr $2401.80 --------- = ----------- = 2.4018 a $1000 Pada tabel A.4 sepanjang baris tahun ke3, kita melihat faktor 2.4018 berada pada kolom 12 percent. Jadi bank meminjamkan dana tersebut dengan bunga ( interest rate) 12 percent. Contoh ke 3 cara mencari interest rate menyangkut menentukan kadar pengembangan usaha (growth rate). Satu cara adalah the endpoints method. Data pendapatan perusahaan ABC dicatat pada table 8.2 dibawah. Kita dapat menghitung growth rate dengan memakai rumus future-value (8.2): FV r,n = P 0 ( 1 + r) n Untuk melihat aliran pemasukan (revenue stream), pendapatan kemudian setelah 5 tahun berkembang dari 1991 hingga 1996 adalah $64.7 billion, dan nilai sekarang ( present amount) pada 1991 adalah $50.7 billion. 108 Masukkan angka 2 tersebut pada rumus menghasilkan $64.7 = $50.7(1 + r) 5 $64.7 1/ 5 ------ -1 = r $50.7 r = 5.00 % Tabel 8.2 ABC Financial Data Revenue ($ billions) 2001 2000 1996 1991 75.9 62.7 64.7 50.7 Soal yang sama untuk perioda 1996 – 2000, kita hitung sbb. FV r,n = PV 0 ( 1 + r) n 62.7 = 64.7(1 + r) 4 1/ 4 62.7 ------64.7 - 1 = r = - 0.78% Untuk 2000 – 2001, penghasilan ABC berkembang pada compound annual rate 21.05 percent. Untuk keseluruhan perioda 10 tahun dari 1991 – 2001, penghasilan ABC berkembang pada annual rate 4.12 percent. Secara umum didapatkan rumus: g = Xn ---- 1/ n - 1 …………………………….. (8.11) X0 Dimana g = compound (geometric average) growth rate selama perioda tertentu Xn = harga pada endpoint X 0 = harga awal n = lama perioda pada waktu berkembang Contoh ini menggambarkan kelebihan dan kekurangan metoda endpoint. Kelebihannya adalah mudah cara menghitungnya. Kekurangannya adalah tidak menggambarkan secara tepat pola data untuk perioda antara endpoints. Untuk perioda 10 tahun antara 1991 dan 2001, penghasilan ABC berkembang sebesar compound annual rate 4.12 percent. Tetapi pada perioda antara (subperiod), terjadi growth rate yang naik dan turun, bahkan sampai negative. VIII.7 Noninteger Values dari Interest Rate 109 Pada Tabel bunga (interest) dibagian akhir telah diperlihatkan interest factor values seperti 8 atau 9 percent. Kadang2 terjadi fractional interest rate, misalnya 8 1 / 4 percent. Pada penggunaan tabel diperlukan extrapolasi. Pada penggunaan scientific calculator jawabannya dapat dicari langsung. Contoh: Misalkan kita membuat investasi $663,510. Selama kurun waktu investasi 10 tahun, setiap tahunnya akan diperoleh hasil ( yield) $100,000. Berapakah Rate of Return dari investasi tersebut?. Kita pakai persamaan dibawah ini PVA r,t = a PVIFA r,t ....................................................(8.7a) a = 100,000 jumlah yang diterima setiap tahun (annuity) untuk jangka 10 thn. PVA = 663,510 (jumlah investasi saat ini) PVIFA = 663,510/100,000 = 6.6351 Dari tabel A-4 pada deretan 10 tahun, dengan extrapolasi angka PVIFA diatas jatuh pada interest rate 8 1 / 4 percent. VIII.8 Semiannual dan Compounding Periods lainnya Pada contoh selama ini kita bekerja atas dasar return diterima setiap tahun. Angka percent itu (misalnya 10%) jangkanya setahun. Sekarang apabila pendapatan ( earning rate) itu 10 percent bunga berbunga (compounded) secara semi annual atau setiap 6 bulan. Apakah artinya?. Perhatikan contoh berikut ini. Kita menanam modal $1000 pada institusi bank menerima pendapatan 10 percent compounded semiannually. Berapa yang kita terima pada akhir tahun?. Semi annual compounding berarti bunga diterima setiap 6 bulan, dapat kita lihat pada tabel 8.3 dibawah ini. TABLE 8.3 Perhitungan Compound Interest dengan Semiannual Compounding Nilai Perioda Perioda Awal X 1+r 1 $ 1000.00 1.05 2 $ 1050.00 1.05 = Nilai Perioda akhir (FV r , n ) $ 1050.00 $ 1102.50 Disini annual interest rate dibagi 2, tetapi jangka waktu bunga ( compounding period) adalah 2 karena bunga dibayarkan 2 kali dalam setahun. 110 Dari tabel 8.3 diatas, uang yang diterima diakhir 6 bulan kedua adalah $1102.50. Sedangkan kalau menggunakan annual compounding uang yang diterima adalah $1100.00 (untuk bunga 10% setahun). Jadi semi annual compounding lebih menarik bagi investor. Contoh lain, bila annual rate tetap 12 percent, berapa rate of interest bila dilakukan cara semi annual compound. Misalkan investasi (P 0 ) = $1. Untuk sistim annual interest, r = 0.12 FV = P 0 (1+r) = 1(1 + 0.12) = 1.12. Bila dipakai sistim semi annual compound tetapi hasil setahun dipatok interest 12%, berapa rate of interest setiap 6 bulan?. Rumus untuk semi annual compound adalah sbb.: FV = 1(1 + r baru ) 2 = 1.12 1 + r baru = [1.12] 1/2 1 + r baru = 1.0583 r baru = 0.0583 = 5.83 percent. Untuk mempertahankan annual rate of interest 12 percent, bunga (interest) semi annualnya harus 5.83 percent. Kita dapat mengembangkan contoh diatas dengan compounding yang lebih sering dalam setahun. Misalnya kita akan menghitung total perolehan 1 tahun untuk berbagai multiple compounding dimana interest rate nya 12 percent dan modal awal $1. Table 8.4 menunjukkan masing 2 rumusnya. TABLE 8.4 Effective Annual Yield dengan Multiple Compounding dalam Satu Tahun Annual FV r,1 = P 0 (1 + r) = 1.1200 (q = 1) r Semiannual = P 0 (1 + -- ) 2 = 1.1236 (q = 2) = 1.1255 (q = 4) = 1.1268 (q = 12) 2 r Quarterly = P 0 (1 + -- ) 4 4 r Monthly = P 0 (1 + -- ) 12 12 r Daily = P 0 (1 + -- ) 365 = 1.1275 (q = 365) 365 Contoh pemakaian rumus diatas: 111 1. Untuk contoh perhitungan Future Value, bila modal ditanam $1000 dengan bunga tahunan 10 percent yang diterima dengan sistem compounded semi annually. Berapa total diperoleh pada tahun k e5. Jawab: Karena sistem semi annual, bunga dibagi 2 menjadi 10%/2 = 5%. Jangka 5 tahun secara semi annual menjadi 5 * 2 = 10 perioda (”tahun”). Pergi ke tabel A1 dihalaman belakang, telusuri kolom 5% bertemu dengan garis periode 10, angka interest factor 1.629. Maka jawabannya adalah $1000 * 1.629 = $1629. 2. Untuk contoh perhitungan Present Value dari Annuity. Bila mirip dengan contoh diatas, yakni hitunglah Present Value untuk suatu annuity sebesar $1000 setiap tahunnya untuk jangk a waktu 3 tahun, discounted sebesar 10 percent. Hitunglah atas dasar compounded annually dan compounded semi annually. Jawab: Secara compounded annually didapat dari Tabel A4, Interest factor untuk 10 percent dan 3 tahun sebesar 2.487. Jadi untuk annual compounded, Present value dari annuity adalah 1000 * 2.487 = $2487. Untuk semiannual compounding interest menjadi 10/2 = 5 percent dan period menjadi 3 * 2 = 6. Dari Tabel A-4 didapat interest factor sebesar 5.076. Jadi untuk Present Value annuity sebesar $1000/2 = $500 per period, Menjadi 500 * 5.076 = $2537.85. Dengan cara semiannual compounding jumlah present value nya lebih besar sedikit. VIII.9 Ringkasan Pengetahuan mengenai compound interest dan tehnik present-value sangat penting untuk memahami aspect penting dalam dunia finance antara lain, economic analysis, capital budgeting, dan topik 2 lainnya. Empat persamaan dasar yang akan selalu dipakai berikut ini adalah FV r.n = P 0 FVIF(r,n) ≡ P(1 + r) n ............................ (8.2) PV r,n = FV r,n PVIF(r,n) ≡ FV r,n (1 + r) ................. (8.4) FVA r,t = a FVIFA(r,t) ≡ a[(1 + r) – 1]/r ................. (8.6a) PVA r,t = a PVIFA(r,t) ≡ a[1 – (1 + r) -n ]/r ................ (8.7a) -n n 112 113 IX. LAPORAN KEUANGAN dan ALIRAN DANA (Financial Statements and Cash Flow) Laporan keuangan menggambarkan track record kinerja perusahaan dan dapat dijadikan sebagai basis untuk menilai pencapaian perusahaan. Disamping itu laporan ini dapat dijadikan panduan untuk meramalkan masa depan perusahaan. Bagi perusahaan publik, laporan keuangan diumumkan terbuka melalui laporan tahunan. Disamping itu beberapa komponen kunci dari laporan keuangan, misalnya penjualan prod uk, biaya produk, disiapkan secara harian untuk membantu direksi dalam pengelolaan perusahaan. IX.1 Peran Laporan Keuangan Suatu laporan lengkap keuangan yang diterbitkan tahunan terdiri dari 3 laporan dasar. 1. Income Statement memperlihatkan aktifitas keuangan perusahaan yang diukur melalui penghasilan (revenue) atau penjualan (sales) dan pengeluaran biaya operasional (expenses) perusahaan selama jangka periode waktu tertentu. 2. Neraca keuangan (balance sheet) gambaran sekilas mengenai apa yang dimiliki dan kewajiban perusahaan selama jangka periode waktu tertentu. 3. Laporan arus kas (statement of cash flows). Laporan ini berisi sumber dan pengeluaran dana perusahaan selama jangka periode waktu tertentu. Statement of cash flow ini melaporkan transaksi yang menggambarkan perubahan cash atau cash equivalent terhadap waktu. TABLE 9.1 Timing dari Primary Financial Statement December 31, 2006 December 31, 2007 Balance sheet Balance sheet 2007 114 Income Statement Cash Flow Statement Tabel 9.1 sekilas menggambarkan saat periode dari primary financial statements . Balance sheet dibuat antara dua saat sedangkan income statement dan cash flow statement menggambarkan kinerja perusahaan sepanjang tahun 2007. IX.2 Income Statement Income statement adalah laporan yang paling mendapat perhatian diantara ketiga laporan keuangan, sering disebut dengan istilah profit-and-loss (P&L) statement. Laporan ini mencatat penghasilan (revenue) dan biaya (expenses) yang selisihnya merupakan penghasilan (income) yang disusun secara periodik – bulanan, kuartal, atau tahunan: Revenue – Expenses = Income ………………………… (9.1) Definisi dari istilah diatas diterangkan berikut ini. Revenue adalah penambahan modal (capital) yang dihasilkan dari penjualan barang (retail business) atau jasa professional (dokter,dsb). Bila revenue dihasilkan hasilnya adalah kenaikan cash atau tagihan (account receivable). Expenses adalah penurunan capital yang disebabkan oleh pemakaian biaya yang diperlukan untuk membuat produk yang menghasilkan ( generate) revenue. Besarnya expense bisa sama dengan biaya (cost) pembuatan produk/barang yang dijual, nilai dari biaya yang dibayarkan untuk jasa (upah dan gaji pegawai), atau biaya lain yang diperlukan untuk menjalankan operasi perusahaan, misalnya ongkos sewa berbagai keperluan selama periode tertentu. Net income adalah jumlah dimana total revenue melebihi total expense selama jangka waktu laporan. Keuntungan ( profit) yang diperoleh ditambahkan kepada jum lah modal (capital) pemilik. Tetapi bila total expenses lebih besar daripada net income, maka timbul kerugian yang mengakibatkan menurunnya nilai modal (capital). Harap dimengerti bahwa revenue tidak selalu berarti penerimaan tunai ( cash) dan expense tidak selalu berarti pembayaran dengan tunai ( cash payment). Net income (penerimaan tunai dikurangi dengan pembayaran tunai) dan cash flow adalah berbeda. Misalnya, mengambil pinjaman bank ( bank loan) akan menghasilkan cash tetapi ini bukan revenue karena tidak terjadi penjualan barang (merchandise) ataupun tidak ada penjualan jasa. Berikut ini contoh menyusun Income Statement. Faris adalah seorang wirausahawan engineer ( self employed engineer). 115 Untuk bulan Oktober 2007 ia mendapatkan penghasilan $10,000 dar i jasa yang dia tawarkan. Biaya routine usahanya adalah sbb:. Tilpon $1,000, listrik $500, sewa kantor $2,000, gaji sekretaris $300, dan alat kantor $400. Income statement usaha Faris dapat disusun sbb. TABLE 9.2 Faris Income Statement for month ended 31 October 2007 Faris Income Statement Untuk bulanan s/d 31 Oktober 2007 Revenue dari penjualan jasa Dikurangi: biaya operasi sbb. Tilpon Listrik Sewa kantor Gaji sekretaris Alat kantor Total biaya operasi $10,000 $1,000 $500 $2,000 $300 $400 ------- $4,200 -------Net Income $ 5,800 ====== Perhatikanlah bahwa revenue dan setiap expense mempunyai account tersendiri. Dengan pengelompokan jenis expenses ini akan memudahkan pengawasan dan membuat evaluasi sumber pengeluaran/biaya. Misalnya, ratio biaya tilpon dengan revenue $1000/$10000 sama dengan 10%. Ratio ini dapat selalu dibandingkan dengan pengeluaran bulan 2 sebelumnya untuk melihat apakah ada kejanggalan. Income Statement diatas sifatnya sementara, dimana laporan closed out setiap akhir bulan dan selisihnya dikreditkan kepada capital account. Pada contoh diatas, $5,800 ditransfer kepada capital account. IX.3 Neraca (Balance Sheet) 116 Balance sheet menggambarkan posisi keuangan perusahaan dengan mencantumkan neraca dari assets, liabilities, dan capital pada akhir dari perioda laporan (reporting period). Untuk contoh pada table 9.2, akhir dari perioda laporan adalah 31 Oktober 20 07. Balance sheet dinyatakan dalam persamaan accounting dibawah ini. Assets = Liabilities + Equity/Capital Kemudian assets dan liabilities dikatagorikan sebagai current dan long term, tergantung seberapa cepat mereka dapat dirubah menjadi cash (assets) atau terbayar (liabilities). Secara umum assets dan liabilities yang jangkanya kurang setahun sampai menjadi cash dan terbayar (dalam halnya dengan liabilities), dianggap sebagai current assets dan current liabilities. Balance sheet berguna untuk evaluasi dan planning bagi management karena menggambarkan apa sumber (resources) yang dimiliki perusahaan dan bagaimana situasi hutang 2 nya. Balance sheet dapat dibuat secara report form atau account form. Pada report form, assets, liabilities, dan capital disusun vertical. Sedangkan pada account form, assets disusun dikiri sedangkan liabilities dan capital dikanan. TABLE 9.3 Faris Balance sheet 31 October 2007 Report Form Faris Balance Sheet 31 October 2007 ASSETS Cash Accounts Receivable (piutang) Office Supplies (Alat administrasi) Office Equipment (Alat kantor) $10,000 20,500 10,500 30,000 ----------$71,000 ======= Total Assets LIABILITIES DAN CAPITAL Liabilities Account Payable (hutang) Capital Balance, 1 Oktober 2007 Net Income October Dikurangi: tagihan Penambahan capital $30,000 $35,000 $5,800 400 --------5,400 --------- Total capital Total Liabilities dan Capital 41,000 -----------$71,000 ======== 117 Dari contoh diatas terlihat bahwa ada kaitan antara income statement dengan balance sheet. Net income Faris $5,800 (angka pada table 9.2) ditambahkan pada capital pada balance sheet nya dicontoh tabel 9.3. Dalam kenyataan, income statement berlaku sebagai jembatan antara 2 laporan balance sheet yang berturutan. Tabel 9.4 dihalaman berikut memperlihatkan balance sheet yang disusun secara account form. TABLE 9.4 Faris Balance sheet 31 October 2007 Account Form Faris Balance Sheet 31 October 2007 ASSETS Cash Piutang 20,500 Off.supply Off.equipm. LIABILITIES AND CAPITAL $10,000 Liabilities Acct.payable (hutang) 10,500 Capital 30,000 Balance, 1 Oct.2007 Net income Oct.2007 Dikurangi:Tagihan $30,000 $35,600 $5,800 400 -------Tambahan Capital 5,400 ------Total Assets Total Capital $71,000 Total Liabilities dan Capital ===== 41,000 ---------$71,000 ====== X. PERTIMBANGAN KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL INVESTMENT DECISION). Membuat evaluasi dan kemudian membuat keputusan untuk menentukan Capital Investment menggabungkan aspek accounting dan finance. 118 Seksi ini akan membahas secara detail kalkulasi dari setiap teknik evaluasi dan membahas kelebihan maupun kekurangannya dari masing 2 teknik tersebut. Untuk membahas teknik evaluasi proyek, berikut ini dibuat proyek rekayasa (hypothetical project). TABLE 10.1 Hypothetical Project A $ Projects (400) 300 200 100 B Cost (outflow year 0) Cost inflow year 1 Cash inflow year 2 Cash inflow year 3 $ (400) 100 200 300 X.1 Net Present Value (NPV) Net present value (NPV) adalah nilai sekarang dari proyeksi pemasukan modal dimasa yang akan datang (projected future cash flow), yang didiscount menurut cost of capital atau hurdle rate, dikurangi biaya (cost) investasi. Tabel 10.2a secara grafis menggambarkan NPV dari project A. Perhitungan cash flow proyek dimasa datang diproyeksikan kenilai sekarang ( year 0) dengan menggunakan konsep Time Value of Money seperti diterangkan pada bab VIII dalam buku ini. Misalnya, cash flow (CF) tahun pertama $300 didiscount untuk 1 tahun sebesar 10 percent. Maka seterusnya, PV = FV/(1 + r) N = $300/(1 + 0.10) 1 = $273 = PV(CF 1 ) = $200/(1 + 0.10) 2 = $165 = PV(CF 2 ) = $100/(1 + 0.10) 3 = $75 = PV(CF 3 ) TABLE 10.2a Grafik Net Present Value dari Project A Present value Year 0 10% DISCOUNT Year 1 $273 Future value Year 2 Year 3 $300 $165 $200 $75 $100 -------$513 Total nilai project 119 -------$400 Investment (year 0) -------$113 ===== Net present value Proyek ini bernilai $513 (total dari present value), sedangkan modal awal $400. NPV dari proyek ini adalah selisih nilai project ($513) dengan modal awal ($400) . Jadi NPV sama dengan $113. Secara umum, net present value dapat ditulis sbb: CF 1 (1 + k) 1 + CF 2 CF N + ……….. + (1 + k) 2 - I 0 = NPV (1 + k) N N Σ t=1 CFt - I0 = NPV (10.1) (1 + k) t Tabel 10.2b membandingkan NPV untuk kedua proyek A dan B. Bila kedua proyek ini terpisah dan tidak ada kaitan, ambil kedua proyek karena keduanya mempunyai NPV yang positif. Bila kedua proyek ini berada pada daftar pilihan proyek yang akan dikerjakan, pilih proyek A pada urutan diatas proyek B karena mempunyai NPV lebih tinggi. NPV dari proyek adalah sama dengan kenaikan nilai saham, sehingga cara ini dipakai untuk pertimbangan menyusun anggaran proyek perusahaan (capital budgeting). Untuk analisa, pada contoh proyek A diperoleh NPV = $113. Misalkan ada 113 lembar saham, maka nilai saham bertambah $1 setiap lembarnya ($113/113 lembar). Pada contoh Tabel 10.2b berikut ini, bila cost of capital 20 percent, NPV kedua proyek berkurang. Dalam situasi ini proyek B harus ditolak karena menghasilkan NPV negatif. TABLE 10.2b Net Present Value Net Present Value, 10 Percent Discount Rate A $273 165 75 -----$513 400 -----$113 ==== $ 47 Projects Present value of year 1 cash flow Present value of year 2 cash flow Present value of year 3 cash flow B $ 91 165 225 ------$481 400 ------- Total present-value cash flow Dikurangi: Investment (year 0) Net present value (10%) $ 81 Net present value 20 percent discount rate $ (4) ===== ===== ====== X.2 Internal Rate of Return 120 Internal rate of reurn (IRR) adalah besarnya bunga (interest rate) yang membuat jumlah present value dari proyeksi future cash flow sama dengan investasi (investment expenditures). Persamaan dibawah ini menunjukkan IRR adalah discount rate yang membuat NPV (Net Present Value) = 0 CF 1 (1 + CF 2 + IRR) 1 (1 + CF N + ……….. + - IRR) 2 I 0 = $0 (1 + IRR) N CFt N Σ - I 0 = $0 t=1 (10.2) (1 + IRR) t Kesimpulan diatas, persamaan IRR (10.2) adalah pada dasarnya persamaan NPV (10.1). yang harga k dibuat sedemikian rupa hingga NPV = 0. Kedua metoda (NPV dan IRR) memakai persamaan dasar yang sama hanya bedanya pada NPV, harga k adalah cost of capital yang ditentukan pasar. Pada metoda IRR, NPV dibuat nol sehingga nilai IRR diketahui. Perhatikan pada Tabel 10.3a proyek A mempunyai IRR = 28.9%, dimana NPV nya sama dengan nol. TABLE 10.3a Grafik Internal Rate of Return Year 0 ($400) Year 1 $300 Year 2 Year 3 $200 $100 IRR% $400 IRR% IRR% $0 IRR = 28.9% Kalkulasi diatas dapat dicari melalui financial calculator. Dengan kalkulator biasa IRR dapat dicari melalui trial and error. Mula 2 ambilah IRR 10% kemudian dicari NPV. Bila NPV tinggi, coba lagi dengan angka IRR sedemikian supaya didapat NPV dibawah 0. Dengan cara pendekatan ini, IRR dapat dicari dengan extrapolasi. Tabel 10.3b memperlihatkan contoh solusi ini. Pada contoh Tabel 10.3c IRR untuk proyek A dan B diperlihatkan. IRR proyek B adalah 19.4 percent. Bila proyek 2 itu tidak ada hubungannya (independent), IRR harus diuji resikonya untuk cost of capital yang berbeda. Bila IRR masih diatasnya berarti proyeknya dapat diterima. Bila kedua proyek yang sama 2 diuji (mutually exclusive) 121 IRRnya sama 2 diatas cosy of capital, maka IRR yang lebih besar diambil. Dalam contoh Tabel 10.3c, ambil proyek A. TABLE 10.3b Menghitung IRR, Project A Discounted Cash Flow Value Cash Flow Project A Trial1 Trial2 10.0% 20.0% 30.0% Trial3 25.0% Trial4 28.0% Trial5 29.0% Trial6 28.9% Trial7 $300 $273 $250 139 118 58 46 ------ ------ $231 128 51 ------ $240 122 48 ------ $234 120 47 ------ $232 120 47 ------- $233 $513 $447 400 400 ------ ------ $395 400 ------ $419 400 ------ $404 400 ------ $399 400 ------- $400 400 -------- $ 19 $ 4 $ (1) $ (0) ==== ==== ==== ===== Cash inflows Year 1 Year 2 Year 3 200 100 165 75 Total present value Investment Net present value $113 $ 47 $ (5) ===== ===== ------- ====== IRR = 28.9% TABLE 10.3c Menghitung IRR, Project A dan B A 28.9% 28.9% $233 120 47 ---------$400 400 ---------$ 0 Projects B Internal Rate of Return Net Present Value at Internal Rate of Return IRR – discount rate Present value of year 1 cash flow Present value of year 2 cash flow Present value of year 3 cash flow Total present-value cash flow Less: Investment (year 0) net present value (IRR%) 19.4% 19.4% $ 84 140 176 --------$400 400 ---------$ 0 122 ======== ======= X.3 Discounted Payback Period Discounted payback period adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali investasi yang ditanam pada awal proyek (break-even point). Dasar perhitungannya adalah jumlah estimasi penghasilan tahun mendatang ( future cash flow) yang di discounted ke present value nya pada cost of capital yang berlaku. Kebanyakan perhitungan payback period untuk proyek tidak menggunakan konsep Time Value of Money. Perhitungan akan lebih mendekati kenyataan bila memakai konsep tersebut. Tabel 10.4 adalah contoh perhitunga discounted payback period. TABLE 10.4 Discounted Payback Period A $(400) 300 200 100 Projects Investment (year 0) cash inflow year 1 cash inflow year 2 cash inflow year 3 B $(400) 100 200 300 Cash flows discounted at 10% $ 273 165 75 Present value of year 1 cash flow Present value of year 2 cash flow Present value of year 3 cash flow $ 91 165 225 Accumulated discounted cash inflow $273 438 513 1.77 years 1+(127/165) year 1 year 2 year 3 Discounted Payback Period (10%) $ 91 256 481 2.64 years 2+(144/225) Kembali keproyek A dan B dan dipakai cost of capital sebesar 10 percent, menghasilkan discounted cash flows sebagaimana terlihat pada Table 10.4. 123 Pada tahun pertama proyek A memperoleh discounted cash flow sebesar $273. Untuk mencapai break even diperlukan tambahan pemasukan $127 untuk mencapai investment $400. Sedangkan total perolehan (cash inflow) tahunan ditahun kedua adalah $165. Jadi proyek A mencapai break even pada 1 + $127/$165 = 1 + 0.77 tahun = 1.77 tahun atau 1 tahun 9 .24 bulan. Dengan cara yang sama proyek B mencapai Payback period time pada 2.64 tahun. Jadi proyek A lebih menguntungkan daripada proyek B. X.4 Profitability Index Profitability Index (PI) adalah variasi NPV, yang dihitung sebagai PV dari estimasi future cash flows discounted dengan capital of cost yang berlaku, dibagi dengan total investment. CFt N Σ t=1 / I 0 = PI (10.3) (1 + IRR) t Profitability index (PI) menunjukkan bahwa untuk setiap dollar di invest diperoleh kembali (return) sebesar PI. Tabel 10.5 menunjukkan PI untuk proyek A dan B. TABLE 10.5 Profitability Index A $273 165 75 $513 400 $113 ========== 1.28 ($513/$400) Projects B Present value of year 1 cash flow Present value of year 2 cash flow Present value of year 3 cash flow Total present-value cash flow Less: investment (year 0) $ 91 165 225 Net present value (10%) $ 81 $481 400 ======= Profitability index (10%) Present value / investment 1.20 ($481/$400) Perhitungan NPV tetap sebagaimana terlihat diTabel 10.2b - $113 untuk proyek A dan $81 untuk proyek B. Dengan memakai PI, proyek A lebih baik. Setiap dollar dibelanjakan di proyek A akan mendapatkan return sebesar $1.28, dibandingkan dengan proyek B dimana return hanya sebesar $1.20. 124 GLOSSARY A Account : Suatu catatan menggambarkan kenaikan dan penurunan kas sehubungan dengan aktivitas keuangan. Accounting : Sistem laporan informasi yang berisi nilai financial proses transformasi berawal dari sumber (resources) menjadi produk dan jasa dan kemudian proses penjualan produk tersebut kepada pembeli ( consumers). Accounts payable : Suatu daftar berisi hutang yang harus dibayar perusahaan kepada suppliers, vendors, kontraktor dan lainnya yang telah menyerahkan barang atau jasa. Accounts receivable (A/R) : Suatu daftar berisi piutang yang harus dibayar oleh pelanggan (cutomers) untuk barang atau jasa yang sudah diserahkan oleh perusahaan. AR adalah current asset pada balance sheet. Mereka tergolong pada liquid asset yang dapat dicairkan dalam waktu yang tidak lama. Accrual accounting : Metoda accounting dimana revenue dan biaya (expenses) perusahaan dicatat pada saat terjadinya transaksi daripada pada saat penerimaan atau pembayaran uang. Accrual liabilities : Catatan pengeluaran pembayaran hutang (meskipun kenyataan belum terjadi) yang dibuat pada saat perusahaan tutup buku untuk perioda tertentu pada saat mempersiapkan laporan keuangan (financial statement). Accrue : Kenaikan atau pertumbuhan karena bunga (interest) ditambahkan secara berkala (periodic) Acquisition : Suatu proses dimana sebuah perusahaan mengambil alih pengawasan terhadap perusahaan lainnya, kemudian berjalan seterusnya dimana masing 2 tetap statusnya sebagai badan hukum yan g berbeda. 125 Adjusted book value (of a company) : Nilai buku (book value) pada balance sheet setelah assets dan liabilities disesuaikan dengan nilai pasar (market value) Amortization : Suatu proses peng-alokasian jumlah uang yang akan dibelanjakan pada perioda waktu tertentu. Angel : Seseorang yang mempunyai modal untuk ditanamkan pada usaha/perusahaan pribadi dengan modal kecil. Seorang Angel biasanya tidak mengharapkan rate of return tinggi sebagaimana halnya dengan venture capitalist atau bank. Arbitration : Suatu cara penyelesaian sengketa (conflict) dengan bantuan fihak ketiga yang dipercaya oleh kedua belah fihak yang bersengketa, daripada melalui institusi pengadilan. Assets : Harta yang dimiliki perusahaan, seperti bangunan, inventory, alat perlengkapan, kendaraan, hak cipta (copyrights), patents, alat perabotan, dan barang 2 lainnya untuk menjalankan usaha. Asset, turnover : Ratio dari penghasilan (revenue) perusahaan terhadap jumlah rata 2 assets sepanjang perioda fiscal. Angka ini mengukur hasil kinerja perusahaan dibandingkan dengan jumlah investasinya semula. Audit : Proses dimana akuntan publik yang resmi menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan telah atau belum memenuhi standard prinsip akutansi. B Balance : 1. Selisih dari sisi kredit dan debit dalam suatu ledger; juga selisih antara assets dan liabilities dari suatu laporan keuangan. 2. Untuk menghitung selisih tadi, menyelesaikan account dengan menyelesaikan hutang; menyusun buku laporan dengan benar sehingga debit dan credit dalam laporan memberikan angka yang sama. Balance sheet : Laporan keuangan yang meringkaskan assets, liabilities, dan net worth (atau equity pemilik) dari suatu business. Balance sheet memperlihatkan jumlah assets sama dengan jumlah liabilities ditambah net worth (atau equity pemilik). Jadi balance sheet itu mperlihatkan gambaran situasi assets, liabilities, dan equity pemegang saham pada suatu saat tertentu. 126 Benefit : Keadaan membaik dari suatu kondisi; suatu keuntungan yang dinikmati atau pengalaman berharga dengan mengerjakan atau menerima sesuatu. Board of directors : Suatu kumpulan terdiri dari orang2 yang menjalankan dan mengatur business. Board of directors dari suatu perusahaan dipilih oleh pemegang saham. Bonds : Adalah sertifikat surat pinjaman berharga (debt security) dimana penerbit resmi berhutang kepada pemilik bond tersebut dan wajib membayar kembali principalnya ditambah dengan bunga yang sudah dijanjikan pada tanggal jatuh tempo ( maturity date) dan juga membayar nilai bond tersebut (face value) pada saat bond tersebut dijual. Bonds, convertible : Bonds yang dapat diubah kepada saham milik penerbit bond tersebut. Book value (dari assets) : Nilai accounting dari suatu asset seperti terlihat pada neraca perusahaan (balance sheet) adalah harga asset dikurangi dengan akumulasi depresiasinya. Book value (dari perusahaan) : Menggambarkan penilaian (valuation) suatu perusahaan dimana assetnya dikurangi dengan liabilitiesnya. Brand : Nama, kadang 2 disertai dengan symbol dan merk daga ng, yang membedakan suatu usaha dari pesaingnya dan segera memberikan competitive advantage, yang segera terlihat dan dikenal dengan baik oleh konsumen. Break-even point : Jumlah volume penjualan ( sales) dimana net sales revenue perusahaan sama dengan biaya produksi. Bridging finance : Financing jangka pendek yang diharapkan dapat dibayar kembali secara cepat. Budget : Suatu rencana untuk menggunakan dana. Burn rate : Cash ditangan dibagi dengan ongkos operasi bulanan. Ratio ini memperlihatkan berapa bulan suatu usaha akan bertahan hanya dengan menutup overhead tanpa memberikan profit (keuntungan). Business : Pembelian dan penjualan barang ( goods) atau jasa (services) dalam usaha untuk memperoleh keuntungan. 127 Business plan : Dokumen yang dipersiapkan oleh seorang entrepreneur, berisi kegiatan perusahaan yang pada masa lalu, sekarang dan rencana kedepan. Berisi analisa teliti menyangkut management, karyawan, produk, dan sumber keuangan perusahaan. Latar belakang perusahaan, catatan penjualan, dan posis i pasar. Business plan juga berisi laporan rinci keuntungan, balance sheet dan proyeksi cash flow untuk dua tahun kedepan dan rencana umum tiga tahun selanjutnya. Business plan menerangkan strategi perusahaan, menentukan objective, yang dipakai untuk memonitor kinerja perusahaan. C Capital : Modal (resources) yang ditanam oleh investor untuk suatu usaha ( business). Capital expenditures : Uang yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli, menyewa atau membangun fasilitas bangunan pabrik, dsb. Capital gains : Jumlah dimana harga jual suatu asset (misalnya saham) melebihi harga pada saat asset tersebut dibeli. Capital market : Adalah pasar untuk menjual securities, dimana perusahaan dan pemerintah dapat mencari tambahan modal jangka panjang. Capital market meliputi stock market (pasar saham) dan bonds market (surat hutang berharga). Capital market terdiri dari primary market dimana penjualan perdana berlangsung dan secondary market dimana penjualan saham 2 lama berlangsung Cash balance : Cash diterima dikurangi dengan cash dibayarkan (disbursement) pada setiap akhir hari kerja. Cash flow : Jumlah uang yang diterima (cash inflow) atau jumlah uang keluar yang dibayarkan (cash outflow) untuk periode waktu tertentu. Cash flow diperlihatkan oleh cash balance pada suatu jurnal akunting atau ledger. Cash flow statement : Suatu laporan keuangan yang memperlihatkan cash diterima dikurangi dengan cash dibayarkan (disbursement) dari suatu business pada jangka waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Charge account : Fasilitas kredit yang diberikan oleh sebuah toko kepada pelanggan tertentu untuk melakukan pembelian sampai limit tertentu tanpa membayar secara cash pada saat pembelian. Collateral : Asset yang diagunkan sebagai jaminan dari suatu pinjaman. 128 Commission : Suatu presentase dari penjualan diberikan kepada penjual ( sales person) atau pegawai (biasanya petugas bagian marketing); pengeluaran ini diperlakukan sebagai variable operating cost. Comparative advantage : Merupakan keunggulan yang dimiliki seb uah negara untuk menghasilkan suatu produk atau jasa dengan cara yang sangat efisien dari produk lainnya atau dibandingkan dengan negara lain. Produk atau jasa seperti itu merupakan andalan suatu negara untuk dijadikan komoditi eksport. Competitive advantage : Menciptakan produk atau jasa dengan keuntungan (benefit) yang dapat dinikmati oleh customer yang sama dengan pesaing tetapi pada harga yang lebih murah (cost advantage). Perusahaan dapat juga menciptakan produk atau jasa dengan nilai tambah yang lebih baik dari pesaing tetapi dengan harga yang sama (differentiation advantage) Consumer : Seseorang yang membeli barang dan jasa untuk keperluannya, bukan untuk dijual lagi. Contract : Suatu perjanjian yang mengikat secara hukum untuk suatu pertukaran mod al (resources) dan jasa Core competency : Pengetahuan dasar, kemampuan, atau keahlian (expertise) pada suatu bidang, yang sangat penting untuk keberhasilan ( critical to success) dari suatu usaha. Ini adalah istilah lain dari competitive advantage. Corporation : Badan hukum yang terpisah dari pemilik Corporate governance : Suatu peraturan yang sifatnya melindungi perusahaan ditujukan kepada direksi dan karyawan perusahaan agar mereka bersikap patuh hukum dan menjunjung etika bekerja. Cost : Suatu perbelanjaan; besarnya uang, waktu atau energi yang dibelanjakan untuk sesuatu. Cost/benefit analysis : Menggunakan perbandingan costs dan benefits untuk membuat suatu keputusan. Cost of capital : Rate of return yang ditentukan untuk berbagai jenis financing. Cost of debt capital : Bunga (interest rate) yang ditetapkan oleh kreditor . 129 Cost of equity capital : Rate of return dari suatu investasi yang ditentukan oleh pemegang saham perusahaan. Sering juga disebut ‘hurdle rate’. Cost of goods sold : Biaya langsung dari setiap unit penjualan, yakni: Biaya raw material untuk membuat produk atau yang memberi jasa Biaya buruh yang terlibat pembuatan produk atau yang memberi jasa Creditor : Seseorang atau organisasi yang meminjamkan dana ( resources) kepada organisasi lainnya Current assets : Semua milik perusahaan yang akan dipakai atau dapat diuangkan dalam waktu 12 bulan. Current liabilities : Pembayaran terhadap tagihan dan hutang perusahaan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu 12 bulan. Current ratio : Current assets/current liabilities. Perbandingan ini menunjukkan kemampuan perusahaan menjamin liabilitiesnya dengan asset yang dimilikinya. D Data base : Koleksi data secara elektronik maupun fisik yang dapat dibuka dan dikerjakan secara sistematis (retrieved and manipulated systematically ). Debit : Didalam istilah bookkeeping, adalah catatan pengeluaran ( expense) Debt financing : Bantuan hutang bila perusahaan memperoleh sumber keuangan dari creditor Debt service : Pembayaran dari prinsipal dan bunga nya yang diatur dalam suatu hutang untuk periode tertentu. Debt-to-equity ratio : Perbandingan yang mengungkapkan strategi financial dengan memperlihatkan berapa besar keuangan perusahaan yang didukung oleh hutang (debt) dan berapa oleh stockholder equity. Deductable : Bagian dari asset yang diasuransikan yang tidak dilindungi oleh asuransi. Makin tinggi deductable, makin rendah premium asuransinya. Default : Kewajiban yang tidak dapat dipenuhi. 130 Deferred payment : Hutang yang akan dibayar pada waktu mend atang. Demographics : Karakteristik populasi yang biasanya dipakai untuk keperluan marketing. Data yang dicatat adalah antara lain, umur, kelompok ethnic, pendapatan rata 2 , mobilitas, latar belakang pendidikan, dsb. Depreciation : Adalah suatu istilah dalam dunia accounting dan finance yang menyatakan bahwa asset yang umurnya terbatas akan mengalami penurunan nilai terhadap waktu. Depreciation, accelerated : Suatu metode accounting yang menyisihkan nilai asset yang lebih besar untuk didepresiasikan pada umur yang lebih cepat. Depreciation expense : Biaya yang kita yakini terpakai dari fixed asset untuk jangka periode fiscal tertentu. Derivative : Suatu kontrak keuangan (financial contract) dimana nilainya adalah hasil kinerja assets, interest rates, nilai tukar mata uang (currency exchange rates), atau index. Transaksi derivative termasuk berbagai financial contracts seperti, swaps, future, options dsb. Direct labor : Gaji dan upah pegawai yang langsung terlibat pada proses manufaktur yang ditambahkan pada ongkos produksi Discounted cash flow (DCF) : Suatu cara meng-evaluasi investasi dengan memakai prinsip time value of money memproyeksikan future cash flow menjadi nilai sekarang. Dividends : Distribusi asset, biasanya uang tunai , kepada pemegang saham yang diambil dari sebagian keuntungan Due diligence : Proses investigasi oleh investor terhadap team management, resources, dan kinerja perdagangannya terhadap perusahaan yang berpotensi untuk diakuisisi. E Earnings : pengertian yang sama dengan pemasukan (Income) dan keuntungan (profit). 131 Earnings per share : Besarnya net income yang diperoleh perusahaan setiap lembar saham (share) dari jumlah saham 2 yang beredar dipasar. Employment Agreement : Suatu perjanjian dimana pimpinan ( managers) membuat kontrak kerja dengan perusahaan yang menyatakan masa kerja karyawan tersebut dan ketetapan 2 lainnya. Entrepreneur : Adalah seseorang yang melihat suatu kesempatan usaha yang diyakini menguntungkan dan kemudian menciptakan perusahaan guna mengejar kesem patan tersebut. Contoh, membuka usaha warung makan siang disekitar pabrik atau kantor, dimana fasilitas tersebut tidak disediakan perusahaan. Equity: Kepemilikan dalam perusahaan sebagai ganti dari modal yang ditanam. Dalam istilah accounting, equity = assets - liabilities Equity financing : Penerbitan saham ( stock) dengan tujuan untuk menambah modal (capital) perusahaan Ethics : Suatu system yang mengatur moral atau standard bersikap dan penilaian Exit strategy : Bisa disebut exit plan, atau exit withdrawal adalah cara untuk menghentikan kepemilikan suatu perusahaan Expenses : Penurunan asset atau penambahan liabilities yang diakibatkan proses produksi, pengiriman barang atau penyediaan jasa yang tergolong pada kegiatan utama operasi perusahaan. Ada 4 katagori expenses: Operasi (operating), interest, depresiasi, dan pajak. F Face value : Nilai yang tercetak pada surat hutang ( bond) yang tidak selamanya sama dengan harga pasar (market value) Financial leverage : penggunaan hutang untuk menambah kinerja pendapatan perusahaan (company earning power). Financial statements : Laporan perusahaan mengenai transaksi keuangan untuk suatu periode, misalnya, bulanan, kwartal, dan tahunan. Tiga laporan keuangan utama adalah balance sheet, income statement, dan statement of cash flow. 132 Fiscal year : Periode 12 bulan diantara catatan keuangan yang sudah ditutup ( settled) Fixed costs : Pengeluaran (expenses) perusahaan yang harus dibayarkan, ada atau tidak ada penjualan, misalnya gaji karyawan, iklan, asuransi, sewa dan depresiasi. Forward contract: Suatu persetujuan antara dua fihak untuk membeli dan menjual asset yang bersama disetujui pada tanggal tertentu dimasa mendatang. Tanggal perdagangan (trade date) dan tanggal penyerahan terpisah. Cara ini dipakai untuk meng’hedge’ risiko, misalnya komoditi harga (commodity prices) e.g. forward contracts untuk crude oil. Franchising : Sebuah perusahaan yang mengalami sukses pemasaran ( franchisor) memberi hak kepada perusahaan lain (franchisee) untuk menjalankan usaha yang sama dengan merek dagang yang sama dengan memakai cara dan format yang ditentukan oleh perusahaan induknya (franchisor). Free enterprise system : Sistem ekonomi dimana dunia usaha dimiliki oleh swasta dan dijalankan secara relative bebas dari campur tangan pemerintah. Future contracts: Adalah satu jenis perdagangan derivative dimana dilakukan persetujuan mengikat untuk membeli atau menjual sekumpulan assets (underlying basket of assets) pada tanggal dimasa yang akan datang dan harga y ang ditetapkan. Future value : Nilai pada masa yang akan datang dari sejumlah investasi yang ditanam pada saat sekarang G Goodwill : Intangible asset yang tercipta bila suatu perusahaan berbuat sesuatu yang positif dan bernilai. Goodwill dapat berupa reputasi perusahaan, merek dagang yang dikenal, dan hubungan baik dengan komunitas dan pelanggan. Gross domestic product (GDP) : Harga pasar (market value) dari produk dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi suatu negara pada periode waktu tertentu. Gross national product (GNP) : GNP adalah nilai USD dari seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian disuatu negara, termasuk yang dihasilkan diluar negeri. Gross profit : Hasil penjualan bersih (net sales revenue) dikurangi biaya langsung dari produk yang dijual (cost of goods sold). 133 Guerilla marketing: Cara pemasaran yang sifatnya tidak konvensional, menjalankan aktifitas promosi barang atau jasa dengan biaya rendah. H Hurdle rate : Minimum rate of return yang dapat diterima oleh investor. Hedge: Suatu investasi yang secara spesifik disisihkan /dipakai untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. Hedge fund : Dana investasi bersifat pribadi (private investment fund) dalam jumlah besar yang aktifitasnya dikelola tidak secara umum dan mengikuti strategi investasi yang kompleks. Investasi ini sering dipakai untuk meng-‘hedge’ terhadap gerakan yang tidak menguntungkan (adverse move) dari equity (stocks) dan pasar lain (other markets). Tujuan hedge fund adalah untuk menghasilkan return secara inkonvensional, tidak terlalu terlibat dengan pasar uang yang umum. Hedging: Strategi yang ditujukan untuk menghindari risiko yang tidak perlu (minimize exposure to an unwanted business risk ), sambil menikmati keuntungan dari usaha yang sedang berjalan I Income statement : Suatu ringkasan laporan dari perusahaan yang menyangkut aktifitas revenue, expenses, yang menggambarkan keuntungan atau kerugian (net profit or loss) untuk periode waktu yang ditentukan. Income statement lazim juga disebut profit and loss statement atau P&L. Indirect labor : Biaya upah dan benefit yang dibayarkan untuk karyawan yang terlibat pada kegiatan pemeliharaan (maintenance) dan pimpinan kelompok (supervisory), yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses prod uksi. Inflation : Perambatan kenaikan yang kontinu dari tingkat umum harga 2 produk barang dan jasa, yang diukur terhadap tingkat standard daya beli ( purchasing power) masarakat. Umumnya disebabkan oleh meningkatnya jumlah uang beredar dalam suatu masarakat ekonomi. 134 Initial public offering (IPO) : Kejadian dimana perusahaan menawarkan saham (stock) untuk pertama kalinya kepada publik. Insolvent : Hilang kesanggupan membayar tagihan dan kewajiban melunasi hutangnya. Intangible assets : Semua yang dimiliki perusahaan yang tidak secara fisik. Misalnya hak patent, hak cipta, merek dagang, dan niat baik. Intellectual property : Modal yang bersifat intangible yang tercipta dengan menggunakan daya intelektual, contohnya, penemuan, buku, lukisan atau musik. Internal rate of return : Adalah angka discount rate yang mempersamakan jumlah present value dari future net cash flow dengan jumlah investment dan project cash outflow. Dengan kata lain, IRR itu angka menyatakan besarnya rate of return dari suatu project atau investment. Intrapreneur : Seorang intrapreneur adalah orang yang fokus pada inovasi dan kreativitas yang merubah gagasan dan ’mimpi’nya menjadi kegiatan yang mendatangkan untung, didalam lingkungan organisasinya (perusahaan atau rumah tangga, dll). Intrapreneur sering juga disebut ‘Inside entrepreneur’. Inventory : Produk barang yang sudah jadi, siap untuk dijual. Investnent : Seseorang yang menanam modal, waktu dan energi dengan harapan mendapatkan keuntungan dan kepuasan dikemudian hari. Investment bank : Institusi keuangan yang memfasilitasi perusahaan dalam usahanya memperoleh modal tambahan, dengan cara penerbitan surat berharga (securities) dibursa saham utama (primary market), dan juga melayani jasa saran strategic ( strategic advisory services) dalam usaha perusahaan untuk bergabu ng (merger) dan akuisisi. Investors : Pemilik atau kreditor yang menyediakan modal untuk usaha dengan harapan mendapatkan keuntungan. J Junk bonds : Bonds berbunga tinggi yang peringkat kreditnya dibawah tingkat inv estasi aman, sebagaimana direkomendasikan oleh badan resmi peringkat kredit ( credit rating agency). Bonds seperti ini sudah tentu berisiko tinggi, investor mengharapkan return yang tinggi dengan membeli junk bond. 135 Journal : Suatu buku atau file computer yang berisi catatan transaksi. K Kaizen : Istilah bahasa Jepang yang berarti perbaikan yang kontinu; Suatu falsafah yang selalu berusaha meningkatkan kualitas secara menerus akan menghasilkan peningkatan keuntungan yang kontinu. L Lawsuit : Usaha untuk mendapatkan hak atau tuntutan melalui proses hokum. Ledger : Suatu buku atau file computer yang meringkaskan account balances Letter of agreement : Perjanjian tertulis antara dua fihak mengenai usaha bersama; sifatnya tidak terlampau formil dan mendetail seperti kontrak dan biasanya dipakai untuk perjanjian jangka pendek. Leverage : Menggunakan dana pinjaman hutang untuk memperbesar return to equity suatu perusahaan. Leveraged buyout (LBO) : Suatu strategi yang dilakukan oleh grup investor untuk mengakuisisi perusahaan dengan menggunakan dana pinjaman yang cukup besar ( bonds atau loans) agar dapat membayar seluruh biaya akuisisi. Liabilities : Hutang perusahaan kepada kreditor, misalnya pinjaman ( loans), surat hutang (bonds), dan tagihan (bills) yang belum terbayar. Liable : Bertanggung jawab terhadap tuntutan hukum yang mungkin timbul karena kecelakaan, tunggakan hutang, atau masalah perusahaan lainnya. License : Otorisasi secara hukum (legal authorization) untuk mengerjakan sesuatu; misalnya memberikan hak untuk menggunakan nama sipemberi hak terhadap produk atau jasa yang dijual Line of credit (with a bank) : Suatu pengaturan antara bank dengan nasabah yang mengalokasi besar pinjaman/hutang untuk jangka waktu tertentu. Line of credit (with a vendor) : Suatu batasan yang ditentukan penjual kepada pelanggannya untuk dapat berbelanja atas dasar kredit. 136 Liquidation value (of an asset) : Besarnya uang yang dihasilkan dari penjualan asset yang terpisah dari organisasi induknya. Liquidation value (of a company) : Nilai pasar dari asset dikurangi liabilities yang harus dibayar oleh perusahaan yang menjalankan proses likuidasi. Liquidity: Kemampuan suatu asset untuk dapat diuangkan secepatnya tanpa price discount. Loan agreement : Persaratan pinjaman yang bersifat pembatasan aktifitas economic dikenakan terhadap perusahaan oleh kreditornya Long term assets : Kepemilikan perusahaan yang akan dipakai lebih dari 12 bulan, misalnya bangunan, tanah, dan peralatan. Long term debt or liabilities : Kewajiban pembayaran yang harus dipenuhi perusahaan lebih dari 12 bulan kedepan, misalnya jaminan untuk bangunan. Listing : Diterimanya surat berharga (securities) dari suatu perusahaan untuk diperdagangkan dibursa saham resmi. Contoh, saham (stock) yang diperdagangkan dibursa saham Jakarta dikatakan to be listed on the JSX. M Majority interest : Posisi suatu perusahaan apabila ia memiliki lebih dari 50% saham (stock) dari perusahaan lain. Management : Seni merencana (planning) dan berorganisasi (organizing) suatu usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan. Manufacture : Membuat atau menghasilkan suatu produk yang nyata ( tangible). Market : Suatu kumpulan orang 2 yang berpotensi untuk tertarik membeli suatu produk barang atau jasa; atau suatu tempat yang ditent ukan dimana proses jual beli terjadi. Marketing : Pengembangan dan penggunaan strategi agar dapat mendorong produk barang atau jasa mencapai pembeli/pelanggan dan memperoleh perhatian Market capitalization : Total nilai suatu kumpulan saham (securities) dari suatu perusahaan pada harga pasar yang berlaku, yang dihitung dengan meng kalikan total jumlah lembar saham dengan harga pasar untuk perlembar saham yang berlaku. 137 Marketable securities : Surat berharga milik perusahaan yang mudah diuangkan, misalnya stocks dan bonds. Marketing mix : Kombinasi 4 faktor – product, price, place dan promotion yang membentuk visi dari marketing Market segment : Suatu kumpulan pelanggan yang memberi response serupa terhadap suatu produk tertentu Maturity: Tanggal dimana suatu surat berharga (bond) harus dibayar oleh perusahaan yang menerbitkannya Merger : Dua perusahaan yang sepakat untuk menggabungkan modal ( resources) dan kegiatan operasinya menjadi satu badan hokum. Mezzanine financing : Suatu kombinasi debt dan equity financing yang dipakai untuk membiayai ekspansi suatu perusahaan. Mezzanine financing itu pada dasarnya adalah debt capital yang menjamin hak kepada peminjam ( lender) untuk mengambil alih kepemilikan atau equity interest pada perusahaan bila pinjamann ya tidak dilunasi keseluruhannya secara tepat waktu. Micro-loan : Suatu pinjaman berkisar antara $100 hingga $25,000 diberikan kepada seorang entrepreneur tidak didasarkan atas credit history atau collateral, tetapi lebih kepada karakter, kemampuan management, dan business plan. Pinjaman itu berlaku untuk pembelian mesin2, alat kantor, membuka usaha baru., dsb. Tetapi tidak dibolehkan untuk membeyar hutang Mission statement : Suatu pesan pendek tertulis yang isinya memberi tahu pelanggan dan karyawan apa sasaran perusahaan (business goals) dan menerangkan rencana strategi dan cara untuk mencapainya. Monopoly: Suatu pasar (market) dengan hanya satu pemasok yang mengatur harga, distribusi produk atau jasa, pada suatu pasar sebagai akibat dari tidak adanya kompetisi. Mortgage : Adalah suatu cara dengan menggunakan benda tidak bergerak ( property) sebagai jaminan (security) pembayaran hutang. Pada umumnya mortgage ini lazim dipakai pada jenis business real estate. N 138 Net assets : Nilai yang dimiliki perusahaan setelah seluruh asset perusahaan dikurangi dengan jumlah liabilitiesnya. Net cash flow : Selisih antara pendapatan (cash inflow) dan pengeluaran (cash outflow) dalam periode waktu tertentu Net income (net earnings, net profit) : Penghasilan perusahaan setelah semua biaya (expenses) dan pajak telah dikurangkan dari pendapatan ( revenue). Net loss : Suatu hasil bila pengeluaran ( expenses) lebih besar dari pendapatan (revenue) Net present value : Nilai sekarang (present value) dari penghasilan kemudian (future cash flow) suatu investasi dikurangi modal awal ( initial investment). Network : Pertukaran informasi dan kontak Niche market: Suatu strategi segmentasi pemasaran yang focus dimana produk atau jasanya tidak secara khusus diperhatikan oleh perusahaan besar. Noncash expenses : Suatu pengeluaran (expenses) dalam dunia usaha yang tidak menggunakan cash, misalnya depresiasi O Operating cash flow : Biaya yang ditimbulkan oleh operasi perusahaan untuk memproduksi dan menjual produk perusahaan. Operating cost : Juga disebut Overhead, adalah biaya (cost) diperlukan untuk menjalankan usaha. Operating cost selalu meliputi utilities, gaji, iklan, asuransi, sewa, dan depresiasi Operating expense : Semua biaya yang berhubungan dengan operasi perusahaan tetapi tidak berhubungan langsung dengan penjualan produk. Tergolong jenis ini adalah biaya routine seperti gaji karyawan, biaya operasi i.e. bensin kendaraan, spare part mesin, dsb. Operating leverage : Suatu ukaran daripada tingkat dimana suatu perusahaan atau proyek menggunakan kombinasi dari fixed dan variable cost. Suatu perusahaan dengan proporsi fixed cost yang tinggi dan variable cost yang rendah dikatakan menggunakan banyak operating leverage. 139 Opportunity cost : Atau dapat disebut economic cost, adalah biaya yang berkaitan dengan pengertian hilangnya suatu kesempatan ( an opportunity foregone) dan keuntungan yang dapat diperoleh dari kesempatan yang hilang tersebut Option : Kontrak dimana satu fihak (’pembeli’) setuju untuk membayar fee (’premium’) kepada fihak lain (’writer’) untuk hak tetapi bukan kewajiban membeli atau menjual sesuatu kepada ’writer’ pada harga yang disetujui (pre-agreed price) pada atau sebelum tanggal yang ditetapkan kedua belah fihak. Outsourcing: Penugasan perusahaan luar untuk menjalankan pekerjaan yang sebenarnya dapat dikerjakan sendiri. Overhead : Biaya yang terpakai untuk kelangsungan operasi perusahaan. Biaya yang masuk kategori ini adalah biaya yang tidak secara langsung men generate profit, misalnya sewa gedung, gaji karyawan, dsb. P Pareto principle: Sering disebut sebagai 80 – 20 rule, menyatakan bahwa dalam banyak hal, rata 2 80% kejadian adalah akibat dari 20% penyebab. Contohnya, pemasukan dari rata 2 80% hasil penjualan berasal dari 20% konsumen. Partnership : Suatu badan usaha hukum dimana dua atau lebih anggouta sepakat untuk bersama memiliki, menanggung bersama keuntungan dan kerugian. Patent : Hak yang diberikan pemerintah untuk membuat, memakai dan menjual suatu penemuan atau proses Portfolio : Kumpulan berbagai investasi. Misalnya, portfolio dari dana modal ventura yang terdiri dari berbagai investasi. Present value (PV) : Nilai sekarang dari dana dimasa mendatang ( future cash flow) Price: Suatu angka dimana pemilik usaha menetapkan harga jual. (Lihat ‘Value’) Price-to-earning ratio (P/E) : Adalah suatu ukuran yang membandingkan harga selembar saham dipasar dibandingkan dengan jumlah keuntungan (net income) perusahaan per lembar saham yang diterbitkan. 140 Primary market : Suatu pasar dimana penjualan perd ana dari saham dan surat berharga lainnya dilaksanakan. Principal : Jumlah hutang atau pinjaman sebelum bunga ( interest) ditambahkan Private investor : (lihat Angel) Product : Sesuatu yang berada secara alami atau yang dibuat oleh manusia. Sifatnya tangible berarti dapat disentuh. Product life cycle : Empat tingkat yang dilalui produk dan jasa sebelum mencapai kemapanan di pasar (market), yakni, pengenalan, pertumbuhan, kemapanan ( maturity), dan penurunan (decline) Profit margin : Presentase dari setiap dollar keuntungan (profit), dihitung dengan profit dibagi dengan pendapatan (revenue) dikalikan 100 Progressive tax : Pajak yang dikenakan lebih besar pada pendapatan tinggi daripada pada pendapatan rendah Project management : Adalah organizing dan managing resources (mis. manusia) sedemikian rupa hingga projectnya selesai sesuai dengan scope yang direncanakan, waktu, kualitas dan biaya. Promisory note : Perjanjian tertulis untuk membayar sejumlah uang pada waktu tertentu Prospect : Seseorang yang terlihat tertarik dengan presentasi penjualan kita Prototype : Suatu model atau pola yang dibuat sebagai contoh untuk memperlihatkan bagaimana produk akan terlihat dan berfungsi bila sudah dibuat Proxy : Dokumen yang memberi otorisasi kepada direksi perusahaa n mewakili pemegang saham untuk ikut serta dalam pungutan suara dalam satu rapat pemegang saham. Proxy statement : Informasi yang dibagikan kepada stockholders mengenai hal2 yang akan dibicarakan dalam rapat tahunan pemegang saham Q Quota : Pembatasan yang dikenakan pemerintah suatu negara atas jumlah maksimum barang/produk tertentu yang dapat diimport 141 R Rate of return : Hasil tahunan dari suatu investasi, dinyatakan dalam percent. Misalnya bila kita menyimpan $100 dibank, setahun kemudian kita memperol eh $108. Maka rate of returnnya adalah 8%. Real estate : Tanah atau bangunan yang mempunyai nilai dipasaran Recession : Penurunan kegiatan ekonomi yang memperlihatkan penurunan lapangan kerja dan aktifitas usaha Reconcile : Membandingkan dua catatan keuangan, memastikan keduanya sudah dicatat secara teliti. Contohnya, seseorang me -reconcile buku check (checkbook) dengan membandingkan catatan pengeluaran dibukunya ( check register) dengan bank statement. Redeem : Menukarkan Bond kepada penerbitnya pada tanggal jatuh tempo untuk ditukarkan dengan uang Return on investment : Keuntungan dari suatu investasi modal yang dinyatakan dalam percent Revenue : Penghasilan perusahaan atas penjualan produk atau jasanya. Risk : Ketidak pastian mengenai hasil dan kembalinya modal. Dengan perkataan lain, kemungkinan risiko rugi. Royalty: Bagian hasil penjualan yang diberikan kepada seseorang yang memiliki hak cipta (copyright) dari karya yang yang dijual. Arti lain, fee yang dibayarkan oleh agen (franchisor) kepada pemberi lisensi dagang (licensor). S Sales tax : Pajak dikenakan terhadap barang yang dibeli oleh pelanggan ( customer). Savings account : Simpanan uang di bank dimana bank memberi bunga kepada nasabah Secondary market : Suatu pasar (market) dimana para investor saling bertransaksi satu dengan lainnya Secured debt : uang yang dipinjam atas dasar agunan ( collateral), yang biasanya asset berharga misalnya bangunan. 142 Securities : Kumpulan surat 2 berharga yaitu saham (Stocks) atau surat hutang (Bonds) yang dijual dipasar uang resmi. Sensitivity analysis : Metode untuk mempelajari hasil dari suatu rencana ( forecast) usaha dengan berbagai asumsi utama yang ber -beda 2 . Service : Jasa, yang merupakan pekerjaan yang bersifat intangable menggunakan keterampilan (skills), waktu, atau keahlian (expertise) dengan imbalan uang. Share : Adalah satu unit account daripada beberapa instrument keuangan termasuk jenis saham i.e stocks, mutual fund. Penerimaan yang diterima dari share disebut dividend. Shareholders’ equity : Nilai dari stocks yang dimiliki oleh pemilik saham perusahaan (company shareholders) Signatory: Seseorang yang menandatangani kontrak, sehingga secara hukum wajib memenuhi isi kontrak tersebut. Sole proprietorship : Usaha yang dimiliki oleh satu orang. P emilik menerima seluruh keuntungan dan secara hukum bertanggung jawab terhadap semua hutang perusahaan atau tuntutan hukum terhadap usahanya yang timbul. Solvency : kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban tagihan dan hutangnya. Stakeholders (atau Shareholder) : Adalah perorangan atau perusahaan yang secara hukum memiliki satu atau beberapa saham dalam satu joint stock company. Start-up cost : Dana awal yang dibutuhkan agar usaha berjalan. Dalam istilah lainnya sering disebut “original investment”. Statement of cash flow : Satu dari laporan kunci keuangan; laporan kinerja perusahaan untuk jangka waktu tertentu, menitik beratkan pada laporan jalannya uang (cash flow) dalam kegiatan usaha (business). Statistics : Data 2 temuan yang dikumpulkan dalam bentuk angka. Stock : Sertifikat bagian kepemilikan dalam suatu korporasi (corporate) yang didasarkan kepada besarnya investasi. Stock, common : Hak kepemilikan dari para investor dalam perusahaan. 143 Stock incentives : Sebagian saham (shares) dari kumpulan saham perusahaan (company stock) yang ditawarkan kepada karyawan sebagai bagian dari insentive. Stock option plan : Suatu tawaran pembelian saham perusahaan dibawah harga pasar kepada karyawan atau direksi. Metoda ini sering dipakai oleh perusahaan seba gai bagian dari paket gaji (remuneration package) direksi. Stock warrants : Suatu hak yang diberikan pemilik saham untuk menambah lembar saham pada waktu mendatang yang ditentukan dengan harga yang ditentukan Strategy: Suatu rencana yang menggambarkan bagaimana usaha (business) akan dijalankan untuk mencapai target usaha dan mengalahkan pesaing. Strategic management : adalah suatu kombinasi ilmu dan seni dalam memformulasi, menjalankan (implementing) dan mengkaji putusan yang bersifat cross-functional yang memastikan suatu organisasi mencapai sasarannya ( objective) Subsidiary: Suatu perusahaan (corporation) yang dikontrol oleh perusahaan lain, biasanya yang kepemilikan sahamnya lebih dari 50%. Sunk cost: Adalah biaya yang sudah dipakai ( incurred) dan tidak dapat dikembalikan lagi (recovered) Supply : Suatu jadwal (schedule) dari jumlah kuantitas pengadaan yang dipersiapkan oleh suatu usaha untuk pelanggannya (customers). Swap : Adalah derivative, yakni perjanjian antara dua fihak untuk saling menuk ar aliran cash flow. Swap digunakan untuk melindungi ( hedge) resiko, misalnya risiko suku bunga (interest rate risk) Syndicate : Suatu grup investor yang ber-sama 2 menanam modal pada perusahaan. T Tactics : Suatu panduan yang berisi cara menjalankan usa ha sesuai dengan strategi yang disusun. Tangible asset : Asset yang berbentuk fisik, seperti uang, bangunan, inventory, atau alat produksi. 144 Tariff : Pajak yang dikeluarkan oleh pemerintah terhadap suatu jenis barang import agar barang tersebut jatuhnya lebih mahal dari produk serupa buatan lokal. Tax-exempt : Suatu pengecualian usaha dari keharusan bayar pajak. Teknopreneur : Seorang Teknopreneur dapat didefinisikan sebagai para pelaku usaha yang mengembangkan peluang / gagasan bisnisnya dengan memanfaa tkan kemampuan dan ketersediaan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Bisnis yang dikembangkan Teknopreneur dikenal sebagai bisnis teknologi. Teknopreneur dalam mengembangkan bisnisnya mempergunakan kekuatan inovasi teknologi. Trade balance : Selisih nilai import dan eksport dari suatu negara. Trademark : Suatu nama, simbol, atau alat yang digunakan oleh produsen atau pedagang, untuk membedakan produknya. Trade-off : Suatu pertukaran dimana kelebihan satu fihak ditukarkan kepada fihak kedua dengan imbalan sesuatu yang menguntungkan bagi fihak pertama. Trading securities : Saham dan surat berharga lainnya yang dibeli perusahaan maksudnya untuk menyimpan assetnya dulu sementara perusahaan mempertimbangkan strategi bagaimana menggunakan dananya untuk mengem bangkan usaha. U Underwrite : Suatu perjanjian dimana setiap investment bank masing 2 setuju untuk membeli sejumlah saham dan surat berharga ( securities) yang baru terbit untuk tanggal dan harga tertentu sehingga menjamin penerbit surat berharga segera m endapatkan full financing. Underwriter : Suatu institusi yang bergerak dalam kegiatan underwriting penerbitan securities. V Value: Nilai suatu usaha yang ditentukan oleh pasar ( market); yakni tingkat harga dimana pembeli dan penjual sepakat. (Lihat ’P rice’) Value pricing : Strategi untuk menemukan keseimbangan antara harga dan kualitas yang diharapkan akan menarik kebanyakan pembeli. 145 Variable costs : Biaya yang berubah jumlahnya karena diperlukan. Misalnya biaya overtime pegawai, bahan baku karena ada aktifitas lebih pada pemasaran (sales) Venture capitalist : Institusi keuangan yang menanam modal pada usaha awal ( start-up business), biasanya kepada perusahaan yang track record nya terbatas tetapi berpotensi berkembang cepat, meskipun ada unsur risiko. W Waiver : Izin diberikan oleh investor atau kreditor bagi peminjam (debitor) untuk melepaskan diri (default) dari suatu ikatan surat perjanjian (covenant) yang sebelumnya dibuat. Warrant : Suatu tawaran untuk membeli saham pada harga khusus . Wholesale : Membeli dalam partai besar (bulk) dari pabrik dan menjual sebagian 2 kepada pengecer (retailer) Working capital : Current assets perusahaan dikurangi current liabilities; Angka ini menggambarkan liquid assets perusahaan yang dimilikinya untuk membangun usahanya. Y Yield : Nilai rate of return dari suatu surat berharga (security). 146 Latar Belakang Penulis Penulis menamatkan pendidikan di ITB jurusan Mesin tahun 1971. Selanjutnya bekerja pada perusahaan minyak Caltex (Chevron international) hingga tahun 1990. Diperusahaan ini penulis ditugaskan untuk menempuh pendidikan Petroleum engineering di Tulsa, Oklahoma. Sejak itu penulis menempuh karier professionalnya dibidang Petroleum engineering, Production, dan Drilling pada industri minyak Chevron/Texaco di US dan Indonesia. Pengalaman dibidang economics (finance dan accounting) diperoleh dikantor Dallas yaitu mengerjakan analisa secara ekonomis (economic analysis) dari project 2 drilling & production di Indonesia untuk mendapatkan approval dari representative pemegang saham yang berkedudukan di San Fransisco dan New York. Analisa keuangan yang berkaitan dengan the time value of money, justification to purchase capital items, kelaikan proyek exploratory drilling dan infill wells banyak dilakukan selama penugasan disini. Pengalaman itulah yang membantu penulis menyusun buku ini. Pada tahun 1991 penulis pindah bekerja pada perusahaan minyak ’Enim Oil’ yang berkedudukan di Jakarta sebagai manager Production. Perusahaan ini , kemudian diakuisisi oleh ’Energy Equity’ yang berkedudukan di Perth, west Australia. Penulis ditugaskan sebagai Manager Engineering/Director. Pada perusahaan ini penulis terlibat dengan aktifitas pemboran 5 sumur gas alam (natural gas) di Sengkang, Sulawesi selatan. Setelah cadangan gas (gas reserve) mendapatkan certificate resmi international, penulis ditugaskan untuk menjajagi kemungkinan dibangunnya pembangkit listrik tenaga gas dan uap (Combined Cycle Gas Fired Power Plant, PLTGU). Persetujuan penjualan gas dan pembangunan unit PLTGU untuk menambah supply listrik di Sulawesi selatan dicapai dengan PLN. Penulis ditugaskan mempersiapkan pembangunan sarana tersebut dilapangan, yang meliputi pembebasan koridor pipa gas sepanjang 35 Km, liaison dengan pejabat PLN, pemda, dll. Penulis berhenti setelah proyek selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2000 penulis bekerja sebagai direktur utama pada PT. Saga Trade Murni (STM), perusahaan manufaktur peralatan drilling cementing, centralizer, liner hanger, dan production packer. Perusahaan ini membuat alat 2 diatas untuk digunakan pada operasi casing cementing sebagai bagian dari pemboran minyak. Perusahaan ini memasarkan produknya didalam maupun diluar negri. Total omset penjualan pada saat penulis berhenti ditahun 2006 adalah USD 6.2 juta.Diperusahaan ini penulis terlibat banyak dengan aspek economics dan seluk beluk accounting selama 6 tahun. Pada bulan Juni tahun 2006 penulis berhenti dari STM. Pada bulan September 2006 penulis bertugas pada proyek pendidikan dan UKM di Cirebon bersama kawan 2 lama pada saat menjadi mahasiswa di Bandung. Selama karier professionalnya penulis menulis makalah berikut yang dipresentasikan diforum internasional, antara lain pada Chevron engineers annual conference diHouston dan diforum tahunan Indonesian Petroleum Association (IPA). 147 PUBLICATION AND PRESENTATION: 1. “Steam Stimulation - Duri Field” by Hendro W. Atmosudiro presented at the 1977 IPA Convention. This paper was also published in the “Oil and Gas Journal” US Petroleum magazine dated August 1,1977. 2. “A Review of Primary Cementing In The Duri Steam Flood – Sumatra, Indonesia” by Hendro W. Atmosudiro and K’tut I. Pindrang. This paper was presented in the 1988 Chevron Drilling Conference, Houston, USA. 3. “Practical Approach To Cement Evaluation In The Duri Field Steam Flood” by Hendro W. Atmosudiro and James R. Stoy. This paper was presented by Hendro W. Atmosudiro in 1989 Chevron Drilling Conference, May 4, 1989 in Houston, USA. Hendro W. Atmosudiro Bibliography 1. Bygrave W illiam D. (1994): ”The Portable MBA in Entrepreneurship”, John W iley & Sons, Inc. 2 . Levinson, Jay Conrad (1998): “Guerrilla Marketing”, 3 rd ed. Boston, Houghton Mifflin Company 3. Mariotti, Steve (2007): “entrepreneurship” Starting a nd Operating a Small Business, New Jersey, Pearson Prentice Hall 4 . Purba, Darwis M . dan Taufik, Iman (2006): “BUMN Industri Strategis Sebagai Model Analitis Meningkatkan Daya Saing Bangsa”, Yayasan UNTAG, Cirebon 5. Shim, Jae K. and Siegel, Joel G. (1999): “Financial Accounting”, 2 nd ed. Schaum’s Outline Series McGraw-Hill 6. W eaver, Samuel C. and W eston, J. F. (2001): “Finance and Accounting For Nonfinancial Managers”, The McGraw-Hill Executive MBA Series 7. Zimmerer, Thomas W. and Scarborough Norman M. (1998): “ Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management”, 2 nd ed. Prentice Hall, NJ 07458 148 149 ARTICLES Money In the modern world we take money for granted. However, pause for a moment and imagine what life would be like without money. Suppose that you want to consume a particular good or service, such as a pair of shoes. If money didn't exist, you would need to barter with the cobbler for the pair of shoes that you w ant. Barter is the process of directly exchanging one good or service for another. In order to purchase the pair of shoes, you would need to have something to trade for the shoes. If you specialized in growing peaches, you would need to bring enough bushel s of peaches to the cobbler's shop to purchase the pair of shoes. If the cobbler wanted your peaches and you wanted his shoes, then a double coincidence of wants would exist and trade could take place. But what if the cobbler didn't want your peaches? In t hat case you would have to find out what he did want, for example, beef. Then you would have to trade your peaches for beef and the beef for shoes. But what if the person selling beef had no desire for peaches, but instead wants a computer? Then you would have to trade your peaches for a computer — and it would take a lot of peaches to buy a computer. Then you would have to trade your computer for beef and the beef for shoes. But what if…? At some point it would become easier to make the shoes yourself or to just do without. The Evolution of Money 150 Money evolved as a way of avoiding the complexities and difficulties of barter. Money is any asset that is recognized by an economic community as having value. Historically, such assets have included, among other thi ngs, shells, stone disks (which can be somewhat difficult to carry around), gold, and bank notes. The modern monetary system has its roots in the gold of medieval Europe. In the Middle Ages, gold and gold coins were the common currency. However, the wealth y found that carrying large quantities of gold around was difficult and made them the target of thieves. To avoid carrying gold coins, people began depositing them for safekeeping with goldsmiths, who often had heavily guarded vaults in which to store thei r valuable inventories of gold. The goldsmiths charged a fee for their services and issued receipts, or gold notes, in the amount of the deposits. Exchanging these receipts was much simpler and safer than carrying around gold coins. In addition, the deposi tors could retrieve their gold on demand. Goldsmiths during this time became aware that few people actually wanted their gold coins back when the gold notes were so easy to use for exchange. They therefore began lending some of the gold on deposit to borro wers who paid a fee, called interest. These goldsmiths were the precursors to our modern fractional reserve banking system. Functions of Money Regardless of what asset is recognized by an economic community as money, in general it serves three functions: Money is a medium of exchange. Money is a measure of value. Money is a store of value. Money as a medium of exchange. Used as a medium of exchange, money means that parties to a transaction no longer need to barter one good for another. Because money is accepted as a medium of exchange, you can sell your peaches for money and purchase the desired shoes with the proceeds of the sale. You no longer need to trade peaches —a lot of them—for a computer and then the computer for beef and then the beef for the shoes. As a medium of exchange, money tends to encourage specialization and division of labor, promoting economic efficiency. Money is a measure of value. As a measure of value, money makes transactions significantly simpler. Instead of markets determining th e price of peaches relative to 151 computers and to beef and to shoes, as well as the price of computers relative to beef and to shoes, as well as the price of beef relative to shoes (i.e., a total of six prices for only four goods), the markets only need to d etermine the price of each of the four goods in terms of money. If we were to add a fifth good to our simple economy, then we would add four more prices to the number of good -for-good prices that the markets must determine. As the number of goods in our ec onomy grew, the number of good-for-good prices would grow rapidly. In an economy with ten goods, there would be forty -five goodfor-good prices but only ten money prices. In an economy with twenty goods there would be one hundred and ninety good-for-good prices but only twenty money prices. Imagine all of the good-for-good prices in a more realistic economy with thousands of goods and services available. Using money as a measure of value reduces the number of prices determined in markets and vastly reduces the cost of collecting price information for market participants. Instead of focusing on such information, market participants can focus their effort on producing the good or service in which they specialize. Money as a store of value. Money can also serve as a store of value, since it can quickly be exchanged for desired goods and services. Many assets can be used as a store of value, including stocks, bonds, and real estate. However, there are transaction costs associated with converting these assets into money in order to purchase a desired good or service. These transaction costs could include monetary fees as well as time delays involved in the liquidation process. In contrast, money is a poor store of value during periods of inflation, while the value of real estate tends to appreciate during such periods. Thus, the benefits of holding money must by balanced against the risks of holding money. Summary Money simplifies the exchange of goods and services and facilitates specialization and division of labor. It does this by serving as a medium of exchange, as a measure of value, and as a store of value. 152 Creativity, Innovation and the Cultural Parade By G. PASCAL ZACHARY Published: April 15, 2007 STEREOTYPES about national origin are the dirty secret of technology communities. The riffs on nationalities go something like this: The Chinese do not invent anything; they only copy. Italians design beautiful shoes, but who ever heard of a Tuscan computer programmer? Russians dominate chess, yet cannot seem to engineer a children's toy. Germans excel when they control all variables — of a high-performance automobile. The French routinely lead in technologies that require large government subsidies. The Japanese so yearn for acceptance that individuals won't promote a new idea without the approval of their peers. If I have offended anyone, I will not apologize. I am recycling crass stereotypes about national traits in the service of a better understanding of how innovation works. Talk of national identity rarely comes up in public, but privately many people — from academia to venture capital firms — take for granted that the contours of a career in technology are often shaped by the national origin of the technologist. "Though the reasons can differ a fair amount, national origin does correlate with the innovativeness of the people of a country," says Joel Mokyr, an economic historian at Northwestern University. When a train set a new land speed record this month by reaching an 153 astonishing 357 miles an hour, there was no mystery about where the train's designers lived or the speed test took place. France. "The French government has always been very good at making things where government support is critical," like trains, nuclear power plants and airplanes, Mr. Mokyr says. "But the French are not terribly good at creating Googles or Microsofts, where private action is central." The French engineering company, Alstom, after all, is the world market leader in high-speed trains. But a well-informed person would be hard-pressed to name a leading French information technology company. Indeed, many of France's best computer brains work in Silicon Valley. These Franco-geeks, who number in the thousands, even have two associations, SiliconFrench and DBF. "The French business system is constraining for individuals while supportive of scientists and engineers working on large, rigid systems that actually benefit from top-down decisions and slow change," says Jean-Louis Gassée, a former Apple executive who helped organize DBF and is a partner at Allegis Capital in Palo Alto, Calif. Comprehending innovation through the prism of national identity has its risks. In the 1970s, many people dismissed the Japanese as mere imitators and failed to see how the knowledge gained from copying would lead to path-breaking technologies. The success of Toyota, Sony and Japan's vibrant animation industry provide cautionary tales for those who might dismiss entire nationalities as copycats or only a s consumers of advanced innovations. Nations can and do change, sometimes by smart planning, sometimes by serendipity. Finland, home to the mobile phone powerhouse Nokia, was an agricultural country 50 years ago. So was Ireland, now home to thriving clusters in electronics and pharmaceuticals. Ireland's 154 investment recruitment agency is now crowing about the virtues of "the Irish mind" in a series of print ads. The most popular ad, using a drawing of the Irish rock star Bono, declares: "The Irish. Creative. Imaginative. And flexible. Agile minds with a unique capacity to innovate, without being directed." Friends of Israel's top engineering school, Technion, are paying for a similar series of ads, which appear periodically on the Op -Ed page of this newspaper. "The brainpower of its people" is "Israel's only natural resource," one ad declares. Mr. Mokyr notes that "these ads pertain to highly trained people." He adds: "It's not that the people of one country are inherently smarter than those of others. But some nations invest more in education, or are more efficient in producing skilled people." Why this is so has been debated endlessly by economists since Adam Smith, the 18th-century author of "The Wealth of Nations." There is little debate, however, that small countries are freer these days than large ones to boast about the supposed talents of their people. That is partly because larger countries can inspire fear or may have a history of invading others. Irish chauvinism seems benig n, yet some people may regard praising the genius of "the German mind," for instance, as objectionable, given the history of German aggression in W orld War II. Some countries are too big and diverse for easy generalizations. Talk of "the American mind" makes no sense because "the U.S. is so multicultural, " says Andreas Bechtolsheim, a native of Germany and a prominent computer designer in Silicon Valley. While migration and the flow of knowledge across borders have led to a flattening of the world, different technological strengths remain associated with different nations. So nations bent on becoming more innovative in other fields must confront their own collective strengths — and weaknesses. 155 And that means taking stereotypes seriously, while not being imprisoned by them. Consider China, the fastest-growing economy. "Chinese technologists are highly sensitive to their reputation as imitators, and they are trying to find areas where they can break through," says Carlos Genardini, an American who is chief executive of Hong Kong Science and Technology Parks, an innovation incubator. "Building the designs of others is a hard habit to break," Mr. Genardini says. Sometimes success is the enemy. "The Chinese make a good living from making the products of others," he adds. "Why change?" One reason is political pressure. This month, the United States said it would ask the W orld Trade Organization to compel the Chinese government to do more to reduce, if not eliminate, factories devoted to churning out copies of American movies and other products. Self-interest ultimately ought to persuade the Chinese that creativity trumps copying. That is because profits and industrial leadership, often go to the companies and countries that create distinct technological systems. Think Intel's microprocessor family and Microsoft's W indows operating system. Or France's high-speed trains. THINKING ahead, China's technologists talk openly about "a second modernization" and the importance of creativity. Yet China's creative potential is limited by the hegemony of an authoritarian Communist Party, which recently showed its muscle by issuing new warnings against Chinese use of the Internet for suspect social and political purposes. Despite exhortations to be more original, Chinese people "feel a widespread fear of stepping out of the box," says Justin O'Connor, a professor of "cultural industries" at the University of Leeds in Britain who is studying China's recent 156 experience. China, of course, was the world's leading technological power — 500 years ago. The grand sweep of history engenders humility and hope. National traits are fluid. Always shaped by unpredictable experience, these traits are subject to design and redesign. Just as technologists invent great products, countries invent, and reinvent, people. G. Pascal Zachary teaches journalism at Stanford and writes about technology and economic development. E-mail: gzach@nytimes. com. Debt Reckoning | By Ben McClure, Contributor - Investopedia Advisor In a post-Enron world, it's easy to forget that most of the companies that have been driven into bankruptcy are suffering the consequences not of "creative" accounting, but of taking on too much debt. There is no quick and easy way for investors to get a handle on a company's debt situation. But as a starting point, debt ratios offer a valuable method for assessing a company's fundamental health. Looked at in context and over time, debt ratios can offer valuable signals of deepening debt problems. Recognizing those situations can save investors a lot of money. In this article we'll ex amine one specific debt ratio in detail: the debt-to-equity ratio. Importance of Looking at Debt While debt ratios tell investors little about a company's growth prospects or earning performance, these ratios are vital tools for gauging balance sheet durability. If, for 157 instance, a recession or downward cyclical phase is on the way, balance sheet strength becomes more important for investors. It can determine whether a company has a strong enough financial position to survive through a t ough period. Financial markets tend to punish overextended firms at the start of a recession. The reason is simple: debt-leveraged companies have the hard task of paying their interest obligations out of a flat or declining level of income. Those firms that are unable to pay for their debt go bankrupt. Those that struggle to pay lose credit worthiness and face further financing troubles down the road. Shrinking profits make debts that are ot herwise manageable look horribly burdensome. Calculating Debt-to-Equity The debt-to-equity ratio offers one of the best pictures of a company's leverage. The formula is straightforward: Total Liabilities / Total Shareholders' Equity* *shareholder equity = common stock plus firm profits or losses Quite simply, the higher the figure, the higher the leverage the company employs. Notice that this ratio uses all liabilities (short -term and long-term), and all owner's equity (both invested capital and retained earnings). Interpreting the Ratio Let's say a company has long-term debt of $10 million in the form of a bond outstanding and equity of $10 million. The debt-to-equity ratio is 1 (10/10=1). If the same company has the bond outstanding and only $1 million in equity, then the debt -to-equity ratio is 10 (10/1=10). This company is probably in big trouble. Alter natively, if the company has the $10 million bond outstanding and $20 million in equity, giving a debt -to-equity ratio of 0.5, investors can feel a little bit more comfortable. We can interpret a debt -equity ratio of 0.5 as saying that the company is using $0.50 of liabilities in addition to each $1 of shareholders' equity in the business. Granted, a company with no debt may be missing an opportunity to increase earnings by financing projects that will give a better return than the cost of the debt. A litt le debt can be good for a company's earnings. On the other hand, a high debt -to-equity ratio translates into higher risk for shareholders since creditors are always first in line for 158 compensation should the company go bankrupt. Shareholders must wait at th e back of the queue for dibs on assets. In the big picture, the debt-equity ratio tells us that debt isn't bad as long as there is a sufficient amount of equity. When an investor buys equity it reflects positively on the company's outlook. On the other han d, it's a bad situation when a company can only raise money by issuing debt. Comparing Companies After determining the extent of a company's debt, the investor should next assess whether the company's debt-to-equity ratio is too high. As with any ratio, this depends on a company's industry; however, it's generally accepted that industrials should maintain a debt-to-equity ratio between 0.5 and 1.5. Another way to gauge the strength of a company is to companies with similar credit ratings - which the big credit rating agencies, Moody's and Standard & Poor's (S&P) provide for investors to look up. Investors can then get a better sense of whethe r a company is highly leveraged compared with peers and possibly a candidate for a downgrade. A credit downgrade is no trivial matter since it raises borrowing costs. A company with the lowest of the four investment grade ratings - Baa in Moody's rating system and a BBB from S&P - can borrow at an average of 3.6 percent points over benchmark treasury. Once companies slip into junk status, they are in dire straits. As default rates on junk rated debt is above nine percent, companies with junk status face an average interest rate that is a whopping ten percent points above Treasuries --these days, that translates into roughly 12 percent for a five-year loan. Firms have been adding to their borrowings and thereby squeezing out greater returns for their investors. On average, debt-to-equity ratios have been on the rise over the past two decades. But shorter technology and product c ycles, persistent de-regulation and fiercer global competition also keep adding risks to the business environment and to company fundamentals. Investors need to think carefully about how much of the extra debt risk they want to bear. Here is one final warning: although the debt-to-equity ratio is a valuable number to examine, investors cannot focus only on it without any other indicators. There are a number of frequently used debt ratios that show how much a company relies on debt 159 financing. These include the debt ratio, the current ratio, interest coverage, etc. Together they vividly show how the amount of debt leverage can vary between healthy firms with low debt levels and plenty of cash to service it and troubled companies that are heavily leveraged and cash-poor. Marketing Guerrillas in our midst Oct 12th 2000 | NEW YORK From The Economist print edition As consumers lose interest in traditional advertising, “guerrilla” marketing, which relies on eye-catching stunts, is becoming fashionable. Much of it misses the mark . 160 EVEN by New York standards, things have been odd on the streets lately. Some 8,000 wallets were dropped on to Manhattan’s pavements last Christmas, but not by careless shoppers. Instead of cash inside, curious New Yorkers found a “get out of hell free” card and the address of a website, CharityCounts.com, at which they could donate money. More recently, Ask Jeeves, an Internet search engine, sent 35 actors in British butler’s livery to the US Open tennis tournament to guide visitors to their seats and answer tennis trivia questions. And in November, a convoy of 20 car wrecks with smoke pouring from their engines will crawl through Manhattan and Los Angeles promoting Driver 2, a new car -chase video game. Established old-economy firms are acting oddly, too: this summer, Pizza Hut helped to bankroll Russia’s space agency by putting a ten -metre-high, $1.25m ad on a Proton booster rocket. In America, marketers have even approached Coca -Cola with the idea of projecting its logo on to the moon. Marketing gimmicks are hardly new—back in the 1970s, Alfred Hitchcock floated a life sized dummy of himself down London’s Thames river to promote his film “Frenzy”. But they are becoming more frequent, more extreme and more ubiquitous —earning a hip label all of their own: guerrilla marketing. Buzz matters more to brands now than ever before. One reason, argue some, is that consumers are so overloaded with advertising that they have lost interest in the traditional sort. In a recent book, “No Logo—Taking Aim at the Brand Bullies”, Naomi Klein argues that advertisers are extending their tentacles as never before, commercialising public spaces, branding celebrities and finding cute ways to appeal to hard-to-reach groups such as gays and ethnic minorities. The result is a lot of advertising in a lot of places. Industry experts calculate that each American now sees some 1,500 commercial messages a day. Jupiter Communications estimates that, by 2005, wired consumers will be exposed to almost 1,000 online ads a day, twice last year’s level. Brands are screaming ever louder to be noticed above the noise. Media fragmentation is another reason why companies are trying harder to create a buzz. Consumers are no longer sitting ducks for commercials —they have hundreds of cable channels, thousands of magazine titles and millions of Internet pages to sift through. And for the first time, they can avoid TV ads altogether with devices such as those from TiVo and Replay, which let them record only the programmes they want to see. The Internet is a fast and easy way to spread buzz —good and bad. Chat rooms, “sucks” sites and the likes of ecomplaints.com (where consumers can publicly whinge about 161 companies), have exposed bad companies with bad products. But for those with something really different to offer, word-of-e-mail marketing through the Internet can be a cheap and powerful way to sell. Indeed, firms are starting to exploit networks of ordinary folk who are regarded as opinion leaders on the Internet. Jim Thompson, a Canadian, kick-started interest in medical applications for the PalmPilot through his “Jim’s Palm Pages” site. Buzz can be particularly important when marketing to teenagers, most advertisers’ priority. For the 60m Americans born between 1979 and 1994, “word of mouth is how they shop,” says Emanuel Rosen, author of a forthcoming book on marketing, “The Anatomy of Buzz”. Roper Starch Worldwide, a market-research firm, found that young women attracted by an item of clothing recommended it to twice as many friends as older baby boomers who also liked it. San Francisco-based Kibu.com uses “peer marketing” to promote its site to teenage girls. Armies of schoolgirls are paid to go where fellow teens hang out, hand out free goodies such as lip gloss and talk up the site. The idea is to create an illusion that the people behind a brand could be your friends. Another advantage of guerrilla marketing, claim its fans, is that it is cheaper than typical TV or print advertising. This has particular appeal to Internet firms as they run out of cash, having lavished money on traditional advertising (most famously this year’s Super Bowl, where websites such as pets.com spent a cool $2m for a single 30-second TV spot). Curtis Giesen, boss of DrDrew.com, a health-advice site, has cut its monthly marketing budget by 95%, to $50,000, by reducing paid TV advertising. Instead he relies on buzz from Dr Drew’s live appearances on TV and radio, and marketing stunts such as free condoms. Andy Law, chairman of St Luke’s, a British ad agency, says guerrilla marketing “is taking a sharp pin, stabbing it into the system and letting PR [public relations] do the work.” Silly stunts Of course, guerrilla marketing’s appeal is often superficial. A quick search on google.com throws out 12,000 references to the term, but most of the websites are surprisingly mundane. Many stunts are neither memorable nor big enough to raise brand awareness and boost sales. Anita Roddick, founder of Body Shop and no stranger to using controversy to create a marketing stir, calls most guerrilla campaigns “the masturbatory indulgences of ad men”. 162 Certainly, there are plenty of examples of stunts backfiring. Take CI Host, a web -hosting site, which bought advertising space on Evander Holyfield’s trunks during a boxin g prizefight against Lennox Lewis. The stunt generated plenty of excitement —but nobody could remember the advertiser’s name. Or there is Nike, which at the New York marathon dressed people in sheets with sandwich boards proclaiming “the end is nigh”. Fine, except that most onlookers dismissed the board -wearers as cranks—hardly the kind of image that Nike wanted to cultivate. When Mattel, the toy firm that makes Barbie, painted an entire street pink to promote its doll, it raised local hackles. The truth is that being noticed is no help if your marketing repels consumers. Ms Klein claims that there is a consumer backlash against the invasiveness of advertising, citing last year’s Seattle riots and protests against Coca -Cola’s sponsorship of schools. While there is no doubt that extreme marketing can create buzz, raising false expectations lays advertisers open to criticism, especially if the products they push end up being nothing special. PalmPilot, Hotmail and Biore’s pore -cleansing strips were hits because they were extraordinary and people talked about them. Good marketing —such as Harry Potter midnight book parties —simply helps word-of-mouth to spread. If advertisers are smart, guerrilla marketing could evolve into something that is as focused as it is fun. If not, it will do little but add to the noise. Soft Skill dan Attitude Improvement perlu dikuasai oleh Entrepreneur untuk mencapai target dilapangan pekerjaannya. Kemampuan beradaptasi Fleksibel dalam menghadapi berbagai situasi. Dapat tetap fokus meskipun dihadapkan pada ketidak pastian, dan permintaan yang saling bersebrangan. Kemampuan melayani klien Mengerti kebutuhan dan bisnis klien ( baik klien internal maupun external), bisa melihat kebutuhan dan tujuan klien dari kacamata mereka, bisa membangun hubungan baik dan mendukung sukses mereka. Komunikasi 163 Bicara dan menulis dengan jelas, lugas dan kredibel. Mampu mendengar dan mengerti pihak lain dengan baik. Bisa menyesuaikan gaya berkomunikasi sesuai situasi dan lawan bicara. Kemampuan Memecahkan masalah Menerapkan cara yang logis dalam memecahkan masalah. Mengumpulkan fakta-fakta, melakukan analisa, mengantisipasi potensi masalah, mempertimbangkan berbagai alternatif solusi kreatif dan menentukan solusi yang terbaik. Dorongan untuk berprestasi Mencapai tujuan yang menantang, mencari cara untuk senantiasa memperbaiki hasil akhir, secara konsiten mengatasi rintangan-rintangan dan membuahkan hasil yang berkualitas tinggi. Selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Kemampuan untuk bekerja dalam tim dan berkolaborasi Bekerja dan berkolaborasi secara efektif dengan team didalam dan diluar organisasi, menghargai perbedaan dan mencapai solusi yang win-win. Bisa dipercaya Menunjukkan integritas dan profesionalisme dalam berhubungan dengan setiap orang. Bertanggung jawab Bertanggung jawab atas tugas-tugas dan keputusan yang diambilnya, terlepas hasilnya baik maupun buruk. 164