MODUL PERKULIAHAN Kewirausahaan 2 Perencanaan Bisnis Fakultas Program Studi Ilmu Komputer Sistem Informasi TatapMuka 01 Kode MK 90043 DisusunOleh Subandi, S. Pd, MMSI Abstract Competency Mata Kuliah ini membahas tentang proses Wirausaha dalam mensiasati pendirian suatu usaha berdasarkan strategi-strategi ilmiah dan intuisi.Pendekatan dunia entreprener l untuk membantu suatu usaha. Mahasiswa diharapkan memiliki wawasan yang luas dan mampu menjelaskan dan membuat suatu usaha yang mandiri. Strategi Pengelolaan Usaha Perencanaan Usaha adalah suatu cetak biru tertulis yang berisikan misi, usulan, operasional, rincian strategi, dan peluang usaha yang mungkin di raih. Perencanaan usaha sebagai persiapan awal memiliki dua fungsi penting, yaitu: 1. Sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan manajemen usaha, dan 2. Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber dari luar. Menurut Zimmerer (1993:331) ada beberapa unsur yang harus ada dalam perencanaan usaha, yaitu : 1. Ringkasan pelaksanaan 2. Profil usaha 3. Strategi usaha 4. Produk dan Jasa 5. Strategi pemasaran, 6. Analisis Pesaing 7. Ringkasan karyawan dan pemilik 8. Rencana operasional 9. Data financial 10. Proposal/usulan pinjaman 11. Jadwal operasional. Sedangkan menurut Peggy Lambing (2000:131), perencanaan Bisnis memuat sejumlah topic, yang meliputi: 1. Ringkasan eksekutif, 2. Pernyataan misi 3. Lingkungan usaha 4. Perencanaan pemasaran 5. Tim Manajemen 6. Data financial 7. Aspek-aspek legal 8. Jaminan asuransi 9. Orang-orang penting 10. Pemasok 11. Risiko. Ringkasan eksekutif menjelaskan tentang (1). Maksud usaha, (2). Usulan financial, (3). Permintaan dana, (4) Cara menggunakan dana dan cara pembayaran kembali pinjaman. Secara rinci, komponen-komponen yang tercantum dalam format usaha tersebut meliputi: 1. Ringkasan eksekutif dibuat tidak lebih dari dua halaman yang memuat : 2016 2 Nama, Alamat dan Nomor telp perusahaan. Nama, Alamat dan nomor telp para penjabat di perusahaan Laporan singkat gambaran perusahaan Laporan singkat gambaran pasar untuk produk Laporan singkat gambaran aksi-aksi strategis untuk meraih keberhasilan perusahaan Kewirausahaan 2 Subandi, S.Pd, MMSI PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Laporan singkat gambaran manajerial dan pengalaman teknik dari para penjabat di perusahaan Laporan keperluan dana dan cara menggunakannya Laporan keuangan perusahaan. 2. Perencanaan usaha secara detail a. Latar Belakang usaha Laporan singkat sejarah perusahaan Situasi yang ada saat ini b. Gambaran usaha secara detail Keunikan usaha yang dimiliki Bagaimana keunikan itu menciptakan nilai. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan c. Analisis Pasar Potensi pembeli terhadap barang Motivasi membeli Ukuran pasar (jumlah pelanggan di pasar) Pembelanjaan total tahunan Sifat-sifat pembelian, apakah barang tahan lama?Apakah produk hanya dibeli pada musim tertentu? Target pasar spesifik, apakah kita mengetahui konsumen potensial yang akan kita tuju Pengaruh pasar eksternal, bagaimana masing-masing kekuatan eksternal memengaruhi penjualan, misalnya: Faktor Ekonomi, seperti inflasi, resesi, dan tinggi-rendahnya tingkat pengangguran. Faktor social, seperti usia pelanggan, lokasi, tingkat pendapatan, ukuran rumah tangga, dan sifat khusus masyarakat. d. Analisis pesaing, memuat gambaran tentang : Pesaing yang ada, jumlah pesaing yang kita kenal dan kepercayaan pelanggan terhadap kita. Perusahaan yang mungkin masuk pasar, siapa, kapan, dan mengapa masuk pasar? Apa dampak dari masuknya pesaing baru terhadap target pasar kita? Kekuatan dan kelemahan pesaing. e. Perencanaan strategi usaha Rencana untuk memasarkan produk, khususnya yang berkenaan dengan strategi pemasaran, seperti harga, promosi dan periklanan, dan pelayanan pada pelanggan. Bandingkan produk kita dengan produk yang sudah ada di pasar. f. Spesifikasi organisasi dan manajemen. 2016 3 Bagaimana perusahaan di organisir baik secara legal (seperti perusahaan umum, kemitraan, atau yang lainnya) maupun secara fungsional. Orang-orang kunci dalam perusahaan, beserta latar belakang, dan sifat-sifat spesifik lain yang memengaruhi keberhasilan usaha. Kewirausahaan 2 Subandi, S.Pd, MMSI PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id g. Perencanaan keuangan Jumlah uang yang diperlukan untuk memproduksi barang danjasa serta untuk operasional usaha. Ciptakan pembelanjaan kas untuk ditunjukkan kepada bank atau investor lain yang akan membantu pendanaan perusahaan. Proyeksi biaya operasional secara realistis untuk membiayai material, tenaga kerja, peralatan pemasaran, dan biaya lainnya. Proyeksi dan aktualisasi neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Analisis pulang pokok (break even analysis). h. Perencanaan aksi strategis. Penjelasan misi kita dalam perusahaan. Penampilan tujuan dan sasaran yang spesifik. Pernyataan strategi produksi dan pemasaran. Bagaimana strategi akan dikonversikan ke dalam perencanaan operasional. Prosedur pengawasan untuk menjaga perusahaan dari serangan. Setelah membuat ringkasan eksekutif, langkah berikutnya adalah menentukan misi usaha. Misi usaha menggambarkan maksud-maksud usaha dan filosofi manajemen perusahaan. Sebagai contoh dapat kita lihat dalam misi usaha beikut : “Kita yakin bahwa produk yang dibuat memiliki kualitas terbaik dan memiliki nilai lebih karena berkhasiat untuk menyegarkan tubuh dan dibuat oleh orang-orang yang berpengalaman selama puluhan tahun”. Selain membuat format ringkasan eksekutif, seorang calon pengusaha juga harus membuat usulan atau proposal usaha. Usulan usaha dimaksudkan untuk mengajukan dana kepada penyandang dana, seperti investor, banker, dan lembaga keuangan lainnya yang siap membantu perusahaan. Beberapa aspek yang biasanya dimuat dalam proposal usaha meliputi : 1. 2. 3. 4. Manajemen usaha, Pemasaran Produksi/operasional Keuangan perusahaan. Pengelolaan Keuangan adalah bagaimana perusahaan mengusahakan sumber dana, menggunakan dan mengendalikan dana-dana tersebut. Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan, yaitu : 2016 Aspek sumber dana, Aspek rencana dan penggunaan dana, Aspek pengawasan atau pengendalian keuangan. 4 Kewirausahaan 2 Subandi, S.Pd, MMSI PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dapat dilihat dari gambar berikut ini: SUMBER DANA - Modal sendiri yang diinvestasikan (equity capital) - Pinjaman (debt capital) - Perusahaan lain yang ingin berinvestasi (venture capital) RENCANA DANA Jangka Pendek Jangka Panjang PENGGUNAAN DANA Aktiva Lancar : - Kas - Surat Berharga - Piutang - Persediaan Aktiva Tetap : - Tanah - Gedung - Pabrik - Peralatan Sumber Dana perusahaan dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : 1. Pembelanjaan internal adalah dana yang berasal dari perusahaan. Penggunaan dana ini merupakan cara yang paling mudah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan, sebab tinggal mengambil dana yang sudah tersedia di Perusahaan, sebab tinggal mengambil dana yang sudah tersedia di Perusahaan. Oleh karena sumber dana intern sangat terbatas, maka dalam penggunaannya harus diperhatikan tentang biaya kesempatan (opportunity cost), yaitu peluang yang hilang akibat penggunaan lain atau penerimaan yang seharusnya diterima tetapi hilang akibat penggunaan sumber-sumber tersebut dalam operasi perusahaan. Ada tiga jenis sumber dana internal yang dapat dijadikan sumber keuangan perusahaan, diantaranya: (a) Penggunaan dana perusahaan, (b) Penggunaan cadangan. (c) Penggunaan laba yang tidak dibagi/ditahan. 2. Dana yang berasal dari luar perusahaan, disebut pembelanjaan eksternal. Sumber dana ekstern mencakup : (a) Dana dari pemilik ataupenyertaan. Dalam perusahaan harus adanya pemisahan yang tegas antara dana milik pribadi atau pembelanjaan sendiri dengan dana milik perusahaan. (b) Dana yang berasal dari utang/pinjaman baik jangka pendek maupun jangka panjang, atau disebut pembelanjaan asing. (c) Dana bantuan program pemerintah pusat dan daerah. (d) Dana dari teman atau keluarga yang ingin menanamkan modalnya. (e) Dana ventura, yaitu dana dari perusahaan yang ingin menginvestasikan dananya pada perusahaan kecil yang memiliki potensi. 2016 5 Kewirausahaan 2 Subandi, S.Pd, MMSI PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sehingga diperlukan Strategi Pengelolaan Usaha yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Strategi suatu perusahaan, orientasi kewirausahaan lebih menekankan pada penggunaan peluang terhadap sumber daya yang tersedia. 2) Perubahan teknologi, perubahan kemampuan serta kemauan konsumen untuk membayar lebih tinggi harga barang atau jasa yang diinginkan, dan perubahan gaya hidup serta perubahan politik seperti adanya peraturan-peraturan baru akan menarik perusahaan ke dalam pola tingkah laku kewirausahaan. 3) Sedangkan faktor-faktor yang akan menarik perusahaan ke dalam pola tingkah laku administratif adalah faktor kontrak sosial, artinya perusahaan bertanggung jawab untuk menggunakan sumber daya yang telah tersedia, dan faktor kriteria pengukuran prestasi perusahaan yang masih dilihat dari volume penjualannya dan bukan dari kemampuannya memanfaatkan peluang. A. Menambah daya jual dan pemasaran produk Kegiatan meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen, menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (product), menentukan tingkat harga (price), mempromosikannya agar produk dikenal konsumen (Promotion), dan mendistribusikan produk ke tempat konsumen (place), maka tujuan pemasaran adalah bagaimana agar barang dan jasa yang dihasilkan disukai, dibutuhkan, dan dibeli oleh konsumen (J.Supranto,1993). Pembahasan tentang strategi perusahaan tidak bisa terlepas dari perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa langkah dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru: Langkah 1 : Menentukan kebutuhan dan keinginan pelanggan Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, pertama-tama harus dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar harus diarahkan pada kebutuhan konsumen, misalnya barang atau jasa apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas yang bagaimana, siapa yang membuthkan, dan kapan mereka memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar dan karakteristik konsumen yang dituju. Langkah 2: memilih pasar sasaran khusus Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, langkah berikutnya adalah memilih pasar sasaran khus. Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu: (a) Pasar individual (individual market). (b) Pasar khusus (niche market). (c) Segmentasi pasar (market segmentation) Dari tiga alternatif pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan kecil dan usaha baru lebih tepat bila memilih pasar khusus dan pasar individual. Sedangkan untuk perusahaan menengah dan besar lebih baik memilih segmen pasar. 2016 6 Kewirausahaan 2 Subandi, S.Pd, MMSI PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Langkah 3 : menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan Pemasaran sangat tergantung pada keadaan lingkungan persaingan pasar yang ada dari hari kehari. Ada enam strategi untuk memenuhi permintaan dari lingkungan yang bersaing. 1) Berorientasi pada pelanggan (customer orientation) 2) Kualitas 9quality)ialah, mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif, efisien, dan tepat. 3) Kenyamanan (convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup, kenyamanan dan kenikmatan. 4) Inovasi (innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasidalam produk, jasa, maupun proses. 5) Kecepatan (speed), atau disebut juga Time Compression Management (TCM) yang diwujudkan dalam bentuk: (a) Kecepatan untuk menempatkan produk baru di pasar. (b) Memperpendek waktu untuk merespons keinginan dan kebutuhan pelanggan (cutomer response time) 6) Pelayanan dan kepuasan pelanggan. Langkah 4: memilih strategi pemasaran Strategi pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemesaran. Untuk menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran marketing mix) yaitu probe, product, price, place dan promotion. Harus dilakukan riset pasar misalnya barang atau jasa apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya kualitas yang bagaimana, siapa yang membutuhkan, dan kapan mereka memerlukan. B. Menentukan harga yang menguntungkan meminimalkan biaya Teknik Penentuan Harga : untuk Barang Industri, menggunakan Strategi a. Cost – Plus Pricing, yaitu dengan menambahkan margin laba yang dikehendaki terhadap biaya-biaya langsung seperti biaya bahan baku, ongkos tenaga kerja, biaya overhead, harga jual dapat dicari dengan rumus : b. Harga jual = (Biaya tenaga kerja + bahan baku+ overhead) + (biaya penjualan dan Adm) + Margin laba. c. Biaya Langsung dan Formulasi Harga adalah biaya yang langsung berhubungan dengan volume produksi, misalnya biaya bahan baku dan upah tenaga kerja. Dalam pembiayaan ini tidak termasuk biaya overhead pabrik seperti sewa, penyusutan, asuransi 2016 7 Kewirausahaan 2 Subandi, S.Pd, MMSI PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d. Harga jual model pulang pokok dilakukan dengan menghitung besarnya persentase tertentu dari total penjualan yang digunakan untuk biaya variabel. Teknik Penentuan Harga untuk jasa. Adalah perusahaan jasa bisa memperoleh manfaat yang efektif . Perusahaan jasa harus menentukan harga berdasarkan material yang digunakan untuk menyediakan jasa, tenaga kerga dan untuk memperoleh laba. Banyak perusahaan jasa yang menghitung harga pelayanan hanya didasarkan pada jam kerja atau jam kerja aktual yang digunakan untuk membentuk jasa. Alat-alat penentuan harga: 1. Mark-up, yaitu metode penentuan harga dengan cara menambahkan sejumlah biaya tertentu pada penjualan untuk menambah laba. Dengan rumus Persentase Mark-up = Mark-up/Harga Penjualan Analisis pulang pokok digunakan untuk menutupi biaya variabel dan biaya tetap, dengan rumus : Titik Pulang pokok (Per unit) = Biaya Tetap Total/Harga x Biaya Variabel 2. Promosi, agar barang dan jasa yang kita produksi dikenal, diketahui, dibutuhkan, dan diminta konsumen, maka wirausaha harus melakukan usaha-usaha sebagai berikut : 1. PromosiMenginformasikan barang/jasa yang dihasilkan pada konsumen. 2. Membujuk konsumen agar mau membeli barang/jasa yang dihasilkan. 3. Mempengaruhi konsumen agar tertarik terhadap barang/jasa yang kita hasilkan. Berpikir Perubahan Perbedaan manusia dengan mahluk hidup lain di muka bumiini karena daya pikirnya. Manusia mempunyai daya pikir atau akal yang dapat digunakan untuk mencapai apa yang dinginkannya. Namun daya pikir hanya akan berfungsi secara maksimal jika terus diasah, dikembangkan serta selalu digunakan. Pengembangan daya fikir dapat dilakukan dengan cara berfikir mengenai perubahan, sebaliknya perobahan-perobahan yang berlangsung secara terus disekitar akan merangsang daya fikir bagi orang-orang kritis dan kreatif. Setiap hari, kita menyaksikan perubahan. Pohon-pohon berubah menjadi lebih besar, tetapi juga ada yang semakin kering dan mati. Sungai berubah dari hari ke hari, kadang banjir dan kadang meluap, lalu surut dan menjadi kering. Demikian pula diri kita. Kita bertambah umur dan selalu ada yang baru. kita berubah secara perlahan-lahan. Dalam dunia usaha, kita juga menyaksikan perubahan. Produk-produk baru selalu bermunculan menggantikan produk-produk lama, warung-warung dan restoran baru, tempat-tempat wisata, dan sebagainya selalu datang menggantikan yang lama. Dulu, untuk memotret, kita harus menggunakan rol yang dibeli terpisah dengan kamera. Sekarang usaha yang dirintis oleh Kodak dan Fuji film tersebut mengalami kemunduran digantikan dengan kamera-kamera digital. Dan kini, kamre pun terancam oleh handphone yang juga dilengkapi dengan kamera. Hal serupa juga dialami oleh produsen mesin tik yang diganti komputer, mesin faksimili yang diganti dengan internet, dan Nokia yang diganti dengan Blackberry. 2016 8 Kewirausahaan 2 Subandi, S.Pd, MMSI PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Banyak entrepreneur yang tidak menyadari bahwa dunia ini penuh dengan perubahan dan mereka tidak boleh duduk-duduk enak melewati hidup dari keuntungan tanpa kewaspadaan. Perubahan bisa terjadi setiap saat, tetapi manusia selalu menyangkalnya dan tetap asyik dengan harapan-harapannya yang seakan-akan hidup dan nasibnya tidak pernah ada perubahan. Manusia selalu menyangkal realita-realita baru dan terbelenggu oleh realita-realita lama, rutinitas, dan enggan berpikir tentang hal-hal yang baru. Semua itu dibentuk oleh mindset (pola pikir) manusia itu sendiri. . Mindset Menggerakan Perilaku Pola pikir atau mindset adalah keseluruhan/kesatuan dari keyakinan yang kita miliki, nilai-nilai yang kita anut, kriteria, harapan,sikap, kebiasaan, keputusan, dan pendapat yang kita keluarkan dalam memandang diri kita sendiri, atau kehidupan ini. Dengan demikian, mindset adalah semacam filter yang kita bangun untuk menafsirkan apa saja yang kita lihat dan alami. Pola pikir memberi tahu kita bagaimana hidup ini harus dimainkan, yang akhirnya akan menentukan apakah kita akan berhasil atau tidak. Misalnya, ada pola pikir yang mengatakan “Kehidupan ini sangat keras dan aku harus berjuang hanya sekedar untuk hidup pas-pasan.” Atau kita mungkin memiliki pola pikir yang lebih positif, seperti “ Aku punya kemampuan yang hebat dan orang-orang ingin bekerja sama denganku.” Demikian pula pola pikir dalam menghadapi perubahan. Ada orang yang beranggapan “Saya sudah cukup sukses. Usaha saya sangat besar dan mustahil saya akan mengalami kesulitan” sehingga dia menjadi arogan dan sulit menerima perubahan. Namun sebaliknya, ada orang yang mempercayai perubahan sehingga dia berkata, “Kita harus memperbarui produk setiap tahun sekali dan orang-orang kita harus selalu diperbarui.” Sebuah mobil dalam keadaan tidak rusak dibawa oleh pemiliknya ke bengkel. Seseorang bertanya, “Belum rusak kok dibawa ke bengkel?” Orang itu menjawab, “Justru karena belum rusak saya bawa ke sini.” Terhadap masalah yang sama, dua orang yang berbeda bisa melakukan hal yang tidak sama karena mindset-nya berbeda. Pola pikir menggerakan perilaku kita sehingga Willian James, Bapak Psikologi Modern, berkata, “Yakinlah bahwa hidup Anda berharga, maka keyakinan Anda akan menciptakan faktanya.” Agar berhasil, kita semua perlu memahami pola pikir masing-masing. Kita harus membawanya keluar ke tingkat sadar, memerhatikannya dengan baik dan melihat apakah ada pikiran-pikiran negatif yang harus kita buang. Jika tidak, keyakinan negatif yang tersembunyi akan mengendalikan diri kita. Jiika Anda tidak mengetahui pola pikir Anda, Anda tidak dapat melakukan apa pun terhadapnya. Jika Anda tidak menyukai hasil-hasil yang Anda dapatkan selama ini, Anda jelas harus mengubah pola pikir Anda. Mengubah Pola Pikir Apakah pola pikir dapat diubah? Jawabnya:”Bisa.” Karena pola pikir merupakan dasil dari sebuah proses pembelajaran (learning), maka pola pikir bisa juga diubah (unlearning), dan dibentuk ulang (relearning). Tentu saja ada pikiran-pikiran yang mudah dan ada yang sulit untuk diubah. ada yang cepat, ada yang memerlukan waktu yang lama. Ada yang bisa kita ubah dengan kesadaran sendiri, dan da yang baru berubah setelah mengalami peistiwa tertentu. Ada pula pola pikir yang bisa kita ubah dengan bantuan para ahli, seperti psikolog, ahli mindset transformasi, atau terapis NLP (Neuro Linguistik Program). Apa Saja Tanda-Tanda Terjadinya Perubahan Pola Pikir? Kita bisa mengetahuinya dengan mendeteksi hal-hal seperti berikut ini. Mungkin kita mulai memahami suatu hal yang selama ini kita ketahui dengan pengertian yang berbeda. Apa yang semula kita benci ternyata menyadarkan kita bahwa seharusnya kita kasihi. Kita tiba-tiba sadar bahwa apa yang tadinya kita yakini benar ternyata sangatlah keliru. Kita melihat diri dan pekerjaan kita dengan cara yang berbeda dari yang sebelumnya. Dan kita 2016 9 Kewirausahaan 2 Subandi, S.Pd, MMSI PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id melihat dunia yang sama dengan kacamata yang benar-benar baru. Pola pikir yang berbah tidak mengubah situasi dan lingkungan di mana kita hidup, melainkan mengubah pikiran diri kita sendiri dalam memahami situasi dan lingkungan. Perubahan pola pikir berarti juga berubah dari satu pola pikir kepada pola pikir yang lain. Dari pola pikir negatif ke pola pikir yang lebih positif, dari pecundang menjadi pemenang, dari statis menjadi kreatif, dari konsumtif menjadi produktif, dan dari pekerja menjadi entrepreneur. Pola Pikir Entrepreneur Pola pikir seorang entrepreneur menonjol dalam banyak hal. Dalam masalah konsumsi, seorang entrepreneur berkarakter produktif, bukan konsumtif. Seorang entrepreneur juga selalu beusaha “mencari cara baru” untuk meningkatkan utilitas sumber daya secara efisien. Dia selalu mencari alternatif bila sumber daya yang ada terbatas. Seorang entrepreneur cenderung menjadi job creator daripada sekedar job seeker. Semua karakter tersebut disebabkan oleh jumlah total pola pikir positif, kreatif, keuangan, dan pola pikir produktif yang dimilikinya. Pola pikir produktif yang ditumbuhkan a[abila kita menghargai dan memahami keberlimpahan maupun keterbatasan yang ada. Sebagai contoh, masyarakat yang hidup di daerah yang melimpah airnya (subur) secara alamiah akan lebih boros menggunakan air dibandingkan masyarakat yang tinggal di daerah tandus. Seorang Technopreneur yang dibesarkan di daerah tandus, akan tertantang untuk menciptakan sistem pengairan yang dapat meminimalisasi sifat tandus tersebut dalam memaksimalkan penggunaan air. Tokoh berjiwa technopreneur di daerah melimpah air seharusnya lebih mampu meningkatkan potensi airnya untuk dikembangkan dan dikomersialisasikan. Dengan pola pikir produktif,semua hambatan (bagi daerah tandus) akn diubah menjadi peluang untuk meminimalisasi ancaman, dan semua kekuatan (bagi daerah subur) akan menjadi suatu kesempatan untuk lebih dikembangkan kesempatannya. Konsep diri wirausaha Sampai tingkat tertentu keberhasilan sebagai seorang wiraswasta tergantung kepada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri. Jika ingin berhasil mencapai tujuan yang paling anda inginkan dalam hidup ini, maka anda harus belajar banyak tentang diri anda sendiri. Kekuatan anda datang dari tindakan-tindakan anda sendiri bukan dari tindakan orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, namun seorang wirausaha akan selalu bertanggung jawab dan menerimah suatu kegagalan sebagai pengalaman belajar. Tidak ada wirausahawan sukses tanpa pernah mengalami kegagalan. Belajar dari kegagalan akan membantu kita untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif. Terimalah diri anda sebagaimana adanya, asahlah kekuatan-kekuatan anda dan cobalah kurangi kelemahan-kelemahan anda. Kemampuan dan ketelampilan yang anda miliki merupakan kekuatan untuk mengejar tujuan hidup anda. Mencapai kesempurnaan merupakan hal ideal dalam mengejar tujuan, tetapi seorang wirausaha lebih mementingkan tujuan yang jelas dan dapat diterima, daripada tujuan yang sempurna. Semakin realistis dan jelas suatu tujuan, maka semakin besar kemungkinannya untuk dicapai. Berusaha mencapai suatu hasil yang sempurna demi satu tujuan yang tidak relistis dan tidak jelas dalam waktu yang terlalu lama, hanya akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi kita. Setiap individu merupakan pribadi yang unik dan tidak ada duanya, namun “Model Peran” dan pengalaman masa lampau serta wawasan yang luas akan menghasilkan sikap dan keterampilan wirausaha. 2016 10 Kewirausahaan 2 Subandi, S.Pd, MMSI PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Konsep kepercayaan diri. Konsep kepercayaan diri merupakan suatu gabungan dari berbagai hal yang terkait dengan Tugas, kemampuan serta sikapmental yang dimiliki seseorang dalam mencapai tujuan –tujuan hidyupnya. Dibawah ini akan dibahan mengenai tugas, kemampuan, sikap mental dan hubungannya dengan kepercayaan diri. 1) Tugas dan kepercayaan diri. Kepercayaan diri (selfconfidence) merupakan perpaduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi suatu tugas atau pekerjaan. Dalam praktek, kepercayaan diri merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelasiakn tugas-tugas yang dihadapi. Kepercayaan diri dapat dirasakan melalui kemantapan hati dalam melakukan tugas yang dihadapi. Kepercayaan hati juga bersifat dinamis, Kepercayaan hati berhubungan dengan usia dan kondisi kesehatan seseorang. Secara umum orang yang makin tua, terutama yang telah melewati setengah umur akan makin kurang kepercayaan dirinya dalam kegiatan yang bersifat keterampilan fisik. Namun sebaliknya usia yang makin lanjut makin memberi memberi kepercayaan diri yang tinggi untuk mengatasi berbagai masalah non fisik, bahkan untuk masalah yang relative kompleks. Hal tersebut disebabkan oleh pengalamannya yang cukup banyak dan jiwanya yang labih matang dalam menghadapi berbagai permasalahan dan cobaan dimasa yang lalu. 2) Kemampuan dan kepercayaan diri Untuk mencegah, menghindari, atau mengurangi kemungkinan erosi atau pengikisan terhadap kepercayaan diri, maka seseorang harus pandai memilih pekerjaan atau cara menyelesaikan pekerjaan yang dihadapi agar tidak melampaui batas kemampuannya. Jangan terlalu bernafsu untuk melakukan lompatan jauh dalam waktu yang singkat apabila kondisi, kemampuan dan pengalaman berada diluar batas yang mungkin dapat dicapai. Tentu saja ambisi dan semangat yang menggelora sangat diperlukan untuk mencapai suatu kesuksesan, namun ukuran kemampuan seseorang banyak ditentukan oleh latihan dan pengembangan diri melalui pengalaman. “Lompatan Jauh” hanya akan dapat tercapai melalui latihan dan kerja keras secara sistematis.Kepercayan diri seseorang banyak ditentukan oleh kemampuannya memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik, dalam artian baik perencanaan,sistematikanya, tekhnis pelaksanaan, efisiensi waktu, biaya dan tenaga. Jika seseorang dapat memulai , melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan tertib, cekatan, mantap dan lancer, maka halitu menunjukan bahwa orang tersebut mengerjakan pekerjaannya dengan penuh kepercayaan diri. Selain dari pada itu, kepercayaan diri juga dapat terlihat dari ketenangan, ketekunan, dan kegairahan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. 3) Sikap mental dan kepercayaan diri Optimisme dan keberanian mengambil risiko dalam menghadapi suatu tantangan tugas tidak luput dari pengaruh kepercayaan diri yang ada. Optimisme dan keberanian yang dimaksud disini bersifat moderat dan bukan nekat, karena over optimistic dan kenekatan memiliki risiko yang terlalu tinggi (ini lebih cenderung bersifat gambling). Oleh sebab itu, sebaiknya optimisme dan keberanian mengambil risiko didasarkan atas perhitungan yang benar-benar matang dan disesuaikan dengan tingkat kepercayaan diri yang ada, ini yang dimaksud dengan risiko moderat dalam wiraswasta. Keberania yang tinggi dengan perhitungan yang mateng serta didasari kepercayaan diri yang tinggi, biasanya akan membuahkan kesuksesan, dan jika kurang berhasil, kerugian yang diderita tidak terlalu besar. Gagasan, inisiatif, kreatifitas, keberanian, ketekunan 2016 11 Kewirausahaan 2 Subandi, S.Pd, MMSI PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan semangat kerja keras, kegairahan kerja dan sebagainya, merupakan implementasi dari kepercayaan diri yang berbaur dengan pengetahuan, keterampilan serta kewaspadaan seseorang. Kepercayaan diri merupakan landasan yang kuat untuk meningkatkan karsa dan karya seseorang. Hasil karya yang dihasilakn dari kesenangan, kegairahan dan ketekunan kerja akan memberikan kepuasan batin. Kepuasan batin yang diperoleh dari suatu kerja keras akan makin mempertebal keyakinan diri. Keyakinan dan keberanian serta kepercayaan diri seseorang akan tambah besar jika didasari oleh keimanan. Seseorang akan yakin dan berani melakukan suatu pekerjaan jika dianggapnya pekerjaan tersebut benar dan baik, bahkan mungkin dianggap sebagai tugas mulia. 4) Berani Menghadapi Ketidakpastian sebagai tanda percaya diri Wirausaha adalah orang yang memiliki kepercayaan diri dan memiliki keberanian untuk menghadapi ketidak pastian. Ketidak pastian identik dengan resiko, namun seorang wirausaha juga adalah pengambil resiko terukur, oleh sebab itu seseorng yang berkeinginan untuk menjadi wirausaha perlu belajar menghadapi ketidakpastian atau kekacauan (chaos). Ini berarti seorang wirausaha harus berani berpindah dari zona nyaman ke zona baru (awalnya biasanya tidak nyaman) . Ingatlah selalu bahwa seorang entrepreneur ada karena ada orang-orang yang mau mengarungi samudra ketidakpastian dan berani untuk berubah. Hambatan Persepsi Saat Memulai Usaha Pada saat akan memulai usaha, banyak entrepreneur pemula yang mempunyai hambatan mental berupa persepsi yang negatif tentang kemampuan dirinya. Hambatan persepsi negatif tersebut antara lain, “saya ini terlalu muda” (atau “saya terlalu tua” bagi para pensiunan), “tidak berbakat,” dan yang paling banyak adalah alasan tidak (belum) punya modal. Bila kita menganggap bahwa diri kita sudah terlalu tua untuk memulai usaha, maka ingatlah kisah sukses Colonel Sanders, pemilik waralaba KFC yang mendunia. Dia memulai usahanya pada saat dia berumur 70 tahun, dan memetik hasil yang gemilang dalam waktu sepuluh tahun kemudian. Bila kita menganggap tidak berbakat bisnis atau terlalu muda, maka ingatlah bahwa banyak pebisnis skala nasional seperti Sunaryo Suhadi (pengusaha energi), Cak Eko (Bakso Malang Kota Cak Eko), Hendy Setiono (Kebab Baba Rafi), dan lain-lain, dulunya juga merasa tidak berbakat bisnis. Mereka berbisnis sejak mahasiswa. Hanya motivasi dan kemauan yang keras untuk mandirilah yang membuat mereka mampu meretas hambatan mental tersebut. Bila kita menganggap bahwa kita tidak (belum) punya modal yang cukup untuk memulai usaha, maka ingatlah bahwa kegigihan dan inovasi kreasi intelektual adalah modal utama yang jauh lebih berharga dari sekedar uang. Bill Gates memulai bisnis Microsoft-nya dari garasi dan tanpa modal uang besar, demikian juga awal mulanya Google, YouTube, Yahoo, dan sebagainya. Di Indonesia, Femina Group dan Mustika Ratu juga dimulai dari garasi dapur rumah para pendirinya. Bahkan pabrik rokok Gudang Garam didirikan oleh Alm. Tjoa Ing Hwie dengan modal dengkul. 2016 12 Kewirausahaan 2 Subandi, S.Pd, MMSI PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Lebih Suka Menilai Daripada Menghasilkan Gagasan Baru Hambatan ini muncul ketika seseorang bersikap negatif. Ada banyak orang yang selalu negatif terhadap apa saja sehingga dia lebih piawai menjadi kritikus daripada pelaku usaha atau innovator. Sikap ini sangat merugikan. Karena bial penilaian dilakukan terlalu dini, maka akan banyak sekali gagasan hebat yang ditolak. Kurang Tantangan Kadang kala, kita malas memulai usaha karena memandang sepele. Permasalahan yang ada dianggap terlalu remeh untuk dipikirkan secara mendalam. Segala sesuatu yang dipandang sepee membuat kita kurang memiliki tantangan sehingga tidak bergerak. Terburu-Buru Sikap terburu-buru untuk menyelesaikan masalah dapat menciptakan hambatan. untuk menjadi kreatif, seringkali kita butuh tahapan inkubasi untuk memikirkan kembali permasalahan secara lebih mendalam dalam suasana yang lebih tenang. Oleh karena itu, marilah kita singkirkan pikiran negatif yang muncul dalam benak kita. Menurut Deepak Chpra, setiap hari manusia melakukan self-talk sebanyak 55.000 sampai 60.000 kali. Dan sayangnya, 77% isi monolog itu bersifat negatif dan melemahkan diri sendiri. Saat kita membaca Koran—-tentang PHK, kenaikan harga makanan, biaya transportasi, dan lain-lain----maka pikiran kita terinduksi untuk berpikir negatif, “Wah, ekonomi semakin berat, kebutuhan hidup semakin mahal.” Saat melihat orang lain sukses, maka timbul pikiran negatif dalam kehidupan seperti “saya kurang sukses,” “saya sudah terlambat untuk berubah dan menjadi orang sukses,” atau “mereka sukseskarena mencuri.” Untuk memulai usaha, kita hanya butuh 3M, yaitu: Motivasi yang kuat, Mindset yang tepat (produktif, kreatif, positif), dan Make it (lakukan saja). Untuk meningkatkan motivasi dalam usaha, setting-lah hasrat Anda agar berusaha seperti hasrat letika Anda sedang jatuh cinta. Tugas 1. Gambarkan/jelaskan bagaimana usaha yang anda pilih pada modul 1 menjalankan strategi usahanya ? 2. Kemampuan apa yang dimiliki usaha tersebut dalam berpikir perubahan ? 3. Bagaimana Kepercayaan diri yang muncul pada usaha tersebut ? berikan alasan konkritnya ? 4. Ungkapkan hambatan persepsi pada usaha yang anda pilih ? 2016 13 Kewirausahaan 2 Subandi, S.Pd, MMSI PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Bygrave, William D. The Portable MBA in ENTREPRENEURSHIP. Binarupa Aksara Jakarta 1996. 2. Longenecker, Justin G et al. KEWIRAUSAHAAN Manajemen Usaha Kecil. Salemba Empat, Jakarta 2001. 3. Suryana. KEWIRAUSAHAAN Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses.Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta 2009. 4. Renal Kasali dkk, Modul Kewirausahaan, PT Mizan Publika, Bandung 2010 2016 14 Kewirausahaan 2 Subandi, S.Pd, MMSI PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id