evaluasi pemilihan dan penggunaan obat antidiabetes pada kasus

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN OBAT
ANTIDIABETES PADA KASUS DIABETES MELLITUS
INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA
PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Cecilia Lenny Pravita Pertiwi
NIM: 028114012
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2006
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan (trend) terapi dan
mengevaluasi pemilihan dan penggunaan antidiabetes pada kasus Diabetes mellitus
(DM) instalasi rawat inap Rumah sakit Panti rapih yogyakarta Periode JanuariDesember 2005
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan
deskriptif non-analitik. Bahan penelitian yang digunakan adalah kartu rekam medik
pasien Diabetes mellitus instalasi rawat inap Rumah Sakit panti Rapih yogyakarta
periode januari-Desember 2005. Data yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan
profil pasien, profil peresepan, dan pemilihan serta penggunaan antidiabetes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kasus Diabetes mellitus di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, pasien dengan jenis
kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki (51 %), pasien terbanyak pada
kelompok usia lebih dari 60 tahun (46,1 %). Tipe DM yang paling banyak diderita
adalah DM tipe 2 (98,4 %). Pasien paling banyak menderita DM, disertai penyakit
penyerta (46 %), dan komplikasi yang paling banyak diderita adalah ulkus (17,5%) .
Kelas terapi obat yang paling banyak diresepkan adalah antidiabetes (84,1 %), dan
golongan antidiabetes yang paling banyak diresepkan adalah metformin (47,6 %)
sehingga dapat disimpulkan pula bahwa trend terapi DM periode Januari-Desember
2005 berpusat pada metformin. Penggunaan antidiabetes oral secara tunggal tercatat
paling banyak dibanding penggunaan secara kombinasi (23,0 %). Dari perbandingan
hasil terapi pasien diperoleh kesimpulan bahwa kombinasi insulin dengan non
sulfonilurea adalah jenis terapi yang paling baik karena paling mampu menurunkan
kadar gula darah pasien menjadi mendekati normal sesuai dengan tujuan terapi DM
yang utama. Kasus DRP yang terjadi adalah adverse drug reaction (ADR) 4 kasus
(6,3%) dan butuh terapi obat tambahan sebanyak 11 kasus (17,5%).
Kata kunci: Diabetes mellitus, Antidiabetes, Drug Related Problem.
.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The purpose of this research was to know the trend of therapy and to
evaluate the antidiabetics selection and usage in diabetes mellitus cases during
hospitalization in Panti Rapih hospital in Yogyakarta during January-December
2005.
This research was an observational experimental and done with descriptive
non-analytic research design. The material used in this research was medical record
of 51 diabetes mellitus patients. The result data was grouped based on patient profile,
prescribing profile, and antidiabetics selectipn and utilization.
The result showed that most patient are woman (51%), and 46.1 % in
persons age 60 or older. Type 2 DM accounts for as much as 98.4 % of all cases of
DM. Most patient have DM with the other disease (46%), and complication disease
that often happen are ulcus DM (17.5 %). Antidiabetics are the most prescribing class
of therapy (84.1%), Biguanide (metformin) are the most prescribing antidiabetics
(47.6%) and from that result we can figure that trend of therapy has change from
sulfonilurea to biguanide which is metformin. The utilization of single oral
antidiabetics are the most found case (23.0%). The result data of outcome therapy
show that utilization combination of insulin and non-sulfonilurea drug therapy are the
best way to decrease the level of blood sugar concentration. The DRP cases that
happened during therapy are 4 cases of adverse drug reaction (6.3%) and 11 cases of
needs additional drug therapy (17.5%).
Key words: Diabetes mellitus, Antidiabetics, Drug related problems.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Skripsi ini berjudul “EVALUASI PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN
ANTIDIABETES PADA KASUS DIABETES MELLITUS INSTALASI
RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE
JANUARI-DESEMBER 2005” disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana (S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Yesus Kristus, Tuhan dan Sahabat
sejati, yang telah melimpahkan kasih karunia dan kemurahan sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dukungan baik moril
maupun materiil dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen
pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan, motivasi dan masukan
selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen penguji atas bantuan,
bimbingan dan saran yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji atas bantuan, bimbingan, dan
saran yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Bapak JB. S. Amir Marwata selaku wakil direktur SDM dan informasi rumah
sakit Panti Rapih Yogyakarta atas kesempatan dan bantuan yang diberikan
kepada penulis selama pelaksanaan penelitian di rumah sakit.
5. Seluruh staf rekam medik rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta atas semua
bantuan dan perhatian yang diberikan kepada penulis selama pelaksanaan
penelitian di rumah sakit.
6. Ayah dan Bundaku tercinta, “ Terimakasih untuk setiap doa, kasih yang tanpa
pamrih, kesabaran yang tak berbatas, dan dukungan yang tanpa akhir”.
7. Adikku tersayang Angga, terimakasih untuk kebersamaan , doa, dukungan, dan
semangat yang diberikan.
8. Rikky, terimakasih untruk setiap senyum, doa, dukungan, semangat dan hari-hari
yang penuh makna. “Thanks God I found you”
9. Saudara-saudaraku terkasih, Ninik, Us, dan Senggi. Terima kasih untuk setiap
sapaan, canda tawa dan kebersamaan saat hari-hari burukku.
10. Sahabat-sahabat tercinta Mili dan Kai, terimakasih untuk persahabatan semangat,
bantuan dan loyalitas.
11. Roma dan Orry terimakasih untuk persaudaraan dan semangat dari kalian.
12. Wenny, Astu, Astri, terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
13. Om Yanto dan tante Mirna, terima kasih untuk semua dukungan dan bantuan.
14. Doggy Robertio dan Corel Draw terimakasih untuk hiburan dan perhatian setiap
harinya.
15. Kate, Rina, Novi, Renny, terimakasih untuk kebersamaan di ruang rekam medik.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2002.
17. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pengerjaan dan
penyelesaian skripsi ini, sehingga segala saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi pembaca pada khususnya, dan ilmu pengetahuan pada
umumnya.
Yogyakarta, 12 Desember 2006
Penulis
Cecilia Lenny Pravita Pertiwi
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………….. v
INTISARI …………………………………………………………………………. vi
ABSTRACT ………………………………………………………………………. vii
PRAKATA ………………………………………………………………………...viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………... xv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….. xviii
BAB I. PENGANTAR ……………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………….
1
1. Permasalahan …………………………………………………………...
4
2. Keaslian Penelitian …………………………………………………….. 5
3. Manfaat Penelitian …………………………………………………….. 7
B. Tujuan Penelitian ………………………………………………………… 8
1. Tujuan Umum ………………………………………………………….
xi
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tujuan Khusus …………………………………………………………
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA …………………………………………..
8
10
A. Diabetes Mellitus ………………………………………………………… 10
1. Definisi ………………………………………………………………… 10
2. Klasifikasi dan Penyebab ……………………………………………… 10
3. Gejala ………………………………………………………………….. 11
4. Mekanisme Metabolisme ……………………………………………… 12
5. Diagnosis ………………………………………………………………
13
6. Penatalaksanaan ………………………………………………………. 14
7. Komplikasi …………………………………………………………….. 15
B. Antidiabetes Oral ………………………………………………………….. 16
1. Golongan Sulfonilurea …………………………………………………. 18
2. golongan Biguanid ……………………………………………………... 18
3. Golongan Thiazolidin ………………………………………………….. 19
4. Golongan Penghambat α-Glukosidase …………………………………. 19
5. Golongan Meglitinid …………………………………………………… 19
C. Insulin ……………………………………………………………………... 19
D. Drug Related Problem .................................................................................. 21
E. Keterangan Empiris ……………………………………………………….. 23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………… 24
A. Jenis dan Rancangan Penelitian …………………………………………… 24
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Definisi Operasional ………………………………………………………. 24
C. Subyek dan tempat Penelitian ……………………………………………... 26
D. Jalannya Penelitian ………………………………………………………… 26
E. Tata Cara Pengolahan Hasil ……………………………………………… 27
F. Kesulitan Penelitian ………………………………………………………. 28
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………….. 30
A. Profil Pasien ………………………………………………………………. 30
1. Karakteristik Pasien ……………………………………………………. 30
2. Jenis Penyakit …………………………………………………………... 32
B. Profil Peresepan ………………………………………………………….. 36
1. Kelas Terapi Obat ……………………………………………………… 36
2. Golongan Antidiabetes …………………………………………………. 38
C. Pemilihan dan Penggunaan Antidiabetes …………………………………. 38
1. Kombinasi Golongan Antidiabetes …………………………………….. 38
2. Hasil Terapi Pasien DM ……………………………………………….. 40
a. Terapi Insulin ……………………………………………………… 41
b. Terapi Antidiabetes Oral Tunggal …………………………………. 42
c. Terapi Insulin Kombinasi Sulfonilurea ……………………………. 44
d. Terapi Insulin kombinasi Non-Sulfonilurea ……………………….. 45
e. Kombinasi Antidiabetes Oral ……………………………………… 46
f. Tidak Menggunakan Antidiabetes …………………………………. 47
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Kecenderungan dan Kerasionalan Pemilihan Antidiabetes ………………. 48
E. Rangkuman Pembahasan …………………………………………………. 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….... 56
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 56
B. Saran ……………………………………………………………………… 57
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 58
LAMPIRAN ……………………………………………………………………... 61
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………… 88
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Mekanisme dan Tempat Kerja Antidiabetes Oral ...............................
17
Gambar 2. Persentase Distribusi Jenis Kelamin Pasien DM Rawat Inap
di RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode januari-Desember
2005 ....................................................................................................
31
Gambar 3. Distribusi Peresepan Antidiabetes Oral tunggal pada Pasien DM
Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode
Januari-Desember 2005 .......................................................................
xv
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I
Farmakokinetika Insulin yang Digunakan Secara Subkutan ……… 20
Tabel II.
Distribusi Umur Pasien DM Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode januari-Desember 2005 ..................................... 31
Tabel III.
Distribusi Kasus DM pada Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Periode Januari-Desember 2005 ......................................................... 32
Tabel IV.
Distribusi Jenis Kasus Penyakit DM pada Pasien yang Menjalani Rawat
Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember
2005 ...................................................................................................
Tabel V.
33
Distribusi Komplikasi kasus DM Pasien Rawat Inap Rumah sakit Panti
rapih Yogyakarta Periode januari-Desember 2005 ............................ 33
Tabel VI.
Distribusi Jenis Penyakit Penyerta Kasus DM Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005 ................. 35
Tabel VII.
Distribusi Kelas Terapi Obat yang Diresepkan pada Kasus DM Rawat
Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember
2005 .................................................................................................... 37
Tabel VIII. Distribusi Golongan Antidiabetes yang Diresepkan pada Kasus DM
Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode JanuariDesember 2005 ................................................................................... 38
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel IX.
Distribusi Penggunaan Golongan Antidiabetes yang Diresepkan pada
Kasus DM rawat inap Rumah Sakit panti Rapih Yogyakarta Periode
2005 .................................................................................................... 39
Tabel X.
Hasil Terapi Pasien DM Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005 ..................................... 40
Tabel XI.
Distribusi Sediaan Insulin yang Diresepkan Pada Pasien DM dengan
Terapi Insulin di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit panti rapih
yogyakarta Periode Januari-Desember 2005 ..................................... 41
Tabel XII.
Distribusi Penggunaan Insulin Kombinasi ADO Non-Sulfonilurea Pada
Pasien DM Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode
Januari-Desember 2005 ..................................................................... 46
Tabel XIII. Distribusi Penggunaan Kombinasi ADO pada Pasien DM Rawat Inap
Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember
2005 ................................................................................................... 47
Tabel XIV. Perbandingan Beberapa Hasil Penelitian Peresepan Antidiabetes Oral
Terhadap Pasien DM .......................................................................... 51
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data rekam Medik pasien Diabetes Mellitus Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005 ……. 61
Lampiran 2. Daftar Singkatan dan Istilah ………………………………………… 86
Lampiran 3. Ijin Penelitian ……………………………………………………….. 87
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu kelompok penyimpangan metabolisme
yang ditandai oleh naiknya kadar gula dalam darah, dan diasosiasikan dengan
abnormalitas metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Selain itu DM juga dapat
meningkatkan risiko komplikasi antara lain mikrovaskuler, makrovaskuler dan
neuropati (Triplitt, Reasner, & Isley,2005).
Prevalensi DM terus meningkat, dan dari semua kasus yang ada 90%
diantaranya adalah DM tipe 2. Prevalensi DM tipe 2 di Amerika Serikat kira-kira
8,7% dari semua orang yang berumur 20 tahun ke atas. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya risiko DM diantaranya adalah riwayat keluarga
(orang tua atau saudara kandung yang mengidap DM), kegemukan (≥20% dari berat
badan ideal, atau body mass index (BMI) ≥ 25 kg/m2), kegiatan fisik rutin yang tidak
sehat, ras atau etnis, hipertensi (≥140/90 mm Hg pada dewasa), nilai high density
lipoprotein (HDL) ≤ 35 mg/dL, angka trigliserida ≥ 250 mg/dL, riwayat DM
gestational atau melahirkan bayi dengan berat >4,5 kg, dan riwayat penyakit vaskuler
(Triplitt, et al, 2005).
Berbagai penelitian epidemiologi di Indonesia melaporkan bahwa prevalensi
DM sebesar 1,5-2,3% pada penduduk dengan usia lebih dari 15 tahun bahkan di
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Manado didapatkan prevalensi DM 6,1%. Prevalensi DM pada daerah urban di
Jakarta meningkat dari 1,7% pada tahun 1982 menjadi 5,7% pada tahun 1993.
Demikian pula prevalensi DM di Ujung Pandang pada daerah urban
meningkat dari 1,5% pada tahun 1981 menjadi 2,9% pada tahun 1998 (Anonim,
1998).
Semua fakta diatas menunjukkan bahwa DM merupakan masalah yang
serius dalam masyarakat. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan
DM. Obat-obat antidiabetes yang ada lebih berfungsi sebagai pengendali DM. Obat
antidiabetes yang tersedia di pasaran meliputi antidiabetes oral dan insulin.
Saat ini banyak sekali golongan antidiabetes oral yang dikenal dan banyak
diresepkan sebagai terapi terhadap pasien DM yaitu: sulfonilurea meliputi glipizid,
glikazid, glikuidon, glibenklamid, glimepirid; biguanida meliputi metformin;
penghambat glukosidase-α meliputi akarbosa; thiazolidin meliputi pioglitazon,
rosiglitazon; dan meglitinid meliputi repaglinid dan nateglinid.
Berbagai
penelitian
seperti
yang
dilakukan
oleh
Nadeak
(2000)
menyebutkan bahwa antidiabetes oral yang paling banyak digunakan adalah
sulfonilurea dan yang paling sedikit digunakan adalah insulin. Ule (2000)
menyebutkan bahwa golongan sulfonilurea penggunaannya paling tinggi diantara
antidiabetes oral yang lain. Golongan sulfonilurea yang biasa digunakan meliputi
glibenklamida, glikuidon, glikazid, dan klorpropamida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Banyaknya penelitian yang menyebutkan bahwa sulfonilurea adalah
golongan antidiabetes yang paling banyak diresepkan mendorong penulis untuk
membandingkan penggunaan sulfonilurea baik yang digunakan secara kombinasi
maupun tunggal dengan antidiabetes lain terhadap hasil terapi pasien DM. Oleh
karena alasan tersebut maka penulis berniat menyusun skripsi dengan judul
“Perbandingan Penggunaan Sulfonilurea Banding Non-Sulfonilurea Banding
Kombinasi Terhadap Hasil Terapi Pasien Diabetes Mellitus Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005”.
Namun setelah dilakukan penelitian terhadap pasien DM instalasi rawat inap
rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta (RSPR) periode Januari- Desember banyak
muncul antidiabetes selain sulfonilurea sebagai pilihan terapi.
Oleh karena itu, untuk melihat seperti apakah pemilihan dan penggunaan
antidiabetes yang sedang terjadi di Rumah Sakit Panti Rapih (RSPR) Yogyakarta
pada periode Januari–Desember 2005 penulis memilih judul “Evaluasi Pemilihan dan
Penggunaan Antidiabetes pada Kasus Diabetes Mellitus Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januri-Desember 2005”. Penelitian juga
mencakup perbandingan hasil terapi pasien DM yang mendapatkan terapi insulin,
antidiabetes oral (ADO) tunggal, insulin kombinasi sulfonilurea, insulin kombinasi
non sulfonilurea, kombinasi ADO, dan pasien yang tidak menerima antidiabetes,
sehubungan dengan pergeseran kecenderungan (trend) pemilihan dan penggunan
antidiabetes yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Penelitian dilakukan terhadap pasien rawat inap karena data rekam medik
pasien
rawat
inap
diharapkan
dapat
memberikan
gambaran
yang
lebih
mempresentasikan kulitas terapi yang sebenarnya. Penelitian ini bertempat di RSPR
Yogyakarta yang mempunyai visi sebagai rumah sakit rujukan yang memandang
pasien sebagai sumber inspirasi dan motivasi kerja dengan memberikan pelayanan
kepada siapa saja secara professional dan penuh kasih dalam suasana syukur pada
Tuhan. Misi RSPR adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyeluruh
secara ramah, adil, profesional, ikhlas dan hormat dalam semangat iman Katolik.
Penelitian ini bertempat di RSPR yogyakarta karena rumah sakit ini menjadi
tempat rujukan bagi banyak rumah sakit lain, sehingga kasus yang terjadi merupakan
kasus-kasus yang kompleks dan menjadikan RSPR sebagai rumah sakit yang layak
untuk penelitian.
1. Permasalahan
Permasalahan-permasalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
a. seperti apakah profil meliputi jenis kelamin, umur, tipe DM, jenis kasus DM,
penyakit komplikasi, dan penyakit penyerta pasien DM yang ada di RSPR?
b. seperti apakah profil peresepan meliputi kelas terapi obat, golongan antidiabetes,
dan distribusi penggunaan golongan antidiabetes pada pasien DM di RSPR?
c. seperti apakah hasil terapi terhadap keadaan akhir pasien mencakup kadar gula
akhir, rata-rata durasi kadar gula mencapai normal, durasi tinggal, dibandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dengan kondisi awal pasien mencakup, jumlah penyakit komplikasi, jumlah
penyakit penyerta, kadar gula awal pasien beserta perbandingan hasil terapi antara
pasien DM dengan terapi insulin, ADO tunggal, insulin kombinasi sulfonilurea,
insulin kombinasi non sulfonilurea, kombinasi ADO, dan pasien yang tidak
menerima antidiabetes serta drug related problem (DRP) yang terjadi selama
terapi?
d. seperti
apakah
pergeseran
kecenderungan
pemilihan
dan
kerasionalan
penggunaan antidiabetes pada kasus diabetes mellitus instalasi rawat inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2005?
2. Keaslian Penelitian
Banyak penelitian yang sudah pernah dilakukan menyangkut terapi terhadap
pasien DM diantaranya tercantum di bawah ini:
a. “Gambaran Penggunaan Obat Pada Penderita Diabetes Mellitus di Instalasi rawat
inap RS. Panti Rapih Yogyakarta. Periode Agustus-September 1998” oleh
Damayanti (2000) yang meneliti tentang jenis DM, komplikasi penyakit DM,
rata-rata jumlah obat, golongan obat, dan cara pemberian obat.
b. “Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral untuk Penderita Diabetes Mellitus
Usia Lanjut di Instalasi Rawat Jalan RS Panti Rapih Yogyakarta Periode JanuariJuni 1997” oleh Ule (2000) yang meneliti tentang jumlah penggunaan obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
antidiabetika oaral (ADO), golongan ADO, dosis pemakaian ADO, dan rata-rata
biaya obat.
c. “Pola Penggunaan Antidiabetika Oral Bagi Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan
di RS Bethesda Yogyakarta Periode Januari-Desember 1998” oleh Nadeak (2000)
yang meneliti tentang jenis ADO, cara pemberian, rata-rata jumlah ADO, jenis
ADO, golongan ADO, dan dosis pemakaian ADO.
d. “Gambaran Peresepan Obat pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi
rawat inap RS Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2001-2002” oleh Triastuti (2004)
yang meneliti tentang kelas terapi DM tipe 2, jenis obet tipe DM 2, jumlah obat
yang diberikan pada pasien DM tipe 2, cara pemberian, bentuk sediaan, dosis
obat, dan lama perawatan pasien DM tipe 2.
e.
“Kajian Pemilihan Obat Hipoglikemik Oral pada Terapi Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2 Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode
November-Desember 2002” oleh Wijoyo (2004).
f. “Pola Peresepan Obat Hipoglikemi dan Studi Literature Interaksi Obat pada
Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Periode Januari-Maret 2002” oleh Suryawanti (2004).
g. “Pola Peresepan Obat Hipoglikemik Oral untuk Penderita Diabetes Mellitus Usia
Lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah sakit St. Antonio Baturaja Sumatra Selatan
Periode Tahun 2002” oleh Sumiyem (2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
h. “Gambaran Penatalaksanaan Diabetes Mellitus pada Pasien Rawat Inap Rumah
Sakit Panti Rapih Juli-Desember 2003” oleh Utomo ( 2005).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya adalah penelitian ini lebih terfokus pada kecenderungan (trend) terapi
yang diberikan dan yang sedang terjadi serta melihat hasil terapi pada pasien DM
RSPR periode Januari-Desember 2005.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian adalah memberikan informasi mengenai trend
terapi DM yang sedang terjadi serta hasil berbagai macam bentuk terapi baik
dengan menggunakan antidiabetes oral tunggal, insulin ataupun kombinasi
antidiabetes oral dan insulin.
b. Manfaat Praktis
Disamping manfaat teoritis penelitian diharapkan dapat memberikan
masukan bagi tenaga-tenaga kesehatan yaitu dokter, farmasis dan perawat dalam
pengembangan pelayanan farmasi di rumah sakit sehingga dapat meningkatkan
kualitas pelayanan pada umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian adalah mengetahui pemilihan dan
penggunaan terapi yang diberikan pada pasien DM dan hasil terapi terhadap
pasien DM RSPR Yogyakarta periode 2005.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. mengetahui profil pasien DM meliputi jenis kelamin, umur, tipe DM, jenis
kasus DM, penyakit komplikasi, dan penyakit penyerta pasien DM yang ada
di RSPR.
b.
mengetahui profil peresepan meliputi kelas terapi obat, golongan
antidiabetes, dan distribusi penggunaan golongan antidiabetes pada pasien
DM di RSPR.
c. mengetahui hasil terapi terhadap keadaan akhir pasien mencakup kadar gula
akhir, rata-rata durasi kadar gula mencapai normal, durasi tinggal,
dibandingkan dengan kondisi awal pasien mencakup, jumlah penyakit
komplikasi, jumlah penyakit penyerta, kadar gula awal pasien beserta
perbandingan hasil terapi antara pasien DM dengan terapi insulin, ADO
tunggal, insulin kombinasi sulfonilurea, insulin kombinasi non sulfonilurea,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kombinasi ADO, dan pasien yang tidak menerima antidiabetes serta drug
related problem (DRP) yang terjadi selama terapi.
d. mengetahui ada tidaknya pergeseran kecenderungan (trend) terapi terhadap
pasien DM di instalasi rawat inap pada periode penelitian ini dibandingkan
dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diabetes Melittus
1. Definisi
Diabetes adalah penyakit kronik yang membutuhkan pengobatan yang
berkelanjutan dan penanganan oleh pasien sendiri untuk mengatasi komplikasi akut
dan untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi jangka panjang (American
Diabetes Association (ADA), 2005). Menurut Triplitt, et al. (2005) Diabetes mellitus
(DM) adalah suatu kelompok gejala penyimpangan metabolisme lemak, karbohidrat,
dan protein, karena kurangnya sekresi insulin, sensitivitas tubuh terhadap insulin atau
keduanya dan ditandai dengan naiknya kadar gula dalam darah.
2. Klasifikasi dan Penyebab
Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi 4 tipe yaitu DM tipe 1 adalah DM
yang disebabkan karena destruksi sel β dan akhirnya yang akan menyebabkan
defisiensi insulin yang absolut. Pasien DM tipe 1 biasanya adalah anak-anak sampai
remaja dan tidak mengalami kegemukan saat pertama kali muncul gejala (Rang,
Dale, Ritter & Moore ,2003). Diabetes mellitus tipe 2 adalah DM yang terjadi karena
meningkatnya resistensi tubuh terhadap insulin yang disertai berkurangnya sekresi
insulin secara progresif , tipe DM spesifik lainnya yang dintaranya disebabkan oleh
kerusakan genetik pada fungsi sel β, kerusakan genetik dari kerja insulin, penyakit
pada pankreas eksokrin, serta kerusakan yang disebabkan oleh obat-obatan dan bahan
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kimia lainnya. Tipe DM yang keempat adalah DM gestational yaitu DM yang
terdiagnosis selama masa kehamilan (Anonim, 2005a).
3. Gejala
Tanda-tanda gejala DM tipe 1 adalah dahaga yang sangat, penurunan berat
badan, mudah jengkel, kurang tenaga, lemah dan lesu, dan semut merubungi air
kencing. Gejala DM tipe 2 sebagian besar sama dengan gejala DM tipe 1 tetapi
terdapat gejala yang lebih spesifik yaitu luka atau goresan lambat sembuh, rasa pegal,
nyeri dan rasa ditusuk pada tungkai, dan penglihatan kabur (Johnson, 1998).
Handoko dan Suharto ( 1995) menyebutkan bahwa hiperglikemia yang
hebat sekali dapat membuat darah menjadi hiperosmotik terhadap cairan intrasel.
yang nyata berbahaya adalah gejala glikosuria yang timbul, karena glukosa bersifat
diuretik osmosis, sehingga diuresis sangat meningkat disertai hilangnya berbagai
elektrolit. Hal inilah yng menyebabkan terjadinya dehidrasi, maka badan berusaha
mengatasinya dengan banyak minum (polidipsia). Harris and Greene (2000)
menyebutkan bahwa terjadinya hiperosmolaritas yang parah dapat menurunkan
tekanan intraokuler yang dapat menyebabkan bola mata dan lensa mata mengalami
perubahan bentuk yang kemudian berakibat pada penurunan penglihatan menjadi
buram (blurred vision).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Badan kehilangan 4 kalori untuk setiap gram glukosa yang diekskresi.
Polifagia timbul karena perangsangan pusat nafsu makan di hipotalamus oleh
kurangnya pemakaian glukosa di kelenjar itu.
4. Mekanisme Metabolisme
Manusia memerlukan bahan bakar yang berasal dari makanan yang dimakan
sehari-hari yang terdiri dari karbohidrat termasuk gula dan tepung-tepungan, protein,
atau asam amino, dan atau asam lemak (Suyono,2002).
Di dalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar
makanan tersebut. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino, dan
lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat tersebut akan diserap oleh usus dan kemudian
akan masuk pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk digunakan oleh
organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan
bakar, zat harus masuk dulu dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam tubuh zat
makanan terutama glukosa di metabolisme dan menghasilkan energi. Dalam proses
metabolisme tersebut insulin memegang peranan yang sangat penting yaitu
memasukkan glukosa ke dalam sel dimana selanjutnya glukosa digunakan sebagai
bahan bakar (suyono, 2002).
Handoko dan Suharto (1999) menyebutkan, dalam keadaan normal, kirakira 50% glukosa yang dikonsumsi mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2
dan air, 5% diubah menjadi glikogen dan kira-kira 30-40% diubah menjadi lemak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pada DM semua proses tersebut terganggu, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel
sehingga energi utama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak.
Lebih lanjut Handoko dan Suharto (1999) juga menyebutkan bahwa selain
berpengaruh pada metabolisme karbohidrat, insulin juga berpengaruh pada transpor
beberapa zat melalui membran sel. Dari beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa
insulin memudahkan penyerapan beberapa jenis zat melalui membran. Dalam hal ini
termasuk glukosa.
Efek insulin pada metabolisme protein adalah insulin merangsang
penggabungan asam amino menjadi protein sehingga dalam keadaan defisisensi
insulin terjadi katabolisme protein.
5. Diagnosis
Kriteria untuk diagnosis DM menurut Triplitt, et al. (2005) adalah seperti
yang tercantum di bawah ini.
a. Gejala diabetes disertai kadar glukosa dalam plasma darah pada keadaan biasa ≥
200 mg/dL (11,1 mmol/L).
b. Keadaan biasa disini maksudnya adalah setiap waktu sepanjang hari tanpa
memperhatikan makan terakhir. Gejala klasik diabetes adalah polidipsi, poliuria,
dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
c. Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L).
d. Puasa disini maksudnya adalah tidak ada masukan kalori selama minimal 8 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
e. Kadar glukosa dalam plasma selam 2 jam setelah pemberian glukosa ≥ 200 mg/dl
ditetapkan dengan OGTT (oral glucose tolerance test).
oral glucose tolerance test harus dilakukan dengan proses seperti yang telah
diberikan WHO. Menggunakan cairan glukosa yang setara dengan 75 g glukosa yang
dilarutkan dalam air.
6. Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan jangka panjang adalah memperlambat
timbulnya komplikasi, baik makroangiopati maupun mikroangiopati, dan neuropati.
hal demikian akan dicapai dengan mengendalikan kadar glukosa, lipid dan insulin
dalam darah (Anonim, 1998).
Mengontrol kadar glukosa darah adalah tujuan dasar penatalaksanaan DM.
United Kingdom Prospective Diabetes study (UKPDS) juga menyatakan bahwa
pengontrolan kadar gula darah dapat mengurangi resiko terjadinya komplikasi seperti
retinopati, nefropati, dan neuropati. Selain itu, diet rendah karbohidrat juga
dianjurkan untuk penatalaksanaan DM karena walaupun karbohidrat adalah
kontributor terbesar kenaikan glukosa darah setelah makan, karbohidrat merupakan
sumber energi, vitamin larut air, mineral dan serat yang sangat penting. Konsumsi
karbohidrat yang dianjurkan oleh National Academy of Science-Food and Nutrition
Board adalah 45-65 % dari total kalori (ADA, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Jika penderita telah melaksanakan aturan makan dan olah raga dengan baik
selama 1-6 bulan, tetapi diabetesnya belum terkontrol baik, maka pada penderita
ditambahkan obat antidiabetes oral atau insulin.
Golongan sulfonilurea diberikan terutama untuk penderita dengan berat
badan normal, hati-hati dengan penderita yang gemuk. untuk usia lanjut dianjurkan
untuk menggunakan preparat yang waktu paruhnya singkat yaitu tolbutamid dan
glikuidon.
Golongan biguanid yang dianjurkan adalah metformin, dianjurkan untuk
penderita dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30, atau pada penderita dengan IMT
27-30 dikombinasikan dengan sulfonilurea (Anonim, 1998).
Sementara menurut Triplitt et al. (2005) pasien dengan obesitas (>120%
Berat badan Ideal) tanpa kontraindikasi dapat memulai terapi dengan menggunakan
metformin, sedangkan pasien dengan berat badan mendekati normal dapat
menggunakan terapi insulin. Dikatakan juga bahwa dengan pertimbangan ekonomi
dan efikasi maka metformin dan insulin cenderung menjadi pilihan primer dan
sekunder dalam terapi pasien diabetes mellitus.
7. Komplikasi
Beberapa jenis komplikasi dapat timbul akibat diabetes. Komplikasi paling
sering muncul setelah beberapa tahun diagnosis. Beberapa komplikasi diantaranya
disebabkan oleh kelainan pada gangguan pada pembuluh darah, baik itu pembuluh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
darah makro (komplikasi makrovaskuler) maupun pembuluh darah mikro (komplikasi
mikrovaskuler). Adanya disfungsi endotelium vaskuler merupakan inisiasi terjadinya
komplikasi vaskuler.
Yang termasuk dalam komplikasi makrovaskuler adalah peningkatan
kecepatan aliran darah yang sangat umum dijumpai pada pasien DM. Komplikasi
mikrovaskuler lebih jarang dijumpai dan biasanya mempengaruhi retina, ginjal dan
sistem saraf tepi. Diabetes mellitus merupakan penyebab utama terjadinya gagal
ginjal. Adanya gejala hipertensi juga semakin mempercepat kerusakan ginjal. Terapi
pada hipertensi dapat memperlambat terjadinya nefropati dan juga mengurangi resiko
infark miokard.
Diabetes neuropati disebabkan oleh adanya akumulasi tekanan osmotik
yang disebabkan oleh metabolit aktif glukosa (Rang, et al. 2003).
B. Antidiabetes Oral
Perubahan pola makan dan latihan fisik untuk pasien dengan DM tipe 2
kadang tidak cukup menjaga kadar gula darah tetap terkontrol. Antiadiabetika oral
dapat membantu mengontrol diabetes dengan meningkatkan sensitivitas terhadap
insulin, mengurangi output glukosa, meningkatkan absorpsi karbohidrat, atau
menstimulasi penkreas untuk memproduksi lebih banyak insulin (Anonim, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
(Anonim, 2005.b)
Gambar 1. Mekanisme dan Tempat Kerja Antidiabetes Oral
Ada 6 kelas antidiabetika oral untuk menangani DM seperti berikut ini.
a.. Golongan sulfonilurea
Menstimulasi pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Biasanya
digunakan bersamaan dengan injeksi insulin.
b. Golongan biguanid (metformin)
Menurunkan produksi gula oleh hati.
c. Golongan penghambat α-glukosidase
Memperlambat absorpsi karbohidrat
d. Golongan thiazolidin
Meningkatkan sensitivitas terhadap insulin.
e. Golongan meglitinid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Menstimulasi pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin (Anonim,
2003.).
1. Golongan sulfonilurea
Mekanisme primer sulfonilurea adalah meningkatkan sekresi insulin.
Sulfonilurea diklasifikasikan menjadi dua kelas yaitu agen generasi pertama dan
agen generasi kedua. Pengolongan tersebut didasarkan pada perbedaan potensi
relatif untuk efek samping selektif dan perbedaan ikatan terhadap protein serum.
Agen generasi pertama terdiri dari asetoheksamid, klorpropamid, tolazomid, dan
tolbutamid. Sulfonilurea agen generasi pertama mempunyai potensi dibawah
sulfonilurea agen generasi kedua. Agen generasi kedua terdiri dari glimepirid,
glipizida, dan gliburid atau glibenklamida (Triplitt et al., 2005).
Sulfonilurea diabsorpsi dengan baik setelah administrasi oral dan kadar gula
dalam darah tertinggi tercapai dalam kurang lebih 2-4 jam.
2. Golongan biguanid
Mekanisme kerjanya adalah meningkatkan sensitivitas baik jaringan otot
ataupun hati terhadap insulin. Hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan
uptake atau ambilan glukosa baik oleh hati maupun jaringan otot (Triplitt et al.
2005). Biguanida juga mengurangi baik terjadinya glukoneogenesis di hati
maupun pelepasan glukosa dari hati ke sirkulasi darah (Harris & Greene, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Golongan thiazolidin
Mekanisme kerja thiazolidin adalah dengan mengikat peroxisome
proliferators activator receptor-γ (PPAR- γ) yang ada di sel lemak dan sel
vaskuler. Thiazolidin meningkatkan sensitivitas jaringan otot, hati, serta jaringan
lemak terhadap insulin secara tidak langsung (triplitt et al. 2005).
4. Golongan penghambat α-glukosidase
Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat enzim-enzim yang ada di
usus halus seperti maltase, isomaltase, sukrosa, dan glukoamilase. Penghambatan
enzim-enzim tesebut akan mencegah terjadinya pemecahan sukrosa dan
karbohidrat kompleks (Triplitt et al. 2005).
5. Golongan meglitinid
Merupakan turunan asam benzoat yang bekerja dengan cara menstimulasi
pelepasan insulin (Harris & Greene, 2000).
C. Insulin
Insulin biasanya diindikasikan pada semua pasien DM tipe 1 dan pada
beberapa pasien DM tipe 2. insulin biasanya diberikan dengan cara injeksi subkutan.
Tersedia banyak sediaan insulin yang dapat dibedakan dari farmakokinetika absorpsi
dan durasi kerjanya (Ritter, Lewis, & Mant, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tabel I. Farmakokinetika Insulin yang Digunakan Secara Subkutan
Tipe insulin
Aksi Cepat
Aspart
Lispro
Glulisin
Aksi Pendek
Reguler
Aksi Sedang
NPH
Lente
Aksi Panjang
Ultralente
Glargin
Onset
(jam)
Puncak
(jam)
Durasi
(jam)
Durasi
maksimum
(jam)
Kenampakan
15-30
15-30
15-30
1-2
1-2
1-2
3-5
3-4
3-4
5-6
5-6
5-6
jernih
jernih
jernih
0,5-1,0
2-3
3-6
6-8
jernih
2-4
3-4
4-6
6-12
8-12
12-18
14-18
20
keruh
keruh
6-10
4-5
10-16
-
18-20
22-24
24
24
keruh
jernih
Triplitt, et al. (2005) menyebutkan sebelum tahun 2003 produksi insulin
berasal dari insulin sapi atau babi namun sekarang insulin diproduksi dengan
menggunakan teknologi rekombinan DNA manusia.
Keuntungan utama dari insulin manusia adalah produksi dengan
menggunakan kultur bakteri dapat distandardisasi. Selain itu dengan menggunakan
insulin manusia maka antibodi penghalang akan berkurang jika dibandingkan jika
digunakan insulin yang berasal dari hewan. Konsekuensinya beberapa pasien akan
mengalami hipoglikemia jika penggunaan insulin hewan diganti dengan insulin
manusia dengan jumlah unit yang sama (Ritter, et al. 1999).
Insulin terlarut adalah satu-satunya sediaan insulin yang dapat digunakan
untuk pemberian melalui intravena. Jenis insulin intravena digunakan pada keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
DM darurat dan juga dapat diberikan secara subkutan sebelum makan pada kasus DM
kronis.
Pasien diabetes dengan defisiensi insulin absolut harus menerima insulin
dari luar atau disebut juga insulin eksogen. Insulin juga digunakan untuk terapi pada
pasien DM gestational yang dengan diet dan antidiabetes oral tetap tidak dapat
dikontrol kadar gula darahnya (Ritter, et al. 1999).
Insulin didegradasi di hati, otot dan ginjal. Deaktivasi insulin oleh hati
adalah 20% sampai dengan 50%. Kira-kira 15% sampai dengan 20% hasil
metabolisme insulin ditemukan di ginjal. Maka dari itu insulin dosis rendah sangat
disarankan untuk pasien dengan sakit ginjal stadium akhir (Triplitt, et al. 2005).
D. Drug Related Problem
Drug Related Problem (DRP) adalah kejadian yang dialami atau efek yang
tidak diharapkan yang dialami pasien dalama proses terapi dengan obat dan secara
aktual atau potensial bersamaan dengan hasil terapi yang diharapkan pada saat
mendapat perawatan akibat dari suatu penyakit tertentu (Cipolle,1998).
Masalah-masalah yang tercakup dalam Drug Related Problem (DRP) antara
lain:
1. Obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy), meliputi:
tidak ada indikasi pada saat itu, kondisi akibat penyalahgunaan obat (drug abuse),
lebih baik disembuhkan dengan terapi tanpa obat (non drug therapy), menelan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
obat dengan jumlah yang toksik, pemakaian dosis ganda yang seharusnya cukup
dengan pemakaian dosis tunggal, minum obat untuk mencegah efek samping obat
lain yang seharusnya dapat dihindarkan.
2. Salah Obat (wrong drug), meliputi:
kondisi menyebabkan obat tidak efektif, alergi obat tertentu, efektif tetapi bukan
yang paling aman, efektif tetapi bukan yang paling murah, antibiotika resisten
terhadap infeksi pasien, kombinasi yang tidak perlu, obat yang bukan paling
efektif untuk indikasi dan faktor resiko yang kontraindikasi dengan obat.
3. Dosis obat terlalu rendah (dosage too low), mencakup:
terlalu rendah untuk memberikan respon, pemberian terlalu awal, konsentrasi obat
di bawah daerah terapetik, serta obat, dosis, rute, atau konversi formulasi obat
tidak cukup.
4. Adverse Drug reaction (ADR), mencakup:
diberikan terlalu tinggi kecepatannya, alergi, faktor resiko, interaksi obat dengan
makanan, dan obat dapat berpengaruh atau merubah hasil laboratorium.
5. Dosis obat terlalu tinggi (dosage too high), meliputi:
dosis obat yang diberikan terlalu tinggi, kadar obat dalam serum terlalu tinggi,
dosis obat terlalu cepat dinaikkan, dosis dan interval tidak cukup, adanya
kemungkinan akumulasi obat akibat penyakit kronis, dan obat, dosis, rute serta
konversi formula tidak sesuai bagi pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
6. Ketidaktaatan pasien dalam menggunakan obat (inappropriate compliance),
karena:
Tidak menerima obat sesuai jumlah yang telah ditentukan karena medication
error, tidak taat instruksi, harga obat terlalu mahal, dan pasien tidak memahami
aturan penggunaan obat.
7. Butuh terapi obat tambahan (needs additional drug therapy), mencakup:
kondisi medis yang membutuhkan terapi obat baru, keadaan kronis yang
membutuhkan kelanjutan terapi, kondisi yang membutuhkan kombinasi obat
untuk mendapatkan efek sinergis atau potensial, kondisi dengan resiko dan butuh
obat untuk mencegahnya (Cipolle,1998).
E. Keterangan Empiris
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengevaluasi pemilihan dan
penggunaan antidiabetes pada kasus Diabetes mellitus instalasi rawat inap di RSPR
Yogyakarta periode 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan
deskriptif evaluatif karena berusaha mendeskripsikan atau menjabarkan fenomena
yang ada tanpa melakukan intervensi atau memberikan perlakuan pada subyek uji.
Pengambilan datanya dilakukan secara retrospektif karena dilakukan penelusuran
terhadap data terdahulu yaitu lembar rekam medik pasien DM periode JanuariDesember 2005.
B. Definisi Operasional
1. Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan pada metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan adanya peningkatan
glukosa darah.
2. Kadar gula normal adalah kadar gula plasma sewaktu ≤ 200 mg/dL.
3. Terapi non sulfonilurea adalah terapi dengan menggunakan obat antidiabetika
oral selain dari golongan sulfonilurea misalnya: golongan biguanid, penghambat
α-glukosidase, thiazolidin, dan meglitinid.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
4. Terapi kombinasi antidiabetes oral adalah terapi dengan menggunakan lebih dari
satu macam golongan antidiabetes oral pada satu periode peresepan.
5. Profil peresepan adalah tata cara pelayanan kesehatan meliputi kelas terapi obat
dan golongan obat antidiabetes yang diberikan.
6. Lembar rekam medik (medical record) adalah lembar catatan dokter,
apotek/farmasis, dan perawat yang berisi data klinis pasien DM Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta seperti nomor register, nomor rekam medis, diagnosis
masuk, diagnosis keluar, umur, jenis kelamin, catatan keperawatan, catatan
perkembangan penyakit, jenis obat, dosis, dan aturan pakai obat yang didapatkan
selama terapi.
7. Keadaan pasien saat keluar adalah keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit
yaitu kedaan sembuh, pulang dengan terpaksa, atau meninggal.
8. Keadaan sembuh adalah keadaan pasien yang membaik dan penurunan kadar
gulanya relatif baik.
9. Hasil terapi adalah keadaan akhir pasien setelah menerima terapi dan menjalani
perawatan di rumah sakit.
10. Kadar gula awal adalah kadar gula pasien saat pasien akan menjalani perawatan
di rumah sakit.
11. Kadar gula akhir adalah hasil kadar gula pasien saat terakhir kali menjalani tes di
rumah sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Subyek dan Tempat Penelitian
1. Subyek penelitian adalah pasien DM rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005.
Unit rekam medik RSPR mencatat terdapat 568 pasien terdiagnosis menderita
DM selama tahun 2005. dari 568 pasien kemudian diambil sampel sebanyak 10%
populasi secara acak yang dilakukan dengan pengundian. Penelitian ini dilakukan
tanpa wawancara dengan dokter.
2. Tempat penelitian adalah unit rekam medik RSPR yogyakarta.
D. Jalannya Penelitian
Penelitian mengenai evaluasi pemilihan dan kerasionalan penggunaan
antidiabetes pada kasus diabetes mellitus pasien rawat inap RSPR Yogyakarta
periode 2005 dilakukan dalam beberapa tahap:
1. Penelusuran situasi
Tahap penelusuran dimulai dengan penelusuran banyaknya kasus DM yang
terjadi di RSPR selama tahun 2005 yang dilihat berdasarkan banyaknya pasien.
Pasien yang tercatat terdiagnosis menderita DM selama periode JanuariDesember 2005 sebanyak 568 pasien.
2. Pengambilan data
Tahap pengambilan data dimulai dengan pengambilan 10% sampel terhadap
populasi pasien DM RSPR selama periode Januari-Desember 2005 (568 pasien)
yaitu sebanyak 57 pasien. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengundian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Dari 57 pasien yang akan diteliti hanya diperoleh 51 lembar rekam medik pasien,
6 lembar rekam medik pasien lainnya tidak dapat diperoleh karena ada pasien
yang sedang menjalani terapi di rumah sakit, dan tidak dapat ditemukannya
lembar rekam medik pasien. Setelah itu dilakukan pencatatan terhadap lembar
rekam medik pasien sampel. Pencatatan data pasien dilakukan per kasus. Dari 51
pasien didapatkan 63 kasus. Variabel yang dicatat dari lembar rekam medik
antara lain: nomor rekam medik pasien rawat inap, nama pasien, jenis kelamin,
umur, diagnosis keluar, nama dagang obat-obat yang digunakan baik obat
antidiabetes maupun obat lainnya, cara penggunaan, frekuensi, aturan pakai,
penyakit penyerta dan atau penyakit komplikasi yang diderita oleh pasien, dan
kedaan pasien saat keluar rumah sakit.
E. Tata Cara Pengolahan Hasil
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Tabel dan
diagram yang disajikan adalah karakteristik pasien yang mencakup diagram jenis
kelamin dan umur, tabel jenis penyakit termasuk di dalamnya penyakit komplikasi
dan penyakit penyerta yang diderita pasien DM, tabel distribusi peresepan mencakup
tabel jumlah distribusi obat total, distribusi kelas terapi dan golongan obat, dan
distribusi golongan obat anti diabetes, tabel distribusi kombinasi golongan obat
antidiabetes, dan yang terakhir adalah tabel hasil terapi pasien DM. Pada masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
masing tabel dan diagram akan terdapat angka presentase distribusi yang didapat
berdasarkan atas persentase kasus yang terjadi yaitu sebanyak 63 kasus.
Dari data hasil terapi pasien dari masing-masing jenis terapi (terapi insulin,
terapi antidiabetes oral tunggal, terapi insulin dan sulfonilurea, terapi insulin dan nonsulfonilurea, terapi kombinasi antidiabetes oral, dan tanpa terapi antidiabetes)
dilakukan perbandingan terhadap jumlah pasien, umur, jenis kelamin, jumlah pasien
sembuh, kadar gula awal, kadar gula akhir, durasi kadar gula mencapai normal,
jumlah komplikasi, jumlah penyakit penyerta dan durasi tinggal di rumah sakit.
Perbandingan dilakukan dengan memperhitungkan nilai simpang baku (standard of
deviation (SD)) dari masing-masing kelompok perbandingan untuk mengetahui
ukuran sebaran dan gambaran variasi angka yang ada dalam data. Setelah itu akan
dilakukan pembahasan yang lebih dalam terhadap masing-masing jenis terapi.
Selain hasil terapi akan dibahas pula trend pemilihan antidiabetik
berdasarkan banyaknya jenis antidiabetika yang digunakan sebagai terapi pada pasien
DM dan akan dibandingkan dengan trend terapi DM tahun-tahun sebelumnya.
F. Kesulitan Penelitian
Banyaknya penelitian yang menyebutkan bahwa sulfonilurea adalah
golongan obat antidiabetes yang paling banyak diresepkan mendorong penulis untuk
membandingkan penggunaan sulfonilurea baik yang digunakan secara kombinasi
maupun tunggal dengan antidiabetika lain terhadap hasil terapi pasien DM. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
karena alasan tersebut maka penulis berniat menyusun skripsi dengan judul
“Perbandingan Penggunaan Sulfonilurea Banding Non Sulfonilurea Banding
Kombinasi Terhadap Hasil Terapi Pasien Diabetes Mellitus Rumah Sakit panti Rapih
Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005”.
Namun setelah dilakukan penelitian terhadap pasien DM instalasi rawat inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta (RSPR) Periode Januari-Desember 2005
ditemukan fakta bahwa sulfonilurea sudah tidak menjadi obat antidiabetes yang
paling banyak dipilih pada pemberian terapi terhadap pasien DM RSPR Yogyakarta
periode Januari-Desember 2005. Oleh karena alasan tersebut maka penulis
mengadakan perubahan pada judul menjadi “Evaluasi Pemilihan dan Penggunaan
Antidiabetes pada Kasus Diabetes Mellitus Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta Periode Januri-Desember 2005”.
Selain hal tersebut diatas kesulitan-kesulitan lain yang ditemui selama
jalannya penelitian adalah adanya data rekam medik pasien yang tidak dapat
diketemukan, atau tidak dapat
dicatat dikarenakan pasien yang bersangkutan
menjalani rawat inap di rumah sakit. Kesulitan lain yang muncul adalah
ketidaklengkapan data rekam medik pasien berkaitan dengan kadar gula pasien awal
dan kadar gula akhir pasien DM sehingga suit untuk diketahui secara kualitatif hasil
terapi terhadap pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian “Evaluasi Pemilihan dan Kerasionalan Antidibetes pada
Kasus Diabetes Mellitus Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Periode Januari–Desember 2005” disajikan dalam 4 bagian yaitu profil pasien DM
secara umum, profil peresepan obat secara umum, pemilihan dan penggunaan
antidiabetes, dan rangkuman pembahasan. Persentase dihitung berdasarkan
banyaknya kasus DM yang terjadi.
A. Profil Pasien
1. Karakteristik pasien
Penelitian dilakukan berdasarkan atas rekam medik (Medical Record)
pasien DM yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari-Desember 2005. Dari pengamatan dan pengumpulan data diperoleh
hasil karakteristik pasien yang terdapat pada tabel II dan gambar 2.
Pada gambar 2 nampak bahwa jumlah pasien pasien laki-laki dan
perempuan dengan kasus DM hampir sama. Hal ini membuktikan bahwa jenis
kelamin bukan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya DM. Baik laki-laki
maupun perempuan memiliki faktor resiko yang sama terhadap terjadinya DM.
Namun pada wanita timbulnya DM juga dapat disebabkan karena kehamilan yang
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sering disebut dengan DM gestational. Dari tabel II dapat dilihat bahwa dari 63 kasus
DM yang diteliti, persentase umur pasien yang paling banyak adalah kelompok umur
lebih dari 60 tahun. Hal ini disebabkan karena berkurangnya fungsi faal tubuh dan
menurunnya keadaan fisiologi. Selain itu semakin bertambahnya umur, intoleransi
terhadap glukosa juga meningkat sehingga risiko DM juga meningkat.
49%
51%
laki-laki
perempuan
Gambar 2. Persentase Distribusi Jenis Kelamin Pasien DM Rawat Inap di
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode januari-Desember
2005.
Tabel II.Distribusi Umur Pasien DM Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode januari-Desember 2005
Umur
10-20
21-30
31-40
41-50
51-60
>60
Total
Σ Kasus
1
0
5
16
12
29
63
Persentase (%)
1,5
0
7,9
25,4
19,1
46,1
100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Jenis penyakit
Jumlah kasus DM yang terjadi yaitu sebanyak 63 kasus dikelompokkan lagi
menjadi 4 golongan jenis penyakit yang diderita oleh pasien DM yang bersangkutan
yaitu kasus DM tanpa komplikasi tanpa penyakit penyerta, kasus DM dengan
penyakit penyerta, kasus DM dengan komplikasi, dan kasus DM dengan komplikasi
dan penyakit penyerta. Jenis kasus DM yang diderita oleh pasien rawat inap Rumah
sakit Panti Rapih Yogyakarta disajikan pada tabel III, IV, V dan VI.
Tabel III. Distribusi Kasus DM pada Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Panti
Rapih Periode Januari-Desember 2005
No.
Jenis DM
Σ kasus
Persentase (%)
1
DM Tipe 2
62
98,4
2
DM Tipe 1
1
1,5
63
100,0
Total
Pasien DM tanpa komplikasi dibagi menjadi 2 golongan yaitu pasien DM
tipe 2 dan pasien DM tipe 1. Pada tabel III dapat dilihat bahwa jumlah pasien DM
tipe 2 lebih banyak daripada pasien DM tipe 1 . Kasus DM tipe 2 lebih banyak
dijumpai daripada DM tipe 1 karena DM tipe 2 disebabkan oleh peningkatan
kemakmuran hidup masyarakat, sehingga pola makan dan rutinitas hidup masyarakat
juga berubah. Menurut Suyono (1996) DM tipe 2 paling sering ditimbulkan oleh
kegemukan pada penderita. Kegemukan yang terjadi menyebabkan sel β pulau
langerhans yang memproduksi insulin menjadi kurang peka terhadap rangsang yang
berupa kenaikan kadar glukosa dalam darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel IV. Distribusi Jenis Kasus Penyakit DM pada Pasien yang Menjalani
Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode
Januari-Desember 2005
No.
1
2
3
4
Jenis Penyakit
DM tanpa komplikasi tanpa
penyakit penyerta
DM dengan komplikasi
DM dengan penyakit penyerta
DM dengan komplikasi dengan
penyakit penyerta
Total kasus
Σ kasus
Persentase (%)
10
15,8
23
29
36,5
46,0
1
1,5
63
100
Tabel V. Distribusi Komplikasi kasus DM Pasien Rawat Inap Rumah sakit
Panti rapih Yogyakarta Periode januari-Desember 2005
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Komplikasi DM
DM + Infarc Heart Disease
(IHD)
DM + Stroke
DM + Ulkus
DM + Hipertensi
DM + Hipoglikemi
DM + Perdarahan Otak
DM + Neuropati
DM + Chronic Renal Failure
(CRF)
Σ kasus (n=63)
Persentase (%)
3
4,8
3
11
6
3
1
4,8
17,5
9,5
4,8
1,6
1
1,6
2
3,2
Dapat dilihat dari tabel IV, kasus DM dengan penyakit penyerta adalah
kasus DM yang paling banyak terjadi pada pasien rawat inap RSPR Yogyakarta.
Penyakit lain atau penyakit penyerta yang timbul dikarenakan penderita DM sangat
rentan terhadap terjadinya infeksi. Urutan kedua kasus yang paling banyak terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
adalah DM dengan penyakit komplikasi hal ini disebabkan pasien DM yang dirawat
di rumah sakit adalah pasien yang cenderung sudah mencapai kondisi yang tidak
terkendali karena terjadinya kenaikan glukosa darah.
Dari tabel V dapat dilihat kasus komplikasi DM yang paling banyak diderita
oleh pasien rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta adalah DM yang disertai
dengan ulkus. American Diabetes Association (2005) menyebutkan bahwa amputasi
dan ulkus terutama pada kaki merupakan komplikasi utama yang paling sering terjadi
pada penderita diabetes. Hal ini dapat terjadi karena penderita DM sangat rentan
terhadap terjadinya infeksi. Ulkus yang terjadi disebabkan karena berkurangnya
aliran darah yang menuju ke bagian bawah tubuh sehingga resiko terjadinya
kerusakan jaringan akibat infeksi juga meningkat. Tjokroprawiro (1996) juga
menyebutkan bahwa pasien DM 50 kali lebih cenderung menderita ulkus sehingga
pasien DM harus sedapat mungkin menghindari terjadinya ulkus dengan menjaga
kadar glukosa darah. Komplikasi kedua yang paling banyak terjadi adalah stroke. Hal
ini sangat mungkin terjadi karena DM berhubungan erat dengan hipertensi, dan
hipertensi merupakan faktor resiko terjadinya stroke.
Dari tabel VI dapat dilihat, infeksi merupakan penyakit penyerta paling
umum yang diderita oleh pasien. Diantaranya adalah DM dengan infeksi virus, gastro
enteritis (GE) amoeba, urinary track infection (UTI), dan infeksi pada clavus yang
semuanya berjumlah 6 kasus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel VI. Distribusi Jenis Penyakit Penyerta Kasus DM Rawat Inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
No.
Penyakit Penyerta
1
DM + Faringitis
2
DM + Hiperkolesterol
3
DM + Spondialisis
DM + Transcient Ischemic Attack
4
(TIA)
5
DM + Infeksi virus
6
DM + Febris
7
DM + Penurunan visus
8
DM + Vertigo
9
DM + Fraktur
10 DM + PSN
11 DM + Bronkoneumonia
12 DM + Hipoelektrolit
13 DM + Hepatopati
14 DM + kanker payudara
15 DM + Pulamonal metastase
DM + Hypertensive Heart Disease
16
(HHD)
17 DM + Urolithiasis
18 DM + Ochitis
19 DM + Polinemopati
20 DM + Pleuropneumonia
21 DM + GE Amoeba
22 DM + hematuri persisten
DM + UTI ( Urinary Track
23
Infection) Jamur
24 DM + Gout
25 DM + Clavus terinfeksi
Σ kasus (n=63)
1
1
2
Persentase (%)
1,6
1,6
3,2
2
3,2
1
1
1
2
1
1
1
2
1
3
1
1,6
1,6
1,6
3,2
1,6
1,6
1,6
3,2
1,6
4,8
1,6
1
1,6
1
1
1
1
2
1
1,6
1,6
1,6
1,6
3,2
1,6
2
1
1
3,2
1,6
1,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Profil Peresepan
1. Kelas terapi obat
Seperti tampak pada tabel VII, obat dengan kelas terapi antidiabetes paling
banyak diresepkan kepada pasien DM hal ini jelas dikarenakan semua pasien
terdiagnosis menderita diabetes. Antidiabetes yang dimaksudkan disini adalah insulin
dan antidiabetes oral termasuk di dalamnya sulfonilurea, biguanid, meglitinid,
penghambat α-glukosidase, serta thiazolidin.
Kelas terapi obat kedua yang paling banyak diresepkan adalah antiinfeksi.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya pasien DM sangat rentan terkena infeksi
sehingga pemberian terapi antiinfeksi memang sangat penting. antiinfeksi yang paling
banyak digunakan adalah dari golongan antibakteri yaitu sefalosporin. Golongan
antibakteri lain yang diresepkan adalah kuinolon, sulfonamid dan trimetorpin,
penisilin, klindamisin, aminoglikosida, makrolid serta tetrasiklin. Selain antibakteri
juga diresepkan antijamur dan antiprotozoa.
Kelas terapi lain yang diresepkan mencakup obat-obat seperti ginkobiloba
dan ekstrak phylantii. Tanaman ginkobiloba mengandung senyawa flavonoid
(ginkgoflavon glikosida) dan atau terpenoid (ginkgolida dan bilobalida) yang dapat
bertindak sebagai antioksidan. Konsumsi ginkobiloba diyakini dapat meningkatkan
sirkulasi darah mikrovaskuler, sedangkan ekstrak phylantii yang berasal dari tanaman
Phyllanthus niruri bermanfaat bagi terapi peluruhan batu ginjal, agen antibakteri, dan
juga sebagai penstimulasi imun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel VII. Distribusi Kelas Terapi Obat yang Diresepkan pada Kasus DM
Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode JanuariDesember 2005
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Kelas Terapi
Antidiabetes
Antiinfeksi
Analgesik
Ekspektoran
Diuretika
Antiangina
Antireumatik
Antihipertensi
Antiepilepsi
Aritmia Jantung
Antihistamin
Sedatif dan analgesik
periopertif
Sirkulasi darah
Antiinflamasi
Penurun kadar lipid
Antiemetikum
Antivertigo
Sistem saraf pusat
Saluran cerna
Antistroke
Antiplatelet
Sistem kardiovaskuler
Antifibrinolitik
Neutropenia
Gizi dan darah
Neuromuskuler
Infark miokard
Neuropati perifer
Lain-lain
Σ kasus (n=63)
53
45
19
2
10
10
7
26
16
8
2
Persentase (%)
84,1
71,4
30,2
3,2
15,9
15,9
11,1
41,3
25,4
12,7
3,2
1
1,6
9
15
13
10
1
7
21
5
3
1
3
1
10
1
1
5
1
14,3
23,8
20,6
15,9
1,6
11,1
33,3
7,9
4,8
1,6
4,8
1,6
15,9
1,6
1,6
7,9
1,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Golongan antidiabetes
Distribusi golongan obat yang diresepkan kepada pasien DM yang
menjalani rawat inap di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode JanuariDesember 2005 akan disajikan pada tabel VIII.
Tabel VIII. Distribusi Golongan Antidiabetes yang Diresepkan pada Kasus DM
Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode JanuariDesember 2005
No.
1
2
3
4
5
Golongan Obat
Sulfonilurea
Biguanid
Penghambat Glukosidase alfa
Insulin
Meglitinid
Σ Kasus (n=63)
22
30
5
28
3
Persentase (%)
34,9
47,6
7,9
44,4
4,8
Seperti yang disajikan pada tabel VIII, golongan obat antidiabetes yang
paling banyak diresepkan pada pasien DM yang menjalani rawat inap di rumah sakit
Panti rapih Yogyakarta periode 2005 adalah biguanid yaitu metformin. Dari sini
nampak bahwa kecenderungan pengobatan pasien DM rumah sakit Panti Rapih
mengalami pergeseran bila dibandingkan dengan hasil penelitian yang didapat dari
penelitian tahun 1998-2002 yang menyebutkan bahwa golongan obat antidiabetes
yang paling banyak digunakan adalah sulfonilurea.
C. Pemilihan dan Penggunaan Antidiabetes
1. Kombinasi golongan antidiabetes
Kombinasi golongan obat antidiabetes yang diresepkan pada pasien DM
rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta disajikan pada tabel IX.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel IX. Distribusi Penggunaan Golongan Antidiabetes yang Diresepkan pada
Kasus DM rawat inap Rumah Sakit panti Rapih Yogyakarta Periode
2005
No.
1
2
3
4
5
6
Golongan Obat
Insulin
Antidiabetes oral tunggal
Insulin + Sulfonilurea
Insulin + Non-sulfonilurea
Kombinasi antidiabetes oral
Tidak menggunakan
Antidiabetes
Total
Σ kasus
10
15
10
7
11
Persentase (%)
15,9
23,8
15,9
11,1
17,5
10
15,9
63
100,0
Seperti yang tersaji pada tabel IX, penggunaan antidiabetes oral secara
tunggal mempunyai persentase penggunaan paling besar. Pada Anonim (1997)
disebutkan bahwa penggunaan satu macam antidiabetes oral dimungkinkan pada
pasien yang kriteria pengendalian kadar glukosa dalam darahnya masih tergolong
baik dan diberikan dalam dosis rendah pemeliharaan sedangkan penggunaan lebih
dari satu macam antidiabetes oral dilakukan jika penggunaan satu macam
antidiabetika oral belum mencapai sasaran. Sementara itu penggunaan dua atau lebih
antidiabetes oral jenis yang sama dalam satu kali pakai tidak dibenarkan karena akan
meningkatkan resiko timbulnya hipoglikemia yang parah.
Dari pernyataan dan fakta yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa
sebagian besar pasien DM rawat inap RSPR periode Januari-Desember 2005 adalah
pasien DM yang kriteria pengendalian kadar glukosa dalam darahnya masih
tergolong baik karena penggunaan antidiabetes oral secara tunggal adalah yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
banyak digunakan dibandingkan penggunaan secara kombinasi baik dengan insulin
ataupun dengan antidiabetes oral lainnya.
2. Hasil terapi pasien DM
Pada tabel X akan disajikan hasil terapi pasien DM instalasi rawat inap
RSPR yogyakarta periode Januari-Desember 2005.
Keadaan
awal
Profil
pasien
Tabel X. Hasil Terapi Kasus DM Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
Kasus
Umur (thn)
Pria (%)
Wanita (%)
Komplikasi
Penyakit
Penyerta
KG Awal
Keadaan akhir
KG akhir
Rata-rata durasi
KG normal
(hari)
Durasi tinggal
(hari)
Kasus pasien
sembuh
A
10
55±13
60
40
1 s/d 2
B
15
56±14
66,7
33,3
0 s/d 1
C
10
67±15
20
80
0 s/d 1
D
7
52±23
37,5
62,5
0 s/d 1
E
11
57±16
54,5
45,5
0 s/d 2
F
10
69±14
45,5
54,5
0
0 s/d 1
0 s/d 2
1 s/d 2
0 s/d 2
0 s/d 2
1 s/d 3
281,6±
128,7
146,6±
26,9
275,1±
194,5
229,7±
124,2
468±
235,8
217,3±
71,4
484,9±
150,5
153±
4,24
242,4±
112,1
204,9±
206,5
245, ±3
131,5
5±4,2
2,2±1,6
5±4,3
3,8±2,2
6±1,4
2,5±1,4
12,3±7,1 7,4±3,7
12±4,8
10±4,2
7,3±2,9
6,4±3,1
9
8
11
7
10
Keterangan:
KG : kadar gula
A: Insulin
B: Anti Diabetes Oral Tunggal
C: Insulin + Sulfonilurea
D: Insulin + Non sulfonilurea
E: Kombinasi anti diabetes oral (ADO)
F: Tidak menggunakan antidiabetes
14
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
a. Terapi insulin
Pasien DM rawat inap dengan terapi insulin di Rumah Sakit Panti rapih
tercatat ada 10 kasus. Insulin yang diresepkan di instalasi rawat inap rumah sakit
Panti Rapih Yogyakarta untuk pasien DM periode Januari-Desember 2005
mencakup insulin reguler, mixtard, dan insulatard yang takaran unitnya
disesuaikan dengan keadaan kadar gula darah masing-masing pasien (tabel XI).
Insulin reguler (short-acting insulin) paling banyak digunakan karena mempunyai
durasi kerja yang singkat sehingga relatif aman untuk pasien yang sebagian besar
berusia lanjut.
Menurut standar pelayanan medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
tahun 1998 insulin ditambahkan jika kadar glukosa darah belum juga terkontrol
baik walau telah mendapat antidiabetes oral dosis maksimal, tetapi pada kasus
pasien dengan terapi insulin saja banyak kasus pasien DM tipe 2 yang langsung
diberikan terapi insulin tanpa pemberian terapi antidiabetes oral (ADO) terlebih
dahulu.
Tabel XI. Distribusi Sediaan Insulin yang Diresepkan Pada Pasien DM
dengan Terapi Insulin di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit panti
rapih yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
Sediaan Insulin
Reguler
Mixtard
Lantus (Glargine)
Mixtard + Insulatard
Total
Σ Kasus
6
2
1
1
10
Persen (%)
60
20
10
10
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Pasien yang keluar dalam keadaan membaik atau sembuh sebanyak 100%
kasus. Hal ini menandakan insulin mampu mempertahankan kadar gula darah
pasien sehingga pasien dapat pulang dengan keadaan yang membaik.
Durasi kadar gula mencapai normal pasien yang menggunakan terapi
dengan insulin masih relatif lama jika dibandingkan dengan pasien yang
menggunakan terapi lain.
Insulin biasanya diresepkan selain pada pasien DM tipe 1 juga kepada
pasien DM tipe 2 yang mengalami berbagai komplikasi karena pada keadaan
pasien dengan komplikasi kadang obat dengan jalur oral tidak dapat
dipergunakan. Hal ini bersangkutan dengan kerja hormon tubuh yang tidak
normal atau tidak dapat diperkirakan lagi (Unpredictable). Dari data hasil terapi
pasien DM yang menerima insulin paling banyak menderita komplikasi dibanding
pasien yang menerima terapi antidiabetes lain.
b. Terapi antidiabetes oral (ADO) tunggal
Pasien dengan terapi ADO tunggal tercatat ada 15 kasus, dan menurut
gambar 3 antidiabetes oral yang paling banyak dipilih adalah dari golongan
biguanid yaitu metformin. Antidiabetes oral tunggal lain yang digunakan adalah
sulfonilurea dan meglitinid.
Jumlah pasien yang pulang dalam keadaan sembuh adalah 14 dari 15 pasien.
Satu pasien pulang atas permintaan sendiri karena akan pindah rumah sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dari tabel XII rata-rata kadar gula darah darah mencapai normal terapi
dengan antidiabetes oral tunggal tercatat paling pandek dibandingkan dengan
terapi lainnya. Dari hal itu dapat ditarik kesimpulan terapi dengan menggunakan
antidiabetes oral tunggal paling cepat dalam mengkontrol kadar gula darah pasien
dibandingkan terapi dengan menggunakan kombinasi antidiabetik ataupun dengan
insulin.
Rata-rata kadar gula akhir pasien saat keluar rumah sakit adalah
229,7±124,2, masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan stadar normal dari
American Diabetes Association (ADA) tahun 2005 yaitu 200 mg/dl (11,1
mmol/L). Hal ini dapat disebabkan sulitnya mengontrol kadar gula darah pasien
yang terhitung usia lanjut yang mengalami penurunan metabolisme.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
sulfonilurea
biguanid
meglitinid
Gambar 3. Distribusi Peresepan Antidiabetes Oral tunggal pada Pasien DM
Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode JanuariDesember 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pada gambar 3 nampak bahwa antidiabetes oral yang paling banyak
digunakan atau diresepkan secara tunggal adalah dari golongan biguanid yaitu
metformin. Hal ini sangat berbeda dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
menyebutkan bahwa sulfonilurea lebih banyak dipilih dibandingkan antidiabetes oral
lainnya.
Metformin digunakan untuk mengontrol kadar gula darah pasien DM obese
karena tidak berpotensi meningkatkan berat badan seperti sulonilurea. Peningkatan
penggunaan metformin dapat pula disebabkan karena terjadinya peningkatan jumlah
pasien yang mengalami kegemukan. Dari 6 pasien dengan terapi metformin yang
mempunyai data berat badan/ tinggi badan lengkap, 4 diantaranya memiliki berat
badan diatas normal.
c. Terapi insulin kombinasi dengan sulfonilurea
Tercatat 9 dari 10 kasus pasien pulang dalam keadaan sembuh ataupun
membaik. satu pasien tercatat pulang atas permintaan sendiri (APS).
Nilai rata-rata durasi kadar gula darah pasien mencapai normal hampir sama
dengan nilai rata-rata durasi kadar gula darah mencapai normal pasien dengan
terapi insulin. hal ini mungkin disebabkan karena kedua golongan terapi
menggunakan insulin.
Selisih rata-rata kadar gula awal dan akhir pasien adalah 312,5 mg/dl,
cukup besar jika dibandingkan selisih kadar gula awal dan akhir pasien yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menggunakan terapi lain, berarti kemampuan terapi kombinasi insulin dengan
sulfonilurea dalam menurunkan kadar gula darah pasien cukup besar .
Terdapat 2 orang pasien yang menerima kombinasi sulfonilurea, metformin,
dan insulin. Kedua pasien tersebut termasuk pasien dengan usia lanjut yang telah
mengalami penurunan metabolisme dan fungsi organ sehingga pemberian 3
antidiabetes akan memperberat kerja organ dalam memetabolisme obat tersebut.
Hal tersebut dapat digolongkan sebagai kasus DRP adverse drug reaction karena
adanya kemungkinan peningkatan risiko kerusakan organ pada pasien usia lanjut.
d. Terapi insulin kombinasi dengan ADO non-sufonilurea
Jumlah pasien yang menerima terapi kombinasi insulin dengan sulfonilurea
paling sedikit dibandingkan pasien dengan terapi lainnya. Obat non sulfonilurea
yang digunakan diantaranya dari golongan biguanid yaitu metformin, dan
meglitinid. Metformin tercatat yang paling banyak dikombinasikan dengan
insulin (tabel XII).
Pasien yang menerima terapi kombinasi insulin dan non sulfonilurea tercatat
ada 8 kasus dan semua pasien pulang dalam keadaan sembuh atau membaik.
Rata-rata selisih kadar gula awal dan akhir pasien yang menerima terapi
dengan insulin kombinasi dengan sulfonilurea adalah yang paling besar
dibandingkan dengan pasien yang menerima terapi lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel XII. Distribusi Penggunaan Insulin Kombinasi ADO Non-Sulfonilurea
Pada Pasien DM Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta
Periode Januari-Desember 2005
Kombinasi obat
Insulin + biguanid
Insulin + Meglitinid
Total
Σ Kasus
6
1
7
Persentase (%)
87,5
12,5
100
e. Kombinasi antidiabetes oral (ADO)
Penggunaan terapi kombinasi antidiabetes oral tecatat sebanyak 11 kasus
dan seluruh pasien pulang dengan keadaan membaik atau sembuh.
Kombinasi antidiabetes oral (ADO) yang digunakan anatara lain: biguanid
dan penghambat glukosidase-α; sulfonilurea dengan biguanid; dan sulfonilurea
dengan penghambat glukosidase-α. Terapi kombinasi yang paling banyak
digunakan adalah sulfonilurea dengan biguanid. Menurut Waspadji (1996)
pemberian kombinasi biguanid dan sulfonilurea merupakan kombinasi yang
rasional karena cara kerja yang berbeda dan saling aditif.
Ditemukan 2 kasus yang menggunakan kombinasi 3 antidiabetes yaitu
sulfonilurea, biguanid dan penghambat glukosidase-α. Kedua pasien yang
menerima terapi kombinasi tersebut telah menerima kombinasi 3 golongan
antidiabetes sekaligus dan penggunaannya dalam waktu yang bersamaan.
Penggunaan 3 antidiabetes sekaligus kurang efektif karena sebelum dilakukan
kombinasi 3 antidiabetes, pasien tercatat telah mencapai kadar gula normal.
Selain itu penggunaan 3 antidiabetes dapat memperbesar risiko hipoglikemi. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
tersebut dapat digolongan kasus DRP adverse drug reaction karena adanya
kemungkinan peningkatan risiko terjadinya hipoglikemi.
Rata-rata kadar gula akhir pasien tidak dapat dihitung karena data kadar
gula akhir pasien pada kartu rekam medik tidak lengkap. Rata-rata durasi pasien
tinggal tercatat paling pendek dibanding kasus yang menggunakan terapi lain.
Tabel XIII. Distribusi Penggunaan Kombinasi ADO pada Pasien DM Rawat
Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode JanuariDesember 2005
Kombinasi Obat
biguanid + sulfonilurea
penghambat glukosidase-α +
sulfonilurea
biguanid + penghambat
glukosidase-α
Sulfonilurea + biguanid +
penghambat glukosidase-α
Total
Σ Kasus
6
Persentase (%)
54,5
1
9,1
2
18,2
2
11
18,2
100
f. Tidak menggunakan antidiabetes
Tercatat ada 11 kasus pasien yang tidak menggunakan terapi antidiabetes
sama sekali walaupun telah didiagnosis menderita DM. Dari 11 kasus tercatat
hanya 7 pasien pulang dalam keadaan mambaik atau sembuh. Satu pasien tercatat
meninggal, dan 2 lainnya pulang APS.
Rata-rata kadar gula akhir pasien tercatat lebih tinggi daripada kadar gula
awal. hal tersebut menunjukkan belum tercapainya tujuan terapi terhadap pasien
DM yaitu pengontrolan kadar gula darah. Rata-rata durasi tinggal pasien adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
yang
paling pendek dibanding pasien dengan terapi lain karena beberapa
diantaranya tercatat meninggal dan pulang APS sebelum diinyatakan sembuh oleh
dokter.
Pasien tanpa terapi antidiabetes termasuk dalam salah satu kasus DRP butuh
terapi obat tambahan karena adanya gejala DM tidak mendapat penanganan yang
seharusnya. Hal tersebut tentu saja dapat memperparah DM dan berpotensi
meningkatkan risiko kematian pasien.
Dari pengamatan terhadap hasil terapi dengan menggunakan sampel yang
terbatas dapat disimpulkan bahwa terapi dengan menggunakan kombinasi insulin
dengan non-sulfonilurea adalah jenis terapi yang paling baik karena paling
mampu menurukan kadar gula darah pasien menjadi mendekati normal. Telah
diketahui sebelumnya tujuan terapi terhadap pasien DM yang paling utama adalah
menurunkan kadar gula pasien menjadi mendekati normal karena hal tersebut
mampu memperlambat dam mengurangi resiko tejadinya komplikasi.
D. Kecenderungan dan Kerasionalan Pemilihan Antidiabetes
Penelitian-penelitian sebelumya menyebutkan bahwa antidiabetes yang
paling banyak digunakan dalam terapi pasien diabetes mellitus adalah sulfonilurea.
Diantaranya Ule (2000) menyatakan bahwa antidiabetika oral yang digunakan untuk
terapi pasien DM di instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih pada tahun 1997
terdiri dari 6 jenis yaitu golongan sulfonilurea meliputi glibenklamida, glikuidon,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
glikazida, klorpropamida, golongan biguanida digunakan metformin dan golongan
glukosidase inhibitor digunakan akarbosa. Glibenklamid paling banyak digunakan
diikuti akarbosa dan metformin.
Nadeak (2000) dalam skripsinya yang berjudul “Pola Penggunaan
Antidiabetika Oral bagi Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan di Rumah sakit
Bethesda Yogyakarta (Periode Januari-Desember 1998)” juga menyebutkan bahwa
jenis antidiabetes oral yang paling banyak digunakan adalah sulfonilurea sedangkan
yang paling sedikit digunakan adalah insulin.
Sumiyem (2003) dalam skripsinya yang berjudul “Pola Peresepan ObatObat Hipoglikemik Oral untuk Penderita Diabetes Mellitus Usia Lanjut di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit St. Antonio Sumatra Selatan Periode Tahun 2002”
menyebutkan bahwa sulfonilurea merupakan antidiabetes oral yang paling banyak
diresepkan pada pasien DM terutama glikazid.
Suryawanti (2004) dalam skripsinya yang berjudul “Pola Peresepan Obat
Hipoglikemi dan Studi Literatur Obat Pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap di
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari-Maret 2002” juga menyebutkan
golongan obat hipoglikemi yang paling banyak digunakan adalah sulfonilurea, diikuti
oleh golongan biguanid, kemudian golongan glinid dan penghambat α-glukosidase,
dan yang paling sedikit digunakan adalah insulin.
Utomo (2005) dalam skripsinya yang berjudul “Gambaran Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus pada Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Periode Juli-Desember 2003” menyebutkan bahwa golongan sulfonilurea paling
banyak dipakai terutama glibenklamid.
Sebagai bahan perbandingan maka pada tabel XIV akan disajikan 9 hasil
penelitian peresepan antidiabetes terhadap pasien DM di berbagai rumah sakit dari
tahun 1997 sampai dengan tahun 2003 kemudian dibandingkan dengan hasil
penelitian penulis.
Dari tabel XIV dapat diketahui bahwa pada penelitian-penelitian
sebelumnya sulfonilurea cenderung selalu menjadi pilihan dalam pemberian terapi
terhadap pasien DM dibandingkan obat antidiabetika oral lainnya. Dapat dilihat juga
bahwa dari tahun ke tahun penggunaan antidiabetes semakin mengalami
perkembangan. Tahun 1997 antidiabetes yang digunakan hanya meliputi golongan
sulfonilurea, biguanid, dan penghambat α-glukosidase namun pada tahun 2002
sampai 2003 mulai digunakan meglitinid dan thiazolidin.
Dari tabel VIII, XII, XIII dan gambar 3 dapat diketahui bahwa golongan
biguanid yaitu metformin mempunyai persentase paling besar sebagai obat pilihan
pada terapi pasien DM baik yang diresepkan dan digunakan secara tunggal maupun
secara kombinasi dengan antidiabetes lain. Hal tersebut berarti kecenderungan (trend)
pemilihan dan penggunaan antidiabetes yang menurut penelitian-penelitian
sebelumnya berpusat pada sulfonilurea telah mengalami pergeseran dan menjadi
berpusat pada biguanid. Namun begitu mulai dari tahun 1997 sampai dengan 2005
sulfonilurea tetap relatif tinggi penggunaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel XIV. Perbandingan Beberapa Hasil Penelitian Peresepan Antidiabetes
Oral Terhadap Pasien DM.
Golongan Obat
1
54,9
21,9
2
84,3
15,7
Sulfonilurea
Biguanid
Penghambat α23,2
Glukosidase
Meglitinid
Thiazolidin
Keterangan:
1 : Januari-Juni 1997 (Ule, 2000)
2 : Januari-Desember 1998 (Nadeak,2000)
3 : Agustus-Desember 1998 (Damayanti,2000)
4 : Tahun 2001-2002 (Triastuti, 2004)
5 : Januari-Maret 2002 (Suryawanti, 2004)
6 : Nobember-Desember 2002 (Wijoyo,2004)
7 : Tahun 2002 (Sumiyem,2003)
8 : Juli-Desember 2003 (Utomo,2005)
9 : Januari-Desember 2005
Persentase (%)
4
5
6
42,1 78,6 80,5
42,1 14,3 54,1
7
65,8
18,0
8
43,7
40,8
9
41,3
46,5
-
15,7
3,6
6,9
10,8
-
8,6
-
-
3,6
-
42,5
-
5,4
-
9,9
5,6
5,2
-
3
70,5
29,4
Pergeseran trend terapi dari sulfonilurea menjadi metformin dapat
disebabkan karena adanya pertimbangan terhadap kemungkinan terjadinya toleransi
akibat perangsangan insulin yang terus menerus oleh sulfonilurea, sehingga terapi
terhadap pasien pasien DM mulai diarahkan pada biguanid yang mekanismenya
adalah menurunkan produksi glukosa. Pergeseran juga dapat terjadi karena adanya
perubahan profil pasien misalnya terjadi peningkatan jumlah pasien DM yang
mengalami kegemukan (obesitas) sehingga penggunaan metformin sebagai
antidiabetes untuk pasien DM obese juga meningkat. Selain itu golongan biguanid
memiliki beberapa kelebihan antara lain mampu mereduksi gula darah puasa hingga
60-80% sementara sulfonilurea hanya mampu mereduksi gula darah puasa sampai
70%. Metformin mampu mengurangi kadar gula puasa ketika kadarnya dalam darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sangat tinggi yaitu >30 mg/dL sedangkan kemampuan sulfonilurea untuk
menstimulasi pelepasan insulin dari sel β pada kadar gula yang sangat tinggi
kadangkala justru menyebabkan terjadinya keracunan glukosa (glucose toxicity).
Metformin juga mempunyai efek positif terhadap beberapa komponen
sindrom resistensi insulin diantaranya: metformin mampu mengurangi kadar
trigliserida plasma dan kadar low density lipoprotein cholesterol (LDL-C) sampai
kira-kira 8% sampai 15%, juga meningkatkan high desity lipoprotein cholesterol
(HDL-C) sampai 2 %. Selain itu, metformin juga mampu mengurangi resiko
komplikasi makrovaskular pada pasien obesitas, secara signifikan mampu mereduksi
semua penyebab kematian dan resiko stroke jika dibandingkan dengan sulfonilurea
dan insulin (Triplitt et al. 2005). Alasan-alasan tersebut menjadikan pergeseran
kecenderungan terapi dari sulfonilurea ke metformin menjadi cukup masuk akal
Pemusatan kecenderungan terapi antidiabetes pada metformin sangat sesuai
dengan perkembangan pengobatan diabetes menurut Triplitt et al. (2005) yang
menyebutkan bahwa pasien dengan obesitas (>120% Berat badan Ideal) tanpa
kontraindikasi dapat memulai terapi dengan menggunakan metformin, sedangkan
pasien dengan berat badan mendekati normal dapat menggunakan terapi insulin.
Dikatakan juga bahwa dengan pertimbangan ekonomi dan efikasi maka metformin
dan insulin cenderung menjadi pilihan primer dan sekunder dalam terapi pasien
diabetes mellitus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
E. Rangkuman Pembahasan
Dari penelitian terhadap profil pasien DM RSPR periode Januari-Desember
2005 diketahui bahwa jumlah pasien laki-laki sebanding dengan jumlah pasien
perempuan sehingga faktor jenis kelamin dapat dikatakan bukan merupakan faktor
resiko terjadinya DM. Pasien DM tercatat paling banyak berumur diatas 60 tahun
karena terjadinya penurunan fungsi organ pada usia lanjut.
Kasus DM tipe 2 lebih banyak dijumpai daripada DM tipe 1. Kasus DM tipe
2 paling sering ditimbulkan oleh kegemukan pada penderita. Kegemukan yang terjadi
menyebabkan sel β pulau langerhans yang memproduksi insulin menjadi kurang peka
terhadap rangsang yang berupa kenaikan kadar glukosa dalam darah.
Jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh pasien adalah DM dengan
penyakit penyerta. Infeksi merupakan penyakit penyerta paling umum yang diderita
oleh pasien. Diantaranya adalah DM dengan infeksi virus, gastro enteritis (GE)
amoeba, urinary track infection (UTI), dan infeksi pada clavus. Sedangkan
komplikasi yang paling banyak terjadi adalah ulkus. Ulkus yang terjadi disebabkan
karena berkurangnya aliran darah yang menuju ke bagian bawah tubuh sehingga
resiko terjadinya kerusakan jaringan akibat infeksi juga meningkat.
Kelas terapi antidiabetes paling banyak diresepkan kepada pasien hal ini
jelas karena semua pasien terdiagnosis menderita diabetes. Penggunaan antidiabetes
oral secara tunggal mempunyai persentase penggunaan paling besar. dari fakta
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien DM rawat inap RSPR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
periode Januari-Desember 2005 adalah pasien DM yang kriteria pengendalian kadar
glukosa dalam darahnya masih tergolong baik karena penggunaan antidiabetes oral
secara tunggal adalah yang paling banyak digunakan dibandingkan penggunaan
secara kombinasi baik dengan insulin ataupun dengan antidiabetes oral lainnya.
Dari tabel penelitian hasil terapi pasien dengan jumlah sampel yang terbatas
dapat disimpulkan bahwa jenis terapi yang paling baik adalah bahwa terapi dengan
menggunakan insulin kombinasi dengan non sulfonilurea adalah jenis terapi yang
paling baik karena paling mampu menurukan kadar gula darah pasien menjadi
mendekati normal sehingga secara tidak langsung mampu memperlambat dan
mengurangi terjadinya risiko komplikasi. DRP yang terjadi selama terapi meliputi
adverse drug reaction (ADR) sebanyak 4 kasus dan butuh terapi obat tambahan
sebanyak 11 kasus.
Golongan obat antidiabetes yang paling banyak diresepkan pada pasien DM
RSPR periode Januari-Desember 2005 baik secara kombinasi maupun tunggal adalah
biguanid yaitu metformin. Hasil ini berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya
yang menyebutkan bahwa sulfonilurea yang paling banyak digunakan sebagai terapi
pada pasien DM pada tahun 1997 sampai dengan 2003. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi pergeseran trend terapi dari sulfonilurea menjadi biguanid yaitu metformin.
Pergeseran trend terapi dari sulfonilurea menjadi metformin dapat
disebabkan karena adanya pertimbangan terhadap kemungkinan terjadinya toleransi
akibat perangsangan insulin yang terus-menerus oleh sulfonilurea, sehingga terapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
terhadap pasien pasien DM mulai diarahkan pada biguanid yang mekanismenya
adalah menurunkan produksi glukosa. Hal lainnya adalah
adanya peningkatan
jumlah pasien yang mengalami obesitas sehingga biguanid yang tidak berpotensi
meningkatkan berat badan mulai banyak digunakan terutama sebagai pilihan terapi
terhadap pasien DM obese.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Profil pasien diabetes mellitus di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari-Desember 2005 adalah sebagai berikut ini.
a. Pasien perempuan lebih banyak yaitu 32 kasus (51 %)
b. Pasien terbanyak pada kelompok umur lebih dari 60 tahun yaitu 29 kasus
(46,1 %)
c. Tipe diabetes mellitus (DM) yang paling banyak diderita adalah DM tipe 2
yaitu 62 kasus ( 98,4 % )
d. Jenis kasus penyakit DM yang paling banyak terjadi adalah DM dengan
penyakit penyerta sebanyak 29 kasus ( 46 % )
e. Penyakit komplikasi yang paling banyak terjadi adalah DM dengan ulkus
sebanyak 11 kasus ( 17,5%)
f. Penyakit penyerta yang paling banyak terjadi adalah kasus infeksi sebanyak 6
kasus (9,5% )
2. Profil peresepan pasien DM di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari-Desember 2005 adalah sebagai berikut ini.
a. Kelas terapi antidiabetes paling banyak diresepkan yaitu 53 kasus ( 84,1 % )
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
b. Golongan antidiabetes yang paling banyak diresepkan adalah biguanid yaitu
metformin sebanyak 30 kasus ( 47,6 % )
c. Antidiabetes paling banyak digunakan secara tunggal sebanyak 15 kasus
(23,8%)
3. Dari hasil terapi pasien DM RSPR periode Januari-Desember 2005 penggunaan
kombinasi insulin dengan sulfonilurea memberikan hasil penurunan kadar gula
darah yang paling baik. DRP yang terjadi selama terapi meliputi adverse drug
reaction (ADR) 4 kasus (6,3%) dan butuh terapi obat tambahan sebanyak 11
kasus (17,5%).
4. Terjadi pergeseran kecenderungan terapi dari golongan sulfonilurea ke golongan
biguanid pada periode Januari-Desember 2005
B. Saran
Dari hasil penelitian disarankan :
1. Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah trend terapi terhadap
pasien DM memang telah bergeser menjadi metformin ataukah pergeseran
tersebut hanya terjadi pada periode Januari-Desember 2005 saja.
2. Dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis terapi antidiabetes baik yang
diberikan secara tunggal maupun yang diberikan secara kombinasi yang
memberikan hasil terapi paling baik terhadap pasien DM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, H., karyomanggolo, W.T., Musa, D.A., Boediarso, A., dan Ismet, N.O., 1995,
Desain Penelitian: Pandangan Umum dalam Sastroasmoro, S., dan Ismael, S.,
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta. 52-56
Anonim, 1998(a), Standar Pelayanan Medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta,
Laporan Intern, Tidak Dipublikasikan.
Anonim, 1998(b), Visi,Misi, dan Tujuan Rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta,
Laporan Intern, Tidak Dipublikasikan.
Anonim, 2000(a), Diabetes Care, Clinical Diabetes vol.18 no.3 summer. Available
from URL: http//care.diabetesjournal.org/cgi/content/full/suppl-1/515.Diakses
pada 31 agustus 2005
Anonim, 2000(b), Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, Departemen
Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta
Anonim, 2002, Informasi Spesialite Obat Indonesia, Ikatan Sarjana Farmasi
Indonesia, Jakarta. 14-22, 38-94, 199-254, 263-269, 319-338.
Anonim, 2004, Oral Medication for type 2 Diabetes, NIH publication. Available
fromURL:http//www.dlife.com/dLife/type2/treatment/_oral_medication/?adId
=9383. Diakses pada 21 September 2005.
Anonim, 2005(a), Standards of Medical Care in Diabetes, Diabetes care, ADA,
Vol.28 Suppl 1. 4-36
Anonim, 2005(b), Type 2 Diabetes Mellitus Case Study for University of Utah
School of Medicine first year curriculum, Available from URL:
http://casestudies.med.utah.edu/med1/diabetes2.html. Diakses pada 5 Oktober
2006.
Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Marley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care practice,
McGraw-Hill, New York. 75-83
Damayanti, D., 2000, Gambaran Penggunaan Obat pada Penderita Diabetes Mellitus
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode
Agustus_desember 1998, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Donatus, I.A., 2002, Buku Panduan Skripsi, Edisi III, Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta
Handoko, T. dan Suharto, B., 1995, Insulin, Glukagon, dan Antidiabetka Oral dalam
Ganiswama, S.G.,Setiabudy, R., Suyatna, D.F., Purwantyastuti, dan Nafrialdi
(Editor) Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Percetakan Gaya Baru, Jakarta.
467-481
Harris, N.D., and Greene, R.J., 2000, Pathology and Therapeutics for Pharmacist,
Second Edition, Pharmaceutical Press, London. 554-559
Johnson, M., 1998, Diabetes, Terapi, dan Pencegahannya, Penerbit Indonesia
Publishing house, IKAPI, Bandung. 49-53
Nadeak, I., 2000, Pola Penggunaan antidiabetika Oral bagi Pasien Diabetes Mellitus
Rawat jalan di rumah sakit Bethesda Yogyakarta (periode januari-Desember
1998), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
Pratiknya, 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan,
Edisi I, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., and Moore,P.K., 2003, Pharmacology, 5th
Edition, Churchill Livingstone, London
Ritter, J.M., Lewis, L.D., and Mant, T.G.K., 1999, A Textbook of Clinical
Pharmacology, 4th Edition, Arnold Publisher, London
Sumiyem, 2003, Pola Peresepan Obat hipoglikemik Oral untuk penderita Diabetes
mellitus Usia lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah sakit St. Antonio Baturaja,
Sumatera Selatan Periode 2002, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata
Dharma, Yogyakarta.
Suryawanti, M.R., 2004, Pola Peresepan Obat Hipoglikemi dan Studi Literatur
Interaksi Obat pada Pasien Diabetes mellitus rawat Inap Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta Periode Januari-Maret 2002, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
Tjokroprawiro,A., 1999, Diabetes mellitus, klasifikasi, Diagnosis, dan Terapi, Edisi
III, Penerbit gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 30-46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Triastuti, F.E., 2004, Gambaran peresepan Obat pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta periode 20012002, Skripsi, fakultas Farmasi universitas sanata Dharma, Yogyakarta. 13-20
Triplitt, C.L.,Reasner, C.A., dan Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, in DiPiro,J.T,
Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey,L.M., (Eds.),
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth edition, The
McGraw-Hills Companies, Inc. New York. 1333-1352
Ule, Y., 2000, Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral untuk Penderita Diabetes
Mellitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode Januari-Juni 1997, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas
sanata Dharma, Yogyakarta. 14-16
Utomo, H., 2005, Gambaran Penatalaksanaan Diabetes Mellitus pada Pasien Rawat
Inap Rumah Sakit panti Rapih Yogyakarta Periode Juli-Desember 2003,
Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
Waspadji, S., 1996, Pengelolaan Farmakologi Diabetes mellitus yang Rasional dan
Gambaran Klinis Diabetes mellitus dalam Noer, S., (Ed), Buku Ajar Ilmu
Penyakit dalam, Edisi III, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta. 588,648-654
Wijoyo, F.H., 2004, Kajian Pemilihan Obat Hipoglikemik Oral pada Terapi Pasien
Diabetes mellitus Tipe 2 Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti rapih
Yogyakarta Periode November-Desember 2002, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
Yulianto, W.A.,2003, Kiat Mencegah Kepikunan Demensia Alzeimer, Sinar Harapan,
URL: http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/0822/kes2.html.
Diakses pada 1 November 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data Rekam Medik Pasien Diabetes Mellitus
Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih yogyakarta
Periode Januari-Desember 2005
No. RM
Data Diri
Tgl
Diagnosa
1
20918
Kadar Gula Darah
Keluhan
Rawat
Msk
Klr
Ttg
Trndh
0'37241
Hasil
Pberian
Lab
03/9/2005
DM,
Panas, mual
178cm,
s/d
penyakit
sesak, perut
90 kg,
08/9/2005
penyerta ;
sakit, bintik
Primperan 2x1 amp
4 s/d 6
TD : 130/80
membaik
infeksi
merah, ulu
Analsik 1 tablet
4 s/d 5
virus
hati sakit
Glukotika 2x1 tb
4 s/d 8
glucobay 3x5 mg
4 s/d 5
Rysen 1x1
4 s/d 7
sejak 1987
2
Tgl
pberian
Jl. 45,
Riwayat dm
138
Obat Cara
YT, 41, klas
25/4/2004
DM, kom-
Kaki
bengkak,
GN:
GN:
298
217
3, 158 cm,
s/d
plikasi
tidak bisa
60 kg, DM
16/5/2005
abces
jalan
sejak 2000
membaik
297
170
Plantacid 10 ml
3
k/p Sanmol 1 tb
3
Zilorik 300 1x1
5 s/d 7
Celebrex 100mg 2x1
6 s/d 78
Inf. Asering
3 s/d 5
Neurotin 300 2x1
25 s/d 16
25/4/2005
Myonal 3x1
Methicobal 1 amp
2x/mgg
25 s/d 16
kolest :
12 s/d 12
190
Insulin RI 3x7u
25 s/d 26
Trigliser :
Celebrex 200 1x1
25 s/d 13
142
u
27 s/d 28
LDL :
Insulin 3x12u
28 s/d 29
118
ATP 3x1
30 s/d 16
HDL :
Insulin 3x15u
Ciprofloxacin 500
2x1
30 s/d 4
52
2 s/d 16
Ceftriaxon 2x1 gr
2 s/d 11
Insulin 3x10
Insulin RI 3x20
u
Glucovance 2,51-0-0
Martos
NaCl standby
5 s/d 12
13 s/d 16
25
27 s/d 11
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. RM
3
0'5625
RH, 59, DM
sejak 1986,
operasi
pengangkatan
benjolan di
payudara
Riwayat DM
dari ayah
31/3/2005
s/d
09/4/2005
membaik
DM,
penyakit
penyerta :
kanker
payudara
0'5625
RH, 59, DM
21/3/2005
DM,
penyakit
sejak 1986,
chemo 1x
s/d
29/3/2005
membaik
penyerta :
kanker
payudara
RH, 59, DM
sejak 1986,
operasi
pengangkatan
benjolan di
payudara
Riwayat DM
dari ayah
3/2/2005
s/d
13/2/2005
membaik
DM,
penyakit
penyerta :
kanker
payudara
0'5625
Data Diri
Tgl
Rawat
No
Diagnosa
Keluhan
Msk
Kadar Gula Darah
Klr
Ttg
Trndh
Obat Cara
pberian
Tgl
Pberian
Hasil
Lab
Lemas
138
N:
79
478
139
Sulferazon 2x1 gr
Kalnex 3x1 amp
Toradol 2x3 mg
Velosef 2x500
Mefinal 3x500
Kalnex 3x500
Daonil 1-0, 5-0
glucophage 3x1
Glucobay 3x50 mg
Narfoz 4 mg
Velosef 2x200
Martos
4 s/d 6
4 s/d 6
5
6 s/d 10
6 s/d 9
6 s/d 13
5 s/d 13
5 s/d 13
10 s/d 13
10
10 s/d 12
4 s/d 6
31/3/2005
Ureum
24
kreatinin
0.7
Tidak ada
Makan
mual,
sore lemas,
keringat
dingin
111
375
375
72
Tarivid
22 s/d 29
21/3/2005
2x400 mg
k/p Sanmol 2x1
Neupogen 1 amp
Glucatrol 5mg 1x1
Alinamin F 3x1
Cursil 3x1 tb
Glucatrol 10 mg 1x1
D 5%
22
22
26 s/d 27
26 s/d 29
27 s/d 29
28 s/d 29
21 s/d 22
Ureum :
20
kreatinin :
0.8
kolest :
159
Trigliserid
108
Lemas
138
Sulferazon 2x1 gr
Kalnex 3x1 amp
Toradol 2x30 mg
Velosef 2x500
Mefinal 3x500
Kalnex 3x500
Daonil 1-0, 5-0
Glucophage 3x1
Glucobay 3x50 mg
Narfoz 4 mg
Velosef 2x200
Martos
4 s/d 6
4 s/d 6
5
6 s/d 10
6 s/d 9
6 s/d 13
5 s/d 13
5 s/d 13
10 s/d 13
10
10 s/d 12
4 s/d 6
3/2/2005
Ureum
24
kreatinin
0.7
N:
79
478
139
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
Data Diri
Tgl
Diagnosa
4
0'68227
PH, 56
Kelas : UTM
Riwayat :
Ayah : DM,
17/10/2005
s/d
25/10/2005
Kadar Gula Darah
Keluhan
Rawat
Msk
Klr
Ttg
Trndh
212
173
212
173
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
DM,
Mual dan
Triatec 100 mg 1x1 tb
17 s/d 24
17/10/2005
komplikasi
muntah,
Aprovel 300 mg
17 s/d 25
Kreatinin:
neuropati
pusing
1x1 tb
17 s/d 25
4,96
membaik
Lasix 1-0-0
17
hipertensi.
Primperan 1amp
17
Ibu :
Lantus 24u
Hipertensi.
k/p Mefinal 500
Riwayat :
Trileptal 1x300mg
17 s/d 21
stroke dan DM
Unolium 5mg 2x1 tb
17 s/d 25
sejak 1991
17
17 s/d 24
Exelon 3mg 2x1 cap
17 s/d 25
Semox 4x2 tts
18 s/d 20
Lantus 20u
20 s/d 23
Renxamin inf.
20 s/d 23
Lantus 20
u
Lantus 16u
k/p narfos 4mg
19, 22
23
24
Lantos 14u
17s/d 25
Aspar-K 2x1
17 s/d 25
Cyproxin 2x500
5
505231
SM, 65
riwayat DM
27/12/2005
s/d
dari ibu.
30/12/2005
Riwayat DM
membaik
DM
BAB
lembek,
pusing,
lemas
429
312
429
312
NaCl standy
17 s/d 21
Amaryl 1x1 mg
27 s/d 28
27/12/2005
Arcalion 1x1
27s/d 30
Ureum :
Amary 2mg 1x1
29 s/d 30
39
Diabex 5002x1
29 s/d 30
Creatinin :
Prexum 1x1
30
NaCl standy
27 s/d 29
1.3
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
Data Diri
Tgl
Diagnosa
Rawat
6
0'77164
NJ, 74, klas : 2
Riwayat
11/11/2005
s/d
151251
Kaki dan
kasi : PAD
tangan kiri
lemas
22/11/2005
penyakit
hipertensi
membaik
penyerta :
"+"1 th
7
DM, kompli-
jantung, DM,
SS, 68, Kls : 2
Riwayat
stroke th 2000
8/3/2005
s/d
Kadar Gula Darah
Keluhan
Msk
Klr
Ttg
Trndh
292
159
292
159
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
Triatec 2,5 0-0-1
12 s/d 20
11/11/2005
Insulin RI 3x6u
12 s/d 15
Ureum :
Ezetrol 1x1
12 s/d 22
58
Ciproxin 2x500mg
12 s/d 22
kreatinin :
Obs.
Lipira 0.0.1
12 s/d 21
1.2
Monoparese
Ascardia 1x160mg
13 s/d 22
kolest :
kaki
Trental 1x400mg
13 s/d 22
sinistra
Insulin RI 3x8u
78
67
Insulin 3x10u
16 s/d 22
Daonil 0,5.0.0
20 s/d 22
Unalium 5mg 1x1
20 s/d 22
Triatec 5mg 0.0.1
20 s/d 21
Asering inf.
11 s/d 19
Kaki dan
Nicolin 2x250 mg
8 s/d 13
9/3/2005
tangan kiri
Plavi X 1x1 tb
8 s/d 16
GD 2jPP :
lemas
Hyderginfas 1x1
Lipantyl 2000M
0.0.1
8 s/d 16
51
8 s/d 15
Xyloric 2x100 mg
9 s/d 16
Exelon 3mg 2x1 cap
10 s/d 16
Diabex 2x0,5
13 s/d 16
Vometa 3x1
15 s/d 16
Martos standby
505231
SM, P, 65,
Riwayat DM
dari ibu
27/12/2005
s/d
266
kasi : stroke
membaik
8
267
Trigliser
DM, Kompli-
16/3/2005
78
16
DM
3 hari
429
BS
BAB lembek,
PP
30/12/2005
pusing,
288
membaik
lemas
429
312
8
RD standby
9 s/d 10
Amaryl 1x1mg p.o
27 s/d 28
27/12/2005
Arcalion 1x1 p.o
27 s/d 30
Ureum:39
Amaryl 1x2mg p.o
29 s/d 30
Kreatinin:1,3
Diabex 2x500 p.o
29 s/d 30
Trigliser:495
Prexum 1x1 p.o
Infus NaCl
30
LDL: 138
27 s/d 29
HDL: 54
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
8
255790
9
255790
Tgl
Rawat
Diagnosa
SW, 70,
12/9/2005
DM, penyakit
Kaki kanan
kls : 2B, DM
3 tn yll,
150 cm, 40 kg
s/d
1/10/2005
membaik
penyerta :
Fr, Cruris
dx, caput
humeri
sakit, pusing
mual, badan
sakit, pusing
Data Diri
SW, P 70
kls : 2B, DM
3 tn yll,
150 cm, 40kg
11/3/2005
s/d
20/3/2005
APS
DM
Keluhan
"+"4 hr
gemetar
kepala
berputar
lemas,
perut tidak
enak
Msk
830
702
Kadar Gula Darah
Klr
Ttg
Trndh
214
BS
GN :
210
830
702
149
169
Obat Cara
pberian
Tgl
Pberian
Hasil
Lab
Ceftriaxon 1x1 gr inj
12 s/d 15
Insulin RI 12u inj
Pronalges 3x100mg p.o
Insulin 10u 1x1 inj
Cedocard 2x5mg p.o
RI 3x12u inj
Analsik 3x12u p.o
RI 4u 1x1 inj
Ceftriaxon 2x1 gr inj.
Dolana 3x10+NaCl 10ml
inj.
Narfos 1x4mg i.v
Ossosal 1x800mg p.o
Bone One 1x1 p.o
Primperan 2x1 amp inj.
Glucatrol 10mg 1.1.0 p.o
Vometa 3x1 p.o
Glucovance 2,5 3x1 p.o
Esilgan 1mg 0.0.1 p.o
Ciprofloxacin 2x500 p.o
Plantacid 1x1 inj.
Novalgin 3x0,5
Cravit 1x500mg
NaCl infus
Martos
Asering infus
Mertigo 2x1 tb p.o
Herbusser 2x30 p.o
Neurantin 300 0.01 p.o
RI 3x8u inj
Methylcobalt 500 3x1
p.o
RI 3x10u inj
glucatrol XL 1x1 p.o
12
12 s/d 16
12 s/d 13
12 s/d 14
14
14 s/d 20
15
15 s/d 17
12/9/2005
Ureum:
36
Kreatinin:
1,0
NaCl 9% 500cc +
Insulin 40u 20tts/fls infus
RD + Insulin RI 10u
20tts
Infus NaCl
15
15
17 s/d 1
17 s/d 1
17, 18 s/d 24
18 s/d 21
19 s/d 1
22 s/d 28
22 s/d 30
23 s/d 29
23
26 s/d 1
29 s/d 1
12, 14, 15
15 s/d 17
17 s/d 19
12 s/d 20
12 s/d 20
13 s/d 19
14 s/d 15
16
16 s/d 20
17 s/d 20
11 s/d 13
11/3/2005
Ureum :
58
kreatinin :
1.3
kolest :
316
Trigliserid
:
378
11 s/d 15
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tgl
Rawat
No
No. RM
Data Diri
10
0'84383
M, L, 82,
kelas : VIP
Riwayat DM
15 thn,
merokok
sejak
muda,
minum
keras
berhenti
sejak 15 thn
yll
BZ, L, 34
170 cm,
85 kg, kelas
2B, tanggal 6
operasi
perianal
12/10/2005
s/d
13/10/2005
APS
6/5/2005
s/d
11/5/2005
membaik
DM
penyakit
penyerta :
perianal
abses
Nyeri di
dubur yang
tidak
tertahankan
101
SS, P, 93
kls : 3,
tanggal
24 Jan
operasi
excisi
debriment
19/1/2005
Diabetic
Kaki keluar
104
s/d
foot, kompli
29/1/2005
membaik
kasi: infeksi
11
12
0'96701
134625
Diagnosa
Keluhan
Msk
298
Kadar Gula Darah
Klr
Ttg
Trndh
251
420
251
Obat Cara
pberian
DM
penyakit
penyerta :
Pleuropne
Muntah terusmenerus, kaki
kiri kadang
bengkak
Primperan 2x1 amp p.o
Peflacin 3x200 mg p.o
Capoten 12,5 2x1 tb p.o
Cedocard 3x5 mg p.o
umonia
tetapi sembuh
Methicobalt 1x1 i.v pelan-
sendiri
pelan
Tgl
Pberian
Hasil
Lab
12 s/d 13
12 s/d 13
13
12 s/d 13
12/10/2005
ureum :
23
kreatinin 10
13
kolesterol :
235
Trigliserid :
206
6 s/d 78
7 s/d 8
8 s/d 10
8 s/d 11
8 s/d 11
9 s/d 11
9 s/d 11
9 s/d 11
6
6 s/d 78
19 s/d 29
nanah,
Longcet 3x500 p.o
19 s/d 20
Ureum :
memerah
k/p esilgan 1 ml p.o
Reskuin 1x1 fls inj
Cedocard 3x5 mg p.o
Clobazam 3x10 mg p.o
Reskuin 1x500 mg p.o
Toradol 2x30 mg inj
Gentamisin 2x80 p.o
Augmentin 3x500 p.o
Flagly 2x800 p.o
Neurotam 2x800 p.o
Infus Asering
Infus tutorusin
Infus Martos
19 s/d 20
20 s/d 22
20 s/d 29
22 s/d 28
24 s/d 29
25 s/d 26
25 s/d 27
29
29
29
19 s/d 28
25
25 s/d 27
45
kreatinin :
1.4
kolesterol :
156
Trigliserid :
118
Asam urat
6.3
159
101
89
6 s/d 9
155
8/5/2005
Ureum :
40
kreatinin :
0.9
kolesterol :
237
Trigliserid :
427
Gentamisin 2x80 mg
dalam NaCl inj
k/p Toradol 30 mg inj
proferrid supp 1 tube p.a
Lypantyl 0.0.1 p.o
Ezetrol 1x1 p.o
Diamicron MR 1.0.0 p.o
Bactrim F 2x1 tab p.o
Celebrex caps 1x200 p.o
Insulin RI 3x5u inj
Infus RL
Infus Tutofusan
Stimuno 3x1 p.o
123
305
19/1/2005
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
Data Diri
13
144658
W, P, 48, 68
kg, kls : 3,
TD : 220/160,
riwayat DM
dan hipertensi
obat rutin :
Captopril
Tgl
Rawat
5/4/2005
s/d
13/4/2005
membaik
Diagnosa
DM, hiper
tensi peny.
penyerta :
TIA, PSN
Keluhan
Bicara sulit,
tangan kiri
seperti
melayang
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
356
Ttg
Trndh
356
dan Clonidin
riwayat DM
keluarga :
ibu menderita
hipertensi
14
164945
S, P, 55, kls :
2A, DM sejak
1992. Beberapa kali
opname
karena DM
23/8/2005
s/d
13/9/2005
membaik
DM,
komplikasi
hipoglikemi
Mual, muntah
sesak nafas,
makan sulit
38
137
381
38
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
Neurotam 12 gr inj
Neurotam 4x3 gr
Sermion 5mg (1/2tb) p.o
Pletaal 2x50mg p.o
Insulin RI 3x8u inj
Analsik 3x1 p.o
Captopril 3x12,5 p.o
5
5 s/d 9
5 s/d 13
5 s/d 12
5 s/d 6
5 s/d 13
6 s/d 13
5/4/2005
Ureum: 30
Kreatinin:
0,7
Kolesterol:
186
Trigliserid:
Cloniidin 3x75 (1/2 tb) p.o
Diamicron 1x1 p.o
Clonidin 3x159 p.o
Adalat Oros 1x1 tb p.o
Piracetam 3x1200 mg p.o
Ciprofloxacin p.o
Infus NaCl
Infus Asering
Ceftriaxone 2x1 gr inj
Primperan 2x1 amp inj
Dex 40% inj
Lasix 2 amp inj
Lasix 2x amp inj
Lasix 1amp/6 jam inj
Insulin RI inj
Lasix + NaCl 50cc inj
Esilgan 1mg 0.0.1 p.o
Insulin RI 3x8u inj
Prexum 1x1 p.o
Insulin RI 3x10u
Norvask 1x5 mg/ml p.o
Lasix 2x1 inj
Vometa 3x1tb p.o
Infus Dex 5%
Infus NaCl
Infus Ns 0,9%
6 s/d 8
7 s/d 13
8 s/d 13
9 s/d 13
11 s/d 13
13
5 s/d 7
8 s/d 10
23 s/d 8
23 s/d 8
23 s/d 24
23
24
24 s/d 27
26 s/d 2
28 s/d 5
27 s/d 3
2 s/d 6
5 s/d 13
7 s/d 11
8 s/d 13
9 s/d 13
9 s/d 13
23 s/d 27
26 s/d 29
30 s/d 31
194
23/8/2005
Ureum :
108
kreatinin :
5.9
kolesterol :
LDL :
105
HDL :
216
Trigliserid :
68
As.Urat
9.6
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tgl
No
No. RM
Data Diri
15
188078
J, P, 80, kls :
15/7/2005
3, thn 2003
s/d
opname
Rawat
21/7/2005
hipoglikemik
Diagnosa
Keluhan
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
478
Ttg
Trndh
478
425
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
DM, peny.
1 mgg tidak
Flagly 3x500mg p.o
15 s/d 21
15/7/2005
penyerta GE
BAB, mual
Mixtrad P : 24u
15 s/d 20
Ureum :
amoeba
badan nyeri
M : 12u
membaik
31
Lodia 1x1 p.o
16 s/d 21
kreatinin :
Neurontin 300 0.0.1 p.o
18 s/d 20
1
Insulatard P : 24u
sendiri
M : 12u
Infus Martos 10%
Infus Asering
16
202701
M, L, 67
17/5/2005
Kls : 3, 1991
s/d
opname DM,
29/5/2005
obat rutin
de 2x1 tb
237835
Luka di kaki
Insulin 3x8u inj
17 s/d 21
17/5/2005
komplikasi
kanan
Liprothoxacin 2x500 p.o
17 s/d 21
Ureum :
Ulkus
bengkak,
k/p Profenol supp p.a
17 s/d 18
1.0
ada pus,
Cetazol 2x1 gr inj
21 s/d 22
kreatinin :
nyeri
Zantac1x1 amp inj
21 s/d 22
5.2
Vit C 2x400 mg inj
21 s/d 22
Trigliserid
181
Pulang
Glibenclami
17
DM,
Dengan luka
112
150
270
membaik
112
merokok sjk
RI 3x7u inj
22 s/d 24
usia 30 thn, 1
Ceftriaxon 2x1 gr inj.
23 s/d 28
LDL
har 1 bgks
Insulin RI 3x10u inj
24 s/d 26
91
Glucovance 2,5 mg 1.1.0 p.o
26 s/d 27
243
27 s/d 29
Tequin 1x1 p.o
28 s/d 29
Infus tutofusin OD5
21
Martos 10
21
Infus Asering
21
M, L, 51,
5/3/2005
DM peny.
sakit perut,
DM sejak
s/d
penyerta :
muntah
Insulin Mixtard inj
5 s/d 9
10/3/2005
Hematuri
lendir
Esilgan 1xx1 mg p.o
7 s/d 9
membaik
persisten
1989
243
Glucovance 2,5 mg 1.0.1 p.o
Ceftriaxone 2x1 gr inj
Exz 20 g p.o
Infus Asering standar
5 s/d 10
9
5 s/d 6
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
18
265188
Data Diri
Tgl
Rawat
Diagnosa
Keluhan
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
Ttg
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
Trndh
10/11/2005
PEM, P, 48
10/11/2005
Riwayat
stroke thn
2005
DM
selama 10 hr
BS
BS
Neurotam 3x1200 mg p.o
s/d
pasien mera-
GN
GN
Pletaal 2x50 mg p.o
10 s/d 17
18
sa lemah dan
166
166
Sermion 3x1 tb p.o
10 s/d 17
kreatinin :
Captopril 3x12,5 p.o
10 s/d 17
0.4
Trombo aspilet 2x1 p.o
10 s/d 17
Pulang dalam
berat
Masih lemah
Amoxycilin 3x500 mg p.o
11 s/d 17
Metformin 5 mg 1.0.1 p.o
11 s/d 17
blopres 1x8 mg p.o
12 s/d 17
Frisium 3x10 mg p.o
12 s/d 17
Laxoberon 1x10 tts p.o
Infus Asering
PEM, P, 48
Kls : 3
Ureum :
17/11/2005
Keadaan
265188
10 s/d 17
16/9/2005
s/d
24/9/2005
membaik
298
BS
301
189
17
10 s/d 15
DM,
Bagian kiri
Captopril 2x12,5 mg p.o
16 s/d 24
16/9/2005
komplikasi
lemas, perut
GN
Citaz 2x50 mg p.o
17 s/d 24
Ureum :
stroke
perih, pegal
266
Tanakan 2x1 tb p.o
16 s/d 24
21
Brain act 2x25 mg i.v
16 s/d 20
kreatinin :
Insulin 6u inj
16
0.6
Nicholin 1 amp
16
kolesterol :
Insulin Aetrapid 3x8u inj
18 s/d 21
222
Ceftriaxone 1x1 gr inj
18 s/d 24
LDL
Ekstra inj dipo provera I
20
flk inj
158
HDL :
Prothyra 2x10 mg p.o
20 s/d 24
28
Detrusitol 2x1 p.o
21 s/d 24
Trigliserid
Blopres 1x16 mg p.o
22 s/d 24
171
RI 3x10u s.c
21 s/d 24
Diabex 3x1 p.o
Infus NaCl
24
16 s/d 18
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
19
279730
Data Diri
SS, P, 64
Kls : 3
Tgl
Rawat
Diagnosa
Keluhan
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
Ttg
Trndh
308
153
308
153
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
Insulin RI 3x8u inj
4/10/2005
DM
Diare 3 hari
s/d
peny.
> 5 kali/hr
9/10/2005
penyerta :
BAB encer
membaik
GE
amoeba
Flagyl 3x500 mg p.o
4 s/d 9
Ledia 1 tab p.o
4
Lodia 2x1 p.o
5 s/d 9
k/p Sanmol p.o
5
4/10/2005
Ureum : 107
kreatinin :
1.7
5 s/d 9
kolest : 179
Yeflacinb 2x400 p.o
6 s/d 9
Trigliserid
Primperan 2x1 amp inj
7 s/d 8
158
LDL 88
HDL 44
20
304764
MS, P, 72
DM
Tidak
Kls : 2B
28/1/2005
s/d
hipertensi,
tercantum
Riwayat
4/2/2005
komplikasi
keluarga :
membaik
hipoglikemi
45
BS
223
45
GN
Norvask 5 mg 1/2 tb p.o
Vometa 2x1 p.o
179
jantung dan
29
28/1/2005
1 s/d 4
Ureum : 43
kreatinin :
Norvask 5 mg 1x1 p.o
1 s/d 4
D 10% 20-30 tts infus
28 s/d 31
1.1
Infus NaCl
31 s/d 3
kolesterol :
DM : orang
127
tua
Trigliserid
Obat rutin :
106
Glucophage
LDL 76
3x1,
HDL 41
Captopril
3x25
21
315961
S, L, 60,
24/6/2005
Kls : 2B
s/d
riwayat
28/6/2005
stroke
APS
DM,
Badan sakit,
Amoxycillin 2x1 gr inj
25 s/d 28
24/6/2005
komplikasi
mual, perut
665
275
665
172
Zantac 2x1 amp inj
25 s/d 28
Ureum :
CRF
perih, sesak
inpepsa 4x10 p.o
26 s/d 28
297
nafas
Kalsex 2x1 amp inj
27 s/d 28
kreatinin :
Infus NaCl 0,96 500 + RI 20tts
24
9.1
Infus NaCl kosongan
24 s/d 27
27/6/2005
Infus Dex 5% + RI 12u 20tts
25 s/d 27
Ureum :
136
kreatinin :
2.9
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
22
329947
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
Insulin RI 3x8u inj
29 s/d 31
29/7/2005
Bactrim F 2x1 p.o
29 s/d 31
Ureum :
Triatec 2,5 mg 1x1 p.o
29 s/d 2
37
Insulin RI 3x10u inj
31 s/d 2
kreatinin :
jantung dari
Glucovance 2,5/500 p.o
2 s/d 3
ayah, hiper-
Insulin RI 3x5u inj
tensi dari
Infus Asering
Data Diri
HP, L, 43,
Tgl
Rawat
Keluhan
DM
Tidak
s/d
komplikasi
tercantum
kls : 2B
3/8/2005
hipertensi
Riwayat
membaik
156 cm, 74 kg
29/7/2005
Diagnosa
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
Ttg
Trndh
391
212
391
212
3
29 s/d 31
ibu
0.9
Trigliserid
89
kolest :
LDL : 80
HDL : 43
Hb1AC :
13.6
23
345932
GS, L, 54,
6/5/2005
160 cm, 50 kg
s/d
Riwayat DM
12/5/2005
dari ayah,
membaik
DM
Tidak
Peny.
tercantum
485
189
485
165
Siclidon 100 mg 2x1 p.o
6
6/5/2005
Neurotin 300 mg 1x1 p.o
6 s/d 12
Ureum :
penyerta
Glucophage 3x500 mg p.o
6 s/d 12
22
Onhitis
Gefliaxon 2x1 i.v
6 s/d 9
kreatinin :
pernah
, Polinemo
Stimuno 3x1 p.o
9 s/d 12
0.92
konsumsi
pati
Zinnat 2x500 mg p.o
9 s/d 12
kolesterol :
glucophage,
Sagestan salp 2x1
11 s/d 12
glibenklamid
Diabex 50mg 1x1
12
sdh tidak
Infus asering 20 tts
6 s/d 8
177
Trigliserid
87
konsumsi lagi
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
24
368671
Data Diri
NK, P, 82,
Kls : 2B
Tgl
Rawat
11/8/2005
s/d
pernah
29/8/2005
opname krn
membaik
Diagnosa
DM
Keluhan
Lemas
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
Ttg
Trndh
366
156
370
113
komplikasi
ulkus
DM
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
Amoxycilin 1 g/12 j inj
11 s/d 20
26/8/2005
Metronindazole 1fl/12j inj
11 s/d 29
Ureum :
Insulin 3x18u inj
13 s/d 15
k/p Profenid p.o
13
Insulin 3x20u
15 s/d 17
Insulin 3x22u
18 s/d 19
Insulin RI 3x25u
19 s/d 22
Diflucan 1x100 mg 2tb p.o
19 s/d 29
Netromycin 2x150 g inj
21 s/d 28
Novonorm 3x1 mg p.o
21 s/d 22
Insulin 3x15u
23 s/d 24
Infus NaCl 0,9% + RI 40u
368671
NK, P, 82,
DM peny.
1 hari panas
s/d
penyerta
pusing, BAB
GN
pernah
21/5/2005
Broncho
dan BAK
116
opname krn
membaik
Pneumonia
tdk terasa
Kls : 2B
DM thn 2003
9/5/2005
477
BS
477
166
11 s/d 17
Infus NaCl 0,9% + RI 40u
18 s/d 28
Infus D 10%
22 s/d 23
Ceftum 2x2 gr inj
0.5
11
Infus RD + RI 10u 20tts/mnt
Plastbumin 25% 100cc
7
kreatinin :
25
9 s/d 15
9/5/2005
Insulin 10u inj
13
Ureum :
Insulin 12u inj
11 s/d 12
Insulin 20u inj
12
Insulin 3x15u s.c
13
Insulin RI 3x10u RI inj
14 s/d 15
Insulin 3x12u RI inj
16 s/d 20
Ceftum 2x1 gr inj
16
Diamicron MR 1.0.0 p.o
17 s/d 21
Velosef 2x500 mg p.o
17 s/d 21
Insulin RI 3x8u inj
20 s/d 21
Insulin RI 3x4u inj
26
kreatinin :
0.8
kolest :
179
Trigliserid
104
21
Infus NaCl 0,9% 16 tts/mnt
9 s/d 15
Infus NaCl 20tts/mnt
16 s/d 18
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
25
381643
Data Diri
BH, L, 19
418326
3/4/2005
174 cm/58 kg
s/d
Riwayat DM
10/4/2005
dari ayah,
26
Tgl
Rawat
Diagnosa
DM
Keluhan
Perut perih,
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
Ttg
Trndh
532
200
532
174
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
Tarivid 2x400 mg p.o
3 s/d 10
3/4/2005
muntah terus-
Glucovance 2,5 2x1 p.o
4 s/d 7
Ureum :
menerus
Humulun NPH 24u s.c
4 s/d 5
61
Ceftriaxon 2x1 gr inj
4 s/d 5
membaik
opname 2x
Insulin Mixtard 20u.o.10u
krn DM
Insulin Mixtard 20u.0.14u
9
Insulin Mixtard 25u.0.14u
10
S, L, 70
6/6/2005
Kls : 3
s/d
Riwayat DM
sejak 1995
24/6/2005
membaik
279
BS
289
164
8
Infus NaCl 500 dnp 20 tts/mnt
3 s/d 5
Infus NaCl kosongan
3 s/d 4
kreatinin :
1.5
DM,
Tangan kaki
Triatec 1x2 mg p.o
6 s/d 24
6/6/2005
komplikasi
lemas,
GN :
Kalnex 3x2 amp inj
7 s/d 12
Trigliserid
stroke
pusing
109
Insulin RI 8u inj
Insulin RI 3x5u inj
7
89
8 s/d 9
kolesterol :
Norvask 0.0.1 p.o
8 s/d 24
LDL : 84
Toradol 2x30 mg inj
9 s/d 12
Phenytoin 3x1 amp inj
9 s/d 12
Rocephin 1x1 gr inj
9 s/d 11
Insulin RI Dipo 6u inj
Narfos 1 amp inj
Jan-00
7,9 s/d 10
RI 3x5u inj
11 s/d 14
Medikonsef 2x500 p.o
12 s/d 24
Voltaren R 1x1 p.o
12 s/d 24
Clast 3x1 tb p.o
12 s/d 24
Gingkan 3x1 tb p.o
12 s/d 24
Phenytoin 3x100 p.o
12 s/d 24
primperan 2x1 amp inj
11 s/d 14
RI 3x8u inj
15 s/d 16
RI 3x10u inj
16 s/d 20
Diamicron MR 1.0.0 p.o
21 s/d 24
Novonotam 3x0,5 mg p.o
23 s/d 24
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
27
No. RM
436887
Data Diri
S, P, 46,
Kls : 3
Tgl
Rawat
Diagnosa
Keluhan
22/12/2005
s/d
DM
komplikasi
Pusing,
kesemutan
25/12/2005
hipertensi
lemas
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
Ttg
Trndh
BS
GN :
BS
GN
BS
GN
BS
GN
86
71
86
71
membaik
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
1
Captopril 2x12,5 /2j sblm
makan p.o
22 s/d 25
Diamicron MB 1x1 mkn
22 s/d 25
pagi p.o
Adalat 10 1x1 p.o
22 s/d 25
Clonidin 2x75 p.o
23 s/d 25
Infus asering 20 tts
28
445904
PS, L, 90
17/2/2005
DM, peny.
Lemas, BB
s/d
penyerta :
turun, tiduran
25/2/2005
Pneumonia
terus
125
124
200
32
17 s/d 25
17/2/2005
Tarivid 2x200 mg p.o
18 s/d 25
Ureum :
Extra Lasix 1 amp i.v
membaik
Sw, P, 70
Kls : 3
9/1/2005
s/d
CRF
Keringat
dekomp.
banyak keluar
183
119
258
81
Seven seas 1x45u p.o
20 s/d 25
3.8
R/racikan 2x11 p.o
20 s/d 25
Trigliserid
Aspar K 2x1 tb p.o
20 s/d 25
20
Infus RL
17 s/d 20
Infus RD + 7u RI 200
17 s/d 19
21 s/d 24
Cordarone 3x1/2 tb p.o
9 s/d 14
Cedocard 3x5 mg p.o
9 s/d 15
10/1/2005
Komplikasi
Lasix 2x1 amp inj
hipertensi +
meninggal
DM
Primperan 2x1amp inj
LDL : 197
9
Ceftriaxon 1gr/12j 2x1 inj
9 s/d 15
jalan dan DM
Lasix 1amp/6j inj
10 s/d 15
Captopril 3x6,25 1/2 tab p.o
11 s/d 14
Sanadryl 4x5cc p.o
11 s/d 15
Cordarone 2x /2 tb p.o
14 s/d 15
Captopril 2x12,5 mg p.o
14 s/d 15
Infus Dex 5% + RI 12u 20tts
9 s/d 14
Infus NaCl 0,9% standby
170
kolest
9 s/d 15
DM, rawat
1
kreatinin :
17
Infus RD kosongan
Riwayat
hipertensi
239
20 s/d 25
Infus RL + KCl 50 meq
459456
18
Olium Olivarum 3x10u p.o
Infus Dex 40%
29
23
Ceftriaxon 1x1 gr inj
11
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
30
460400
Data Diri
Sg, L, 54
Tgl
Rawat
29/8/2005
Kls : Utama
s/d
180cm/80kg
31/8/2005
APS
Diagnosa
Keluhan
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
Ttg
Trndh
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
DM
Ada benjolan
Diamicron MR 110 p.o
29 s/d 30
29/8/2005
Peny.
di sblh kiri,
Lipitor 0.0.1 p.o
29 s/d 30
Ureum :
Penyerta :
timbul nyeri,
k/p Profenid supp p.o
Pulmonal
tidak bisa
kreatinin :
metastase
flatus, lam-
1.0
bung sakit
kolest :
29
19
180
Trigliserid
77
460400
Sg, L, 54
15/1/2005
Kls : 2A
s/d
18/1/2005
DM
Insulin 3x8u RI inj
16 s/d 18
kepala
Lipitor 1x1 mlm inj
17
pusing
Reskuin 250 mg 2x1 tb p.o
18
17
Infus Asering
15
kreatinin
Badan lemas,
membaik
313
133
313
133
15/1/2005
Ureum :
0.6
kolesterol :
201
Trigliserid
133
LDL : 144
HDL : 41
31
463600
SD, P, 72
8/2/2005
Kls : 2A
s/d
DM
Pusing,
Nootrophyl 12 g inj
8
8/2/2005
Peny.
kepala
Nootrophyl 4x3gr inj
9 s/d 11
ureum :
riwayat DM +
10/2/2005
Penyerta :
berputar,
Unalium 2x1 tb p.o
8 s/d 16
17
Hipertensi
membaik
Vertigo
mual, muntah
Norvask 1x5 mg p.o
9 s/d 16
kreatinin :
Maintate 1x5 mg p.o
9 s/d 16
0.6
Glucophage 3x1/2 tb p.o
9 s/d 16
kolesterol :
Glucobay 3x5 mg p.o
9 s/d 16
197
Lesichol 2x50 mg p.o
9 s/d 16
LDL : 121
Persantin 2x50 mg p.o
9 s/d 16
HDL : 58
Neurontin 300 2x1 p.o
10 s/d 16
Trigliserid
Nootrophyl 2x1200 mg p.o
11 s/d 16
194
Infus asering
8 s/d 11
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
32
No. RM
465728
Data Diri
Sg, L, 55
Kls : 2B
Tgl
Rawat
Diagnosa
25/8/2005
s/d
DM
Peny.
riwayat
6/3/2005
Penyerta :
hipertensi
membaik
Vertigo
Keluhan
Pusing
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
Ttg
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
25
25 s/d 6
26/8/2005
Ureum :
Trndh
1
BS
PP :
BS
GN
Catapres /2 amp inj
Tensivask 1x5 mg p.o
257
119
Catapres 3x75 mg p.o
Mertigo 3x1 p.o
Unalium 2x5 mg p.o
26 s/d 6
1.4
rutin
Lasix 2x1 amp inj
26 s/d 4
kolesterol :
Catapres 3x0,50 mg p.o
26 s/d 5
181
Consikla 3x500 mg p.o
26 s/d 4
Trigliserid
Methylcobalt 2amp/2hr inj
28, 2,4
237
Methylcobalt 2x250mg p.o
5 s/d 6
Sk, P, 42,
160cm/58kg,
11/5/2005
DM
s/d
Kaki
382
152
382
kemerahan,
Kls : 3
19/5/2005
bengkak,
riwayat DM
membaik
nyeri
120
5 s/d 6
Infus RL
25 s/d 26
Infus Asering 20tts/mnt
26 s/d 5
Infus NaCl
468822
56
kreatinin :
tidak berobat
Resquin 2x250mg p.o
33
26
26 s/d 6
2
Cyprofloxacin 2x500 p.o
11 s/d 20
11/5/2005
Mixtard P : 20u inj
11 s/d 12
Ureum :
M : 10u inj
Mixtard P : 25u inj
15
13
M : 15u inj
dari ibu
Methylcobalt 3x500 mg p.o
Mixtard P : 30u inj
kreatinin :
0.16
13 s/d 20
14
Trigliserid :
202
M : 15u inj
Mixtard P : 30u inj
14 s/d 16
M : 20u inj
Mixtard P : 35u inj
17
M : 20u inj
Mixtard P : 40u inj
18 s/d 20
M : 25u inj
34
470355
JD, L, 58
2/4/2005
2 thn yll
s/d
minum
6/4/2005
glibenclamide
membaik
DM
Kesulitan
bicara
187
Neurotam 2x1200 p.o
2 s/d 6
GN
BS
187
Neuramin 3x1 p.o
2 s/d 6
2/4/2005
Ureum 34
117
Glucophage 3x500 mg p.o
2 s/d 6
Kretinin:1,2
Ubiq 2x2 p.o
2 s/d 6
koles 149
Trig 194
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
35
471615
36
472391
Data Diri
AS, L, 56,
Tgl
Rawat
20/4/2005
Kls : 2B
s/d
Riwayat
26/4/2005
darah tinggi
membaik
Diagnosa
Keluhan
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
DM
Kaki kena
BS
BS
Glucovance 2,5 1.0.1 p.o
20 s/d 25
20/4/2005
komplikasi
knalpot, kaki
GN
GN
Ciprofloxacin 2x500 p.o
20 s/d 23
kreatinin :
ulkus
sakit, nyeri
171
98
k/p Sanmol p.o
21 s/d 22
0.95
Ceftriaxone 2x1 gr inj
21 s/d 25
kolesterol :
Dioplos NS 0,9 % 3x1 inj
24 s/d 26
120
DM dari ibu,
Infus Asering 20tts/mnt
20 s/d 25
Trigliserid
merokok
123
sejak SMP
LDL 71
RS, L, 35
17/4/2005
DM
Badan lemas,
170cm/70kg
s/d
peny.
nafsu makan
505
335
Kalium diclovenak 3x50 p.o
17 s/d 20
Riwayat DM
20/4/2005
Penyerta
turun,
Sistenol 3x1 p.o
17 s/d 20
dari ibu,
membaik
farigiis
tenggorokan
Spiramycin 3x500 p.o
17 s/d 20
akut
sakit
Xanax 1x0,5 mg p.o
17 s/d 19
Diabex 3x500 mg p.o
18 s/d 20
bungkus/hari
473071
Obat Cara
Trndh
dari ayah
merokok 1
37
Ttg
SS, P, 60
Kls : 3
23/4/2005
s/d
Riwayat DM
27/4/2005
dari ibu,
membaik
DM
Badan pegal,
hiperglikemi
diare, pusing
lemas
358
422
505
335
Vomera 3x1 p.o
17 s/d 20
Infus Asering
17 s/d 19
Infus Pan aming
17 s/d 18
Pletaal 2x50 mg p.o
23 s/d 26
23/4/2005
Pharmaton F 1x1 p.o
23 s/d 27
Ureum 33
Amaryl 1x2 mg p.o
23 s/d 24
kreatinin :
Capoten 1x12,5 mg p.o
23 s/d 27
pasien sering
k/p Mefinal 500 p.o
minum
k/p Sanmol p.o
Glibenklamid
Broadced 1x1 g inj
23 s/d 25
Amaryl 2x2 mg p.o
24
Amaryl 1x4 mg p.o
26 s/d 27
Chespan 2x100 mg p.o
1.2
23
4/26/2005
23
kolesterol
174
Trigliserid
190
27
LDL 117
Glucophage 1.1.0 2x500 p.o
26 s/d 27
HDL 27
Infus NaCl
23 s/d 25
Infus Martos
23 s/d 25
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
38
476449
Data Diri
HP, L, 39
Tgl
Rawat
DM
Keluhan
Ttg
Trndh
BS
538
267
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
Dometa 3x1 tb p.o
29 s/d 27
Flagyl Supp 3x1 p.a
19 s/d 24
Ureum 54
217
Rocephin 1x1 gr inj
19 s/d 20
kreatinin 1,6
Rantin 2x1 amp inj
19 s/d 23
kolest 332
1 bks/hr,
Plantacid 100cc p.o
19
Trigliserid
riwayat DM
Ceftriaxone 2x1 gr p.o
21 s/d 23
dan hiperten-
Insulin RI 3x12u inj tegak
22 s/d 27
si dari ibu
lurus di perut
riwayat minum
27/5/2005
hiperemi/
alkohol, rokok
membaik
merah
538
Klr
GN
s/d
Nyeri ulu hati,
Kadar Gula Darah
Msk
muntah, lidah
Kls : 2
19/5/2005
Diagnosa
19/5/2005
707
LDL 233
HDL 48
Velosef 3x500 p.o
24 s/d 27
As. Urat
Glucovance 2,5 1.0.0 p.o
25 s/d 27
15.6
Insuiln RI 3x8u inj tegak lurus
25
di perut
Insulin 3x4u inj
26
Infus NaCl 0,45
19 s/d 20
Infus NaCl 0,09 + RI
19
Infus IRD + 12u + RI
19 s/d 23
Infus NaCl 0,9%
21 s/d 23
20 tts/mnt
39
475128
BN, L, 42
14/9/2005
Kls : VIP
s/d
Riwayat DM
dari nenek
20/9/2005
membaik
DM
Pinggang
sakit
185
BS
Plavix 1x1 p.o
14 s/d 19
14/9/2005
GN
Ascardia 1x80 p.o
14 s/d 20
Ureum 31
144
Blopres 1x8 mg p.o
14 s/d 20
kreatinin
Diamicron 1.0.0 p.o
14 s/d 20
0.9
Diabex 2x500 mg p.o
14 s/d 20
k/p Mefinal 2x500 p.o
14 s/d 19
Glucobay 2x50 p.o
14 s/d 20
Zyloric 1x300 p.o
14 s/d 20
Infus NaCl
14 s/d 20
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
475128
475128
Data Diri
Tgl
Rawat
BN, L, 42
13/5/2005
Kls : UTM
s/d
Riwayat DM
20/5/2005
dari nenek
membaik
BN, L, 42
8/5/2005
Diagnosa
DM
Keluhan
Lemas, mau
Kadar Gula Darah
Msk
214
pingsan
Klr
Ttg
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
Trndh
BS
Blopres 1x8 mg p.o
13 s/d 20
13/5/2005
GN
Diamicron 1.0.0 p.o
13 s/d 20
Ureum
169
Diabex 1x500 mg p.o
17 s/d 20
32
Zyloric 1x300 p.o
13 s/d 20
kreatinin
Zanfac 2x1 p.o
13 s/d 20
1.0
Tarivid 2x200 p.o
13 s/d 16
As Urat
Lipitor 1x10 mg/mlm p.o
13 s/d 20
6.2
Trental 2x400 mg p.o
13 s/d 20
Methylcobalt 2x500 mg p.o
13 s/d 20
Neurntin 2x300 p.o
13 s/d 20
Plantacid 3x10 cc p.o
14 s/d 20
Alinamin F 1x1 amp inj
16 s/d 20
Asering
14 s/d 17
DM
Pusing,
Catapres 150 mg p.o
8
8/5/2005
nyeri
Blopres 1x8 mg p.o
9 s/d 11
Ureum 27
Kls : UTM,
s/d
komplikasi
Riwayat DM
11/5/2005
Hipertensi
dari nenek
membaik
bagian
Zyloric 1x300 mg p.o
9 s/d 11
kreatinin :
kepala
Tarivid 2x200 p.o
9 s/d 11
1.1
obat rutin
kiri, wajah
Lipitor 1x10 mg/ml p.o
9 s/d 11
kolest 226
Glumeo
terasa
Diamicron MR 1x1 tb p.o
9 s/d 11
Trigliserid
1x1 tb
tebal
Infus Asering 5-8 tts/mlm
8 s/d 9
209
LDL 180
HDL 29
40
480231
Ks, P, 61
150 cm/42 kg
Kls : 3
23/6/2005
DM
Kaki kanan
hipoglikemi,
bengkak,
Infus Dex 40%
1/7/2005
komplikasi
ngili, nyeri
Infus D 5%
membaik
ulkus
s/d
25
148
148
25
Clindamycin 3x300 p.o
24 s/d 30
23/6/2005
23
Ureum 33
23 s/d 24
kreatinin
0.9
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
41
479299
Data Diri
Bj, L, 40
70 kg,
Tgl
Rawat
10/6/2005
s/d
Riwayat DM
27/6/2005
dari ayah, 10
membaik
Diagnosa
Keluhan
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
Ttg
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
10/6/2005
Trndh
DM
Pusing, badan
BS
BS
BS
BS
Ceftriaxon 1x1 p.o
10 s/d 22
komplikasi
lemas, lemah,
GN
GN
GN
GN
Lasix 2x1 amp inj
10 s/d 20
Ureum :99
CRF
perut sakit,
131
146
195
131
Profenid supp 1x1 p.a
10 s/d 12
Kreatinin:
th menderita
BAB
15 s/d 22
5,0
sulit
25 s/d 26
Trigliserid:
DM rawat
Adalet 5 mg p.o
11 s/d 15
285
jalan
Triatec 1x2,5 mg p.o
11 s/d 13,
LDL: 335
Catapres 2x75 p.o
11 s/d 13,
20/6/2005
Plantacid 3x1 cc p.o
11 s/d 27
Ureum: 92
Amoxycilin 3x500 p.o
11 s/d 27
Kreatinin:
Catapres 4x75 mg p.o
13 s/d 27
4,9
Lipitor 0.0.1 p.o
13 s/d 26
Prosogan 1x1 p.o
13 s/d 27
25/6/2005
Insulin 3x5u inj
15 s/d 23
Ureum: 100
15 s/d 22
Norvask 5 mg p.o
Profenid inj
42
483436
SBA, P, 85
Kls : 2
Riwayat DM
10 th
17/12/2005
DM
Lemas,
s/d
penyakit
kesemutan
25/12/2005
membaik
838
357
838
114
15
16 s/d 17, 26
Aprovel 1x350 p.o
20 s/d 26
Primperan 2x1 amp inj
20 s/d 27
Lasix 3x1 amp inj
20 s/d 27
Infus NaCl 0,5
10 s/d 23
Sesden 1 amp inj
25
Lasix
26
RI 10u inj
Kreatinin:
5,2
18
17/12/2005
Amaryl 2 mg 1.0.0 p.o
19 s/d 23
Ureum 54
penyerta :
Diabex 3x1 p.o
18 s/d 22
Creatinin :
UTI jamur
Cefrtiaxone 2x1 gr inj
18 s/d 21
1.3
Insulin RI inj
18 s/d 20
As. Urat :
Ketokenazol 1x1 tb p.o
19 s/d 25
7.2
Bolus Extra Dex 4% inj
23
Amaryl 1mg 1.0.0 p.o
24 s/d 25
Infus NS + 50u RI
17
Infus NaCl 0,9%
18 s/d 21
Infus Dex 10%
23
Infus NaCl
23
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
483436
Data Diri
SBA, P, 85
Kls : 2,
Riawyat DM
Tgl
Rawat
16/7/2005
s/d
Keluhan
DM
Lemas, perut
peny.
kembung
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
Ttg
Trndh
325
133
370
133
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
Recephin 1x1 gr inj
16 s/d 20
16/7/2005
Alinamin F 2x1 amp inj
16 s/d 20
Ureum 37
kreatinin :
Penyerta :
Cedocard 3x5 mg p.o
16 s/d 21
Infected
Insulin actapid inj
16 s/d 19
1.2
Obat :
clavus,
Zyloric 1x100 mg p.o
17 s/d 21
kolesterol :
Glucophage
UTI, Gout
10 th yll.
22/7/2005
Diagnosa
membaik
3x1 tb
Glucophage 3x500 p.o
19
Gluvance 2,5x500 p.o
20 s/d 21
Riwayat
Baquinor 2x500 p.o
20 s/d 22
127
DM, UTI gout
Infus Asering 20tts/mnt
16 s/d 21
LDL : 139
16
HDL : 60
Infus NaCl
43
485464
TSM, P, 50
DM
Lemas, mual
s/d
Komplikasi :
sakit
Dex 40% inj
16
Post opname
17/8/2005
Hipoglikemi,
epigastrum
Voltaren R 1x1 p.o
17
Riwayat
membaik
155 cm/60 kg,
15/8/2005
63
189
189
63
Motilium 3x1 p.o
16 s/d 17, 26
IHD
keringat
Simvastatin 1x1 p.o
jantung dari
Peny.
dingin,
Cedocard 3x5 mg p.o
ibu, darah
Penyerta :
kesemutan
Narfoz 4 mg inj
16
tingggi dari
Spondilosis
Infus D 10%
15
ayah
485464
201
Trigliserid
TSM, P, 50
BS
222
202
16
16
IHD,
Ulu hati sakit,
Glucophage 3x500 mg p.o
30 s/d 4
komplikasi
mual, BAB 2x
GN
Cedocard 3x5 mg p.o
30 s/d 4
Ureum 27
Post opname
4/8/2005
DM, Hiper-
cair ampas,
186
Lescol 1x40 mg p.o
30 s/d 3
kreatinin :
Riwayat
membaik
jantung dari
22
Infus D 5%
Infus Asering
s/d
155 cm/60 kg,
29/7/2005
16
16 s/d 17
29/7/2005
kolesterol
tidak ada
Dometa 3x1 tab inj
30 s/d 4
0.6
Peny. Pe-
lendir
Rantin 2x1 amp p.o
30 s/d 2
kolest :
ibu, darah
nyerta :
Reskuin 1x500 mg p.o
31 s/d 4
tinggi dari
Cervical
Celebex 1x200 mg p.o
4
ayah Riwayat
spondiolisis
Infus Asering
29 s/d 27
226
Trigliserid
134
DM
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
44
486229
Data Diri
HS, L, 70
Kls : IA
Tgl
Rawat
5/8/2005
s/d
Diagnosa
Keluhan
DM, Hiper-
Lemas,
Peny.
pusing
25/8/2005
Penyerta
membaik
TIA
Kadar Gula Darah
Msk
466
Klr
Ttg
Trndh
BS
491
214
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
Provachol 0.0.1 p.o
5 s/d 18
5/8/2005
GN
Forium 1gr/hr inj
5 s/d 13
Ureum 168
176
Nicholin 2x250 inj
5 s/d 8
kreatinin :
Sanmol p.o
Pletaal 1x100 (pagi) p.o
5
7 s/d 26
2.3
kolest :
Exelon 2x3 mg p.o
7 s/d 26
344
Insulin RI 3x10u inj
9 s/d 11
Trigliserid
Diamicron MR 1.0.0 p.o
10 s/d 15
261
Insulin RI 3x5u inj
12 s/d 13
LDL 289
Novonorm 0,5 mg p.o
14 s/d 19
HDL :40
Diamicron MR 1.0.0 p.o
16 s/d 24
HbIAC
Novonorm 3x0,5 mg p.o
19 s/d 26
13.7
Diamicron MR 2.0.0 p.o
25 s/d 26
As. Urat :
Infus NaCl 0,9%
5 s/d 7
16.6
Infus RD + RI 2u inj
5 s/d 7
8/13/2005
Ureum 35
kreatinin
1.1
45
499805
HR, L, 68,
Riwayat
28/11/2005
s/d
DM
Perut sakit,
Metformin 3x500 p.o
29 s/d 12
Peny.
pinggang
Norvask 1x10 mg p.o
29 s/d 12
Ureum 34
29 s/d 12
kreatinin :
1.4
hipertensi
12/12/2005
Penyerta
kiri kadang
Celebrek 1x200 mg p.o
sejak 1977
membaik
HHD, Urol-
nyeri
Frisium 1x10 mg p.o
29 s/d 11
thiasis
kepala nyeri,
Zolaff 1x50 mg p.o
29 s/d 11
dan DM sejak
2001
pusing
Lasix 3 mg p.o
Starcef 2x100 p.o
28/11/2005
28
30 s/d 3
Cordaron 2x1 tb p.o
5 s/d 12
Rhinos SR 2x1 tb p.o
10 s/d 12
Infus Asering
28 s/d 2
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
46
487877
Data Diri
SS, L, 80,
Tgl
Rawat
Keluhan
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
Ttg
Trndh
42
153
189
32
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
DM
Kaki kanan
s/d
hipoglikemi
gatal
Riwayat
1/9/2005
komplikasi
melepuh
darah tinggi
membaik
ulkus
bernanah,
pasien tidak
Folic acid 3x2 tb p.o
30 s/d 31
160 cm/55 kg,
25/8/2005
Diagnosa
dari kakek
Pletaal 2x50 mg p.o
26 s/d 1
26/8/2005
Pharmaton F p.o
27 s/d 31
Ureum 65
Ceftriaxone 3x1 gr inj
28 s/d 31
kreatinin :
Furosemide 3x1 p.o
30 s/d 31
1.5
sadar, GD
Kalk 3x1 p.o
30 s/d 31
drop
Enziplek 3x1
30 s/d 31
k/p Sesden 1amp inj
47
493031
JPP, L, 41
riwayat DM
dari ibu,
menderita DM
26/9/2005
Ulkus DM
s/d
8/10/2005
membaik
Kaki kanan
377
178
409
154
31 s/d 1
Ranitidin 2x150 p.o
31 s/d 1
Cefspan 2x150 p.o
31 s/d 1
Ciprofloxacin 2x500 m p.o
26 s/d 27
bengkak,
Longcet 3x500 p.o
luka
Mefinal 3x500 2 tb p.o
sakit,
k/p Sanmol p.o
demam
vit K 2x1 amp inj
27 s/d 4
obat : gliben-
pusing
Flagyl supp 2x500 p.a
27 s/d 29
28 s/d 4
Metformin 3x500 p.o
30 s/d 6
Baquinon 2x500 p.o
1 s/d 7
Vit K 2x1 tb p.o
5 s/d 8
Stimuno 3x1 p.o
WI, P, 87
15/11/2005
s/d
26/11/2005
membaik
27
Extra Rimperan 1 amp inj
k/p Profenid sup p.a
499793
27
27 s/d 8
sejak 1994,
klamid 2x1
48
31
Flagyl 3x500 p.o
5
5 s/d 8
Glucophage 3x500 mg p.o
6 s/d 8
Bacsecym 3x375 inj
7 s/d 8
Infus Asering
26 s/d 7
DM
Gelisah,
Ceftrisxone 1 gr/12j inj
16 s/d 23
15/11/2005
Komplikasi
panas,
k/p Sanmol p.o
16
Ureum 82
ulkus
kesadaran
Ciprofloxacin 500 3x1/2 tb
21 s/d 26
kreat : 2,2
turun, BAB
Clindamisin 2x300 mg
21 s/d 26
kolst : 200
dan BAK
Novonorm 3x0,5 mg p.o
21 s/d 26
Trigl : 137
tidak terasa
16
11/25/2005
Infus NaCl 0,45 %
Infus NaCl 250
16 s/d 17
Ureum 32
Infus D 5% + RI
16 s/d 22
kreat : 0,9
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No. RM
Data Diri
49
493561
NHW, L, 48,
Klas : 3
50
495044
Tgl
Rawat
29/9/2005
6/10/2005
dari ayah
membaik
Kls : 2
DM
s/d
Riwayat DM
MN, P, 55,
Diagnosa
10/10/2005
s/d
Riwayat
13/10/2005
hipertensi 10,
meninggal
Keluhan
Pusing, kaki
Klr
Ttg
Trndh
281
144
288
144
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
Sanmol 3x1 tb p.o
30 s/d 3
panas, tangan
Glibenclamid 1.0.0 p.o
30 s/d 6
Ureum: 37
kesemutan
Theragram 1x1 tb p.o
29 s/d 6
Kreatin:1,2
DM
Pasien tidak
komplikasi
sadar
stroke
Kadar Gula Darah
Msk
424
486
559
222
29/9/2005
Pronalges 2x1 amp inj
29 s/d 30
Kolest: 196
Ceftriaxone 1x1 gr inj
29 s/d 27
Trigliser:132
Pronalges 3x50 p.o
1 s/d 6
30/9/2005
Lesichol 3x1 tb p.o
1 s/d 6
Kolest: 188
Diabex 2x500 p.o
1 s/d 6
Trigliser:43
Amoxycilin 3x500 p.o
3 s/d 6
LDL:116
Diabex 3x500 p.o
3 s/d 6
HDL: 33
Infus Asering 20 tts
29 s/d 1
Manitol 200 c inj
10
10/10/2005
Manitol 4x125 cc inj
10 s/d 13
Ureum 88
Phenitoin 3x1 amp inj
10 s/d 13
kreatinin :
Dexamethasone 4x2 amp
10 s/d 13
1.2
kolesterol :
th riwayat
inj
hipertensi dan
Ceftriaxone 3x1 gr inj
10 s/d 13
DM dari ibu
Pronalges 3x1 amp inj
10 s/d 13
341
Primperan 2x1 amp inj
10 s/d 13
Trigliserid
Zantac 3x1 amp inj
10 s/d 13
165
Sanmol 3x1 p.o
10 s/d 13
Blopres 1x8 gr p.o
11
Blopres 2x8 mg p.o
12 s/d 13
Infus NaCl
10 s/d 13
Infus manitol 125
10 s/d 13
Infus NaCl + RI 254
10
Infus RD + RI 124 tts
10 s/d 12
Infus RD + RI 164 mikro
13
60x/mnt
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
51
No. RM
496529
Data Diri
Tgl
Rawat
NMK, P, 78
170 cm/50 kg
8/112005
s/d
Riwayat DM,
11/11/2005
hipertensi dan
membaik
gangguan
Diagnosa
DM
Peny.
Keluhan
Nyeri dada,
mual
Penyerta
Kadar Gula Darah
Msk
Klr
Ttg
Obat Cara
Tgl
Hasil
pberian
Pberian
Lab
Trndh
1
BS
GN
BS
GN
BS
GN
BS
GN
Diabex 2x /2 tb p.o
CaCO3 3x1 p.o
8 s/d 11
8 s/d 11
8/11/2005
Ureum:
202
137
202
137
Renapar 3x1 p.o
8 s/d 11
30
1
hipoelek
HCT 25 mg 2x /2 p.o
8 s/d 11
Kreatinin:
trolit
Clonidin 75 4x1 (1/2 tb) p.o
8 s/d 11
0,8
Captopril 4x25 p.o
8 s/d 11
elektrolit
Primperan 2x1 amp inj
8 s/d 10
Garam dapur 3x2 g p.o
10 s/d 11
Infus asering
Infus NaCl 0,9%
496529
NMK, P 78
22/10/2005
DM
Lemas, mual
hipertensi
pusing
277
196
276
69
8 s/d 9
9
Rantin 1 amp/12 jam inj
23 s/d 31
22/10/2005
Captopril 2x12,5 mg p.o
22
Ureum 25
170 cm/50 kg
s/d
Riwayat DM,
2/9/2005
peny.
Clonidin 2x1/2 p.o
22 s/d 27
kreatinin :
hipertensi dan
membaik
penyerta
HCT 1x1 p.o
22 s/d 23
0.7
gangguan
hipoelek
Na Diclofenac 2x25 mg p.o
23 s/d 2
elektrolit
trolit
Glibenklamid 1.0.0 p.o
23
Captopril 2x25 mg p.o
23 s/d 1
HCT 25 mg 2x1/2 tb p.o
25 s/d 2
Ceftriaxone 2x1 gr inj
23 s/d 31
Primperan 23x1 amp inj
23 s/d 1
Renapar 3x1 cap p.o
25 s/d 2
CaCO3 3x1 p.o
28 s/d 2
Insulin RI inj
Captopril 4x25 mg p.o
Infus RL + 25u KCL
30
1 s/d 2
29 s/d 30
16 tt/mnt
Infus NaCl 3%
29 s/d 30
Infus NaCl 0,9%
30 s/d 31
Infus RL + imp
22
Infus RL kosongan 30tts/mnt
23 s/d 25
Infus NaCl 3% 16tts/mnt
25 s/d 28
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
ADA
ADR
ADO
APS
BSGOT
BSGN
BSPP
CRF
D
DM
DRP
GE
HDL
HHD
IMT
KG
k
/p
LDL
M
OGTT
P
p.o
PPAR-γ
RI
RSPR
TIA
UKPDS
Urolithiasis
UTI
: American Diabetes Association
: adverse drug reaction
: antidiabetes oral
: Atas Permintaan Sendiri
: gula darah sewaktu (Blood Sugar On Time)
: gula darah puasa
: gula darah setelah makan (Blood Sugar Post Prandial)
: chronic renal failure
: Dextrosa
: diabetes mellitus
: Drug Related Problem
: gastro enteritis
: high density lipoprotein
: hypertensive heart disease
: Indeks Massa Tubuh
: kadar gula
: kalau perlu
: low density lipoprotein
: malam
: oral glucose tolerance test
: pagi
: per oral
: peroxisome proliferators activator receptor- γ
: regular insulin
: Rumah Sakit Panti Rapih
: transcient ischemic attack
: United Kingdom Prospective Diabetes Study
: pembentukan batu pada saluran kemih
: urinary tract infection
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Download