Perilaku Manusia PERILAKU MANUSIA •Perilaku manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor. PENDEKATAN NEUROBIOLOGIS menjelaskan hubungan antara perilaku yang dapat diamati dan kejadian-kejadian mental (seperti pikiran dan emosi) menjadi proses biologis. PENDEKATAN PSIKOANALISIS proses terpengaruhnya perilaku oleh pikiran, ketakutan atau keinginan-keinginan yang tidak disadari oleh orangnya STRUKTUR KEPRIBADIAN Id dimaksudkan sebagai nafsu yang memuat dorongan-dorongan biologis manusia. Contohnya Id adalah yang mendorong kita untuk makan, minum, berhubungan seksual, dan dorongan dorongan biologis lain yang bermuara pada pencapaian kesenangan. Ego tentu saja kita tak hidup sendirian dan lari dari realitas sosial. Kikta berinterkasi denga orang lainnya pada saat itu pula kita akan terikat dengan sejumlah kesepakatan dan aturan sosial. Superego dipandang sebagai polisi kepribadian, hati nurani yang berupaya mewujudkan keinginankeinginan ideal kita, yaitu norma-norma sosial dan cultural masyarakat kita. PENDEKATAN PERILAKU ( BEHAVIORISME) Behaviorisme adalah pendekatan yang sangat bermanfaat untuk menjalankan persepsi interpersonal, konsep diri, eksperimen, sosialisasi, control sosial, serta ganjaran dan hukuman. PENDEKATAN KOGNITIF Psikologi kognitif berpendapat bahwa manusia bukan hanya penerimaan stimuli yang pasif. Kognisi adalah sebutan bagi proses bagaimana cara mentransformasikan masukan indrawi, membubuhi kode-kode pada masukan ini, dan meyimpan kode-kode dalam ingatan serta mengambil kembali untuk digunakan jika diperlukan. ATRAKSI PERSONAL DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL Atraksi berkaitan dengan daya tarik dalam komunikasi yang dapat mendasari hubungan interpersonal. Apabila terjadi dua orang atau lebih saling menyukai,saling tertarik,dan mengembangkan hubungan komunikasi. Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain,sikap positif,dan daya tarik seseorang. ATRAKSI INTERPERSONAL atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain,sikap positif, dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita pada orang lain maka makin besar kecendrungan kita untuk berkomunikasi dengannya. Adapun proses umum dari atraksi interpersonal adalah afiliasi, daya tarik, dan komunikasi atau interaksi dengan orang lain. AFILIASI Kecendrungan untuk berhubungan dengan jenisnya sendiri itulah yang disebut dengan afiliasi. Dorongan untuk afiliasi (Berteman, bergabung dengan orang lain) itu sendiri sebagian disebabkan oleh faktor biologis, yaitu bahwa manusia memang tergolong jenis yang membutuhkan kawan Alasan-alasan untuk Berafiliasi Imbalan sosial Misalnya, kita mengantri di bioskop atau berada dalam kerumunan orang yang akan memasuki restoran. Meskipun kehadiran orang lain yang terlalu banyak itu agak menyusahkan, tetapi dengan menjadi bagian dari antrean atau kerumunan tersebut, kita mendapat imbalan sosial, yaitu berupa “kebenaran” karena kita berada ditempat yang “tepat” (misalnya karena film yang mau ditonton di bioskop itu bagus atau restoran itu terkenal). Alasan-alasan untuk Berafiliasi Alasan lainya mengapa sesorang melakukan afisiliasi adalah untuk mengurangi rasa takut. Para peneliti menegaskan bahwa orang-orang yang menderita atau menyangka akan menderita lebih mencari kesempatan untuk melakukan afiliasi. Untuk mendukung sesuatu hal yang kita percayai, kita membandingkannya dengan orang lain agar mendapatkan validasi. Pembandingan sosial kita lakukan jika kita berada pada ketidakpastian. Kita akan termotivasi untuk berafiliasi ketika kita merasakan ketidakpastian tentang apa yang normal,wajar atau benar tentang sesuatau hal. Pembandingan sosial juga dilakukan jika kita berada dalam keadaan takut. Ketika kita takut, akan sangat membantu jika kita bersama dengan orang lain, sebab kita dapat mengetahui reaksi kita. Misalnya apabila kita menunggu akan bertemu dokter gigi, kita mungkin akan lebih memilih untuk menunggu bersama orang lain daripada menunggu seorang diri. Variasi-variasi dalam Afiliasi Urutan kelahiran Penelitian mengatakan bahwa anak yang lahir pertama lebih mudah untuk berafiliasi ketika ketakutan, dibanding anak yang lahir berikutnya meskipun ketika mereka dewasa. Informasi mempengaruhi pilihan kita dalam melakukan afiliasi terkait dengan nilai informasi. Attachment Pelajaran yang kita dapatkan dalam masa awal kehidupan kita adalah tentang afiliasi sosial. DAYA TARIK (ATRAKSI) Daya tarik atau atraksi tidak hanya memiliki satu sebab, tetapi merupakan respons yang timbul dari berbagai alasan dan stimuli. Menurut Weber, ada dua model atraksi yang berdasarkan pada kekuatan imbalan, dan satu lagi menawarkan proses Dimana imbalan bisa dievaluasi : Model imbalan homan Hukum ketertarikan byrne Model tahapan mursteins 1. Tahap stimulus 2. Tahap dalam interaksi adalah tahap nilai 3. Tahapan peranan Faktor-faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal Faktor personal 1. Kesamaan karakteristik personal 2. Tekanan emosional 3. Harga diri yang rendah 4. Isolasi sosial Faktor situasional 1. Daya tarik fisik 3. Familiarity 2. Ganjaran 4. Kedekatan Atraksi interpersonal dan komunikasi Daya tarik seseorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal. Hubungan kita dengan orang lain banyak dipengaruhi oleh perasaan kita, jika kita menyukai seseorang kita cenderung melihat segala hal secara positif. Hubungan interpersonal Faktor-faktor hubungan interpersonal, yaitu : 1. Berdasarkan jumlah individu yang terlibat : hubungan diad dan hubungan triad. 2. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai : hubungan tugas dan hubungan sosial 3. Berdasarkan jangka waktu : hubungan jangka pendek dan hubungan jangka panjang 4. Berdasarkan tingkat kedalaman : hubungan biasa dan hubungan akrab Mark knapp menyebutkan bahwa hubungan interpersonal berkembang dalam 5 tahap : Inisiasi suatu tahap awal yang dicirikanoleh sedikit pembicaraan. Eksperimen, suatu tahap dimana para individu mulai mencari informasi lebih banyak tentang individu lain. Intensifikasi, sama dengan tahap intensifikasi Ruben. Integrasi, tahap yang menumbuhkan perasaan bersama individu merasa satu kesatuan, bukan lagi individu yang berada. Pertalian atau ikatan, suatu tahap dimana individu secara formal meneguhkan hubungan mereka. Menurut R.D Nye, ada lima sumber konflik, yaitu sebagai berikut : Kompetisi, salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain. Dominasi, salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang itu merasa hak-haknya dilanggar. Kegagalan, masing-masing pihak menyalahkan yang lain jika tujuan bersama tidak tercapai. Provokasi, salah satu pihak terus menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui dapat menyinggung perasaan orang lain. Perbedaan nilai, kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut. Diri DIRI (THE SELF) Diri ( self) adalah salah satu hal yang paling banyak diperbincangkan dalam psikologi sosial dalam dekade terakhir. Salah seorang pendiri psikologi modern, William James, menggambarkan diri ( the self) sebagai sebuah proses mengetahui dan berpikir, dengan sebuah subjek (the I, diri yang sadar dan aktif) dan sebuah objek (the me, diri yang disadari atu diri yang menjadi objek renungna kita). Konsep Diri adalah pikiran dan keyakinan seseorang mengenai dirinya sendiri. William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai : “ persepsi yang bersifat fisik, social,dan psikologis, mengenai diri kita, yang didapat dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain”. Tidak ada seorangpun yang terlahir secara langsung memiliki self-concept, ia berkembang seiring perjalanan hidup seseorang, dan pengaruh dari luar terhadap seseorang. SUMBER-SUMBER KONSEP DIRI 1. Self-Esteem ~ Adalah penilaian, baik positif atau negative, individu terhadap diri sendiri Self –esteem mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang. Orang dengan selfesteem tinggi akan lebih lentur dalam menaggapi situasi yang dihadapi meskipun itu situasi yang sulit karena mereka mampu menerima diri sendiri apa adanya, daripada orang dengan self-esteem rendah 2. Social Evaluation (Penilaian Sosial) ~ Kebanyakan informasi tentang diri sendiri tidak kita dapatkan dari perenungan atau refleksi diri, melainkan dari orang lain. Keyakinan Anda tentang pendapat orang lain terhadap Anda akan mempengaruhi perilaku dan keinginan Anda untuk berubah atu tidak. ~ Proses evaluasi social ini termasuk di dalamnya Reflected appraisal (pantulan penilaian) atau direct feedback (umpan balik langsung) a. Reflected appraisal ~ Dalam banyak hal, pendapat kita tentang diri sendiri adalah cermin (refleksi atau pantulan) dari penilaian nyata orang lain terhadap kita. Pendapat yang dilontarkan orang ini kemudian berpindah menjadi pendapat kita. b. Direct feedback ~ Ketika orang lain -terutama significant others, seperti orang tua dan teman-teman dekat- menyatakan penilaiannya kepada kita maka kita menerima feedback (umpan balik) tentang kualitas dan kemampuan kita. TEORI-TEORI KONSEP DIRI 1. Social Comparison (Pembandingan social) ~ Menurut ahli psikologi social modern, Leon Festinger, social comparison theory membantu menjelaskan berbagai macam fenomena, termasuk keyakinan social, perubahan sikap, dan komunikasi kelompok. ~ Social comparison theory ini dibangun atas empat prinsip dasar, yakni berikut ini: a. Setiap orang memiliki keyakinan tertentu. b. Penting bagi keyakinan kita untuk menjadi benar. c. Beberapa keyakinan lebih sulit untuk dibuktikan dibanding yang lainnya. Hal-hal yang tidak bisa dibuktikan secara objektif mungkin dibuktikan secara subjektif melalui pembuktian bersama (membuat orang lain setuju). d. Ketika anggota dari kelompok rujukan (refrence group) saling tidak setuju tentang suatu hal, mereka akan berkomunikasi hingga konflik tersebut terselesaikan. Menurut social comparison theory, ada kecenderungan-kecenderungan dalam melakukan perbandingan social, yaitu: a. Similarity hypothesis (hipotesis kesamaan) b. Related attributes hypothesis (hipotesis atribut yang berhubungan) c. Downward comparisons (pembandingan ke bawah) d. Consequences of social comparisons (Konsekuensi dari perbandingan social) 2. Persepsi diri (Self-Perception) ~ . Menurut Daryl Benn, ketika kita menilai pendapat sendiri maka kita akan mengambil perilaku kita sebagai petunjuk (clues), daripada menganalisis diri kita secara mendalam. ~ Oleh karena itu, proses self-perception melibatkan pembelajaran tentang diri sendiri dan menempatkan diri pada hal yang sama ketika kita mencoba memahami orang lain. Menurut teori persepsi diri (self-perception) ini terdapat dua macam cara bagaimana menempatkan diri pada hal yang sama ketika kita mencoba memahami orang lain, yaitu: a. b. Self-Attribution (Atribusi Diri) Overjustification (Pembenaran yang Berlebih) HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KOMUNIKASI Konsep diri merupakan factor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya (Rakhmat,2003). Oleh karena konsep diri berpengaruh terhadap perilaku maka jelas konsep diri juga berhubungan erat dengan komunikasi. Ada dua kualitas konsep diri: positif dan negative. KOGNISI SOSIAL TENTANG DIRI Seperti yang dikatakan oleh Willim James, seorang bisa menjadi objek pikirannya sendiri. Inilah kognisi social. Penjelasan mengenai social cognition (kognisi social) ini akan memudahkan pemahaman tentang social self. Kita melakukan proses yang oleh Goedon Allport disebut becoming. Dimana kita mengembangkan, memodifikasi, dan menyaring identitas personal dan pemahaman tentang diri sendiri “diri” kita dan konsep kita tentang diri kita sendiri. 1. Self-awareness (Kesadaran Diri) ~ Self-awareness (kesadaran diri) merupakan perhatian sesorang yang terfokus pada diri sendiri, perasaannya, nilai, maksud, dan/atau evaluasi dari orang lain. ~ Self-awareness membantu kita untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita, menyadari bahwa tingkah laku kita dikendalikan oleh pikiran kita. ~ Self-awareness menunjukan tingkat atau derajat kita mengetahui diri kita sendiri. Dalam Johari Window dijelaskan bahwa “diri” manusia terbagi atas empat bagian atu sel (quadran, jendela,bagian). Tiap-tiap sel itu mewakili bagian “diri” (self) yang berbeda-beda. 1 2 OPEN BLIND HIDDEN UNKNWON 3 4 2. Self-Schemata (Skema Diri) ~ adalah seperangkat susunan selfgeneralizations (hal-hal yang umum) dari diri seseorang, yang didapat dari penilaian yang dilakukan sendiri atau orang lain. ~ Self-schemata mungkin akan membatasi kita, tetapi merupakan suatu hal yang bersifat dinamis, dapat berubah seiring perkembangan informasi dan pengalaman kita. SELF-MOTIVATION (MOTIVASI DIRI) Menurut Weber, motivasi diri dapat dilihat beberapa hal yaitu : 1. 2. Self-Consistency (konsistensi Diri) Self-Enchancement (Peningkatan Diri) Persepsi tentang Diri dan Atribusi Sarlito (1977) Manusia tidak hanya melakukan proses persepsi terhadap objek, tetapi manusia juga melakukan proses persepsi mengenai orang atau orang lain Persepsi tentang orang (Person Perception) Kadang juga disebut persepsi sosial Tujuannya adalah untuk memahami Orang atau orang lain Perbedaan Persespsi Benda dengan Persepsi Sosial Rakhmat (2003) perbedaan antara persepsi objek dan persepsi tentang orang Yang disebut persepsi inter personal Pertama : Persepsi objek, stimuli yang ditangkap panca indra, melalui benda – benda fisik seperti gelombang, cahaya, gelombang suara, temperatur Kedua : Persepsi tentang orang jauh lebih sulit dari pada persepsi objek, pada persepsi objek kita hanya menghadapi sifat – sifat luar objek tersebut Namun pada persepsi tentang orang, kita mencoba memahaminya apa yang tidak di tangkap oleh alat indera kita Saat melakukan persepsi objek Objek tidak bereaksi kepada kita Kita tidak memberikan reaksi emosional terhadap objek. Namun, ketika melakukan persepsi terhadap orang lain, berbagai faktor terlibat Seperti faktor personal kita INFERENSI SOSIAL Mempersepsi orang lebih sulit dan lebih mungkin untuk tidak cermat dari pada mempersepsi benda Inferensi sosial berarti mengerti apa yg kita pelajari ttg orang atau orang-orang lain Prosesnya dimulai dari mengumpulkan data sosial berupa : informasi sosial, penampilan fisik, isyarat-isyarat nonverbal, dan tindakan-tindakan orang lain. Semua itu membentuk data sosial yg terintegrasi dan terkumpul untuk membentuk kesan mengenai orang lain 143 Perbedaan persepsi benda dengan persepsi sosial Persepsi benda Persepsi sosial .. 1 Stimuli ditangkap oleh benda melalui Stimuli sampai kepada kita melalui benda-benda fisik;gelombang, lambang-lambang verbal atau grafis yg cahaya, temperatur disampaikan pihak ke-3 2 Kita hanya menanggapi sifat-sifat luar obyek Mencoba memahami apa yang nampak pada alat indra 3 Ketika pempersepsi obyek, obyek tidak bereaksi. Kita tidak memberikan reaksi emosional thd obyek Melakukan persepsi thd orang lain, berbagai faktor terlibat, spr faktor personal, karakteristik orang lain yg dipersepsi 4 Obyek relatif tetap Orang cenderung berubah-ubah Inferensi sosial dtg dari 4 sumber 1.Informasi sosial tentang orang lain 2.Penampilan 3.Petunjuk nonverbal 4.Implikasi tindakan-tindakan orang lain Waber (1966) Inferensi sosial berarti mengerti apa yang kita pelajari tentang orang / orang lain Prosesnya dimulai dari pengumpulan data sosial berupa Informasi sosial, penampilan fisik, isyarat – isyarat nonverbal, dan tindakan – tindakan orang lain Inferensi Sosial datang dari 4 Sumber 1. Inferensi sosial Menurut pandangan psikologi kognitif manusia adalah makhluk pengolah informasi (Information Processors) Informasi itu dibutuhkan sebagai Suatu cara manusia bertahan hidup sebagai makhluk sosial 2. Penampilan Penampilan fisik merupakan hal yang pertama kali diperhatikan saat kita bertemu dan bertatap muka dengan seseorang Anda bisa memperoleh data – data tentang perkerjaannya, usia, status, tingkat pendidikan , dsb 3. Petunjuk Nonverbal Ekspresi Wajah Ekspresi wajah seseorang memegang peran penting dalam interaksi dengan sesama. Petunjuk wajah dianggap merupakan sumber persepsi yang dapat diandalkan Kontak Mata Kontak mata menunjukan seberapa intim kita dengan lawan bicara Apabila ia sedang senang maka ia akan membuka matanya lebar – lebar dan berbinar – binar, begitu pula sebaliknya Gesture Petunjuk gesture dianggap sangat penting dalam proses komunikasi, karena gerakan tubuh sangat susah di kontrol atau dikendalikan secara sadar Seperti : jari tangan (telunjuk dan jari tengah) yang membentuk huruf V Menunjukan tanda damai Suara Cara kita menggunakan bahasa (yang tertulis maupunterucap) disebut dengan Para Langguange Tinggi, rendahnya suara juga bisa logat, berbicara, intelek, intonasi, kualitas suara Dapat dilihat dari Para Langguange 4. Tindakan Dalam membentuk persepsi interpersonal, manusia sering kali memfokuskan atau memberi perhatian bagaimana cara seseorang bertindak terhadap orang lain Kita akan mengerti dan memahami alasan atau penyebab mengapa seseorang melakukan suatu tindakan Pembentukan Kesan Ada 3 jenis proses ketika kita menerapkan persepsi interpersonal 1. Pembentukan konsep sosial Pengalaman sosial merupakan suatu bentuk kita sendiri saat kita menginterpretasikan pengalaman kita Misalnya : membagi orang – orang yang kita temui dengan beberapa kelompok bagian seperti anak – anak, remaja, dewasa Konsep sosial terbentuk melalui a. Pengalaman b. Belajar c. Bahasa 2. Pengorganisasian Kesan Pembentukan kesan yang lain berfokus pada kuantitas dan keberagaman informasi sosial yang harus dipahami secara keseluruhan Ada 3 macam strategi yang digunakan untuk pengorganisasian kesan a. Centrality b. Primary Versus Recency c. Silence 3. Pengolahan Informasi Sosial Inforamsi sosial yang diperoleh seseorang memberikan dasar bagi orang ersebut untuk bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sosialnya Ada 2 proses spesifik yaitu: a. Impresion Integration b. Sosial Gudgement ( Penilain Sosial) Impression Integration Ada 4 strategi dalam mengintegrasi kesan a. Evaluasi Menilai baik buruknya seseorang b. Averaging Kesan melalui proses pukul rata sehingga menghasilkan penilaian dan bobot seseorang c. Consistensi Kesan yang kita miliki untuk menentukan kesan lain yang diperoleh tentang orang lain d. Positivity Sikap positif merupakan perpanjangan dari keinginan manusia untuk memperoleh pengalaman Sosisal Judgment Sosial gudgement terbagi menjadi 2 penilaian sosial 1. Personality Model hubungan sosial terhadap persepsi kepribadian seseorang 2. Deception Bisa membendkan yang baik dan tidak baik dari seseorang, Tanda – tandanya terlihat dari gerakan tubuh dan wajahnya Baron & Byrne (1979) Atriums adalah proses pengumpulan motiv, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat perilakuya yang tampak Myers (1966) Kecenderungan memberikan atribusi disebabkan oleh kecenderungan manusia untuk menjelaskan segala sesuatu termasuk apa yang ada di balik perilaku orang lain Naive Psychologi Fritz Heide Dasar untuk mencari penjelasan mengenai perilaku seseorang adalah akal sehat (commonsanse) Ada 2 perilaku yaitu: Atribusi Internal dan Atribusi Eksternal Atribusi Internal: Seperti suasana hati, kepribadian, kemampuan, kondisi kesehatan Atribusi Eksternal; Seperti tekanan dari luar, ancaman, keadaan cuaca, dan kondisi perekonomian Teori – teori Atribusi Edward E. Jones & Keith Davis (1965) Bahwa dalam menjelaskan suatu kejadian tertentu Kita akan mengacu pada tujuan dan keinginan seseorang yang sesuai dengan perilakunya Perilaku merupakan sumber informasi yang kaya Dengan demikian apabila kita mengamati perilaku orang lain dengan cermat, kita dapat mengambil kesimpulan Casual Analysis Theory Menurut Kelley Para pengamat perilaku orang lain bertindak seperti ilmuan naif Mengumpulkan berbagai informasi tentang perilaku dan menganalisis polanya supaya bisa dimengerti Kejadian Tak Terduga a. Kejadian Negative b. Kejadian Ekstreem c. Sikap Ketergantungan d. Mempertahankan Skemata Bias – bias dalam Atribusi Bias Kognitif Teori atribusi mengatakan bahwa manusia mengolah informasi dengan cara konfensional sehingga bisa memperoleh informasi yang benar dan objektif Bias Motivasi Bias yang sering muncuncul adalah apa yang disebut mengutamakan diri sendiri (self-selving bias) Atribusi yang menekankan pada ego atau mempertahankan kepercayaan diri sendiri Atribusi tentang Diri Orang memiliki persepsi berdasarkan kondisi internalnya sendiri, sama seperti saat mereka memiliki persepsi tentang kondisi orang lain Stanly Schacther (1962) Persepsi dari emosi kita tergantung dari 1. Derajat rangsangan psikologis yang kita alami 2. Label kognitif yang kita gunakan Perilaku dan interpretasi kita terhadap suatu situasi membuat kita memberikan label kognitif tertentu sehingga kita bisa menginterpretasikan pengalaman internal kita sendiri Sikap Sikap DAN PERILAKU Sikap dapat didefinisikan sebagai posisi yang diambil dan dihayati seseorang terhadap benda, masalah, atau lembaga. Beberapa sikap bersikap abstrak Menurut weber, sikap adalah sebuah reaksi evaluatif terhadap orang, peristiwa, atau aspek lain terhadap hidupnya. Ciri khas sikap adalah sebagai berikut. 1. mempunyai objek tertentu (orang, perilaku, situasi dan benda) 2. mengandung penilaian (setuju tidak setuju, suka tidak suka) sikap terbentuk dari kesimpulan yang kita peroleh tentang pengalaman di masa lalu, untuk mempermudah pilihan perilaku kita nantinya Model-model yang menjelaskan sikap 1. Model satu dimensi Model ini merupakan model paling sederhana dalam menjelaskan sikap secara langsung. Misalkan ketika anda menonton film horor anda memilih untuk tidak menonton karena tidak suka akibatnya anda akan menjauhi film tersebut . 2 Model tiga dimensi Model ini mejelaskan sikap dalam jangkauan yang lebih luas berdasarkan pengalaman psikologi. Sikap ini menyangkut 3 dimensi 1. Pengalaman kognitif (kepercayaan) 2. Pengalaman afektif (emosi) 3. Perilaku (pilihan dan tindakan) Pengukuran sikap Ada beberapa teknik yang biasa digunakan mengukur sikap diantaranya sebagai berikut: Skala thurstone Mengembangkan pendekatan statistik pertama dalam mengukur sikap. Misalkan kita urutkan skala sikap dari 1 sampai 10 Skala likert Mengembangkan skala pengukuran yang mengembangkan beberapa sikap. Responden kemudian satu angka dari skala setuju sampai tidak setuju Skala sematic differential Dasar teorinya adalah bahwa sikap orang terhadap suatu objek dapat diketahui jika kita mengetahui konotasi dari kata yang melambankan objek tersebut. Keterkaitan sikap dan perilaku Para peneliti telah menemukan bahwa dugaan sikap akan tergantung dari cara sikap itu dibentuk, diukur, dan dialami. Berikut uraian tentang kaitan antara sikap dan perilaku. 1. perilaku yang spesifik Semakin spesifik atau khusus satu sikap terhadap perilaku maka akan semakin baik dalam memperkirakan perilaku yang terkait 2. potensi sikap Semakin kuat satu sikap dalam pemikiran seseorang maka semakin besar pengaruhnya terhadap perilaku 3. penonjolan sikap Berkaitan dengan potensi sikap adalah adanya kualitas sikap, sikap akan semakin terlihat atau menonjol jika lebih disadari kehadirannya dalam sikap kita Perilaku dapat mempengaruhi sikap Metode metode yang dapat menjelaskan bagaimana perilaku dapat mempengaruhi perubahan sikap: Metode foot-in-the-door-effect Studi tentang pengaruh interpersonal telah menjelaskan bahwa manusia lebih cenderung untuk menyetujui atau menerima permintaan yang besar jika sebelumnya mereka telah setuju pada permintaan yang lebih kecil dan berhubungan. Misalnya ada kenalan yang meminta uang Rp1000 anda akan menyetujuinya dan memberi uang itu. Jika kemudian orang yang sama kepada anda meminta uang Rp 5000. anda bisa lebih lebih sulit menolaknya karena itu anda akan melanggar sikap siap memberi uang Metode the low-ball technique Teknik ini merupakan salah satu strategi persuasif yang digunakan penjual. Biasanya penawaran diawali dengan harga yang rendah. Setelah pembeli tertarik dan melakukan transaksi, pada detik detik terakfir penjual tiba-tiba menyatakan ada perubahan harga Perubahan sikap komponen komunikasi persuasif yang dapat mempengaruhi perubahan sikap 1. sumber Informasi pertama yang orang terima dari pesan Persuasif adalah karakteristik soure yang menyampaikan pesan tersebut 2. pesan Elemen pesan memiliki lebih banyak variabel yang mengandung efek untuk mempersuasi kualitas pesan persuasif yang berdampak pada perubahan sikap 3. audience (khalayak) Karakteristik audience akan menentukan mana Komunikator yang kredibel dan atraktif, mana Pesan yang logis, dapat diingat atau seimbang 4. efek stiuasional Persuasi tidak hanya dihasilkan dari komunikator, pesan dan penerima pesan. Ada beberapa hal yang terjadi dalam proses berlangsungnya komunikasi persuasif, dan berdampak penting bagi perubahan sikap.Yaitu kerapatan pesan, pengulangan, dan pengalih perhatian