Persepsi tentang Diri dan Atribusi

advertisement
Perilaku Manusia
PERILAKU MANUSIA
•Perilaku
manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor.
PENDEKATAN NEUROBIOLOGIS
menjelaskan hubungan antara perilaku yang dapat
diamati dan kejadian-kejadian mental (seperti pikiran dan
emosi) menjadi proses biologis.
PENDEKATAN PSIKOANALISIS
proses terpengaruhnya perilaku oleh pikiran, ketakutan
atau keinginan-keinginan yang tidak disadari oleh
orangnya
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Id dimaksudkan sebagai nafsu yang memuat
dorongan-dorongan biologis manusia.
Contohnya Id adalah yang mendorong kita untuk
makan, minum, berhubungan seksual, dan
dorongan
dorongan biologis lain yang bermuara pada
pencapaian kesenangan.
 Ego tentu saja kita tak hidup sendirian dan lari
dari realitas sosial. Kikta berinterkasi denga
orang lainnya pada saat itu pula kita akan
terikat dengan sejumlah kesepakatan dan
aturan sosial.


Superego dipandang sebagai polisi kepribadian,
hati nurani yang berupaya mewujudkan keinginankeinginan ideal kita, yaitu norma-norma sosial dan
cultural masyarakat kita.
PENDEKATAN PERILAKU ( BEHAVIORISME)
Behaviorisme adalah pendekatan yang sangat
bermanfaat untuk menjalankan persepsi
interpersonal, konsep diri, eksperimen, sosialisasi,
control sosial, serta ganjaran dan hukuman.
PENDEKATAN KOGNITIF

Psikologi kognitif berpendapat bahwa manusia
bukan hanya penerimaan stimuli yang pasif.

Kognisi adalah sebutan bagi proses bagaimana
cara mentransformasikan masukan indrawi,
membubuhi kode-kode pada masukan ini, dan
meyimpan kode-kode dalam ingatan serta
mengambil kembali untuk digunakan jika diperlukan.
ATRAKSI PERSONAL DAN HUBUNGAN
INTERPERSONAL

Atraksi berkaitan dengan daya tarik dalam
komunikasi yang dapat mendasari hubungan
interpersonal. Apabila terjadi dua orang atau lebih
saling menyukai,saling tertarik,dan
mengembangkan hubungan komunikasi.

Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang
lain,sikap positif,dan daya tarik seseorang.
ATRAKSI INTERPERSONAL


atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang
lain,sikap positif, dan daya tarik seseorang. Makin
tertarik kita pada orang lain maka makin besar
kecendrungan kita untuk berkomunikasi dengannya.
Adapun proses umum dari atraksi interpersonal
adalah afiliasi, daya tarik, dan komunikasi atau
interaksi dengan orang lain.
AFILIASI

Kecendrungan untuk berhubungan dengan jenisnya
sendiri itulah yang disebut dengan afiliasi.

Dorongan untuk afiliasi (Berteman, bergabung
dengan orang lain) itu sendiri sebagian disebabkan
oleh faktor biologis, yaitu bahwa manusia memang
tergolong jenis yang membutuhkan kawan
Alasan-alasan untuk Berafiliasi

Imbalan sosial
Misalnya, kita mengantri di bioskop atau berada
dalam kerumunan orang yang akan memasuki
restoran. Meskipun kehadiran orang lain yang
terlalu banyak itu agak menyusahkan, tetapi
dengan menjadi bagian dari antrean atau
kerumunan tersebut, kita mendapat imbalan
sosial, yaitu berupa “kebenaran” karena kita
berada ditempat yang “tepat” (misalnya karena
film yang mau ditonton di bioskop itu bagus atau
restoran itu terkenal).
Alasan-alasan untuk Berafiliasi

Alasan lainya mengapa sesorang melakukan
afisiliasi adalah untuk mengurangi rasa takut.

Para peneliti menegaskan bahwa orang-orang
yang menderita atau menyangka akan
menderita lebih mencari kesempatan untuk
melakukan afiliasi.

Untuk mendukung sesuatu hal yang kita
percayai, kita membandingkannya dengan
orang lain agar mendapatkan validasi.

Pembandingan sosial kita lakukan jika kita berada
pada ketidakpastian. Kita akan termotivasi untuk
berafiliasi ketika kita merasakan ketidakpastian
tentang apa yang normal,wajar atau benar tentang
sesuatau hal.

Pembandingan sosial juga dilakukan jika kita berada
dalam keadaan takut. Ketika kita takut, akan sangat
membantu jika kita bersama dengan orang lain, sebab
kita dapat mengetahui reaksi kita.

Misalnya apabila kita menunggu akan bertemu dokter
gigi, kita mungkin akan lebih memilih untuk menunggu
bersama orang lain daripada menunggu seorang diri.
Variasi-variasi dalam Afiliasi

Urutan kelahiran
Penelitian mengatakan bahwa anak yang lahir
pertama lebih mudah untuk berafiliasi ketika
ketakutan, dibanding anak yang lahir
berikutnya meskipun ketika mereka dewasa.

Informasi
mempengaruhi pilihan kita dalam melakukan
afiliasi terkait dengan nilai informasi.

Attachment
Pelajaran yang kita dapatkan dalam masa awal
kehidupan kita adalah tentang afiliasi sosial.
DAYA TARIK (ATRAKSI)
Daya tarik atau atraksi tidak hanya memiliki satu
sebab, tetapi merupakan respons yang timbul dari
berbagai alasan dan stimuli.
Menurut Weber, ada dua model atraksi yang
berdasarkan pada kekuatan imbalan, dan satu lagi
menawarkan proses Dimana imbalan bisa
dievaluasi :



Model imbalan homan
Hukum ketertarikan byrne
Model tahapan mursteins
1. Tahap stimulus
2. Tahap dalam interaksi adalah tahap nilai
3. Tahapan peranan
Faktor-faktor yang mempengaruhi atraksi
interpersonal

Faktor personal
1. Kesamaan karakteristik personal
2. Tekanan emosional
3. Harga diri yang rendah
4. Isolasi sosial

Faktor situasional
1. Daya tarik fisik
3. Familiarity
2. Ganjaran
4. Kedekatan
Atraksi interpersonal dan komunikasi

Daya tarik seseorang sangat penting bagi
komunikasi interpersonal. Hubungan kita dengan
orang lain banyak dipengaruhi oleh perasaan kita,
jika kita menyukai seseorang kita cenderung melihat
segala hal secara positif.
Hubungan interpersonal

Faktor-faktor hubungan interpersonal, yaitu :
1. Berdasarkan jumlah individu yang terlibat :
hubungan diad dan hubungan triad.
2. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai :
hubungan tugas dan hubungan sosial
3. Berdasarkan jangka waktu : hubungan jangka
pendek dan hubungan jangka panjang
4. Berdasarkan tingkat kedalaman : hubungan biasa
dan hubungan akrab
Mark knapp menyebutkan bahwa hubungan
interpersonal berkembang dalam 5 tahap :





Inisiasi suatu tahap awal yang dicirikanoleh sedikit
pembicaraan.
Eksperimen, suatu tahap dimana para individu
mulai mencari informasi lebih banyak tentang
individu lain.
Intensifikasi, sama dengan tahap intensifikasi
Ruben.
Integrasi, tahap yang menumbuhkan perasaan
bersama individu merasa satu kesatuan, bukan lagi
individu yang berada.
Pertalian atau ikatan, suatu tahap dimana individu
secara formal meneguhkan hubungan mereka.
Menurut R.D Nye, ada lima sumber konflik,
yaitu sebagai berikut :





Kompetisi, salah satu pihak berusaha memperoleh
sesuatu dengan mengorbankan orang lain.
Dominasi, salah satu pihak berusaha
mengendalikan pihak lain sehingga orang itu
merasa hak-haknya dilanggar.
Kegagalan, masing-masing pihak menyalahkan
yang lain jika tujuan bersama tidak tercapai.
Provokasi, salah satu pihak terus menerus berbuat
sesuatu yang ia ketahui dapat menyinggung
perasaan orang lain.
Perbedaan nilai, kedua pihak tidak sepakat tentang
nilai-nilai yang mereka anut.
Diri
DIRI (THE SELF)
 Diri
( self) adalah salah satu hal yang
paling banyak diperbincangkan dalam
psikologi sosial dalam dekade terakhir.
Salah seorang pendiri psikologi modern,
William James, menggambarkan diri ( the
self) sebagai sebuah proses mengetahui
dan berpikir, dengan sebuah subjek (the I,
diri yang sadar dan aktif) dan sebuah
objek (the me, diri yang disadari atu diri
yang menjadi objek renungna kita).
Konsep Diri
adalah pikiran dan
keyakinan seseorang
mengenai dirinya
sendiri.
William D. Brooks mendefinisikan konsep diri
sebagai : “ persepsi yang bersifat fisik, social,dan
psikologis, mengenai diri kita, yang didapat dari
pengalaman dan interaksi kita dengan orang
lain”.
 Tidak
ada seorangpun yang terlahir secara
langsung memiliki self-concept, ia berkembang
seiring perjalanan hidup seseorang, dan
pengaruh dari luar terhadap seseorang.
SUMBER-SUMBER KONSEP
DIRI
 1.
Self-Esteem
~ Adalah penilaian, baik positif atau negative,
individu terhadap diri sendiri
Self –esteem mempengaruhi perilaku
komunikasi seseorang. Orang dengan selfesteem tinggi akan lebih lentur dalam
menaggapi situasi yang dihadapi meskipun
itu situasi yang sulit karena mereka mampu
menerima diri sendiri apa adanya, daripada
orang dengan self-esteem rendah
 2.
Social Evaluation (Penilaian Sosial)
~ Kebanyakan informasi tentang diri sendiri tidak kita
dapatkan dari perenungan atau refleksi diri, melainkan
dari orang lain. Keyakinan Anda tentang pendapat orang
lain terhadap Anda akan mempengaruhi perilaku dan
keinginan Anda untuk berubah atu tidak.
~ Proses evaluasi social ini termasuk di dalamnya
Reflected appraisal (pantulan penilaian) atau direct
feedback (umpan balik langsung)
a. Reflected appraisal
~ Dalam banyak hal, pendapat kita tentang diri sendiri
adalah cermin (refleksi atau pantulan) dari penilaian
nyata orang lain terhadap kita. Pendapat yang
dilontarkan orang ini kemudian berpindah menjadi
pendapat kita.
b. Direct feedback
~ Ketika orang lain -terutama significant others, seperti
orang tua dan teman-teman dekat- menyatakan
penilaiannya kepada kita maka kita menerima feedback
(umpan balik) tentang kualitas dan kemampuan kita.
TEORI-TEORI KONSEP DIRI
1. Social Comparison (Pembandingan social)
~ Menurut ahli psikologi social modern, Leon Festinger, social
comparison theory membantu menjelaskan berbagai macam
fenomena, termasuk keyakinan social, perubahan sikap, dan
komunikasi kelompok.
~ Social comparison theory ini dibangun atas empat prinsip dasar,
yakni berikut ini:
a. Setiap orang memiliki keyakinan tertentu.
b. Penting bagi keyakinan kita untuk menjadi benar.
c. Beberapa keyakinan lebih sulit untuk dibuktikan dibanding yang
lainnya. Hal-hal yang tidak bisa dibuktikan secara objektif mungkin
dibuktikan secara subjektif melalui pembuktian bersama (membuat
orang lain setuju).
d. Ketika anggota dari kelompok rujukan (refrence group) saling tidak
setuju tentang suatu hal, mereka akan berkomunikasi hingga konflik
tersebut terselesaikan.

 Menurut
social comparison theory, ada
kecenderungan-kecenderungan dalam
melakukan perbandingan social, yaitu:
a. Similarity hypothesis (hipotesis kesamaan)
b. Related attributes hypothesis (hipotesis
atribut yang berhubungan)
c. Downward comparisons (pembandingan ke
bawah)
d. Consequences of social comparisons
(Konsekuensi dari perbandingan social)
 2.
Persepsi diri (Self-Perception)
~ . Menurut Daryl Benn, ketika kita menilai
pendapat sendiri maka kita akan mengambil
perilaku kita sebagai petunjuk (clues), daripada
menganalisis diri kita secara mendalam.
~ Oleh karena itu, proses self-perception
melibatkan pembelajaran tentang diri sendiri dan
menempatkan diri pada hal yang sama ketika kita
mencoba memahami orang lain.
 Menurut
teori persepsi diri (self-perception)
ini terdapat dua macam cara bagaimana
menempatkan diri pada hal yang sama ketika
kita mencoba memahami orang lain, yaitu:
 a.
 b.
Self-Attribution (Atribusi Diri)
Overjustification (Pembenaran yang
Berlebih)
HUBUNGAN ANTARA KONSEP
DIRI DAN KOMUNIKASI
 Konsep
diri merupakan factor yang
sangat menentukan dalam komunikasi
interpersonal karena setiap orang
bertingkah laku sedapat mungkin sesuai
dengan konsep dirinya (Rakhmat,2003).
 Oleh karena konsep diri berpengaruh
terhadap perilaku maka jelas konsep diri
juga berhubungan erat dengan
komunikasi. Ada dua kualitas konsep diri:
positif dan negative.
KOGNISI SOSIAL TENTANG
DIRI
Seperti yang dikatakan oleh Willim James,
seorang bisa menjadi objek pikirannya
sendiri. Inilah kognisi social. Penjelasan
mengenai social cognition (kognisi social) ini
akan memudahkan pemahaman tentang
social self.
 Kita melakukan proses yang oleh Goedon
Allport disebut becoming. Dimana kita
mengembangkan, memodifikasi, dan
menyaring identitas personal dan
pemahaman tentang diri sendiri “diri” kita
dan konsep kita tentang diri kita sendiri.

 1.
Self-awareness (Kesadaran Diri)
~ Self-awareness (kesadaran diri) merupakan
perhatian sesorang yang terfokus pada diri
sendiri, perasaannya, nilai, maksud, dan/atau
evaluasi dari orang lain.
~ Self-awareness membantu kita untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada
pada diri kita, menyadari bahwa tingkah laku kita
dikendalikan oleh pikiran kita.
~ Self-awareness menunjukan tingkat atau
derajat kita mengetahui diri kita sendiri.

Dalam Johari Window dijelaskan bahwa “diri” manusia terbagi
atas empat bagian atu sel (quadran, jendela,bagian). Tiap-tiap
sel itu mewakili bagian “diri” (self) yang berbeda-beda.
1
2
OPEN
BLIND
HIDDEN
UNKNWON
3
4
 2.
Self-Schemata (Skema Diri)
~ adalah seperangkat susunan selfgeneralizations (hal-hal yang umum) dari diri
seseorang, yang didapat dari penilaian yang
dilakukan sendiri atau orang lain.
~ Self-schemata mungkin akan membatasi kita,
tetapi merupakan suatu hal yang bersifat dinamis,
dapat berubah seiring perkembangan informasi
dan pengalaman kita.
SELF-MOTIVATION (MOTIVASI
DIRI)
 Menurut Weber, motivasi
diri dapat dilihat
beberapa hal yaitu :
1.
2.
Self-Consistency (konsistensi Diri)
Self-Enchancement (Peningkatan Diri)
Persepsi tentang Diri
dan
Atribusi
Sarlito (1977)
Manusia tidak hanya melakukan
proses persepsi terhadap objek,
tetapi manusia juga melakukan
proses persepsi mengenai orang
atau orang lain
Persepsi tentang orang
(Person Perception)
Kadang juga disebut persepsi sosial
Tujuannya adalah untuk memahami
Orang atau orang lain
Perbedaan Persespsi Benda dengan
Persepsi Sosial
Rakhmat (2003) perbedaan antara
persepsi objek
dan persepsi tentang orang
Yang disebut persepsi inter personal
Pertama : Persepsi objek, stimuli
yang ditangkap panca indra, melalui
benda – benda fisik seperti
gelombang, cahaya, gelombang
suara, temperatur
Kedua : Persepsi tentang
orang jauh lebih sulit dari pada
persepsi objek, pada persepsi
objek kita hanya menghadapi
sifat – sifat luar objek tersebut
Namun pada persepsi tentang
orang, kita mencoba
memahaminya apa yang tidak
di tangkap oleh alat indera kita
Saat melakukan persepsi objek
Objek tidak bereaksi kepada kita
Kita tidak memberikan reaksi
emosional terhadap objek.
Namun, ketika melakukan persepsi
terhadap orang lain, berbagai
faktor terlibat
Seperti faktor personal kita
INFERENSI SOSIAL
Mempersepsi orang lebih sulit dan
lebih mungkin untuk tidak cermat
dari pada mempersepsi benda
Inferensi sosial berarti mengerti
apa yg kita pelajari ttg orang atau
orang-orang lain
Prosesnya dimulai dari
mengumpulkan data
sosial berupa : informasi
sosial, penampilan fisik,
isyarat-isyarat nonverbal,
dan tindakan-tindakan
orang lain. Semua itu
membentuk data sosial yg
terintegrasi dan
terkumpul untuk
membentuk kesan
mengenai orang lain
143
Perbedaan persepsi
benda dengan persepsi
sosial
Persepsi benda
Persepsi sosial
..
1
Stimuli ditangkap oleh benda melalui Stimuli sampai kepada kita melalui
benda-benda fisik;gelombang,
lambang-lambang verbal atau grafis yg
cahaya, temperatur
disampaikan pihak ke-3
2
Kita hanya menanggapi sifat-sifat
luar obyek
Mencoba memahami apa yang nampak
pada alat indra
3
Ketika pempersepsi obyek, obyek
tidak bereaksi. Kita tidak
memberikan reaksi emosional thd
obyek
Melakukan persepsi thd orang lain,
berbagai faktor terlibat, spr faktor
personal, karakteristik orang lain yg
dipersepsi
4
Obyek relatif tetap
Orang cenderung berubah-ubah
Inferensi sosial dtg dari 4 sumber
1.Informasi sosial tentang
orang lain
2.Penampilan
3.Petunjuk nonverbal
4.Implikasi tindakan-tindakan
orang lain
Waber (1966)
Inferensi sosial berarti mengerti
apa yang kita pelajari tentang
orang / orang lain
Prosesnya dimulai dari
pengumpulan data sosial berupa
Informasi sosial, penampilan fisik,
isyarat – isyarat nonverbal, dan
tindakan – tindakan orang lain
Inferensi Sosial datang dari
4 Sumber
1. Inferensi sosial
Menurut pandangan psikologi
kognitif manusia adalah makhluk
pengolah informasi
(Information Processors)
Informasi itu dibutuhkan sebagai
Suatu cara manusia bertahan
hidup sebagai makhluk sosial
2. Penampilan
Penampilan fisik merupakan
hal yang pertama kali
diperhatikan saat kita
bertemu dan bertatap muka
dengan seseorang
Anda bisa memperoleh data –
data tentang perkerjaannya,
usia, status, tingkat
pendidikan , dsb
3. Petunjuk Nonverbal
Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah seseorang
memegang peran penting
dalam interaksi dengan
sesama. Petunjuk wajah
dianggap merupakan sumber
persepsi yang dapat
diandalkan
Kontak Mata
Kontak mata menunjukan
seberapa intim kita dengan
lawan bicara
Apabila ia sedang senang
maka ia akan membuka
matanya lebar – lebar dan
berbinar – binar, begitu pula
sebaliknya
Gesture
Petunjuk gesture dianggap sangat
penting dalam proses
komunikasi,
karena gerakan tubuh sangat
susah di kontrol atau
dikendalikan secara sadar
Seperti : jari tangan (telunjuk dan
jari tengah) yang membentuk
huruf V Menunjukan tanda damai
Suara
Cara kita menggunakan bahasa
(yang tertulis maupunterucap)
disebut dengan Para Langguange
Tinggi, rendahnya suara
juga bisa logat, berbicara,
intelek, intonasi, kualitas suara
Dapat dilihat dari
Para Langguange
4. Tindakan
Dalam membentuk persepsi
interpersonal,
manusia sering kali memfokuskan
atau memberi perhatian
bagaimana cara seseorang
bertindak terhadap orang lain
Kita akan mengerti dan memahami
alasan atau penyebab mengapa
seseorang melakukan suatu
tindakan
Pembentukan Kesan
Ada 3 jenis proses ketika kita
menerapkan persepsi interpersonal
1. Pembentukan konsep sosial
Pengalaman sosial merupakan suatu
bentuk kita sendiri saat kita
menginterpretasikan pengalaman
kita
Misalnya : membagi orang – orang
yang kita temui dengan beberapa
kelompok bagian seperti anak –
anak, remaja, dewasa
Konsep sosial
terbentuk melalui
a. Pengalaman
b. Belajar
c. Bahasa
2. Pengorganisasian Kesan
Pembentukan kesan yang lain
berfokus pada kuantitas dan
keberagaman informasi sosial
yang harus dipahami secara
keseluruhan
Ada 3 macam strategi yang
digunakan untuk
pengorganisasian kesan
a. Centrality
b. Primary Versus Recency
c. Silence
3. Pengolahan Informasi Sosial
Inforamsi sosial yang diperoleh
seseorang memberikan dasar
bagi orang ersebut untuk
bersikap dan berperilaku dalam
kehidupan sosialnya
Ada 2 proses spesifik yaitu:
a. Impresion Integration
b. Sosial Gudgement
( Penilain Sosial)
Impression Integration
Ada 4 strategi dalam mengintegrasi kesan
a. Evaluasi
Menilai baik buruknya seseorang
b. Averaging
Kesan melalui proses pukul rata sehingga
menghasilkan penilaian dan bobot
seseorang
c. Consistensi
Kesan yang kita miliki untuk
menentukan kesan lain yang diperoleh
tentang orang lain
d. Positivity
Sikap positif merupakan perpanjangan dari
keinginan manusia untuk memperoleh
pengalaman
Sosisal Judgment
Sosial gudgement terbagi menjadi
2 penilaian sosial
1. Personality
Model hubungan sosial terhadap
persepsi kepribadian seseorang
2. Deception
Bisa membendkan yang baik dan
tidak baik dari seseorang,
Tanda – tandanya terlihat dari
gerakan tubuh dan wajahnya
Baron & Byrne (1979)
Atriums adalah proses
pengumpulan motiv, maksud, dan
karakteristik orang lain dengan
melihat perilakuya yang tampak
Myers (1966)
Kecenderungan memberikan
atribusi disebabkan oleh
kecenderungan manusia untuk
menjelaskan segala sesuatu
termasuk apa yang ada di balik
perilaku orang lain
Naive Psychologi
Fritz Heide
Dasar untuk mencari penjelasan
mengenai perilaku seseorang
adalah akal sehat
(commonsanse)
Ada 2 perilaku yaitu:
Atribusi Internal
dan
Atribusi Eksternal
Atribusi Internal:
Seperti suasana hati,
kepribadian, kemampuan,
kondisi kesehatan
Atribusi Eksternal;
Seperti tekanan dari luar,
ancaman, keadaan cuaca,
dan kondisi perekonomian
Teori – teori Atribusi
Edward E. Jones & Keith Davis
(1965)
Bahwa dalam menjelaskan suatu
kejadian tertentu
Kita akan mengacu pada tujuan dan
keinginan seseorang yang sesuai
dengan perilakunya
Perilaku merupakan sumber
informasi yang kaya
Dengan demikian apabila kita
mengamati perilaku orang lain
dengan cermat, kita dapat
mengambil kesimpulan
Casual Analysis Theory
Menurut Kelley
Para pengamat perilaku orang lain
bertindak seperti ilmuan naif
Mengumpulkan berbagai informasi
tentang perilaku dan menganalisis
polanya supaya bisa dimengerti
Kejadian Tak Terduga
a. Kejadian Negative
b. Kejadian Ekstreem
c. Sikap Ketergantungan
d. Mempertahankan Skemata
Bias – bias dalam Atribusi
Bias Kognitif
Teori atribusi mengatakan bahwa
manusia mengolah informasi
dengan cara konfensional sehingga
bisa memperoleh informasi yang
benar dan objektif
Bias Motivasi
Bias yang sering muncuncul adalah
apa yang disebut mengutamakan
diri sendiri (self-selving bias)
Atribusi yang menekankan pada ego
atau mempertahankan kepercayaan
diri sendiri
Atribusi tentang Diri
Orang memiliki persepsi
berdasarkan kondisi
internalnya sendiri,
sama seperti saat
mereka memiliki
persepsi tentang kondisi
orang lain
Stanly Schacther (1962)
Persepsi dari emosi kita tergantung
dari
1. Derajat rangsangan psikologis
yang kita alami
2. Label kognitif yang kita gunakan
Perilaku dan interpretasi
kita terhadap suatu situasi membuat
kita memberikan label
kognitif tertentu sehingga kita bisa
menginterpretasikan pengalaman
internal kita sendiri
Sikap
Sikap DAN PERILAKU
Sikap dapat didefinisikan sebagai posisi yang diambil dan dihayati
seseorang terhadap benda, masalah, atau lembaga. Beberapa sikap
bersikap abstrak
Menurut weber, sikap adalah sebuah reaksi evaluatif terhadap
orang, peristiwa, atau aspek lain terhadap hidupnya.
Ciri khas sikap adalah sebagai berikut.
1.
mempunyai objek tertentu
(orang, perilaku, situasi dan benda)
2. mengandung penilaian
(setuju tidak setuju, suka tidak suka)
sikap terbentuk dari kesimpulan yang kita peroleh tentang
pengalaman di masa lalu, untuk mempermudah pilihan perilaku kita
nantinya
Model-model yang menjelaskan sikap
1. Model satu dimensi
Model ini merupakan model paling sederhana
dalam menjelaskan sikap secara langsung. Misalkan ketika anda
menonton film horor anda memilih
untuk tidak menonton karena
tidak suka akibatnya anda
akan menjauhi film tersebut
. 2 Model tiga dimensi
Model ini mejelaskan sikap dalam jangkauan yang lebih luas
berdasarkan pengalaman psikologi. Sikap ini menyangkut 3 dimensi
1.
Pengalaman kognitif (kepercayaan)
2.
Pengalaman afektif (emosi)
3.
Perilaku (pilihan dan tindakan)
Pengukuran sikap







Ada beberapa teknik yang biasa digunakan mengukur sikap diantaranya sebagai
berikut:
Skala thurstone
Mengembangkan pendekatan statistik pertama dalam mengukur sikap. Misalkan
kita urutkan skala sikap dari 1 sampai 10
Skala likert
Mengembangkan skala pengukuran yang mengembangkan beberapa sikap.
Responden kemudian satu angka dari skala setuju sampai tidak setuju
Skala sematic differential
Dasar teorinya adalah bahwa sikap orang terhadap suatu objek dapat diketahui
jika kita mengetahui konotasi dari kata yang melambankan objek tersebut.
Keterkaitan sikap dan perilaku







Para peneliti telah menemukan bahwa dugaan sikap akan tergantung
dari cara sikap itu dibentuk, diukur, dan dialami. Berikut uraian
tentang kaitan antara sikap dan perilaku.
1. perilaku yang spesifik
Semakin spesifik atau khusus satu sikap terhadap perilaku maka
akan semakin baik dalam memperkirakan perilaku yang terkait
2. potensi sikap
Semakin kuat satu sikap dalam pemikiran seseorang maka semakin
besar pengaruhnya terhadap perilaku
3. penonjolan sikap
Berkaitan dengan potensi sikap adalah adanya kualitas sikap, sikap
akan semakin terlihat atau menonjol jika lebih disadari kehadirannya
dalam sikap kita
Perilaku dapat mempengaruhi sikap
Metode metode yang dapat menjelaskan bagaimana
perilaku dapat mempengaruhi perubahan sikap:
Metode foot-in-the-door-effect
 Studi tentang pengaruh interpersonal telah
menjelaskan bahwa manusia lebih cenderung untuk
menyetujui atau menerima permintaan yang besar
jika sebelumnya mereka telah setuju pada
permintaan yang lebih kecil dan berhubungan.
 Misalnya ada kenalan yang meminta uang Rp1000
anda akan menyetujuinya dan memberi uang itu. Jika
kemudian orang yang sama kepada anda meminta
uang Rp 5000. anda bisa lebih lebih sulit menolaknya
karena itu anda akan melanggar sikap siap memberi
uang

Metode the low-ball technique
 Teknik
ini merupakan salah satu
strategi persuasif yang digunakan
penjual. Biasanya penawaran diawali
dengan harga yang rendah. Setelah
pembeli tertarik dan melakukan
transaksi, pada detik detik terakfir
penjual tiba-tiba menyatakan ada
perubahan harga
Perubahan sikap
komponen komunikasi persuasif yang dapat mempengaruhi perubahan sikap
 1. sumber
 Informasi pertama yang orang terima dari pesan
 Persuasif adalah karakteristik soure yang
 menyampaikan pesan tersebut





2. pesan
Elemen pesan memiliki lebih banyak variabel yang
mengandung efek untuk mempersuasi kualitas
pesan persuasif yang berdampak pada perubahan
sikap






3. audience (khalayak)
Karakteristik audience akan menentukan mana
Komunikator yang kredibel dan atraktif, mana
Pesan yang logis, dapat diingat atau seimbang
4. efek stiuasional
Persuasi tidak hanya dihasilkan dari komunikator, pesan dan penerima pesan.
Ada beberapa hal yang terjadi dalam proses berlangsungnya komunikasi
persuasif, dan berdampak penting bagi perubahan sikap.Yaitu kerapatan
pesan, pengulangan, dan pengalih perhatian
Download