KAP 3

advertisement
KAP 3
MELLY MAULIN P
Faktor-faktor yang mempengaruhi Atraksi
Interpersonal
1. Faktor-faktor personal yang mempengaruhi atraksi
interpersonal

Kesamaan karakteristik personal

Tekanan emosional (stress)

Harga diri yang rendah

Isolasi sosial.
2. Faktor-faktor situasional

Daya tarik fisik (Physical Attractiveness)

Ganjaran (Reward)

Familiarity

Kedekatan (Proximity)

Kemampuan (competence)
Pengaruh Atraksi Interpersonal pada KAP
1. Penafsiran pesan dan penilaian
Sudah diketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang orang lain
tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional. Kita juga
makhluk emosional. Oleh karena itu, ketika kita menyenangi seseorang,
kita juga melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif.
2. Efektivitas komunikasi
Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi
merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul
dengan kelompok yang banyak mamiliki kesamaan dengan kita.
Tahap-tahap hubungan interpersonal
1.
Pembentukan hubungan
Tahap ini sering disebut dengan tahap perkenalan (acquaintance
process). Fase pertama adalah fase kontak permulaan (initial contact
phase) yang ditandai oleh usaha dari kedua belah pihak untuk
menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak
berusaha menggali identitas, sikap, dan nilai pihak lain. Bila terdapat
kesamaan, maka mulailah dilakukan proses pengungkapan diri. Informasi
pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori yaitu:







Informasi demografis
Sikap dan pendapat (tentang orang atau objek)
Rencana yang akan datang
Kepribadian
Perilaku pada masa lalu
Orang lain
Hobi dan minat
2. Peneguhan hubungan
Hubungan interpersonal tidak bersifat statis, tetapi selalu
berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan
interpersonal, perubahan memerlukan adanya tindakantindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan.
Terdapat empat faktor yang sangat penting dalam
memelihara keseimbangan, yaitu:

Keakraban

Kontrol

Ketepatan respons

Keserasian suasana emosional
1.
Konfirmasi, yaitu respons yang dapat memperteguh hubungan
interpersonal. Berikut ini adalah beberapa respons yang termasuk
konfirmasi:
2.
Pengakuan langsung, adalah menerima pernyataan dan
memberikan respons dengan segera. Contoh:
“Saya setuju.
Anda benar .“
3.
Perasaan positif, adalah mengungkapkan perasaan yang positif
terhadap apa yang sudah lawan bicara katakana.
Contoh: “Terima kasih atas pujianmu.”
4.
Respons meminta keterangan, adalah meminta menerangkan isi
sebuah pesan. Contoh: “Ceritakan lebih banyak tentang itu.”
5.
Respons setuju, adalah memperteguh apa yang telah dikatakan.
Contoh:
“Saya setuju, ini memang keputusan terbaik untuk
mereka saat ini.”
6.
Respons suportif, adalah mengungkapkan pengertian, dukungan,
atau kalimat yang memperkuat. Contoh:
“Saya mengerti apa
yang kamu rasakan.”
Diskonfirmasi, yaitu respons yang justru merusak hubungan interpersonal.
1.
Respons sekilas, adalah memberikan respons pada suatu pernyataan,
tetapi dengan segera mengalihkan pembicaraan. Contoh:
“Apakah
konsernya bagus?” “Lumayan. Besok ke kampus jam berapa?”
2.
Respons impersonal, adalah memberikan komentar dengan menggunakan
kata ganti orang ketiga.Contoh:
“Orang memang sering marah
diperlakukan seperti itu.”
3.
Respons kosong, adalah respons yang tidak menghiraukan sama sekali baik
memeberikan sambutan verbal maupun nonverbal.
4.
Respons yang tidak relevan, adalah seperti respons sekilas, yang berusaha
mengalihkan pembicaraan tanpa menghubungkan dengan pembicaraan
yang ada. Contoh:
“Lagu ini enak didengar,” “Aku heran mengapa jam
segini Maya belum pulang juga. Menurut kamu kemana dia kira-kira?”
5.
Respons interupsi, adalah memotong suatu pembicaraan yang sedang
terjadi. Contoh: “Maaf, bisakah kamu menjelaskan kembali maksud dari
pembicaraanmu!”
6.
Respons rancu, adalah respons yang berupa kalimat-kalimat yang kacau,
rancu, atau tidak lengkap.
7.
Respons kontradiktif, adalah menyampaikan pesan verbal yang
bertentangan dengan pesan nonverbal.Contoh:
Mengatakan dengan
bibir mencibir dan intonasi suara merendahkan, “Memang, bagus sekali
pendapatmu.”
3. Pemutusan hubungan
Pemutusan hubungan dapat saja terjadi, dan juga dapat menimbulkan terjadinya
konflik. Jalaluddin Rakhmat (2011) menyebutkan terdapat lima sumber konflik,
yaitu:

Kompetisi, yaitu adanya salah satu pihak yang beursaha memperoleh sesuatu
dengan mengorbankan orang lain.

Dominasi, yaitu adanya salah satu pihak yang berusaha mengendalikan pihak
lain sehingga orang itu merasa hak-haknya dilanggar.

Kegagalan, yaitu masing-masing pihak berusaha menyalahkan yang lain
apabila tujuan bersama tidak tercapai.

Provokasi, yaitu adanya salah satu pihak yang terus-menerus berbuat sesuatu
yang ia ketahui menyinggung perasaan pihak lain.

Perbedaan nilai, yaitu kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang
mereka anut.
Percaya (trust)
Percaya didefinisikan sebagai mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh
risiko. Definisi tersebut menyebutkan adanya tiga unsur percaya, yaitu:

Ada situasi yang menimbulkan risiko

Orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari bahwa
akibat-akibatnya bergantung pada perilaku orang lain

Orang yang yakin bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik baginya
Manfaat menaruh rasa percaya pada orang lain adalah meningkatkan komunikasi
interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan
penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai
maksudnya.
Selain itu, terdapat juga tiga hal utama yang dapat
menumbuhkan sikap percaya dan mengembangkan komunikasi
yang didasarkan pada sikap saling percaya, yaitu:

Menerima, adalah kemampuan berhubungan dengan orang
lain tanpa menilai dan berusaha mengendalikan. Menurut
Anita Taylor dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), menerima
adalah sikap yang melihat orang lain sebagai menusia,
sebagai individu yang patut dihargai. Menerima tidaklah
berarti menyetujui semua perilaku orang lain atau rela
menanggung akibat-akibat perilakunya.

Empati, adalah sikap yang dianggap sebagai memahami
orang lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita.
Dalam empati, kita tidak menempatkan diri kita pada posisi
orang lain, tetapi kita ikut secara emosional dan intelektual
dalam pengalaman orang lain. Berempati artinya
membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang
lain.

Kejujuran, dapat diartikan sebagai sikap apa adanya.
Menerima dan empati mungkin saja dipersepsi salah oleh
orang lain. Sikap menerima kita dapat ditanggapi sebagai
sikap tak acuh, dingin, dan tidak bersahabat.

Sikap empati kita dapat ditanggapi sebagai pura-pura.
Supaya ditanggapi sebenarnya, maka kita harus jujur dalam
mengungkapkan diri kita terhadap orang lain. Kejujuran
menyebabkan perilaku kita dapat diduga, sehingga
mendorong orang lain untuk percaya pada kita.
No
Sikap Terbuka
Sikap Tertutup (dogmatis)
1.
Menilai pesan secara objektif dengan
menggunakan data dan keajegan logika
Menilai pesan berdasarkan motif-motif pribadi
2.
Membedakan dengan mudah, melihat nuansa,
dsb
Berpikir simplisitis, artinya berpikir kitam-putih (tanpa
nuansa)
3.
Berorientasi pada isi
Bersandar lebih banyak pada sumber pesan daripada isi
pesan
4.
Mencari informasi dari berbagai sumber
Mencari informasi tentang kepercayaan orang lain dari
sumbernya sendiri, bukan dari sumber kepercayaan orang
lain
5.
Lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah Secara kaku mempertahankan dan memegang teguh sistem
kepercayaannya
kepercayaannya
6.
Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai
dengan rangkaian kepercayaannya
Menolak, mengabaikan, mendistorsi pesan yang tidak
konsisten dengan sistem kepercayananya
Hatur Nuhun
Download