1 MASALAH KERUSAKAN DAN KEHILANGAN BAGASI TERCATAT PENUMPANG PESAWAT UDARA DI BANDARA INTERNASIONAL SEPINGGAN - BALIKPAPAN Fitriyani Fakultas hukum, jurusan ilmu hukum Universitas 17 agustus 1945 samarinda, samarinda Indonesia ABSTRACT expected to be used as the initial With conditions changing strategic information in the field of law for the environment, flight academic community to know more organizer needs, many of which are about the development of air transport new policy set within the provisions law, especially regarding the transport of the transport number 1 in 2009. Act of goods. No. 1 of 2009 governing the flight in This paper is practically can provide Indonesia, in Article (1) number 1 input states 'flight is a unified system community consisting of the use of airspace, parties that are directly related to the aircraft, and airports, air transport, air activity of an air transport, so as to navigation, safety and security, the provide air transport services are good environment and supporting facilities and comfortable for passengers. and current and other facilities. benefits, a personal government, author, and the ABSTRAK While this paper has theoretical and practical for this paper is Dengan kondisi perubahan lingkungan strategis, dan kebutuhan 2 penyelenggara penerbangan saat ini, lebih lanjut tentang perkembangan banyak yang hukum pengangkutan udara terutama merupakan kebijakan yang baru di atur didalam ketentuan mengenai pengangkutan nomor 1 tahun 2009. barang. Undang-undang Tulisan nomor 1 tahun pengangkutan ini secara praktis dapat masukan bagi 2009 mengatur tentang penerbangan memberikan di Indonesia, dalam Pasal (1) angka penulis 1 menyebutkan ‘ Penerbangan adalah pemerintah, serta para pihak yang suatu kesatuan sistem yang terdiri berhubungan atas pemanfaatan wilayah udara, aktivitas pesawat udara, dan Bandar udara, sehingga angkutan pelayanan angkutan udara yang baik udara, penerbangan, keamanan, navigasi keselamatan lingkungan dan pribadi, masyarakat langsung suatu dengan angkutan dapat udara, memberikan dan nyaman terhadap penumpang. hidup serta fasilitas penunjang dan fasilitas lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Sedangkan mempunyai tulisan manfaat teoritis ini dan praktis, Tulisan ini diharapkan dapat dijadikan dalam bahan barang- bahan bidang informasi awal ilmu hukum bagi kalangan akademis guna mengetahui Angkutan merupakan alat transportasi yang digerakkan oleh mesin atau makhluk hidup yang pendukung merupakan bagi sarana kemajuan 3 perekonomian suatu bangsa, Alat pemanfaatan transportasi pesawat manusia digunakan untuk manusia oleh memudahkan dalam melakukan kegiatan atau aktivitas sehari-hari Dalam penggunaan ketiga alat transportasi tersebut terdapat aspek-aspek mengaturnya, sendiri Nomor ada 22 hukum Di Undang-undang tahun 2009 udara, udara, dan Bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup serta fasilitas penunjang dan fasilitas lainnya. yang Indonesia wilayah Semua hal-hal diatas merupakan suatu kesatuan sistem yang tidak dapat dipisahkan, yang Didalam undang-undang 1 tahu mengatur tentang angkutan darat, 2009 yang merupakan perubahan Undang-undang nomor 17 yang atas mengatur angkutan di laut dan tahun 1992 Undang-undang nomor 1 tahun sesuai lagi. 2009 mengatur tentang angkutan undang-undang lingkungan tahun kebutuhan mengatur tentang sudah tidak Dengan kondisi perubahan udara. Undang-undang nomor 1 2009 yang nomor 15 strategis, dan penyelenggara penerbangan di Indonesia, dalam penerbangan Pasal (1) angka 1 menyebutkan yang merupakan kebijakan yang Penerbangan baru di atur didalam ketentuan adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri atas saat pengangkutan nomor ini, 1 banyak tahun 4 enforcemen )1 Terkait hal baru udara niaga ( commercial airline yang diatas capital ) komposisi saham ( share penumpang merupakan masalah holder compastion ), kepemilikan yang pesawat permasalahan 2009 seperti Modal udara ( ownership) jaminan guarantee ), angkutan aircraft bank (bank sumber diatur paling krusial saat ini, mengenai keselamatan penumpang sampai daya dengan kondisi manusia ( resuce persons ), kerja penumpang, sama pengangkutan antar mengenai perusahaan barang Dalam hukum kewajiban penerbangan ( airline joit venture pengangkut ), tariff penumpang ( passenger mengangkut penumpang dan/atau tariff) yang tarif barang dengan aman. Utuh dan ekonmi ( selamat sampai tempat tujuan, penumpang meliputi kelas economic class passanger ), tarif memberikan batas atas ( upper limt tariff ), baik, tariff atas bawah ( referensi tariff penumpang ) tarif non ekonomi ,tarif jasa kerugian kebandarudaraan, penumpang, penetapan pelayanan mekanisme besaran jasa antara lain pelayanan menggantikan dalam yang hal yang kerugian adanya menimpa memberangkatkan tarif penumpang sesuai dengan jadwal terkait Bandar yang telah ditetapkan dan lain- udara, penegakkan hukum ( law 1 K Martono Hukum angkutan udara PT Raja Grafika Jakarta 2004 hal 7 5 lain, Sedangkan penumpang ongkos adalah kewajiban pihak lainnya menyanggupi untuk membayar membayar ongkosnya pengangkutan besarnya telah menjaga tentang penumpang tersebut juga ditentukan, barang dibawah yang yang ketentuan berlaku berada didalam pengangkutan pengawasannya, atau kegiatan transportasi udara, dalam hal ini pengangkut melaporkan jenis barang yang atau dibawa berkewajiban untuk mengangkut terutama berkategori barang berbahaya, ketentuan yang pengangkut yang yang menaati maskapai penumpang secara tepat waktu, dan sebagai kompensasi kewajiban perusahaan suatu mendapatkan perjanjian merupakan perjanjian teeoritis ongkos pengangkutan suatu dan berkenaan pihak biasanya tertuang dalam Secara aman selamat sampai keempat tujuan Hak dan kewajiban suatu pengangkutan. dengan ditentukan dengan pengangkutan. dokumen penerbangan 2 dari pelaksanaan tersebut maka penerbangan bayaran sebagai penyelenggaraan pengakutan dari penumpang. perjanjian Dalam praktek kegiatan dimana suatu pihak menyanggupi transportasi udara sering kali untuk dengan aman membawa pengangkut tidak memenuhi orang atau barang dari suatu 2 tempat ketempat lain, sedangkan R.Soebekti. Aneka perjanjian PT Aditia Citra Jakarta 2003 hlm 12 6 kewajiban secara baik dan benar sering terjadi atau hamper setiap hari pada saat dapat dikatakan “ wanprestasi ”, melakukan beberapa telah hal yang dapat penumpang 1. Kecelakaan menyebabkan yang penumpang meninggal dunia atau cacat 2. Penundaan penerbangan atau dilay 4. Kehilangan atau dengan membahasnya tertarik untuk dalam sebuah penelitian skripsi yang berjudul :MASALAH KERUSAKAN DAN KEHILANGAN BARANG PENUMPANG PESAWAT UDARA. kerusakan barang milik penumpang B. Perumusan 5. Pelayanan kurang memuaskan yang ditawarkan dan lain-lain. Dalam beberapa hal yang diatas kehilangan masalah atau dan Pembatasan Masalah 6. Informasi tentang produk jasa mengenai penulis TERCATAT 3. Keterlambatan dikemukakan bepergian Berdasarkan hal tersebut diataslah pesawat frekuensinya menggunakan pesawat udara. dikatakan pengangkut melakukan wanprestasi adalah : dan Yang dalam menjadi penulisan masalah skripsi ini adalah : 1. Bagaimana jawab tanggung maskapai kerusakan barang milik bagasi penerbangan atas penumpang merupakan hal yang kerusakan atau 7 kehilangan bagasi yang 2. Untuk mengetahui terdata milik penumpang bagaimana pesawat udara ? hukum 2. Bagaimana hukum perlindungan oleh penerbangan maskapai terhadap barang-barang penumpang dalam pesawat udara ? oleh penerbangan dan Kegunaan maskapai terhadap barang-barang penumpang dalam pesawat udara. Sedangkan tulisan ini mempunyai manfaat teoritis dan praktis, Adapun C. Tujuan perlindungan kedua manfaat tersebut adalah sebagai berikut: Penulisan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk a. Secara teoritis Tulisan ini diharapkan dapat mengetahui dijadikan bahan informasi bagaimana tanggung awal dalam jawab maskapai hukum bagi kalangan akademis guna mengetahui kerusakan dan kehilangan lebih lanjut tentang bagasi yang terdata milik perkembangan penumpang pengangkutan udara terutama penerbangan udara atas pesawat bidang mengenai barang-barang. ilmu hukum pengangkutan 8 b. Secara Praktis Tulisan dapat 1. Jenis penelitian ini secara memberikan masukan bahan Penulisan ini menggunakan metode penulis penelitian Yuridis masyarakat Normatif, bagi pribadi, praktis hukum Yang dilakukan pemerintah, serta para pihak melalui yang berhubungan langsung peraturan perundang-undangan dengan aktivitas dan angkutan udara, dapat suatu sehingga memberikan pelayanan kajian bahan berkaitan terhadap hukum dengan yang masalah yang dihadapi angkutan udara yang baik dan Data yang digunakan dalam nyaman terhadap penumpang. penyelesaian skripsi ini ialah : D. Metode dan Tahnik Penelitian Penelitian a. Bahan hukum Primer : ini Berupa peraturan menggunakan metode penelitian perundangan yang bersifat hukum mengikat yaitu pengumpulan dengan data yang oleh dan pihak disahkan yang berkaitan dengan permasalahan, berwenang, yaitu undang- yang undang kemudian mengadakan analisa terhadap masalah yang dihadapi tersebut nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan 9 b. Bahana materi hukum sekunder, Yaitu bahan hukum yang bahan hukum sedang dihadapi. menunjang primer E. Sistematika Penulisan. seperti ahli hukum c. Bahan yang hukum Adapun terseir, penulisan sistematika skripsi ini, Yaitu bahan hukum yang membaginya memberikan petunjuk dan yaitu sebagai berikut: penjelasan terhadap bahan hukum primer sekunder atau dan dengan menjadi penulis 4 bab Bab I Pendahuluan bab ini berisikan, Alasan pemilihan judul, Perumusan dan kata lain bahan hukum pembatasan masalah,Tujuan tambahan kegunaan penulisan, Metode dan seperti kamus Bahasa Indonesia. tehnik 2. Tehnik Pengumpulan data menganalisa sistematika peraturan dan Bab mempelajari sumber berhubungan dan secara buku-buku, perundangan, lain yang dengan dan Sistematika penulisan a. Studi kepustakaan Yaitu penelitian dan II Kerangka Teoritis. Bab ini menguraikan tentang : pengertian dan hukum pengakutan Pengertian dan dasar udara, dasar hukum penumpang, Pengertian bagasi milik penumpang pesawat udara 10 dan Masalah kerusakan kehilangan bagasi dan yang berisikan kesimpulan tercatat disertai dengan saran- Saran dan penumpang pesawat udara Bab III Hasil penelitian dan pembahasan, Bab menguraikan ini tentang perlindungan hukum BAB II KERANGKA TEORITIS oleh A. Pengertian dan dasar Hukum Pengangkutan Udara Sehari-hari maskapai penerbangan terhadap bagasi milik penumpang dalam pesawat udara, yang terdiri dari: a. Tanggung jawab maskapai penerbangan atas kerusakan dan kehilangan bagasi yang terdata milik penumpang maskapai hukum oleh penerbangan terhadap barang- penumpang Bab IV Penutup, merupakan dengan kata “ bab diganti traportasi “ Pengangkutan lebih menekankan pada aspek yuridis, sedangkan tranportasi lebih pada menekankan aspek kegiatan akan tetapi keduanaya memiliki makna yang sama yaitu sebagai kegiatan pemindahan dengan menggunakan alat angkut. dalam pesawat udara ini sering perekonomian, pesawat udara b. Perlindungan pengangkutan kata Secara Bab terakhir etimologi, tranportasi berasal dari bahasa latin, yaitu tranportare, trans, 11 berarti seberanag atau sebelah tempat lain, berarti menggunakan berbagai jenis alat atau membawa, pengakut mekanik yang diakui demikian berarti dan diatur undang-undang sesuai berarti mengangkut dan partare mengangkut dengan tranportasi atau membawa ketempat dengan bidang kesebelah lain atau dari suatu ia tempat pengangkutan sehingga dengan angkutan dan kemajuan teknologi 4 Selanjutnya kesuatu ketempat lain lainnya menambahkan bahwa memiliki tiga tranportasi dapat dimensi pokok yaitu, sebagai usaha pengangkutan sebagai usaha, didefinisikan kegiatan mengangkut atau pengangkutan sebagai perjanjian, membawa barang atau dan pengangkutan sebagai proses. penumpang dari dan suatu 5 tempat ketempat lainnya. 3 Pengangkutan Abdul Kadir Muhammad, mendefinisikan pengakutan sebagai usaha memiliki sebagai ciri sebagai berikut: proses 1. Berdasarkan suatu perjanjian kegiatan pemindahan penumpang dan atau barang darai suatu 4 3 Rustian kamaludin, Ekonomi Tranportasi Karakteristek Teori dan kebijakan Ghalia Indonesia Jakarta 2003 hal 12 Abdul Kadir Muhammad Arti penting dan strategi multimuda pengangkutan Niaga Indonesia genta press Jogjakarta 2007 hl 6 5 Abdulkadir Muhammad Hukum Pengangkutan Niaga Citra Aditia Bhakti jakaarta 2005 hlm 6 12 2. Kegiatan ekonomi dibidangi b. Membawa jasa dan 3. Berbentuk perusahaan 4. Menggunakan alat atau angkut c. Menurunkan dan Sedangkan pendapat lain mengatakan pengangkutan niaga atau a. Meliputi dan dan pemuatan suatu ketempat penumpang atau barang /Bandar penumpang atau pembongkaran tujuan. barang, Pengangkutan rangkaian tersebut meliputi . 1. Dalam arti dari stasiun/terminal/pelabuhan tujuan sebagai tempat penurunan kegiatan di kegiatan membawa tempat barang 2. Dalam arti sempit peristiwa pemindahan penumpang dari penumpang tempat tujuan adalah rangkaian kegiatan atau barang penumpang ketempat tujuan mekanik atau penumpang udara tempat adalah perjanjian timbale balik antara luas, terdiri pengangkut dan pengirim, dari dimana pengangkut mengikatkan a. Memuat penumpang dan diri untuk menyelenggarakan atau barang kedalam alat pengangkutan barang dan atau pengangkut orang lain ketempat selamat, dari suatu tempat tertentu dengan sedangkan pengirim 13 mengikatkan membayar diri uang untuk 2. Tersedianya angkutannya 6 sebagai alat angkut Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi kendaraan 3. Ada sebelumnya, tempat yang dapat dilalui alat angkut dengan sedikit perbedaan yaitu Proses pengakutan dengan adanya penekanan pada merupakan gerak aspek asal darimana kegiatan angkutan fungsi dari kegiatan dari tempat pengangkut, yaitu memindahkan dimulai orang atau barang dari suatu angkutan itu diakhiri 7 Menurut tempat ketempat Sugiantna Pengangkutan adalah maksud untuk lain, dengan meningkatkan daya guna atau nilai. Menurut Albakarah merupakan Riduan tujuan memindahkan barang atau komoditi goods dan of penumpang darai suatu tempat Pengangkutan pemindahan ketempat ketempat barang pengangkut lain, sehingga menghasilkan jasa dan orang dari tempat asal ke angkutan atau produksi jasa bagi tempat masyarakat tujuan, ada beberapa yang membutuhkan unsur pengangkut yaitu sebagai berikut: 1. Adanya suatu yang diangkat 6 HM Porwosicipto Pengertian Pokok Hukum dagang PT Cira Kencana Jakarta 2003 hlm 7 Mahrudin Seregar. Beberapa Masalah Ekonomi dan manajeman PT Citra Indah Sejati Jakarta 2003 hlm 14 14 untuk pemindahan atau ditinjau d ari segi barang yang pengiriman barang barang , 8 Secara yuridis diangkut, dari segi geografis definisi transportasi itu berlangsung dari atau pengertian pengakutan pada sudut tehnis serta dari sudut alat umumnya tidak ditemukan dalam angkutannya, peraturan perundang-undangan di klarifikasinya transportasi sebagai Indonesia, berikut :9 walaupun demikian pengakutan itu menurut hukum atau secara didefinisikan perjanjian yuridis sebagai timbal balik 1. Dari barang diangkut atau atau pengirim, pengangkutan barang yang diangkut, traportasi meliputi : suatu a. Angkutan antara penumpang ( passanger ) b. Angkutan barang ( goods pemilik ) dengan c. Angkutan p[os ( mai0 ) memungut biaya pengangkutan Transportasi segi rinci dapat pihak pengangkut dengan pihak yang secara 2. Dari atau traportasi dapat menjadi : sudut d apat geografis dibagi dikelompokkan menurut macam a. Angkutan antar benua atau modal atau jenisnya ( modes b. Angkutan of tranfortasion yang dapat continental c. Angkutan antar pulau 8 .Sogiantna, Hukum Pengangklutan Barang d an Penumpang PT Cakra Buana Pusaka Hakarta 2002 hlm 7 antar 9 . Rustan kamaludin, Op Cit halm 15 15 d. Angkutan antar kota transportation ( angkutan e. Angkutan anta provinsi darat ) f. Angkutan dalam kota c. Pengangkutan melalui air 3. Dari sudut tehnis dan alat pengangkutan, tranportasi dapat transportation) seperti dibedan pengangkutan sungai kanal angkutan rail jalan raya ( transportation seperti ) pengangkutan menggunakan truk bus dan sedan b. Pengangkutan rel yaitu angkutan kereta api, trem listrik dan Iislan maka menjadi : a. di pedalaman ( ,danau dan lain laut atau sebagainya. d. Pengangkutan samudra ( ocean transportation ) seperti pengangkutan, kanal, sungai dan s danau ebagainya sebaginya, e. Pengangkutan pipa ( pipa pengakutan jalan raya dan line tranpotation ) seperti pengangkutan rel kadang- traportasi kadang keduanya mengangkut atau dalam mengalirkan minyak digabungkan golongan rail yang disebut and good tanah, minum untuk bensin dan air 16 f. Pengangkutan samudra, laut dan yaitu angkutan dengan menggunakan kapal laut yang mengarungi samudra g. Pengangkutan trapotation by penyelenggara pengangkutan dan s ebagai8 alat yang digunakan atau air tranportasi untuk menyelenggarakan pengangkutan, pengangkutan udara air pihak pertama pada masuk arti dalam yang subyek pengangkutan sedangkan dalam arti pengangkut yang kedua kategori obyek h. Pengangkutan dengan masuk dalam menggunakan kapal pengangkutan, terbang jalan memiliki arti yang luas yaitu melalui udara. tidak Dengan demikian hanya crew orang perusahaan untuk diri menyelenggarakan terbatas dipertanggungjawabkan pengangkut pada umunya adalah yang mengikatkan pengangkut saja, kepada melainkan yang atau juga melaksanakan angkutan penumpang atau barang. pengangkutan orang atau barang Pengangkut mengikatkan dari suatu tempat sampai tujuan diri untuk mengangkut muatan dengan yang selamat. menurut Muhammad Abdul Sedangkan kadir diatas mengakui memiliki dua arti, yaitu sebagai diserahkan kepadanya, selanjutnya menyerahkan kepada orang penerima yang ditunjuk sebagai dan penjaga 17 keselamatan tersebut, barang muatan Pengangkut dalam dinyatakan pada artikel 1 huruf c Contacting carier adalah melaksanakan kewajibannya yaitu a.person who as principal makes : perpindahan agreman for carriage govermend memenuhi by the warsaw convesien with Mengadakan tempat, harus 10 beberapa ketentuan yang tidak passngger on dapat ditinggalkan, antara lain s pengangkut yang ebagai berikut : perjanjian angkutan d engan 1. penumpang 2. Menyelenggarakan adalah mengadakan atau barang pengangkutan dengan selamat, sedangkan actual carier aman dan utuh pengangkut Pengangkutan diupayakan yang atas melaksanakan dan tepat pada waktunya angkutan udara tersebut’ 3. Diselenggarakan dengan tidak Sedangkan ada perubahan bentuk mendefinisikan Pengangkutan terdiri d ari mengadakan Laut dan udara. Dalam konvensi pengangkutan dan actual carter sebagaimana perjanjian E,Seherman pengangkutan udara yaitu setiap pihak yang tiga yaitu pengangkutan Darat udara dinamai contacting carter dasar kuasa dari pengangkut pertama diselenggarakan dengan cepat Gundalajara 1961, pengangkutan adalah 10 perjanjian dengan pihak Muazzin tanggung jawab pengangkutan udara terhadap kerugian penumpang dan pihak ketiga dipermukaan bumi, jurnal kanon No 29 Edisi Agustus banda Acah 2003 hal 40 18 penumpang atau pengiriman atau 1 penerimaan penerbangan mana barang, dapat perjanjian dibuktikan dengan dokumen angkutan diberikan yang kepada penumpang/pengirim barang 11 Dalam penyelenggaraan atas pemanfaatan satu wilayah udara, pesawat udara, Bandar navigasi pengusaha-pengusaha adalah kesatuan sistem yang terdiri atau pengangkut tentang menentukan 1. Penerbangan udara, komersial, 2009, beberapa ketentuan umum yaitu : kegiatan angkutan udara niaga adalah angkutan keselamatan udara, penerbangan, dan keamanan, penerbangan atau biasa disebut lingkungan dengan penerbangan fasilitas menyebutnya fasilitas umum lainnya, semua ada maskapai juga yang operator penerbangan Dalam perundangan yang hal dengan kegiatan diatas hidup, penunjang merupakan serta dan satu peraturan kesatuan sistem yang tidak dijelaskan dapat dipisahkan satu dengan beberapa definisi yang berkenaan 11 tahun pengangkutan yang lainnya. 2. Angkutan udara setiap udara yaitu antara lain : dalam kegiatan dengan menggunakan pasal (1) Undang-Undang nomor pesawat E. Seherman. Wilayah udara dan wilayah dirgantara Alumni banging 2001 hl 23 mengangkut udara untuk penumpang, kargo dan pos untuk suatu 19 perjalanan atau lebih dari adalah satau perjanjian antara satu Bandar udara ke Bandar pengangkut udara penumpang atau pihak pengirim lain atau beberapa bandara udara dengan dengan memungut bayaran adalah bayaran Berdasarkan pengangkutan suatu imbalan atau prestasi lain 13 angkutan udara untuk umum udara pihak barang, dengan pesawat udara, 3. Angkutan udara niaga adalah Perjanjian dengan perjanjian perjanjian rumusan pengangkutan diatas maka dapat diambil kesimpulan dengan seorang pengangkut udara bahan dan pihak penumpang atau pihak pengangkutan pengirim udara, dengan imbalan terdapat bayaran atau satu prestasi lain, diantaranya adanya para pihak dalam arti luas suatu perjanjian atau subyek hukum, adanya alat angkutan udara dapat merupakan atau sarana pengangkut, adanya sebagian prestasi yang harus dilaksanakan dari suatu perjanjian pemberian jasa dengan pesawat udara oleh 12 Menurut adanya Kartasapura, perjanjian pengangkutan dalam suatu udara beberapa perjanjian harus unsur pengangkut, kemudian kewajiban membayar ongkos atau biaya pengangkutan. udara 12 Lestari Ningrum Hukum Pengangkutan udara dan Niaga PT Citra Lesmana Putra Jakarta 2003 hlm 12 13 Kartasaputra Hukum Perniagaan Udara PT Grafika Jakarta 2003 hlm 15 20 Hak pengangkut menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan antara lain : 1. Dapat menolak diatur dalam pasal 164 ayat (2) 3. Menolak gugatan kerugian oleh penumpang atau barang setelah untuk pengirim calon dalam jangka waktu 2 tahun sakit, terhitung mulai tanggal yang kecuali orang tersebut dapat seharusnya kargo dan bagi menyerahkan surat keterangan tersebut dokter kepada tujuan, yang menyatakan mengangkut penumpang orang yang pengangkut tersebut dapat bahwa diizinkan diangkut dengan tiba diatur di tempat dalam pasal 177 4. Menuntut pihak ketiga yang mengakibatkan pesawat udara, diatur dalam kerugian pasal 142 ayat(1) penumpang, timbulnya terhadap pengirim, atau 2. Menjual kargo yang telah penerima cargo yang menjadi melebihi batas waktu dan tanggung jawab pengangkut hasilnya digunakan pembayaran biaya untuk diatur dalam pasal 185. yang Selain hak dan kewajiban diakibatkan kargo yang tidak berdasarkan diambil undang nomor 1 tahun 2009 oleh penenerima, tentang ketentuan undang- penerbangan, menurut 21 Lestari Ningrum ada beberapa hak dan kewajiban pokok 4. Bertanggung jawab atas kematian atau lukanya pengangkut udara, yaitu : penumpang yang diangkut, 1. Mengangkut penumpang dan musnah, hilang atau rusaknya atau barang serta menerbitkan barang dokumen keterlambatan angkutan sebagai yang diangkut, angkutan imbalan haknya memperoleh penumpang dan atau barang, pembayaran biaya angkutan. apabila terbukti hal tersebut 2. Mengambil yang biaya telah angkutan dibayar oleh merupakan pengangkut. penumpang dan atau pengirim Hak barang jika terjadi pembatalan pengangkut pemberangkatan atau pesawat udara niaga. telah disimpan ( bukan dan kewajiban berdasarkan syarat maskapai 3. Dapat menjual kiriman yang kesalahan dalam tiket ketentuan penerbangan pada umumnya yaitu : 1. Pengangkut berhak untuk karena sitaan) yang karena menolak sifat pada saat permohonan dibuat dari barang tersebut pengambilan lebih dari uang mudah busuk yang lebih dari setelah validitas 12 jam setelah pemberitahuan tanggal tidak diambil oleh penerima tiket atau pada pengambilan kiriman barang. alihan lainnya. kedaluwarsa dari 22 2. Pengangkut tidak akan memberikan ganti rugi atas kehilangan tiket penumpang apabila penumpang tidak tepat waktu 6. Bagasi tercatat akan baik dalam bentuk uang atau diserahkan penggantian tiket baru penumpang bila bagasinya dikembalikan 3. Pengangkut berhak untuk memeriksa apakah tiket benar dipakai oleh orang yang 7. Bila penumpang pada saat menerima seseorang mengajukan tidak sesuai dengan tiket jawab atas kerugian apapun ditimbulkan bagasi tidak protes maka dianggap bahwa bagasi itu 4. Pengangkut tidak bertanggung yang tiket kepada pengangkut berhak dan berhak menolak yang identitasnya kepada telah diterimanya dalam keadaan lengkap dana baik oleh 8. Ganti rugi atas kehilangan atau atau kerusakan dan kerusakan keterlambatan pengakutan ini bagasi ditetapkan Rp 20,000 termasuk per kilogram pembatalan dan keterlambatan datang dari penumpang dan atau keterlambatan penyerahan bagasi 5. Pengangkut meninggalkan 9. Pengangkut tidak bertanggung jawab terhadap barang pecah dapat penumpang busuk dan kerusakan belah cepat binatang hidup jika diangku sebagai bagasi 23 10. Pengangkut tidak bertanggung jawab terhadap berjalan, sejumlah buku uang, catatan, satu buah kursi roda perhiasan ,dokumen-dokumen dan alat bantu lain untuk serta penumpang yang tidak dapat surat sejenis berharga atau jika dimasukkan kedalam bagasi. berjalan sendiri, semua tersebut dari bebas alat biaya bagasi. 11. Penumpang tercantum yang dalam dipertanggung namanya tiket pada 14. Penumpang dilarang ini membawa barang yang dapat PT membahayakan Kerugian Jasa Raharja keselamatan penerbangan. 12. Penumpang dapat membawa 20 Kg bagasi tanpa dikenakan biaya tambahan B. Pengertian dan dasar Hukum Penumpang 13. Penumpang dapat membawa Penumpang adalah orang satu tas tangan wanita, buku yang saku, satu sompet uang, satu membayar biaya angkutan atas baju mantel atau selimut satu dirinya alat potret kecil dan atau semua alat pengguna untuk perlengkapan paying atau melihat bayi tongkat jauh, mengikatkan yang diri diangkut orang/badan jasa untuk atau hukum angkutan satu darat,udara,laut dan kereta api untuk Ada beberapa ciri penumpang 24 1. Orang yang berstatus pihak dalam diangkut dengan pesawat udara, perjanjian kecuali orang yang merupakan pengangkutan anggota awak peswat termasuk 2. Membayar biaya angkutan pramugara 3. Pemegang dokumen angkutan Dengan definisi tersebut, maka 14 pramugari jelasnyalah yang termasuk awak E.Suherman mengatakan pesawat sebagai pegawai tidak bahwa dalam penerbangan tergolong definisi penumpang setiap orang dengan yang pesawat sebagai sebagai adalah, penumpang, sedangkan pegawai diangkut darat pengangkut yang turut serta udara oleh atau yang diangkut dengan pengakut berdasarkan suatu pesawat perjanjian angkutan udara keperluan dinas pada perusahaan dengan atau tampa bayaran. convention penebangannya kepentingan September 1964 penumpang biasa. dirumuskan tentang definisi penumpang dimana adalah bahwa setiap diatur pribadi untuk dianggap oleh pemerintah baik domestik maupun luar negeri 15 yang Contohnya 15 Lestari, Hukum penerbangan dan Niaga I PT Grafika Jakarta 2001 hlm 7 untuk Di Indonesia semua tariff penumpang orang baik maupun draff pernah disebutkan udara dalam Di 14 atau tariff penumpang Martoto, Hukum Penerbangan dalam dan luar negeri PT Kartika Paksi jakrta 2003 hlm 8 25 garuda Indonesia ditetapkan Airways lebih banding tinggi dengan penumpang tariff perusahaan penerbangan di dalam gabungan konsep sosialis dengan konsep liberal, pemerintah karena campur tariff itu tangan swasta terhadap khusunya tariff negeri penumpang angkutan udara niaga lainnya, bahkan untuk tariff klas berjawal utama lebih ekonomi sedangkan tariff kelas tinggi disbanding dengan tariff non ekonomi diserahkan kepada biasa hukum dikenakan 15% berdasarkan keputusan menteri perhubungan nomor KM 157/PR.303/Phb-203 tariff negeri angkutan kelas udara umum dalam negeri pasar tanpa kelas campur tangan pemerintah. tentang Berdasarkan pasal 464 dan dalam pasal 465 UURI Nomor 1 tahun pesawat 2009, tariff pelyanan jasa udara air Bus Dalam UU Nomo2 penumpang peswat udara berlaku 1 tahun 2009 keputusan menteri nomor KM 3 udara niaga tariff angkutan berjadwal dalam tahun 2003 tentang tariff negeri diatur dalam pasal 126 penumpang pesawat udara untuk sampai angkutan 130, disebutkan sebagaimana diatas kebijakan pemerintah sesuai dengan UURI Nomor 1 neoliberal, tahun yang 2009 adalah merupakan udara, dalam pada Bandar negeri yang diselenggarakan oleh pemerintah PJPU dipungut penumpang oleh dari penyelenggara 26 Bandar udara umum ditempat pelayanan yang layak bagi setiap laporan pemberangkatan ( cekck pengguna jasa angkutan udara in counter ) penyelenggara Bandar sesuai udara (PJP2PU) pada angkutan yang disepakati. udara udara angkutan negeri, Bandar penyelenggara dalam Bandar dengan Perjanjian penumpang kelancaran muatan, jasa angkutan tersebut dibuktikan dengan tiket udara tersebut wajib menjamin pelayanan perjanjian dengan Dalam dokumen penjelasannya penumpang pesawat udara yang kewajiban angkut badan usaha akan membayar tariff pelayanan angkutan udara niaga penumpang dimaksudkan agar badan usaha pesawat didasarkan manifest atas yang udara passenger diperoleh angkutan tersebut udara tidak dari membedakan perlakuan terhadap perusahaan pesawat udara yang penggunaan jasa angkutan yang bersangkutan. disepakati. Hal ini dimaksudkan Dalam pasal 140 UURI nomor 1 tahun mencegah terjadinya diatur tindakan diskriminatif atas dasar, kewajiban badan usaha angkutan suku,agama dan golongan, partai udara niaga untuk mengangkut politik, penumpang, bangsa, tersebut badan 2009 untuk Menurut pasal usaha angkutan udara niaga juga wajib member warna Yang kulit dimaksud memenuhi syarat adalah maupun dengan syarat 27 angkutan udara misalnya harus eletronik dikemas sesuai dengan cara kesemuanya kemasan yang surat ekonomis, keterangan berlaku, yang diperlukan, tidak ada larangan, sesuai dengan harga dan penerbangan, lain-lain, itu bernilai dalam kegiatan barang biasanya disebut bagasi dan lain-lain, ketentuan Bagasi berdasarkan mengenai kewajiban persusahan terminologi angkutan udara. udara ke. 2 macam, yaitu bagasi tercatat C. Pengertian Bagasi penumpang pada dan pengangkutan bangsa kabin, sebagaimana kita ketahui dalam ketentuan UU No 1 tahun 2009 Pesawat Pengangkutan merupakan salah barang pasal bentuk bagasi tercatat dan bagasi kabin satu (1) angka 24 dan 25 produk atau layanan perusahaan dibedakan sebagai berikut: penerbangan. setiap 1. Bagasi tercatat adalah barang menggunakan penumpang yang diserahkan Hampir penumpang yang jasa traportasi membawa barang oleh baik barang keperluan sehari-hari pengangkut atau barang untuk dijual kembali, dengan pesawat udara yang barang sama yang dibawa tersebut beraneka ragam jenisnya, antara lain pakaian, perhiasan, alat penumpang untuk pada diangkut 2. Bagasi kabin adalah barang yang dibawa oleh penumpang 28 dan dibawah pengawasan penumpang sendiri pengertian yaitu semua atau barang dibawah seseorang olehnya bagasi, tanggal b. Tempat pemberangkatan dan tujuan kepunyaan c. Nama dan alamat pengangkut kekuasaan d. Nama tiket penumpang penumpang, atau dan pemberian Dalam pasal 6 )PU 1939 dinyatakan a. Tempat atas yang bahwa bangsa akan diminta untuk diangkut melalui diserahkan pemegang tiket udara bagasi sebelum perjalanan namanya e. Pemberitahuan bahwa bagasi, ia memulai udaranya. Dari p0engertian bagasi dikecualikan f. Jumlah dan berat barang g. Harga yang benda kecil untuk penggunaan oleh pribadi ketentuan yang penumpang ada pada atau dibawanya sendiri, selanjutnya ditentukan tiket bagasi dibuat dalam penumpang dalam pengangkutan penumpang, yang diatur untuk pengakut udara. Dalam tiket bagasi harus memuat : pasal h. Pemberitahuan, tunduk satu sesuai 30 ayat 2 rangkap dua, yang satu untuk yang diberitahukan bahwa bagasi kepada ini ketentuan dalam ordonati ini ata traktat Meskipoun tiket bagasi merupakan salah satu alat bukti 29 atau dokumen perjanjian Maskapai penerbangan pengangkutan udara akan tetapi biasanya tidak adanya tiket bangsi suatu terbatas bagi bagasi yang akan kesalahan kehilangan di menyediakan tempat dalamnya atau dibawa oleh penumpang tersebut, bagasi tidak Pembatasan tempat penyimpanan tiket akan mempengaruhi adanya atau bagasi berlakunya perjanjian berat, volume benarnya barang, yang tetap dan barang-barang khsus seperti pada ketentuan senjata apai, Apabila penumpang pengangkutan udara akan tunduk dalam ordonati ini. Akan bagasi memberikan bila udara untuk tiket keterangan bila menerima diangkut tiket itu tanpa bagasi tidak yang dapat berupa membawa bagasi lebih dari yang tetapi pengangkut tersebut atau memuat dimaksudkan diperbolehkan penerbangan akan oleh maka dikenai maskapai penumpang biaya tambahan yang besarnya ditentukan oleh masing-masing maskapai penerbangan. dalam ayat 4 huruf-huruf d,f, dan Menurut pasal 153 h, dia tidak berhak menunjuk undanag-undang nomor 1 tahun kepada 2009, ketentuan-ketentuan maskapi wajib tanda pengenal ordononanti ini yang menghapus memberikan atau bagasi, yaitu : membatasi jawabnya. tanggung 30 1. Pengangkut wajib penerbangan sudah diatur menyerahkan tanda pengenal sedemikian rupa, bagasi sebagaimana dimaksud tercintanya standarisasi dalam sama antara maskapai yang satu pasal 150 huruf c kepada penumpang 2. Tanda dengan pengenal bagasi yang maksudnya ayat 1 paling sedikit memuat : aturan a. Nomor pengiriman pengenal bagasi yang lain, Yang dimaksud dengan prosedur disini sebagaimana dimaksud pada tanda sehingga adalah atau tata urutan cara proses bagasi atau penerimaan bagasi dari bandara b. Kode tempat keberangkatan hingga bandara keberangkatan dan tempat tujuan, urutan tersebut dimulai d tujuan dan ari tahap-tahap sebagai berikut: c. Berat bagasi 3. Dalam 1. Pemeriksaan hal tanda pengenal bagasi oleh sistem keamanan bandara bagasi tidak diisi keterangan- Sebelum memasuki bandara, keterangan personil sebagaimana pesawat udara dimaksud pada ayat 2,hilang, penumpang,bagasi , kargo dan atau pos tidak diberikan oleh pengangkut Secara yang akan diangkut dengan pesawat udara umum, prosedur penanganan bagasi dalam dunia melalui wajib pemeriksaan keamanan ( pasal 53 ayat 1 31 PP No. 3 tahun 2001 tentang maskapai penerbangan ( tiap keselamatan memilik dan Keamanan aturan sendiri penerbangan. Pemeriksaan ini mengenai berat bagasi ) yang dapat dilakukan dengan atau kedua tanpa alat bantu, mengingat ganti tidak tersebut nantinya hilang atau semua bendara ( khususnya bandara perintis ) memiliki alat bantu untuk pemeriksaan. rugi menghitung apabila bagasi rusak. 3. Pembayaran kelebihan berat bagasi tercatat. 2. Penimbangan Bagasi tercatat Setelah adalah melaporkan tiket kepada maskapai penerbangan Tahap ini dilakukan jika berat melebihi kapasitas yang ditentukan yang akan digunakan maka bagi penumpang yang ingin menitipkan bagasi diwajibkan melakukan bagasi, penimbangan penimbangan bagasi 4. Pemberian label dan tiket bagasi tercatat ini memiliki 2 tujuan, yang Pada tahap ini bagasi akan pertama diberi adalah mengetahui apakah tersebut melebihi yang ditetapkan untuk bangsa kapasitas oleh label penumpang bagasi diberikan dan yang tersebut tiket kepada memiliki akan bagasi ( 32 biasanya ditempel pada tiket bagasi dengan tiket ) yang mana label dan tiket 5. Bagasi tercatat dimasukkan bagasi tersebut bagasi akan kedalam pesawat diperiksa Bagasi di masukkan kedalam bandara pesawat oleh petugas ground akan meninggalkan bandara handling oleh saat petugas penumpang R.Soebekti. 6. Bagasi tercatat dikeluarkan d perjanjian Aneka PT Aditia Citra ari pesawat Jakarta 2003 hlm 12 Penumpang R.Soebekti. Aneka perjanjian bagasi PT Aditia Citra Jakarta 2003 menurut Airport handling manual hlm 12 Bagasi tentang IATA dari pesawat ground dikeluarkan handling) Stndar Handling petugas Manual (Ref AHM 810) 18 tahun handling dan 810) Standar Ground Handling dibawa ketempat kemudian oleh (baggage pengambilan bagasi. Handeling Servis 7. Pengambilan bagasi tercatat Penumpang yang ingin mengambil bagasinya harus menunggu di pengambilan bagasi Agreeman,Annex tempat dan kemudian mencocokkan label A Groun Yang menjadi pedoman Gapura angkasa adalah meliputi : 1. Baggage handling menangani area ( Yang Baggage sorting tempat pemilihan 33 bagasi ) / dan menyiapkan 6. Menangani bagai pengantaran dan pengiriman pesawat kedalam pesawat sesuai kesepakatan bersama 2. Menetapkan berat baggage) bagasi yang disusun D. Masalah 3. Menurunkan mengeluarkan (crew awak atau bagasi dari Penumpang Pesawat Udara Banyak dan yang mengosongkan tempat angkutan bagasi, memeriksa bagasi satunya yang datang hal terkait kerusakan hukum mengenai udara, salah sebagaimana dikemukan 4. Memisahkan bagasi transfer, dan Kerusakan bagasi Tercatat traktor/kendaraan/gerobak, membongkar Kehilangan diatas atau adalah kehilangan dan menyimpannya kedalam barang-barang suatu priode sampai waktu penumpang, keberangkatan/pengiriman Contoh kasus berikut : Yaitu 5. Menyediakan menyiapkan atau pengangkutan milik seperti pada Teguh penumpang Sriwijaya Air tanggal 26 Desember bagasi ke sorting area dari 2001 dari Surabaya tujuan departemen Balikpapan menerima yang akan dengan penerbangan SJ 269 dengan nomor tiket 9772405068754 34 mengalami kehilangan bagasinya, pada mendarat 16.30 WIT bandara Sriwijaya Air Jakarta, bagasi saat tidak di ternyata Spinggan Balikpapan, Teguh diketemukan, surat kehilangan dan pengajuan bagasi belum tidak dikirim ke mendapati dengan nomr 01- Jakarta, Pada 30-42, Januari 2011 teguh mendapat berupa k0por berwarna biru dengan berat informasi 19 Kg yang berisi peralatan pusatnya di tanggal 12 dari petugas bahwa klaim bagasi kamera,tas kamera, pakaian diberikan pihak Sriwijaya data dalam flas disk, yang Air nilainya kurang lebih 5 juta 50.000/kg. 16 rupiah, sudah lain sebagaimana diberitakan melaporkan kepada petugas oleh detik. com menyebutkan lost and found kehilangan Air, Teguh petugas Sriwijaya sebesan barang Air meminta waktu paling lama terjadi pada 2 yang bagasi masa untuk mencari tersebut, Selama pencarian petugas Advokad 16 membuat surat pengajuan kehilangan bagasi ke puasat Rp Dalam kasus pesawat Lion minggu tersebut hanya yaitu menimpa yaitu bagasi kembali kasus seorang Umbu http/suara pembaca detik com/red/koper hilang sriwijaya Air penggantian tidak sebanding di akses pada tanggal 23 februari 2012 pukul 19.00 35 Samapaty kehilangan sangat koper berisi perhiasan Rp 2,9 merek miliar 18 yang 17 Tanggal 7 sebab polo tas kepunyaannya tidak ada, Lantas ia melapor Oktober 20011 Umbu kembali membeli tiket Maskapai Lion Air, Setelah Rute melakukan pesawat Air Lion Manado –Kupang dengan kehilangan Air untuk kunjung penerbangan tanggal tasnya ke musyawarah keluarga dengan pihak Lion transit Jakarta dan Surabaya tasnya tetap kembali, umbu Oktober Umbu terbang dari tersebut ke pengadilan. 10.00WITA tidak sehingga 8 Oktober 2011, lalu pada 8 Manado pukul menggugat Maskapai Selain itu ada kasus 12. 000 WIB. penumpang Maskapai Lion perjalanan Air yang lagi dan sampai di Jakarta pukul Lalu menimpa sebagaimana yang dilanjutkan ke Surabaya dan disiarkan oleh Indosiar Com berakhir Jakarta dikubang pada Kasus hilangnya pukul 22.30 waktu setempat, barang penumpang pesawat saat pada tanggal 26 September mengambil barang bagasi di Kumpang, Umbu 17 kaget www,detik com Diakses tanggal Desember 2012 2012 Rabu pagi, satu rombongan keluarga asal 28 Maluku marah-marah kepada 36 pihak Maskapai Lion Air, serta kardus, mereka berang karena karena setibanya mendapatkan dirumah tas sudah rusak, sejumlah barang setelah dirumah mereka mendapat tas mereka sudah bahkan rusak, berharga kunci isinya berantakan, gembok yang hilang,Tiga petugas pengirim terpasang ditiap koper sudah barang dan unit mobil milik berubah, Lion Air di satu bisa keluarga asal di anak Perumahan pondok barat, Sandra Maluku Bina Lindung gede Bekasi yang hilangnya kesal barang yang seluruhnya dibuka dengan kunci, mengaku merekapun beberapa barang jawa berharga seperti 13 mutiara, karena kotak berisi perhiasan, alat mereka elektronik serta saat berada dibagasi pesawat potong yang belum juga ditemukan koper telah raib. oleh pihak maskapai. Dalam satau beberapa pakaian didalam Petugas penerbangan barang pengirim bagasi Lion Air rute Maluku, Jakarta, Siang sendiri membantah terlibat itu keluarga itu berangkat kasus barang dengan rombingan berjumlah penumpang ini, Hingga Rabu 70 pagi, paket orang, yang membawa terdiri 69 koper hilangnya dua digunakan, mobil yang lion untuk 37 pengiriman barang masih ditahan keluarga penumpang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN sebagai jaminan pertanggung jawaban pihak Sedangkan tiga pengiriman Lion Air petugas barang diperbolehkan pulang setelah menandatangani surat A. Tanggung Jawab Maskapai atas Kerusakan Penerbangan dan Kehilangan Bagasi Yang terdata Milik Penumpang Banyak barang penyerahan barang dan dua diangkut mobil yang dibawa mereka. penerbangan dalam negeri selalu mengalami oleh yang maskapai peningkatan, dalam praktek penyelenggaraan angkutan udara penumpang sering niaga, mengeluhkan pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan terhadap barang-barang terjadinya bagasi, yaitu kehilangan kerusakan sering barang barang, tertukar dan lain sebaginya. Fakta-fakta BAB III dialami oleh kerugian yang penumpang 38 tersebut dalam perspektif hukum tanggung merupakan salah satu adalah pelanggaran hukum, maskapai Banyak penerbangan mengabaikan milik bentuk masalah penumpang, penumpang yang bagasi sehingga angkutan udara jawab pengangkut kewajiban perusahaan angkutan udara untuk mengganti kerugian yang diderita oleh penumpang dan atau pengiriman barang serta pihak ketiga. Pada prinsipnya kegiatan merasa tidak nyaman mengenai pengangkutan udara merupakan barang-barang bawah mereka hubungan hukum yang bersifat Setiap dialami kerugian oleh merupakan khususnya yang perdata akan tetapi mengingat penumpang transportasi udara telah menjadi masalah hukum merupakan tanggung kebutuhan masyarakat secara luas maka diperlukan campur jawab perusahaan penerbangan tangan pemerintah dalam atau pengangkut, kegiatan pengangkutan udara terhadap penumpang dan pemilik barang yang sebagai pihak dalam perjanjian kebijakan pengangkutan berhubungan dengan maupun sebagai konsumen atau pengangkutan Menurut pasal 1 angka 22 Undang-Undang menentukan RI Nomor pada kebijakan- regulasi udara, prinsipnya yang kegiatan meskipun perjanjian 1 pengangkutan pada hakekatnya tahun 2009 tentang Penerbangan juga harus tunduk pada pasal- 39 pasal dari bagian umum hukum mengatur semua aspek yang baik perjanjian langsung maupun tidak langsung burgelijk Wetboek ( KUHPerdata ), Pada Akan tetapi dalam undang- penerbangan komersial atau traportasi udara undang telah ditetapkan aturan niaga yang yang ketentuan yang berkaitan dengan kepentingan tanggung jawab pengakut udara dalam terhadap penumpang, dan juga lebih bertujuan khusus demi umum membatasi kebebasan membuat hal perjanjian terdapat beberapa barang penumpang baik yang pengangkutan yaitu meletakkan bersumber pada hukum nasional berbagai maupun hukum internasional. kewajiban khusus kepada pihak pengangkut yang tidak boleh disingkirkan dalam perjanjian Suatu hukum 18 Ketentuan yang secara tentang sistem bagi khusus kegiatan penerbangan barang-barang nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan udara adalah suatu sistem yang perubahan terdiri nomor . Bustanul Arifin pengangkutan dan Jakarta 2003 hal, 9 mengatur saat ini adalah undang-undang penumpang dalam jasa angkutan dari hukum nasional perlindungan peraturan perundangan dan prosedur yang 18 kegiatan Tanggung Jawab Asuran PT Grafika 15 yang merupakan atas undang-undang tahun 1992 beberapa peraturan pelaksanaannya. ketentuan dan Sedangkan yang secara khusus 40 mengatur tentang kegiatan Pasal 167 UURI No 1 Th 2009 penerbangan komersial domestik Jumlah ganti kerugian untuk adalah bagasi kabin Luchvervoer ordonantie sebagaimana atau Ordonatie 1939 yang bisa dimaksud dalam disingkat OPU ditetapkan setinggi-tingginya sebesar kerugian tentang disini ditegaskan tanggung jawab pasal 143 nyata pengangkut, sedangkan ketentuan penumpang; hukum internasional yang terkait Pasal 168 UURI No 1 tahun erat 2009 dengan pembangun sipil adalah Konversi warsa tahun1929 Jika tidak bagasi dapat itu memang 1. Jumlah ganti kerugian setiap bagasi tercatat dan kargo ditemukan atau sebagaimana dimaksud dalam dinyatakan hilang atau pasal 144 dan 145 ditetapkan mengalami kerusakan, maka dengan peraturan menteri akan 2. Besar ganti kerugian untuk penumpang tersebut diberikan ganti rugi yang sesuai kerusakan dengan sebagian atau seluruh bagasi ketetapan maskapai atau penerbangan, dan biasanya ganti tercatat rugi tersebut tidak sesuai dengan dimaksud dalam yang atau ditetapkan, 167 dan 168 dalam pasal undang-undang nomor 1 tahun 2009. sebagaimana kargo dimaksud dihitung kehilangan pasal 144 sebagaimana dalam pasal 145 berdasarkan berat 41 bagasi tercatat atau kargo mengalami, yang dikirim yang hilang, musnah musnah atau rusak tercatat 3. Apabila kerusakan atau kehilangan sebagian sebagaimana dimaksudkan pada ayat(1) mengakibatkan atau rusak bagasi sebagaimana dimaksud huruf kehilangan, dalam pasal ditetapkan 2 sebagai berikut : a. Kehilangan bagasi seluruh bagasi atau seluruh tercatat atau isi bagasi kargo tidak dapat digunakan atau lagi, pengangkut bertanggung musnah jawab seluruh sebesar Rp 200 000 00 ( berat bagasi atau kargo yang dua ratus ribu rupiah ) tidak per berdasarkan dapat digunakan tersebut. jumlah kerugian diatur dalam pasal 5 Peraturan Menhub No 77 tahun tentang tanggung angkutan udara, 2011 jawab tanggal 8 Agustus 2011 Yaitu : terhadap tercatat ganti kerugian kg dan paling banyak Rp 4.000 000 ( Adapun 1. Jumlah bagasi ganti empat juta rupiah ) per penumpang 2. Bagasi tercatat dianggap hilang dimaksud dalam ayat 1 apabila kerugian penumpang yang sebagaimana tidak tidak diketemukan dalam waktu 14 hari kalender sejak 42 tanggal dan jam kedatangan penumpang dibandara tujuan 3. Pengangkut penumpang dapat membuktikan bahwa disebabkan wajib tersebut oleh pengangkut atau tindakan orang yang memberikan uang tunggu dipekerjakan, menurut pasal 167 kepada penumpang atas Undang-undang bagasi tercatat jumlah ganti rugi untuk bagasi belum ditemukan dan belum dapat hilang yang dinyatakan sebagaimana kabin ini penerbangan ditetapkan setinggi- sebesar kerugian tingginya nyata. dimaksud pada pasal 2 Sedangkan untuk bagasi sebesar Rp. 200.00 ( dua tercatat, berdasarkan pasal 144 ratus ribu rupiah) per hari UUP, paling lama untuk tiga hari jawab kalender. diderita oleh penumpang karena Untuk bagasi kabin dalam pasal kerugian 143 Undang-undang pengangkut atas bertanggung kerugian yang bagasi tercatat, hilang, musnah, atau rusak yang diakibatkan penerbangan, ditegaskan bahwa oleh kegiatan angkutan udara, pengangkut selama tidak bertanggung tercatat berada dalam jawab untuk kerugian karena pengawasan pengangkut. Lebih hilang atau rusaknya bagasi jauh dijelaskan dalam penjelasan apabila pasal 144 bahwa yang dimaksud kabin, kecuali 43 dengan “ adalah oleh dalam sejak pengawasan, barang pengangkut diterima pada saat penggantian senilai Rp.20 ribu per kilogram prosedur dengan yang cukup Padahal tersebut milik konsumen yang tidak bisa oleh penumpang di bandara udara. sedikit lama, pelaporan, sampai dengan barang diambil tidak melalui dinilai dengan materi terkait dengan Secara nilai sederhana barang karena historis, kewajiban oleh pengangkut adalah mengangkut penerbangan penumpang atau barang sampai terhadap Barang Penumpang di ketujuan yang disepakati, Akan Pesawat udara tetapi B. Perlindungan Hukum Maskapai Sering kali layanan dalam praktek di penerbangan, maskapai ketika muncul didalam nomor 1 Undang-undang tahun 2009 tentang penerbangan kewajiban ditentukan pengangkut sebagai persoalan pihak yang senantiasa berikut: disalahkan adalah 1. Melayani calon Dalam kehilangan hal misalnya, operator berpatokan segenap konsumen, barang selalu kerugian atau kehilangan barang bagasi akan dikonversi dengan secara penumpang adil tanpa diskriminasi atas dasar, suku, agama,ras serta strata antar golongan ekonomi dan 44 sosial diatur dalam pasal 118 ayat (1) huruf e pasal 141 ayat 1 2. Mengangkut orang dan atau kargo dan pos disepakatinya pengangkutan setelah perjanjian yang diatur dalam pasal 140 ayat 1 3. Memberikan pelayanan yang layak pesawat udara diatur dalam kepada semua 5. Bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang pengirim karena bagasi tercatat/kargo hilang,musnah atau rusak diakibatkan oleh angkutan udara yang kegiatan pengguna jasa udara sesuai selama bagasi tercatat berada dengan dalam perjanjian pengangkutan yang telah disepakati, yang diatur dalam pasal 140 ayat 2 4. Bertanggung kerugian pengawasan pengangkut, diatur dalam pasal 144 dan 145 6. Bertanggung jawab atas tidak jawab atas penumpang yang terangkutnya sesuai jadwal penumpang yang telah meninggal dunia, cacat tetap ditentukan dengan alasan atau kapasitas udara luka-luka diakibatkan angkutan udara yang kejadian dengan didalam kompensasi pesawat dan atau naik turun pesawat memberikan penumpang berupa : kepada 45 a. Mengalihkan kesempatan pertama bahwa kepenerbangan lain tampa kargo telah tiba dan segera membayar diambil, diatur dalam pasal biaya tambahan 162. b. Memberikan akomodasi konsumsi dan biaya 10. Mengasuransikan tanggung jawabnya terhadap transportasi apabila tidak penumpang dan kargo yang ada diangkut, diatur dalam pasal penerbangan lain ketempat tujuan 179 7. Wajib menyerahkan dokumen angkutan udara penumpang atau kepada perseorangan penumpang kolektif 11. Dilarang menepatkan penumpang yang mampu melakukan darurat pada tidak tindakan pintu dan diatur dalam pasal 151 ayat 1 jendela darurat pesawat udara pasal 152 ayat1 diatur dalam pasal 56. 8. Memberikan prioritas Adapun perlindungan pengiriman dokumen penting hukum serta upaya hukum apa yang yang bersifat segera, serta dapat ditempuh oleh kargo yang memuat barang penumpang dan mudah rusak. barang apabila merasa dirugikan 9. Segera penerima member tahu oleh harga pada terhadap atau pengirim maskapai barang penerbangan penumpang 46 dalam pesawat mengajukan udara, klaim dapat kehilangan bagasi ke bagian find and foundi proses penggantian kalender terhitung sejak tiba ditempat tujuan 4. Klaim atas kehilangan bagasi kehilangan tercatat sejukkan bagasi yang sering disebut klaim jangka waktu 14 kehilangan bagasi diatur dalam kalender pasal dimaksudkan pada 174 UURI no.1 tahun 2009 tentang penerbangan yaitu setelah hari sebagaimana ayat 3 terlampau. sebagai berikut: Dalam pasal 174 ayat 2 1. Klaim atas kerusakan bagasi dengan jelas dinyatakan bahwa tercatat harus diajukan pada bagasi saat dimana setelah 14 hari setelah bagasi diambil oleh penumpang 2. Klaim hilang bagasi atas keterlambatan adalah tercatat seharusnya ditempat tujuan atau tidak diterimanya bagasi tersebut seharusnya tercatat harus diajukan pada penumpang, saat memiliki bagasi seharusnya tercatat diambil oleh penumpang 3. Bagasi hilang tercatat setelah dinyatakan 14 hari keadaan atau ayat makna tiba bagasi diterima ini juga bahwa batas pencaharian bagasi yang hilang oleh maskapai adalah 14 dalam jangka penerbangan hari dan apabila waktu tersebut terlewati maka klaim atau ganti 47 rugi dapat diajukan oleh 5. Foto kopi penumpang. rekening yang mencantumkan Menurut kebiasaan internasional yang ditetapkan dunia penerbangan Indonesia, penumpang yang mengajukan rekening tertanggung juga oleh ingin Setelah maka data dilengkapi penumpang menerima ganti besarnya dihitung akan rugi yang berdasarkan atas berat kehilangan bagasi, harus mengisi pada beberapa data sebagai berikut: menyerahkan bagasi pada 1. Property irregularity Report maskapai penerbangan, yang Surat klaim nomor keterangan tentang kehilangan/kerusakan bagasi yang diberikan penumpang pada saat saat diatur ditimbang penumpang dalam UURI nomor 1 tahun 2009 pasal 168 ayat 1 tentang penerbangan melaporkan kehilangan/kerusakan bagasi bagasi yang Selain itu menurut pasal 176 Undang-undang ini pemilik 2. Formulir klaim bagasi kabin dan tercatat dapat 3. Foto kopi KTP dan identitas mengajukan lainnya 4. Tiket, pas gugatan terhadap pengangkut ke pengadilan negeri masuk udara dan tiket bagasi pesawat di seluruh Indonesia dengan menggunakan hukum Indonesia. 48 Adapun menggugat diderita hak untuk kerugian yang penumpang akibat bagasi yang hilang, kedaluwarsa sesuai dengan ketentuan 1365 Kitab hukum pasal Undang-Undang Perdata yang menyatakan : setelah 2 tahun bagasi tersebut Setiap perbuatan yang seharusnya sampai pada tempat melawan hukum yang membawa tujuan, kerugian ketentuan ini diatur kepada orang lain. dalam pasal 177 UURI nomor Mewajibkan 1 salahnya tahun 2009 tentang penerbangan. Khusus oleh karena menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut. menegai bagasi kabin undang-undang ini tidak mengaturnya secara Juga dalam pasal 1367 KUH perdata menyatakan : khusus, Seseorang tidak hanya jawab untuk tentang cara pengajuan klaim. bertanggung Akan tetapi dalam pasal 143 kerugian diatur bahwa pengangkut dapat karena perbuatan sendiri tetapi dibebani tanggung jawab apabila juga penumpang dapat perbuatan membuktikan yang disebabkan orang-orang bahwa hilang atau rusak bagasi menjadi kabin barang-barang tersebut oleh karena tindakan pengangkut atau orang yang dipekerjakannya. Pasal ini disebabkan karena yang tanggungannya, atau yang dibawah pengawasannya berada 49 Penggantian kehilangan bagasi kabin ada pada unsur pembuktian yang mana 2009 pasal 176 telah diisyaratkan. akan Menurut hukum mempersulit penumpang dalam berkembang mengajukan klaim, kesulitan masalah tersebut antara lain merupakan bagian dari kajian saksi-saksi, hukum perdata sehingga dalam mempersiapkan mempersiapkan dokumen dan di yang mengenai pelaksanaannya Indonesia pembuktian nanti mesti juga meminta data scan pada mempelajari kabin pada saat diperiksa oleh perdata, pihak bandara sebagai dasar konsumen mempunyai hubungan dalam merinci yang hukum berupa perjanjian dengan diderita, klaim kehilangan bagasi pihak lain, dan apabila pihak kabin sepertinya lain proses bahwa akan melalui persidangan penumpang tersebut kerugian yang wajib karena itu asas hukum seseorang sebagai melanggar perjanjian yang disepakati bersama, maka kehilangan konsumen berhak membuktikan lawannya berdasarkan hilang atau rusaknya melakukan bagasi tersebut adalah kesalahan janji maskapai yaitu : penerbangan yang mana dalam UURI No 1 tahun ada 1. tidak menggugat dalih wanprestasi/ingkat bentuk memenuhi sama sekali wanprestasi prestasi 50 2. memenuhi prestasi tetapi keliru ganti kerugian untuk setiap bagasi 3. memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktu. tercatat dan kargo sebagaimana dimaksud dalam pasal 144 dan 146 ditetapkan dengan menteri yang peraturan perhubungan yang besarnya berkisar Rp, 200 000 BAB IV PENUTUP per kilogram dan maksimal A. Kesimpulan Rp, 4.000.000 ( 1. tanggung jawab maskapai atas kerusakan empat juta rupiah/ per penumpang. penerbangan 2. Perlindungan hukum kepada dan kehilangan bagasi yang konsumen terdata milik udara, maskapai penerbangan yaitu terhadap maskapai penumpang penumpang oleh pesawat atau barang penumpang penerbangan serta upaya hukum apa yang bertanggung jawab sejumlah dapat ganti kerugian untuk ditempuh oleh bagasi penumpang dan atau pengirim kabin sebagaimana barang apabila merasa dirugikan dapat mengajukan dicantumkan dalam pasal 143 , ditetapkan setingginya klaim sebesar kerugian kehilangan bagasi, nyata Apabila ganti kerugian tidak penumpang dan untuk jumlah cukup, maka masih terdapat 51 upaya hukum lainnya bagi untuk menjamin bagi penumpang dan atau pemilik penumpang barang untuk mendapat ganti barang kerugian penumpang memiliki jaminan materiil sebenarnya dan terjadi yaitu dengan cara mengajukan gugatan melalui pengadilan agar yang barang- dibawa oleh dari maskapai penerbangan. 2. Diharapkan kedepan sistem pengawasan di bandara dari negeri yang berwenang atas berbagai dasar pasal 176 dan pasal penerbangan harusnya lebih 1365 jo ditingkatkan, supaya para perdata pasal 1367 mengenai KUH perbuatan melawan hukum maskapai konsumen merasa dalam melakukan perjalanan/penerbangan keselamatan B Saran 1. Hendaknya membuat pemerintah peraturan yang dan penting bahwa Indonesia memihak pihak Bangsa asuransi Bangsa berbagai tentang kewajiban terhadap barang penumpang barang mereka lebih ketat dan tidak terlalu aman yang atas bawaan lebih bangsa terkenal dengan yang berbudaya, yang memelihara selalu keamanan, yang diatur dalam peraturan kedamaian. Dan menghargai menteri perhubungan. Hal ini milik orang lain. DAFTAR PUSTAKA Dewpartemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakarta Pusata K.Martono, 2011, Hukum Udara, PT Raja Jakarta Angkuta Grafika, Kamaludi, 2003 Ekonomi Traporetasi Teori Dan Kebijakan, Ghalia Indonesia Jakarta Muhtar seregar, 2003, Beberapa Masalah Ekonomi Dan Manajemen, Aditia Bakti Bandung _______, 2003 ,Beberapa Masalah Pengangkutan Udara PT Raja Grafika, Jakarta R,Soebekti, 2004, Aneka Perjanjian Indonesia, PT Raja grafika, Jakarta Sution Usman, 2001, Hukum pengakutan Udara di Indonesia Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, Jakarta http/majalah konstan com, diakses tanggal 20 Agustus 2012 http/suara pembaca detik com/read/koper hilang di Sriwiyaja penggantian tidak seimbang, diakses 23 Februari 2012