Document

advertisement
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Era pasar bebas di kawasan Asia Tenggara telah dimulai pada
tahun 2003. Indonesia sebagai salah satu anggota negara di kawasan
Asia Tenggara ikut serta dalam perdagangan bebas ini.
Dengan ikut
sertanya Indonesia dalam perdagangan bebas, menyebabkan industri
manufaktur di Indonesia mau tidak mau harus dapat bersaing dengan
industri manufaktur sejenis dari
konsumen.
negara lain agar dapat merebut hati
Untuk beberapa jenis barang tertentu yang masuk ke
Indonesia sudah tidak dikenakan pajak ataupun bea masuk.
Meskipun saat ini Indonesia masih melakukan pembenahan dan
perbaikan ekonomi akibat krisis ekonomi, namun tidak sedikit industri
tumbuh dan berkembang di Indonesia. Salah satu industri yang tumbuh
dengan baik di Indonesia adalah industri makanan, khususnya biskuit.
Bila diamati akhir-akhir ini, banyak sekali industri makanan terutama
industri yang menghasilkan biskuit menawarkan produk ataupun merek
baru yang diperuntukkan bagi segmen anak-anak dan remaja. Beragam
merek dengan berbagai macam bentuk dan rasa biskuit menyebabkan
konsumen menghadapi banyak pilihan terhadap biskuit yang disukainya.
Persaingan dalam industri makanan, khususnya biskuit ini tidak
hanya berasal dari industri lokal, namun juga dengan industri asing.
Banyak produk biskuit impor, baik dari negara China, Thailand, Malaysia
ataupun negara lainnya dengan berbagai merek telah masuk ke
Indonesia.
Saat ini,
jumlah industri biskuit di Indonesia, baik industri
besar maupun industri kecil mencapai 500 pabrik (Darmawan, 2003).
Persaingan yang tinggi dalam industri biskuit ini menyebabkan produsen
biskuit harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat agar dapat
meraih pangsa pasar yang ditargetkan.
Salah satu perusahaan biskuit yang ikut serta dalam meramaikan
pasar biskuit untuk segmen anak-anak adalah PT Pacific Millenia Pangan
Makmur. Perusahaan ini merupakan salah satu anak perusahaan dari
Orangtua Grup yang berlokasi di Desa Walahar Kecamatan Klari
Karawang Timur. Perusahan ini berdiri sejak tahun 2001. Saat ini, produk
biskuit yang diproduksi oleh PT Pacific Millenia Pangan Makmur baru satu
merek, yaitu biskuit dengan merek Oops.
Biskuit Oops ini baru saja
diluncurkan pada bulan Oktober 2002 dan segmen pasar yang ingin
direbutnya adalah segmen pasar anak-anak dan remaja berusia 6 (enam)
hingga 17 tahun. Perusahaan ini mengeluarkan dua jenis biskuit Oops
yaitu Baked Chicken Tomato (Ayam Tomat Panggang) dan Roasted
Sweet Corn (Jagung Manis Bakar).
1.2. Identifikasi Masalah
Dengan
semakin
meningkatnya
persaingan
usaha
industri
makanan ringan (biskuit) dengan mengambil segmen pasar anak-anak
dan remaja, menyebabkan industri makanan ringan (biskuit) harus
menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam penjualan produknya.
Strategi pemasaran diterapkan berdasarkan “perilaku”, harapan, dan
2
persepsi, yang menjadi perhatian konsumen anak-anak dan remaja.
“Perilaku” adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh konsumen dalam
membeli dan mengkonsumsi biskuit.
yang diingini oleh konsumen.
Harapan konsumen adalah apa
Persepsi adalah tanggapan konsumen
terhadap apa yang mereka perhatikan, rasakan dan pahami pada produk
biskuit. Dengan menerapkan strategi pemasaran yang tepat diharapkan
suatu perusahaan dapat merebut pangsa pasar biskuit untuk anak-anak
dan remaja.
PT Pacific Millenia Pangan Makmur sebagai salah satu industri
makanan penghasil biskuit Oops perlu mengetahui “perilaku”, harapan,
dan persepsi konsumen terhadap biskuit secara umum dan biskuit Oops
secara khusus agar dapat bertahan dan mendapat tempat dihati
konsumennya.
Apakah biskuit Oops ini telah sesuai dengan harapan
konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi biskuit apa tidak? Sejak
pertama kali produk biskuit Oops diluncurkan, yaitu bulan Oktober 2002
hingga saat ini (bulan Juli 2003), PT Pacific Millenia Pangan Makmur
dalam menjual biskuit Oops ini belum mencapai target penjualan yang
diinginkan dan belum pernah melakukan studi secara khusus mengenai
apa yang menjadi “perilaku”, harapan dan persepsi konsumen dalam
membeli biskuit.
Untuk itu perlu dilakukan studi untuk mengetahui
“perilaku”, harapan dan persepsi konsumen terhadap biskuit secara umum
dan biskuit Oops secara khusus yang baru saja diluncurkan.
3
1.3. Rumusan Masalah
Dengan mengetahui identifikasi masalah di atas, maka perumusan
masalah yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana “perilaku” konsumen dalam membeli biskuit?
2. Atribut-atribut biskuit manakah yang menjadi prioritas konsumen?
3. Bagaimana persepsi konsumen terhadap atribut-atribut yang terdapat
dalam biskuit Oops?
4. Strategi pemasaran apa yang dapat direkomendasikan dari hasil
penelitian ini?
1.4. Tujuan
Dengan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui “perilaku” konsumen dalam membeli biskuit.
2.
Mengidentifikasikan atribut-atribut yang menjadi perhatian utama
konsumen biskuit.
3.
Mengevaluasi persepsi konsumen terhadap atribut-atribut yang
terdapat dalam biskuit Oops.
4.
Memberikan rekomendasi strategi pemasaran produk biskuit Oops.
4
UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI
PERPUSTAKAAN MB IPB
5
Download