ringkasan eksekutif

advertisement
RINGKASAN EKSEKUTIF
IQBAL WITJAKSONO, 2003. Kinerja PT Bursa Efek Jakarta Pra Scripless
dan Scripless Trading. Di bawah bimbingan HAMDANI M SYAH dan
ANNY RATNAWATI.
Krisis Ekonomi yang melanda Indonesia dimulai tahun 1997
mempengaruhi kegiatan pasar uang dan pasar modal di Indonesia. Akibat
dari krisis ini adalah tertundanya pelaksanaan sejumlah kebijakan Pasar
Modal Indonesia untuk menjadikan pasar modal yang tangguh dan
mampu bersaing di pasar global. Kebijakan untuk meningkatkan
pelayanan di Pasar Modal Indonesia agar memenuhi Visi dan Misi di atas
adalah dengan menjalankan program Scripless Trading/Perdagangan
Tanpa Warkat yang bertujuan meningkatkan Kinerja Operasional dan
Keuangan PT Bursa Efek Jakarta. Program Scripless Trading ini
direncanakan dijalankan pada Program kerja tahun 1996-2000 namun
karena berbagai kondisi dalam negeri yang tidak memungkinkan, maka
baru dilaksanakan pada program kerja 2000-2004. Pelaksanaan Scripless
Trading ini diarahkan kepada kemudahan, keamanan dan kenyamanan
bagi investor untuk bertransaksi, kemudahan bagi emiten untuk
bertransaksi dan memperbaiki kinerja sebelumnya. Investasi untuk
Program Scripless Trading ini berkisar Rp.24.538 Milyar dengan
penyusutan selama 4 tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kinerja Operasional dan
Kinerja Keuangan sebelum dan sesudah Scripless dan mengidentifikasi
faktor-faktor yang dominan mempengaruhi pencapaian kinerja tersebut.
Penelitian dilakukan pada PT Bursa Efek Jakarta dan Beberapa Emiten
yang tergabung dalam Sektor Pertanian Primer, Sektor Agroindustri dan
Sektor Non Agroindustri pada periode Juni 2002 sampai dengan Agustus
2002 dengan dukungan Divisi Komunikasi Perusahaan dan Divisi
Keanggotaan Bursa dengan menggunakan Metode Deskriptif dan Uji
Hipotetis Statistik . Data yang dipergunakan adalah Data Statistik bulanan
sejak Januari 1999 sampai dengan Juni 2002 dan Laporan Keuangan
Semi Annual Audited periode Juni 1999 sampai dengan Juni 2002.
Periode Pra Scripless dimulai Januari 1999 sampai Juni 2000 (18 bulan)
dan Periode Pelaksanaan Scripless adalah Juli 2000 sampai dengan Juni
2002 (24 bulan).
Analisis Kinerja Operasional dengan Hasil Uji Statistik 2 Arah
menggunakan 2 sampel atas Volume Transaksi, Nilai Transaksi,
Frekuensi Transaksi dan Kapitalisasi Pasar dari Periode Pra Scripless
terhadap Periode Scripless menunjukkan hasil bahwa Volume, Nilai
Transaksi dan Frekuensi Transaksi tidak berbeda signifikan antara Pra
dan Scripless yakni t-hitung (-0,97;1,75;1.96) <= t-tabel (-1,96:1,96;1,96).
Sementara untuk Kapitalisasi Pasar menunjukkan hasil perubahan
signifikan antara Pra dan Scripless yaitu t-hitung (2.88) > t-tabel (1,96). Hasil
atas pemberlakukan Program Scripless ini menunjukkan bahwa pada
Emiten Sektor Pertanian Primer (Agriculture) Nilai Transaksi, Frekuensi
Transaksi dan Kapitalisasi Pasar menunjukkan perubahan signifikan
antara Pra Scripless dan Scripless yaitu t-hitung (3.36;4.24;9.65) > t-tabel
(1.96). Sementara untuk Volume Transaksi tidak berubah secara
signifikan.dimana t-hitung (1.19)= t-tabel (1,96). Emiten Sektor Agroindustri
mencatatkan Hasil signifikan pada Subsektor Agroindustri Industri Kayu
untuk Volume Transaksi, Nilai Transaksi, Frekuensi Transaksi dan
Kapitalisasi Pasar dengan t-hitung (4.66;3.10;5.07;7.53) > t-tabel
(1.96;1.96;1.96;1.96) disusul Subsektor Tekstil dan Garment untuk Nilai,
Frekuensi dan Kapitalisasi Pasar dengan t-hitung (3.01;3.39;5.11) > t-tabel
(1.96;1.96;1.96) berperingkat sama dengan Subsektor Bubur Kayu dan
Kertas untuk Nilai, Frekuensi dan Kapitalisasi Pasar dengan t-hitung
(5.44;2.23;12.53) > t-tabel (1.96;1.96;1.96) dan Subsektor Pabrik Rokok
untuk Volume dan Frekuensi dengan t-hitung (-2.84;-3.05) > t-tabel (-1.96;1.96) berdampingan dengan Subsektor Makanan Minuman untuk Volume
dan Nilai dengan t-hitung (-4.48;2.56) > t-tabel (-1.96;1.96) dan terakhir
Subsektor Pakan Ternak untuk Nilai, dengan t-hitung (2.83) > t-tabel (1.96).
Kinerja Operasional Emiten Sektor Pertanian Primer mempunyai Hasil
signifikan sejalan dengan Sub Sektor Agroindustri Kayu dimana Volume,
Nilai, Frekuensi dan Kapitalisasi Pasar mengalami perbedaan antara Pra
dan Scripless Trading. Sementara itu Hasil atas pemberlakukan Program
Scripless ini menunjukkan bahwa pada Emiten Sektor Non Agribisnis
Subsektor Property dan Real Estat Volume, Nilai Transaksi, Frekuensi
Transaksi dan Kapitalisasi Pasar menunjukkan perubahan signifikan
antara Pra Scripless dan Scripless yaitu t-hitung (1.84;3.14;3.1;2.75) > t-tabel
(1.96). Sektor Non Agribisnis Subsektor Keuangan Volume, Nilai
Transaksi, Frekuensi Transaksi dan Kapitalisasi Pasar menunjukkan
perubahan signifikan antara Pra Scripless dan Scripless yaitu t-hitung
(2.2;3.15;3.29;2.9) > t-tabel (1.96). Sektor Non Agribisnis Subsektor Kimia
Volume, Nilai Transaksi, Frekuensi Transaksi dan Kapitalisasi Pasar
menunjukkan perubahan signifikan antara Pra Scripless dan Scripless
yaitu t-hitung (2.2;2.71;2.13;4.85) > t-tabel (1.96). Sementara untuk Sektor
Non Agribisnis Subsektor Kosmetik Rumah Tangga Nilai Transaksi,
Frekuensi Transaksi dan Kapitalisasi Pasar menunjukkan perubahan
signifikan antara Pra Scripless dan Scripless yaitu t-hitung (-2.93;-3.42;5.94) > t-tabel (-1.96) namun untuk Volume Transaksi tidak berubah secara
signifikan.dimana t-hitung (1.65)< t-tabel (-1,96). Untuk Emiten Sektor Non
Agroindustri Subsektor Infrastruktur-Utilitas-Transportasi, PerdaganganJasa-Investasi, Keramik-Gelas-Porselin, Plastik-Pengepakan, MesinPeralatan Berat, Otomotif-Sukucadang tidak mencatatkan Hasil signifikan
pada Volume Transaksi, Nilai Transaksi, Frekuensi Transaksi dan
Kapitalisasi Pasar.
Sedangkan Analisis Kinerja Keuangan pada PT BEJ menunjukkan
bahwa Likuiditas berada pada tingkat konservatif Juni 1999 sampai
dengan Juni 2002 yaitu antara 105% sampai 118%, ROA berada pada
0,01 sampai 0,02 namun menurun selama Desember 2000 sampai Juni
ii
2001. Begitu pula untuk ROE berada pada 0,05 sampai 0,15 namun
menurun selama Desember 2000 sampai Juni 2001 hal ini berkaitan
dengan NPM yang berkisar Rp.5,391 Milyar sampai dengan Rp.18,418
Milyar namun menurun selama Desember 2000 sampai Juni 2001. Ebitda
perusahaan selalu positif berkisar Rp.6,683 sampai Rp.31,654 Milyar
selama Juni 1999 sampai Juni 2002. Sementara untuk Cash from
Operation mengalami defisit pada Juni 2001 namun positif untuk
Desember 1999 (Rp.19,087 Milyar), Desember 2000 (Rp.22,407 Milyar),
Desember 2001 (Rp.1,999 Milyar) dan Juni 2002 (Rp.14.129). Dengan
Kinerja Keuangan ini maka target pemenuhan investasi selama 4 tahun
terpenuhi disamping melalui penggunaan Laba Ditahan yang cukup untuk
menutup investasi tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan volume transaksi dan nilai transaksi pada PT BEJ,
meningkatkan Volume pada Sektor Pertanian Primer, peningkatan Volume
dan Frekuensi pada Subsektor Pakan Ternak, peningkatan Volume pada
Subsektor Bubur Kertas dan Tekstil Garment, peningkatan Frekuensi dan
Kapitalisasi Pasar pada Subsektor Makanan Minuman dan peningkatan
Nilai dan Kapitalisasi Pasar pada Subsektor Pabrik Rokok.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa program scripless
trading ini dapat tercapai namun banyak faktor yang di luar jangkauan
Manajemen PT BEJ untuk dapat meningkatkan Volume Transaksi yang
dilakukan oleh Emiten dan Investor. Saran yang disampaikan adalah
peningkatan jumlah anggota masyarakat yang dapat membeli nominal
kecil saham di bawah 500 lembar (1 lot) dan pemasyarakatan melalui
Pojok Bursa di Kampus Perguruan Tinggi mengenai bukti kepemilikan
elektronik dari Scripless Trading ini.
Kata Kunci : PT Bursa Efek Jakarta, Otomasi, Scripless Trading,
Pengukuran Kinerja, Kinerja Operasional, Kinerja Keuangan,
Listing, Delisting, IPO, Ebitda, ROA, ROE, NPM, Cashflow,
dan Investasi Scripless Trading.
iii
Download