panduan penyelenggaraan - PP

advertisement
PANDUAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM PENDIDIKAN KEORANGTUAAN
(PARENTING)
Naskah Program Pendidikan Keorangtuaan (Parenting) Yang Dikembangkan
Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
(PP-PAUDNI) Regional I Bandung
Tahun 2015
0
KATA PENGANTAR
Keberlangsungan pendidikan di dalam keluarga yang salah satunya
memberikan kontribusi pembentukan karakter menjadi sangat strategis dan
penting adanya. Oleh karena itu, agar pendidikan tersebut dilaksanakan secara
terencana dan sistimatis, maka pendidik/ orangtua di dalamnya secara kontinyu
perlu terus diupayakan untuk ditingkatkan, baik dalam hal pelaksanaan peranan
maupun kemampuannya sebagai pendidik pertama dan utama seiring dengan
tuntunan agama dan perkembangan pengetahuan yang semakin kompleks.
Upaya mewujudkan dan penyelenggaraan pendidikan dalam rangka
mempersiapkan para pendidik tersebut di atas dengan berbagai alternatif
strategi dilaksanakan, yakni melalui penyediaan program layanan langsung
pembelajaran dan/atau melalui berbagai media yang dapat memberikan
pencerahan terhadap keberlangsungan pendidikan di dalam keluarga. Namun
tampaknya upaya dimaksud masih memerlukan alternatif lain dalam
penyelenggaraan pendidikan dimaksud yang secara struktural fungsional mulai
dari pemerintah pusat, sampai dengan pemerintah desa/kelurahan dn
penyelenggara pendidikan dapat berperan dan bertanggungjawab atas hal ini.
Guna memenuhi kebutuhan penyelenggaraan program pendidikan
keorangtuaan/keluarga, maka disusun panduan penyelenggaraannya dalam
rangka naskah program pendidikan keorangtuaan yang dikembangkan dengan
harapan dapat dijadikan salah satu panduan oleh para penyelenggara, dan
pemangku kepentingan, baik pemerintah sebagai eksekutor maupun sebagai
regulator bidang pendidikan nonformal.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi atas
terformulasikannya panduan ini diucapkan terima kasih, semoga bermanfaat.
Bandung, Desember 2015
Kepala PP-PAUDNI Regional I
Bandung
Ir. H. Djajeng Baskoro, M.Pd.
NIP.196306251990021001
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. DASAR KEBUTUHAN ........................................................................................................ 1
B. DASAR YURIDIS................................................................................................................ 5
C. TUJUAN ........................................................................................................................... 5
BAB II PENDIDIKAN KEORANGTUAAN ................................................................................ 6
A. PENGERTIAN ................................................................................................................... 7
B. PENDIDIKAN KEORANGTUAAN SEBAGAI BENTUK PENYIAPAN PENDIDIK BAGI ANAKANAKNYA ........................................................................................................................ 7
C. FUNGSI DAN MANFAAT .................................................................................................. 8
D. PENDIDIKAN KEORANGTUAAN SEBAGAI PENDIDIKAN NONFORMAL DAN
PENGHANTAR PADA PENDIDIKAN INFORMAL ................................................................ 8
BAB III KOMPONEN PROGRAM ......................................................................................... 10
A. PESERTA DIDIK .............................................................................................................. 10
B. ISI................................................................................................................................... 10
C. PROSES .......................................................................................................................... 11
D. KOMPETENSI LULUSAN ................................................................................................. 12
E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ....................................................................... 12
F. SARANA PRASARANA .................................................................................................... 14
G. PENGELOLAAN .............................................................................................................. 15
H. PEMBIAYAAN ................................................................................................................ 16
I. PENILAIAN ..................................................................................................................... 16
BAB IV PEMERAN DAN PERANAN ..................................................................................... 17
A. UNSUR PEMERAN ......................................................................................................... 17
B. PENGORGANISASIAN PEMERAN DAN PERANAN MENURUT KEWENANGAN ............... 17
BAB V PROSES PENYELENGGARAAN ................................................................................. 21
A. PENYIAPAN PROGRAM.................................................................................................. 23
B. PELAKSANAAN PROGRAM ............................................................................................ 27
C. EVALUASI DAN PELAPORAN .......................................................................................... 29
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. DASAR KEBUTUHAN
Keluarga merupakan bagian dari sub sistem pendidikan luar sekolah. Keluarga juga
termasuk kedalam tri pusat pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantoro yang kita kenal
sebagai Bapak Pendidikan Nasional, mengungkapkan sistem “Tri Centra” dengan
mengatakan “Didalam hidupnya anak-anak adalah tiga tempat pergaulan yang menjadi
pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu: keluarga, sekolah dan masyarakat.”
Sudjana (1991:43) mengungkapkan trikondisi/pusat pendidikan tersebut sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari keterkaitan antara kedua sub sistem pendidikan
sekolah dan sub sistem pendidikan luar sekolah. Dan bagan berikut ini, akan terlihat
ketiga pusat pendidikan tersebut menggambarkan rentetan keterkaitan antara sub sistem
pendidikan luar sekolah ( PLS) dan sistem pendidikan sekolah (PS).
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SUB SISTEM PLS
PROGRAM
PENDIDIKAN
NONFORMAL
DI LINGKUNGAN
MASYARAKAT/LEMBAGA
SUB SISTEM PS
PROGRAM
PENDIDIKAN
INFORMAL
DI LINGKUNGAN
KELUARGA
PROGRAM
PENDIDIKAN
FORMAL
DI LINGKUNGAN
SEKOLAH
TRI PUSAT / TRI
KONDISI PENDIDIKAN
Bagan 2.3 Tri Pusat Pendidikan Sumber : Djudju Sudjana (2004:46)
1
Dapat
disimpulkan
bahwa
keluarga
merupakan
bagian
dari
trisentra/tripusat/trikondisi pendidikan yang keberadaannya sangat utama bagi
pelaksanaan pendidikan itu sendiri. Terlebih lagi dengan adanya lingkungan masyarakat
dan sekolah sebagai penopang bagi terlaksananya kegiatan pendidikan.
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pun masih
menempatkan keluarga menjadi salah satu jalur dalam sistem pendidikan, yaitu jalur
pendidikan informal yang memiliki peran sangat besar dalam pendidikan di Indonesia.
Untuk selanjutnya, kaitan antara keluarga dengan Pendidikan Luar Sekolah, tentunya
dapat dipahami bahwa jalur pendidikan non formal dan informal, dalam hal ini keluarga
menjadi bagian dari lingkup kajian dan kebijakan dalam sistem pendidikan di luar sistem
sekolah yaitu sub sistem dari pendidikan luar sekolah.
Pada kebanyakan situasi, pendidikan keluarga seringkali dimaknai sebagai
pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga. Oleh karena itu, pendidikan keluarga
seringkali lebih digambarkan sebagai iklim atau suasana kehidupan dalam keluarga.
Dalam hal iklim keluarga, Soelaeman (1994: 48-50) serta (Ruth Smith, Svetlana Speight
and Ivana La Valle:2010) menjelaskan bahwa istilah iklim melukiskan apa yang dirasakan
dan hayati atau dipersepsi oleh kelompok orang. Suasana ini berkaitan dengan perilaku
orang tua, khususnya ibu dalam melakukan pola asuh, dalam arti menjadi teladan dan
perilaku mendidik bagi anak-anaknya. Artinya pendidikan dalam keluarga yang dilakukan
oleh kebanyakan orang tua di Indonesia didasari dari pengetahuan hasil pengalaman
orang tuanya sendiri dahulu ketika mendidik atau pun mungkin dari hasil pengamatan
semata.
Dinamika kehidupan yang terus berkembang membawa konsekuensi-konsekuensi
tertentu terhadap kehidupan keluarga. Perkembangan pengaruh dampak teknologi dan
informasi serta tuntutan jaman, disertai pemahaman yang utuh mengenai keluarga, harus
diberikan kepada masyarakat dan keluarga-keluarga sehingga pendidikan keluarga bisa
lebih optimal. Banyaknya tuntutan kehidupan yang menerpa keluarga beserta dampak
krisis yang ditandai dengan bergesernya nilai-nilai dan pandangan tentang fungsi dan
peran keluarga menyebabkan terjadinya berbagai perubahan mendasar tentang
kehidupan keluarga. Struktur, pola hubungan, dan gaya hidup keluarga banyak
2
mengalami perubahan. Jika dulu biasanya ayah berperan sebagai pencari nafkah tunggal
dan ibu sebagai pengelola utama kehidupan di rumah, maka sekarang banyak di antara
keluarga (khususnya di kota-kota) yang tidak lagi seperti itu.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama dikenal kepada anak, atau
dapat dikatakan bahwa seorang anak itu mengenal kehidupan sosial pertama-tama di
dalam lingkungan keluarga. Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan
yang lainnya menyebabkan seorang anak menyadari akan dirinya, bahwa ia berfungsi
sebagai individu dan juga sebagai makhluk sosial.
Hubungan antara orang tua dan anak dalam keluarga sangat penting artinya bagi
perkembangan kepribadian anak karena orang tua merupakan orang pertama yang
dikenal oleh anak dan melalui orang tualah anak mendapat kesan-kesan pertama tentang
dunia luar. Orang tua merupakan orang pertama yang membimbing tingkah laku anak.
Orang tua akan bereaksi terhadap tingkah laku anak baik itu dengan menerima,
menyetujui, membenarkan, menolak atau melarang. Melalui pemberian nilai tersebut
maka dalam diri anak akan terbentuk norma-norma tentang apa yang baik atau buruk dan
apa yang boleh atau tidak boleh. Dengan demikian terbentuklah hati nurani anak yang
mengarahkan tingkah laku selanjutnya dan kewajiban orang tua adalah mengembangkan
hati nurani yang kuat dalam diri anak. (Smith, Ann. B:2007). Pengaruh orang tua terhadap
pembentukan perilaku anaknya bergantung pada bermacam-macam faktor, menurut
Munandar (1996:125) antara lain bila ditinjau dari ciri-ciri orang tua, bagaimana sikap
orang tua terhadap anaknya tergantung pada beberapa faktor seperti : tingkat pendidikan
dan status sosial, hubungan suami istri, jumlah anak dalam keluarga, kepribadian orang
tua, dan pengalaman orang tua.
Peran orangtua dalam pengasuhan anak berubah seiring pertumbuhan dan
perkembangan anak sehingga orangtua harus memahami fase-fase perkembangan anak
dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan anak. Menurut Jean Piaget, pakar psikologi
perkembangan, seorang anak perlu melakukan aksi-aksi terhadap lingkungannya agar
dapat mengembangkan cara pandang yang kompleks dan cerdas atas setiap
pengalamannya. Salah satu tugas orang tua pun adalah memberi pengalaman yang
dibutuhkan oleh anak.
3
Orangtua adalah pendidik pertama dan utama bagi perkembangan anak.
Initerkandung pesan bahwa orangtua semestinya memiliki kemampuan mendidik anak
sejak dalam kandungan hingga dewasa. Kewajiban orangtua untuk mengantarkan anakanaknya menempuh pendidikan formal, tidak berarti peran orangtua menjadi hilang
karena digantikan oleh guru di sekolah. Mengingat waktu anak di sekolah lebih sedikit
dibandingkan di luar sekolah/rumah.
Ayah dan ibu terikat dalam satu peran dan fungsi orang tua yang bertanggungjawab
terhadap keberlangsungan keluarga. Peran orangtua sangat diharapkan dapat
mendampingi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam beraktivitas dalam rumah
maupun di lingkungan. Ironis apabila orangtua tidak memiliki kecakapan dalam berbagai
tanggungjawab terhadap anak dan lingkungan sosialnya. Orang tua yang ideal adalah bila
melahirkan, mengasuh, dan membesarkan anak dalam suasana keluarga yang saling
mencintai, menghargai dan menopang.
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2002 anak adalah seorang yang belum mencapai usia
18 tahun. Oleh karena itu, pengasuhan, pembimbingan/pendampingan serta pendidikan
dan pelatihan perlu diberikan kepada anak, terutama oleh orang tua dalam masa
kehamilan dan kelahiran, pengasuhan dan pendidikan anak usia dini, dilanjutkan masa
anak remaja dan pemuda.
Menjadi orang tua tidak pernah dipersyaratkan dengan adanya sertifikat atau ijazah
pendidikan keorangtuaan, di mana sebelum menjadi orang tua mereka dibekali dengan
pemahaman tentang pengasuhan dan pertumbuhan anak usia dini dan hal-hal yang
berkaitan dengan segala yang terkait dengan tanggungjawab orang tua dalam keluarga
dan masyarakat. Disini orang tua harus bertanggung jawab melaksanakan pendidikan
keluarga yang menanamkan nilai agama, budaya dan nilai moral serta keterampilan
kepada anggota keluarganya. Menyadari pentingnya hal tersebut, Pusat Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PP-PAUDNI) Regional I Bandung
menyediakan Panduan penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan (parenting).
4
B. DASAR YURIDIS
1. Undang-Undang nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak;
2. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
5. Peraturan
Pemerintah
Nomor
17
Tahun
2010
tentang
Pengelolaan
dan
Penyelenggaran Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 81 tahun 2013 tentang Pendirian
Satuan Pendidikan Nonformal
8. Rencana Strategi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Renstra Kemendikbud)
Tahun 2015 - 2019;
C. TUJUAN
1. Tujuan Program
a. Tersosialisasikannya program pendidikan keluarga secara komprehensif
kepada para pemangku kepentingan dari tingkat desa/kelurahan sampai
kabupaten/kota.
b. Memberikan informasi tentang dukungan dan peran serta pemerintah dalam
merencanakan,
melaksanakan
dan
mengendalikan
penyelenggaraan
pendidikankeorangtuaan.
c. Memberikan panduan atau tuntunan yang komprehensif mengenai program
dan prosedur penyelenggaraan pendidikan keluarga
d. Menyiapkan para orang tua agar memiliki kecakapan dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan sebagai pendidik pertama dan utama bagi
anak keturunannya yang berorientasi kepada tuntunan agama dan tuntutan
kemajuan/perkembangan zaman;
5
2. Tujuan Panduan
a. Sebagai masukan kepada pemerintah pusat dalam merumuskan regulasi/
kebijakan
b. Sebagai masukan/ dukungan bagi pemerintah Propinsi sebagai eksekutor dalam
merencanakan dan melaksanakan program melalui dukungan APBD Propinsi dan
atau APBD Kabupaten/Kota
c. Panduan bagi penilik dalam melaksanakan penjaminan mutu program tingkat
kecamatan
d. Panduan bagi perangkat desa dalam menyiapkan sasaran program
e. Panduan bagi satuan PNFI untuk penyelenggaraan Program layanan pendidikan
keorangtuaan
6
BAB II PENDIDIKAN KEORANGTUAAN
A. PENGERTIAN
Pendidikan Keorangtuaan adalah pendidikan sepanjang hayat yang memberi
dukungan kepada para orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak, membentuk
watak serta peradaban yang bermartabat, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu bagi seorang anak, orang
tua/keluarga selain tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan
juga sebagai pembentukan kharakter.
B. PENDIDIKAN KEORANGTUAAN SEBAGAI BENTUK PENYIAPAN PENDIDIK
BAGI ANAK-ANAKNYA
Pendidikan Keluarga akan membekali peserta didik mengenai berbagai hal yang
bermanfaat dan diarahkan pada sikap orangtua sebagai individu yang dapat diteladani,
orangtua sebagai pemimpin keluarga yang dapat dijadikan jaminan hidup saat ini dan
masa depan serta orangtua sebagai anggota masyarakat yang dapat memerankan peran
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
Keluarga memiliki peranan penting terhadap perkembangan anak-anaknya, sejak
anak dilahirkan, keIuarga terutama ibu yang selaIu di sampingnya, pendidikan keIuarga
tidak dapat diabaikan, peran orangtua hendaknya menjadi orang yang paling bijaksana
dan pandai mendidik anak-anaknya sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya sebagai
anggota keluarga. oIeh karena itu peranan orangtua dalam mendidik anak memiliki peran
minimal:
 Sumber pemberi kasih sayang
 Pengasuh dan pemelihara
 Tempat mencurahkan isi hati
7
C. FUNGSI DAN MANFAAT
Fungsi dan manfaat pendidikan keorangtuaan adalah sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai orangtua
untuk melakukan pengasuhan, pembimbingan, pelatihan, dan pendidikan bagi
perkembangan pribadi dan sosial anak-anak, baik dalam kehidupan keluarga maupun
dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
2. Bagi organisasi/ lembaga untuk melanjutkan layanan pemberdayaan masyarakat
melalui pendampingan pendidikan kecakapan keorangtuaan pada calon orang tua
dan penduduk dewasa yang telah menjadi orangtua.
3. Bagi pemerintah untuk meningkatkan layanan melalui pembekalan program
pendidikan kecakapan keorangtuaan pada semua jenjang pemerintahan mulai
provinsi, kabupaten/kota,kecamatan sampai ke kelurahan dan desa.
D. PENDIDIKAN KEORANGTUAAN SEBAGAI PENDIDIKAN NONFORMAL DAN
PENGHANTAR PADA PENDIDIKAN INFORMAL
1. Pendidikan Keorangtuaan Sebagai Pendidikan Nonformal
a. Pengalaman dan pengetahuan peserta didik sebagai bagian dari sumber
pembelajaran
b. Proses berpusat pada tukar pengalaman (sharing) internalisasi pengalaman dan
pengetahuan yang telah dimiliki para orang tua sebagai peserta didik;
c. Materi pendidikan hanya sebagai penguat kepada pengalaman dan pengetahuan
yang telah ada pada diri peserta didik berkenaan dengan mendampingi dan
membimbing semua pertumbuhan, memberikan perhatian, waktu dan dukungan
kebutuhan fisik, emosi dan sosial, keterampilan kerumahtanggaan;
d. Materi pendidikan bertahap dan berurut, akan tetapi disajikan berdasarkan
kebutuhan pemecahan masalah/belajar peserta didik;
8
2. Pendidikan Keorangtuaan Sebagai Penghantar Pendidikan Informal Dalam Keluarga
a. Orang tua selesai mengikuti pembelajaran akan berfungsi sebagai fasilitator, nara
sumber, guru bagi anak-anaknya dan/atau anggota keluarga lainnya;
b. Menyiapkan para orang tua berkemampuan minimal sebagai perancang
pendidikan keluarga, pendidik pertama dan utama
pengetahuan
pertumbuhan,
dan
metodologi
mendampingi
dan
keluarganya dalam hal
membimbing
semua
memberikan perhatian, waktu dan dukungan kebutuhan fisik,
emosi dan sosial, keterampilan kerumahtanggaan;
9
BAB III KOMPONEN PROGRAM
A. PESERTA DIDIK
1. Syarat/Kriteria
a. Laki-laki dan/atau perempuan;
b. Orang tua (memiliki anak maksimal usia 18 tahun) atau calon orang tua;
c. lancar membaca dan menulis;
d. berdomisili di sekitar radius RW dari pusat tempat pembelajaran di laksanakan;
e. bersedia mengikuti pembelajaran sesuai jadwal yang telah disepakati bersama.
2. Tugas dan kewajiban
a. Mengikuti pembelajaran yang telah disepakati antara peserta didik, pendidik dan
pengelola;
b. Menerapkan materi yang sudah didapat
c. Menularkan pengetahuan dan pengalaman melaksanakan pendidikan dalam
keluarganya
B. ISI
1. Kurikulum/area isi pembelajaran, mencakup:
a. Pembinaan Orangtua
b. Hubungan Orangtua dan Anak
c. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
10
d. Pembinaan Keluarga
e. Masyarakat dan Budaya
2. Kalender/lama pembelajaran:
a. 48 jam @ 45 menit;
b. Frekuensi pembelajaran minimal 2 kali seminggu.
3. Contoh Tema Dalam Kelas Parenting:
a. Pengasuhan anak berdasar kelompok umur (termasuk ketika masih janin)
b. Pengasuhan berkesadaran
c. Parenting berbasis perkembangan otak
d. Pengembangan karakter dan budaya prestasi anak
e. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan pada anak, termasuk kekerasan
seksual
f.
Pengasuhan di era digital (addction game, pornography)
g. Pendidikan kesehatan reproduksi
h. Pengasuhan untuk anak-anak berkebutuhan khusus
i.
Penyalahgunaan narkoba
j.
Peningkatan kesehatan anak
k. Menjadi konsumen cerdas
l.
Pengendalian emosi
C. PROSES
1. Tahap 1 pengungkapan dan internalisasi pengalaman dan pengetahuan yang telah
dimiliki para orang tua/peserta didik dalam hal mendampingi dan membimbing semua
pertumbuhan, memberikan perhatian, waktu dan dukungan kebutuhan fisik, emosi
dan sosial, keterampilan kerumahtanggaan melalui sajian berbagai media formula
diskusi;
11
2. Tahap 2 penguatan/pembulatan oleh fasilitator/nara sumber terhadap pengalaman
dan pengetahuan orang tua/peserta didik dalam mendampingi dan membimbing
semua pertumbuhan, memberikan perhatian, waktu dan dukungan kebutuhan fisik,
emosi dan sosial, keterampilan kerumahtanggaan;
3. Tahap 3 membuat perencanaan bersama oleh orang tua dengan bimbingan
narasumber/fasilitator daIam meIakukan pendampingan dan pembimbingan daIam
keIuarga oleh orang tua, meliputi:
a. Iangkah perencanaan, yaitu :mengumpukan data tentang masaIah dan kebutuhan
pembimbingan, mendata sumber pendukung dalam peaksananan pembimbingan
orang tua terhadap anaknya, cara dan metode dan waktu yang tepat daIam
melakukan pembimbingan dan pendampingan bagi anak daIam keIuarga.
b. Iangkah
peIaksanaan,yaitu:
menetapkan
waktu,
menetapkan
aspek
pembimbingan dan pendampingan yang tepat, menetapkan teknik,metode yang
tepat pada anak, materi yang sesuai dengan situasi dan perkembangan anak,
melakukan konsuItasi dengan narasumber, sharing sesama orang tua di daIam
kelompok pendidikan keuarga.
c. Evaluasi internaI daIam keIuarga, anaIisa sikap dan prilaku anak dalam keseharian.
D. KOMPETENSI LULUSAN
1. Memiliki kemampuan melaksanakan peran orangtua dalam keluarga.
2. Menerapkan hasil internalisasi.
E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
1. Pendidik
Syarat/kriteria
12
a. Sudah menikah dan mempunyai anak balita atau memiliki pengalaman mengasuh
dan mendidik anak (orangtua dan atau orangtua asuh)
b. Memahami
teknik
parenting
(mendampingi
dan
membimbing
semua
pertumbuhan, memberikan perhatian, waktu dan dukungan kebutuhan fisik,
emosi dan sosial, keterampilan kerumahtanggaan dan sebagainya);
c. Menguasai metodologi pendidikan orang dewasa
d. Menjadi teladan dalam pelaksanaan parenting,
e. Diutamakan bertempat tinggal di mana pembelajaran dilaksanakan;
f.
Jumlah 1-2 orang dalam satu kelompok @ 10 orang;
g. Memiliki ketertarikan, kemauan dan kesanggupan untuk melaksanakan tugas
pendidik
h. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat secara luwes
Tugas:
a. Mengidentifikasi kebutuhan nyata berdasarkan topik/tema pembelajaran;
b. Memfasilitasi
peserta
didik
untuk
musyawarah
jadwal
dan
program
pembelajaran;
c. Menyusun program pembelajaran bagi kelompoknya;
d. Melaksanakan pembelajaran sebagai nara sumber dan/atau fasilitator dan/atau
mediator;
e. Melakukan evaluasi hasil pasca (dampak) pembelajaran;
f.
Melaporkan perkembangan dan hasil pembelajaran.
g. Menindaklanjuti hasil pembelajarannya
2. Tenaga Kependidikan
Syarat/kriteria
a. Pendidikan minimal SLTA
13
b. Kader
kegiatan kemasyarakatan atau PNS atau anggota masyarakat atau
pengurus/ pengelola lembaga pendidikan masyarakat/pemerintah;
c. Diutamakan bertempat tinggal di lokasi kegiatan;
d. Jumlah 1 orang untuk mengelola satu kelompok @ 10 orang;
e. Berpengalaman dalam menyelenggarakan/mengelola program
f.
Memiliki kemampuan melakukan pengawasan (pemantauan, supervisi, evaluasi
dan pelaporan) terhadap penyelenggaraan kegiatan;
g. Bersedia melaksanakan tugas sebagai tenaga kependidikan.
Tugas:
a. Memfasilitasi penyediaan tempat dan bahan/media pembelajaran;
b. Mengelola kehadiran peserta didik dan pendidik;
c. Membantu pendidik koordinasi pembelajaran dengan pihak terkait;
d. Melakukan pengawasan (pemantauan, supervisi, evaluasi dan pelaporan) atas
penyelenggaraan program;
e. Mengelola dokumentasi penyelenggaraan program.
F. SARANA PRASARANA
1. Sarana pembelajaran
a. Media pemula diskusi berupa: poster, bacaan cerita kasus, game/permainan,
film sebagai alat pengungkapan dan internalisasi pengalaman dan pengetahuan
peserta didik dalam mendampingi dan membimbing semua pertumbuhan,
memberikan perhatian, waktu dan dukungan kebutuhan fisik, emosi dan sosial,
keterampilan kerumahtanggaan;
b. Bahan bacaan, berupa modul, buku, film sebagai pengetahuan ideal untuk
penguatan pengalaman dan pengetahuan peserta didik dalam mendampingi dan
14
membimbing semua pertumbuhan,
dukungan
kebutuhan
fisik,
emosi
memberikan perhatian, waktu dan
dan
sosial,
serta
keterampilan
kerumahtanggaan.
c. Format-format, berupa lembar penugasan, lembar pengamatan, pemantauan,
supervisi, dan evaluasi
2. Prasarana pembelajaran
Ruangan/tempat pembelajaran:
a. yang dapat mengoptimalkan interaksi 10 orang diantara peserta didik dan
fasilitator/nara sumber dengan cara lesehan;
b. terang tanpa bantuan lampu penerangan, tersedia ventilasi yang dapat
mengatur sirkulasi udara/tidak pengap.
c. Penataan ruangan, pengaturan meja, kursi dan peralatan lainnya hendaknya
memungkinkan terjadinya interaksi sosial
G. PENGELOLAAN
Pengelolaan pendidikan keorangtuaan pada tingkat satuan/penyelenggara:
1. Struktur organisasi Lembaga pengelola berikut uraian/pembagian tugasnya mencakup
tenaga kependidikan dan pendidik, serta peserta didik dimaksud adalah gambaran
posisi organigram yang berada pada tingkat satuan pendidikan;
2. Program pembelajaran
Pengorganisasian materi pembelajaran dan peserta didik dapat dilakukan dengan
cara:
a. Sama/homogen berdasarkan kelompok klasifikasi usia anak rentang;
b. Campur/heterogen usia anak 0 tahun sampai dengan 18 tahun
15
H. PEMBIAYAAN
Biaya operasional, mencakup komponen:
1. Honor:
a. Pendidik, hitungan jam sebanyak 48 jam;
b. Tenaga kependidikan/pengelola, hitungan bulan selama 3 bulan
2. Pengadaan bahan atau alat, berupa:
a. Alat tulis penyelenggaraan
b. Perlengkapan pembelajaran peserta didik
c. Pengadaan alat dan bahan pembelajaran
d. Biaya pengembangan keterampilan keorangtuaan
e. Dokumentasi
I. PENILAIAN
Penilaian ditujukan pada efek (dampak) berkenaan dengan aspek perubahan,
perbaikan atau peningkatan setelah mengikuti pembelajaran pada diri orang tua yang
menjadi peserta didik pendidikan keorangtuaan dan pada anak-anaknya dan anggota
keluarga lain dalam keluarga sebagai sasaran langsung pendidikan keluarga atau
penerapan hasil pembelajaran.
16
BAB IV PEMERAN DAN PERANAN
A. UNSUR PEMERAN
1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal PAUD Dikmas;
2. Kepala Seksi yang menangani pendidikan keluarga pada Bidang PAUD Dikmas Dinas
Pendidikan Propinsi;
3. Kepala Seksi, Penilik yang menangani pendidikan keluarga pada Bidang PAUD Dikmas,
Pamong Belajar pada UPTD SKB, Dinas Pendidikan Kabupaten Kota;
4. UPT Pendidikan yang berkedudukan di Kecamatan dan Kepala Seksi/Sub Bag yang
menganani seksi pemberdayaan masyarakatpada Kantor Camat;
5. Urusan kesejahteraan rakyat/pendidikan pada Desa/Kelurahan; Ketua dan/atau kader
RW/RT
6. Pendidik dan tenaga kependidikan pada PKBM, Majlis Ta’lim, lembaga pendidikan
formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA) UPTD SKB.
B. PENGORGANISASIAN PEMERAN DAN PERANAN MENURUT KEWENANGAN
NO
LEVEL
PEMERAN
UNIT DAN UNSUR
PEMERAN
PERANAN/TUGAS
a. Mengkompilasi peta potensi
Pemerintah
1
Pusat
Direktorat Jenderal
calon sasaran dan sumber daya
Pendidikan Anak Usia
utama dan pendukung program
Dini dan Pendidikan
Propinsi
Masyarakat (PAUD
b. Menyiapkan sumber daya
DIKMAS) Direktorat
sarana pembelajaran dan
Pembinaan
anggaran perencanaan,
Pendidikan Keluarga,
pelaksanaan dan pengendalian
penyelenggaraan program
nelalui APBN
17
NO
LEVEL
PEMERAN
UNIT DAN UNSUR
PEMERAN
PERANAN/TUGAS
c. Koordinasi dan konsolidasi
program dan rencana pusat
dengan Bidang yang menangani
PAUD DIKMAS Dinas Pendidikan
Propinsi
d. Monitoring, Evaluasi, Supervisi
dan Pelaporan (MESP) realisasi
rencana dan program oleh
Dinas Pendidikan Bidang yang
menangani PAUD DIKMAS
Propinsi
a. Mengkompilasi peta potensi
calon sasaran dan sumber daya
utama dan pendukung program
Kabupaten/Kota
Dinas Pendidikan
Pemerintah
2
Propinsi
Propinsi Bidang yang
menangani PAUD
DIKMAS oleh Kepala
Seksi yang menangani
PAUD dan Dikmas
b. Koordinasi dan konsolidasi
program dan rencana Propinsi
dengan Pusat dan Dinas
Pendidikan Bidang yang
menangani PAUD DIKMAS
Kabupaten/Kota
c. MESP realisasi rencana dan
program oleh Dinas Pendidikan
Bidang yang menangani PAUD
DIKMAS Kabupaten/Kota
3
Pemerintah
Dinas Pendidikan
Kabupaten/
Bidang yang
a. Mengkompilasi peta potensi
calon sasaran dan sumber daya
18
NO
LEVEL
PEMERAN
Kota
UNIT DAN UNSUR
PEMERAN
menangani
utama dan pendukung program
Pendidikan Anak Usia
UPT/D
Dini dan Pendidikan
PERANAN/TUGAS
b. Yang mendukung
Masyarakat dan
Dinas Terkait:
-
pemberdayaan masyarakat
c. Koordinasi dan konsolidasi
rencana dan program
BP3AKB
DINKES
DINSOS
SEKDA/Bag.
KESRA
Kabupaten/Kota dengan
Propinsi, SKPD terkait dan UPTD
SKBdan UPT Kecamatan
d. Melakukan pemetaan potensi
calon sasaran dan sumber daya
utama dan pendukung program
e. MESP realisasi rencana dan
program oleh UPT/D atau kantor
kecamatan
f.
MESP pelaksanaan orientasi dan
advokasi oleh UPT/ D SKB
a. Mengorientasi pendidik dan
Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pendidikan
Sanggar Kegiatan
Belajar (UPTD SKB)
tenaga kependidikan
penyelenggaraan program
b. Mengadvokasi PTK
penyelenggaraan
oleh Pamong Belajar
Unit Pelaksana Teknis
4
Kecamatan
a. Mengkompilasi peta potensi
Pendidikan
calon sasaran dan sumber daya
Kecamatan (UPT
utama dan pendukung program
19
NO
LEVEL
PEMERAN
UNIT DAN UNSUR
PEMERAN
Kecamatan) oleh
Pendidikan Keorangtuaan pada
Penilik
Desa
PERANAN/TUGAS
b. Koordinasi rencana dan program
Kecamatan dengan
desa/kelurahan
c. Melakukan penjaminan mutu
penyelenggaraan
d. MEPS penyelengaraan
a. Koordinasi rencana dan program
dengan RW/RT dan
5
Desa/
Kelurahan
Urusan Kesra atau
yang menangani
pendidikan
UPTKecamatan
b. Mengidentifikasi potensi calon
sasaran, lembaga
penyelenggara berikut
sumberdaya utama dan
pendukungnya
PKBM atau Majlis
Penyeleng6
gara satuan/
program
a. Mengidentifikasi ulang calon
Ta’lim atau lembaga
sasaran/peserta didik, pendidik
penyelenggara
dan tenaga kependidikan;
pendidikan atau PKK
atau, organisasi
profesi, atau
b. Menyelenggarakan layanan
pendidikan
c. MESP penyelenggaraan
organisasi
keagamaan,
organisasi masyarakat
lain peduli pendidikan
20
C.
KEMITRAAN
Kemitraan antar pelaku pendidikan yang terdiri dari tiga unsure, yaitu keluarga,
sekolah (satuan pendidikan), dan masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh komite
sekolah, dapat digambarkan apabila setiap unsure dapat melaksanakan fungsi dan
perannya secara baik. Kemitraan ini ditujukan untuk mewujudkan ekosistem pendidikan
yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik. Oleh karena itu, manfaat
dari kemitraan ketiga unsur tersebut harus mengarah pada peserta didik. Model kemitraan
tersebut dapat digambarkan seperti berikut.
Model Jalinan Kemitraan
Keluarga-Satuan Pendidikan-Masyarakat
21
22
BAB V PROSES PENYELENGGARAAN
A. PENYIAPAN PROGRAM
1. Identifikasi dan penetapan penyelenggara program
a. Tujuan:
Memperoleh lembaga calon penyelenggara program
b. Sasaran
Organisasi masyarakat, seperti PKK, Karang Taruna, kelompok-kelompok
pengajian, dan lembaga lainnya yang potensial dapat dan memenuhi syarat
sebagai penyelenggara program
c. Cara
Wawancara kepada para pengelola lembaga yang bersangkutan berkenaan
dengan
1) Identitas lembaga
2) Kesiapan/kesanggupan menyelenggarakan program
d. Alat/intrumen
Pedoman wawancara
e. Pengolahan dan penetapan lembaga penyelenggara
f.
Pelaksana/petugas
1) Unsur terkait perangkat UPT dan atau Seksi Pemberdayaan Masyarakat
Kecamatan
2) Unsur terkait perangkat Desa/Kelurahan
2. Identifikasi kebutuhan program:
a. Identifikasi dilaksanakan dengan :
1) Melibatkan seluruh pihak terkait (stakeholder) terutama pihak yang terkena
dampak langsung atas kegiatan itu
23
2) Membangun dan mengembangkan suatu model kompetensi atau prestasi
ideal yang diharapkan
3) Menyediakan berbagai pengalaman yang dibutuhkan
4) Lakukan perbandingan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang ada,
misalkan kompetensi tertentu
b. Identifikasi calon peserta didik dan kebutuhan belajar peserta didik
1) Tujuan
Untuk mempereoleh:
a) peserta didik yan memenuhi syarat pada komponen peserta didik
b) daftar kebutuhan belajar peserta didik sebagai bahan/muatan
pembelajaran
2) aspek identifikasi:
a) identitas calon,
meliputi: nama, tempat tanggal lahir/umur, jenis
kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat tempat tinggal, cara
mendidik anak, cara belajar memperoleh pengetahuan dan/atau
pengalaman dalam mendidik anak)
b) identitas anak, meliputi (usia, pendidikan, kebiasaan keseharian di
dalam dan/atau di luar rumah
c) lingkungan sekitar, meliputi: suasana pergaulan, kebiasaan sehari-hari
para orang tua, anak-anak, remaja
3) Cara identifikasi
a) Wawancara berkaitan dengan
b) Pengamatan berkenaan dengan
4) Alat/instrumen
a) Pedoman wawancara
b) Pedoman pengamatan
5) Pengolahan hasil dan penetuan prioritas calon peserta didik, kebutuhan
belajar,
6) Pelaksana/petugas adalah lembaga masyarakat/pemerintah yang telah
ditetapkan sebagai penyelenggara program
24
3. Identifikasi pendidik dan tenaga kependidikan (masuk dalam identifikasi kebutuhan
program)
a. Tujuan
Memperoleh calon pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan syarat
yang ditetapkan
b. aspek identifikasi
pendidik, mencakup: nama, tempat tanggal lahir/umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alam tempat tinggal, keterlibatan dalam masyarakat
c. Cara identifikasi
1) Wawancara
2) pengamatan
d. Alat/instrumen
1) Pedoman wawancara
2) Pedoman pengamatan
e. Pengolahan hasil dan penetuan prioritas calon peserta didik, kebutuhan belajar,
f.
Pelaksana/petugas
adalah
lembaga
masyarakat/pemerintah
yang
telah
ditetapkan sebagai penyelenggara program
4. Identifikasi tempat/panti belajar
a. Tujuan memperoleh tempat/panti belajar yang memenuhi syarat
b. Aspek identifikasi, mencakup: jenis dan bentuk, ukuran, status kepemilikian,
alamat, peralatan yang tersedia, kondisi (terang, sirkulasi udara)
c. Cara identifikasi
1) Pedoman wawancara
2) Pedoman pengamatan
d. Alat/instrumen
1) Pedoman wawancara
2) Pedoman pengamatan
e. Pengolahan hasil dan penetuan prioritas calon peserta didik, kebutuhan belajar,
25
f.
Pelaksana/petugas adalah lembaga masyarakat/pemerintah yang telah ditetapkan
sebagai penyelenggara program
5. Penyusunan program pembelajaran
Pada tahap perencanaan, keterlibatan warga belajar terlihat pada keikutsertaan
mereka dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar, sumber belajar dan kemungkinan
hambatan dalam pelaksanaannya. Dari hasil identifikasi itu akan dapat diketahui
jenis-jenis kebutuhan belajar yang benar-benar dibutuhkan oleh warga belajar.
Kebutuhan warga belajar tersebut kemudian dirangkai dengan sumber-sumber
belajar yang tersedia dan kemungkinan hambatan untuk pelaksanaan kegiatan dalam
memenuhinya.
Bila kebutuhan telah tersusun kemudian dilakukan penentuan tujuan yang akan
dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan kegiatan belajar yang mana
yang akan dilaksanakan. Dengan demikian dapat kiranya dikatakan bahwa
keikutsertaan warga belajar dalam perencanaan itu merupakan kegiatan warga
belajar bersama dengan sumber belajar dalam menyusun program belajar.
Perencanaan yang memerlukan keikutsertaan warga belajar termasuk pada
penentuan kegiatan seperti :
a. Penentuan tujuan yang akan dicapai, dengan menerjemahkan kebutuhankebutuhan yang telah diidentifikasi ke dalam tujuan yang diharapkan dan ke
dalam materi pembelajaran
b. Mengidentifikasi kegiatan, artinya berbagai aktifitas yang dapat dilakukan
bersama-sama dalam program pendidikan keluarga ini.
c. Antisipasi hambatan yang akan dihadapi serta cara penanggulangannya secara
bersama sama dalam kontrak belajar di awal kegiatan.
d. Penetapan sumber-sumber dan cara pengalokasiannya, artinya segala macam
sumber belajar, potensi dan pengaturan dilakukan secara terbuka dan bersama
sama. Termasuk juga menentukan pembagian tugas dan tanggung jawab yang
jelas di antara pihak terkait siapa melakukan apa dan kapan.
26
e. Menetapkan cara mengukur/kriteria keberhasilan suatu program. Disepakati
mengenai ukuran-ukuran capaian belajar yang diharapkan sesuai dengan
tujuan belajar.
Dalam perencanaan pembelajaran hendaknya melibatkan semua pihak terkait,
terutama yang akan terkena dampak langsung atas kegiatan pembelajaran tersebut.
Tampaknya ada suatu "hukum" atau setidak-tidaknya suatu kecenderungan dari sifat
manusia bahwa mereka akan merasa 'committed' terhadap suatu keputusan apabila
mereka terlibat dan berperanserta dalam pengambilan keputusan
Selanjutnya menentukan Jadwal pembelajaran: materi, waktu (hari, tanggal, bulan,
tahun), pendidik dan tempat.
6. Penetapan satuan dan sistem layanan
Maksudnya adalah memastikan bahwa pembelajaran dalam program pendidikan
keorangtuaan dapat dilaksanakan dengan alternatif satuan dan siatem layanan,
seperti melalui kelompok belajar, majelis ta’lim, kursus, pelatihan. Hal yang paling
pokok dalam menetapkan satuan dan sistem layanan yaitu:
a. Jumlah jam minimal terpenuhi;
b. Materi pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik disajikan secara memadai
sesuai jadwal pembelajaran yang telah disusun;
c. Hasil pembelajaran tercapai secara maksimal sesuai tujuan pembelajaran yang
direncanakan.
B. PELAKSANAAN PROGRAM
1. Penyiapan lembaga penyelenggara
a. Tujuan
Lembaga penyelenggara:
1) memahami tentang penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan
2) mampu melaksanakan identifikasi calon pendidik dan tenaga kependidikan
pendidikan keorangtuaan
27
b. Materi
1)
penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan
2) Teknis
identifikasi calon pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan
keorangtuaan
c. Cara
Orientasi
d. Waktu
15 jam @ 45 menit
e. Pelaksana
UPTD SKB
2. Penyiapan pendidik dan tenaga kependidikan
Pendidik
a. Tujuan
1) Memahami tentang penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan
2) Mampu merancang program pembelajaran
3) Mampu mengelola pembelajaran
b. Materi
1) penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan
2) teknis merancang program pembelajaran
3) pengelolaan pembelajaran
4) evaluasi hasil/efek pembelajaran
c. Cara
orientasi
d. Waktu
24 jam @ 45 menit
e. Pelaksana
UPTD SKB
28
Tenaga Kependidikan
a. Tujuan
1) Memahami tentang penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan
2) Mampu mengelola pembelajaran
b. Materi
1) penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan
2) pengelolaan penyelenggaraan program
c. Cara
orientasi
d. Waktu
20 jam @ 45 menit
e. Pelaksana
UPTD SKB
3. Pelaksanaan pembelajaran /penyajian materi
PENGUNGKAPAN DAN INTERNALISASI
P
E
N
G
A
L
A
M
A
N
INTERAKSI
PEMBELAJARAN
PENGUATAN DAN PEMBULATAN
P
E
N
G
E
T
A
H
U
A
N
C. EVALUASI DAN PELAPORAN
1. Evaluasi pembelajaran
a. Substansi penilaian
29
Pokok penting dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar bagi orang dewasa
yakni:
1) Evaluasi/penilaian dilakukan untuk melihat perubahan perilaku peserta didik,
sebelum dan sesudah mengikuti proses pembelajaran. Artinya apakah
pengetahuannya meningkat, tingkah lakunya berubah dan mungkin sikapnya
juga berubah dalam menghadapi masalah keluarga.
2) Penilaian/evaluasi lebih baik jika dilaksanakan oleh peserta pembelajaran itu
sendiri (Self Evaluation). Artinya peserta didik bisa melakukan refleksi diri dan
melihat dirinya, bahkan mungkin bertanya kepada orang lain tentang dirinya,
apakah ada perubahan atau tidak.
3) Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur keberhasilan. Misalnya
dalam pembahasan kasus pengasuhan anak usia remaja, menghadapi anak
berbohong, maka tolak ukurnnya adalah ketika peserta didik sudah tidak lagi
marah menghadapi anak berbohong, namun mengajak anak berdiskusi dari
hati ke hati.
4) Ruang lingkup materi evaluasi "ditetapkan bersama secara partisipatif" atau
berdasarkan kesepakatan bersama seluruh pihak terkait yang terlibat. Artinya,
fasilitator dan peserta didik, bersama-sama menentukan apa saja yang harus
berubah pada diri peserta didik setelah mengikuti program ini. Sehingga ada
tanggung jawab dari diri sendiri untuk mencapai perubahan diri.
5) Penilaian/Evaluasi yang dilakukan, bertujuan untuk menilai efektifitas dan
efisiensi penyelenggaraan program pembelajaran yang mencakup kekuatan
maupun kelemahan program;
b. Cara penilaian
1) Pengamatan penerapan hasil pembelajaran
2) Wawancara penerapan hasil pembelajaran
3) Kuesioner, formulir pertanyaan dapat disiapkan dan dibagikan kepada semua
perserta untuk diisi. Pertanyaan-pertanyaan disusun agar
perserta
mendapatkan tuntunan nyata dalam mengevaluasi dirinya.
30
c. Instrumen
1) Pedoman pengamatan dalam bentuk ceklis pernyataan
2) Pedoman wawancara dalam bentuk pertanyaan
3) Kuesioner
d. Waktu
Minimal 1 (satu) minggu setelah selesai 1 (satu) topik pembelajaran
e. Cara pengolahan hasil
1) Teknis pengolahan
2) Penyimpulan hasil
f.
Pelaksana/petugas
2. Evaluasi penyelenggaraan
a. Aspek
1) Respon peserta didik selama mengikuti kegiatan
2) Kemampuan pendidik dalam memfasilitasi pengungkapan pengalaman dan
pengetahuan peserta didik yang telah dimilki
3) Penguasaan pendidik terhadap materi penguatan dan kemampuan pendidik
dalam menyampaikannya
b. Unsur evaluator
Para pemangku kebijakan berkenaan pada Dinas Pendidikan, UPTD SKB, UPT
Pendidikan Kecamatan, Desa/RW/RT, Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program
c. Penyelenggara evaluasi
Lembaga/organisasi penyelenggara program
3. Pelaporan penyelenggaraan
a. Sistimatika pelaporan
Isi pelaporan minimal terdiri dari:
1) Cover, memuat
2) Pengantar, memuat
3) Daftar isi
31
4) Bab I Pendahuluan (latar belakang, dasar,
tujuan pelaporan, ruang
lingkup)
5) Bab II Program Pembelajaran (tujuan, sasaran, hasil yang diharapkan,
materi belajar, sarana, pendidik dan tenaga kependidikan, waktu dan
tempat, biaya)
6) Bab III Pelaksanaan Pembelajaran (proses, hasil pembelajaran dan
outcome)
7) Bab IV Penutup (kesimpulan dan rencana selanjutnya)
8) Lampiran (jadwal, daftar hadir peserta didik, daftar hadir pendidik, daftar
hadir tenaga kependidikan, dokumen pembelajaran dalam bentuk
visual/gambar)
b. Sasaran dan hierakhi pelaporan
1) Penyelenggara kepada UPT Kecamatan, Tembusan Kepala Desa/Kelurahan
2) UPT Pendidikan Kecamatan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, UP
Bidang PAUD Dikmas, Tembusan Camat
3) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota kepada DInas Pendidikan Propinsi, up.
Biang PAUD DIkmas, tembusan Gubernur
4) Dinas Pendidikan Propinsi kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
UP. Direktorat Jenderal PAUD Dikmas
32
Abstraksi
PANDUAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM PENDIDIKAN KEORANGTUAAN (PARENTING)
Naskah Program Pendidikan Keorangtuaan (Parenting) Yang Dikembangkan
Keberlangsungan pendidikan di dalam keluarga yang salah satunya memberikan
kontribusi pembentukan karakter menjadi sangat strategis dan penting adanya. Oleh
karena itu, agar pendidikan tersebut dilaksanakan secara terencana dan sistimatis, maka
pendidik/ orangtua di dalamnya secara kontinyu perlu terus diupayakan untuk
ditingkatkan, baik dalam hal pelaksanaan peranan maupun kemampuannya sebagai
pendidik pertama dan utama seiring dengan tuntunan agama dan perkembangan
pengetahuan yang semakin kompleks.
Keluarga merupakan bagian dari sub sistem pendidikan luar sekolah. Keluarga juga
termasuk kedalam tri pusat pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantoro yang kita kenal
sebagai Bapak Pendidikan Nasional, mengungkapkan sistem “Tri Centra” dengan
mengatakan “Didalam hidupnya anak-anak adalah tiga tempat pergaulan yang menjadi
pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu: keluarga, sekolah dan masyarakat.”
Sudjana (1991:43) mengungkapkan trikondisi/pusat pendidikan tersebut sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari keterkaitan antara kedua sub sistem pendidikan sekolah
dan sub sistem pendidikan luar sekolah. Dan bagan berikut ini, akan terlihat ketiga pusat
pendidikan tersebut menggambarkan rentetan keterkaitan antara sub sistem pendidikan
luar sekolah ( PLS) dan sistem pendidikan sekolah (PS).
Peran orangtua dalam pengasuhan anak berubah seiring pertumbuhan dan
perkembangan anak sehingga orangtua harus memahami fase-fase perkembangan anak
dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan anak. Menurut Jean Piaget, pakar psikologi
perkembangan, seorang anak perlu melakukan aksi-aksi terhadap lingkungannya agar
dapat mengembangkan cara pandang yang kompleks dan cerdas atas setiap
pengalamannya. Salah satu tugas orang tua pun adalah memberi pengalaman yang
dibutuhkan oleh anak.
Pendidikan Keorangtuaan adalah pendidikan sepanjang hayat yang memberi
dukungan kepada para orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak, membentuk
watak serta peradaban yang bermartabat, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu bagi seorang anak, orang
tua/keluarga selain tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan juga
sebagai pembentukan kharakter.
33
Pendidikan Keluarga akan membekali peserta didik mengenai berbagai hal yang
bermanfaat dan diarahkan pada sikap orangtua sebagai individu yang dapat diteladani,
orangtua sebagai pemimpin keluarga yang dapat dijadikan jaminan hidup saat ini dan masa
depan serta orangtua sebagai anggota masyarakat yang dapat memerankan peran sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan.
Keluarga memiliki peranan penting terhadap perkembangan anak-anaknya, sejak
anak dilahirkan, keIuarga terutama ibu yang selaIu di sampingnya, pendidikan keIuarga
tidak dapat diabaikan, peran orangtua hendaknya menjadi orang yang paling bijaksana dan
pandai mendidik anak-anaknya sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya sebagai
anggota keluarga.
Guna
memenuhi
kebutuhan
penyelenggaraan
program
pendidikan
keorangtuaan/keluarga, maka disusun panduan penyelenggaraannya dalam rangka naskah
program pendidikan keorangtuaan yang dikembangkan dengan harapan dapat dijadikan
salah satu panduan oleh para penyelenggara, dan pemangku kepentingan, baik pemerintah
sebagai eksekutor maupun sebagai regulator bidang pendidikan nonformal.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
Download