Prof. Suyanto, Ph.D (Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta) (Wakil Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah) (Mantan Dirjen Mandikdasmen dan Dikdas, Kemdikbud: 2005-2013) Dipresentasikan dalam Kuliah Umum di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan, Jawa Barat, Tanggal 21 April 2015. Peran Guru dan Keunggulan Suatu Negara*) Faktor Peranan (%) Innovation & Creativity Networking Knowledge & Technology Natural Resources 45 25 20 10 GURU YANG PROFESIONAL: SEKOLAH UNGGUL *) Hasil evaluasi Bank Dunia (1995) terhadap 150 negara di dunia. ABAD 21: Guru sbg Motivator dan Inspirator Cerdas, Inovatif, Kreatif, Jujur, Disiplin, Santun, Percaya Diri, Mandiri, Bertaqwa, Demokratis, dll •Keunggulan Komparatif •Keunggulan Kompetitif Doing the same thing over and over, yet expecting different results, is the definition of crazy.” (Unknown) 2 Guru Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama: mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik Sumber: UUGD Nomor 14 Tahun 2005 sebagaimana dalam Suyanto & Asep 2012 3 PIKIRAN – PIKIRAN PRODUKTIF • “Creativity is a source of happiness – even if that sounds idealistic nonsense, it’s still true. Makanya jika kita sering terlibat dalam proses yang kreatif dan berhasil, tentu akan membahagiakan. Orang yang kreatif akan lebih tahan banting dalam kehidupan dan dia akan ceria dalam hidupnya.” • “Creativity is a process not an accident - makanya harus konsisten, selalu, terus menerus mencoba dan melakukan hal-hal yang baru, tak peduli pada awalnya belum memuaskan hasil dan dampaknya pada diri sendiri apalagi buat orang lain” • “Your ideas, thinking, or even innovation qualities are in the eyes of users or stakeholders – Makanya, tidak layak kita klaim kita ini berkualitas tanpa pengakuan pihak lain atau komunitas di mana kita bekerja secara profesional” • “It seems all innovation are new; however they vary in their degree of newness: incremental, radical, revolution – Makanya jangan enggan untuk melakukan inovasi, meski yang hanya bercorak ”incremental” berupa perbaikan atau peningkatan terhadap solusi-solusi yang sedang terjadi” • “Life is 10 percent what happens to you and 90 percent how you react to it” • ”Saya sadar sepenuhnya bahwa pendaratan di Bulan merupakan puncak karya 300.000 sampai 400.000 orang selama satu dasawarsa” kata Neil Amstrong setelah berhasil menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di Bulan dikutip dari berbagai sumber 4 PENTINGNYA PENDIDIKAN Guru yang Profesional PERAN STRATEGIS PENDIDIKAN Meningkatkan Pendapatan per Capita (Aspek Ekonomi) Meningkatkan Kualitas Kesehatan Meningkatkan Daya Saing Bangsa 5 PENDIDIKAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sumber : UU No. 20 Tahun 2003 ttg Sisdiknas 6 Diadopsi dari ACADEMIC DUTY (DONALD KENNEDY, 1999) 7 New Definition of Illiterate in the 21st Century “The illiterate of the 21st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn, and relearn.” (AlvinToffler) PROFESSIONAL TEACHERS – READY TO ENGAGE IN LIFE-LONG LEARNING 8 Dukungan Pembelajaran Kreatif Creative Teaching Peran Guru Creative Pedagogy Peran Kurikulum Sumber: Dikbud Teaching for Creativity Creative Learning Peran Buku (Sarpras) dan Budaya Sekolah 9 GURU YANG PROFESIOANAL 1.Leadership 2.Digital literacy 3.Communication 4.Emotional intelligence 5.Entrepreneurship 6.Global citizenship 7.Problem-solving 8.Team-working Sumber: Pearson-Learning Curve Report 2014 Why We need 21st Century Skills? What skills are most important for job success when hiring a High School graduate? Work Ethic Collaboration 80% 75% Good Communication 70% Social Responsibility 63% Critical Thinking & Problem Solving 58% Sumber: Brad Fountain The 21st Century Teachers 11 Why 21st Century Skills? Of the High School Students that you recently hired, what were their deficiencies? Written Communication 81% Leadership Work Ethic 73% 70% Critical Thinking & Problem Solving 70% Self-Direction 58% Sumber: Brad Fountain The 21st Century Teachers 12 Why 21st Century Skills? What skills and content areas will be growing in importance in the next five years? Critical Thinking 78% I.T. Health & Wellness 77% 76% Collaboration 74% Innovation 74% Personal Financial Responsibility 72% Sumber: Brad Fountatin The 21st Century Teachers 13 New Definitions for Schools • Schools will go “from ‘buildings’ to nerve centers, with walls that are porous and transparent, connecting teachers, students and the community to the wealth of knowledge that exists in the world while creating a culture of inquiry” • Teachers will go from primary role as a dispenser of information to orchestrator of learning and helping students turn information into knowledge, and knowledge into wisdom. Sumber: 21stCenturySchool.com 14 New Definition for Students • In the past a student was a young person who went to school, spent a specified amount of time in certain courses, received passing grades and graduated. Today we must see learners in a new context: – First we must maintain student interest by helping them see how what they are learning prepares them for life in the real world. – Second we must instill curiosity, which is fundamental to lifelong learning. – Third we must be flexible in how we teach. – Fourth we must excite learners to become even more resourceful so that they will continue to learn outside the formal school day.” Sumber: 21stCenturySchool.com 15 DIMENSI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN (Perspektif UNESCO) 1.Learning to know 2.Learning to do EDUCATION 4.Learning to live together 3.Learning to be (Jati diri) 16 Gelombang Perubahan Era Global di Abad 21: Respon Guru Bagaimana? 1. Perdagangan Bebas 2. Ketergantungan Iptek (ICT, Bio-teknologi, Nano teknologi) 3. Fenomena Kehidupan Global (Speed, Conectivity, Intangable, and Compatibility) 4. Demokratisasi politik 5. Isu dan Persoalan HAM 6. Persoalan Lingkungan Hidup 7. Kesetaraan Gender 8. Multikulturalisme kehidupan Guru harus merespon perubahan secara profesional "It is not the strongest of the species that survive, nor the most intelligent, but the one most responsive to change." (Charles Darwin) 17 PERAN GURU DI ABAD 21 Guru Profesional Abad 21 Proses Belajar – Mengajar: To Describe; To Explain; To Illustrate; To Demonstrate; Pendidikan Global yang Kompetitif To Inspire; Guru: faktor utama dalam menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar : aspek - Learning to Learn. 18 20th Century vs. 21st Century Learning 20th Century Classrooms 21st Century Classrooms Time-based Outcome-based Focus on memorization of discrete facts Focus on what students KNOW, CAN DO and ARE LIKE after all the details are forgotten Lessons focus on lower level of Bloom’s Taxonomy – knowledge, comprehension and application Learning is designed on upper levels of Bloom’s – synthesis, analysis and evaluation Textbook-driven Research-driven Passive learning Active learning Learners work in isolation – classroom within 4 walls Learners work collaboratively with classmates and others around the world – the Global Classroom Teacher-centered: teacher is center of attention and provider of information Student-centered: teacher is facilitator/coach Little or no student freedom Great deal of student freedom Fragmented curriculum Integrated and Interdisciplinary curriculum Grades averaged Grades are based on what was learned Sumber: Brad Fountain. 19 20th Century vs. 21st Century Learning Low expectations High expectations – “If it isn’t good, it isn’t done” We expect, and ensure, that all students succeed in learning at high levels. Some may go higher – we get out of their way to let them do that. Teacher is judge. No one else sees student work. Self, Peer and Other assessments. Public audience, authentic assessments. Curriculum/School is irrelevant and meaningless to the students. Curriculum is connected to students’ interests, experiences, talents and the real world. Print is the primary vehicle of learning and assessment. Performances, projects and multiple forms of media are used for learning and assessment. Diversity in students is ignored. Curriculum and instruction address student diversity. Literacy is the 3 R’s – reading, writing and math Multiple literacies of the 21st century – aligned to living and working in a globalized new millennium. 20 Sumber: Brad Fountain Innovative Methods of Teaching I hear and I forget. I see and I believe. I do and I understand. - Confucius The empires of the future are the empires of the mind.- Winston Churchill 21 Learning Pyramid* 22 * National Training Laboratories for Applied Behavioral Sciences, Alexandria, VA. 22 Reading 20% Hearing words 30% Looking at picture PASSIVE 10% Watching video 50% Verbal reciving Visual reciving Looking at an exhibition Watching a demonstration Seeing it done on location Participating in a discussion Giving a talk Doing a Dramatic Presentation Simullating the Real Experience 90% TINGKAT MEMORISASI Doing the Real Thing MODEL PEMBELAJARAN copyright dit.akademik.ditjen.dikti ACTIVE 70% Participating Doing TINGKAT KETERLIBATAN Traditional Learning New Learning Teacher Centered Student Centered Single Media Isolated Work Information Delivery Factual, Knowledge-Based Learning Multimedia Collaborative Work Information Exchange Critical Thinking and Informed Decision Making Push Pull Source: ISTE National Education Technology Standards for Teachers sebagaimana dalam Suyanto & Asep 2012 24 Traditional Learning Integration Schooling Knowing Broadcast/ Transmission Model Traditional Content/Context Learning Tech Skills 21st Century Learning Transformation Lifelong Learning Understanding Constructivist Learning Contemporary Content/Context Developing 21st Century Skills Source: ISTE National Education Technology Standards for Teachers (USA) sebagaimana dalam Suyanto & Asep 2012. 25 Ciri Abad 21 Model Pembelajaran Guru bukan satu-satunya sumber belajar Ada banyak alternatif sumber belajar yang tersedia: -Buku -Modul Pembelajaran -Off line -Online Belajar tidak harus di kelas Murid dapat belajar terlebih dahulu sebelum diajar guru Guru berperan sebagai tutor Proses pembelajaran berubah dari teaching and learning menjadi learning and tutoring Sumber: Kemdikbud 26 Ciri Abad 21 Informasi (tersedia dimana saja, kapan saja) Komputasi (lebih cepat memakai mesin) Otomasi (menjangkau segala pekerjaan rutin) Komunikasi (dari mana saja, ke mana saja) Sumber: Kemdikbud Model Pembelajaran Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu Pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah [menanya], bukan hanya menyelesaikan masalah [menjawab] Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir analitis [pengambilan keputusan] bukan berfikir mekanistis [rutin] Pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah 27 Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review: • 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. • Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Pembelajaran berbasis • Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: intelejensia tidak akan - Observing [mengamati] Questioning [menanya] Personal Associating [menalar] Experimenting [mencoba] Networking [Membentuk jejaring] memberikan hasil siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis kreativitas (sampai 200%) Inter-personal Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning Sumber: Kemdikbud 28 Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we learn from research?: Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui: • tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar [banyak/semua jawaban benar], • mentolerir jawaban yang nyeleneh, • menekankan pada proses bukan hanya hasil saja, • memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait dengan pengetahuan atau kejadian yang diamatinya • memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup proses penilaian yang menekankan pada proses dan hasil sehingga diperlukan penilaian berbasis portofolio (pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian spontanitas/ekspresif, dll) Sumber: Kemdikbud 29 Tema Pengembangan Kurikulum 2013 (Sesuai UU 20/2003) Kurikulum yang dapat menghasilkan insan indonesia yang: Produktif Kreatif Inovatif Afektif Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan yang terintegrasi Sumber: Kemdikbud 30 PEMBISAAN KARAKTER UNGGUL – UNTUK SISWA cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih OLAH PIKIR OLAH RAGA OLAH HATI OLAH RASA/ KARSA beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja ASPEK DAN PARAMETER Sumber: Kemdiknas 2010 yang diperkaya 31 Strategi Implementasi Pembiasaan Karakter Siswa OLAH PIKIR OLAH RAGA OLAH HATI OLAH RASA/KARSA Pertimbangan: dimulai dari sedikit, yang esensial, yang sederhana, yang mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi setiap kelas dan sekolah LINGKUNGAN (BERSIH, RAPIH, NYAMAN), DISIPLIN, SOPAN-SANTUN CERDAS, PEDULI, TANGGUH, JUJUR, Sumber: Kemdiknas 2010 yang diperkaya 32 Nilai-Nilai (Karakter) Universal Dengan Diri Sendiri: Dengan Tuhan: Bertaqwa/Religius Jujur, Bertanggungjawab, Bergaya Hidup Sehat, Disiplin, Kerja Keras, Percaya Diri, Berjiwa Wirausaha, Kreatif, Inovatif, Mandiri, Mempunyai Rasa Ingin Tahu Nilai Kar Dengan Sesama dan Lingkungan: Karakter yang Perlu Diimplementasikan melalui pembiasaan Sadar hak dan kewajiban, Patuh pada aturan sosial, Menghargai karya orang lain, Santun dan demokratis, Peduli sosial dan lingkungan Sumber: Kemdiknas 2010 yang diperkaya Nilai Kebangsaan: Nasionalisme dan Menghargai Keberagaman, Pemahaman terhadap budaya dan ekonomi 33 Tahapan Pembiasaan dan Pembentukan Karakter PEMBIASAAN BERLAKU BAIK 6 Mempertahankan 5 4 3 2 1 Melakukan sesuai 1,2,3,4 Meyakini Siswa Berkarakter Terpuji secara Individu maupun Kelompok. Membiasakan Memahami Mengetahui Keteladanan; Pemberdayaan, Habituasi, Pembudayaan; Pembelajaran; Penguatan Kontribusi Positif Terhadap Keunggulan Sekolah 34 Pendidikan Karakter dan Keunggulan Siswa Siswa memiliki sifat Negatif karena tidak memiliki values (karakter) • • • • • • • • Apathetic, Listless, Uninterested people Then there are the flighty people Extreme uncertainty Then there are very inconsistent people Others might aptly be called drifters A large number are overconformers Some are overdissenters A group of poseurs or role players Sumber: Rath, Harmin, dan Simon (1978) Generasi penerus bangsa yang berjiwa religius, nasionalisme, kewirausahaan dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman serta siap untuk membangun bangsa Warga Negara yang Sejahtera dan Bahagia PROSES PEMBIASAAN BERORIENTASI: P K 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Ketaqwaan Nasionalisme Quality learning + problem based learning related to leadership and entrepreneurship Character building Kesehatan jiwa raga Transfer of training Transfer of principles and attitudes Pembelajaran yang seimbang untuk otak kanan dan otak kiri Lulusan memiliki sifat: Inovatif, Kreatif, Leadership, Fleksibel, Imaginatif, Pengambil Resiko Terukur, Pekerja Keras, Percaya Diri, Siddiq, Amanah, Fathonah, Tabligh, Bersih, Sehat Disiplin, Peduli, Suka Menolong, Tangguh, Kompetitif, Toleransi, Dll •Personal Values/Character • Good Family Life • Good Job • Good Friendship and Community 35 It Should have quality in: 1) 2) 3) 4) its aims; its oversight of pupils; its curriculum design, its standards of teaching and academic achievements and; 5) its links with the local community. What they all have in common is effective leadership and a "climate" that is conducive to growth. Sumber: REYNOLDS AND CREEMERS 1990 36 1) Professional Leadership; 2) Shared Vision and Goals; 3) A Learning environment ; 4) Concentration on teaching and learning; 5) Purposeful teaching; 6) High Expectation; 7) Positive reinforcement; 8) Monitoring Progress; 9) Pupils rights and responsibilities; 10) Home-school partnership; 11) A learning organization. Sumber : Sammons, P., Hillman, J., Mortimore, P., 1995 37 CIRI-CIRI PROSES BELAJAR YANG EFEKTIF 1. Active rather than passive 2. Covert rather than overt 3. Complex rather than simple 4. Affected by individual differences amongs learners 5. Influenced by variety of context GURU PROFESIONAL Sumber: Mortimore,1991 yang diperkaya 38 38 Pedagogik Pemahaman peserta didik, perancangan, pelaksanaa, & evaluasi Pembelajaran, pengemb.PD (1) Aspek potensi peserta didik (2) teori belajar & pembelajaran, strategi, kompetensi & isi, dan merancang pembelj;(3) menata latar & melaksanakan; (4) asesmen proses dan hasil; dan (5) pengembangan akademik & non akademik Profesional Menguasai keilmuan bidang studi; dan langkah kajian kritis pendalaman isi bidang studi (1) Paham materi, struktur, konsep, metode Keilmuan yang menaungi, menerapkan dlm kehidupan sehari-hari; dan (2) metode pengembangan ilmu, telaah kritis, kreatif dan inovatif terhadap bidang studi Sosial Komunikasi & bergaul dgn peserta didik, kolega, dan masyarakat Kepribadian GURU PROFESIONAL Mantap & Stabil, Dewasa, Arief, Berwibawa, Akhlak Mulia (1) Norma hukum & sosial, rasa bangga,Konsisten dgn norma; (2) mandiri & etos kerja; (3) berpengaruh positif & disegani; (4) norma religius & diteladani; (4) jujur; Menarik, empati, kolaboratif, suka menolong, menjadi panutan, komunikatif, kooperatif Sumber: UUGD Nomor 14 Tahun 2005 sebagaimana dalam Suyanto & Asep 2012 yang diperkaya 39 Guru yang memiliki keahlian dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan khusus guna menunjang pekerjaannya serta memiliki kualifikasi akademik minimal S1/D4. Sumber: UUGD Nomor 14 Tahun 2005 sebagaimana dalam Suyanto & Asep 2012 40 Penelitian Chetty, Friedman, dan Rockoff (2011): The Long–Term Impacts of Teachers: Teacher Value-added and Student Outcomes in Adulthood, dengan jelas menyimpulkan jika para siswa diajar oleh Guru yang mampu menyampaikan bahan ajar (kurikulum) dengan baik (profesional) maka para siswa itu setelah tamat sekolah memiliki peluang yang sangat besar untuk bisa: 1.Sukses masuk ke Perguruan Tinggi 2.Memasuki Perguruan Tinggi kelas papan atas 3.Mendapatkan gaji yang lebih tinggi setelah bekerja 4.Hidup di lingkungan sosial ekonomi yang lebih tinggi, dan 5.Menabung lebih banyak untuk masa pensiun 41 Perkembangan Teknologi Informasi (TI) akan mengubah pola hubungan guru-murid, teknologi instruksional dan sistem pendidikan secara keseluruhan Profesionalisme guru perlu didukung adanya penegakkan kode etik guru (sebagai norma perilku yang dijunjung tinggi dan sekaligus sebagai norma komunitas guru) Profesionalisme guru harus didukung oleh kompetensi yang standar. >> Salah satu dari kompetensi: pemilikan kemampuan/ penguasaan teknologi informasi. Sumber : Suyanto & Asep 2012 42 1. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme 2. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan ahlak mulia 3. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya 4. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya 5. memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan 6. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja 7. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat 8. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan 9. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalannya. Sumber: UUGD Nomor 14 Tahun 2005 sebagaimana dalam Suyanto & Asep 2012 43 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat; Harus berdasarkan atas kompetensi individual; Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi; Ada kerjasama dan kompetisi yang sehat antar sejawat; Adanya kesadaran profesional yang tinggi; Memiliki prinsip-prinsip etik (kode etik); Memiliki sistem sanksi profesi; Adanya militansi individual; Memiliki organisasi profesi. Sumber: Houle 1980 sebagaimana dalam Suyanto & Asep 2012 44 KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL Guru efektif memiliki: • Kemampuan yang terkait dengan iklim kelas; • Kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen; • Kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik dan penguatan (reinforcement); • Kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri. (Gary A. Davis dan Margareth A. Thomas, 1989) 45 1) Mengidentifikasikan dirinya sebagai agen perubahan (pembaruan); 2) Memiliki sifat pemberani; 3) Mempercayai orang lain; 4) Bertindak atas dasar sistem nilai, (bukan atas dasar kepentingan individu, atau atas dasar kepentingan dan desakan kroninya); 5) Meningkatkan kemampuan secara terus- menerus sepanjang hayatnya; 6) Memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit, tidak jelas, dan tidak menentu; 7) Memiliki visi ke depan. SUMBER: LUTHANS, 1995 46 1. Mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya 2. Menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa 3. Memantau hasil belajar siswa dengan berbagai cara evaluasi 4. Berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalaman 5. Menjadi Bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. Sumber: Suyanto & Asep 2012 47 The Boss: The Leader: Drives (Mendorong) Leads (mengarahkan) Relies on authority (mengandalkan kekuasaan) Relies on cooperation (mengandalkan kerjasama) Says “I” (saya) Says “We” (kita) creates fear (menciptakan ketakutan) creates confidence (menumbuhkan kepercayaan) knows how (mengetahui bagaimana) shows how (menunjukkan bagaimana) creates resentment (menciptakan kebencian) breeds enthusiasm (menumbuhkan semangat) fixes blame (mencari kesalahan) fixes mistakes (membetulkan kesalahan) makes work drudgery (membuat pekerjaan membosankan) makes work interesting (membuat pekerjaan menarik) 48 KARAKTERISTIK SUBJECT MANAGER LEADER Acting Doing things right Doing right things Essence Stability Change Focus Managing Work Leading People Seeks Objectives Vision Approach Plans Detail Sets Direction Decision Makes Facilitates Power Formal Authority Personal Charisma Appeal to Head Heart Energy Control Passion Persuasion Tell Sell Likes Action Striving Wants Results Achievement 49 • Legitimate Power – hierarchy of the organization, the more senior the manager is, the more power has. • Coercive Power – the main consideration in a general discussion on the object, fear of leader, punishment, threats-autocratic leadership • Expert Power – expertise, knowledgeable, recognition • Referent Power - charismatic • Reward Power – ability to provide rewards for the followers, as pay, promotion and recognition. • Connection Power – relationship with influential partners (inside & outside). • Information Power – access to valuable information. Sumber : Ruzanna Hayrapetyan, 2006 50 DIKETAHUI OLEH GURU 1. DIKETAHUI OLEH SISWA TAK DIKETAHUI OLEH SISWA Pribadi Terbuka ( Public Self ) 2. Pribadi Tersembunyi ( Hidden Self ) TAK DIKETAHUI OLEH GURU 3. Pribadi Terlena ( Blind Spot ) 4. Pribadi tak Dikenal Oleh Siapapun ( Unknown Self ) Diadopsi: the Johari window (jendela Johari - Joseph Luft dan Harington Ingham) sebagaimana dalam Suyanto &Asep 2012 51 Insan Indonesia yang: Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan yang terintegrasi Diadopsi dari Dikbud 52 Penulis: Prof. Suyanto, Ph.D. & Drs. Asep Jihad, M.Pd. Kode Buku : 308.371.007.0 ISBN : 978-602-7596-50-4 Spesifikasi : 17,5 × 25 cm BW, HVS 70 gram Jumlah Hal. : 296 halaman 54