Inflasi Juni terkendali Edisi Juli 2015 Data per

advertisement
Edisi Juli 2015
Data per tanggal 30 Juni 2015
Inflasi Juni terkendali
Inflasi bulan Juni 2015 tercatat sebesar 0,54%mom
atau 7,26%yoy, lebih tinggi dari inflasi pada bulan
sebelumnya sebesar 0,50%mom atau 7,15%yoy,
terutama disebabkan oleh kenaikan harga bhaan
makanan memasuki bulan Ramadhan.
Kelompok bahan pangan tercatat inflasi sebesar
1,60%mom atau 8,58%yoy, menyumbang 0.33ppt
dari inflasi bulan Juni. Inflasi kelompok makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau tercatat
sebesar 0.55%mom
dan kontribusi
sebesar
0.09ppt. Sedangkan inflasi kelompok perumahan
didorong berkontribusi sebesar 0.08ppt.
Sementara, inflasi inti meningkat terbatas menjadi
0,26%mom atau 5,04%yoy, didorong oleh masih
lemahnya
ekonomi
domestik
dan
tetap
terkendalinya ekspektasi inflasi.
Kedepannya, inflasi sangat dipengaruhi oleh
perkembangan harga minyak dunia, nilai tukar,
penyesuaian administered prices, dan dampak El
Nino. Secara keseluruhan, inflasi pada akhir tahun
2015 diperkirakan akan berada di kisaran 4,5%5,0%.
Inflasi Juni 2015 (%)
Foodstuff
Prepared Food
Housing
Clothing
Medical Care
Education
Transportation
General
M-on-M changes
Apr-15
May-15
Jun-15
-0.79
1.39
1.60
0.50
0.50
0.55
0.22
0.20
0.23
0.24
0.23
0.28
0.38
0.34
0.32
0.05
0.06
0.07
1.80
-2.87
0.11
0.36
0.50
0.54
Foodstuff
Prepared Food
Housing
Clothing
Medical Care
Education
Transportation
General
Y-on-Y changes
Apr-15
May-15
Jun-15
6.29
7.92
8.58
8.30
8.47
8.71
7.52
7.49
7.33
3.67
3.78
3.76
5.76
5.68
5.63
4.15
4.15
4.13
7.85
7.84
7.75
6.79
7.15
7.26
Source: Bloomberg & PermataBank Economic Research
Berita Ekonomi :
Juli 2015
Kinerja Neraca Perdagangan Indonesia
Surplus neraca perdagangan menyusut
USD bn
6
Trade Balance (LHS)
Export
%yoy
120
Import
5
100
4
80
3
60
2
40
1
20
0
0
-1
-20
-2
-40
-3
-60
May-15
Jan-15
Sep-14
May-14
Jan-14
Sep-13
May-13
Jan-13
Sep-12
May-12
Jan-12
Sep-11
May-11
Jan-11
Sep-10
May-10
Jan-10
Sep-09
May-09
Jan-09
Sep-08
May-08
Jan-08
Sep-07
May-07
Jan-07
Sep-06
May-06
Jan-06
Sep-05
May-05
Jan-05
Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2015
kembali mencatat surplus sebesar 0,95 miliar dolar
AS. Kinerja neraca perdagangan yang positif
tersebut ditopang oleh kenaikan surplus neraca
nonmigas dan penurunan defisit neraca migas.
Surplus neraca perdagangan nonmigas pada Mei
2015 meningkat menjadi 1,66 miliar dolar AS dari
1,36 miliar pada bulan sebelumnya. Kenaikan
surplus
neraca
nonmigas
dipengaruhi
oleh
penurunan impor nonmigas yang lebih tajam
dibandingkan dengan penurunan ekspor nonmigas.
Ekspor nonmigas terkontraksi sebesar 3,9%mom
menjadi 11,19 miliar dolar AS, terutama karena
turunnya ekspor lemak dan minyak hewan/nabati,
bahan bakar mineral, mesin/peralatan listrik, karet
dan barang dari karet, dan kendaraan & bagiannya.
Penurunan lebih lanjut tertahan oleh perbaikan
kinerja ekspor beberapa komoditas, terutama bijih,
kerak, dan abu logam, benda-benda dari besi dan
baja, dan bahan kimia anorganik. Penurunan
kinerja ekspor juga diiringi oleh penurunan impor
nonmigas sebesar 7,4%mom menjadi 9,53 miliar
dolar AS, terutama karena penurunan impor mesin
dan peralatan mekanik, mesin dan peralatan listrik,
serta besi dan baja.
Kinerja neraca perdagangan migas juga membaik
dengan defisit yang menurun menjadi 0,71 miliar
dolar AS dari 0,88 miliar dolar AS pada bulan
sebelumnya. Penurunan defisit tersebut dipengaruhi
oleh penurunan ekspor migas sebesar 6,0%mom
yang disertai dengan penurunan impor migas yang
lebih dalam sebesar 10,9%mom. Ekspor migas
periode Mei 2015 tercatat sebesar 1,37 miliar dolar
AS, lebih rendah dibanding periode sebelumnya
sebesar 1,46 miliar dolar AS, sejalan dengan
berkurangnya ekspor hasil minyak dan gas.
Sementara itu, impor migas turun dari 2,34 miliar
dolar AS pada bulan sebelumnya menjadi 2,08
miliar dolar AS, terutama disebabkan oleh turunnya
impor minyak mentah, hasil minyak dan gas.
Sumber: Bloomberg & PermataBank Economic Research
Kontributor Inflasi bulan Juni 2015 (%)
(%)
0.33
0.35
0.30
0.25
0.20
0.15
0.09
0.10
0.06
0.05
0.01
0.02
Clothing
Medical Care
0.02
0.01
0.00
Foodstuffs Prepared foods Housing
Education Transportation
Sumber : Bloomberg & PermataBank Economic Research
BI rate dan Inflasi (%)
Inflation y-y
BI rate
Core Inflation y-y
10
6
4
2
Sumber : Bloomberg & PermataBank Economic Research
Jun-15
Nov-14
Apr-14
Sep-13
Feb-13
Jul-12
Dec-11
May-11
Oct-10
Mar-10
0
Aug-09
Pada Rapat Dewan Gubernur BI bulan Juli 2015, BI
rate diperkirakan masih akan dipertahankan di level
7,50% karena tingkat suku bunga tersebut masih
konsisten untuk memastikan tekanan inflasi jangka
pendek terkendali, menjaga stabilitas nilai tukar
rupiah serta menekan defisit transaksi berjalan ke
arah yang lebih sehat.
8
Jan-09
Kebijakan moneter Bank Indonesia tetap
ketat
Berita Ekonomi :
Juli 2015
Pertumbuhan ekonomi 1Q15 melambat
Pertumbuhan ekonomi pada 1Q15 tercatat 4,71%yoy, menurun dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar
5,02%yoy. Pelemahan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2015 terutama didorong melemahnya kinerja
beberapa komponen permintaan domestik seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan
investasi pada sektor bangunan. Pelemahan pada konsumsi pemerintah terjadi akibat belum optimalnya
penyerapan belanja. Sementara, penurunan yang terjadi pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga
terutama akibat lebih rendahnya belanja pada periode ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu
yang sangat besar dengan adanya belanja pemilu (base effect). Pada investasi bangunan, pelemahan
diakibatkan oleh masih adanya sikap wait and see sektor swasta dan masih belum berjalannya proyek-proyek
pemerintah. Di sisi eksternal, kinerja ekspor juga menurun sejalan dengan masih lemahnya permintaan dan
turunnya harga komoditas dunia. Sementara itu, pertumbuhan impor mengalami penurunan cukup dalam
sejalan dengan melemahnya perkembangan permintaan domestik.
Pertumbuhan ekonomi pada 2Q15 diperkirakan akan sedikit membaik didorong dengan ekspektasi
meningkatnya optimalisasi penyerapan anggaran di kuartal II dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun
demikian, risiko meningkatnya tekanan inflasi dalam 2 bulan terakhir menyebabkan daya beli masyarakat
menurun sehingga pertumbuhan ekonomi pada 2015 dapat mengarah ke batas bawah kisaran 4,85-5,0%.
Pencapaian tingkat pertumbuhan tersebut akan dipengaruhi seberapa besar dan cepat realisasi berbagai
proyek infrastruktur yang direncanakan Pemerintah, selain konsumsi yang tetap kuat dan ekspor yang secara
gradual akan membaik.
Indonesia’s GDP Growth
%yoy
10
GDP Growth
9
8
7
6
5
4
3
Mar-04
Jun-04
Sep-04
Dec-04
Mar-05
Jun-05
Sep-05
Dec-05
Mar-06
Jun-06
Sep-06
Dec-06
Mar-07
Jun-07
Sep-07
Dec-07
Mar-08
Jun-08
Sep-08
Dec-08
Mar-09
Jun-09
Sep-09
Dec-09
Mar-10
Jun-10
Sep-10
Dec-10
Mar-11
Jun-11
Sep-11
Dec-11
Mar-12
Jun-12
Sep-12
Dec-12
Mar-13
Jun-13
Sep-13
Dec-13
Mar-14
Jun-14
Sep-14
Dec-14
Mar-15
2
Sumber : BPS & PermataBank Economic Research
Berita Ekonomi :
Juli 2015
Indonesia’s Real GDP Growth and Contribution by Expenditure
Sumber : BPS & PermataBank Economic Research
Indonesia’s Real GDP Growth and Share by Industry
Sumber : BPS & PermataBank Economic Research
Berita Ekonomi :
Juli 2015
Indonesia’s current Account Deficit
Sumber : Bank Indonesia & PermataBank Economic Research
Macro Economic Indicators
Indicators
2010
2011
2012
2013
2014
2015F
Inflation (%YoY)
Exchange Rate Eop (Rp/US$)
Current Account (% GDP)
Fiscal Balance (% GDP)
Interest Rate
BI Rate (%p.a)
Time Deposit 3 month (%p.a)
Lending rate working capital (%p.a)
Credit Growth (% YoY)
Deposit Growth (% YoY)
NPL Commercial Banks (%)
Car Sales (1000 Units)
Car Sales Growth (%)
Motorcycle Sales (1000 Units)
Motorcycle Sales Growth (%)
Government Capital Exp. (Rp tn)
Unemployment Rate (%)
International Reserve (US$ bn)
GDP Growth (%)
6,96
8.991
0,70
-0,73
3,79
9.068
0,20
-1,14
4,30
9.670
-2,74
-1,77
8,38
12.189
-3,30
-2,23
8,36
12.440
-2,95
-2,15
5,00
13.300
-2,60
-1,90
6,50
7,06
12,83
22,80
18,54
2,50
765
57,33
7.373
25,99
80,3
7,14
96,2
6,22
6,00
6,81
12,18
24,59
19,07
2,17
894
16,93
8.013
8,67
117,9
6,56
110,1
6,49
5,75
5,76
11,50
23,08
15,81
1,87
1.116
24,84
7.064
-11,83
145,1
6,14
112,8
6,26
7,50
7,61
12,12
21,60
13,60
1,77
1.220
9,31
7.745
9,63
172,4
6,25
99,4
5,78
7,75
8,95
12,81
11,44
12,14
2,20
1.208
-1,78
7.867
1,59
138,3
5,94
111,9
5,02
7,50
8,50
12,50
12,00
14,00
2,50
1.000
-17,22
6.300
-19,92
290,2
5,90
112,0
4,85
Sumber : PermataBank Economic
Research
Analisa Pasar Obligasi :
Juli 2015
Analisa Valas :
Juli 2015
Review Pasar Obligasi Indonesia
US Dollar Index
Pasar obligasi berlanjut dengan dominasi kondisi bearish
pada bulan Juni yang lalu. Kondisi tersebut sekaligus
membuat pasar obligasi sepanjang 2Q15 dalam kondisi
bearish. Indeks IDMA terkoreksi 1.5%mom ke level 97.47
dari level 98.95 di bulan Mei. Dominasi kondisi bearish
yang terjadi pada pasar obligasi di bulan
Juni
diperkirakan lebih dipengaruhi oleh tekanan yang berasal
dari eksternal di tengah minimnya sentimen dari dalam
negeri. Tekanan dari eksternal tersebut dipicu oleh
ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS menjelang
rapat FOMC pada tanggal 16-17 Juni 2015. Ekspektasi
naikknya
suku
bunga
AS
turut
mendorong
terdepresiasinya rupiah yang bergerak melemah dari awal
Juni di level 13,214 per dollar ke level 13,348 per dollar
pada tanggal 17 Juni. Pasar obligasi kemudian bergerak
menguat pasca keputusan rapat FOMC yang memutuskan
untuk mempertahankan suku bunga di kisaran 0.00%0.25%.
Sementara
itu,
Bank
Indonesia
kembali
mempertahankan BI rate di level 7,50% pada Rapat
Dewan Gubernur BI bulan Juni.
Namun demikian, pasar obligasi kembali bergerak negatif
di
pekan
akhir
bulan
Juni
menyusul
naiknya
ketidakpastian krisis utang Yunani. Pada pekan terakhir di
bulan Juni, diselenggarakan pertemuan antara pemerintah
Yunani dengan para kreditur utamanya yakni IMF, Uni
Eropa dan Bank Sentral Eropa untuk membahas nasib
utang pemerintah Yunani yang jatuh tempo pada tanggal
30 Juni. Namun, tidak tercapainya kesepakatan yang
ditandai dengan deadlock yang terjadi dalam sepekan,
diperkirakan memicu naiknya ekspektasi gagal bayar
Yunani yang kemudian memicu naiknya persepsi risiko di
pasar obligasi. Naiknya persepsi risiko terutama dari
investor global turut berimbaas pada persepsi risiko pasar
obligasi Indonesia yang tercermin dari kenaikan premi
Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun
sebesar 6bps ke level 174,8 di akhir bulan Juni dari level
168,9.
SUN seri benchmark melanjutkan pelemahan harga do
bulan Juni dengan rata-rata pelemahan untuk keempat
serinya sebesar 89,8bps atau lebih rendah jika
dibandingkan dengan rata-rata pelemahan bulan Mei yang
sebesar 251,4bps.
Penurunan harga terdalam dicatatkan oleh seri-seri tenor
panjang (FR70, FR71 dan FR68) yakni sebesar 107,5bps.
Sementara seri dengan tenor pendek (FR69) melemah
sebesar 36,9bps. Pelemahan harga SUN seri benchmark
tenor panjang mengindikasikan naiknyan ekspektasi risiko
dan ketidakpastian,sehingga investor cenderung melepas
instrumen jangka panjang termasuk SUN benchmark
tenor-tenor panjang. Dari sisi kenaikan yield, FR70
tercatat mengalami kenaikan yield tertinggi yakni hingga
16bps, disusul oleh seri FR68, FR69 dan FR71 yang
masing-masing mengalami kenaikan yield sebesar
14,4bps, 11,4bps dan 9,9bps.
Dollar AS masih cenderung menguat terhadap
sebagian besar mata uang utama yang ditunjukkan
dengan indeks dollar yang terapresiasi mendekati
6,8%YTD. Tren penguatan dollar AS masih
berlanjut di bulan Juni lalu meskipun notulensi
rapat FOMC bulan Juni yang mengindikasikan
bahwa bank sentral AS memprediksi lanju kenaikan
suku bunga acuan akan lebih lambat dari proyeksi
sebelumnya. Gubernur bank sentral AS mengatakan
kondisi ekonomi AS saat ini masih belum cukup
untuk menaikkan suku bunga. FOMC akan
membahas kenaikan suku bunga pada setiap rapat
kebijakan, dan akan tergantung pada penilaian
data-data ekonomi AS yang akan dirilis dalam
beberpa bulan ke depan. Meskipun arah kebijakan
bank sentral cenderung dovish pada bulan Juni,
namun kekhawatiran isu Yunani mendorong
permintaan safe haven dollar AS. Indeks dolar
diperkirakan akan mencapai 99,10 pada 3Q, 97,15
pada 4Q15, dan 96,66 di 1Q16.
EUR/USD
EUR/USD bergerak cenderung volatile sepanjang
bulan Juni lalu di rentang 1,0900-1,1400 ditengah
ketidakpastian penyelesaian hutang Yunani yang
jatuh tempo pada tanggal 30 Juni lalu. Nilai tukar
Euro terdepresiasi 7,87%YTD pada akhir bulan Juni
lalu. Membaiknya data-data ekonomi Zona Euro
berpotensi membatasi pelemahan nilai tukar Euro
yang dipicu oleh isu Yunani. Dalam jangka
menengah-panjang, EUR masih berpotensi kembali
tertekan seiring dengan
divergensi kebijakan
moneter antara bank sentral AS dan Eropa
mengingat stimulus moneter bank sentral Eropa
akan
berlangsung
hingga
September
2016.
EUR/USD diperkirakan akan berada di rentang
1,0900-1,1400
dalam
jangka
pendek
ini.
AUD/USD
AUD/USD diperdagangkan cenderung berfluktuasi di
rentang 0,76000-0,78500. Penguatan nilai tukar
Aussie pasca rapat FOMC yang belum menaikkan
suku bunga acuan AS dihapus oleh tren pelemahan
nilai tukar hingga akhir bulan Juni lalu. Pelemahan
nilai tukar Aussie didorong oleh ekspektasi bahwa
Reserve
Bank
of
Australia
(RBA)
akan
mempertahankan suku bunga di rekor terendah
disaat harga komoditas yang terus menurun, dan
meningkatnya
ketidakpastian
ekonomi
China
walaupun telah diberi stimulus. Bank sentral
Australia tersebut telah menurunkan suku bunga
sebanyak dua kali akibat turunnya investasi di
sektor pertambangan yang turut menyeret belanja
modal
dan
pendapatan
negara.
AUD/USD
diperkirakan akan berada di rentang 0,75000,7750.
Analisa Valas :
Juli 2015
GBP/USD
USD/IDR
Nilai tukar rupiah terdepresiasi dengan rata-rata 1.31%
ke level 13,306/dolar dibandingkan dengan 13.133/dolar
pada bulan sebelumnya. Bulan lalu the Federal Reserve
telah mengkornfirmasi bahwa bank sentral AS akan
memulai kebijakan normalisasi moneter di tahun ini
dengan pertimbangan untuk meningkatkan pasar tenaga
kerja meskipun inflasi masih tetap lemah.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dipicu
oleh meningkatnya isu hutang Yunani yang memicu
pelemahan nilai tukar Euro yang berimbas pada depresiasi
rupiah terhadap dollar AS. Dalam upaya menjaga
stabilitas nilai tukar rupiah, Bank Indonesia melakukan
langkah intervensi di pasar domestik dan hal tersebut
terkonfirmasi dengan turunnya cadangan devisa pada
bulan Juni menjadi USD 108,03 miliar dari USD 110,77
miliar pada bulan Mei.
Selama bulan Juni di pasar saham tercatat aksi beli dana
asing mencapai USD 17,9 juta. Sementara, investor asing
membukukan pembelian bersih IDR 23 triliun pada pasar
obligasi Indonesia. BI diperkirakan akan mempertahankan
kebijakan moneter ketat pada tahun 2015 ini supaya
defisit neraca transaksi berjalan menuju ke level lebih
sehat. BI rate diperkirakan akan bertahan di level 7,50%
yang diharapkan dapat menahan keluarnya dana asing
dari pasar keuangan Indonesia. Dengan demikian,
USD/IDR diperkirakan akan berada di rentang 13,30013,400 dalam bulan Juli ini.
USD/IDR
6,000
USD/IDR
JCI
7,000
JCI
6000
5000
8,000
4000
9,000
10,000
3000
11,000
GBP/USD cenderung menguat terutama pada
pertengahan bulan Juni lalu didorong oleh masih
dipertahankannya suku bunga acuan AS di level
rendah pada rapat FOMC bulan Juni. Disamping itu,
data-data ekonomi Inggris pada bulan Juni lalu,
antara lain pertumbuhan gaji, meningkatkan
ekspektasi bank sentral Inggris untuk menaikkan
suku bunga acuan paling cepat di akhir tahun ini.
Permintaan terhadap Sterling meningkat hingga
pertengahan bulan Juni lalu didorong dengan
ekspektasi pemulihan ekonomi Inggris yang lebih
cepat dibandingkan ekonomi AS. Namun demikian,
penguatan Sterling terhadap dollar AS menyusut
hingga
akhir
bulan
lalu
seiring
dengan
meningkatnya risiko keluarnya Yunani dari kawasan
Euro yang memicu permintaan dollar AS sebagai
mata uang safe haven. GBP/USD diperkirakan akan
berada di rentang 1.5400-1.5750.
USD/JPY
USD/JPY juga diperdagangkan cenderung volatile
sepanjang bulan Juni lalu di rentang level 122,00126,00. JPY sempat terdepresiasi terhadap dollar
AS ke level 124,00 menjelang rapat FOMC
pertengahan bulan Juni lalu, namun demikian nilai
tukar Yen Jepang berbalik menguat pada pekan
terakhir di bulan lalu dipicu oleh meningkatnya
permintaan Yen seiring dengan koreksi tajam pasar
keuangan China yang memicu permintaan safe
haven Yen Jepang pada akhir bulan lalu. Kinerja
Yen Jepang kedepannya akan bergantung pada
arah kebijakan bank sentral Jepang yang akan
menambah
stimulus
moneter
dalam
upaya
mendorong konsumsi rumah tangga. Dengan
demikian, USD/JPY diperkirakan akan berada di
rentang 121,50-123,50 dalam jangka pendek.
2000
12,000
1000
13,000
14,000
0
May-15
Feb-15
Nov-14
Aug-14
May-14
Feb-14
Nov-13
Aug-13
May-13
Feb-13
Nov-12
Aug-12
May-12
Feb-12
Nov-11
Aug-11
May-11
Feb-11
Nov-10
Aug-10
May-10
Feb-10
Nov-09
Aug-09
May-09
Feb-09
Nov-08
Aug-08
May-08
Feb-08
Nov-07
Aug-07
May-07
Feb-07
Nov-06
Aug-06
May-06
Feb-06
Nov-05
Aug-05
May-05
Feb-05
Sumber : Bloomberg & PermataBank Economic Research
This document is issued by Global Markets PT. Bank Permata, Tbk. (PermataBank) for information and private circulation purpose only. It does not constitute any offer,
proposal, recommendation or solicitation to any person to enter into any transaction or adopt any hedging, trading or investment strategy, nor does it constitute any prediction of
likely future movement in rates or prices or any representation that any such future movement will not exceed those shown in any illustration. All reasonable care has been
taken in preparing this document, no responsibility or liability is accepted for error, omissions, negligence, and/or inaccuracy of fact or for any opinion expressed herein.
Opinion, projection and estimates are subject to change without notice. PermataBank and/or its members of Board of Director and Commissioners, employees, affiliates, agents
and/or its advisors disclaims any and all responsibility or liability relating to or resulting from the use of this documents whatsoever which may be brought against or suffered by
any person as a result of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this document. You are advised to make your own independent judgment with respect
to any matter contained herein, by fully aware of any consequences obtained on said judgment.
Berita Ekonomi :
Juli 2015
Download