Desember 2016

advertisement
DESEMBER 2016
KEBIJAKAN MONETER BULANAN
BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 4,75%
Menjaga Keseimbangan Stabilitas Makroekonomi
dan Pemulihan Ekonomi Domestik
Bank Indonesia kembali mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,00% dan Lending Facility tetap sebesar 5,50%. Kebijakan tersebut konsisten
dengan upaya mengoptimalkan pemulihan ekonomi domestik dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
PERKEMBANGAN TERKINI
Ekonomi Global
Perekonomian global diwarnai dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dan
pasar keuangan yang diliputi ketidakpastian.
• Ekonomi AS terus membaik, tercermin dari menguatnya sektor tenaga kerja dan
meningkatnya ekspektasi inflasi. Kondisi ini mendorong kenaikan Fed Fund Rate (FFR)
pada bulan Desember 2016 dengan kecenderungan kenaikan pada tahun 2017 yang
lebih cepat sehingga berpotensi meningkatkan cost of borrowing di pasar keuangan
global.
• Harga minyak dunia cenderung meningkat seiring kesepakatan
OPEC untuk menurunkan produksinya.
Ekonomi Domestik
G Konsumsi pemerintah diperkirakan masih
terbatas sejalan dengan penyesuaian belanja
pemerintah.
Perekonomian Indonesia 2016 menunjukkan kinerja yang
membaik ditopang oleh permintaan domestik yang tetap terjaga.
C Konsumsi tumbuh cukup kuat didukung daya beli terkait inflasi yang rendah.
I
3
X Ekspor masih mengalami kontraksi, meskipun
mulai membaik pada Triwulan IV-2016. Perbaikan
kinerja ekspor ditopang oleh perbaikan seluruh
kelompok, baik ekspor produk pertanian, bahan
bakar & pertambangan, serta manufaktur.
Investasi khususnya bangunan tumbuh cukup kuat didukung oleh proyek
infrastruktur pemerintah yang terus berjalan meskipun investasi swasta masih
tertahan.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
Defisit transaksi berjalan
terkendali ditopang oleh
surplus nonmigas yang
cukup besar dan
menurunnya defisit migas.
Neraca perdagangan Indonesia 2016
diperkirakan mencatat surplus yang
lebih besar. Pada November 2016*,
surplus neraca
perdagangan didukung
Surplus
oleh surplus neraca
USD 0,84
miliar
perdagangan nonmigas.
8,5
BULAN
IMPOR
Transaksi modal dan finansial
meningkat cukup besar selama
2016 didorong oleh meningkatnya
arus modal asing, baik portofolio
maupun investasi langsung.
Nilai Tukar
ATAU
Nilai tukar rupiah bergerak stabil dan cenderung
menguat pada tahun 2016.
Penguatan rupiah berlangsung hingga Oktober dan
tertahan di bulan November 2016 pasca Pemilu AS.
Rp 13.550/USD
TW II
TW III
2016
2016
,1
8
BULAN
IMPOR
PEMBAYARAN
UTANG LUAR
NEGERI
PEMERINTAH
Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Posisi tersebut meningkat dari USD105,9 miliar pada akhir 2015, namun lebih rendah
dari posisi akhir Oktober 2016 (USD115,0 miliar). Penerbitan global bond oleh
pemerintah sebesar USD3,5 miliar diperkirakan akan menambah cadangan devisa pada
Desember 2016.
Rp
$
4
USD 111,5 miliar
Nov 2016
*) sumber: BPS
2016
Cadangan devisa akhir November 2016 tercatat sebesar:
TRANSAKSI
MODAL DAN
FINANSIAL (TMF)
TRANSAKSI
BERJALAN
TW I
2015
CADANGAN DEVISA
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2016 diperkirakan membaik
dengan surplus yang relatif besar dan defisit transaksi berjalan yang berada
di bawah 2% dari PDB.
NERACA
PERDAGANGAN
TW IV
5,02% (yoy)
2
4,91% (yoy)
• Pertumbuhan ekonomi negara berkembang, terutama India dan Tiongkok, diperkirakan
dapat menjadi sumber pendorong pertumbuhan ekonomi global dan menopang
perbaikan sejumlah harga komoditas.
5,19% (yoy)
• Harga komoditas ekspor
Indonesia terus membaik,
seperti minyak kelapa sawit,
batubara, dan beberapa
barang tambang lainnya.
5,04% (yoy)
1
Penguatan Rupiah
dipengaruhi oleh:
Akhir November 2016
Sentimen positif terhadap perekonomian
domestik, seiring dengan kondisi stabilitas
makroekonomi yang terjaga dan implementasi UU
Pengampunan Pajak yang berjalan dengan baik.
1,7% (ytd)
5
Inflasi
0,47%
(mtm)
Inflasi bulan
November 2016
tetap terkendali.
6
Inflasi IHK
(Indeks Harga
Konsumen)
November
2016
Rp
Inflasi Inti
(Core)
2,59%
(ytd)
0,15%
(mtm)
3,58%
(yoy)
Rp
Likuiditas masih
memadai.
20,2%
Rasio Non
Performing Loan
(NPL)
3,2% (gross) atau
1,5% (net)
PROSPEK KE DEPAN
PERTUMBUHAN
EKONOMI 2016
Pertumbuhan ekonomi 2016
diperkirakan sekitar
5% (yoy)
DEFISIT TRANSAKSI
BERJALAN
<2% terhadap PDB
0,13%
(mtm)
9,14%
(yoy)
0,09%
(yoy)
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia
pada 14-15 Desember 2016 memutuskan:
Pertumbuhan
Kredit
7,5% (yoy)
Pertumbuhan Dana
Pihak Ketiga (DPK)
4,9%
Debt Service Ratio
(DSR) korporasi
74,2%
*) Laporan 379 Korporasi Go Public pada Triwulan III 2016
Kinerja rumah tangga (RT) sedikit meningkat
meskipun masih lemah.
Pertumbuhan DPK Individual (RT)
Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
Rp
Return On Asset
(ROA) korporasi
6,5% (yoy)
Efisiensi relatif membaik.
BOPO
Kinerja korporasi non-keuangan masih dalam
tren yang melambat meskipun sedikit membaik*)
82,0%
RISIKO
10,2% (yoy)
Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, antara lain:
• Risiko ekonomi dan keuangan global terkait ketidakpastian arah kebijakan yang
akan ditempuh AS, terutama terkait dengan kebijakan fiskal dan perdagangan
internasional.
• Risiko meningkatnya cost of borrowing di pasar keuangan global, sebagai dampak
kecenderungan kenaikan FFR di tahun 2017 yang lebih cepat.
• Risiko inflasi terutama rencana penyesuaian administered prices.
INFLASI 2016
Inflasi 2016 diperkirakan
cukup rendah sekitar
3,0-3,2% (yoy)
BI 7-Day Reverse Repo Rate
Desember 2016
BAURAN KEBIJAKAN (POLICY MIX)
Intermediasi masih melambat.
Rasio kredit bermasalah
relatif terjaga.
Rasio Alat Likuid/
Dana Pihak
Ketiga (DPK)
*) Data Oktober 2016
1,84%
(mtm)
Namun demikian, kondisi sistem keuangan masih menghadapi tantangan berupa:
Sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang
terjaga didukung oleh tingginya tingkat permodalan dan likuiditas perbankan.
Rasio Kecukupan
Modal
22,9%
(CAR)
3,07%
(yoy)
*Seperti harga rokok kretek filter, bensin, dan rokok kretek.
Sistem Keuangan
Ketahanan permodalan
masih berada pada level
yang cukup tinggi.
Inflasi Harga Barang
yang Diatur Pemerintah
(Administered Price)*
Inflasi Bahan
Makanan Bergejolak
(Volatile Foods)
Suku Bunga Deposit Facility (DF)
TETAP
Suku Bunga Lending Facility (LF)
TETAP
TETAP
4,75 %
DF
4,00%
LF
5,50%
FOKUS KEBIJAKAN BI
Bank Indonesia memandang pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah dilakukan sebelumnya dapat terus mendorong momentum
pertumbuhan ekonomi domestik.
Bank Indonesia akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi dan
sistem keuangan dengan proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.
Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah untuk mengelola likuiditas, menjaga inflasi yang rendah dan stabil, memperkuat stimulus
pertumbuhan, dan memastikan pelaksanaan reformasi struktural berjalan dengan baik, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selengkapnya dapat dilihat di
Bank Indonesia
Call Center BI : 131
Download