No.6/19/BGub/Humas KONDISI MAKROEKONOMI AWAL TAHUN 2004 STABIL Perkembangan makroekonomi selama bulan Januari 2004 secara umum sejalan dengan perkiraan pada awal tahun. Hal ini antara lain ditunjukkan dari perkembangan inflasi yang tercatat masih rendah, nilai tukar rupiah yang relatif bergerak stabil, serta suku bunga yang cenderung menurun. Kegiatan konsumsi dan investasi diperkirakan meningkat. Merebaknya wabah flu burung diperkirakan belum menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap kondisi makroekonomi pada bulan Januari 2004. Berbagai indikator tersebut menunjukkan bahwa stabilitas ekonomi tetap terpelihara. Sejalan dengan hal tersebut, kebijakan moneter ke depan tetap diarahkan untuk memantapkan kestabilan makroekonomi yang telah ada. Dalam pelaksanaanya, Bank Indonesia akan tetap berupaya menyerap kelebihan likuiditas. Sementara itu, Bank Indonesia melihat ruang bagi penurunan suku bunga secara berhati-hati masih terbuka, searah dengan upaya penurunan inflasi dalam jangka menengah. Demikian salah satu kesimpulan pokok dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan – Bank Indonesia yang diselenggarakan hari ini di Jakarta. Kegiatan ekonomi sampai dengan triwulan I-2004 diperkirakan akan meningkat. Kegiatan konsumsi dan investasi diperkirakan meningkat, sebagaimana diindikasikan oleh hasil survey konsumen dan survey kegiatan dunia usaha (SKDU). Dari sisi eksternal, sejalan dengan membaiknya perekonomian dunia sebagaimana tercermin pada meningkatnya volume perdagangan dunia dan harga-harga komoditi non migas, ekspor akan meningkat sesuai perkiraan semula. Sementara itu impor juga meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik dan ekspor. Laju inflasi bulan Januari 2004 masih rendah tercatat sebesar 0,57% dan secara tahunan menurun menjadi 4,82%. Meskipun relatif rendah, peningkatan harga terjadi pada seluruh barang dan jasa dengan peningkatan tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan, sandang, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, dan kesehatan. Dengan perkembangan harga pada kelompok makanan di atas, maka inflasi yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter (inflasi inti) diperkirakan turun, sebagai dampak dari kebijakan moneter beberapa triwulan sebelum ini. Menurunnya inflasi inti disebabkan oleh membaiknya faktor-faktor fundamental seperti nilai tukar, ekspektasi dan terjaganya keseimbangan permintaan-penawaran agregat. Nilai tukar rupiah selama bulan Januari 2004 bergerak relatif stabil dan cenderung menguat. Secara rata-rata rupiah menguat sebesar 1,2% menjadi Rp8.389 per dolar AS. Trend penguatan rupiah didorong oleh perkembangan ekonomi yang masih positif bersamaan dengan aliran modal masuk di pasar saham. Selain itu, sentimen positif turut membantu penguatan nilai tukar antara lain akibat penjualan lanjutan saham perbankan, privatisasi lanjutan BUMN, serta penerbitan SUN dan obligasi valas. Relatif stabilnya kondisi ekonomi khususnya yang ditunjukkan dari rendahnya inflasi dan stabilitas nilai tukar telah membuka ruang bagi penurunan suku bunga instrumen moneter lebih lanjut. Suku bunga SBI 1 bulan turun sebesar 45 bps menuju tingkat 7,86%. Kecenderungan penurunan suku bunga SBI telah ditransmisikan pada penurunan suku bunga deposito, harga aset, dan secara terbatas pada suku bunga kredit terutama kredit konsumsi. Di sisi besaran moneter terdapat kecenderungan pengalihan deposito ke tabungan. Sementara itu, perkembangan kinerja perbankan relatif stabil dan tidak menunjukkan adanya potensi risiko yang dapat membahayakan stabilitas sistem keuangan. Sampai dengan akhir November 2003, dana pihak ketiga (DPK) sedikit menurun sekitar 0,5% dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya. namun kredit menunjukkan peningkatan cukup besar yakni tumbuh 2,6% dibandingkan posisi bulan sebelumnya. Di sisi lain, rentabilitas perbankan dan permodalan cukup memadai yang ditunjukkan oleh ROA sebesar 2,3% dan NIM sebesar 0,4%. Berdasarkan perkembangan berbagai indikator makroekonomi sampai dengan bulan Januari 2004, Bank Indonesia memandang prospek ekonomi triwulan I-2004 masih akan membaik. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berada pada kisaran 4,3% - 4,8% (yoy), sesuai dengan perkiraan pada awal tahun. Nilai tukar rupiah diperkirakan akan relatif stabil pada kisaran Rp8.300 - Rp8.500 per dolar AS. Inflasi diperkirakan masih tetap rendah. Sejalan dengan kondisi ekonomi sampai dengan Januari 2004 dan proyeksi ekonomi triwulan I-2004, kebijakan moneter ke depan tetap diarahkan untuk menjaga kestabilan makroekonomi yang telah ada. Di bidang perbankan, Bank Indonesia akan melanjutkan upaya-upaya untuk mempertahankan stabilitas sistem keuangan dan perbankan antara lain dengan memberikan perhatian pada aspek internal control dan manajemen risiko bank-bank serta meningkatkan corporate governance bank-bank dalam meminimalkan risiko-risiko khususnya risiko operasional. Jakarta, 11 Februari 2004 BIRO KOMUNIKASI Rizal A. Djaafara Deputi Kepala Biro