1 Suplementasi Bakteri Asam Laktat Sebagai Tindakan Preventif

advertisement
Suplementasi Bakteri Asam Laktat Sebagai Tindakan Preventif Inflammatory Bowel
Disease (IBD) Pada Kolon Tikus (Rattus norvegicus) Hasil Induksi Indometasin
Lactic Acid Bacteria Supplementation on Rat (Rattus norvegicus) Inflammatory Bowel
Disease Model Induced by Indomethacin
Ghariza F. El Gani, Masdiana C. Padaga, Aulanni’am
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Program Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya
[email protected]
ABSTRAK
Indometasin merupakan obat anti inflamasi non-steroid yang digunakan dalam pengobatan
rheumathoid arthritis. Efek samping penggunaan indometasin yaitu munculnya penyakit inflammatory
bowel disease (IBD) pada kolon. IBD menyebabkan kerusakan kolon dan penurunan jumlah mikroflora.
Suplementasi bakteri asam laktat (BAL) bisa digunakan sebagai tindakan pencegahan IBD. Tujuan dari
penelitian ini yaitu mengetahui aktivitas protease, jumlah mikroflora dan histologi kolon tikus (Rattus
norvegicus) yang mengalami inflammatory bowel disease (IBD) hasil induksi indometasin dan mendapat
suplementasi BAL. Tikus dibagi menjadi 4 perlakuan, yaitu tikus kontrol, tikus yang diinduksi
indometasin, tikus yang diberi suplementasi sebagai preventif, dan tikus yang hanya diberi suplementasi
BAL. Dosis indometasin 15mg/kg BB. Hasil dari penelitian yaitu aktivitas protease kolon tikus yang
diberi suplementasi BAL mengalami penurunan menjadi 9,62±2,94 nmol/ml.menit dibandingkan dengan
yang diinduksi indometasin 25,57±2,00 nmol/ml.menit. Jumlah mikroflora pada tikus yang diberi
suplementasi BAL meningkat menjadi 3,6x106 CFU/ml (enterobacter) dan 3,6x106 CFU/ml (BAL)
dibandingkan yang diinduksi indometasin 1,9x104 CFU/ml (enterobacter) dan 2,0x103 CFU/ml (BAL).
Pengamatan histologi kolon tikus yang diberi suplementasi BAL tidak tampak kerusakan lapisan mukosa,
meliputi tidak ada infiltrasi sel radang dan ulcer.
Kata kunci : Kolon, BAL, IBD, Indometasin, Protease, Mikroflora, Histologi.
ABSTRACT
Indomethacin is Non-Steroidal Anti Inflammatory Drug (NSAID) for rheumathoid arthritis
treatment. Indomethacin stimulate colonic inflammatory bowel disease (IBD). Colonic IBD can damage
colon environment and decrease colonic microflora. Lactic acid bacteria (LAB) suplementation is
solution to prevent colonic IBD. The reasearch aim is to study protease activity, total microflora and
histology of rat (Rattus norvegicus) inflammatory bowel disease (IBD) model induced by indomethacin
and LAB supplementation. The experiment used male rats (Rattus norvegicus) aged 8-12 weeks, weigh
150-200 grams. Rats were divided into 4 groups that were control, indomethacin induction, LAB
supplementation as preventif treatment, and LAB suplementation only. Dosage of indomethacin was
15mg/kg weight. The experiment result concluded than the protease activity was decrease 9.62±2.94
nmol/ml.minute as a result of LAB suplementation, while in indomethacin group incrase up to 25.57±2.00
nmol/ml.minute. Total colonic microflora was incrase 3,6x106 CFU/ml (Enterobacter) and 3,6x106
CFU/ml (LAB) as a result of LAB suplementation, while in indomethacin group decrease to 1,9x104
CFU/ml (Enterobacter) and 2,0x103 CFU/ml (LAB). Result of colonic histologi observation is LAB
suplementation can inhibit mucosal damage, such as prevent infiltration of inflammation cells and ulcers.
Keywords: Colon, LAB, IBD, Indomethacin, Protease, Microflora, Histology.
1
terganggu (Strus et al., 2009). Jumlah
mikroflora kolon yang tidak seimbang dapat
memudahkan bakteri patogen menempel pada
mukosa kolon sehingga dapat memperparah
kondisi inflamasi (O’Hara & Shanahan, 2007).
Oleh sebab itu perlu dilakukan tindakan untuk
menjaga keseimbangan mikroflora kolon dan
mencegah penyakit IBD pada kolon. Sampai
saat ini penggunaan BAL sebagai tindakan
preventif untuk menjaga keseimbangan
mikroflora dan mencegah IBD pada kolon
belum banyak diteliti, padahal jika dilihat
salah satu fungsi BAL sebagai probiotik yaitu
menjaga keseimbangan mikroflora dan
mencegah IBD pada kolon (Peran et al.,
2005). Oleh karena itu pada penelitian ini akan
dilakukan pengujian untuk membuktikan
bahwa suplementasi BAL dapat digunakan
sebagai tindakan preventif pada kasus IBD
kolon hasil induksi indometasin ditinjau dari
aktivitas protease, jumlah mikroflora dan
histologi kolon.
PENDAHULUAN
Probiotik pertama kali dikenalkan oleh
Lilly dan Stillwell pada tahun 1963 (FAO,
2001). Probiotik yang dipakai dalam industri
pangan berasal dari bakteri asam laktat (BAL).
BAL yang sering dipakai yaitu yang berasal
dari saluran cerna normal yaitu dari golongan
Lactobacillus dan Bifidobacteriae (Sujaya
dkk, 2008). Diyakini dengan mengkonsumsi
BAL dengan jumlah yang tepat dapat menjaga
kesehatan saluran pencernaan (O’Hara &
Shanahan, 2007). Selain suplementasi BAL
dipercaya
dapat
mencegah
kerusakan
lingkungan kolon yang disebabkan oleh
penyakit inflammatory bowel disease (IBD)
(Dotan & Rachmilewitz, 2005; Bures et al.,
2011).
Inflammatory bowel disease (IBD)
merupakan salah satu jenis penyakit saluran
pencernaan. IBD lebih sering menyerang
kolon dari pada organ saluran pencernaan
lainnya. Sejauh ini IBD pada kolon dikaitkan
pada dua penyakit yaitu colitis ulcerative dan
Crohn’s disease (Peran et al., 2005). Penyakit
ini akan menimbulkan kerusakan pada mukosa
kolon
sehingga
akan
mengganggu
keseimbangan mikroflora kolon. Secara umum
penyebab dari IBD yaitu virus dan bakteri
patogen yang menginfeksi kolon, akan tetapi
beberapa penelitian menyebutkan bahwa IBD
bisa disebabkan karena efek samping
penggunaan obat anti inflamasi non-steroid
yaitu indometasin (Podolsky, 2002).
Indometasin merupakan obat anti
inflamasi non-steroid yang dipakai dalam
terapi rheumatoid arthritis. Penggunaan
indometasin memiliki efek samping yaitu
menurunkan sintesa prostaglandin sehingga
akan mengurangi jumlah produksi mukus di
kolon yang berfungsi sebagai proteksi
terhadap virus dan bakteri patogen (Takeuchi
et al., 2003). Indometasin menyebabkan
produksi ROS (Reactive Oxygen Species)
meningkat sehingga menyebabkan kerusakan
kolon. Rusaknya kolon akan mengakibatkan
keseimbangan
mikroflora
kolon
akan
MATERI DAN METODE
Perlakuan Hewan Coba
Hewan coba yang dipakai yaitu tikus
(Rattus norvegicus) jantan, strain Wistar
berumur 8-12 minggu. Berat badan tikus
antara 150-200 gram, yang diperoleh dari Unit
Pengembangan Hewan Percobaan (UPHP)
UGM Yogyakarta dan telah mendapatkan
sertifikat laik etik dari Komisi Etik Penelitian
Universitas Brawijaya No. 99-KEP-UB.
Tatalaksana Pemberian Bakteri Asam Laktat
Isolat bakteri asam laktat (BAL) yang
dipakai merupakan hasil dari penelitian
Prasthani (2012). BAL ditumbuhkan pada
media MRSB (de Man Rogosa Sharp broth)
(Merck) pada suhu 37o C selama 15 jam.
Jumlah bakteri yang dipanen 109 CFU/ml.
Kemudian disentrifugasi untuk mendapat
pellet. Pellet dicampur NaCl fisiologis sampai
1ml dan diberikan pada hewan coba.
Suplementasi BAL diberikan pada hari 1
2
sampai 9. Pembarian pada hewan coba
dilakukan dengan cara disonde.
tumbuh BAL dan media VRB-G sebagai
media tumbuh Enterobactericeae dengan
metode double layer, kemudian diinkubasi
pada suhu 37°C selama 48-72 jam. Setelah
diinkubasi dilakukan penghitungan koloni
bakteri dengan metode Total Plate Count
(TPC) (Nair & Surendran, 2005).
Tatalaksana Pemberian Indometasin
Indometasin diberikan sekali pada hari
ke 10 dengan dosis 15mg/kg BB untuk
mendapatkan
kolon
yang
mengalami
inflammatory bowel disease (IBD) akut (Bures
et al., 2011).
Pengamatan Histologi
Kolon tikus dibuat preparat dengan
metode parafin dan pewarnaan hematoksilin
eosin (HE). Gambaran kolon diamati secara
kualitatif menggunakan mikroskop Olympus
BX51 dengan perbesaran 100x dan 400x.
Pengukuran Aktivitas Protease
Langkah awal yaitu larutan kasein 500
ppm sebanyak 200 µL, 300 µL larutan bufer
fosfat pH 7 dan 100 µL enzim protease
dicampurkan lalu didiamkan selama 60 menit
pada suhu 37˚C di atas penangas air.
Kemudian ditambahkan dengan 400 µL
larutan TCA 4% dan didiamkan selama 30
menit pada suhu 27˚C (suhu kamar).
Selanjutnya disentrifugasi pada 4000 rpm
selama 10 menit dan supernatan yang
dihasilkan diambil 100 µL dan diencerkan
sebanyak 5 kali volume sampel dengan buffer
fosfat kemudian diukur nilai absorbansinya
pada panjang gelombang 275nm. Selanjutnya
dihitung secara kuantitatif dengan metode
Bergmeyer (Bergmeyer et al., 1983).
Dimana : v
q
fp
p
Analisis Statistika
Analisis data aktivitas protease dan
jumlah mikroflora kolon menggunakan
ANOVA (Analysis Of Variance) dan uji
Turkey menggunakan software SPSS for
Windows version 16.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adanya inflamasi pada kolon dapat
ditandai dengan meningkatnya aktivitas
protease, turunnya jumlah mikroflora dan
adanya infiltrasi sel radang. Hasil penelitian
pada Tabel 1, menunjukan terjadi peningkatan
yang nyata aktivitas protease pada kolon tikus
yang
diinduksi
indometasin
menjadi
25,57±2,00 nmol/ml.menit jika dibandingkan
tikus yang tidak diberi perlakuan (kontrol)
3,21±1,90 nmol/ml.menit. Selain itu juga
terjadi penurunan jumlah mikroflora yaitu
1,9x104 CFU/ml untuk jumlah enterobacter
dan 2,0 x 103 CFU/ml untuk jumlah BAL
sedangkan pada kondisi normal jumlah
enterobacter kolon 3,7 x 106 CFU/ml dan
BAL 1,5 x 106 CFU/ml (Tabel 2). Jika
dilakukan pengamatan histologi dengan
perbesaran 100x akan tampak adanya ulcer
(Gambar 1) dan jika diperbesar menjadi 400x
tampak adanya infiltrasi sel radang (Gambar
2) pada kolon yang diinduksi indometasin.
Dari data ini mengindikasikan induksi
= volume total sampel (ml)
= waktu inkubasi (menit)
= faktor pengenceran
= jumlah enzim (ml)
Penghitungan Jumlah Mikroflora
Organ kolon dipotong kecil (lebih
kurang 1cm), dimasukkan ke dalam larutan
(Buffer Pepton Water) BPW 1 % (Oxoid)
kemudian dilakukan pengenceran sampai
dengan
10-5.
Selanjutnya
dilakukan
penanaman menggunakan teknik pour plate ke
dalam media selektif MRSA (de Mann,
Rogosa, Sharpe Agar) (Merck) sebagai media
3
indometasin dengan dosis 15 mg/kg BB
menyebabkan inflamasi akut pada kolon tikus.
Induksi indometasin akan meningkatkan
aktivitas dan produksi ROS (Reactive Oxygen
Species) di dalam sel. ROS yang berlebih akan
mengaktivasi NF-κB (Nuclear Factor κB) dan
fosforilasi IκB (Inhibitor NF-κB). NF-κB
menginisiasi munculnya sitokin pro inflamasi
dan kemokin (TNFα). Produksi TNFα berlebih
pada sel akan menyebabkan agregasi dan
aktivasi neutrofil (Gambar 2b) serta pelepasan
enzim protease (Sharony et al., 2010).
Sitokin pro inflamasi yang dikeluarkan
oleh
NF-κB
menyebabkan
terjadinya
inflamasi. Adanya inflamasi menyebabkan
kerusakan pada kolon, ditandai dengan adanya
ulcer pada lapisan mukosa kolon (Gambar 1b).
Kerusakan mukosa kolon menyebabkan
penurunan jumlah mukus. Kondisi ini
diperparah dengan penurunan jumlah mukus
yang
disebabkan
induksi
indometasin
(Aulanni’am,
2012).
Kondisi
ini
mengakibatkan mikroflora kolon tidak dapat
menempel sehingga dapat mengganggu
jumlah mikroflora. Jumlah mikroflora yang
berkurang akan memperparah kondisi
inflamasi (O’Hara & Shanahan, 2007).
Respon inflamasi yang terjadi di kolon
melibatkan faktor vaskuler dan seluler.
Inflamasi pada kolon akan merusak lapisan
mukosa kolon menyebabkan ulcer pada
sebagian mukosa kolon. Selain itu adanya
inflamasi akan direspon oleh tubuh dengan
mengeluarkan sel-sel radang yaitu neutrofil,
basofil, eosinofil dan limosit (Robbins &
Kumar, 1995). Sel radang yang lebih dahulu
muncul yaitu neutrofil, oleh sebab itu pada
kasus inflamasi akut, banyak ditemukan
infiltrasi neutrofil (Butterfield et al, 2006).
Tabel 1. Taraf perbedaan rataan aktivitas protease kolon tikus (p<0,05)
Rataan aktivitas Protease
Kelompok
(nmol/ml.menit)
Kontrol
3,21 ±1,90a
Induksi indometasin
25,57 ±2,00c
Preventif (BAL+indometasin)
9,62 ±2,94b
Suplementasi BAL
8,06 ±3,25b
Tabel 2. Jumlah enterobacter dan bakteri asam laktat (BAL) pada lumen kolon (p<0,05)
Enterobacter
Bakteri Asam Laktat
Kelompok
(CFU/ml)
(CFU/ml)
Kontrol
3,7 x 106 b
1,5 x 106 b
Induksi indometasin
1,9 x 104 a
2,0 x 103 a
Preventif (BAL+indometasin)
3,6 x 106 b
3,6 x 106 c
Suplementasi BAL
4,0 x 106 b
3,1 x 106 c
Pada
penelitian
ini
pemberian
suplementasi bakteri asam laktat (BAL)
diharapkan
dapat
mengurangi
tingkat
keparahan inflamasi ditinjau dari aktivitas
protease, jumlah mikroflora dan histologi.
Data pada tabel 1 menunjukan bahwa telah
terjadi penurunan yang nyata pada aktivitas
protease kolon tikus yang diberi suplementasi
BAL sebagai tindakan preventif menjadi
9,62±2,94 nmol/ml.menit jika dibandingkan
dengan tikus yang diinduksi indometasin.
Penurunan aktivitas protease mengindikasikan
bahwa tidak terjadi inflamasi pada kolon yang
telah diberi suplementasi BAL selama 9 hari
sebagai tindakan preventif.
Mekanisme BAL dalam menurunkan
aktivitas protease pada kolon tikus yaitu
dengan cara mengaktivasi IκB (Inhibitor NF4
enterobacter dan 3,6 x 106 CFU/ml untuk
jumlah BAL. Analisis statistika dengan
p<0,05 menunjukan bahwa jumlah mikroflora
pada perlakuan ini sama dengan jumlah
mikroflora pada tikus kontrol (normal). Dari
hasil ini dapat memperkuat data aktivitas
protease (Tabel 1) bahwa suplementasi BAL
mampu mencegah terjadinya inflamasi pada
kolon.
Suplementasi BAL akan mencegah
terjadinya kerusakan mukosa kolon dan sel
goblet akibat inflamasi. Dengan kondisi
lingkungan yang normal, mikroflora mampu
menempel
dan
tumbuh
sehingga
keseimbangan mikroflora kolon tetap terjaga
(Van Tassel & Miller, 2011). Keseimbangan
mikroflora merupakan barier mukosa kolon
terhadap bakteri patogen atau agen lain yang
dapat menyebabkan inflamasi (Fukushima,
1999).
Pengamatan histologi dengan perbesaran
100x menunjukan kondisi kolon yang normal,
tidak terdapat ulcer pada kolon tikus yang
diberi suplementasi BAL (Gambar 1c), selain
itu dengan perbesaran 400x juga tidak
ditemukan adanya infiltrasi sel radang. Dari
hasil ini membuktikan bahwa suplementasi
BAL mampu menjaga kondisi kolon dari
inflamasi hasil induksi indometasin.
κB) sehingga akan menghambat aktivasi
NF-κB. Karena tidak ada aktivitas NF-κB
secara otomatis akan mencegah poduksi TNFα
berlebih sehingga aktivitas protease akan turun
(O’Hara & Shanahan, 2007). Untuk
memperkuat hasil ini maka dapat dilihat
jumlah mikroflora (Tabel 2).
Data pada Tabel 1 menunjukan nilai
aktivitas protease pada tikus yang diberi
suplementasi BAL masih cukup tinggi jika
dibandingkan dengan tikus kontrol. Tingginya
aktivitas protease pada kedua perlakuan
disebabkan karena pemberian suplementasi
BAL. Beberapa isolat BAL diketahui
menghasikan
protease
sebagai
hasil
metabolisme misalnya Lactobacillus lactis
(Bettache et al., 2012), jadi sangat
dimungkinkan tingginya aktivitas protease
disebabkan karena protease hasil metabolisme
BAL juga ikut terhitung.
Hasil penghitungan jumlah mikroflora
pada kolon tikus yang diberi suplementasi
BAL sebagai tindakan preventif menunjukan
terdapat perbedaan yang nyata jika
dibandingkan dengan tikus yang diinduksi
indometasin. Data pada Tabel 1 menunjukan
terjadi peningkatan jumlah mikroflora pada
kolon tikus yang diberi suplementasi BAL
menjadi 3,6 x 106 CFU/ml untuk jumlah
5
a
b
c
d
Gambar 1. Penampang histologi kolon tikus (HE, 100x) a. Kontrol b. Induksi indometasin, terjadi
kerusakan lapisan mukosa dan adanya ulcer (panah merah), c. Preventif, kondisi lapisan
mukosa mendekati normal. d. Suplementasi BAL
a
b
d
c
Gambar 2.
Histologi kolon tikus (HE, 400x): a. Kontrol b. Indometasin, tanda panah merah
menunjukan infliltrasi sel radang (neutrofil). c. Preventif, tidak ditemukan sel radang. (d)
Suplementasi BAL.
6
Nissle 1917. J. Human and Experimental
Toxicology 30(12): 1955-1962.
Butterfield, TA.; TM. Best and MA. Merrick.
2006. The Dual Roles of Neutrophils
and Macrophages in Inflammation: A
Critical Balance Between Tissue
Damage and Repair. Journal of Athletic
Training 41(4): 457–465.
Dotan, I and D. Rachmilewitz. 2005.
Probiotics in Inflammatory Bowel
Disease: Possible Mechanisms of
Action. Curr. Opin. Gastroenterol
2005(21): 426-430.
Food and Agriculture Organization (FAO).
2001. Health and Nutritional Properties
Of Probiotic In Food Including Powder
Milk With Live Lactic Bacteria.
Nair, PS. and PK. Surendran. (2005).
Biochemical Characterization of Lactic
Acid Bacteria Isolated From Fish and
Prawn. J. of Culture Collections, 4(02):
48-52.
O’Hara, AM. and F. Shanahan. 2007.
Mechanisms of Action of Probiotics in
Intestinal Diseases. TheScientificWorld
Journal 7(7): 31-46.
Peran, L.; D. Camuesco; M. Comalada; A.
Nieto; A. Concha; M. Paz Diaz-Ropero;
M. Olivares; J. Xaus; A. Zarzuelo and J.
Galvez. 2005. Preventative Effects of a
Probiotic, Lactobacillus salivarius ssp.
salivarius, in the TNBS Model of Rat
Colitis. World J Gastroenterol 11(33):
5185-5192.
Podolsky, DK. 2002. Inflammatory Bowel
Disease. N. Engl. J. Med. 347 (6): 417429.
Prasthani,
IHP.
2012.
Isolasi
dan
Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal
Feses Orangutan (Pongo pygmaeus)
Sebagai Kandidat Probiotik. [Skripsi].
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Brawijaya. Malang.
Robbins, SL. and V. Kumar. 1995. Buku Ajar
Patologi I. 4th ed. Staf pengajar
KESIMPULAN
Suplementasi bakteri asam laktat (BAL)
dapat mencegah terjadinya inflammatory
bowel disease (IBD) pada kolon tikus (Rattus
norvegicus) hasil induksi indometasin,
dibuktikan dengan penurunan aktivitas
protease, keseimbangan jumlah mikroflora
dan tidak adanya kerusakan struktur lapisan
mukosa yang meliputi tidak ada ulcer dan
infiltrasi sel radang.
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti
mengucapkan
terimakasih
kepada drh. Masdiana C, Padaga, M. App. Sc.
Sebagai ketua dalam payung penelitian dan
Prof. Dr. Aulanni’am, drh., DES. atas
bimbingan dan fasilitas
Laboratorium
Biokimia FMIPA dan Laboratorium Sentral
Ilmu Hayati (LSIH) Universitas Brawijaya,
serta staf laboratorium yang membantu dalam
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aulanni’am; A. Roosdiana and NL. Rahmah.
2012. The Potency of Sargassum
duplicatum
Bory
Extract
on
Inflammatory Bowel Disease Therapy in
Rattus norvegicus. Journal of Life
Sciences 6 : 144-154.
Bergmeyer, HU. and M. Grassl. 1983.
Methode of Enzymatic Analysis. Vol II.
Verlag Chemie. Wenhein.
Bettache, G.; A. Fatma; H. Miloud and K.
Mebrouk.
2012.
Isolation
and
Identification of Lactic Acid Bacteria
from Dhan, a Traditional Butter and
Their Major Technological Traits.
World Applied Sciences Journal 17 (4):
480-488.
Bures, J.; J. Pejchal; J. Kvetina; A. Tichy; S.
Rejchrt; M. Kunes and M. Kopacova.
2011. Morphometric Analysis of The
Porcine Gastrointestinal Tract in a 10Day
High-dose
Indomethacin
Administration
with
or
Without
Probiotic Bacteria Escherichia coli
7
laboratorium patologi anatomik FK UI.
EGC, 1995 : 35-83 .
Sharony, R.; PJ. Yu; J. Park; AC. Galloway;
P. Mignatti and G. Pintucci. 2010.
Protein Targets of Inflammatory Serine
Proteases and Cardiovascular Disease.
Journal of Inflammation 7: 45.
Strus, M.; T. Gosiewski; K. Fyderek; A.
Wedrychowicz; K. Kowalska-duplaga;
P. Kochan; P. Adamski and PB. Heczko.
2009. a Role of Hydrogen Peroxide
Producing Commensal Bacteria Present
in Colon of Adolescents with
Inflammatory
Bowel
Disease
in
Perpetuation of The Inflammatory
Process. Journal Of Physiology and
Pharmacology 60 (6): 49-54.
Sujaya, IN.; Y. Ramona; NP. Widarini; NP.
Suariani; NM. Dwipayanti; KA.
Nocianitri dan NW. Nursini. 2008.
Isolasi dan Karakteristik Bakteri Asam
Laktat dari Susu Kuda Sumbawa. J. Vet.
9 (2) : 52-59.
Takeuchi, K.; A. Tanaka; R. Ohno and A.
Yokota. 2003. Role of COX Inhibition in
Pathogenesis of NSAID-Induced Small
Intestinal
Damage,
Kyoto
Pharmaceutical University, Kyoto.
Van Tassel, M. and MJ. Miller. 2011.
Lactobacillus Adhesion to Mucus. J.
Nutrients 2011 3: 613-636.
8
Download