Bahan Ajar Mata Kuliah Kegiatan Belajar MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI HIPERTENSI KEHAMILAN 1 20Menit TINJAUAN MATA KULIAH A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah Mata kuliah asuhan kebidanan patologi ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mendeskripsikan komplikasi, kelainan, dan penyakit dalam masa kehamilan pada hipertensi kehamilan. B. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah Dengan adanya mata kuliah asuhan kebidanan patologi, diharapkan mahasiswa mampu mendeskripsikan komplikasi kelainan dan penyakit dalam masa kehamilan pada hipertensi kehamilan . C. Standar Kompetensi Mata Kuliah Standar kompetensi mata kuliah asuhan kebidanan patologi adalah mahasiswa diharapkan mampu mendeskripsikan komplikasi kelainan dan penyakit dalam masa kehamilan pada hipertensi kehamilan. 1 Bahan Ajar Mata Kuliah D. Susunan Urutan Bahan Ajar 1. Konsep dasar kehamilan Konsep dasar kehamilan yang meliputi definis dan komplikasi dalam kehamilan. 2. Hipertensi kehamilan Hipertensi dalam kehamilan meliputi definisi, tanda dan gejala, penanganan dari hipertensi kronik, Supperrimpossed preeklamsia, preeklamsia, eklamsia E. Petunjuk Bagi Mahasiswa Mahasiswa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan membaca referensi yang direkomendasikan sebagai buku acuan yang sudah ada 2 Bahan Ajar Mata Kuliah PENDAHULUAN A. Kompetensi Dasar Dan Indikator NO KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan 1. komplikasi, kelainan, dan penyakit dalam masa kehamilan pada hipertensi kehamilan INDIKATOR a. Mendefinisikan pengertian kehamilan b . M e n ye b u t k a n macam -macam komplikasi dalam kehamilan c. Mendefinisikan pengertian hipertensi dalam kehamilan d . M e n ye b u t k a n macam -macam hipertensi dalam kehamilan e. Mendeskripsikan hipertensi kronik f. Mendeskripsikan superimposed preeklamsia g. Mendeskripsikan preeklamsia h. Mendeskripsikan eklamsia B. Deskripsi Singkat Mata Kuliah Mata kuliah asuhan kebidanan patologi ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mendeskripsikan komplikasi, kelainan, dan penyakit yang mungkin muncul pada ibu hamil terutama hipertensi dalam kehamilan yang meliputi definisi, tanda gejala, patofisiologis, diagnosis, serta prognosis dan penanganan dari : 3 Bahan Ajar Mata Kuliah Hipertensi Kronik, Superrimpossed Preeklamcia, Preeklamsia, Eklamsia. 4 Bahan Ajar Mata Kuliah URAIAN MATERI KEHAMILAN A. Definisi Kehamilan Kehamilan merupakan proses yang alamiah (Pantikawati I dan Saryono, 2010 ; h.1). Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Kusmiyati, 2009 ; h.1). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2001 ; h.91). B. Komplikasi Dalam Kehamilan Komplikasi pada kehamilan tentu saja sangat berbahaya tidak hanya bagi ibu tetapi juga janin yang ada dalam kandungan. Beberapa kompilasi yang sering terjadi pada kehamilan diantaranya adalah : 1. Keguguran Keguguran merupakan gagalnya kehamilan sebelum memasuki usia ke -20 minggu, biasanya ditandai dengan flek hingga pendarahan. Banyak faktor yang memicu keguguran, diantaranya : aktivitas berat selama hamil, stress, virus, infeksi, rahim lemah, dan lain-lain. Keguguran terjadi berulang-ulang harus segera ditangani dengan 5 Bahan Ajar Mata Kuliah serius agar secepatnya mendapatkan solusi. Itu sebabnya ketika perempuan yang sudah mengalami keguguran ketika akhirnya dia akan hamil kembali harus dalam penanganan dokter agar bisa terus terawasi perkembangan janin di perut dan bisa meminimalisir terjadinya keguguran kembali. 2. Pre-eklamsia Pre-eklamsia merupakan kehamilan yang disertai dengan naiknya tekanan darah ibu hamil. Pre eklamsia biasanya ditandai dengan gejala : pusing, tekanan darah naik, kunang-kunang, bengkak pada beberapa bagian tubuh, dan lain-lain. Umumnya, kehamilan dengan komplikasi ini akan membuat ibu melahirkan secara Caesar. 3. Kehamilan ektopik Kehamilan yang terjadi jika janin berkembang di luar rahim. Kondisi ini jarang terjadi namun sangat membahayakan janin jika sampai terjadi karena janin bisa berkembang dengan baik jika berada dalam rahim dengan mendapatkan berbagai nutrisi yang akan membantunya berkembang ketika dia sedang berada aman dalam rahim ibunya. Maka, kehamilan ektopik ini bukan hanya membuat janin tidak tumbuh namun juga membuatnya tidak bisa bertahan lama. 4. Perdarahan Darah ini bisa dianggap wajar jika tidak terjadi terus menerus, namun akan sangat membahayakan jika darah yang keluar berlebihan, berbau, dan terus menerus muncul. Sebaiknya wanita hamil yang mengalami pendarahan harus waspada sebab perdarahan yang terjadi pada saat kehamilan berlangsung, biasanya akan menyebabkan keguguran. Namun selain itu ibu yang sedang hamil 6 Bahan Ajar Mata Kuliah ataupun telah melahirkan juga perlu waspada adanya perdarahan karena bisa jadi merupakan gejala kanker. 5. Plasenta previa Kondisi yang terjadi pada kehamilan, dimana plasenta berada pada posisi menutup mulut rahim sehingga jika tidak diatasi dengan baik maka akan menyebabkan perdarahan. Jika hal ini terjadi sebaiknya ibu hamil segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang serius. 6. Diabetes gestasional Kondisi kehamilan yang dibarengi dengan naiknya gula darah sang ibu sehingga hal ini beresiko menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lebih dan beresiko menderita diabetes. Kondisi ini bisa diminimalisir dengan pola makan yang sesuai anjuran dokter agar gula darah sang ibu bisa menurun bahkan kembali normal. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN A. Definisi Hipertensi Dalam Kehamilan Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vascular yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan sering di sertai proteinuri, edema, kejang, koma, atau gejala-gejala lain (Martaadisoebrata, 2005 ; h.68). 1. Klasifikasi menurut Artsiyanti (2008 ; h.89) : a. Hipertensi kronik b. Hipertensi kronik dengan pre-eklamsia superimposed a. Hipertensi yang diinduksi yang diinduksi kehamilan 7 Bahan Ajar Mata Kuliah b. Pre-eklamsia 2. Klasifikasi menurut Martaadisoebrata (2005 ; h.68) : B. a. Kehamilan yang menyebabkan hipertensi b. Hipertensi secara kebetulan c. Kehamilan yang memperburuk hipertensi d. Hipertensi sementara Hipertensi Kronik Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg (Mansjoer A dkk, 2001 ; h.51). Hipertensi sebelum kehamilan (Artsiyanti, 2008 ; h.89). hipertensi kronik di deteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu ( Saifuddin, 2001 ; h.209). Tanda-tanda klinis yang menjurus hipertensi Kronik menurut Chalik (2002 ; h.203) : 1. Multipara dengan riwayat hipertensi dalam kehamilan 2. Perdarahan retina atu eksudat 3. Kadar nitrogen ureum darah > 20 mg/dL atau kreatinin serum > 1 mg/dL 4. Pada foto toraks atau EKG terdapat tanda-tanda pembesaran jantung 5. Pasien menderita diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit vascular autoimun atau kolagen, atau gangguan predisposisi lainnya. Hipertensi kronis akan menyebabkan kematian pada ibu hamil atau tidak. Kematian yang terjadi bisa akibat terjadinya payah jantung atau komplikasi serebrovaskular (CVA). Pada wanita muda dapat terjadi akibat adanya penyakit ginjal yang primer. Dalam kehamilan sering kali disertai dengan komplikasi solusio plasenta, pertumbuhan janin terhambat, dan kematian janin (Sastrawinata dkk, 2005 ; h.81). 8 Bahan Ajar Mata Kuliah Penanganan Menurut Syaifuddin (2002 ; h. M-37) adalah tangani secara rawat jalan : 1. Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), dan kondisi janin setiap minggu. 2. Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia ringan 3. Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat untuk penilaian kesehatan janin 4. Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala preeklamsia atau eklamsia 5. Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal. C. Superrimpossed Preeklamsia Adalah hipertensi kronik dengan preeklamsia (Syaifuddin, 2001 ; h.209). Tanda-tandanya menurut Syaifuddin (2001 ; h.208) adalah proteinuri + tanda-tanda lain dari pre-eklamsia. Semua keadaan hipertensi kronik apa pun latar belakang penyebabnya, merupakan predisposisi untuk terjadi preeklamsia superimposed dan eklamsia (Siswishanto, 2006). D. Pre-eklamsia Preeklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan (Wiknjosastro, 2007 ; h.282). Biasanya, pre-eklamsia di definisikan sebagai ganguan yang terjadi pada paruh kedua kehamilan dan mengalami regresi setelah pelahiran, ditandai dengan kemunculan sedikitnya dua dari tiga tanda utama, yaitu hipertensi, edema, dan proteinuria ( Ariani, 2009 ; h.123 ). 9 Bahan Ajar Mata Kuliah Preeklamsia digolongkan preeklamsia ringan dan preeklamsia berat ( Opis, 2009). 1. Preeklamsia ringan a. Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mm Hg dengan interval pemeriksaan 6 jam b. Tekanan darah diastole 90 atau kenaikan 15 mm Hg dengan interval periksaan jam c. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam satu minggu d. Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitas plus 1 sampai 2 urin kateter atau urin aliran pertengahan. 2. Preeklamsia Berat a. Tekanan darah 160/110 mm Hg b. Oliguria, urin kurang dari 400 cc/ 24 jam c. Proteinuria lebih dari 3 gr/liter d. Keluhan subjektif : Nyeri epigastrum Nyeri kepala Edema paru dan sianosis Ganguan kesadaran Menurut Santoso (2008 ; h.172), tanda-tanda SEHAT : Tekanan darah normal Tanda-tanda BERBAHAYA : Dua tanda paling pasti bagi preeklamsia adalah : Tekanan darah tinggi (140/90 atau lebih tinggi lagi) Kandungan protein di dalam urin 10 Bahan Ajar Mata Kuliah Etiologi Menurut Martaadisoebrata (2005 ; h.70), penyebab preeklamsi belum diketaahui dengan pasti. Meskipun demikian, penyakit ini lebih sering pada wanita hamil yang : 1. Primigravida 2. Hiperplasentosis-Pada kehamilan kembar, anak besar, mola hidatidosa, dan hidrops fetalis 3. Mempunyai dasar penyakit vascular-hipertensi atau diabetes mellitus 4. Mempunyai riwayat preeklamsi / eklamsi dalam keluarganya. Penanganan Menurut Syaifuddin (2002 ; h. M-37 s/d M-38) : 1. Preeklamsia Ringan Kehamilan kurang dari 37 minggu : Jika belum ada perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan : a. Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), reflex, dan kondisi janin b. Konseling pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya preeklamsia dan eklamsia c. Lebih banyak istirahat d. Tidak perlu obat-obatan e. Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit : Diet biasa Pantau tekanan darah 2 kali sehari dan urin (untuk proteinuria) sekali sehari Tidak perlu dibaeri obat-obatan 11 Bahan Ajar Mata Kuliah Tidak perlu diuretic, kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi kordis, atau gagal ginjal akut Jika tekanan diastolic turun sampai normal pasien dapat dipulangkan Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan, tetap dirawat. Lanjutkan penanganan dan observasi kesehatan janin Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan Jika proteinuria meningkat, tangani sebagai preeklamsia berat. Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih) : Persalinan ditunggu sampai terjadi usia persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan persalinan pada taksiran tanggal persalinan (Nugroho, 2010 ; h.80). 2. Preeklamsia berat Penangannan preeklamsia berat dan eklamsia sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklamsia. Semua kasus preeklamsia berat harus ditangani secara aktif. Penaganan konservatif tidak dianjurkan karena gejala dan tanda eklamsia seperti hiperfleksia dan gangguan penglihatan sering tidak sahih (Saifuddin, 2002 ; h.M-38). Menurut Nugraheny E (2009 ; 87), penanganan untuk preeklamsi-eklamsi adalah : a. Konservatif Kamar isolasi Observasi: keseimbangan cairan, infuse 2000 cc/ 24 jam 12 Bahan Ajar Mata Kuliah Pengobatan: stroganoff, penthotal, diazepam, litik koktil, magnesium sulfat Evaluasi pengobatan: dieresis, kesadaran membaik, kejang berkurang, nadi dan tekanan darah turun, keluhan berkurang. b. Terapi aktif Indikasi vital Gagal pengobatan 2 × 24 jam Medis teknis: induksi persalinan, pecahkan ketuban, kala II forsep E. Eklamsia Istilah eklamsia berasal dari bahasa Yunani dan berarti “Halilintar”. Kata tersebut dipakai karena seolah-olah gejala-gejala eklamsia timbul dengan tiba-tiba tanpa didahului oleh sebab-sebab lain (Wiknjosastro, 2007; h.295). Eklamsia merupakan sebab utama kematian ibu di semua Negara dan mengakibatkan sekitar 50.000 kematian ibu didunia setiap tahun (Koesno H, 2008; h.64). Eklamsia didiagnosis ketika preeklamsia memburuk menjadi kejang. Kejang ini sering muncul sebelum persalinan dan berlanjut hingga 10 hari pascapartum (Varney H, 2007; h.648-649). 1. Gejala Klinis Menurut Nugroho (2010.h.87) : a. Kehamilan lebih dari 20 minggu atau persalinan atau masa nifas b. Tanda-tanda preeklamsia (hipertensi, edema, dan proteinuria) c. Kejang-kejang dan / atau koma d. Kadang-kadang disertai gangguan fungsi organ 2. Patofisiologi 13 Bahan Ajar Mata Kuliah Sama dengan preeklamsia dengan akibat yang lebih serius pada organ-organ hati, ginjal, otak, paru-paru dan jantung yakni terjadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut ( Sujiyatini dkk, 2009; h.67 ). Pada umumnya akan ditemukan tanda-tanda nekrosis, perdarahan, edema, hiperemi atau iskemi, dan trombosis. Pada plasenta, dapat ditemukan adanya infark-infark karena degenerasi lapisan trofoblas. Perubahan lain yang terdapat ialah retensi air dan natrium, hemokonsentrasi, serta kadang-kadang asidosis (Martaadisoebrata, 2005; h.78). 3. Diagnosis Menurut Sujiyatini dkk (2009.h.67) : a. Berdasarkan gejala klinis diatas b. Pemeriksaan laboratorium : Adanya protein dalam urin Fungsi organ hepar, ginjal, dan jantung Fungsi hematologi / hemostasis 4. Penanganan Menurut Sujiyatini, dkk (2009; h.67-68) tujuan pengobatan : a. Untuk menghentikan dan mencegah kejang b. Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya hipertensi krisis c. Sebagai penunjang untuk mencapai stabilitasi keadaan ibu seoptimal mungkin d. Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal mungkin. 14 Bahan Ajar Mata Kuliah RANGKUMAN A. Definisi Kehamilan Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir. B. Macam – Macam Komplikasi Dalam Kehamilan 1. Keguguran 2. Pre-eklamsia 3. Kehamilan Ektopik 4. Perdarahan 5. Plasenta Previa 6. Diabetes Gestasional C. Definisi Hipertensi Dalam Kehamilan Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vascular yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas. D. Macam – Macam Hipertensi Dalam Kehamilan 1. Hipertensi Kronik 2. Superrimpossed Preeklamsia 3. Preeklamsia 4. Eklamsia 15 Bahan Ajar Mata Kuliah TES FORMATIF Pertanyaan: 1. Apa yang anda ketahui tentang kehamilan? 2. Sebutkan macam-macam komplikasi dalam kehamilan! 3. Apa yang anda ketahui tentang preeklamsia? 4. Sebutkan penggolongan dari peeklamsia! 5. Bagaimana penatalaksanaan pada preeklamsia berat? 6. Sebutkan gejala klinis pada eklamsia? Kunci Jawaban : 1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir. 2. Macam-macam komplikasi dalam kehamilan a. Keguguran b. Preeklamsia c. Kehailan Ektopik d. Perdarahan e. Plasenta Previa f. Diabetes Gstasional 3. Preeklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. 4. Penggolongan preeklamsia a. Preeklamsia ringan b. Preeklamsia berat 16 Bahan Ajar Mata Kuliah 5. Penatalaksanaan pada preeklamsia berat: a. Konservatif Kamar isolasi Observasi: keseimbangan cairan, infuse 2000 cc/ 24 jam Pengobatan: stroganoff, penthotal, diazepam, litik koktil, magnesium sulfat Evaluasi pengobatan: dieresis, kesadaran membaik, kejang berkurang, nadi dan tekanan darah turun, keluhan berkurang. b. Terapi aktif Indikasi vital Gagal pengobatan 2 × 24 jam Medis teknis: induksi persalinan, pecahkan ketuban, kala II forsep 6. Gejala klinis pada eklamsia a. Kehamilan lebih dari 20 minggu atau persalinan atau masa nifas b. Tanda-tanda preeklamsia (hipertensi, edema, dan proteinuria) c. Kejang-kejang dan / atau koma d. Kadang-kadang disertai gangguan fungsi organ 17 Bahan Ajar Mata Kuliah TUGAS 1. Tugas Baca (Buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal) 2. Tugas terstruktur (laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan) 3. Tugas kelompok (Makalah, bahan diskusi/seminar) Catatan: Bila anda belum merasa puas, atau paling tidak belum menguasai materi kurang lebih 75%, maka anda perlu menguulangi kembali sampai anda merasa puas, diatas 75%. A. B. C. GLOSARIUM Edema : Penumpukkan / akumulasi cairan menyebabkan jaringan yang terkena menjadi bengkak Iskemi : Simtoma berkurangnya aliran darah yang dapat menyebabkan perubahan fungsional pada sel normal Hematologi : Darah Hipertensi : Tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Proteinuria : Suatu kondisi dimana terlalu banyak protein dalam urin yang dihasilkan dari adanya kerusakan ginjal Solusio plasenta : Lepasnya plasenta dari tempat melekatnya yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. 18 Bahan Ajar Mata Kuliah DAFTAR PUSTAKA Santoso, Y. Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta : PALMALL;2008.h.172 Saifuddin, SB. Buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta : JNPKKR;2001.h.206-214 Nugraheny, E. Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama;2009.h.87 Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP;2007.h.282 Sujiyatini, dkk. Asuhan Patoogi Kebidanan. Yogjakarta : Nuha Medika;2009.h.58-68 Saifuddin, AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;2002.h.M35-M39 Martaadisoebrata, D dkk. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC;2005.h.68-82 19