BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan pilar penting dalam setiap perekonomian suatu negara. Alasan pertama adalah pajak merupakan sumber pendapatan negara yang memiliki peran penting dan strategis bagi pemenuhan kebutuhan pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Alasan kedua adalah pajak memiliki peran utama untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta meningkatkan pembangunan negara. Selain sebagai sumber utama penerimaan negara, pajak juga dapat digunakan sebagai alat kebijakan untuk mendorong roda perekonomian negara. Melalui berbagai insentif pajak, pemerintah dapat merangsang tumbuhnya sektor strategis tertentu, sehingga nilai tambah perekonomian dapat dioptimalkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor yang paling penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkesinambungan adalah investasi. Investasi dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) diyakini sangat potensial dalam mempercepat laju pertumbuhan dan transformasi ekonomi. PMA memainkan peranan penting dalam pertumbuhan pembangunan, dan insentif pajak bisa digunakan untuk menyalurkannya sedemikian rupa sehingga memberi manfaat maksimum bagi keseluruhan negara. Pemerintah selama ini secara konsisten mempromosikan berbagai peluang investasi di Indonesia, baik terhadap investor dalam negeri maupun investor luar negeri. Untuk mencapai tingkat investasi yang dibutuhkan Indonesia, pemerintah mengeluarkan kembali kebijakan pemberian insentif pajak berupa Tax Holiday dan 1 Tax Allowance bagi para penanam modal asing maupun penanam modal dalam negeri. Tax Holiday dan Tax Allowance merupakan fasilitas pengurangan atau pembebasan pajak penghasilan di bidang penanaman modal. Kebijakan pemberian insentif pajak investasi berupa Tax Allowance tertuang dalam PP No.52 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas PP No.1 Tahun 2007 Tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu dan PMK Nomor 144/PMK.011/2012 Tentang Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu. Sedangkan insentif pajak investasi berupa Tax Holiday tertuang dalam PP No.94 Tahun 2010 dan PMK Nomor 130/PMK.011/2011 Tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan. Pemerintah berharap dengan adanya kebijakan insentif pajak investasi tersebut dapat menarik para investor, khususnya investor asing, dan bagi para investor dalam negeri agar dapat mengembangkan investasinya lebih luas lagi di sektor – sektor yang potensial. Upaya menarik investor asing untuk menanamkan investasinya di Indonesia sampai saat ini masih merupakan agenda utama pemerintah, khususnya investasi asing yang bersifat langsung (Foreign Direct Investment) karena FDI mempunyai efek ganda, baik secara makro maupun mikro. Penggunaan kebijakan insentif pajak investasi merupakan strategi yang paling popular dalam usaha untuk mempromosikan FDI. Untuk itu, pembuatan dan penerapan kebijakan insentif pajak investasi haruslah tepat untuk dapat memaksimalkan pengaruh positif dari FDI bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Jika tujuan dan perangkat kebijakan terdapat ketidaksesuaian maka tidak hanya kebijakan tersebut yang mejadi tidak 2 efektif dan tidak efesien, tetapi juga akan ada pengaruh negatif terhadap perekonomian negara. Harus terdapat hubungan yang jelas antara tujuan kebijakan FDI dengan insentif pajak investasi, dan Indonesia tentunya harus sudah mempertimbangkan hal ini secara matang ketika membuat kebijakan insentif pajak investasi tersebut. Dalam perjalanannya hingga sekarang, insentif pajak investasi selalu menuai berbagai perdebatan yang panjang dari berbagai pihak tentang apakah insentif pajak yang diberikan dapat berpengaruh positif dalam menarik investasi atau sebaliknya justru merugikan penerimaan negara. Tentunya pemerintah dalam menetapkan kebijakan insentif pajak investasi tersebut tidaklah ditempuh dengan cara yang seketika. Namun juga atas dasar pengalaman dalam waktu yang cukup lama dan dengan adanya beberapa kali perubahan atas kebijakan insentif pajak tersebut, pemerintah dalam menetapkan kebijakan insentif pajak masih belum memenuhi harapan beberapa pihak terkait. Namun terlepas dari hal tersebut, dapat diyakini bahwa penetapan kebijakan tersebut tentunya bertujuan untuk kepentingan bangsa dan negara ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, melalui penulisan skripsi ini mencoba mengkaji dan menganalisa kebijakan insentif pajak investasi berupa Tax Holiday dan Tax Allowance bagi investor lokal maupun asing yang ada di Indonesia. Sehingga dapat memberikan suatu gambaran yang lebih detail kepada masyarakat mengenai penetapan kebijakan insentif pajak tersebut. Atas dasar latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka skripsi ini berjudul: “ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN TAX HOLIDAY DAN TAX ALLOWANCE TERHADAP PERKEMBANGAN PENANAMAN MODAL ASING DAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DI INDONESIA” 3 1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian yang telah dikemukakan di latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang mendasari tema skripsi ini sebagai berikut: a. Sejauh mana pemberian insentif pajak investasi berupa Tax Holiday dan Tax Allowance dapat mempengaruhi perkembangan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia? b. Sejauh mana efektifitas dan efesiensi yang telah dilakukan dalam pemberian insentif pajak investasi berupa Tax Holiday dan Tax Allowance bagi Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia? c. Upaya apa yang dilakukan pemerintah untuk menutupi berkurangnya penerimaan pajak akibat adanya Tax Holiday dan Tax Allowance? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Pembatasan dalam ruang lingkup penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai hasil yang maksimal. Dikarenakan objek penelitian yang sangat luas maka dalam penelitian skripsi ini, membatasi penelitian dan diskusi pada: a. Peneliti akan menjelaskan perkembangan investasi setelah dikeluarkannya kebijakan Tax Holiday dan Tax Allowance. b. Peneliti akan mengevaluasi pelaksanaan pemberian kebijakan insentif pajak sejak ditetapkannya kebijakan insentif pajak investasi dari tahun 2007 hingga sekarang. c. Peneliti akan mengkaji upaya apa yang akan dan telah dilakukan pemerintah dalam menutupi berkurangnya penerimaan pajak negara akibat adanya Tax Holiday dan Tax Allowance. 4 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian yang dikemukakan mengacu pada permasalahan yang telah diutarakan yaitu: a. Untuk mengetahui sejauh mana insentif pajak investasi berupa Tax Holiday dan Tax Allowance dapat mempengaruhi perkembangan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia. b. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kebijakan pemberian insentif pajak investasi dalam mendukung iklim investasi di Indonesia. c. Untuk mengetahui upaya yang akan dan telah dilakukan pemerintah dalam mengatasi berkurangnya penerimaan pajak negara akibat adanya Tax Holiday dan Tax Allowance. Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah bentuk dukungan dalam peningkatan keberhasilan penerapan kebijakan pemberian insentif pajak, yang baru disempurnakan tersebut, bagi pertumbuhan ekonomi dan penerimaan perpajakan di Indonesia. Selain itu, manfaat penelitian ini adalah: a. Bagi Penulis Untuk dapat meningkatkan wawasan penulis di bidang perpajakan. b. Bagi Pembaca Untuk dapat memberikan gambaran yang komprehensif & positif, dan sebagai acuan dalam memahami dunia perpajakan yang ada di Indonesia serta dapat menjadi acuan pengembangan bagi peneliti-peniliti lainnya. 5 c. Bagi Jurusan dan Akademis Dapat menjadi kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang perpajakan, dapat dijadikan bahan studi kasus bagi mahasiswa lain, dan dapat menjadi bahan referensi bagi pihak perpustakaan. 1.5 Metodologi Penelitian Dalam kegiatan penelitian yang dilakukan berdasarkan karakteristik, masalah, dan teori terkait maka metode penelitian yang penulis gunakan antara lain: a. Metode Deskriptif, yaitu penulis mengumpulkan data-data dan informasi tentang penelitian masalah yang selanjutnya akan diolah, sehingga penulis dapat menjelaskan dan menarik kesimpulan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai masalah dan fakta-fakta yang diteliti. b. Metode Eksploratif, yaitu metode penelitian yang dilakukan penulis dengan tujuan agar dapat menggali lebih dalam dan memanfaatkan teori-teori atau hubungan baru menyangkut pada pembahasan masalah di skripsi ini. c. Penelitian Lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan dan berhubungan langsung dengan responden dan objek yang diteliti dengan tujuan memperoleh data primer. Data primer adalah data yang berasal dari sumber yang asli dan dikumpulkan secara khusus untuk keperluan penelitian. Hal ini dilakukan dengan teknik: 1. Wawancara Dalam wawancara tersebut penulis melakukan tanya jawab langsung dengan objek penelitian. 6 2. Observasi. Observasi tersebut menjadi suatu tinjauan yang lebih jauh dan mendalam untuk memastikan apakah data yang diperoleh dari hasil wawancara sudah cukup dan relevan dengan permasalahan yang dibahas. d. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan yaitu data yang diperoleh dari buku bacaan yang bersifat ilmiah dan teoritis yang berhubungan dengan topik skripsi. Hasil penelitian kepustakaan ini akan menjadi landasan teori yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini. 1.6 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan ini dibuat dengan tujuan agar dapat mempermudah pemahaman skripsi dan dapat memberikan gambaran yang jelas bagi pembaca mengenai hal-hal yang dibahas dalam penelitian ini. Pada penelitian ini pembahasan dibagi ke dalam lima bab dan menguraikan hal-hal sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab ini berisikan teori-teori yang mendasari dan relevan dengan permasalahan yang diteliti, yaitu menjelaskan mengenai pajak secara 7 umum dan dasar-dasar sistem perpajakan, tinjauan umum insentif pajak. BAB 3: OBJEK DAN METODA PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai pemilihan objek penelitian, desain penelitian, dan teknik pengumpulan data. BAB 4: ANALISIS DAN BAHASAN Bab ini membahas dan menguraikan secara umum hubungan insentif pajak dengan investasi dan menjelaskan kebijakan insentif pajak investasi yang berlaku di Indonesia. Dilanjutkan dengan pembahasan mengenai sejauh mana Tax Holiday dan Tax Allowance dapat mempengaruhi perkembangan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia dan pembahasan mengenai sejauh mana efektifitas dan efesiensi yang telah dilakukan dalam pemberian Tax Holiday dan Tax Allowance bagi penanam modal di Indonesia, serta upaya apa yang akan dan telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi berkurangnya penerimaan pajak negara akibat adanya Tax Holiday dan Tax Allowance. BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir ini berisikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran untuk perbaikan yang didasarkan atas analisis permasalahan yang mungkin akan bermanfaat di masa yang akan datang dan bagi peneliti lain yang berniat untuk melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini. 8 1.7 Tinjauan Pustaka Sebelum dilakukan penelitian dalam hal kebijakan insentif pajak investasi, maka diperlukan adanya acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai pembanding dalam penulisan skripsi ini. Acuan-acuan tersebut diambil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh berbagai pihak mengenai tema dari permasalahan yang diangkat yaitu kebijakan insentif pajak investasi. Dalam penelitian ini, peneliti melihat hasil penelitian terdahulu sebagai berikut: a. Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Magnus Blomstrom dan Ari Kokko (2003), yang berjudul “The Economics of Foreign Direct Investment Incentives”. Penelitian tersebut menyatakan bahwa suatu kawasan negara harus menciptakan satu bentuk insentif usaha agar persaingan menarik investor asing menjadi lebih harmoni. Menurutnya, jika masing-masing negara di satu kawasan menciptakan sendiri kebijakan insentif usahanya, maka yang terjadi adalah iklim persaingan antar negara yang tidak harmonis. Hal lain yang terdapat dalam penelitian tersebut adalah pengaruh dari adanya Foreign Direct Investment (FDI). Menurut penelitian tersebut banyak negara-negara yang memberikan insentif usaha kepada investor asing dengan tujuan agar negara tersebut memperoleh efek positif dari adanya kegiatan investasi asing langsung, seperti peningkatkan pembangunan dan perekonomian dalam negeri. Namun menurut peneliti tersebut, efek positif dari investasi langsung tersebut tidak akan dapat terjadi jika pengusaha dalam negeri tidak dapat menyerapnya dengan baik. Maka dari itu pemerintah harus membuat suatu insentif usaha yang dapat merangsang langsung para pengusaha dalam negeri agar mau belajar memahami dan menyerap ilmu dari investor asing yang menanamkan modalya di dalam negeri. 9 Hal yang menjadi pembeda antara penelitian yang dibuat oleh peneliti dengan peneliti sebelumnya adalah peneliti sebelumnya meneliti negara yang memberikan insentif yang berada dalam kawasan regional yang terharmonisasi yaitu uni eropa, sedangkan peneliti sendiri meneliti negara yang memberikan insentif berada dalam kawasan regional yang berdiri sendiri yaitu Indonesia. b. Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Kesit Bambang Prakosa (2003), yang berjudul “Analisis Pengaruh Kebijakan Tax Holiday Terhadap Perkembangan Penanaman Modal Asing Di Indonesia (Tahun 1970-1999)”. Penelitian ini memiliki hipotesa awal bahwa, meningkatnya penerimaan pajak berpengaruh negatif terhadap investasi asing karena tingginya pengenaan pajak akan menurunkan tingkat investasi asing dan sebaliknya rendahnya pengenaan pajak akan menaikkan investasi asing. Dari hasil pembahasan penelitian, diketahui bahwa penerimaan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap perkembangan PMA di Indonesia. Hal yang menjadi pembeda antara penelitian yang dibuat oleh peneliti sendiri dengan peneliti sebelumnya adalah peneliti sebelumnya membahas penerapan pertama insentif pajak di Indonesia pada tahun 1960, sedangkan peneliti sendiri membahas penerapan kedua insentif pajak pada tahun 2007, setelah dihapusnya kebijakan pertama tersebut. 10