MODUL PERKULIAHAN Metode Penelitian Kuantitatif Data dan Metode Pengumpulan Data Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Broadcasting Tatap Muka 05 Kode MK Drs. Riswandi, M.Si Abstract Mata Disusun Oleh Kompetensi kuliah ini Memberikan Diharapkan dalam pertemuan ini, pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa mengerti dan memahami mahasiswa mengenai Metode tentang pengertian data, jenis-jenis data, Pengumpulan Data dan Analisis Data metode pengumpulan data, dan analisis data Data dan Pengumpulan Data I. Konsep Data Data (bentuk tunggalnya “datum”) adalah bahan keterangan tentang suatu obyek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian. Definisi data sebenarnya mirip dengan definisi informasi, hanya saja dalam konsep informasi lebih ditekankan segi pelayanan, sedangkan data lebih menonjolkan aspek materi. Selain data, ada juga pemahaman lain yang mirip dengan data, yaitu fakta. Biasanya orang sering menggunakan dua istilah ini dalam satu penjelasan yang sama, padahal keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Dalam penelitian kuantitatif, konsep fakta menunjuk pada sebuah peristiwa yang tidak dapat dibawa pulang oleh peneliti. Fakta sesungguhnya adalah milik obyek penelitian yang relative tidak dapat dipisahkan dari obyek penelitian. Hal yang dapat dibawa pulang oleh peneliti hanyalah data. Data dikonsepsikan sebagai segala sesuatu yang hanya berhubungan dengan keterangan tentang suatu fakta dan fakta tersebut ditemukan oleh peneliti di lokasi penelitian. Oleh karena itu, seorang peneliti adalah orang yang benar-benar mampu “menangkap” fakta serta bisa membawa pulang data hasil penelitian. Dengan demikian, yang paling banyak dibicarakan dalam penelitian adalah data, baik jenisnya maupun teknik memperolehnya. Bahkan dalam penelitian tertentu, data sudah dapat dianalisis di lapangan, sehingga betul-betul dapat mencerminkan data absolut dari sebuah fakta yang utuh. 1. Data Kuantitatif Data kuantitatif lebih mudah dimengerti bila dibandingkan dengan jenis data kualitatif. Data kuantitatif biasanya dapat dijelaskan dengan angka-angka. Data seperti ini biasanya hasil transformasi dari data kualitatif yang memeiliki perbedan berjenjang. Semua data kuantitatif dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistic, baik inferensial maupun noninferensial. 1) Data Nominal Data nominal adalah data yang memiliki ciri nominal, yaitu data hanya dapat digolonggolongkan secara terpisah menurut kategori seperti jenis, sifat, atau kondisi yang bervariasi menurut banyak atau frekuensinya. Misalnya bagaimana variasi jumlah pemilik telepon seluler di kota Bandung berdasarkan tahun pembelian atau bagaimana perbedaan jumlah peminat acara gossip di televisi. Contoh lain, bagaimana komposisi perbedaan jumlah laki-laki dan perempuan dalam menonton program “On the spot” di salah satu televisi swasta. 2) Data Kontinum ‘13 2 Metode Penelitian Kuantitatif Drs. Riswandi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dikatakan data kontinum karena data ini memiliki gejala kontinum, gejala tersebut dapt bervariasi menurut tingkatan ataau berjenjang. Contoh : tingkat IQ anak yang lahir melalui operasi caesar adalah 99, 100, 101, 102, 103, atau 110, 111, 112, 113, 114, dn seterusnya. Contoh lain, tinggi badan si Ali 160, si Budi 161, si Iwan 162, dan seterusnya. Data kontinum dapat dibedakan sebagai berikut : a. Data Ordinal Data ordinal menunjukkan data dalam suatu urutan tertentu atau dalam satu seri. Penentuan posisi itu tidak memperhatikan jarak antara data kuantitatif yang satu dengan yang lain. Misalnya 4 orang peserta kontes merancang CPU, masing-masing mendapat nilai 2470 diberi ranking 1, nilai 2469 diberi nomor 2, nilai 2465 diberi nomor 3, dan nilai 2455 diberi nomor 4. Urutannya tidak berbeda dengan peserta kontesn merancang CPU di tempat lainnya yang masing-masing memperoleh nilai 3560, 3559, 3540, dan nilai 3539 diberi nomor satu, dua, tiga, dan empat. Perlu diperhatikan, pada prinsipnya pemberian angka yang lebih besar atau lebih kecil pada suatu jenjang kategori yang diinginkan tidak menjadi persoalan selama ada konsekuensi atau kesepakatan. Contoh lain, kita dapat saja memberikan nilai 5 untuk jawaban sangat cantik, dan nilai 0 untuk jawaban sangat tidak cantik atau sebaliknya, yang sangat cantik diberi nilai 0 sangat tidak cantik diberi angka 5. b. Data Interval Data interval adalah data yang punya ruas atau interval, atau jarak yang berdekatan dan sama. Jarak itu berpedoman pada ukuran tertentu, misalnya nilai rata-rata (mean), bilangan kelipatan atau nilai lainnya yang disepakati. Misalnya dalam mengklasifikasikan kelompokm pendapatan pre hari pekerja di sector pelabuhan seperti di bawah ini : Data Interval Kelompok Pendapat Sektor Informal Kelompok Pekerja Besaran Pendapatan Per hari Bakul rokok 15.000 – 20.000 Tukang parker 20.000 – 25.000 Portir 25.000 – 30.000 2. Sumber data a. Data Primer Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama d lokasi penelitian atau obyek penelitian. Kalau seorang meneliti pengaruh focus tema siaran TV terhadap tingkat rating siaran tersebut, kemudian mengambil data tersebut langsung kepada pemirsa acara TV tersebut, maka itu artinya peneliti telah menggunakan sumber data ‘13 3 Metode Penelitian Kuantitatif Drs. Riswandi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id primer. Begitu pula kalau seorang peneliti mendapat data tingkat pendapatan 10 middle manajer PT Gemilang Mandiri langsung dari dokumen perusahaan, maka data tersebut adalah data primer. Dengan demikian, data prime diperoleh dari sumber data primer, yaitu sumber data pertama di mana sebuah data dihasilkan. b. Data Sekunder Data sekunder adalah dat yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan oleh peneliti. Kalau seorang meneliti kebiasaan belajar murid sekolah dasar, kemudian mengambil data penelitian dari guru-guru dan orang tua, berarti dalam hal ini sumber data yang digunakan adalah sumbre data sekunder. Guru dan orang tua disebut sebgai sumber data sekunder karena data penelitian diperoleh dari orang yang mungkin mengetahui data tersebut, bukan dari murid itu sendiri II. Metode Pengumpulan Data Di setiap pembicaraan mengenai metodologi penelitian, bahasan metode pengumpulan data menjadi sangat penting. Metode pengumpulan data adalah bagian instrument pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Kesalahan penggunaan metode pengumpulan data atau metode pengumpulan data yang tidak digunakan semestinya, bisa brakibat fatal terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian kuantitatif dikenal beberapa metode, antara lain metode angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. 1) Metode Angket/Kuesioner Metode angket/kuesioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepada peneliti. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang diukur dan tahu apa bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Prinsip-prinsip Penulisan Kuesioner adalah (Sugiono : 2012) : a. Isi dan Tujuan Pertanyaan b. Bahasa yang digunakan (disesuaikan dengan kemampuan bahasa responden) c. Tipe dan bentuk pertanyaan (terbuka dan tertutup) d. Pertanyaan tidak mendua (ambigu). e. Tidak menanyakan yang sudah lupa f. Pertanyaan tidak menggiring g. Panjang pertanyaan (sebaiknya 20 – 30 pertanyaan) h. Urutan pertanyaan (dari yang mudah menuju yang sulit) ‘13 4 Metode Penelitian Kuantitatif Drs. Riswandi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Bentuk umum sebuah angket terdiri dari bagian pendahuluan breisikan petunjuk pengisian angket, bagian identitas berisikan identitas responden seperti nama, alamat, umur, pekerjaan, jenis kelamin, status pribadi dan sebagainya, kemudian baru memasuki bagian isi angket. 2) Metode Wawancara Wawancara (interview) adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil tatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai. Inti dari metode wawancara ini adalah bahwa di setiap penggunaan metode ini selalu ada beberapa pewawancara, responden, materi wawancara, dan pedoman wawancara (meskipun yang terakhir ini tidak mesti harus ada). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dengan mengutip Sutrisno Hadi, Sugiono mengatakan, bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode wawancara dan kuesioner adalah sebagai berikut : a. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Bentuk-bentuk Wawancara a. Wawancara Sistematik Wawancara sistematik adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu pewawancara mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan kepda responden. Pedoman wawancara tersebut digunakan oleh pewawancara sebagai alur yang harus diikuti mulai dari awal dampai akhir wawancara. b. Wawancara Terarah Bentuk wawancara ini sedikit lebih formal dan sistematik bila dibandingkan dengan wawancara mendalam, tetapi masih jauh tidak formal dan tidak sistematik bila dibandingkan dengan wawancara sistematik. Wawancara terarah dilaksanakan secara bebas, tetapi kebebasan ini tetap tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan kepada responden dan telah dipersiapkan sebelumnya oleh pewawancara. c. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) dengan intensif. Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relative tidak mempunyai control atas informasi ‘13 5 Metode Penelitian Kuantitatif Drs. Riswandi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang disampaikan informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. Oleh karena itu peneliti mempunyai tugas berat agar informan bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam, bila perlu tidak ada data yang disembunyikan. 3) Metode Observasi Pengamatan atau observasi adalah kegiatan keseharian manusia denmgan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya selain alat panca indera lainnya. Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan sebgai kegiatan pengumpulan data penelitian apabila memiliki kriteria sebgai berikut : a. Pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara sistematik b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang hanya menarik perhatian d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai validitas dan reliablitasnya. Bentuk-bentuk Observasi a. Observasi Langsung Ialah pengamatan yang dilakukan secara langsung pada obyek yang diobservasikan, dalam arti bahwa pengamatan tidak menggunakan “media-media transparan”. Hal ini dimaksudkan bahwa peneliti secara langsung melihat atau mengamati apa yang terjadi pada obyek penelitian. b. Observasi Berstruktur Di sini peneliti telah mengetahui aspek atau aktivitas apa yang akan diamati, yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian karena pada pengamatan peneliti telah terlebih dahulu mempersiapkan materi pengamatan dan instrument yang akan digunakan. c. Observasi Tidak Berstrukrur Di sini peneliti tidak menggunakan guide observasi, melainkan peneliti atau pengamat harus mampu secara pribadi mengmbangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu obyek. Dalam hal ini peneliti harus menguasai “ilmu” tenang obyek secara umum dari apa yang hendak diamati. d. Observasi Partisipasi Observasi partisipasi bermula dari penelitian-penelitian Antropologi Sosial, kemudian berkembang luas ke berbagai ilmu social terutama Ilmu Sosiologi. Observasi partisipasi maksudnya observasi terhadap obyek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam sirkulasi kehidupan obyek pengamatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi sebagai berikut : 1. Hal-hal apa yang hendak diperhatikan ‘13 6 Metode Penelitian Kuantitatif Drs. Riswandi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Bagaimana mencatat pengamatan 3. Alat bantu pengamatan 4. Bagaimana mengatur jarak antara pengamat dan obyek yang diamati. Kesulitan Umum Observasi Beberapa kesulitan umum dalam metode observasi, terutama yang terjadi pada pengamat dan obyek pengamatan, antara lain : 1. Pengamat tanpa disadari sangat sering teperangkap dalam subyektivitas 2. Pengamat sering terbawa situasi yang diamati 3. Timbulnya gejala yang diobservasi sering menyulitkan pengamat, terutama kalau gejala itu sulit dipastikan kapan munculnya 4. Pelaksanaan observasi sering terganggu akibat munculnya peristiwa lain yang tidak terduga, misalnya kebakaran, hujan, tabrakan, dan sebagainya 5. Kadangkala tanpa disadari pengamat mencampuradukkan antara data observasi dan pendapat pribadi atau presepsi pribadi pengamat. 4) Metode Dokumentasi Metode documentasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metode penelitian social. Pada intinya metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Dengan demikian, pada penelitian sejarah, maka bahan-bahan documenter memegang peranan yang amat penting. Sebagian besar data yang tersedia dalam metode dokumentasi ini adalah berbentuk suratsurat, catatan harian, laporan, dan sebagainya. Sifat utama dari data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk hal-hal yang telah silam. Kumpulan data bentuk tulisan ini disebut dokumen dalam arti luas termasuk monument, artefak, foto, tape, microfilm, disc, CDRom, hardisk, dan sebagainya. Secara detil, bahan documenter terbagi beberapa macam sebgai berikut : a. Autobiografi b. Surat-suratg pribadi, buku-buku atau catatan harian, memorial c. Kliping d. Dokumen pmerintah maupun swasta e. Cerita roman dan cerita rakyat f. III. Film, microfilm, foto, dan sebagainya. Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan ‘13 7 Metode Penelitian Kuantitatif Drs. Riswandi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id variable dari seluruh responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistic. Terdapat dua macam statistic yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian kuantitatif, yaitu statistic deskriptif dan statistic inferensial. Statistik inferensial meliputi statistic parametris dan statistic nonparametris. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Peneelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistic deskriptif dalam analisisnya. Akan tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistic deskriptif maupun inferensial. Statistic deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah statistic inferensial. Termasuk dalam statistic deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui table, grafik, diagram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, dan perhitungan prosentase. 2. Statistik Inferensial Statistik inferensial sering juga disebut statistic induktif atau statistic probabilitas, adalah teknik statistic yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statisitik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Statistik ini disebut statistic probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%, maka taraf kepercayaannya 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi. ‘13 8 Metode Penelitian Kuantitatif Drs. Riswandi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Bungin, Burhan, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif, Prenada Media, Jakarta. Morissan, 2012, Metode penelitian Survei, Prenada Media, Jakarta. Rahmat, Jalaludin, 1998, , Remaja Rosdakarya, Bandung Sugiono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Jakarta. ‘13 9 Metode Penelitian Kuantitatif Drs. Riswandi, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id