KEBUDAYAAN MESOPOTAMIA diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Seni Rupa dan Desain dengan dosen pengampu Pak Muchlis Disusun oleh: Ahmad Gunawan 11112230 Anita Kartini 11112237 Auditya Suhendini 11112240 Aulia Restu Putri 11112242 Cinde Panji A.P. 11112250 Eko Soetri Sakti Syahputra Sihotang 11112260 Erian Nurfitrianda 11112262 Desain Komunikasi Visual 2011 – E Jurusan Desain Komunikasi Visual STISI Telkom Bandung 2011 KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Pertama-tama kita ingin memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Sejarah Seni Rupa Dasar ini. kami juga berterima kasih kepada Bapak Muchlis karena telah membimbing kita dalam Pelajaran Sejarah Seni Rupa ini. Makalah ini menjelaskan tentang kebudayaan di Mesopotamia. Hasil kebudayaan dan ciri-ciri kebudayaan Mesopotamia dan juga pengaruhnya terhadap kebudayaan zaman sekarang. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Sejarah Seni Rupa Dasar dan berfungsi untuk menambah wawasan tentang kebudayaan Mesopotamia. Kami harap Anda yang membaca makalah ini dapat mengambil makna dari makalah ini, walaupun tidak secara detail kami membahas tentang kebudayaan Mesopotamia ini tapi kami telah berusaha sebaik-baiknya agar makalah ini dapat dimengerti oleh masyarakat luas. Kami mohon maaf apabila ada kalimat yang salah atau tidak berkenan di hati pembaca. Bandung, 26 Maret 2012 Penyusun Daftar Isi Kata Pengantar Daftar isi Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Rumusan Masalah Tujan Penulisan Manfaat Penulisan Bab 2 Isi Hasil Kebudayaan Mesopotamia Penduduk dan Masyarakat Pertanian dan Pengairan Pakaian Sistem Tulisan Sistem Kepercayaan Hukum IPTEK Pengaruhnya Terhadap Kebudayaan Masa Kini Bab 3 Penutup Kesimpulan Daftar Pusaka 1 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 6 7 8 9 10 11 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Mesopotamia terletak di antara dua sungai besar, Eufrat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi Republik Irak itu di zaman dahulu disebut Mesopotamia, yang dalam bahasa Yunani berarti "(daerah) di antara sungai-sungai". Nama Mesopotamia sudah digunakan oleh para penulis Yunani dan Latin kuno, seperti Polybius(abad 2 SM) dan Strabo(60 SM-20 M). Bangsa ini memiliki banyak peninggalan akan kebudayaannya seperti tulisannya, bangunannya, hukum dan juga pertanian dan pengairannya. Banyak hal yang berpengaruh terhadap kebudayaan zaman sekarang. Tetapi, masih banyak orang yang tidak mengetahui akan peninggalan Mesopotamia dan juga pengaruhnya terhadap kebudayaan zaman sekarang. Berdasarkan permasalahan itu, penulis akan menjelaskan segala sesuatu tentang kebudayaan Mesopotamia yang dirasa perlu untuk diketahui oleh pembaca. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa saja macam-macam hasil kebudayaan Mesopotamia ? b. Apa ciri-ciri dari kebudayaan Mesopotamia ? c. Apa pengaruh kebudayaan Mesopotamia? 1.3 Tujan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : a. Agar pembaca mengetahui macam-macam kebudayaan Mesopotamia b. Lebih mengenal ciri-ciri kebudayaan Mesopotamia c. Pengaruh kebudayaan Mesopotamia bagi masyarakat 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah : a. Bagi Penulis Penulis menyadari bahwa sebaiknya kita juga mengetahui kebudayaan Negara lain, Oleh karena itu, penulis dapat menemukan sekaligus memberikan informasi kepada para pembaca yang ada di Indonesia mengenai kebudayaan Mesopotamia . b. Bagi Pembaca Pembaca dapat memperluas pengetahuan mengenai kebudayaan Mesopotamia. BAB 2 HASIL KEBUDAYAAN MESOPOTAMIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBUDAYAAN MASA KINI 2.1. HASIL KEBUDAYAAN MESOPOTAMIA 2.1.1. Penduduk dan Masyarakat Daerah-daerah di sekitar daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa-bangsa yang termasuk rumpun bangsa Semit. Kehidupannya bersifat seminomaden. Aktivitas perdagangan melalui Sungai Eufrat dan Tigris.Sekitar tahun 3000 SM, daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa Sumeria. Orang-orang Mesopotamia lebih banyak bertempat tinggal pada kota-kota besar dan juga pada ibu kotanya yang bernama Uruk (Ur). Kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di Mesopotamia antara lain sebagai berikut. 1. Kerajaan Sumeria (3500 SM) 2. Kerajaan Akkad (2300 SM) 3. Kerajaan Babylonia Lama (1850 SM) 4. Kerajaan Assyria (Assur) 5. Kerajaan Babylonia (Baru) atau Chaldea (612 SM) 6. Kerajaan Persia (539 SM) 2.1.2 Pertanian dan Pengairan Pada musim hujan (dari bulan Oktober-April) di Mesopotamia terjadi air bah dari kedua sungai itu. Air menggenangi daerah di sepanjang aliran sungai dan setelah surut meninggalkan lapisan lumpur yang sangat subur. Di daerah-daerah itulah masyarakat hidup dengan bercocok tanam atau bertani.Bangsa-bangsa di Mesopotamia sudah mampu menanggulangi masalah banjir, dan memanfaatkan airnya untuk keperluan pertanian. Caranya ialah membuat sistem pengairan yang baik. Bendungan dibangun dan telaga buatan digali untuk menyalurkan dan menyimpan air yang berlebihan di masa banjir. Ciri-ciri: Peradaban lembah Sungai Eufrat dan Tigris- Mesopotamia berasal dari kata mesos = tengah dan potamas = sungai. Mesopotamia artinya daerah yang terletak di antara dua sungai, yakni Euprat dan Tigris. Sumber air kedua sungai itu dari Pegunungan Armenia (Turki), mengalir ke arah tenggara menuju Teluk Persia. Daerah-daerah yang terletak di sepanjang Sungai Eufrat dan Tigris, merupakan daerah yang subur. Karena bentuknya seperti bulan sabit, maka daerahnya disebut The Fertille Crescent Moon. 2.1.3 Pakaian Kaftan merupakan pakaian untuk orang-orang Mesopotamia Kuno yang digunakan di seluruh daratan Timur Tengah. Pemakaian kaftan pertama kali berhasil ditemukan di catatan sejarah Mesopotamia. Awalnya, orang-orang Mesopotamia ini menggunakan kulit hewan. Tapi setelah penemuan proses pengolahan kapas dan serat linen (flax) pada tahun 700 SM, mereka mulai menggunakan kain sebagai bahan pakaian. Desain pakaiannya pun bisa dibilang sederhana. Mereka menyatukan sisi samping bahan, menyisakan bagian atasnya untuk memasukkan kepala dan bagian bawahnya tidak dijahit untuk tempat keluar kaki. Desain pakaian seperti inilah yang menjadi cikal-bakal kaftan. Untuk aksesoris, mereka biasanya menggunakan ikat pinggang. Untuk perempuannya, mereka menggunakan shawl yang dililitkan di leher dan dibiarkan menjuntai menutupi dada. Untuk para bangsawan dan keluarga kerajaan, desainnya lebih bagus lagi dengan penambahan perhiasan dan pernakpernik lain. 2.1.4. Sistem Tulisan Salah satu syarat sebuah peradaban adalah sudah mengenal sistem tulisan. Masyarakat Mesopotamia kuno telah mengenal sistem tulisan yang dikenal dengan CUNEIFORM berupa huruf paku dan gambar dimana merupakan representasi dari kegiatan masyarakat, mahkluk hidup berupa flora dan fauna yang terdapat di kawasan Mesopotamia. 1. Gambar ini menunjukkan pictogram yang di gambar sekitar tahun 3000 sebelum masehi. 2. Gambar ini menunjukkan pictogram yang diputar dan di gambar sekitar tahun 2800 sebelum masehi. 3. Gambar ini menunjukkan pictogram yang mulai abstrak, di gambar sekitar tahun 2600 sebelum masehi 4. Symbol yang sudah di tulis di clay, kontemporer menuju level ke 3. 5. Menampilkan kembali dari millennium ke 3 6. Menampilkan kembali dari Old Assyrian. 7. Symbol yang lebih simple yang ditulis oleh Assyrian Tulisan Cuneiform dipahat diatas lempengan-lempengan yang terbuat dari tanah liat yang tercetak dengan dipress (dicap). Sistem tulisan Cuneiform diperlukan untuk kegiatan religi, pemerintahan dan perdagangan. Sistem tulisan ini dipelajari melalui kegiatan edukasi di sekolah yang dilakukan oleh laki-laki Mesopotamia Kuno, dimana jam belajarnya dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Huruf-huruf paku itu antara lain ditemukan pada sebuah prasasti yang berisi tentang hukum dan undang-undang yang berlaku untuk mengatur kerajaan. Undang-undang dan peraturan-peraturan hukum itu disebut dengan Undang-Undang Hammurabi (Codex Hammurabi).Codex of Hammurabi, tertulis dengan cuneiform. 2.1.5. Kepercayaan Sistem kepercayaan dan religion yang dianut masyarakat Mesopotamia Kuno adalah dengan menyembah banyak Dewa, berupa Dewa Enlil sebagai dewa bumi dan sekaligus sebagai dewa tertinggi yang menguasai alam semesta, Dewa Enki sebagai dewa air, Dewa An sebagai dewa langit, dan Dewa Samash sebagai dewa matahari. Bagi bangsa Babylonia, mereka percaya dewa tertinggi adalah Dewa Samash, atau lebih dikenal dengan nama Dewa Marduk. Setiap kota memiliki pelindung sendiri berupa dewa atau dewi yang memiliki segalanya juga semua orang di kota. Semua orang diharapkan untuk menyanyikan lagu pujian, berdoa, berkorban dan membawa persembahan kepada kuil lokal (Ziggurat) untuk para dewa. Orang-orang terpercaya seperti imam dan pendeta di kuil-kuil untuk memberitahu mereka apa para dewa atau dewi inginkan, dan mereka patuh melakukan keinginan mereka. Mereka percaya bahwa dewa bisa kesal pada apa yang Anda lakukan dan menghukum Anda, atau mereka bisa senang dan memberikanmu hadiah. Hal ini membuat pemimpin di kuil-kuil hampir sama kuat dengan raja. Masyarakat dari Peradapan Mesopotamia, khususnya Bangsa Sumeria membangun kuil-kuil yang megah dan indah di kota-kota mereka agar dewa menyukai mereka. Kuil-kuil tersebut mereka bangun sangat tinggi karena mereka percaya, semakin tinggi kuil semakin dekat mereka dengan dewa. Tinggi kuil-kuil tersebut mencapai 88 meter. Kuil tersebut mereka namakan Ziggurat. Ziggurat merupakan kuil yang dibangun dengan menara yang disusun berbata-bata dengan tujuan untuk menghubungkan Bumi dan Surga. Tujuan dari pembangunan Ziggurat adalah pusat belajar dan kegiatan agama. Menara Ziggurat disebutkan sangat besar, struktur piramida dibangun di atas candi yang dibangun. Ziggurat dibangun dari batu bata lumpur dengan 3 sampai 7 level bertingkat. Para Mesopotamians percaya bahwa candi ini dihubungkan piramida langit dan umi. Ziggurat sering dihiasi dengan pilar dan ornamen lainnya. Pada awalnya, acara keagamaan diadakan di kuil. Kemudian, karena kependetaan yang terus berkembang, kuil menjadi pusat agama dan belajar bagi seluruh masyarakat. Kepercayaan bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di daerah Mesopotamia. Tetapi ketika bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia, berkembanglah ajaran agama Persia. Kitab Suci Awesta ini merupakan firman-dewa dengan perantara nabi diturunkan kepada bangsa Persia.Pada masyarakat bangsa Sumeria terdapat kepercayaan, bahwa manusia setelah mati akan hilang. Hal ini dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita itu pada hakikatnya mempunyai kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia ini tidak ada. 2.1.6 Hukum Koleksi hukum tertulis yang terorganisir paling baik dan selamat dari peradaban Mesopotamia adalah Codex Hammurabi. Hammurabi adalah raja keenam dari dinasti Babilonia pertama (memerintah 1792-1750 SM), salah satu bangsa yang pernah mendiami mendiami Mesopotamia. Codex Hammurabi terukir di atas potongan batu yang telah diratakan dalam huruf paku (cuneiform). Isi dari piagam tersebut seluruhnya ada 282 hukum, akan tetapi terdapat 32 hukum diantaranya yang terpecah dan sulit untuk dibaca. Isinya adalah pengaturan atas perbuatan kriminal tertentu dan ganjarannya. Filosofi yang dianut pada penyusunan Code of Hammurabi adalah “Eye for Eye, Tooth for Tooth” atau filosofi balas dendam. Sebelum ada hukum tertulis, titah raja berlaku sebagai hukum, sehingga tidak ada standar yang sama dan mengikat untuk seluruh rakyat. Codex Hammurabi ini bisa dibilang menjadi dasar bagi berbagai aturan hukum yang berlaku di dunia modern saat ini. Beberapa contoh isinya, antara lain: • Seorang yang gagal memperbaiki saluran airnya akan diminta untuk membayar kerugian tetangga yang ladangnya kebanjiran • Pemuka agama wanita dapat dibakar hidup-hidup jika masuk rumah panggung (umum) tanpa permisi • Seorang janda dapat mewarisi sebagian dari harta suaminya yang sama besar dengan bagian yang diwarisi oleh anak laki-lakinya • Seorang dukun yang pasiennya meninggal ketika sedang dioperasi dapat kehilangan tangannya (dipotong) • Seseorang yang berhutang dapat bebas dari hutangnya dengan memberikan istri atau anaknya kepada orang yang menghutanginya untuk selang waktu tiga tahun Selain Codex Hammurabi, ada juga hukum tertulis yang lebih tua seperti hukum yang dibuat oleh raja Sumeria bernama Ur-namma. Meski banyak hukum tertulis yang lebih tua dari Mesopotamia, Codex Hammurabi tetap menjadi sumber hukum tulis terlengkap yang menjadi dasar bagi hukum tertulis lain di dunia. 2.1.7 IPTEK Matematika Babilonia merujuk pada seluruh matematika yang dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia sejak permulaan Sumeria hingga permulaan peradaban helenistik. Dinamai "Matematika Babilonia" karena peran utama kawasan Babilonia sebagai tempat untuk belajar. Pada zaman peradaban helenistik Matematika Babilonia berpadu dengan Matematika Yunani dan Mesir untuk membangkitkanMatematika Yunani. Kemudian di bawah Kekhalifahan Islam, Mesopotamia, terkhusus Baghdad, sekali lagi menjadi pusat penting pengkajian Matematika Islam. Bertentangan dengan langkanya sumber pada Matematika Mesir, pengetahuan Matematika Babilonia diturunkan dari lebih daripada 400 lempengan tanah liat yang digali sejak 1850-an. Ditulis di dalam tulisan paku, lempengan ditulisi ketika tanah liat masih basah, dan dibakar di dalam tungku atau dijemur di bawah terik matahari. Beberapa di antaranya adalah karya rumahan. Bukti terdini matematika tertulis adalah karya bangsa Sumeria, yang membangun peradaban kuno di Mesopotamia. Mereka mengembangkan sistem rumit metrologi sejak tahun 3000 SM. Dari kira-kira 2500 SM ke muka, bangsa Sumeria menuliskan tabel perkalian pada lempengan tanah liat dan berurusan dengan latihan-latihan geometri dan soal-soal pembagian. Jejak terdini sistem bilangan Babilonia juga merujuk pada periode ini. Sebagian besar lempengan tanah liat yang sudah diketahui berasal dari tahun 1800 sampai 1600 SM, dan meliputi topik-topik pecahan, aljabar, persamaan kuadrat dan kubik, dan perhitungan bilangan regular, invers perkalian, dan bilangan prima kembar. Lempengan itu juga meliputi tabel perkalian dan metode penyelesaian persamaan linear dan persamaan kuadrat. Lempengan Babilonia 7289 SM memberikan hampiran bagi √2 yang akurat sampai lima tempat desimal. Matematika Babilonia ditulis menggunakan sistem bilangan seksagesima (basis-60). Dari sinilah diturunkannya penggunaan bilangan 60 detik untuk semenit, 60 menit untuk satu jam, dan 360 (60 x 6) derajat untuk satu putaran lingkaran, juga penggunaan detik dan menit pada busur lingkaran yang melambangkan pecahan derajat. Kemajuan orang Babilonia di dalam matematika didukung oleh fakta bahwa 60 memiliki banyak pembagi. Juga, tidak seperti orang Mesir, Yunani, dan Romawi, orang Babilonia memiliki sistem nilai-tempat yang sejati, di mana angka-angka yang dituliskan di lajur lebih kiri menyatakan nilai yang lebih besar, seperti di dalam sistem desimal. Bagaimanapun, mereka kekurangan kesetaraan koma desimal, dan sehingga nilai tempat suatu simbol seringkali harus dikira-kira berdasarkan konteksnya. 2.2. PENGARUH KEBUDAYAAN MESOPOTAMIA TERHADAP KEBUDAYAAN MASA KINI Pengaruh peradaban Mesopotamia terhadap kebudayaan masa kini adalah sebagai berikut: a. Cuneiform, menjadi dasar bagi berbagai tulisan yang berlaku di dunia modern saat ini. b. Kepercayaan pada angka 17 dan 13 berasal dari ajaran agama Phunisia sebagai angka keburuntungan dan angka sial. c. Sebagai hukum tertulis pertama di dunia, Codex Hammurabi menjadi dasar bagi berbagai aturan hukum yang berlaku di masa kini. d. Untuk menghindari banjir zaman sekarang membuat sistem pengairan yang baik dengan cara membangun bendungan atau telaga buatan untuk menyalurkan dan menyimpan air yang berlebihan di masa banjir. e. Kaftan menjadi pakaian khas orang-orang timur tengah dan juga berpengaruh pada industri fashion baik dalam dan luar negeri. Contoh: Kaftan pada Syahrini. BAB 3 Penutup SIMPULAN Mesopotamia adalah peradaban pertama yang kebudayaannya menjadi dasar bagi kebudayaan peradaban lainnya hingga saat ini. Contohnya, penduduk Mesopotamia sudah mengenal sistem tulisan dan hukum. DAFTAR PUSTAKA http://el-fathne.blogspot.com/2010/05/peradaban-mesopotamia.html http://en.wikipedia.org/wiki/Hammurabi%27s_Code http://id.wikipedia.org/wiki/Hammurabi http://tutinonka.wordpress.com/2008/12/15/hammurabi-sang-pencipta-hukum/ http://www.erasmatazz.com/TheLibrary/TheMind/HistoryofThinking/AncientCivilization/Mesopotamian Law/MesopotamianLaw.html http://en.wikipedia.org/wiki/Laws_of_Eshnunna http://en.wikipedia.org/wiki/Code_of_Ur-Nammu http://www.mesopotamia.co.uk http://irhashshamad.blogspot.com/2009/02/sejarah-tulisan-awal-tradisi-menulis.html http://en.wikipedia.org/wiki/Cuneiform