MK. HEALTH, SAFETY, AND RISK PROGRAM DIV. MANAJEMEN PERHOTELAN UDINUS INTRODUCTION TO HEALTH AND SAFETY I. SEJARAH K3 (KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA) DUNIA Kepedulian akan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) telah dimulai sejak lama. Kode resmi (hukum tertulis) pertama yang disusun pada sekitar tahun 1760 SM dan dikenal sebagai Piagam Hammurabi (Codex Hammurabi) merupakan salah satu bukti yang mungkin pernah ditemukan dalam sejarah K3 dunia. Hukum tertulis ini mengatur tentang kecelakaan kerja serta pembayaran ganti rugi bagi para pelakunya terhadap para korban kekerasan. Para ahli dibidang ilmu kedokteran Yunani dan Romawi yang hidup pada 400 SM dan 300 SM mengungkapkan keprihatinannya terhadap kesehatan pekerja yang terpapar oleh logam yang banyak digunakan pada masa itu. Mereka adalah Hipocrates “Bapak Ilmu Kedokteran” dan Pliny The Elder ahli kedokteran yang sekaligus adalah seorang ilmuwan. Galen, seorang dokter romawi yang hidup pada abad ke -2 menuliskan tentang penyakit akibat kerja serta bahaya kabut asam bagi para penambang besi. Selama zaman kedokteran reinaisance, para ahli di bidang kedokteran dan ilmu kimia mulai mencermati hubungan antara aktivitas kerja dan kesehatan dan keselamatan kerja para tenaga kerja. Ulrich Ellenborg misalnya, menemukan, mengidentifikasi, serta melaporkan “uap dan asap metal yang beracun dan berbahaya.” Pada tahun 1437, ia menemukan bahwa uap dari sejumlah logam, termasuk timbal dan merkuri itu berbahaya serta menggambarkan gejala keracunan industri dari sumber – sumber ini. ari bertemu- beracun dan berbahaya. Bernardino Ramazzini adalah seorang dokter Italia Circa 1700. Bukunya tentang penyakit akibat kerja, De Morbis Artificum Diatriba atau Penyakit Pekerja merupakan risalah pertama tentang penyakit akibat kerja Selama periode antara tahun 1760 dan 1840, sejarah mengalami kemajuan teknologi yang dramatis. Dr. Percival Pott (sekitar tahun 1775) mengidentifikasi bentuk pertama dari kanker. Ia mengamati kanker skrotum di cerobong asap dan menyelidiki hubungannya dengan paparan jelaga dan tar batubara. Penemuan ini memprakarsai disusunnya sejumlah peraturan yang disebut dengan “Chimney Sweep Acts” yang diberlakukan antara tahun 1788 dan 1875. Pada masa ini, sejumlah pengusaha juga menjadi prihatin terhadap kesehatan para pekerjanya. Sir Robert Peel, salah seorang pemilik pabrik, membuat Parlemen Inggris memperhatikan kondisi kerja memprihatinkan yang seringkali dijumpai pada pabrik. Ia melaporkan penggunaan anak yatim piatu yang seringkali dipekerjakan untuk melakukan tugas dengan kondisi sanitasi yang tidak memenuhi persyaratan Page 1 of 1