PERAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI KELURAHAN TANJUNG UNGGAT TAHUN 2013-2015 NASKAH PUBLIKASI Oleh: EDO FIRNANDO NIM: 120565201031 JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016 PERAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI KELURAHAN TANJUNG UNGGAT TAHUN 2013-2015 EDO FIRNANDO Program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Melihat dari kenyataan di Kota Tanjungpinang, potensi sumber daya alam yang banyak tersebut belum dapat sepenuhnya dimanfaatkan dan diolah dengan tepat dan optimal oleh masyarakatnya. Masih banyak penduduk yang mengandalkan mata pencaharian sebagai nelayan tradisional dan petani penggarap ladang. Khususnya upaya Pemerintah Daerah Kota Tanjungpinang untuk memajukan daerahnya yang tampak dan sedang berjalan saat ini diantaranya program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Pemberdayaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang disalurkan ketiap-tiap Kecamatan. Peran Pemerintah daerah dalam hal ini diwakili oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang. Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah bersifat Kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Sedangkan untuk menganalisis data yang telah terkumpul, maka menggunakan teknik analisa Deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh dari Peran Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Di Kelurahan Tanjung Unggat ialah belum berjalan optimal. Ditandai dengan kurangnya Peran dari petugas pelaksana dalam menjalankan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) untuk memberdayakan masyarakat miskin agar lebih mandiri dan berdaya, dalam hal ini kurangnya mensosialisasikan program kepada masyarakat, masih kurangnya komunikasi yang terjalin baik antara pihak penerima bantuan dan pihak pemberi bantuan yaitu Pemerintah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penulis memberikan saran yaitu, dalam pelaksanaan Peran Pemerintah Kota Tanjungpinang Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Kelurahan Tanjung Unggat tahun 2013-2015, diharapkan kepada Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dalam hal ini yang menangani langsung program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) agar lebih gencar dan giat lagi melakukan program pelatihan dan pengembangan serta memotivasi dan mensosialisasikan apa saja yang dinilai berguna untuk lebih meningkatkan lagi pendapatan dalam segi ekonomi serta meningkatkan lagi jiwa sosisal Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, KUBE. ABSTRACT Looking to the reality in the city of Tanjungpinang, the potential of many natural resources are yet to be fully exploited and processed appropriately and implemented by the community. Many of the residents who rely on traditional livelihoods as fishermen and farmers tilling the fields. Tanjungpinang particularly local Government efforts to develop the region that looks and is currently running include community economic empowerment programs through empowerment with Business Groups (KUBE) are distributed to each district. The role of local government in this case represented by the department of social and labor Tanjungpinang city. The research method is used by the author is Qualitative, ie research procedures that produce descriptive data in the form of words written or spoken of people and behaviors that can be observed. While to analyze the data that has been collected, then using Qualitative Descriptive analysis technique. Research results obtained from Tanjungpinang city government's role preformance empowerment of the poor through joint Business Groups (KUBE) in the village of Tanjung Unggat is not run optimally. Characterized by a lack of the role of the executive officer of the running program Business Group (KUBE) to empower poor communities to be more self-reliant and empowered, in this case the lack of disseminating the program to the community, there is still a lack of communication that exists both between the beneficiaries and the aid that is government. Based on these results, the authors suggest that, in the implementation of the Government's role in Tanjungpinang in empowering poor communities through a program with Business Groups (KUBE) in the village Tanjung Unggat Years 2013 to 2015, is expected to head the section head of community empowerment in this case dealing directly program with Business Groups (KUBE) to be more intense and more vigorous program of training and development as well as motivate and disseminate what is considered useful to further enhance the revenue in terms of economic and social life for another boost with business groups (KUBE). Keywords : Community Empowerment, Kelompok Usaha Bersama (KUBE). I. PENDAHULUAN mengganggu A. Latar Belakang perekonomian masyarakat. Pembangunan rakyat Indonesia selama ini telah membawa kemajuan secara umum dan memeberikan sosial bagi beberapa kesejahteraan masyarakat aspek dalam kehidupan.Tetapi pencapaian pembangunan tersebut belum merata dan belum dinikmati oleh sebagian besar masyarakat terutama yang masih berada dibawah pertumbuhan Berbagai yang dilaksanakan oleh pemerintah dan laju pengentasan program kemiskinan dilakukan oleh pemerintah, mulai dari program kompensasi seperti Bantuan Langsung Tunai kepada masyarakat miskin dan bantuan-bantuan nontunai lainnya, seperti beras untuk orang miskin kesehatan (Raskin), bantuan (Askeskin) serta pendidikan (BOS dan BKM), Inpres Desa Tertinggal (IDT), Pengaman Sosial (JPS), garis kemiskinan. telah Jaring Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dampak sosial ekonomi yang (PEMP), Inseminasi Buatan, dan meliputi tingkat pengangguran yang lainnya, namun pada kenyataannya tinggi, peningkatan angka penduduk penduduk miskin tidak berkurang miskin, rusaknya struktur sosial yang dengan di sebabkan kehilangan pekerjaan dan Sementara sistem penanggulangan hilangnya secara kemampuan untuk jumlah yang cukup besar. dinamis, berupa memenuhi kebutuhan pokok serta pengembangan usaha produktif serta ancaman terhadap kerusakan sosial bentuk dukungan kelembagaan dan yang mengarah pada kriminal sangat pendampingan, diduga juga sering mengalami kendala (Elfindri, Mahdi, kebijakan Hasbullah dan Ridwan, 2005). Ironis mengarah pada peningkatan kegiatan memang, sementara setiap tahun ekonomi kelompok sasaran. Hal ini program telah didukung oleh Sajogyo (2001) bahwa dilaksanakan, dan sangat sulit sampai pendekatan yang paling tepat dalam kepada pengembangan kemiskinan sebuah pengurangan kesimpulan kemiskinan yang secara langsung ekonomi rakyat sebagai adalah melalui pendekatan kelompok konsekuensi dari kebijakan yang telah dalam bentuk usaha bersama yang dilakukan. dilakukan secara bertahap, terus Dalam perkembangan selanjutnya, khususnya pada konteks pemerintahan modern, yang ditandai oleh meningkatnya pelayanan dimata kedudukan masyarakat menjadi suatu hak atas pelayanan, Rasyid (2000:11) memberi pandangan menarik mengenai fungsi pemerintahan yaitu pemerintahan modern dengan kata lain adalah pelayanan kepada masyarakat. Pemerintahan tidak diadakan untuk menerus dan terpadu yang didasarkan pada kemandirian yaitu meningkatkan kemampuan penduduk yang miskin untuk menolong diri mereka sendiri. Kemudian Elfindri, mahdi, Hasbullah, Rimilton (2005) dan dilanjutkan Elfindri, Mahdi dan Rimilton bahwa (2006) menyimpulkan kelompok memiliki peran yang cukup signifikan dalam kegiatan pemberdayaan terutama dalam pengentasan kemiskinan. melayani dirinya sendiri, tetapi untuk Ketika kita melihat dari melayani masyarakat menciptakan kenyataan di Kota Tanjungpinang, kondisi yang memungkinkan setiap potensi sumber daya alam yang anggota masyarakat mengembangkan banyak kemampuan dan kreativitas demi sepenuhnya dimanfaatkan dan diolah mencapai kemajuan bersama”. dengan tepat Kartasasmita (2000) menyatakan salah satu kebijakan penanggulangan kemiskinan adalah tersebut masyarakatnya. belum dapat dan optimal oleh Masih banyak penduduk yang mengandalkan mata pencarian sebagai nelayan tradisional dan petani penggarap ladang. Khusus upaya Pemerintah Tanjungpinang untuk B. Perumusan Masalah Daerah memajukan Sebagaimana diuraikan pada bagian sebelumnya, maka dapat daerahnya yang tampak dan sedang dirumuskan berjalan saat ini diantaranya Program penelitian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat masalah melalui Pemberdayaan Kelompok Bagaimana Peran Pemerintah Kota Usaha Tanjungpinang dalam pemberdayaan Bersama disalurkan (KUBE) ketiap-tiap yang kecamatan. permasalahan ini kedalam sebagai masyarakat dalam rumusan berikut miskin : “ Melalui Peran pemerintah daerah dalam hal Kelompok Usaha Bersama (KUBE) ini diwakili oleh Dinas Sosial Dan dan Apa Saja faktor-faktor yang Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang. menjadi pendorong dan penghambat Tujuan diberikannya dana dalam Pemberdayaan Masyarakat kepada Kelompok usaha bersama Miskin, (KUBE) pada dasarnya adalah untuk Pemberdayaan meningkatkan kemampuan ekonomi Bersama (KUBE) Di masyarakat, dan menjadi suntikan Tanjung UnggatTahun 2013- 2015 ”. motivasi bagi anggota masyarakat lainnya untuk berwirausaha dengan mengembangkan potensi untuk lebih berdaya, tanpa terus mengharapkan uluran bantuan dari pemerintah. Namun pada kenyataannya, sebagian kelompok usaha bersama (KUBE) tidak memanfaatkan diberikan untuk dana dalam Kelompok Usaha Kelurahan Kerangka Teoritis A. Pemberdayaan dan kemampuan yang dimiliki mereka, menerus II. khususnya yang pengembangan usahanya, tetapi justru dipakai untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Suharto (2010:59) menjelaskan bahwa : “Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, terutama individuindividu yang mengalami kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator sebuah keberhasilan pemberdayaan”. kekuatan atau Selanjutnya kemampuan. dikatakan “ Pemberdayaan dimaknai proses memperoleh untuk sebagai daya, kekuatan atau kemampuan dan atau proses pemberian daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya” . Dari pendapat tersebut, dapat dianalisis bahwa pada hakikatnya Berdasarkan pendapat tersebut terlihat bahwa pemberdayaan adalah suatu proses dan tujuan, dimana pemberdayaan harus mempunyai proses dan tujuan yang akan dicapai dengan maksud bahwa pemberdayaan hasil mendapatkan suatu hasil untuk memberdayakan masyarakat agar lebih mandiri dalam menjalankan tugas-tugas kehidupan seperti dalam memenuhi kebutuhan hidup baik yang bersifat fisik, kegiatan sosial maupun ekonomi. Jadi pemberdayaan adalah suatu proses dan tujuan yang mana memiliki indikator sebagai sebuah tujuan yang dan upaya untuk memperoleh atau memberikan daya, kekuatan atau kemampuan terhadap seseorang/individu dan kelompok/masyarakat yang lemah agar dapat dianalisis atau agar dapat diidentifikasikan menetapkan kebutuhan dan potensi serta masalah apa saja yang dihadapi atau dialami individu dan kelompok tersebut dengan cara itu dapat memilih alternativ apa saja yang dibutuhkan masalah untuk tersebut memecahkan dengan cara menumbuh kembangkan sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh ingin dicapai. Sulistiyani pemberdayaan adalah suatu proses (2004:37) menyatakan bahwa “ Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang berarti masyarakat mandiri. atau individu secara Adapun menurut Suparjan dan Suyatno (2003:43) menyatakan bahwa “ dasarnya Pemberdayaan memuat, yaitu pada (1) memberikan kekuasaan, mengalihkan kekuatan dan mendelegasikan otoritas kepihak lain dan (2) sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan”. Selanjutnya Wahono dalam Satria (2002:107), berpendapat yaitu “ Pemberdayaan merupakan upaya mengaktualisasikan untuk potensi yang sudah dimiliki masyarakat”. Pendapat tersebut memiliki arti yaitu, pemberdayaan merupakan upaya untuk memberikan kekuasaan, mengalihkan kekuatan dan mendelegasikan otoritas kepihak lain, adapun makna lain ialah pemberdayaan adalah suatu upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki masyarakat dengan tujuan agar masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka, dan dengan cara memperhatikan juga kondisi sosial dan ekonomi yang dimilkinya. Kartasasmita menyatakan bahwa : (2000:50-52), “ Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui : 1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Dengan titik tolak bahwa setiap manusia dan masyarakat pada dasarnya memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Jadi, pemberdayaan itu adalah merupakan upaya untuk membangun dan mengembangkan potensi tersebut dengan cara mendorong (encourage), memotivasi dan membangkitkan kesadaran (awareness) akan potensi yang dimilikinya. 2. Memperkuat potensi atau daya masyarakat (empowering). Untuk memperkuat potensi atau daya masyarakat itu diperlukan langkahlangkah positif yang nyata, dalam wujud penyediaan berbagai input yang dibutuhkan dan pembukaan akses pada berbagai peluang (opportunities) yang dapat membuat masyarakat menjadi semakin berdaya. Dalam konteks ini, upaya yang amat penting dilakukan adalah peningkatan taraf pendidikan dan derajat kesehatan serta akses pada sumber-sumber kemajuan ekonomi, misalnya modal, teknologi, informasi, lapangan kerja dan pasar. 3. Memberdayakan juga berarti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, karena kurang berdaya dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu dalam konsep pemberdayaan masyarakat, perlindungan dan keberpihakkan kepada yang lemah harus dilihat sebagai upaya pencegahan terjadinya persaingan yang tidak sehat atau tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah”. Berdasarkan kepada pendapat Sumodiningrat (2000:78) menjelaskan bahwa “ keberdayaan masyarakat yang ditandai adanya kemandirian dapat dicapai melalui proses pemberdayaan masyarakat. Keberdayaan masyarakat dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat yang difasilitasi dengan adanya pelaku pemberdayaan. Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah mereka yang lemah dan tidak memiliki daya, kekuatan atau kemampuan mengakses sumber daya produktif atau masyarakat yang terpinggirkan dalam pembangunan. Tujuan akhir dari proses masyarakat pemberdayaan adalah memandirikan warga untuk masyarakat tersebut diketahui, berapa pendekatan agar dapat meningkatkan taraf hidup yang dapat dilakukan dalam upaya keluarga pemberdayaan masyarakat, seperti sumberdaya yang dimilikinya. dan mengoptimalkan menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat dan dengan memberikan perlindungan kepada tersebut. dan masyarakat keberpihakkan yang lemah Pendapat tersebut bermakna bahwa keberdayaan masyarakat yang ditandai adanya kemandirian dapat dicapai melalui proses pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini diharapkan masyarakat lebih mandiri dan dapat melayani dirinya sendiri baik untuk pembangunan maupun untuk meningkatkan taraf hidup keluarga Sumadingrat dan (2004:37) mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya. dalam berpandangan pemberdayaan Selanjutnya Sumaryadi (2005:105) menyatakan bahwa : ‘’Memberdayakan orang lain pada hakikatnya merupakan perubahan budaya, sehingga pemberdayaan tidak jalan jika tidak dilakukan perubahan seluruh budaya organisasi secara mendasar. Perubahan budaya sangat diperlukan untuk mampu mendukung upaya sikap dan praktik bagi pemberdayaan yang lebih efektif”. Berdasarkan menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat yang belum berkembang sebagai pihak yang harus diberdayakan, dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan. Berdasarkan pemberdayaan masyarakat upaya tersebut dapat dianalisis bahwa untuk masyarakat agar memperbaiki meningkatkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa merupakan atau yaitu masyarakat pendapat memulihkan Fahrudin memandirikan mereka atau dapat menentukan sendiri kehidupan yang diinginkan kemampuan suatu komunitas untuk melalui potensi yang dimiliki, baik itu mampu berbuat sesuai dengan harkat pengetahuan, modal, gagasan dan keterampilan yang ada pada diri dan martabat mereka dalam mereka. melaksanakan hak-hak dan tanggung III. Metode Penelitian jawabnya selaku anggota masyarakat. 1. Jenis Penelitian Jenis Rappaport (2010:3) dalam menyatakan pemberdayaan yaitu Hikmat bahwa “ pemahaman secara psikologis pengaruh kontrol individu terhadap keadaan sosial, kekuatan politik dan hak-haknya menurut Undang-Undang”. digunakan penelitian adalah yang penelitian deskriptif kualitatif, menurut Borgan dan Taylor dalam Moleong (2001) diartikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Dalam jenis ini penelitian berusaha cameling dan kurangnya pemberian mengembangkan pelatihan pengembangan SDM. konsep dan menghimpun fakta dengan cermat, Dan alasan lainnya untuk akan tetapi perlu memandangnya mengetahui peran Pemerintah Kota sebagai bagian dari suatu keutuhan. Tanjungpinang dalam pemberdayaan Dengan penelitian demikian dalam masyarakat miskin melalui kelompok penulis ingin usaha bersama dikelurahan Tanjung ini mendeskripsikan pemberdayaan kegiatan masyarakat dan unggat. 3. Jenis Data menemukan faktor-faktor pendorong a. Data primer, yaitu data serta faktor-faktor penghambat dalam yang diperoleh langsung memberdayakan masyarakat miskin dilapangan melalui khususnya wawancara kepada melalui program Kelompok usaha bersama (KUBE) responden, yang meliputi yang data kemudian dianalisis dan tentang hasilnya diuraikan secara kualitatif Pemerintah yang memerdayakan digambarkan sebagaimana secara yang jelas terjadi dalam masyarakat di Kelurahan dilapangannya. Tanjung Unggat. b. Data sekunder, yaitu data 2. Lokasi Penelitian Lokasi fungsi penelitian ini yang telah baku diperoleh dilakukan di Kelurahan Tanjung dari pihak lain diantaranya Unggat Kecamatan Bukit Bestari dari perpustakaan, catatan, berdasarkan pertimbangan sebagai data berikut : Kelurahan Karena pemerintah kurangnya dalam peran lain kesadaran kepada setiap anggota untuk menanam sikap yang lebih baik tangan diatas dan penggunaan Kantor dan Kecamatan, dan data-data memberikan kelompok usaha bersama (KUBE) dari yang berkaitan dengan penelitian ini. 4. Informan Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2011:68) sampling purposive adalah penentuan teknik dimana sampel dengan pertimbangan tertentu misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sumber datanya orang yang ahli dalam makanan, tetapi dalam penelitian ini sumber datanya adalah orang yang dinilai mengerti atau mengetahui benar tentang program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) tersebut. Adapun pada penelitian ini, yang menjadi informan penelitian ini adalah perwakilan dari anggota KUBE Kelurahan Tanjung Unggat yaitu ketua KUBE masing-masing 1 orang dari 9 kelompok usaha bersama (KUBE), Usaha pendamping Bersama Kecamatan 1 Kelompok (KUBE) orang serta dari dari pendamping dari Kelurahan Tanjung Unggat sebanyak 1 orang serta selaku supervisor Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kelurahan Tanjung Unggat dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang berjumlah 1 orang yang mana Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang ini dijadikan Key penelitian ini. Informen dalam 5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Wawancara Yaitu mengadakan Tanya jawab langsung kepada sejumlah informan dan informan untuk memperoleh dan informasi gagasan berkaitan erat yang dengan penelitian ini. Alat wawancara berupa buku catatan handphone kamera dan perekam atau alat tape recorder. b. Observasi Merupakan instrument pengumpulan data yang digunakan dengan cara melakukan data pengamatan yang digunakan dengan cara melakukan terhadap suatu benda, keadaan, kondisi, situasi, kegiatan, proses ataupun penampilan tingkah laku orang. Alat pengumpulan mana yang penting dan yang akan data yang dipergunakan dipelajari, menguraikan dalam bentuk adalah panduan observasi kata dan kalimat, dan selanjutnya atau membuat kesimpulan. semacam daftar check list yaitu daftar yang berisikan catatan-catatan yang bertujuan memberikan satu dilakukan upaya Pemerintah menumbuhkan, c. Dokumentasi yang dalam mengembangkan prakarsa, serta untuk memberdayakan Dokumentasi, yakni dengan mencari sejumlah informasi Tanjung Salah masukan masalah yang diteliti. tentang pemberdayaan masyarakat PEMBAHASAN untuk informasi awal mengenai aktivitas IV. masyarakat, khususnya bagi mereka kelompok masyarakat miskin, maka pemerintah melalui Kementerian Republik Indonesia Kelurahan Unggat yang Sosial dilakukan Pemerintah di melaksanakan tingkat Pemberdayaan Masyarakat miskin ini kelurahan sumber-sumber dari Program berupa dokumen-dokumen dan melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial. data-data tertulis. 6. Teknik Analisa Data Data yang terkumpul akan dianalisa secara kualitatif, sesuai jumlah indikator Analisis variabel yang dalam data penelitian dilakukan mengorganisasikan menjabarkan dijadikan kedalam Tujuan yang akan dicapai dari pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah: ini. dengan 1. Aspek Sosial, meningkatkan data, unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih kemampuan anggota Kelompok Usaha Bersama lebih (KUBE) dalam hal : kesadaran a. Meningkatkan pendidikan. komunikasi dan relasi baik, ekonomi, meningkatkan sesama anggota anggota Usaha keluarga kemampuan Kelompok a. Penegelolaan dan usaha dengan warga masyarakat. ekonomi c. Peningkatan Usaha Bersama (KUBE) tabungan. kemasyarakatan, memiliki sosial d. Pemenuhan dan kepedulian dan kebutuhan e. Aksesibilitas terhadap pelayanan sosial orang lain. Untuk motivasi aset dasar, sosial untuk membantu c. Menguatnya secara b. Peningkatan pendapatan, sosial anggota Kelompok kegiatan kegiatan berkelanjutan. b. Meningkatkan partisipasi dalam Usaha Bersama (KUBE) dalam hal : Bersama (KUBE), dengan anggota pentingnya 2. Aspek sosial yang baik dengan Kelompok termasuk Peran melihat bagaimana Pemerintah Kota anggota Kelompok Usaha Tanjungpinang Dalam Pemberdayaan Bersama (KUBE) untuk Masyarakat Mikin Melalui Kelompok melakukan Usaha perubahan kearah kehidupan yang Bersama (KUBE) Di Kelurahan Tanjung Unggat Tahun kesadaran (awareness) masyarakat 2013-2015. terhadap Maka dari itu untuk menelaah potensi-potensi yang dimilikinya. Indikator menciptakan atau mengkaji Peran Pemerintah Kota suasana Tanjungpinang Dalam Pemberdayaan memungkinkan potensi masyarakat Masyarakat Mikin Melalui Kelompok berkembang, dilihat dari : Usaha a. Kemampuan memotivasi diri. Bersama (KUBE) Di Kelurahan Tanjung Unggat Tahun 2013-2015, mengacu kepada atau iklim yang Tujuan yang ingin dicapai melalui upaya mendorong pendapat Kartasasmita (2000:50-52), kemampuan tentang upaya dalam pemberdayaan membangun dan mengembangkan masyarakat, melalui dimensi : potensi-potensi 1. Menciptakan iklim memungkinkan yang potensi upaya untuk yang dimilikinya pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pemberian dana langsung masyarakat berkembang. Merupakan dalam masyarakat untuk kepada Kelompok Usaha Bersama membangun dan mengembangkan (KUBE), potensi-potensi miskin yang dimiliki usaha tersebut yang dimiliki yaitu agar masyarkat agar dapat dikembangkan berpatisipasi dalam meningkatkan program Kelompok Usaha Bersama perekonomian masyarakat. Misalnya (KUBE) yang dilaksanaka serta untuk dengan (encourage), meningkatkan kesadaran masyarakat membangkitkan miskin di Kelurahan Tanjung Unggat upaya mendorong memotivasi dan dalam masyarakat pelaksanaan bahwa mereka juga punya potensi bersama (KUBE) saja sering tetapi usaha yang dapat dikembangkan sesudah itu jarang bahkan tidak meningkatkan pernah lagi selama tahun 2015 ini. pendapatan hidup mereka. Hal Hasil wawancara dengan ini sebagaimana tergambarkan pada hasil wawancara responden, yaitu pihak yang terlibat dengan secara langsung dalam pelaksanaan Supervisor dari Dinas Sosial dan Program Pemberdayaan Masyarakat Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang Miskin ini pada Kelurahan Tanjung yaitu Kasi Bidang Pembinaan Usaha Unggat Kecamatan Bukit Bestari Bersama dan Kemitraan pada Dinas tentang kemampuan memotivasi diri, Sosial dan Tenaga Kerja dan Kota pada umumnya informan berpendapat Tanjungpinang bahwa bahwa : “ pemerintah telah adanya upaya daerah Kota Tanjungpinang dalam Pemberdayaan yang dilakukan untuk memberikan motivasi atau mendorong kemampuan anggota dari Kelompok Usaha Bersama Kelurahan (KUBE) Tanjung di Unggat Kecamatan Bukit Bestari akan tetapi sosialisasi ini jarang dan hanya waktu baru pembentukan Kelompok Usaha informan kunci yang selaku menyatakan Memang selama tahun 2015 tidak pernah melakukan sosialisasi, akan tetapi kami sering mengadakan pertemuan dengan beberapa KUBE yang masih aktiv namun dalam hal ini tidak dalam rangka sosialisasi tapi hanya untuk melihat Kelompok Usaha Bersama (KUBE) mana saja yang masih aktiv, karena tugas mensosialisasi sendiri telah kami tugaskan pada pendamping kelurahan selaku Pendamping Kedua dari pihak Kelurahan Tanjung Unggat yang dalam hal ini konteksnya memang berada dan bersinggungan langsung dengan anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE) karena pendamping Kedua juga orang Tanjung Unggat. (Hasil wawancara 2016). tertanggal 14 Juni, tidak aktiv lagi untuk memenuhi laporan Kelompok Usaha Bersama Hal ini sejalan dengan apa (KUBE) ke Dinas Sosial dan Tenaga yang disampaikan oleh responden Kerja imbuhnya”. dari Pendamping Kedua dari Berdasarkan tanggapan Kelurahan dan Ketua Kelompok informan dari hasil wawancara dapat Usaha Bersama (KUBE) yang dianalisis bahwa telah sering menyatakan bahwa memang kalau dilakukan motivasi dan dorongan dari pihak Pemerintah khususnya yang dilakukan dari pemerintah Kota Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang dalam pemberdayaan Tanjungpinang selama tahun 2015 untuk memberikan motivasi atau tidak pernah bahkan tidak ada mendorong keinginan diri Kelompok melakukan sosialisasi kalaupun ada Usaha Bersama (KUBE) ini akan cuma sekali itupun bukan sosialisasi tetapi untuk belakangan ini sudah tetapi hanya untuk memonitoring jarang bahkan tidak pernah, hal ini Kelompok Usaha Bersama (KUBE) terlihat dari tidak adanya upaya mana saja yang masih aktiv. Tapi dari sosialisasi dalam rangka memotivasi kita pendamping pernah melakukan diri yang dilakukan Dinas Sosial dan pertemuan tapi tidak dalam rangka Tenaga Kerja selama tahun 2015 di mensosialisasikan tetapi hanya Kelurahan Tanjung Unggat. pendataan saja Kelompok Usaha Dengan hal ini langkah atau Bersama (KUBE) mana saja yang tujuan pemberdayaan tidak akan masih aktiv dan Kelompok Usaha tercapai Bersama (KUBE) mana saja yang dalam memberdayakan masyarkat miskin, jika dari pihak menjadi bukan sebuah proses instan. pemerintah semata-mata Pemberdayaan pendamping- merupakan hanya mengandalkan masyarakat upaya untuk pendamping dari kelurahan serta memandirikan kecamatan saja, akan tetapi lebih perwujudan potensi kemampuan yang digalakkan personil-personil mereka miliki untuk menentukan untuk terjun langsung kelapangan pilihan kegiatan yang paling sesuai satu bagi kemajuan diri mereka masing- lagi persatu untuk melakukan masyarakat lewat motivasi diri bagi Kelompok Usaha masing. Bersama ini. 2. Memperkuat potensi atau daya Selanjutnya perlu adanya yang dimiliki masyarakat. upaya mendorong atau kemampuan Merupakan upaya dalam dari pada anggota Kelompok Usaha meningkatkan potensi serta daya Bersama anggota masyarakat, dalam wujud (KUBE) yang ada di Kelurahan Tanjung Unggat untuk penyediaan lebih serta dibutuhkan dan pembukaan akses atau pada membangun mengembangkan potensi berbagai input berbagai yang peluang kemampuan yang dimiliki anggota (opportunities) yang dapat membuat Kelompok Usaha Bersama (KUBE) masyarakat dalam berdaya. upaya meningkatkan untuk lebih menjadi semakin perekonomian Indikator memperkuat potensi masyarakat. Seiring dengan arti dari atau daya yang dimiliki masyarakat pemberdayaan adalah sebuah proses (empowering), dilihat dari : a. Penyediaan sarana dan prasana Tujuan pelaksanaan program penyediaan Pemberdayaan Masyarakat Miskin sarana dan prasarana kerja bagi kepada masyarakat pada Kelurahan anggota Kelompok Usaha Bersama Tanjung Unggat. (KUBE) di Unggat agar dari dalam Kelurahan berdaya Tanjung dalam Hal ini terlihat sebagaimana dari hasil wawancara dengan pengelolaan usahanya, memudahkan responden selaku Supervisor yaitu dan membantu anggota Kelompok Kasi Usaha dalam Bersama dan Kemitraan pada Dinas penegelolaan usaha yang dilakukan Sosial dan Tenaga Kerja dan Kota serta mendorong atau memotivasi Tanjungpinang anggota Kelompok Usaha Bersama menjawab bahwasanya : (KUBE) untuk lebih giat lagi dalam “ Khusus dari dinas sosial dan tenaga kerja hanya membantu berupa dana saja guna untuk membantu pertumbuhan usaha KUBE selanjutnya apabila KUBEKUBE tersebut dinilai maju dapat dibantu atau direkomendasikan ke dinas dinas/ instansi-instansi lain yang terkait dengan jenis usaha mereka, gini kalau sebagai contohnya seperti KUBE yang jenis usahanya bergerak dipeternakan akan diusulkan keinstansi KP2KI yang dapat membantu penyediaan sarana berupa bibit, kerambah makanan ikan dan pupuk, bibit unggul dan lainnya jika KUBE mereka bergerak dibidang pertanian atau pekerbunan, apabila mereka bergerak dibidang industry makanan ringan dari dinas sosial dan tenaga kerja akan mengarahkan kedinas perdagangan Bersama (KUBE) usaha Kelompok Usaha Bersamanya (KUBE). Hasil yang didapatkan dari wawancara dengan responden yaitu pihak yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan program Pemberdayaan Masyarakat Miskin pada Kelurahan Tanjung Unggat Kecamatan Bukit Bestari, tentang penyediaan sarana dan prasarana Bidang Pembinaan yang Usaha mana ia untuk mendapatkan packing serta label produk seperti label halal, untuk usaha produksi rumah tangga akan direkomendasikan kedinas kesehatan guna untuk mendapatkan sertifikat layak atau tidaknya produk mereka tersebut untuk diproduksi dan dikonsumsi dan untuk mengetahui apakah ada menggunakan zat-zat bahan pengawet atau kimia didalam makanan tersebut ”. (Hasil wawancara tertanggal 14 Juni, 2016). Hal yang sama juga ke bank untuk ditabung hal ini juga dibenarkan dengan masing-masing jawaban yang diberikan oleh Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) bahwa telah tersedianya sarana dan prasarana walaupun tidak banyak dari pemerintah akan tetapi dana tersebut sekurang-kurangnya sudah disampaikan oleh responden selaku membantu Pendamping Kedua Kelurahan dan program pemberdayaan masyarakat Ketua sesi miskin kepada masyarakat Kelurahan wawancara menyatakan bahwa dari Tanjung Unggat, baik itu dalam usaha dinas terkait memang tidak ada pembuatan mengadakan sarana dan prasarana kuali,oven,mixer. Kelompok melalui dalam cukup kue pelaksanaan seperti dandang untuk aktivitas Kelompok Usaha Dari jawaban tersebut dapat Bersama (KUBE) kendati demikian dianalisis bahwa dari Dinas Sosial kami memberikan mereka izin untuk Dan Tenaga Kerja selaku Supervisor menggunakan dana yang diberi untuk dalam membeli sarana dan prasarana yang Kelompok Usaha Bersama (KUBE) mereka perlukan akan tetapi dana ini adalah sebagai fasilitator guna tersebut tidak boleh dipergunakan untuk merekomendasikan bantuan semuanya, saja sarana dan prasarana apa saja yang karena dana tadi juga harus disisihkan dibutuhkan oleh kelompok usaha itu hanya sebagian pelaksanaan program sesuai dengan kebutuhan dan juga melalui pemberian dana langsung sesuai dengan permintaan mereka kepada anggota Kelompok Usaha melalui proposal yang mereka ajukan. Bersama (KUBE) b. Pemberian Tanjung Unggat, tentang pemberian pelatihan dan di Kelurahan pelatihan dan pengetahuan kepada pengetahuan Tujuan pemberian pelatihan anggota Kelompok Usaha Bersama dan pengetahuan kepada anggota (KUBE). Pada umumnya mayoritas Kelompok Usaha Bersama (KUBE) informan yaitu, agar anggota Kelompok Usaha Kurangnya upaya Pemerintah Daerah Bersama Kelurahan dalam memiliki Usaha (KUBE) Tanjung di Unggat penegetahuan dan keterampilan berpendapat pemberdayaan Bersama memberikan Usaha pengetahuan (KUBE) dijalankan, sehinga dengan pengetahuan yang diharapkan “ Kelompok (KUBE) di Kelurahan Tanjung Unggat, untuk dalam pengelolaan usaha Kelompok Bersama bahwa pelatihan kepada dan anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE). dan Hal ini tercermin pada hasil keterampilan yang dimiliki anggota wawancara yang dilakukan dengan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Informan Ketua Kelompok Usaha itu. Bersama (KUBE) yang menyatakan Hasil wawancara dengan bahwa sebelum terbentuknya informan yaitu pihak yang terlibat Kelompok Usaha Bersama (KUBE) langsung dalam pelaksanaan program mereka pernah diberikan pelatihan, pemberdayaan ekonomi masyarakat akan tetapi sesudah Kelompok Usaha Bersama (KUBE) mereka terbentuk mereka hadapi. Pemecahan masalah tidak ada lagi diberikan pelatihan- itu dapat dilakukan dengan cara pelatihan terkait untuk memperkuat adanya kerja sama dengan orang- potensi yang dimiliki mereka. orang Jika mengacu dari pendapat telah memiliki pengalaman dan keterampilan untuk informan dapat bahwasanya Kurangnya upaya Pemerintah Daerah dalam Hal ini diperkuat dengan hasil pemberdayaan Kelompok Usaha wawancara kepada informan kunci Kelurahan yaitu dari Dinas Sosial Dan Tenaga Tanjung Unggat, untuk memberikan Kerja Kota Tanjungpinang selaku pelatihan dan pengetahuan kepada Supervisor anggota Kelompok Usaha Bersama Bersama (KUBE), terkait pemberian (KUBE) pada tahun 2015-2016. Hal pelatihan dan pengetahuan kepada ini ditandai dengan jawaban yang Kelompok Usaha Bersama (KUBE), mereka jelaskan bahwa memang yang menyatakan bahwa : kurang “ seingat saya kita pernah mengadakan pertemuan dalam rangka pemberian pelatihan dan pengetahuan kepada anggota kelompok KUBE yang berlokasi di SMKN 2 Tanjungpinang, waktu itu pelatihan untuk industry dan rumah tangga untuk pembuatan kue kering dan kue basah pada tahun 2013 seingat saya dengan jumlah peserta pelatihan berjumlah 315 orang lebih kurangnya, tapi itu khususnya kue tradisional saja. Pada tahun 2014 Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Bersama (KUBE) bahkan pemberian dianalisis, yang di tidak adanya pelatihan dan pengetahuan, jika pun ada itu dulu dan sudah lama sekali. Masyarakat membutuhkan miskin bantuan sangat untuk menjadikan solusi permasalahan yang mengarahkan serta membimbing mereka. Kelompok Usaha pernah juga melaksanakan pelatihan tentang pemanfaatan limbah kaca yang berguna untuk diolah menjadi vas bunga,kotak tissue, waktu itu narasumber kita hadirkan dari jogja berjumlah 50 orang. Kalau untuk 2015 memang kita akui tidak pernah mengadakan pelatihan untuk KUBE, tapi kalau dari seksi ketenagakerjaan kota pernah melaksanakan pelatihan akan tetapi itu bukan ditujukan pada kelompok KUBE melainkan masyarakat seperti pelatihan las besi”.(Hasil wawancara tertanggal 14 Juni, 2016). Dari tanggapan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) menjawab sangat jarang dilibatkan dalam proses kegiatan pemberian pelatihan dan pengetahuan tersebut, jika pun ada itu dulu waktu Kelompok Usaha Bersama (KUBE) mereka baru dibentuk. Diharapkan melalui informan pemberian pelatihan dan pengetahuan kunci dari Dinas Sosial dan Tenaga kepada anggota Kelompok Usaha Kerja Kota Tanjungpinang dalam hal Bersama (KUBE) tersebut dapat lebih ini selaku supervisor dalam program sekedar membantu mereka yang pemberdayaan masyarakat miskin di bergabung pada Kelompok Usaha Kelurahan ini Bersama (KUBE) dalam pencapaian menunjukkan bahwa, telah adanya tujuan Kelompok Usaha Bersama upaya pemerintah daerah dalam hal (KUBE) kedepannya, hal ini juga pemberdayaan, akan tetapi pelatihan diharapkan menjadi solusi untuk sangat untuk pemecahan permasalahan sosial dan pemberdayaan masyarakat miskin ekonomi bagi kehidupan anggota yang tergabung di Kelompok Usaha Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Bersama (KUBE). c. Bantuan pemasaran terhadap Tanjungpinang jarang dilakukan Fakta ini tergambarkan dari wawancara bahwa rata-rata anggota hasil usaha Tujuan pemberian bantuan pemasaran terhadap usaha hasil produksi usaha Usaha Bersama anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Pada umumnya informan (KUBE) yang ada di Kelurahan berpendapat bahwa “ masih belum Tanjung Unggat yaitu, agar anggota secara maksimal upaya Pemerintah Kelompok Usaha Bersama (KUBE) daerah Kota Tanjungpinang dalam memiliki akses atau saluran untuk Pelaksanaan Program Pemberdayaan menjual masyarakat dan hasil tentang bantuan pemasaran terhadap mempromosikan miskin melalui produk-produk dari usaha Kelompok Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Usaha di Bersama (KUBE) yang Kelurahan Tanjung Unggat dilakukan, sehingga nanti diharapkan Kecamatan Bukit Bestari, dalam hal produk memberikan dari Kelompok Usaha bantuan pemasaran Bersama (KUBE) yang dihasilkan terhadap hasil produksi Kelompok dapat Usaha Bersama (KUBE). memberikan tambahan pendapatan bagi anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang mengusahakannya. Hasil wawancara Hal ini sebagaimana tercermin pada hasil wawancara dengan informan Ketua Kelompok dengan Usaha Bersama (KUBE) yang rata- responden, yaitu pihak yang terlibat rata menyatakan bahwa Tidak adanya secara langsung dalam pelaksanaan bantuan pemasaran, hasil produksi Program Pemberdayaan Masyarakat mereka hanya untuk dijual skala kecil Miskin ini pada Kelurahan Tanjung dan pemasarannya pun hanya sekitar Unggat Kecamatan Bukit Bestari tempat tinggal saja. Selanjutnya pendamping informan Kedua dari dari untuk membantu pemasaran hasil pihak usaha Kelompok Usaha Bersama Kelurahan berpendapat bahwa: (KUBE), contohnya bekerja sama “ Untuk bantuan pemasaran memang belum optimal kalau setahu saya hanya ada satu atau dua KUBE saja yang sudah dibantu dalam pemasaran hasil usaha mereka, itu bantuan pemasaran bagi mereka yang bergerak dibidang kue kering, pasarnya adalah swalayan yang direkomendasikan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja untuk menjual hasil produksi mereka”. (Hasil wawancara tertanggal 5 Juni, 2016). kepada banyak instansi atau pembuatan toko khusus bagi mereka untuk memasarkan hasil karya mereka yang tidak jauh dari lokasi produksi dan ramai penduduk. Hal ini juga dipertegas dengan hasil wawancara kepada Informan Mengacu kepada tanggapan kunci yang mana dalam hal ini Dinas informan diatas dapat dianalisis Sosial Dan Tenaga Kerja Kota bahwa, belum optimalnya upaya Tanjungpinang Selaku Supervisor Pemerintah Daerah Kota Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Tanjungpinang dalam upaya terkait bantuan pemasaran terhadap pemberdayaan masyarakat miskin hasil usaha Anggota Kelompok melalui Kelompok Usaha Bersama Usaha (KUBE) di Kelurahan Bersama (KUBE), dapat Tanjung diperoleh jawaban sebagai berikut: Unggat pada Tahun 2013-2015, untuk memberikan terhadap bantuan hasil pemasaran produksi usaha Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Sesungguhnya banyak alternatif lain yang bisa ditempuh “ untuk promosi produk KUBE Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang hanya sebagai penghubung saja dan mengarahkan kesemua pendamping KUBE baik itu dari kelurahan maupun pendamping dari kecamatan, untuk mengajukan hasil produkproduk KUBE keswalayan dikarenakan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja sudah melakukan perjanjian kepada pengusaha untuk menampung hasil produksi KUBE yang telah memiliki label halal dan telah lulus kelayakan PIRT dari dinas kesehatan tetapi itu hanya untuk kue saja, akan tetapi untuk KUBE yang bergerak dibidang kerajinan belum ada, untuk kedepannya memang telah ada wacana Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Provinsi akan menyewakan atau menyediakan bangunan atau gedung khsusus untuk menampung hasil produksi KUBE baik itu dari kerajian maupun produk makanan, akan tetapi itu hanya baru rencana, maka dari itu kita doain saja dapat terkabul dalam waktu dekat ini”. (Hasil wawancara tertanggal 14 Juni, 2016). pendapat dari supervisor itu segera dicarikan solusi dengan ditandai adanya renacana dari Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Provinsi untuk membuat bangunan untuk dijadikan pasar menampung hasil produksi KUBE baik itu dari kerajian maupun produk makanan. 3. Melindungi masyarakat Dalam hal ini adalah upaya perlindungan dan keberpihakkan Tanggapan informan kunci kepada masyarakat, agar potensi dan menggambarkan, bahwa belum ada kemampuan masyarakat terus dapat langkah optimalisasi upaya diberdayakan. Pemerintah Kota Pada konteks Tanjungpinang pemberdayaan masyarakat dalam Dalam Pemberdayaan Masyarakat kegiatan ekonomi produktif upaya mencegah Miskin Melalui Kelompok Usaha bermakna, Bersama (KUBE) Di Kelurahan terjadinya persaingan yang tidak Tanjung Unggat, terutama dalam sehat atau tidak seimbang serta pemberian bantuan pemasaran eksploitasi yang kuat atas yang terhadap hasil usaha anggota lemah. Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Indikator melindungi baik itu dalam hal promosi maupun masyarakat ini, dilihat dari : pemasaran. Akan tetapi menurut Pemerintah a. Pengawasan Kota Tanjungpinang penggunaan/pemanfaatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat dana oleh masyarakat. Miskin Melalui Program Kelompok Tujuan Pengawasan Usaha Bersama (KUBE) di pengunaan/pemanfaatan dana oleh Kelurahan Tanjung Unggat, dinilai anggota Kelompok Usaha Bersama belum (KUBE), pelaksanaan pengawasan terhadap penggunaan program pemberdayaan masyarakat atau pemanfaatan dana oleh anggota melalui Kelompok Usaha Bersama Kelompok Usaha Bersama (KUBE). (KUBE) supaya di Kelurahan Tanjung Unggat itu lebih efektif dan efesien. Hasil wawancara optimal Hal ini melakukan sebagaimana tercermin pada hasil wawancara dengan dengan informan masing-masing responden, yaitu pihak yang terlibat Ketua Kelompok Usaha Bersama secara langsung dalam pelaksanaan (KUBE) yang berpendapat bahwa Program Pemberdayaan Masyarakat memang Miskin ini pada Kelurahan Tanjung diperlukan dan sangat disayangkan Unggat Kecamatan Bukit Bestari sekali selama ini, mereka sangat tentang pengawasan penggunaan mengharapkan adanya sanksi yang atau dana oleh tegas kepada anggota Kelompok masyarakat dalam hal ini Kelompok Usaha Bersama (KUBE) mereka Usaha di yang terbukti menggunakan dana kelurahan Tanjung Unggat dalam hal tersebut untuk keperluan sehari-hari ini informan berpendapat “ Peran yang bukan untuk usaha, jadi jikalau pemanfaatan Bersama (KUBE) hal ini juga sangat ada rekan kelompok mereka yang menggunakan dana bukan untuk keperluan usaha, menbung dan untuk pengembangan usahanya”.(Hasil wawancara tertanggal 14 Juni, 2016). mereka Mengacu kepada jawaban oleh informan mengharapkan adanya sanksi tegas yang diberikan atau tindakan yang diambil untuk tersebut, dapat ditarik kesimpulan membuat efek jera bahkan sampai bahwa tingkat pemberhentian bantuan dana tanjungpinang kepada nama-nama yang terbukti pemberdayaan masyarakat miskin melanggar atas penggunaan dana melalui program Kelompok Usaha bantuan tersebut. Bersama (KUBE) di Kelurahan pemerintah dalam dinilai kota hal Hal ini dipertegas dari hasil Tanjung Unggat, belum wawancara dengan informan dari optimal melakukan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja yang terhadap menyatakan bahwa : pemanfaatan dana oleh anggota “ kami dalam hal pengawasan terhadap penggunaan atau pemanfaatan dana oleh anggota KUBE memang tidak pernah melakukan pengawasan, akan tetapi kami meminta dari pendamping kecamatan maupun kelurahan sekiranya melakukan monitoring dan memberikan penyadaran bahwa dana yang diberikan itu sekiranya harus dipergunakan sesuai kebutuhan usaha bukan untuk keperluan sehari-hari, kita dari dinas sosial pernah melakukan turun langsung kelapangan tetapi itu tidak dalam rangka pengawasan akan tetapi pengarahan pemanfaatan dana saja seperti diunakan untuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE). pengawasan penggunaan atau Permasalahan ini masih terlihat ditandai dengan masih adanya pemanfaatan dana yang menyimpang pemanfaatannya semesti diharapkan dana tersebut digunakan untuk kerperluan modal usaha bagi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) saja bukan untuk keperluan lain selebih lagi untuk hal- bagi kelompok lain dan seterusnya hal bagi program pemberdayaan ini, jadi yang peningkatan tidak mendatangkan dari segi ekonomi masyarakat itu. Belum diharapkan program pemberdayaan ini berjalan semestinya dan dinilai optimalnya upaya lebih efektif dalam memberantas Pemerintah dalam Pemberdayaan kemiskinan dan membuat mereka Kelompok Usaha Bersama (KUBE) berdaya penuh dalam segi ekonomi di dan sosial tentunya. Kelurahan Tanjung Unggat, permasalahan ini dapat disebabkan A. Faktor Pendukung dan faktor beberapa faktor diantaranya Penghambat Peran Pemerintah mungkin diduga kurangnya Kota Tanjungpinang Dalam pengawasan dari pemerintah yang Pemberdayaan turun langsung kelapangan untuk Miskin mendata Kelompok mana saja yang Usaha Bersama (KUBE) di menggunakan dana tersebut bukan Kelurahan Tanjung Unggat. untuk keperluan modal seutuhnya Masyarakat Melalui Upaya Kelompok pemberdayaan dan kurangnya penindakan yang masyarakat, tegas masyarakat miskin, maka Pemerintah kepada mereka yang khususnya bagi menggunakan dana bukan untuk melaksanakan modal usaha tetapi untuk keperluan Pemberdayaan Masyarakat Miskin sehari-hari, diharapkan Melalui dengan Program Bantuan adanya pengawasan dan penindakan Pemberdayaan yang tegas dapat membuat efek jera Pemberdayaan Sosial Langsung (BLPS). masyarakat merupakan upaya yang “ Faktor penghambat menurut saya cuma pada pola pikir masyarakat untuk maju kalau untuk KUBE dalam hal ini sangat penting, selanjutnya ada perbedaan persepsi dalam anggota KUBE dalam pengambilan keputusan, kalau dari kami kurangnya peran pendamping KUBE yang bertugas secara optimal, penegakan aturan dan sanksi yang belum konsisten diterapkan, dari KUBE juga jarang melakukan komunikasi terkait masalah-masalah apa saja yang mereka hadapi, kurang/ keterbatasan tenaga yang dimiliki sehingga dalam pelaksanaan program mengalami kesulitan, kalau untuk faktor pendukung sudah adanya embrio usaha, inilah yang bisa kita kembangkan lagi dan mempermudah kita dalam memberdayakan masyarakat yang bergabung dalam KUBE ini”. (Hasil wawancara tertanggal 14 Juni, 2016). Supervisor Dari jawaban informan kunci memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang dimiliki (baik pengetahuan, modal, gagasan dan keterampilan) agar masyarakat bisa mandiri dalam memperbaiki dan menentukan hidupnya. Dalam proses pemberdayaan terpenting masyarakat adalah faktor bagaimana mendukung masyarakat pada posisi pelaku pembangunan yang aktif bukan hanya penerima yang pasif. Dari dilakukan (informan wawancara dengan kunci) yang disini diketahui, hambatan-hambatan yang diperankan oleh pemerintah, yaitu dihadapi dalam pelaksanaan program Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Tanjungpinang, tentang hambatan- Kelurahan Tanjung Unggat seperti haambatan yang dihadapi dalam pada pola pikir anggota Kelompok pelaksanaan program Pemberdayaan Usaha Bersama (KUBE) yang masih masyarakat miskin pada kelurahan sempit bahkan didalam hal inilah Tanjung Unggat, diperoleh jawaban, yang sangat diharapkan pada pola sebagai berikut : pemikiran masyarakat untuk melayani dirinya sendiri agar berpikir kita untuk maju, ada perbedaan persepsi masyarakat yang bergabung dalam dalam anggota Kelompok Usaha pelaksanaan Bersama Bersama (KUBE). (KUBE) dalam proses pengambilan keputusan, kurangnya peran dari pendamping Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang kurang optimal, penegakan aturan dan sanksi yang belum tegas diterapkan kepada anggota Kelompok Usaha Bersama yang melanggar aturan atas penggunaan modal bukan untuk usaha, dari Bersama Kelompok (KUBE) melakukan juga komunikasi masalah-masalah apa saja Usaha jarang terkait yang mereka hadapi, kurangnya tenaga yang dimiliki pelaksanaan kesulitan, sehingga program kalau dalam mengalami untuk faktor pendukung sudah adanya embrio usaha, inilah yang bisa kita kembangkan lagi dan mempermudah dalam memberdayakan Kelompok Usaha V. PENUTUP Sebagai bab penutup dalam penulisan skripsi ini, maka dirumuskan kesimpulan, serta saransaran yang peniliti dapat berguna sekiranya Pemerintah untuk Kota melihat Peran Tanjungpinang Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Kelurahan Tanjung Unggat Tahun 2013-2015. A. Kesimpulan Berdasarkan temuan dan pembahasan adapun kesimpulan dari penelitian ini diantaranya, sebagai berikut : 1. Dalam pelaksanaan program Pemberdayaan masyarakat miskin di kelurahan Tanjung Unggat belum dapat terlaksana dengan optimal. Ditandai dengan kurangnya peran dari petugas pelaksanaan dalam menjalankan pihak Pemerintah Kota Tanjungpinang. 4. Hambatan yang dihadapi program Kelompok Usaha pemerintah dalam pemberdayaan Bersama (KUBE) untuk masyarakat memberdayakan masyarakat miskin kelurahan Tanjung pada Unggat, miskin agar lebih mandiri dan seperti pada pola pikir masyarakat berdaya, dalam hal ini kurangnya untuk maju, perbedaan persepsi mensosialisasikan program dalam anggota Kelompok Usaha masih Bersama (KUBE) dalam proses kepada masyarakat, kurangnya komunikasi yang baik pengambilan keputusan, terjalin diantara pihak penerima kurangnya peran dari pendamping dan pihak pemberian bantuan Kelompok yaitu pemerintah. (KUBE) yang kurang optimal, Usaha Bersama 2. Masih adanya anggota Kelompok penegakan aturan dan sanksi yang Usaha Bersama (KUBE) dalam belum tegas diterapkan kepada penggunaan dana bantuan yang anggota menyimpang atau tidak tepat Bersama yang melanggar aturan pemanfaatannya. atas penggunaan modal bukan Kelompok Usaha 3. Kurangnya bantuan pemasaran untuk usaha, dari Kelompok hasil produksi dari Kelompok Usaha Bersama (KUBE) juga Usaha Bersama (KUBE) dari jarang melakukan komunikasi terkait masalah-masalah apa saja yang mereka hadapi, kurangnya Bersama (KUBE) di Kelurahan tenaga yang dimiliki sehingga Tanjung Unggat Tahun 2013- dalam 2015, maka diharapkan kepada pelaksanaan program mengalami kesulitan. 5. Sedangkan kepala untuk pendorongnya sudah faktor seksi pemberdayaan masyarakat dalam hal ini yang adanya menangani langsung program embrio usaha, inilah yang bisa Kelompok Usaha Bersama lebih di kembangkan lagi dan (KUBE) agar lebih gencar dan mempermudah giat lagi melakukan program dalam memberdayakan masyarakat yang pelatihan dan bergabung dalam pelaksanaan serta memotivasi Kelompok mensosialisasi apa saja yang Usaha Bersama (KUBE) tersebut. dinilai berguna Adapun saran yang dapat sampaikan sehubungan berikut : (KUBE). pelaksanaan peran Sosial Dalam diharapkan Pemberdayaan Miskin Kelompok Melalui Usaha Usaha Bersama 2. Kepada Pemerintah khusus Dinas Pemerintah Kota Tanjungpinang Program lebih meningkatkan lagi jiwa sosial Kelompok Masyarakat untuk dalam segi ekonomi serta untuk dengan penelitian ini adalah sebagai 1. Dalam dan meningkatkan lagi pendapatan B. Saran-saran penulis pengembangan suatu dalam dan Tenaga untuk wadah mendirikan sosial bentuk kerja ekonomi pemasaran promosi-promosi usaha yang dihasilkan oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBE). hasil usaha Kelompok Usaha Bersama (KUBE). 4. Kepada anggota Kelompok Usaha 3. Selanjutnya yang tidak kalah Bersama (KUBE) yang terbukti penting diharapkan kedepannya menggunakan dana bantuan tidak kepada dinas sosial tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dan selaku dalam tujuan program pemberdayaan Masyarakat serta aturan dan ketentuan yang Miskin Di Kelurahan Tanjung berlaku, harus diberikan sanksi Unggat yang supervisor Pemberdayaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) untuk lebih tegas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. meningkatkan kemampuan tenaga DAFTAR PUSTAKA pendamping yang dalam hal ini bersinggungan bertanggung langsung jawab dan terhadap perkembangan Kelompok Usaha Adisasmita, Rahardjo. Pembangunan Pedesaan Perkotaan.Yogyakarta, 2006. dan Graha Ilmu. Bersama (KUBE), dengan Adi, dilengkapi dengan keterampilan teknis yang sesuai dengan jenis usaha yang dimiliki oleh anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE) serta berkenaan dengan keterampilan dalam pemasaran Rukminto Isbandi. 2003. Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI. Agustino, Leo. 2007. Perihal Ilmu Pemerintahan Sebuah Bahasan Memahami Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ali, Madekhan. 2007. Orang Desa : Anak Tiri Perubahan, Malang : Averroes Press. Aziz Ali Moh., dkk 2005, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, Paradigma Aksi Metodologi. Cetakan Pertama. Pustaka Pesantren. Yogyakarta. Bayo Ala. Andre. 2001. Kemiskinan dan Strategi Memerangi Kemiskinan. Yogyakarta : Penerbit Liberti. Edi Suharto, Ph.d. 2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial. Bandung : Penerbit PT Refika Aditama. Fahrudin, Adi. 2004. Pemberdayaan, Partisipasi, dan Penguatan Kapasitas Masyarakat. Bandung : Humaniora. Hikmat, Harry. 2010. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Humaniora Utama Press. Cetak Ke 5. Istianto, Bambang. 2009. Manajemen Pemerintahan Dalam Perspektif Pelayanan Publik. Jakarta: Mitra Wacana Media. Kartasasmita, Ginandjar, 2000. Pembangunan Untuk Rakyat : Memadukan Pertumbuhan dan pemerataan. Jakarta: PT Pustaka Cidesindo. Ketaren, Nurlela. 2008. Buku Ajar Administrasi Pembangunan. Medan : Fisip Usu. Margono, Slamet. 2000. Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Menuju Terwujudnya Masyarakat Madani. Bandung : Pustaka Wira Usaha Muda. Moeljarto, Vidhyandika. 2000. Pemberdayaan Kelompok Miskin Melalui Program Inpres Desa Tertinggal. Jakarta: Centre For Strategic And International Studies. Moleong, Lexy J. 2001. “Metodelogi Penelitian Kualitatif”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ndraha, Taliziduhu. 2005. Kybernologi Sebuah Rekonstruksi Ilmu Pemerintahan. Jakarta : Rineka Cipta. Rasyid. 2000. Makna Pemerintahan : Tinjauan Dari Segi Etika Dan Kepemimpinan. Jakarta :Penerbit Mutiara Sumber Widya. Satria, Arif. 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta : PT. Cidesindo. Semardayanti, 2004. Good Government (Kepemerintahan Yang Baik) Membangun Sistem Manajemen Kinerja Guna Meningkatkan Produktivitas Menuju (Kepemerintahan Yang Baik) Good Governance. Bandung : CV. Mandar Maju Bandung, Edisi ke 2 Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Administratif. Bandung : PT. Alfabeta. Sulistiyani, A.T. 2004. Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gaya Media. Sumaryadi, I Nyoman, 2005, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Penerbit Citra Utama. Sumodiningrat, G. 2000. Visi Dan Misi Pembangunan Pertanian Berbasis Pemberdayaan. Yogyakarta: Idea. Suparjan dan Hempri Suyanto. 2003. Pengembangan Masyarakat dari Pembangunan Sampai Pemberdayaan. Yogyakarta : Aditya Media. Sutrisno R. 2001. Pemberdayaan Masyarakat dan Upaya Pembebasan Kemiskinan. Yogyakarta : Philosophy Press bekerja sama Fakultas Filsafat UGM. Soetomo, 2011. Sosiologi Pedesaan Masyarakat Jawa Pesisiran. Bandung : Universitas Diponegoro Wrihatnolo, R. Randi dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, 2007. Manajemen Pemberdayaan Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo. Jurnal : Ace Lingga Sari. 2013. Fungsi Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Lingga (Studi Pada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Di Kecamatan Lingga). Jurnal Ilmu Pemerintahan. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Raja Ali Haji. Chindra Patilima. 2015. Profil Pemberdayaan Perempuan Pesisir Di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo. Erlisa. 2015. Pemberdayaan Perempuan Pemilik Home Industri Melalui Program Kelompok Usaha Bersama (Studi Kasus di Kelurahan Tanjung Unggat). Universitas Maritim Raja Ali Haji. (http.www.googlescholar.ac.i d. didownload 10 mei 2016, jam 11:32 wib).. Ramli. 2014. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPMMPd) di Desa Mantang Tahun 2012. Jurnal Ilmu Pemerintahan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Raja Ali Haji. Ria Suri Anggun. 2014 Fungsi Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pada Kota Tanjungpinang (Studi Kasus di Kelurahan Melayu Kota Piring). Jurnal Ilmu Pemerintahan. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Raja Ali Haji Rizal Sayed Kusnandi. 2015. Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Wanita Karya Bersama di Desa Pengudang Kecamatan Telok Sebong Kabupaten Bintan). Jurnal Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Raja Ali Haji. (http.www.googlescholar.ac.i d. didownload 17 maret 2016 jam 09:15 wib). Junaidi. 2014. Peran Pemerintah Kota Tanjungpinang Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Tahun 2013 (Studi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kelurahan Tanjungpinang Timur). Jurnal Ilmu Pemerintahan. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Raja Ali Haji. (http.www.googlescholar.ac.i d. didownload 27 maret 2016 jam 09:15 wib). Peraturan Perundang-undangan Berdasarkan undang-undang Nomor 5 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota Tanjungpinang, Tanjungpinanag yang disahkan pada tanggal 1 Nopember 2001 berdasarkan keputusan Walikota Tanjungpinang Tahun 2001. Nomor 04 Badan Pusat Statistik Republik Indonesia 2007, Kriteria Rumah Tangga Miskin Di Indonesia. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per19/Pb/2005; Tentang Petunjuk Penyaluran Dana Bantuan Modal Usaha Bagi Keluarga Binaan Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin Melalui Pola Pengembangan Terpadu Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).