(KUBE) DI KELURAHAN TANJUNG UNGGAT TAHUN 2013-2015

advertisement
PERAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI
KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI KELURAHAN
TANJUNG UNGGAT TAHUN 2013-2015
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
EDO FIRNANDO
NIM: 120565201031
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
PERAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI
KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI KELURAHAN
TANJUNG UNGGAT TAHUN 2013-2015
EDO FIRNANDO
Program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Melihat dari kenyataan di Kota Tanjungpinang, potensi sumber daya alam
yang banyak tersebut belum dapat sepenuhnya dimanfaatkan dan diolah dengan
tepat dan optimal oleh masyarakatnya. Masih banyak penduduk yang
mengandalkan mata pencaharian sebagai nelayan tradisional dan petani penggarap
ladang. Khususnya upaya Pemerintah Daerah Kota Tanjungpinang untuk
memajukan daerahnya yang tampak dan sedang berjalan saat ini diantaranya
program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Pemberdayaan Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) yang disalurkan ketiap-tiap Kecamatan. Peran Pemerintah
daerah dalam hal ini diwakili oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang.
Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah bersifat
Kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Sedangkan
untuk menganalisis data yang telah terkumpul, maka menggunakan teknik analisa
Deskriptif Kualitatif.
Hasil penelitian yang diperoleh dari Peran Pemerintah Kota Tanjungpinang
dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) Di Kelurahan Tanjung Unggat ialah belum berjalan optimal. Ditandai
dengan kurangnya Peran dari petugas pelaksana dalam menjalankan program
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) untuk memberdayakan masyarakat miskin agar
lebih mandiri dan berdaya, dalam hal ini kurangnya mensosialisasikan program
kepada masyarakat, masih kurangnya komunikasi yang terjalin baik antara pihak
penerima bantuan dan pihak pemberi bantuan yaitu Pemerintah.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penulis memberikan saran
yaitu, dalam pelaksanaan Peran Pemerintah Kota Tanjungpinang Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) di Kelurahan Tanjung Unggat tahun 2013-2015, diharapkan kepada
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dalam hal ini yang menangani langsung
program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) agar lebih gencar dan giat lagi
melakukan program pelatihan dan pengembangan serta memotivasi dan
mensosialisasikan apa saja yang dinilai berguna untuk lebih meningkatkan lagi
pendapatan dalam segi ekonomi serta meningkatkan lagi jiwa sosisal Kelompok
Usaha Bersama (KUBE).
Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, KUBE.
ABSTRACT
Looking to the reality in the city of Tanjungpinang, the potential of many
natural resources are yet to be fully exploited and processed appropriately and
implemented by the community. Many of the residents who rely on traditional
livelihoods as fishermen and farmers tilling the fields. Tanjungpinang particularly
local Government efforts to develop the region that looks and is currently running
include community economic empowerment programs through empowerment with
Business Groups (KUBE) are distributed to each district. The role of local
government in this case represented by the department of social and labor
Tanjungpinang city.
The research method is used by the author is Qualitative, ie research
procedures that produce descriptive data in the form of words written or spoken of
people and behaviors that can be observed. While to analyze the data that has been
collected, then using Qualitative Descriptive analysis technique.
Research results obtained from Tanjungpinang city government's role
preformance empowerment of the poor through joint Business Groups (KUBE) in
the village of Tanjung Unggat is not run optimally. Characterized by a lack of the
role of the executive officer of the running program Business Group (KUBE) to
empower poor communities to be more self-reliant and empowered, in this case the
lack of disseminating the program to the community, there is still a lack of
communication that exists both between the beneficiaries and the aid that is
government.
Based on these results, the authors suggest that, in the implementation of
the Government's role in Tanjungpinang in empowering poor communities through
a program with Business Groups (KUBE) in the village Tanjung Unggat Years
2013 to 2015, is expected to head the section head of community empowerment in
this case dealing directly program with Business Groups (KUBE) to be more
intense and more vigorous program of training and development as well as
motivate and disseminate what is considered useful to further enhance the revenue
in terms of economic and social life for another boost with business groups (KUBE).
Keywords : Community Empowerment, Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
I. PENDAHULUAN
mengganggu
A. Latar Belakang
perekonomian masyarakat.
Pembangunan
rakyat Indonesia selama ini telah
membawa kemajuan secara umum
dan
memeberikan
sosial
bagi
beberapa
kesejahteraan
masyarakat
aspek
dalam
kehidupan.Tetapi
pencapaian pembangunan tersebut
belum merata dan belum dinikmati
oleh
sebagian
besar
masyarakat
terutama yang masih berada dibawah
pertumbuhan
Berbagai
yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan
laju
pengentasan
program
kemiskinan
dilakukan oleh pemerintah, mulai dari
program kompensasi seperti Bantuan
Langsung Tunai kepada masyarakat
miskin dan bantuan-bantuan nontunai lainnya, seperti beras untuk
orang
miskin
kesehatan
(Raskin),
bantuan
(Askeskin)
serta
pendidikan (BOS dan BKM), Inpres
Desa
Tertinggal
(IDT),
Pengaman Sosial (JPS),
garis kemiskinan.
telah
Jaring
Program
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
Dampak sosial ekonomi yang
(PEMP), Inseminasi Buatan, dan
meliputi tingkat pengangguran yang
lainnya, namun pada kenyataannya
tinggi, peningkatan angka penduduk
penduduk miskin tidak berkurang
miskin, rusaknya struktur sosial yang
dengan
di sebabkan kehilangan pekerjaan dan
Sementara sistem penanggulangan
hilangnya
secara
kemampuan
untuk
jumlah yang cukup besar.
dinamis,
berupa
memenuhi kebutuhan pokok serta
pengembangan usaha produktif serta
ancaman terhadap kerusakan sosial
bentuk dukungan kelembagaan dan
yang mengarah pada kriminal sangat
pendampingan, diduga juga sering
mengalami kendala (Elfindri, Mahdi,
kebijakan
Hasbullah dan Ridwan, 2005). Ironis
mengarah pada peningkatan kegiatan
memang, sementara setiap tahun
ekonomi kelompok sasaran. Hal ini
program
telah
didukung oleh Sajogyo (2001) bahwa
dilaksanakan, dan sangat sulit sampai
pendekatan yang paling tepat dalam
kepada
pengembangan
kemiskinan
sebuah
pengurangan
kesimpulan
kemiskinan
yang
secara
langsung
ekonomi
rakyat
sebagai
adalah melalui pendekatan kelompok
konsekuensi dari kebijakan yang telah
dalam bentuk usaha bersama yang
dilakukan.
dilakukan secara bertahap, terus
Dalam
perkembangan
selanjutnya, khususnya pada konteks
pemerintahan modern, yang ditandai
oleh
meningkatnya
pelayanan
dimata
kedudukan
masyarakat
menjadi suatu hak atas pelayanan,
Rasyid
(2000:11)
memberi
pandangan menarik mengenai fungsi
pemerintahan
yaitu
pemerintahan
modern dengan kata lain adalah
pelayanan
kepada
masyarakat.
Pemerintahan tidak diadakan untuk
menerus dan terpadu yang didasarkan
pada
kemandirian
yaitu
meningkatkan kemampuan penduduk
yang miskin untuk menolong diri
mereka sendiri. Kemudian Elfindri,
mahdi, Hasbullah, Rimilton (2005)
dan dilanjutkan Elfindri, Mahdi dan
Rimilton
bahwa
(2006)
menyimpulkan
kelompok memiliki peran
yang cukup signifikan dalam kegiatan
pemberdayaan
terutama
dalam
pengentasan kemiskinan.
melayani dirinya sendiri, tetapi untuk
Ketika
kita
melihat
dari
melayani masyarakat menciptakan
kenyataan di Kota Tanjungpinang,
kondisi yang memungkinkan setiap
potensi sumber daya alam yang
anggota masyarakat mengembangkan
banyak
kemampuan dan kreativitas demi
sepenuhnya dimanfaatkan dan diolah
mencapai kemajuan bersama”.
dengan tepat
Kartasasmita
(2000)
menyatakan salah satu kebijakan
penanggulangan kemiskinan adalah
tersebut
masyarakatnya.
belum
dapat
dan optimal oleh
Masih
banyak
penduduk yang mengandalkan mata
pencarian sebagai nelayan tradisional
dan petani penggarap ladang. Khusus
upaya
Pemerintah
Tanjungpinang
untuk
B. Perumusan Masalah
Daerah
memajukan
Sebagaimana diuraikan pada
bagian
sebelumnya,
maka dapat
daerahnya yang tampak dan sedang
dirumuskan
berjalan saat ini diantaranya Program
penelitian
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
masalah
melalui Pemberdayaan Kelompok
Bagaimana Peran Pemerintah Kota
Usaha
Tanjungpinang dalam pemberdayaan
Bersama
disalurkan
(KUBE)
ketiap-tiap
yang
kecamatan.
permasalahan
ini
kedalam
sebagai
masyarakat
dalam
rumusan
berikut
miskin
:
“
Melalui
Peran pemerintah daerah dalam hal
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
ini diwakili oleh Dinas Sosial Dan
dan Apa Saja faktor-faktor yang
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang.
menjadi pendorong dan penghambat
Tujuan
diberikannya
dana
dalam
Pemberdayaan
Masyarakat
kepada Kelompok usaha bersama
Miskin,
(KUBE) pada dasarnya adalah untuk
Pemberdayaan
meningkatkan kemampuan ekonomi
Bersama (KUBE) Di
masyarakat, dan menjadi suntikan
Tanjung UnggatTahun 2013- 2015 ”.
motivasi bagi anggota masyarakat
lainnya untuk berwirausaha dengan
mengembangkan
potensi
untuk lebih berdaya, tanpa terus
mengharapkan
uluran
bantuan dari pemerintah. Namun
pada
kenyataannya,
sebagian
kelompok usaha bersama (KUBE)
tidak
memanfaatkan
diberikan
untuk
dana
dalam
Kelompok
Usaha
Kelurahan
Kerangka Teoritis
A. Pemberdayaan
dan
kemampuan yang dimiliki mereka,
menerus
II.
khususnya
yang
pengembangan
usahanya, tetapi justru dipakai untuk
membiayai kehidupan sehari-hari.
Suharto
(2010:59)
menjelaskan
bahwa :
“Pemberdayaan
adalah
sebuah proses dan tujuan. Sebagai
proses,
pemberdayaan
adalah
serangkaian
kegiatan
untuk
memperkuat
kekuasaan
atau
keberdayaan kelompok lemah dalam
masyarakat,
terutama
individuindividu
yang
mengalami
kemiskinan. Sebagai tujuan, maka
pemberdayaan
menunjuk
pada
keadaan atau hasil yang ingin dicapai
oleh sebuah perubahan sosial; yaitu
masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan
atau
mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya baik
yang bersifat fisik, ekonomi, maupun
sosial seperti memiliki kepercayaan
diri, mampu menyampaikan aspirasi,
mempunyai
mata
pencaharian,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial,
dan mandiri dalam melaksanakan
tugas-tugas
kehidupannya.
Pengertian pemberdayaan sebagai
tujuan seringkali digunakan sebagai
indikator
sebuah
keberhasilan
pemberdayaan”.
kekuatan
atau
Selanjutnya
kemampuan.
dikatakan
“
Pemberdayaan
dimaknai
proses
memperoleh
untuk
sebagai
daya,
kekuatan atau kemampuan dan atau
proses pemberian daya, kekuatan atau
kemampuan dari pihak yang memiliki
daya kepada pihak yang kurang atau
belum berdaya” .
Dari pendapat tersebut, dapat
dianalisis bahwa pada hakikatnya
Berdasarkan
pendapat
tersebut terlihat bahwa pemberdayaan
adalah suatu proses dan tujuan,
dimana
pemberdayaan
harus
mempunyai proses dan tujuan yang
akan dicapai dengan maksud bahwa
pemberdayaan hasil
mendapatkan
suatu hasil untuk memberdayakan
masyarakat agar lebih mandiri dalam
menjalankan tugas-tugas kehidupan
seperti dalam memenuhi kebutuhan
hidup
baik
yang
bersifat
fisik,
kegiatan sosial maupun ekonomi. Jadi
pemberdayaan adalah suatu proses
dan tujuan yang mana memiliki
indikator sebagai sebuah tujuan yang
dan upaya untuk memperoleh atau
memberikan daya, kekuatan atau
kemampuan
terhadap
seseorang/individu
dan
kelompok/masyarakat yang lemah
agar
dapat
dianalisis
atau
agar
dapat
diidentifikasikan
menetapkan kebutuhan dan potensi
serta masalah apa saja yang dihadapi
atau dialami individu dan kelompok
tersebut
dengan
cara
itu
dapat
memilih alternativ apa saja yang
dibutuhkan
masalah
untuk
tersebut
memecahkan
dengan
cara
menumbuh kembangkan sumber daya
dan potensi yang dimiliki oleh
ingin dicapai.
Sulistiyani
pemberdayaan adalah suatu proses
(2004:37)
menyatakan bahwa “ Pemberdayaan
berasal dari kata “daya” yang berarti
masyarakat
mandiri.
atau individu
secara
Adapun menurut Suparjan
dan Suyatno (2003:43) menyatakan
bahwa
“
dasarnya
Pemberdayaan
memuat,
yaitu
pada
(1)
memberikan kekuasaan, mengalihkan
kekuatan
dan
mendelegasikan
otoritas kepihak lain dan (2) sebagai
upaya untuk memberi kemampuan
atau
keberdayaan”.
Selanjutnya
Wahono dalam Satria (2002:107),
berpendapat yaitu “ Pemberdayaan
merupakan
upaya
mengaktualisasikan
untuk
potensi
yang
sudah dimiliki masyarakat”.
Pendapat tersebut memiliki
arti yaitu, pemberdayaan merupakan
upaya untuk memberikan kekuasaan,
mengalihkan
kekuatan
dan
mendelegasikan otoritas kepihak lain,
adapun
makna
lain
ialah
pemberdayaan adalah suatu upaya
untuk mengaktualisasikan potensi
yang
sudah
dimiliki
masyarakat
dengan tujuan agar masyarakat dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup
mereka,
dan
dengan
cara
memperhatikan juga kondisi sosial
dan ekonomi yang dimilkinya.
Kartasasmita
menyatakan bahwa :
(2000:50-52),
“
Upaya
pemberdayaan
masyarakat dapat dilakukan melalui :
1. Menciptakan
suasana
atau
iklim
yang
memungkinkan potensi
masyarakat berkembang
(enabling). Dengan titik
tolak
bahwa
setiap
manusia dan masyarakat
pada dasarnya memiliki
potensi
yang
dapat
dikembangkan.
Jadi,
pemberdayaan itu adalah
merupakan upaya untuk
membangun
dan
mengembangkan potensi
tersebut dengan cara
mendorong (encourage),
memotivasi
dan
membangkitkan
kesadaran (awareness)
akan
potensi
yang
dimilikinya.
2. Memperkuat potensi atau
daya
masyarakat
(empowering).
Untuk
memperkuat potensi atau
daya masyarakat itu
diperlukan
langkahlangkah positif yang
nyata, dalam wujud
penyediaan
berbagai
input yang dibutuhkan
dan pembukaan akses
pada berbagai peluang
(opportunities)
yang
dapat
membuat
masyarakat
menjadi
semakin berdaya. Dalam
konteks ini, upaya yang
amat penting dilakukan
adalah peningkatan taraf
pendidikan dan derajat
kesehatan serta akses
pada
sumber-sumber
kemajuan
ekonomi,
misalnya
modal,
teknologi,
informasi,
lapangan kerja dan pasar.
3. Memberdayakan
juga
berarti
melindungi.
Dalam
proses
pemberdayaan,
harus
dicegah yang lemah
menjadi
bertambah
lemah, karena kurang
berdaya
dalam
menghadapi yang kuat.
Oleh karena itu dalam
konsep pemberdayaan
masyarakat,
perlindungan
dan
keberpihakkan kepada
yang lemah harus dilihat
sebagai
upaya
pencegahan terjadinya
persaingan yang tidak
sehat
atau
tidak
seimbang,
serta
eksploitasi yang kuat atas
yang lemah”.
Berdasarkan kepada pendapat
Sumodiningrat
(2000:78)
menjelaskan bahwa “ keberdayaan
masyarakat yang ditandai adanya
kemandirian dapat dicapai melalui
proses pemberdayaan masyarakat.
Keberdayaan
masyarakat
dapat
diwujudkan melalui partisipasi aktif
masyarakat yang difasilitasi dengan
adanya
pelaku
pemberdayaan.
Sasaran
utama
pemberdayaan
masyarakat
adalah mereka
yang
lemah dan tidak memiliki daya,
kekuatan
atau
kemampuan
mengakses sumber daya produktif
atau masyarakat yang terpinggirkan
dalam pembangunan. Tujuan akhir
dari
proses
masyarakat
pemberdayaan
adalah
memandirikan
warga
untuk
masyarakat
tersebut diketahui, berapa pendekatan
agar dapat meningkatkan taraf hidup
yang dapat dilakukan dalam upaya
keluarga
pemberdayaan masyarakat, seperti
sumberdaya yang dimilikinya.
dan
mengoptimalkan
menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat
berkembang, memperkuat potensi
atau
daya
yang
dimiliki
oleh
masyarakat dan dengan memberikan
perlindungan
kepada
tersebut.
dan
masyarakat
keberpihakkan
yang
lemah
Pendapat tersebut bermakna
bahwa keberdayaan masyarakat yang
ditandai adanya kemandirian dapat
dicapai melalui proses pemberdayaan
masyarakat. Dalam hal ini diharapkan
masyarakat lebih mandiri dan dapat
melayani dirinya sendiri baik untuk
pembangunan
maupun
untuk
meningkatkan taraf hidup keluarga
Sumadingrat
dan
(2004:37)
mengoptimalkan
sumberdaya
yang dimilikinya.
dalam
berpandangan
pemberdayaan
Selanjutnya
Sumaryadi
(2005:105) menyatakan bahwa :
‘’Memberdayakan orang lain
pada
hakikatnya
merupakan
perubahan
budaya,
sehingga
pemberdayaan tidak jalan jika tidak
dilakukan perubahan seluruh budaya
organisasi
secara
mendasar.
Perubahan budaya sangat diperlukan
untuk mampu mendukung upaya
sikap dan praktik bagi pemberdayaan
yang lebih efektif”.
Berdasarkan
menyangkut dua kelompok yang
saling terkait, yaitu masyarakat yang
belum berkembang sebagai pihak
yang harus diberdayakan, dan pihak
yang menaruh kepedulian sebagai
pihak yang memberdayakan.
Berdasarkan
pemberdayaan
masyarakat
upaya
tersebut dapat dianalisis bahwa untuk
masyarakat
agar
memperbaiki
meningkatkan
pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa
merupakan
atau
yaitu
masyarakat
pendapat
memulihkan
Fahrudin
memandirikan
mereka
atau
dapat
menentukan
sendiri kehidupan yang diinginkan
kemampuan suatu komunitas untuk
melalui potensi yang dimiliki, baik itu
mampu berbuat sesuai dengan harkat
pengetahuan, modal, gagasan dan
keterampilan yang ada pada diri
dan
martabat
mereka
dalam
mereka.
melaksanakan hak-hak dan tanggung
III. Metode Penelitian
jawabnya selaku anggota masyarakat.
1. Jenis Penelitian
Jenis
Rappaport
(2010:3)
dalam
menyatakan
pemberdayaan
yaitu
Hikmat
bahwa
“
pemahaman
secara psikologis pengaruh kontrol
individu terhadap keadaan sosial,
kekuatan politik dan hak-haknya
menurut
Undang-Undang”.
digunakan
penelitian
adalah
yang
penelitian
deskriptif kualitatif, menurut Borgan
dan Taylor dalam Moleong (2001)
diartikan sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif
yang berupa kata-kata atau lisan dari
orang-orang dan pelaku yang diamati.
Dalam jenis ini penelitian berusaha
cameling dan kurangnya pemberian
mengembangkan
pelatihan pengembangan SDM.
konsep
dan
menghimpun fakta dengan cermat,
Dan alasan lainnya untuk
akan tetapi perlu memandangnya
mengetahui peran Pemerintah Kota
sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Tanjungpinang dalam pemberdayaan
Dengan
penelitian
demikian
dalam
masyarakat miskin melalui kelompok
penulis
ingin
usaha bersama dikelurahan Tanjung
ini
mendeskripsikan
pemberdayaan
kegiatan
masyarakat
dan
unggat.
3. Jenis Data
menemukan faktor-faktor pendorong
a. Data primer, yaitu data
serta faktor-faktor penghambat dalam
yang diperoleh langsung
memberdayakan masyarakat miskin
dilapangan
melalui
khususnya
wawancara
kepada
melalui
program
Kelompok usaha bersama (KUBE)
responden, yang meliputi
yang
data
kemudian
dianalisis
dan
tentang
hasilnya diuraikan secara kualitatif
Pemerintah
yang
memerdayakan
digambarkan
sebagaimana
secara
yang
jelas
terjadi
dalam
masyarakat di Kelurahan
dilapangannya.
Tanjung Unggat.
b. Data sekunder, yaitu data
2. Lokasi Penelitian
Lokasi
fungsi
penelitian
ini
yang telah baku diperoleh
dilakukan di Kelurahan Tanjung
dari pihak lain diantaranya
Unggat Kecamatan Bukit Bestari
dari perpustakaan, catatan,
berdasarkan pertimbangan sebagai
data
berikut :
Kelurahan
Karena
pemerintah
kurangnya
dalam
peran
lain
kesadaran kepada setiap anggota
untuk menanam sikap yang lebih baik
tangan
diatas
dan
penggunaan
Kantor
dan
Kecamatan, dan data-data
memberikan
kelompok usaha bersama (KUBE)
dari
yang
berkaitan
dengan penelitian ini.
4.
Informan
Sebagaimana
dikemukakan
oleh Sugiyono (2011:68) sampling
purposive
adalah
penentuan
teknik
dimana
sampel
dengan
pertimbangan tertentu misalnya akan
melakukan penelitian tentang kualitas
makanan, maka sumber datanya
orang yang ahli dalam makanan,
tetapi dalam penelitian ini sumber
datanya adalah orang yang dinilai
mengerti atau mengetahui benar
tentang program Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) tersebut.
Adapun pada penelitian ini,
yang menjadi informan penelitian ini
adalah
perwakilan dari anggota
KUBE Kelurahan Tanjung Unggat
yaitu ketua KUBE masing-masing 1
orang dari 9 kelompok usaha bersama
(KUBE),
Usaha
pendamping
Bersama
Kecamatan
1
Kelompok
(KUBE)
orang
serta
dari
dari
pendamping dari Kelurahan Tanjung
Unggat sebanyak 1 orang serta selaku
supervisor Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) Kelurahan Tanjung Unggat
dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Tanjungpinang berjumlah 1
orang yang mana Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang ini
dijadikan
Key
penelitian ini.
Informen
dalam
5.
Teknik dan Alat Pengumpulan
Data
Penelitian ini menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai
berikut :
a. Wawancara
Yaitu mengadakan Tanya
jawab langsung kepada
sejumlah informan dan
informan
untuk
memperoleh
dan
informasi
gagasan
berkaitan
erat
yang
dengan
penelitian ini.
Alat wawancara berupa
buku
catatan
handphone
kamera
dan
perekam
atau
alat
tape
recorder.
b. Observasi
Merupakan
instrument
pengumpulan data yang
digunakan dengan cara
melakukan
data
pengamatan
yang
digunakan
dengan cara melakukan
terhadap
suatu
benda,
keadaan, kondisi, situasi,
kegiatan, proses ataupun
penampilan tingkah laku
orang. Alat pengumpulan
mana yang penting dan yang akan
data yang dipergunakan
dipelajari, menguraikan dalam bentuk
adalah panduan observasi
kata dan kalimat, dan selanjutnya
atau
membuat kesimpulan.
semacam
daftar
check list yaitu daftar yang
berisikan catatan-catatan
yang
bertujuan
memberikan
satu
dilakukan
upaya
Pemerintah
menumbuhkan,
c. Dokumentasi
yang
dalam
mengembangkan
prakarsa, serta untuk memberdayakan
Dokumentasi,
yakni
dengan mencari sejumlah
informasi
Tanjung
Salah
masukan
masalah yang diteliti.
tentang
pemberdayaan
masyarakat
PEMBAHASAN
untuk
informasi awal mengenai
aktivitas
IV.
masyarakat, khususnya bagi mereka
kelompok masyarakat miskin, maka
pemerintah
melalui
Kementerian
Republik
Indonesia
Kelurahan
Unggat
yang
Sosial
dilakukan Pemerintah di
melaksanakan
tingkat
Pemberdayaan Masyarakat miskin ini
kelurahan
sumber-sumber
dari
Program
berupa
dokumen-dokumen
dan
melalui
Bantuan
Langsung
Pemberdayaan Sosial.
data-data tertulis.
6. Teknik Analisa Data
Data yang terkumpul akan
dianalisa secara kualitatif, sesuai
jumlah
indikator
Analisis
variabel
yang
dalam
data
penelitian
dilakukan
mengorganisasikan
menjabarkan
dijadikan
kedalam
Tujuan yang akan dicapai dari
pembentukan
Kelompok
Usaha
Bersama (KUBE) adalah:
ini.
dengan
1. Aspek Sosial, meningkatkan
data,
unit-unit,
menyusun kedalam pola, memilih
kemampuan
anggota
Kelompok Usaha Bersama
lebih
(KUBE) dalam hal :
kesadaran
a. Meningkatkan
pendidikan.
komunikasi
dan
relasi
baik,
ekonomi,
meningkatkan
sesama
anggota
anggota
Usaha
keluarga
kemampuan
Kelompok
a. Penegelolaan
dan
usaha
dengan warga masyarakat.
ekonomi
c. Peningkatan
Usaha Bersama (KUBE)
tabungan.
kemasyarakatan,
memiliki
sosial
d. Pemenuhan
dan
kepedulian
dan
kebutuhan
e. Aksesibilitas
terhadap
pelayanan sosial
orang lain.
Untuk
motivasi
aset
dasar,
sosial untuk membantu
c. Menguatnya
secara
b. Peningkatan pendapatan,
sosial anggota Kelompok
kegiatan
kegiatan
berkelanjutan.
b. Meningkatkan partisipasi
dalam
Usaha
Bersama (KUBE) dalam hal :
Bersama (KUBE), dengan
anggota
pentingnya
2. Aspek
sosial yang baik dengan
Kelompok
termasuk
Peran
melihat
bagaimana
Pemerintah
Kota
anggota Kelompok Usaha
Tanjungpinang Dalam Pemberdayaan
Bersama (KUBE) untuk
Masyarakat Mikin Melalui Kelompok
melakukan
Usaha
perubahan
kearah kehidupan yang
Bersama
(KUBE)
Di
Kelurahan Tanjung Unggat Tahun
kesadaran (awareness) masyarakat
2013-2015.
terhadap
Maka dari itu untuk menelaah
potensi-potensi
yang
dimilikinya. Indikator menciptakan
atau mengkaji Peran Pemerintah Kota
suasana
Tanjungpinang Dalam Pemberdayaan
memungkinkan potensi masyarakat
Masyarakat Mikin Melalui Kelompok
berkembang, dilihat dari :
Usaha
a. Kemampuan memotivasi diri.
Bersama
(KUBE)
Di
Kelurahan Tanjung Unggat Tahun
2013-2015,
mengacu
kepada
atau
iklim
yang
Tujuan yang ingin dicapai
melalui
upaya
mendorong
pendapat Kartasasmita (2000:50-52),
kemampuan
tentang upaya dalam pemberdayaan
membangun dan mengembangkan
masyarakat, melalui dimensi :
potensi-potensi
1. Menciptakan
iklim
memungkinkan
yang
potensi
upaya
untuk
yang
dimilikinya
pelaksanaan
program
pemberdayaan ekonomi masyarakat
melalui pemberian dana langsung
masyarakat berkembang.
Merupakan
dalam
masyarakat
untuk
kepada Kelompok Usaha Bersama
membangun dan mengembangkan
(KUBE),
potensi-potensi
miskin yang dimiliki usaha tersebut
yang
dimiliki
yaitu
agar
masyarkat agar dapat dikembangkan
berpatisipasi
dalam
meningkatkan
program Kelompok Usaha Bersama
perekonomian masyarakat. Misalnya
(KUBE) yang dilaksanaka serta untuk
dengan
(encourage),
meningkatkan kesadaran masyarakat
membangkitkan
miskin di Kelurahan Tanjung Unggat
upaya
mendorong
memotivasi
dan
dalam
masyarakat
pelaksanaan
bahwa mereka juga punya potensi
bersama (KUBE) saja sering tetapi
usaha yang dapat dikembangkan
sesudah itu jarang bahkan tidak
meningkatkan
pernah lagi selama tahun 2015 ini.
pendapatan
hidup
mereka.
Hal
Hasil
wawancara
dengan
ini
sebagaimana
tergambarkan pada hasil wawancara
responden, yaitu pihak yang terlibat
dengan
secara langsung dalam pelaksanaan
Supervisor dari Dinas Sosial dan
Program Pemberdayaan Masyarakat
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
Miskin ini pada Kelurahan Tanjung
yaitu Kasi Bidang Pembinaan Usaha
Unggat Kecamatan Bukit Bestari
Bersama dan Kemitraan pada Dinas
tentang kemampuan memotivasi diri,
Sosial dan Tenaga Kerja dan Kota
pada umumnya informan berpendapat
Tanjungpinang
bahwa
bahwa :
“
pemerintah
telah
adanya
upaya
daerah
Kota
Tanjungpinang dalam Pemberdayaan
yang dilakukan untuk memberikan
motivasi
atau
mendorong
kemampuan anggota dari Kelompok
Usaha
Bersama
Kelurahan
(KUBE)
Tanjung
di
Unggat
Kecamatan Bukit Bestari akan tetapi
sosialisasi ini jarang dan hanya waktu
baru pembentukan Kelompok Usaha
informan
kunci
yang
selaku
menyatakan
Memang selama tahun 2015
tidak pernah melakukan sosialisasi,
akan tetapi kami sering mengadakan
pertemuan dengan beberapa KUBE
yang masih aktiv namun dalam hal ini
tidak dalam rangka sosialisasi tapi
hanya untuk melihat Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) mana saja
yang masih aktiv, karena tugas
mensosialisasi sendiri telah kami
tugaskan
pada
pendamping
kelurahan selaku Pendamping Kedua
dari pihak Kelurahan Tanjung
Unggat yang dalam hal ini
konteksnya memang berada dan
bersinggungan langsung dengan
anggota Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) karena pendamping Kedua
juga orang Tanjung Unggat. (Hasil
wawancara
2016).
tertanggal
14
Juni,
tidak aktiv lagi untuk memenuhi
laporan Kelompok Usaha Bersama
Hal ini sejalan dengan apa
(KUBE) ke Dinas Sosial dan Tenaga
yang disampaikan oleh responden
Kerja imbuhnya”.
dari
Pendamping
Kedua
dari
Berdasarkan
tanggapan
Kelurahan dan Ketua Kelompok
informan dari hasil wawancara dapat
Usaha Bersama (KUBE)
yang
dianalisis
bahwa
telah
sering
menyatakan bahwa memang kalau
dilakukan motivasi dan dorongan
dari pihak Pemerintah khususnya
yang dilakukan dari pemerintah Kota
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang dalam pemberdayaan
Tanjungpinang selama tahun 2015
untuk memberikan motivasi atau
tidak
pernah
bahkan
tidak
ada
mendorong keinginan diri Kelompok
melakukan sosialisasi kalaupun ada
Usaha Bersama (KUBE)
ini akan
cuma sekali itupun bukan sosialisasi
tetapi untuk belakangan ini sudah
tetapi hanya untuk memonitoring
jarang bahkan tidak pernah, hal ini
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
terlihat dari tidak adanya upaya
mana saja yang masih aktiv. Tapi dari
sosialisasi dalam rangka memotivasi
kita pendamping pernah melakukan
diri yang dilakukan Dinas Sosial dan
pertemuan tapi tidak dalam rangka
Tenaga Kerja selama tahun 2015 di
mensosialisasikan
tetapi
hanya
Kelurahan Tanjung Unggat.
pendataan saja Kelompok Usaha
Dengan hal ini langkah atau
Bersama (KUBE) mana saja yang
tujuan pemberdayaan tidak akan
masih aktiv dan Kelompok Usaha
tercapai
Bersama (KUBE) mana saja yang
dalam
memberdayakan
masyarkat miskin, jika dari pihak
menjadi bukan sebuah proses instan.
pemerintah
semata-mata
Pemberdayaan
pendamping-
merupakan
hanya
mengandalkan
masyarakat
upaya
untuk
pendamping dari kelurahan serta
memandirikan
kecamatan saja, akan tetapi lebih
perwujudan potensi kemampuan yang
digalakkan
personil-personil
mereka miliki untuk menentukan
untuk terjun langsung kelapangan
pilihan kegiatan yang paling sesuai
satu
bagi kemajuan diri mereka masing-
lagi
persatu
untuk
melakukan
masyarakat
lewat
motivasi diri bagi Kelompok Usaha
masing.
Bersama ini.
2. Memperkuat potensi atau daya
Selanjutnya
perlu
adanya
yang dimiliki masyarakat.
upaya mendorong atau kemampuan
Merupakan
upaya
dalam
dari pada anggota Kelompok Usaha
meningkatkan potensi serta daya
Bersama
anggota masyarakat, dalam wujud
(KUBE)
yang ada
di
Kelurahan Tanjung Unggat untuk
penyediaan
lebih
serta
dibutuhkan dan pembukaan akses
atau
pada
membangun
mengembangkan
potensi
berbagai
input
berbagai
yang
peluang
kemampuan yang dimiliki anggota
(opportunities) yang dapat membuat
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
masyarakat
dalam
berdaya.
upaya
meningkatkan
untuk
lebih
menjadi
semakin
perekonomian
Indikator memperkuat potensi
masyarakat. Seiring dengan arti dari
atau daya yang dimiliki masyarakat
pemberdayaan adalah sebuah proses
(empowering), dilihat dari :
a. Penyediaan sarana dan prasana
Tujuan
pelaksanaan
program
penyediaan
Pemberdayaan Masyarakat Miskin
sarana dan prasarana kerja bagi
kepada masyarakat pada Kelurahan
anggota Kelompok Usaha Bersama
Tanjung Unggat.
(KUBE)
di
Unggat
agar
dari
dalam
Kelurahan
berdaya
Tanjung
dalam
Hal ini terlihat sebagaimana
dari
hasil
wawancara
dengan
pengelolaan usahanya, memudahkan
responden selaku Supervisor yaitu
dan membantu anggota Kelompok
Kasi
Usaha
dalam
Bersama dan Kemitraan pada Dinas
penegelolaan usaha yang dilakukan
Sosial dan Tenaga Kerja dan Kota
serta mendorong atau memotivasi
Tanjungpinang
anggota Kelompok Usaha Bersama
menjawab bahwasanya :
(KUBE) untuk lebih giat lagi dalam
“ Khusus dari dinas sosial
dan tenaga kerja hanya membantu
berupa dana saja guna untuk
membantu
pertumbuhan
usaha
KUBE selanjutnya apabila KUBEKUBE tersebut dinilai maju dapat
dibantu atau direkomendasikan ke
dinas dinas/ instansi-instansi lain
yang terkait dengan jenis usaha
mereka, gini kalau sebagai contohnya
seperti KUBE yang jenis usahanya
bergerak
dipeternakan
akan
diusulkan keinstansi KP2KI yang
dapat membantu penyediaan sarana
berupa bibit, kerambah makanan
ikan dan pupuk, bibit unggul dan
lainnya jika KUBE mereka bergerak
dibidang pertanian atau pekerbunan,
apabila mereka bergerak dibidang
industry makanan ringan dari dinas
sosial dan tenaga kerja akan
mengarahkan kedinas perdagangan
Bersama
(KUBE)
usaha Kelompok Usaha Bersamanya
(KUBE).
Hasil yang didapatkan dari
wawancara dengan responden yaitu
pihak yang terlibat secara langsung
dalam
pelaksanaan
program
Pemberdayaan Masyarakat Miskin
pada Kelurahan Tanjung Unggat
Kecamatan Bukit Bestari, tentang
penyediaan sarana dan prasarana
Bidang
Pembinaan
yang
Usaha
mana
ia
untuk mendapatkan packing serta
label produk seperti label halal, untuk
usaha produksi rumah tangga akan
direkomendasikan kedinas kesehatan
guna untuk mendapatkan sertifikat
layak atau tidaknya produk mereka
tersebut untuk diproduksi dan
dikonsumsi dan untuk mengetahui
apakah ada menggunakan zat-zat
bahan pengawet atau kimia didalam
makanan
tersebut
”.
(Hasil
wawancara tertanggal 14 Juni,
2016).
Hal
yang
sama
juga
ke bank untuk ditabung hal ini juga
dibenarkan dengan masing-masing
jawaban yang diberikan oleh Ketua
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
bahwa telah tersedianya sarana dan
prasarana walaupun tidak banyak dari
pemerintah akan tetapi dana tersebut
sekurang-kurangnya
sudah
disampaikan oleh responden selaku
membantu
Pendamping Kedua Kelurahan dan
program pemberdayaan masyarakat
Ketua
sesi
miskin kepada masyarakat Kelurahan
wawancara menyatakan bahwa dari
Tanjung Unggat, baik itu dalam usaha
dinas terkait memang tidak ada
pembuatan
mengadakan sarana dan prasarana
kuali,oven,mixer.
Kelompok
melalui
dalam
cukup
kue
pelaksanaan
seperti
dandang
untuk aktivitas Kelompok Usaha
Dari jawaban tersebut dapat
Bersama (KUBE) kendati demikian
dianalisis bahwa dari Dinas Sosial
kami memberikan mereka izin untuk
Dan Tenaga Kerja selaku Supervisor
menggunakan dana yang diberi untuk
dalam
membeli sarana dan prasarana yang
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
mereka perlukan akan tetapi dana
ini adalah sebagai fasilitator guna
tersebut tidak boleh dipergunakan
untuk merekomendasikan bantuan
semuanya,
saja
sarana dan prasarana apa saja yang
karena dana tadi juga harus disisihkan
dibutuhkan oleh kelompok usaha itu
hanya
sebagian
pelaksanaan
program
sesuai dengan kebutuhan dan juga
melalui pemberian dana langsung
sesuai dengan permintaan mereka
kepada anggota Kelompok Usaha
melalui proposal yang mereka ajukan.
Bersama (KUBE)
b. Pemberian
Tanjung Unggat, tentang pemberian
pelatihan
dan
di Kelurahan
pelatihan dan pengetahuan kepada
pengetahuan
Tujuan pemberian pelatihan
anggota Kelompok Usaha Bersama
dan pengetahuan kepada anggota
(KUBE). Pada umumnya mayoritas
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
informan
yaitu, agar anggota Kelompok Usaha
Kurangnya upaya Pemerintah Daerah
Bersama
Kelurahan
dalam
memiliki
Usaha
(KUBE)
Tanjung
di
Unggat
penegetahuan
dan
keterampilan
berpendapat
pemberdayaan
Bersama
memberikan
Usaha
pengetahuan
(KUBE)
dijalankan,
sehinga
dengan
pengetahuan
yang
diharapkan
“
Kelompok
(KUBE)
di
Kelurahan Tanjung Unggat, untuk
dalam pengelolaan usaha Kelompok
Bersama
bahwa
pelatihan
kepada
dan
anggota
Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
dan
Hal ini tercermin pada hasil
keterampilan yang dimiliki anggota
wawancara yang dilakukan dengan
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Informan Ketua Kelompok Usaha
itu.
Bersama (KUBE) yang menyatakan
Hasil
wawancara
dengan
bahwa
sebelum
terbentuknya
informan yaitu pihak yang terlibat
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
langsung dalam pelaksanaan program
mereka pernah diberikan pelatihan,
pemberdayaan ekonomi masyarakat
akan tetapi sesudah Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) mereka terbentuk
mereka hadapi. Pemecahan masalah
tidak ada lagi diberikan pelatihan-
itu dapat dilakukan dengan cara
pelatihan terkait untuk memperkuat
adanya kerja sama dengan orang-
potensi yang dimiliki mereka.
orang
Jika mengacu dari pendapat
telah
memiliki
pengalaman dan keterampilan untuk
informan
dapat
bahwasanya
Kurangnya
upaya
Pemerintah
Daerah
dalam
Hal ini diperkuat dengan hasil
pemberdayaan
Kelompok
Usaha
wawancara kepada informan kunci
Kelurahan
yaitu dari Dinas Sosial Dan Tenaga
Tanjung Unggat, untuk memberikan
Kerja Kota Tanjungpinang selaku
pelatihan dan pengetahuan kepada
Supervisor
anggota Kelompok Usaha Bersama
Bersama (KUBE), terkait pemberian
(KUBE) pada tahun 2015-2016. Hal
pelatihan dan pengetahuan kepada
ini ditandai dengan jawaban yang
Kelompok Usaha Bersama (KUBE),
mereka jelaskan bahwa memang
yang menyatakan bahwa :
kurang
“ seingat saya kita pernah
mengadakan
pertemuan
dalam
rangka pemberian pelatihan dan
pengetahuan
kepada
anggota
kelompok KUBE yang berlokasi di
SMKN 2 Tanjungpinang, waktu itu
pelatihan untuk industry dan rumah
tangga untuk pembuatan kue kering
dan kue basah pada tahun 2013
seingat saya dengan jumlah peserta
pelatihan berjumlah 315 orang lebih
kurangnya, tapi itu khususnya kue
tradisional saja. Pada tahun 2014
Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja
Bersama
(KUBE)
bahkan
pemberian
dianalisis,
yang
di
tidak
adanya
pelatihan
dan
pengetahuan, jika pun ada itu dulu
dan sudah lama sekali.
Masyarakat
membutuhkan
miskin
bantuan
sangat
untuk
menjadikan solusi permasalahan yang
mengarahkan
serta
membimbing
mereka.
Kelompok
Usaha
pernah juga melaksanakan pelatihan
tentang pemanfaatan limbah kaca
yang berguna untuk diolah menjadi
vas bunga,kotak tissue, waktu itu
narasumber kita hadirkan dari jogja
berjumlah 50 orang. Kalau untuk
2015 memang kita akui tidak pernah
mengadakan pelatihan untuk KUBE,
tapi kalau dari seksi ketenagakerjaan
kota pernah melaksanakan pelatihan
akan tetapi itu bukan ditujukan pada
kelompok
KUBE
melainkan
masyarakat seperti pelatihan las
besi”.(Hasil wawancara tertanggal
14 Juni, 2016).
Dari
tanggapan
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
menjawab sangat jarang dilibatkan
dalam proses kegiatan pemberian
pelatihan dan pengetahuan tersebut,
jika pun ada itu dulu waktu Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) mereka baru
dibentuk.
Diharapkan
melalui
informan
pemberian pelatihan dan pengetahuan
kunci dari Dinas Sosial dan Tenaga
kepada anggota Kelompok Usaha
Kerja Kota Tanjungpinang dalam hal
Bersama (KUBE) tersebut dapat lebih
ini selaku supervisor dalam program
sekedar membantu mereka yang
pemberdayaan masyarakat miskin di
bergabung pada Kelompok Usaha
Kelurahan
ini
Bersama (KUBE) dalam pencapaian
menunjukkan bahwa, telah adanya
tujuan Kelompok Usaha Bersama
upaya pemerintah daerah dalam hal
(KUBE) kedepannya, hal ini juga
pemberdayaan, akan tetapi pelatihan
diharapkan menjadi solusi untuk
sangat
untuk
pemecahan permasalahan sosial dan
pemberdayaan masyarakat miskin
ekonomi bagi kehidupan anggota
yang tergabung di Kelompok Usaha
Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
Bersama (KUBE).
c. Bantuan pemasaran terhadap
Tanjungpinang
jarang
dilakukan
Fakta ini tergambarkan dari
wawancara bahwa rata-rata anggota
hasil usaha
Tujuan pemberian bantuan
pemasaran
terhadap
usaha
hasil produksi usaha Usaha Bersama
anggota Kelompok Usaha Bersama
(KUBE). Pada umumnya informan
(KUBE) yang ada di Kelurahan
berpendapat bahwa “ masih belum
Tanjung Unggat yaitu, agar anggota
secara maksimal upaya Pemerintah
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
daerah Kota Tanjungpinang dalam
memiliki akses atau saluran untuk
Pelaksanaan Program Pemberdayaan
menjual
masyarakat
dan
hasil
tentang bantuan pemasaran terhadap
mempromosikan
miskin
melalui
produk-produk dari usaha Kelompok
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Usaha
di
Bersama
(KUBE)
yang
Kelurahan
Tanjung
Unggat
dilakukan, sehingga nanti diharapkan
Kecamatan Bukit Bestari, dalam hal
produk
memberikan
dari
Kelompok
Usaha
bantuan
pemasaran
Bersama (KUBE) yang dihasilkan
terhadap hasil produksi Kelompok
dapat
Usaha Bersama (KUBE).
memberikan
tambahan
pendapatan bagi anggota Kelompok
Usaha
Bersama
(KUBE)
yang
mengusahakannya.
Hasil
wawancara
Hal
ini
sebagaimana
tercermin pada hasil wawancara
dengan informan Ketua Kelompok
dengan
Usaha Bersama (KUBE) yang rata-
responden, yaitu pihak yang terlibat
rata menyatakan bahwa Tidak adanya
secara langsung dalam pelaksanaan
bantuan pemasaran, hasil produksi
Program Pemberdayaan Masyarakat
mereka hanya untuk dijual skala kecil
Miskin ini pada Kelurahan Tanjung
dan pemasarannya pun hanya sekitar
Unggat Kecamatan Bukit Bestari
tempat tinggal saja.
Selanjutnya
pendamping
informan
Kedua
dari
dari
untuk membantu pemasaran hasil
pihak
usaha Kelompok Usaha Bersama
Kelurahan berpendapat bahwa:
(KUBE), contohnya bekerja sama
“ Untuk bantuan pemasaran
memang belum optimal kalau setahu
saya hanya ada satu atau dua KUBE
saja yang sudah dibantu dalam
pemasaran hasil usaha mereka, itu
bantuan pemasaran bagi mereka
yang bergerak dibidang kue kering,
pasarnya adalah swalayan yang
direkomendasikan oleh Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja untuk menjual
hasil produksi mereka”. (Hasil
wawancara tertanggal 5 Juni, 2016).
kepada
banyak
instansi
atau
pembuatan toko khusus bagi mereka
untuk
memasarkan
hasil
karya
mereka yang tidak jauh dari lokasi
produksi dan ramai penduduk.
Hal ini juga dipertegas dengan
hasil wawancara kepada Informan
Mengacu kepada tanggapan
kunci yang mana dalam hal ini Dinas
informan
diatas
dapat
dianalisis
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota
bahwa, belum optimalnya upaya
Tanjungpinang Selaku Supervisor
Pemerintah
Daerah
Kota
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Tanjungpinang
dalam
upaya
terkait bantuan pemasaran terhadap
pemberdayaan masyarakat miskin
hasil
usaha
Anggota
Kelompok
melalui Kelompok Usaha Bersama
Usaha
(KUBE)
di
Kelurahan
Bersama
(KUBE),
dapat
Tanjung
diperoleh jawaban sebagai berikut:
Unggat pada Tahun 2013-2015, untuk
memberikan
terhadap
bantuan
hasil
pemasaran
produksi
usaha
Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
Sesungguhnya
banyak
alternatif lain yang bisa ditempuh
“ untuk promosi produk
KUBE Dinas Sosial Dan Tenaga
Kerja Kota Tanjungpinang hanya
sebagai penghubung saja dan
mengarahkan kesemua pendamping
KUBE baik itu dari kelurahan
maupun pendamping dari kecamatan,
untuk mengajukan hasil produkproduk
KUBE
keswalayan
dikarenakan Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja sudah melakukan
perjanjian kepada pengusaha untuk
menampung hasil produksi KUBE
yang telah memiliki label halal dan
telah lulus kelayakan PIRT dari dinas
kesehatan tetapi itu hanya untuk kue
saja, akan tetapi untuk KUBE yang
bergerak dibidang kerajinan belum
ada, untuk kedepannya memang telah
ada wacana Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Provinsi akan menyewakan
atau menyediakan bangunan atau
gedung khsusus untuk menampung
hasil produksi KUBE baik itu dari
kerajian maupun produk makanan,
akan tetapi itu hanya baru rencana,
maka dari itu kita doain saja dapat
terkabul dalam waktu dekat ini”.
(Hasil wawancara tertanggal 14
Juni, 2016).
pendapat dari supervisor itu segera
dicarikan solusi dengan ditandai
adanya renacana dari Dinas Sosial
Dan Tenaga Kerja Provinsi untuk
membuat bangunan untuk dijadikan
pasar menampung hasil produksi
KUBE baik itu dari kerajian maupun
produk makanan.
3. Melindungi masyarakat
Dalam hal ini adalah upaya
perlindungan
dan
keberpihakkan
Tanggapan informan kunci
kepada masyarakat, agar potensi dan
menggambarkan, bahwa belum ada
kemampuan masyarakat terus dapat
langkah
optimalisasi
upaya
diberdayakan.
Pemerintah
Kota
Pada
konteks
Tanjungpinang
pemberdayaan
masyarakat
dalam
Dalam Pemberdayaan Masyarakat
kegiatan
ekonomi
produktif
upaya
mencegah
Miskin Melalui Kelompok Usaha
bermakna,
Bersama (KUBE) Di
Kelurahan
terjadinya persaingan yang tidak
Tanjung Unggat, terutama dalam
sehat atau tidak seimbang serta
pemberian
bantuan
pemasaran
eksploitasi yang kuat atas yang
terhadap
hasil
usaha
anggota
lemah.
Kelompok Usaha Bersama (KUBE),
Indikator
melindungi
baik itu dalam hal promosi maupun
masyarakat ini, dilihat dari :
pemasaran. Akan tetapi menurut
Pemerintah
a. Pengawasan
Kota
Tanjungpinang
penggunaan/pemanfaatan
Dalam Pemberdayaan Masyarakat
dana oleh masyarakat.
Miskin Melalui Program Kelompok
Tujuan
Pengawasan
Usaha
Bersama
(KUBE)
di
pengunaan/pemanfaatan dana oleh
Kelurahan Tanjung Unggat, dinilai
anggota Kelompok Usaha Bersama
belum
(KUBE),
pelaksanaan
pengawasan terhadap penggunaan
program pemberdayaan masyarakat
atau pemanfaatan dana oleh anggota
melalui Kelompok Usaha Bersama
Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
(KUBE)
supaya
di
Kelurahan
Tanjung
Unggat itu lebih efektif dan efesien.
Hasil
wawancara
optimal
Hal
ini
melakukan
sebagaimana
tercermin pada hasil wawancara
dengan
dengan informan masing-masing
responden, yaitu pihak yang terlibat
Ketua Kelompok Usaha Bersama
secara langsung dalam pelaksanaan
(KUBE) yang berpendapat bahwa
Program Pemberdayaan Masyarakat
memang
Miskin ini pada Kelurahan Tanjung
diperlukan dan sangat disayangkan
Unggat Kecamatan Bukit Bestari
sekali selama ini, mereka sangat
tentang pengawasan
penggunaan
mengharapkan adanya sanksi yang
atau
dana
oleh
tegas kepada anggota Kelompok
masyarakat dalam hal ini Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) mereka
Usaha
di
yang terbukti menggunakan dana
kelurahan Tanjung Unggat dalam hal
tersebut untuk keperluan sehari-hari
ini informan berpendapat “ Peran
yang bukan untuk usaha, jadi jikalau
pemanfaatan
Bersama
(KUBE)
hal
ini
juga
sangat
ada rekan kelompok mereka yang
menggunakan dana bukan untuk
keperluan
usaha,
menbung dan untuk pengembangan
usahanya”.(Hasil
wawancara
tertanggal 14 Juni, 2016).
mereka
Mengacu
kepada
jawaban
oleh
informan
mengharapkan adanya sanksi tegas
yang
diberikan
atau tindakan yang diambil untuk
tersebut, dapat ditarik kesimpulan
membuat efek jera bahkan sampai
bahwa
tingkat pemberhentian bantuan dana
tanjungpinang
kepada nama-nama yang terbukti
pemberdayaan masyarakat miskin
melanggar atas penggunaan dana
melalui program Kelompok Usaha
bantuan tersebut.
Bersama (KUBE) di Kelurahan
pemerintah
dalam
dinilai
kota
hal
Hal ini dipertegas dari hasil
Tanjung
Unggat,
belum
wawancara dengan informan dari
optimal
melakukan
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja yang
terhadap
menyatakan bahwa :
pemanfaatan dana oleh anggota
“ kami dalam hal pengawasan
terhadap
penggunaan
atau
pemanfaatan dana oleh anggota
KUBE memang tidak pernah
melakukan pengawasan, akan tetapi
kami meminta dari pendamping
kecamatan
maupun
kelurahan
sekiranya melakukan monitoring
dan memberikan penyadaran bahwa
dana yang diberikan itu sekiranya
harus
dipergunakan
sesuai
kebutuhan usaha bukan untuk
keperluan sehari-hari, kita dari
dinas sosial pernah melakukan turun
langsung kelapangan tetapi itu tidak
dalam rangka pengawasan akan
tetapi pengarahan pemanfaatan
dana saja seperti diunakan untuk
Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
pengawasan
penggunaan
atau
Permasalahan ini masih terlihat
ditandai
dengan
masih
adanya
pemanfaatan
dana
yang
menyimpang
pemanfaatannya
semesti diharapkan dana tersebut
digunakan untuk kerperluan modal
usaha
bagi
Kelompok
Usaha
Bersama (KUBE) saja bukan untuk
keperluan lain selebih lagi untuk hal-
bagi kelompok lain dan seterusnya
hal
bagi program pemberdayaan ini, jadi
yang
peningkatan
tidak
mendatangkan
dari
segi
ekonomi
masyarakat itu.
Belum
diharapkan program pemberdayaan
ini berjalan semestinya dan dinilai
optimalnya
upaya
lebih efektif dalam memberantas
Pemerintah dalam Pemberdayaan
kemiskinan dan membuat mereka
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
berdaya penuh dalam segi ekonomi
di
dan sosial tentunya.
Kelurahan
Tanjung
Unggat,
permasalahan ini dapat disebabkan
A. Faktor Pendukung dan faktor
beberapa
faktor
diantaranya
Penghambat Peran Pemerintah
mungkin
diduga
kurangnya
Kota Tanjungpinang Dalam
pengawasan dari pemerintah yang
Pemberdayaan
turun langsung kelapangan untuk
Miskin
mendata Kelompok mana saja yang
Usaha Bersama (KUBE) di
menggunakan dana tersebut bukan
Kelurahan Tanjung Unggat.
untuk keperluan modal seutuhnya
Masyarakat
Melalui
Upaya
Kelompok
pemberdayaan
dan kurangnya penindakan yang
masyarakat,
tegas
masyarakat miskin, maka Pemerintah
kepada
mereka
yang
khususnya
bagi
menggunakan dana bukan untuk
melaksanakan
modal usaha tetapi untuk keperluan
Pemberdayaan Masyarakat Miskin
sehari-hari, diharapkan
Melalui
dengan
Program
Bantuan
adanya pengawasan dan penindakan
Pemberdayaan
yang tegas dapat membuat efek jera
Pemberdayaan
Sosial
Langsung
(BLPS).
masyarakat
merupakan
upaya
yang
“
Faktor
penghambat
menurut saya cuma pada pola pikir
masyarakat untuk maju kalau untuk
KUBE dalam hal ini sangat penting,
selanjutnya ada perbedaan persepsi
dalam anggota KUBE dalam
pengambilan keputusan, kalau dari
kami kurangnya peran pendamping
KUBE yang bertugas secara optimal,
penegakan aturan dan sanksi yang
belum konsisten diterapkan, dari
KUBE juga jarang melakukan
komunikasi terkait masalah-masalah
apa saja yang mereka hadapi,
kurang/ keterbatasan tenaga yang
dimiliki sehingga dalam pelaksanaan
program mengalami kesulitan, kalau
untuk faktor pendukung sudah
adanya embrio usaha, inilah yang
bisa kita kembangkan lagi dan
mempermudah
kita
dalam
memberdayakan masyarakat yang
bergabung dalam KUBE ini”. (Hasil
wawancara tertanggal 14 Juni,
2016).
Supervisor
Dari jawaban informan kunci
memandirikan
masyarakat lewat perwujudan potensi
kemampuan
yang dimiliki (baik
pengetahuan, modal, gagasan dan
keterampilan) agar masyarakat bisa
mandiri dalam memperbaiki dan
menentukan hidupnya. Dalam proses
pemberdayaan
terpenting
masyarakat
adalah
faktor
bagaimana
mendukung masyarakat pada posisi
pelaku pembangunan
yang aktif
bukan hanya penerima yang pasif.
Dari
dilakukan
(informan
wawancara
dengan
kunci)
yang
disini
diketahui, hambatan-hambatan yang
diperankan oleh pemerintah, yaitu
dihadapi dalam pelaksanaan program
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Pemberdayaan Masyarakat Miskin di
Tanjungpinang, tentang hambatan-
Kelurahan Tanjung Unggat seperti
haambatan yang dihadapi dalam
pada pola pikir anggota Kelompok
pelaksanaan program Pemberdayaan
Usaha Bersama (KUBE) yang masih
masyarakat miskin pada kelurahan
sempit bahkan didalam hal inilah
Tanjung Unggat, diperoleh jawaban,
yang sangat diharapkan pada pola
sebagai berikut :
pemikiran
masyarakat
untuk
melayani dirinya sendiri agar berpikir
kita
untuk maju, ada perbedaan persepsi
masyarakat yang bergabung dalam
dalam anggota Kelompok Usaha
pelaksanaan
Bersama
Bersama (KUBE).
(KUBE)
dalam
proses
pengambilan keputusan, kurangnya
peran dari pendamping Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) yang kurang
optimal, penegakan aturan dan sanksi
yang belum tegas diterapkan kepada
anggota Kelompok Usaha Bersama
yang
melanggar
aturan
atas
penggunaan modal bukan untuk
usaha,
dari
Bersama
Kelompok
(KUBE)
melakukan
juga
komunikasi
masalah-masalah
apa
saja
Usaha
jarang
terkait
yang
mereka hadapi, kurangnya tenaga
yang
dimiliki
pelaksanaan
kesulitan,
sehingga
program
kalau
dalam
mengalami
untuk
faktor
pendukung sudah adanya embrio
usaha,
inilah
yang
bisa
kita
kembangkan lagi dan mempermudah
dalam
memberdayakan
Kelompok
Usaha
V. PENUTUP
Sebagai bab penutup dalam
penulisan
skripsi
ini,
maka
dirumuskan kesimpulan, serta saransaran yang peniliti dapat berguna
sekiranya
Pemerintah
untuk
Kota
melihat
Peran
Tanjungpinang
Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Miskin Melalui Kelompok Usaha
Bersama
(KUBE)
di
Kelurahan
Tanjung Unggat Tahun 2013-2015.
A. Kesimpulan
Berdasarkan
temuan
dan
pembahasan adapun kesimpulan dari
penelitian ini diantaranya, sebagai
berikut :
1. Dalam
pelaksanaan
program
Pemberdayaan masyarakat miskin
di kelurahan Tanjung Unggat
belum dapat terlaksana dengan
optimal.
Ditandai
dengan
kurangnya peran dari petugas
pelaksanaan dalam menjalankan
pihak
Pemerintah
Kota
Tanjungpinang.
4. Hambatan
yang
dihadapi
program
Kelompok
Usaha
pemerintah dalam pemberdayaan
Bersama
(KUBE)
untuk
masyarakat
memberdayakan
masyarakat
miskin
kelurahan
Tanjung
pada
Unggat,
miskin agar lebih mandiri dan
seperti pada pola pikir masyarakat
berdaya, dalam hal ini kurangnya
untuk maju, perbedaan persepsi
mensosialisasikan
program
dalam anggota Kelompok Usaha
masih
Bersama (KUBE) dalam proses
kepada
masyarakat,
kurangnya komunikasi yang baik
pengambilan
keputusan,
terjalin diantara pihak penerima
kurangnya peran dari pendamping
dan pihak pemberian bantuan
Kelompok
yaitu pemerintah.
(KUBE) yang kurang optimal,
Usaha
Bersama
2. Masih adanya anggota Kelompok
penegakan aturan dan sanksi yang
Usaha Bersama (KUBE) dalam
belum tegas diterapkan kepada
penggunaan dana bantuan yang
anggota
menyimpang atau tidak tepat
Bersama yang melanggar aturan
pemanfaatannya.
atas penggunaan modal bukan
Kelompok
Usaha
3. Kurangnya bantuan pemasaran
untuk usaha, dari Kelompok
hasil produksi dari Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) juga
Usaha Bersama (KUBE) dari
jarang melakukan komunikasi
terkait masalah-masalah apa saja
yang mereka hadapi, kurangnya
Bersama (KUBE) di Kelurahan
tenaga yang dimiliki sehingga
Tanjung Unggat Tahun 2013-
dalam
2015, maka diharapkan kepada
pelaksanaan
program
mengalami kesulitan.
5. Sedangkan
kepala
untuk
pendorongnya
sudah
faktor
seksi
pemberdayaan
masyarakat dalam hal ini yang
adanya
menangani
langsung
program
embrio usaha, inilah yang bisa
Kelompok
Usaha
Bersama
lebih di kembangkan lagi dan
(KUBE) agar lebih gencar dan
mempermudah
giat lagi melakukan program
dalam
memberdayakan masyarakat yang
pelatihan
dan
bergabung dalam pelaksanaan
serta
memotivasi
Kelompok
mensosialisasi apa saja yang
Usaha
Bersama
(KUBE) tersebut.
dinilai
berguna
Adapun saran yang dapat
sampaikan
sehubungan
berikut :
(KUBE).
pelaksanaan
peran
Sosial
Dalam
diharapkan
Pemberdayaan
Miskin
Kelompok
Melalui
Usaha
Usaha
Bersama
2. Kepada Pemerintah khusus Dinas
Pemerintah Kota Tanjungpinang
Program
lebih
meningkatkan lagi jiwa sosial
Kelompok
Masyarakat
untuk
dalam segi ekonomi serta untuk
dengan penelitian ini adalah sebagai
1. Dalam
dan
meningkatkan lagi pendapatan
B. Saran-saran
penulis
pengembangan
suatu
dalam
dan
Tenaga
untuk
wadah
mendirikan
sosial
bentuk
kerja
ekonomi
pemasaran
promosi-promosi
usaha
yang
dihasilkan oleh Kelompok Usaha
Bersama (KUBE).
hasil usaha Kelompok Usaha
Bersama (KUBE).
4. Kepada anggota Kelompok Usaha
3. Selanjutnya yang tidak kalah
Bersama (KUBE) yang terbukti
penting diharapkan kedepannya
menggunakan dana bantuan tidak
kepada dinas sosial tenaga kerja
sesuai dengan kebutuhan dan
selaku
dalam
tujuan program pemberdayaan
Masyarakat
serta aturan dan ketentuan yang
Miskin Di Kelurahan Tanjung
berlaku, harus diberikan sanksi
Unggat
yang
supervisor
Pemberdayaan
Kelompok
Usaha
Bersama (KUBE) untuk lebih
tegas
sesuai
dengan
ketentuan yang berlaku.
meningkatkan kemampuan tenaga
DAFTAR PUSTAKA
pendamping yang dalam hal ini
bersinggungan
bertanggung
langsung
jawab
dan
terhadap
perkembangan Kelompok Usaha
Adisasmita,
Rahardjo.
Pembangunan
Pedesaan
Perkotaan.Yogyakarta,
2006.
dan
Graha Ilmu.
Bersama
(KUBE),
dengan
Adi,
dilengkapi dengan keterampilan
teknis yang sesuai dengan jenis
usaha yang dimiliki oleh anggota
Kelompok
Usaha
Bersama
(KUBE) serta berkenaan dengan
keterampilan dalam pemasaran
Rukminto Isbandi. 2003.
Pemikiran-pemikiran dalam
Pembangunan Kesejahteraan
Sosial. Jakarta: Lembaga
Penerbit FE-UI.
Agustino, Leo. 2007. Perihal Ilmu
Pemerintahan
Sebuah
Bahasan Memahami Ilmu
Politik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Ali, Madekhan. 2007. Orang Desa :
Anak Tiri Perubahan, Malang
: Averroes Press.
Aziz Ali Moh., dkk 2005, Dakwah
Pemberdayaan Masyarakat,
Paradigma Aksi Metodologi.
Cetakan Pertama. Pustaka
Pesantren. Yogyakarta.
Bayo Ala. Andre. 2001. Kemiskinan
dan Strategi Memerangi
Kemiskinan.
Yogyakarta :
Penerbit Liberti.
Edi Suharto, Ph.d. 2010. Membangun
Masyarakat Memberdayakan
Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan
Sosial Dan Pekerjaan Sosial.
Bandung : Penerbit PT Refika
Aditama.
Fahrudin, Adi. 2004. Pemberdayaan,
Partisipasi, dan Penguatan
Kapasitas
Masyarakat.
Bandung : Humaniora.
Hikmat, Harry. 2010. Strategi
Pemberdayaan Masyarakat.
Bandung : Humaniora Utama
Press. Cetak Ke 5.
Istianto,
Bambang.
2009.
Manajemen
Pemerintahan
Dalam Perspektif Pelayanan
Publik. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Kartasasmita,
Ginandjar,
2000.
Pembangunan Untuk Rakyat :
Memadukan
Pertumbuhan
dan pemerataan. Jakarta: PT
Pustaka Cidesindo.
Ketaren, Nurlela. 2008. Buku Ajar
Administrasi Pembangunan.
Medan : Fisip Usu.
Margono,
Slamet.
2000.
Pemberdayaan Sumberdaya
Manusia
Menuju
Terwujudnya
Masyarakat
Madani. Bandung : Pustaka
Wira Usaha Muda.
Moeljarto,
Vidhyandika.
2000.
Pemberdayaan
Kelompok
Miskin Melalui Program
Inpres Desa Tertinggal.
Jakarta: Centre For Strategic
And International Studies.
Moleong, Lexy J. 2001. “Metodelogi
Penelitian
Kualitatif”.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Ndraha,
Taliziduhu.
2005.
Kybernologi
Sebuah
Rekonstruksi
Ilmu
Pemerintahan.
Jakarta
:
Rineka Cipta.
Rasyid. 2000. Makna Pemerintahan :
Tinjauan Dari Segi Etika Dan
Kepemimpinan.
Jakarta
:Penerbit Mutiara Sumber
Widya.
Satria, Arif. 2002. Pengantar
Sosiologi Masyarakat Pesisir.
Jakarta : PT. Cidesindo.
Semardayanti,
2004.
Good
Government
(Kepemerintahan Yang Baik)
Membangun
Sistem
Manajemen Kinerja Guna
Meningkatkan Produktivitas
Menuju
(Kepemerintahan
Yang
Baik)
Good
Governance. Bandung : CV.
Mandar Maju Bandung, Edisi
ke 2
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian
Administratif. Bandung : PT.
Alfabeta.
Sulistiyani, A.T. 2004. Kemitraan
dan
Model-model
Pemberdayaan. Yogyakarta:
Gaya Media.
Sumaryadi, I Nyoman, 2005,
Perencanaan Pembangunan
Daerah
Otonom
dan
Pemberdayaan Masyarakat,
Jakarta: Penerbit Citra Utama.
Sumodiningrat, G. 2000. Visi Dan
Misi Pembangunan Pertanian
Berbasis
Pemberdayaan.
Yogyakarta: Idea.
Suparjan dan Hempri Suyanto. 2003.
Pengembangan Masyarakat
dari Pembangunan Sampai
Pemberdayaan. Yogyakarta :
Aditya Media.
Sutrisno R. 2001. Pemberdayaan
Masyarakat
dan
Upaya
Pembebasan
Kemiskinan.
Yogyakarta : Philosophy
Press bekerja sama Fakultas
Filsafat UGM.
Soetomo, 2011. Sosiologi Pedesaan
Masyarakat Jawa Pesisiran.
Bandung
:
Universitas
Diponegoro
Wrihatnolo, R. Randi dan Riant
Nugroho Dwidjowijoto, 2007.
Manajemen Pemberdayaan
Sebuah
Pengantar
dan
Panduan
Untuk
Pemberdayaan Masyarakat.
Jakarta. PT. Elex Media
Komputindo.
Jurnal :
Ace Lingga Sari. 2013. Fungsi
Pemerintah Daerah Dalam
Pemberdayaan Masyarakat
Di Kabupaten Lingga (Studi
Pada
Kelompok
Usaha
Bersama
(KUBE)
Di
Kecamatan Lingga). Jurnal
Ilmu Pemerintahan. Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Raja Ali Haji.
Chindra Patilima. 2015. Profil
Pemberdayaan Perempuan
Pesisir Di Desa Pasalae
Kecamatan Gentuma Raya
Kabupaten Gorontalo Utara.
Jurnal
Pendidikan
Luar
Sekolah.
Fakultas
Ilmu
Pendidikan.
Universitas
Negeri Gorontalo.
Erlisa.
2015.
Pemberdayaan
Perempuan Pemilik Home
Industri Melalui Program
Kelompok Usaha Bersama
(Studi Kasus di Kelurahan
Tanjung Unggat). Universitas
Maritim Raja Ali Haji.
(http.www.googlescholar.ac.i
d. didownload 10 mei 2016,
jam 11:32 wib)..
Ramli. 2014. Partisipasi Masyarakat
Dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan (PNPMMPd) di Desa Mantang Tahun
2012.
Jurnal
Ilmu
Pemerintahan. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Raja Ali Haji.
Ria Suri Anggun. 2014 Fungsi
Pemerintah Daerah Dalam
Pemberdayaan Masyarakat
Pada Kota Tanjungpinang
(Studi Kasus di Kelurahan
Melayu Kota Piring). Jurnal
Ilmu Pemerintahan. Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Raja Ali Haji
Rizal
Sayed
Kusnandi. 2015. Peran
Pemerintah Desa Dalam
Pemberdayaan Masyarakat
(Studi Pada Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) Wanita
Karya Bersama di Desa
Pengudang Kecamatan Telok
Sebong Kabupaten Bintan).
Jurnal Ilmu Administrasi
Negara. Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Raja
Ali
Haji.
(http.www.googlescholar.ac.i
d. didownload 17 maret 2016
jam 09:15 wib).
Junaidi.
2014.
Peran
Pemerintah
Kota
Tanjungpinang
Dalam
Pemberdayaan Masyarakat
Miskin Tahun 2013 (Studi
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Kelurahan
Tanjungpinang Timur). Jurnal
Ilmu Pemerintahan. Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Raja Ali Haji.
(http.www.googlescholar.ac.i
d. didownload 27 maret 2016
jam 09:15 wib).
Peraturan Perundang-undangan
Berdasarkan undang-undang Nomor
5 Tahun 2001 tentang
pembentukan
Kota
Tanjungpinang,
Tanjungpinanag
yang
disahkan pada tanggal 1
Nopember 2001 berdasarkan
keputusan
Walikota
Tanjungpinang
Tahun 2001.
Nomor
04
Badan Pusat Statistik
Republik
Indonesia 2007, Kriteria
Rumah Tangga Miskin Di
Indonesia.
Peraturan
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan Nomor Per19/Pb/2005;
Tentang
Petunjuk Penyaluran Dana
Bantuan Modal Usaha Bagi
Keluarga Binaan Sosial
Program
Pemberdayaan
Fakir Miskin Melalui Pola
Pengembangan
Terpadu
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Dan
Lembaga
Keuangan Mikro (LKM).
Download