PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 4 TANJUNGPINANG Sarimah Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISP, UMRAH [email protected] ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang” dilaterbelakangi oleh permasalahan antara lain kinerja guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang menunjukkan kurang optimal dalam melakukan tugasnya, profesionalitas guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang tergolong rendah, kinerja guru sangat menentukan hasil belajar peserta didik, kinerja guru juga akan ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah selaku figur sentral dalam suatu sekolah tersebut, kepemimpinan kepala sekolah yang baik dalam memimpin dan memberdayakan sumberdaya manusia. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4 Tanjungpinang, Kinerja guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang, Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan populasi penelitian sebanyak 39 orang guru berasal dari guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan 1). Kepemimpinan kepala sekolah terhadap Kinerja Guru sangat ditentukan oleh kepala sekolah selaku pemimpin dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya secara baik serta dapat mempengaruhi perilaku guru agar bekerja secara professional dan dapat mewujudkan tujuan pendidikan pada umumnya, 2). Kinerja guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang yang meliputi Penggunaan pengaruh kewibawaan, Transformasi visi dan misi, Pemberdayaan, Mobilisasi, Motivasi, Pengarahan dan Bimbingan serta Pembentukan komitnen tergolong sangat tinggi, 3). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang yang meliputi Penggunaan pengaruh kewibawaan, Transformasi visi dan misi, Pemberdayaan, Mobilisasi, Motivasi, Pengarahan dan Bimbingan serta Pembentukan komitnen tergolong tinggi. Dari hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan agar 1). Hendaknya kepala sekolah dalam memimpin sekolah dapat mengimplementasikan pola kepemimpinan yang mengikuti manajemen berbasis sekolah secara baik. Hal ini dapat dilakukan dengan bersikap secara bijak dalam memberikan tugas atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sekolahnya dengan mempertimbangkan kondisi psikologi setiap guru/pegawai yang dihadapinya, 2). Dalam meningkatkan kinerja guru hendaknya kepala sekolah melakukan pembagian tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing guru harus dilakukan secara terencana dan terarah serta dilakukan proses supervisi dan evaluasi secara berkala, 3). Hendaknya kepala sekolah dan guru mampu menjalin relasi dengan baikagar dapat menwujudkan tujuan sekolah. Kata Kunci : Kepemimpinan, kinerja, guru 1 ABSTRACT This study entitled "Effect on Performance Leadership Principal Teacher at SMAN 4 Tanjungpinang" by other performance problems between teachers at SMAN 4 Tanjungpinang showed less than optimal in performing its duties, the professionalism of teachers SMAN 4 Tanjungpinang is low, the performance of teachers is crucial results learners, teacher performance also will be determined by the school leadership as a central figure in the school, good school leadership in leading and empowering human resources. Purpose of this study was to determine the Principal Leadership in SMAN 4 Tanjungpinang, teacher performance SMAN 4 Tanjungpinang, the leadership of the Principal Influence on teacher performance SMAN 4 Tanjungpinang. This type of research is quantitative descriptive study population as many as 39 teachers from teachers SMAN 4 Tanjungpinang by sampling using purposive sampling. Data were collected using questionnaires, observation and documentation. Based on the results of this study concluded 1). School leadership to teacher performance is largely determined by the principal as a leader able to carry out its duties and functions in accordance with its responsibility properly and can affect the behavior of teachers to work professionally and be able to realize the goal of education in general, 2). The performance of teachers at SMAN 4 Tanjungpinang which includes use of the influence of authority, Transforming the vision and mission, empowerment, mobilization, motivation, Direction and Guidance and Formation komitnen classified as very high, 3). The influence of school leadership on teacher performance in SMAN 4 Tanjungpinang which includes use of the influence of authority, Transforming the vision and mission, empowerment, mobilization, motivation, Direction and Guidance and Formation komitnen is high. From these results, the authors suggest that 1). Should principals in leading the school to implement a pattern of leadership that follows good school-based management. This can be done by being wise in giving the task or solve the problems faced by schools taking into account the psychological condition of each teacher / employee faces, 2). In improving the performance of the school head teachers should do the division of tasks in accordance with the basic tasks and functions of each teacher must be well planned and directed as well as supervision and evaluation process carried out at regular intervals, 3). Principals and teachers should be able to establish relationships with school purposes. Keywords: Leadership, performance, teacher 2 4 dalam PENDAHULUAN Kepemimpinan seorang pemimpin akan mampu membedakan karakteristik suatu organisasi dengan organisasi lainya. Kepemimpinan yang dinamis dan efektif merupakan potensi yang paling pokok dan menjadi pemimpin yang berkemimpinan dinamis dan efektif. Dengan memahami teori kepemimpinan meningkatkan dirinya akan pemahamannya sendiri, mengetahui dapat terhadap kelemahan maupun kelebihan potensi yang ada dalam dirinya, serta akan dapat meningkatkan pemahaman tentang bagaimana seharusnya memperlakukan bawahannya. Masalah dan selalu suatu organisasi akan berhasil atau gagal ditentukan oleh kualitas kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan penyelenggaraan pendidikan. tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan salah satu aspek manajerial dalam kehidupan berorganisasi yang merupakan posisi kunci. Karena kepemimpinan seorang pemimpin berperan sebagai penyelaras dalam proses kerjasama antar manusia dalam organisasinya. Kepala Hal ini menyebabkan kemampuan kepala sekolah tentunya akan turut mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugas sehingga peran kepala sekolah sangat diperlukan. Setiap Kepala Sekolah Menengah Atas sebagai pemimpin organisasi perlu menguasai dan mempunyai kemampuan untuk memotivasi bawahannya, agar Kepala Sekolah Menengah mempengaruhi Atas dapat bawahannya harus memahami apa yang menjadi kebutuhan bawahannya. Keberhasilan pengelolaan sekolah sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia. Oleh dalam suatu organisasi hendaknya menyadari dan tanggap teknik-teknik untuk dapat memelihara prestasi dan kepuasan kerja guru antara lain dengan memberikan dorongan kepada guru agar dapat melaksanakan tugas mereka sesuai dengan aturan dan pengarahan. pada seseorang atau kelompok orang untuk mencapai pengawasan karena itu kepala sekolah sebagai pemimpin kepemimpinan memberikan kesan yang menarik, sebab sebagian pengorganisasian, pelaksanaan yang sulit dijumpai, akan tetapi tidak berarti bahwa seorang pemimpin tidak mampu perencanaan, Oleh sebab itu salah satu tugas kepala sekolah adalah untuk dapat menciptakan guru profesional agar bisa bekerja sesuai dengan pengarahan yang diberikan. Lebih jauh kepala sekolah sebagai pimpinan harus mengetahui kinerja gurugurunya. Karena kinerja paling tidak sangat berkait dengan kepemimpinan organisasi sekolah dan juga kepentingan guru itu sekolah sebagai motor penggerak peningkatan kinerja guru dituntut memiliki visi, misi dan wawasan yang luas serta kemampuan profesional yang memadai sendiri, oleh karena itu bagi Kepala Sekolah Menengah Atas, hasil penilaian kinerja para guru sangat penting artinya dan peranannya 5 dalam pengambilan keputusan tentang kegiatan yang menyangkut tugas berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan profesionalnya sebagai guru dan tugas program pengembangan pendidikan dan pelatihan, pribadi guru. Tugas rekrutmen, seleksi, penempatan, promosi Profesional guru mencakup suatu kegiatan dan berbagai aspek lain. Sedangkan bagi berantai guru penilaian dapat berperan sebagai pembelajaran, melaksanakan, mengevaluasi umpan balik tentang berbagai hal seperti sampai dengan tindak lanjut evaluasi. Selain kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan itu guru juga dituntut untuk memiliki potensi yang pada gilirannya bermanfaat pemahaman untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pemahaman terhadap peserta didik serta pengembangan karirnya. Sehingga secara harus berkala hendaknya mengadakan penilaian peserta didik. kinerja guru-gurunya. dimulai dari merencanakan wawasan mampu kependidikan, mengembangkan potensi Kinerja guru adalah kemampuan Untuk melihat sukses atau gagalnya seorang guru untuk melakukan perbuatan kepala sekolah memimpin sekolah maka sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, perlu diamati perilakunya apakah kepala yang mencakup aspek perencanaan program sekolah memiliki sifat kepemimpinan atau belajar mengajar, pelaksanaan proses belajar tidak. Sifat-sifat kepemimpinan diantaranya mengajar, penciptaan dan pemeliharaan adalah Kepala kelas yang optimal, pengendalian kondisi sekolah diharapkan mampu mengajar dan belajar yang optimal, serta penilaian hasil menguasai belajar. keterampilan mengajar. metode-metode pengajaran Kinerja sangat sehingga kepala sekolah bisa mengajar dan menentukan kualitas memberi masukan kepada guru-guru agar termasuk seorang guru. penting kerja dalam seseorang, guru mengetahui cara yang lebih efektif Dengan adanya penilaian kinerja dalam proses belajar mengajar, mengetahui kepala sekolah akan memperoleh informasi solusi setiap permasalahan dengan siswa tentang keberhasilan atau kegagalan gurunya serta menambah penetahuan guru mengenai dalam menjalankan tugas masing-masing. metode dan teori belajar itu sendiri. Kepala Kinerja penting untuk diteliti, karena ukuran sekolah harus menyadari arti visi dan tujuan terakhir sekolah. kepala sekolah sebagai pagar organisasi/sekolah pembatas dan mengawasi kerja guru agar pelaksanaan guru dapat bekerja selaras dengan tujuan kemajuan sekolah banyak dipengaruhi oleh yang hendak dicapai sekolah. kinerja guru-gurunya. Penilaian kinerja guru keberhasilan adalah suatu kinerja pekerjaannya, atau sehingga Kinerja guru merupakan seluruh pada dasarnya merupakan penilaian yang usaha guru untuk mengantarkan proses sistematik terhadap penampilan kerja guru pembelajaran mencapai tujuan pendidikan. itu sendiri terhadap taraf potensi kerja guru Adapun kinerja dalam upaya mengembangkan diri untuk guru meliputi seluruh 6 kepentingan sekolah, sehingga di antara Menurut Gibson (2007:15) tujuan Sekolah Menengah Atas adalah kepemimpinan adalah “suatu usaha Kepala Sekolah Menengah Atas diharapkan yang dapat menyiapkan peserta didik untuk kepemimpinan menjadi anak yang beriman, bertaqwa, mempengaruhi dan tidak memaksa berakhlak mulia, menguasai ranah kognitif, dalam memotivasi individu untuk ranah efektif serta ranah psikomotor. mencapai tujuan”. menggunakan gaya untuk dapat Sedangkan Tjiptono dan LANDASAN TEORI Anastasia, (2003:152) menyatakan A. Kepemimpinan bahwa 1. Teori Kepemimpinan Garry (2010:27), mengatakan bahwa: adalah proses mempengaruhi orang lain memahami pemimpin setuju tugas itu dapat dilakukan secara efektif, dan proses memfasilitasi usaha kelompok mencapai tujuan bersama”. Nawawi (2011:41), “ untuk menyelesaikan pekerjaanpekerjaan mereka dengan semangat keyakinan. suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Dalam yang sama Owen mengemukakan sebagai suatu bahwa kepemimpianan merupakan suatu interaksi antar suatu pihak yang dengan pihak yang dipimpin”. Ada pula mengartikan merupakan yang “kepemimpinan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki Northouse, P.G. (2007:3), mendefenisikan Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi menyatakan bahwa kepemimpinan adalah seni membujuk bawahan (2013:20) mengatakan bahwa: memimpin Soekarso, para tujuan organisasi. tentang apa yang perlu dikerjakan dan bagaimana sukarela bawahannya dalam usaha mencapai untuk dan dan mengupayakan partisipasi “ Kepemimpinan untuk adalah proses pengaruh sosial dimana Yukl individu kepemimpinan kepemimpinan proses dimana individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. tanggung jawan total terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi” (Davis, 2004: 192). 5 Sedangkan (2006:9) merumuskan Berdasarkan pengertian bahwa diatas, penulis dapat menyimpulkan adalah kegiatan bahwa pengertian kepemimpinan memepengaruhi perilaku adalah: kepemimpinan untuk Thoha orang lain, atau seni mempengaruhi a. Seni dalam prilaku manusia baik perorangan orang lain maupun kelompok.” bekerja secara sukarela dan Kepemimpinan (Leadership) (2013:235) penuh menurut adalah mempengaruhi sehingga antuisas mau kearah Nugroho pencapaian tujuan kelompok, kemampuan untuk itu dibutuhkan adanya seseorang untuk menguasai atau kualitas mempengaruhi orang ditandai lain atau pemimpin oleh yang sifat-sifat masyarakat yang saling berbeda kepribadian menuju kepada pencapaian tujuan memiliki tertentu. mampu menggunakan perilaku Jadi Kepemimpinan yang kuat, kewibawaan, dan merupakan sifat-sifat yang harus dan dimiliki oleh seorang pemimpin dengan (Leader). mempengaruhi orang lain. Dengan kepemimpinan perilaku demikian adalah b. suatu seorang gaya tepat dalam Hubungan interaksi antara dua orang dengan kepemimpinan atau melibatkan lebih adanya yang seorang menggunakan gaya kepemimpinan pemimpin dengan orang-orang yang yang dipimpin. dirancang mempengaruhi untuk aktifitas para Oleh karena iu, seorang anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama manfaat kepada dan memberi individu dan (2011:252), Kepemimpinan adalah ilmu dan seni mempengaruhi orang atau kelompok untuk bertindak seperti yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien. dan kemampuan menjalankan fungsi dan tugasnya Definisi lain dikenukakan Usman jiwa kepemimpinan sehingga mampu organisasi. oleh pemimpin hendaknya mempunyai untuk menggerakan, meyakinkan dan memotivasi bawahan dalam mencapai tujuan dikatakan yang bahwa dapat “proses kepemimpinan dipengaruhi tiga yaitu faktor, pengikut dan oleh Pemimpin, faktor (Gitosudarmo, 2010:128). situasi” 6 2. Pendekatan Dalam Persoalan utama kepemimpinan tiga pernyataan, yakni: “how one becomes a leader, how leader behaves, dan what makes the leader Berdasarkan ketiga tersebut, teori kepemimpinan dapat dikaji melalui tiga macam pendekatan yaitu pendekatan pengaruh kewibawaan, pendekatan pendekatan masing perilaku dan situasional. Masing- pendekatan tersebut Pendekatan Pengaruh Kewibawaan Pendekatan memandang ini keberhasilan kepemimpinan bersumber pada kewibawaan ata yang pada ada pemimpin. kakuasaan seorang Wahjosumidjo (2011:220-21) bahwa menyebutkan sumber-sumber kewibawaan atau kekuasaan seorang pemimpin berasal dari reward power, coersive power, legitimate power, expert power, dan referent power. Pendekatan ini juga menekankan sifat timbal balik, proses saling mempengaruhi dan pentingnya hubungan (Wahjosumidjo, 2011:20). 1) Reward power atau kekuasaan imbalan didasarkan pada kemampuan seorang pemimpin memberikan imbalan kepada bawahan sehingga bawahan mengerjakan mau sesuatu karena ingin memperoleh penghargaan yang dimiliki oleh pemimpin. 2) Coersive power atau kekuasaan paksaan berarti diuraikan berikut ini: a. dengan menurut Wahjosumidjo (2011:19) meliputi pernyataan pemimpin bawahan Kepemimpinan effective”. para pertukaran kerjasama antara kekuasaan seorang pemimpin untuk memaksakan bawahannya mengerjakan sesuatu agar dapat terhindar hukuman yang dari dimiliki oleh pemimpin. 3) Legitimate power kekuasaan legitimasi berarti keluasaan berasal dari dan atau jabatan yang kedudukan seorang pemimpin yang menyebabkan bawahan melakukan sesuatu karena pemimpin memiliki kekuasaan untuk meminta bawahan menuruti mematuhinya. atau 7 4) Expert Power atau perilaku” ahli yang 2011:23). Dengan sifat dan kekuasaan dimiliki oleh seorang kewajiban yang dimilikinya pemimpin sehingga itulah menyebabkan bawahan melakukan seorang pemimpin proses mengerjakan sesuatu kepemimpinan dalam berbagai karena percaya cara sehingga akan membentuk bahwa pemimpin tersebut perilaku kepemimpinan yang memiliki efektif. mereka pengetahuan khusus dan keahlian serta mengetahui apa Dijelaskan yang 5) Referent bahwa power lebih lanjut oleh Griffin (2006:353) diperlukan. atau tujuan perilaku pendekatan ini dimaksudkan kekuasaan referen berarti untuk menentukan perilaku kekuasaan yang berasal yang berkaitan dengan dari kepemimpinan sifat seorang permimpin mempunyai tertentu daya atau efektif pemimpin maka seorang tarik perilaku tersebut akan efektif pula pada situasi manapun. yang menyebabkan yang yang charisma tertentu Pendekatan perilaku bawahan menekankan pula pada dua melakukan sesuatu karena gaya kepemimpinan yaitu gaya mereka kepemimpinan berorientasi terhadap pemimpin atau tugas berorientasi membutuhkan untuk karyawan menerima restu pemimpin, 2011:45). merasa kagum dan mau berperilaku pula seperti c. Pendekatan Perilaku Pendekatan dan (Soekarso Teori ini memandang bahwa efektivitas kepemimpinan perilaku dkk, Pendekatan Situasional pemimpin (Wahjosumidjo, 2011: 21). b. (Wahjosumidjo, ditentukan tidak oleh hanya perilaku menekankan pada penggunaan kepemimpinan tetapi juga oleh acuan dan situasi yang ada,. pengertian yang situasi meliputi waktu, tuntutan sifat pribadi kewibawaan digambarkan ke dalam istilah pekerjaan, “pola manager kemampuan aktivitas” peranan bawahan, atau kategori teman sekerja, kemampuan dan “ para pimpinan, 8 harapan bawahan, organisasi dan tujuan harapan bawahan. menggunakan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas. Menurut Gitosudarmo Teori siklus hidup (2010:139) faktor situasional dikemukakan oleh Hersey dan meliputi karakteristik Blancard dalam Gitosudarmo manajerial, karakteristik (2010:163). bawahan, struktur kelompok Mereka berpendapat bahwa: “ Gaya dan sifat tugas, dan faktorfaktor organisasi. kepemimpinan yang Berdasarkan faktor- efektif bervariasi faktor situasi tersebut timbul berdasarkan beberapa teori kepemimpinan kematangan situasional bawahan. yakni teori kontingensi, teori jalur tujuan, Kematangan teori normative dan teori siklus bawahan hidup. kesediaan bawahan Teori kontingensi adalah dalam menerima menurut Soekarso (2011:127), tanggung yang menyatakan bahwa dasar kemampuan teori pengalaman dalam kepemimpinan kontingensi adalah bahwa jawab, dan penyelesaian prestasi kelompok yang tinggi tugasnya, serta tergantung pada interaksi gaya motivasi akan kepemimpinan prestasi bawahan”. dan kadar jumlah sejauh mana situasinya menguntungkan atau Selanjutnya tidak. Gitosudarmo Dikatakan pula bahwa tiga mengemukakan faktor situasional itu meliputi struktur tugas kelompok dan hubungan suasana bawahan, tinggi, menurut perkembangan dan apabila diterima kematangan bawahan. oleh tugas berstruktur memiliki kekuasaan posisi yang yang kuat, dan manajer berjalan melalui empat tahap posisi. Faktor situasi dikatakan pemimpin antara bahwa (pemimpin) dengan bawahan kekuasaan menguntungkan (2010:164) 3. Proses Kepemimpinan Kepemimpinan adalah proses, bukan orang. “Proses dalam 9 kepemimpinan meliputi tiga faktor organisasi. Dalam kepemimpinan yaitu seorang pemimpin mengembangkan organisasi 2010:128). Proses yang dimaksud berdasarkan dorongan adalah antara kepercayaan dan bekerja atas dasar pemimpin yang dipengaruhi oleh empati dan perhatian. Sedangkan kualitas, gaya dalam manajemen seorang manajer dengan pengikut memelihara organisasi berdasarkan yang disertai dengan motivasi, pada pengawasan dan bekerja atas pemimpin, faktor pengikut situasi” proses (Gitosudarmo, interaksi perilaku kepemimpinan harapan, dan kepentingan kematangan menerima dan pengikut setiap bimbingan dan dalam perintah dasar penerapan emosional. 4. Tipe-tipe Kepemimpinan atau Tipe kepemimpinan dalam timbul karena perbedaan kekuatan organisasi. sifat dan pribadi seorang pemimpin Hubungan interaksi ini dipengaruhi serta pengaruh faktor situasional. pula oleh faktor situasi seperti Faktor situasi struktur tugas, iklim kerja, karakteristik dan karakteristik mencapai pemimpin pada tujuan nilai-nilai atau budaya organisasi. situasional itu berupa manajerial, bawahan, faktor kelompok dan factor organisasi. Proses kepemimpinan Oleh karena itu, berdasarkan sifat, pengaruh yang baik akan menghasilkan dan pendekatan meningkatkan kewibawaan, perilaku dan faktor produktifitas, kepuasan dan moral kerja pengikut situasional yang tinggi. Dessler (2007:13-14) kepemimpinan. mengatakan bahwa kepemimpinan berhubungan dengan pengarahan manajemen dan dikenal tipe-tipe Berdasarkan pendekatan misi, sifat dan pengaruh kewibawaan inspirasi, dikenal adanya tipe kepemimpinan menyangkut pada kharismatik, transformasional, pengaturan, pelaksanaan rencana otoriter, kegiatan, tercapainya sesuatu dan demokratis. Sedangkan berdasarkan bekerja perilaku secara efektif dengan seseorang. Dessler leissez juga dan kepemimpinan hubungannya (2007:17) faire, dengan faktor situasional terutama karakteristik membedakan antara kepemimpinan bawahan dengan manajemen. Kepemimpinan kematangan bawahan dikenal juga berhubungan dengan pembentukan tipe dan pemeliharaan struktur yang berupa kepemimpinan tingkat direktif, 10 konsultatif, 5. partisipatif dan sehingga membangkitkan motivasi, delegatif. dan Konsep Kepemimpinan Kepala mengembangkan Sekolah kepemimpinan yang tepat. Kepemimpinan kemampuan kepala dalam gaya-gaya Berdasarkan pengertian sekolah adalah cara atau usaha diatas, maka kepemimpinan kepala kepala sekolah sekolah mempengaruhi, membimbing, dalam mendorong, mengarahkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan dan kepala sekolah menjalankan fungsi menggerakkan guru, staff, siswa, dan tugasnya selaku pemimpin orang tua siswa dan pihak lain yang yang terkait untuk didukung oleh kualitas Fungsi kepala bekerja guna kepemimpinan. yang telah sekolah selaku pemimpin meliputi lain fungsi-fungsi yang berhubungan bagaimana cara kepala sekolah dengan: tujuan yang akan dicapai; untuk membuat orang lain bekerja pengarahan untuk mencapai tujuan sekolah. kegiatan; dan penciptaan iklim mencapai tujuan ditetapkan. Dengan kata Kepemimpinan sekolah juga kepala merupakan pelaksanaan setiap kerja. suatu Fungsi pertama kemampuan dan kesiapan kepala mengimplikasikan bahwa kepala sekolah sekolah untuk membimbing, mempengaruhi, mengarahkan dan berusaha kelompok membantu (bawahan) untuk menggerakkan staff sekolah agar memikirkan, dapat bekerja secara efektif dalam merumuskan tujuan. Fungsi kedua rangka mencapai tujuan pendidikan mengisyaratkan dan sekolah berhubungan aktivitas manajerial pengajaran yang telah ditetapkan. Burhanuddin (2004:74) dalam memilih bahwa rangka dan kepala dengan pemimpin menggerakkan menyimpulkan bahwa kemampuan kelompok yang dimaksud terdiri atas empat tuntutan organisasi. Fungsi ketiga unsur, yaitu: otoritas atau kekuatan berarti kepala sekolah hendaknya pemimpin, dalam mampu membuat iklim kerja yang tenaga kondusif kemampuan menyatupadukan sumber manusia memiliki yang daya untuk membangkitkan memenuhi agar semangat dapat kerja motivasi yang bervariasi setiap kepada siapa saja yang terlibat waktu dan situasi, kemampuan dalam proses kerja sama sehingga dalam mengembangkan iklim kerja meningkatkan produktivitas kerja 11 dan memperoleh kepuasan kerja ada. melalui gaya kepala tepat manajerial diukur dari peran yang penggunaan kepemimpinan 6. yang Sedangkan kepemimpinan sekolah dalam dimensi (Burhanuddin, 2004:67). disandangnya, Kepemimpinan Kepala Sekolah kemampuan yang diperoleh untuk dalam Tugas dan fungsinya melaksanakan peran tersebut dan Kepemimpinan Kepala usaha bakat yang dan dicurahkan untuk Sekolah adalah hasil kerja yang mewujudkan bakat dan kemampuan telah dicapai oleh seseorang atau dalam peran yang dipegangnya kelompok orang dalam organisasi (Mulyasa, 2004:83). sesuai dengan tanggung wewenang jawab dalam rangka organisasi. dan masing-masing mencapai tujuan Wewenang tanggung yang dalam bentuk pelaksanaan fungsi dan tugas yang harus dijalankan. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh sifat individu dan sifat pekerjaan. Sifat individu meliputi kemampuan dasar, bakat kepribadian, motivasi, dan harapan tinggi. Sifat pekerjaan ditandai dengan bentuk dan struktur tugas yang jelas. Oleh karena pemahaman akan tugas dengan maka semakin dapat melaksanakan pekerjaan dengan Istilah prestasi kinerja kerja pengalihbahasaan atau merupakan dari kata Performance. Menurut Mangkunegara (2005:9) menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang seseorang karyawan melaksanakan dengan dicapai dalam tugasnya tanggung oleh sesuai jawab yang diberikan. Nawawi (2013:234) menyatakan bahwakinerja adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat fisik/material maupun non fisik/non material. Sedangkan Sianipar (2005:1) mendefinisikan benar. Kepemimpinan sekolah Definisi Kinerja itu, semakin kuat sifat individu dan jelas 1. dan jawab dimanifestasikan B. Kinerja selaku kepala pemimpin dipengaruhi oleh factor kualitas kepemimpinan, kinerja factor pengikut dan situasi yang berikut kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu Lebih fleksibilitas perilaku gaya kepemimpinan serta sebagai (2005:3) lanjut mengartikan Sianipar kinerja individu sebagai tingkat pencapaian 12 2. atau hasil kerja seseorang dari mempersiapkan sasaran yang harus dicapai atau kualitas masa depan bangsa. tugas Walaupun berat tantangan dan yang harus dilaksanakan generasi dalam kurun waktu tertentu. rintangan yang dihadapi dalam Kompetensi Guru pelaksanaan Menurut Usman (2011:37) standar Kompetensi tetap Guru dalam seorang guru. kompetensi utama, yaitu: Pendidikan Kompetensi Pedagogik adalah proses yang direncanakan agar Kompetensi semua berkembang pedagogik yaitu kemampuan proses pembelajaran. yang guru sebagai pendidik harus dapat berkenaan dengan karakteristik mempengaruhi siswa kearah siswa dilihat dari berbagai proses situasi sesuai dengan aspek sepeti moral, emosional tata nilai yang dianggap baik dan intelektual. dan berlaku dalam masyarakat. harus dimiliki Hal tersebut c. melalui Guru Kompetensi Sosial berimplikasi bahwa seorang Guru di masyarakat teori belajar dan prinsip-prinsip merupakan panutan yang perlu belajar karena siswa memiliki dicontoh dan merupakan suri karakter, sifat dan interest yang tauladan dalam kehidupannya berbeda.Berkenaan sehari-hari. dengan Guru siswa perlu memilki kemampuan sosial seorang guru harus mampu dengan masyarakat, dalam mengembangkan kurikulum rangka pelaksanaan proses tingkat pendidikan pembelajaran satuan kurikulum, dan mata guru harus mampu menguasai pelaksanaan masing-masing b. tegar harus melaksanakan tugas sebagai dikembangkan secara utuh dari 4 a. tugasnya dan yang Dengan efektif. dimilikinya disesuaikan dengan kebutuhan kemampuan tersebut, otomatis lokal. hubungan sekolah dengan Kompetensi Kepribadian masyarakat akan berjalan Pelaksanaan tugas dengan lancar, sehingga jika sebagai guru harus didukung ada keperluan dengan orang oleh suatu persaan bangga tua siswa, para guru tidak akan akan tugas yang dipercayakan mendapat kesulitan. kepadanya untuk 13 d. Kompetensi Professional secara individual tentang mutu hasil Kompetensi pekerjaannya dipandang dari sudut Profesional yaitu kemampuan kepentingan organisasi. yang harus dimiliki guru dalam Sianipar (2005:1112) perencanan dan pelaksanaan menyatakan bahwa evaluasi kinerja proses Guru merupakan untuk memaksimalkan dan mengevaluasi pembelajaran. mempunyai tugas proses mengarahkan kegiatan belajar kinerja perorangan. siswa untuk mencapai tujuan adalah jawaban pembelajaran, untuk itu guru pertanyaan dituntut baiknyakah mampu menyampaikan bahan disajikan. tentang sederhana. sebuah Seberapa kinerja seorang Penilaian kinerja menurut yang Nawawi (2013:234) yaitu proses diri pengamatan (observasi) terhadap diusahakan pelaksanaan pekerjaan oleh seorang Persiapan materi bagi ini tertentu. mengupdate, dan menguasai pelajaran Proses karyawan selama jangka waktu pelajaran/ guru harus selalu materi untuk dengan jalan mencari informasi pekerja. melalui (pengamatan) berbagai sumber Dari hasil observasi itu dilakukan seperti membaca buku-buku pengukuran yang dinyatakan dalam terbaru, mengakses bentuk internet, selalu dari mengikuti penetapan mengenai perkembangan dan kemajuan keputusan keberhasilan atau kegagalan dalam bekerja. terakhir tentang materi yang disajikan. 3. METODE PENELITIAN Penilaian Kinerja Guru 1. Jenis Penelitian Untuk mengetahui kinerja Rancangan penelitian pegawai di dalam melaksanakan merupakan keseluruhan prosedur tugas-tugas perencanaan, yang diembannya, dan maka dilakukan penilaian kinerja penelitian terhadap pegawai tersebut. prosedur pengumpulan data dan Prawirosentono yang pelaksanaan meliputi pengolahan data (2010:216) mengartikan penilaian ditentukan. Dalam kinerja sebagai proses penilaian suatu penelitian, seorang peneliti hasil kerja yang akan digunakan harus pihak manajemen untuk memberi penelitian yang disesuaikan dengan informasi kepada para karyawan jenis dan tujuan penelitian. Sesuai menyusun yang pula telah pelaksanaan rancangan 14 dengan tujuan penelitian dan sifat pengumpulan masalah yang akan diteliti, maka hipotesis, dan terakhir kesimpulan. penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif data, pengujian Penelitian ini mencari data dengan empirik yang sistematik dan dalam metode penelitian deskriptif. penelitian ini peneliti tidak dapat Metode kuantitatif adalah mengontrol langsung variabel salah satu metode penelitian yang bebas karena peristiwanya telah variabelnya data terjadi dan menurut sifatnya tidak kuantitatif atau data yang berbentuk dapat dimanipulasi. Penelitian ini angka atau numerikal yang diolah menempatkan dengan metoda statistika (Azwar, kepemimpinan 2013:5). terhadap kinerja guru di SMA menghasilkan Sedangkan metode deskriptif adalah penelitian penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu, yang pengaruh Kepala Sekolah Negeri 4 Tanjungpinang.. 2. Lokasi Penelitian hasilnya Penelitian ini dilaksanakan merupakan gambaran yang lengkap di Sekolah Menengah Atas Negeri dan terorganisasi mengenai unit 4 Tanjungpinang dengan alasan: tersebut (Suryabrata, 2012:24). a. Prasetyo mengemukakan kuantitatif Sekolah Menengah (2008:42) Negeri pengertian merupakan salah satu sekolah sebagai sekolah yang ada di Kota deskriptif berikut: 4 Atas Tanjungpinang Tanjungpinang yang memiliki “Penelitian kuantitatif jumlah peserta didik, pendidik deskriptif adalah penelitian yang dan tenaga kependidikan yang dilakukan untuk cukup banyak. gambaran yang lebih mengenai suatu gejala atau masyarakat hasil akhir dari Tanjungpinang fenomena, penelitian ini memberikan biasanya detail b. berupa Adanya tuntutan dari Kota untuk meningkatkan kualitas tipologi atau pola-pola mengenai pembelajaran di SMA Negeri 4 fenomena yang sedang dibahas”. Tanjungpinang. c. Menurut (2006:105) metode Irawan penelitian kuantitatif tersebut menggunakan pola berpikir dengan deduktif pengamatan, dimulai hipotesis, Skala prioritas pembangunan Pemerintah Kota Tanjungpinang menciptakan dalam guru yang professional melalui aktualisasi manajemen Kepala Sekolah 15 3. yang bersih, transparan dan kuesioner ini dijadikan sebagai akuntabel. sumber informasi utama melakukan analisis hasil penelitian Populasi dan Sampel Populasi memiliki peran yang penting penelitian. untuk salam Populasi Adapun alat pengumpulan sebuah data dalam penelitian ini adalah adalah angket. keseluruhan objek penelitian yang b. Observasi dapat terdiri dari manusia, benda, Sugiyono (2008:166) hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, mengemukakan bahwa: “ Observasi atau peristiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu merupakan suatu (Wasito, 2012:49). proses yang kompleks, suatu (2010:220) menambahkan bahwa proses yang populasi sejumlah tersusun dari setidaknya pelbagai proses mempunyai satu atau lebih ciri-ciri biologis dan atau sifat yang sama. Populasi pada psikhologis. Dua penelitian ini adalah seluruh guru diantaranya yang SMA Negeri 4 terpenting Lebih lanjut, merupakan individu yang Hadi Tanjungpinang adalah dengan ketentuan guru tersebut proses-proses berstatus Pegawai Negeri Sipil pengamatan (PNS) dan telah memiliki masa ingatan”. dan kerja minimal 1 tahun. Populasi Observasi dalam penelitian ini sebanyak 39 peneliti orang. tidak penelitian ini antara lain: dan hanya Alat yang digunakan adalah Kuesioner adalah teknik daftar check list. pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket yang berisi c. Dokumentasi Metode daftar pertanyaan atau pernyataan diisi oleh para responden. Informasi atau data yang terlibat sebagai pengamat independen. Kuesioner harus dalam nonpartisipan, dimana peneliti yang digunakan oleh peneliti dalam yang lakukan penelitian ini ialah observasi Metode pengumpulan data a. yang diperoleh dari jawaban adalah salah pengumpulan dokumenter satu data metode yang digunakan dalam metodologi 16 penelitian social (Bungin, mereka pun dapat melaksanakan 2009:144). Sebagian besar data kewajibannya sebagai seorang ibu rumah yang tersedia adalah berbentuk tangga disebabkan jam kerja guru yang tidak surat-surat, terlampau padat seperti jam kerja karyawan. catatan harian, kenang-kenanganan, laporan dan sebagainya. Responden berpendidikan Diploma III sebanyak 2 orang (5.13%), S1 Pada penelitian ini teknik sebanyak 36 orang (92.31%) serta S.2 yang pengambilan sampel yang sebanyak digunakan pendidikan adalah yang purposive 1 orang (2.56%). Tingkat paling banyak responden sampling. Penentuan sumber data berpendidikan S1, dikarenakan syarat utama pada orang yang diwawancarai seorang guru yaitu minimal setara dengan dilakukan secara purposive, yaitu S1. Sedangkan guru yang latar belakang dipilih dengan pertimbangan dan pendidikan selain itu merupakan guru senior tujuan yang telah mengabdi lebih dari 25 tahun. tertentu. Arikunto (2010:182) mengatakan : Purposive sampel atau sampel bertujuan Responden yang berpangkat/gol. Penata Muda/III.a sebanyak 1 orang dilakukan dengan cara mengambil (2.56%), Penata Muda TK.I/III.b sebanyak 8 subjek bukan di dasarkan atas orang (20.51%), Penata/III.c sebanyak 10 strata, random atau daerah tetapi orang (25.64%), Penata TK.I/III.d sebanyak didasarkan atas tujuan tertentu. 2 orang atau 5.13% serta Pembina/IV.a sebanyak PEMBAHASAN Karakteristik Responden 18 orang atau 46.15%. Pangkat/Golongan responden paling banyak Karakteristik responden diketahui bahwa berpangkat Pembina/IV.a, prosentase responden laki-laki sebanyak 11 responden kebanyakan orang atau 28.21%, sedangkan responden sebagai guru berlatar belakang pendidikan perempuan sebanyak 28 orang atau 71.79%. sarjana (S.1) dan merupakan guru senior Jumlah responden perempuan lebih banyak yang telah mengabdi lebih dari 25 tahun. dibandingkan dengan jumlah responden laki-laki. Hal ini dikarenakan dikarenakan pengangkatan Responden yang masa kerjanya guru kurang dari 5 tahun sebanyak 6 orang atau perempuan lebih banyak daripada guru laki- 15.38%, 6 s.d. 15 tahun sebanyak 9 orang laki di SMA Negeri 4 Tanjungpinang. Selain atau 23.08%, 16 s.d. 25 tahun sebanyak 7 itu pun kaum perempuan lebih condong orang atau 17.95%, 26 s.d. 35 tahun terhadap dunia pendidikan, bukan berarti sebanyak 14 orang atau 35.89% serta yang kaum laki-laki mengabaikan pendidikan, bekerja lebih dari 35 tahun sebanyak 3 orang tetapi dalam pekerjaan sebagai seorang guru, atau 7.69%. Masa kerja responden paling perempuan lah yang lebih banyak menjadi banyak antara 25 tahun s.d. 35 tahun, guru. Karena selain mereka dapat bekerja, dikarenakan responden termasuk guru senior 17 dan tidak pernah mendapat mutasi sejak nilai-nilai demokrasi akan dengan baik pengangkatan jadi guru. berkembang di sekolah, Responden yang mengajar mata Tanggapan responden atas kepala pelajaran kimia sebanyak 4 orang atau sekolah memiliki kepribadian yang kuat 10.26%, PPKn sebanyak 2 orang atau adalah sebanyak 7 responden atau 17.4% 5.13%, Pendidikan Agama dan Budi Pekerti menjawab sangat baik, 10 responden atau sebanyak 3 orang atau 7.69%, Bahasa 26.1% menjawab baik, 9 responden atau Indonesia sebanyak 4 orang atau 10.26%, 24.6% menjawab cukup baik, 6 responden Sosiologi sebanyak 2 orang atau 5.13%, atau 14.5% menjawab kurang baik serta 7 Pendidikan dan responden atau 17.4% menjawab tidak baik. Kesehatan sebanyak 2 orang atau 5.13%, Dengan demikian, responden mayoritas Bimbingan dan Konseling sebanyak 2 orang menjawab baik. Artinya kepala sekolah atau 5.13%, Bahasa Inggris sebanyak 4 menilai tingkat kualitas Kepemimpinan orang atau 10.26%, Matematika sebanyak 3 Kepala bersikap orang atau 7.69%, Biologi sebanyak 2 orang karenanya sikap keteladanan harus dimiliki atau 5.13%, Sejarah Indonesia sebanyak 2 oleh orang atau 5.13%, Ekonomi sebanyak 3 menggunakan pengaruhnya tersebut untuk orang atau 7.69%, Seni Budaya, Geografi meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 4 dan fisika masing-masing sebanyak 2 orang Tanjungpinang. atau Jasmani, 5.13%. responden Olahraga kepala dalam sekolah agar baik, dapat banyak Tanggapan responden atas Kepala mengajar Kimia, Bahasa Inggris dan Bahasa Sekolah memiliki kredibilitas tinggi sebagai Indonesia sumber informasi dan nasehat adalah 12 disebabkan paling sekolah mata pelajaran tersebut dipelajari di jurusan IPA dan IPS. responden atau 30.4% menjawab sangat Responden atas tingkat keaktifan berkoordinasi, 11 responden atau 27.5% kepala sekolah dalam mengambil keputusan menjawab berkoordinasi, 14 responden atau dengan tepat dan bijaksana adalah sebanyak 34.8% menjawab cukup berkoordinasi serta 15 responden atau 39.1 % menjawab sangat 2 responden atau 7.2% menjawab kurang aktif, 7 responden atau 18.8 % menjawab berkoordinasi. Dari data tersebut diketahui aktif, 9 responden atau 21.7 % menjawab bahwa cukup aktif, 4 responden atau 10.1 % cukup berkoordinasi artinya kepala sekolah menjawab kurang aktif dan 4 responden atau cukup kredibel dalam melakukan koordinasi 10.1 % menjawab tidak aktif. Dengan tentang pelaksanaan tugas dan penyampaian demikian, responden mayoritas menjawab informasi kedinasan. Dengan hal tersebut sangat aktif. Artinya kepala sekolah sangat maka aktif dalam melibatkan semua personil untuk meminimalisir terjadinya miss komunikasi. mengambil sebuah keputusan. Sehingga mayoritas komunikasi Tanggapan responden akan menjawab lancar responden dan atas kemampuan kepala sekolah merumuskan 18 visi dan misi, tujuan dan sasaran sekolah kurang baik serta 2 responden atau 4.3% adalah sebanyak 12 responden atau 30.4% menjawab tidak baik. Dari data tersebut menjawab sangat jelas, 10 responden atau diketahui mayoritas responden menjawab 26.1% menjawab jelas, 8 responden atau cukup baik artinya Kepala sekolah berada 21.7% menjawab cukup jelas, 8 responden pada level cukup baik dalam pelaksanaan atau 20.3% menjawab kurang jelas serta 1 visi dan misi, karenanya masih perlu responden atau 1.4% tidak jelas. Dari data ditingkatkan tersebut dilaksanakan oleh guru dalam mencapai diketahui bahwa mayoritas responden menjawab sangat jelas artinya Kepala sekolah yang harus tujuan sekolah. Tanggapan responden atas kualitas merumuskan visi dan misi sekolah. Dengan ketegasan kepala sekolah terhadap guru kejelasan tersebut, maka guru dan pegawai dalam akan memiliki tingkat pemahaman yang responden atau 23.2 % menjawab sangat tinggi tegas, 16 responden atau 42% menjawab apa jelas apa-apa dalam tentang sangat lagi yang seharusnya dikerjakan melaksanakan tugas adalah 9 tegas, 7 responden atau 17.4% menjawab Tanggapan responden atas tegas, 6 responden atau 14.5% menjawab ketegasan kepala sekolah mensosialisasikan kurang tegas serta 1 responden ata 1.9% visi, misi, tujuan sekolah adalah sebanyak 2 menjawab tidak tegas. Dari data tersebut responden atau 4.3% menjawab sangat diketahui mayoritas responden tegas artinya tegas, 6 responden atau 15.9% menjawab pola kepemimpinan kepala sekolah yang tegas, 20 responden atau 52.2% menjawab menjamin pelaksanaan job deskripsi yang cukup tegas, 2 responden atau 4.3% jelas di antara sesama guru dan pegawai. menjawab kurang tegas serta 9 responden Sehingga dengan kejelasan beban pekerjaan atau 23.2% menjawab tidak tegas. Dari data akan melancarkan setiap guru dan pegawai tersebut dalam diketahui bahwa mayoritas responden menjawab cukup tegas artinya Kepala sekolah cukup tegas dalam melaksanakan tugasnya masing- masing. Tanggapan responden atas kualitas mensosialisasikan visi dan misi. Diharapkan ketegasan dengan pelaksanaan tata tertib sekolah adalah ketegasan tersebut tingkat kedisiplinan guru akan meningkat. Tanggapan responden sebanyak kepala 16 sekolah responden atau terhadap 14.5% atas menjawab sangat tegas, 18 responden atau kemampuan kepala sekolah melaksanakan 46.4% menjawab tegas, 13 responden atau visi dan misi sekolah adalah 8 responden 33.3% menjawab cukup tegas, 1 responden atau 21.7% menjawab sangat baik, 10 atau 2.9% menjawab kurang tegas serta 1 responden atau 24.6% menjawab baik, 15 responden atau 2.9% menjawab tidak tegas. responden atau 39.1% menjawab cukup Dari data tersebut diketahui bahwa respon baik, 4 responden atau 10.1% menjawab mayoritas menjawab tegas artinya Kepala 19 sekolah tegas dalam memberikan sanksi dan namun hal ini perlu ditingkatkan menjadi teguran terhadap staf TU dan siswa yang lebih baik. melanggar peraturan sekolah Diharapkan dengan ketegasan tersebut tingkat Tanggapan responden atas kemampuan kepala sekolah menggerakkan kedisiplinan staf TU dan siswa akan guru meningkat. program sekolah adalah 7 responden atau Tanggapan responden atas kualitas kemampuan kepala turut serta melaksanakan 17.4% menjawab sangat baik, 13 responden dalam atau 33.3% menjawab baik, 14 responden memberikan reward dan sanksi sebagai atau 36.2% menjawab cukup baik, 1 sarana pemberdayaan guru adalah sebanyak responden atau 2.9% menjawab kurang baik 7 responden atau 18.8% menjawab sangat serta 4 responden atau 10.1% menjawab mampu, 10 responden atau 24.6% menjawab tidak baik. Dari data tersebut diketahui mampu, 15 responden atau 37.7% menjawab bahwa cukup mampu, 4 responden atau 10.1% cukup baik artinya kepala sekolah cukup menjawab kurang mampu, serta 3 responden baik dalam menggerakkan guru untuk turut atau 8.7% menjawab tidak mampu. Dari serta dalam melaksanakan program sekolah, data tersebut diketahui bahwa mayoritas hal ini harus ditingkatkan terus karena responden menjawab cukup mampu artinya merupakan kepala meningkatkan kinerja guru. sekolah sekolah untuk cukup mampu dalam mayoritas responden daya menjawab dorong untuk memberikan reward dan sangsi sebagai Tanggapan responden atas kualitas sarana untuk memberdayakan guru, hal ini jaminan kepala sekolah terhadap keamanan harus lebih ditingkatkan agar dapat memacu dalam bekerja adalah 7 responden atau kinerja guru. 18.8% menjawab sangat menjamin, 11 Mengenai responden responden atau 29.0% menjawab menjamin, atas kemampuan kepala sekolah memberi 14 responden atau 38.4% menjawab cukup contoh kepada guru dalam melaksanakan menjamin, program sekolah adalah 2 responden atau menjawab kurang menjamin, 2 responden 4.3% atau 5.8% menjawab tidak menjamin. Dari menjawab tanggapan sangat mampu, 11 5 atau 11.6% responden atau 27.5% menjawab mampu, 17 data responden atau 43.5% menjawab cukup mayoritas mampu, 7 responden atau 17.4% menjawab menjamin artinya kepala sekolah cukup kurang mampu serta 3 responden atau 7.2% menjamin menjawab tidak mampu. Dari data tersebut ketenangan guru dalam bekerja. Sehingga diketahui para guru akan merasa aman dan nyaman bahwa mayoritas responden tersebut responden menjawab cukup mampu artinya kepala dalam sekolah cukup mampu member contoh pada sekolah. guru dalam melaksanakan program sekolah, dapat diketahui bahwa responden menjawab cukup terhadap melaksanakan keamanan tugas-tugasnya dan di 20 Kemampuan Kepala sekolah dalam Transformasi visi dan misi, memotivasi guru agar melaksanakan tugas Pemberdayaan, sesuai dengan bidangnya masing-masing Motivasi, Pengarahan adalah 17 responden atau 43.5% menjawab Bimbingan serta sangat baik, 7 responden atau 18.8% komitnen tergolong sangat tinggi. menjawab baik, 8 responden atau 20.3% 3. Pengaruh Mobilisasi, dan Pembentukan kepemimpinan kepala menjawab cukup baik, 4 responden atau sekolah terhadap kinerja guru di 10.1% menjawab kurang baik, 3 responden SMA Negeri 4 Tanjungpinang yang atau 7.2% menjawab tidak baik. Dari data meliputi tersebut responden kewibawaan, Transformasi visi dan mayoritas menjawab sangat baik artinya misi, Pemberdayaan, Mobilisasi, kepala Motivasi, Pengarahan memotivasi guru agar memiliki kinerja Bimbingan serta terbaik, namun hal ini belum diimbangi oleh komitnen tergolong tinggi. diketahui sekolah bahwa sangat baik dalam keteladanan dari kepala sekolah sehingga B. Penggunaan pengaruh dan Pembentukan Saran belum mampu memaksimalkan kinerja guru. Sesuai dengan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, penulis KESIMPULAN DAN SARAN merumuskan A. Kesimpulan yang telah dikemukakan pada bab maka Kepemimpinan terhadap dapat diambil Negeri 4 Tanjunpinang. 1. kepala Kinerja Guru pemimpin kepemimpinan memberikan tugas atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bekerja secara professional dan sekolahnya mempertimbangkan tujuan dengan kondisi psikologi setiap guru/pegawai yang pendidikan pada umumnya. dihadapinya. Kinerja guru di SMA Negeri 4 yang mengikuti dengan bersikap secara bijak dalam mempengaruhi perilaku guru agar Tanjungpinang pola baik. Hal ini dapat dilakukan diembannya secara baik serta dapat 2. yang dapat manajemen berbasis sekolah secara dapat sesuai dengan tanggung jawab yang mewujudkan sekolah mengimplementasikan sangat melaksanakan tugas dan fungsinya dapat Hendaknya kepala sekolah dalam memimpin sekolah ditentukan oleh kepala sekolah selaku yang meningkatkan Kinerja Guru di SMA kesimpulan sebagai berikut. 1. saran merupakan implikasi lebih lanjut untuk Dari pembahasan dan uraian sebelumnya, beberapa meliputi Penggunaan pengaruh kewibawaan, 2. Dalam meningkatkan kinerja guru hendaknya kepala sekolah 21 melakukan pembagian tugas sesuai DAFTAR PUSTAKA dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing guru harus Ardhana, I Wayan, 2003, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta. dilakukan secara terencana dan terarah serta supervisi dilakukan proses Atmodiwiro, Soebagyo. 2010. Manajemen evaluasi secara Pendidikan Indonesia. Jakarta : dan berkala. Ardadizya Jaya. Hendaknya kepala sekolah dan guru mampu menjalin relasi dengan Azwar, S. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar. baikagar dapat menwujudkan tujuan sekolah. Bungin, Di antaranya, yaitu : 1. Perlunya untuk menggali dan mengembangkan potensi diri yang dimiliki para pegawai dalam penunjang pelaksanaan kerja yang dilakukan. Kegiatan sosial secara teratur dan Burhan. Penelitian 2009. Metodologi Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Burhanuddin, 2004. Analisis administras imanajemen dan kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara terencana, hal ini di tunjukan untuk meningkatkan kerjasama dan komunikasi kerja, kekompakan kerja Danim, S. 2006. Visi baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. pegawai. 2. Hendaknya pimpinan kantor lebih bijak dalam menyikapi permasalahan 1994. Petunjuk Peningkatan Mutu motivasi kerja pegawainya. Gunakan Pendidikan pendekatan dan perlakuan yang sama Jakarta: terhadap Pendidikan Dasar dan menengah. pegawai yang belum termotivasi. 3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pimpinan Disekolah Direktorat Dasar. Jendral Devis, Keith dan Newton, Jhon W, 2004. Kantor BKP Kelas II Tanjungpinang, yaitu secepatnya untuk Perilaku Dalam Organisasi. Erlangga Jakarta. mengajukan tambahan pegawai untuk membantu menyelesaikan pekerjaan Dessler. 2007. Manajemen Sumber Daya demi menjaga dan melindungi Negara Manusia. Edisi Bahasa Indonesia Kesatuan Republik Jilid 2. Jakarta: PT. Prenhallindo. ancaman penyakit Indonesia hewan dari maupun tumbuhan yang berbahaya, khususnya di Kepulauan Riau ini. Djamarah, S.B. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. 22 Gibson. 2007. Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Sruktur, dan Proses. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Kottler. 2008. Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: UGM Press. Erlangga. Kusmianto. 2013. Kinerja Kepala Sekolah ----------2010. Organisasi Perilaku Stuktur Proses, Jakarta : Binarupa Aksara. dan Pengawas dalam Membina Kemampuan Mengajar Guru. Tesis. Jakarta: Griffin, Ricky W., 2006. Manajemen (3 ed). Universitas Pendidikan Indonesia. (tidak diterbitkan) Boston: Houghton Miffin Company Lembaga Gitosudarmo, Indrio dan Nyoman Sudiro,. 2010. Perilaku Keorganisasian, Administrasi Negara. 2012. Pengawasan Fungsional. STIALAN. Jakarta. BPFE, Yogyakarta Mangkunegara, AA, Anwar Prabu. 2005. Hadi, S. 2010. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. SDM. Bandung:Refika Aditama. Hasibuan Malayu S.P. 2010. Manajemen sumber Daya manusia. Jakarta : Sinar Grafika & Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Jakarta Maruli, A. 2010. Wapres: Pendidikan adalah Kunci Utama Kemajuan Bangsa. www.antaranews.com. Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif Sosial. Perencanaan dan Pengembangan : DIA FISIP Mulyasa, E, 2004, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: RemajaRosda karya. Universitas Indonesia. Nana Sudjana. 2006. Dasar-dasar Proses Belajar Karweti, E. 2010. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB di Kabupaten Subang. Mengajar.Bandung: SinarBaru Nasution, 2010. Faktor-faktor Mempengaruhi Kinerja yang Guru. sabrinafauza.wordpress.com (Senin, 5 April 2010) Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11 No. 2. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Nawawi, Hadari. 2013. Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta: Gadjah mada University Press. 23 Northouse, P.G. 2007. The Leadership Challenge. Jakarta: Erlangga. Sedarmayanti. 2010. Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Jakarta: PT. Refika Aditama. Nugroho Susanto. Penilaian 2013. Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru. Bandung: Sianipar. 2005. Perencanaan Peningkatan Kinerja. Jakarta: LAN-RI. UniversitasPendidikan Indonesia. Siagian Sondang. 2009. Teori Motivasi dan Notoadmodjo, S. 2009. Pengembangan Aplikasinya. Jakarta:Rineka Cipta Sumber Daya Manusia. Jakarta: Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 2009. Rineka Cipta. Metode Penelitian Survai. Jakarta: Ozuruoke, A.A., Ordu, P., and Abdulkarim, LP3ES. M.. 2011. Leadership Style and Business Educator’s Job Performance in Senior Secondary Schools in Environment. a Changing Journal of Educational and Social Research. Nigeria : Secretarial Departement Education, Slamet Akhmad., 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Soekarso dkk. 2011. Teori Kepemimpinan. Jakarta: Mitra Wacana Media. of Federal College of Education Sudrajat, A. 2008. Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah. akhmadsudrajat.wordpress.com. Posner and Kauzes. 2009. The Leadership Challenge. Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Prasetyo, Bambang. Miftahul Jannah, Lina. Bandung: Alfabeta 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo. Prawiro Sentono Sutadi,. 2010. Kebijakan Suryabrata, Sumadi. 2012. Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers. Thoha, Miftah. 2006. Kepemimpinan dalam Kinerja karyawan, Yogyakarta : Manajemen. BPFE. Grafindo Persada. Sagala Syaiful. 2011. Memahami Organisasi pendidikan, Bandung : Alfabeta Sedler, Philip, 2007. Leadership. London: Kogan Page. Metodologi Jakarta: PT Raja Usman. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 24 Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali Pers. Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung:Alfabeta Wardiman Djoyonegoro, wawancara dalam TPI tanggal 16 Agustus 2004. Wasito, H. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Yuki, Gary. 2010. Leadership in Organization Saddle River New Jersey: Prentice Hall,Inc. DOKUMEN Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen Peraturan Pemerintah nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan Laporan Bulanan SMA Negeri Tanjungpinang, Maret 2015 Profil SMA Negeri 4 Tanjungpinang 4