PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP

advertisement
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA
GURU DI SMA NEGERI 4 TANJUNGPINANG
Sarimah
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISP, UMRAH
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang” dilaterbelakangi oleh permasalahan antara lain kinerja
guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang menunjukkan kurang optimal dalam melakukan tugasnya,
profesionalitas guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang tergolong rendah, kinerja guru sangat
menentukan hasil belajar peserta didik, kinerja guru juga akan ditentukan oleh kepemimpinan
kepala sekolah selaku figur sentral dalam suatu sekolah tersebut, kepemimpinan kepala sekolah
yang baik dalam memimpin dan memberdayakan sumberdaya manusia.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA
Negeri 4 Tanjungpinang, Kinerja guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang, Pengaruh kepemimpinan
Kepala Sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang. Jenis penelitian ini adalah
kuantitatif deskriptif dengan populasi penelitian sebanyak 39 orang guru berasal dari guru SMA
Negeri 4 Tanjungpinang dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, observasi dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan 1). Kepemimpinan kepala sekolah
terhadap Kinerja Guru sangat ditentukan oleh kepala sekolah selaku pemimpin dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya secara baik
serta dapat mempengaruhi perilaku guru agar bekerja secara professional dan dapat mewujudkan
tujuan pendidikan pada umumnya, 2). Kinerja guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang yang
meliputi Penggunaan pengaruh kewibawaan, Transformasi visi dan misi, Pemberdayaan,
Mobilisasi, Motivasi, Pengarahan dan Bimbingan serta Pembentukan komitnen tergolong sangat
tinggi, 3). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 4
Tanjungpinang yang meliputi Penggunaan pengaruh kewibawaan, Transformasi visi dan misi,
Pemberdayaan, Mobilisasi, Motivasi, Pengarahan dan Bimbingan serta Pembentukan komitnen
tergolong tinggi.
Dari hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan agar 1). Hendaknya kepala sekolah
dalam memimpin sekolah dapat mengimplementasikan pola kepemimpinan yang mengikuti
manajemen berbasis sekolah secara baik. Hal ini dapat dilakukan dengan bersikap secara bijak
dalam memberikan tugas atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sekolahnya dengan
mempertimbangkan kondisi psikologi setiap guru/pegawai yang dihadapinya, 2). Dalam
meningkatkan kinerja guru hendaknya kepala sekolah melakukan pembagian tugas sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi masing-masing guru harus dilakukan secara terencana dan terarah serta
dilakukan proses supervisi dan evaluasi secara berkala, 3). Hendaknya kepala sekolah dan guru
mampu menjalin relasi dengan baikagar dapat menwujudkan tujuan sekolah.
Kata Kunci : Kepemimpinan, kinerja, guru
1
ABSTRACT
This study entitled "Effect on Performance Leadership Principal Teacher at SMAN 4
Tanjungpinang" by other performance problems between teachers at SMAN 4 Tanjungpinang
showed less than optimal in performing its duties, the professionalism of teachers SMAN 4
Tanjungpinang is low, the performance of teachers is crucial results learners, teacher
performance also will be determined by the school leadership as a central figure in the school,
good school leadership in leading and empowering human resources.
Purpose of this study was to determine the Principal Leadership in SMAN 4
Tanjungpinang, teacher performance SMAN 4 Tanjungpinang, the leadership of the Principal
Influence on teacher performance SMAN 4 Tanjungpinang. This type of research is quantitative
descriptive study population as many as 39 teachers from teachers SMAN 4 Tanjungpinang by
sampling using purposive sampling. Data were collected using questionnaires, observation and
documentation.
Based on the results of this study concluded 1). School leadership to teacher performance
is largely determined by the principal as a leader able to carry out its duties and functions in
accordance with its responsibility properly and can affect the behavior of teachers to work
professionally and be able to realize the goal of education in general, 2). The performance of
teachers at SMAN 4 Tanjungpinang which includes use of the influence of authority, Transforming
the vision and mission, empowerment, mobilization, motivation, Direction and Guidance and
Formation komitnen classified as very high, 3). The influence of school leadership on teacher
performance in SMAN 4 Tanjungpinang which includes use of the influence of authority,
Transforming the vision and mission, empowerment, mobilization, motivation, Direction and
Guidance and Formation komitnen is high.
From these results, the authors suggest that 1). Should principals in leading the school to
implement a pattern of leadership that follows good school-based management. This can be done
by being wise in giving the task or solve the problems faced by schools taking into account the
psychological condition of each teacher / employee faces, 2). In improving the performance of the
school head teachers should do the division of tasks in accordance with the basic tasks and
functions of each teacher must be well planned and directed as well as supervision and evaluation
process carried out at regular intervals, 3). Principals and teachers should be able to establish
relationships with school purposes.
Keywords: Leadership, performance, teacher
2
4
dalam
PENDAHULUAN
Kepemimpinan seorang pemimpin
akan mampu membedakan karakteristik
suatu organisasi dengan organisasi lainya.
Kepemimpinan yang dinamis dan efektif
merupakan potensi yang paling pokok dan
menjadi pemimpin yang berkemimpinan
dinamis dan efektif. Dengan memahami
teori
kepemimpinan
meningkatkan
dirinya
akan
pemahamannya
sendiri,
mengetahui
dapat
terhadap
kelemahan
maupun kelebihan potensi yang ada dalam
dirinya, serta akan dapat meningkatkan
pemahaman tentang bagaimana seharusnya
memperlakukan bawahannya.
Masalah
dan
selalu
suatu organisasi akan berhasil atau gagal
ditentukan
oleh
kualitas
kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan
kemampuan
untuk
mempengaruhi,
menggerakkan dan mengarahkan tindakan
penyelenggaraan
pendidikan.
tujuan
tertentu
pada
situasi
tertentu. Kepemimpinan merupakan salah
satu aspek manajerial dalam kehidupan
berorganisasi yang merupakan posisi kunci.
Karena kepemimpinan seorang pemimpin
berperan sebagai penyelaras dalam proses
kerjasama
antar
manusia
dalam
organisasinya.
Kepala
Hal
ini
menyebabkan kemampuan kepala sekolah
tentunya akan turut mempengaruhi kinerja
guru dalam melaksanakan tugas sehingga
peran kepala sekolah sangat diperlukan.
Setiap Kepala Sekolah Menengah
Atas sebagai pemimpin organisasi perlu
menguasai dan mempunyai kemampuan
untuk memotivasi bawahannya, agar Kepala
Sekolah
Menengah
mempengaruhi
Atas
dapat
bawahannya
harus
memahami apa yang menjadi kebutuhan
bawahannya.
Keberhasilan
pengelolaan
sekolah sangat ditentukan oleh kegiatan
pendayagunaan sumber daya manusia. Oleh
dalam
suatu
organisasi
hendaknya
menyadari dan tanggap teknik-teknik untuk
dapat memelihara prestasi dan kepuasan
kerja guru antara lain dengan memberikan
dorongan
kepada
guru
agar
dapat
melaksanakan tugas mereka sesuai dengan
aturan dan pengarahan.
pada seseorang atau kelompok orang untuk
mencapai
pengawasan
karena itu kepala sekolah sebagai pemimpin
kepemimpinan
memberikan kesan yang menarik, sebab
sebagian
pengorganisasian,
pelaksanaan
yang sulit dijumpai, akan tetapi tidak berarti
bahwa seorang pemimpin tidak mampu
perencanaan,
Oleh sebab itu salah satu tugas
kepala
sekolah
adalah
untuk
dapat
menciptakan guru profesional agar bisa
bekerja sesuai dengan pengarahan yang
diberikan. Lebih jauh kepala sekolah sebagai
pimpinan harus mengetahui kinerja gurugurunya. Karena kinerja paling tidak sangat
berkait dengan kepemimpinan organisasi
sekolah dan juga kepentingan guru itu
sekolah
sebagai
motor
penggerak peningkatan kinerja guru dituntut
memiliki visi, misi dan wawasan yang luas
serta kemampuan profesional yang memadai
sendiri, oleh karena itu bagi Kepala Sekolah
Menengah Atas, hasil penilaian kinerja para
guru sangat penting artinya dan peranannya
5
dalam
pengambilan
keputusan
tentang
kegiatan
yang
menyangkut
tugas
berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan
profesionalnya sebagai guru dan tugas
program
pengembangan
pendidikan
dan
pelatihan,
pribadi
guru.
Tugas
rekrutmen, seleksi, penempatan, promosi
Profesional guru mencakup suatu kegiatan
dan berbagai aspek lain. Sedangkan bagi
berantai
guru penilaian dapat berperan sebagai
pembelajaran, melaksanakan, mengevaluasi
umpan balik tentang berbagai hal seperti
sampai dengan tindak lanjut evaluasi. Selain
kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan
itu guru juga dituntut untuk memiliki
potensi yang pada gilirannya bermanfaat
pemahaman
untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan
pemahaman terhadap peserta didik serta
pengembangan karirnya. Sehingga secara
harus
berkala hendaknya mengadakan penilaian
peserta didik.
kinerja guru-gurunya.
dimulai
dari
merencanakan
wawasan
mampu
kependidikan,
mengembangkan
potensi
Kinerja guru adalah kemampuan
Untuk melihat sukses atau gagalnya
seorang guru untuk melakukan perbuatan
kepala sekolah memimpin sekolah maka
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan,
perlu diamati perilakunya apakah kepala
yang mencakup aspek perencanaan program
sekolah memiliki sifat kepemimpinan atau
belajar mengajar, pelaksanaan proses belajar
tidak. Sifat-sifat kepemimpinan diantaranya
mengajar, penciptaan dan pemeliharaan
adalah
Kepala
kelas yang optimal, pengendalian kondisi
sekolah diharapkan mampu mengajar dan
belajar yang optimal, serta penilaian hasil
menguasai
belajar.
keterampilan
mengajar.
metode-metode
pengajaran
Kinerja
sangat
sehingga kepala sekolah bisa mengajar dan
menentukan
kualitas
memberi masukan kepada guru-guru agar
termasuk seorang guru.
penting
kerja
dalam
seseorang,
guru mengetahui cara yang lebih efektif
Dengan adanya penilaian kinerja
dalam proses belajar mengajar, mengetahui
kepala sekolah akan memperoleh informasi
solusi setiap permasalahan dengan siswa
tentang keberhasilan atau kegagalan gurunya
serta menambah penetahuan guru mengenai
dalam menjalankan tugas masing-masing.
metode dan teori belajar itu sendiri. Kepala
Kinerja penting untuk diteliti, karena ukuran
sekolah harus menyadari arti visi dan tujuan
terakhir
sekolah. kepala sekolah sebagai pagar
organisasi/sekolah
pembatas dan mengawasi kerja guru agar
pelaksanaan
guru dapat bekerja selaras dengan tujuan
kemajuan sekolah banyak dipengaruhi oleh
yang hendak dicapai sekolah.
kinerja guru-gurunya. Penilaian kinerja guru
keberhasilan
adalah
suatu
kinerja
pekerjaannya,
atau
sehingga
Kinerja guru merupakan seluruh
pada dasarnya merupakan penilaian yang
usaha guru untuk mengantarkan proses
sistematik terhadap penampilan kerja guru
pembelajaran mencapai tujuan pendidikan.
itu sendiri terhadap taraf potensi kerja guru
Adapun kinerja
dalam upaya mengembangkan diri untuk
guru
meliputi seluruh
6
kepentingan sekolah, sehingga di antara
Menurut Gibson (2007:15)
tujuan Sekolah Menengah Atas adalah
kepemimpinan adalah “suatu usaha
Kepala Sekolah Menengah Atas diharapkan
yang
dapat menyiapkan peserta didik untuk
kepemimpinan
menjadi anak yang beriman, bertaqwa,
mempengaruhi dan tidak memaksa
berakhlak mulia, menguasai ranah kognitif,
dalam memotivasi individu untuk
ranah efektif serta ranah psikomotor.
mencapai tujuan”.
menggunakan
gaya
untuk
dapat
Sedangkan Tjiptono dan
LANDASAN TEORI
Anastasia, (2003:152) menyatakan
A. Kepemimpinan
bahwa
1. Teori Kepemimpinan
Garry
(2010:27),
mengatakan bahwa:
adalah
proses
mempengaruhi
orang
lain
memahami
pemimpin
setuju
tugas itu dapat dilakukan
secara efektif, dan proses
memfasilitasi
usaha
kelompok
mencapai
tujuan
bersama”.
Nawawi
(2011:41),
“
untuk
menyelesaikan
pekerjaanpekerjaan mereka dengan
semangat keyakinan.
suatu kelompok kearah pencapaian
tujuan. Dalam yang sama Owen
mengemukakan
sebagai
suatu
bahwa
kepemimpianan merupakan suatu
interaksi antar suatu pihak yang
dengan
pihak
yang
dipimpin”.
Ada
pula
mengartikan
merupakan
yang
“kepemimpinan
kemampuan
untuk
membangkitkan semangat orang
lain agar bersedia dan memiliki
Northouse, P.G. (2007:3),
mendefenisikan
Kepemimpinan
adalah kemampuan mempengaruhi
menyatakan bahwa kepemimpinan
adalah seni membujuk bawahan
(2013:20)
mengatakan bahwa:
memimpin
Soekarso,
para
tujuan organisasi.
tentang apa yang perlu
dikerjakan dan bagaimana
sukarela
bawahannya dalam usaha mencapai
untuk
dan
dan
mengupayakan
partisipasi
“ Kepemimpinan
untuk
adalah
proses pengaruh sosial dimana
Yukl
individu
kepemimpinan
kepemimpinan
proses
dimana
individu mempengaruhi kelompok
untuk mencapai tujuan organisasi.
tanggung
jawan
total
terhadap
usaha mencapai atau melampaui
tujuan organisasi” (Davis, 2004:
192).
5
Sedangkan
(2006:9)
merumuskan
Berdasarkan
pengertian
bahwa
diatas, penulis dapat menyimpulkan
adalah
kegiatan
bahwa pengertian kepemimpinan
memepengaruhi
perilaku
adalah:
kepemimpinan
untuk
Thoha
orang lain, atau seni mempengaruhi
a.
Seni
dalam
prilaku manusia baik perorangan
orang
lain
maupun kelompok.”
bekerja secara sukarela dan
Kepemimpinan
(Leadership)
(2013:235)
penuh
menurut
adalah
mempengaruhi
sehingga
antuisas
mau
kearah
Nugroho
pencapaian tujuan kelompok,
kemampuan
untuk itu dibutuhkan adanya
seseorang untuk menguasai atau
kualitas
mempengaruhi orang
ditandai
lain
atau
pemimpin
oleh
yang
sifat-sifat
masyarakat yang saling berbeda
kepribadian
menuju kepada pencapaian tujuan
memiliki
tertentu.
mampu menggunakan perilaku
Jadi
Kepemimpinan
yang
kuat,
kewibawaan,
dan
merupakan sifat-sifat yang harus
dan
dimiliki oleh seorang pemimpin
dengan
(Leader).
mempengaruhi orang lain.
Dengan
kepemimpinan
perilaku
demikian
adalah
b.
suatu
seorang
gaya
tepat
dalam
Hubungan interaksi antara dua
orang
dengan
kepemimpinan
atau
melibatkan
lebih
adanya
yang
seorang
menggunakan gaya kepemimpinan
pemimpin dengan orang-orang
yang
yang dipimpin.
dirancang
mempengaruhi
untuk
aktifitas
para
Oleh karena iu, seorang
anggota kelompok dalam mencapai
tujuan
bersama
manfaat
kepada
dan
memberi
individu
dan
(2011:252),
Kepemimpinan adalah ilmu dan
seni mempengaruhi orang atau
kelompok untuk bertindak seperti
yang diharapkan dalam rangka
mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
dan
kemampuan
menjalankan fungsi dan tugasnya
Definisi lain dikenukakan
Usman
jiwa
kepemimpinan sehingga mampu
organisasi.
oleh
pemimpin hendaknya mempunyai
untuk menggerakan, meyakinkan
dan memotivasi bawahan dalam
mencapai
tujuan
dikatakan
yang
bahwa
dapat
“proses
kepemimpinan
dipengaruhi
tiga
yaitu
faktor,
pengikut
dan
oleh
Pemimpin,
faktor
(Gitosudarmo, 2010:128).
situasi”
6
2.
Pendekatan
Dalam
Persoalan
utama
kepemimpinan
tiga pernyataan, yakni: “how one
becomes a leader, how leader
behaves, dan what makes the leader
Berdasarkan
ketiga
tersebut,
teori
kepemimpinan dapat dikaji melalui
tiga
macam
pendekatan
yaitu
pendekatan pengaruh kewibawaan,
pendekatan
pendekatan
masing
perilaku
dan
situasional.
Masing-
pendekatan
tersebut
Pendekatan
Pengaruh
Kewibawaan
Pendekatan
memandang
ini
keberhasilan
kepemimpinan bersumber pada
kewibawaan
ata
yang
pada
ada
pemimpin.
kakuasaan
seorang
Wahjosumidjo
(2011:220-21)
bahwa
menyebutkan
sumber-sumber
kewibawaan atau kekuasaan
seorang pemimpin berasal dari
reward power, coersive power,
legitimate
power,
expert
power, dan referent power.
Pendekatan ini juga
menekankan sifat timbal balik,
proses saling mempengaruhi
dan
pentingnya
hubungan
(Wahjosumidjo,
2011:20).
1) Reward
power
atau
kekuasaan
imbalan
didasarkan
pada
kemampuan
seorang
pemimpin
memberikan
imbalan kepada bawahan
sehingga
bawahan
mengerjakan
mau
sesuatu
karena ingin memperoleh
penghargaan yang dimiliki
oleh pemimpin.
2) Coersive
power
atau
kekuasaan paksaan berarti
diuraikan berikut ini:
a.
dengan
menurut
Wahjosumidjo (2011:19) meliputi
pernyataan
pemimpin
bawahan
Kepemimpinan
effective”.
para
pertukaran
kerjasama
antara
kekuasaan
seorang
pemimpin
untuk
memaksakan bawahannya
mengerjakan sesuatu agar
dapat
terhindar
hukuman
yang
dari
dimiliki
oleh pemimpin.
3) Legitimate
power
kekuasaan
legitimasi
berarti
keluasaan
berasal
dari
dan
atau
jabatan
yang
kedudukan
seorang
pemimpin
yang
menyebabkan
bawahan
melakukan sesuatu karena
pemimpin
memiliki
kekuasaan untuk meminta
bawahan
menuruti
mematuhinya.
atau
7
4) Expert
Power
atau
perilaku”
ahli
yang
2011:23). Dengan sifat dan
kekuasaan
dimiliki
oleh
seorang
kewajiban
yang dimilikinya
pemimpin
sehingga
itulah
menyebabkan
bawahan
melakukan
seorang
pemimpin
proses
mengerjakan
sesuatu
kepemimpinan dalam berbagai
karena
percaya
cara sehingga akan membentuk
bahwa pemimpin tersebut
perilaku kepemimpinan yang
memiliki
efektif.
mereka
pengetahuan
khusus dan keahlian serta
mengetahui
apa
Dijelaskan
yang
5) Referent
bahwa
power
lebih
lanjut oleh Griffin (2006:353)
diperlukan.
atau
tujuan
perilaku
pendekatan
ini
dimaksudkan
kekuasaan referen berarti
untuk
menentukan
perilaku
kekuasaan yang berasal
yang
berkaitan
dengan
dari
kepemimpinan
sifat
seorang
permimpin
mempunyai
tertentu
daya
atau
efektif
pemimpin
maka
seorang
tarik
perilaku tersebut akan efektif
pula pada situasi manapun.
yang
menyebabkan
yang
yang
charisma
tertentu
Pendekatan
perilaku
bawahan
menekankan pula pada dua
melakukan sesuatu karena
gaya kepemimpinan yaitu gaya
mereka
kepemimpinan
berorientasi
terhadap pemimpin atau
tugas
berorientasi
membutuhkan
untuk
karyawan
menerima restu pemimpin,
2011:45).
merasa
kagum
dan mau berperilaku pula
seperti
c.
Pendekatan Perilaku
Pendekatan
dan
(Soekarso
Teori ini memandang
bahwa
efektivitas
kepemimpinan
perilaku
dkk,
Pendekatan Situasional
pemimpin
(Wahjosumidjo, 2011: 21).
b.
(Wahjosumidjo,
ditentukan
tidak
oleh
hanya
perilaku
menekankan pada penggunaan
kepemimpinan tetapi juga oleh
acuan
dan
situasi yang ada,. pengertian
yang
situasi meliputi waktu, tuntutan
sifat
pribadi
kewibawaan
digambarkan ke dalam istilah
pekerjaan,
“pola
manager
kemampuan
aktivitas”
peranan
bawahan,
atau
kategori
teman sekerja, kemampuan dan
“
para
pimpinan,
8
harapan
bawahan,
organisasi
dan
tujuan
harapan
bawahan.
menggunakan
gaya
kepemimpinan
yang
berorientasi pada tugas.
Menurut Gitosudarmo
Teori
siklus
hidup
(2010:139) faktor situasional
dikemukakan oleh Hersey dan
meliputi
karakteristik
Blancard dalam Gitosudarmo
manajerial,
karakteristik
(2010:163).
bawahan, struktur kelompok
Mereka
berpendapat bahwa:
“ Gaya
dan sifat tugas, dan faktorfaktor organisasi.
kepemimpinan yang
Berdasarkan
faktor-
efektif
bervariasi
faktor situasi tersebut timbul
berdasarkan
beberapa teori kepemimpinan
kematangan
situasional
bawahan.
yakni
teori
kontingensi, teori jalur tujuan,
Kematangan
teori normative dan teori siklus
bawahan
hidup.
kesediaan bawahan
Teori
kontingensi
adalah
dalam
menerima
menurut Soekarso (2011:127),
tanggung
yang menyatakan bahwa dasar
kemampuan
teori
pengalaman dalam
kepemimpinan
kontingensi
adalah
bahwa
jawab,
dan
penyelesaian
prestasi kelompok yang tinggi
tugasnya,
serta
tergantung pada interaksi gaya
motivasi
akan
kepemimpinan
prestasi bawahan”.
dan
kadar
jumlah sejauh mana situasinya
menguntungkan
atau
Selanjutnya
tidak.
Gitosudarmo
Dikatakan pula bahwa tiga
mengemukakan
faktor situasional itu meliputi
struktur
tugas
kelompok
dan
hubungan
suasana
bawahan,
tinggi,
menurut perkembangan dan
apabila
diterima
kematangan bawahan.
oleh
tugas
berstruktur
memiliki
kekuasaan
posisi yang yang kuat, dan
manajer
berjalan melalui empat tahap
posisi. Faktor situasi dikatakan
pemimpin
antara
bahwa
(pemimpin) dengan bawahan
kekuasaan
menguntungkan
(2010:164)
3.
Proses Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah
proses, bukan orang. “Proses dalam
9
kepemimpinan meliputi tiga faktor
organisasi. Dalam kepemimpinan
yaitu
seorang
pemimpin
mengembangkan
organisasi
2010:128). Proses yang dimaksud
berdasarkan
dorongan
adalah
antara
kepercayaan dan bekerja atas dasar
pemimpin yang dipengaruhi oleh
empati dan perhatian. Sedangkan
kualitas,
gaya
dalam manajemen seorang manajer
dengan
pengikut
memelihara organisasi berdasarkan
yang disertai dengan
motivasi,
pada pengawasan dan bekerja atas
pemimpin,
faktor
pengikut
situasi”
proses
(Gitosudarmo,
interaksi
perilaku
kepemimpinan
harapan,
dan
kepentingan
kematangan
menerima
dan
pengikut
setiap
bimbingan
dan
dalam
perintah
dasar penerapan emosional.
4.
Tipe-tipe Kepemimpinan
atau
Tipe
kepemimpinan
dalam
timbul karena perbedaan kekuatan
organisasi.
sifat dan pribadi seorang pemimpin
Hubungan interaksi ini dipengaruhi
serta pengaruh faktor situasional.
pula oleh faktor situasi seperti
Faktor
situasi struktur tugas, iklim kerja,
karakteristik
dan
karakteristik
mencapai
pemimpin
pada
tujuan
nilai-nilai
atau
budaya
organisasi.
situasional
itu
berupa
manajerial,
bawahan,
faktor
kelompok dan factor organisasi.
Proses
kepemimpinan
Oleh
karena
itu,
berdasarkan
sifat,
pengaruh
yang baik akan menghasilkan dan
pendekatan
meningkatkan
kewibawaan, perilaku dan faktor
produktifitas,
kepuasan dan moral kerja pengikut
situasional
yang tinggi. Dessler (2007:13-14)
kepemimpinan.
mengatakan bahwa kepemimpinan
berhubungan
dengan
pengarahan
manajemen
dan
dikenal
tipe-tipe
Berdasarkan
pendekatan
misi,
sifat dan pengaruh kewibawaan
inspirasi,
dikenal adanya tipe kepemimpinan
menyangkut
pada
kharismatik,
transformasional,
pengaturan, pelaksanaan rencana
otoriter,
kegiatan, tercapainya sesuatu dan
demokratis. Sedangkan berdasarkan
bekerja
perilaku
secara
efektif
dengan
seseorang.
Dessler
leissez
juga
dan
kepemimpinan
hubungannya
(2007:17)
faire,
dengan
faktor
situasional terutama karakteristik
membedakan antara kepemimpinan
bawahan
dengan manajemen. Kepemimpinan
kematangan bawahan dikenal juga
berhubungan dengan pembentukan
tipe
dan
pemeliharaan
struktur
yang
berupa
kepemimpinan
tingkat
direktif,
10
konsultatif,
5.
partisipatif
dan
sehingga membangkitkan motivasi,
delegatif.
dan
Konsep Kepemimpinan Kepala
mengembangkan
Sekolah
kepemimpinan yang tepat.
Kepemimpinan
kemampuan
kepala
dalam
gaya-gaya
Berdasarkan
pengertian
sekolah adalah cara atau usaha
diatas, maka kepemimpinan kepala
kepala
sekolah
sekolah
mempengaruhi,
membimbing,
dalam
mendorong,
mengarahkan
yang
dimaksud
dalam
penelitian ini adalah kemampuan
dan
kepala sekolah menjalankan fungsi
menggerakkan guru, staff, siswa,
dan tugasnya selaku pemimpin
orang tua siswa dan pihak lain yang
yang
terkait
untuk
didukung
oleh
kualitas
Fungsi
kepala
bekerja
guna
kepemimpinan.
yang
telah
sekolah selaku pemimpin meliputi
lain
fungsi-fungsi yang berhubungan
bagaimana cara kepala sekolah
dengan: tujuan yang akan dicapai;
untuk membuat orang lain bekerja
pengarahan
untuk mencapai tujuan sekolah.
kegiatan; dan penciptaan iklim
mencapai
tujuan
ditetapkan.
Dengan
kata
Kepemimpinan
sekolah
juga
kepala
merupakan
pelaksanaan
setiap
kerja.
suatu
Fungsi
pertama
kemampuan dan kesiapan kepala
mengimplikasikan bahwa kepala
sekolah
sekolah
untuk
membimbing,
mempengaruhi,
mengarahkan
dan
berusaha
kelompok
membantu
(bawahan)
untuk
menggerakkan staff sekolah agar
memikirkan,
dapat bekerja secara efektif dalam
merumuskan tujuan. Fungsi kedua
rangka mencapai tujuan pendidikan
mengisyaratkan
dan
sekolah
berhubungan
aktivitas
manajerial
pengajaran
yang
telah
ditetapkan.
Burhanuddin
(2004:74)
dalam
memilih
bahwa
rangka
dan
kepala
dengan
pemimpin
menggerakkan
menyimpulkan bahwa kemampuan
kelompok
yang dimaksud terdiri atas empat
tuntutan organisasi. Fungsi ketiga
unsur, yaitu: otoritas atau kekuatan
berarti kepala sekolah hendaknya
pemimpin,
dalam
mampu membuat iklim kerja yang
tenaga
kondusif
kemampuan
menyatupadukan
sumber
manusia
memiliki
yang
daya
untuk
membangkitkan
memenuhi
agar
semangat
dapat
kerja
motivasi yang bervariasi setiap
kepada siapa saja yang terlibat
waktu dan situasi, kemampuan
dalam proses kerja sama sehingga
dalam mengembangkan iklim kerja
meningkatkan produktivitas kerja
11
dan memperoleh kepuasan kerja
ada.
melalui
gaya
kepala
tepat
manajerial diukur dari peran yang
penggunaan
kepemimpinan
6.
yang
Sedangkan
kepemimpinan
sekolah
dalam
dimensi
(Burhanuddin, 2004:67).
disandangnya,
Kepemimpinan Kepala Sekolah
kemampuan yang diperoleh untuk
dalam Tugas dan fungsinya
melaksanakan peran tersebut dan
Kepemimpinan
Kepala
usaha
bakat
yang
dan
dicurahkan
untuk
Sekolah adalah hasil kerja yang
mewujudkan bakat dan kemampuan
telah dicapai oleh seseorang atau
dalam peran yang dipegangnya
kelompok orang dalam organisasi
(Mulyasa, 2004:83).
sesuai
dengan
tanggung
wewenang
jawab
dalam rangka
organisasi.
dan
masing-masing
mencapai tujuan
Wewenang
tanggung
yang
dalam
bentuk
pelaksanaan fungsi dan tugas yang
harus dijalankan.
Kinerja
seseorang
dipengaruhi oleh sifat individu dan
sifat
pekerjaan.
Sifat
individu
meliputi kemampuan dasar, bakat
kepribadian, motivasi, dan harapan
tinggi. Sifat pekerjaan ditandai
dengan bentuk dan struktur tugas
yang
jelas.
Oleh
karena
pemahaman akan tugas dengan
maka
semakin
dapat
melaksanakan
pekerjaan
dengan
Istilah
prestasi
kinerja
kerja
pengalihbahasaan
atau
merupakan
dari
kata
Performance.
Menurut
Mangkunegara
(2005:9)
menjelaskan bahwa kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas
yang
seseorang
karyawan
melaksanakan
dengan
dicapai
dalam
tugasnya
tanggung
oleh
sesuai
jawab
yang
diberikan.
Nawawi
(2013:234)
menyatakan bahwakinerja adalah
hasil pelaksanaan suatu pekerjaan,
baik bersifat fisik/material maupun
non fisik/non material. Sedangkan
Sianipar (2005:1) mendefinisikan
benar.
Kepemimpinan
sekolah
Definisi Kinerja
itu,
semakin kuat sifat individu dan
jelas
1.
dan
jawab
dimanifestasikan
B. Kinerja
selaku
kepala
pemimpin
dipengaruhi oleh factor kualitas
kepemimpinan,
kinerja
factor pengikut dan situasi yang
berikut
kinerja
adalah tingkat pencapaian hasil atas
pelaksanaan tugas tertentu
Lebih
fleksibilitas
perilaku gaya kepemimpinan serta
sebagai
(2005:3)
lanjut
mengartikan
Sianipar
kinerja
individu sebagai tingkat pencapaian
12
2.
atau hasil kerja seseorang dari
mempersiapkan
sasaran yang harus dicapai atau
kualitas masa depan bangsa.
tugas
Walaupun berat tantangan dan
yang
harus
dilaksanakan
generasi
dalam kurun waktu tertentu.
rintangan yang dihadapi dalam
Kompetensi Guru
pelaksanaan
Menurut Usman (2011:37)
standar
Kompetensi
tetap
Guru
dalam
seorang guru.
kompetensi utama, yaitu:
Pendidikan
Kompetensi Pedagogik
adalah
proses yang direncanakan agar
Kompetensi
semua
berkembang
pedagogik yaitu kemampuan
proses
pembelajaran.
yang
guru
sebagai pendidik harus dapat
berkenaan dengan karakteristik
mempengaruhi siswa kearah
siswa dilihat dari berbagai
proses situasi sesuai dengan
aspek sepeti moral, emosional
tata nilai yang dianggap baik
dan intelektual.
dan berlaku dalam masyarakat.
harus
dimiliki
Hal
tersebut
c.
melalui
Guru
Kompetensi Sosial
berimplikasi bahwa seorang
Guru
di
masyarakat
teori belajar dan prinsip-prinsip
merupakan panutan yang perlu
belajar karena siswa memiliki
dicontoh dan merupakan suri
karakter, sifat dan interest yang
tauladan dalam kehidupannya
berbeda.Berkenaan
sehari-hari.
dengan
Guru
siswa
perlu
memilki
kemampuan
sosial
seorang guru harus mampu
dengan
masyarakat,
dalam
mengembangkan
kurikulum
rangka
pelaksanaan
proses
tingkat
pendidikan
pembelajaran
satuan
kurikulum,
dan
mata
guru harus mampu menguasai
pelaksanaan
masing-masing
b.
tegar
harus
melaksanakan tugas sebagai
dikembangkan secara utuh dari 4
a.
tugasnya
dan
yang
Dengan
efektif.
dimilikinya
disesuaikan dengan kebutuhan
kemampuan tersebut, otomatis
lokal.
hubungan
sekolah
dengan
Kompetensi Kepribadian
masyarakat
akan
berjalan
Pelaksanaan
tugas
dengan lancar, sehingga jika
sebagai guru harus didukung
ada keperluan dengan orang
oleh suatu persaan bangga
tua siswa, para guru tidak akan
akan tugas yang dipercayakan
mendapat kesulitan.
kepadanya
untuk
13
d.
Kompetensi Professional
secara individual tentang mutu hasil
Kompetensi
pekerjaannya dipandang dari sudut
Profesional yaitu kemampuan
kepentingan organisasi.
yang harus dimiliki guru dalam
Sianipar
(2005:1112)
perencanan dan pelaksanaan
menyatakan bahwa evaluasi kinerja
proses
Guru
merupakan
untuk
memaksimalkan dan mengevaluasi
pembelajaran.
mempunyai
tugas
proses
mengarahkan kegiatan belajar
kinerja
perorangan.
siswa untuk mencapai tujuan
adalah
jawaban
pembelajaran, untuk itu guru
pertanyaan
dituntut
baiknyakah
mampu
menyampaikan
bahan
disajikan.
tentang
sederhana.
sebuah
Seberapa
kinerja
seorang
Penilaian kinerja menurut
yang
Nawawi (2013:234) yaitu proses
diri
pengamatan (observasi) terhadap
diusahakan
pelaksanaan pekerjaan oleh seorang
Persiapan
materi
bagi
ini
tertentu.
mengupdate, dan menguasai
pelajaran
Proses
karyawan selama jangka waktu
pelajaran/ guru harus selalu
materi
untuk
dengan jalan mencari informasi
pekerja.
melalui
(pengamatan)
berbagai
sumber
Dari
hasil
observasi
itu
dilakukan
seperti membaca buku-buku
pengukuran yang dinyatakan dalam
terbaru,
mengakses
bentuk
internet,
selalu
dari
mengikuti
penetapan
mengenai
perkembangan dan kemajuan
keputusan
keberhasilan
atau
kegagalan dalam bekerja.
terakhir tentang materi yang
disajikan.
3.
METODE PENELITIAN
Penilaian Kinerja Guru
1.
Jenis Penelitian
Untuk mengetahui kinerja
Rancangan
penelitian
pegawai di dalam melaksanakan
merupakan keseluruhan prosedur
tugas-tugas
perencanaan,
yang
diembannya,
dan
maka dilakukan penilaian kinerja
penelitian
terhadap pegawai tersebut.
prosedur pengumpulan data dan
Prawirosentono
yang
pelaksanaan
meliputi
pengolahan
data
(2010:216) mengartikan penilaian
ditentukan.
Dalam
kinerja sebagai proses penilaian
suatu penelitian, seorang peneliti
hasil kerja yang akan digunakan
harus
pihak manajemen untuk memberi
penelitian yang disesuaikan dengan
informasi kepada para karyawan
jenis dan tujuan penelitian. Sesuai
menyusun
yang
pula
telah
pelaksanaan
rancangan
14
dengan tujuan penelitian dan sifat
pengumpulan
masalah yang akan diteliti, maka
hipotesis, dan terakhir kesimpulan.
penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif
data,
pengujian
Penelitian ini mencari data
dengan
empirik yang sistematik dan dalam
metode penelitian deskriptif.
penelitian ini peneliti tidak dapat
Metode kuantitatif adalah
mengontrol
langsung
variabel
salah satu metode penelitian yang
bebas karena peristiwanya telah
variabelnya
data
terjadi dan menurut sifatnya tidak
kuantitatif atau data yang berbentuk
dapat dimanipulasi. Penelitian ini
angka atau numerikal yang diolah
menempatkan
dengan metoda statistika (Azwar,
kepemimpinan
2013:5).
terhadap kinerja guru di SMA
menghasilkan
Sedangkan
metode
deskriptif
adalah
penelitian
penelitian mendalam mengenai unit
sosial
tertentu,
yang
pengaruh
Kepala
Sekolah
Negeri 4 Tanjungpinang..
2.
Lokasi Penelitian
hasilnya
Penelitian ini dilaksanakan
merupakan gambaran yang lengkap
di Sekolah Menengah Atas Negeri
dan terorganisasi mengenai unit
4 Tanjungpinang dengan alasan:
tersebut (Suryabrata, 2012:24).
a.
Prasetyo
mengemukakan
kuantitatif
Sekolah
Menengah
(2008:42)
Negeri
pengertian
merupakan salah satu sekolah
sebagai
sekolah yang ada di Kota
deskriptif
berikut:
4
Atas
Tanjungpinang
Tanjungpinang yang memiliki
“Penelitian
kuantitatif
jumlah peserta didik, pendidik
deskriptif adalah penelitian yang
dan tenaga kependidikan yang
dilakukan
untuk
cukup banyak.
gambaran
yang
lebih
mengenai
suatu
gejala
atau
masyarakat
hasil
akhir
dari
Tanjungpinang
fenomena,
penelitian
ini
memberikan
biasanya
detail
b.
berupa
Adanya
tuntutan
dari
Kota
untuk
meningkatkan
kualitas
tipologi atau pola-pola mengenai
pembelajaran di SMA Negeri 4
fenomena yang sedang dibahas”.
Tanjungpinang.
c.
Menurut
(2006:105)
metode
Irawan
penelitian
kuantitatif tersebut menggunakan
pola
berpikir
dengan
deduktif
pengamatan,
dimulai
hipotesis,
Skala prioritas pembangunan
Pemerintah
Kota
Tanjungpinang
menciptakan
dalam
guru
yang
professional melalui aktualisasi
manajemen Kepala
Sekolah
15
3.
yang bersih, transparan dan
kuesioner ini dijadikan sebagai
akuntabel.
sumber informasi utama
melakukan analisis hasil penelitian
Populasi dan Sampel
Populasi memiliki peran
yang
penting
penelitian.
untuk
salam
Populasi
Adapun alat pengumpulan
sebuah
data dalam penelitian ini adalah
adalah
angket.
keseluruhan objek penelitian yang
b.
Observasi
dapat terdiri dari manusia, benda,
Sugiyono
(2008:166)
hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes,
mengemukakan bahwa:
“ Observasi
atau peristiwa, sebagai sumber data
yang memiliki karakteristik tertentu
merupakan
suatu
(Wasito, 2012:49).
proses
yang
kompleks,
suatu
(2010:220) menambahkan bahwa
proses
yang
populasi
sejumlah
tersusun
dari
setidaknya
pelbagai
proses
mempunyai satu atau lebih ciri-ciri
biologis
dan
atau sifat yang sama. Populasi pada
psikhologis.
Dua
penelitian ini adalah seluruh guru
diantaranya
yang
SMA Negeri 4
terpenting
Lebih
lanjut,
merupakan
individu
yang
Hadi
Tanjungpinang
adalah
dengan ketentuan guru tersebut
proses-proses
berstatus Pegawai Negeri Sipil
pengamatan
(PNS) dan telah memiliki masa
ingatan”.
dan
kerja minimal 1 tahun. Populasi
Observasi
dalam penelitian ini sebanyak 39
peneliti
orang.
tidak
penelitian ini antara lain:
dan
hanya
Alat yang digunakan adalah
Kuesioner adalah teknik
daftar check list.
pengumpulan data dengan cara
menyebarkan angket yang berisi
c.
Dokumentasi
Metode
daftar pertanyaan atau pernyataan
diisi
oleh
para
responden. Informasi atau data
yang
terlibat
sebagai pengamat independen.
Kuesioner
harus
dalam
nonpartisipan, dimana peneliti
yang digunakan oleh peneliti dalam
yang
lakukan
penelitian ini ialah observasi
Metode pengumpulan data
a.
yang
diperoleh
dari
jawaban
adalah
salah
pengumpulan
dokumenter
satu
data
metode
yang
digunakan dalam metodologi
16
penelitian
social
(Bungin,
mereka
pun
dapat
melaksanakan
2009:144). Sebagian besar data
kewajibannya sebagai seorang ibu rumah
yang tersedia adalah berbentuk
tangga disebabkan jam kerja guru yang tidak
surat-surat,
terlampau padat seperti jam kerja karyawan.
catatan
harian,
kenang-kenanganan,
laporan
dan sebagainya.
Responden
berpendidikan
Diploma III sebanyak 2 orang (5.13%), S1
Pada penelitian ini teknik
sebanyak 36 orang (92.31%) serta S.2
yang pengambilan sampel yang
sebanyak
digunakan
pendidikan
adalah
yang
purposive
1
orang
(2.56%).
Tingkat
paling
banyak
responden
sampling. Penentuan sumber data
berpendidikan S1, dikarenakan syarat utama
pada orang yang diwawancarai
seorang guru yaitu minimal setara dengan
dilakukan secara purposive, yaitu
S1. Sedangkan guru yang latar belakang
dipilih dengan pertimbangan dan
pendidikan selain itu merupakan guru senior
tujuan
yang telah mengabdi lebih dari 25 tahun.
tertentu.
Arikunto
(2010:182) mengatakan : Purposive
sampel
atau
sampel
bertujuan
Responden yang berpangkat/gol.
Penata
Muda/III.a
sebanyak
1
orang
dilakukan dengan cara mengambil
(2.56%), Penata Muda TK.I/III.b sebanyak 8
subjek bukan di dasarkan atas
orang (20.51%), Penata/III.c sebanyak 10
strata, random atau daerah tetapi
orang (25.64%), Penata TK.I/III.d sebanyak
didasarkan atas tujuan tertentu.
2 orang atau 5.13% serta Pembina/IV.a
sebanyak
PEMBAHASAN
Karakteristik
Responden
18
orang
atau
46.15%.
Pangkat/Golongan responden paling banyak
Karakteristik responden diketahui bahwa
berpangkat
Pembina/IV.a,
prosentase responden laki-laki sebanyak 11
responden
kebanyakan
orang atau 28.21%, sedangkan responden
sebagai guru berlatar belakang pendidikan
perempuan sebanyak 28 orang atau 71.79%.
sarjana (S.1) dan merupakan guru senior
Jumlah responden perempuan lebih banyak
yang telah mengabdi lebih dari 25 tahun.
dibandingkan dengan jumlah responden
laki-laki.
Hal
ini
dikarenakan
dikarenakan
pengangkatan
Responden yang masa kerjanya
guru
kurang dari 5 tahun sebanyak 6 orang atau
perempuan lebih banyak daripada guru laki-
15.38%, 6 s.d. 15 tahun sebanyak 9 orang
laki di SMA Negeri 4 Tanjungpinang. Selain
atau 23.08%, 16 s.d. 25 tahun sebanyak 7
itu pun kaum perempuan lebih condong
orang atau 17.95%, 26 s.d. 35 tahun
terhadap dunia pendidikan, bukan berarti
sebanyak 14 orang atau 35.89% serta yang
kaum laki-laki mengabaikan pendidikan,
bekerja lebih dari 35 tahun sebanyak 3 orang
tetapi dalam pekerjaan sebagai seorang guru,
atau 7.69%. Masa kerja responden paling
perempuan lah yang lebih banyak menjadi
banyak antara 25 tahun s.d. 35 tahun,
guru. Karena selain mereka dapat bekerja,
dikarenakan responden termasuk guru senior
17
dan tidak pernah mendapat mutasi sejak
nilai-nilai demokrasi akan dengan baik
pengangkatan jadi guru.
berkembang di sekolah,
Responden yang mengajar mata
Tanggapan responden atas kepala
pelajaran kimia sebanyak 4 orang atau
sekolah memiliki kepribadian yang kuat
10.26%, PPKn sebanyak 2 orang atau
adalah sebanyak 7 responden atau 17.4%
5.13%, Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
menjawab sangat baik, 10 responden atau
sebanyak 3 orang atau 7.69%, Bahasa
26.1% menjawab baik, 9 responden atau
Indonesia sebanyak 4 orang atau 10.26%,
24.6% menjawab cukup baik, 6 responden
Sosiologi sebanyak 2 orang atau 5.13%,
atau 14.5% menjawab kurang baik serta 7
Pendidikan
dan
responden atau 17.4% menjawab tidak baik.
Kesehatan sebanyak 2 orang atau 5.13%,
Dengan demikian, responden mayoritas
Bimbingan dan Konseling sebanyak 2 orang
menjawab baik. Artinya kepala sekolah
atau 5.13%, Bahasa Inggris sebanyak 4
menilai tingkat kualitas
Kepemimpinan
orang atau 10.26%, Matematika sebanyak 3
Kepala
bersikap
orang atau 7.69%, Biologi sebanyak 2 orang
karenanya sikap keteladanan harus dimiliki
atau 5.13%, Sejarah Indonesia sebanyak 2
oleh
orang atau 5.13%, Ekonomi sebanyak 3
menggunakan pengaruhnya tersebut untuk
orang atau 7.69%, Seni Budaya, Geografi
meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 4
dan fisika masing-masing sebanyak 2 orang
Tanjungpinang.
atau
Jasmani,
5.13%.
responden
Olahraga
kepala
dalam
sekolah
agar
baik,
dapat
banyak
Tanggapan responden atas Kepala
mengajar Kimia, Bahasa Inggris dan Bahasa
Sekolah memiliki kredibilitas tinggi sebagai
Indonesia
sumber informasi dan nasehat adalah 12
disebabkan
paling
sekolah
mata
pelajaran
tersebut dipelajari di jurusan IPA dan IPS.
responden atau 30.4% menjawab sangat
Responden atas tingkat keaktifan
berkoordinasi, 11 responden atau 27.5%
kepala sekolah dalam mengambil keputusan
menjawab berkoordinasi, 14 responden atau
dengan tepat dan bijaksana adalah sebanyak
34.8% menjawab cukup berkoordinasi serta
15 responden atau 39.1 % menjawab sangat
2 responden atau 7.2% menjawab kurang
aktif, 7 responden atau 18.8 % menjawab
berkoordinasi. Dari data tersebut diketahui
aktif, 9 responden atau 21.7 % menjawab
bahwa
cukup aktif, 4 responden atau 10.1 %
cukup berkoordinasi artinya kepala sekolah
menjawab kurang aktif dan 4 responden atau
cukup kredibel dalam melakukan koordinasi
10.1 % menjawab tidak aktif. Dengan
tentang pelaksanaan tugas dan penyampaian
demikian, responden mayoritas menjawab
informasi kedinasan. Dengan hal tersebut
sangat aktif. Artinya kepala sekolah sangat
maka
aktif dalam melibatkan semua personil untuk
meminimalisir terjadinya miss komunikasi.
mengambil sebuah keputusan. Sehingga
mayoritas
komunikasi
Tanggapan
responden
akan
menjawab
lancar
responden
dan
atas
kemampuan kepala sekolah merumuskan
18
visi dan misi, tujuan dan sasaran sekolah
kurang baik serta 2 responden atau 4.3%
adalah sebanyak 12 responden atau 30.4%
menjawab tidak baik. Dari data tersebut
menjawab sangat jelas, 10 responden atau
diketahui mayoritas responden menjawab
26.1% menjawab jelas, 8 responden atau
cukup baik artinya Kepala sekolah berada
21.7% menjawab cukup jelas, 8 responden
pada level cukup baik dalam pelaksanaan
atau 20.3% menjawab kurang jelas serta 1
visi dan misi, karenanya masih perlu
responden atau 1.4% tidak jelas. Dari data
ditingkatkan
tersebut
dilaksanakan oleh guru dalam mencapai
diketahui
bahwa
mayoritas
responden menjawab sangat jelas artinya
Kepala
sekolah
yang
harus
tujuan sekolah.
Tanggapan responden atas kualitas
merumuskan visi dan misi sekolah. Dengan
ketegasan kepala sekolah terhadap guru
kejelasan tersebut, maka guru dan pegawai
dalam
akan memiliki tingkat pemahaman yang
responden atau 23.2 % menjawab sangat
tinggi
tegas, 16 responden atau 42% menjawab
apa
jelas
apa-apa
dalam
tentang
sangat
lagi
yang
seharusnya
dikerjakan
melaksanakan
tugas
adalah
9
tegas, 7 responden atau 17.4% menjawab
Tanggapan
responden
atas
tegas, 6 responden atau 14.5% menjawab
ketegasan kepala sekolah mensosialisasikan
kurang tegas serta 1 responden ata 1.9%
visi, misi, tujuan sekolah adalah sebanyak 2
menjawab tidak tegas. Dari data tersebut
responden atau 4.3% menjawab sangat
diketahui mayoritas responden tegas artinya
tegas, 6 responden atau 15.9% menjawab
pola kepemimpinan kepala sekolah yang
tegas, 20 responden atau 52.2% menjawab
menjamin pelaksanaan job deskripsi yang
cukup tegas, 2 responden atau 4.3%
jelas di antara sesama guru dan pegawai.
menjawab kurang tegas serta 9 responden
Sehingga dengan kejelasan beban pekerjaan
atau 23.2% menjawab tidak tegas. Dari data
akan melancarkan setiap guru dan pegawai
tersebut
dalam
diketahui
bahwa
mayoritas
responden menjawab cukup tegas artinya
Kepala
sekolah
cukup
tegas
dalam
melaksanakan
tugasnya
masing-
masing.
Tanggapan responden atas kualitas
mensosialisasikan visi dan misi. Diharapkan
ketegasan
dengan
pelaksanaan tata tertib sekolah adalah
ketegasan
tersebut
tingkat
kedisiplinan guru akan meningkat.
Tanggapan
responden
sebanyak
kepala
16
sekolah
responden
atau
terhadap
14.5%
atas
menjawab sangat tegas, 18 responden atau
kemampuan kepala sekolah melaksanakan
46.4% menjawab tegas, 13 responden atau
visi dan misi sekolah adalah 8 responden
33.3% menjawab cukup tegas, 1 responden
atau 21.7% menjawab sangat baik, 10
atau 2.9% menjawab kurang tegas serta 1
responden atau 24.6% menjawab baik, 15
responden atau 2.9% menjawab tidak tegas.
responden atau 39.1% menjawab cukup
Dari data tersebut diketahui bahwa respon
baik, 4 responden atau 10.1% menjawab
mayoritas menjawab tegas artinya Kepala
19
sekolah tegas dalam memberikan sanksi dan
namun hal ini perlu ditingkatkan menjadi
teguran terhadap staf TU dan siswa yang
lebih baik.
melanggar peraturan sekolah Diharapkan
dengan
ketegasan
tersebut
tingkat
Tanggapan
responden
atas
kemampuan kepala sekolah menggerakkan
kedisiplinan staf TU dan siswa akan
guru
meningkat.
program sekolah adalah 7 responden atau
Tanggapan responden atas kualitas
kemampuan
kepala
turut
serta
melaksanakan
17.4% menjawab sangat baik, 13 responden
dalam
atau 33.3% menjawab baik, 14 responden
memberikan reward dan sanksi sebagai
atau 36.2% menjawab cukup baik, 1
sarana pemberdayaan guru adalah sebanyak
responden atau 2.9% menjawab kurang baik
7 responden atau 18.8% menjawab sangat
serta 4 responden atau 10.1% menjawab
mampu, 10 responden atau 24.6% menjawab
tidak baik. Dari data tersebut diketahui
mampu, 15 responden atau 37.7% menjawab
bahwa
cukup mampu, 4 responden atau 10.1%
cukup baik artinya kepala sekolah cukup
menjawab kurang mampu, serta 3 responden
baik dalam menggerakkan guru untuk turut
atau 8.7% menjawab tidak mampu. Dari
serta dalam melaksanakan program sekolah,
data tersebut diketahui bahwa mayoritas
hal ini harus ditingkatkan terus karena
responden menjawab cukup mampu artinya
merupakan
kepala
meningkatkan kinerja guru.
sekolah
sekolah
untuk
cukup
mampu
dalam
mayoritas
responden
daya
menjawab
dorong
untuk
memberikan reward dan sangsi sebagai
Tanggapan responden atas kualitas
sarana untuk memberdayakan guru, hal ini
jaminan kepala sekolah terhadap keamanan
harus lebih ditingkatkan agar dapat memacu
dalam bekerja adalah 7 responden atau
kinerja guru.
18.8% menjawab sangat menjamin, 11
Mengenai
responden
responden atau 29.0% menjawab menjamin,
atas kemampuan kepala sekolah memberi
14 responden atau 38.4% menjawab cukup
contoh kepada guru dalam melaksanakan
menjamin,
program sekolah adalah 2 responden atau
menjawab kurang menjamin, 2 responden
4.3%
atau 5.8% menjawab tidak menjamin. Dari
menjawab
tanggapan
sangat
mampu,
11
5
atau
11.6%
responden atau 27.5% menjawab mampu, 17
data
responden atau 43.5% menjawab cukup
mayoritas
mampu, 7 responden atau 17.4% menjawab
menjamin artinya kepala sekolah cukup
kurang mampu serta 3 responden atau 7.2%
menjamin
menjawab tidak mampu. Dari data tersebut
ketenangan guru dalam bekerja. Sehingga
diketahui
para guru akan merasa aman dan nyaman
bahwa
mayoritas
responden
tersebut
responden
menjawab cukup mampu artinya kepala
dalam
sekolah cukup mampu member contoh pada
sekolah.
guru dalam melaksanakan program sekolah,
dapat
diketahui
bahwa
responden
menjawab
cukup
terhadap
melaksanakan
keamanan
tugas-tugasnya
dan
di
20
Kemampuan Kepala sekolah dalam
Transformasi
visi
dan
misi,
memotivasi guru agar melaksanakan tugas
Pemberdayaan,
sesuai dengan bidangnya masing-masing
Motivasi,
Pengarahan
adalah 17 responden atau 43.5% menjawab
Bimbingan
serta
sangat baik, 7 responden atau 18.8%
komitnen tergolong sangat tinggi.
menjawab baik, 8 responden atau 20.3%
3.
Pengaruh
Mobilisasi,
dan
Pembentukan
kepemimpinan
kepala
menjawab cukup baik, 4 responden atau
sekolah terhadap kinerja guru di
10.1% menjawab kurang baik, 3 responden
SMA Negeri 4 Tanjungpinang yang
atau 7.2% menjawab tidak baik. Dari data
meliputi
tersebut
responden
kewibawaan, Transformasi visi dan
mayoritas menjawab sangat baik artinya
misi, Pemberdayaan, Mobilisasi,
kepala
Motivasi,
Pengarahan
memotivasi guru agar memiliki kinerja
Bimbingan
serta
terbaik, namun hal ini belum diimbangi oleh
komitnen tergolong tinggi.
diketahui
sekolah
bahwa
sangat
baik
dalam
keteladanan dari kepala sekolah sehingga
B.
Penggunaan
pengaruh
dan
Pembentukan
Saran
belum mampu memaksimalkan kinerja guru.
Sesuai dengan hasil penelitian,
pembahasan dan kesimpulan sebagai
akhir dari penulisan skripsi ini, penulis
KESIMPULAN DAN SARAN
merumuskan
A.
Kesimpulan
yang telah dikemukakan pada bab
maka
Kepemimpinan
terhadap
dapat
diambil
Negeri 4 Tanjunpinang.
1.
kepala
Kinerja
Guru
pemimpin
kepemimpinan
memberikan
tugas
atau
menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi
bekerja secara professional dan
sekolahnya
mempertimbangkan
tujuan
dengan
kondisi
psikologi setiap guru/pegawai yang
pendidikan pada umumnya.
dihadapinya.
Kinerja guru di SMA Negeri 4
yang
mengikuti
dengan bersikap secara bijak dalam
mempengaruhi perilaku guru agar
Tanjungpinang
pola
baik. Hal ini dapat dilakukan
diembannya secara baik serta dapat
2.
yang
dapat
manajemen berbasis sekolah secara
dapat
sesuai dengan tanggung jawab yang
mewujudkan
sekolah
mengimplementasikan
sangat
melaksanakan tugas dan fungsinya
dapat
Hendaknya kepala sekolah dalam
memimpin
sekolah
ditentukan oleh kepala sekolah
selaku
yang
meningkatkan Kinerja Guru di SMA
kesimpulan sebagai berikut.
1.
saran
merupakan implikasi lebih lanjut untuk
Dari pembahasan dan uraian
sebelumnya,
beberapa
meliputi
Penggunaan pengaruh kewibawaan,
2.
Dalam meningkatkan kinerja guru
hendaknya
kepala
sekolah
21
melakukan pembagian tugas sesuai
DAFTAR PUSTAKA
dengan tugas pokok dan fungsi
masing-masing
guru
harus
Ardhana, I Wayan, 2003, Metode Penelitian
Administrasi, Bandung : Alfabeta.
dilakukan secara terencana dan
terarah
serta
supervisi
dilakukan
proses
Atmodiwiro, Soebagyo. 2010. Manajemen
evaluasi
secara
Pendidikan Indonesia. Jakarta :
dan
berkala.
Ardadizya Jaya.
Hendaknya kepala sekolah dan guru
mampu
menjalin
relasi
dengan
Azwar,
S.
2013.
Metode
Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
baikagar dapat menwujudkan tujuan
sekolah.
Bungin,
Di antaranya, yaitu :
1.
Perlunya
untuk
menggali
dan
mengembangkan potensi diri yang
dimiliki para pegawai dalam penunjang
pelaksanaan kerja yang dilakukan.
Kegiatan sosial secara teratur dan
Burhan.
Penelitian
2009.
Metodologi
Kuantitatif.
Jakarta:
Kencana.
Burhanuddin, 2004. Analisis administras
imanajemen
dan
kepemimpinan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
terencana, hal ini di tunjukan untuk
meningkatkan
kerjasama
dan
komunikasi
kerja,
kekompakan
kerja
Danim, S. 2006. Visi baru Manajemen
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
pegawai.
2.
Hendaknya pimpinan kantor lebih bijak
dalam
menyikapi
permasalahan
1994. Petunjuk Peningkatan Mutu
motivasi kerja pegawainya. Gunakan
Pendidikan
pendekatan dan perlakuan yang sama
Jakarta:
terhadap
Pendidikan Dasar dan menengah.
pegawai
yang
belum
termotivasi.
3.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pimpinan
Disekolah
Direktorat
Dasar.
Jendral
Devis, Keith dan Newton, Jhon W, 2004.
Kantor
BKP
Kelas
II
Tanjungpinang, yaitu secepatnya untuk
Perilaku
Dalam
Organisasi.
Erlangga Jakarta.
mengajukan tambahan pegawai untuk
membantu menyelesaikan pekerjaan
Dessler. 2007. Manajemen Sumber Daya
demi menjaga dan melindungi Negara
Manusia. Edisi Bahasa Indonesia
Kesatuan
Republik
Jilid 2. Jakarta: PT. Prenhallindo.
ancaman
penyakit
Indonesia
hewan
dari
maupun
tumbuhan yang berbahaya, khususnya
di Kepulauan Riau ini.
Djamarah, S.B. 2010. Guru dan Anak Didik
dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta.
22
Gibson. 2007. Organisasi dan Manajemen:
Perilaku,
Sruktur,
dan
Proses.
Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit
Kottler. 2008. Dasar-Dasar Kepemimpinan
Administrasi. Yogyakarta: UGM
Press.
Erlangga.
Kusmianto. 2013. Kinerja Kepala Sekolah
----------2010. Organisasi Perilaku Stuktur
Proses, Jakarta : Binarupa Aksara.
dan Pengawas dalam Membina
Kemampuan Mengajar Guru. Tesis.
Jakarta:
Griffin, Ricky W., 2006. Manajemen (3 ed).
Universitas
Pendidikan
Indonesia. (tidak diterbitkan)
Boston: Houghton Miffin Company
Lembaga
Gitosudarmo, Indrio dan Nyoman Sudiro,.
2010.
Perilaku
Keorganisasian,
Administrasi
Negara.
2012.
Pengawasan Fungsional. STIALAN. Jakarta.
BPFE, Yogyakarta
Mangkunegara, AA, Anwar Prabu. 2005.
Hadi, S. 2010. Statistik Jilid 2. Yogyakarta:
Andi Offset.
SDM. Bandung:Refika Aditama.
Hasibuan Malayu S.P. 2010. Manajemen
sumber Daya manusia. Jakarta :
Sinar Grafika
& Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu
Jakarta
Maruli, A. 2010. Wapres: Pendidikan
adalah Kunci Utama Kemajuan
Bangsa. www.antaranews.com.
Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif
Sosial.
Perencanaan dan Pengembangan
:
DIA
FISIP
Mulyasa, E, 2004, Menjadi Kepala Sekolah
Profesional.
Bandung:
RemajaRosda karya.
Universitas Indonesia.
Nana Sudjana. 2006. Dasar-dasar Proses
Belajar
Karweti, E. 2010. Pengaruh Kemampuan
Manajerial Kepala Sekolah dan
Faktor
yang
Mempengaruhi
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Guru SLB di Kabupaten Subang.
Mengajar.Bandung:
SinarBaru
Nasution,
2010.
Faktor-faktor
Mempengaruhi
Kinerja
yang
Guru.
sabrinafauza.wordpress.com
(Senin, 5 April 2010)
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.
11 No. 2. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Nawawi, Hadari. 2013. Kepemimpinan Yang
Efektif. Yogyakarta: Gadjah mada
University Press.
23
Northouse, P.G. 2007. The Leadership
Challenge. Jakarta: Erlangga.
Sedarmayanti. 2010. Sumber Daya Manusia
dan Produktifitas Kerja. Jakarta:
PT. Refika Aditama.
Nugroho
Susanto.
Penilaian
2013.
Pelaksanaan
Jabatan
Fungsional
Guru.
Bandung:
Sianipar. 2005. Perencanaan Peningkatan
Kinerja. Jakarta: LAN-RI.
UniversitasPendidikan Indonesia.
Siagian Sondang. 2009. Teori Motivasi dan
Notoadmodjo,
S.
2009.
Pengembangan
Aplikasinya. Jakarta:Rineka Cipta
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 2009.
Rineka Cipta.
Metode Penelitian Survai. Jakarta:
Ozuruoke, A.A., Ordu, P., and Abdulkarim,
LP3ES.
M.. 2011. Leadership Style and
Business
Educator’s
Job
Performance in Senior Secondary
Schools
in
Environment.
a
Changing
Journal
of
Educational and Social Research.
Nigeria
:
Secretarial
Departement
Education,
Slamet Akhmad., 2009. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Soekarso dkk. 2011. Teori Kepemimpinan.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
of
Federal
College of Education
Sudrajat, A. 2008. Kompetensi Guru dan
Peran
Kepala
Sekolah.
akhmadsudrajat.wordpress.com.
Posner and Kauzes. 2009. The Leadership
Challenge. Jakarta: Erlangga
Sugiyono.
2008.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Prasetyo, Bambang. Miftahul Jannah, Lina.
Bandung: Alfabeta
2008. Metode Penelitian Kuantitatif
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja
Grafindo.
Prawiro Sentono Sutadi,. 2010. Kebijakan
Suryabrata,
Sumadi.
2012.
Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
Thoha, Miftah. 2006. Kepemimpinan dalam
Kinerja karyawan, Yogyakarta :
Manajemen.
BPFE.
Grafindo Persada.
Sagala Syaiful. 2011. Memahami Organisasi
pendidikan, Bandung : Alfabeta
Sedler, Philip, 2007. Leadership. London:
Kogan Page.
Metodologi
Jakarta:
PT
Raja
Usman. 2011. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
24
Wahjosumidjo.
2011.
Kepemimpinan
Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali
Pers.
Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Bandung:Alfabeta
Wardiman Djoyonegoro, wawancara dalam
TPI tanggal 16 Agustus 2004.
Wasito, H. 2012. Pengantar Metodologi
Penelitian.
Jakarta:
Gramedia
Pustaka Utama.
Yuki,
Gary.
2010.
Leadership
in
Organization Saddle River New
Jersey: Prentice Hall,Inc.
DOKUMEN
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005 Guru
dan Dosen
Peraturan Pemerintah nomor 32 Tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan
Laporan
Bulanan
SMA
Negeri
Tanjungpinang, Maret 2015
Profil SMA Negeri 4 Tanjungpinang
4
Download